• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

IYUS NURZAMAN 0905888

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

Berbasis Masalah (PBM)

Oleh Iyus Nurzaman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam

© Iyus Nurzaman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)

SKRIPSI

Oleh Iyus Nurzaman

NIM 0905888

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Drs. Unang Purwana, M.Pd. NIP 195711301981011001

Pembimbing II

Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si. NIP 197009081997021001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

(4)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)

Iyus Nurzaman NIM: 0905888

Pembimbing I: Drs. Unang Purwana, M.Pd. Pembimbing II: Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si.

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat konsistensi siswa dalam menyelesaikan persoalan Fisika dengan lebih dari satu jenis representasi (multirepresentasi). Konsistensi siswa dalam menjawab soal multirepresentasi dapat menjadi salah satu indikasi dari pemahaman mendalam siswa terhadap suatu konsep atau materi Fisika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peningkatan konsistensi siswa dalam menjawab persoalan Fisika dengan multirepresentasi melalui pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Data penelitian diperoleh dengan menggunakan soal pilihan ganda multirepresentasi dari suatu konsep atau tema soal yang sama yang disajikan dalam tiga jenis representasi setara. Konsistensi siswa yang diukur adalah dari segi konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan desain

penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Sampel penelitiannya adalah siswa

kelas X di salah satu SMA Negeri Kota Bandung. Peningkatan tingkat konsistensi siswa dilihat berdasarkan perbedaan nilai pretes dan postes yang dinyatakan dengan gain yang dinormalisasi (N-gain). Berdasarkan hasil pengolahan dan

analisis data, diperoleh nilai N-gain masing-masing sebesar 0,69 untuk konsistensi

representasi dengan kategori sedang dan 0,59 untuk konsistensi ilmiah dengan kategori sedang. Dari hasil N-gain tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui

pembelajaran Fisika dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa. Pembelajaran yang telah dilaksanakan juga mendapat respon positif dari siswa.

(5)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Iyus Nurzaman NIM: 0905888

Supervisor I: Drs. Unang Purwana, M.Pd. Supervisor II: Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si. Physics Education Programs FPMIPA UPI

Abstract

This research is motivated by the low level of students consistency in solving Physics problems with more than one type of representation (multiple representations). Students’ consistency in answering questions with multiple representations can be one indication of students’ deep understanding about a concept or a Physics material. The purpose of this study is to identify an increase students’ consistency in answering Physics problems with multiple representations through a learning process with Problem Based Learning (PBL) model. The data were obtained by using multiple-choice questions with multiple representations

about a concept or a same theme, which presented in three types of equal representation. Students’ consistency which measured is representational consistency and scientific consistency. The research method used is a pre

-experimental research design with one group pretest-posttest design. Research

samples are 10th grade students in one High School at Bandung. Increase of students’ consistency level seen by differences between pretest and posttest values, expressed by normalized gain (N-gain). Based on the results of processing and

analysis data, the value of N-gain amounted to 0.69 for representational

consistency with medium category and 0.59 for scientific consistency with medium category too. From the results of the N-gain, concluded that through

learning Physics with Problem Based Learning (PBL) model, can improve students’ representational consistency and scientific consistency. Learning has been implemented also received positive responses from students.

(6)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN ……… i

ABSTRAK ……….……… ii

KATA PENGANTAR ………iii

DAFTAR ISI ………..v

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………...viii

DAFTAR PERSAMAAN ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….1

B. Rumusan Masalah ………5

C. Identifikasi Masalah .………... 6

D. Tujuan Penelitian ………. 6

E. Manfaat Penelitian ………...7

F. Variabel Penelitian ………... 7

G. Struktur Organisasi Skripsi ………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Multirepresentasi………... 9

B. Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah………...……. 13

C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ………….……….... 15

(7)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 22

B. Metode Penelitian ………... 22

C. Desain Penelitian………... 22

D. Definisi Operasioanal ……… 22

E. Instrumen Penelitian………... 24

F. Prosedur Penelitian ...………. 24

G. Teknik Analisis dan Hasil Uji Coba Instrumen……...……… 25

H. Teknik Pengolahan Data Penelitian ……….. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……….. 36

B. Pembahasan ...………...……….. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………..………. 57

B. Saran dan Rekomendasi ………..……... 58

DAFTAR PUSTAKA ……….... 59

(8)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel hal

2.1 Sintaks Model PBM ...….. 17

2.2 Multirepresentasi dalam PBM ………...…... 20

3.1 Interpretasi Indeks Kesukaran ………... 26

3.2 Interpretasi Daya Pembeda………... 27

3.3 Interpretasi Validitas Soal ..………... 28

3.4 Interpretasi Reliabilitas Soal ……….... 29

3.5 Hasil Uji Coba Instrumen ...……… 29

3.6 Penilaian Konsistensi ...………... 31

3.7 Tingkat Konsistensi ...……… 32

3.8 Kunci Jawaban Soal Multirepresentasi Gerak ……… 33

3.9 Interpretasi Kategori Nilai Gain...………….. 35

4.1 Presentase Keterlaksanaan Model PBM ... 36

4.2 Skor Konsistensi Representasi... 37

4.3 Nilai n-Gain Konsistensi Representasi Untuk Setiap Tema ………... 37

4.4 Presentase Pretes, Postes dan n-Gain untuk Konsistensi Representasi Tiap Tema ……... 37

4.5 Skor Konsistensi Ilmiah ...……… 38

4.6 Nilai n-gain Konsistensi Ilmiah untuk setiap tema...38

4.7 Presentase Pretes, Postes dan n-Gain untuk Konsistensi Ilmiah Tiap Tema………... 39

4.8 Presentase Tingkat Kategori Konsistensi Representasi Siswa……….. 39

4.9 Presentase Tingkat Kategori Konsistensi Ilmiah Siswa………... 39

(9)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar hal

3.1 Desain Penelitian ………... 22

4.1 Persentase Rata-rata Pretest, posttest dan n-gain Dinormalisasi

Konsistensi Representasi………... 44

4.2 Persentase Rata-rata Pretest, posttest dan n-gain Dinormalisasi

Konsistensi Representasi Untuk Tiap Tema……….. 44

4.3 Perbandingan Kategori Konsistensi Representasi Siswa saat

Pretes dan Postes……... 45

4.4 Persentase Rata-rata Pretes, Posttes dan n-gain Dinormalisasi

Konsistensi Ilmiah... 48

4.5 Persentase Rata-rata Pretes, Postes dan n-Gain Dinormalisasi

Konsistensi Ilmiah untuk Tiap Tema ………... 49

4.6 Perbandingan Kategori Konsistensi Ilmiah Siswa saat

(10)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan hal

3.1 Tingkat Kesukaran Soal ………... 25

3.2 Daya Pembeda Soal ………... 26

3.3 Persamaan Validitas Soal………... 27

3.4 Reliabilitas Soal ...……….. 28

3.5 Penentuan Level Konsistensi……... 32

(11)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………... 62

A.2 Skenario Pembelajaran 1...………. 65

A.3 Skenario Pembelajaran 2 ………... 70

A.4 Skenario Pembelajaran 3………... 73

A.5 Lembar Kerja Siswa 1………... 77

A.6 Lembar Kerja Siswa 2………... 82

A.7 Lembar Kerja Siswa 3………... 86

LAMPIRAN B : INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Kisi-Kisi Instrumen ...……… 91

B.2 Lembar Judgement…...……….. 105

B.3 Soal Uji Coba………... 120

B.4 Soal Pretes dan Postes ………... 127

B.5 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran………..…….... 134

B.6 Angket Respon Siswa………... 138

LAMPIRAN C : HASIL UJI COBA INSTRUMEN C.1 Hasil Uji Coba Instrumen ...……….. 139

C.2 Perhitungan Validitas Soal…...………... 140

C.3 Perhitungan Daya Pembeda Soal………... 150

C.4 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ………... 151

C.5 Perhitungan Reliabilitas Soal ………..……... 152

(12)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.2 Penilaian Konsistensi Representasi Pretes………... 154

D.3 Penilaian Konsistensi Ilmiah Pretes………... 155

D.4 Jawaban Postes Siswa………... 156

D.5 Penilaian Konsistensi Representasi Postes………... 157

D.6 Penilaian Konsistensi Ilmiah Postes………... 158

D.7 Perhitungan Nilai N-Gain ………... 159

D.8 Hasil Skor Total Jawaban Pretes …………... 160

D.9 Hasil Skor Total Jawaban Postes …………... 161

D.10 Hasil Angket Respon Siswa………... 162

D.11 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Siswa………... 163

D.12 Penilaian Representasi dalam LKS Siswa…... 164

LAMPIRAN E : DOKUMENTASI PENELITIAN 1. Foto-foto Kegiatan Penelitian ……….165

(13)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Mata pelajaran Fisika merupakan mata pelajaran dalam rumpun ilmu

pengetahuan alam yang diajarkan pada jenjang pendidikan menengah.

Pemerintah telah menetapkan kompetensi inti dan kompetensi-kompetensi

dasar (KD) yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari Fisika.

Kompetensi-kompetensi ini menjadi patokan bagi sekolah dan pengajar

Fisika untuk merancang kegiatan pembelajaran Fisika agar siswa mampu

mencapai kompetensi-kompetensi tersebut. Pengajar Fisika dituntut untuk

mampu menjabarkan dan mengemas materi atau konsep-konsep Fisika yang

terdapat dalam KD dalam sebuah proses pembelajaran yang sedemikian

sehingga membuat siswa mampu menguasai materi atau konsep tersebut.

Dalam mengajarkankan materi atau konsep Fisika, banyak cara yang bisa

dilakukan oleh guru. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan

multirepresentasi. Multirepresentasi merupakan cara menyajikan suatu konsep

atau materi Fisika dengan berbagai cara penyampaian dan penyajian. Konsep

Fisika dapat disajikan atau dipelajarai dengan beragam jenis representasi,

seperti penyajian representasi piktoria, vektorial, gambar, diagram, maupun

grafik.

Secara umum, fungsi kemampuan multirepresentasi dalam memahami

suatu materi atau konsep dalam pembelajaran menurut Ainsworth (dalam

Nieminen, et.al., 2010) adalah sebagai pelengkap representasi lain, membantu

membatasi representasi lain seperti penggunaan grafik untuk mendapatkan

persamaan, dan membangun pemahaman lengkap dengan mengintegrasi

(14)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian tentang multirepresentasi dalam pembelajaran Fisika telah

dilakukan beberapa peneliti, seperti yang dilakukan oleh Hubber et.al.

(Suminar, 2012:3) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan

multirepresentasi dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam memahami

konsep fisika dan membuat siswa mengkonstruksi pemahaman tentang suatu

konsep berdasarkan penggunaan representasi. Kohl dan Noah (2005) dalam

Deliana (2012: 3) menemukan bahwa keberhasilan mahasiswa/pelajar dalam

memecahakan masalah-masalah Fisika dipengaruhi oleh format penyajian

representasi masalah-masalah tersebut, bentuk representasi tertentu terkadang

lebih mudah membuat siswa memahami sebuah konsep Fisika. Ulfarina (2011)

menemukan bahwa pembelajaran dengan multirepresentasi dapat membantu

meningkatkan pemahaman konsep siswa. Abdurrahman, dkk. (2011)

menyatakan bahwa Fisika sebagai sebuah mata pelajaran, dalam menguasainya

dibutuhkan pemahaman dan kemampuan cara representasi yang berbeda-beda

atau multirepresentasi untuk konsep yang sedang dipelajari. Suminar (2012)

telah mencoba mengaitkan kemampuan multitrepresentasi dengan jenis

kecerdasan siswa, yaitu kecerdasan logika-matematik, kecerdasan linguistik,

dan kecerdasan visual-spasial. Hasilnya menunjukan bahwa multirepresentasi

dapat menjadi salah satu sarana untuk memfasilitasi cara belajar dan

karakteristik siswa yang beragam dalam memahami konsep-konsep atau materi

Fisika. Dari beberapa hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukan bahwa

multirepresentasi diperlukan dalam pembelajaran Fisika untuk membantu

siswa mempelajari konsep Fisika.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan, (PPL) di salah satu SMA Negeri di kota Bandung,

terlihat bahwa multirepresentasi dalam pembelajaran Fisika kurang diterapkan.

Hal ini dapat terlihat dari cara penyampaian materi Fisika di kelas lebih

(15)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran Fisikanya lebih banyak menuntut pada perhitungan matematis dan

hanya sedikit soal yang menuntut representasi verbal. Ketika siswa diberikan

soal multirepresentasi pada soal ulangannya, dalam tiga bentuk representasi,

yaitu verbal, diagram, dan matematis, sebagian besar siswa kesulitan dalam

menjawab persoalan yang diberikan. Padahal ketiga soal tersebut konsep

utamanya sama, hanya penyajiannya yang disajikan dalam tiga bentuk berbeda.

Untuk soal dalam representasi matematis banyak siswa yang mampu

menjawab dengan benar, karena memang siswa telah terbiasa dengan bentuk

matematis, tetapi untuk yang menyatakan jawabannya dalam bentuk verbal dan

diagram siswa masih mengalami kesulitan. Hal ini membuat banyak siswa

tidak mampu konsisten dalam menjawab soal dengan tiga representasi tersebut.

Yusuf (2011:1) juga menemukan bahwa ketika siswa diberi soal dengan tema

sama dalam bentuk representasi berbeda, lebih dari 80% siswanya tidak

konsisten dalam menjawabnya. Hasil ini menunjukan bahwa tingkat

konsistensi siswa dalam menjawab persoalan Fisika yang disajikan dengan

multirepresentasi masih rendah.

Banyaknya soal Fisika yang menuntut penyelesaian dalam bentuk

representasi matematis, membuat para siswa merasa hanya perlu menghafal

rumus-rumus untuk bisa menjawab soal tanpa perlu benar-benar menguasai

konsep-konsep utama yang terdapat dalam materi-materi Fisika yang mereka

pelajari (Yusuf, 2011). Hal ini dapat menjadikan kemampuan representasi

siswa hanya terbatas pada satu bentuk representasi, yaitu matematis yang

membuat pemahaman siswa kurang mendalam sehingga memberikan efek

kurang konsisten saat dihadapkan dengan soal multirepresentasi. Pembelajaran

Fisika dengan multirepresentasi diharapkan dapat membuat siswa lebih

mendalam.

Dengan soal multirepresentasi, pemahaman siswa yang mendalam

(16)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami suatu konsep, maka siswa akan mampu konsisten saat menyajikan

konsep Fisika dengan berbagai jenis representasi. Seperti yang diungkapkan

Abdurrahman, dkk. (2011) bahwa kemampuan penguasaan konsep fisika

sangat berkaitan dengan bagaimana menggunakan berbagai bahasa sains

(multirepresentasi) yang akan memungkinkan mahasiswa/pelajar mempelajari

fisika melalui pengembangan kemampuan mental berpikir dengan baik. Hasil

penelitian Nieminen et.al (2012) menemukan bahwa kemampuan konsistensi

siswa pada saat menjawab soal multirepresentasi pada materi gaya dengan

pemahaman konsep siswa pada materi gaya tersebut, berkorelasi positif.

Artinya konsistensi siswa dalam merepresentasikan konsep Fisika dalam

berbagai cara merupakan salah satu faktor yang berhubungan kuat dengan

pemahaman konsep siswa.

Penelitian tentang konsistensi siswa dalam menjawab persoalan

multirepresentasi pertama kali dilakukan oleh Nieminen, et.al. (2010). Untuk

mengukur tingkat konsistensi siswa dalam memahami suatu materi Fisika,

digunakan tes hasil belajar dalam bentuk soal multirepresentasi. Dalam

penelitiannya, Nieminen et.al. (2010) membuat instumen tes multirepresentasi

tentang materi gaya yang dikembangkan dari soal Force Concept Inventory

(FCI) versi 1995 yang diberi nama Representational Variant dari Force

Concept Inventory (R-FCI). Dengan menggunakan R-FCI, Nieminen et.a.l

(2010) dapat mengidentifikasi tingkat konsistensi siswa dalam menjawab soal

multirepresentasi, yang terbagi kedalam dua jenis konsistensi, yaitu konsistensi

representasi (representational consistency) dan konsistensi ilmiah (scientific

consistency).

Konsistensi representasi adalah kekonsistenan siswa dalam menjawab soal

dan melihat kesetaraan representasi konsep tersebut sesuai apa yang diyakini

kebenarannya, tanpa dilihat benar atau tidaknya jawaban tersebut secara

(17)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melihat kesetaraan bentuk representasi dari jawabannya, maka dia dikatakan

konsisten dalam hal representasinya. Sedangkan konsistensi ilmiah adalah

adalah kekonsistenan siswa dalam menjawab soal dan melihat kesetaraan

representasi konsep tersebut sesuai apa yang diyakini kebenarannya, dan dilihat

benar atau tidaknya jawaban tersebut secara ilmiah dalam artian jawaban

tersebut secara konsep harus benar.

Beranjak dari kondisi dalam paparan diatas, peneliti tertarik untuk melihat

dan meningkatkan tingkat konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa

SMA. Peneliti juga mencoba menerapkan multirepresentasi dalam proses

pembelajaran Fisika sebagai upaya untuk membuat siswa memahami

jenis-jenis representasi dari suatu konsep atau materi Fisika. Dari proses

pembelajaran tersebut, diharapkan siswa mampu melihat kesetaraan dari suatu

permasalahan atau konsep Fisika yang disajikan dengan cara berbeda-beda

sehingga dapat konsisten dalam hal konsistensi representasi dan konsistensi

ilmiah pada konsep Fisika yang dipelajarinya.

Untuk melihat konsistensi siswa, peneliti mengadaptasi pengembangan

soal multirepresentasi dari R-FCI Nieminen, et.al. (2010) pada materi Gerak

Lurus. Materi Gerak Lurus dipilih karena pada materi ini banyak terdapat

konsep yang dapat dimultirepresentasikan.

Dalam menerapkan multirepresentasi pada proses pembelajaran Fisika

untuk melatihkan kemampuan konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah

siswa, peneliti menggunakan sebuah model pembelajaran yang didalamnya

dapat disisipkan multirepresentasi. Model pembelajaran yang digunakan adalah

model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Model PBM dipilih karena

tahap-tahap (sintaks) pembelajaran PBM memungkinkan untuk dapat disisipi

dengan multirepresentasi tanpa mengganggu tahap inti dari model

pembelajaran tersebut. Selain itu model PBM dapat menciptakan suasana

(18)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui pemberian masalah yang harus dipecahkan bersama dalam kelompok

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Multirepresentasi dapat

diterapkan pada model PBM dalam tahap penyajian masalah, pengolahan data,

penyajian hasil diskusi, evaluasi dan refleksi hasil diskusi para siswa.

Mutirepresentasi juga diterapkan dalam lembar kerja siswa (LKS) untuk

mengarahkan para siswa agar dapat menyajikan permasalahan atau konsep

yang dipelajari dalam tuntutan representasi berbeda, sehingga nantinya dapat

terjadi saling koreksi dan tukar informasi siswa dalam kelompok maupun

antarkelompok tentang representasi dari materi yang dipelajarinya.

Judul penelitian yang peneliti lakukan adalah: “PENINGKATAN

KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA

SMA PADA MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL

(19)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, diperoleh perumusan

masalah dalam penelitian ini, yaitu: “ Bagaimana peningkatan konsistensi

representasi dan konsistensi ilmiah siswa SMA pada mata pelajaran Fisika

melalui model pembelajaran berbasis masalah (PBM)?”.

Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana peningkatan konsistensi representasi siswa SMA pada mata

pelajaran Fisika melalui model pembelajaran berbasis masalah (PBM)?

2. Bagaimana peningkatan konsistensi ilmiah siswa SMA pada mata

pelajaran Fisika melalui model pembelajaran berbasis masalah (PBM)?

C. IDENTIFIKASI MASALAH

Agar peneltian tidak terlalu meluas, maka penelitian ini hanya berfokus

pada permasalahan tentang peningkatan konsistensi siswa pada soal

multirepresentasi yang terdiri dari peningkatan konsistensi representasi dan

peningkatan konsistensi ilmiah siswa pada materi Gerak Lurus. Konsistensi

representasi dan konsistensi ilmiah siswa memiliki tiga kategori, yaitu

konsisten, cukup konsisten, dan tidak konsisten.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang diharapakan dari peneltian ini adalah:

1. mengidentifikasi peningkatan tingkat konsistensi representasi siswa SMA

pada mata pelajaran Fisika melalui model pembelajaran berbasis masalah

(20)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. mengidentifikasi peningkatan tingkat konsistensi ilmiah siswa SMA

pada mata pelajaran Fisika melalui model pembelajaran berbasis masalah

(PBM).

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini diantaranya:

1. Bagi peneliti:

melatih kemampuan untuk menerapkan multirepresentasi dalam

pembelajaran dan membuat soal fisika multirepresentasi yang dapat

digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi representasi dan

konsistensi ilmiah siswa.

2. Bagi Guru Fisika di sekolah

a. hasil peneltian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bentuk

soal tes mata pelajaran fisika untuk mengetahui dan mengukur tingkat

konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa,

b. hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

memilih model atau metode pembelajaran yang tepat untuk membuat

siswa lebih memahami konsep Fisika.

F. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Bebas: Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

2. Variabel Terikat: Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi

Ilmiah Siswa SMA.

G. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

(21)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bab I yang berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, variabel penelitian, dan struktur organisaasi

skripsi.

2. Bab II berisi tentang landasan teori yang digunakan peneliti, yaitu tentang

kajian multirepresentasi, konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah,

model pembelajaran berbasis masalah, serta keterkaitan antara

multirepresentasi, pembelajaran berbasis masalah dan konsistensi siswa.

3. Bab III terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, definisi

operasional, instrumen penelitian, teknik analisis instumen dan teknik

analisis data.

4. Bab IV terdiri dari hasil penelitian dan analisis hasil penelitian.

(22)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di sebuah SMA Negeri

Kota Bandung yang terdiri dari 10 kelas. Sampel yang digunakan adalah

siswa di salah satu kelas yang diambil secara acak (random sampling),

sehingga semua kelas punya peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pre-eksperimental design. Metode pre-pre-eksperimental desain dipilih karena masih

terdapat variabel luar yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan

one group pretes-posttest” seperti tampak dalam pola berikut:

O1 | X | O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Dengan O1 adalah tes sebelum pembelajaran dan O2 adalah tes setelah

pembelajaran. X adalah bentuk treatmen yaitu pembelajaran menggunakan

model PBM dengan multirepresentasi.

D. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan suatu model

yang menuntut siswa untuk memecahkan suatu permasalahan berdasarkan

informasi yang didapat yang kemudian akan dianalisis dan dicarikan

(23)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. PBM terdiri dari lima fase, yaitu: 1) Orientasi peserta didik

dalam masalah, 2) Mengorganisasi peserta didik, 3) Membimbing

penyelidikan individu maupun kelompok, 4) Mengembangkan dan

menyajikan hasil dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil

pemecahan masalah. PBM yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PBM yang menggunakan multirepresentasi dalam pembelajarannya.

Multirepresentasi dalam model PBM digunakan pada tahap penyajian

masalah, pemecahan solusi, konsep dan materi yang dipelajari dalam

bermacam bentuk reprsentasi seperti gambar, verbal, grafik, dan

matematik. Untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran berbasis

masalah (PBM) yang menggunakan pendekatan multirepresentasi ,

digunakan format observasi keterlaksanaan model pembelajaran.

2. Konsistensi Representasi yang dimaksud adalah kemampuan siswa untuk

konsisten dalam menjawab soal dari suatu konsep atau materi yang sama

dalam jenis representasi lain yang setara seperti grafik, gambar, diagram

atau vektorial tanpa diperhitungkan kebenaran jawaban dari segi ilmiah.

Penilaian konsistensi representasi dilakukan dengan menggunakan soal

multirepresentasi dari suatu konsep atau tema soal yang sama yang

disajikan dalam tiga jenis representasi setara. Berdasarkan skornya,

tingkat konsistensi siswa dikelompokan menjadi tiga kategori, konsisten,

cukup konsisten, dan tidak konsisten. Peningkatan konsistensi

representasi siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah melihat

perubahan skor/nilai dari konsistensi representasi siswa pada postes

dengan nilai pretesnya, yang dinyatakan dengan Gain yang Dinormalisasi

(normalized gain).

3. Konsistensi Ilmiah yang dimaksud adalah kemampuan siswa untuk

konsisten dalam menjawab soal dari suatu konsep atau materi yang sama

dalam jenis representasi lain yang setara seperti grafik, gambar, diagram

(24)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

segi ilmiah. Penilaian konsistensi ilmiah dilakukan dengan menggunakan

soal multirepresentasi dari suatu konsep atau tema soal yang sama yang

disajikan dalam tiga jenis representasi setara. Berdasarkan skornya,

tingkat konsistensi siswa dikelompokan menjadi tiga kategori, konsisten,

cukup konsisten, dan tidak konsisten. Peningkatan konsistensi ilmiah

siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah melihat perubahan

skor/nilai dari konsistensi representasi siswa pada postes dengan nilai

pretesnya, yang dinyatakan dengan Gain yang dinormalisasi (normalized

gain.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa:

1. Format Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran, yaitu berupa

lembar observasi yang diisi oleh observer tentang keterlaksanaan tiap fase

dari model pembelajaran yang digunakan.

2. Soal tes multirepresentasi, berupa pilihan ganda dengan tiga jenis

representasi setara untuk suatu tema atau konsep yang sama. Bentuk

soalnya diadopsi dari bentuk soal R-FCI.

3. Angket respon siswa untuk memberikan tanggapan pada kegiatan

pembelajaran.

F. Prosedur Penelitian

1. Studi Literatur dan Identifikasi Masalah

Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori terkait

multirepresentasi, model pembelajaran berbasis masalah, uji konsistensi

dan kurikulum Fisika SMA.

Masalah dirumuskan dari adanya ketidaksesuai antara fakta dilapangan

dengan kondisi ideal yang ada pada teori.

(25)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menentukan lokasi, populasi dan sampel yang akan diteliti, sekaligus

mengurus perizinan dan administrasi serta konsultasi materi yang akan

diujikan.

3. Pembuatan Instrumen Penelitian

a. pengkajian kurikulum dan kompetensi dasar terkait materi yang akan

digunakan dalam penelitian,

b. pembuatan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

pembelajaran (RPP),

c. pembuatan soal yang terdiri dari beberapa tema konsep yang disajikan

dalam tiga soal dengan bentuk representasi yang berbeda berdasarkan

hasil kajian standar isi dan kurikulum,

d. penilaian perangkat pembelajaran dan judgemen instrumen oleh dosen

ahli,

e. uji coba terbatas soal yang akan diujikan pada suatu kelas di sekolah

yang sudah mempelajari materi dalam soal, dan

f. analisi statistik dan revisi soal yang dibuat apabila terdapat

kekurangan atau kesalahan.

4. Pelaksanaan Penelitian

a. pemberian soal multirepresentasi diawal pembelajaran sebagai

pre-test,

b. pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) dengan multirepresentasi, dan

c. pemberian soal multirepresentasi diakhir pembelajaran sebagai

post-test.

5. Pengolahan dan Analisi Data Penelitian

Pengolahan dilakukan dengan mengolah nilai dari hasil tes dengan

serangkaian uji statistik dan perekapan hasil angket.

(26)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Teknik Analisis dan Hasil Uji Coba Instrumen

1. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Instrumen yang dibuat untuk penelitian ini diuji melalui serangkaian

uji statistik yang biasa digunakan untuk menguji sebuah instrumen

penelitian. Uji statistik yang digunakan terdiri dari uji tingkat kesukaran,

daya pembeda, validitas butir soal dan uji reliabilitas instrumen.

a. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau

mudahnya suatu soal. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya siswa yang

menjawab benar suatu soal dibandingkan jumlah total siswa yang

menjawab soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan

menggunakan rumus dari Arikunto (2009: 208) dalam Persamaan 3.1.

B P

JS

Keterangan:

P= indeks kesukaran.

B= banyaknya siswa yang menjawab dengan benar pada suatu soal.

JS= jumlah seluruh siswa peserta tes.

Interpretasi dari nilai indeks kesukaran didasarkan pada kriteria dari Arikunto (2009: 210) seperti yang disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Interpretasi indeks kesukaran

Nilai P Kriteria

0.00 – 0.30 Sukar

0.30 – 0.70 Sedang

0.70 – 1.00 Mudah

(27)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Daya Pembeda Butir Soal

Arikunto (2009:211) dalam bukunya menuliskan bahwa daya

pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa

yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Daya pembeda ini dinyatakan dalam indeks daya pembeda (DP) yang

nilainya berkisar diantara 0,00-1,00. Untuk menghitung daya pembeda,

digunakan persamaan 3.2 berdasarkan Arikunto (2009: 213).

B B

A A

J B J B

DP 

Keterangan:

DP= indeks daya pembeda butir soal. JA= banyaknya peserta kelompok atas.

JB= banyaknya peserta kelompok bawah.

BA= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar.

BB= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar.

Penentuan kriteria daya pembeda didasarkan pada Arikunto (2009 :

218) seperti yang tertuang dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Interpretasi daya pembeda

Nilai DP Kategori

Negatif – 0.00 Tidak baik

0.00 – 0.20 Jelek (poor)

0.20 – 0.40 Cukup (satisfactory)

0.40 – 0.70 Baik (good)

0.70 – 1.00 Baik sekali (exellent)

(28)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Validitas Soal

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang

hendak diukur (Arikunto, 2009: 65). Validitas berhubungan dengan

ketepatan atau kesahihan instrumen yaitu kesesuaian tujuan dengan

alat ukur yang digunakan. Sebuah tes dikatakan valid, jika tes itu

hasilnya sesuai dengan kriteria dalam arti memiliki kesejajaran

antara hasil tes dengan kriteria.

Sebelum digunakan untuk penelitian, instrumen diuji validitasnya,,

meliputi validitas konstruk dan validitas empiris. Validitas konstruk

dilakukan oleh dosen ahli penilai instrumen. Sedangkan validitas

empiris diperoleh dari data hasil uji coba instrumen.

Untuk mengukur validitas empiris dilakukan dengan persamaan 3.3

berdasarkan Arikunto (2009:72).

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy :koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X :skor tiap butir soal.

Y :skor total tiap butir soal.

N :jumlah siswa.

Sedangkan interpretasi besarnya koefisien korelasi rxy yang

menyatakan tingkat validitas didasarkan pada kriteria Arikunto

(2009:75) yang disajikan dalam Tabel 3.3.

Koefisien Korelasi Kriteria

0.00 – 0.200 Sangat rendah

0.200 – 0.400 Rendah

(29)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Interpretasi Validitas

Butir Soal

d. Reliabilitas Instrumen

Arikunto (2009:86) menyatakan bahwa reliabilitas berhubungan

dengan masalah kepercayaan atau suatu tes dikatakan mempunyai

taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil

yang tetap dan bila hasilnya berubah-ubah maka perubahan yang

terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Dengan kata lain, reliabilitas

merupakan ukuran sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk

menghasilkan skor yang konsisten.

Untuk mengukur reliabitas instrumen dalam penelitian ini,

digunakan metode belah dua (split-half) dan koefisien

Spearman-Brown (Arikunto, 2009:93) seperti yang terdapat pada persamaan

3.4.

Nilai r11 diperoleh dengan cara yang sama seperti persamaan

3.3.Adapaun untuk kriteria reliabilitas instrumen soal yang

digunakan didasarkan pada kriteria Arikunto (2009:75) pada tabel

3.4.

0.400 – 0.600 Sedang

0.600 – 0.800 Tinggi

(30)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Reliabilitas Soal Koefisien Korelasi Kriteria

0.00 – 0.200 Sangat rendah

0.200 – 0.400 Rendah

0.400 – 0.600 Sedang

0.600 – 0.800 Tinggi

0.800 – 1.00 Sangat tinggi

2. Hasil Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan untuk kepentingan penelitian, instrumen diujikan

terlebih dahulu pada siswa yang telah mempelajari materi yang di ujikan

dalam soal. Data hasil uji coba ini diolah dengan uji statistik untuk

mengetahui kelayakan penggunaan instrumen atau soal yang dibuat.

Secara lengkap hasil uji coba instrumen disajikan dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Instrumen

SOAL Kode Tema

VALIDITAS DAYA

PEMBEDA

TINGKAT

KESUKARAN KET

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 - 0,56 sedang 0,50 baik 0,75 mudah Dipakai

2 T1 0,46 sedang 0,39 cukup 0,81 mudah Dipakai

3 T1 0,32 rendah 0,28 cukup 0,81 mudah Dipakai

4 T1 0,41 sedang 0,33 cukup 0,83 mudah Dipakai

5 T2 0,36 rendah 0,28 cukup 0,58 sedang Dipakai

6 - 0,23 rendah 0,06 jelek 0,92 mudah Dipakai

7 T2 0,52 sedang 0,39 cukup 0,81 mudah Dipakai

8 T3 0,40 sedang 0,28 cukup 0,86 mudah Dipakai

9 T2 0,34 rendah 0,28 cukup 0,81 mudah Dipakai

10 T3 0,44 sedang 0,33 cukup 0,83 mudah Dipakai

11 T3 0,44 sedang 0,28 cukup 0,81 mudah Dipakai

12 T4 0,40 sedang 0,33 cukup 0,72 mudah Dipakai

(31)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SOAL Kode

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

14 T4 0,36 rendah 0,22 cukup 0,83 mudah Dipakai

Reliabilitas Instrumen 0,90 sangat tinggi

Instrumen yang dibuat terdiri dari 30 soal. Soal yang digunakan untuk

kepentingan uji konsistensi berjumlah 18 butir soal, sedangkan 12 butir

soal yang lain adalah soal yang dibuat untuk mengukur indikator

pencapaian hasil belajar yang tidak tercakup dalam soal multirepresentasi.

Soal multirepresentasi terdiri dari 18 soal, yang diberi warna khusus

dan memiliki kode tema dari T1-T6. Dari hasil uji coba, beberapa soal

yang memiliki nilai validitas dan daya pembeda rendah dibuang, tapi ada

(32)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil uji reliabilitas soal diperoleh nilai reliabilitas 0,90 dengan

kriteria sangat tinggi. Dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan

reliabel.

H. Teknik Pengolahan Data Penelitian 1. Penilaian Item Tes

Dari masing-masing bentuk representasi, dihitung skornya, untuk

jawaban benar tiap item diberi nilai 1 dan salah bernilai 0.

2. Penilaian Konsistensi

Untuk tingkat konsistensi, baik untuk konsistensi representasi maupun

konsisitensi ilmiah, pemberian skornya mengacu pada R-FCI buatan

Nieminen et.al. (2010) yang menggunakan aturan seperti pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Penilaian Konsistensi

Skor Kriteria

2 jika memilih tiga dari tiga jawaban jawaban yang saling

berhubungan dari segi representasi dalam satu tema/konsep

yang sama.

1 jika memilih dua dari tiga jawaban yang saling berhubungan

dari segi representasi dalam satu tema/konsep yang sama.

0 jika jawaban yang dipilih tidak ada yang saling berhubungan

dari segi representasi.

Untuk konsistensi representasi penskoran berlaku untuk semua

jawaban, baik itu jawaban benar ataupun salah. Untuk konsistensi ilmiah

hanya berlaku untuk jawaban yang benar sesuai dengan kunci jawaban.

Kunci jawaban dari soal yang digunakan dalam penelitian dpat dilihat

(33)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui level konsistensi masing-masing siswa, maka skor

siswa untuk semua tema dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah temanya,

seperti tersaji dalam persamaan 3.5.

SK= Jumlah skor Tiap Tema ……Persamaan 3.5

Jumlah Tema

Berdasarkan hasil penyekoran pada persamaan 3.5, Nieminen et.al

(2010) membagi tingkat konsistensi kedalam tiga kategori konsistensi

seperti pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Tingkat Konsistensi

Level Konsistensi Skor Konsistensi Kategori

Level I 1,71 - 2,00 Konsisten

Level II 1,21 - 1,70 Cukup Konsisten

Level III 0,00-1,20 Tidak Konsisten

Contoh pemberian skor dan uji konsistensi dari hasil jawaban 5 orang

siswa dalam jurnal Nieminen et.al. (2010) tersaji dalam gambar 3.2.

Tabel 3.8 Contoh Pengolahan Jawaban Siswa

Nomor Soal Poin

2 11 20 Konsistensi

Representasi

Konsistensi Ilmiah

a e a 2 2

a e d 1 1

a c d 0 0

b d d 2 0

(34)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kunci jawaban untuk soal nomor 2, 11 dan 20 berturut-turut adalah A,

E dan A (terlihat dari jawan siswa 1 pada tabel diatas). Penilaian

konsistensinya:

Siswa 1: menjawab benar ketiga item, maka skor konsistensi representasinya 2 dan konsistensi ilmiahnya 2.

Siswa 2: menjawab benar dua dari tiga item yang saling berhubungan dari segi representasi, maka skor konsistensi representasinya 1 dan

konsistensi ilmiahnya 1.

Siswa 3: menjawab benar satu dari tiga item tapi tidak berdasarkan representasinya, maka skor konsistensi representasinya 0 dan konsistensi

ilmiahnya 0.

Siswa 4: menjawab ketiga item berhubungan dari segi representasinya, tapi jawabannya salah, maka skor konsistensi representasinya 2 dan

konsistensi ilmiahnya 0.

Siswa 5: menjawab dua dari tiga item berhubungan dari segi representasinya tapi jawabannya salah, maka skor konsistensi

representasinya 1 dan konsistensi ilmiahnya 0.

3. Kunci Jawaban Soal Multireprsentasi Tentang Gerak

Kunci jawaban ini adalah jawaban-jawaban dari tiap soal

multirepresentasi. Soal multireprsentasi ini terbagi kedalam enam tema,

dengan kode T1, T2, T3, T4, T5, dan T6.

Kunci jawaban ini terdiri dari 5 kemungkinan jawaban siswa untuk

tiap tema yang dari segi representasi saling berhubungan, baik jawabannya

benar secara ilmiah atau tidak. Ini digunakan untuk melihat konsistensi

representasi. Untuk jawaban yang benar secara ilmiah, artinya jawaban

tersebut benar secara ilmiah dan dari segi representasi juga berhubungan.

Untuk empat pilihan lain, adalah kemungkinan jawaban yang secara

(35)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 4 6

tersebut salah. Untuk lebih jelasnya, jawaban-jawaban tersebut ada dalam

tabel 3.9.

Tabel 3.9 Kunci Jawaban Soal Multirepresentasi Gerak

Jawaban jawaban diatas adalah jawaban siswa yang dari segi

konsistensi representasi semuanya bernilai sempurna 2. Untuk jawaban

benar secara ilmiah yang menandakan konsistensi ilmiah diberi warna

khusus. Empat alternatif lain hanya bernilai 2 di konsistensi representasi,

(36)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Gain Dinormalisasi (Normalized Gain)

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penilaian pretesdan postes

dari kelas yang dijadikan sampel dapat dicari seberapa besar peningkatan

hasil atau dampak treatmen yang dinyatakan dengan nilai gain

dinormalisasi (N-gain) dari Hake (1999). Nilai N-gain dapat dicari dengan

memasukkan hasil pretest dan postest kedalam sebuah persamaan yang

terdapat dalam persamaan 3.5.

Keterangan :

<Sf>= rata-rata skor posttest

<Si>= rata-rata skor pretest

Untuk menginterprestasikan nilai N-gain yang diperoleh digunakan

kriteria gain dinormalisasi seperti yang yang akan ditunjukkan pada tabel

3.10.

Tabel 3.10 Interpretasi Kategori Nilai Gain (Hake, 1999) <g> Kriteria

<g> 0,7 Tinggi

0,3 <g> < 0,7 Sedang

<g> < 0,3 Rendah

Dari nilai N-gain ini kita bisa melihat kriteria peningkatan hasil postes

(37)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan

dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan konsistensi ilmiah dan

konsistensi representasi siswa pada mata pelajaran Fisika dengan kategori

peningkatan sedang setelah melalui kegiatan pembelajaran Fisika dengan

model pembelajaran berbasis masalah (PBM).

Adapun secara rinci kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Tingkat konsistensi representasi siswa mengalami peningkatan setelah

diterapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Hal ini

ditunjukan dengan nilai gain dinormalisasi sebesar 0,69 dengan kategori

peningkatan sedang. Peresentase jumlah siswa yang berada pada level

konsisten bertambah dari 0% siswa menjadi 19,44% siswa, pada kategori

cukup konsisten bertambah dari 5,55% siswa menjadi 75,00% siswa,

sedangkan siswa yang berada pada kategori tidak konsisten berkurang dari

94,44% siswa menjadi 2,78% siswa.

2. Tingkat konsistensi ilmiah siswa mengalami peningkatan setelah

diterapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Hal ini ditandai

dengan nilai gain dinormalisasi sebesar 0,59 dengan kategori peningkatan

sedang. Persentase jumlah siswa yang berada pada level konsisten

bertambah dari 0% siswa menjadi 11,11%, pada kategori cukup konsisten

bertambah dari 5,55% menjadi 72,22%, sedangkan siswa yang berada

pada kategori tidak konsisten berkurang dari 94,44% siswa menjadi

16,67% siswa.

(38)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran atau

rekomendasi yang bisa digunakan untuk pengembangan penelitian lebih

lanjut, diantaranya:

1. Dalam penelitian lebih lanjut, tipe kecerdasan majemuk siswa (multiple

intelegent) dapat dijadikan pertimbangan atau diteliti keterkaitannya

dengan konsistensi ilmiah dan konsistensi representasi siswa.

2. Dalam penelitian lebih lanjut, konsistensi ilmiah dan konsistensi

representasi dapat dihubungkan dengan kemampuan siswa lain seperti

tingkat pemahaman konsep siswa atau prestasi belajar siswa. Ini untuk

melihat apakah kemampuan konsistensi representasi ilmiah dan

konsistensi representasi berkorelasi atau berhubungan kuat dengan

(39)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, dkk.(2011). Implementasi Pembelajaran Berbasis Multi Representasi untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Kuantum. Jurnal Cakrawala Pendidikan Februari 2011, Th. XXX, No.1.

Ainsworth. (1999) The Functions of Multiplerepresentations. Jurnal Computers & Education, 33,131-152.

Arends, R. (2008). Learning to Teach..Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi Mata Pelajaran Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2013). Standar Proses Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Badan Standar Nasional Pendidikan.(2013). Standar Penilaian Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Deliana, E.N. (2012). Analisis Kemampuan Multirepresentasi Siswa Dalam Menjawab Soal Tes Uraian Pada Materi Cermin Lengkung di SMP. Skripsi pada S1 FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Etkina, E. dan Van Heuvelen, A. (2008). Using Multiple Representations to Improve Student Learning in Mechanics. Texas: Collage Board.

Hubber, P.,et.al. (2010). Teaching and Learning about Force with a representational Focus:Pedagogy and Teacher Change. Jurnal Research Science Education.40, 5-28.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Tersedia:

(40)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kohl, P.B., et. al. (2007). Strongly and weakly directed approaches to teaching multiple representation use in physics. Jurnal Physical Review Special Topics - Physics Education Research 3, 010108 _2007.

Nieminen, P., Savinainen, A., & Viiri, J. (2010). Force Concept Inventory-based multiple-choice test for investigating students’ representational consistency. Jurnal Physical Review Special Topics - Physics Education Research 6,1-12, 020109.

Nieminen, P., Savinainen, A., & Viiri, J. (2011). An Intervention For Using Multiple Representations Of Mechanics In Uppersecondary School Courses. Jurusan Pendidikan Keguruan, Universitas Jyväskylä.

Nieminen, P., Savinainen, A., & Viiri, J. (2012). Relations between representational consistency, conceptual understanding of the force concept, and scientific reasoning. Jurnal Physical Review Special Topics - Physics Education Research 8, 010123.

Panggabean, L. (2001). Satistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Rosengrant, D. (2007). Multiple Representations and Free-Body Diagrams: Do Student benefit from Using Them?. Disertasi Doktor pada State

University of Jersey. [Online]. Tersedia

http://science.kennesaw.edu/~drosengr/Rosengrant_Disertation.pdf. [ 9 September 2013)

Sahala, S. & Samad, A. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah dalam Pembiasan Cahaya pada Lensa terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Ketapang. Jurnal Matematika dan

IPA. 1, (2).

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Suminar, I. (2012). Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa SMP Melalui Pembelajaran dengan Multirepresentasi Dikaitkan dengan Kecerdasan Majemuk dalam Pembelajaran IPA. Skripsi pada S1 FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

(41)

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ulfarina, L. (2011). Penggunaan Pendekatan Multi Representasi Pada Pembelajaran Konsep Gerak Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP. Bandung: Tesis Program Pascasarjana UPI (tidak diterbitkan).

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

(42)

105

matematis, gambar, grafik, dan diagram. Keenam tema tersebut masing-masing dibuat dalam 3 buah soal yang konsep dan kontennya sama, tapi redaksi dan bentuk penyajiannya dibuat berbeda.

Dari sini akan dilihat bagaimana kekonsistenan siswa dan pemahaman siswa terkait konsep tersebut dan sejauah mana siswa mampu melihat kesetaraan dari konsep dalam soal. Rincian tema konsep dan bentuk representasinya adalah sebagai berikut:

Tema Konsep Indikator Soal Nomor

Soal

Bentuk Representasi

T1 Jarak dan Perpindahan

Membedakan jarak dan perpindahan berdasarkan perhitungan matematis. 2 Matematis Menyatakan perbandingan jarak dan perpindahan suatu benda melalui deskripsi verbal. 3 Verbal

Menggambarkan gerak dari suatu benda. 4 Gambar

T2 Kecepatan Menghitung nilai kecepatan benda berdasarkan data. 5 Matematis Menggambarkan grafik kecepatan v=f(t) berdasarkan data jarak tempuh. 6 Grafik Mendiagramkan perbandingan kecepatan dua buah benda. 7 Diagram T3 Percepatan Menggambarkan grafik v=f(t) dari data perubahan kecepatan benda. 8 Grafik

Membandingkan percepatan benda berdasarkan data melalui deskripsi verbal. 9 Verbal Menyatakan perbandingan percepatan beberapa benda dengan simbol matematis. 10 Matematis T4 Gerak Lurus

Beraturan (GLB)

Menyatakan jenis gerak benda yang bergerak dengan kecepatan konstan dari data rekam jejak/pita ketik. 11 Verbal Menggambarkan grafik s=f(t) dari benda yang bergerak dengan kecepatan konstan. 12 Grafik Menggambarkan rekam jejak benda yang bergerak dengan kecepatan konstan 13 Gambar T5 Gerak Lurus

Berubah Beraturan (GLBB)

Menyatakan jenis gerak benda yang bergerak dengan percepatan konstan dari data gerak benda. 14 Verbal Menggambarkan grafik v=f(t) dari sebuah benda yang mengalami gerak lurus dengan percepatan konstan. 15 Grafik Menggambarkan rekam jejak benda yang bergerak lurus dengan percepatan konstan. 16 Gambar T6 Gerak Jatuh Bebas Menyatakan perbandingan waktu tempuh sampai ke tanah beberapa benda berbeda yang mengalami jatuh

bebas dengan pernyataan matematis.

17 Matematis

Menyatakan perbandingan waktu tempuh sampai ke tanah beberapa benda berbeda yang mengalami jatuh bebas dengan pernyataan verbal.

18 Verbal

Mendiagramkan perbandingan waktu sampai ke tanah untuk tiga buah benda yang mengalami jatuh bebas. 19 Diagram

Iyus Nurzaman, 2014

Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

(43)

106

INSTUMEN PENILAIAN KOGNITIF MATERI GERAK LURUS KELAS X IPA SMA

Petunjuk: Berilah tanda (√ ) pada kolom S jika sesuai dan TS jika tidak sesuai!

No

n dengan Ranah Kesesuaian Kognitif

- 1. Sebuah benda dikatakan bergerak apabila benda itu mengalami…. A. perubahan titik acuan.

B. perubahan kedudukan relatif terhadap benda tersebut. C. perubahan kedudukan relatif terhadap titik acuan tertentu. D. perubahan kedudukan dan perubahan titik acuan.

E. perubahan kedudukn tanpa adanya acuan.

(44)

107 deskripsi

verbal.

D. Besar jarak pelari 1/5 kali perpindahannya. E. Besar perpindahan pelari 3 kali jarak nya.

Saran/Perbaikan: mainannya ke kanan sejauh 2 m lalu berhenti. Kemudian dimajukan lagi 4 m ke arah yang sama. Bayu kemudian memundurkan mobil mainannya ke kiri sejauh 4 meter. Penggambaran gerak mobil mainan Bayu dari posisi awalnya yang paling tepat adalah....

C4 Gambar A

T2 5. Dalam waktu 15 sekon, mobil Pedro menempuh jarak 600 meter, sedangkan mobil Edo hanya mampu menempuh setengah jarak Pedro dalam selang waktu tersebut. Besar kecepatan mobil Edo dan Pedro berturut-turut adalah...

(45)

108 Kardun adalah 1 km. Keduanya sama-sama berangkat ke sekolah naik sepeda jam 06.30. Pada pukul 07.00 keduanya sampai di sekolah. Jika digambarkan dengan grafik, yang menunjukan perbandingak kecepatan sepeda Romi dan Kardun adalah....

(46)

109

T3 8. Mobil Redi memiliki akselerasi 20 m/s setiap detiknya. Sedangkan mobil Sule dapat mencapai kecepatan dari nol ke 30 m/s dalam waktu 2 detik. Sementara mobil Parto dapat menambah kecepatan mobilnya sebesar 12 m/s setiap detiknya. Azis mencoba menggambarkan grafik v= f(t) dari ketiga mobil temannya. Grafik yang paling tepat adalah...

(47)

110

Pernyataan yang tepat terkait data dari tabel tersebut adalah...

A. Motor P-857 memiliki akselerasi yang paling besar diantara motor lainnya.

B. Perubahan kecepatan tiap satuan waktu untuk motor R-650 dan S-475 adalah sama besar dan lebih kecil daripada P-857.

C. Akselerasi paling besar dimiliki oleh motor R-650.

D. Semua motor memilki perubahan kecepatan yang sama setiap detiknya. E. Akselerasi motor S-475 dan P-857 sama besar tapi lebih kecil dari R-650

Saran/Perbaikan: mengetes waktu yang diperlukan motornya untuk mencapai kecepatan 30 m/s dari keadaan diam. Motor Rossi dapat mencapai kecepatan 30 m/s dalam waktu 2 detik, motor Stoner 2,5

T4 11. Saat sedang memacu mobilnya di jalanan lurus, oli pada mobil Roni bocor dan menetes ke aspal dengan tetesan konstan per detiknya. Jejak tetesan oli mobil Roni yang terdapat dalam aspal tergambar sebagai berikut:

Dari rekam jejak oli tersebut dapat dinyatakan bahwa pergerakan dari mobil Roni saat itu adalah....

C2 Verbal A

(48)

111 besar kecepatan secara mendadak pada suatu saat tertentu. Sampai

Saran/Perbaikan:

T4 12. Berikut adalah data dari pergerakan sebuah benda:

Jarak (m) 0 2 4 8 12 14 20

Waktu (s) 0 1 2 4 6 7 10

Grafik yang paling tepat untuk menggambarkan posisi benda setiap waktunya adalah...

C2 Grafik A

T4 13.Mobil mainan Andi dipasangi pita ketik dan dihubungkan pada ticker timer, Mobil mainannya bergerak dengan kecepatan tetap sebesar 10 cm/s. Hasil rekam jejak mobil mainan Andi yang terekam dalam pita ketik yang paling tepat adalah...

Gambar

Tabel 3.1 Interpretasi indeks kesukaran
Tabel 3.2 Interpretasi daya pembeda
Tabel 3.3 0.400 – 0.600
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Reliabilitas Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari siswa yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV SDN

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING.. Universitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan bertanya siswa dalam belajar fisika sebelum pembelajaran fisika melalui kegiatan membaca teks dan mengobservasi gejala fisika

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa antara yang mendapatkan model pembelajaran berbasis masalah melalui

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan yaitu ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa menggunakan model

Peningkatan Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Konsep Fisika SD Lanjutan Melalui Pembelajaran Pemecahan Masalah Problem Solving Fitria Meilina Pendidikan Guru Sekolah