HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN
TEKNIK DASAR FUTSAL SISWA SMAN 1 LOSARANG
KABUPATEN INDRAMAYU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Science
Program Study Ilmu Keolahragaan
Oleh
HERMAWAN 0704245
PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN
TEKNIK DASAR FUTSAL SISWA SMAN 1 LOSARANG
KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh
Hermawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Hermawan 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : HERMAWAN
NIM : 0704245
Judul : HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI
DENGAN TEKNIK DASAR FUTSAL SMAN 1 LOSARANG KABUPATEN INDRAMAYU
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Drs. H. Badruzaman, M.Pd. NIP: 195911041986011001
Pembimbing II
Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. NIP: 197508102001121001
Mengetahui;
Program Studi Ilmu Keolahragaan, Ketua,
ABSTRAK
“Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Teknik Dasar Futsal Siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu.”, oleh Hermawan 0704245, di bawah bimbingan
Drs. H. Badruzaman, M.Pd., dan Iman Imanudin, M.Pd.
Tingkat kebugaran jasmani dapat dijadikan suatu faktor pendukung dalam proses latihan teknik dasar bermain futsal agar penguasaan teknik dalam bermain lebih terampil dan tujuan yang diinginkan bisa tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu. Sampel dan populasi dalam penelitian ini sebanyak 20 siswa.
Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode penelitian deskriptif korelasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain dengan mengadakan observasi, tes kebugaran jasmani, tes teknik dasar futsal, studi pustaka, dan studi dokumentasi.
Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan nilai tes dan pengukuran untuk variabel kebugaran jasmani dan teknik dasar futsal berdistribusi normal. Korelasi
antara “Tingkat kebugaran jasmani” dengan “Teknik dasar futsal” memberikan nilai
koefisien sebesar 0.24. Karena koefisien berada pada 0,200-0,399, maka dapat diketahui bahwa hubungan antara “Tingkat kebugaran jasmani” dengan “Teknik dasar futsal” lemah. Demikian pula hasil perhitungan signifikansi diperoleh t hitung 1,05 < t tabel 2,10 ini berarti koefisien korelasi tersebut tidak signifikan. Karena taraf
signifikansi α = 0,05, maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan, tetapi tidak signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu.
ABSTRACT
“Relationship of Physical Fitness Level and Futsal Basic Technique students of SMAN 1 Losarang Indramayu.” by Hermawan 0704245, under the guidance of
Drs. H. Badruzaman, M.Pd., and Iman Imanudin, M.Pd.
This paper presents the result of research about the relationship between physical fitness levels and the futsal basic techniques students of SMAN 1 Losarang Indramayu. Samples and populations in this study were 20 students.
The research method that used is descriptive correlation. The data collection techniques were observations, physical fitness test, futsal basis techniques test, literature, and study documentation.
The results of processing data showed that test and measurement values for the variables of physical fitness and futsal basic techniques in normal distribution. The correlation between "level of physical fitness" and "futsal basic techniques" gives the value of coefficient 0,24. Since the coefficient close to 0,200-0,399, it is known that the correlation between “level of physical fitness” and “futsal basic techniques” is poor. Similarly, the result of significance value of t count is 1,05 < ttable 2,10 means
the correlation coefficient is not significant. Because significance degree α = 0,05,
then H0 accepted. It can be concluded that there is a relationship, but it is not significant between “physical fitness level” and “futsal basic techniques” of Senior
High School students of Losarang, Indramayu.
DAFTAR ISI
H. Definisi Operasional ... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Kebugaran Jasmani ... 11
1. Pengertian Kebugaran Jasmani ... 12
a. Kebugaran yang Berkaitan Dengan Kesehatan ... 14
b. Kebugaran yang Berkaitan Dengan Performa... 16
1) . Kekuatan yang Cepat (speed strength/power) ... 17
2) . Kecepatan (Speed) ... 18
4) . Koordinasi (Coordination) ... 20
5) . Keseimbangan (Balance) ... 21
B. Futsal ... 22
1. Sejarah Futsal ... 22
2. Falsafah Futsal ... 24
3. Hakekat Permainan Futsal ... 26
C. Teknik Dasar Futsal ... 28
1. Teknik Dasar Mengumpan (Passing) ... 28
2. Teknik Dasar Menahan Bola (Stopping) ... 29
3. Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling) ... 29
4. Teknik Dasar Menebak Bola (Shooting) ... 30
a. Teknik Menendang Bola Dengan Punggung ... 30
b. Teknik Menendang Bola Dengan Ujung Kaki ... 31
D. Tingkat Kebgaran Jasmani Terhadap Teknik Dasar Futsal ... 31
1. Hubungan Antara Passing Dengan Koordinasi Mata-Kaki ... 36
2. Hubungan Antara Stopping Dengan Koordinasi Mata-Kaki ... 37
3. Hubungan Antara Dribbling Dengan Kelincahan (Agilitas) ... 38
4. Hubungan Antara Shooting Dengan Power Tungkai ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 41
B. Populasi dan Sempel Penelitian ... 42
1. Populasi ... 42
2. Sampel ... 42
C. Desain Penelitian ... 43
D. Instrumen Penelitian ... 45
1. Tes Kebugaran Jasmani ... 45
2. Tes Teknik Dasar Futsal ... 49
1. Tes Kebugaran Jasmani ... 53
2. Tes Teknik Dasar Futsal ... 53
3. Studi Dokumentasi ... 54
F. Analisis Data... 54
1. Menghitung Rata-rata ... 54
2. Menghitung Simpangan Baku ... 55
3. Uji Normalitas ... 55
4. Analisis Korelasional ... 56
5. Uji Hipotesis ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data ... 59
B. Analisis Data ... 60
1. Uji Normalitas Data ... 60
2. Hasil Pengujian Hipotesis ... 62
3. Uji Signifikansi ... 62
C. Diskusi Temuan ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 65
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Koefisien Korelasi Product Moment ... 57
Tabel 4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 60
Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Tiap Variabel ... 61
Tabel 4.3 Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi ... 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen Kebugaran Jasmani... 15
Gambar 3.1 Desain Penalitian ... 43
Gambar 3.2 Tahap-tahap Implementasi Penelitian ... 44
Gambar 3.3 Diagram Tes Passing-Stopping ... 50
Gambar 3.4 Diagram Tes Dribbling ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Data Mentah Tes dan Pengukuran ... 70
2. Data Uji Normalitas Lilifors Tes Kebugaran Jasmani ... 74
3. Data Uji Normalitas Lilifors Tes Teknik Dasar Futsal ... 79
4. Uji Korelasi Tunggal Kebugaran Jasmani Terhadap Teknik Dasar Futsal ... 83
5. Nilai Kritis Untuk Uji Lilifors ... 85
6. Nilai Z ... 86
7. Nilai Distribusi t ... 87
8. Gambar Hasil Penelitian ... 88
9. Pengesahan Judul dan Penunjukkan Dosen Pembimbing Skripsi ... 91
10.Surat Izin Penelitian ... 94
11.Balasan Surat Izin Penelitian ... 95
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan olahraga tidak terpisahkan dari motif pelaku olahraga itu sendiri.
Karena apabila olahraga dilakukan dengan teratur dan berkesinambungan, olahraga
dapat memberikan manfaat kesehatan bagi dirinya. Diantara sekian banyak
masyarakat yang melakukan aktivitas olahraga salah satu tujuan adalah untuk
meningkatkan kebugaran jasmaninya agar tercapai derajat sehat yang sempurna.
Kebugaran jasmani sangat penting untuk dapat melakukan aktivitasnya dengan baik
tanpa kelelahan yang berarti.
Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan
kemampuan dan kesanggupan dalam melakukan pekerjaan secara optimal dan efisien.
Disadari atau tidak, sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu
kebutuhan hidup manusia. Kebugaran jasmani erat kaitannya dengan kegiatan
manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang
dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan yang dilakukan.
Giriwijoyo (2007:23) menjelaskan bahwa:
2
Pemeliharaan kebugaran jasmani seseorang untuk mencapai keberhasilan
dalam pelaksanaan tugas memerlukan adanya kesesuaian antara syarat yang harus
dipenuhi oleh pelaksana tersebut, dalam hal ini kebugaran jasmani mempunyai 2
komponen dasar yang bersifat anatomis dan fisiolagis terhadap beberapa macam dan
intensitas tugas fisik yang harus dilaksanakan.
Menurut Lhaksana (2011:7) Futsal adalah permainan yang sangat cepat dan
dinamis. Dari segi lapangan yang relative kecil, hampir tidak ada ruangan untuk
membuat kesalahan. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antar pemain lewat
passing yang akurat, bukan hanya untuk melewati lawan. Ini disebabkan dalam
permainan futsal pemain selalu berangkat dengan falsafah 100% ball possession.
Akan tetapi, melalui timing dan positioning yang tepat, bola dari lawan akan dapat
direbut kembali.
Lhaksana berasumsi (2011:7) Futsal adalah olahraga beregu. Kolektivitas
tinggi akan mengangkat prestasi. Siapa yang mencetak gol sama sekali tidak penting,
yang penting adalah gol yang tercetak. Menang dan kalah itu terjadi di seluruh
olahraga. Tetapi if you die, you die with honour. Tidak ada pemain yang paling
berjasa dalam satu tim, yang ada adalah tim yang baik akan menjadikan seorang
pemain menjadi bintang.
Futsal harus dimainkan dengan fun dan enjoy. Jika kita bermain dari hati
tanpa beban dan menikmati permainan ini, prestasi akan cepat datang daripada kita
penuh dengan beban melakukan tugasnya di lapangan. Hal ini penting sekali untuk
3
Teknik dasar dalam bermain futsal sangat penting, karena dalam bermain
futsal salah satu komponen yang sangat mendasar yaitu teknik dasar bermain bola,
dalam hal ini teknik dasar merupakan kebutuhan guna untuk menunjang dalam suatu
permainan yang diharapkan. Teknik dasar merupakan salah satu komponen dalam
bermain futsal oleh pemain.
Lhaksana (2011:29) menjelaskan bahwa :
Dalam permainan futsal, pemain diperlukan kemampuan menguasai teknik dasar bermain futsal, seperti; mengumpan (passing), menahan bola (control), mengumpan lambung (chipping), menggiring bola (dribbling), dan menembak bola (shooting).
Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Sucipto, dkk (1999:47) bahwa :
“memang pada kenyataannya, kita sadari bahwa rendahnya kualitas permainan
disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill (teknik). “Berdasarkan penjelasan
tersebut, maka penguasaan keterampilan teknik dasar bagi seorang pemain futsal
sangat penting. Karena sangat berkaitan dengan tujuan permainan futsal. Mengenai
tujuan futsal dalam permainan futsal sama hal dengan permainan sepakbola, Sucipto,
dkk (1999:7) menjelaskan bahwa : “…masing-masing regu berusaha memasukan bola
sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri
untuk tidak kemasukan.” Dengan demikian, bahwa tanpa penguasaan teknik yang
memadai maka tujuan permainan futsal cenderung tidak akan tercapai.
Dengan demikian maka teknik dasar pemain dalam bermain futsal tidak akan
4
baik. Oleh karena itu, tingkat kebugaran jasmani salah satu faktor yang
mempengaruhi performa pemain dalam bermain futsal. Berdasarkan penjelasan
diatas, maka tingkat kebugaran jasmani dapat dijadikan suatu faktor pendukung
dalam proses latihan teknik dasar bermain futsal agar penguasaan teknik dalam
bermain lebih terampil dan tujuan yang diinginkan bisa tercapai.
Demikian gambaran kebugaran jasmani yang baik, sehingga pemain mampu
mengembangkan teknik dasar futsal dalam suatu pertandingan dengan optimal tanpa
merasakan kelelahan yang berarti. Dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus
pembahasan mengenai hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar
futsal di SMAN 1 LOSARANG Kabupaten Indramayu.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah sangat diperlukandalam sebuah penelitian, karena dengan
terlebih dahulu melakukan perumusan terhadap permasalahan yang akan diteliti,
maka peneliti akan mendapat kemudahan dan kejelasan langkah-langkah yang dapat
diambil penelitian. Arikunto (1993:17) berpendapat bahwa : “agar penelitian dapat
dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya terlebih
dahulu sehingga jelas dari mana harus mulai, ke mana harus pergi, dan dengan apa”.
Setelah melihat pokok pemikiran di atas terdapat beberapa permasalahan yang
akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini, adapun permasalahan pokok yang
akan di kemukakan yaitu hubungan kebugaran jasmani yang di aplikasikan dalam
5
Untuk menjawab semua permasalahan di atas tersebut, maka masalah yang
akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten
Indramayu ?
2. Bagaimana tehnik dasar futsal siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten
Indramayu ?
3. Adakah hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan tehnik dasar futsal siswa
SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kebugaran jasmani sisiwa SMAN 1
Losarang Kabupaten Indramayu.
2. Untuk mengetahui bagaimana tehnik dasar futsal siswa SMAN 1 Losarang
Kabupaten Indramayu.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan
tehnik dasar futsal siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu.
D. Manfaat Penelitian
Dengan diperolehnya hasil penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan,
6
1. Secara teoritis : sebagai bahan informasi dan keilmuan bagi para guru
pendidik jasmani, Pembina atau Pelatih olahraga tentang pentingnya
kebugaran jasmani dalam cabang olahraga futsal, khususnya mengenai
hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar dalam bermain
futsal.
2. Secara praktis : sebagai bahan informasi dalam upaya meningkatkan kualitas
dan produktivitas sumber daya manusia terutama para pelatih, Pembina
olahraga dan guru dalam membina, melatih dan membina atlet atau siswa,
khususnya sebagai upaya meningkatkan teknik dasar dalam bermain futsal
dengan cara meningkatkan kebugaran jasmani para atlet.
E. Anggapan Dasar
Suatu penelitian diperlukan anggapan dasar sebagai pegangan dan titik tolak
dari proses penelitian yang dilakukan. Arikunto (2006:24) menyatakan bahwa :
“Anggapan dasar merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang dapat dipakai untuk berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.”
Dalam permaianan futsal dibutuhkan tingkat kebugaran jasmani yang baik
karena permainan futsal seseorang di tuntut untuk selalu bergerak. Menurut Lhaksana
Justinus (2011:7) Futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis.
Upaya meningkatkan teknik dasar permainan futsal ada beberapa faktor yang
7
Kebugaran jasmani merupakan faktor penting bagi seseorang dalam kaitanya
dengan pengusaan teknik dasar futsal. Latihan yang sulit akan jadi lebih mudah
karena seseorang memiliki kebugaran jasmani yang baik sehingga mampu mengikuti
latihan yang dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang sehingga menjadi mahir.
Seseorang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik mampu melakukan
gerakan-gerakan teknik dasar futsal dalam waktu yang lama. Dengan latihan secara
berulang-ulang akan meningkatkan kemampuan teknik dasar futsal semakin dilatih
dengan benar maka akan semakin mahir dalam bermain futsal. Seperti dinyatakan
Harsono (1988 : 102) bahwa :
Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulangan-pengulangan yang konstan, maka organisasi-organisasi mekanisme neurophypysiologis kita akan bertambah baik, gerakan-gerakan yang tadinya sukar dilakukan akan menjadi gerakan-gerakan otomatis dan reflektif yang semakin kurang membutuhkan kosentrasi pusat-pusat syaraf daripada sebelum melakukan latihan-latihan tersebut.
Tingkat kebugaran jasmani yang baik akan lebih mudah seseorang dalam
melakukan teknik-teknik dasar permainan futsal dan dalam berlatih keterampilan
teknik dasar futsal kemungkinan sedikit mengalami hambatan seperti cedera otot,
atau menyelesaikan latihan dengan cepat dan bersemangat, memiliki kekebalan
tubuh yang baik. Lebih lanjut menurut Tarigan (2009: 28) dijelaskan bahwa :
8
Penguasaan teknik-teknik dasar dalam permainan futsal perluh dilatih secara
berulang-ulang dalam proses yang berkelanjutan dan sistematis. Pengulangan
dalam latihan membutuhkan dukungan kebugaran jasamani agar latihan dapat
dilakukan dalam waktu yang lama. Giriwijiyo dan Sidik (2010:21) menegaskan
bahwa: “ semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan fisik
atau jasmani sehingga masalah kemampuan fisik /jasmani merupakan faktor dasar
bagi setiap aktivitas manusia”.
Faktor kelelahan akibat lemahnya kebugaran jasmani akan
mempengaruhi kemampuan teknik dasar dalam permainan futsal Giriwijiyo dan
Sidik (2010:325) menegaskan bahwa:” Menurunnya kapasitas kerja berarti
menurunya kualitas dan kuantitas gerakan”.
F. Hipotesis
Hipotesis tidak lain adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya harus di uji secara empiris. Arikunto (1993:62) mengemukakan
bahwa : “Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian
sampai terbukti kebenaranya melelui data yang terkumpul”.
Jadi jelaslah bahwa hipotesisi bukanlah suatu kesimpulan terakhir yang telah
pasti dan benar, melainkan harus di uji kembali kebenarannya melalui pengumpulan
dan pengolahan data sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesis tersebut diterima atau
9
H0 : Tidak terdapat hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan teknik
dasar futsal.
H1 : Terdapat hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar
futsal.
G. Batasan Penelitian
Dalam melakukan penlitian penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian
agar tidak terlalu luas dan lebih terarah pada tujuan yang ingin dicapai. Adapun ruang
lingkup penelitian ini dibatasi pada hal – hal sebagai berikut :
1. Peningkatan tingkat kebugaran jasmani siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten
Indramayu.
2. Populasi dan sampel dalam penulisan ini adalah seluruh siswa SMAN 1
Losarang yang mengikuti ekstrakurikuler futsal.
H. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah penafsiran atau pengertian terhadap judul penelitian
tersebut, maka perlu dijelaskan beberapa arti yang ada, sebagai berikut :
1. Tingkat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:950) adalah
“…susunan yang berlapis atau berlenggak – lenggek.” Dalam hal ini
10
2. Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat
menyesuikan fungsi alat – alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu
dan atau keadaan tertentu terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi
dengan cara efisien tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih
sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya Griwijoyo
(2007:23).
3. Teknik dasar menurut beberapa ahli, Sudrajat (1991:24) yang dikutip
Robiussani (2009:38) bahwa “teknik dasar adalah merupakan
keterampilan-keterampilan pokok yang harus dikuasai untuk dapat
berprestasi tinggi”. Luxbacher (1987) yang dikutip Wibawa (1997:11)
menjelaskan bahwa : “teknik dasar ialah semua gerakan yang mendasari
permainan, dan dengan modal tersebutseseorang dapat bermain dengan
baik atau terlatih secara terarah.
4. Futsal adalah sepakbola mini yang dimainkan oleh dua regu, yang
masing-masing beranggotakan lima orang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk
membantu mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti, karena metode
penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan
pengumpulan dan analisis data. Menurut Arikunto (1997:151), ”Metode penelitian
adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang
ditujukan untuk menilai dan mendeskripsikan fakta sebanyak-banyaknya terhadap
suatu subjek kajian tanpa adanya perlakuan atau manipulasi variabel. yang
bertujuan untuk melukiskan suatu kondisi apa adanya pada saat penelitian
dilakukan kemudian dianalisis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan
analisis data hasil penelitian secara matematis menggunakan perhitungan statistik.
Metode ini dipilih dengan maksud memperoleh gambaran empiris mengenai
hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal di SMAN 1
LOSARANG Kabupaten Indramayu. Selanjutnya data tersebut diolah dan
dianalisis dengan menggunakan teknik diskriptif kuantitatif dengan memakai
teknik statistik korelasi dalam melihat keterkaitan hubungan yang terdapat antara
kebugaran jasmani dengan keterampilan teknik dasar futsal. Sebagaimana dalam
42
Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya, jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dari
benda-benda alam yang lain.” Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah semua
siswa SMAN 1 LOSARANG Kabupaten Indramayu.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2009:118) adalah “Bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel adalah dengan sampling purposive yang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang terjadi dilapangan, sehingga
pengumpulan data akan lebih mudah. Sugiyono (2009:124) menyatakan bahwa,
“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.” Arikunto (2006 :131) mengatakan bahwa, “Jika kita hanya akan
meneliti sebagian dari populasi maka peneliti tersebut disebut sampel.” Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 20 orang siswa laki-laki yang mengikuti
43
C. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan
menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian.
Mengenai desain penelitian, Nasution (2004:40) mengatakan bahwa, “Desain
penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan
menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.”
Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian
serta pokok masalah yang ingin diungkapkan.
Paradigma penelitian yang digunakan penulis yaitu :
r
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
X : Kebugaran jasmani
Y : Teknik dasar futsal
r
: Hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal44
Alur Penelitian
Gambar 3.2
Bagan Tahap-Tahap Implementasi Penelitian
Observasi awal
Populasi
Sampel
Tes kebugaran jasmani
1. Tes lari cepat 60 meter
2. Tes standing broad jump
3. Tes zig – zag run 4. Tes control juggling
Tes teknik dasar futsal
1. Tes passing-stopping
2. Tes dribbling
3. Tes shooting
Pengolahan data dan Analisis data
45
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian
diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002:126)
menjelaskan bahwa, “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan
metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana
yang dijelaskan olah Nurhasan (2007: 3) bahwa tes adalah “suatu alat ukur yang
dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar
siswa”. Data tersebut diperoleh dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara kebugaran jasmani dan teknik dasar futsal. Tes yang akan
dilakukan yakni tes kebugaran jasmani dan Tes teknik dasar futsal.
a). Tes kebugaran jasmani
Suherman (2009:129) menjelaskan bahwa “Tes Kebugaran Jasmani
merupakan alat untuk mengukur daya kemampuan sistem kerja tubuh dan dalam
hal ini, juga mengukur derajat sehat dinamisnya”.
Dalam hal ini yang akan peneliti ukur yaitu tingkat kebugaran jasmani
siswa yang mengikuti program ekstrakurikuler futsal di SMAN 1 Losarang
Kabupaten Indramayu. Adapun tes kebugaran jasmani Indonesia (Nurhasan
2007:121) untuk tingkat Sekolah Menengah terdiri dari :
1. Tes lari cepat (60 meter).
2. Tes standing broad jump.
3. Tes zig-zag run.
46
Petunjuk pada saat pelaksanaan dari setiap butir tes kebugaran jasmani
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tes lari cepat 60 meter.
Tujuan : untuk mengukur kecepatan lari seseorang.
Alat/fasilitas :
a. Lintasan lurus, rata dan tidak licin, jarak antara garis start dan
b. finish 60 meter
c. Peluit
d. Stop watch
e. Bendera start dan tiang pancang
f. Formulir dan alat tulis
Pelaksanaan : peserta berdiri dibelakang garis start dengan sikap berdiri,
ada aba-aba “ya” peserta lari ke depan secepat mungkin menempuh jarak
60 meter. Pada saat peserta menyentuh/melewati garis finish stop watch
dihentikan.
Skor :skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh
jarak 60 meter. Waktu yang dicatat samapi sepersepuluh detik.
2. Tes Standing broad jump
Skor yang diperoleh dari atlet yang melakukan lompatan kedepan dengan
kedua kaki secara serempak sebanyak tiga kali. Skor yang diambil adalah jarak
47
menurut (AAHPER, 1965) dalam Nurhasan (2007:174) : “Test standing broad
jump memiliki validitas 0,607 dan reliabilitas 0,963”. Untuk lebih jelasnya
mengenai tes standing broad jump dijelaskan oleh Nurhasan dan Cholil H.D
seperti dibawah ini:
Tujuan : Mengukur daya ledak (power) otot tungkai
Alat/Fasilitas :
a. Bak lompat jauh atau matras senam sebagai landasan
b. Meteran/pita ukur
Pelaksanaan : Subyek berdiri di belakang garis, kemudian melompat
kedepan dengan kedua kaki menolak secara serempak (bersama-sama),
dengan lutut dibengkokkan sehingga membentuk sudut ± 45º dan
kemudian mendarat dengan kedua kaki bersama-sama. Tiap testee diberi 3
kali kesempatan.
Skor : jarak lompatan terbaik yang diukur mulai dari dalam papan tolak
sampai batas tumpuan kaki/badan yang terdekat dengan papan tolak, dari 3
kali kesempatan.
3. Tes zig-zag run.
Tes zig-zag run dari Risma Nur Alam (2006), memiliki validitas sebesar
0,73 dan reliabilitas sebesar 0,79.
48
Alat/fasilitas :
a. Tonggok/cone
b. Stop watch
Pelaksanaan : subyek berdiri di belakang garis start, bila ada aba-aba
“ya”, ia lari secepat mungkin mengikuti arah panah sesuai petunjuk
sampai batas finish, subyek diberi kesempatan melakukan tes ini sebanyak
3 kali kesempatan.
Gagal bila menggeserkan tonggok/cone tidak sesuai petunjuk yang ada.
Skor : catat waktu tempuh yang terbaik dari 3 kali kesempatan dan catat
sampai persepuluh detik.
4. Tes controljuggling.
Tes juggling dari Anton Firmansyah (2008), memiliki validitas sebesar
0,91 dan memiliki reliabilitas sebesar 0.66.
Tujuan : mengukur keseimbangan dan koordinasi kaki.
Alat/fasilitas :
a. Lapangan
b. Bola sepak no 4
c. Stop watch
d. Peluit
49
Pelaksanaan : pada aba-aba “siap”, testee berdiri di tempat yang sudah
ditentukan dengan bola berada dalam penguasaan kakinya. Pada aba-aba
“ya”, testee memainkan bola sambil melakukan gerakan teknik
keterampilan control juggling. Lakukan kegiatan ini di daerah yang telah
disediakan salama 1 menit.
Skor : hitung perkenaan bola dalam control juggling yang sempurna
selama 1 menit.
b). Tes teknik dasar futsal
Tes kemampuan teknik dasar futsal dalam penelitian ini meliputi tes
passing-stopping, dribbling dan shooting ke gawang.
1. Tes passing-stopping
Tes keterampilan passing-stopping untuk putra dari Bambang Samsudar
(2008) memiliki validitas sebesar 0,783 dan reliabilitas sebesar 0,824.
a. Tujuan : mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak
dan menahan bola.
b. Alat/fasilitas :
1. Bola 4 buah
2. Bangku swedia 4 buah
3. Kapur
4. Stopwatch
50
c. Pelaksanaan : Subyek siap untuk menendang bola dibelakang garis yang
ditentukan berjarak 2 meter dari sasaran/papan secara bergantian dengan
menggunakan kaki kiri dan kanan. Pada saat pluit ditiup, subyek tersebut
mulai menendang bola ke sasaran/papan yang sudah ditentukan dan
menahan kembali dengan kaki di belakang garis yang ditentukan,
kemudian balik badan untuk menendang kearah yang berlawanan dengan
tendangan yang pertama selama 30 detik.
d. Skor : Jumlah passing-stopping yang sudah ditentukan selama
30 detik.
Untuk lebih jelasnya mengenai diagram tes passing-stopping dapat dilihat
pada gambar 3.8.
2 m
Gambar 3.3
Diagram Tes Passing-Stopping
2. Tes dribbling
Tes keterampilan dribbling untuk putra dari Doni Faizal (2008) memiliki
validitas sebesar 0,883 dan reliabilitas sebesar 0,733.
4 2
51
c. Pelaksanaan : Pada saat pluit ditiup subyek tersebut mulai menggiring
bola dari garis start menuju rintangan sesuai dengan arah panah yang
sudah ditentukan sampai melewati garis finish.
d. Skor : Waktu yang ditempuh oleh subyek mulai dari garis strat
sampai melewati garis finish. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik.
Untuk lebih jelasnya diagram tes dribbling dapat dilihat pada gambar 3.4
52
3. Tes Shooting
Tes keterampilan shooting dari Asep Sumpena (2008) memiliki validitas
sebesar 0,886 dan reliabilitas sebesar 0,866.
a. Tujuan : mengukur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak
kaki dalam menendang bola ke sasaran.
b. Alat/fasilitas :
1. Bola
2. Stopwatch
3. Gawang
4. Tali
5. Pluit
c. Pelaksanaan : subyek yang akan melakukan tes bersiap di titik yang sudah
ditentukan yang berjarak 10 meter dari tiang gawang. Apabila ada pluit
sudah ditiup, pada saat itu pula subyek mulai menendang bola ke arah
gawang dan saat bersamaan pada saat bola ditendang stopwatch mulai di
aktifkan dan berhenti saat bola mengenai sasaran yang di tentukan. Subyek
tersebut diberikan 3 (kali) kesempatan untuk menendang.
d. Skor : jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam
tiga kali kesempatan. Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah
skor pada sasaran, maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.
Untuk lebih jelasnya mengenai diagram tes Shooting ke gawang dapat
53
3 m
31cm 37cm 42 cm 76cm 42cm 37cm 31cm
7 5 3 1 3 5 7 2 m
10 m
Gambar 3.5
Diagram Tes Shooting ke Gawang
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes kebugaran jasmani
Dalam tes tingkat kebugaran jasmani ini juga dilakukan secara berurutan
dimulai dari tes lari cepat 60 meter, tes standing broad jump, tes zig-zag run, tes
juggling selama 1 menit dan lari jarak jauh 1200 meter. Keseluruhan jumlah
sampel 20 orang dari siswa SMAN 1 Losarang yang mengikuti program
ekstrakurikuler futsal.
2. Tes teknik dasar futsal
Tes teknik dasar futsal ini dilaksanakan secara berurutan mulai dari tes
teknik dasar passing-stopping, diikuti tes dribbling dan selanjutnya tes shooting.
Tes tersebut dilaksanakan secara bersama-sama dari keseluruhan jumlah sampel
yaitu yang berjumlah 20 orang dari siswa SMAN 1 Losarang yang mengikuti
54
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yang dilakukan penulis dalam penelitian tentang
hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal, adalah teknik
pengumpulan data pada variabel kebugaran jasmani dan teknik dasar futsal. Maka
studi dokumentasi pada penelitian ini adalah pengumpulan dokumen berupa data
kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
F. Analisis Data
Analisis data yang akan diteliti yaitu pengaruh antara variabel X (kebugaran
jasmani) dengan variabel Y (teknik dasar futsal). Tahapan yang perlu dilakukan
diantaranya menghitung skor rata-rata, menghitung simpangan baku, uji
normalitas data, dan uji korelasi.
1. Menghitung Rata-Rata
Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus
dari Sujana (2002:67) :
Keterangan:
= Skor rata-rata yang dicari
= Nilai data
∑ = Jumlah
55
2. Menghitung Simpangan Baku
Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Nurhasan (2002:36)
S =
Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui penyebaran dari
distribusi data, apakah menyebarnya secara normal atau tidak. Uji normalitas
pada penelitian ini dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors. Uji ini
dilakukan pada sampel berjumlah 20 orang. Adapun langkah-langkahnya yaitu:
1) Menyusun data dari hasil yang paling kecil sampai yang paling besar
2) Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan rumus:
Z = (Nurhasan, 2008: 118)
Menghitung nilai peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan
ketentuan, jika nilai Z negatif, maka Fzi = 0,5 – luas daerah distribusi Z
56
3) Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan melihat
kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi
dengan jumlah sampel
4) Hitung selisih F(zi) – S(zi)
5) Ambil harga mutlak yang paling besar dan beri simbol Lo
Lihat tabel Nilai Kritis L untuk uji Liliefors untuk n = 30 dan α – 0,05
maka nilai L = 0,161 (Nurhasan, 2008: 119)
Bandingkan nilai L dengan Lo , kriteria penerimaan, jika terima Ho untuk Lo
< Lα = normal, sedangkan tolak Ho jika Lo > Lα = tidak normal.
(Nurhasan, 2008: 119)
4. Analisis Korelasional
Analisis korelasional ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel X selaku variabel independen (yang memberikan pengaruh), yaitu
kebugaran jasmani terhadap variabel Y selaku variabel dependen (yang mendapat
pengaruh) berupa teknik dasar futsalUji Koefisien Korelasi dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menghitung koefisien korelasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika variabel di atas regresinya linier, maka rumus yang digunakan
adalah rumus koefisien korelasi product moment, yaitu bisa melalui
57
(Sugiyono, 2010: 255)
b) Menafsirkan Harga Koefisien Korelasi dengan mengacu kepada kriteria
makna Koefisien Korelasi Product Moment pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.1
Tabel Makna Koefisien Korelasi Product Moment
Angka Korelasi Makna
0.800 - 1.000 Sangat Kuat
0.600 - 0.799 Kuat
0.400 – 0.599 Sedang
0.200 – 0.399 Rendah
0.000 – 0.199 Sangat Rendah
(Sugiyono, 2010: 184)
5. Uji Hipotesis
Langkah-langkah dalam uji hipotesis untuk mengetahui signifikansi antara
variabel X (Tingkat kebugaran jasmani) dan variabel Y (Teknik dasar futsal)
yakni sebagai berikut.
1) Menetapkan harga t hitung, dengan rumus:
(Sugiyono, 2010: 257)
2) Menghitung derajat kebebasan dengan rumus:
dk = N –2 (Sugiyono, 2010: 257)
58
4) Membandingkan harga t hitung dengan harga t tabel untuk menguji Hipotesis dengan ketentuan jika t hitung > t tabel, maka hipotesis kerja
diterima, sedangkan jika t hitung < t tabel, maka hipotesis kerja ditolak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pada BAB IV didapat
Korelasi antara “Tingkat keburgaran jasmani” dengan “teknik dasar futsal”
memberikan nilai koefisien sebesar 0,24. Karena koefisien berada pada 0,200 –
0,399, maka dapat diketahui bahwa antara “Tingkat kebugaran jasmani” dengan
“Teknik dasar futsal” lemah. Demikian pula hasil perhitungan signifikansi dari t hitung
sebesar 1,05, sedangkan t tabel sebesar 2,10. Karena taraf signifikansi α = 0,05, dan dk
= 18 maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan, tetapi
tidak signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal siswa
SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu.
B. Saran
Berkenaan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh dan berdasarkan
kesimpulan yang telah diungkapkan di atas maka penulis menyarankan beberapa hal:
1. Untuk pihak sekolah, harus ada perhatian dari berbagai pihak yang terkait dengan
proses latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang lebih baik, seperti
club futsal, sekolah, pelatih serta lembaga pendidikan olahraga dan kesehatan
66
tingkat kebugaran atlet dapat terpelihara.
2. Bagi lembaga pendidikan olahraga, club-club futsal, dan para pelatih futsal,
alangkah baiknya jika atlet muda jenjang SMA menjadi sasaran dalam
Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan sehingga dapat memberikan
pengarahan dan pemahaman terhadap atlet tentang pentingnya arti aktivitas
jasmani/olahraga untuk mendapatkan kebugaran jasmani, terlebih pemerintah
sudah menggulirkan atau menyelenggarakan Pekan Olahraga baik di tingkat
daerah maupun tingkat nasional sehingga akan diperoleh atlet-atlet yang
benar-benar siap untuk bermain.
3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mempersiapkan peralatan yang
diperlukan dalam penelitian, serta merencanakan penelitian secara matang dan
melakukan penelitian sesuai dengan jadwal sekolah. Sehingga penelitian yang
DAFTAR PUSTAKA
___ (2007). Pedoman Penilisan Karya Tulis Ilmiah UPI 2007. Bandung.
___ (2010). Pedoman Penilisan Karya Tulis Ilmiah UPI 2010. Bandung.
Arikunto, S. (1997). Prosedur penelitian Pendekatan Suatu Prektek. Jakarta: PT. Rineke Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineke Cipta.
Depdikbud. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depatemen kesehatan RI. (1995). Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi. Jakarta.
Griwijoyo, S. (2006). Ilmu Faal Olahraga Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga. Bandung: UPI.
Giriwijoyo, S., Komaryah, L., & Katinah, N.T. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga (Sports Madicine) untuk Kesehatan dan untuk Prestasi Olahraga . Bandung: FPOK UPI
Griwijoyo, S., Komaryah, L., & Katinah, N.T. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga (Sports Madicine) untuk Kesehatan dan untuk Prestasi Olahraga . Bandung: FPOK UPI
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tambak Kusuma.
68
Lhaksana, Justinus. (2011). Teknik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be Champion (Penebar Swadaya Group)
Lutan, Rusli. (1999). Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga, Depdiknas
Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. FPOK. Bahan Ajar. Bandung: FPOK UPI.
Moeloek, (1984). Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Priyatno, D. (2009). 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Sudjana & Ibrahim. (2001). Pendekatan Statistik Penelitian. Jakarta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitati, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmand. (1998). Pengantar Pendidikan Ilmiah. Bandung. Tarsito.