ABSTRAK
Pembatasan asupan nutrisi merupakan salah satu bentuk terapi konservatif pada pasien ESRD yang bertujuan mencegah atau mengobati komplikasi dari keadaan uremik. Namun, terapi ini sering tidak adekuat karena kesalahan penafsiran terhadap maksud “pembatasan” itu sendiri. Hal ini terjadi sebagai dampak dari kurangnya konseling dalam upaya pemenuhan nutrisi yang seimbang. Di sisi lain, rendahnya toleransi tubuh terhadap terapi hemodialisis juga menjadi faktor yang dapat memperburuk keadaan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status nutrisi pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis di RS Al Islam Bandung. Penelitian ini dirancang menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner inventory Subjective Global Assessment. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling, jumlah sampel 69 responden. Responden berjenis kelamin laki-laki (59,42%), berusia 41 – 60 tahun (60,87%), terapi hemodialisis akibat hipertensi (60,87%), menjalani hemodialisis lebih dari 1 tahun (60,87%) dengan frekuensi hemodialisis 2 kali seminggu (84,06%). Berdasarkan komponen penilaian riwayat medis dan pemeriksaan fisik, didapatkan bahwa 52,17% merupakan suspect malnutrisi, 47,83% responden memiliki status nutrisi baik, dan tidak ada responden yang berada pada keadaan nutrisi buruk. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi unit hemodialisis, sehingga intervensi yang diberikan selanjutnya dapat disesuaikan berdasarkan keadaan nutrisi pasien.