PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MATERI
BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN BojongV Karangtengah Cianjur Pada Materi Pokok Bagian- bagian Tumbuhan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
CITRA RAHMAWATI
0908434
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
2013
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
===============================================================
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MATERI
BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN BojongV Karangtengah Cianjur Pada Materi Pokok Bagian- bagian Tumbuhan)
Oleh
CITRA RAHMAWATI
0908434
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© CITRA RAHMAWATI
2013
Universitas Pendidikan IndonesiaPENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN
PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas IV SDN Bojong Karangtengah Cianjur Pada Materi pokok bagian- bagian tumbuhan)
Oleh
CITRA RAHMAWATI
0908434
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD... 9
B. Metode Pembelajaran Inkuiri... 15
C. Hasil Belajar... 23
D. Materi Bagian- bagian Tumbuhan... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... A. Metode dan Pendekatan... 38
B. Prosedur dan Langkah Penelitian... 42
C. Subjek Penelitian... 47
D. Lokasi Penelitian... 47
E. Instrumen Penelitian... 49
F. Teknik Pengumpulan Data... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... A. Deskripsi Tentang Sekolah... 54
B. Rekomendasi... 108 DAFTAR PUSTAKA... 111 LAMPIRAN- LAMPIRAN... 112 DAFTAR RIWAYAT HIDUP... .
DAFTAR TABEL
4.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)... 58
4.6 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus 1... 68
4.7 Daftar Nilai Hasil Post Test Individu siklus 1... 69
4.8 Tanggapan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri siklus I... 72
4.9 Tanggapan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri siklus I... 73
4.10 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus II... 83
4.11 Daftar Nilai Hasil Post Test Individu Siklus II... 84
4.12 Tanggapan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri siklus II... 87
4.13 Tanggapan Observer terhadap Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Inkuiri... 88
4.14 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus III... 97
4.15 Daftar Nilai Hasil Post Test Individu Siklus III... 99
4.16 Tanggapan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri siklus III... 100
4.17 Tanggapan Observer terhadap Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Inkuiri... 101
4.18 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus 1, II, III... 104
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagian- bagian Akar... 27
2.2 Bagian- bagian Batang... 29
2.3 Bagian- bagian Daun... 33
2.4 Bagian- bagian Bunga... 35
2.5 Bagian- bagian buah dan biji... 37
2.6 Model PTK yang dikembangkan... 41
2.7 Skema Alur Penelitian... 46
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Peningkatan Hasil Kerja Kelompok Siswa... 106
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
SILABUS...
LAMPIRAN A : RPP
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1... 116
A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 122
A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 129
LAMPIRAN B : INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Soal Pre- Post Test Siklus 1... 135
B.2 Kunci jawaban Pre- Post Test Siklus 1... 136
B.3 Lembar Kerja Siswa Siklus 1... 137
B.4 Format Observasi Guru Siklus 1... 139
B.5 Soal Pre- Post Test Siklus II... 141
B.6 Kunci jawaban Pre- Post Test Siklus II... 142
B.7 Lembar Kerja Siswa Siklus II... 143
B.8 Format Observasi Guru Siklus II... 145
B.9 Soal Pre- Post Test Siklus III... 147
B.10 Kunci jawaban Pre- Post Test Siklus III... 148
B.11 Lembar Kerja Siswa Siklus III... 150
LAMPIRAN C : HASIL PENELITIAN Halaman
C.1 Format Hasil Wawancara Dengan Siswa... 154
C.2 Hasil Observasi Keterlaksanaan Siklus 1... 155
C.3 Hasil Kegiatan Observasi Guru... 157
C.4 Hasil Nilai Pre- test dan Post Test 1... 159
C.5 Hasil Kerja Siswa Siklus 1... 160
C.6 Format Hasil Wawancara Dengan siswa... 162
C.7 Hasil Observasi Keterlaksanaan Siklus II... 163
C.8 Hasil Kegiatan Observasi Guru... 165
C.9 Hasil Nilai Pre- test dan Post Test II... 167
C.10 Hasil Kerja Siswa Siklus II... 168
C.11 Format Hasil Wawancara Dengan siswa... 170
C.12 Hasil Observasi Keterlaksanaan Siklus III... 171
C.13 Hasil Kegiatan Observasi Guru... 173
C.14 Hasil Nilai Pre- test dan Post Test III... 175
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
pengembangan kemampuan siswa SD bidang Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yang sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang
lebih tinggi maupun untuk mengembangkan dan membutuhkan
bakat,minat,dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Pendidikan IPA bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Pentingnya pembelajaran IPA di mantapkan dalam UU Sisdiknas
1989 pada pasal 36 ayat (3) dan tap MPR.No.II/MPR/1993 yang
menyatakan antara lain bahwa pengetahuan termasuk IPA
(Depdikbud,1993).
Secara umum tujuan pembelajaran IPA SD agar siswa memahami
ilmiah yang sederhana serta menyadari kebesaran Allah SWT sebagai
pencipta alam semesta.
Berdasarkan GBPP dan rambu-rambu yang ada maka dalam
pelaksanaannya dengan memaksimalkan pemanfaatan sebagai sarana
penunjang seperti perpustakaan, alat peraga, lingkungan, dan budaya
(Mudjito Ak:1994:10). Kondisi tersebut harus didukung sumber daya
manusia dalam bentuk kompetensi guru kelas dalam bidang pendidikan
pengajaran dan kemampuan menggunakan secara tepat.
Semua guru atau siswa selalu mengharapkan agar setiap proses
belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru
mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang diajarkan,
siswa pun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan
pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang
memuaskan. Akan tetapi harapan– harapan itu tidak selalu dapat terwujud.
Masih banyak siswa yang kurang memahami penjelasan guru.
Berdasarkan pengamatan penulis selama ini khususnya di SDN
Bojong V Cianjur, pola pembelajaran yang diterapkan masih
konvensional, dimana siswa ditempatkan sebagai objek yang berperan
sebagai penerima informasi secara pasif. Proses pembelajaran mengarah
pada penguasaan hapalan konsep dan teori. Dalam pembelajaran IPA guru
jarang mengadakan pengamatan langsung, percobaan dan simulasi,
penggunaan alat peraga masih sangat kurang, hal ini terbukti dan masih
diatas KKM sebesar (57%) atau sebanyak 20 siswa, sedangkan dibawah
KKM sebesar (43%) atau sebanyak 15 siswa.
Masalah – masalah yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran
tidak muncul begitu saja, tetapi ada faktor–faktor penyebabnya. Apabila
guru mampu mengidentifikasi penyebab timbulnya masalah yang dialami
oleh siswa, maka guru tersebut akan dapat melakukan penanganan–
penanganan yang tepat dalam memecahkan masalah pembelajarannya.
Contoh masalah yang sering muncul dalam pembelajaran yaitu siswa
kurang memahami penjelasan guru, siswa tidak mengerti kata, kalimat,
bentuk kalimat, yang diucapkan ataupun yang ditulis. Hal Ini mungkin
karena penjelasan guru tidak disertai alat peraga atau alat peraga
kurang atau bahkan tidak sesuai.
Sejujurnya penggunaan alat peraga untuk pembelajaran IPA di
SD jarang bahkan hampir tidak pernah digunakan oleh guru-guru SD,
padahal alat peraga itu ada. Akhirnya alat peraga itu hanya jadi pajangan
kantor atau tersimpan rapi di lemari. Alat peraga IPA tidak perlu mahal,
kita bisa menemukannya di sekitar kita seperti kebun sekolah, sawah,
sungai, dan semua yang kita lihat di alam raya ini. Oleh karena itu tugas
PTK yang kami laksanakan ini mencoba mengambil tema “ Penerapan
Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA dengan Materi Bagian Tumbuhan- tumbuhan ” Tentu saja
Melihat dari permasalahan tersebut, tentunya perlu ada sebuah
penelitian tindakan kelas untuk membantu dalam upaya perbaikan
pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode inkuiri. Melalui metode
inkuiri, siswa dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran serta siswa
diberikan kebebasan untuk mencari sendiri konsep-konsep yang ada dalam
materi pembelajaran berdasarkan penemuannya. Dalam penggunaan
pendekatan ini peran guru tidak terlihat dominan, guru bertindak selaku
organisator dan fasilitator. Sehingga konsep mengajar dalam pendekatan
inkuiri berarti mengorganisasi belajar. Dalam hal ini, guru tidak
memberitahukan konsep-konsep IPA tetapi membimbing siswa
menemukan konsep-konsep tersebut dengan sendirinya melalui kegiatan
belajar, sehingga apabila penemuan konsep tersebut didapat berdasarkan
kegiatan dan pengalaman belajar siswa maka konsep yang didapatnya akan
teringat oleh siswa dalam waktu yang lama. Selain itu, melalui
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajarannya akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa,
dikarenakan siswa tidak akan cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
Manfaat metode inkuiri dari sudut pandang siswa, bahwa penggunaan
pendekatan inkuiri merupakan akhir dari kegiatan belajar yang hanya
melalui proses mendengar saja dan mengganti dengan kegiatan belajar
yang mmegaktifkan siswa sehingga memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mencapai tujuan yang nyata dan asli berdasarkan pengetahuan awal
kegiatan belajar yang hanya berbicara saja saat mengajar dan mengubah
peran guru menjadi rekan belajar dan pembimbing serta fasilitator bagi
siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini
sebagai berikut : „Bagaimana metode inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi bagian-bagian tumbuhan.
Untuk lebih memperjelas permasalahan yang diteliti maka
munculah pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas IV SDN Bojong V?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan
metode pembelajaran inkuiri di kelas IV SDN Bojong V?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang
profil kemampuan siswa dalam melakukan penyelidikan ilmiah pada
kegiatan praktikum yang meliputi :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa sesudah
menggunakan metode pembelajaran inkuiri di kelas IV SDN
Bojong V.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak yang terkait, adapun manfaat yang diharapkan adalah :
1. Bagi siswa
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, menguji kemampuan
intelektual dan membiasakan teknik belajar siswa secara mandiri
ataupun kelompok. Serta memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif
dan kreatif.
2. Bagi guru
Diharapkan bisa menjadi bahan introspeksi diri dalam meningkatkan
kemampuan mengajar dalam mengoptimalkan pembelajaran didalam
dan diluar kelas untuk lebih memotivasi siswa serta melakukan
pembelajaran yang lebih aktif, kretif, efektif dan menyenangkan.
Selain itu untuk penambahan pengajaran yang akurat, praktis.
Pengajaran yang aktif, relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Bagi sekolah
Dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan kebutuhan serta
4. Bagi peneliti
Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman
baru mengenai pengkajian berbagai masalah yang dihadapi siswa
dalam rangka pencapaian keberhasilan belajar melalui penelitian
secara langsung.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran, selanjutnya
dirumuskan dalam hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi bagian- bagian
tumbuhan
2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan yang cukup
baik dalam setiap siklusnya.
3. Respon siswa cukup baik terhadap penerapan model pembelajaran
inkuiri pada pembelajaran IPA dengan materi bagian- bagian
tumbuhan dan fungsinya.
F. Definisi Operasional
memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan,
sehingga dapat bekerja lebih terarah. Maka terdapat beberapa istilah yang
perlu didefinisikan secara operasional, yaitu:
1. Metode inkuiri adalah pembelajaran dengan bertanya atau menyelidiki,
dimana aktifitas siswa menemukan sendiri konsep baru melalui
pengamatan dan tanya jawab (Irianto, DM dan Didin S, 1999:15)
2. Hasil belajar adalah suatu kondisi prestasi belajar yang dipeoleh
masing-masing siswa setiap mata pelajaran berdasarkan hasil evaluasi dan
penelitian guru
3. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan perpaduan dari
berbagai bidang yang didalamnya menggambarkan usaha, penemuan ide,
dan keputusan manusia yang memberikan pengetahuan keterampilan serta
nilai dan sikap kepada siswa agar mampu memahami akan keadaan
lingkungan dan masalah- masalah yang ada disekitarnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan
metode penelitian tindakan kelas (selanjutnya ditulis PTK) atau dalam
literature bahasa Inggris disebut classroom action research (CAR),
penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh
seorang guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru sehingga
hasil belajar siswa meningkat. Menurut Jhon Eliot ( Departemen
Pendidikan Nasional, 2003:7) bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah
kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalamnya.
Mukhlis, abdul dan Nur Mohamad (http://baskoro1.blogspot.com)
mendefinisikan pengertian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian
yang bersifat sistematis dan siklustis. Selanjutnya menurut Aqib, Z
(2006:13) menyatakan bahwa PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada
menjelaskan bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki
pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk
memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik
tersebut dan agar mau untuk mengubahnya.
Selain itu, menurut Mills (Wardhani. I dan Kuswaya. W, 2008:1.4)
menyatakan bahwa PTK sebagai systemic inquiry yang diakukan oleh
guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan
informasi tentang praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan
untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan praktik merefleksi
diri yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan,
termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli di atas, maka
PTK merupakan kegiatan peneltian yang dilakukan oleh guru yang
difokuskan pada situasi pembelajaran di dalam kelas dan memiliki tujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh Prayitno, BA (http://baskoro1.blogspot.com) bahwa
PTK sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang
(bersiklus) dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi, atau situasi.
PTK merupakan kegiatan yang medorong guru untuk berani
bagi guru tersebut yang melaksanakan PTK. Selain itu, melalui PTK guru
diberi tanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
2. Desain Penelitian
Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
model Kemmis dan MC Tagart . Konsep inti PTK yang dikenalkan oleh
Kemmis dan MC Tagart (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:16)
ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu
perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing),
dan refleksi (reflecting).
Keempat komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut,
yaitu:
a. Rencana yaitu berisi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan
untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan dan sikap sebagai
solusi.
b. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
c. Observasi yaitu kegiatan mengamati atas hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
d. Refleksi merupakan pengkajian atau pertimbangan atas hasil atau
Gambar 2.6 Model PTK yang dikembangkan
Identifikasi Masalah
Observasi Awal Rancangan Tindakan Implementasi
Tindakan
SIKLUS I
Hasil (Dampak PTK) Siklus I
Refleksi Evaluasi Observasi Hasil
Tindakan
SIKLUS II
Rancangan Tindakan II Implementasi
Tindakan II
Observasi Tindakan II
Rancangan Tindakan III Hasil
B. Prosedur dan Langkah Penelitian
1. Merumuskan model pembelajaran yang sesuai serta mengelola kelas
dengan baik. Dalam hal ini model yang akan dilaksanakan yaitu model
pembelajaran inkuiri.
2. Memilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
3. Merancang dan menyusun kegiatan secara menyeluruh yang berupa
siklus tindakan kelas.
4. Menelaah segala kendala yang kemungkinan akan terjadi serta beberapa
alternatif pemecahannya.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan proses penelitian disesuaikan dengan rencana yang
telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan penelitian terdiri dari proses
pembelajaran, evaluasi, dan refleksi pada setiap siklus. Penelitian terdiri
dari tiga siklus dengan setiap siklus dilaksanakan dalam tiga tindakan
serta setiap akhir tindakan dilaksanakan evaluasi. Adapun penjabaran
rencana setiap siklus yaitu:
a. Siklus I ( Senin, 01 April 2013)
1) Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan ini diawali dengan merencanakan ide
penelitian kemudian ditindak lanjuti dengan observasi pelaksanaan
siswa dan hasil pengamatan langsung dalam setiap pembelajaran
IPA. Hal ini membantu peneliti dalam menentukan kelemahan dan
hambatan siswa dalam belajar IPA yang selanjutnya difokuskan
pada pembelajaran IPA yang dijadikan bahan bagi peneliti
kemudian disusun silabus yang sesuai dengan model pembelajaran
tersebut.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
perencanaan yang telah dirumuskan. Dengan alat pengumpul
data yang telah disusun, tim observasi mencermati jalannya
pembelajaran berlangsung secara wajar. Bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru dan
meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
Guru melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana biasanya
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.
3) Tahap Observasi dan Analisis
Guru dibantu oleh teman sejawat melaksankan observasi atau
pengamatan proses pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru
(peneliti). Sasaran pengamatan yang diutamakan adalah
kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktifitas siswa di
4) Tahap Refleksi
Hasil penemuan pada kegiatan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi. Guru
dengan observer mengamati hasil pengamatan selama proses
pembelajaran dan instrument penelitian, guru dapat menarik
kesimpulan pada saat pembelajaran IPA dengan model
pembelajaran inkuiri dan bagaimana hasil belajar siswa, sehinnga
guru dapat menentukan perbaikan pembelajaran sebagai bahan
untuk menyusun tindakan pada siklus kedua.
b. Siklus II (Senin, 15 April 2013)
1) Tahap Perencanaan
Setelah diperoleh gambaran keadaan awal tentang proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri,
guru menyusun rencana tindakan dengan menerapkan model
pembelajaran inkuiri. Guru merancang pembelajaran dengan
menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan model
pembelajaran tersebut.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap tindakan siklus II akan dilaksanakan dengan
menerapkan model pembelajaran inkuiri, siswa dikelompokkan
Guru dan observer memperhatikan pembelajaran pada beberapa
aspek yaitu intelektual siswa yang menyangkut kemampuan
berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif,
jujur dan terbuka.
4) Refleksi
Pada tahap ini, dilakukan pengamatan hasil tindakan yang
dilaksankan, apabila masih terdapat kekurangan dalam
pembelajaran maka harus dilaksanakan siklus berikutnya.
3. Pelaporan
Setelah melakukan refleksi 1 ditemukan beberapa
kekurangan atau kelebihannya, maka pada siklus II dilakukan
tindakan/ pelaksanaan yang harus diperbaiki kembali atau harus
ditingkatkan kembali. Apabila pada siklus II masih terdapat
kekurangan maka kelemahan atau kekurangan itu harus diperbaiki
pada siklus III yaitu pada hari Senin tanggal 22 April 2013. Pada
siklus III ini semua kendala atau hambatan yang dihadapi selama
Gambar 2.7 Skema Alur Penelitian
1. Stuasi dan kondisi kelas
2. Pretes dengan menggunakan
3. Analisis hasil tes II
Pelaksanaan tindakan II
3. Analisi hasil tes II Rekomendasi
C. Subjek Penelitian
Penulis melakukan penelitian tindakan kelas ini di kelas IV SDN
Bojong Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur, dengan jumlah siswa
yang menjadi subyek penelitian adalah 35 orang, terdiri dari 15 orang siswa
laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. Alasan pemilihan lokasi penelitian di
SDN Bojong karena penulis/peneliti merasa perlu melakukan penelitian
tersebut karena prestasi nilai IPA di sekolah tersebut masih di bawah KKM.
Sehingga peneliti berkewajiban untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bojong adalah salah satu Sekolah
Dasar di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur.Terletak dijalan Raya
Bandung. Sekolah ini lokasinya sangat strategis karena berada di pinggir jalan
raya Bandung sehingga terjangkau dengan kendaraan.Bangunan sekolah terdiri
dari 12 ruangan kelas sehingga dalam proses kegiatan belajar mengajar tidak
kekurangan ruangan.Adapun ruangan lainnya adalah : 1 ruangan Kepala
Sekolah, 1 ruangan guru, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan kesenian, 1
ruangan UKS, 1 ruangan mushola, 2 WC siswa yang berada dibelakang
gedung, dan 2 WC guru yang berada didalam riangan guru.Memiliki halaman
yang cukup luas, bersih, dan hijau yang ditumbuhi berbagai jenis bunga dan
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN
Waktu
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
2 Bimbingan Proposal
3 Siklus 1
4 Bimbingan Hasil siklus 1
5 Siklus 2
6 Bimbingan siklus 2
7 Siklus 3
8 Bimbingan siklus 3
9 Penyusunan Laporan Penelitian
10 Bimbingan akhir
E. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam suatu penelitian. Untuk mendapat data yang akurat diperlukan
instrumen yang baik, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan salah satu instrument yang umum
dipakai dalam penelitian tindakan kelas untuk mengumpulkan data.
Observasi adalah tekinik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan- pencatatan terhadap
keadaan perilaku objek sasaran (Abdurrahmat Fathoni, 2005 : 104).
Observasi dilakukan dengan melibatkan observer dan menggunakan
lembar observasi setiap penemuan. Hal ini bertujuan untuk melihat
perkembangan proses pembelajaran seperti kekurangan yang terjadi
ketika guru melakukan proses pembelajaran dikelas dan kendala-
kendala yang dihadapi untuk dijadikan patokan dalam melakukan
perbaikan untuk siklus berikutnya agar pembelajaran dapat diadopsi
dengan baik oleh siswa.
2. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan melalui pertanyaan- pertanyaan
verbal.Denzin (dalam Wiriaatmadja, 2005 : 117), mendefinisikan
bahwa wawancara diajukan secara verbal kepada orang- orang yang
dipandang perlu. Dengan demikian lembar wawancara dapat
diartikan sebagai suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di
dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar wawancara berlangsung
efektif, adalah :
a. Bersikap sebagai pewawancara yang simpatik, perhatian dan
pendengar yang baik.
b. Bersikap netral.
c. Bersikap tenang, tidak terburu- buru serta tidak ragu- ragu.
d. Meyakinkan siswa bahwa pendapatnya penting.
e. Memperhatikan bahasa yang digunakan, jika perlu ulangi
pertanyaan apabila siswa menjawab terlalu umum atau kabur
sifatnya supaya lebih jelas.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan salah satu alat pengumpulan data yang
dipergunakan untuk memperoleh data secara objektif yang tidak
dapat terekam melalui lembar observasi (Suhardjono, 2006 : 78).
Dengan begitu catatanlapangan bermanfaat untuk merekam hal- hal
atau kejadian- kejadian penting yang tidak terekam pada lembar
observasi selama pelaksanaan tindakan atau bahan- bahan lain yang
4. Lembar Kerja Siswa
Alat evaluasi yang dipergunkan dalam siklus I sampai III dalam
setiap tindakannya, berupa LKS baik kelompok maupun individu.
LKS kelompok diberikan ketika proses pembelajaran berlangsung,
untuk memberi arahan agar siswa dapat menemukan konsep sendiri
dan LKS individu diberikan kepada siswa ketika akhir
pembelajaran, sebgai tugas dalam rangka tindak lanjut. LKS
individu merupakan instrument yang dipergunakan untuk
mengumpulkan sejumlah data mengenai prestasi belajar siswa
secara individu, sekaligus untuk memperoleh gambaran mengenai
daya serap dan tingkat keberhasilan terhadap materi pelajaran yang
telah diberikan, sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan guru
dalam mengajar.
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui catatan observasi dan
catatan yang dilakukan sejak awal penelitian siklus 1 sampai dengan siklus
III. Diharapkan catatan observasi dapat dipergunakan untuk mengetahui
peningkatan aktivitas siswa, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukurr
peningkatan prestasi siswa dalam pemecahan masalah belajar siswa. Pada
pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari
kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian
tujuan.
2. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah, yang mana hasilnya
dapat dijadikan bahan untuk analisis. Data ini bermanfaat bagi peneliti
untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan dan hasil belajar siswa.
Setelah mengikuti proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran
inkuiri. Teknik pengolahan data dapat dipaparkan sebagai berikut :
a. Observasi
Hasil observasi yang diperoleh kemudian dianaliss sebagai bahan
perenungan untuk mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran yang
telah dilaksankan, ataupun dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan
dari pembelajaran yang berlangsung, sehingga pada pembelajaran
berikutnya dapat diperbaiki.
b. Wawancara
Dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan
secara umum tentang penerapan model pembelajaran inkuiri untuk
c. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Evaluasi
Data tes tertulis berasal dari tes formatif dan tes sumatif. Peneliti
menganalisa data hasil tes siswa dari setiap siklus tindakan yang telah
dilaksanakan, data hasil tes berupa jawaban siswa terhadap tipe soal
uraian. Kemudian dari data tersebut dihitung persentase setiap skornya
dengan menggunakan rumus :
Persentase tiap skor = jumlah siswa yang menjawab benar tiap skor x 100%
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan tinjauan pustaka
yang dikemukan pada bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SDN Bojong V
dilakukan dengan tiga siklus, yang setiap siklusnya menerapkan
langka- langkah; membahas materi, mengumpulkan data dan verifikasi
data, mengelompokkan siswa, mengumpulkan unsur baru, melaporkan
hasil kegiatan kelompok, menganalisis proses inkuiri, pada tahap akhir
melakukan test akhir (post test).
Penerapan model pembelajaran inkuiri dalam setiap tindakan pada
pembelajaran IPA pada materi Bagaian- bagian Tumbuhan dan
Fungsinya mendapatkan kesan dan respon yang cukup baik dari para
siswa, hal ini terlihat pada proses pembelajaran itu sendiri yang
mengalami peningkatan pada setiap siklus, sikaop dan prestasi siswa
yang cukup baik dalam setiap pembelajaran. Temuan yang tidak kalah
pentingnya adalah siswa menjadi terbiasa untuk berfikir kritis dan
kreatif dalam merumuskan dan memecahkan suatu permasalahan.
inkuiri mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam setiap
siklusnya. Hal ini terlihat dari hasil kerja kelompok maupun dari hasil
evaluasi. Nilai rata- rata kerja kelompok siklus I mencapai 70, siklus II
mencapai 75 dan siklus III mencapai nilai 85. Sedangkan nilai rata-
rata evaluasi siklus I mencapai 68, siklus II mencapai 76 dan siklus III
mencapai nilai 82. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa
cukup merata dengan tingkat pencapaian yang tergolong cukup
berhasil.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan metode
pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan yang cukup baik dalam
setiap siklusnya, hal ini dapat terlihat dari aktivitas siswa selama
proses pembelajaran, di mana siswa dapat bekerjasama dalam diskusi
kelompok, aktif dalam kegiatan tanya jawab, dapat memanfaatkan alat
peraga yang disediakan dalam menyelesaikan permasalahan dan proses
pembelajaran lebih interakktif, ini dapat dilihat dari proses pelaporan
hasil diskusi kelompok banyak siswa yang memberi tanggapan, baik
siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan tinjauan pustaka
yang dikemukakan pada bab terdahulu, peneliti akan mengemukakan
1. Bagi Guru :
a. Supaya meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang akan
memantapkan keprofesionalan guru di Sekolah Dasar yang dapat
dijadikan bahan atau alat untuk penambahan pengajaran yang
akurat, praktis/ pengajaran yang aktif, relevan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Agar dapat meningkatakan kemampuan mengajar dengan
mengotimalkan pembelajaran di dalam dan di luar kelas untuk
memotivasi siswa serta melakukan pembelajaran yang lebih aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
c. Dalam proses belajar mengajar guru menjadikan model
pembelajaran inkuiri sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran
IPA. Untuk selanjutnya hendaknya mempertimbangkan sebagai
bahan pemikiran untuk menyusun strategi yang tepat agar
pendekatan pembelajaran ini benar- benar dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dan aktivitas siswa dalam proses belajar lebih
meningkat.
d. Guru harus berani menggunakan pendekatan pembelajaran yang
baru digunakan dan membiasakan siswa dengan model- model
pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan pemahaman siswa
pada suatu konsep dengan cara diberi kebebasan untuk
e. Penggunaan alat peraga yang dipakai harus sesuai dengan materi
pelajaran, dan mudah digunakan oleh siswa karena dalam
pendekatan model inkuiri dibutuhkan alat peraga yang kongkrit
yang dapat diadaptasi secara langsung oleh siswa dan sesuai
dengan situasi pembelajaran saat itu.
2. Bagi Kepala Sekolah :
Hendaknya memberi bimbingan dan kesempatan kepada guru untuk
menggunakan berbagai model yang dapat meningkatkan minat,
aktivitas dan prestasi belajar siswa.
3. Bagi Instansi / Dinas Pendidikan :
Hendaknya sering mengadakan seminar- seminar atau lokakarya
tentang berbagai model pembelajaran yang dapat diikuti oleh para
guru, agar mereka bertambah wawasannya dalam mengembangkan
model pembelajaran supaya lebih kreatif dalam mengemas pelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. (2006). Penelitian tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widy.
Badan Standar Nasional Pendidikan (2007). Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: BP. Cipta Jaya.
Budi, w. (2004). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV.Bandung: Pusat Perbukuan Dep Dik Nas.
Dahar, RW. (1996). Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hernawan, H. A, dkk. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar.Bandung: UPI Pres.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu Pengetahuan Alam.
Ibrahim, M. (2009). Pembelajaran Inkuiri.
Irianto, DM dan Didin, S (1999). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI.
Leo, SR. (2004). “Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan. 1,
49-56. Bandung : UPI
Mahmuddin. (2009). Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran.. [Online].
Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/10/pendekatan-inkuiri-dalam- pembelajaran/. [7 Maret 2010]
Mudjito. (1994). Sarana Penunjang Belajar
Prayitno, BA. (2008). Konsep Dasar PTK. [Online]. Tersedia :
http://baskoro1.blogspot.com/2008/06/konsep-dasar-ptk-penelitian-tindakan.html. [7 Maret 2010]
Samatowa, U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan.
Sumantri, M dan Johar, P. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media.
Sriyuliariatiningsih, M dan Hilda, K. ( 2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi/ Model-model Pembelajaran. Bandung: Bina Media Informasi.
Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wardhani, I dan Kuswaya, W. (2008). Penelitian tindakan Kelas. Bandung: Universita Terbuka.