• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAGU-LAGU PERJUANGAN TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA PADA KELOMPOK EKSTRAKURIKULER PADUN SUARA DI SMA NEGERI 1 BLITAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAGU-LAGU PERJUANGAN TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA PADA KELOMPOK EKSTRAKURIKULER PADUN SUARA DI SMA NEGERI 1 BLITAR."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENGART'II

LAGU.LAGU

PERJUAIYGAII

TERHADAP

SIKAP

NASIONALISME

SISWA

PADA

KELOMPOK EKSTRAKT]RIKULER PAI}UAI{

SUARA

DI

SMA NEGE,RI T

BLITAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh'Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Gladia Yuanda Reksa

ITIM.

10208241018

JTIRUSAI\I

PEI{DIDIKAIY

SENI

MUSIK

FAKULTAS BAIIASA

DAFI SENI UNIVERSITAS NEGERI

YOGYAKARTA

(2)

#ffiffi#wtx*#tr*sr

.

pry b€qi€&LFww€e,xwawPs#:#@w*r

@

i@

Smffid$@@.ffi

iqffi&dm&w#*ffid;4'

&saf

J.e

f&f

ehhdb€qi$i

dnn

ffi

gffil&#-geie

YJ6

treg

m$6

ml&*ryil'

**nufuxr"pa

wlw@ffi

-[

$%o''

n#t[E

/'\v;

Jryianr*rynm" S. 9J1SJ1d 19e0fi3

rgffi;{*

Iffirff*r

g$ffi

ww

ffitr1

lfu"$#;A

?lsffi

(3)

rBX:GgSAilAH,

,$krip*

y'as,g, be$u6*]

"Rarigt

$

I*gwl,&gle

Ferf*$ttgw terlwdqp

Sikqp

Naei

Sigie.€.pce,Kej

li*rtr.ukur{fu*l,

P*fua{t8w,,ed{

I4A

ffs$r;',r

&taar

yang disusun oleh Gladia Yuanda Reksa

N{s{

ls,?ss*4lsl*

ini

telah 4ipeleha$fimft di

depn

Dewan Perrgr{ii

pdc

S

ffi,*beF

}ef6

dsn

dirya*

ItrJrl&

$iama

ItutuiYcgol#i

nrit*sru+lrsgi

eip$BWH*

fu" Kstl

@a*iKC

faxryWt

tr["w:re

1yfu'w

te{m'$

:/b,Wak**g" l"g

0ld:ob€r,I0t6

rs;k$11$s.&h*$e

e&

s*i

i

&x&rsrd,MA

111

(4)

PERIYYATAAI{

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama

NIM

hogram Studi Fakultas

Gladia Yuanda Reksa 10208241018

Pendidikan Seni Musik

Bahasa dan Seni' Universitas Negeri Yogyakarta

menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepaqiang pengetahuan say4 karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata eara etika penulisan ka4ya ilimiah yang lazim.

Apabila temyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya meqiadi anggung jawab saya.

Yogyakarta"

l4

Sepkmber 2016 Penulis,

Gladia YuandaReksa

NIM.

1020824t018
(5)

MOTTO

ooSapa kang nampani pamerdi

iku ngener marang ing dalane urip, nanging kang nglirwakake marang pameleh iku kesasar." (Wulang Bebasan 10: 17).

ooHe

(6)

PERSEMBAHAN

Karya

ini

penulis haturkan untuk kedua orang tua tercinta,

Udi

Wahyuana

dan

Tutik

Andayani, adik-adik tersayang

Talita

Yuanda Reksa

dan Atrika

Yuanda Reksa sahabat dan seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu proses penelitian dan penulisan skripsi, yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

serta

para pendidik seni yang mendedikasikan

diri

untuk membentuk karakter peserta didik menjadi insan yang cinta akan Tanah

Air

Indonesia.
(7)

KATA

PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi ini untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana.

Penulisan skripsi ini telah selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, nasiha! dan bimbingan, serta pengarahan yang sangat besar manfaatnya. Oleh karena rtu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd., selaku Pembimbing I.

2.

Drijastuti Jogianingrum, S.Sn., M.A., selaku Pembimbing

II.

3.

Drs. Ahmad Damanhuri, M.M.Pd., sebagai kepala SMA Negeri

I

Blitar

4.

Drs Yanu Kristiono, sebagai pelatih paduan suara di SMAN

I

Blitar

5.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi

ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan. semoga skripsi

ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan pendidikan seni budaya di Indonesia.

Yogyakart4 lzt September 2016 Penulis,

Gladia Yuanda Reksa NrM.10208241018

(8)

PENGARUH

LAGU.LAGU

PERJUAIYGAN

TERIIADAP SIKAP

NASIONALISME

SISWA PADA

KELOMPOK EKSTRAKT]RIKULER

PADUN SUARA

DI

SMA IYEGERI

l

BLITAR

Oleh

Gladia Yuanda Reksa

NIM:

10208241018

ABSTRAK

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui adanya pengaruh laguJagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler paduan suara

di

SMA Negeri

1

Blitar.

Hal

tersebut dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti terhadap proses psmbelajaran pada ekstrakurikuler paduan suara

di

SMA Negeri

I

Blitax yang menjadikan lagu-lagu perjuangan sebagai materi utama yang diberikan. Pada proses pembelajaran tersebut syair dari

lagu-lagu

perjuangan diulas dan didiskusikan sehingga dapat dinyanyikan dengan penuh ekspresi.

Penelitian

ini

merupakan penelitian erc post

facto

dengan mengunakan pendekatan kuantitatif. Kovariat pengetahuan sejarah dimasukkan ke dalam desain pada penelitian

ini

sebagai kontrol. Populasi pada penelitian

ini

adalah seluruh siswa

SMA

Negeri 1

Blitar

sedangkan sampel

terdiri

dari dua kelompok yaitu kelompok paduan suara dan kelompok kontrol yang diambil secara acak. Jumlah responden

yaitu

36

orang pada

masing-masing

kelompok.

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan skor sikap nasionalisme adalah angket tertutup yang

valid

dan reliabel, sedangkan

nilai

pengetahuan sejarah didapatkan dari dokumentasi

nilai

akhir semester ganjil tahun ajaran 201512016. Data disajikan dalam bentuk diagram dan tabel. Analisis data pada penelitian

ini

menggunakan stetistik inferensia yaitu analisis kovarian.

Hasil

penelitian menunjukkan bahwa lagu-lagu perjuangan berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa.

Hal ini

dapat

dilihat

dari

nilai F =

23,059 dengan signifikansi 0,00

<

0,05 dan besarnya pengaruh 25%. Dengan demikian, maka lagu-lagu perjuangan dapat menjadi faktor yang baik dalam terbentuknya sikap nasionalisme.

Di

sisi lain, kovariat pengetahuan sejarah tidak berpengaruh terhadap sikap nasionalisme dengan signifikansi sebesar 0,529 > 0,05.

Kata

kunci:

Lagu

Perjuangan,

sikap

Nasionalisme,

sisw4

Ekstrakurikuler Paduan
(9)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PENGESAHAN PERNYATAAN MOTTO PERSEMBAHAN

KATA

PENGANTAR ABSTRAK

DAFTAR ISI ... DAITRT{I{ TABEL DAFTAR GAMBAR. DAFTAR

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A.

B. C. D. E.

Latar Belakang Identifikasi Masalah

1l

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xi

xii

xiii

Batasan Masalah

I

4 4 5 5 5 Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

F.

Manfaat Penelitian BAB

II

KAJIAN TEORI

A.

Deskripsi

Teori

7

1.

Lagu

Perjuangan...

7

2.

Sikap...

1l

3.

Nasionalisme...

16

4.

Sikap

Nasionalisme...

Zl

B.

Penelitian yang

Relevan

Zl

C.

Kerangka

Berpikir..

22

D.

Hipotesis

Penelitian

24

BAB

III

METODE PENELITIAN

A.

Jenis

Penelitian

25

B.

Desain

Penelitian

26

C.

Wak1u dan Lokasi

Penelitian

27

D.

Variabel

Penelitian

2g

E.

Populasi dan Sampel

...

29

l. Populasi...

29

2.

Sampel

29
(10)

F.

Teknik Pengumpulan

Data

29

1.

TeknikPengumpulanData...

29

a.

Dokumentasi...

30

b.

Kuesioner

(Angket)

30

2.

Instrumen Pengumpulan

Data...

30

G.

Uji

Coba

Instrumen...

34

l. Validitas....

34

2.

Reliabilitas

36

H.

Teknik Analisis Data

...

37

1.

Uji

Normalitas...

38

2.

Uji

Homogenitas

Varians

38

3.

Uji

Linearitas...:

38

4.

Uji

Homogenitas Kemiringan

Regresi

39

5.

Uji

Hipotesis...

39

BAB

IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil

Penelitian..

42

l.

Deskripsi Lokasi dan Objek

Penelitian

42

a.

Lokasi Sekolah Tempat

Penelitian

42

b.

Kegiatan Ekstrakurikuler Peduan Suara

...

43

l)

Materi Lagu-Lagu

Perjuangan

43 2) koses Pembelajaran Paduan

Suara...

45

2.

Deskripsi

Data...

45

a.

Variabel Lagu-Lagu

Perjuangan

46

b.

Variabel Kovariat Pengetahuan

Sejarah

47

c.

Variabel Sikap

Nasionalisme

Sz

3.

Analisis Data

...

57

a. Uji

hasyarat...

57

l)

Uji

Normalitas.

57 2)

Uii

Homogenitas

Varians

58 3)

Uji

Linearitas

59 4)

Uji

Homogenitas Kemiringan

Regresi

60

b. Uji

Hipotesis...

6t

B.

Pembahasan Hasil

Penelitian.-

63 BAB V PENUTUP

A.

Kesimpulan...

... 65

B.

1mp1ikasi...

... 65

C.

Saran

... 65

D.

Keterbatasan

Penelitian...

66
(11)

Tabel

I

Tabel 2 Tabel 3

Tabel4 Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel

I

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 1 1

Tabel 12

Tabel 13

Tabel 14

Tabel 15

Tabel 16

Tabel 17

Tabel

l8

DAFTAR

TABEL

Butir-Butir Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Desain Analisis

Kovarian

27

Format lnstrumen Skala

Sikap

31

Skor Pernyataan Positif dan

Negatif...

..

31

Kisi-Kisi

Pengembangan

Instrumen...

32

Butir Instrumen

Valid...

35

Reliabilitas Alpha

Cronbach..

37

Distribusi Frekuensi Absotul dan Relatif Kategori Pengetahuan Sejarah Kelompok Paduan

Suara...

49 Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Kategori Pengetahuan

Sejarah Kelompok

Kontrol

5l

Ukuran Pemusatan dan Keragaman Pengetahuan

Sejarah

51

Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Kategori Sikap

Nasionalisme Kelompok Paduan

suara...

54 Dishibusi Frekuensi Kategori Sikap Nasionalisme Kelompok

Kontrol...

56

Ukuran Pemusatan dan Keragaman Sikap

Nasionalisme...

56

Uji

Normalitas

...

58

Uji

Homogenitas

Varian

59

Uji

Homogenitas Kemiringan

Regresi

6l

Uji

Hipotesis...

62

Estimasi Rata-Rata

Marjinal

63

19

(12)

Gambar

I

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8

Gambar 9

Gambar 10

DAFTAR GAMBAR

Skema Hubungan Variabel Bebas-Terikat dengan

Kontrol...

28 Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Pengetahuan Sejarah

Kelompok Paduan Suara...,.

Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Pengetahuan Sejarah Kelompok Paduan Suara...

Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Pengetahuan Sejarah Kelompok Kontrol

Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Pengetahuan Sejarah Kelompok Kontrol

Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Sikap Nasionalisme Kelompok Paduan Suara...

Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Sikap Nasionalisme Kelompok Paduan Suara...

Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Sikap Nasionalisme Kelompok Kontrol

Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Sikap Nasionalisme Kelompok Kontrol

Kurva

Linearitas

48

49

50

50

53

54

55

55

60

(13)

Lampiran

I

Lampiran 2 Lampiran 3

Lampirna 4 Lampiran 5

Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8

DAFTAR

LAMPIRAN

Skor dan Pengkategorian Predikat Sikap Nasionalisme Nilai dan Pengkategorian Predikat Pengetahuan Sejarah Data Ukuran Pemusatan dan Keragaman

Angket Instrumen Penelitian Angket

Uji

Instrumen Penelitian Matrik Angkot Sikap Nasionalisme Validitas dan Reliabilitas

Surat Perijinan dan Lain-Lain

(14)

A.

BAB

I

PEh[DAHULUAN

Latar

Belakang

Di

dalam kajian sosiologi Indonesia merupakan negara dengan keadaan

masyarakat

yang multikultural.

Masyarakat

multikultural atau

masyarakat majemuk adalah masyarakat yang meneakup aneka ragam suku bangsa

(etnic-group) yang

masing- masing

mempunyai kebudayaan

khusus

(sub-cultur) (Soekanto, 1983:

2). Hal

ini

ditandai

oleh

adarrya bahasa-bahasa tertentu di kalangan suku-suku bangsa tersebut.

Keadaan masyarakat

yang

beragam

menjadi

eiri

khas

dari

bangsa Indonesia dan sudah dikenal oleh masyarakat

di

seluruh penjuru

duni4

bahkan sejak Indonesia belum diakui sebagai negara yang merdeka. sejarah menyebutkan bahwa sejak jaman Kerajaan Majapahit sudah ada upaya untuk mempersatukan nusantara. Upaya mempersatukarr nusantara

ini

dipelopori oleh Patih Gajah Mada dalam sumpahnya yaitu Sumpah Palap4 kemudian diteruskan oleh para pemuda lrtdonesia pada masa perjuangan melawan penjajahan Belanda (pinuluh, 2010:

3 1).

Perjuangan pemuda Indonesia melawan penjajahan Belanda didasari oleh

(15)

Semangat nasionalisme dan patriotisme yang terkandung dalam lagu-lagu peduangan mendorong

rakyat

Indonesia

untuk

bersatu

dan

menjadi

berani bertempur dalam merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lagu-lagu perjuangan memiliki peranan yang sangat besar dalam upaya merebut kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu perlu adanya upaya

mewariskan lagu-lagu tersebut guRa meRanamkan scmangat nasionalismc kcpada generasi penerus bangsa.

Pendidikan

merupakan

salah

safu

sarana

bagi

pemerintah

untuk menanamkan

nilai-nilai

nasionalisme dan patriotisme kepada generasi penerus

bangsa.

Hal

ini

dapat

dilihat dari tujuan

pendidikan

umum,

yaitu

untuk berkembangnya potensi peserta

didik

agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada

Tuhan

Yang

Maha

EsA

berbudi pekerti

luhur,

memiliki pengetahuan

dan

keterampilan,

sehat

berilmu,

cakap,

kreatif, mandiri

dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Siswoyo, 2010: 48). salah satu

ciri

dari warga negara yang bertanggung jawab adalah memiliki

jiwa

nasionalis dan patriotis.

SMA Negeri

I

Blitar

merupakan sekolah yang peduli terhadap segala

bentuk upaya

yang

bertujuan

unfuk

menanamkan

nilai

nasionalisme dan patriotisme,

baik

melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Satu
(16)

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap kelompok paduan

suara siswa

di

SMA Nogeri

I

Blitar,

didapati bahwa sebagian besar materi yang dilatihkan merupakan lagu-lagu perjuangan yang

di

dalam syairnya terkandung

nilai-nilai

nasionalisme

dan

paffiotisme.

Beberapa

lagu

perjuangan yang dinyanyikan

oleh

kelompok paduan suara

ini

antara

lain

Lagu

Kebangsaan Indonesia Raya, Bagimu Negeri, Rayuan Pulau Kelapa Syukur, Mengheningkan

Cipta

Pada Pahlawan, Pahlawan Merdeka, Indonesia Pusaka, Maju Tak Gentar, Bangun Pemudi Pemud4 dan Maju Indonesia.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa kegiatan latihan dilakukan secara

rutin, yaitu

dua

kali

dalam satu minggu pada

hari bias4

dan akan ditambah intensitasnya apabila ada acarc khusus seperti peringatan hari besar nasional dan lomba. Latihan tidak hanya difokuskan pada teknik menyanyi saja melainkan juga

pada

interpretasi

dan

penghayatan

syair

lagunya.

Untuk

dapat menyajikan iterpretasi laguJagu perjuangan dengan

baib

kalimat demi kalirnat syair lagu terlebih dahulu diulas dan dihayati.
(17)

B.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh

lagu-lagu

perjuangan

terhadap

sikap

nasionalisme

siswa pada

kelompok ekstrakurikuler paduan suara

di

SMA Negeri

I

Blitar. Untuk

mengetahuinya, maka penulis akan membandingkan sikap nasionalisme siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara dengan siswa yang tidak mengikuti dengan menggunakan skala sikap. Apabila hasil perbandingannya signifikan, maka dapat

disimpulkan bahwa lagu-lagu perjuangan pudah berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa. Namun apabila

hasil

perbandingan

tidak

signifikan, ada

kemungkinan

bahwa

ada

faktor-faktor

lain

yang

mempengaruhi sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstmkurikuler paduan suara tersebut.

Identifikasi

Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang

di

atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1.

Keberhasilan dari tujuan pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara

di

SMA

Negeri

I

Blitar dalam ranah afektifbelum diketahui.

2.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi sikap nasionalisme.

3.

Pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap

sikap

nasionalisme

siswa

pada
(18)

D.

C.

Batasan Masalah

Mengingat bahwa dewasa

ini

nilai-nilai

nasionalisme terutama pada kalangan generasi muda semakin luntur, maka peneliti membatasi masalah pada pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok

ekstrakurikuler paduan suara di SMA Negeri

I

Blitar.

Rumusan Masalah

Dari

batasan masalah

yang

sudah' ditentukan,

maka

masalah dapat

dirumuskan

yaitu "Adakah

pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekshakurikuler paduan suara di SMA Negeri

I

Blitar?".

Tujuan

Penelitian

Sesuai dengan masalah

yang

sudah dirumuskan,

maka

tujuan

dari penelitian

ini

adalah untuk mengetahui apakah lagu-lagu perjuangan berpengaruh

terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler paduan suara di SMA Negeri 1 Blitar.

Manfaat Penelitian

1.

Manfaat Teoritis

Sebuah

penelitian dilakukan

untuk

mendapatkan

hasil

yang bermanfaat

baik

secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil dari penelitian

ini

dapat menjadi referensi atau masukan bagi para peneliti di bidang pendidikan pada umumnya dan bidang pendidikan seni musik pada E.
(19)

)

khususnya terutama dalam mengkaji pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap

sikap nasionalisme. Manfaat Praktis

a.

Bagi

Siswa, penelitian

ini

bermanfaat utuk menambah wawasan tentang nilai nasionalisme dan patriotisme melalui lagu-lagu perjuangan.

b.

Bagi

Guru yang membina dan melatih kegiatan ekstrakurikuler padiran suarq manfaat penelitian

ini

yaitu sebagai pedoman dalam mengevaluasi hasil pembelajaran dalam ranah penilaian afcktif.

c.

Bagi SMA Negeri 1

Blitar

selaku penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler paduan suar4 penelitian

ini

bennanfaat sebagai alat evaluasi peneapaian

dari

penyelenggaraan kegiatan ekshakurikuler paduan suara

di

SMA Negeri

I

Blitar.
(20)

BAB

II

KAJIAN

TEORI

A.

Deskripsi Teori

1.

LaguPerjuangan

Lagu

perjuangan adalah

daya

upaya

yang

muncul

lewat

media kesenian dan berperan

di

dalam peristiwa sejarah kemerdekaan Indonesia (Martono dalam

Mintargo, 2008:

l).'Di

sisi lain Astuti dkk

(2013: 2) menyatakan bahwa

lagu yang

syairnya memuat tentang patriotisme dan nasionalisme disebut lagu perjuangan. Dari segi terminologi musik laguJagu scmacam

ini

biasanya disebut

"musik

fungsional" atau

"musik

berguna" (Maclq 1995:543).

Berkaitan dengan pernyataan bahwa

lagu

perjuangan merupakan musik fungsional, Mack (1995: 223)telahmenyebutkan bahw4

Musik fungsional selalu terlebih dahulu memiliki salah satu kerangka.

Musik

fungsional hanya

mempunyai

maksud

untuk

memenuhi tuntutan kerangka

ini,

maka fungsi

ini

100% intensional dari awal. Fungsi-fungsi semacam

ini

biasanya sangat jelas dan teratur, sesuai

dengan kebutuhan institusi-institusi yang memilikinya.

Dengan kata

lain,

musik semacam

ini

selalu mempunyai motifasi tertentu terhadap masyarakat secara langsung,

artinya

musik

fungsional

selalu

memiliki fungsi dan tujuan tertentu yang sudah diteteapkan sejak awal proses penciptaanya.

Fungsi

musik

dapat

dijelaskan

melalui

terminologi sosial

yang eksklusif: musik digunakan dalam permainan dan tarian; mengorganisir kerja
(21)

merayakan panen dan penobatan; meneguhkan kepercayaan dan kegiatan

hadisi

@johan,

2009: 88). Mintargo (2008:

l)

telah

terlebih

dahulu

menegaskan bahwa lagu perjuangan dikenal dengan istilah musik fungsional yaitu musik dieiptakan unfuk trijuan nasional.

Musik memberikan gambaran tentang perjalanan sejarah masyarakat

tcfieRtu, karena

musik yang

dieiptakan pada masa tcrtentu dirasa dapat mencerminkan kondisi pada masa

itu

(D.

johan,2009:90).

Sehingga kondisi

jaman

membedakan

apa

dan

bagaimarra sebuah

lagu

dieiptakan

dan

dinyanyikan (Astuti dkk,2013: 34). Ide musik nasional muncul terutama pada permukaan polemik kebudayaan pada tahun 1940-an arrtar pelajar Indonesia yang harus diikutsertakan sebagai identitas nasional semata dari negara yang baru merdeka @ramanryo,2004: 162). Pada bagian yang samq Astuti dkk (2013:

34)

menambahkan bahwa lagu-lagu perjuangan merupakan media yang

efektif

untuk menggelorakan semangat juang bagi para pejuang, dan juga sebagai propaganda untuk melawan penjajah.

Hal

terpenting

dafi

lagu

perjuangan sebagai

media

untuk

menggelorakan semangat

juang

ialah gaya bahasa

dari

syaimya. Menurut Purnomo (2009: 22), gaya bahasa syair lagu perjuangan Indonesia merupakan simbol

jiwa

dan semangat warga bangsa untuk mencintai bangs4 negara, dan tanah air Indonesia. Pada bagian lain, Purnomo (2009: 99) juga menyebutkan
(22)

lagu-lagu perjuangan dapat menjadi salah satu

alat

propaganda melawan penjajah pada masa itu.

Lagu

peduangan diciptakan sebagai sebuah ekspresi pejuang dan ungkapan rasa kebangsaan yang dapat dibagi menjadi

tiga

tahap,

sebagai berikut:

Pertama,

melodi

dieiptakan seeara sederhana

agar

dapat dengan

mudah dinyanyikan

oleh

berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Kedua, teks syair memakai bahasa Indonesia agar dapat dipahami oleh

seluruh

masyarakat Indonesia' dengan berbagai kebhinekaannya.

Ketiga,

munculnya

dan

perubahan

terjadi

pada

lagu

perjuangan nasional Indonesia akibat adanya tekanan kaum penjajah disesuaikan dengan perkembangan pada masa

iru

yaitu

revolusi lndonesia dan Perang Kemerdekaan tahun 1945

*

1949 (Mintargo, 2008:92).

Kelahiran atau

penciptaan

teks syair lagu

perjuangan Indonesia merupakan

bagian

dari

sejarah

perjuangan

bangsa Indonesia

untuk mewujudkan

nilai-nilai

nasionalisme (Purnomo,

2009: 29).

Pada masa sekarang penghayatan teks syair lagu tersebut pastilah berbeda dengan masa

revolusi dan

perang kemerdekaan. Pada masa

itu,

lagu-lagu perjuangan berfungsi sebagai media untuk menggelorakan semangat

juang

bagi para pejuang, dan

juga

sebagai propaganda untuk melawan penjajah. Sedangkan
(23)

l0

Berdasarkan penjabaran mengenai lagu perjuangan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa

lagu

perjuangan adalah

jenis

musik

fungsional yang bertemakan perjuangan

dan

di

dalam

syairnya mengandung nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme sebagai pendorong semangat einta tanah air

bagi

seluruh

bangsa

Indonesia

baik

yang

mendengar

maupun

yang

menyanyikannya.

Dungga dan Manik dalam Mintargo (2008: 5) mengemukakan empat

jenis

lagu perjuangan,

yaitu

:

(1)

Lagu Hymne, yaitu

jenis

lagu pemujaari

terhadap tanah

air

sebagai sarana membangun moral cinta tanah

air

untuk selalu tabah dan berjuang menegakkan kebenaran; (2) Lagu Mars, merupakan

jenis

lagu

yang digunakan

untuk

menggelorakan semangat

patriotik

dan

solidaritas bangsa.

Jenis

lagu

ini

biasarrya dinyanyikan dengan penuh semangat untuk mengiringi barisan pejuang yang hendak bertempur

di

garis depan; (3) Lagu Percintaan, ialah jenis lagu perjuangan beniuansa percintaarr yang erat hubungannya dengan suasana romantika mengharukan para pemuda pada masa

itu baik

dengan kekasih, sahabat maupun keluarga;

(4)

Lagu sindiran. Jenis lagu diciptakan untuk menggambarkan keburukan masyarakat kita di masa perjuangan. Lagu ini menggambarkan aktivitas sosial masyarakat

yang

merugikan perjuangan

Indonesi4

kritik

kepada pemerintah, dan
(24)

t1

2.

Sikap

Sikap merupakan sebuah gejala psikologis yang sering kali sulit untuk

dikenal atau

diketahui karena

masih

tersembunyi

dalam

diri

manusia.

Menurut Wade dan

Tawis

Q0A7:

295),

sikap

merupakan kepercayaan mengenai orang, kelompok, gagasan

atau aktivitas.

Sedangkan menurut

Myers (2011: 164), sikap (anilude)

adalah suatu

rcaksi evaluatif

yang menyenangkan atau tidak nenyenangkan terhadap sesuatu atau seseorang.

Sikap pada

hakikatnya merupakan

keeenderungan pernyataan

seseorang

baik

menyenangkan

maupun

tidak

menyenangkan, y&ng meneerniinkan bagaimana merasa tentang orang, objek atau kejadian dalam lingkungannya (Wibowo,2014: 50). Berkowitz dalam Aztrar

Q0l3:5)

telah menjelaskan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan

mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan

tidak

mendukung

atau tidak memihak (unfaforable) pada objek tersebut.

Attitude (sikap)

dapat merupakan

suatu sikap

pandangan tetapi berbeda dengan

suatu

pengetahuan

yang

dimiliki

seseorang. Menurut Gerungan

(2004: 164),

pengetahuan

saja belum menjadi

penggeralq sebagaimana pada attitude. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi attitude terhadap

objek

tersebut apabila pengetahuan

itu

disertai dengan kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu.
(25)

I2

sudah merupakan attitude baginya terhadap produk dalam negerio apalagi orang tadi tetap senang menggunakan barang-barang buatan luar negeri.

Sikap

juga

berbeda dengan perilaku.

Kreitner

dan

Kinicki

dalam Wibowo (2013: 54) menyatakan bahwa perbedaan antara sikap dan perilaku ditentukan oleh intention, yaitu kesiapan orang untuk mewujudkan perilaku

tcrtentu. Sikap

tidak

seeara langsung mebentuk perilaku, Ramun melalui proses transisi yang dinamakan sebagai intention, sebagai persiapan untuk mewujudkan

perilaku.

Sehingga

sikap

dapat dikatakan berbeda dengan perilaku karena sikap masih bersifat tertutup atau belum terwujud sedangkan perilaku sendiri merupakan perwujudarr dari sikap.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai sikap

di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu reaksi evaluatif yang masih tertufup

baik

pera$un

mendukung

atau memihak (fworable)

maupun

tidak

mendukung atau tidak memihak (unfavorable) terhadap objek atau stimulus sehingga manifestasinya

tidak

dapat

dilihat

secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu melalui perilaku yang tertutup.

Sikap mempunyai

tiga

komponen

pokok

yaitu:

affictive,

cognitive,

dan

behavioral

(Wibowo, 2013: 50). Affective

Component (Komponen

afektifl

merupakan peftNaan atau emosi yang

dimiliki

seseorang tentang
(26)

13

terhadap seseorang atau sesuafu. Ketiga komponen tersebut secara

bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total anrtude).Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Sikap

memiliki

fungsi

bagi

kehidupan

individu

dalam

bersosial.

Menurut Baron, Byrne, dan Branscombe dalam (Suwamo dan Meinarno, 2009: 86), terdapat

lima

fungsi sikap

yaitu:

(l)

Fungsi pcngetahuan, yaitu sikap membantu kita untuk menginterpretasi stimulus baru dan menampilkan respon

yang

sesuai;

(2)

F-ungsi

identitas

yaitu sikap

berfungsi

uriruk memperjelas tentang "siapa

kita';

(3) Fungsi harga

diri

yaitu, sikap yang kita

miliki

mampu menjaga atau meningkatkan harga

diri;

(4) Fungsi pertahanan

ego (ego defensif), yaitu sikap berfungsi melindungi

diri

kita

dari penilaian

negatif tertang

diri

kita;

(5)

Fungsi

memotifasi

kesan

(impression

motivation>, yaitu sikap berfungsi mengarahkan orang lain untuk memberikan penilaian atau kesan yang positif tentang diri kita.

Benjamin Bloom (Chasanah, 2012:.39) menyatakan sikap memiliki 4 tingkatan, dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu:

(l)Menerima (Recetving). Kesediaan untuk menyadari adanya suatu

(27)

l4

Siswa

SMA

pada umumnya berusia sekitar

15

sampai

18

tahun.

Mcnurut

Mappiare

(i982:

23),

rentang

usia

tersebut digolongkan dalam kategori remaja di mana pada usia

ini

manusia mengalami masa sosial dalam

hidupnya. Pada perkembangan tahap

ini,

remaja

mulai

meneitakan dan

mencapai tingkah laku sosial yang bertanggung jawab seria mengembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelelefiral yang diperlukan dalam hidup sebagai warga negara yang.terpuji.

Sikap tidak terbent'uk begitu saja melainkan dipengaruhi oleh banyak

faklor.

Azwar (2013: 30) menyatakan ada beberapa faktor pembentuk sikap, yaitu:

(1)

Pengalaman Pribadi. Middlebrook (Azwar 2013:30). Sikap akan lebih mudah terbenmk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam sit-uasi

yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas; (2) Pengaruh Orang lain yang Dianggap penting. Seseorang

yang

dianggap

penting (significant others), akan

banyak mempengaruhi pembentukan sikap seseorang terhadap sesuatu; (3) pengaruh
(28)

15

Pengaruh Faktor Emosional. Kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan

pernyataan yang frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa lembaga pendidikan dan

pengalaman

pribadi

merupakan

faktor yang

dapat

mempengaruhi

pembentukan sikap, maka jelas bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan telah memberikan pengalaman kepada siswanya

melalui

berbagai bontuk kegiatan salah satunya ekstrakurikuler paduan suara. Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani keburuhan perkembangan peserta

didik

yang berbeda; sepelti perbedaan sense akan

nilai

moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas

@epdiknas dalam

Marmia

2015: 8).

Melalui

pengalaman yang diberikan, kegiatan ekstrakurikuler paduan suara

telah

memenuhi

ketiga

kebutuhan perkembangan peserta didik terseb-ut.

Berdasarkan penjabaran

mengenai

sikap

di

atas, maka

sikap mempunyai karakteristik atau eiri-ciri. Berikut adalah

eiri-eiri

skap (animde) menurut Gerungan (2004: 163):

(l)

Anitude tidak dibawa orang sejak dia dilahirkan, tetapi bibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya; (2) Animde dapat berubah-ubah, karena itv attitude

dapat dipelajari orang;

(3)

Attitude tidak berdiri

sendiri,

tetapi senantiasa berhubungan dengan objek sikap; (a) Objek aaitude dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat

juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut; (5) Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan sehingga membedakan dengan pengetahuan.
(29)

l6

mengukur sikap dapat dibagi secara luas menjadi metode eksplisit (langsung) dan

implisit (tidak

langsung). Pengukuran eksplisit meminta pesefta untuk

menunjukkan

sikap

mereka(biasanya

melalui

kuesioner)

sedangkan pengukuran

implisit

mengukur sikap tanpa menanyakan seeara langsirng kepada responden (Mercer dan Clayton, 2012: 7).

Penilaian Sikap

tidak

dapat dilakukan seoara eeilnat

melalui

eara penanyaan langsung maupun observasi tingah laku. Metode pengukuran sikap yang dianggap dapat diandalkan dan memberikan penafsiran terhadap sikap

manusia adalah pengukuran melalui skala sikap (Azwar, 2013: 95).

Dilihat dari

bentukny4 skala sikap

tidak lain

daripada kumpulan pernyataan sikap.

Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuafu

mengenai

objek

sikap yang

diukur.

Suatu pemyataan sikap dapat berisi hal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan

ini

disebut pemyataan

positif.

Sebalikny4 pernyataan

sikap

dapat

berisi

hal

negatif.

Hal

negatif

dalam

pernyataan

sikap

ini

sifatnya

tidak memihak atau tidak mendukung terhadap objek sikap, dan karenanya disebut dengan pemyataan negatif

(Azwag20l3:

t07).

3.

Nasionalisme

Nasionalisme

seringkali

diharapkan sebagai

energi yang

dapat membangkitkan suatu bangsa" masyarakat dan negara agar negara tersebut

dapat mengetahui potensi kekuatan nasionalnya untuk dikembangkan menuju cita-cita yang diharapkan yaitu masyarakat yang

amall

damai, adil, makmur

dan

sentosa

(Dewi, 2008:

9).

Kata

"nasional" merujuk pada

konsep
(30)

t7

manusia

yang lebih

besar

dari

sekedar pengelompokan berdasarkan ms, agamq budaya, bahasa dan sebagainya (Winamo,2009:32).

Nasionalisme dapat dipahami

dari

sudut pandang antropologi dan

politik.

Dalam dimensi antropologi, nasionalisme dipandang sebagai sistem

budaya yang mencakup kesetiaan, komifinen, emosi, perasaan kepada bangsa dan negar4 dan rasa

memiliki

bangsa dan negara

itu

(Yulianti,

2009: 1).

Dalam

dimensi

politik,

nasionalisme .merupakan basis serta pembenaran

ideologis

bagi

setiap bangsa

di

dunia unfuk

mengorganisasi

diri

dalam entitas-entitas yang bebas atau otonom, dan entitas

itu

mengambil bentuk negara nasional yang merdeka

(Riff

dalam Yulianti, 2009: 2).

Sukarno mengatakan bahwa nasionalisme merupakan persatuan dari berbagai golongan. Nasionalisme bukan sebuah kopian atau tiruan

dari

nasionalisme Barat, akan

teApi timbul dari

rasa

einta

akan

manusia

dan

kemanusiaan,

nasionalis

yang

menerima nasionalismenya sebagai suafu

wahyu dan

melaksanakan rasa ifu

sebagai suatu bakti adalah terhindar dari segala paham dan kesempitan (Bolo, dklq 2012: 163).

Menurut Kartaprawira dalam Miftahuddin (2008:

6),

nasionalisme barat adalah nasionalisme yang mengarah ke sovinisme, nasionalisme sempi! yang membenci bangsa atau suku-bangsja lain, menganggap bangsa sendirilah yang paling bagus, paling ungul sesuai dengan individualisme Barat. Berbeda
(31)

l8

Bakry (2011: 94), secara lebih lanjut menyatakan bahwa prinsip dan

corak dari nasionalisme Indonesia adalah persatuan lndonesia yang secara

jelas

dan tegas disebut sebagai nasionalisme Pancasil4

yaitu

salah satu

bentuk

nasionalisme dengan

eiri

khusus berketuhanan

Yang Maha

Esa berkemanusiaan yang adil dan beradab kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pennusyawaratan penrakilan dan berkeadilan sosial

bagi

seluruh

rakyat

Indonesia. Deng3n

ciri

khusus demikian

itu"

maka

Nasionalisme Indonesia merupakan nasionalisme yang menerima bangsa lain menjadi

rakyat

Indonesia sebagai kesatuan, dan menghargai bangsa lain sebagai sesama makhluk Tuhano seita menghargai karya bangsa lain (Bakry,

ZAtr

94).
(32)

t9

Tabel 1:

Butir-Butir

Penghayatan dan Pengamalan Pancasila Sila-Sila

Pancasila

Butir-Butir

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Percaya kepada Tuhan

Yang

Maha ESa sesuai dengan

agama

dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2.

Hormat-menghormati

dan

bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.

3.

Saling menghormati kebebasan menjalani ibadah sesuai

dengan agama dan kepercayaannya.

4.

Tidak

memaksa suatu agama

dan

kepercayaa kepada orang lain.

Kemanusiaan yang adil dan

beradab 1.

)

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Mengakui

persamaan

deraja!

persamaan

hak

dan kewajiban antar sesama manusia

Saling mencintai sesama manusia. Mengembangkan sikap tenggang rasa

Tidak semena- mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani membela kebenaran dan keadilan.

Bangsa Indonesia merasa

dirinya

sebagai bagian dari seluruh umat manusi4 karena

itu

dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bkeriasama dengan bangsa lain. Persatuan

Indonesia

l.

Menempatkan persatuano kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa

dan

negara

di

atas

kepentingan pribadi atau golongan.

2.

Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

3. Cina

tanah air dan bangsa.

4.

Bangga menjadi Bangsa Indonesia

dan

ber

tanah

Air

Indonesia.

5.

Memajukan

pergaulan

demi

persatuan

dan

kesatuan bangsa yang ber Bhineka Tungsal lka.

Kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan

perwakilan

l.

Mengutamakan kepentingan negra dan masyarakat.

2.

Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

3.

Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

4.

Musyawarah

untuk

mencapai

mufakat

diliputi

oleh semangat kekeluargaan.

5.

Dengan

itikad baik

dan rasa tanggung

jawab

menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

6.

Menghayati arti musyawarah yang dilakukan dengan akal

sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

7.

Keputusan

yang diambil harus

dapat [image:32.595.128.514.123.702.2]
(33)

20

Maha Es4 menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia

serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

1.

Mengembangkan perbuatan-perbuatan

yang

luhur

yang mencerminkan

sikap

dan

suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2.

Bersikap adil.

3.

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4.

Menghormati hak-hak orang lain.

5.

Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

6.

Menjauhi sikap pemersan terhadap orang lain.

7.

Tidak bersikap boros.

8.

Tidak bergaya hidup mewah.

9.

Tidak melakukan pqkerjaan yang merugikan kepentingan umum.

lO.Suka bekeda keras

l l.Menghargai hasil karya orang lain

l2.Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan.

Dengan kata lain,

di

dalam nasionalisme terkandung suatu makna kesatuan

dan cinta

knah air,

mencintai bangsa

dari

berbagai ragam perbedaan (Irhandayaningsih, 2012: 4).

Nasionalisme sebenarnya adalah

jiwa

dan semangat warga bangsa

untuk

mencintai bangs4

negar4

dan tanah

air

lndonesia

demi

kejayaan bangsa dan negara Indonesia (Pumomo,2a09:29). Menurut Herdiawanto dan Hamdayama

(2010: 39),

munculnya nasionalisme

terbukti

sangat efektif sebagai

alat

perjuangan bersama merebut kemerdekaan

dari

belenggu

kolonial.

semangat nasionalisme dihadapkan secara

efektif oleh

para penganutnya dan dipakai sebagai metode perlawanan dan

alat

identifikasi untuk mengetahui siapa lawan dan kawan.
(34)

21

bangs4 negara dan tanah

air

Indonesia yang

memiliki

beragam perbedaan

demi terciptanya masyarakat yang amano damai,

adil,

makmur dan sentosa

yang berlandaskan Pancasila.

4.

Sikap Nasionalisme

Berdasarkan uraian mengenai sikap dan nasionalisme

di

atas, maka dapat

ditarik

kesimpulan tentang pengertian

sikap

nasionalisme. Sikap nasionalisme merupakan rekasi atau respon evaluatif seseorang yang masih

tertufup

berupa

perasaan

memihak (favorable) ata$

tidak

memihak

(unfworable)

terhadap semangat mencintai bangs4 negara dan tanah air Indonesia yang

memiliki

beragam perbedaan demi tereiptariya masyarakat yang amano damai, adil, makmur dan sentosa. Namun manifestasinya tidak dapat

dilihat

seeara langsung melainkan hanya dapat ditafsirkan melalui perilaku yang tertutup.

B.

Penelitian yang Relevan

Sebuah penelitian merupakan pengembangan

dari

penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Sebagai acuan dalam penelitian

ini

peneliti menggunakan beberapa hasil penelitia4 yaitu "Pengaruh

Minat

Belajar dan Pengetahuan Sejarah terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas

V

Sekolah Dasar Negeri se- Keeamatan Sambi Kabupaten

Boyolali"

yang dilakukan oleh Istiqomatul Chasanah, UNY tahun 2012.

Penclitian

ini

sama- sama membahas tentang pengaruh variablc bebas
(35)

22

minat belajar dan pengetahuan sejarah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas

V

SD dengan tempat penelitian Keeamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik analisis data

memakai statistik

deskriptif

dengan penyajian

data melalui

angka

dalam prosentase dan tabel. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa hasil yaitu (1) minat belajar sejarah berpengaruh seeara

positif

dan signifikan tcrhadap sikap nasionalisme siswa dengan sumbangsih sebesar 12,22o/o; (2) pengetahuan sejarah berpengaruh

positif

dan signifikan terhadap sikap nasionalisme siswa dengan sumbangsih sebesar 20,28Yo;

(3)

minat belajar dan pengetahuan sejarah secara

bersama-sama berpenganrh seeara

positif

dan

signifrkan terhadap

sikap nasionalisme dengan sumbangsih sebesar 32,5yo.

Penelitian relevan

lain

adalah penelitian

yang

dilakukan

oleh

F.

X. Nugroho Heru Purnomo dari Program Pascasarjana Institut Seni Indosesia pada

tahun 2009.

yaitu

"Makna Gaya

Bahasa

syair Lagu

perjuangan Indonesia

Pendekatan Teks dalam Konteks Sejarah'.

C.

Kerangka

Berpikir

Lagu-lagu perjuangan merupakan

materi yang

wajib

diberikan pada kegiatan ekstrakurikuler paduan suara

di

sekolah. Telah dijelaskan dalam kajian mengenai sikap di atas bahwa sikap merupakan interelasi dari bcrbagai komponen

yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif (behavioral).

Sikap nasionalisme tidak terbangun dari kesamaan bahasa RAS maupun

(36)

.

-23

pengalaman pahit yang

dilalui

bersama.

Hal

ini

digarisbawahi oleh Notoatmojo dalam Chasanah (2A12:31), bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Selain itu, pernyataan

di

atas

juga

didukung

oleh

pendekatan

teori kognitif

dalam

persuasi dan

perubahan sikap yang diungkapkan oleh Greenwald

dalam

Amar

(2A13: 67),

yaitu perspektif kognitif memusatkan pcrhatiannya pada analisis respoR kognitif,

yaitu

bagaimana

pikiran,

pengetahuan serta proses

kognitif

yang

berkaitan

menentukan apakah seseorang mengalami perubahan sikap

dan

sejauh mana perubahan itu terjadi.

Lagu- lagu perjuangan memiliki dua unsur pokok yaitu melodi dan syair. Kelahiran atau penciptaan teks syair lagu perjuangan lndonesia merupakan bagian

dari

sejarah

perj-uangan

barigsa Indonesia

unfirk

me-w-ujudkan nilai-nilai

nasionalisme (Purnomo,

2009: 29).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipastikan bahwa isi syair lagu perjuarrgan mengandung pengetahuarr tentang bela

negara dan cinta tanah air yang merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia.

Selain

itu

telah

dilakukan penelitiarr tentang pengaruh pengetahuan sejarah terhadap

sikap

nasionalisme

yang

menunjukkan bahwa pengetahuan sejarah berpengaruh secara positif terhadap sikap nasionalisme.

Berdasarkan teori yang telah dijabarkan dapat dilihat pengaruh laguJagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler paduan suara,

yaitu

pengetahuan tentang pengalaman bangsa Indonesia dalam

memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang terkandung dalam makna syair

(37)

24

dila4jutkan lebih

jauh

di

masa depan

yang

pada akhirnya melahirkan sikap nasionalisme siswa.

Sikap Nasionalisme yang diharapkan pada penelitian

ini

lebih mengarah pada

nilai

Nasionalisme Paneasila.

Hal

ini

dikarenakan Nasionalisme Pancasila

sesuai dengan ideologi bangsa lndonesia.

I).

I{ipotesis Penelitian

Berdasarkan

kajian

teori

dan

kerangka

berpikir

di

atas,

maka

dapt

dirumuskan hipotesis dalam penelitian. Adapun hipotesis tersebut

yaitu

:

"lagu-lagu perjuangan berpengaruh secara

positif

terhadap sikap nasionalisme siswa
(38)

B.

BAB

III

METODE

PEIIELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian

ini

merupakan penelitian ex post focto. Penelitian ex post facto (noneksperimen) merupakan suatu pendekatan

pada

subjek penelitian untuk meneliti yang telah

dimiliki

oleh

subjek penelitian seeara wajar tanpa adanya usaha sengaja memberikan perlakuan untuk memunculkan variabel yang ingin diteliti (Dantes, 2012: 59).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kegiatan ekstrakurikuler paduan suara

di

SMA

Negeri

I

Blitar.

Dalam

hal

ini

peneliti

tidak

dapat melakukan manipulasi berupa perlalaran seeara larrgsung unfuk memuneulkan

sikap

nasionalisme

siswa.

Hal

ini

dikarenakan perlakuan

tersebut

sudah berlangsung lama sebelum penelitian dilakukan.

Berdasarkan

jenis

data yang

digunakan, penelitian

ini

menggunakan pendekatan kuantitatif, Pendekatan kuantitatif merupakan metode-metode urrtuk

menguji teori-teori tertentu

dengan

cara

meneliti

hubungan

antar

variabel menggunakan instrumen penelitian sehingga data yang

terdiri

dari angka-angka

dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur

statistik

(creswe\

2al2:

5). Adapun statistik yang digunakan adalah statistik inferensia.

Desain Penelitian

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui adanya pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada ekstrakurikuler paduan suara
(39)

26

di

SMA

Negeri

I

Blitar.

Di

dalam kajian teori, telah dijelaskan bahwa bagian

penting

dari

lagu-lagu perjuangan

dalam

mempengaruhi

sikap

nasionalisme adalah syair lagu yang memiliki arti sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Di

sisi lain, hasil dari sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa pengetahuan sejarah

berpengaruh secara

positif

terhadap

sikap

nasionalisme.

Oleh

sebab

itu pengetahuan sejarah dimasukkan ke dalam desain penelitian

ini

scbagai kontrol terhadap variabel bebas.

Strategi

yang

digunakan adalah membandingkan

dua

kelompok yang

memiliki

pengalaman yang berbeda terhadap lagu-lagu perjuangan.

Untuk

itu

peneliti

mengambil siswa-siswi yarrg mengikuti ekstrakurikuler paduan suara

sebagai kelompok yang memiliki pengalaman banyak dan siswa-siswi yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara sebagai kelompok yang

memiliki

sedikit pengalaman. Desain penelitian secara umum dapat dilihat dari gambar

di

bawah ini.

(P)

CX)

o

(K)-o

Keterangan:

(P) = Kelompok Paduan Suara,

0

menunjukkan tidak ada kontrol perlakuan (K)

:

Kelompok Kontrol

[X)

= Variabel Lagu-Lagu Peduangan

O :

Variabel Sikap Nasionalisme

Penelitian

ini

mengacu

pada

desain penelitian

ex

post

facto
(40)

27

C.

adalah suatu bentuk analisis varian yang menguji signifikansi perbedaan antara harga tengah

dari

kelompok-kelompok yang

ingin

dibandingkan dan korelasi antara ukuran-ukuran

awal

dengan ukuran-ukuran variabel

terikat

(Kerlinger, 2014: 592). Desain Analisis Kovarian pada penelitian

ini

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel2: Desain Analisis

Kovarian

Anakova akan menganalisis perbedaan antar kelompok dalam

hal

sikap nasionalisme,

yakni

variabel

terikat,

setelah menghitung perbcdaan-perbedaan antar kelompok dalam hal variabel bebas yang relevan (kovariat) yang berkorelasi

seoara substansial dengan variabcl terikat

Y.

Variabel bebas relcvan yang akan digunakan pada penelitian

ini

adalah pengetahuan sejarah karena pengetahuan

sejarah berkorelasi terhadap sikap nasionalisme.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada 16 februari s/d 16 Maret 2016. Lokasi penelitian

bertempat di

sMA

Negeri 1 Blitar yang beralamatkan di Jl. A. Yani No. I 12 Kota Blitar. Pengambilan data penelitian dilaksanakan

di

ruang musik bagi kelompok paduan suara. Data dari kelompok yang

tidak

mengikuti paduan suara diambil padajam istirahat danjam kosong.

KelompokPaduan Suara Bukan KelompokPaduan Suara

(41)

28

Variabel Penelitian

Variabel adalah simbol/lambang yang padanya kita letakkan bilangan atau

nilai.

Di

dalam penelitian, variabel diartikan sebagai konstruk-konstruk atau

sifat-sifat

yang akan dipelajari

oleh peneliti (Kerlinger, 2014:

49). Terdapat dua

variabel

pab

penelitian pengaruh lagu-lagu

perjuangan

terhadap

sikap

nasionalisme siswa pada ekstrakurikuler paduan suara

di

SMAN

1

Blitar,

yaitu variabel bebas/independen dan variabel terikat/dependen. Terdapat pula variabel kontrol pada penelitian ini yaitu pengetahuan sejarah.

Variabel bebas adalah sebab yang dipandang sebagai sebab kemunculan variabel terikat yang diduga sebagai akibatnya (Kedinger, 2014: 58). Kerlinger, (2014:

592)

menambahkan bahwa variabel

kontrol

merupakan variabel yang relevan dan memiliki korelasi terhadap variabel terikat. Adap-un variabel-variabel tersebut

pada penelitian

ini

adalah lagu-lagu

perjuangan sebagai variabel bebaVindependen dan sikap nasionalisme siswa sebagai variabel tedkaVdependen

serta pengetahuan sejarah sebagai variable kontrol/kovariat.

Lagu-lagu Perjuangan

(Variabel bebas) Sikap Nasionalisme

Siswa

(Varibel terikat) Pengetahuan

Sejarah

[image:41.595.126.480.511.646.2]

(Variabel kontrol)

Gambar 1: Skema Hubungan Variabel Bebas-Terikat dengan

Kontrol

Paradigma tersebut menunjukkan bahwa

X

adalah lagu-lagu perjuangan
(42)

29

siswa. Diharapkan

X

sebagai variabel bebas dapat memberikan pengaruh yang

besar terhadap

Y

sebagai variabel terikat.

E.

Populasi dan Sampel

1.

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang m€mpunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012:

117). Populasi dalam penelitian

ini

adalah siswa SMA Negeri 1

Blitar

yang berjumlah 1088

sisw4 terdiri dari

kelas

X

sebanyak 377 siswa, kelas

XI

sebanyak 389 siswa dan kelas

XII

sebanyak 322 siswa.

2.

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki

oleh populasi tersebut (sugiyono, 2012: 118). Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, maka sampel yang

diteliti

adalah peserta

didik

yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara

di

SMA

Negeri

I

Blitar

dan siswa-siswi yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara sebagai kelompok kontrol. Adapun jumlah responden pada masing-masing kelompok adalah 36 orang yang dipilih secara acak.

Teknik Pengumpulan Data

1.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik

pengumpulan

data

yang pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap
(43)

30

ekstrakurikuler paduan suara

di

SMA Negeri 1 Blitar yaitu dokumentasi dan kuesioner (angket).

a.

Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan meni4iau nilai pengetahuan sejarah yang

dimiliki

masing-masing peserta

didik.

Adapun

nilai

pengetahuan

sejarah akan diambil dari rekapitulasi

nilai

akhir scmester yang tertulis pada rapor.

b.

Kuesioner

(Angke!

Kuesioner yang digunakan berupa pertanyaan tertutup. Teknik

ini

bertujuan untuk mengukur sikap nasionalisme siswa.

Z.

Instrumen Pengumpulan Data

Sebuah penelitian memedukan insffumen untuk mengumpulkan data.

lnstrumen penelitian digunakan untuk mengukur

nilai

variabel yang diteliti. Pada kasus

ini,

peneliti membuat sendiri instnrmen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun

jenis

instrumen yang akan digunakan adalah lembar angket.

Angket

disusun

berdasarkan

skala

pengukuran

sikap

yang

dikemukakan oleh

Likert

Dengan skala

Likert,

maka variable yang akan

diukur dijabarkan mergiadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai acuan untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa partarry aan atau pernyataan.

(44)

3r

berupa kata-kata. Skala sikap dibuat dalam bentuk cheklist. Berikut ini adalah format instrumen skala sikap yang digunakan.

Tabel 3: Format Instrumen Skala Siknp

Dari

ketentuan tersebut dapat diperoleh

skor

Tertinggi

Teoritik

(srr)

dan Skor Terendah Teoritik (SRT) dengan rumus:

STT

:

Skor Opsi Tertinggi (5) x Butir [nstrumen SRT = Skor Opsi Terendah (1) x Butir Instrumen Cara menghitung Mean aflalah:

M =

STT+SRT

2

(5x

jml

butir) +

(lx jml

butir)

2

No Pemyataan Jawaban

SS ST TS STS

Tabel4: Skor Pemyataan Positif dan Negatif

Nilai

untuk pernyataan

positif

Lambang

Nilai

untuk pernyataan negatif

Sangat Setuju 4 ST Sangat Setuju I

Setuju 3 s Setuju 2

Tidak Setuju 2 TS Tidak Setuju 3

Sangat Tidak

[image:44.595.129.505.276.422.2]
(45)

32

Pedoman

dari

penyusunan

instrumen

adalah

variabel-variabel penelitian

yang

ditetapan

untuk diteliti.

Dari

variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalny4 dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur (Sugiyono, 2013:. 149).

Dari

indikator

ini

kemudian dijabarkan

menj adi butir-butir pemyataan. Untuk memudahkan penpsunan instrumen,

maka

perlu

digunakan

"matrik

pengembangan instrumeR" atau "kisi-kisi instrumen".

Tabel

5:

Kisi=Kisi Pengembangan Instrumen

Sikap

Nasionalisme

Indikator

Kisi-kisi

Instrumen

No item

Cinta Produk Indonesia

I

Tertarik 4,7*

2

Membeli 1,2,9,10*

3

Menggunakan 3,5*,

4

Bangga menggunakan

6,9

Cinta Budaya Indonesia

I

Bangga

berbusana daerah

11,12,13

2

Tertarik

mempelajari situs seiarah Indonesia

20*,21

3

Gemar mengunjungi situs seiarah

))

)?

4

Tertarik pada budaya Indonesia

t5* 17

5

Gemar terhadap kebudayaan Indonesia

l6

6

Menjadi pelaku kebudayaan Indonesia

14,lg*,rg

[image:45.595.117.503.314.703.2]
(46)

-JJ

Kebangsaan

2

HafalSumpah Pemuda

25

3

Hafal Lagu Kebangsaan Indonesia Rava

26

4

Hafal lagu wajib nasional

27,28,29,3 0,4 1,42,43,44, 45,46,47

5

Tahu momen-momen

bersejarah bangsa

Indonesia 38 Mengabdi untuk pembangunan Indonesia

I

Bersedia

mengabdi untuk pembangunan Indonesia

31,32

1

Memperkenalkan kebudayaan Indoncsia kepada neqara lain

33,35,36*

rvr9ngnarumKan nama Indonesia dihadapan negara-negara lain

2

Terdoronguntuk be{prestasi di ajang nasional maupun internasional

37*

3

Berprestasi di

ajang nasional maupun internasional 34 Menjaga kelestarian Alam Indonesia

I

Menjaga

kelestarian alam Indonesia

39,40

Keterangan:

(*)

menunjukkan item dengan pernyataan negatif.
(47)

34

G. Uji

Coba Instrumen

Uji

eoba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sehingga instrumen dapat digunakan

untuk

mengumpulkan data.

Responden diambil dan dikenakan pada siswa

di

sMA

Negeri 1

Blitar

yang berjumlah 45 anak. Pemilihan responden diambil secara acak pada seluruh kelas

X.

l.

Validitas

Validitas merupakan derujat ketetapan afitara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Data yang

valid

adalah dafa "yang

tidak

berbeda" antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Pada

penelitian

ini,

validitas yang

digunakan adalah

validitas konsffuk

yang melibatkan pengujian skala, tidak hanya terhadap resiko tunggal tetapi juga dalam hal hipotesis teoritis yang berasal dari sifat variabel yang mendasad atau membangun hipotesis tersebut. Validitas konstruk dieksplorasi dengan

menyelidiki hubungan dengan konstruk

lainny4

baik yang terkait dan tidak terkait @allan! 2007 : 7).

Validitas dilakukan

dengan perhitungan

statistik

dengan formula korelasi Pearson atau korelasiproduct moment dengan rumus

f^y:

Perhitungan

validitas dilakukan

dengan bantuan

program spss.

Instrumen dikatakan valid apabila nilai probabilitas korelasi [sig.

(tailed)]

I

taraf signifikan (o) sebesar 0.05 atau dengan membandingkan nilair hitung >

r

(48)

35

tabel maka instrumen dikatakan valid. Setelah dilakukan validasi instrument menggunakan progmm SPSS dengan rumus Pearson Product Moment, dapat

dilihat

bahwa beberapa pernyataan gugur karena

tidak

valid

yaitu

nomor

1,2,4 o5 06,7,20,22,26,28,33,3 4,3 5,36,37 dan 3

9.

Tabel berikut menunjukkan [image:48.595.118.504.249.566.2]

butir pernyataan yang valid (output terlampir). Tabel6:

Butir

Instrnmen

Valid

Sikap

Nasionalisme

Indikator

No.Item

In'strumen

No.Item

Instrumen

Valid

Cinta Produk Indonesia

I ,203,4,5* ,6,7* 08,

9,10

3,8,9,10

CintaBudaya Indonesia

IL,I2,r3,I4,15*o 16,

17,rg*,19,20*,21,

22,23

r1,12,13,14,15*,

(49)

36

Berwawasan Kebangsaan

24,25,26,27,29,29,

30,38,41,42,43,44,

45,46,47

24,25,27,29,30,39,

41, 42,43,44,45,46

Mengabdi untuk

pembangunan Indonesia

31,32 31,32

Mengharumka n nama lndonesia dihadapan negara-negara lain

33,35,36*

37*

34

Menjaga kelestarian Alam

trndonesia

39,40 40

2.

Reliabilitas

Reliabilitas skala menunjuk pada tingkat keterandalan skala tersebut.

(50)

37

Cronbach

Alpha

atau koefisiensi reliabilitas

>

0,60. Adapun rumus Alphn Cronbach adalah sebagai berikut:

.,:

[

"

-l[i-r*'l

L"-rJL

o,'-)

Dari perhitungan melalui SPSS, diperoleh koefisiensi Alpha Cronbach

sebesar 0,850, lebih besar dari 0,60. Maka butir pernyataan dapat dikatakan reliabel.

Tabel 7: Relinbilitas Alpha Cronbaeh

Reliability Statistics

Cronbgch's Alpha N of ltems

.850 30

H.

Teknik

Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian

ini

adalah One-Way Ancova dengan menggunakan bantuan program SPSS. Teknik one-way Ancova

terdiri

dari satu variabel bebas yang dikategorikan (kelompok paduan suara dan bukan kelompok paduan suara), satu variabel kontinus (Skor Sikap Nasionalisme)
(51)

38

l.

Uji

Normalitas

Uji

normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan

variabel independen mempunyai

distribusi

data yang

normal

atau tidak normal. Proses

uji

normalitan data dapat delakukan dengan r$i

Kolmogrof-Smirnov.

Untuk

menerima

atau

menolak hipotesis dengan

cara

membandingkan

p-

value dengan taraf signifikansi (a) sebesar 0,05. Jika p-value> 0,05, maka data berdistribusi normal.

Uji

Homogenitas Varians

Uji

Homogenitas dimaksud untuk mengetahui apakah variasi antara

kelompok yang diuji berbeda atau

tidah

variansinya homogen atau heterogen

(Pallanf 2007: 204).

Uji

homogenitas pada penelitian ni menggunakan SPSS

menggunakan tes Levene. Kriteria pengujian menggunakan taraf signifikansi yang telah ditetapkan yaitu sebsar 5% sehingga

jika

nilai

signifikansi > 0,05, maka data diasumsikan homogen dan sebaliknya,

jika

nilai

signifikansi <

0,05, maka data diasumsikan tidak homogen.

Uji

Linearitas

Uji

Linearitas dilakukan

untuk

mengetahui hubungan

linier

antara

variabel terikat dengan variabel kovariat pada masing-masing grup. Untuk dapat melakukan prosedur anakov4 kedua variabel tersebut harus memiliki hubungan

yang linear

(Pallant

2007:

298).

Uji

linearitas menggunakan progrum SPSS.

)

(52)

39

4. Uj i Homogenitas Kemiringan Regresi

Uji

Homogenitas Kemiringan Regresi difokuskan pada hubungan

antara

kovariat

dengan

variabel terikat pada setiap kelompok. Uji

Homogenitas kemiringan regresi dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada interaksi antara kovariat dengan perlakuan. Kriteria pengujiannya adalah

apabila signifikansi

dari

interaksi kurang

dari 0,05

maka

interaksinya signifikan secara statistik. Namun untuk.dapat menyimpulkan bahwa tidak ada interaksi, maka

nilai

signifikansi yang diharapkan adalah lebih dari 0,05 (Pallant, 20A7:298).

Uji

Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah Ho = tidak ada pengaruh

lagu.lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme, sedangkan

lL :

ada

pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme.Ho ditolak

jika

nilai

signifikansi pada perlakuan

<

0,05;

jika H"

ditolak

maka

tL

tidak ditolak.

Pengujian hipotesis

pada

penelitian

ini

menggunakan Analisis Kovarian (Anakova/lncova). Anakova dapat dilakukan setelah keempat

uji

prasyaraVasumsi

di

atas terpenuhi. Adapun rumus perhitungan Anakova adalah sebagai berikut:

a. Jumlah kuadrat

dari

keseluruhan

variable

pada

semua sampel,

nr

menunjukkan banyaknya sampel :

' r

(lX_,4._,

xr;,

ss'ro:IIql

r*r't-r l1'r

(53)

40

b. Jumlah kuadrat dari keseluruhan variable perlakuan antar populasi atau

faktol,

n,

menunjukkan jumlah populasi atau falrtor:

,,

/\-ri

r'i?\

(l;,_,11'_rr;r1t

^95'17r'

: ;-

f t- j-L ' ij

^,,,r, v _

Z-

1 rrt )_

",

c.

Jumlah kuadrat

dari

kesalahan menentukan variabilitas

dalam

setiap

populasi

atar frktor,

no menunjukkan

jumlah

sampel dalam populasi tertentu.

fl i' fl / r.l' \.'2 \

ss Ett:

f

E

Ul t-

1

z-:-t

r

i:

\

i-1i-r

ft\

ilr'

)

d. Total Jumlah kuadrat perhitungan Kovarians

X

dan

Y

sama dengan jumlah

kuadrat pada perlakuan dan jumlah kuadrat pada kesalahan.

SSfo:SSIrr+S-cEu

e. Total jumlah kuadrat kovarian menentukan kovariasi dari

X

dan

Y

dalam semua data sampel.

,

r' '

(U-'r1-'

r")

(rl'-'

r1-'

u';

5()I:IItr,rE:

-

\ut-tul-r--'''l

\

i-I.i-t

't - ---

nr

J-

/-i:-

r,

_ ti'_r{,\,./};,)\

S(IE

: L

ILX,,

;*r \i-r t'tJ ?ln )

Bditl

menyesuaikan SST

f,

Korelasi antara X dan Y adalah

?'l

"

5'(':I2

-

!

-55r,

SSI,

,,r

-

'5('E?
(54)

4t

g. Proporsi Varians dikurangi dari dependen, harga SSr.

S,SQ"a;:SSfs{l

-r'i}

,5,58y"a;:SSEs(l*r1)

SSTr,o,ai: 55?i"ai

-

SS.8y"d

[Edit] Menyesuaikan mean pada setiap populasi &

h.

Mean dari setiap populasi disesuaikan dengan cara berikut:

r{o,uai

-rlf",

- #*{'tL,

-

f,{",)

[Edit] Analisis menggunakan jumlah total yang disesuaikan nilai kuadrat

i.

Mean kuadrat pada perlakuan yaitu

dfn

sama dengan

Nr-

k-

l.

dfr,

salah

satu dari ANOVA untuk menghitung kovarians dan

dft

= k

-

l:

hISTr-

.

^9^9?r

dfr'

rlsli:

ss4

dfn

j.

StatistikFadalah:

\'IsTi"

l,t|r-tyr,:

.lSE.

(55)

BAB TV

HASIL PENELITIAN

DAIY PEMBAI{ASAI\T

A.

Hasil Penelitian

1.

Deskripsi Lokasi dan Objek Penelitian

Deskripsi lokasi dan objek penelitian merupakan gambaran tentang

situasi dan kondisi pembelajaran siswa. Situasi dan kondisi pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran pada kegiatan ekstrakurikuler paduan

suara

di

SMA Negeri

I

Blitar. Adapun gambaran tentang situasi dan kondisi pembelaj aran pada kegiatan tersebut meliputi :

a.

Lokasi Sekolah Tempat Penelitian

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri I

Bliar.

SMA

Negeri 1

Bliar

merupakan satu dari empat

SMA

Negeri yang ada

di

Kota

Blitar.

Sekolah

ini

merupakan

SMA

Negeri paling unggiil dan merupakan SMA Negeri yang pertama

kali

berdiri

di

Kota

Blitar.

Adapun

lokasinya

terletak

di

Jl.

A.

Yani

No.

112,

Kel.

SaRanwetan,

Kota Blitar,

Jawa

Timur.

Sekolah

ini

berdiri

sejak 22 Agustus 1955 dan menempati tanah seluas 5,1 Ha.

Area luas

yang

dimiliki oleh SMA

Negeri

I

Blitar

memungkinkan

sekolah

ini

menyediakan

berbagai

fasilitas

bagi warganya. Fasilitas tersebut meliputi: ruang kelas yang eukup banyak dan luas, bermacam-macam lapangan olahragq aula / gedung serba gun4 lahan parkir, tempat ibadah, ruang serri dan

multimedi4

perpustakaan,
(56)

43

UKS

serta

kantin.

Bahkan sekolah

ini

menyediakan fasilitas berupa

rumah dinas untuk kepala sekolah dan pesuruh sekolah.

b.

Kegiatan Ekstrakurikuler Paduan Suara

Kegiatan ekstrakurikuler paduan suara

di

SMA Negeri

I

Blitar

ini

sudah dilaksanakan sejak lama namun baru berkembang pesat pada

tahun 2007, setelah ada

guru

Seni

Musik

yang mengajar

di

sekolah tersebut serta ditunjuk sebagai pelatih padan suara. Beliau adalah Drs.

Yanu Kristiono. Dalam melatih

tim

paduan suara

ini,

Bapak Yanu menerapkan latihan yang ketat dan berat terutama saat mempersiapkan konser atau lomba. Selain

itu

materi

lagu-lagu yang diberikan juga berbobot, baik dari segi teknilq makna dan keindahan. Materi lagu-lagu yang dibawakan saat konser pun sebagian besar merupakan lagu dengan

nuansa perjuanga4 cinta tanah air dan kebudayaan.

Berdasarkan uraian tersebut ditemukan dua

hal

penting

Gambar

Tabel 1: Butir-Butir Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Gambar 1: Skema Hubungan Variabel Bebas-Terikat dengan Kontrol
Tabel 3: Format Instrumen Skala Siknp
Tabel 5: Kisi=Kisi Pengembangan Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimanakah pengaruh pentingnya pemahaman budaya daerah terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Yayasan

Tujuan dari penelitian ini adalah ,(1) Ingin mengetahui bagaimana sikap Nasionalisme di kalangan siswa SMA Negeri 1Boyolali dan SMA Kanisius Yos Sudarso Boyolali,(2) Ingin

kelompok kontrol yang tidak menonton film Tanah Air Beta terhadap.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman sejarah kebangkitan nasional Indonesia dan sikap nasionalisme siswa

Secara umum, ditinjau dari aspek cinta tanah air, persatuan dan kesatuan bangsa, rela berkorban, dan pantang menyerah, sikap nasionalisme yang dimiliki oleh siswa SMA

Berdasarkan data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Sikap Nasionalisme Siswa Kelas VII Terhadap Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di SMP Muhammadiyah 1

Disamping itu hasil angket terhadap sikap nasionalisme siswa dari proses pembelajaran sejarah yang dilakukan peneliti pada siklus I diskusi kelompok dengan berbasis internet

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik melakukan penelitian lanjutan untuk membuktikan efektivitas pendidikan bela negara dapat meningkatkan sikap nasionalisme siswa di Community