• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT FREKUENSI KEHADIRAN MENGIKUTI LATIHAN FUTSAL DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DI MAESTRO FUTSAL ACADEMY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT FREKUENSI KEHADIRAN MENGIKUTI LATIHAN FUTSAL DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DI MAESTRO FUTSAL ACADEMY."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT FREKUENSI KEHADIRAN MENGIKUTI LATIHAN FUTSAL DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DI MAESTRO

FUTSAL ACADEMY SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

Aditta Oksa Yustisiawan 1000189

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi

Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal

Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di

Maestro Futsal Academy

Oleh

Aditta Oksa Yustisiawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Aditta Oksa Yustisiawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN ADITTA OKSA YUSTISIAWAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT FREKUENSI KEHADIRAN MENGIKUTI LATIHAN FUTSAL DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DI MAESTRO

FUTSAL ACADEMY

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd. NIP. 195301111980031002

Pembimbing II

Sandey Tantra Paramitha, S.Si., M.Pd. NIP. 198204182009121004

Mengetahui,

Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan

(4)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN…... i

ABSTRAK…... ii

KATA PENGANTAR…... iii

DAFTAR ISI…... vii

DAFTAR TABEL…... x

DAFTAR GAMBAR…... xi

DAFTAR LAMPIRAN…... xii

BAB I PENDAHULUAN…... 1

A.Latar Belakang Masalah…... 1

B. Identifikasi Masalah…... 3

C.Rumusan Masalah…... 4

D.Tujuan Penelitian…... 4

E. Manfaat Penelitian…... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi…... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS…... 7

A.Manajemen Maestro Futsal Academy…... 7

B. Kegiatan Latihan di Maestro Futsal Academy... 8

C.Kebugaran Jasmani…... .9

(5)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Komponen Kebugaran Jasmani... 10

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani..12

D.Karakteristik Anak Usia 13-19 Tahun…... 13

E. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan...…... 14

F. Kerangka Pemikiran…...14

G.Hipotesis Penelitian…... 15

BAB III METODE PENELITIAN…... 16

A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian... 16

1. Lokasi Penelitan ... 16

2. Populasi Penelitian ... 16

3. Sampel Penelitian... 16

B. Desain Penelitian…... 17

C. Metode Penelitian…... 17

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional…... 18

E. Instrumen Penelitian…... 19

F. Uji Coba Instrumen... 28

G. Teknik Pengumpulan Data…... 31

H. Analisis Data…... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…... 33

A. Hasil Penelitian …... 33

1. Analisis Deskripsi Data…... 33

(6)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Uji Korelasi…... 39

4. Uji Determinasi…... 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian…... 41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN…... 43

A.Simpulan…... 43

B. Saran…... 44

DAFTAR PUSTAKA…... 45

LAMPIRAN…... 46

(7)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL Tabel

3.1 Norma Penilaian Tingkat Frekuensi Kehadiran...19

3.2 Penilaian Tes Lari Cepat Jarak Pendek... ... 26

3.3 Penilaian Tes Gantung Angkat Tubuh... 26

3.4 Penilaian Tes Baring Duduk... ... 26

3.5 Penilaian Tes Loncat Tegak... 26

3.6 Penilaian Tes Lari Jarak Sedang... 27

3.7 Norma Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani... ... 27

3.8 Hasil Uji Validitas TKJI Usia 13-15 Tahun... ... 28

3.9 Hasil Uji Reliabilitas TKJI Usia 13-15 Tahun... ... 28

3.10 Hasil Uji Validitas TKJI Usia 16-19 Tahun... ... 29

3.11 Hasil Uji Reliabilitas TKJI Usia 16-19 Tahun... 29

3.12 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi... ... 31

4.1 Mean dan Standar Deviasi... 32

4.2 Persentase Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan... 33

4.3 Persentase Kebugaran Jasmani... ... 33

4.4 Norma Penilaian Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Program Kegiatan... ... 35

4.5 Norma Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani... 35

4.6 Data Tingkat Frekuensi Kehadiran dan Tingkat Kebugaran Jasmani... ... 35

4.7 Uji Normalitas Usia 13-15 Tahun... ... 37

4.8 Uji Normalitas Usia 16-19 Tahun... ... 37

4.9 Uji Korelasi Kategori Usia 13-15 Tahun... 38

4.10 Uji Korelasi Kategori Usia 16-19 Tahun... ... 38

(8)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.12 Uji Determinasi Hubungan Antara Tingkat Frekuensi

Kehadiran Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Usia 16-19

(9)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR Gambar

3.1 Desain Penelitian... ... 16

3.2 Teknik Pengumpulan Data... 30

4.1 Persentase Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti

Latihan Dan Tingkat Kebugaran

(10)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1 Data Frekuensi Kehadiran Program Kegiatan Maestro Futsal

Academy...45

2 Data Tes Kebugaran Jasmani Indonesia... ... 47

3 Output Hasil Perhitungan SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas TKJI... ... 49

4 Output Hasil Perhitungan SPSS Uji Normalitas... ... 50

5 Output Hasil Perhitungan SPSS Uji Korelasi... 51

6 Output Hasil Perhitungan SPSS Uji Regresi... ... 52

7 Dokumentasi Latihan di Maestro Futsal Academy... ... 53

(11)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE RELATION BETWEEN THE PRESENCE FREQUENCY LEVEL

OF JOINING FUTSAL TRAINING WITH THE LEVEL OF PHYSICAL

FITNESS IN MAESTRO FUTSAL ACADEMY.

Aditta Oksa Yustisiawan

Ilmu Keolahragaan

Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

Nurlan Kusmaedi

1

Sandey Tantra Paramitha

2

ABSTRACT

The background of the study is there is no physical fitness level analysis in the proteges of Maestro Futsal Academy which is related to the presence frequency level of joining different training. The aims of this study are to discover whether there is the relation between the presence frequency level of joining futsal training with the level of physical fitness in Maestro Futsal Academy. The methodology used in this study is descriptive walitative by using correlational technique. Sampling technique used is purposive sampling in Maestro Futsal Academy’s proteges totaling 30 people. The instrument used in this study is Indonesian attendance list of training and physical fitness. The result obtained in this study is there is relation between the presence frequency level joining futsal training with physical fitness level in the 13-19 years olf proteges with the amount of pearson correlation 0.567* and the score of p=o.o34 < 0.05, and with the score of pearson correlation 0.847* and p+0.000 < 0.05. It can be concluded that if the presence frequency level is greater, the physical fitness is also greater, or otherwise.

(12)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT FREKUENSI KEHADIRAN

MENGIKUTI LATIHAN FUTSAL DENGAN TINGKAT KEBUGARAN

JASMANI DI MAESTRO FUTSAL ACADEMY

.

Aditta Oksa Yustisiawan

Ilmu Keolahragaan

Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

Nurlan Kusmaedi

1

Sandey Tantra Paramitha

2

ABSTRAK

Latar belakang dari penelitian ini adalah belum adanya analisis tingkat kebugaran jasmani untuk para anak didik di Maestro Futsal Academy yang dikaitkan dengan tingkat frekuensi kehadiran mengikuti latihan yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakahterdapathubungan antara tingkatfrekuensikehadiranmengikutilatihan futsaldengantingkatkebugaranjasmanidi Maestro Futsal Academy. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling pada anak didik Maestro Futsal Academy sebanyak 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah absensi kehadiran latihan dan tes kebugaran jasmani Indonesia. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat frekuensikehadiran mengikuti latihan futsal dengan tingkat kebugaran jasmani pada anak didik usia 13-19 tahun dengan nilai pearson correlation 0,567* dan nilai p=0,034 < 0,05, serta dengan nilai pearson correlation 0,847* dan p=0,000< 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin besar tingkat frekuensikehadiran maka semakin besar pula tingkat kebugaran jasmani atau sebaliknya.

(13)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Futsal merupakan olahraga yang dalam sepuluh tahun terkhir ini menjadi

sangat populer di Indonesia baik di kalangan usia dini, remaja, bahkan dewasa.

Hal ini disebabkan karena sarana olahraga futsal mudah ditemukan dimana saja

dan siapapun bisa menikmati sarana olahraga futsal dengan harga yang

terjangkau. Futsal juga sudah mulai masuk ke ranah sekolah sebagai

ekstrakurikuler untuk siswa, baik itu tingkat SD, SMP, SMA, bahkan perguruan

tinggi yang memiliki tujuan membuat prestasi untuk almamaternya sendiri.

Pembinaan olahraga futsal di Indonesia khususnya dari umur 11-13 tahun

hingga tingkat umur senior sudah banyak diperhatikan oleh banyak akademi

futsal. Lahan akademi futsal sudah bisa banyak ditemukan, terutama di kota-kota

besar seperti Kota Bandung. Keberadaan akademi futsal saat ini dijadikan “sekolah kedua”. Melalui akademi futsal mereka dapat belajar bermain futsal dengan teknik yang benar. Manfaat lainnya adalah dengan pembelajaran yang

terencana diharapkan akan membentuk kepribadian pada anak. Karakter yang

dimaksud adalah memiliki semangat juang yang baik, disiplin, sportif, dan

sosialisasi yang baik sehingga diharapkan memiliki mental juara untuk meraih

prestasi. Selain itu, diharapkan juga dengan kehadiran akademi futsal dapat

meningkatkan derajat kesehatan kepada anak agar dalam melaksanakan aktivitas

sehari-hari dapat memiliki kebugaran jasmani yang baik.

Maestro Futsal Academy adalah salah satu akademi futsal di Kota Bandung

yang sudah berdiri pada awal tahun 2013 sebagai media pembinaan cabang

olahraga futsal yang berjenjang dari usia dini hingga remaja yang didirikan oleh

Eko Prasetyo, S.Si (alumni Ilmu Keolahragaan angkatan 2006). Maestro Futsal

Academy telah terdaftar menjadi anggota Asosiasi Akademi Futsal Indonesia

(14)

2

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak yang mengikuti latihan di Maestro Futsal Academy yaitu U-10, U-13, U-16,

dan Senior.

Dalam pelaksanaannya, sebuah organisasi seperti akademi futsal ini sendiri

harus memiliki perencanaan program kegiatan yang dirancang oleh pihak

manajemen, baik program latihan rutin di lapangan maupun program kegiatan

diluar jadwal latihan yang bertujuan agar peserta didik akademi tidak hanya mahir

dalam bermain futsal, tetapi dapat menciptakan, menjaga, dan meningkatkan

derajat kesehatan yang pada akhirnya diharapkan hasil program kegiatan tersebut

akan berdampak pada hasil prestasi yang diraih di lapangan.

Derajat kesehatan yang dimaksud adalah sehat dinamis atau bugar yakni

kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan

tubuh melakukan penyesuaian terhadap aktivitas fisik yang diberikan kepada

tubuh tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak menimbulkan

kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu

aktivitas masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu

senggangnya dan untuk keperluan-keperluan lainnya yang mendadak. Kebugaran

jasmani merupakan derajat sehat dinamis seseorang yang merupakan kemampuan

dasar untuk melaksanakan aktivitas olahraga dan aktivitas sehari-hari. Menurut

Santosa (2007: 43) memandang bahwa “kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang merupakan kemampuan jasmani yang menjadi dasar untuk keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan”. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan pemeliharaan kebugaran jasmani dari setiap individu

dengan kesadaran bahwa kebugaran jasmani adalah komponen penting yang

mutlak dibutuhkan oleh setiap individu dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari

atau cabang olahraga yang spesifik.

Untuk mencapai tujuan mendapatkan kebugaran jasmanai yang baik untuk

para anak didik, maka tim manajemen Maestro Futsal Acedemy merancang

berbagai program latihan khususnya pada cabang olahraga futsal. Pada dasarnya

(15)

3

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelatih untuk memperkenalkan teknik dasar bermain futsal dan meningkatkan

aktivitas fisik untuk meningkatkan dan menjaga derajat kesehatan untuk anak

didik.

Dengan tingkat frekuensi kehadiran yang berbeda-beda dari setiap anak didik

dalam mengikuti rangkaian program kegiatan, maka akan berbeda juga hasil dari

tujuan yang diharapkan yaitu apakah dengan latihan yang sudah dilaksanakan

akan berdampak kepada kebugaran jasmani. Selain itu, faktor latar belakang sosial

yang berbeda-beda juga akan berpengaruh kepada tingkat frekuensi kehadiran

terhadap suatu kegiatan.

Setelah diamati secara sekilas ternyata anak didik yang terdaftar sebagai

binaan Maestro Futsal Academy memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam

mengikuti serangkaian latihan yang dirancang oleh pihak manajemen. Beberapa

anak mempunyai tujuan hanya ingin ikut bermain futsal saja tanpa ada motivasi

untuk mendapatkan hal yang lebih dari hasil latihan tersebut, sedangkan beberapa

anak yang lain ada yang memiliki tujuan ingin bermain futsal dengan baik dan

benar, serta ingin bersosialisasi dengan tujuan mencari hiburan dan kesenangan.

Tentu saja hal-hal tersebut mempunyai pengaruh kepada tujuan manajemen yang

ingin dicapai, yaitu para anak didik harus memiliki kebugaran jasmani yang baik,

sehingga akan berdampak positif kepada prestasi dan kualitas kesehatan yang baik

dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Pada hal ini frekuensi kehadiran anak dalam mengikuti serangkaian program

latihan sangat berperan penting, apakah dengan frekuensi kehadiran yang baik

maka akan mendapat kebugaran jasmani yang baik juga. Dalam hal ini peneliti

tertarik untuk menganalisis tingkat frekuensi kehadiran anak didik dalam

melaksanakan latihan futsal dan menganalisis tingkat kebugaran jasmani anak

didik di Maestro Futsal Academy, sehingga dapat mengetahui apakah frekuensi

kehadiran dalam mengikuti latihan futsal memiliki keterhubungan dengan

(16)

4

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Maestro Futsal Academy membuat dan melaksanakan rangkaian latihan

dengan tujuan agar anak didik menjadi seseorang yang aktif dan memiliki tingkat

kebugaran yang baik. Namun pada kenyataannya di lapangan, pihak manajemen

belum melakukan analisis apakah dari hasil latihan yang sudah dilaksanakan

berhubungan dengan tingkat kebugaran anak didik. Selain itu, pengamatan awal

pada program kegiatan yang telah dilaksanakan diperoleh data bahwa dari 30 anak

didik yang terdaftar sebagai anggota dari Maestro Futsal Academy yang berusia

dari umur 13-19 tahun ditemukan bahwa masih terdapat anak didik yang tidak

konsisten dalam mengikuti kegiatan latihan. Hal ini akan dianalisis melalui

absensi kehadiran yang telah dibuat.

Dari hasil temuan tersebut, maka peneliti menganggap bahwa tingkat

frekuensi kehadiran dari anak didik di Maestro Futsal Academy masih kurang dan

perlu dianalisis agar terlihat apakah ada hubungannya dengan tingkat kebugaran

jasmani.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, peneliti merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat frekuensi kehadiran anak didik umur 13-19 tahun

dalam mengikuti latihan futsal di Maestro Futsal Academy ?

2. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani anak didik umur 13-19 tahun di

Maestro Futsal Academy ?

3. Apakah terdapat hubungan antara tingkat frekuensi kehadiran anak didik

umur 13-19 tahun dalam mengikuti latihan futsal dengan tingkat

kebugaran jasmani di Maestro Futsal Academy ?

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah penelitian yang akan dilaksanakan, maka

(17)

5

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui tingkat frekuensi kehadiran anak didik umur 13-19

tahun dalam mengikuti latihan futsal di Maestro Futsal Academy.

2. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani anak didik umur 13-19 tahun

di Maestro Futsal Academy.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat frekuensi

kehadiran anak didik umur 13-19 tahun dalam mengikuti latihan futsal

dengan tingkat kebugaran jasmani di Maestro Futsal Academy.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap memperoleh manfaat yang besar

baik bagi peneliti sendiri ataupun masyarakat pada umumnya, diantaranya :

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

manajemen Maestro Futsal Academy dalam upaya peningkatan kebugaran

jasmani untuk anak didik.

2. Apabila penelitian yang akan dilakukan ternyata memiliki hubungan yang

signifikan, maka akan menjadi masukan untuk akademi lain untuk

meningkatkan kualitas frekuensi kehadiran untuk anak didik.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen olahraga bagi peneliti

dan peneliti lainnya yang merasa tertarik untuk meneliti permasalahan

(18)

6

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

F. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Manajemen Maestro Futsal Academy

B. Program Kegiatan Maestro Futsal Academy

C. Kebugaran Jasmani

D. Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

B. Desain Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

B. Saran

(19)

7

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

(20)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah di Lapangan

Gasmin yang beralamat di Jln. Kuningan Antapani, Bandung.

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2013: 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi merupakan sumber data yang penting, karena tanpa

kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana.

Populasi dalam penelitian ini adalah anak didik Maestro Futsal Academy yang

berjumlah sebanyak 61 orang.

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2013: 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk dapat menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdapat beberapa teknik

sampling. Pada penelitian ini sampel akan dipilih dengan pertimbangan tertentu,

yaitu sampel yang digunakan adalah anak didik yang berusia 13-19 tahun, karena

kegiatan latihan rutin yang dibuat oleh pihak manajemen Maestro Futsal

Academy hanya diberikan kepada kategori usia 13-19 tahun yang berjumlah 30

orang sampel. Teknik sampling yang sesuai dengan penelitian ini adalah

(21)

17

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu adanya desain penelitian yang sesuai dengan

variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian dan hipotesis yang akan

diuji kebenarannya. Penelitian ini merupakan penelitian yang korelasional yang akan

menyelidiki ada tidaknya korelasi anatara variabel bebas dan variabel terikat. Fokus

penelitian ini yang dikaji adalah hubungan tingkat frekuensi kehadiran program

kegiatan dengan tingkat kebugaran jasmani.

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2013: 42) Keterangan :

1. X : Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Program Kegiatan

2. Y : Tingkat Kebugaran Jasmani

3. r : Hubungan

C. Metode Penelitian

Dalam sautu penelitian diperlukan suatu metode penelitian. Penggunaan metode

dalam suatu penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut.

Metode penelitian adalah suatu cara atau teknik yang dipergunakan untuk mencari

pembuktian secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mengungkapkan

dan memberikan jawaban atas permasalahan yang akan dikemukakan dalam suatu

penelitian. Di samping itu, metode penelitian juga merupakan syarat mutlak dalam

x Y

(22)

18

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suatu penelitian sebab baik atau tidaknya penelitian tergantung dari pertanggung

jawaban dari metode penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

teknik korelasional. Mengenai pengertian metode penelitian deskriptif Maksum

(2012: 68) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena, atau peristiwa tertentu”.

Kemudian lebih lanjut mengenai teknik korelasional, Fraenkel dan Wallen (2008:

331) menjelaskan bahwa, “Penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk

mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada

upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi

variabel”.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, yaitu untuk

mendapatkan gambaran mengenai hubungan tingkat frekuensi kehadiran program

kegiatan dengan tingkat kebugaran jasmani.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 38) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

a. Variabel Independent

Menurut Sugiyono (2013: 39) “Variabel bebas adalah merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas

(independent) dalam penelitian ini adalah tingkat frekuensi kehadiran

(23)

19

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2013: 39) “Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

independent (bebas)”. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini

adalah tingkat kebugaran jasmani.

2. Definisi Operasional

a. Frekuensi kehadiran adalah angka yang menunjukan seberapa kali

kehadiran dalam mengikuti program kegiatan tersebut diikuti oleh setiap

peserta didik. Kehadiran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kehadiran dari setiap program kegiatan yang dilaksanakan.

b. Kebugaran Jasmani menurut Giriwijoyo (2007: 43) adalah derajat sehat

dinamis seseorang yang merupakan kemampuan jasmani yang menjadi

dasar untuk keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan.

Adapun kebugaran jasmani yang penulis maksud dalam penelitian ini

adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara

efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Absensi Program Kegiatan

Frekuensi kehadiran program kegiatan diukur dengan menggunakan absensi

dari kegiatan latihan yang sudah dilaksanakan dalam jangka waktu enam bulan

kepengurusan. Dari hasil absensi tersebut akan diakumulasikan semua jumlah

kehadiran. Absensi kehadiran tersebut memiliki ketentuan jika anak didik telat

(24)

20

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik yang dianggap hadir mengikuti segala kegiatan latihan akan diberi

kehadiran dengan nilai satu. Sedangkan untuk yang tidak sama sekali mengikuti

kegiatan latihan tidak akan diberikan nilai kehadiran. Untuk memberikan

kategori penilaian, maka peneliti membuat norma yang dibuat oleh Nurhasan

(2007) dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Norma Penilaian Tingkat Frekuensi Kehadiran

Skala Batas Skor Rentang Skor Nilai

+ 1,8 (S)

Indonesia (TKJI) untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani dari sampel. Tes

Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi

instrumen / alat tes yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia, karena TKJI

disusun dan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. TKJI dibagi dalam 4

kelompok usia, yaitu : 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun.

Komponen tes kebugaran jasmani ini meliputi gabungan komponen kebugaran

jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani yang

berhubungan dengan keterampilan. Kebugaran jasmani yang berhubungan

(25)

21

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan yaitu

meliputi daya ledak dan kecepatan. Pada penelitian ini akan menggunakan tes

untuk kelompok usia 13-15 tahun dan 16-19 tahun. Adapun prosedur pelaksanaan

adalah sebagai berikut :

a. Rangkaian Tes :

1) Lari 50 meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun).

2) Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik.

3) Baring duduk (sit up) selama 60 detik.

4) Loncat tegak (vertical jump)

5) Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1200 meter (usia 16-19

harus dilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus

dengan memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes

berikutnya dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI

bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan

(26)

22

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Lari 50 meter (usia 13-15 tahun) / 60 meter (usia 16-19 tahun)

2) Gantung angkat tubuh (pull up)

3) Baring duduk (sit up)

4) Loncat tegak (vertical jump)

5) Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / 1200 meter (usia 16-19 tahun)

d. Petunjuk Umum

1) Peserta

a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes

b) Diharapkan sudah makan maksimal dua jam sebelum tes

c) Memakai sepatu dan pakaian olahraga

d) Melakukan pemanasan (warming up)

e) Memahami tata cara pelaksanaan tes

f) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu atau lebih dari tes, maka

tidak mendapatkan nilai atau gagal

2) Petugas

a) Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)

b) Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas

c) Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk

pelaksanaan tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba

gerakan-gerakan tersebut

d) Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke

butir tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak

menunda waktu

e) Tidak memberikan nilai kepada peserta yang tidak dapat

melakukan satu butir tes atau lebih

f) Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan

(27)

23

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Pelaksanaan Tes

1) Lari 50 meter (usia 13-15 tahun) / 60 meter (usia 16-19 tahun)

a) Tujuan : untuk mengukur kecepatan.

b) Sikap permulaan : peserta berdiri di belakang garis start.

c) Pelaksanaan gerakan :

(1) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap

untuk lari.

(2) Pada aba-aba “ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis

finish, menempuh jarak sesuai dengan kategori usia. Lari

diulang apabila pelari yang mencuri start, pelari tidak melewati

garis finish, dan pelari terganggu dengan pelari lain.

(3) Pengukuran waktu : pengukuran waktu tempuh dilakukan dari

saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish.

(4) Pencatatan hasil : hasil yang dicatat adalah wakttu yang dicapai

oleh pelari untuk menempuh jarak yang ditentukan, waktu

tempuh dicatat dalam satuan waktu detik, dan waktu tempuh

dicatat satu angka di belakang koma.

2) Gantung angkat tubuh (pull up)

a) Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan

otot bahu.

b) Sikap permulaan : peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua

tangann berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan

telapak tangan membelakangi wajah.

c) Pelaksanaan gerakan : dengan bantuan tolakan kaki atau naik

bangku, peserta meraih palang sampai mencapai sikap bergantung.

(28)

24

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d) Pencatatan hasil : hasil yang dicatat adalah jumlah hasil ulangan

gerak yang dilakukan.

3) Baring duduk (sit up)

a) Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

b) Sikap permulaan :

(1) Peserta berbaring terlentang dengan belakang bahu menyentuh

lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk, telapak kaki menapak

lantai, lengan ditekuk di atas bahu dan telapak tangan

diletakkan pada telinga (jari hanya menempel pada telinga).

(2) Petugas atau peserta lain memegang atau menahan kedua

pergelangan kaki agar kaki tidka megangkat.

c) Pelaksanaan gerakan :

(1) Pada aba-aba “ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk

sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian

kembali ke sikap permulaan sampai belakang bahu menyentuh

lantai.

(2) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa

istirahat selama 30 atau 60 detik sesuai kelompok usia.

d) Pencatatan hasil :

dihitung apabila tangan terlepas dari telinga, kedua siku tidak

(29)

25

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyentuh lantai, dan mempergunakan siku untuk membantu

menolak tubuh.

4) Loncat tegak (vertical jump)

a) Tujuan : untuk mengukur daya ledak atau tenaga eksplosif.

b) Sikap permulaan :

(1) Terlebih dahulu taburi ujung jari tangan kanan dengan serbuk

kapur atau magnesium bikabonat berwarna putih

(2) Peserta berdiri egak dekat dinding, kaki rapat, lengan kanan

merapat ke dinding, papan skala berada di samping kanan atau

kiri atasnya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus

ke atas, telapak tangan dengan jari-jari tegak lurus dtempelkan

pada papan skala, sehingga meninggalkan bekas raihan ujung jari

tangannya.

c) Pelaksanaan gerakan :

(1) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan

kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta meloncat

setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan jari tangan

yang berkapur sehingga meninggalkan bekas raihan.

(2) Ulangi loncatan hingga tiga kali dengan selang istirahat sekitar

5-10 detik.

d) Pencatatan hasil :

(1) Catat jangkauan raihan tertinggi sebelum meloncat (X).

(2) Catat tinggi rata-rata ketiga raihan hasil loncatan (Y).

(3) Hasil loncatan adalah selisih hasil tinggi raihan loncatan

dikurangi hasil raihan sebelum meloncat (Y-X).

(4) Ambil selisih raihan yang tertinggi, catat dalam satuan

sentimeter tanpa angka dibelakang koma.

(30)

26

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Tujuan : untuk mengukur daya tahan jantug, peredaran darah, dan

paru-paru.

b) Sikap permulaan : peserta berdiri dibelakang garis start.

c) Gerakan :

(1) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap berdiri, siap

untuk lari.

(2) Pada aba-aba “ya” peserta lari dengan kecepatan konstan

menuju garis finish, menempuh jarak sesuai dengan kategori

usia. Lari diulang apabila ada pelari yang mencuri start dan

pelari tidak melewati garis finish.

d) Pencatatan hasil :

(1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat

sampai pelari tepat melintasi garis finish.

(2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta

menempuh jarak yang telah ditentukan. Waktu dicatat dalam

satuan menit dan detik.

f. Cara penilaian

1) Hasil kasar

Tingkat kebugaran jasmani peserta tidak dapat dinilai secara

langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai, karena satuan ukuran

yang dipergunakan masing-masing butir tes tidak sama, yaitu :

a) Untuk butir tes lari mempergunakan satuan ukuran waktu

(menit dan detik).

b) Untuk butir tes baring duduk dan gantung angkat tubuh

mempergunakan satuan ukuran jumlah ulangan gerak.

c) Untuk butir tes loncat tegak mempergunakan satuan tinggi

(sentimeter).

(31)

27

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Hasil kasar yang masih merupakan satuan ukuran yang

berbeda-beda tersebut perlu diganti dengan satuan ukuran yang sama. Satuan ukuran ini adalah “Nilai”.

b) Setelah hasil kasar setiap butir tes diubah menjadi nilai, maka

langkah berikutnya adalah menjumlahkan nilai-nilai dari

kelima butir tes tersebut untuk menentukan klasifikasi

kebugaran jasmani peserta.

c) Klasifikasi nilai tes dapat dilihat dalam tabel penilaian TKJI.

Tabel 3.2 Penilaian Tes Lari Cepat Jarak Pendek

Nilai 13-15 Tahun 16-19 Tahun

5 <= 6.7" <= 7.2”

4 6.8 –7.6” 7.3 –8.3”

3 7.7 –8.7” 8.4 –9.6”

2 8.8 –10.3” 9.7 –11.0”

1 >= 10.4” >= 11.1”

Tabel 3.3 Penilaian Tes Gantung Angkat Tubuh

Nilai 13-15 Tahun 16-19 Tahun

5 >= 16" >= 19”

4 11 –15” 14 –18”

3 6 –10” 9 –13”

2 2 –5” 5 –8”

1 0 –1” 0 –4”

(32)

28

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai 13-15 Tahun 16-19 Tahun

Tabel 3.5 Penilaian Tes Loncat Tegak

Nilai 13-15 Tahun 16-19 Tahun

Tabel 3.6 Penilaian Tes Lari Jarak Sedang

Nilai 13-15 Tahun 16-19 Tahun

(33)

29

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kebugaran jasmani Indonesia.

Instrumen ini diuji terlebih dahulu untuk mengetahui apakah tes ini layak untuk

digunakan dalam penelitian yang akan diteliti, maka peneliti melakukan uji coba

untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas. Uji coba di lakukan dengan

menggunakan 30 sampel yang sama dalam penelitian dan dibagi dalam dua

kelompok, yaitu kelompok usia 13-15 tahun dan usia 16-19 tahun. Uji validitas yang

digunakan dalam instrumen ini adalah dengan teknik uji validitas dengan korelasi,

sedangkan uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini adaah dengan teknik uji

ulang (test-retest). Data yang ada di tes menggunakan SPSS (statistikal product and

service solution) for windows versi 17 yaitu menggunakan realibility scale. Pada uji

coba validitas dan reabilitas tes kebugaran jasmani Indonesia diperoleh hasil sebagai

berikut.

a. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Umur 13-15 Tahun.

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Umur 13-15 Tahun

Instrumen Nilai Korelasi Probabilitas

Korelasi

Kesimpulan

Tes Kebugaran

Jasmani

Indonesia umur

(34)

30

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13-15 tahun

Dari tabel di atas, nilai korelasi tes kebugaran jasmani umur 13-15 tahun adalah

0,709, dengan probabilitas korelasi [sig. (2.tailed)] sebesar 0,005. Karena nilai

probabilitas korelasi 0,005 < dari taraf signifikan sebesar 0,05, maka instrumen tes

kebugaran jasmani Indonesia usia 13-15 tahun adalah valid. Apabila ingin melihat

tingkat realibilitas tes ini sebagai berikut :

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Umur 13-15 Tahun

Cronbach's Alpha Keterangan

0,708 Reriabel

Pengambilan keputusan ini berdasarkan perhitungan nilai Cronbach's Alpha

apabila nilai diatas 0,600 dinyatakan reliabel. Dengan demikian bahwa instrumen tes

kebugaran jasmani Indonesia umur 13-15 tahun sudah memenuhi standar reabilitas

karena memiliki nilai Cronbach's Alpha =0,708>0,600.

b. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Umur 16-19 Tahun.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Umur 16-19 Tahun

Instrumen Nilai Korelasi Probabilitas

Korelasi

Kesimpulan

Tes Kebugaran

Jasmani

(35)

31

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia umur

16-19 tahun

Dari tabel di atas, nilai korelasi tes kebugaran jasmani umur 16-19 tahun adalah

0,907, dengan probabilitas korelasi [sig. (2.tailed)] sebesar 0,000. Karena nilai

probabilitas korelasi 0,000 < dari taraf signifikan sebesar 0,05, maka instrumen tes

kebugaran jasmani Indonesia usia 16-19 tahun adalah valid. Apabila ingin melihat

tingkat realibilitas tes ini sebagai berikut :

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Umur 16-19 Tahun

Cronbach's Alpha Keterangan

0,976 Reriabel

Pengambilan keputusan ini berdasarkan perhitungan nilai Cronbach's Alpha

apabila nilai diatas 0,600 dinyatakan reliabel. Dengan demikian bahawa instrumen tes

kebugaran jasmani Indonesia umur 16-19 tahun sudah memenuhi standar reabilitas

karena memiliki nilai Cronbach's Alpha =0,976>0,600.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memudahkan proses penelitian ini, selanjutnya penulis menyusun

langkah-langkah penelitian sebagai pengembangan dari desain penelitian yang telah

penulis buat. Langkah awal untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

menentukan populasi yang akan penulis jadikan sampel. Langkah kedua untuk

pengumpulan data dari orang sampel dalam penelitian ini diperoleh melalui analisis

absensi latihan dan tes kebugaran jasmani. Selanjutnya akan dilakukan proses analisis

(36)

32

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data diketahui barulah ditarik simpulannya. Adapun langkah-langkah penelitian

tersebut dapat penulis gambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2 Teknik Pengumpulan Data

H. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 17.

Berikut analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini:

1. Analisis uji Lilliefors untuk melihat apakah data yang digunakan dalam

penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan pengambilan keputusan

apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data tersebut

berdistribusi tidak normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi atau nilai

probabilitas > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.

2. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, apabila data yang diperoleh

berdistribusi normal maka menggunakan analisis uji parametrik dengan

menggunakan rumus Pearson Korelasi Momen, dan apabila data yang

POPULASI

SAMPEL

FREKUENSI KEHADIRAN

TES KEBUGARAN JASMANI

ANALISIS DATA

(37)

33

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh tidak berdisribusi normal maka menggunakan analisis uji

non-parametrik dengan menggunakan rumus Rank Spearman Korelasi. Kemudian

hasil pengujian diinterpretasikan dengan kriteria yang dikemukakan oleh

Sugiyono (2013: 184).

Tabel 3.12 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

(38)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian ini peneliti mempunyai beberapa kesimpulan yang

dapat diambil, yaitu :

1. Dari penelitian ini ditemukan bahwa dari 30 sampel anak didik yang

diteliti diantaranya 50% memiliki tingkat frekuensi kehadiran yang baik,

16,7% memiliki tingkat frekuensi kehadiran yang cukup, 26,7% memiliki

tingkat frekuensi kehadiran yang kurang, dan 6,7% memiliki tingkat

frekuensi kehadiran yang sangat kurang.

2. Dari data diatas ditemukan bahwa dari 30 sampel anak didik yang diteliti

diantaranya 20% memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik, 76,7%

memiliki tingkat kebugaran jasmani yang sedang, dan 3,3% memiiki

tingkat kebugaran jasmani yang kurang.

3. Terdapat hubungan antara tingkat frekuensi kehadiran mengikuti latihan

futsal dengan tingkat kebugaran jasmani pada anak didik usia 13-19 tahun.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti dapat

memberikan saran kepada beberapa pihak, yaitu :

1. Bagi mahasiswa Ilmu Keolahragaan perlu mempunyai pengetahuan dan

kemampuan dalam melaksanakan roda organisasi membuat program

latihan di bidang manajemen olahraga dan ilmu kepelatihan olahraga

khususnya dalam sebuah klub akademi dalam upaya peningkatan kualitas

kebugaran jasmani dari anak didik atau atlet yang terlibat di akademi atau

(39)

44

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi pihak manajemen Maestro Futsal Academy perlu adanya

pengembangan yang lebih luas dalam memacu anak didik dalam

meningkatkan frekuensi kehadiran, agar anak didik yang terdaftar bisa

memiliki minat yang lebih tinggi dan partisipasi yang lebih baik, sehingga

kualitas kebugaran jasmani dari anak didik dapat terjaga dan meningkat.

3. Bagi pihak lembaga yaitu dalam hal ini adalah Program Studi

Keolahragaan diharapkan dapat mengembangkan atau mengkaji kembali

tentang tes kebugaran jasmani dan bisa menerapkan tes tersebut untuk para

Mahasiswa Ilmu Keolahragaan.

4. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel dan

sampel yang lebih banyak, karena hasil penelitian deskriptif akan semakin

(40)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto, Reza. (2011). Hubungan Status Gizi Dan Gaya Hidup Aktif Terhadap Kebugaran Jasmani. Skripsi. Bandung: Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Direktorat Bina Kesehatan Kerja Dan Olahraga Kementrian Kesehatan. (2013). Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani Peserta Didik Melalui Upaya Kesehatan Sekolah. Jakarta

Giriwijoyo, Santosa. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Iskandar, Tomi. (2011). Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Yang Berangkat dan Pulang Sekolah Menggunakan Sepeda, Jalan Kaki, dan Naik Angkutan Umum di SMP 3 Margahayu Kabupaten Bandung. Skripsi. Bandung: Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Kadar, Muhammad. (2011). Sarana Prasarana dan Tingkat Partisipasi Dalam Kegiatan Olahraga. Skripsi. Bandung: Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Suherman, Adang. (2014). Modul Statistika Untuk Ilmu Keolahragaan. Bandung: UPI

Sumintarsih. “Kebugaran Jasmani Untuk Lanjut Usia”, Jurnal IPTEK Olahraga. Vol.11, no.2, Mei 2009: 144-156 .

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Nurhasan.(2007). ModulTes Dan PengukuranKeolahragaan. Bandung: UPI.

(41)

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

(42)

48

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN 2

sprint 50/60m pull up sit up vertical jump lari jarak 1000/1200m

(43)

49

Aditta Oksa Yustisiawan, 2014

Hubungan Antara Tingkat Frekuensi Kehadiran Mengikuti Latihan Futsal Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Di Maestro Futsal Academy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 Rizal 16 8,52 3 10 3 23 3 63 4 3,48 3 16 sedang

21 Rama 16 9,96 2 11 3 35 4 64 4 4,42 3 16 sedang

22 Ade 16 7,8 4 12 3 28 3 72 4 4,01 3 17 sedang

23 Bayu 16 9,84 2 7 2 38 4 70 4 4,37 3 15 sedang

24 Adi 16 8,76 3 12 3 40 4 67 4 4,02 3 17 sedang

25 lukman 17 8,52 3 14 4 40 4 50 3 3,52 3 17 sedang

26 Fajar 17 8,52 3 8 2 32 4 54 3 4,01 3 15 sedang

27 Yusha 17 8,64 3 0 0 26 3 53 3 3,53 3 12 kurang

28 Ricky 17 8,52 3 9 3 39 4 62 4 4,1 3 17 sedang

29 Yasin 17 8,88 3 11 3 34 4 70 4 4,35 3 17 sedang

Gambar

Tabel
Tabel 3.1 Norma Penilaian Tingkat Frekuensi Kehadiran
Tabel 3.2 Penilaian Tes Lari Cepat Jarak Pendek
Tabel 3.5 Penilaian Tes Loncat Tegak
+6

Referensi

Dokumen terkait

In this context, there are three basic questions: (1) What must teachers know and be able to do in order to effectively use technologies to improve learning?,

Pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Cimahi!. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan Pengawasan Terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money Pada Instansi Pemerinth diKabupaten Bone..

Pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Cimahi.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Beban kerja di BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan Cabang Binjai mempengaruhi Bapak/Ibu secara mental. Tekanan dan

[r]

[r]

lagi Maha Penyayang yang selalu melimpahkan karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Profil Pilihan