• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDAYA POLITIK MAHASISWA : tudi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BUDAYA POLITIK MAHASISWA : tudi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BUDAYA POLITIK MAHASISWA

(Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas

Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Aries Sandra

0901819

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

BUDAYA POLITIK MAHASISWA

(Studi Deskriptif Terhadap Aktivis

Mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia)

Oleh Aries Sandra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Aries Sandra 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ARIES SANDRA

BUDAYA POLITIK MAHASISWA

(Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Prof. Dr. H.Karim Suryadi., M.Si.

NIP. 19700814 199402 1 001

Pembimbing II,

Syaifullah., M.Si.

NIP.19721112 199903 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

Skripsi Ini Di Uji Pada Tanggal 30 Oktober 2013.

Panitia Unjian Sidang Terdiri Atas :

1. Ketua :

Prof. Dr. H.Karim Suryadi., M.Si.

NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Dr. Muhammad Halimi, M.Pd. NIP. 19580605 198803 1 001

3.2

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.,S.IP.,M.Si.

NIP. 19690929 199402 1 001

3.3

(5)

ABSTRAK

ARIES SANDRA (0901819) BUDAYA POLITIK MAHASISWA (Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam aktivitas organisasi yaitu (1) tingkat antusias dan partisipasi mahasiswa terhadap organisasi masih rendah; (2) peran organisasi kemahasiswaan belum dirasakan oleh seluruh mahasiswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia ?, (2)tipe budaya politik apa yang tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia?, (3)apa faktor–faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiwa ?, (4) apa upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa?Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dengan menggunakan metode ini penulis dapat mendeskripsikan atau menggambarkan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur. Adapun lokasi penelitian penulis mengambil Universitas Pendidikan Indonesia dan Subjek dalam penelitian ini adalah aktivis mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

Temuan dari penelitian ini adalah (1) budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia mencerminkan atau merefleksikan budaya masyarakat akademik dengan mengembangkan kebebasan berfikir, keterbukaan, berpikir kritis dan rasional serta inovatif ;(2) Persepsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia memandang politik sebagai wahana untuk belajar berorganisasi dalam wadah organisasi kemahasiswaan yang didasari oleh nilai-nilai moral dan intelektual; (3) Tipe budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia adalah cenderung parokial-partisipan dengan karakteristik partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan di tingkat Jurusan cenderung tinggi sedangkan di tingkat Universitas cenderung rendah,orientasi mahasiswa cenderung lebih mementingkan akademik daripada mengikuti kegiatan kemahasiswaan; (4) Pengembangan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dihadapkan pada hambatan-hambatan yaitu penyebarluasan informasi kegiatan kemahasiswaan belum intensif, orientasi mahasiswa yang masih cenderung lebih mementingkan akademik daripada mengikuti kegiatan kemahasiswaan dan proses perizinan dan pencairan dana kegiatan kemahasiwaan yang terlalu rumit; (5) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan Pengembangan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yaitu menginformasikan setiap kegiatan melalui spanduk, pamflet dan media sosial, membuat kegiatan yang menarik kreatif, inovatif serta memperbaiki pola komunikasi dengan mengadakan evaluasi pasca kegiatan dan Universitas memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi.

(6)

ABSTRACT

ARIES SANDRA (0901819) STUDENT CULTURAL POLITICS ( Descriptive Study of Student Activists Against Indonesia University of Education )

This research is motivated by problems in the Indonesian Education University student organization activities , namely ( 1 ) the level of student enthusiasm and participation of the organization is low, ( 2 ) the role of student organizations has not been felt by the entire student body . The problems of this study are ( 1 ) how student perceptions about politics in Indonesia University of Education ? , ( 2 ) what type of political culture is reflected in the University of Indonesia ? , ( 3 ) what are the factors that inhibit the activity of students towards a culture of student politics ? , ( 4 ) what efforts are being made to overcome barriers to student activities towards a culture of student politics ? In this study the authors used a qualitative approach with descriptive methods . By using this method the author can describe or depict the political culture of Indonesian Education University student . Data collection techniques and information through interviews , observation , documentation studies , and literature . The location of the study authors took the Indonesian Education University and Subjects in this study were student activists Indonesia University of Education .

The findings of this study were ( 1 ) the political culture Indonesia University of Education students reflect or reflect the academic community to develop a culture of freedom of thought , openness , critical thinking and rational and innovative ; ( 2 ) Perception Indonesia University of Education students view politics as a vehicle for learning to organize in container based student organization that values moral and intellectual , (3 ) type of political culture Indonesia University of Education student is parochial - participants tend to follow the characteristics of student participation in student organization activities tend to be high -level courses while at university level tends to be low , orientation students tend to be more concerned than following academic student activities , (4 ) development of a political culture Indonesia University of Education student faced obstacles that dissemination of information is not an intensive student activities , orientation of students still tend to be more concerned than following academic student activities and the licensing process and disbursement kemahasiwaan fund activities that are too complex , (5 ) the efforts made to overcome the cultural barriers Development Indonesia University of Education student politics which informs every activity through banners , pamphlets and social media , create interesting activities creative , innovative and to improve communication with the holding pattern post evaluation of the activities and the University provides scholarships for students who are active in the organization .

(7)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

1. Pengertian, Tujuan dan Tipe Budaya Politik ... 9

2. Faktor-Faktor yang Membangun Budaya Politik ... 13

3. Hambatan-Hambatan dalam Membangun Budaya Politik ... 15

4. Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan dengan Pengembangan Budaya Politik ... 16

B. Aktivitas Kampus ... 19

1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Aktivitas Kampus ... 19

2. Budaya Akademik dan Kebebasan Mimbar akademik ... 22

3. Organisasi Kemahasiswaan dan Aktivitas Kampus ... 26

4. Organisasi Kemahasiswaan sebagai Wahana Pengembangan Aktivitas Kampus ... 31

5. Faktor-Faktor Pendukung Pengembangan Aktivitas Kampus ... 34

C. Budaya Akademik dan Budaya Politik Mahasiswa ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian ... 41

B. Teknik Pengumpulan Data ... 42

C. Subjek Penelitian ... 44

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 45

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Gambaran Umum Organisasi Kemahasiswaaan di UPI ... 51

1. Profil BEM REMA UPI ... 51

2. Profil Senat Mahasiswa FPIPS ... 53

3. Profil BEM HMCH ... 55

4. Profil Unit Pers Mahasiswa (UPM) Isola POS... 57

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Politik di Universitas Pendidikan Indonesia... 59

2. Tipe Budaya Politik yang Tercermin pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia... 64

3. Faktor- Faktor yang Menghambat Kegiatan Mahasiswa ke Arah Terbentuknya Budaya Politik Mahasiswa ... 67

4. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Hambatan Kegiatan Mahasiswa ke Arah Terbentuknya Budaya Politik Mahasiswa ... 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Politik di Universitas Pendidikan Indonesia... 73

2. Tipe Budaya Politik yang Tercermin pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia... 81

3. Faktor- Faktor yang Menghambat Kegiatan Mahasiswa ke Arah Terbentuknya Budaya Politik Mahasiswa ... 90

4. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Hambatan Kegiatan Mahasiswa ke Arah Terbentuknya Budaya Politik Mahasiswa ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

A. Kesimpulan ... 107

1. Kesimpulan Umum ... 107

2. Kesimpulan Khusus ... 107

B. Saran ... 108

1. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia ... 108

2. Bagi Organisasi Kemahasiswaan ... 108

3. Bagi mahasiswa ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110 LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mahasiswa sebagai makhluk sosial tentunya tidak dapat hidup tanpa

berinteraksi dengan mahasiswa yang lain, interaksi tersebut dapat dilakukan

dengan aktif dalam organisasi atau lazim dikenal dengan istilah organisasi

kemahasiswaan. Dengan berorganisasi mahasiswa dapat mengembangkan

potensi diri sebagai insan akademis, calon ilmuan dan intelektual yang

berguna di masa depan. Tetapi saat ini mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia mengalami berbagai permasalahan dalam aktivitas organisasi.

Permasalahan tersebut diantaranya : (1) Tingkat antusias dan partisipasi

mahasiswa terhadap organisasi masih rendah (2) Peran BEM REMA belum

dirasakan oleh seluruh mahasiswa.

Antusias mahasiswa terhadap organisasi masih rendah ini dapat dilihat

dari hasil Pemilihan Umum BEM REMA UPI, hal ini didukung berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Saepudin (2011) mengenai model

pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi kemahasiswaan

yang menyatakan bahwa :

a. Penerapan sistem demokrasi dalam organisasi kemahasiswaan di Universitas Pendidikan Indonesia (REMA UPI) merupakan pengejawantahan sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia. b. Partisipasi mahasiswa dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum

presiden dan wakil presiden BEM REMA UPI masih kurang, hal tersebut Nampak dari jumlah pemilih yang memberikan suaranya dalam pemilu. Dari 36.024 mahasiswa UPI yang terdaftar dalam Daftar Pemilih tetap (DPT) hanya 9.502 mahasiswa yang memberikan suara.

Dari hasil penelitian diatas dapat dipahami bahwa keberlangsungan

kegiatan organisasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia merupakan

pengenjawantahan sistem demokrasi Indonesia yang melibatkan mahasiswa

untuk berpartisipasi dalam pemilu BEM REMA UPI. Meskipun tidak semua

mahasiswa ikut andil dalam pemilu ini tetapi pemilu ini menjadi media

pembelajaran demokrasi di kampus yang nantinya menjadi pembentuk

(10)

mahasiswa dan pola sikapnya terhadap berbagai masalah politik dan peristiwa

politik yang terbawa kedalam pembentukan struktur dan proses kegiatan

politik dikampus.

Peran BEM REMA yang saat ini belum dirasakan oleh seluruh

mahasiswa merupakan permasalahan yang melatar belakangi kurangnya

partisipasi mahasiswa terhadap organisasi. Menurut RG (mahasiswa prodi

manajemen) dalam wawancara pra penelitian menyatakan bahwa dia jarang

mendapatkan informasi mengenai kegiatan BEM REMA dan kurang berminat

untuk mengikuti kegiatan organisasi. RG berpandangan lebih baik

berkonsentrasi dalam akademik dibandingkan kegiatan organisasi. Hal

tersebut juga sesuai dengan pendapat DS (ketua BEM REMA UPI periode

2013/2014) bahwa peran BEM REMA UPI memang belum dirasakan oleh

seluruh mahasiswa, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya antusias

mahasiswa terhadap kegiatan BEM REMA dan keterbatasan penyebaran

informasi kegiatan terhadap seluruh mahasiswa.

Dalam wawancara Pra penelitian kepada RA (salah satu aktivis

organisasi mahasiswa) tentang persepsi politik mahasiswa di Universitas

pendidikan indonesia didapat informasi bahwa mahasiswa yang aktif dalam

organisasi sering berbeda pandangan politik, mereka memiliki pandangan dan

pendirian masing-masing yang sangat sulit disatukan, hal tersebut dapat

dilihat ketika Sidang Umum (SU) BEM REMA UPI. Perbedaan pandangan

tersebut dilatar belakangi dari organisasi yang mereka ikuti terutama

pengaruh pendidikan politik dari organisasi ekstrauniversiter.

Organisasi ekstrauniversiter yang ada di Universitas Pendidikan

Indonesia memberikan peranan penting dalam memberikan pendidikan

politik. Organisasi ekstrauniversiter itu sendiri diantaranya HMI, KAMMI

dan GMNI. Hal tersebut didapat berdasarkan hasil penelitian Sanusi (2012)

mengenai peranan organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter sebagai sarana

pendidikan politik mahasiswa dalam menumbuhkan dan meningkatkan

(11)

Program-program yang dilakukan organisasi HMI, KAMMI, dan GMNI komisariat UPI dalam menyelenggarakan pendidikan politik ini meliputi kegiatan-kegiatan pembiasaan seperti musyawarah anggota, diskusi, kajian dan seminar yang dilakukan untuk menganalisis isu-isu social dan mencari solusi atas permasalahan tersebut yang kemudian menyikapi dengan bentuk aksi.

Mengacu dari hasil penelitian diatas dapat dipahami bahwa organisasi

ektrauniversiter memberikan pendidikan politik meliputi kegiatan-kegiatan

pembiasaan seperti musyawarah anggota, kajian dan seminar.

Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan salah satu pembentuk persepsi politik

mahasiswa dan budaya politik kampus di Universitas Pendidikan Indonesia.

Perbedaan pandangan para aktivis dan kurang pedulinya sebagian

mahasiswa dalam kegiatan organisasi mahasiswa jika dibiarkan terus menerus

bisa menghambat proses pengembangan potensi diri mahasiswa sebagai

insan akademis, calon ilmuan dan intelektual yang berguna di masa depan

serta bisa berdampak perpecahan dan susahnya saling bekerjasama antar

mahasiswa.

Bertolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “BUDAYA POLITIK

MAHASISWA (Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia)”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis dapat

mengidentifikasi masalah umum yang akan diungkap dalam penelitian ini

yaitu Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan

Indonesia.

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini, maka

masalah umum tersebut dijabarkan sebagai masalah khusus yang menjadi

rumusan masalah penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas

Pendidikan Indonesia ?

2. Tipe budaya politik mahasiswa apa yang tercermin di Universitas

(12)

3. Apa faktor–faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah

terbentuknya budaya politik mahasiswa ?

4. Apa upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan

kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa?

C.Tujuan Penelitian 1.Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Persepsi

mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Tujuan khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini pula memiliki tujuan khusus yakni

untuk mengetahui dan mengidentifikasi :

a. Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan

Indonesia .

b. Tipe budaya politik mahasiswa yang tercermin di Universitas

Pendidikan Indonesia .

c. Faktor–faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah

terbentuknya budaya politik mahasiswa.

d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan kegiatan

mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi

dan data mengenai persepsi politik mahasiswa, partisipasi politik,

kegiatan-kegiatan politik mahasiswa yang menjadikan budaya politik mahasiswa.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh manfaat, sebagai

berikut :

1. Secara teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam tataran teoritis bidang pendidikan kewarganegaraan

(13)

langkah awal untuk menjadikan mahasiswa sebagai warga Negara yang

baik yang sesuai dengan tujuan PKn yaitu To Be Good Citizenship.

2. Secara praktis

a. Bagi mahasiswa, penelitian dapat menjadi salah satu sumber

pengetahuan tentang proses, aspirasi, dan kemampuan mahasiswa

dalam berpolitik di Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk

mengetahui perkembangan persepsi politik mahasiswa, partisipasi

politik dan kegiatan politik mahasiswa di kampus Universitas

Pendidikan Indonesia.

c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang

persepsi politik mahasiswa, partisipasi politik mahasiswa,

pembelajaran demokrasi yang membentuk budaya politik yang terjadi

di kampus Universitas Pendidikan Indonesia.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan istilah-istilah yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi pengertian

dari setiap istilah tersebut sebagai berikut :

1. Budaya

Menurut Koentjaraningrat ( 1974: 44 ) “Kebudayaan yaitu seluruh total

dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada

nalurinya dan dicetuskan manusia sesudah suatu proses belajar”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa kebudayaan

merupakan hasil pemikiran,cipta dan karya manusia yang didapatkan

setelah proses belajar.

2. Politik

Menurut Surbakti (1999 : 1) bahwa definisi politik adalah

(14)

Jadi berdasarkan pendapat diatas politik dapat dipahami sebagai

interaksi yang terjadi antara masyarakat dan pemerintah dalam rangka

pembuatan dan pelaksanaan keputusan dalam suatu wilayah tertentu.

3. Budaya Politik

Menurut Kantaprawira (2002 : 22) “Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik”.

Berdasarkan pendapat diatas budaya politik merupakan pola

tingkahlaku manusia serta orientasinya dalam kehidupan politik dalam

suatu sistem politik.

4. Budaya Politik Mahasiswa

Budaya politik mahasiswa merupakan budaya politik masyarakat

akademik dalam menjalankan proses kegiatan akademik yang

mengembangkan kebebasan berpikir, keterbukaan, pikiran

kritis-analitis, rasional dan inovatif.

F. Lokasi dan Subyek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Kampus Utama ( Bumi Siliwangi)

Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung

40154 Jawa Barat - Indonesia.

b. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Aktivis Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia (Ketua dan anggota Himpunan, Ketua

dan anggota BEM Fakultas, Ketua dan Pengurus BEM REMA UPI dan

Dosen Politik).

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab,

yaitu:

(15)

penelitian, penjelasan istilah, subjek dan lokasi penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan teori-teori yang

mendukung penelitian penulis.

BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan

pendekatan dan metodologi penelitian, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data, tahapan penelitian, serta tenik

pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian

mengenai budaya politik mahasiswa.

BAB IV : Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis

hasil temuan data tentang persepsi mahasiswa mengenai politik

di Universitas Pendidikan Indonesia,tipe budaya politik yang

tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia,faktor–faktor

yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya

budaya politik mahasiswa, upaya-upaya yang dilakukan untuk

mengatasi hambatan kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya

budaya politik mahasiswa di kampus.

BAB V : Kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba

memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil

penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian

kualitatif meneliti kondisi objektif tertentu, peneliti sebagai instrument

penelitian. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2010: 3) penelitian kualitatif adalah “sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa dalam penelitian

kualitatif yang menjadi alat peneliti utama adalah peneliti itu sendiri,

pendekatan ini dilakukan secara utuh kepada subjek penelitian dimana

terdapat sebuah peristiwa peneliti menjadi instrumen kunci dalam penelitian,

kemudian hasil pendekatan tersebut diuraikan dalam bentuk kata-kata yang

tertulis data empiris yang telah diperoleh.

Peneliti menganggap penelitian kualitatif dapat digunakan dalam

penelitian budaya politik mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

karena berdasarkan fungsi dari pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk

meneliti hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian,

dan dimanfaatkan oleh peneliti untuk meneliti sesuatu dari segi prosesnya.

Selain dari itu Pendekatan kualitatif menyajikan secara langsung hakikat

hubungan antara peneliti dengan responden, sehingga peneliti bisa secara

langsung memperoleh informasi dari responden dan pendekatan kualitatif

memiliki sifat fleksibilitas, sehingga memudahkan peneliti untuk

menyesuaikan situasi yang berubah-ubah dalam penelitian ini.

(17)

dapat memperoleh data yang diharapkan dan akurat dalam pelaksanaan

penelitian budaya politik kampus.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif dilakukan untuk meneliti suatu objek, suatu kondisi yang

bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, secara sistematis terhadap

masalah yang sedang dikaji. Peneliti memandang metode ini tepat untuk

digunakan dalam penelitian ini. Dengan menggunakan metode ini penulis

dapat mendeskripsikan atau menggambarkan serta menjelaskan tentang

persepsi mahasiswa mengenai politik, kegiatan politik mahasiswa seperti

sidang umum mahasiswa, pemilihan umum ketua BEM, partisipasi

mahasiswa, serta mendeskripsikan tipe budaya politik kampus yang

tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia, hambatan-hambatan yang

dialami dalam melaksanakan kegiatan kemahasiswaan dan upaya-upaya

yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut..

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian di

lapangan adalah:

1. Wawancara

Teknik wawancara ini digunakan oleh penulis sebagai sumber utama dalam

memperoleh data dalam penelitian ini.

Moleong (2010:186) menjelaskan bahwa :

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu/ percakapn itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Seiring dengan pendapat diatas Nasution (2003: 73), menjelaskan

tujuan wawancara adalah “ untuk mengetahui apa yang terkandung dalam

pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu

hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi”.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dipahami bahwa dengan

(18)

situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak dapat diketahui melalui

observasi.

Wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara tidak terstruktur sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

berupa pertanyaan-pertanyaan garis besar yang memungkinkan responden

mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban. Wawancara semacam

ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi

tunggal. Responden dalam wawancara tidak terstruktur menurut Moleong

(2010: 190) biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-sifat

yang khas, biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi

dan mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan.

Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini tertuju kepada

Aktivis organisasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dan dosen

politik. Wawancara ini dapat berfungsi untuk bertemu aktivis mahasiswa

secara langsung dan dapat menggali informasi mengenai persepsi politik

mahasiswa, partisipasi politik mahasiswa, yang membentuk budaya politik

yang terjadi di kampus Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Observasi

Menurut Moleong (2010:125 ) observasi adalah pengamatan dilakukan

secara langsung terhadap objek penelitian, dengan observasi kita peroleh

suatu gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial yang sukar

diperoleh dengan metode lain.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa dengan melakukan observasi kita

akan mendapat suatu gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial

yang sukar diperoleh dengan metode yang lainnya. Dengan data observasi

diharapkan lebih faktual mengenai situasi dan kondisi kegiatan penelitian di

lapangan. Oleh karena itu, keberadaan peneliti secara langsung di lapangan

dapat memberikan kesempatan yang luas untuk mengumpulkan data yang

dijadikan dasar untuk mendapatkan data yang lebih terinci dan akurat.

(19)

membentuk budaya politik yang dilaksanakan di kampus Universitas

Pendidikan Indonesia. Dengan melakukan observasi ini peneliti akan

mendapatkan data-data kegiatan mengenai gambaran Budaya Politik

Kampus.

3. Dokumentasi

Arikunto (2009: 236) mengatakan bahwa “metode dokumentasi

merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel

berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”.

Berdasarkan pendapat di atas maka dokumentasi merupakan pelengkap

dari penggunaan teknik observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini data

yang diperoleh dari dokumentasi, yaitu foto-foto dokumentasi kegiatan, data

aktivis mahasiswa, dan surat-surat dari pelaksanaan kegiatan mahasiswa

yang dilakukan.

4. Catatan Lapangan

Catatan itu berupa kata-kata yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata

inti, frase, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan.

Menurut Moleong (2010: 153) berpendapat bahwa :

catatan lapangan bisa diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba dirumah. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan, wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan tercampur dengan informasi lain dan ingatan seseorang itu sifatnya terbatas.

Adapun catatan lapangan yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini

adalah catatan yang peneliti liat secara langsung mengenai persepsi

mahasiswa mengenai kegiatan politik di kampus serta partisipasi mahasiswa

di kampus yang mengarah terhadap terbentuknya budaya politik kampus.

5. Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan

berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai

bahan pembahasan hasil penelitian. Tujuan teknik penelitian yang

(20)

yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan

rujukan dalam pembahasan hasil penelitian.. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan berbagai literatur baik berupa buku maupun artikel-artikel

dari media masa atau internet serta AD/ART organisasi kemahasiswaan

yang menjadi subjek penelitian yang berhubungan dengan budaya politik

kampus.

C. Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2009: 152) “Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variable penelitian yang dipermasalahkan melekat”. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa Subjek penelitian merupakan

sesuatu benda, hal atau kegiatan dan orang yang terlibat dalam permasalahan

yang sedang diteliti atau di kaji. Subjek penelitian harus ditentukan terlebih

dahulu sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data. Yang dijadikan subjek

penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Satu orang ketua BEM REMA UPI, sebagai pemimpin organisasi

kemahasiswaan tingkat universitas.

2. Dua orang anggota BEM REMA UPI, sebagai pelaksana kegiatan

organisasi kemahasiswaan tingkat universitas.

3. Satu orang ketua Senat Fakultas UPI , sebagai pemimpin organisasi

kemahasiswaan tingkat Fakultas.

4. Dua orang anggota Senat UPI , sebagai pelaksana kegiatan organisasi

kemahasiswaan tingkat Fakultas

5. Delapan orang ketua HMJ UPI, sebagai pemimpin organisasi

kemahasiswaan tingkat jurusan.

6. Dua orang mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi kemahsiswaan.

7. Satu orang pembina kemahasiswaan.

8. Dua orang dosen politik UPI , sebagai pakar politik .

Jadi dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada ketentuan

data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang dimintai

(21)

keterangan dari responden berikut. Penentuan sampel dianggap telah memadai

apabila telah sampai pada titik jenuh.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Nasution (2003: 129) mengemukakan “dalam penelitian kualitatif analitis

data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera

harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”. Dari pendapat tersebut

dapat di pahami bahwa langkah awal dalam pengolahan data penelitian

kualitatif adalah analisis data.

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam

penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan

oleh peneliti. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden di lapangan

untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan. Menurut Nasution

(2003:129) berpendapat bahwa:

tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam

pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk

mereduksi dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan

pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan

untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul

sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.

Dalam hal ini, peneliti akan mereduksi informasi yang diperoleh

melalui wawancara mengenai persepsi politik mahasiswa dan melalui

observasi mengenai kegiatan-kegiatan mahasiswa. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

(22)

2. Display Data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun

secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data

yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola

hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data

selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil

penelitian yang diperoleh.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk

memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan

data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian

direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang

terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi.

Melalui tahap-tahap tersebut di atas penulis memperoleh data secara

lengkap mengenai persepsi politik mahsiswa, partisipasi politik

mahasiswa, kegiatan- kegiatan politik mahasiswa dan tipe budaya politik

yang tercermin di kampus Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dimaksud untuk memperoleh tingkat

kepercayaan yang berkaitan dengan seberapa jauh kebenaran hasil

penelitian, mengungkapkan dan memperjelas data dengan fakta-fakta

aktual di lapangan.

Sugiyono (2009: 366) berpendapat bahwa :

untuk menetapkan keabasahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan tersebut meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas).

a. Credibility (validitas internal)

(23)

mengatasi hal tersebut agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya

menurut Sugiyono (2009: 368) dapat dilakukan dengan cara yaitu

antara lain:

1). Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas

data penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang

telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek ke

lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek

kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu

perpanjangan dapat diakhiri.

2). Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut

maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara

pasti dan sistematis. Menurut Sugiyono (2009: 371), “sebagai bekal

peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara

membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau

dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti”.

3). Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

berbagai waktu. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap

informasi yang diberikan subjek penelitian. Triangulasi dalam

pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data.

b. Transferability (Validitas Eksternal)

Transferability digunakan dalam pengujian hasil penelitian

dengan mengacu kepada sejauh mana hasil penelitian tersebut dapat

digunakan dalam konteks sosial lain. Oleh karena itu, agar orang lain

dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang peneliti lakukan

(24)

pada kesempatan yang berbeda, maka peneliti dalam membuat

laporan memberikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis.

Dengan demikian peneliti berharap pembaca menjadi jelas atas

hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya

untuk mengplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

c. Dependability (Reliabilitas)

Berkaitan dengan uji reliabilitas, peneliti dibimbing dan

diarahkan secara kontinyu oleh dua orang pembimbing dalam

mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan tujuan

supaya penulis dapat menunjukan hasil aktivitas di lapangan dan

mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan

mulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan,

menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan

keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.

d. Confirmability (Obyektivitas)

Mengenai konfirmability peneliti menguji hasil penelitian

dengan mengaitkannya dengan proses penelitian yang dilakukan di

lapangan dan mengevaluasi hasil penelitiannya, apakah hasil

penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan

atau tidak.

E.Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian harus melalui beberapa tahapan-tahapan

penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus

dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian peneliti melakukan persiapan yang

diperlukan sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian. Penyusunan

rancangan penelitian, pertimbangan masalah penelitian, lokasi penelitian

(25)

dan judul dinilai telah mencukupi dan disetujui oleh pembimbing maka

peneliti melakukan studi lapangan untuk mendapat gambaran awal

mengenai subjek yang akan diteliti. Setelah diperoleh gambaran awal

mengenai kondisi subjek penelitian, langkah selanjutnya menyusun

proposal penelitian dan pedoman wawancara serta format observasi

sebagai alat pengumpul data yang disesuaikan dengan fokus penelitian.

Pedoman wawancara yang dibuat terdiri dari tujuh bagian yaitu

pedoman wawancara untuk ketua BEM REMA UPI, anggota BEM REMA

UPI, KETUA SENAT FAKULTAS UPI, Anggota SENAT FAKULTAS

UPI, KETUA HMJ UPI, anggota HMJ UPI, mahasiswa yang tidak aktif

mengikuti organisasi kemahsiswaan, Pembina Kemahasiswaan dan Dosen

Politik UPI. Langkah selanjutnya, proposal penelitian, pedoman

wawancara, dan observasi tersebut dikonsultasikan dengan pembimbing,

kemudian setelah disetujui dijadikan sebagai pedoman penulis dalam

mengadakan penelitian dilapangan.

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis

menempuh proses perijinan sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian

kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk

mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan

FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian

kepada Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk

mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor

UPI.

c. Selanjutnya peneliti menyerahkan surat izin dari UPI kepada pihak

BEM REMA UPI, SENAT FAKULTAS,HMJ dan Dosen Politik.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah selesai tahap persiapan penelitian, dan persiapan-persiapan

yang menunjang telah lengkap, maka peneliti langsung terjun ke lapangan

(26)

sebagai instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman

wawancara antara peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang

penulis persiapkan untuk ketua BEM REMA UPI, anggota BEM REMA

UPI, KETUA SENAT FAKULTAS UPI, Anggota SENAT FAKULTAS

UPI, KETUA HMJ UPI, anggota HMJ UPI dan Dosen Politik UPI.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak dapat

penulis ketahui. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan, peneliti

menuliskan kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan lapangan,

dengan tujuan supaya dapat mengungkapkan data secara menditail dan

lengkap.

3. Tahap Analisis Data

Tahap yang terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap ini peneliti

berusaha mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan

dokumentasi.

Demikian tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam

mengolah dan menganalisis data serta informasi yang diperoleh dalam

penelitian mengenai Budaya Politik Kampus (Studi Deskriptif Terhadap

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan

beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya,

pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang

terkait, sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

mencerminkan atau merefleksikan budaya masyarakat akademik dengan

mengembangkan kebebasan berfikir, keterbukaan, berpikir kritis dan

rasional serta inovatif.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari

pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Persepsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia memandang

politik sebagai wahana untuk belajar berorganisasi dalam wadah

organisasi kemahasiswaan yang didasari oleh nilai-nilai moral dan

intelektual.

b. Tipe budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

adalah cenderung parokial-partisipan dengan karakteristik sebagai

berikut : (1)partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan

organisasi kemahasiswaan di tingkat Jurusan cenderung tinggi

sedangkan di tingkat Universitas cenderung rendah; (2) orientasi

mahasiswa cenderung lebih mementingkan akademik daripada

mengikuti kegiatan kemahasiswaan.

c. Pengembangan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan

(28)

penyebarluasan informasi kegiatan kemahasiswaan belum intensif;

(2) orientasi mahasiswa yang masih cenderung lebih mementingkan

akademik daripada mengikuti kegiatan kemahasiswaan; (3) Proses

perizinan dan pencairan dana kegiatan kemahasiwaan yang terlalu

rumit.

d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan

Pengembangan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia sebagai berikut : (1) menginformasikan setiap kegiatan

melalui spanduk, pamflet dan media sosial; (2) membuat kegiatan

yang menarik kreatif, inovatif serta memperbaiki pola komunikasi

dengan mengadakan evaluasi pasca kegiatan dan (3) Universitas

memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang aktif dalam

berorganisasi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia

a. Memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang aktif berorganisasi

dengan meningkatkan kuantitas pemberian beasiswa kepada para

aktifis organisasi.

b. Mempermudah proses perizinan dan pencairan dana kegiatan

kemahasiwaan.

c. Mengintensifkan dialog kreatif antara aktifis dengan pihak

Universitas melalui Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan untuk

menampung aspirasi yang dinamis.

2. Bagi Organisasi Kemahasiswaan, yaitu:

a. Memaksimalkan media sosial (facebook,twitter, dan sebagainya)

(29)

b. Mengemas kegiatan yang menarik dan inovatif sehingga dapat

mendorong mahasiswa untuk melibatkan diri dalam organisasi

kemahasiswaan.

c. Ragam kegiatan yang dilakukan sejatinya berorientasi kepada

peningkatan kemampuan melek wacana yakni peka terhadap

berbagai masalah timbul dan kemampuan pengambilan keputusan

(decision making) secara tepat dan solutif sesuai kemampuan

mahasiswa.

3. Bagi Mahasiswa :

a. Agar melibatkan diri secara aktif dan positif dalam kegiatan

kemahasiswaan sebagai aktualisasi minat, bakat, dan kemampuan

yang dimilikinya.

b. Menyampaikan gagasan berupa kritik atau saran mengenai kegiatan

kepada pengurus organisasi kemahasiswaan sebagai bahan evaluasi

(30)

110

DAFTAR PUSTAKA

1. BUKU

Almond, G dan Verba, S (1990). Budaya Politik Tingkah Laku Politik dan

Demokrasi di Lima Negara. Jakarta: Budmi Aksara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Basril,A dan Restianrick, B (1994). Fenomena Perguruan Tinggi dan Dinamika

Politik Mahasiswa. Jakarta : Forum Dialog Mahasiswa

Budimansyah, D dan Karim Suryadi. (2008). PKn dan Masyarakat

Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

SPS. UPI

Djojodibroto, D.( 2004). Tradisi Kehidupan Akademik. yogyakarta : galang press.

Jimung, M.(2006). Teori Pembangunan Politik di Indonesia Dalam Praktek. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara.

Kantaprawira, R (2004). Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Koentjaraningrat (.1974).Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, Jakarta : PT. Gramedia.

Kusumah, I. (2007). Risalah Pergerakan Mahasiswa. Bandung : Indydec Press.

Moleong. J. Lexy. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Sinar Grafika.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Notosusanto,Nugroho (1985). Wawasan Almamater. UI : UI press.

Nurmalina, Komala & Syaifulloh. (2008). Memahami Pendidikan

Kewarganegaraan. Bandung : Laboratorium Pendidikan

Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia

(31)

Surbakti, R,(1999), Memahami ilmu politik. Jakarta :Gramedia Widia sarana Indonesia.

Sutarto. (1992). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Winataputra, U.S. dan Dasim Budimansyah.(2012). Pendidikan

Kewarganegaraan dalam perspektif internasional. Bandung: UPI

2. SUMBER PERATURAN dan PERUNDANG-UNDANGAN

AD/ART BEM HMCH UPI

AD/ART BEM REMA UPI

AD/ART Senat Mahasiswa FPIPS UPI

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan.

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia nomor : 8052/H40/HK/2010 tentang Organisasi kemahasiswaan dilingkungan Universitas pendidikan Indonesia.

Undang-undang No 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3. SUMBER LAINNYA

Saepudin, Epin (2011) Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan

Organisasi Kemahasiswaan. Skripsi pada program sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.

Sanusi, Aris Riswandi.(2012) Peranan Organisasi Kemahasiswaan Ekstrauniversiter Sebagai Sarana Pendidikan Politik Mahasiswa Dalam Menumbuhkan Dan Meningkatkan Partisipasi Politik Warga Negara

Indonesia. Skripsi pada program sarjana Universitas Pendidikan

Indonesia.

Silalahi, Yeyasa.(2012). Budaya Politik. [Online]. Tersedia : http :// abangg oyes.blog spot.com /2012/09/budaya-politik.html#.UXgf3qIXEbA [12 April 2013]

Suparman, DM. (2005). Peranan Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Partisipasi Politik Mahasiswa: Studi Deskriptif

Referensi

Dokumen terkait

Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar pada tanggal akuisisi atas seluruh aset

Budaya Arab pra-Islam yang memandang bahwa laki-laki dan perempuan secara moral berbeda, yang memandang perempuan sebagai lawan dari laki-laki (yang dipandang

Dengan multimedia informasi yang disajikan menjadi lebih variatif dan menarik Aplikasi ini bertujuan untuk membantu para mahasiswa dalam mempelajari matakuliah Grafik dan

Selektivitas adalah suatu level yang mana suatu metode analisis dapat mengkuantifikasi analit secara akurat dengan adanya pengganggu dibawah kondisi uji yang telah ditentukan

Hubungan antara pembentukan identitas diri dengan perilaku konsumtif pembelian merchandise pada remaja.. Journal Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten PurwakartaA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini