• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENGUKURAN BERAT PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B Tk Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENGUKURAN BERAT PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B Tk Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Fifit Triana Dewi, 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI

KONSEP PENGUKURAN BERAT

PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Fifit Triana Dewi 0803193

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI

KONSEP PENGUKURAN BERAT

PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Oleh Fifit Triana Dewi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

© Fifit Triana Dewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

(5)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat

Pada Anak Taman Kanak-Kanak

Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B Tk Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Fifit Triana Dewi 0803193

ABSTRAK

Kemampuan anak dalam memahami konsep pengukuran berat di TK Nanda Ceria ini masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam memahami konsep pengukuran berat, serta dapat mengaplikasikannya dalam lingkungannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian TK Nanda Ceria pada kelompok B yang berjumlah 16 orang anak dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing, teknik yang digunakan adalah berupa observasi, dokumentasi, refleksi, dan format penilaian anak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan masing-masing dilakukan tiga kali tindakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Presentase penelitian awal sebelum tindakan (prasiklus) dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 0% meningkat menjadi 82,54%, pada kategori masih dalam proses (MDP) yang pada awalnya 6,25% meningkat menjadi 17,46%, dan pada kategori belum terlihat (BT) yang awalnya 93,75% menurun menjadi 0%. Berdasarkan hasil peningkatan dalam setiap siklus membuktikan bahwa Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak di TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Adapun konsep pengukuran berat pada anak yang berkembang pesat yaitu, menjelaskan konsep berat, ringan dan seimbang, mengurutkan benda dari yang paling berat ke yang paling ringan dan sebaliknya, membuat perkiraan beberapa berat benda, membandingkan antara benda yang berat dengan benda yang ringan, mengukur berat benda dengan menggunakan timbangan buatan dan timbangan satuan baku secara tepat, memilih alat ukur standar yang tepat untuk mengukur berat benda, memilih alat ukur buatan untuk membandingkan berat benda, dan menunjukkan suatu alat ukur yang dapat digunakan menurut fungsinya. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan metode penemuan terbimbing dapat lebih mengoptimalkan dalam mempersiapkan masalah yang harus dipecahkan oleh anak sehingga anak dapat menemukan sesuatu dari kegiatan tersebut dan pertanyaan yang mendukung tahap perkembangannya.

(6)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK ………. KATA PENGANTAR ……….. UCAPAN TERIMA KASIH ………

DAFTAR ISI ………. DAFTAR TABEL ………. DAFTAR DIAGRAM………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………... B. Rumusan Masalah………. C. Tujuan Penelitian………... D. Manfaat Penelitian………. E. Struktur Organisasi Skripsi………..

BAB II KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENGUKURAN

BERAT PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE

PENEMUAN TERBIMBING

A. Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada

Anak Usia Dini………

1. Pengertian Pengukuran………. 2. Standar Kemampuan Pengukuran pada Anak Usia Dini ……... 3. Perkembangan Pemahaman Anak Usia Dini Terhadap Konsep

Pengukuran ………

4. Kemampuan Konservasi dalam Perkembangan Kognitif pada i ii iii v ix xii

1 7 7 8 9

11 11 12

(7)

Fifit Triana Dewi, 2013

Kegiatan Pengukuran………. B. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing………... 1. Teori Metode Penemuan ……….... 2. Pengertian Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing ……. 3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran

Penemuan Terbimbing………. 4. Keunggulan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Penemuan

Terbimbing ……….

C. Penerapan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

dalam Kegiatan Pengukuran Berat di TK ………. D. Kajian Terdahulu Mengenai Metode Pembelajaran Penemuan

Terbimbing……….

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian……….... B. Desain Penelitian……….... C. Metode Penelitian………... D. Definisi Operasional………... 1. Konsep Pengukuran Berat ……….. 2. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing ………... E. Instrumen Penelitian………..

1. Pengamatan (Observasi) ………...

2. Dokumentasi ………

3. Refleksi ………

F. Teknik Pengumpulan Data ……….. 1. Metode Observasi/Pengamatan……… 2. Metode Wawancara/Interview ………..

3. Metode Dokumentasi ………

G. Analisis Data ………..

1. Reduksi data………..

(8)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Paparan data………

3. Penyimpulan………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………. 1. Gambaran Umum Kondisi Lapangan ………...

a. Kondisi Objektif TK Nanda Ceria ……….. b. Kegiatan Rutin Proses Pembelajaran TK Nanda Ceria ….. c. Kondisi Awal Kemampuan Memahami Konsep

Pengukuran Berat di TK Nanda Ceria (Prasiklus)………... 2. Penerapan Pembelajaran Metode Pembelajaran Penemuan

Terbimbing dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak di TK Nanda Ceria…… a. Proses Penerapan Metode Pembelajaran Penemuan

Terbimbing Siklus I...……… 1) Perencanaan Pembelajaran Siklus I..………... 2) Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.……… 3) Observasi Siklus I..……….. 4) Refleksi Siklus I..……… b. Proses Penerapan Metode Pembelajaran Penemuan

Terbimbing Siklus II……… 1) Perencanaan Pembelajaran Siklus II.……….. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……… 3) Observasi Siklus II.………. 4) Refleksi Siklus II………. 3. Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak

di TK B Nanda Ceria Setelah Diterapkan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing………

B. PEMBAHASAN ………

(9)

Fifit Triana Dewi, 2013

di TK Nanda Ceria Sebelum Diterapkan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing ………..

2. Penerapan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak di TK Nanda Ceria ……… 3. Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak

di TK Nanda Ceria………

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN ………

B. REKOMENDASI ………... 1. Bagi Guru atau Praktisi TK ………

2. Bagi Kepala TK…….………..

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ………...

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

129

133

138

(10)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7

Standar Pencapaian Kemampuan Pegukuran (NCTM)……… Standar Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran

(Permendiknas 2009) ………

Satuan Pengukuran Standar dan Non Standar ………. Pedoman Observasi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Taman Kanak-Kanak ………... Pedoman Observasi Guru Berkaitan dengan Pelaksanaan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing……….. Pedoman Catatan Lapangan ..……… Distribusi Frekuensi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak………... Data Guru TK Nanda Ceria………... Data Anak TK Nanda Ceria……….. Hasil Observasi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Prasiklus……….... Skor Penilaian Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Prasiklus………. Distribusi Frekuensi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Prasiklus………. Hasil Observasi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I Tindakan I………. Skor Penilaian Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I/Tindakan I………

(11)

Fifit Triana Dewi, 2013 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22

Distribusi Frekuensi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I Tindakan I……… Hasil Observasi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I Tindakan II………

Skor Penilaian Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I/Tindakan II……… Distribusi Frekuensi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I Tindakan II…………... Hasil Observasi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I Tindakan III……….. Skor Penilaian Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I/Tindakan III……….. Distribusi Frekuensi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I Tindakan III………… Refleksi Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Siklus I/Tindakan I……… Refleksi Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Siklus I/Tindakan II……… Refleksi Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Siklus I/Tindakan III……… Hasil Observasi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II Tindakan I………... Skor Penilaian Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II/Tindakan I……….. Distribusi Frekuensi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II Tindakan I………… Hasil Observasi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II Tindakan II……….. Skor Penilaian Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran

(12)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 4.23

Tabel 4.24

Tabel 4.25

Tabel 4.26

Tabel 4.27

Tabel 4.28

Berat pada Anak Siklus II/Tindakan II……….. Distribusi Frekuensi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II Tindakan II………… Hasil Observasi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II Tindakan III……….

Skor Penilaian Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II/Tindakan III………. Distribusi Frekuensi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II Tindakan III…………. Refleksi Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Siklus II/Tindakan I……… Refleksi Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Siklus II/Tindakan II………

112

113

114

115

116

117

(13)

Fifit Triana Dewi, 2013

DAFTAR DIAGRAM

Diagram4.1

Diagram 4.2

Diagram 4.3

Diagram 4.4

Diagram 4.5

Diagram 4.6

Diagram 4.7

Diagram 4.8

Presentase Kemampuan Anak Memahami Konsep Pengukuran Berat Prasiklus………... Presentase Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I Tindakan I……… Presentase Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I Tindakan II………... Presentase Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus I Tindakan III……….. Presentase Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II Tindakan I……… Presentase Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II Tindakan II……….. Presentase Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Siklus II Tindakan III………. Nilai Rata-rata Presentase Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Prasiklus, Siklus I, danSiklus II……

54

75

78

81

110

113

116

(14)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran membaca, menulis dan berhitung pada anak usia dini merupakan hal yang dianggap lebih penting dan paling utama dalam pendidikan anak usia dini oleh para orang tua. Kebanyakan orang tua menginginkan anaknya dapat membaca, menulis dan berhitung pada usia Taman Kanak-kanak (TK), lebih cepat bisa membaca, menulis dan berhitung menjadi kebanggan tersendiri bagi orang tua pada anaknya. Padahal pemahaman tersebut sangat tidak tepat dan merupakan kesalahan terbesar bagi orang tua. Hal tersebut dipertegas dalam pernyataan dari Ace Suryadi yang menyebutkan bahwa:

Pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada anak usia dini merupakan salah satu bentuk kesalahan terbesar yang diterapkan sistem pendidikan nasional Indonesia. Pada anak usia dini, pengajaran calistung justru akan membatasi interaksi siswa dengan lingkungan. Meskipun begitu, jika keinginan belajar calistung datang dari diri anak secara langsung, hal itu sah-sah saja. (Sriningsih, 2008:2)

Dari pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung itu sendiri boleh diajarkan atau diberikan pada anak jika keinginan itu datang dari diri anak itu sendiri. Orang tua seharusnya tidak perlu memaksakan pada anak usia TK agar dapat membaca, menulis, dan berhitung, karena akan ada tahapan tersendiri untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung di tingkat Sekolah Dasar (SD). Kurangnya pengetahuan orang tua atau pendidik mengenai tahapan perkembangan anak, maka dalam memberikan stimulus pada anak terkadang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Seperti yang diungkapkan oleh Solehuddin, bahwa:

(15)

2

Fifit Triana Dewi, 2013

Ada beberapa tahapan perkembangan anak dan salah satunya adalah aspek perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif merupakan proses-proses mental atau aktivitas pikiran dalam mencari, menemukan/mengetahui dan memahami informasi. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif ke dalam empat tahapan, yaitu sensorimotor (muncul sebelum perkembangan bahasa dimulai), praoperasional (sebelum usia 2-7 tahun), operasi konkret (usia antara 7-12 tahun), operasi formal (terjadi pada usia di atas 12 tahun). Piaget berpendapat bahwa:

“Anak usia TK berada pada tahapan pra-operasional, yaitu tahapan di mana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. …” (Masitoh, dkk. 2008:2.13)

(16)

3

berkembang pada seorang anak dimulai dari pemahaman yang abstrak sampai ke pemahaman yang lebih kompleks lagi.

Sebagaimana telah dipaparkan bahwa secara umum anak baru mengenal beberapa konsep dalam perkembangan kognitifnya, maka penelitian ini berdasarkan konsep-konsep yang telah disebutkan di atas yaitu, mengenai kemampuan memahami konsep pengukuran khususnya berat (berat-ringan) pada anak usia dini. Kemampuan memahami konsep pengukuran berat ini merupakan hal yang perlu anak ketahui sejak dini, karena berkaitan dengan kecakapan anak dalam menghadapi kehidupan nyata. Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (dalam Rachman, 2011:6) yang menyatakan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan manusia berhubungan dengan pengukuran, dan pengukuran ini mencakup panjang, isi, luas, dan berat. Apabila dilihat dari segi kemanfaatannya, alat-alat pengukuran dan keterampilan dalam pengukuran dapat digunakan dalam kehidupan anak di masa mendatang, melalui keterampilan pengukuran anak dapat menghubungkan antara pengukuran dengan lingkungannya.

Pada pembelajarannya yang dikaitkan melalui berbagai pengalaman terdekat yang dialami atau dengan kegiatan sehari-hari yang menggunakan alat peraga atau benda konkret membuat anak akan lebih mudah belajar berbagai konsep dan pengetahuan matematika. Alat-alat pengukuran dan keterampilan dalam pengukuran dapat digunakan dalam kehidupan anak di masa mendatang, melalui keterampilan pengukuran anak dapat menghubungkan antara pengukuran dengan lingkungannya. Pada konsep pengukuran ini dapat terlihat dengan jelas bahwa anak sering mengalami dalam kesehariannya, tetapi bisa saja anak belum dapat memahami konsep pengukuran (berat-ringan) itu sendiri. Pentingnya keterampilan pengukuran ini dilakukan untuk melatih aspek-aspek perkembangan anak seperti yang dikemukakan oleh Pujianti (dalam Rachman, 2011:7) sebagai berikut:

(17)

4

Fifit Triana Dewi, 2013

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran memberikan peranan penting bagi anak dalam keterkaitannya untuk mempelajari mata pelajaran lainnya. Selain itu, dalam proses pembelajarannya anak dapat mengetahui konsep-konsep umum yang telah dipaparkan sebelumnya. Dengan melalui kegiatan pembelajaran pada setiap konsep yang ada, anak akan dapat lebih mengenal secara khusus tentang konsep itu sendiri, misalnya anak diperkenalkan konsep mengukur berat dengan menggunakan suatu alat ukur atau dalam kegiatan sehari-harinya anak dituntut untuk membandingkan atau membedakan ukuran berat suatu benda dengan benda yang lain. Anak dapat mengaplikasikannya dalam situasi tersebut, anak tidak mengalami kebingungan karena sudah memahami kata berat yang dimaksud karena sudah diperkenalkan atau dipelajari dalam kegiatannya di sekolah.

Penggunaan metode pembelajaran dalam kegiatan belajar anak juga penting untuk diperhatikan agar terciptanya kegiatan yang menarik dan tidak membuat anak bosan atau monoton. Untuk meningkatkan pemahaman anak terhadap konsep pengukuran berat dapat dilakukan dengan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada anak. Guru juga dituntut untuk bersungguh-sungguh mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak melalui kegiatan sosial yaitu guru dapat mengarahkan anak untuk bekerjasama dengan temannya, anak dapat melakukan kegiatan tersebut dengan tidak terpaksa sedangkan guru memberikan motivasi dan bantuan agar kegiatan berhitung dapat tercapai dengan baik..

(18)

5

yang disampaikan oleh guru untuk anak ini terbatas, hanya mengandalkan dari majalah sekolah. Apalagi saat anak diberikan pembelajaran matematika, materi yang disajikan selalu berupa penjumlahan dan pengurangan, serta hanya beberapa saja kegiatan maze, dll. Materi yang tercantum di majalah tersebut tidak lain hanya mengajarkan konsep standar bilangan dan operasi bilangan, konsep standar aljabar, dan konsep geometri. Anak pun hanya mengenal bahwa matematika itu adalah menghitung pada penjumlahan dan pengurangan.

Peneliti mencoba untuk mengambil data awal mengenai kemampuan pemahaman anak terhadap konsep pengukuran khususnya pengukuran berat-ringan di kelompok B melalui praktek sederhana, hasil dari pengambilan data tersebut terlihat bahwa kemampuan pemahaman anak masih sangat rendah. Hampir semua anak belum terlihat menguasai kosakata ringan karena anak masih

menggunakan kosakata dengan bahasa daerah yaitu “enteng”, sehingga kosakata

ringan masih terdengar asing oleh anak. Kemudian dalam mengelompokkan benda yang memiliki berat dan benda yang ringan, hanya ada dua anak yang mampu berkembang sesuai harapan. Sedangkan anak yang masih dalam proses dan yang belum terlihat jumlahnya seimbang, yaitu setengahnya dari jumlah anak di kelas. Pada praktek sederhana ini, guru tidak menggunakan alat timbang buatan sebagai media. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya pengetahuan anak dalam hal-hal yang berkaitan dengan konsep matematika khususnya kemampuan memahami pengukuran. Keadaan tersebut ditunjukkan oleh kurangnya partisipasi anak dalam mengungkapkan ide, gagasan, serta pemikirannya berkaitan dengan konsep pengukuran yang dimilikinya.

(19)

6

Fifit Triana Dewi, 2013

anak, melainkan membantu membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar yang bermakna.

Dengan metode ini, anak dihadapkan kepada situasi yang memberikan kebebasan untuk menyelidiki dan menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi, dan mencoba-coba hendaknya dianjurkan. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan dan membantu anak agar mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang kreativitas anak dan membantu mereka dalam menemukan pengetahuan baru tersebut.

Dalam penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing anak di mana diperlukan. Seperti yang diungkapkan dalam Jerome Bruner (dalam Kharningsih,2009:33) bahwa “Dalam belajar penemuan peserta didik tidak menerima semua informasi pengetahuan dari guru, tetapi berusaha

untuk menemukan apa yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran”. Dalam

metode pembelajaran ini anak didorong untuk berpikir sendiri, sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan oleh guru. Proses pembimbingan tergantung pada kemampuan anak dan materi yang sedang dipelajari.

Menurut Bruner (dalam Dahar, 1996:103) “dengan model pembelajaran

penemuan, pengetahuan yang didapat peserta didik akan lebih tahan lama, mudah diingat, lebih mudah diaplikasikan pada kondisi yang berbeda, dapat memunculkan motivasi belajar serta dapat melatih kecakapan berpikir secara

terbuka”. Aktivitas belajar melalui metode ini dipandang mampu mengembangkan

kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak berdasarkan pengalaman anak dan strategi pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi cara belajar anak usia dini yang semula cenderung pasif ke arah yang lebih aktif. Keterampilan memahami konsep pengukuran merupakan hal penting yang harus dipelajari oleh anak, tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan akademisnya melainkan manfaat dari pengukuran itu sendiri untuk kehidupan anak usia dini.

(20)

7

menggunakan dan menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing. Metode ini dipilih karena selain dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa, juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal mengomunikasikan matematika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak kelompok B di TK Nanda Ceria sebelum diterapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing?

2. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran penemuan terbimbing dalam meningkatkan kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak kelompok B di TK Nanda Ceria?

3. Bagaimana kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak kelompok B TK Nanda Ceria setelah diterapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing?

C.Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh metode pembelajaran penemuan terbimbing terhadap kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak Taman Kanak-kanak. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kondisi objektif kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak kelompok B di TK Nanda Ceria sebelum diterapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing.

(21)

8

Fifit Triana Dewi, 2013

3. Mengetahui kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak kelompok B TK Nanda Ceria setelah diterapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman kepada peneliti mengenai cara melakukan penelitian, sehingga dapat lebih terampil dalam melakukan penelitian selanjutnya. Serta menambah pengetahuan dan wawasan peneliti, khususnya mengenai pembelajaran matematika dengan konsep pengukuran berat melalui metode pembelajaran penemuan terbimbing untuk anak usia dini.

2. Bagi pendidik

Pelaksanaan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan pada pendidik untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariatif dalam pelaksanaan kegiatan belajar dengan pembelajaran yang berpusat pada anak, di mana pendidik berperan sebagai fasilitator dan membimbing dengan pertanyaan yang dapat meningkatkan kreativitas anak dalam menemukan pengetahuan baru melalui pengalaman langsung.

3. Bagi anak usia dini

Hasil penelitian ini memberikan manfaat berupa pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak, diharapkan anak menjadi lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar, dan anak juga dilatih untuk dapat bekerja sama dalam kelompok kecil saat kegiatan belajar berlangsung.

4. Bagi sekolah

(22)

9

5. Bagi orang tua

Penelitian ini diharapkan dapat merubah pemikiran orang tua yang menganggap bahwa belajar itu hanya membaca, menulis, dan berhitung. Serta memberikan pengetahuan mengenai tahapan-tahapan tumbuh kembang anak dengan memahami kemampuan yang dimiliki anak berdasarkan tumbuh kembangnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi penulisan skripsi ini terdiri dari BAB I yang di dalamnya terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian yang ditujukan baik untuk anak, guru, maupun lembaga penyelenggara Taman Kanak-kanak.

BAB II meliputi kajian pustaka yang berisi teori-teori yang terkait, dalam penelitian ini tentang kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak usia dini, metode pembelajaran penemuan terbimbing, penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing dalam kegiatan pengukuran di TK, dan kajian terdahulu mengenai metode pembelajaran penemuan terbimbing.

BAB III adalah metode penelitian yang di dalamnya memuat tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

(23)

10

Fifit Triana Dewi, 2013

berat pada anak di TK Nanda Ceria, dan kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak di TK Nanda Ceria.

(24)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Nanda Ceria yang beralamat di Jalan Raya Pantura Losarang Desa Losarang (samping Balai Desa Losarang) Kec. Losarang Kab. Indramayu dengan jumlah anak sebanyak 16 orang siswa terdiri dari 10 siswa perempuan, 6 siswa laki-laki. Alasan memilih lokasi tersebut karena: (1) kondisi pemahaman anak dalam mengenal konsep pengukuran berat masih kurang memahami dengan baik, (2) kondisi guru belum mampu melaksanakan pembelajaran tentang konsep pengukuran berat dengan baik, (3) media yang digunakan dalam pembelajaran kurang memadai, (4) metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan dilakukan yaitu diadaptasi dari model Elliot yang terdiri dari komponen penelitian tindakan berupa studi pendahuluan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. Desain penelitian tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

(25)

35

Fifit Triana Dewi, 2013

pembelajaran penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika khususnya pada konsep pengukuran berat di TK Nanda Ceria.

2. Perencanaan Tindakan. Berdasarkan dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka perencanaan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu (1) menentukan kelas dan waktu penelitian, (2) mendiskusikan dan menyusun pedoman umum untuk melakukan aktivitas pembelajaran matematika, (3) membuat skenario rencana pembelajaran untuk memahami konsep pengukuran berat yaitu terdiri dari tujuan pembelajaran, materi yang hendak disampaikan, menentukan media sebagai sarana pelengkap, dan pelaksanaan pembelajaran, (4) membuat pedoman observasi untuk mencatat kondisi atau situasi di dalam kelas ketika anak dan guru sedang melakukan aktivitas pembelajaran, (5) merancang format evaluasi untuk melihat “Apakah metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep pengukuran berat?”, dan (6) berdiskusi dengan peneliti mitra untuk melihat perkembangan aktivitas anak selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Pelaksanaan Tindakan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana yang dirancang sebelumnya. Penelitian ini merupakan suatu siklus yang berulang karena PTK bersifat siklus dan semakin lama semakin meningkat perubahan dan pencapaian hasilnya yang terdiri atas empat tahapan, yaitu membuat perencanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan melaksanakan refleksi. Oleh karena itu, proses tersebut terus-menerus dilakukan dengan prosedur yang sama sehingga masalah yang muncul dapat teratasi dengan adanya perubahan yang lebih baik.

(26)

36

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Adapun gambaran desain penelitian yang akan dilakukan berdasarkan urain di atas adalah sebagai berikut:

Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas

(Riset aksi model John Eliot) (Dikutip oleh Musihuddin, 2009)

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu penelitian yang melibatkan peneliti secara langsung kepada subjek penelitian untuk mengamati perkembangan kemampuan anak. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu gambaran tentang peningkatan kemampuan memahami konsep pengukuran berat dalam pembelajaran matematika.

Pelaksanaan

Siklus 1 Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Siklus 2 Pengamatan

Perencanaan

(27)

37

Fifit Triana Dewi, 2013

Arikunto (2006:57) menyebutkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas bekerja sama dengan peneliti yang menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran. Dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diharapkan keterampilan guru dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi di kelas akan semakin meningkat. Menurut Wardhani (2007: 14) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan umum memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar anak menjadi meningkat. Hal tersebuut sejalan dengan pendapat Hopkins (dalam Wiriatmadja, 2008:11) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah suatu kajian refleksi oleh pelaku tindakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi di kelas serta memperbaiki kinerjanya sebagai guru dengan terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan terhadap tindakan-tindakan dalam kondisi praktek pembelajaran. Penelitian ini dlikasanakan dalam proses pengkajian yang berulang-ulang dengan 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pertama, pada tahap ini peneliti merencanakan jenis tindakan yang akan dilakukan secara matang dengan guru dan pihak sekolah. Kedua, tahap ini merupakan pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan. Ketiga, peneliti mengamati proses pelaksana tindakan. Keempat, berdasarkan dari hasil pengamatan, peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap penerapan yang diberikan.

(28)

38

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berhasil, maka dilakukan siklus selanjutnya sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Metode ini dapat memberikan penawaran terhadap masalah yang selama ini dihadapi baik oleh guru maupun anak di TK Nanda Ceria pada pembelajaran memahami konsep pengukuran berat, serta dapat meningkatkan keterampilan guna dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

D. Definisi Operasional

1. Konsep Pengukuran Berat

(29)

39

Fifit Triana Dewi, 2013

2. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Menurut Suherman (1993: 6), mendefinisikan “pada penemuan terbimbing

pendidik memberikan petunjuk, arahan-arahan, pernyataan-pernyataan atau dialog

sehingga sampai pada suatu kesimpulan tentang materi yang diajarkan”, kadang

bimbingan yang diberikan pendidik tergantung pada kemampuan siswa dan topik yang dipelajari. Dari langkah-langkah metode pembelajaran penemuan terbimbing yang diungkapkan oleh Carin (dalam Prasetya, 2009), berikut adalah langkah-langkah metode pembelajaran penemuan terbimbing yang dapat diterapkan di TK:

a. Guru menentukkan tujuan awal yang akan dipelajari oleh anak,.

b. Guru memilih kegiatan yang akan dilakukan di kelas sesuai dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing.

c. Guru sebaiknya mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan diberikan kepada anak untuk mengantisipasi kemungkinan anak mengalami kesulitan dalam kegiatan belajarnya

d. Guru menentukkan pertanyaan-pertanyaan apa saja yang akan diberikan kepada anak sesuai dengan tahapan perkembangan yang akan dicapai

e. Guru menyiapkan alat dan bahan secara lengkap sebagai media pembelajaran yang akan digunakan oleh anak.

f. Guru membagi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 anak.

g. Guru menyediakan sesuatu mengandung masalah dan mengecek pemahaman anak terhadap masalah yang digunakan sebelum memulai kegiatan.

h. Guru memberikan bantuan dan arahan kepada anak sebelum kegiatan dilakukan agar anak menggunakan alat media dengan aman.

(30)

40

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

j. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk mengumpulkan dan menggunakan data sehingga mereka memperoleh pemahaman baru.

k. Guru mendengarkan dan menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan anak mengembangkan responnya masing-masing.

l. Guru membimbing anak menganalisis kembali hasil eksplorasinya sendiri dengan memberikan pertanyaan yang mengarah pada tujuan pencapaian pendidikan.

m. Guru membantu anak untuk menemukan kesimpulan pada setiap jenis kegiatan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai keobjektifan dalam pengumpulan data, maka diperlukan instrumen penelitian yang tepat agar masalah yang akan diteliti dapat terefleksi dengan baik. Adapun penggunaan instrumen pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan selama proses penelitian tindakan dilaksanakan mulai dari siklus I sampai siklus II. Melalui pengamatan ini diharapkan dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan tindakan, dengan kata lain pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

Pengamatan ini dapat menggunakan lembar observasi, adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan anak selama penelitian berlangsung juga fasilitas dan sumber belajar yang mendukung efektivitas pembelajaran matematika dalam memahami konsep pengukuran berat dengan

mencantumkan tanda checklist (√) pada lembar observasi yang telah disiapkan

(31)

41

Fifit Triana Dewi, 2013

satu siklus memberikan pengaruh pada penyusunan tindakan yang dilakukan pada siklus berikutnya.

[image:31.595.112.515.216.718.2]

Berikut adalah pedoman observasi kemampuan mahaman konsep pengukuran berat pada anak:

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak Taman Kanak-Kanak

No Indikator Item

Penelitian BSH (3) MDP (2) BT (1) 1. Mengenal atribut

berat

Menjelaskan konsep berat Menjelaskan konsep ringan Menjelaskan konsep seimbang 2. Mengelompokkan

antara konsep berat-ringan

Mengelompokkan benda yang memiliki konsep seimbang atau sama berat

Mengelompokkan benda-benda yang memiliki ukuran yang berat

Mengelompokkan benda-benda yang memiliki ukuran yang ringan

3. Memperkirakan dan

membandingkan menurut konsep ukuran berat-ringan

Membuat perkiraan berat beberapa benda

Membandingkan antara benda yang berat dengan benda yang ringan

4. Mengurutkan benda

berdasarkan ukuran dari paling ringan ke paling berat atau sebaliknya

Mengurutkan benda

berdasarkan ukuran dari paling ringan ke paling berat

Mengurutkan benda

berdasarkan ukuran dari paling berat ke paling ringan

5. Memahami cara mengukur menggunakan satuan non standar dan standar

Mengukur berat benda dengan menggunakan neraca

(timbangan) buatan secara tepat

(32)

42

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu (timbangan) secara tepat

6. Memilih dan menggunakan satuan dan alat yang tepat untuk mengukur

Memilih alat ukur standar yang tepat untuk mengukur berat benda

Memilih alat ukur neraca (buatan) untuk

membandingkan berat benda Menunjukkan suatu alat ukur yang dapat digunakan menurut fungsinya

(sumber: Priyanty (2011) disesuaikan dengan kebutuhan) Keterangan:

BSH = Berkembang Sesuai Harapan (3) MDP = Masih Dalam Proses (2)

BT = Belum Terlihat (1)

[image:32.595.111.518.110.730.2]

Berikut adalah pedoman observasi guru dalam menguasai tahapan pembelajaran penemuan terbimbing:

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Guru

Berkaitan dengan Pelaksanaan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

No Aspek yang Diamati

Apakah Guru

Melaksanakannya Keterangan Ya Tidak

1. Guru membuka pelajaran dengan pengkondisian agar anak fokus dengan cara mengajak anak bernyanyi

2. Guru menjelaskan dan mengecek pemahaman anak terhadap masalah yang harus anak selesaikan

3. Guru mengajak anak untuk membagi kelompok 4 atau 5 anak perkelompok 4. Guru menyediakan alat sebagai media

pembelajaran yang akan digunakan oleh masing-masing kelompok

5. Guru memberikan bantuan dan arahan kepada anak sebelum kegiatan

(33)

43

Fifit Triana Dewi, 2013

6. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mencari bahan-bahan yang akan digunakan untuk ditimbang sesuai dengan data masing-masing

7. Guru memberi kesempatan pada anak untuk dapat bereksplorasi dengan data masing-masing

8. Guru mengamati setiap anak selama kegiatan berlangsung dan memberikan bantuan ketika anak mengalami kesulitan dengan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan tahapan

perkembangan yang akan dicapai 9. Guru mengajak anak untuk merapihkan

kembali bahan-bahan yang telah selesai digunakan dan mengumpulkan hasil data masing-masing

10. Guru mendengarkan dan menyediakan pengalaman belajar yang

memungkinkan anak mengembangkan responnya masing-masing

11. Guru membimbing anak menganalisis kembali hasil eksplorasinya dengan memberikan pertanyaan yang mengarah pada tujuan pencapaian pendidikan 12. Guru membantu anak untuk menemukan

kesimpulan pada setiap jenis kegiatan

2. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini merupakan alat pencatatan untuk menggambarkn secara detail apa yang terjadi di kelas. Dokumentasi dilakukan untuk mempelajari dan untuk memperoleh data atau informasi serta melengkapi data yang diperlukan. dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu dalam bentuk tulisan dan gambar (foto).

3. Refleksi

(34)

44

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dan guru untuk mendiskusikan hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan.

Beberapa tindakan yang dilakukan pada saat refleksi, yaitu:

a. Mengidentifikasi kembali aktivitas yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklus.

b. Menganalisis pengolahan data hasil evaluasi dan merinci kembali tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Menetapkan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil analisis kegiatan.

[image:34.595.112.512.266.626.2]

Refleksi yang digunakan dalam penelitian ini berupa catatan lapangan, adalah catatan hasil temuan atau kejadian penting selama proses kegiatan yang dibuat peneliti yang melakukan pengamatan terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas (Kunandar, 2008:197). Adapun yang dicatat dan didiskusikan dalam catatan lapangan adalah terkait dengani hasil persepsi guru, aktivitas, dan sikap anak dalam penelitian ini serta evaluasi kegiatannya. Dari hasil diskusi antara peneliti dan guru, kemudian disimpulkan. Jika pelaksanaan tindakan telah tercapai maka penelitian dianggap selesai, tetapi jika belum tercapai kembali pada siklus rencana pembelajaran berikutnya.

Tabel 3.3

Pedoman Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN

(35)

45

Fifit Triana Dewi, 2013

Hasil Catatan Lapangan:

Sumber: Miles (1984) dan Rochiati (2003) dalam Kunandar (2008)

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliiti bersifat partisipasif kolaboratif. Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan untuk mengungkapkan fakta mengenai variabel yang diteliti. Untuk menentukan data-data yang tepat dan valid dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, antara lain sebagai berikut: 1. Metode Observasi/Pengamatan

Observasi bertujuan untuk mencari data tentang kondisi anak-anak, kejadian yang ada di TK Nanda Ceria, proses pembelajarannya, metode apa saja yang digunakan di TK Nanda Ceria dan lain-lain. Jadi penulis akan lebih mudah untuk menyajikan data yang sesuai dengan kondisi pada saat itu.

2. Metode Wawancara atau Interview

Pelaksanaan metode ini, penulis ingin mendapatkan data secara langsung melalui wawancara dengan pihak sekolah atau kepada guru-guru di TK Nanda Ceria. Tentang perkembangan anak, prestasi anak, pendapat-pendapat para guru dan gambaran umum objek penelitian di TK Nanda Ceria.

3. Metode Dokumentasi

(36)

46

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

saja yang dapat mendukung hasil dari penelitian yang penulis lakukan (sebagai pelengkap data).

G. Analisis Data

Untuk mengetahui keberhasilan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskripsi kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak juga untuk mengetahui peningkatan keterampilan guru dalam mengelola kelas.

Menurut Sugiyono (dalam Maryani, 2011:45) aktivitas dalam analisis data interaktif, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan.

2. Paparan data

Berbagai macam data PTK yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan tertata dan rapi dengan narasi, grafik atau table sehingga lebih bermakna. 3. Penyimpulan

Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu dan kesimpulan akhir pada siklus kedua atau terakhir.

(37)

47

Fifit Triana Dewi, 2013

[image:37.595.115.512.146.655.2]

cara perhitungan kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak adalah dengan menggunakan distribusi frekuensi, antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi

Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat pada Anak No Kategori Interval Tally F %

1 BSH ≥ 35

2 MDP 25-34

3 BT 15-24

Keterangan :

1. Mencari interval

a. Jumlah indikator/item dikalikan dengan nilai tertinggi (keterangan pada pedoman observasi)

15 x 3 = 45

b. Hasil perkalian dikurangi jumlah indikator/item 45 – 15 = 30

c. Hasil pengurangan dibagi dengan jumlah kategori (keterangan pada pedoman observasi)

30 : 3 = 10

Berdasarkan perhitungan data di atas maka jumlah interval yang akan ditetapkan pada masing kategori adalah 10. Interval untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut:

Kategori BSH = ≥ 35, MDP= 25-34, BT= 15-24

2. Mengisi Tally dan Frekuensi (F)

Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak yang terdapat pada lampiran.

(38)

48

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Persentase kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = X F

X 100%

(39)

Fifit Triana Dewi, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai meningkatkan kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak Taman Kanak-Kanak melalui metode pembelajaran penemuan terbimbing di TK Nanda Ceria Kabupaten Indramayu, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan memahami konsep pengukuran berat anak kelas B di TK Nanda Ceria Kabupaten Indramayu pada awal atau sebelum diterapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing (prasiklus) menunjukkan kemampuan kategori belum terlihat sebanyak 93,75% yang terdiri dari 15 orang anak, masih dalam proses sebanyak 6,25% yang terdiri dari 1 orang anak dan untuk kategori anak yang berkembang sesuai harapan masih 0% atau belum ada anak yang mencapai kategori tersebut. Rendahnya kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak di TK Nanda Ceria dikarenakan pembelajaran tentang pemahaman konsep pengukuran berat di TK Nanda Ceria masih kurang optimal, metode pembelajaran yang digunakan masih klasikal, pembelajaran belum berpusat pada anak, dan pembelajaran belum terasa bermakna untuk anak.

(40)

141

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kegiatan pembukaan pendidik melakukan aktivitas rutin yang terdiri dari

salam, sapa, berdo’a, absen, bernyanyi, dan bercerita terkait tema yang

diberikan pada hari ini yaitu tentang pekerjaan dan aktivitas seorang pedagang, dilanjutkan dengan bercakap-cakap memperkenalkan bahan-bahan dan alat timbangan buatan yang akan digunakan dalam kegiatan belajar, memperlihatkan lembar kerja sebagai data yang harus anak temukan, dan pembagian kelompok sesuai dengan ide anak atau dari rekomendasi guru. Pada kegiatan inti, pendidik memberi penjelasan langkah-langkah kegiatan pada anak yaitu anak melakukan pengamatan, anak menuliskan hasil temuannya pada lembaran kertas yang telah dibagikan, setelah itu anak melakukan kegiatan (mengelompokkan bahan-bahan yang memiliki berat dan bahan-bahan-bahan-bahan yang memiliki ringan dan atau mengurutkan bahan-bahan sesuai dengan ukuran berat, seimbang dan ringan, dan lain-lain yang disesuaikan pada setiap tindakan) pada lembar kertas sebagai pengumpulan data, anak memberikan hasil penemuan yang dikumpulkan berupa data sederhana dalam lembar kertas ke pada guru, dan anak mengutarakan kesimpulan atau pendapat mengenai hasil penemuannya. Pada kegiatan penutup, pendidik melakukan tanya jawab atau bercakap-cakap tentang kegiatan yang telah dilakukan, dan kemudian pendidik menarik kesimpulan untuk menyamakan persepsi atau pendapat anak tentang hasil yang telah ditemukan.

(41)

142

Fifit Triana Dewi, 2013

berkembang sesuai harapan setelah diberi tindakan. Setelah melalui perhitungan nilai rata-rata pada siklus II, kemampuan memahami konsep pengukuran berat anak yang berada dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 82,54%, kategori masih dalam proses (MDP) sebanyak 17,46%, dan kategori belum terlihat (BT) sebanyak 0%. Peningkatan pemahaman mengenai kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak di TK Nanda Ceria ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang berpusat pada anak, proses pembelajaran yang melibatkan anak dengan menggunakan alat dan media yang ada di sekitar anak, dan anak melakukan kegiatan dengan langsung terlibat dalam kegiatan tersebut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kajian teoritis dalam BAB II dan hasil penelitian, berikut merupakan rekomendasi bagi para guru atau praktisi pendidikan di Taman Kanak-kanak khususnya dalam meningkatkan kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak.

1. Bagi Guru atau Praktisi TK

a. Pada proses kegiatan belajar khususnya dalam perkembangan kemampuan memahami konsep pengukuran berat, guru dapat menggunakan media yang nyata, kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan, serta metode pembelajaran yang bervariasi. Pemilihan penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing ini merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan konsep pengukuran berat pada anak TK.

(42)

143

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

anak, dan dengan menggunakan berbagai media yang menarik serta sesuai dengan kebutuhan anak. Gunakan media yang berada di sekitar anak sehingga dalam penggunaannya tidak asing bagi anak dan yang dapat ditemukan dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Bagi Kepala TK

Kepala sekolah hendaknya membimbing atau mengarahkan guru untuk mencoba menerapkan metode belajar yang beragam dan menyenangkan, serta mendukung guru dalam sarana prasarana serta memfasilitasi untuk meningkatkan kemampuan memahami konsep pengukuran berat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode pembelajaran yang beragam dalam meningkatkan kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak TK, sebagai metode pembelajaran lainnya agar dapat memberikan masukan dan ide-ide baru terhadap kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak usia Taman Kanak-kanak.

b. Metode pembelajaran penemuan terbimbing ini tidak hanya dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami konsep pengukuran berat pada anak TK saja. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode pembelajaran ini untuk meneliti aspek keterampilan lainnya serta mengaplikasikannya terhadap kegiatan maupun kebutuhan perkembangan yang berbeda.

c. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda misalnya menggunakan metode penelitian pre-eksperimen dan kuasi eksperimen agar dapat memberi masukan dan temuan-temuan baru khususnya dalam meningkatkan kemampuan memahami konsep pengukuran berat.

(43)

144

Fifit Triana Dewi, 2013

(44)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2004). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyono, S. (2010). Satuan Baku dan Satuan Tidak Baku. 11 September 2012. Dari: http://budiyonosetyo.blogspot.com/2010/06/satuan-baku-dan-satuan-tidak-baku.html.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Dewi, Y. P. (2008). Keterampilan Proses Sains Dan Retensi Siswa Pada Pembelajaran Subkonsep Alat Indera Melalui Pendekatan Guided Discovery Di SMA Negeri Bandung. (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2008. Tidak diterbitkan)

Dikdasmen, D. (2010). Perkembangan Matematika Anak TK. 19 Juni 2013. Dari:

http://eprints.uny.ac.id/…/BABA2%20-…

Gunawan, A. (2008). Pengukuran. 11 September 2012. Dari: http://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-i-pengukuran/.

Herdianto, W. (2010). Besaran, Pengukuran, dan Satuan. 18 Desember 2011. Dari:

http://wawanfisika.wordpress.com/2010/08/30/besaran-pengukuran-dan-satuan/#more-115

Hidayat, A. (2010). Perkembangan Intelektual Anak Pra. 31 Oktober 2012. Dari: http://pemerhatipendidikangowa.blogspot.com/2010/07/perkembangan-intelektual-anak-pra.html

Kharismaputra, A. P. (2011). Hubungan Antara Penilaian, Pengukuran, Evaluasi, dan Tes Dalam Pembelajaran dan Skala Pengukuran yang Digunakan. 12 September 2012. Dari: http://auliaprima.student.fkip.uns.ac.id/2011/10/18/hubungan-antara-penilaian- pengukuran-evaluasi-dan-tes-dalam-pembelajaran-dan-skala-pengukuran-yang-digunakan/.

(45)

Fifit Triana Dewi, 2013

Kelas Di Kelompok B Tk Kemala Bhayangkari 41 Sukagalih-Bandung). (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011. Tidak diterbitkan).

Kuncaraningrat. (1997). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Maesaroh, I. S. (2012). Penggunaan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Pancasila Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2010/2011 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat). (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012. Tidak diterbitkan)

Markaban. (2006). Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Penemuan

Terbimbing. 30 September 2011. Dari:

http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP_Penemuan_terbimbing.pdf.

Maryani, Y. (2011). Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Manipulative Pada Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Boy-Boyan (Penelitian Tindakan Kelas di TK RA Al-Mu’min Patrol). (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011. Tidak diterbitkan).

Masbid. (2011). Pengukuran dalam Penelitian. 18 Desember 2011. Dari: http://www.masbied.com/2011/02/01/pengukuran-dalam-penelitian.

Masitoh, dkk. (2008). Materi Pokok Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ningrum, W. (2011). Penerapan Model Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011. Tidak diterbitkan).

Nursetiawati, A. (2011). Peningkatan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Penggunaan Metode Discovery Pada Anak TK (Penelitian Tindakan Kelas di TK Kelompok B Yayasan Keluarga Sejahtera Islam Citambal Kabupaten Tasikmalaya). (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011. Tidak diterbitkan).

Padmono, Dr. Y. (2010). Pemahaman Perkembangan Anak. 31 Oktober 2012. Dari: http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/18/pemahaman-perkembangan-anak/

(46)

Fifit Triana Dewi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Nanda Ceria Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Purwanto, N. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rachman, E. N. A. (2011). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Pada Anak Taman Kanak-Kanak (Penelitian Pre-Eksperimen Mengenai Atribut Volume Di Kelompok B2 Tk At-Taqwa Kota Sukabumi). (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011, Tidak diterbitkan).

Rachmawati, Y. (2008). Bahan Ajar Pengembangan Matematika untuk Anak Usia Dini. Tidak diterbitkan.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak (Jilid 1). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sriningsih, N. (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka Sebelas.

Sudjana, N. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sukmana, P. B. (2009). Model Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing). 18

Desember 2011. Dari:

http://prasetyabudisukmana.wordpress.com/2009/07/22/model-pembelajaran-guided-discovery-pennemuan-terbimbing/

Sumarjo. (1990). Pendekatan Discovery Dalam Mengajar. Bandung: Institut Tekhnologi Bandung

Sumarno, A. Pengertian Pengukuran Penilaian Pengujian Evaluasi dan Asesmen. 18 Desember, 2011. Dari: http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/pengertian-pengukuran-penilaian-pengujian-evaluasi-dan-asesmen.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Wibawati, D. (2010). Keterampilan Mengukur. 18 Desember 2011. Dari: http://devikawibawati.blogspot.com/2010/03/keterampilan-mengukur.html

Gambar

Tabel 4.25
gambaran mengenai pengaruh metode pembelajaran penemuan terbimbing
Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Berat
+4

Referensi

Dokumen terkait

• Market analysis of hinterland economy and its demand for port facilities;. • Port positioning to maximise

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Universitas Kristen Satya

Motivasi siswa lebih meningkat dibanding dengan putaran sebelumnya, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya antusiasnya siswa dalam pembelajaran matematika, siswa berani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah pencapaian hasil belajar siswa aspek kognitif yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih

Bahan baku dari dari biogas adalah limbah ternak yang mudah1. didapat karena pemanfaatan limbah ternak yang kurang

Colonialist Ideologies in the Novels of Sherlock Holmes and the Baker Street

Beranjak dari judul tesis ini, yaitu : “ Analisis Yuridis Atas Hak Pengelolaan Pertambangan Berwawasan Lingkungan Hidup Dalam Kaitannya Dengan Hukum Pertanahan” , maka

Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, penerjemah..