Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
ABSTRAK ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 10
1. Self Regulated Learning ... 10
2. Persepsi Siswa tentang Proffesionalisme Guru ... 27
3. Penguasaan Konsep IPS berdasarkan Taksonomi SOLO ... 33
B. Penelitian Terdahulu ... 44
C. Kerangka Pemikiran... 47
D Hipotesis ... 51
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Teknik Penelitian ... 52
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 53
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54
D. Pengembangan Instrumen ... 55
1. Uji Validitas... 60
2. Uji Reliabilitas ... 64
E. Uji Asumsi Klasik ... 65
F. Definisi Operasional ... 67
G. Teknik Pengumpulan Data ... 70
H. Teknik Analisis Data Penelitian ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 73
B. Hasil Analisis Data ... 76
C. Uji Hipotesis ... 85
B. Rekomendasi ... 107
Halaman
3.1 Daftar Nama Sekolah Populasi ... 54
3.2 Sebaran Sampel Penelitian ... 55
3.3 Kisi-kisi Instrumen ... 56
3.4 Kisi-kisi Soal Uraian... 58
3.5 Penskoran Soal Uraian Berdasarkan Taksonomi SOLO ... 59
3.6 Hasil Analisis Validitas Instrumen X1 ... 61
3.7 Hasil Analisis Validitas Instrumen X2 ... 62
3.8 Hasil Analisis Validitas Butir Soal ... 64
3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... 64
3.10 Uji Multikolinearitas ... 66
4.1 Rubrik SRL (Self Regulated Learning) ... 79
4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Self Regulated Learning ... 80
4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Profesionalisme Guru ... 82
4.4 Distribusi Frekuensi Level SOLO Tiap Konsep Distribusi ... 84
4.5 Distribusi Frekuensi Level SOLO bedasarkan SRL ... 87
4.6 ANOVA (Uji F) ... 89
4.7 Uji Regresi Ganda... 90
4.8 Pengaruh Variabel X1,X2, terhadap Y ... 91
Halaman
2.1 Proses Masuknya Informasi Ke dalam Long Term Store ... 29
2.2 Hubungan Antar Variabel ... 51
3.1 Alur Penelitian ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuesioner ... 120
2. Tabulasi Data ... 126
3. Hasil Uji Validitas ... 136
4. Hasil Uji Reliabilitas ... 160
5. Distribusi Frekuensi ... 163
6. Hasil Uji Regresi Berganda... 167
7. Surat Keterangan Penelitian ... 172
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan formal merupakan salah satu solusi utama untuk membentuk
SDM yang berkualitas, karena dengan pendidikan memungkinkan untuk
mengmbangkan kemampuan akademis maupun keterampilan lain yang dimiliki
peserta didik ssehingga dapat digunakan dengan efektif dan efisien untuk bekal
hidupnya.
Tolok ukur keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan salah satunya
dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar, baik pada tingkat dasar maupun
lanjutan merupakan masalah yang selalu dianggap penting karena merupakan
suatu bentuk keberhasilan seseorang dalam belajarnya.
Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut
Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar
mengajar dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal, diantaranya dalah sebagai berikut:
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa individu yang sedang belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar. Faktor internal meliputi minat, jasmani, intelegensi, pengelolaan diri yang tepat, motivasi dan kesehatan. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial, lingkungan sekolah, gaya mengajar guru, fasilitas dan sebagainya.
Menurut Nugroho (2003: 105) “peserta didik yang berprestasi belajar
tinggi dengan hasil belajar yang memuaskan cenderung memiliki motivasi daya
Patton (Hawadi, 2004:60) juga menjelaskan bahwa ‘tingkat intelegensi
bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil belajar tetapi hanyalah
salah satu faktor yang mempengaruhi, dan hasil belajar siswa disekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% lainnya dipengaruhi oleh
lingkungan’.
Hasil belajar sering kali menjadi kajian penelitian, sering ditemui
dilapangan pada mata pelajaran IPS, bahwa siswa masih menunjukkan hasil
belajar yang rendah. Hal ini terkait dengan permasalahan IPS di Indonesia pada
umumnya, sebagaimana dikutip dari Kompasiana post edukasi (Tn. 2011) bahwa :
Permasalahan IPS di Indonesia sering didiskusikan di berbagai kesempatan pelatihan atau pertemuan dinas (kerja), baik tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi, oleh beberapa kepala sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang sama atau guru yang mengajar mata pelajaran IPS. Dalam diskusi dibahas, beberapa guru yang mengeluhkan tentang beberapa persoalan yang mengganjal terkait pembelajaran IPS di sekolah, misalnya : 1) ketidaksiapan dari guru-guru untuk membelajarkan IPS secara terpadu; 2) masih rendahnya hasil pembelajaran IPS; dan 3) tidak tersedianya fasilitas pendukung pembelajaran IPS yang sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan gambaran di atas, pembelajaran IPS di sekolah dasar dan
lanjutan (SD dan SMP) masih memiliki persoalan yang mendasar, terutama
menyangkut tentang hasil belajar dan guru yang membelajarkannya.
Permasalahan serupa juga terjadi pada pembelajaran IPS pada SMP Negeri di
Kota Malang.
Mata pelajaran IPS di tingkat SMP dalam Kurikulum 2004, sebagai mana
tertuang dalam buku Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu
sosiologi, yang dibelajarkan secara terpadu (integrated)” seperti disebutkan oleh
Sapriya (2009).
Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara
holistik dan otentik. Menurut Wijiasih (2012) pada penelitiannya:
Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.
Pada pembelajaran IPS terpadu justru bermasalah di lapangan (Tn.2011),
yaitu “hasil belajar yang rendah menunjukkan penguasaan konsep IPS siswa juga
rendah”, pada penelitian ini hasil belajar difokuskan pada penguasaan konsep IPS.
Menurut Sardiman (2008,24) hasil belajar adalah “perolehan belajar seseorang
yang bersifat keilmuan, yang menggunakan analisis intelektual yang tergolong
ranah kognitif, penguasaan konsep, prinsip dan teori”, maka dari itu rendahnya
penguasaan konsep siswa merupakan hasil belajar yang dipengaruhi oleh faktor
intern dan faktor ekstern yang ada pada diri dan lingkungan siswa. Dimana hasil
belajar siswa berkaitan erat dengan bagaimana siswa dapat meregulasi dirinya
belajar, siswa mengetahui tentang bagaimana mereka memilih strategi dalam
meregulasi dirinya dalam belajar (Self-Regulated Learning)” yang akan
merefleksikan tujuan jangka panjang bagi pendidikan mereka, dan hal ini
berkaitan dengan bagaimana siswa mempunyai ketrampilan dalam belajar.
Terdapat korelasi positif yang sangat signifikan antara prestasi belajar
dengan penggunaan strategi regulasi diri dalam belajar menurut penelitian
Zimmerman (1994:190).
“Fakta empiris menunjukkan bahwa sekalipun kemampuan peserta didik tinggi tetapi ia tidak dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, karena kegagalannya dalam meregulasi diri dalam belajar, Self regulated learning merupakan suatu terminologi yang membuka wacana baru tentang faktor-faktor diterminan keberhasilan siswa dalam belajar”.
Selain itu salah satu variabel yang punya kontribusi cukup besar terhadap
baik buruknya hasil belajar adalah unsur guru atau pendidik. Dalam dunia
pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang
sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar
mengajar, baik di jalur pendidikan formal maupun informal.
Menurut UU No 14 Tahun 2005, Guru adalah “pendidik profesional
dengan tugas utama: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Tugas guru menurut Usman (2006) sebagai pendidik, pengajar dan melatih
berarti “meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di
sekolah dan harus mampu menarik simpati siswa”. Maka pelajaran apapun yang
demikian sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Self Regulated
Learning dan profesionalisme guru menyokong keberhasilan belajar peserta didik.
Akan tetapi ketika hasil belajar siswa rendah menunjukkan indikasi bahwa
terdapat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
tersebut.
Bedasarkan beberapa gambaran mengenai permasalahan dalam
pembelajaran IPS diatas, permasalahan pembelajaran IPS tersebutjuga terjadi di
kota Malang yang merupakan kota pendidikan. Dimana berdasarkan hasil
observasi awal menunjukkan bahwa hasil belajar siswa khususnya pada
penguasaan konsep IPS masih rendah hal ini didukung dari keterangan beberapa
guru dan siswa pada beberapa SMP Negeri di kota Malang. Kebanyakan siswa
merasa bahwa pembelajaran IPS membosankan begitu juga ketidaksiapan guru
pada pembelajaran IPS secara terpadu yang mengakibatkan pembelajaran dan
hasil belajar yang tidak maksimal. Dalam kondisi pembelajaran IPS yang seperti
itu, sejauh mana penguasaan konsep IPS siswa, sejauh mana Self Regulated
Learning yang dimiliki dalam belajar IPS sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar. Dan sejauh mana persepsi siswa terhadap profesionalisme guru IPS dalam
melaksanakan pembelajaran IPS terkait dengan permasalahan pembelajaran IPS
secara terpadu yang dianggap guru cukup rumit dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan gambaran diatas maka penelitian ini dilaksanakan di kota
Malang. Di kota Malang yang memiliki 24 SMP Negeri. Sesuai dengan
rekomendasi dari DIKNAS Kota Malang penelitian dilakukan pada
sekolah-sekolah yang memiliki pengelompokan materi IPS secara terpadu.
Pada penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai konsep
IPS akan dianalisis berdasarkan taksonomi SOLO (Structure of Observed
Learning Outcomes), karena selain taksonomi Bloom yang selama ini digunakan
untuk , terdapat model taksonomi tujuan pembelajaran lain, yaitu Taksonomi
SOLO untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Biggs dan Collis pada tahun 1982 mengembangkan model taksonomi
tujuan pembelajaran yang kemudian dikenal dengan taksonomi SOLO.
Taksonomi SOLO dapat digunakan sebagai alat menentukan kualitas jawaban
siswa. Berdasarkan kualitas yang diperoleh dari hasil jawaban siswa, selanjutnya
dapat ditentukan kualitas ketercapaian proses kognitif yang ingin diukur. Menurut
Courney & Terrence dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa “taksonomi
SOLO, hirarki lima tingkat dirancang untuk membantu guru mengevaluasi
kualitas tingkat berpikir siswa”. Kebanyakan SOLO digunakan pada ilmu eksak,
namun bisa juga diterapkan pada ilmu Sosial yang menuntut kompleksitas
penguasaan konsep seperti pada pendidikan IPS.
Sejauh ini memang sudah ada penelitian yang mengungkapkan peran
kemampuan Self Regulated Learning terhadap prestasi belajar. Akan tetapi
penelitian yang mengungkapkan sejauh mana peran Self Regulated Learning dan
persepsi siswa tentang profesionalisme guru secara bersama-sama dapat
mempengaruhi hasil belajar dalam penelitian ini adalah tingkat penguasaan
Berdasarkan paparan di atas peneliti mengambil judul “Pengaruh Self
Regulated Learning Dan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Terhadap
Penguasaan Konsep IPS Berdasarkan Taksonomi SOLO.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh signifikan antara Self Regulated Learning dan siswa
persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep
IPS bedasarkan taksonomi SOLO?
2. Apakah ada pengaruh signifikan antara Self Regulated Learning siswa
terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO?
3. Apakah ada pengaruh signifikan antara persepsi siswa tentang
profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS bedasarkan
taksonomi SOLO?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengukur pengruh Self Regulated Learning dan siswa persepsi siswa
tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS bedasarkan
taksonomi SOLO.
2. Mengukur pengaruh Self Regulated Learning siswa terhadap penguasaan
konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO.
3. Mengukur pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesionalisme
D. Manfaat Penelitian
Klasifikasi tujuan pembelajaran taksonomi SOLO lebih jarang digunakan
di Indonesia (Hamdani, 2009), justru taksonomi Bloom yang paling populer
(Cahaya Hati, 2010). Karena itu penelitian ini penting untuk menambah khasanah
pendidikan dengan mengembangkan evaluasi taksonomi SOLO pada Pendidikan
IPS.
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Secara Teoritik
1) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penyusunan tujuan
pembelajaran IPS sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran
IPS.
b. Secara praktis
1) Bagi Guru IPS untuk dapat mempertimbangkan kognitif siswa secara
subjektif dalam perumusan tujuan pembelajaran IPS dan untuk
mengetahui sejauh mana siswa berpikir alternatif dalam menghadapi
masalah sosial yang diberikan sesuai dengan penguasaan konsep siswa
dengan lebih pofesional.
2) Sebagai bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih
lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbeda
E. Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,
1. BAB I berisi : Pendahuluan yaitu meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, dan sistematika penulisan.
2. BAB II berisi : Landasan teoritis atau kajian teoritis yaitu konsep yang
berhubungan dengan judul dan permasalahan, yaitu mengenai Self
Regulated learning, persepsi siswa tentang profesionalisme guru, dan
penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO.
3. BAB III berisi : Metodologi penelitian yaitu membahas mengenai metoda
dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, subyek penelitian,
teknik pengumpulan dan analisis data.
4. BAB IV berisi : Hasil penelitian dan pembahasan yaitu menjabarkan
mengenai profil lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian
mengenai penguasaan konsep IPS siswa berdasarkan taksonomi SOLO
yang dipengaruhi oleh Self Regulated Learning dan perssepsi siswa
tentang profesionalisme guru IPS dalam mengajar.
5. BAB V berisi : Kesimpulan dan saran, yang akan membahas tentang
kesimpulan dan saran-saran terhadap penelitian sehubungan dengan
BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Teknik Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory, yaitu penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan instrumen
penelitian kuesioner dan item tes sebagai alat pengumpul data yang ditujukan
untuk menjelaskan hubungan kausal antara Self Regulated Learning dan Persepsi
siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan
taksonomi SOLO.
Adapun analisis yang digunakan yaitu menggunakan analisis regresi dan
korelasi. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kaitan
antara variabel yang telah ditentukan. Sedangkan analisis regresi digunakan untuk
mengetahui apakah suatu variabel dapat dipergunakan untuk memprediksi
variabel-variabel lain.
Metode ini digunakan karena beberapa alasan di antaranya : 1) tidak
semua anggota populasi dijadikan sampel, 2) unit yang dianalisis bersifat
individual, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Mengingat
masalah yang diteliti adalah gejala sosial, maka dilakukan pendekatan analisis
kuantitatif yang didasarkan pada data statistik dan pendekatan analisis kualitatif
yang didasarkan pada interpretasi terhadap hasil-hasilnya. Penggunaan metode ini
diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan yang dapat diangkat ke taraf
generalisasi berdasarkan hasil-hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan.
Gambar 3 Alur Penelitian
B. Lokasi Dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Malang, pada SMP Negeri 3 Malang, SMP
Negeri 18 Malang, SMP Negeri 13 Malang dan SMP Negeri 15 Malang. Ada
beberapa alasan pemilihan subjek penelitian, yaitu :
1. Terdapat 24 SMP Negeri di kota Malang, dan keempat sekolah diatas dipilih
bedasarkan data DIKNAS sebagai sekolah yang memiliki pengelompokkan
materi secara terpadu (Integrated).
Studi pendahuluan
Validasi, ujicoba, revisi
Pembahasan Perumusan masalah
Studi literatur: Self Regulated Learning, Persepsi Siswa, Profesionalisme Guru, Penguasaan Konsep IPS,Taksonomi SOLO
Kesimpulan Pengolahan dan analisis data
Penyusunan Instrumen :
2. Dipilihnya siswa kelas IX, karena mereka dinilai sudah cukup matang serta
memungkinkan siswa untuk berpikir abstrak pada mata pelajaran IPS sesuai
tingkat berpikir taksonomi SOLO.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri Se-kota
Malang, tahun ajaran 2011/2012 yang memiliki pengelompokan materi secara
terpadu (integrated).
Populasi dalam penelitian ini :
Tabel 3.1 Daftar Nama Sekolah Se-Kota Malang :
No. Nama Sekolah Jumlah Kelas IX
Jumlah Siswa Kelas IX 1.
2. 3. 4.
SMP Negeri 3 SMP Negeri 13 SMP Negeri 15 SMP Negeri 18
7 8 8 7
298 330 328 312
Jumlah Siswa - 1268
Sumber : Masing-masing sekolah
2. Sampel
Pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang
representatif, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang
yang sama untuk menjadi sampel.
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari
populasi penelitian, yaitu sebagian siswa kelas IX SMPN kota Malang kelompok
materi IPS secara terpadu. Untuk menjawab berapa banyak ukuran sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, dilakukan teknik sampling. Salah satu teknik
yaitu memilih sampel secara acak dari populasi sehingga semua unit analisis
mendapat peluang yang sama untuk dipilih, dengan alasan bahwa populasi siswa
SMPN kota Malang itu bersifat homogen. Untuk mendapatkan distribusi normal
dari kondisi penelitian yang sebenarnya maka peneliti mengambil 400 sampel dari
keseluruhan populasi sebesar 1.268 orang.
Berikut disajikan sebaran sampel penelitian pada setiap sekolah sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Sebaran Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah
1 SMPN 3 BANDUNG 100 orang
2 SMPN 13 BANDUNG 100 orang 3 SMPN 15 BANDUNG 100 orang
4 SMPN 18 MALANG 100 orang
Jumlah 400 orang
D. Pengembangan Instrumen
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Self
Regulated Learning dan persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap
penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO. Untuk mengukur Self
Regulated Learning dan persepsi ssiswa tentang profesionalisme guru peneliti
menggunakan angket, sedangkan penguassan konsepnya menggunakan tes dengan
soal uraian.
Adapun kisi-kisi instrumen yang terbentuk dalam angket tersebut adalah
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen
Variabel Indikator Pengukuran Instrumen
Self Regulated Learning (X1)
Self Regulated Learning adalah Pengelolaan diri dalam belajar yang merupakan suatu aktifitas belajar atas inisiatif sendiri, keteraturan diri yang dilaksananakan sesuai dengan kemampuan, kondisi dan keadaan diri siswa, dengan tiga strategi belajar diantaranya adalah executive strategies, cognitive strategies, dan evaluation strategies.
(Sumber : Pintrich, 2000:452) 1. Strategi Ekskutif 2. Strategi Kognitif 3. Strategi evaluasi. a. Strategi Perencanaan b. Strategi pengelolaan informasi c. Strategi Prioritas d. Strategi menyimpan informasi e. Strategi pengelolaan lingkungan belajar a. Strategi mengingat
b. Strategi mencari informasi c. Strategi pengulangan d. Strategi menggunakan informasi
a. Strategi evaluasi diri
b. Strategi pengawasan c. Strategi
Konsekuensi
Angket No. 1,2 Angket No. 3,4
Angket No. 5,6 Angket No. 7,8
Angket No. 9,10
Angket No.11,12 Angket No.13,14 Angket No. 15,16,17 Angket No. 18,19,20 Angket No. 21,22,23 Angket No. 24,25,26,27 Angket No. 28,29,30 Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru (X2) Adalah hasil tanggapan, hasil mencerna, mengidentifikasi, menghayati dan mengumpulkan serta menginternalisasi kesan pengamatan siswa terhadap profesionalisme guru. Dalam hal ini profesionalisme guru meliputi empat 1. Kompetensi kepribadian 2. Kompetensi pedagogik
a. Kepribadian yang mantap dan stabil
b. Kepribadian yang dewasa c. Kepribadian
yang arif d. Kepribadian
yang berwibawa e. Berakhlak mulai
dan dapat menjadi teladan a. Memahami
kompetensi guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Sumber : UU No 14 tahun 2006 tentang Guru dan Dosen)
3. Kompetensi profesional
4. Kompetensi sosial
b. Merancang pembelajaran c. Melaksanakan
pembelajaran d. Merancang dan
melaksanakan evaluasi pembelajaran e. Mengembangkan
peserta didik untuk
mengaktualisasik an berbagai potensi a. Menguasai
subtansi keilmuan yang terkait b. Menguasai
struktur dan metode keilmuan a. Mampu
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan c. Mampu
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Uraian Penguasaan Konsep IPS sesuai SK/KD SMP Kelas IX Semester 1 :
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Konsep No.
Soal 1. Memahami
kondisi
perkembangan negara di dunia
1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri negara berkembang dan negara maju
1.2 Mendeskripsikan Perang Dunia II (termasuk pendudukan Jepang) serta pengaruhnya terhadap keadaan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia 1.Region 2.Sebab-akibat 1,2 3,4 2. Memahami usaha mempertahank an kemerdekaan
2.1 Mengidentifikasi usaha perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia 2.2 Mendeskripsikan
peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan 1.Nasionalisme 2.Kesinambungan 5 6 3. Memahami perubahan sosial budaya 3.1 Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada masyarakat
3.2 Menguraikan tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan Masyarakat Masyarakat 7,8 9 4. Memahami lembaga keuangan dan perdagangan internasional
Tabel 3.4 Penskoran Soal uraian berdasarkan Taksonomi SOLO dengan Rubrik Analitik :
Kriteria
Level Penguasaan Konsep Kinerja Bahasa Skor
4 Extended
Abstract
Melakukan koneksi tidak hanya sebatas pada konsep-konsep yang sudah diberikan saja melainkan dengan konsep-konsep diluar itu. Dan membuat generalisasi serta dapat melakukan sebuah perumpamaan-perumpamaan pada situasi-situasi spesifik Berpikir kritis Pemahaman lengkap Jawaban tepat Masuk akal Di dukung data Dan kreativ. Penggunaan istilah yang tepat, Struktur jawaban jelas Penjelasan yang sistematis dan bahasa yang baik. 4 3 Relational Menunjukan pemahaman beberapa komponen dari satu kesatuan konsep, memahami peran bagian-bagian bagi keseluruhan serta telah dapat
mengaplikasikan sebuah konsep Jawaban tepat, kejelasan pikiran dalam memahami konsep. Penggunaan istilah tepat Bahasa mudah di mengerti dan dipahami 3 2 Multi-Struct ural. Memahami beberapa komponen namun hal ini masih bersifat terpisah satu sama lain sehingga belum membentuk pemahaman secara komprehensif. Beberapa koneksi sederhana sudah terbentuk Jawaban dengan pemahaman sederhana Terkadang ambigu, dan kurang sesuai. Penggunaan istilah tepat Lebih mudah di mengerti 2 1 Uni-Structural
Terlihat adanya hubungan yang jelas dan sederhana antara satu konsep dengan konsep lainnya tetapi inti konsep tersebut secara luas belum dipahami.
Jawaban tanpa pemahaman lengkap, dan ada beberapa kesalahan. Kemungkinan menyalahguna kan istilah Kurang dapat di mengerti 1 0 Pre-Structural Memiliki sedikit informasi yang bahkan tidak saling berhubungan, sehingga tidak
Sebelum melakukan pengambilan data peneliti melakukan uji coba
instrumen sebagai berikut:
1. Uji Validitas Konstruk
Secara umum uji validitas adalah untuk melihat apakah item pertanyaan
pada instrument yang dipergunakan mampu mengukur apa yang ingin di ukur.
Validitas konstruk adalah validitas yang menyangkut bangunan teoretik, variabel
yang akan diukur. Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas konstruk apabila
butir-butir soal yang disusun dalam tes mengukur setiap aspek berpikir dari
sebuah variabel yang akan diukur melalui tes tersebut.
Untuk membuktikan tingkat validitas kuesioner yang akan digunakan
terlebih dahulu dilakukan uji coba pada siswa di luar sampel penelitian yaitu
kepada 150 orang siswa kelas IX semester genap SMP Negeri Kota Malang. Uji
validitas ini dilakukan dengan cara menganalisis tiap butir pertanyaan dari ketiga
variabel yaitu Self Regulated Learning, Persepsi siswa tentang profesionalisme
guru, dan Penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO. Adapun teknik
perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS 16
for windows. Pengujian validitas konstruk dengan SPSS adalah menggunakan
Korelasi, sama halnya dengan Excel. Kriterianya, instrumen valid apabila nilai
korelasi (pearson correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.
Nurgiyantoro (2004:339) menyatakan “koefisien korelasi rhitung yang
diperoleh > daripada nilai rtabel pada taraf signifikasi 5% atau 1%, instrumen tes
yang diujikan dapat dinyatakan valid”.
Berdasarkan rekapitulasi hasil pengujian instrument validitas, maka item –
item yang tidak valid tidak dipakai. Dengan demikian item yang valid dari seluruh
instrument tersebut disusun kembali untuk kemudian disebar kepada responden
anggota sampel penelitian.
a) Uji Validitas Konstruk X1
Hasil Uji Validitas konstruk untuk Instrumen X1 (Self Regulated
Learning), sebanyak 30 item adalah sebagai berikut (Nilai Kesimpulan
Corellation) [sig.(2-tailed)]:
Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Uji Validitas Konstruk X1
Item Koefisien Korelasi r hitung
r tabel
N (150) Keterangan
1 0.444 0.159 Valid
2 0.621 0.159 Valid
3 0.579 0.159 Valid
4 0.355 0.159 Valid
5 0.718 0.159 Valid
6 0.474 0.159 Valid
7 0.234 0.159 Valid
8 0.592 0.159 Valid
9 0.721 0.159 Valid
10 0.438 0.159 Valid
11 0.304 0.159 Valid
12 0.647 0.159 Valid
13 0.717 0.159 Valid
14 0.642 0.159 Valid
15 0.237 0.159 Valid
16 0.375 0.159 Valid
17 0.268 0.159 Valid
18 0.507 0.159 Valid
Lanjutan tabel 3.5
Item Koefisien Korelasi r hitung
r tabel
N (150) Keterangan
20 0.364 0.159 Valid
21 0.422 0.159 Valid
22 0.713 0.159 Valid
23 0.556 0.159 Valid
24 0.482 0.159 Valid
25 0.347 0.159 Valid
26 0.465 0.159 Valid
27 0.595 0.159 Valid
28 0.443 0.159 Valid
29 0.269 0.159 Valid
30 0.330 0.159 Valid
b) Uji Validitas Konstruk X2
Hasil Uji Validitas konstruk Instrumen X2 (Persepsi siswa tentang
profesionalissme guru), sebanyak 20 item adalah sebagai berikut (Nilai
Kesimpulan Corellation) [sig.(2-tailed)]:
Tabel 3.6 Ringkasan Hasil Uji Validitas Konstruk X2
Item Koefisien Korelasi r hitung
r tabel
N (150) Keterangan
1 0.493 0.159 Valid
2 0.478 0.159 Valid
3 0.629 0.159 Valid
4 0.657 0.159 Valid
5 0.540 0.159 Valid
6 0.492 0.159 Valid
7 0.420 0.159 Valid
8 0.426 0.159 Valid
9 0.370 0.159 Valid
10 0.583 0.159 Valid
11 0.675 0.159 Valid
12 0.622 0.159 Valid
13 0.673 0.159 Valid
14 0.475 0.159 Valid
15 0.310 0.159 Valid
16 0.441 0.159 Valid
Lanjutan Tabel 3.6
Item Koefisien Korelasi r hitung
r tabel
N (150) Keterangan
18 0.602 0.159 Valid
19 0.296 0.159 Valid
20 0.739 0.159 Valid
c) Uji Validitas Instrumen Y
1) Validasi Konten :
Instrumen variabel Y pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan validasi
konten oleh kedua pembimbing, 1 dosen pakar evaluasi dan 3 orang guru IPS
SMP kelas IX, yaitu Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, M.Pd (Pembimbing I), Prof.
Dr. H. Asmawi Zainul, M.Ed (Pembimbing II), Prof Dr Said Hamid Hasan (pakar
evaluasi), Ibu Khani Atadjawa S.Pd. (Guru IPS), Ibu Suciati M.Pd (Guru IPS),
dan Bapak Saefudin S.Pd. (Guru IPS).
Menurut para validator soal yang diberikan telah mewakili pengukuran
terhadap konsep IPS, menggiring siswa berpikir alternatif, dan sesuai bagi anak
SMP kelas IX. Atas persetujuan dari para validator dari Guru IPS dan diskusi
dengan para pembimbing maka soal uraian sebanyak 13 butir soal dinyatakan
valid untuk mengukur variable Y (penguasaan konssep IPS berdassarkan
2) Validasi Konstruk Soal Uraian (Nilai Kesimpulan Corellation)
[sig.(2-tailed)]:
Tabel 3.7 Validitas Konstruk Soal Uraian (Instrumen Y)
Item Koefisien Korelasi r hitung
r tabel
N (150) Keterangan
1 0.202 0.159 Valid
2 0.227 0.159 Valid
3 0.323 0.159 Valid
4 0.419 0.159 Valid
5 0.535 0.159 Valid
6 0.748 0.159 Valid
7 0.662 0.159 Valid
8 0.783 0.159 Valid
9 0.722 0.159 Valid
10 0.672 0.159 Valid
11 0.673 0.159 Valid
12 0.616 0.159 Valid
13 0.713 0.159 Valid
2. Uji Reliabilitas
Selain uji validitas sebuah tes juga perlu uji reliabilitas. Sukmadinata
(2006: 229) menyatakan bahwa “reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan
atau ketapan hasil pengukuran”. Dengan demikian suatu instrument memiliki
tingkat releabilitas yang memadai, bila instrument itu digunakan mengukur aspek
yang diukur tentunya ditandai dengan ketetapan hasil.
Reliabilitas adalah konsestensi pengukuran, atau sejauh mana suatu
instrumen mengukur cara yang sama setiap kali digunakan dalam kondisi yang
sama dengan subjek yang sama. Singkatnya, reliabilitas adalah pengulangan
pengukuran Anda. Tinggi rendahnya reliabilitas instrumen tercermin oleh nilai
Cronbach Alpha di atas 0,60 maka variabel dalam penelitian dapat dikatakan
diajukan dilakukan secara berulang-ulang maka jawaban responden akan sama
(Sugiono, 2009). Instrumen dapat dikatakan reliabilitas tinggi jika nilai Alpa
Cronbach melebihi angka kritik. Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r
hitung > r tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk(n-2) maka item
pertanyaan tersebut dikatakan reliabel. Adapun teknik perhitungan reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS 16 for windows.
Dengan demikian maka layak dijadikan alat pengumpulan data yang sah. Lebih
jelasnya pada tabel berikut:
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Penelitian
Hasil Uji Cronbach alpha
Keterangan
X1 X2 Y
0.881 0.840 0.835
Reliabel Reliabel Reliabel
E. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji normalitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi variabel dependent, variabel independent, atau keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak.
Untuk mengetahui geja la normalitas data dapat dilihat dengan
menggunakan scatter plot. Apabila datanya bertebaran disekitar garis regresi
berarti data tersebut bertebaran secara normal. Berikut merupakan gambar
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dapat diketahui dari nilai VIF (Variance Inflation
Factor) untuk masing-masing prediktor. Persayaratan dikatakan terbebas dari
permasalahan multikolinearitas, apabila nilai VIF prediktor tidak melebihi nilai 5.
Dengan bantuan software SPSS versi 16,0 for windows, didapat tabel sebagai
[image:30.595.115.511.138.727.2]berikut:
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
X1 (SRL) .973 1.028
X2 (Persepsi Siswa ttg
Profesionalisme Guru) .973 1.028 a. Dependent Variable: Penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO
Berdasarkan tabel di atas, nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk
masing-masing prediktor tidak melebihi nilai 5. Dengan demikian, dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak terjadi permasalahan multikolinearitas.
F. Definisi Operasional
Untuk memahami lebuh lanjut penelitian ini, perlu mengidentifikasikan
variabel secara operasional. Adapun definisi operasional yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Self Regulated Learning (X1)
Self Regulated Learning atau Pengelolaan diri dalam belajar merupakan
suatu aktifitas belajar atas inisiatif sendiri, keteraturan diri yang dilaksananakan
sesuai dengan kemampuan, kondisi dan keadaan diri siswa. Dengan
dilaksanakannya pengelolaan diri tersebut diharapkan akan membawa siswa pada
keberhasilan dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Variabel ini diukur
dengan menggunakan skala likert.
Menurut Pintrich (2000:452) terdapat tiga strategi yang digunakan pada
pengelolaan diri dalam belajar yang baik, dengan mengklasifikasikan lebih detail
pendapat para ahli tersebut di atas, tiga strategi tersebut yaitu executive strategies,
cognitive strategies, dan evaluation strategies. Berikut tabel strategi SRL (Self
Regulated Learning).
2. Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru (X2)
Persepsi siswa atau hasil tanggapan, hasil mencerna, mengidentifikasi,
terhadap profesionalisme guru. Dalam hal ini profesionalisme guru meliputi
empat kompetensi guru. Menurut Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki guru untuk
menjadi guru yang profesional yaitu: Kompetensi pedagogik, Kompetensi
kepribadian, Kompetensi sosial, Kompetensi profesional.
3. Penguasaan Konsep IPS Berdasarkan Taksonomi SOLO (Y)
Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa untuk memahami makna
secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari (Dahar, 1996). Penguasaan konsep IPS dalam penelitian ini akan
dikaitkan dengan level kemampuan berfikir, dan SOLO mempunyai 5 hierarki
tingkat berpikir yang menjadi indikator dari penguasaan konsep IPS.
Bahwasannya, kemampuan siswa dalam berpikir abstrak dan memecahkan
masalah sosial sesuai aturan-aturan yang relevan didasarkan pada konsep-konsep
IPS. Lima level taksonomi SOLO menurut Biggs dan Collis dalam Atherton
(2005:12) adalah :
a) Tahap Pre-Structural
Pada tahap ini siswa hanya memiliki sangat sedikit sekali informasi yang
bahkan tidak saling berhubungan, sehingga tidak membentuk sebuah kesatuan
konsep sama sekali dan tidak mempunyai makna apapun.
b) Tahap Uni-Structural
Pada tahap ini terlihat adanya hubungan yang jelas dan sederhana antara
satu konsep dengan konsep lainnya tetapi inti konsep tersebut secara luas belum
c) Tahap Multi-Structural.
Pada tahap ini siswa sudah memahami beberapa komponen namun hal ini
masih bersifat terpisah satu sama lain sehingga belum membentuk pemahaman
secara komprehensif. Beberapa koneksi sederhana sudah terbentuk namun
demikian kemampuan meta-kognisi belum tampak.
d) Tahap relational
Pada tahap ini siswa dapat menghubungkan antara fakta dengan teori serta
tindakan dan tujuan, dapat menunjukan pemahaman beberapa komponen dari satu
kesatuan konsep, memahami peran bagian-bagian bagi keseluruhan serta telah
dapat mengaplikasikan sebuah konsep.
e) Tahap Extended Abstract
Pada tahap ini siswa melakukan koneksi tidak hanya sebatas pada
konsep-konsep yang sudah diberikan saja melainkan dengan konsep-konsep-konsep-konsep lain serta
[image:33.595.124.487.492.734.2]membuat generalisasi
Gambar 3.2
Hubungan Antar Variabel Penelitian SRL (Self
Regulated
Learning) - X1
Penguasaan Konsep IPS Berdasarkan Taksonomi SOLO (Y)
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang
berkaitan dengan Self Regulated Learning, Persepsi siswa tentang profesionalisme
guru, dan Penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO. Data tersebut
akan diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Data primer dalam
penelitian ini akan dikumpulkan dari responden yaitu siswa kelas IX semester
genap SMP Negeri se-Kota Malang yang telah menerima materi pembelajaran,
melalui teknik angket (kuesioner). Data sekunder diperoleh melalui studi
dokumentasi dan studi kepustakaan. Secara ringkas teknik pengumpulan data
tersebut dikemukakan sebagai berikut:
1. Kuesioner (angket)
Kuesioner berisi daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan
variabel yang diteliti. Pertanyaan ini terdiri atas pertanyaan tertutup dan
pertanyaan terbuka atau campuran antara keduanya. Pertanyaan tertutup artinya
responden dibatasi dalam menjawab beberapa alternatif jawaban yang telah
disediakan. Pertanyaan terbuka artinya responden diberikan peluang secara
independent dalam menjawab pertanyaan.
2. Tes
Tes dalam penelitian ini berisi daftar pertanyaan tertulis yang berkaitan
dengan variabel penguasaan konsep IPS, hal ini dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana penguasaan konsep IPS siswa.
Di samping itu dilakukan telaah pustaka mengenai: (1) Self Regulated
taksonomi SOLO. Hasil telaah pustaka digunakan untuk memperoleh analogi
yang berguna dalam perumusan teori, landasan untuk dapat menganalisa data,
serta untuk menunjang dan memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.
G. Teknik Pengujian Data
Untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian, data yang
dihasilkan selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk keperluan analisis
dan pengujian hipotesis, jika ada data yang bersifat ordinal diubah terlebih dahulu
ditransformasikan menjadi skala interval sehingga data dapat segera dianalisis.
Jenis statistik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini
adalah statistik deskriptif dan inferensial.
1. Analisis Regresi Linier Ganda (Multiple Regression)
Teknik pengujian data yang digunakan dalam penelitian adalah metode
analisis regresi berganda (Multiple Regression). Analisis regresi linier ganda
adalah satu analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas (X) atau lebih
terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan
kausal antara dua variabel bebas atau lebih. Teknik pengujian data dilakukan
dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.
2. Uji Hipotesis
Sebelum menguji hipotesis dilakukan uji normalitas dengan mengunakan
statistik dengan bantuan SPSS versi 16.0 for windows. Dilakukan uji
multikolonearitas atau kondisi dimana terdapat hubungan linear di antara variabel
Menguji hipotesis digunakan teknik statistik bantuan SPSS versi 16 for
windows. Untuk melihat hipotesis yang diajukan terbukti/diterima atau tidak
terbukti/ditolak, maka menggunakan uji t. Dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Apabila > , maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
hipotesis terbukti.
2) Apabila < maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya
hipotesis tidak terbukti.
Dan pengujian signifikasi koefisien korelasi ganda dengan
membandingkan nilai Freg yang diperoleh dari perhitungan dengan nilai Freg dari
tabel, apabila Freg hasil perhitungan > F reg tabel, maka hipotesis nol ditolak dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh self
regulated learning dan persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap
penguasaan konsep ips berdasarkan taksonomi solo (survey pada siswa SMP
Negeri se- kota malang) yang telah dilakukan, sampel siswa dari empat sekolah
kelas IX, maka diperoleh rangkuman sebagai berikut: :
1. Self Regulated Learning (X1) dan Persepsi Siswa tentang Profesionalisme
guru (X2) mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap
penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO siswa SMP Negeri se-
Kota Malang
2. Self Regulated Learning (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap
penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO siswa SMP Negeri se-
Kota Malang.
3. Persepsi Siswa tentang Profesionalisme guru (X2) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO
siswa SMP Negeri se- Kota Malang.
Berikut merupakan beberapa temuan lain dari penelitian ini :
1. Penguasaan konsep IPS siswa SMP Negeri se-Kota Malang menyebar pada
setiap level SOLO, akan tetapi rata-rata siswa dapat mencapai level tingkat
berfikir tertinggi penguasaan konsep IPS SK/KD IPS/MTS kelas IX semester
dimana siswa tidak hanya memahami konsep namun telah bisa
mengaplikasikan sebuah konsep dan dapat menghubungkan fakta dengan
teori.
2. Pada konsep Region, konsep sebab-akibat, konsep kesinambungan, konsep
uang, konsep ekonomi, respon berpikir siswa terhadap soal yang diberikan
mayoritas berada pada level 3 (Relational).
3. Penguasaan konsep nasionalisme dan masyarakat mayoritas responden berada
pada level 1 yaitu level unistruktural, dimana siswa hanya memiliki sedikit
informasi dan pemahaman mengenai konsep yang dipelajari.
4. Masih ada beberapa konsep yang belum dikuasai siswa, sehingga penguasaan
konsep IPS siswa berada pada level 0 (prastruktural), dimana siswa tidak
memahami dan hanya membentuk beberapa pengertian sederhana yang
bahkan tidak berhubungan dengan konsep yang dipelajari.
Penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO merupakan
kemampuan siswa untuk memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara
teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dari konsep-konsep IPS
dimana tingkat berfikir siswa di analisis menggunakan taksonomi SOLO.
Penguasaan konsep merupakan suatu bentuk hasil belajar yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor intern dan ekstern dari siswa. Dalam penelitian ini tidak
keseluruhan faktor intern dan intern siswa yang diteliti untuk faktor intern ynag
mempengaruhi penguasaan konsep peneliti mengambil faktor personal siswa yaitu
Self Regulated Learning dan faktor eksternya berupa stimulus dari kegiatan
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri se – kota Malang dimana
hasil penelitian menunjukkan bahwa Self Regulated Learning dan persepsi siswa
tentang profesionalisme guru memberikan pengaruh yang signifikan dalam
penguasaan konsep IPS siswa. Berdasarkan taksonomi SOLO secara mayoritas
tingkat berfikir siswa SMP disana sudah tinggi karena dapat mencapai level 3
(Relational) untuk penguasaan konsep IPS pada SK/KD IPS SMP/MTS semester
1 kelas IX.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan maka
beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengacu pada hasil temuan yang mengatakan adanya pengaruh signifikan
baik antara Self Regulated Learning dan profesionalisme guru terhadap
penguasaan konsep IPS. Maka hendaknya siswa dapat terus meningkatkan
Self Regulated Learning agar hasil belajar yang dicapai dapat lebih maksimal
dari sebelumnya, dengan cara lebih mengenal kemampuan dan kondisi diri
sendiri sebelum menentukan SRL yang sesuai dengan dirinya.
2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa profesionalisme guru berpengaruh
terhadap penguasaan konsep IPS siswa, maka yang lebih diutamakan adalah
meningkatkan kompetensi profesionalisme guru IPS dalam mengajar dengan
melanjutkan tingkat pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, mengikuti
seminar atau pelatihan yang dapat mengembangkan kompetensi dan
profesionalisme guru. Selain itu, peningkatan kompetensi guru dibidang
teknologi juga sangat penting.
3. Kurang tercapainya level berpikir tingkat tinggi pada SK-2 dan SK-3 untuk
lebih diperhatikan kembali oleh guru dan siswa, sehingga siswa dapat
mencapai pola berpikir tingkat tingginya dengan SRL (Self Regulated
Learning) yang baik dan motivasi serta pembelajaran yang berkualitas oleh
guru.
4. Siswa hendaknya tidak terpaku pada peranan seorang guru, akan tetapi lebih
diarahkan agar siswa mampu untuk Self Regulated Learning (SRL) baik
karena hasil belajar yang maksimal juga dipengaruhi oleh sejauh mana
kemampuan seseorang dalam mengelola dirinya dengan baik. SRL dapat
dikembangkan dan ditingkatkan oleh adanya dorongan psikologis yang
didasarkan pada keinginan untuk maju dan berkembang. Upaya lain yang
dapat dilakukan untuk SRL adalah dengan adanya dukungan dari lingkungan
dimana siswa berada sehingga siswa mampu dan mau melaksanakan
pengelolaan diri dalam belajar dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa
masih terdapat beberapa faktor pendukung lainnya yang dapat ditingkatkan
untuk mencapai penguasaan konsep yang maksimal.
5. Taksonomi SOLO merupakan klasifikasi tingkat berpikir berdasarkan respon
jawaban siswa, peneliti merekomendasikan kepada guru untuk dapat
digunakan oleh para guru untuk mengetahui secara lebih mendalam
6. Penelitian ini hanya mengetahui besarnya pengaruh Self Regulated Learning
dan persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep
IPS berdasarkan taksonomi SOLO, Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
waktu, tenaga dan biaya, maka diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:
Anderson, J.R. 1995. Learning and memory: An Integrated Approach. New York: John Wiley and Sons. Inc
Anderson, L.W dan David R Krathwohl. 2010. Kerangka landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Arikunto, Suharsimi. (1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.
Bandura, A. 1997. Self Efficacy: The Execise of Control. New York: W.H. Freeman and Company
Carver, C.S, & Scheiver, M.F. 1998. On The Self Regulated of Behavior. Cambridge: Cambridge University Press
Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka
Depdiknas RI, 2006 . Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu, Jakarta : Depdiknas.
Durkin, K. 1995. Development Social Psychology. Cambridge: Blaewel Publisher Inc
Elliot, A.J., & Mc Gregor, H.A. 1999. Achievement Goal Framework Psychology Effective Teaching. Madison: Brown&Benchmark Publiser
Hawadi, R. (2004). Akselerasi: A – Z Informasi; program percepatan belajar dan
anak berbakat intelektual. Jakarta. Grasindo.
Hergenhanh dan Olsen. 2007. Proses Belajar. Jakarta: Bina Aksara
Imron, A. (1996). Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia (Proses, Produk dan Masa Depannya). Jakarta : Bumi Aksara.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Prenhallindo
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.
Sardiman A.M. (2008). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta;Rajawali Pers.
Slameto. 2003. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Smith, P.A. 2001. Understanding self Regulated Learning and Its Implications For Accounting Educators ang Reseach Issue in Accounting Education
Suparno, Paul. (2005). Filsafat Konstrutivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Yogyakarta.
Thoha, Miftah.2004. Perilaku Organisasi (Konsep dasar dan aplikasinya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Undang-Undang Guru dan Dosen. Bandung. Sinar Grafika
Undang-Undang No. 19 tahun 2005 (Penjelasan) tentang Standar Kompetensi. Bandung. Sinar Grafika.
Usman, Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
Winne, P.H. 1997. Measuring Component and sts of Cognitive Process in Self Regulated Learning. Journal of Educational Psychology, 83(4)
Sumber Tesis dan Disertasi:
Hamdani, A. Taksonomi Bloom Dan Solo Untuk Menentukan Kualitas Respon Siswa Terhadap Masalah Matematika. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika IAIN Sunan Ampel Surabaya (Disertasi)
Hartini, Umi Titik. 2008. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di MAN Kandangan Kediri. tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Khasanah, Nurul. 2006. Pengaruh Pengelolaan Diri Dalam Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Lestari, Rini Yuli. 2008. Pengaruh Ketersediaan fasilitas laboratorium Akuntansi dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesionalisme Guru dalam Mengajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Program Keahlian Akuntansi Kelompok Mata Diklat Produktif di Smk Negeri 1 Jombang.tidak
diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Martini, Ria. 2008. Pengaruh persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesionalisme Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMUN 2 Batu. tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Nugroho, 2003. Model Pengembangan Self regulated learning pada siswa sekolah favorit Semarang. Depok. Fakultas Pascasarjana Psikologi (Disertasi).
Syukur, F. 2008. Persepsi Mahasiswa Tadris terhadap Pembelajaran Dosen dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Sumber Jurnal dan Makalah:
Biggs, J.B & Collis, K.F. (1982). Evaluating the Quality of Learning: the SOLO Taxonomy. New York: Academic Press
Briggs & Martin, Barbara.L., Leslie.J. (1986). The Affective and Cogninitive Domain. Integration for Instruction and Reseach. New Jersey. Educational Technology Publications. Englewood Cliif.
Courtney & Terence D.---. Pentingnya Taksonomi SOLO untuk Belajar dan Mengajar Geografi. Australia: Asosiasi Geografi Guru Australia, Brisbane College of Advanced Education, Kelvin Grove Kampus, Kelvin Grove, Qld.
Pintrich, Paul et al. (1990). Motivational and self-regulated learning components of classroom academic performance, Journal of Educational Psychology.
Zimmerman, B. J & Bandura, A. (1994). Impact of self-regulation influence on writing course attainment. American Educational Research Journal.
Zimmerman. J. B. & Martinez Pons. (1998). A social cognitive view of self-regulated academic learning. Journal of Educational Psychology. Vol. 81.
Sumber Internet :
Atherton J S (2005) Learning and Teaching: SOLO Taxonomy [On-line] UK: Available:http://www.learningandteaching.info/learning/solo.htmAccessed : diakses tanggal 17 desember 2011
Baumert, J., dkk. 2002. Self Regulated Learning as Cross Culture Concept. (online) (http:www.mpib berlin.mpg.de/pisa/pdfs/ccengl.pdf.) Diakses tanggal 25 Desember 2011
Betz. 2004. Self Regulated Learning in High-Achiever Student, (online). (www. blogsome.com./2007/10/18/artikel-artikel-self regulated learning-styles/-20), diakses tanggal 28 Oktober 2011.
Cahaya Hati (2010). Pembelajaran Humanis Dalam Prespektif Psikologis. (Online).Tersedia. Di http://www.google.com (31 Oktober 2011)
Frayne&Geringer. 2000. Self Regulated learning Styles. Journal of Education. (online) (www. Adulated.about.com/es/regulatedstyles/a.htm-26-k-). Diakses tanggal 25 Desember 2011
Hsiao, 1997. Pengembangan Cara Belajar Efektif. (online)
(http://www.sekolahindonesia.com.html) Diakses tanggal 30 Desember 2011
Mc. Cown., dkk. 1999. (online) (http://www.selfregulatedlearning.com) Diakses tanggal 20 Desember 2011
Livingstone. 1997. (online) (www.blogsome.com/2007/09/20/artikel-artikel-metacognision/-30k), Diakses tanggal 25 Desember 2011
Paris, S.E Winograd, P. 2002. The Role of Self Regulated Learning in Contextual Teaching; Principles and Practice for Teacher Preparation. (http://www.contextual.org/does.pdf) tanggal 30 Desember 2011
Sutikno, M. Sobry. 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa. http://bruderfic.or.id/h-129/Peran-Guru-dalam-Membangkitkan-Motivasi -Belajar-Siswa.html. tanggal 30 Desember 2011
Wijiasih. 2012. Penelitian dalam pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu. http://viogeo.blogspot