• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN TEKNIK DASAR FUTSAL SISWA SMAN 1 LOSARANG KABUPATEN INDRAMAYU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN TEKNIK DASAR FUTSAL SISWA SMAN 1 LOSARANG KABUPATEN INDRAMAYU."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN

TEKNIK DASAR FUTSAL SISWA SMAN 1 LOSARANG

KABUPATEN INDRAMAYU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Science

Program Study Ilmu Keolahragaan

Oleh

HERMAWAN 0704245

PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN

TEKNIK DASAR FUTSAL SISWA SMAN 1 LOSARANG

KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh

Hermawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Hermawan 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : HERMAWAN

NIM : 0704245

Judul : HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI

DENGAN TEKNIK DASAR FUTSAL SMAN 1 LOSARANG KABUPATEN INDRAMAYU

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. H. Badruzaman, M.Pd. NIP: 195911041986011001

Pembimbing II

Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. NIP: 197508102001121001

Mengetahui;

Program Studi Ilmu Keolahragaan, Ketua,

(4)

ABSTRAK

Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Teknik Dasar Futsal Siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu.”, oleh Hermawan 0704245, di bawah bimbingan

Drs. H. Badruzaman, M.Pd., dan Iman Imanudin, M.Pd.

Tingkat kebugaran jasmani dapat dijadikan suatu faktor pendukung dalam proses latihan teknik dasar bermain futsal agar penguasaan teknik dalam bermain lebih terampil dan tujuan yang diinginkan bisa tercapai.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu. Sampel dan populasi dalam penelitian ini sebanyak 20 siswa.

Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode penelitian deskriptif korelasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain dengan mengadakan observasi, tes kebugaran jasmani, tes teknik dasar futsal, studi pustaka, dan studi dokumentasi.

Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan nilai tes dan pengukuran untuk variabel kebugaran jasmani dan teknik dasar futsal berdistribusi normal. Korelasi

antara “Tingkat kebugaran jasmani” dengan “Teknik dasar futsal” memberikan nilai

koefisien sebesar 0.24. Karena koefisien berada pada 0,200-0,399, maka dapat diketahui bahwa hubungan antara “Tingkat kebugaran jasmani” dengan “Teknik dasar futsal” lemah. Demikian pula hasil perhitungan signifikansi diperoleh t hitung 1,05 < t tabel 2,10 ini berarti koefisien korelasi tersebut tidak signifikan. Karena taraf

signifikansi α = 0,05, maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan, tetapi tidak signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu.

(5)

ABSTRACT

“Relationship of Physical Fitness Level and Futsal Basic Technique students of SMAN 1 Losarang Indramayu.” by Hermawan 0704245, under the guidance of

Drs. H. Badruzaman, M.Pd., and Iman Imanudin, M.Pd.

This paper presents the result of research about the relationship between physical fitness levels and the futsal basic techniques students of SMAN 1 Losarang Indramayu. Samples and populations in this study were 20 students.

The research method that used is descriptive correlation. The data collection techniques were observations, physical fitness test, futsal basis techniques test, literature, and study documentation.

The results of processing data showed that test and measurement values for the variables of physical fitness and futsal basic techniques in normal distribution. The correlation between "level of physical fitness" and "futsal basic techniques" gives the value of coefficient 0,24. Since the coefficient close to 0,200-0,399, it is known that the correlation between “level of physical fitness” and “futsal basic techniques” is poor. Similarly, the result of significance value of t count is 1,05 < ttable 2,10 means

the correlation coefficient is not significant. Because significance degree α = 0,05,

then H0 accepted. It can be concluded that there is a relationship, but it is not significant between “physical fitness level” and “futsal basic techniques” of Senior

High School students of Losarang, Indramayu.

(6)

DAFTAR ISI

H. Definisi Operasional ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Kebugaran Jasmani ... 11

1. Pengertian Kebugaran Jasmani ... 12

a. Kebugaran yang Berkaitan Dengan Kesehatan ... 14

b. Kebugaran yang Berkaitan Dengan Performa... 16

1) . Kekuatan yang Cepat (speed strength/power) ... 17

2) . Kecepatan (Speed) ... 18

(7)

4) . Koordinasi (Coordination) ... 20

5) . Keseimbangan (Balance) ... 21

B. Futsal ... 22

1. Sejarah Futsal ... 22

2. Falsafah Futsal ... 24

3. Hakekat Permainan Futsal ... 26

C. Teknik Dasar Futsal ... 28

1. Teknik Dasar Mengumpan (Passing) ... 28

2. Teknik Dasar Menahan Bola (Stopping) ... 29

3. Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling) ... 29

4. Teknik Dasar Menebak Bola (Shooting) ... 30

a. Teknik Menendang Bola Dengan Punggung ... 30

b. Teknik Menendang Bola Dengan Ujung Kaki ... 31

D. Tingkat Kebgaran Jasmani Terhadap Teknik Dasar Futsal ... 31

1. Hubungan Antara Passing Dengan Koordinasi Mata-Kaki ... 36

2. Hubungan Antara Stopping Dengan Koordinasi Mata-Kaki ... 37

3. Hubungan Antara Dribbling Dengan Kelincahan (Agilitas) ... 38

4. Hubungan Antara Shooting Dengan Power Tungkai ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 41

B. Populasi dan Sempel Penelitian ... 42

1. Populasi ... 42

2. Sampel ... 42

C. Desain Penelitian ... 43

D. Instrumen Penelitian ... 45

1. Tes Kebugaran Jasmani ... 45

2. Tes Teknik Dasar Futsal ... 49

(8)

1. Tes Kebugaran Jasmani ... 53

2. Tes Teknik Dasar Futsal ... 53

3. Studi Dokumentasi ... 54

F. Analisis Data... 54

1. Menghitung Rata-rata ... 54

2. Menghitung Simpangan Baku ... 55

3. Uji Normalitas ... 55

4. Analisis Korelasional ... 56

5. Uji Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data ... 59

B. Analisis Data ... 60

1. Uji Normalitas Data ... 60

2. Hasil Pengujian Hipotesis ... 62

3. Uji Signifikansi ... 62

C. Diskusi Temuan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 65

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Koefisien Korelasi Product Moment ... 57

Tabel 4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 60

Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Tiap Variabel ... 61

Tabel 4.3 Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi ... 62

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Kebugaran Jasmani... 15

Gambar 3.1 Desain Penalitian ... 43

Gambar 3.2 Tahap-tahap Implementasi Penelitian ... 44

Gambar 3.3 Diagram Tes Passing-Stopping ... 50

Gambar 3.4 Diagram Tes Dribbling ... 51

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Data Mentah Tes dan Pengukuran ... 70

2. Data Uji Normalitas Lilifors Tes Kebugaran Jasmani ... 74

3. Data Uji Normalitas Lilifors Tes Teknik Dasar Futsal ... 79

4. Uji Korelasi Tunggal Kebugaran Jasmani Terhadap Teknik Dasar Futsal ... 83

5. Nilai Kritis Untuk Uji Lilifors ... 85

6. Nilai Z ... 86

7. Nilai Distribusi t ... 87

8. Gambar Hasil Penelitian ... 88

9. Pengesahan Judul dan Penunjukkan Dosen Pembimbing Skripsi ... 91

10.Surat Izin Penelitian ... 94

11.Balasan Surat Izin Penelitian ... 95

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan olahraga tidak terpisahkan dari motif pelaku olahraga itu sendiri.

Karena apabila olahraga dilakukan dengan teratur dan berkesinambungan, olahraga

dapat memberikan manfaat kesehatan bagi dirinya. Diantara sekian banyak

masyarakat yang melakukan aktivitas olahraga salah satu tujuan adalah untuk

meningkatkan kebugaran jasmaninya agar tercapai derajat sehat yang sempurna.

Kebugaran jasmani sangat penting untuk dapat melakukan aktivitasnya dengan baik

tanpa kelelahan yang berarti.

Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan

kemampuan dan kesanggupan dalam melakukan pekerjaan secara optimal dan efisien.

Disadari atau tidak, sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu

kebutuhan hidup manusia. Kebugaran jasmani erat kaitannya dengan kegiatan

manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang

dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan yang dilakukan.

Giriwijoyo (2007:23) menjelaskan bahwa:

(13)

2

Pemeliharaan kebugaran jasmani seseorang untuk mencapai keberhasilan

dalam pelaksanaan tugas memerlukan adanya kesesuaian antara syarat yang harus

dipenuhi oleh pelaksana tersebut, dalam hal ini kebugaran jasmani mempunyai 2

komponen dasar yang bersifat anatomis dan fisiolagis terhadap beberapa macam dan

intensitas tugas fisik yang harus dilaksanakan.

Menurut Lhaksana (2011:7) Futsal adalah permainan yang sangat cepat dan

dinamis. Dari segi lapangan yang relative kecil, hampir tidak ada ruangan untuk

membuat kesalahan. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antar pemain lewat

passing yang akurat, bukan hanya untuk melewati lawan. Ini disebabkan dalam

permainan futsal pemain selalu berangkat dengan falsafah 100% ball possession.

Akan tetapi, melalui timing dan positioning yang tepat, bola dari lawan akan dapat

direbut kembali.

Lhaksana berasumsi (2011:7) Futsal adalah olahraga beregu. Kolektivitas

tinggi akan mengangkat prestasi. Siapa yang mencetak gol sama sekali tidak penting,

yang penting adalah gol yang tercetak. Menang dan kalah itu terjadi di seluruh

olahraga. Tetapi if you die, you die with honour. Tidak ada pemain yang paling

berjasa dalam satu tim, yang ada adalah tim yang baik akan menjadikan seorang

pemain menjadi bintang.

Futsal harus dimainkan dengan fun dan enjoy. Jika kita bermain dari hati

tanpa beban dan menikmati permainan ini, prestasi akan cepat datang daripada kita

penuh dengan beban melakukan tugasnya di lapangan. Hal ini penting sekali untuk

(14)

3

Teknik dasar dalam bermain futsal sangat penting, karena dalam bermain

futsal salah satu komponen yang sangat mendasar yaitu teknik dasar bermain bola,

dalam hal ini teknik dasar merupakan kebutuhan guna untuk menunjang dalam suatu

permainan yang diharapkan. Teknik dasar merupakan salah satu komponen dalam

bermain futsal oleh pemain.

Lhaksana (2011:29) menjelaskan bahwa :

Dalam permainan futsal, pemain diperlukan kemampuan menguasai teknik dasar bermain futsal, seperti; mengumpan (passing), menahan bola (control), mengumpan lambung (chipping), menggiring bola (dribbling), dan menembak bola (shooting).

Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Sucipto, dkk (1999:47) bahwa :

“memang pada kenyataannya, kita sadari bahwa rendahnya kualitas permainan

disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill (teknik). “Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka penguasaan keterampilan teknik dasar bagi seorang pemain futsal

sangat penting. Karena sangat berkaitan dengan tujuan permainan futsal. Mengenai

tujuan futsal dalam permainan futsal sama hal dengan permainan sepakbola, Sucipto,

dkk (1999:7) menjelaskan bahwa : “…masing-masing regu berusaha memasukan bola

sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri

untuk tidak kemasukan.” Dengan demikian, bahwa tanpa penguasaan teknik yang

memadai maka tujuan permainan futsal cenderung tidak akan tercapai.

Dengan demikian maka teknik dasar pemain dalam bermain futsal tidak akan

(15)

4

baik. Oleh karena itu, tingkat kebugaran jasmani salah satu faktor yang

mempengaruhi performa pemain dalam bermain futsal. Berdasarkan penjelasan

diatas, maka tingkat kebugaran jasmani dapat dijadikan suatu faktor pendukung

dalam proses latihan teknik dasar bermain futsal agar penguasaan teknik dalam

bermain lebih terampil dan tujuan yang diinginkan bisa tercapai.

Demikian gambaran kebugaran jasmani yang baik, sehingga pemain mampu

mengembangkan teknik dasar futsal dalam suatu pertandingan dengan optimal tanpa

merasakan kelelahan yang berarti. Dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus

pembahasan mengenai hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar

futsal di SMAN 1 LOSARANG Kabupaten Indramayu.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah sangat diperlukandalam sebuah penelitian, karena dengan

terlebih dahulu melakukan perumusan terhadap permasalahan yang akan diteliti,

maka peneliti akan mendapat kemudahan dan kejelasan langkah-langkah yang dapat

diambil penelitian. Arikunto (1993:17) berpendapat bahwa : “agar penelitian dapat

dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya terlebih

dahulu sehingga jelas dari mana harus mulai, ke mana harus pergi, dan dengan apa”.

Setelah melihat pokok pemikiran di atas terdapat beberapa permasalahan yang

akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini, adapun permasalahan pokok yang

akan di kemukakan yaitu hubungan kebugaran jasmani yang di aplikasikan dalam

(16)

5

Untuk menjawab semua permasalahan di atas tersebut, maka masalah yang

akan diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten

Indramayu ?

2. Bagaimana tehnik dasar futsal siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten

Indramayu ?

3. Adakah hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan tehnik dasar futsal siswa

SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kebugaran jasmani sisiwa SMAN 1

Losarang Kabupaten Indramayu.

2. Untuk mengetahui bagaimana tehnik dasar futsal siswa SMAN 1 Losarang

Kabupaten Indramayu.

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan

tehnik dasar futsal siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diperolehnya hasil penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan,

(17)

6

1. Secara teoritis : sebagai bahan informasi dan keilmuan bagi para guru

pendidik jasmani, Pembina atau Pelatih olahraga tentang pentingnya

kebugaran jasmani dalam cabang olahraga futsal, khususnya mengenai

hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar dalam bermain

futsal.

2. Secara praktis : sebagai bahan informasi dalam upaya meningkatkan kualitas

dan produktivitas sumber daya manusia terutama para pelatih, Pembina

olahraga dan guru dalam membina, melatih dan membina atlet atau siswa,

khususnya sebagai upaya meningkatkan teknik dasar dalam bermain futsal

dengan cara meningkatkan kebugaran jasmani para atlet.

E. Anggapan Dasar

Suatu penelitian diperlukan anggapan dasar sebagai pegangan dan titik tolak

dari proses penelitian yang dilakukan. Arikunto (2006:24) menyatakan bahwa :

“Anggapan dasar merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang dapat dipakai untuk berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.”

Dalam permaianan futsal dibutuhkan tingkat kebugaran jasmani yang baik

karena permainan futsal seseorang di tuntut untuk selalu bergerak. Menurut Lhaksana

Justinus (2011:7) Futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis.

Upaya meningkatkan teknik dasar permainan futsal ada beberapa faktor yang

(18)

7

Kebugaran jasmani merupakan faktor penting bagi seseorang dalam kaitanya

dengan pengusaan teknik dasar futsal. Latihan yang sulit akan jadi lebih mudah

karena seseorang memiliki kebugaran jasmani yang baik sehingga mampu mengikuti

latihan yang dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang sehingga menjadi mahir.

Seseorang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik mampu melakukan

gerakan-gerakan teknik dasar futsal dalam waktu yang lama. Dengan latihan secara

berulang-ulang akan meningkatkan kemampuan teknik dasar futsal semakin dilatih

dengan benar maka akan semakin mahir dalam bermain futsal. Seperti dinyatakan

Harsono (1988 : 102) bahwa :

Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulangan-pengulangan yang konstan, maka organisasi-organisasi mekanisme neurophypysiologis kita akan bertambah baik, gerakan-gerakan yang tadinya sukar dilakukan akan menjadi gerakan-gerakan otomatis dan reflektif yang semakin kurang membutuhkan kosentrasi pusat-pusat syaraf daripada sebelum melakukan latihan-latihan tersebut.

Tingkat kebugaran jasmani yang baik akan lebih mudah seseorang dalam

melakukan teknik-teknik dasar permainan futsal dan dalam berlatih keterampilan

teknik dasar futsal kemungkinan sedikit mengalami hambatan seperti cedera otot,

atau menyelesaikan latihan dengan cepat dan bersemangat, memiliki kekebalan

tubuh yang baik. Lebih lanjut menurut Tarigan (2009: 28) dijelaskan bahwa :

(19)

8

Penguasaan teknik-teknik dasar dalam permainan futsal perluh dilatih secara

berulang-ulang dalam proses yang berkelanjutan dan sistematis. Pengulangan

dalam latihan membutuhkan dukungan kebugaran jasamani agar latihan dapat

dilakukan dalam waktu yang lama. Giriwijiyo dan Sidik (2010:21) menegaskan

bahwa: “ semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan fisik

atau jasmani sehingga masalah kemampuan fisik /jasmani merupakan faktor dasar

bagi setiap aktivitas manusia”.

Faktor kelelahan akibat lemahnya kebugaran jasmani akan

mempengaruhi kemampuan teknik dasar dalam permainan futsal Giriwijiyo dan

Sidik (2010:325) menegaskan bahwa:” Menurunnya kapasitas kerja berarti

menurunya kualitas dan kuantitas gerakan”.

F. Hipotesis

Hipotesis tidak lain adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang kebenarannya harus di uji secara empiris. Arikunto (1993:62) mengemukakan

bahwa : “Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbukti kebenaranya melelui data yang terkumpul”.

Jadi jelaslah bahwa hipotesisi bukanlah suatu kesimpulan terakhir yang telah

pasti dan benar, melainkan harus di uji kembali kebenarannya melalui pengumpulan

dan pengolahan data sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesis tersebut diterima atau

(20)

9

H0 : Tidak terdapat hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan teknik

dasar futsal.

H1 : Terdapat hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar

futsal.

G. Batasan Penelitian

Dalam melakukan penlitian penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian

agar tidak terlalu luas dan lebih terarah pada tujuan yang ingin dicapai. Adapun ruang

lingkup penelitian ini dibatasi pada hal – hal sebagai berikut :

1. Peningkatan tingkat kebugaran jasmani siswa SMAN 1 Losarang Kabupaten

Indramayu.

2. Populasi dan sampel dalam penulisan ini adalah seluruh siswa SMAN 1

Losarang yang mengikuti ekstrakurikuler futsal.

H. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran atau pengertian terhadap judul penelitian

tersebut, maka perlu dijelaskan beberapa arti yang ada, sebagai berikut :

1. Tingkat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:950) adalah

“…susunan yang berlapis atau berlenggak – lenggek.” Dalam hal ini

(21)

10

2. Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat

menyesuikan fungsi alat – alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu

dan atau keadaan tertentu terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi

dengan cara efisien tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih

sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya Griwijoyo

(2007:23).

3. Teknik dasar menurut beberapa ahli, Sudrajat (1991:24) yang dikutip

Robiussani (2009:38) bahwa “teknik dasar adalah merupakan

keterampilan-keterampilan pokok yang harus dikuasai untuk dapat

berprestasi tinggi”. Luxbacher (1987) yang dikutip Wibawa (1997:11)

menjelaskan bahwa : “teknik dasar ialah semua gerakan yang mendasari

permainan, dan dengan modal tersebutseseorang dapat bermain dengan

baik atau terlatih secara terarah.

4. Futsal adalah sepakbola mini yang dimainkan oleh dua regu, yang

masing-masing beranggotakan lima orang.

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

membantu mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti, karena metode

penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan

pengumpulan dan analisis data. Menurut Arikunto (1997:151), ”Metode penelitian

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang

ditujukan untuk menilai dan mendeskripsikan fakta sebanyak-banyaknya terhadap

suatu subjek kajian tanpa adanya perlakuan atau manipulasi variabel. yang

bertujuan untuk melukiskan suatu kondisi apa adanya pada saat penelitian

dilakukan kemudian dianalisis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan

analisis data hasil penelitian secara matematis menggunakan perhitungan statistik.

Metode ini dipilih dengan maksud memperoleh gambaran empiris mengenai

hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal di SMAN 1

LOSARANG Kabupaten Indramayu. Selanjutnya data tersebut diolah dan

dianalisis dengan menggunakan teknik diskriptif kuantitatif dengan memakai

teknik statistik korelasi dalam melihat keterkaitan hubungan yang terdapat antara

kebugaran jasmani dengan keterampilan teknik dasar futsal. Sebagaimana dalam

(23)

42

Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah “wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya, jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dari

benda-benda alam yang lain.” Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah semua

siswa SMAN 1 LOSARANG Kabupaten Indramayu.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2009:118) adalah “Bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik yang digunakan untuk

menentukan sampel adalah dengan sampling purposive yang didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan tertentu yang terjadi dilapangan, sehingga

pengumpulan data akan lebih mudah. Sugiyono (2009:124) menyatakan bahwa,

“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.” Arikunto (2006 :131) mengatakan bahwa, “Jika kita hanya akan

meneliti sebagian dari populasi maka peneliti tersebut disebut sampel.” Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 20 orang siswa laki-laki yang mengikuti

(24)

43

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian.

Mengenai desain penelitian, Nasution (2004:40) mengatakan bahwa, “Desain

penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan

menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.”

Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian

serta pokok masalah yang ingin diungkapkan.

Paradigma penelitian yang digunakan penulis yaitu :

r

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

X : Kebugaran jasmani

Y : Teknik dasar futsal

r

: Hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal

(25)

44

Alur Penelitian

Gambar 3.2

Bagan Tahap-Tahap Implementasi Penelitian

Observasi awal

Populasi

Sampel

Tes kebugaran jasmani

1. Tes lari cepat 60 meter

2. Tes standing broad jump

3. Tes zig – zag run 4. Tes control juggling

Tes teknik dasar futsal

1. Tes passing-stopping

2. Tes dribbling

3. Tes shooting

Pengolahan data dan Analisis data

(26)

45

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian

diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002:126)

menjelaskan bahwa, “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan

metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana

yang dijelaskan olah Nurhasan (2007: 3) bahwa tes adalah “suatu alat ukur yang

dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar

siswa”. Data tersebut diperoleh dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara kebugaran jasmani dan teknik dasar futsal. Tes yang akan

dilakukan yakni tes kebugaran jasmani dan Tes teknik dasar futsal.

a). Tes kebugaran jasmani

Suherman (2009:129) menjelaskan bahwa “Tes Kebugaran Jasmani

merupakan alat untuk mengukur daya kemampuan sistem kerja tubuh dan dalam

hal ini, juga mengukur derajat sehat dinamisnya”.

Dalam hal ini yang akan peneliti ukur yaitu tingkat kebugaran jasmani

siswa yang mengikuti program ekstrakurikuler futsal di SMAN 1 Losarang

Kabupaten Indramayu. Adapun tes kebugaran jasmani Indonesia (Nurhasan

2007:121) untuk tingkat Sekolah Menengah terdiri dari :

1. Tes lari cepat (60 meter).

2. Tes standing broad jump.

3. Tes zig-zag run.

(27)

46

Petunjuk pada saat pelaksanaan dari setiap butir tes kebugaran jasmani

dijelaskan sebagai berikut:

1. Tes lari cepat 60 meter.

Tujuan : untuk mengukur kecepatan lari seseorang.

Alat/fasilitas :

a. Lintasan lurus, rata dan tidak licin, jarak antara garis start dan

b. finish 60 meter

c. Peluit

d. Stop watch

e. Bendera start dan tiang pancang

f. Formulir dan alat tulis

Pelaksanaan : peserta berdiri dibelakang garis start dengan sikap berdiri,

ada aba-aba “ya” peserta lari ke depan secepat mungkin menempuh jarak

60 meter. Pada saat peserta menyentuh/melewati garis finish stop watch

dihentikan.

Skor :skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh

jarak 60 meter. Waktu yang dicatat samapi sepersepuluh detik.

2. Tes Standing broad jump

Skor yang diperoleh dari atlet yang melakukan lompatan kedepan dengan

kedua kaki secara serempak sebanyak tiga kali. Skor yang diambil adalah jarak

(28)

47

menurut (AAHPER, 1965) dalam Nurhasan (2007:174) : “Test standing broad

jump memiliki validitas 0,607 dan reliabilitas 0,963”. Untuk lebih jelasnya

mengenai tes standing broad jump dijelaskan oleh Nurhasan dan Cholil H.D

seperti dibawah ini:

Tujuan : Mengukur daya ledak (power) otot tungkai

Alat/Fasilitas :

a. Bak lompat jauh atau matras senam sebagai landasan

b. Meteran/pita ukur

Pelaksanaan : Subyek berdiri di belakang garis, kemudian melompat

kedepan dengan kedua kaki menolak secara serempak (bersama-sama),

dengan lutut dibengkokkan sehingga membentuk sudut ± 45º dan

kemudian mendarat dengan kedua kaki bersama-sama. Tiap testee diberi 3

kali kesempatan.

Skor : jarak lompatan terbaik yang diukur mulai dari dalam papan tolak

sampai batas tumpuan kaki/badan yang terdekat dengan papan tolak, dari 3

kali kesempatan.

3. Tes zig-zag run.

Tes zig-zag run dari Risma Nur Alam (2006), memiliki validitas sebesar

0,73 dan reliabilitas sebesar 0,79.

(29)

48

Alat/fasilitas :

a. Tonggok/cone

b. Stop watch

Pelaksanaan : subyek berdiri di belakang garis start, bila ada aba-aba

“ya”, ia lari secepat mungkin mengikuti arah panah sesuai petunjuk

sampai batas finish, subyek diberi kesempatan melakukan tes ini sebanyak

3 kali kesempatan.

Gagal bila menggeserkan tonggok/cone tidak sesuai petunjuk yang ada.

Skor : catat waktu tempuh yang terbaik dari 3 kali kesempatan dan catat

sampai persepuluh detik.

4. Tes controljuggling.

Tes juggling dari Anton Firmansyah (2008), memiliki validitas sebesar

0,91 dan memiliki reliabilitas sebesar 0.66.

Tujuan : mengukur keseimbangan dan koordinasi kaki.

Alat/fasilitas :

a. Lapangan

b. Bola sepak no 4

c. Stop watch

d. Peluit

(30)

49

Pelaksanaan : pada aba-aba “siap”, testee berdiri di tempat yang sudah

ditentukan dengan bola berada dalam penguasaan kakinya. Pada aba-aba

“ya”, testee memainkan bola sambil melakukan gerakan teknik

keterampilan control juggling. Lakukan kegiatan ini di daerah yang telah

disediakan salama 1 menit.

Skor : hitung perkenaan bola dalam control juggling yang sempurna

selama 1 menit.

b). Tes teknik dasar futsal

Tes kemampuan teknik dasar futsal dalam penelitian ini meliputi tes

passing-stopping, dribbling dan shooting ke gawang.

1. Tes passing-stopping

Tes keterampilan passing-stopping untuk putra dari Bambang Samsudar

(2008) memiliki validitas sebesar 0,783 dan reliabilitas sebesar 0,824.

a. Tujuan : mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak

dan menahan bola.

b. Alat/fasilitas :

1. Bola 4 buah

2. Bangku swedia 4 buah

3. Kapur

4. Stopwatch

(31)

50

c. Pelaksanaan : Subyek siap untuk menendang bola dibelakang garis yang

ditentukan berjarak 2 meter dari sasaran/papan secara bergantian dengan

menggunakan kaki kiri dan kanan. Pada saat pluit ditiup, subyek tersebut

mulai menendang bola ke sasaran/papan yang sudah ditentukan dan

menahan kembali dengan kaki di belakang garis yang ditentukan,

kemudian balik badan untuk menendang kearah yang berlawanan dengan

tendangan yang pertama selama 30 detik.

d. Skor : Jumlah passing-stopping yang sudah ditentukan selama

30 detik.

Untuk lebih jelasnya mengenai diagram tes passing-stopping dapat dilihat

pada gambar 3.8.

2 m

Gambar 3.3

Diagram Tes Passing-Stopping

2. Tes dribbling

Tes keterampilan dribbling untuk putra dari Doni Faizal (2008) memiliki

validitas sebesar 0,883 dan reliabilitas sebesar 0,733.

4 2

(32)

51

c. Pelaksanaan : Pada saat pluit ditiup subyek tersebut mulai menggiring

bola dari garis start menuju rintangan sesuai dengan arah panah yang

sudah ditentukan sampai melewati garis finish.

d. Skor : Waktu yang ditempuh oleh subyek mulai dari garis strat

sampai melewati garis finish. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik.

Untuk lebih jelasnya diagram tes dribbling dapat dilihat pada gambar 3.4

(33)

52

3. Tes Shooting

Tes keterampilan shooting dari Asep Sumpena (2008) memiliki validitas

sebesar 0,886 dan reliabilitas sebesar 0,866.

a. Tujuan : mengukur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak

kaki dalam menendang bola ke sasaran.

b. Alat/fasilitas :

1. Bola

2. Stopwatch

3. Gawang

4. Tali

5. Pluit

c. Pelaksanaan : subyek yang akan melakukan tes bersiap di titik yang sudah

ditentukan yang berjarak 10 meter dari tiang gawang. Apabila ada pluit

sudah ditiup, pada saat itu pula subyek mulai menendang bola ke arah

gawang dan saat bersamaan pada saat bola ditendang stopwatch mulai di

aktifkan dan berhenti saat bola mengenai sasaran yang di tentukan. Subyek

tersebut diberikan 3 (kali) kesempatan untuk menendang.

d. Skor : jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam

tiga kali kesempatan. Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah

skor pada sasaran, maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.

Untuk lebih jelasnya mengenai diagram tes Shooting ke gawang dapat

(34)

53

3 m

31cm 37cm 42 cm 76cm 42cm 37cm 31cm

7 5 3 1 3 5 7 2 m

10 m

Gambar 3.5

Diagram Tes Shooting ke Gawang

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes kebugaran jasmani

Dalam tes tingkat kebugaran jasmani ini juga dilakukan secara berurutan

dimulai dari tes lari cepat 60 meter, tes standing broad jump, tes zig-zag run, tes

juggling selama 1 menit dan lari jarak jauh 1200 meter. Keseluruhan jumlah

sampel 20 orang dari siswa SMAN 1 Losarang yang mengikuti program

ekstrakurikuler futsal.

2. Tes teknik dasar futsal

Tes teknik dasar futsal ini dilaksanakan secara berurutan mulai dari tes

teknik dasar passing-stopping, diikuti tes dribbling dan selanjutnya tes shooting.

Tes tersebut dilaksanakan secara bersama-sama dari keseluruhan jumlah sampel

yaitu yang berjumlah 20 orang dari siswa SMAN 1 Losarang yang mengikuti

(35)

54

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakukan penulis dalam penelitian tentang

hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal, adalah teknik

pengumpulan data pada variabel kebugaran jasmani dan teknik dasar futsal. Maka

studi dokumentasi pada penelitian ini adalah pengumpulan dokumen berupa data

kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

F. Analisis Data

Analisis data yang akan diteliti yaitu pengaruh antara variabel X (kebugaran

jasmani) dengan variabel Y (teknik dasar futsal). Tahapan yang perlu dilakukan

diantaranya menghitung skor rata-rata, menghitung simpangan baku, uji

normalitas data, dan uji korelasi.

1. Menghitung Rata-Rata

Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus

dari Sujana (2002:67) :

Keterangan:

= Skor rata-rata yang dicari

= Nilai data

∑ = Jumlah

(36)

55

2. Menghitung Simpangan Baku

Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Nurhasan (2002:36)

S =

Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui penyebaran dari

distribusi data, apakah menyebarnya secara normal atau tidak. Uji normalitas

pada penelitian ini dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors. Uji ini

dilakukan pada sampel berjumlah 20 orang. Adapun langkah-langkahnya yaitu:

1) Menyusun data dari hasil yang paling kecil sampai yang paling besar

2) Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan rumus:

Z = (Nurhasan, 2008: 118)

Menghitung nilai peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan

ketentuan, jika nilai Z negatif, maka Fzi = 0,5 – luas daerah distribusi Z

(37)

56

3) Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi

dengan jumlah sampel

4) Hitung selisih F(zi) – S(zi)

5) Ambil harga mutlak yang paling besar dan beri simbol Lo

Lihat tabel Nilai Kritis L untuk uji Liliefors untuk n = 30 dan α – 0,05

maka nilai L = 0,161 (Nurhasan, 2008: 119)

Bandingkan nilai L dengan Lo , kriteria penerimaan, jika terima Ho untuk Lo

< Lα = normal, sedangkan tolak Ho jika Lo > Lα = tidak normal.

(Nurhasan, 2008: 119)

4. Analisis Korelasional

Analisis korelasional ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel X selaku variabel independen (yang memberikan pengaruh), yaitu

kebugaran jasmani terhadap variabel Y selaku variabel dependen (yang mendapat

pengaruh) berupa teknik dasar futsalUji Koefisien Korelasi dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menghitung koefisien korelasi, dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika variabel di atas regresinya linier, maka rumus yang digunakan

adalah rumus koefisien korelasi product moment, yaitu bisa melalui

(38)

57

(Sugiyono, 2010: 255)

b) Menafsirkan Harga Koefisien Korelasi dengan mengacu kepada kriteria

makna Koefisien Korelasi Product Moment pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.1

Tabel Makna Koefisien Korelasi Product Moment

Angka Korelasi Makna

0.800 - 1.000 Sangat Kuat

0.600 - 0.799 Kuat

0.400 – 0.599 Sedang

0.200 – 0.399 Rendah

0.000 – 0.199 Sangat Rendah

(Sugiyono, 2010: 184)

5. Uji Hipotesis

Langkah-langkah dalam uji hipotesis untuk mengetahui signifikansi antara

variabel X (Tingkat kebugaran jasmani) dan variabel Y (Teknik dasar futsal)

yakni sebagai berikut.

1) Menetapkan harga t hitung, dengan rumus:

(Sugiyono, 2010: 257)

2) Menghitung derajat kebebasan dengan rumus:

dk = N –2 (Sugiyono, 2010: 257)

(39)

58

4) Membandingkan harga t hitung dengan harga t tabel untuk menguji Hipotesis dengan ketentuan jika t hitung > t tabel, maka hipotesis kerja

diterima, sedangkan jika t hitung < t tabel, maka hipotesis kerja ditolak

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pada BAB IV didapat

Korelasi antara “Tingkat keburgaran jasmani” dengan “teknik dasar futsal”

memberikan nilai koefisien sebesar 0,24. Karena koefisien berada pada 0,200 –

0,399, maka dapat diketahui bahwa antara “Tingkat kebugaran jasmani” dengan

“Teknik dasar futsal” lemah. Demikian pula hasil perhitungan signifikansi dari t hitung

sebesar 1,05, sedangkan t tabel sebesar 2,10. Karena taraf signifikansi α = 0,05, dan dk

= 18 maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan, tetapi

tidak signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan teknik dasar futsal siswa

SMAN 1 Losarang Kabupaten Indramayu.

B. Saran

Berkenaan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh dan berdasarkan

kesimpulan yang telah diungkapkan di atas maka penulis menyarankan beberapa hal:

1. Untuk pihak sekolah, harus ada perhatian dari berbagai pihak yang terkait dengan

proses latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang lebih baik, seperti

club futsal, sekolah, pelatih serta lembaga pendidikan olahraga dan kesehatan

(41)

66

tingkat kebugaran atlet dapat terpelihara.

2. Bagi lembaga pendidikan olahraga, club-club futsal, dan para pelatih futsal,

alangkah baiknya jika atlet muda jenjang SMA menjadi sasaran dalam

Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan sehingga dapat memberikan

pengarahan dan pemahaman terhadap atlet tentang pentingnya arti aktivitas

jasmani/olahraga untuk mendapatkan kebugaran jasmani, terlebih pemerintah

sudah menggulirkan atau menyelenggarakan Pekan Olahraga baik di tingkat

daerah maupun tingkat nasional sehingga akan diperoleh atlet-atlet yang

benar-benar siap untuk bermain.

3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mempersiapkan peralatan yang

diperlukan dalam penelitian, serta merencanakan penelitian secara matang dan

melakukan penelitian sesuai dengan jadwal sekolah. Sehingga penelitian yang

(42)

DAFTAR PUSTAKA

___ (2007). Pedoman Penilisan Karya Tulis Ilmiah UPI 2007. Bandung.

___ (2010). Pedoman Penilisan Karya Tulis Ilmiah UPI 2010. Bandung.

Arikunto, S. (1997). Prosedur penelitian Pendekatan Suatu Prektek. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Depdikbud. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depatemen kesehatan RI. (1995). Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi. Jakarta.

Griwijoyo, S. (2006). Ilmu Faal Olahraga Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga. Bandung: UPI.

Giriwijoyo, S., Komaryah, L., & Katinah, N.T. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga (Sports Madicine) untuk Kesehatan dan untuk Prestasi Olahraga . Bandung: FPOK UPI

Griwijoyo, S., Komaryah, L., & Katinah, N.T. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga (Sports Madicine) untuk Kesehatan dan untuk Prestasi Olahraga . Bandung: FPOK UPI

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tambak Kusuma.

(43)

68

Lhaksana, Justinus. (2011). Teknik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be Champion (Penebar Swadaya Group)

Lutan, Rusli. (1999). Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga, Depdiknas

Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. FPOK. Bahan Ajar. Bandung: FPOK UPI.

Moeloek, (1984). Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Priyatno, D. (2009). 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Sudjana & Ibrahim. (2001). Pendekatan Statistik Penelitian. Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitati, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmand. (1998). Pengantar Pendidikan Ilmiah. Bandung. Tarsito.

Gambar

Tabel 3.1  Koefisien Korelasi Product Moment ............................................................
Gambar 2.1 Komponen Kebugaran Jasmani..............................................................
Diagram Tes Gambar 3.3 Passing-Stopping
Tabel 3.1 Tabel Makna Koefisien Korelasi Product Moment

Referensi

Dokumen terkait

lagi Maha Penyayang yang selalu melimpahkan karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Profil Pilihan

Pertanyaan yang diajukan dalam soal tes bentuk essai (uraian) hendaknya benar- benar merupakan soal-soal yang memerlukan pemikiran untuk dapat memberikan

Adapun penyandang disabilitas dalam pandangan Al-Quran ialah menunjukkan penyandang disabilitas fisik yaitu : Pertama, bertindak sama atau bersikap toleransi

dan/atau Pemerintah Daerah berkoordinasi untuk melakukan pengawasan terhadap Barang, Jasa, Sistem, Proses, atau Personal yang memiliki sertifikat dan/atau

Supaya Ammonia dapat ditangkap secara maksimal, maka sebaiknya ujung alat destilasi ini tercelup semua ke dalam larutan asam standar, sehingga dapat ditentukan jumlah protein yang

Hidup Sehat Dengan Makanan Kaya Serat.. Budi Daya Dan Pengaturan Sayuran

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui apakah kadar parasetamol dalam sediaan sirup memenuhi persyaratan kadar yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.  Rizky