• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas IV SDN Bojong Karangtengah Cianjur Pada Materi pokok bagian- bagian t

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas IV SDN Bojong Karangtengah Cianjur Pada Materi pokok bagian- bagian t"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MATERI

BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN BojongV Karangtengah Cianjur Pada Materi Pokok Bagian- bagian Tumbuhan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

CITRA RAHMAWATI

0908434

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

2013

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

===============================================================

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MATERI

BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN BojongV Karangtengah Cianjur Pada Materi Pokok Bagian- bagian Tumbuhan)

Oleh

CITRA RAHMAWATI

0908434

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© CITRA RAHMAWATI

2013

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)
(4)
(5)

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN

PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas IV SDN Bojong Karangtengah Cianjur Pada Materi pokok bagian- bagian tumbuhan)

Oleh

CITRA RAHMAWATI

0908434

ABSTRAK

(6)

DAFTAR ISI

BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD... 9

B. Metode Pembelajaran Inkuiri... 15

C. Hasil Belajar... 23

D. Materi Bagian- bagian Tumbuhan... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... A. Metode dan Pendekatan... 38

B. Prosedur dan Langkah Penelitian... 42

C. Subjek Penelitian... 47

D. Lokasi Penelitian... 47

E. Instrumen Penelitian... 49

F. Teknik Pengumpulan Data... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... A. Deskripsi Tentang Sekolah... 54

(7)

B. Rekomendasi... 108 DAFTAR PUSTAKA... 111 LAMPIRAN- LAMPIRAN... 112 DAFTAR RIWAYAT HIDUP... .

(8)

DAFTAR TABEL

4.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)... 58

4.6 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus 1... 68

4.7 Daftar Nilai Hasil Post Test Individu siklus 1... 69

4.8 Tanggapan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri siklus I... 72

4.9 Tanggapan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri siklus I... 73

4.10 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus II... 83

4.11 Daftar Nilai Hasil Post Test Individu Siklus II... 84

4.12 Tanggapan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri siklus II... 87

4.13 Tanggapan Observer terhadap Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Inkuiri... 88

4.14 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus III... 97

4.15 Daftar Nilai Hasil Post Test Individu Siklus III... 99

4.16 Tanggapan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri siklus III... 100

4.17 Tanggapan Observer terhadap Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Inkuiri... 101

4.18 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus 1, II, III... 104

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagian- bagian Akar... 27

2.2 Bagian- bagian Batang... 29

2.3 Bagian- bagian Daun... 33

2.4 Bagian- bagian Bunga... 35

2.5 Bagian- bagian buah dan biji... 37

2.6 Model PTK yang dikembangkan... 41

2.7 Skema Alur Penelitian... 46

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Peningkatan Hasil Kerja Kelompok Siswa... 106

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

SILABUS...

LAMPIRAN A : RPP

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1... 116

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 122

A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 129

LAMPIRAN B : INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Soal Pre- Post Test Siklus 1... 135

B.2 Kunci jawaban Pre- Post Test Siklus 1... 136

B.3 Lembar Kerja Siswa Siklus 1... 137

B.4 Format Observasi Guru Siklus 1... 139

B.5 Soal Pre- Post Test Siklus II... 141

B.6 Kunci jawaban Pre- Post Test Siklus II... 142

B.7 Lembar Kerja Siswa Siklus II... 143

B.8 Format Observasi Guru Siklus II... 145

B.9 Soal Pre- Post Test Siklus III... 147

B.10 Kunci jawaban Pre- Post Test Siklus III... 148

B.11 Lembar Kerja Siswa Siklus III... 150

(12)

LAMPIRAN C : HASIL PENELITIAN Halaman

C.1 Format Hasil Wawancara Dengan Siswa... 154

C.2 Hasil Observasi Keterlaksanaan Siklus 1... 155

C.3 Hasil Kegiatan Observasi Guru... 157

C.4 Hasil Nilai Pre- test dan Post Test 1... 159

C.5 Hasil Kerja Siswa Siklus 1... 160

C.6 Format Hasil Wawancara Dengan siswa... 162

C.7 Hasil Observasi Keterlaksanaan Siklus II... 163

C.8 Hasil Kegiatan Observasi Guru... 165

C.9 Hasil Nilai Pre- test dan Post Test II... 167

C.10 Hasil Kerja Siswa Siklus II... 168

C.11 Format Hasil Wawancara Dengan siswa... 170

C.12 Hasil Observasi Keterlaksanaan Siklus III... 171

C.13 Hasil Kegiatan Observasi Guru... 173

C.14 Hasil Nilai Pre- test dan Post Test III... 175

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

pengembangan kemampuan siswa SD bidang Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) yang sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang

lebih tinggi maupun untuk mengembangkan dan membutuhkan

bakat,minat,dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

Pendidikan IPA bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan

kompetensi agar siswa memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan

diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Pentingnya pembelajaran IPA di mantapkan dalam UU Sisdiknas

1989 pada pasal 36 ayat (3) dan tap MPR.No.II/MPR/1993 yang

menyatakan antara lain bahwa pengetahuan termasuk IPA

(Depdikbud,1993).

Secara umum tujuan pembelajaran IPA SD agar siswa memahami

(14)

ilmiah yang sederhana serta menyadari kebesaran Allah SWT sebagai

pencipta alam semesta.

Berdasarkan GBPP dan rambu-rambu yang ada maka dalam

pelaksanaannya dengan memaksimalkan pemanfaatan sebagai sarana

penunjang seperti perpustakaan, alat peraga, lingkungan, dan budaya

(Mudjito Ak:1994:10). Kondisi tersebut harus didukung sumber daya

manusia dalam bentuk kompetensi guru kelas dalam bidang pendidikan

pengajaran dan kemampuan menggunakan secara tepat.

Semua guru atau siswa selalu mengharapkan agar setiap proses

belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru

mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang diajarkan,

siswa pun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan

pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang

memuaskan. Akan tetapi harapan– harapan itu tidak selalu dapat terwujud.

Masih banyak siswa yang kurang memahami penjelasan guru.

Berdasarkan pengamatan penulis selama ini khususnya di SDN

Bojong V Cianjur, pola pembelajaran yang diterapkan masih

konvensional, dimana siswa ditempatkan sebagai objek yang berperan

sebagai penerima informasi secara pasif. Proses pembelajaran mengarah

pada penguasaan hapalan konsep dan teori. Dalam pembelajaran IPA guru

jarang mengadakan pengamatan langsung, percobaan dan simulasi,

penggunaan alat peraga masih sangat kurang, hal ini terbukti dan masih

(15)

diatas KKM sebesar (57%) atau sebanyak 20 siswa, sedangkan dibawah

KKM sebesar (43%) atau sebanyak 15 siswa.

Masalah – masalah yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran

tidak muncul begitu saja, tetapi ada faktor–faktor penyebabnya. Apabila

guru mampu mengidentifikasi penyebab timbulnya masalah yang dialami

oleh siswa, maka guru tersebut akan dapat melakukan penanganan–

penanganan yang tepat dalam memecahkan masalah pembelajarannya.

Contoh masalah yang sering muncul dalam pembelajaran yaitu siswa

kurang memahami penjelasan guru, siswa tidak mengerti kata, kalimat,

bentuk kalimat, yang diucapkan ataupun yang ditulis. Hal Ini mungkin

karena penjelasan guru tidak disertai alat peraga atau alat peraga

kurang atau bahkan tidak sesuai.

Sejujurnya penggunaan alat peraga untuk pembelajaran IPA di

SD jarang bahkan hampir tidak pernah digunakan oleh guru-guru SD,

padahal alat peraga itu ada. Akhirnya alat peraga itu hanya jadi pajangan

kantor atau tersimpan rapi di lemari. Alat peraga IPA tidak perlu mahal,

kita bisa menemukannya di sekitar kita seperti kebun sekolah, sawah,

sungai, dan semua yang kita lihat di alam raya ini. Oleh karena itu tugas

PTK yang kami laksanakan ini mencoba mengambil tema “ Penerapan

Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPA dengan Materi Bagian Tumbuhan- tumbuhan ” Tentu saja

(16)

Melihat dari permasalahan tersebut, tentunya perlu ada sebuah

penelitian tindakan kelas untuk membantu dalam upaya perbaikan

pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode inkuiri. Melalui metode

inkuiri, siswa dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran serta siswa

diberikan kebebasan untuk mencari sendiri konsep-konsep yang ada dalam

materi pembelajaran berdasarkan penemuannya. Dalam penggunaan

pendekatan ini peran guru tidak terlihat dominan, guru bertindak selaku

organisator dan fasilitator. Sehingga konsep mengajar dalam pendekatan

inkuiri berarti mengorganisasi belajar. Dalam hal ini, guru tidak

memberitahukan konsep-konsep IPA tetapi membimbing siswa

menemukan konsep-konsep tersebut dengan sendirinya melalui kegiatan

belajar, sehingga apabila penemuan konsep tersebut didapat berdasarkan

kegiatan dan pengalaman belajar siswa maka konsep yang didapatnya akan

teringat oleh siswa dalam waktu yang lama. Selain itu, melalui

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajarannya akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa,

dikarenakan siswa tidak akan cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

Manfaat metode inkuiri dari sudut pandang siswa, bahwa penggunaan

pendekatan inkuiri merupakan akhir dari kegiatan belajar yang hanya

melalui proses mendengar saja dan mengganti dengan kegiatan belajar

yang mmegaktifkan siswa sehingga memberikan kesempatan bagi siswa

untuk mencapai tujuan yang nyata dan asli berdasarkan pengetahuan awal

(17)

kegiatan belajar yang hanya berbicara saja saat mengajar dan mengubah

peran guru menjadi rekan belajar dan pembimbing serta fasilitator bagi

siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini

sebagai berikut : „Bagaimana metode inkuiri dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi bagian-bagian tumbuhan.

Untuk lebih memperjelas permasalahan yang diteliti maka

munculah pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil

belajar siswa di kelas IV SDN Bojong V?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan

metode pembelajaran inkuiri di kelas IV SDN Bojong V?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang

profil kemampuan siswa dalam melakukan penyelidikan ilmiah pada

kegiatan praktikum yang meliputi :

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan

(18)

2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa sesudah

menggunakan metode pembelajaran inkuiri di kelas IV SDN

Bojong V.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak yang terkait, adapun manfaat yang diharapkan adalah :

1. Bagi siswa

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, menguji kemampuan

intelektual dan membiasakan teknik belajar siswa secara mandiri

ataupun kelompok. Serta memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif

dan kreatif.

2. Bagi guru

Diharapkan bisa menjadi bahan introspeksi diri dalam meningkatkan

kemampuan mengajar dalam mengoptimalkan pembelajaran didalam

dan diluar kelas untuk lebih memotivasi siswa serta melakukan

pembelajaran yang lebih aktif, kretif, efektif dan menyenangkan.

Selain itu untuk penambahan pengajaran yang akurat, praktis.

Pengajaran yang aktif, relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Bagi sekolah

Dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran yang dianggap sesuai dengan kebutuhan serta

(19)

4. Bagi peneliti

Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman

baru mengenai pengkajian berbagai masalah yang dihadapi siswa

dalam rangka pencapaian keberhasilan belajar melalui penelitian

secara langsung.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran, selanjutnya

dirumuskan dalam hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi bagian- bagian

tumbuhan

2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan

model pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan yang cukup

baik dalam setiap siklusnya.

3. Respon siswa cukup baik terhadap penerapan model pembelajaran

inkuiri pada pembelajaran IPA dengan materi bagian- bagian

tumbuhan dan fungsinya.

F. Definisi Operasional

(20)

memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan,

sehingga dapat bekerja lebih terarah. Maka terdapat beberapa istilah yang

perlu didefinisikan secara operasional, yaitu:

1. Metode inkuiri adalah pembelajaran dengan bertanya atau menyelidiki,

dimana aktifitas siswa menemukan sendiri konsep baru melalui

pengamatan dan tanya jawab (Irianto, DM dan Didin S, 1999:15)

2. Hasil belajar adalah suatu kondisi prestasi belajar yang dipeoleh

masing-masing siswa setiap mata pelajaran berdasarkan hasil evaluasi dan

penelitian guru

3. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan perpaduan dari

berbagai bidang yang didalamnya menggambarkan usaha, penemuan ide,

dan keputusan manusia yang memberikan pengetahuan keterampilan serta

nilai dan sikap kepada siswa agar mampu memahami akan keadaan

lingkungan dan masalah- masalah yang ada disekitarnya.

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

metode penelitian tindakan kelas (selanjutnya ditulis PTK) atau dalam

literature bahasa Inggris disebut classroom action research (CAR),

penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh

seorang guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru sehingga

hasil belajar siswa meningkat. Menurut Jhon Eliot ( Departemen

Pendidikan Nasional, 2003:7) bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah

kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas

tindakan di dalamnya.

Mukhlis, abdul dan Nur Mohamad (http://baskoro1.blogspot.com)

mendefinisikan pengertian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian

yang bersifat sistematis dan siklustis. Selanjutnya menurut Aqib, Z

(2006:13) menyatakan bahwa PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada

(22)

menjelaskan bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki

pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk

memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik

tersebut dan agar mau untuk mengubahnya.

Selain itu, menurut Mills (Wardhani. I dan Kuswaya. W, 2008:1.4)

menyatakan bahwa PTK sebagai systemic inquiry yang diakukan oleh

guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan

informasi tentang praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan

untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan praktik merefleksi

diri yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan,

termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.

Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli di atas, maka

PTK merupakan kegiatan peneltian yang dilakukan oleh guru yang

difokuskan pada situasi pembelajaran di dalam kelas dan memiliki tujuan

untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran. Seperti halnya yang

dikemukakan oleh Prayitno, BA (http://baskoro1.blogspot.com) bahwa

PTK sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang

(bersiklus) dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk

melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,

kompetensi, atau situasi.

PTK merupakan kegiatan yang medorong guru untuk berani

(23)

bagi guru tersebut yang melaksanakan PTK. Selain itu, melalui PTK guru

diberi tanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.

2. Desain Penelitian

Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

model Kemmis dan MC Tagart . Konsep inti PTK yang dikenalkan oleh

Kemmis dan MC Tagart (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:16)

ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu

perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing),

dan refleksi (reflecting).

Keempat komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut,

yaitu:

a. Rencana yaitu berisi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan

untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan dan sikap sebagai

solusi.

b. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai

perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

c. Observasi yaitu kegiatan mengamati atas hasil atau dampak dari

tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

d. Refleksi merupakan pengkajian atau pertimbangan atas hasil atau

(24)

Gambar 2.6 Model PTK yang dikembangkan

Identifikasi Masalah

Observasi Awal Rancangan Tindakan Implementasi

Tindakan

SIKLUS I

Hasil (Dampak PTK) Siklus I

Refleksi Evaluasi Observasi Hasil

Tindakan

SIKLUS II

Rancangan Tindakan II Implementasi

Tindakan II

Observasi Tindakan II

Rancangan Tindakan III Hasil

(25)

B. Prosedur dan Langkah Penelitian

1. Merumuskan model pembelajaran yang sesuai serta mengelola kelas

dengan baik. Dalam hal ini model yang akan dilaksanakan yaitu model

pembelajaran inkuiri.

2. Memilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

3. Merancang dan menyusun kegiatan secara menyeluruh yang berupa

siklus tindakan kelas.

4. Menelaah segala kendala yang kemungkinan akan terjadi serta beberapa

alternatif pemecahannya.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan proses penelitian disesuaikan dengan rencana yang

telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan penelitian terdiri dari proses

pembelajaran, evaluasi, dan refleksi pada setiap siklus. Penelitian terdiri

dari tiga siklus dengan setiap siklus dilaksanakan dalam tiga tindakan

serta setiap akhir tindakan dilaksanakan evaluasi. Adapun penjabaran

rencana setiap siklus yaitu:

a. Siklus I ( Senin, 01 April 2013)

1) Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan ini diawali dengan merencanakan ide

penelitian kemudian ditindak lanjuti dengan observasi pelaksanaan

(26)

siswa dan hasil pengamatan langsung dalam setiap pembelajaran

IPA. Hal ini membantu peneliti dalam menentukan kelemahan dan

hambatan siswa dalam belajar IPA yang selanjutnya difokuskan

pada pembelajaran IPA yang dijadikan bahan bagi peneliti

kemudian disusun silabus yang sesuai dengan model pembelajaran

tersebut.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan

perencanaan yang telah dirumuskan. Dengan alat pengumpul

data yang telah disusun, tim observasi mencermati jalannya

pembelajaran berlangsung secara wajar. Bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru dan

meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

Guru melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana biasanya

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

3) Tahap Observasi dan Analisis

Guru dibantu oleh teman sejawat melaksankan observasi atau

pengamatan proses pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru

(peneliti). Sasaran pengamatan yang diutamakan adalah

kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktifitas siswa di

(27)

4) Tahap Refleksi

Hasil penemuan pada kegiatan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi. Guru

dengan observer mengamati hasil pengamatan selama proses

pembelajaran dan instrument penelitian, guru dapat menarik

kesimpulan pada saat pembelajaran IPA dengan model

pembelajaran inkuiri dan bagaimana hasil belajar siswa, sehinnga

guru dapat menentukan perbaikan pembelajaran sebagai bahan

untuk menyusun tindakan pada siklus kedua.

b. Siklus II (Senin, 15 April 2013)

1) Tahap Perencanaan

Setelah diperoleh gambaran keadaan awal tentang proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri,

guru menyusun rencana tindakan dengan menerapkan model

pembelajaran inkuiri. Guru merancang pembelajaran dengan

menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan model

pembelajaran tersebut.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap tindakan siklus II akan dilaksanakan dengan

menerapkan model pembelajaran inkuiri, siswa dikelompokkan

(28)

Guru dan observer memperhatikan pembelajaran pada beberapa

aspek yaitu intelektual siswa yang menyangkut kemampuan

berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif,

jujur dan terbuka.

4) Refleksi

Pada tahap ini, dilakukan pengamatan hasil tindakan yang

dilaksankan, apabila masih terdapat kekurangan dalam

pembelajaran maka harus dilaksanakan siklus berikutnya.

3. Pelaporan

Setelah melakukan refleksi 1 ditemukan beberapa

kekurangan atau kelebihannya, maka pada siklus II dilakukan

tindakan/ pelaksanaan yang harus diperbaiki kembali atau harus

ditingkatkan kembali. Apabila pada siklus II masih terdapat

kekurangan maka kelemahan atau kekurangan itu harus diperbaiki

pada siklus III yaitu pada hari Senin tanggal 22 April 2013. Pada

siklus III ini semua kendala atau hambatan yang dihadapi selama

(29)

Gambar 2.7 Skema Alur Penelitian

1. Stuasi dan kondisi kelas

2. Pretes dengan menggunakan

3. Analisis hasil tes II

Pelaksanaan tindakan II

3. Analisi hasil tes II Rekomendasi

(30)

C. Subjek Penelitian

Penulis melakukan penelitian tindakan kelas ini di kelas IV SDN

Bojong Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur, dengan jumlah siswa

yang menjadi subyek penelitian adalah 35 orang, terdiri dari 15 orang siswa

laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. Alasan pemilihan lokasi penelitian di

SDN Bojong karena penulis/peneliti merasa perlu melakukan penelitian

tersebut karena prestasi nilai IPA di sekolah tersebut masih di bawah KKM.

Sehingga peneliti berkewajiban untuk melakukan penelitian di sekolah

tersebut.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bojong adalah salah satu Sekolah

Dasar di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur.Terletak dijalan Raya

Bandung. Sekolah ini lokasinya sangat strategis karena berada di pinggir jalan

raya Bandung sehingga terjangkau dengan kendaraan.Bangunan sekolah terdiri

dari 12 ruangan kelas sehingga dalam proses kegiatan belajar mengajar tidak

kekurangan ruangan.Adapun ruangan lainnya adalah : 1 ruangan Kepala

Sekolah, 1 ruangan guru, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan kesenian, 1

ruangan UKS, 1 ruangan mushola, 2 WC siswa yang berada dibelakang

gedung, dan 2 WC guru yang berada didalam riangan guru.Memiliki halaman

yang cukup luas, bersih, dan hijau yang ditumbuhi berbagai jenis bunga dan

(31)

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN

Waktu

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal

2 Bimbingan Proposal

3 Siklus 1

4 Bimbingan Hasil siklus 1

5 Siklus 2

6 Bimbingan siklus 2

7 Siklus 3

8 Bimbingan siklus 3

9 Penyusunan Laporan Penelitian

10 Bimbingan akhir

(32)

E. Instrument Penelitian

Instrument penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam suatu penelitian. Untuk mendapat data yang akurat diperlukan

instrumen yang baik, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan salah satu instrument yang umum

dipakai dalam penelitian tindakan kelas untuk mengumpulkan data.

Observasi adalah tekinik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan- pencatatan terhadap

keadaan perilaku objek sasaran (Abdurrahmat Fathoni, 2005 : 104).

Observasi dilakukan dengan melibatkan observer dan menggunakan

lembar observasi setiap penemuan. Hal ini bertujuan untuk melihat

perkembangan proses pembelajaran seperti kekurangan yang terjadi

ketika guru melakukan proses pembelajaran dikelas dan kendala-

kendala yang dihadapi untuk dijadikan patokan dalam melakukan

perbaikan untuk siklus berikutnya agar pembelajaran dapat diadopsi

dengan baik oleh siswa.

2. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan melalui pertanyaan- pertanyaan

verbal.Denzin (dalam Wiriaatmadja, 2005 : 117), mendefinisikan

bahwa wawancara diajukan secara verbal kepada orang- orang yang

(33)

dipandang perlu. Dengan demikian lembar wawancara dapat

diartikan sebagai suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di

dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar wawancara berlangsung

efektif, adalah :

a. Bersikap sebagai pewawancara yang simpatik, perhatian dan

pendengar yang baik.

b. Bersikap netral.

c. Bersikap tenang, tidak terburu- buru serta tidak ragu- ragu.

d. Meyakinkan siswa bahwa pendapatnya penting.

e. Memperhatikan bahasa yang digunakan, jika perlu ulangi

pertanyaan apabila siswa menjawab terlalu umum atau kabur

sifatnya supaya lebih jelas.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan salah satu alat pengumpulan data yang

dipergunakan untuk memperoleh data secara objektif yang tidak

dapat terekam melalui lembar observasi (Suhardjono, 2006 : 78).

Dengan begitu catatanlapangan bermanfaat untuk merekam hal- hal

atau kejadian- kejadian penting yang tidak terekam pada lembar

observasi selama pelaksanaan tindakan atau bahan- bahan lain yang

(34)

4. Lembar Kerja Siswa

Alat evaluasi yang dipergunkan dalam siklus I sampai III dalam

setiap tindakannya, berupa LKS baik kelompok maupun individu.

LKS kelompok diberikan ketika proses pembelajaran berlangsung,

untuk memberi arahan agar siswa dapat menemukan konsep sendiri

dan LKS individu diberikan kepada siswa ketika akhir

pembelajaran, sebgai tugas dalam rangka tindak lanjut. LKS

individu merupakan instrument yang dipergunakan untuk

mengumpulkan sejumlah data mengenai prestasi belajar siswa

secara individu, sekaligus untuk memperoleh gambaran mengenai

daya serap dan tingkat keberhasilan terhadap materi pelajaran yang

telah diberikan, sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan guru

dalam mengajar.

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui catatan observasi dan

catatan yang dilakukan sejak awal penelitian siklus 1 sampai dengan siklus

III. Diharapkan catatan observasi dapat dipergunakan untuk mengetahui

peningkatan aktivitas siswa, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukurr

peningkatan prestasi siswa dalam pemecahan masalah belajar siswa. Pada

(35)

pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari

kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian

tujuan.

2. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah, yang mana hasilnya

dapat dijadikan bahan untuk analisis. Data ini bermanfaat bagi peneliti

untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan dan hasil belajar siswa.

Setelah mengikuti proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran

inkuiri. Teknik pengolahan data dapat dipaparkan sebagai berikut :

a. Observasi

Hasil observasi yang diperoleh kemudian dianaliss sebagai bahan

perenungan untuk mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran yang

telah dilaksankan, ataupun dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan

dari pembelajaran yang berlangsung, sehingga pada pembelajaran

berikutnya dapat diperbaiki.

b. Wawancara

Dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan

secara umum tentang penerapan model pembelajaran inkuiri untuk

(36)

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Evaluasi

Data tes tertulis berasal dari tes formatif dan tes sumatif. Peneliti

menganalisa data hasil tes siswa dari setiap siklus tindakan yang telah

dilaksanakan, data hasil tes berupa jawaban siswa terhadap tipe soal

uraian. Kemudian dari data tersebut dihitung persentase setiap skornya

dengan menggunakan rumus :

Persentase tiap skor = jumlah siswa yang menjawab benar tiap skor x 100%

(37)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan tinjauan pustaka

yang dikemukan pada bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SDN Bojong V

dilakukan dengan tiga siklus, yang setiap siklusnya menerapkan

langka- langkah; membahas materi, mengumpulkan data dan verifikasi

data, mengelompokkan siswa, mengumpulkan unsur baru, melaporkan

hasil kegiatan kelompok, menganalisis proses inkuiri, pada tahap akhir

melakukan test akhir (post test).

Penerapan model pembelajaran inkuiri dalam setiap tindakan pada

pembelajaran IPA pada materi Bagaian- bagian Tumbuhan dan

Fungsinya mendapatkan kesan dan respon yang cukup baik dari para

siswa, hal ini terlihat pada proses pembelajaran itu sendiri yang

mengalami peningkatan pada setiap siklus, sikaop dan prestasi siswa

yang cukup baik dalam setiap pembelajaran. Temuan yang tidak kalah

pentingnya adalah siswa menjadi terbiasa untuk berfikir kritis dan

kreatif dalam merumuskan dan memecahkan suatu permasalahan.

(38)

inkuiri mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam setiap

siklusnya. Hal ini terlihat dari hasil kerja kelompok maupun dari hasil

evaluasi. Nilai rata- rata kerja kelompok siklus I mencapai 70, siklus II

mencapai 75 dan siklus III mencapai nilai 85. Sedangkan nilai rata-

rata evaluasi siklus I mencapai 68, siklus II mencapai 76 dan siklus III

mencapai nilai 82. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa

cukup merata dengan tingkat pencapaian yang tergolong cukup

berhasil.

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan metode

pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan yang cukup baik dalam

setiap siklusnya, hal ini dapat terlihat dari aktivitas siswa selama

proses pembelajaran, di mana siswa dapat bekerjasama dalam diskusi

kelompok, aktif dalam kegiatan tanya jawab, dapat memanfaatkan alat

peraga yang disediakan dalam menyelesaikan permasalahan dan proses

pembelajaran lebih interakktif, ini dapat dilihat dari proses pelaporan

hasil diskusi kelompok banyak siswa yang memberi tanggapan, baik

siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan tinjauan pustaka

yang dikemukakan pada bab terdahulu, peneliti akan mengemukakan

(39)

1. Bagi Guru :

a. Supaya meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang akan

memantapkan keprofesionalan guru di Sekolah Dasar yang dapat

dijadikan bahan atau alat untuk penambahan pengajaran yang

akurat, praktis/ pengajaran yang aktif, relevan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Agar dapat meningkatakan kemampuan mengajar dengan

mengotimalkan pembelajaran di dalam dan di luar kelas untuk

memotivasi siswa serta melakukan pembelajaran yang lebih aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan.

c. Dalam proses belajar mengajar guru menjadikan model

pembelajaran inkuiri sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran

IPA. Untuk selanjutnya hendaknya mempertimbangkan sebagai

bahan pemikiran untuk menyusun strategi yang tepat agar

pendekatan pembelajaran ini benar- benar dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dan aktivitas siswa dalam proses belajar lebih

meningkat.

d. Guru harus berani menggunakan pendekatan pembelajaran yang

baru digunakan dan membiasakan siswa dengan model- model

pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan pemahaman siswa

pada suatu konsep dengan cara diberi kebebasan untuk

(40)

e. Penggunaan alat peraga yang dipakai harus sesuai dengan materi

pelajaran, dan mudah digunakan oleh siswa karena dalam

pendekatan model inkuiri dibutuhkan alat peraga yang kongkrit

yang dapat diadaptasi secara langsung oleh siswa dan sesuai

dengan situasi pembelajaran saat itu.

2. Bagi Kepala Sekolah :

Hendaknya memberi bimbingan dan kesempatan kepada guru untuk

menggunakan berbagai model yang dapat meningkatkan minat,

aktivitas dan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Instansi / Dinas Pendidikan :

Hendaknya sering mengadakan seminar- seminar atau lokakarya

tentang berbagai model pembelajaran yang dapat diikuti oleh para

guru, agar mereka bertambah wawasannya dalam mengembangkan

model pembelajaran supaya lebih kreatif dalam mengemas pelajaran

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. (2006). Penelitian tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widy.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2007). Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Budi, w. (2004). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV.Bandung: Pusat Perbukuan Dep Dik Nas.

Dahar, RW. (1996). Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hernawan, H. A, dkk. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar.Bandung: UPI Pres.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu Pengetahuan Alam.

Ibrahim, M. (2009). Pembelajaran Inkuiri.

Irianto, DM dan Didin, S (1999). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI.

Leo, SR. (2004). “Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan. 1,

49-56. Bandung : UPI

Mahmuddin. (2009). Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran.. [Online].

Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/10/pendekatan-inkuiri-dalam- pembelajaran/. [7 Maret 2010]

(42)

Mudjito. (1994). Sarana Penunjang Belajar

Prayitno, BA. (2008). Konsep Dasar PTK. [Online]. Tersedia :

http://baskoro1.blogspot.com/2008/06/konsep-dasar-ptk-penelitian-tindakan.html. [7 Maret 2010]

Samatowa, U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan.

Sumantri, M dan Johar, P. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media.

Sriyuliariatiningsih, M dan Hilda, K. ( 2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi/ Model-model Pembelajaran. Bandung: Bina Media Informasi.

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wardhani, I dan Kuswaya, W. (2008). Penelitian tindakan Kelas. Bandung: Universita Terbuka.

Gambar

Tabel
Gambar
Grafik

Referensi

Dokumen terkait

It illus- trates how businesses, households, the government, and for- eigners interact within the four key markets (the goods and services, resource, loanable funds, and

Untuk mempertahan presepsi guru tentang pembelajaran matematika sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual, perlu diyakinkan secara terus menerus bahwa

Penulisan Ilmiah ini membahas mengenai bagaimana membuat aplikasi table periodik unsur kimia elektronik dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Di zaman modern ini,

merancang alat pencetak keripik biji-bijian yang bisa mengolah biji melinjo. menjadi empingserta biji dari komoditas lain menjadi keripik biji-bijian

Jakarta: Depertemen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah Bekerja Sama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.. Jakarta: Depertemen Pendidikan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Cica Taptiani 2014 Universitas

Disarankan kepada pihak sekolah SMA Negeri 1 Babalan untuk meningkatkan kegiatan promosi kesehatan melalui kegiatan upaya kesehatan sekolah (UKS) mengenai

Karakteristik listrik dan kinerja baterai seperti tegangan, kapasitas, kepadatan energi, tingkat kemampuan, siklus hidup, dan lama hidup akan berubah sebagai salah