• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI Pengelolaan Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen di MAN Paron Kabupaten Ngawi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI Pengelolaan Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen di MAN Paron Kabupaten Ngawi."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Oleh

ANTOK DWI PRAMONO NIM : Q 100100162

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI

TELAH DISETUJUI OLEH:

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Prof. Dr. BUDI MURTIYASA, M.Kom. Dr. HARYOTO, M.Sc.

PROGRAM PASCA SARJANA

(3)

1

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI

Oleh

Antok Dwi Pramono1, Budi Murtiyasa2, dan Haryoto3 1 characteristics of the study using an experimental method in Paron MAN Ngawi. 2. Describe the characteristics of the activity of physics teachers in learning to use an experimental method in MAN Paron Ngawi, 3. Describe the characteristics of the student activity in learning physics using an experimental method in MAN Paron Ngawi. The research was conducted in MAN Paron Ngawi. This type of research uses a qualitative research approach to the design of applied research in this study is an ethnographic study. Techniques of data analysis consists of three flow events occurring simultaneously, namely: 1) data reduction, 2) data display 3) conclusion drawing / verification. In this study the data is presented in descriptive form, which is taken from observations, interviews, documentation studies. From these data sources the researcher conducted triangulation techniques. There are three things that produced this research are: 1. The main equipment in the physics laboratory at the SMA / MA consists of kit equipment, namely: mechanics kit, optics kit, electricity and magnetism kit, hydrostatics and heat kit. 2. Learning physics using the experimental method, begins with demonstration activities, in order to facilitate students in conducting experiments. 3. Learning physics experimental methods can increase student motivation, and can instill the values of strong character education on students, among other things: responsibility and cooperation.

Key words: learning physics, experimental methods Pendahuluan

Dalam usaha membantu siswa untuk memperoleh kemudahan belajarnya, ada banyak unsur atau elemen yang harus diperhatikan. Unsur-unsur itu adalah tujuan yang ingin dicapai, karakteristik siswa, isi bahan yang dipelajari, cara atau metode atau strategi yang digunakan, alat ukur atau evaluasi, serta balikan. Walaupun semua unsur telah diseleksi pada dasarnya kita kembali pada tujuan yang ingin dicapai (Setyosari, 2009: 11).

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Paron telah memiliki laboratorium fisika cukup baik guna menunjang proses pembelajaran, di mana laboratorium fisika tersebut merupakan laboratorium yang direncanakan dan diadakan dari bantuan pemerintah melalui program MEDP

(4)

2

Metode pembelajaran dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/ atau strategi yang dipilih, misalnya metode tanya jawab, diskusi, eksperimen, dan pendekatan beberapa model pembelajaran. Maksud pendekatan dalam kajian ini adalah pendekatan seluruh unsur yang terkait dalam pembelajaran (Sumiati dan Asra, 2008: xiii).

Langkah-langkah dalam melakukan eksperimen adalah: merumuskan tujuan yang jelas tentang kemampuan apa yang akan dicapai siswa, mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan, memeriksa apakah semua peralatan itu dalam keadaan berfungsi atau tidak, menetapkan langkah pelaksanaan agar efisien, memperhitungkan / menetapkan alokasi waktu. mengatur tata ruang yang memungkinkan seluruh siswa dapat memperhatikan pelaksanaan demonstrasi, menetapkan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan, seperti: apakah perlu memberi penjelasan panjang lebar sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman luas, apakah siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan, apakah siswa diharuskan membuat catatan tertentu, memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimen, membicarakan dengan siswa tentang langkah yang ditempuh, materi pembelajaran yang diperlukan, variabel yang perlu diamati dan hal yang perlu dicatat, menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa selama eksperimen, menetapkan apa follow-up (tindak lanjut) eksperimen (Sumiati dan Asra, 2008: 102).

Menurut Rusyan dalam Sagala (2006: 220) orang mengaburkan pengertian eksperimen dengan kerja laboratorium, meskipun kedua pengertian ini mengandung prisnsip yang hampir sama, namun berbeda dalam konotasinya. Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau di luar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan ke dalam metode pembelajaran.

(5)

3

(d) mengembangkan sikap berpikir ilmiah, dan (e) hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi (Sagala, 2006: 220-221).

Selain kebaikan tersebut, metode eksperimen mengandung beberapa kelemahan sebagai berikut: (1) pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah, (2) setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian, dan (3) sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir (Sagala, 2006: 221).

Pembelajaran dan pengajaran kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para siswa melihat makna di dalam tugas sekolah. (Johnson, 2010 : 35).

Menurut kamus, laboratorium berarti tempat untuk mengadakan percobaan (penyelidikan, dan sebagainya segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan sebagainya. Sedangkan menurut Emha dalam Sugiharto (2008) laboratorium sekolah merupakan suatu tempat atau lembaga tempat peserta didik belajar serta mengadakan percobaan (penyelidikan) dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika dan lain-lain.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Karelina dan Etkina (2007) di laboratorium ISLE

(Investigative Science Learning Environment), peneliti meneliti perilaku siswa di laboratorium. Siswa memperoleh kemampuan ilmiah, seperti kemampuan merancang percobaan untuk memecahkan masalah, kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data, kemampuan berkomunikasi dalam diskusi dan bertindak seperti ilmuwan dalam melakukan eksperimen. Penelitian di MAN Paron, peneliti berasumsi siswa berpikir dan bertindak seperti ilmuwan, akan tetapi siswa dalam merancang percobaan dan memecahkan masalah perlu pengamatan lebih mendalam, sehingga penelitian di MAN Paron layak untuk dilaksanakan.

(6)

4

secara eksplisit, eksperimen yang dilakukan sebatas menemukan dan menstabilkan pemahaman konseptual ketika belajar fisika. Selanjutnya siswa dapat mengembangkan konsep yang berhubungan dengan kejadian-kejadian serupa, daripada konsep-konsep yang muncul dari teori. Penelitian ini dilakukan di Universitas Hannover Jerman. Penelitian di MAN Paron kabupaten Ngawi, peneliti menggunakan jurnal ini untuk membandingkan adanya persamaan, seperti aktivitas siswa selama kegiatan di laboratorium. Akan tetapi juga terdapat perbedaan, sehingga dapat ditemukan pengembangan teori yang ada.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sokoloff, Lows, dan Thornton (2007) di Amerika Serikat. Penelitian ini mendeskripsikan kurikulum laboratorium Real Time Physics (RTP), dengan melengkapi panduan kurikulum berupa modul, yakni: Modul 1: Mekanika; Modul 2: Panas dan Termodinamika; Modul 3: Sirkuit Listrik; Modul 4: Cahaya dan Optik. Tujuan utama dari RTP ini adalah: 1 Siswa memperoleh pemahaman konsep-konsep fisika yang terkait. 2 Siswa memiliki pengalaman dunia fisik secara langsung melalui mengumpulkan, menampilkan dan menganalisis data. 3 Siswa mengembangkan kempetensi keterampilan laboratorium tradisional. 4 Siswa menguasai topik yang dibahas di kelas. Alat dan bahan yang berada di laboratorium ini cukup lengkap, sehingga siswa dapat menggunakan secara efektif. Peneliti mengacu jurnal ini, berkaitan dengan karakteristik tempat pembelajaran laboratorium. Penelitian di MAN Paron terdapat persamaan peralatan yang digunakan di laboratorium fisika, akan tetapi juga terdapat perbedaan berkaitan kurikulum yang diterapkan, sehingga temuan penelitian di MAN Paron dapat mengembangkan teori.

(7)

5

untuk meningkatkan keterampilan praktis siswa. Siswa tidak melakukan kegiatan laboratorium atau eksperimen disebabkan sebagian besar guru memberikan alasan karena fasilitas tidak lengkap. Alasan lainnya para guru tidak melaksanakan eksperimen dalam pembelajaran adalah kendala waktu, tidak ada laboran di sekolah-sekolah dan pekerjaan eksperimen tidak dinilai. Seorang guru mengatakan ia belum dilatih untuk mengajarkan eksperimen. Peneliti di MAN Paron menggunakan jurnal ini, untuk membandingkan persamaan aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Ng dan Nguyen menggunakan investigasi berkaitan fenomena dengan metode demonstrasi dan metode eksperimen.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Keban dan Erol (2011) di Dokuz Eylul University, Turkey. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah IPLAT (Introductory Physics Laboratory Achievement Test) dengan topik Listrik Magnet. Peneliti membahas pentingnya strategi pembelajaran dalam kegiatan laboratorium fisika. Tujuan kegiatan laboratorium dalam pendidikan sains adalah membantu siswa belajar ilmu pengetahuan melalui pendekatan konseptual dan teoritis. Siswa dapat melakukan penyelidikan ilmiah dalam kegiatan laboratorium, dan kegiatan laboratorium memberikan kontribusi efektif pada pembelajaran fisika. Untuk menginternalisasi konsep dan hukum-hukum listrik dan magnet, membangkitkan kemampuan membuat asumsi-asumsi sebelumnya, serta merencanakan langkah-langkah kegiatan laboratorium sampai membuat kesimpulan. Peneliti di MAN Paron menggunakan jurnal ini untuk membandingkan perbedaan topik yang dibahas, dalam penelitian Keban dan Erol menggunakan metode IPLAT berkaitan topik listrik dan magnet saja, sedangkan penelitian yang dilakukan di MAN Paron berkaitan dengan semua konsep fisika yang menggunakan metode eksperimen, sehingga peneliti dapat mengembangkan teori-teori yang ada.

Fokus pada pe elitia i i adalah: Pe gelolaa pe elajara fisika e ggu aka

(8)

6

Sesuai dengan fokus penelitian tersebut di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan karakteristik tempat pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi. 2. Mendeskripsikan karakteristik aktivitas guru dalam pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi. 3. Mendeskripsikan karakteristik aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi.

Metode Penelitian

Sesuai dengan pembelajaran yang akan diteliti, yaitu menyangkut masalah pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen, maka desain penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah studi etnografi.

Pemilihan latar penelitian ini di dasarkan pada data awal dari subyek yang direkomendasi memiliki laboratorium fisika baru dan penambahan peralatan fisika serta prestasi akademik yang cukup baik. Waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan data di MAN Paron kabupaten Ngawi adalah tiga bulan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) observasi partisipasi/ berperan (participant observation); (2) wawancara mendalam (in depth interview), dan (3) dokumentasi (documentation). Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif atau berperan serta. Wawancara semi terstruktur menurut Sugiyono (2011: 320), jenis wawancara ini sudah termasuk in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Dokumen dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, jurnal pembelajaran di laboratorium, foto peralatan dan tata ruang laboratorium, foto kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono,2011:335-336). Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: 1) reduksi data, 2) penyajian data 3) penarikan kesimpulan verifikasi (Miles and Huberman, 2011: 15-16).

(9)

7

untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara , lalu dicek dengan observasi, dokumentasi. Untuk melengkapi atau merevisi data yang baru, maka data yang ada tersebut diangkat dan dilakukan audit trail yaitu mencek keabsahan data sesuai dengan sumber aslinya (Sugiyono, 2011: 373-374).

Tempat pembelajaran fisika mengunakan metode eksperimen adalah laboratorium fisika. Laboratorium fisika memiliki ukuran 7 m x 15 m, memiliki peralatan yang cukup memadai, tetapi mengalami kendala teknis dalam pemeliharaannya. Laboratorium ini memiliki jurnal pelaksanaan pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen. Laboratorium ini memiliki utama berupa kit-kit, yaitu: kit mekanika, kit optika, kit listrik dan magnet, serta kit hidrostatika dan panas, serta peralatan penunjang lainnya seperti power supply, generator dan neraca Ohauss. Laboratorium fisika belum memiliki tenaga laboran yang bertugas menyiapkan alat dan bahan eksperimen, serta memelihara peralatan yang ada.

Langkah-langkah guru dalam pelaksanaan eksperimen sebagai berikut: membentuk siswa berkelompok, mendemonstrasikan di depan ruang, membimbing pelaksanaan eksperimen, membimbing penyusunan laporan, membimbing presentasi hasil laporan dan membantu siswa menyimpulkan hasil eksperimen. Guru merencanakan pembelajaran dalam bentuk RPP di awal semester, sesuai dengan silabus pembelajaran yang mengacu pada KTSP 2006 dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa 2010. Guru memulai pelaksanaan eksperimen dengan demonstrasi, agar siswa mempunyai bekal eksperimen, sehingga siswa lebih jelas dan mudah melaksanakan eksperimen. Guru mengaitkan materi fisika yang akan dieksperimenkan dengan fenomena alam yang ada. Guru menggabungkan metode eksperimen dengan metode-metode pembelajaran lainnya, seperti metode informasi, demonstrasi, Tanya jawan dan penugasan. Guru fisika telah mendapatkan pelatihan penggunaan peralatan yang berada di laboratorium fisika.

(10)

8

dengan teman, dan mengkomunikasukan hasil dengan guru. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya. Siswa memperoleh nilai-nilai pendidikan karakter yang kuat, antara lain: tanggung jawab dan kerjasama. Di samping itu juga nilai-nilai teliti, jujur, disiplin, sabar, kreativitas, menghargai proses, terampil dan rasa ingin tahu.

Hasil dan Pembahasan

Temuan - temuan penelitian; Laboratorium fisika Temuan penelitian menunjukkan laboratorium fisika MAN Paron kabupaten Ngawi memiliki ukuran 7 m x 15 m, laboratorium ini berfungsi untuk pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen. Hal ini memperkuat teori Emha dalam Sugiharto (2008), laboratorium sekolah merupakan suatu tempat atau lembaga tempat peserta didik belajar serta mengadakan percobaan (penyelidikan) dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika dan lain-lain. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Karelina dan Etkina (2007), hasil penelitian yang dilakukan oleh Claudia A. dan Stefan A. (2007), hasil penelitian yang dilakukan oleh Sokoloff, Lows, dan Thornton (2007). Dari ketiga jurnal international tersebut mengindikasikan persamaan-persamaan yaitu tempat pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen adalah laboratorium.

Laboratorium fisika MAN Paron kabupaten Ngawi telah memiliki peralatan yang cukup memadai, tetapi mengalami kendala teknis dalam pemeliharaannya. Di MAN Paron kabupaten Ngawi, belum ada kurikulum khusus yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan eksperimen di laboratorium, serta pembelajaran fisika di laboratorium telah didokumentasikan dalam bentuk jurnal pembelajaran. Hal ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sokoloff, Lows, dan Thornton (2007).

Peralatan utama yang ada di laboratorium fisika MAN Paron kabupaten Ngawi terdiri dari kit peralatan, yaitu: kit mekanika, kit optika, kit listrik dan magnet, kit hidrostatika dan panas, serta peralatan penunjang lainnya, seperti: power supply, generator, dan neraca Ohauss. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sokoloff, Lows, dan Thornton (2007)

(11)

9

Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru mengelola kelas dengan membagi siswa secara berkelompok, kemudian melakukan langkah-langkah: membuat lembar kerja siswa, menyiapkan peralatan, mencoba peralatan yang akan digunakan, membentuk siswa berkelompok, mendemonstrasikan di depan ruangan, membimbing pelaksanaan eksperimen, membimbing penyusunan laporan, membimbing presentasi hasil laporan dan membantu siswa menyimpulkan hasil eksperimen. Hal ini peneliti tidak menemukan pada lima jurnal international yang dikaji, sehingga dapat menjadi pengembangan teori yang ada.

Hal ini mendukung teori Sumiati dan Asra (2008: 102) tentang langkah langkah eksperimen: merumuskan tujuan yang jelas tentang kemampuan apa yang akan dicapai siswa, mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan, memeriksa apakah semua peralatan itu dalam keadaan berfungsi atau tidak, menetapkan langkah pelaksanaan agar efisien, memperhitungkan / menetapkan alokasi waktu, memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimen, membicarakan dengan siswa tentang langkah yang ditempuh, materi pembelajaran yang diperlukan, variabel yang perlu diamati dan hal yang perlu dicatat, menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa selama eksperimen, menetapkan apa follow-up (tindak lanjut) eksperimen. Hal ini peneliti tidak menemukan pada lima jurnal international yang dikaji, sehingga dapat menjadi pengembangan teori yang ada.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru merencanakan pembelajaran dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) di awal semester, sesuai dengan silabus pembelajaran dan mengacu pada KTSP 2006 dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa 2010. Hal ini merupakan pengembangan teori Sumiati dan Asra (2008: 102) tentang langkah-langkah eksperimen.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa memulai pelaksanaan eksperimen dengan demonstrasi, agar siswa mempunyai bekal eksperimen, sehingga siswa lebih jelas dan mudah dalam melaksanakan eksperimen. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ng dan Nguyen (2006). Di MAN Paron keadaannya sama, salah satu guru menyatakan dalam kegiatan pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen, mengawalinya dengan kegiatan demonstrasi, dengan alasan untuk memudahkan siswa dalam melakukan eksperimen.

(12)

10

Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru menggabungkan metode eksperimen dengan metode-metode pembelajaran lainnya, seperti metode informasi, demonstrasi, tanya jawab, dan penugasan. Hal ini peneliti tidak menemukan pada jurnal-jurnal international yang dikaji, sehingga dianggap sebagai pengembangan teori yang ada.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru-guru fisika di MAN Paron kabupaten Ngawi telah mendapatkan pelatihan penggunaan peralatan yang berada di laboratorium fisika. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ng dan Nguyen (2006). Temuan penelitian menunjukkan bahwa siswa dibagi dalam kelompok kerja, diberi tugas membuat laporan kegiatan hasil eksperimen setelah eksperimen selesai, dan hasil laporan dikumpulkan, siswa dilatih membuat kesimpulan dari hasil eksperimen. Hal ini merupakan pengembangan teori Sumiati dan Asra (2008: 102) yang menyatakan salah satu langkah dalam metode eksperimen adalah menetapkan apa follow-up (tindak lanjut) eksperimen.

Temuan penelitian menunjukkan siswa selama melakukan eksperimen terlihat seperti peneliti. Hal ini mendukung teori hasil penelitian Karelina dan Etkina (2007).

Temuan penelitian menunjukkan siswa dapat bersikap ilmiah dengan mengamati secara obyektif, mengumpulkan data, mendiskusikan dengan teman, dan mengkomunikasikan hasil dengan guru. Hal ini mendukung teori hasil penelitian yang dilakukan oleh Sokoloff, Lows, dan Thornton (2007).

Temuan penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya, serta dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter yang kuat pada diri siswa, antara lain: tanggung jawab dan kerjasama. Di samping itu juga nilai-nilai teliti, jujur, disiplin, sabar, kreativitas, menghargai proses, terampil, dan rasa ingin tahu. Hal ini merupakan pengembangan teori, karena peneliti tidak menemukan di jurnal-jurnal international yang peneliti kaji.

Simpulan

(13)

11

menggunakan metode eksperimen. Peralatan utama yang ada di laboratorium fisika MAN Paron kabupaten Ngawi terdiri dari kit peralatan, yaitu: kit mekanika, kit optika, kit listrik dan magnet, kit hidrostatika dan panas. Laboratorium ini belum memiliki laboran yang bertugas menyiapkan alat dan bahan eksperimen, serta memelihara peralatan yang ada.

Karakteristik aktivitas guru dalam pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi adalah Guru mengelola kelas dengan membagi siswa secara berkelompok, kemudian melakukan langkah-langkah: membuat lembar kerja siswa, menyiapkan peralatan, mencoba peralatan yang akan digunakan, mendemonstrasikan di depan ruangan, membimbing pelaksanaan eksperimen, membimbing penyusunan laporan, membimbing presentasi hasil laporan dan membantu siswa menyimpulkan hasil eksperimen. Guru merencanakan pembelajaran dalam bentuk RPP di awal semester, sesuai dengan silabus pembelajaran dan mengacu pada KTSP 2006 dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa 2010. Guru memulai pelaksanaan eksperimen dengan demonstrasi, agar siswa mempunyai bekal eksperimen, sehingga siswa lebih jelas dan mudah dalam melaksanakan eksperimen. Guru mengaitkan eksperimen yang akan dilaksanakan dengan fenomena-fenomena alam, menggabungkan pelaksanaan metode eksperimen dengan metode informasi, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Guru-guru fisika di MAN Paron kabupaten Ngawi telah mendapatkan pelatihan penggunaan peralatan yang berada di laboratorium fisika.

Karakteristik aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen adalah Siswa dibagi dalam kelompok kerja, diberi tugas membuat laporan kegiatan-kegiatan hasil eksperimen setelah eksperimen selesai, dan hasil laporan dikumpulkan. Siswa selama melakukan eksperimen terlihat seperti peneliti. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya, serta memperoleh nilai-nilai pendidikan karakter yang kuat, antara lain: tanggung jawab dan kerjasama.

(14)

12

Siswa sebaiknya benar-benar dapat memanfaatkan fasilitas laboratorium fisika selama melakukan pembelajaran menggunakan metode eksperimen, sehingga siswa memiliki kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan siswa akan memiliki nilai pendidikan karakter yang kuat.

Daftar Pustaka

Aufschnaiter C. & Aufschnaiter S., 2007, Uninersity Students Activities, Thinking And Learning During Laboratory Work, Gerrmany, European Journal Of Physics, Vol. 3, Num. 28, 30 April 2007, p. S51-S60.

Johnson, Elaine B., 2002, CTL (Contextual Teaching & Learning), Terjemahan, Oleh Ibnu Setiawan, Tahun 2010, Bandung: Kaifa Learning.

Karelina A. & Etkina E., 2007, Acting Like A Physicist: Student Approach Study To Experimental Design, Physical Review Special Topics – Physics Education Research, New Jersey, USA, The American Physical Society, Vol. 3, 19 Oktober 2007, p. 1-12.

Miles B. & Huberman M., 1992, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan. Oleh Tjetjep Rohendi Rohidi, Tahun 2007, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Ng W. & Nguyen V.T., 2006, Investigating The Integration Of Everyday Phenomena And Practical Work In Physics Teaching In Vietnamese High Schools, Vietnam, International Education Journal, Vol. 7, Num. 1, p. 36-50.

Sagala, S., 2006, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Setyosari, P., 2009, Pemanfaatan Media, Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 15, Universitas Negeri Malang.

Sokoloff, D.R., Laws P.W., & Thornton R.K., 2007, RealTime Physics: Active Learning Labs Transforming The Introductory Laboratory, USA, European Journal Of Physics, Vol. 3, Num. 28, 30 April 2007, p. S83-S94.

Sugiharto, B., 20 Oktober 2008, Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium IPA SMP, http://bowobiologi.blogspot.com/2008/10/optimalisasi-pengelolaan-laboratorium.html, Diakses jam 11.00 tanggal 31 Mei 2012.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Sumiati dan Asra, 2008, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang disajikan selain data primer atas hasil kegiatan langsung pembangunan perkebunan di Kalimantan Timur, juga data yang bersumber dari instansi terkait

Madaniyah Gunung Silanu Kabupaten Jeneponto adalah berkategori tinggi (75,50%), dan 3) agar minat belajar peserta didik meningkat 1 maka nilai rata-rata penerapan

Untuk nilai COP tertinggi pada heat pump tanpa mengunakan heat exchanger ini dikarenakan tekanan suction sebesar 35 Psi dan tekanan discharge sebesar 160 psi,

Suatu logam atau elektroda tidak berada dalam keseimbangan larutan elektrolit yang mengandung ionnya atau terjadi perubahan potensial selama proses elektrolisis,

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Pengaruh

Ruang lingkup permasalahan dibatasi pada penilaian konsumen mengenai bauran pemasaran ritel minimarket Alfamart Jalan Angkatan 45 Ilir Barat I, Palembang yaitu penilaian

→ Menjawab pertanyaan tentang materi Perbedaan pajak dengan pungutan resmi lainnya yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang

Dengan Model pendekatan Bayesian berupa Klasifikasi Naïve Bayes dengan HMAP (Hipotesis Maksimum A Posteriori) dipakai memprediksi kelahiran yang akan dialami ibu hamil