~ibun
Jabar
123
17
18
19
o
Jan
0
Pebo
Selasa
4
5
20
o
Maro
Rabu0
Kamis
0
Jumat
.
Sabtu
6 7 8 9 10 11 12 13
21 22 23 24
0
26 27 28.
___,_,~",__,Apr I) Mei 0 Jun 0 Jul 0 Ags 0 Sep 0 Okt
,_""_,,,_,_,_,,__"~'_"M___"__"".._..._.._..._..._____...._..._________o
Minggu
14
15
16
29
30
31
ONov
ODes
Jangan Mudah Minta
tiliiotil~
l~e
Dol~ter
D
I Indonesia, feno mena resistensi antibiotik telah mencapai taraf yang sangat mengkhawatirkan. Ma-salah resistensi antibiotik sendiri merupakan suatu isu krusial dalam praktik pengobatan modem meng-ingat telah banyak spesies bakteri patogen yang pada awalnya dapat diterapi de-ngan antibiotik, kemudian mampu mengembangkan resistensi.Hal ini biasanya dipicu penggunaan obat yang tidak rasional, seperti
penggu-'podium
paling mujarab. Antibiotik kerap digunakan untuk pelbagai penyakit ringan yang disebabkan oleh virus tanpa mengindahkan atur-an penggunaatur-annya. Pada-hal cukup dengan istirahat dan meningkatkan keke-balan tubuh dengan me-ngonsumsi buah dan ma-kanan yang memadai sebe-tulnya penyakit tersebut akan sembuh karena pe-nyakit yang disebabkan vi-rus biasanya merupakan
self limiting disease yang
dapat sembuh sendiri sei-ring waktu.
FAJAR RAMADHITYA PUTERA
Apoteker, Alumnus Farmasi
Universitas Padjadjaran Bandung
naan antibiotik yang tidak tuntas ataupun penggunaan tanpa dasar klinis yang jelas. CDC (Centers of Disease Control and Prevention) bahkan memperkirakan bahwa sepuluh juta anti-biotik diberikan untuk in-feksi virus setiap tahunnya.
Mekanisme resistensi an-tibiotik biasanya tidak terjadi secara tiba-tiba, tapi dari jumlah yang sedikit dan kemudian pedahan-Iahan bertam1:>ah seiring waktu. Penggunaan antibiotik yang tidak semestinya selain da-pat menimbulkan resistensi juga dapat mengancam nya-wa pasien. Fenomena ini adalah masalah penting dalam dunia kesehatan me-ngingat selama ini belum ada inovasi yang benar-benar baru pada cara kerja obat antibiotik meski obat-obat barn tentS ditemukan.
Penggunaan yang Serampangan Selama ini seringkali se-bagian pasien menganggap antibiotik merupakan... obat
..---.---.-Mekanisme kerja anti-biotik pada bakteri meru-pakan proses yang sangat spesifik sehingga mutasi yang terjadi pada bakteri memungkinkan muncul-nya bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Ter-kadang karena memiliki asumsi sendiri terhadap regimen pengobatan, pa-sien tidak mematuhi ins-truksi pemberian obat, di mana antibiotik yang dire-sepkan seharusnya dimi-num sampai habis tetapi temyata dihentikan sebe-lum waktunya karena pa-sien merasa kondisi tubuh-nya telah membaik.
Seringkali terjadi, peng-gunaan antibiotika yang tidak tuntas hanya memun-culkan bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Sebagai gambaran, resistensi bak. teri TBC dapat muncul ha-nya dalam jangka waktu enam sampai delapan ming-gu jika obat seperti rifam-pisin atau pirazinamid digu-nakan secara sembarangan.&:Ioo.;oa~~~
Yang lebih miris adalah pasien sering kali memaksa untuk diberi antibiotik, dan terkadang oknum tenaga kesehatan pun memberi-kan antibiotik pada yang kurang memerlukannya. Karena bisa dibeli dengan mudah, sebag~an masy-arakat melakukan pengo-batan sendiri dengan anti-biotik tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Praktik seperti ini pada akhirnya malah akan mem-perparah fenomena resis-tensi bakteri.
Maka penggunaan anti-biotik pada penyakit yang disebabkan oleh virus se-baiknya hanya dilakukan apabila terdapat indikasi infeksi sekunder yang dise-babkan oleh bakteri opor-funistik, sesuatu yang seba-iknya ditegakkan dengan diagnosis dokter s~bagai tenaga kesehatan.
Selain di ranah pengo-batan, antibiotik kerap digu-nakan berlebihan dalam pengembangan budidaya agrikultural. Selama ini untuk menjaga kesehatan udang atau ikan digunakan antibio-tik. Namun temyata ini me-nyebabkan kualitas produk budidaya agrikultural Indo-nesia seringkali tidak me-menuhi syarat untuk kebu-tuhan ekspor karena kon-sumen luar negeri enggan menerima produk asallndo-nesia yang telah terkon-taminasi antibiotik. Sifat kebal antibiotika pada bakteri biasanya berada pada materi genetik yang dapat dipin-dahkan ke bakteri lain baik yang sejenis maupun ber-beda jenis melalui meka-nisme transfer genetik.
Salah satu skenario buruk adalah jika terdapat bakteri resisten antibiotik yang terbawa oleh feses (ko-toran), kemudian tersebar di lingkungan akibat sani-tasi yang buruk, bukan tidak mungkin bakteri akan
., ";'1-. '. " ...~
"w"~...fr.".
".." .."".. "...".""""..
"'
"...
"
...
"
.. . " . . ..
i. .. II" "
.. II . .. .. .. " . II If .. II " .. .. . . -. . ..
.. . II II
. . .
" .
II .. ".
. . .
. ..
" .
. . ..
.. If . W W
.. "
"
. , ,
If ..
.. " ,
. ..
" .
..
,
" . .
. ..
" "
,
. . \
. . If II ..
.,
.,.
.,..
. .
W
" " .
..
.
" wilt.
II ... "
" .
.. w .
A\'!I
.. . ..
. If
Iii
.. .
. ..
dapat melakukan .transfer genetik dengan bakteri lain.
Transfer genetik yang memindahkan resistensi antibiotik dapat terjadi de-ngan bakteri patogen ta-naman, ikan, udang, dan se-kian produk agrikulturalla-in, yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas pro-duk agrikultur itu sendiri.
Penanganan Sebagai tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi mengenai obat-obatan, far-masis memiliki peran pen-ting dalam hal ini. Insidensi resistensi antibiotik dapat ditunmkan dengan mengop-timalkan kompetensi farma-sis dalam memberikan re-komendasi klinis pada peng-gunaan antibiotik serta me-ngupayakan,pencegahan penyebaran infeksi bakteri.
Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat memberikan dampak yang negatif dari segi medis dan ekonorni maka oleh karena itu pedu diambil langkah penanganannya untuk me-wujudkan penggunaan obat yang rasional.
Terdapat beberapa aspek
..
~...-ILUSTRASt: BOYKE
dalam penggunaan obat secara rasional, yakni kete-patan indikasi, ketepatan penderita, ketepatan obat, ketepatandosis, ketepatan waktu, saat pemberian dan lamanya pemberian, serta efek samping dari obat.
Penggunaan antibiotik di Indonesia sudah semakin jauh dari prinsip-prinsip pengobatan yang rasional. Pihak-pihak terkait pedu mengupayakan peningkat-an kewaspadapeningkat-an dan pe-ngetahuan tentang penggu-naan antibiotik yang aman dan efektif. Sebagai per-bandingan,;, di Cina, pejabat dari dinas. kesehatan me-rencanakan pelatihan bagi puluhan n"bu dokter di ru-mah saIqtnegeri yang ter-sebar di s~lwuh Cina.
Di Amerika Serikat, The American Pharmaceutical Associaton telah menge-luarkan rekomendasi pada pasien untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan soal penggunaan antibiotik yang tepat;pencegahan resis-tensi antib),otik, dan upaya penangan~ infeksi.