Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No.324/UN.40.7.DI/LT/2013
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL METODE DISCOVERY TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
( Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA 1
Ciruas Dengan Standar Kompetensi Memahami Uang dan Perbankan )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Disusun Oleh Puspita Maelani
0901327
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
( Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA 1 Ciruas Dengan Standar Kompetensi Memahami Uang dan Perbankan )
Oleh Puspita Maelani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Puspita Maelani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
SISWA
(Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ciruas Dengan Standar Kompetensi Memahami Uang dan
Perbankan)
Bandung, Juli 2013
Skripsi ini disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Yayat Achdiyat, M.Pd. Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP. 19511216 197803 1 001 NIP. 19610420 198703 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
i
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Ciruas Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Uang dan Perbankan).
Dibawah bimbingan Dr.H.YayatAchdiyat,M.Pddan Dr.Ikaputera Waspada,MM.
Oleh
Puspita Maelani 0901327
Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya proses pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah (konvensional) atau diskusi biasa, dengan siswa yang hanya memahami konsep tanpa mengikutsertakan siswa dalam kegiatan belajar untuk berfikir,sehingga belum mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan metode discovery terhadap keikutsertaan siswa dalam kegiatan belajar, sehingga meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan menggunakan desain penelitian non-equivalent control group design.Jumlah subjek penelitian 60 orang siswa, yang terdiri dari 30 orang siswa kelas eksperimen dan 30 orang siswa kelas kontrol. Analisis data menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis.
Pengambilan data kemampuan berpikir kritis siswa melalui pretest,
posttestdan observasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengolahan
data dengan uji t pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa. Terdapat pula perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah dikenakan menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery.
i
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACTION
Influence of applying Contextual learning Model with discovery method towards critical thinking ability of students (experiment study towards students class X SMAN 1 Ciruas Economic Lesson with Competence Standard Understanding Money and Banking)
Under Guidance Dr.H.YayatAchdiyat,M.Pdand Dr.Ikaputera Waspada,MM.
By
Puspita Maelani 0901327
This Research has learning process that still uses lecture method (conventional) or ordinary discussion with students who just understand concept (lessons) without being pushed by their teachers to think as a background, until they do not be able to improve critical thinking ability of students.
The purpose of this research is to find out the influence from the contextual teaching model with the discovery method towards the students’
participation in learning activity, as the result, the students’ critical thinking can
be increased.
The research uses experiment method by using research design non-equivalent control group design. Total of research subject 60 (sixty) students, consist of 30 (thirty) students from experiment class and 30 (thirty) students from control class. The data analysis using normality, homogenity and hyphothesis examination.
A data for critical thinking ability of students taken from pretest and posttest towards experiment and control class Students. A data processing by examining t on level trust 95 % shows that critical thinking ability on students who use contextual learning model with discovery method are better than students who use ordinary discussion. Also there is different in critical thinking ability on experiment class students before and after using Contextual learning Model with discovery method.
iv
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan Penelitian ...7
1.4 Manfaat Penelitian ...7
1.4.1 Manfaat Ilmiah……….. 1.4.2 Manfaat Praktis……… 7 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ...9
2.1 Kajian Pustaka ...9
2.1.1 Model Pembelajaran……….. 9
2.1.2 Pendekatan Pembelajaran ...15
2.1.3 Strategi Pembelajaran ...17
2.1.4 Metode Pembelajaran ... 2.1.5 Teknik Pembelajaran………. 18 21 2.1.6 Model Pembelajaran Kontekstual ...21
2.1.7 Metode Pembelajaran Discovery ...25
v
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2.1.7.2 Keunggulan Metode Pembelajaran Discovery ...28
2.1.7.3 Kelemahan Metode Pembelajaran Induktif ... 29
2.1.8 Kemampuan Berfikir Kritis ...31
2.1.9 Hasil Penelitian Terdahulu ...36
2.2 Kerangka Pemikiran ...37
2.3 Hipotesis ...42
BAB III METODE PENELITIAN ...43
3.1 Objek dan Subjek Penelitian ...43
3.1.1 Profil SMAN 1 Ciruas ...43
3.1.2 Struktur Organisasi Sekolah ...44
3.1.3 Objek Penelitian ...45
3.2 Metode Penelitian ...45
3.3 Desain Penelitian ...46
3.4 Prosedur Penelitian ...47
3.5 Teknik dan Pengolahan Data ...49
3.5.1 Uji Validitas...49
3.5.2 Uji Reliabilitas ...50
3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran ...52
3.5.4 Uji Daya Pembeda ...53
3.5.5 Uji Normalitas ...55
3.5.6 Uji Homogenitas ...56
vi
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...59
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian ...59
4.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ...59
4.3 Uji Validitas ...59
4.4 Uji Reliabilitas ...60
4.5 Uji Daya Pembeda ...61
4.6 Uji Tingkat Kesukaran ...62
4.7 Deskripsi Data Hasil Penelitian ...63
4.7.1 Data Pretest ...63
4.7.2 Data Posttest ...64
4.7.3 Data Skor Gain ...66
4.7.4 Data N-Gain ...67
4.8 Analisis Data Hasil Penelitian ...68
4.8.1 Pengujian Statistika ...69
4.8.1.1 Uji Normalitas ...69
4.8.1.2 Uji Homogenitas ...72
4.8.1.3 Uji Hipotesis ...74
4.9 Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan Empirik ...77
BAB V KESIMPULAN ...84
5.1 Kesimpulan ...84
vii
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Rekapitulasi Skor Berfikir Kritis Siswa ... 5
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 36
2.2 Rincian Indikator Berfikir Kritis ... 39
3.1 Jumlah Siswa SMAN 1 Ciruas ... 43
4.5 Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 63
4.6
Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...
Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol………
N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol………
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol……… Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol……… Uji Normalitas Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol………
viii
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.12
Uji Homogenitas Pretest dengan Levene’s test………. Uji Homogenitas Posttest dengan Levene’s test………..……….
Uji Homogenitas N-Gain………...
Uji Hipotesis Pretest Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol…………...
Uji Hipotesis Posttest Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol…………..
Uji Hipotesis N-Gain Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol………….. 72
Skema Kerangka Berpikir ...
Struktur Organisasi Sekolah……… ...
Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………..…… Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………...
N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang.
Berkembangnya arus globalisasi menuntut semua aspek kehidupan untuk
menyesuaikan diri dengan perkembanganya, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Salah satu aspek kehidupan yang harus bisa menyesuaikan diri yaitu
aspek dalam dunia pendidikan, aspek ini harus sejalan dengan perkembangan IPTEK
tersebut. Karena dengan pendidikan, suatu Negara akan melahirkan generasi penerusnya,
yang memiliki kompetensi-kompetensi yang mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan jaman, bahkan diharapkan mampu untuk menciptakan sesuatu yang bisa
membuat Negaranya bangga dengan prestasi anak bangsa. Dan sekali lagi untuk
menghasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki kompetensi atau keahlian, yaitu
melalui pendidikan.
Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar yang membina, menggali,
menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada pada diri seorang manusia dengan cara
memberikan fasilitas-fasilitas yang akan mendorong keinginan dan semangat untuk belajar.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1
Pasal 1 menyebutkan bahwa:
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mengendalikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Bisa dilihat dari pengertian pendidikan yang telah dijelaskan dan tercantum pada pada
Undang-Undang, diharapkan dengan melalui pendidikan suatu Negara mampu membina,
menciptakan, dan menghasilkan insan-insan yang mampu berkompetisi dengan persaingan
karena berkembangnya zaman, yang mempunyai kemampuan bukan hanya kecerdasan
intelektual tetapi juga kemampuan kecerdasan emosional dan spiritual melalui pengendalian
diri, akhlak, perilaku yang bermanfaat untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat dan
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tujuan dan harapan itu bisa terlaksana ketika pendidikan disekolah tidak hanya
diarahkan pada penguasaan dan pemahaman konsep atau materi akan tetapi pada peningkatan
kemampuan dan keterampilan berfikir siswa, dengan melibatkan aktifitas siswa. Kemampuan
berfikir siswa diarahkan pada keterampilan untuk mencari dan menggunakan informasi,
kemampuan untuk bekerjasama, kemampuan untuk menganalisis, kemampuan untuk
melakukan tindakan, melakukan untuk mencari ukan hanya dari satu sumber, kemampuan
untuk menggunakan keterlibatan pengalaman-pengalamannya dalam mengaitkannya dengan
materi dalam menghadapi permasalahan yang sedang terjadi.
Adanya tuntutan peningkatan dalam kualitas sumber daya manusia dari intelektual
dan berfikir kritis melalui pendidikan maka dari itu perlu adanya peningkatan penguasaan
ilmu pengetahuan pada berbagai mata pelajaran disetiap jenjang pendidikan. Dalam bidang
studi atau mata pelajaran ekonomi pada jenjang Sekolah Menengah Atas dituntut untuk
mempunyai kemampuan berfikir kritis yang digunakan siswa untuk mengahadapi berbagai
permasalahan yang sedang terjadi.
Hal ini sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran ekonomi yaitu agar siswa atau peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, tertutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan Negara.
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ekonomi.
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, akuntansi yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, rumah tangga, masyarakat dan Negara.
4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. (Neti Budiwati dan Leni Permana, 2010:18)
Tujuan yang ingin dicapai pada mata pelajaran ekonomi melalui kemampuan-kemampuan
itu yang membentuk siswa mempunyai kemampuan berfikir kritis, dan dalam pembelajaran
ekonomi merupakan pembelajaran yang syarat akan materi analisis, studi kasus-kasus yang
terjadi dilapangan, dan berhubungan dengan kehidupan nyata. Yang dengan mengingat atau
mengumpulkan pengalaman-pengalaman pribadi yang akan didiskusikan dengan
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
atau peserta didik dapat belajar menemukan dan mengembangkan ide dan potensi yang
dimilikinya.
Berfikir kritis yang dikemukakan oleh Edward Glaser (Fisher, 2008:3), salah seorang
dari penulis Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal (uji kemampuan berfikir kritis yang
paling banyak dipakai diseluruh dunia) Glaser mendefinisikan berfikir kritis sebagai:
1. Suatu sikap mau berfikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang.
2. Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran logis.
3. Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berfikir kritis menuntut upaya keras memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Kemampuan berfikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi menjadi tujuan
penting dalam pembelajaran ekonomi, karena sekali lagi tujuan mata pelajaran ekonomi erat
kaitannya dengan kemampuan berfikir kritis siswa. Dan untuk mencapai tujuan ini maka
sekolah memfasilitasinya, melalui dengan penggunaan model, metode, media, dan
sebagainya yang bisa menunjang peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa.
Namun, masalahnya seringkali muncul di sekolah adalah lemahnya proses
pembelajaran sehingga seringkali tujuan pembelajaran tidak tercapai. Hal ini dikarenakan
proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal dan
menimbun informasi tanpa anak dilibatkan untuk memahami informasi yang bisa
digunakannya dalam menghubungkan ilmu pengetahuan yang ia dapat dengan kehidupan
sehari-harinya. (Fitriyanti, 2012:3)
Walaupun model, metode, teknik dan pendekatan sudah ada panduannya untuk
digunakan oleh guru untuk mengembangkan materi ajarnya dikelas. Tetapi dari proses
pembelajaran di sekolah, termasuk di SMAN 1 Ciruas, khususnya kelas X. Masih
menggunakan metode ceramah, adapun pembelajaran yang melibatkan siswa dengan metode
diskusi, dan yang siswa yang terlibat diskusi hanya yang dikelasnya memang aktif, sehingga
tidak melibatkan semua siswa.
Hasil wawancara dengan guru ekonomi kelas X SMAN 1 Ciruas, diambil dari kesimpulan
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Kurang terjadinya pembelajaran siswa yang aktif.
b. Kurangnya konsentrasi siswa dalam menerima materi di dalam kelas.
c. Kurangnya kekritisan siswa dalam hal menanggapi materi yang diajarkan oleh guru.
d. Kurang kekritisan siswa dalam menanggapi studi kasus.
e. Kurang terjadinya pembelajaran siswa yang mengaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.
Maka dilakukan pra penelitian, dengan membagikan soal yang dibuat dengan kriteria
indikator berfikir kritis dimasukan, yang akan diisi oleh siswa-siswi kelas X, dari 9 kelas soal
itu diisi oleh 6 kelas. Dengan mengacu pada kriteria dari Penilaian Acuan Patokan (PAP)
menurut Zaenal Arifin (2012;236) menyatakan untuk mengukur secara pasti tujuan atau
kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya , untuk mengetahui berapa
jumlah keseluruhan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, maka dibuat tabel
rekapitulasi skor sebagai berikut:
Tabel 1.1
Rekapitulasi Skor Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SMAN 1 Ciruas Kelas X
Skor
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Jumlah 100% 184
Sumber : hasil pengolahan data
Dari tabel rekapitulasi hasil ulangan siswa diatas terlihat bahwa yang mendapatkan nilai
diatas KKM ada 54 orang atau 29.36% dari 6 kelas, sedangkan yang mendapatkan nilai
dibawah KKM ada 130 orang atau 70.36%.
Dari hasil wawancara dengan guru ekonomi kelas X dan hasil pra penelitian, terlihat
bahwa proses pembelajaran dikelas X mata pelajaran ekonomi, menunjukkan pembelajaran
yang kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga dalam berpikir kritis mereka
pun rendah.
Untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan diatas, penulis mencoba meneliti dengan
menggunakan salah satu model pembelajaran, model yang digunakan yaitu model
pembelajaran kontekstual metode discovery. Model ini diharapkan mampu melatih siswa
dalam pembelajaran yang melibatkan peran para siswa, dan melatih menghadapi dan
menyelesaikan masalah atau studi kasus yang diberikan, yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada berfikir kritis siswa. Dengan siswa mampu berfikir kritis, para siswa tidak
akan lagi kesulitan belajar hanya karena hambatan guru yang tidak bisa hadir disekolah, dan
juga mampu untuk menganalisis kejadian ataupun materi ekonomi, yang bisa diaplikasikan
dikehidupan siswa sehari-harinya.
Penelitian ini memfokuskan pada penerapan model pembelajaran kontekstual metode
discovery untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa kelas X SMAN 1 Ciruas.
Dari latar belakang masalah di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul :
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Uang dan
Perbankan)
1.2Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis merumuskan
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol yang
menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa dan pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery pada saat tes awal
(pretest)?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol yang
menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa dan pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery pada saat tes akhir
(posttest)?
3. Apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery dan pada kelas
kontrol yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa (N-Gain)?
1.3Tujuan Penelitian.
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol
yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa dan pada kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery pada saat tes
awal (pretest).
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol
yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa dan pada kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery pada saat tes
akhir (posttest).
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery
dan pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa.
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran
mengenai penggunaan model yang akan mempengaruhi kekritisan siswa juga
sebagai kajian lebih lanjut khususnya tentang penerapan model pembelajaran
kontekstual metode discovery dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis
siswa.
2) Bagi Guru. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan cara mengubah model dari
model konvensional metode ceramah atau diskusi biasa menjadi penggunaan
model pembelajaran kontekstual metode discovery, tentunya penggunaan metode
ini juga disesuaikan dengan kompetensi dasar. Dan sebagai bahan panduan bagi
guru dalam penggunaan metode ini.
3) Bagi Sekolah. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, kondusif dan efektif sehingga
membentuk pribadi siswa yang bukan hanya kaya akan ilmu tetapi kaya perilaku
yang baik, yang peka tehadap lingkungan dengan memberikan solusi pada setiap
permasalahan yang ada, baik tentang ilmu ekonominya atau di lingkungan.
1.4.2 Manfaat Praktis.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi mengenai model
pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran serta menjadi bahan rujukan untuk
penelitian selanjutnya, khususnya tentang penerapan model dan kemampuan berfikir kritis
1
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Objek dan Subjek Penelitian. 3.1.1 Profil SMAN 1 Ciruas.
Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri 1
Ciruas, yang berdiri sejak tahun 1984 dan beralamat di Jalan Raya Jakarta km 9,5
Serang. Untuk tahun ajaran 2012/2013 SMA Negeri 1 Ciruas memiliki 47 guru
dan 1 kepala sekolah, dan jumlah siswa 864 orang.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Ciruas Tahun Ajaran 2012-2013
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Kelas Jumlah Guru
X 288 orang 9 Kelas 47 Guru dan 1
Kepala Sekolah XI 288 orang (160 orang kelas IPS
dan 128 orang kelas IPA)
5 Kelas IPS 4 Kelas IPA
XII 288 orang (160 orang kelas IPS dan 128 orang kelas IPA)
2
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.1.2 Struktur Organisasi Sekolah.
Wali Kelas Koordinator BP
GURU
3
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.1.3 Objek Penelitian.
Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran
ekonomi yang menggunakan metode discovery. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi kelas X di SMAN 1 Ciruas, dimana seluruh siswa kelas X yang terdaftar pada tahun
ajaran 2012/2013 berjumlah 288 siswa yang dibagi dalam 9 kelas. Setelah peneliti melakukan
pra penelitian dibeberapa kelas, terpilih X-2 dengan jumlah siswa 30 orang sebagai kelas
eksperimen dan kelas X-1 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang sebagai kelas kontrol.
Dalam memilih kelas X-2 dan X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan
metode non-probably sampling, tepatnya sampling purposive. Dimana non-probably sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010:66) dan sampling
purposive adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:68).
Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih adalah kelas yang memiliki kesamaan kondisi
dan materi yang dipelajari.
3.2 Metode Penelitian.
Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknik
tertentu untuk suatu kepentingan penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto
(2002:136) yang menyatakan, bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen menurut Nana
Syaodih (2012:57) merupakan penelitian yang murni kuantitatif. Karena semua prinsip dan
kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini.
Metode eksperimen juga dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun
hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Metode eksperimen merupakan metode inti
5
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian eksperimen menurut Sugiyono (2008:107) menyatakan bahwa penelitian
eksperimen ada perlakuan sedangkan dalam penelitian kualitatif tidak ada perlakuan, dengan
demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
diganakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan, penggunaan metode eksperimen bagian dari metode kuantitatif.
Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi subyek yang diteliti menjadi dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen adalah siswa yang diberi perlakuan (treatment) dengan memberikan
model pembelajaran kontekstual metode discovery pada saat pembelajaran berlangsung,
sementara kelompok kontrol adalah siswa yang menggunakan model pembelajaran diskusi, yang
biasa digunakan dikelas.
Metode eksperimen yang digunakan penulis adalah kuasi eksperimen, menurut Kusnendi
(2013, slide 1 power point pascasarjana upi) yaitu yang dilakukan dengan subyek kelompok utuh
dan bukan subyek yang diambil secara random untuk diberi perlakuan. Di dalam metode kuasi
eksperimen ini penulis mengharapkan dapat mengungkapkan perbedaan berfikir kritis siswa
yang menggunakan model pembelajaran diskusi dan siswa yang menggunakan model
pembelajaran kontekstual metode discovery untuk kemudian ditelaah bagaimana implikasinya
terhadap berfikir kritis siswa.
3.3 Desain Penelitian.
Desain penelitian yang digunakan yaitu desain ini sebenarnya sama dengan pretest-posttest
control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2008:116). Artinya peneliti tidak memilih secara acak,
namun memilih jenis kelas yang digunakan untuk kelas eksperimen atau kelas kontrol, misalnya
memilih kelas yang tidak terlalu jauh karakteristiknya, dari nilai-nilainya (dilihat dari pra
penelitian dan wawancara dengan guru ekonomi).
6
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Desain penelitian non-equivalent control group design
(Sumber: Sugiyono, 2008:116)
Keterangan:
X : Dikenakan perlakuan (treatment) dengan penerapan metode discovery.
- :Tidak dikenakan perlakuan (treatment)
:Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
:Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
:Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
:Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol
Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum eksperimen dan setelah
eksperimen, atau sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode. Pengambilan data yang
dilakukan sebelum perlakuan disebut pre test ( sedangkan pengambilan data yang dilakukan
setelah perlakuan disebut post test ( ).
3.4 Prosedur Penelitian.
Penelitian ini dibagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian, pelaksanaan
penelitian, pengolahan data penelitian dan kesimpulan penelitian.
1. Tahap persiapan penelitian, meliputi:
a. Menentukan masalah, dengan melihat fenomena atau masalah yang ada, dan
memfokuskan inti masalahnya.
Kelas Tahap
Awal Perlakuan Akhir
E X
7
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Melakukan prapenelitian untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis
siswa. Dalam penelitian ini dilakukan penyebaran soal ke kelas X, soal-soal yang
dibuat mencangkup indikator materi yang disesuaikan dengan indikator berfikir
kritis.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian langkah- langkahnya sebagai berikut:
a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini (dengan kepala
sekolah, guru ekonomi, dan pihak-pihak lainnya yang terlibat)
b. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran terkait waktu penelitian dan SK-KD.
c. Membuat skenario pembelajaran (RPP), Media, Silabus, Modul.
d. Menyusun instrument tes pilihan ganda berdasarkan kurikulum.
e. Menguji instrument tes pilihan ganda, ke kelas XI IPS 5.
f. Menganalisis validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran
instrumen penelitian.
g. Memilih sampel dengan dilakukan secara acak dari Sembilan kelas. Peneliti
mengambil kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas
kontrol.
h. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan model pembelajaran
kontekstual metode discovery dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran
ekonomi.
i. Memberikan tes awal pretest pada kelompok eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui tes kemampuan awal siswa.
j. Memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penerapan metode
discovery. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajran
diskusi biasa. Memberikan posttest tes terakhir pada kelompok eksperimen dan
kontrol setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui kemampuan berpikir
kritis siswa.
k. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil pretest dan posttest pada kelas
8
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
l. Membandingkan perbedaan hasil skor gain kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data ini meliputi analisis data dengan menggunakan pengujian
statistik, yaitu; Uji Validitas, Uji Reabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, Uji
Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis.
4. Tahap kesimpulan penelitian.
Setelah melakukan penelitian, dan bisa dilihat hasilnya melalui pengujian statistik, maka
peneliti bisa mengambil kesimpulan dari penelitian ini.
3.5 Teknik dan Pengolahan Data. 1.5.1 Uji Validitas.
Sebuah instrumen yang akan digunakan dalam suatu penelitian harus dapat mengukur atau
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Hal tersebut dapat diketahui dengan melakukan
uji validitas yang menentukan valid atau tidaknya sebuah instrumen. Hal ini juga ditambahkan
oleh Suharsimi Arikunto (2006:168) yang menjelaskan bahwa validitas yaitu suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dinyatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Dari penjelasan di atas, untuk menguji validitas tersebut peneliti mengadakan pengujian
validitas soal dengan menggunakan Product Moment atau Pearson (Pearson’s Product Moment
Coefisient Of Coreelation), yaitu:
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ]
(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)
Keterangan:
9
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
∑ = Jumlah skor X
∑ = Jumlah skor Y
∑ = Jumlah skor X dan Y = Jumlah responden
Setelah harga koefisien korelasi ( diperoleh, disubsitusikan ke rumus uji „t‟ yaitu:
t = √
(Suharsimi Arikunto, 2006: 172)
Keterangan :
n = banyaknya data
r = koefisien korelasi
Instrument dinyatakan valid apabila > dengan tingkat signifikan 0,05.
Menurut Arikunto (1996: 138) untuk validitas konstruk, sebuah tes dikatakan memiliki
validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tersebut mengukur setiap aspek
berpikir. Uji validitas konstruksi pada penelitian ini terdiri dari uji daya beda (DP) dan taraf
kesukaran (TK).
1.5.2 Uji Reliabilitas.
Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrumen tersebut cukup baik (Arikunto, 2002:154). Sebuah tes dapat
dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jika tes tersebut diberikan pada
kesempatan yang lain akan memberikan hasil yang relatif sama. Reliabilitas menunjukan pada
tingkat keterandalan sesuatu. Instrument digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur
memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.
Untuk mengetahui realibilitas, tes dalam penelitian ini menggunakan rumus
10
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Mengelompokan skor butir soal benomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor
butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.
2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan
oleh Pearson, yaitu :
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ]
= Indeks korelasi
∑ = Jumlah skor X
∑ = Jumlah skor Y
∑ = Jumlah skor X dan Y = Jumlah responden
(Suharsimi Arikunto, 2006: 183)
3. Menghitung indeks reliabilitas dengan mengunakan rumus Spearman-Brown, yaitu:
(Suharsimi Arikunto, 2006: 180)
Dengan :
: reliabilitas instrument
: yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrument.
Besar koefisien relibilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menutut
Suharsimi Arikunto (2002: 167) kriteria adalah sebagai berikut:
0,81-1,000 : sangat tinggi
0,61-0,800 : tinggi
0,41-0,600 : cukup
0,21-0,400 : rendah
11
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan
rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab item. Tingkat kesukaran merupakan
suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Untuk
menghitung tingkat kesukaran (IK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan
langkah-langkah sebagi berikut:
a. Menghitung jawaban yang benar per item soal
b. Memasdukan ke dalam rumus
(Suharsimi Arikunto, 2006: 208)
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:
P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar
P 0,31 sampai dengan 0,70 = soal sedang
P 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah
3.5.4 Daya Pembeda.
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui
kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan
siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.(Nana Sudjana,1989:141)
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam membedakan antara siswa
yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah.
Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda soal disebutkan dengan Indeks Diskriminasi
12
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas
(JA) dan 50% kelompok bawah (JB).
b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor
teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagi kelompok bawah
(JB).
Daya pembeda digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrument penelitian
dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D = - = -
(Arikunto, 2006: 213)
Keterangan :
D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = Banyaknya peserta kelompok atas.
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 3.3
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Daya Pembeda Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)
13
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Jika instrumen yang dibuat telah valid dan reliabel serta telah diketahui bagaimana tingkat
daya beda dan tingkat kesukarannya maka instrument tersebut diberikan kepada siswa baik siswa
eksperimen maupun siswa kontrol. Kemudian setelah diperoleh data dari kedua kelas tersebut
maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. penskoran
penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran.
Sebelum lembar jawaban siswa siberi skor, terlebih dahulu ditentukan standar penilaian
untuk tiap tahap sehingga dalam pelaksanaannya unsur subjektifitas dapat dikurangi.
Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian
skor dihitung dengan menggunakan rumus:
S = ∑
Dengan : S = Skor siswa dan R = Jawaban siswa yang benar.
b. Mengitung rata-rata hasil pretest dan posttest dengan menggunakan rumus sebagai brikut:
= ∑
Dengan:
= rata-rata
= data (pretest/posttest)
= banyaknya siswa
c. Setelah memperoleh skor pretest dan posttest pada kedua kelas, dihitung selisih antara
pretest dan posttest untuk mendapatkan nilai gain dan gain ternormalisasi. Rumus yang
digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternormaslisai adalah sebagi berikut:
Gain = skor posttest- skor pretest
Gain ternormalisasi (g) =
Keterangan:
(g) = gain yang dinormalisir
Pos-test = tes diakhir pembelajaran
14
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. Skor gain normal ini diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria peningkatan hasil
belajar siswa. Selanjutnya, indeks gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan
menggunakan indeks gain ternormalisasi pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain
Skor Kriteria
(g) 0,70 Tinggi
0,30 (g) 0,70 Sedang
(g) 0,30 Rendah
Sumber : Suharsimi Arikunto(2006: 219)
3.5.5 Uji Normalitas.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal
atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis
menggunakan statistik parametrik. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) menyatakan bahwa:
Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teoru itu tidak berlaku.
Selain itu uji Normalitas juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah gain atau selisih skor
pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji Chi-Kuadrat yang diolah menggunakan
SPSS 19. Kriteria pengujian adalah jika signifikan lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan
berdistribusi normal. Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:
- Jika nilai signifikan (sig) > 0.05, maka data berdistribusi normal.
Jika nilai signifikan (sig) < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.
- Jika nilai < , maka data berdistribusi normal.
- Jika nilai > , maka data tidak berdistribusi normal
Jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji non-parametrik, yaitu
15
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
- Jika nilai signifikan > 0.05, maka data berdistribusi normal.
- Jika nilai signifikan < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.
3.5.6 Uji Homogenitas.
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel tersebut apakah kedua kelas tersebut
homogen atau tidak justru sebaliknya. Apabila kelas tersebut homogeny berarti tidak terdapat
perbedaan yang berarti antara kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
dilakukan pembelajaran. Uji homogenitas menggunakan data pretest dari kedua kelas yang
diolah kedalam SPSS 19 kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan uji Levene’s,
dengan kriteria sebagai berikut:
- Jika level signifikansi > 5%, maka data tersebut homogen
- Jika level signifikansi < 5%, maka data tersebut tidak homogen
- Jika F hitung < F tabel, maka kedua sampel homogen
3.5.7 Uji Hipotesis.
Uji hipotesis pada penelitian ini di dasarkan pada data peningkatan hasil belajar, yaitu
data selisih pretest dan posttest. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji t
independen yang terdapat pada program SPSS 19.0. Data yang digunakan adalah skor gain
siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kriteria:
: =
:
Dimana: = skor gain kelompok eksperimen
= skor gain kelompok kontrol
Jika dibandingkan dengan , maka
16
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
- Jika , maka diterima dan ditolak
Selanjutnya selisih gain kontrol dan eksperimen tersebut dihitung Normalized Gain
(N-Gain). Untuk menghitung Normalized Gain (N-Gain) pada tabel di atas digunakan rumus sebagai
berikut:
N – Gain =
(Arikunto, 2006: 126)
Uji Hipotesis dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu hipotesis alternatif yang
disimbolkan dengan H1 dan hipotesis nol yang disimbolkan dengan . Selain itu H1 dan Ho
dijadikan pembeda dalam pernyataan hipotesis, jika H1 menunjukkan pernyataan “Terdapat”
maka Ho dengan pernyataan “Tidak Terdapat”.
Berdasarkan penjelasan hipotesis diatas, maka hipotesis yang di uji adalah:
1. : =
Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata
pelajaran ekonomi saat pretest pada siswa kelompok eksperimen yang proses
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran induktif dengan siswa
kelompok kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran diskusi
biasa.
2. :
Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata
pelajaran ekonomi saat posttest pada siswa kelompok eksperimen yang proses
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran induktif dengan siswa
kelompok kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran diskusi
biasa dengan kriteria:
: =
:
Dimana: = N-Gain kelompok eksperimen
17
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Jika dibandingkan dengan , maka:
- Jika > , maka ditolak dan diterima
1 Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol kelas X SMA Negeri 1 Ciruas, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata
pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan metode
pembelajaran discovery dengan kelas kontrol menggunakan metode
diskusi biasa.
2. Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran
ekonomi di kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran
discovery dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi biasa.
3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa pada
mata pelajaran ekonomi di kelas eksperimen yang pembelajarannya
menggunakan metode pembelajaran discovery. Artinya penggunaan atau
penerapan metode pembelajaran discovery efektif digunakan pada mata
pelajaran ekonomi.
5.2Saran
Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan
metode pembelajaran discovery sebagai salah satu model pembelajaran yang bisa
digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran ekonomi
pada standar kompetensi uang dan perbankan. Oleh karena itu dapat disampaikan
2 Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Bagi guru, diharapkan dengan adanya penerapan metode discovery, dapat
dijadikan salah satu pedoman untuk digunakan dikelas lainnya, sehingga
dapat meningkatkan keaktifan siswa dan melatih siswa lebih berani dalam
mengemukakan pendapatnya, baik dalam kelompoknya maupun antar
kelompok.
2. Dalam penerapan metode pembelajaran discovery dianjurkan materi yang
digunakan adalah materi yang lebih banyak pada konsep dan tidak banyak
hitungan, dan materi yang konsepnya itu banyak bisa di diskusikan.
3. Untuk pembagian kelompok, sebaiknya di pilih oleh gurunya, sehingga
bisa berbaur dengan teman yang lain, tidak sama kelompok mainnya saja.
4. Bagi pihak sekolah, hendaknya mengadakan dan terus mengikuti berbagai
seminar, lokakarya, semiloka, dan diklat, baik yang diadakan oleh
kementrian pendidikan dan kebudayaan maupun instansi-instansi
pendidikan. Mengikuti yang berkenaan dengan proses pengajaran dan
pembelajaran sehingga inovasi-inovasi dalam pembelajaran semakin
berkembang yang pada akhirnya hasil belajar dan kemampuan berpikir
kritis siswa semakin meningkat.
5. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah kajian ilmu
tentang metode pembelajaran discovery dalam meningkatkan kemampuan
berfikir kritis siswa. Sehingga pada penelitian selanjutnya dapat
dikembangkan secara lebih mendalam dan dapat diterapkan sebagai
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
Belgin Yildirim, Şükran O. Critical Thinking Theory and Nursing Education International Journal of Humanities and Social Science Vol. 1 No. 17 [Special Issue – November 2011]
Emily R. Lai. Critical Thinking: A Literature Review. Research Report. June 2011
Fisher, Alec (2008). Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
Fitriyanti (2012). Pengaruh penerapan metode PBL terhadap Kemampuan
berfikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi. Bandung: UPI
http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/22/strategi-pembelajaran-414649.html
http://elearningpendidikan.com/pengertian-metode-mengajar.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2034770-pengertian-berpikir-kritis/
http://gurupembaharu.com/home/berpikir-kritis/
http://marizaumami.wordpress.com/2010/06/15/makalah-berfikir-kritis/
http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran
http://www.anneahira.com/strategi-pembelajaran.htm
http://www.scribd.com/doc/52701887/BERPIKIR-KRITIS
Julaikha (2008). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Intruction Melalui Metode Diskusi Dan Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi.
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Jurnal Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG, Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar tentang model pembelajaran.
Komalasari, Kokom (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Reflika Aditama
Kusnendi (2013). Uji Beda Dua Rata-Rata dalam Penelitian Kuasi Eksperimen
Sekolah Pascasarjana. Bandung: UPI
Lian dan Carol Measuring critical thinking, intelligence, and academic performance in psychology undergraduates 2009 Vol. 30 No. 3-4
Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran
Kompetensi “Model-model Pembelajaran”. Bandung: Reflika Aditama
Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran
Kompetensi “Prinsip-prinsip Pembelajaran Kompetensi”. Bandung: Reflika Aditama
Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran
Kompetensi “Metode Pembelajaran”. Bandung: Reflika Aditama
Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran
Kompetensi “Berfikir Kritis dan Kreatif”. Bandung: Reflika Aditama
Nana Syaodih S (2012). Metode Penelitian Pendidikan. “Metode Eksperimen”. Bandung: Rosdakarya
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Reflika Aditama
Neti Budiwati, Leni Permana (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboratorium FPEB UPI
Neti Budiwati, Leni Permana (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi
“Indikator Berfikir Kritis”. Bandung: Laboratorium FPEB UPI
Sagala, Saiful (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sharon Bailin, Roland Case, Jerrold R. Coombs and Leroi B Daniels.
Conceptualizing Critical Thinking. 1999, vol. 31, no. 3, 285-302.
Srigustini, Astri (2010). Skripsi Studi Komparatif Penggunaan Model Cooperative
Puspita Maelani, 2013
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sugiyono.(2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Usman, U.(2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya
UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yamin, Martinis (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik ”Strategi