• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MENGEMBANGKAN INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA : Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MENGEMBANGKAN INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA : Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguru"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERNYATAAN……….………

ABSTRAK……….

KATA PENGANTAR………..……..

DAFTAR ISI...

Hal i ii iv x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xv

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 14

1.3. Tujuan Penelitian ... 18

1.4. Manfaat Penelitian ... 19

1.5. Strutur Organisasi Laporan Penelitian………... 21

II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS …. 24 2.1. Konsep Kewirausahaan dan Pendidikan Kewirausahaan ………. 24

2.1.1. Konsep Kewirausahaan ... 24

2.1.2. Pendidikan Kewirausahaan ... 29

2.2. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 41

2.2.1. Pengertian Belajar dan Teori-teori Belajar ………... 41

2.2.2. Pengertian Pembelajaran dan Teori-teori Pembelajaran ……... 47

2.2.3. Pembelajaran Kontekstual ………... 55

2.2.4. Kompetensi Dosen dalam Pembelajaran ... 61

2.2.5. Faktor Peserta Didik dalam Pembelajaran ... 74

2.2.6. Konsep Lingkungan pembelajaran ... 83

2.2.7. Konsep Efektivitas Pembelajaran ... 85

2.3. Entrepreneurial Intention-based Models ……… 87

2.3.1. Theory of Planned Behavior (TPB)……… 87

2.3.2. Theory 0f Entrepreneurial Event (TEE)………. 90

2.3.3. Konsep Entrepreneurial Intention-based Models ……… 92

2.3.4. Konsep Intensi Kewirausahaan .……… 95

2.3.5. Konsep Sikap terhadap Kewirausahaan ……… 98

2.3.6. Konsep Norma Sosial yang Dirasakan …...……… 102

2.3.7. Konsep Efikasi Diri……… 106

2.3.8. Konsep Pengetahuan Kewirausahaan………. 109

2.4. Penelitian Sebelumnya ... 114

2.5. Kerangka Pemikiran ... 117

(2)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

III. METODE PENELITIAN ... 128

3.1. Jenis dan Metode Penelitian ... 128

3.2. Sumber Data, Populasi dan Sampel ... 129

3.2.1. Sumber Data ... 129

3.2.2. Populasi ... 130

3.2.3. Sampel ... 134

a. Ukuran Sampel ... 134

b. Cara Penentuan Sampel ... 134

3.3. Operasionalisasi Variabel ... 136

3.4. Alat Pengumpulan Data ... 148

3.5. Uji Instrumen ………. 149

3.5.1. Uji Validitas Instrumen ………... 151

3.5.2. Uji Reabilitas Instrumen ………... 151

3.6. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 152

3.6.1. Uji Asumsi Statistik ……….. 154

3.6.2. Analisis Faktor Konfirmatori ……… 156

3.6.3. Analisis Jalur ………. 159

3.6.4. Kriteria yang digunakan………. 165

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 169

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian……….. 169

4.1.1. Deskripsi Responden Penelitian………... 170

4.1.2. Deskripsi Variabel Penelitian………. 174

4.2. Konversi Data………. 211

4.3. Uji Asumsi Statistik………. 212

4.4. Analisis Verifikatif Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis…... 213

4.4.1. Model Pengukuran Variabrel Penelitian………. 214

4.4.2. Pengujian Hipotesis ……… .. 232

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian………... 246

4.5.1. Pengaruh Kopetensi Dosen, Faktor-faktor Psikologis Mahasiswa, dan Pembelajaran yang Dirasakan terhadap Pengetahuan Kewirausahaan……….. 246

4.5.2. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Sikap terhadap Kewirausahaan ………... 254

4.5.3. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Persepsi tentangNorma Sosial yang Dirasakan……… 255

4.5.4. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Efikasi Diri………. 257

(3)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.7. Implikasi Hasil Penelitian ………. 268

4.7.1.Implikasi Teoritis ………... 269

4.7.2.Implikasi Praktis ………. 270

V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………. 273

5.1. Kesimpulan ……… 273

5.2. Rekomendasi ………. 276

DAFTAR PUSTAKA………... 282

(4)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

No Tabel Hal

1.1 Jumlah Penganggur Berpendidikan di Indonesia Diploma dan Sarjana

di Indonesia………. 2

2.1 Model Belajar Konvensional vs Model Belajar Entrepreneurial... 38

2.2 Empat Orientasi Pembelajaran ………... 50

3.1 Keadaan Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon ... 131

3.2 Keadaan Populasi ………..…... ... 133

3.3 Jumlah Sampel ………... 135

3.4 Operasionalisasi Variabel Kompetensi Dosen ………... 137

3.5 Operasionalisasi Variabel Faktor Psikologis Mahasiswa ………. 139

3.6 Operasionalisasi Variabel Pembelajaran yang Dirasakan ………. 140

3.7 Operasionalisasi Variabel Pengetahuan Kewirausahaan …………... 141

3.8 Operasionalisasi Variabel Sikap Terhadap Kewirausahaan …………... 142

(5)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.11 Operasionalisasi Variabel Intensi Kewirausahaan ………. 146

3.12 Hasil Perhitungan Reabilitas ………... 151

3.13 Kriteria dan Batas Penilaian Goodness of Fit-test……….. 158

3.14 Model Pengukuran Variabel Eksogen………. 159

3.15 Model Pengukuran Variabel Endogen……… 159

3.16 Persamaan Struktural Model Penelitian ………... 161

3.17 Rancangan Pengujian Hipotesis ………. 163

3.18 Kategorisasi Tingkat Kompetensi Dosen, Faktor Psikologis Mahasiswa, Proses pembelajaran, Norma Sosial, dan Efikasi Diri…… 167

3.19 Kategorisasi Tingkat Sikap Terhadap Kewirausahaan dan Intensi Kewirausahaan………... 167 3.20 Kategorisasi Tingkat Pengetahuan Kewirausahaan... 168

4.1 Komposisi Responden Berdasarkan Fakultas……….. 170

4.2 Komposisi Responden Berdasarkan Gender………... 171

4.3 Komposisi Responden Berdasarkan Usia………... 172

4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua ……… 173

4.5 Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua ... 173

4.6 Tingkat Kopetensi Dosen Kewirausahaan Menurut Persepsi Mahasiswa ……….. 175

4.7 Faktor-faktor Psikologis Mahasiswa dan Pembelajaran Kewirausahaan 179 4.8 Gambaran Pembelajaran Kewirausahaan yang Dirasakan Mahasiswa... 185

4.9 Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Kewirausahaan Mahasiswa……… 192

4.10 Tingkat Pengetahuan Kewirausahaan Mahasiswa………... 192

(6)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.13 Tingkat Efikasi Diri Mahasiswa untuk Menjadi Pewirausaha…………. 203

4.14 Tingkat Intensi Kewirausahaan Mahasiswa………. 206

4.15 Ringkasan Hasil Uji Asumsi Statistik……….. 212

4.16 Model Pengukuran Variabel Penelitian………... 217

4.17 Hasil Pengujian Goodness of Fit Statistics……… 235

4.18 Dekomposisi Pengaruh Variabel Independen Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Variabel Dependen Intensi kewirausahaan… 245 4.19 Faktor-faktor yang Menghambat untuk Memilih Karir Sebagai Wirausaha Setelah Lulus……….. 265

DAFTAR GAMBAR No Gambar Hal 1.1 Hubungan antara Kewirausahaan dengan Pertumbuhan Ekonomi .. 5

1.2 Keterkaitan Berbagai Kegiatan Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi ... 7

2.1 Hubungan antara Belajar dan Perubahan Perilaku ... 42

2.2 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pembelajaran ... 53

2.3 Konsep Kopetensi Individu menurut Spencer dan Spencer……….. 64

2.4 Struktur Kopetensi Individu Menurut Spencer dan Spencer………. 65

2.5 Struktur Kopetensi Individu Menurut Bergenhenegouwen ... 66

2.6 Model Theory of Planned Behaviour ... 88

(7)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.9 Hubungan antara Nilai, Sikap, dan Intensi ………... 101

2.10 Sumber Efikasi Diri Menurut Bandura ……… 108

2.11 Model Efektivitas Pembelajaran Kewirausahaan……….. 118

2.12 Model Intensi Kewirausahaan………... 119

2.13 Paradigma Penelitian………. 120

3.1 Diagram Jalur Lengkap Hipotesis Penelitian ……….. 160

4.1 Koefisien Loading Factor Model Pengetahuan Kewirausahaan………... 215

4.2 Nilai T-Hitung Model Pengetahuan Kewirausahaan………. 215

4.3 Koefisien Loading Factor Model Intensi Kewirausahaan…………. 216

4.4 Nilai-nilai T-Hitung Model Intensi Kewirausahaan………. 216

4.5 Model Struktural Pengaruh Kopetensi Dosen, Faktor-faktor Psikologis Mahsiswa, dan Pembelajaran yang Dirasakan terhadap Pengetahuan Kewirausahaan………. 237

4.6 Model Struktural Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Sikap terhadap Kewirausahaan………. 238

4.7 Model Struktural Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Persepsi tentang Norma Sosial yang Dirasakan……… 240

4.8 Model Struktural Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Efikasi Diri……… 241

4.9 Model Struktural Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Sikap terhadap Kewirausahaan, Persepsi tentang Norma Sosial yang Dirasakan, dan Efikasi Diri terhadap Intensi Kewirausahaan……... 243

(8)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini

adalah masih besarnya jumlah penduduk miskin dan tingginya tingkat

pengangguran. Data Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah

penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2010

adalah 31,02 juta atau 13,33%. Sementara itu dari jumlah angkatan kerja yang

mencapai 119,4 juta, jumlah penganggur mencapai 8,32 juta (6,97%) dan tingkat

pengangguran terbuka mencapai 7,14% (Berita Resmi Statistik,

No.33/05/Th.XIV, 5 Mei 2011).

Berdasarkan survei yang sama, data penduduk Jawa Barat yang berada di

bawah garis kemiskinan adalah 4,77 juta atau 11,27% dengan tingkat

pengangguran terbuka mencapai 1, 95 juta atau 10,33%, jauh lebih tinggi di

banding tingkat pengangguran terbuka nasional. Hal ini berhubungan erat dengan

masalah kesempatan kerja, baik sebagai pegawai negeri sipil (PNS) maupun

sebagai pegawai swasta, yang sangat terbatas.

Sementara itu tenaga kerja terdidik lulusan perguruan tinggi juga terjerat oleh

persoalan yang sama. Jumlah penganggur berpendidikan diploma dan sarjana

(9)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berpendidikan tinggi di Indonesia dalam lima tahun terakhir adalah seperti

tercantum dalam tabel di bawah ini:

Sumber: SAKERNAS 2007,2008,2009, 2010 dan 2011.

Sementara itu, bagi lulusan perguruan tinggi yang terserap oleh dunia kerja,

mayoritas di antara mereka bekerja sebagai karyawan dan hanya sedikit sekali

yang terjun berwirausaha. Majalah TEMPO edisi 20-26 Agustus 2007,

mengungkapkan bahwa pada tahun 2006 dari seluruh lulusan perguruan tinggi

yang terserap dunia kerja, sebanyak 83,1% dari mereka bekerja sebagai karyawan,

sedangkan yang berwirausaha hanya 5,8%. Data ini menunjukkan bahwa

wirausaha belum menjadi tujuan dan cita-cita lulusan perguruan tinggi kita, dan

(10)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

hal ini juga mencerminkan intensi untuk menjadi wirausaha dari para mahasiswa

kita masih sangat rendah.

Kementerian Pendidikan Nasional mencatat bahwa pada tahun 2010, di

Indonesia tercatat ada sekitar 14 juta orang lulusan perguruan tinggi dengan aneka

jenjang, dan dari jumlah tersebut sedikitnya 2 juta orang (14,28%) menjadi

penganggur (Kompas, 27 September 2010).

Mengomentari hal tersebut Razali Ritonga (Kompas, 27 September 2010)

menyatakan bahwa gelombang penganggur ini merupakan potensi yang hilang

(potential loss) bagi produktivitas bangsa. Jika diperkirakan mereka mendapatkan

upah minimum Rp 1 juta per bulan bila bekerja, maka potensi yang hilang itu

mencapai Rp 24 trilyun per tahun. Bahkan, potensi yang hilang itu bertambah

besar jika dikaitkan dengan biaya yang dikeluarkan pemerintah dalam

menyelenggarakan perguruan tinggi.

Menurut beberapa analisis, baik dari para akademisi maupun dari praktisi,

kondisi seperti ini terjadi karena rendahnya mentalitas kewirausahaan

(entrepreneurship) lulusan perguruan tinggi kita (Ciputra, 2007; Alma, 2006;

Wijatno,2009; Hermawan,2003; Astamoen, 2005). Mereka memiliki pola pikir

pencari kerja (job seeker) dan bukan pencipta kerja (job creator). Hal ini sejalan

dengan temuan Hermawan (2003:16) yang menyatakan bahwa permasalahan

utama lulusan pendidikan kita adalah kemandirian. Pendidikan hanya

(11)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Output-nya diarahkan untuk menjadi pegawai atau bekerja untuk orang lain dan

mendapatkan upah. Inilah inti masalah yang menyebabkan kemiskinan dan

keterbelakangan bangsa Indonesia. Jumlah wirausahawan di Indonesia masih

sangat sedikit dan tentu saja masih sangat jauh dari kebutuhan.

Data pada tahun 2005 menunjukkan bahwa dari 220 juta penduduk Indonesia

diperkirakan hanya sekitar 400.000-an atau 0,18% yang benar-benar berprofesi

sebagai wirausahawan (Astamoen, 2005:9). Padahal menurut David McClelland

(1961) suatu negara hanya akan mencapai tingkat kemakmuran apabila jumlah

wirausahawannya paling sedikit 2% dari total jumlah penduduknya.

Di negara maju, pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan ekonomi

yang luar biasa. Tahun 1980-an di Amerika Serikat lahir 20 juta wirausahawan

baru yang mampu menciptakan lapangan kerja baru. Mereka merupakan faktor

penting dalam mendorong ekonomi AS tumbuh sangat pesat (Alma, 2006:5).

Keberhasilan pembangunan yang dicapai Jepang juga disponsori oleh

wirausahawan. Sebanyak 2% penduduk Jepang adalah wirausahawan skala

sedang, sementara 20% penduduknya merupakan wirausahawan skala kecil. Inilah

kunci keberhasilan pembangunan Jepang . Sementara Singapura memiliki 4% dari

total jumlah penduduknya (Kompas, 9 April 2010).

Peranan kewirausahaan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara

terlihat dari beberapa temuan empirik. Studi Reynolds (1999) menemukan bahwa

(12)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

negara-negara bagian di AS periode tahun 1980-1992. Audretsch dan Fritsch

(1996) mencatat bahwa munculnya wirausaha-wirausaha baru mampu memimpin

pertumbuhan ekonomi Jerman tahun 1990-an. Foelster (dalam Carree & Thurik,

2002) melaporkan bahwa munculnya usaha-usaha kecil memiliki kontribusi besar

atas penyerapan tenaga kerja di Swedia pada kurun waktu 1976-1995. Hart dan

Hanvey (dalam Carree & Thurik, 2002) mencatat hal yang sama di Inggris pada

tahun 1980-an. Sementara Carree dan Thurik (1998) menemukan bahwa

usaha-usaha kecil industri manufaktur memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan

industri di negara-negara Eropa pada tahun 1990-an.

Hubungan antara kewirausahaan dengan pertumbuhan ekonomi digambarkan

dengan baik oleh Wennekers dan Thurik yang dikutip oleh Carree dan Thurik

(2002:21) sebagai berikut:

Level of analysis

Conditions for entrepreuneurship

Crucial elements of entreupreuneurships

Impact of

entreupreuneurship

Macro level Individual

level

firm level

Psychological endowments

Culture institutions

Business culture

incentives

Culture institutions

Attitudes skill ACTIONS

start-up

entry info news markets

innovations

variety compettition selection

Self-realization personal wealth

Firm performance

(13)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sumber: Wennekers dan Thurik dalam Carree dan Thurik (2002:21)

Gambar 1.1.

Hubungan antara Kewirausahaan dengan Pertumbuhan Ekonomi

Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya menumbuhkembangkan

kewirausahaan di Indonesia. Rendahnya minat para lulusan perguruan tinggi di

Indonesia untuk menjadi pewirausaha merupakan masalah besar yang harus

segera ditemukan jalan keluarnya.

Pada tataran kebijakan, upaya untuk mengatasi masalah ini telah banyak

dilakukan. Pada tahun 1995 pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres)

Nomor 4 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudidayakan

Kewirausahaan (GN-MMK). Namun kenyataannya gerakan ini gagal karena

memiliki kelemahan konsep yang mendasar, tidak menjangkau akar masalah, dan

dukungan dari pemerintah pusat sangat rendah (Syamsuri, 2002:8).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi telah mengembangkan berbagai kebijakan dan program dalam

upaya untuk merangsang dan menumbuhkan intensi kewirausahaan mahasiswa.

Program-program tersebut ada yang masuk dalam kurikulum seperti Kuliah

Kewirausahaan (KWU), namun ada juga yang didesain sebagai program

ekstra-kurikuler seperti: Magang Kewirausahaan (MKU), Kuliah Kerja Usaha (KKU),

(14)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(WUB), Inkubator Usaha Baru (INWUB), Konsultasi Bisnis dan Penempatan

Kerja (KBPK), Wira Usaha Mandiri (WUM), dan Program Hibah Kompetisi

(PHK) dalam bentuk pemberian modal awal bagi mahasiswa untuk belajar

memulai usaha baru. Semua program tersebut dirancang sedemikian rupa sebagai

tahapan-tahapan yang saling terkait yang pada akhirnya diharapkan akan

melahirkan seorang pewirausaha baru yang handal. Keterkaitan program-program

tersebut dapat digambarkan dalam bagan alur di bawah ini:

(Sumber: Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII hal. 224).

Gambar 1.2.

Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi

Magang Kewirausahaan

(MKU)

Kuliah Kerja Usaha (KKU)

Kuliah Kewira-usahaan (KWU)

Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan

(PKMK)

Wira Usaha Baru (WUB)

Wira Usaha Mandiri

Inkubator Wira Usaha Baru

(INWUB)

(15)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perguruan tinggi dengan otonomi yang sangat luas sekarang ini juga

memiliki ruang yang sangat terbuka untuk melakukan berbagai program

pengembangan kewirausahaan mahasiswa. Beberapa perguruan tinggi terkemuka

di tanah air telah memiliki lembaga khusus yang bertugas menangani

pengembangan kewirausahaan mahasiswa.

Namun pada kenyataannya program-program tersebut belum sepenuhnya

berjalan di lapangan, sehingga secara keseluruhan dampak dari berbagai kebijakan

tersebut masih belum sesuai dengan harapan. Data yang ada menunjukkan bahwa

alumni perguruan tinggi yang menjadi pewirausaha masih sangat rendah. Kondisi

seperti ini apabila tidak segera ditangani, bisa menyebabkan masalah sosial

ekonomi yang serius. Mengingat kesempatan kerja yang sangat terbatas, maka

maka lulusan perguruan tinggi di Indonesia akan menjadi sarjana-sarjana

penganggur yang setiap tahun makin meningkat jumlahnya. Pengangguran tenaga

kerja terdidik ini, di samping merupakan pemborosan yang luar biasa karena telah

menghabiskan biaya pendidikan yang sangat besar, juga sangat berpotensi

menimbulkan masalah sosial-politik yang serius. Sementara itu, secara makro,

fenomena ini dapat menyebabkan kemandirian ekonomi bangsa ini menjadi

semakin lemah yang pada akhirnya akan menyebabkan kedudukan dan daya saing

bangsa ini menjadi semakin rendah dibanding bangsa-bangsa lain di dunia.

Karena itu upaya untuk menumbuhkan intensi kewirausahaan pada kalangan

(16)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada tataran akademis, penelitian-penelitian tentang kewirausahaan telah

banyak dilakukan para ahli. Beberapa penelitian yang secara khusus dilakukan

terhadap mahasiswa menemukan bahwa intensi berwirausaha para mahasiswa

merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha-wirausaha masa depan (Gorman, et

al; 1997; Kourilsky dan Walstad, 1998). Dengan demikian maka penelitian

tentang intensi kewirausahaan pada mahasiswa Indonesia menjadi sesuatu yang

sangat relevan untuk dilakukan.

Secara umum penelitian-penelitian tentang kewirausahaan yang telah

dilakukan menemukan bahwa seseorang menjadi wirausahawan karena

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: karakteristik kepribadian, karakteristik

demografis, dan karakteristik lingkungan. Beberapa peneliti menemukan bahwa

faktor kepribadian seperti kebutuhan akan prestasi (McClelland, 1961; Sengupta

dan Debnath, 1994) dan efikasi diri (Gilles dan Rea, 1999) merupakan sifat-sifat

yang melekat pada seorang wirausahawan sehingga bisa menjadi variabel

signifikan untuk mendeteksi intensi kewirausahaan. Faktor demografi, seperti

umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja seseorang

diperhitungkan sebagai faktor-faktor yang menentukan intensi kewirausahaan

seseorang (Sinha, 1996). Sementara itu Kristiansen (2001) menyebut faktor

lingkungan seperti hubungan sosial, infrastruktur fisik dan institusional, serta

(17)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Akan tetapi pendekatan tersebut melahirkan berbagai kritik. Reynolds (1997)

misalnya menyatakan bahwa kapasitas prediktif pendekatan tersebut sangat

terbatas, karena pada umumnya yang menjadi objek penelitian adalah para

wirausahawan yang sudah jadi dan bukan calon wirausahawan. Sementara itu ahli

yang lain menyatakan bahwa dari sudut pandang teoritis pendekatan tersebut

memiliki kelemahan metodologis dan konseptual serta kemampuan untuk

menjelaskan (explanatory capacity) yang rendah (Gartner, 1989; Robinson et al.,

1991; Krueger et al., 2000; Linan et al., 2002).

Beranjak dari pemikiran itu maka pada dekade terakhir ini muncul perspektif

lain yang mencoba menganalisis intensi kewirausahaan melalui pendekatan yang

berbeda. Perspektif ini menyatakan bahwa keputusan untuk menjadi wirausaha

merupakan keputusan sadar yang diambil seseorang secara sukarela (Krueger et al

2000), maka menjadi sangat beralasan bila menganalisis bagaimana keputusan itu

diambil. Menurut perspektif ini intensi kewirausahaan merupakan unsur awal dan

menentukan bagi perilaku kewirausahaan (Ajzen, 1991; Fayolle dan Gailly, 2004;

Kolvereid, 1996). Sementara itu intensi untuk melakukan perilaku tertentu akan

tergantung kepada sikap orang itu terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 1991). Sikap

yang lebih menyukai akan lebih meningkatkan intensi untuk melaksanakan hal

tersebut. Dalam hal ini, menurut mereka, pendekatan sikap lebih baik digunakan

dibandingkan dengan pendekatan kepribadian maupun pendekatan demografi

(18)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mampu mengukur sampai di mana seorang individu dapat mengevaluasi sesuatu

secara positif atau negatif (Ajzen, 1991; Linan et al., 2002). Kemudian, karena

sikap seseorang terhadap sesuatu akan sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya

tentang hal tersebut (Ajzen, 1991; Linan, 2004), maka terlihat adanya hubungan

kausalitas antara pengetahuan, sikap, dan intensi seseorang terhadap sesuatu.

Selain faktor-faktor di atas, intensi seseorang akan suatu hal juga dipengaruhi oleh

kesadaran dan keyakinan bahwa ia akan mampu melaksanakannya atau

mewujudkannya (efikasi diri) serta didukung oleh lingkungan sosial yang

kondusif (Linan, 2004).

Perspektif di atas menunjukkan bahwa peranan pendidikan kewirausahaan

yang secara sadar dirancang untuk menumbuhkan intensi anak didik menjadi

wirausahawan merupakan prediktor signifikan untuk mendeteksi intensi

kewirausahaan seseorang. Intensi untuk melakukan sesuatu tumbuh didasari oleh

sikap orang tersebut terhadap perilaku tersebut. Sementara itu sikap seseorang

sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya tentang hal tersebut dan keyakinannya

akan kemampuannya untuk berhasil. Di sini faktor pendidikan menemukan

artinya. Pengetahuan, sikap, dan efikasi diri merupakan produk suatu proses

pembelajaran yang efektif. Jadi masalahnya adalah bukan ada atau tidaknya

pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi mahasiswa untuk menjadi

(19)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perguruan tinggi di Indonesia telah menjalankan suatu proses pembelajaran yang

efektif atau belum.

Masalah efektivitas pembelajaran merupakan inti dari masalah kualitas

pendidikan yang menjadi keprihatinan banyak kalangan di tanah air dewasa ini.

Hal ini berkenaan dengan kompetensi dosen, ketersediaan sarana dan sumber

pembelajaran, faktor-faktor psikologis mahasiswa, serta lingkungan pembelajaran

yang kondusif termasuk dukungan manajemen. Dalam melihat aspek

pembelajaran kewirausahaan pada mahasiswa ini, setelah melakukan kajian

kepustakaan, penulis berpendapat bahwa pendekatan yang paling tepat adalah

pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Learning).

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar mengajar yang

membantu guru/dosen mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi

dunia nyata siswa/mahasiswa dan mendorong mereka membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata

(Bern dan Erickson, 2001:2). Menurut hemat penulis, pendekatan pembelajaran

ini sangat tepat untuk digunakan dalam pendidikan kewirausahaan, karena tujuan

dari pendidikan kewirausahaan adalah membangkitkan intensi untuk

mengaplikasikan pengetahuan tentang kewirausahaan yang diperolehnya di

bangku kuliah dalam kehidupan nyata yang mereka hadapi. Melalui pembelajaran

(20)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

antara ide-ide abstrak tentang kewirausahaan dengan penerapan praktis di dalam

konteks dunia nyata.

Berdasarkan perspektif itulah Linan (2004) membangun modelnya yang

kemudian dinamakan “Entrepreneurial Intention-based Models”. Model ini

dirancang untuk mendeteksi intensi kewirausahaan dengan menggunakan

pendekatan pendidikan. Model ini merupakan gabungan dan modifikasi dari dua

teori yang relatif telah mapan, yaitu Theory of Planned Behavior (TPB) yang

dikemukakan oleh Icek Ajzen (1991) dan Theory of Entrepreneurial Event (TEE)

yang disampaikan Shapero & Sokol (1982). TPB adalah suatu teori yang didesain

untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku manusia dalam kasus khusus. Teori

ini memosisikan keinginan berperilaku (intention) sebagai penentu utama dari

sebuah perilaku (behavior). Keinginan berperilaku dipengaruhi oleh tiga

pertimbangan yaitu: 1) sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior), 2)

norma subyektif (subjective norms), dan 3) keyakinan akan pengendalian perilaku

(perceived behavioral controll). Sementara TEE, merupakan teori yang

menyatakan bahwa pembentukan perilaku kewirausahaan merupakan interaksi

dari faktor-faktor kontekstual yang dapat terlihat melalui pengaruhnya terhadap

persepsi individual. Menurut teori ini pertimbangan seseorang untuk menjadi

seorang entrepreneur merupakan reaksi terhadap kejadian eksternal, kejadian

yang dapat terjadi setelahnya (Peterman & Kennedy, 2003). Reaksi orang

(21)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang tersedia. Menurut Shapero dan Sokol (1982) terdapat dua jenis dasar dari

persepsi dalam memandang kewirausahaan, yaitu: 1) Perceived desirability,

mengacu pada tingkat ketertarikan seseorang terhadap suatu perilaku (untuk

menjadi seorang wirausahawan), dan 2) Perceived feasibility, yaitu suatu tingkat

perasaan seseorang yang menganggap dirinya secara personal mampu melakukan

suatu perilaku. Berdasarkan pada dua teori ini, Linan (2004) menyimpulkan

bahwa intensi kewirausahaan mahasiswa dipengaruhi secara langsung oleh

sikapnya terhadap kewirausahaan, persepsi tentang norma-norma sosial yang

diyakininya, dan efikasi dirinya. Ketiga hal ini terbentuk berdasarkan pengetahuan

yang dimilikinya tentang kewirausahaan yang merupakan hasil dari suatu proses

pembelajaran yang didesain oleh dosen.

Menurut hemat penulis, model ini dengan tambahan pengukuran

efektivitas pembelajaran sebagai antesenden variabel, bisa menjadi salah satu

pendekatan yang bisa melengkapi pendekatan-pendekatan sebelumnya dalam

upaya kita mendeteksi intensi kewirausahaan di kalangan mahasiswa di Indonesia.

Beranjak dari uraian di atas, penulis berpendapat bahwa walaupun telah

banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan para peneliti dalam

menumbuhkan intensi kewirausahaan pada kalangan mahasiswa, intensi

kewirausahaan mahasiswa Indonesia dewasa ini masih belum sesuai dengan

harapan. Kenyataan ini memerlukan pengkajian secara mendalam mengenai

(22)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kita bisa memberikan informasi yang cukup berharga kepada pihak perguruan

tinggi untuk mengembangkan suatu model pembelajaran kewirausahaan yang

efektif. Dalam hal ini, menurut hemat penulis, “Entrepreneurial Intention-based

Models” yang dikembangkan oleh Linan, dengan beberapa tambahan, sangat

relevan untuk dijadikan model penelitian dalam rangka menganalisis faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa. Dalam konteks

inilah penelitian ini dilakukan.

Wilayah Cirebon merupakan salah satu wilayah pertumbuhan di Jawa Barat.

Wilayah ini terdiri dari 4 (empat) kabupaten dan 1 (satu) kota, yaitu: Kabupaten

Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu,

dan Kota Cirebon. Pada wilayah yang sedang tumbuh ini muncul berbagai

perguruan tinggi, baik negeri dan swasta. Data terakhir, menunjukkan bahwa di

wilayah Cirebon ini terdapat 51 buah perguruan tinggi yang bila merujuk pada

klasifikasi perguruan tinggi dari Linan (2004) termasuk perguruan tinggi yang

berlokasi di kota kecil sehingga dapat dikatakan termasuk kategori perguruan

tinggi “peripheral”. Penelusuran terhadap kurikulum yang diterapkan pada

perguruan tinggi tersebut memperlihatkan bahwa mereka sudah menerapkan mata

kuliah kewirausahaan pada beberapa program studinya. Namun efektivitas

pembelajaran kewirausahaan yang dilaksanakan perlu dipertanyakan, mengingat

data penelusururan lulusan pada beberapa perguruan tingginya menunjukkan

(23)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

inilah yang menjadi pertimbangan penulis untuk menetapkan wilayah ini sebagai

objek kajian dalam penelitian ini.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Penelitian ini ingin mengkaji masalah intensi kewirausahaan di kalangan

mahasiswa. Fakta yang ada menunjukkan bahwa para mahasiswa Indonesia

cenderung tidak berminat untuk menjadi wirausahawan. Setelah lulus, mereka

cenderung lebih tertarik untuk mencari pekerjaan pada institusi-institusi yang

sudah mapan, ketimbang merintis suatu usaha baru. Gejala ini sangat

memprihatinkan, karena dengan terbatasnya kesempatan kerja yang ada, maka

pengangguran tenaga kerja terdidik semakin hari akan semakin besar. Hal ini,

pada gilirannya, akan menjadi sumber bagi terjadinya masalah-masalah sosial,

ekonomi, dan bahkan politik yang serius.

Dalam menganalisis gejala tersebut, pendekatan budaya melihat bahwa hal itu

terjadi karena mayoritas generasi muda Indonesia tidak dibesarkan dalam budaya

wirausaha. Mereka lahir di lingkungan pekerja, petani, nelayan, dan pegawai

negeri sehingga tidak heran bila kemudian mereka memiliki pola pikir (mindset)

pencari kerja dan bukan pencipta kerja.

Pendekatan psikologis melihat bahwa hal tersebut terjadi karena lemahnya

mentalitas dan kepribadian kalangan generasi muda Indonesia seperti keinginan

(24)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepercayaan pada kemampuan diri sendiri, kreativitas, inovasi, dan lain

sebagainya.

Sementara itu pendekatan pendidikan melihat bahwa kondisi tersebut terjadi

karena lemahnya pendidikan kewirausahaan pada sekolah dan perguruan tinggi di

Indonesia. Baik dilihat dari aspek kurikulum, pengajar, proses pembelajaran,

sarana pembelajaran, sumber-sumber pembelajaran, maupun evaluasinya,

pelaksanaan pendidikan kewirausahaan pada sekolah dan perguruan tinggi di sini

masih memiliki masalah-masalah yang cukup mendasar.

Penulis berpendapat bahwa pendekatan pendidikan merupakan pendekatan

yang paling tepat untuk mendekati masalah ini karena melalui pendidikan yang

tepat mentalitas dan kepribadian wirausaha (pendekatan psikologis) bisa dibangun

dan melalui pendidikan yang bermakna perubahan budaya (pendekatan budaya)

bisa terlaksana. Selain itu, penulis melihat relevansi pendekatan ini dalam

menganalisis intensi kewirausahaan karena beberapa alasan yang diuraikan di

bawah ini.

Menurut teori tentang perilaku, diakui bahwa perilaku seseorang sangat

ditentukan oleh intensi (intention) orang tersebut terhadap perilaku tersebut

(Ajzen, 1991). Sementara itu intensi untuk berperilaku akan tergantung kepada

sikap orang itu terhadap perilaku tersebut (attitude toward the behavior). Dan

sikap seseorang terhadap sesuatu akan sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya

(25)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

maka pembelajaran kewirausahaan menjadi sesuatu yang penting dalam

membentuk intensi kewirausahaan, mengingat pengetahuan dan sikap terbentuk

terutama oleh proses pendidikan yang mereka alami dan rasakan. Pola pikir yang

dibangun oleh teori ini menjadi landasan utama paradigma penelitian yang hendak

penulis lakukan.

Dalam upaya untuk mengukur pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap

intensi kewirausahaan para mahasiswa ini penulis menggunakan sebuah model

yang dikemukakan oleh Linan (2004) yang kemudian dikenal sebagai

“Entrepreneurial Intention-based Models”. Model ini menyatakan bahwa

faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap intensi kewirausahaan adalah

pengetahuannya tentang kewirausahaan (entrepreneurial knowledge), sikapnya

terhadap kewirausahaan (attitude toward entrepreneurship), persepsinya tentang

norma-norma sosial yang dirasakan (perceived social norms), dan efikasi diri

yaitu keyakinan akan kemampuan untuk mewujudkan harapan tersebut (self

efficacy). Dalam perspektif model ini, pengetahuan, sikap, norma sosial yang

dirasakan, dan efikasi diri merupakan out put dari suatu proses pembelajaran

kewirausahaan yang mereka alami. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh

kompetensi dosen yang mengajarnya, faktor psikologis para mahasiswanya, dan

interaksi pembelajaran yang dirasakannya (Makmun, 2001). Dengan demikian,

teridentifikasi ada 8 (delapan) variabel penelitian yang harus diobservasi dalam

(26)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran yang dirasakan, pengetahuan kewirausahaan, sikap terhadap

kewirausahaan, persepsi tentang norma sosial yang dirasakan, efikasi diri, dan

intensi kewirausahaan. Menurut hemat penulis, model ini sangat relevan untuk

mengkaji pengaruh pendidikan kewirausahaan di Indonesia dan belum banyak

dilakukan oleh para peneliti di tanah air.

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah umum dalam penelitian ini adalah

“Sejauhmanakah efektivitas pembelajaran kewirausahaan yang diselenggarakan

oleh perguruan tinggi dalam mengembangkan intensi kewirausahaan pada

kalangan mahasiswa?” Berdasarkan masalah umum di atas dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kompetensi dosen, faktor-faktor psikologis

mahasiswa, dan kondisi pembelajaran yang dirasakan terhadap

pengetahuan kewirausahaan mahasiswa?

2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap sikap terhadap

kewirausahaan pada kalangan mahasiswa?

3. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap persepsi

tentang norma-norma sosial yang dirasakan (perceived social norms),

pada kalangan mahasiswa?

4. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap efikasi diri

(27)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan, sikap terhadap

kewirausahaan, persepsi tentang norma-norma sosial yang dirasakan, dan

efikasi diri terhadap intensi kewirausahaan pada kalangan mahasiswa?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitia ini secara umum bertujuan untuk menguji beberapa teori

kecenderungan perilaku manusia dan peranan pendidikan dalam membentuk

kecenderungan perilaku tersebut. Teori yang ingin dibuktikan antara lain adalah

“Theory of Planned Behavior” dari Icek Ajzen, dan “Theory of Entrepreneurial

Event” dari Shapero dan Sokol.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh

pembelajaran kewirausahaan dalam mengembangkan intensi kewirausahaan

mahasiswa dengan menggunakan pendekatan “Entrepreneurial Intention-based

Models”. Apabila tujuan ini dirumuskan secara operasional, maka tujuan penelitian

ini adalah untuk membuktikan:

1. Pengaruh kompetensi dosen, faktor-faktor psikologis mahasiswa, kondisi

pembelajaran yang dirasakan terhadap pengetahuan kewirausahaan

mahasiswa.

2. Pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap sikap terhadap

(28)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap persepsi tentang

norma-norma sosial yang dirasakan (perceived social norms) pada kalangan

mahasiswa.

4. Pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap efikasi diri untuk

berwirausaha pada kalangan mahasiswa.

5. Pengaruh pengetahuan kewirausahaan, sikap terhadap kewirausahaan,

persepsi tentang norma-norma sosial yang dirasakan, dan efikasi diri

terhadap intensi kewirausahaan pada kalangan mahasiswa.

1.4. Manfaat Penelitian

Dalam upaya penanggulangan masalah kemiskinan dan pengangguran di

Indonesia dewasa ini, fenomena rendahnya intensi lulusan perguruan tinggi untuk

berwirausaha merupakan isu yang sangat relevan untuk diteliti dan dicari

solusinya. Dalam konteks ini, maka penelitian ini diharapkan memiliki kadar

kebermaknaan yang cukup tinggi. Temuan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangsih pemikiran bagi pengembangan pendidikan

kewirausahaan yang tengah digalakkan oleh pemerintah.

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki nilai guna, baik secara teoritis

maupun secara praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan data empirik yang dapat memperkaya dan mengembangkan disiplin

(29)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

satu bagian dari rumpun pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Manfaat

untuk pengembangan teori ini terutama berkenaan dengan:

1. Pemahaman terhadap konstruksi teoritik variabel-variabel yang

mempengaruhi intensi kewirausahaan, seperti efektivitas pembelajaran

yang meliputi kompetensi dosen, faktor-faktor psikologis mahasiswa,

kondisi pembelajaran yang dirasakan; pengetahuan kewirausahaan; sikap

terhadap kewirausahaan; persepsi tentang norma sosial yang dirasakan;

dan efikasi diri.

2. Hubungan kausalitas antara variabel-variabel tersebut dengan variabel

intensi kewirausahaan (entrepreneurial intention).

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada perguruan tinggi, khususnya pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam

pengembangan pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi dalam upaya untuk:

1. Menentukan kebijakan dan program pengembangan pendidikan

kewirausahaan bagi mahasiswa.

2. Memperkuat proses pembelajaran kewirausahaan mahasiswa sehingga

bisa mencapai tujuan dengan lebih efektif.

3. Melakukan inovasi dalam praktek pembelajaran kewirausahaan di

(30)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.5. Struktur Organisasi Laporan Penelitian

Laporan penelitian dalam bentuk disertasi ini disusun dalam bentuk 5 (lima)

bagian yang disebut bab. Bab I Pendahuluan, berisikan: 1) Latar belakang

penelitian, yang menguraikan masalah pokok (core problem) penelitian,

bukti-bukti empirik yang mendukung masalah penelitian, pentingnya masalah itu

diteliti, dan pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut; 2) Identifikasi dan

perumusan masalah, yang menguraikan telusuran variabel-variabel penelitian dan

keterkaitannya satu sama lain yang kemudian dirumuskan dalam bentuk masalah

penelitian; 3) Tujuan penelitian, yang menjelaskan tujuan dilakukannya penelitian

yang dirumuskan secara operasional; 4) Manfaat penelitian, yang menjelaskan

manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian, baik secara teoritis ntuk

memperkaya teori-teori yang sudah ada maupun secara praktis dalam bentuk

masukan bagi institusi perguruan tinggi dan pemerintah; dan 5) Organisasi

pelaporan, yang menguraikan bagaimana pelaporan hasil penelitian

diorganisasikan.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis, berisikan: 1)

Kajian teori yang merupakan telusuran teori-teori yang berkenaan dengan variabel

penelitian, dari mulai grand theory, midle theory, sampai hasil-hasil penelitian

terbaru dan posisi teoritik penulis. Kajian teori ini menguraikan justifikasi teori

sebagai landasan perumusan hipotesis penelitian dan penetapan

(31)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

posisi-posisi setiap variabel penelitian dan keterkaitan antar variabel dalam

bangunan teori yang dirujuk sehingga melahirkan model penelitian yang ingin

dibuktikan; dan 3) Hipotesis penelitian sebagai jawaban tentatif terhadap masalah

enelitian yang berasal dari teori.

Bab III Metode Penelitian, berisikan : 1) Jenis dan metode penelitian yang

menguraikan tentang jenis dan metode penelitian yang digunakan serta justifikasi

penggunaan metode tersebut; 2) Sumber data, populasi, dan sampel penelitian

yang mengemukakan sumber data yang menjadi unit analisis penelitian ini,

populasi penelitian, dan sampel penelitian meliputi ukuran sampel dan cara

penentuan sampel; 3) Operasionalisasi variabel yang menguraikan konsep teoritis,

konsep empirik, dan konsep operasional dari variabel-variabel penelitian yang

akan diukur; 4) Alat pengumpulan data yang menjelaskan tentang instrumen

penelitian yang digunakan serta pengukurannya; 5) Uji instrumen yang

melaporkan hasil uji coba instrumen; serta 6) Teknik analisis data dan uji

hipotesis yang menjelaskan teknik-teknik analisis data dan metode uji hipotesis

yang digunakan.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan laporan hasil pengolahan

dan analisis data, pengujian hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian. Pada bab

ini diuraikan: 1) Deskripsi hasil penelitian yang menguraikan deskripsi responden

penelitian dan deskripsi variabel-variabel penelitian; 2) Konversi data ordinal

(32)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah

Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

hasil penelitian dan pengujian hipotesis, meliputi analisis faktor konfirmatori dan

analisis jalur; dan 5) Pembahasan hasil penelitian yang mendiskusikan temuan

penelitian dengan landasan teori yang digunakan dan hasil-hasil penelitian

sebelumnya.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, berisi: 1) Kesimpulan yang merupakan

penafsiran dan pemaknaan terhadap temuan penelitian dan merupakan jawaban

terhadap masalah penelitian; serta 2) Rekomendasi bagi institusi perguruan tinggi,

(33)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Metode Penelitian

Dilihat dari tujuannya, jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai

penelitian deskriptif (Arikunto, 2006) dan penelitian eksplanatori (Singarimbun

dan Effendi, 1995) yang bersifat non-eksperimental (Kerlinger, 1990). Disebut

penelitian deskriptif karena penelitian ini ingin memperoleh gambaran dari

variabel-variabel yang diteliti. Sementara disebut penelitian eksplanatori karena

penelitian ini berusaha untuk menguji hubungan kausalitas antar variabel.

Sedangkan dikatakan bersifat non-eksperimental, mengingat variabel bebas dalam

penelitian ini tidak di bawah pengendalian langsung peneliti.

Berdasarkan jenis dan sifat penelitian sebagaimana disampaikan di atas, maka

metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode ini dipilih

karena metode ini memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan karakteristik penelitian ini

yaitu sebagai berikut: 1) tujuannya dapat bersifat deskriptif dan juga verifikatif; 2)

dimaksudkan untuk eksplanatori atau konfirmatori, evaluasi dan prediksi; 3) data

dikumpulkan dari sampel yang telah ditentukan; dan 4) data variabel penelitian

dijaring dengan menggunanakan kuesioner sebagai alat pengumpul data utama

(Kerlinger, 1990; Singarimbun dan Effendi, 1995; Sekaran, 2000; Kuncoro,

(34)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.2. Sumber Data, Populasi dan Sampel

3.2.1. Sumber Data

Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi dan menguji faktor-faktor

yang menentukan tinggi rendahnya intensi kewirausahaan pada kalangan

mahasiswa. Berdasarkan karakteristik model penelitian, agar analisis empiris

memberikan hasil yang valid dan berguna, maka penelitian mengenai intensi

kewirausahaan harus dilakukan sebelum perilaku kewirausahaan terbentuk (Noel,

2002). Karena itu,responden penelitian ini harus memiliki karakteristik : 1) dia

harus merupakan mahasiswa kelas regular yang belum bekerja dan bukan

mahasiswa kelas karyawan; 2) dia harus duduk pada tingkat terakhir yaitu

mahasiswa semester tujuh ke atas; dan 3) dia harus sudah lulus mata kuliah

kewirausahaan. Dengan demikian maka mahasiswa reguler tingkat akhir yang

telah lulus mata kuliah kewirausahaan menjadi suatu komunitas yang sesuai

sebagai sumber data penelitian. Hal ini karena, pertama, mereka akan menghadapi

pilihan karir professional; kedua, dalam kelompok ini dapat ditemukan

orang-orang dengan berbagai macam preferensi dan intensi; dan ketiga, sebagian dari

mereka akan memiliki perilaku kewirausahaan, sehingga kita dapat mempelajari

intensi mereka sebelum perilaku tersebut dilakukan (Linan, 2004; Fayolle dan

(35)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

karena menurut Reynolds et al (2002) mereka termasuk kategori orang dewasa

muda dengan pendidikan tinggi yang menunjukkan kecenderungan minat yang

lebih besar terhadap kewirausahaan. Dengan demikian maka sumber data

penelitian ini adalah mahasiswa reguler tingkat akhir yang telah lulus mata kuliah

kewirausahaan.

3.2.2. Populasi

Penelitian ini mengambil lokasi pada perguruan tinggi di wilayah Cirebon

dengan beberapa pertimbangan, yaitu: 1) wilayah Cirebon merupakan wilayah

yang sedang berkembang dan memiliki potensi ekonomi yang besar; 2) wilayah

ini memiliki jumlah perguruan tinggi yang relatif besar dengan jumlah mahasiswa

yang relatif besar juga; dan 3) menurut data penelusuran lulusan pada beberapa

perguruan tinggi di wilayah ini ternyata lulusan yang menjadi wirausaha sangat

kecil, yaitu hanya sekitar 3,4 % saja, hal ini mengindikasikan bahwa intensi

mahasiswa untuk menjadi wirausaha juga rendah.

Menurut Web site resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian

Pendidikan Nasional di wilayah Cirebon yang meliputi Kota dan Kabupaten

Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten

Indramayu terdapat 51 buah perguruan tinggi yang terdiri dari 6 buah universitas,

1 buah institut, 21 buah sekolah tinggi, 21 buah akademi, dan 2 buah politeknik.

Adapun jumlah mahasiswa pada saat penelitian ini dilakukan yaitu pada tahun

(36)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

[image:36.612.97.527.183.691.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1.

Keadaan Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

No Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa

1 Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon 7674

2 Universitas Kuningan 5386

3 Universitas Majalengka 5438

4 Universitas Wiralodra Indramayu 3914

5 Universitas 17 Agustus 45 Cirebon 2496

6 Universitas Muhammadiyah Cirebon 3052

7 Institut Agama Islam Negeri Cirebon 5106

8 STIE Cirebon 212

9 STIE Yasmi Cirebon 447

10 STIE STMY Majalengka 291

11 STMIK CIC Cirebon 501

12 STMIK IKMI Cirebon 1396

13 STMIK WIT Cirebon 822

14 STMIK Poltek Cirebon 1305

15 STIKES Cirebon 2645

16 STIKES Mahardika Cirebon 115

17 STIKES Indramayu 755

18 STIKES YPIB Majalengka 565

19 STIKES Bakti Indonesia Kuningan 53

20 STIKES Kuningan Garawangi 452

21 STKIP Yasika Majalengka 1648

22 STKIP Muhammadiyah Kuningan 0

23 STBA Cirebon 108

24 STBA Invada Cirebon 128

25 Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon 248

26 Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon 169

27 ST Alkitab Penyebaran Injil Majalengka 0

28 STAI Al Ihya Kuningan 486

29 Politeknik Kesehatan Bakti Pertiwi Husada 364

30 Politeknik Indramayu 125

(37)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa

32 AMIK Gunung Jati Cirebon 0

33 AMIK Purnama Niaga Indramayu 307

34 AMIK Yasika Majalengka 95

35 Akbid Graha Husada Cirebon 453

36 Akbid Isma Husada Cirebon 216

37 Akbid Muhammadiyah Cirebon 235

38 Akbid Sayid Sabiq Indramayu 126

39 Akper Buntet Pesantren Cirebon 201

40 Akper Dharma Husada Cirebon 251

41 Akper Muhammadiyah Cirebon 280

42 Akper Saifudin Zuhri Indramayu 228

43 Akper YPIB Majalengka 188

44 Akademi Maritim Cirebon 114

45 Akademi Maritim Suaka Bahari Cirebon 51

46 Akfar Muhammadiyah Cirebon 206

47 Akfar Muhammadiyah Kuningan 21

48 Akademi Analis Kesehatan An-Nasher 116

49 Akademi Pariwisata YASMI Cirebon 53

50 Akademi Perdagangan CIC Cirebon 124

51 Akademi Minyak dan Gas Balongan 271

Total 49.698

Sumber: Web site resmi Ditjen Dikti-Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) : http://evaluasi.or.id/profile.php?specProf=0; per tanggal 25 Maret 2010.

Keterangan: angka 0 menunjukkan perguruan tinggi yang bersangkutan tidak memiliki mahasiswa atau tidak melaporkan jumlah mahasiswanya tepat waktu.

Untuk mengetahui ukuran populasi maka langkah selanjutnya adalah

mengidentifikasi program studi yang mencantumkan mata kuliah kewirausahaan

dalam struktur kurikulumnya. Setelah mempelajari Struktur Kurikulum

masing-masing perguruan tinggi diketahui bahwa belum semua perguruan tinggi

menyelenggrakan mata kuliah kewirausahaan. Tercatat ada 38 program studi dari

15 perguruan tinggi yang menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan. Setelah

(38)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

populasi, yaitu jumlah mahasiswa reguler tingkat akhir yang telah lulus mata

kuliah kewirausahaan.

Berdasarkan penelusuran dari Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan (BAAK) masing-masing perguruan tinggi yang

menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan diketahui bahwa jumlah populasi

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Keadaan Populasi

No Perguruan Tinggi Program Studi N

1 UNSWAGATI Cirebon  Manajemen S1

 Akuntansi S1

 Pendidikan Ekonomi S1

 Agrobisnis S1

 Agroteknologi S1

195 153 124 13 12 2 UNIKU Kuningan  Manajemen S1

 Akuntansi S1

 Pendidikan Ekonomi S1

 Teknik Informatika S1

 Sistem Informasi S1

147 111 132 90 94

3 UNMA Majalengka  Manajemen S1

 Akuntansi S1

 Peternakan S1

 Agribisnis S1

139 137 13 11

4 UNWIR Indramayu  Manajemen S1

 Agribisnis S1

 Pendidikan Bahasa Inggris

165 12 82 5 UNTAG Cirebon  Manajemen S1

 Akuntansi D3

 Perikanan

[image:38.612.96.528.145.685.2]
(39)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Perguruan Tinggi Program Studi N

6 UMC Cirebon  Manajemen S1

 Akuntansi S1

34 40 7 IAIN Cirebon  Ekonomi Perbankan Islam

 IPS-Ekonomi

179 108

8 STIE Cirebon  Manajemen S1

 Akuntansi S1

83 28 9 STIE YASMI Cirebon  Manajemen S1

 Akuntansi S1

136 64

10 STIE STMY Majalengka  Manajemen 42

11 STMIK CIC Cirebon  Teknik Informatika S1

 Sistem Informasi S1

124 101 12 STMIK IKMI Cirebon  Teknik Informatika S1 74 13 STMIK WIT Cirebon  Teknik Informatika S1

 Sistem Informasi S1

78 89 14 STMIK Poltek Cirebon  Teknik Informatika S1

 Sistem Informasi S1

80 62 15 Akademi Perdagangan CIC

Cirebon

 Manajemen Bisnis D3

 Administrasi Bisnis D3

36 28

Total 3.224

Sumber: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) masing-masing perguruan tinggi.

3.2.3. Sampel

a. Ukuran Sampel

Besarnya ukuran sampel minimal ditetapkan dengan menggunakan rumus

Slovin ( Husein Umar, 2002:141). Agar kekeliruan yang mungkin terjadi dapat

diatasi sekecil mungkin, maka ditetapkan “level of error” (e) sebesar 0,05

yang berarti tingkat kepercayaan (level of confident) sebesar 95%. Dengan

demikian maka ukuran sampel minimal adalah:

N n = --- 1 + N

(40)

Iskandar, 2012

Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1 + 3224

3224 n = --- 1 + 8,06

n = 355,84 dibulatkan menjadi 356

b. Cara Penentuan Sampel

Unit analisis dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang telah lulus mata

kuliah kewirausahaan. Karena mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi

dan program studi yang berbeda maka penentuan sampel dilakukan dengan

metode “Proportionate Random Sampling” (Sugiyono, 1997). Besarnya

sampel dari setiap program studi ditetapkan secara proporsional dan penentuan

unit sampel pada setiap program studi dilakukan dengan menggunakan teknik

random. Metode ini dinilai sebagai metode pemilihan sampel yang paling

relevan dengan tujuan penelit

Gambar

Gambar 1.1.  Hubungan antara Kewirausahaan dengan Pertumbuhan
Gambar 1.2. Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi
Tabel 3.1. Keadaan Perguruan Tinggi di Wilayah Cirebon
Tabel 3.2.  Keadaan Populasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Inflasi di Kabupaten Pemalang terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok sebagai berikut: kelompok bahan makanan sebesar 1,95

Peristiwa kependudukan antara lain perubahan alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas atau tinggal sementara, serta perubahan status orang asing

Sesuai permasalahan – permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya yang akan dicari solusinya, tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan prestasi

Rata – rata mahasiswa lulusan program EAP dapat menggunakan informasi yang tersedia dari berbagai sumber informasi terbukti sekitar 53,3% responden menggunakan

Persen transmisi eritema (%Te) menggambarkan jumlah sinar matahari yang diteruskan setelah mengenai tabir surya, sehingga dapat menyebabkan eritema kulit (Kulit menjadi

Pada pengawasan awal sebelum siaran berjalan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghubungi kembali seluruh narasumber yang diundang untuk memastikan apakah

Pemahaman dan kesadaran terhadap ajaran Islam akan terarah apabila ajaran Islam ditanamkan sejak dini, maka tidak heran jika banyak Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)