ANAL I SI S P E NGE NDAL I AN KUAL I T AS ST AT I ST I K KE M ASAN P RODUK AI R MI NUM DE NGAN
M E NGGUNAKAN P-C HA R T DI P T AGRI M IT RA UT AM A P E RSADA P E KANB ARU
Adi Hertanto, Haposan Sirait Program Studi S1 Statistika
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya, Pekanbaru 28293
ABSTRACT
In the era of advanced and rapidly developing industries, drinking water companies have caused drinking water companies to improve the quality of their products, such as product packaging. Damage or defects on water companies when carrying out production can occur due to factors of employees, equipment, methods, and finished materials from suppliers. So it is necessary to carry out quality control to be able to minimize the causes of defects or packaging damage that occur during the production process. In this study, we will discuss the statistical quality control of drinking water bottles at PT. Agrimitra Utama Persada Pekanbaru using the p-chart method with a confidence level of 97.33%. The results of this study showed that the average damage to packaging was 0.018, the upper control control limit was 0.02404, the lower control control limit was 0.01436. Based on the p-chart, it is known that defects or production damage indicate conditions that are out of control, using the pareto diagram, it is known that the most dominant damage is non-sticky lids at 43.94% and the least is leaky lids at 22.41%.
Keyword: Packaging, quality control, p-chart.
ABSTRAK
Di era industri yang sudah maju dan berkembang pesat menyebabkan perusahaan air minum untuk meningkatkan kualitas produknya, seperti kemasan produk. Kerusakan atau kecacatan yang dialami perusahaan air mimun ketika melakukan produksi dapat terjadi karena faktor karyawan, peralatan, metode, dan bahan yang sudah jadi dari supplier, sehingga perlu dilakukan pengendalian kualitas untuk dapat meniminalisir penyebab cacat atau kerusakan kemasan yang terjadi selama proses produksi. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang pengendalian kualitas statistik kemasan air minum pada PT. Agrimitra Utama Persada Pekanbaru dengan menggunakan metode p-chart dengan tingkat kepercayaan 97.33%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahawa kerusakan rata-rata kemasan sebesar 0.018, batas kontrol pengendalian atas sebesar
0.02404, batas kontrol pengendalian bawah sebesar 0.01436. Berdasarkan p-chart diketahui bahwa cacat atau kerusakan produksi menunjukkan kondisi berada di out of control, dengan menggunakan diagram Pareto diketahui kerusakan yang paling dominan yaitu lid yang tidak lengket sebesar 43.94% dan yang paling sedikit yaitu lid bocor sebesar 22.41%.
Kata Kunci: Kemasan, pengendalian kualitas, p-chat.
1. PENDAHULUAN
Pengemasan atau packaging ialah suatu wadah yang menempati barang sehingga aman, menarik, dan mempunyai daya pikat dari seorang yang ingin membeli suatu produk, dapat juga menjadi sebagai media komunikasi antara produsen dengan calon pembeli, sehingga didalam desain kemasan tercantum informasi-informasi yang harus diketahui oleh calon pembeli, agar calon pembeli merasa tidak asing dengan produk yang di kemas tersebut. Semakin lengkap informasi yang terdapat dikemasan membuat persepsi dari calon pembeli semakin tau dan meyakinkan terhadap produk yang di jual yang akan dibelinya (Mukhtar & Nurif, 2015).
Kualitas produk adalah suatu barang ataupun jasa yang dihasilkan kemudian diukur tingkat standar mutu keandalannya, keistimewaan barang, kadar dari barang, rasa, dan fungsi kinerja produk yang dihasilkan tersebut yang bisa memenuhi kepuasan pelanggan atau konsumen (Kusuma & Suwitho, 2015). Pengendalian kualitas merupakan pemeriksaan, pemantauan serta evaluasi yang biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan. Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus untuk dapat berfungsi secara maksimal sehingga tujuan dari perusahaan tercapai secara efektif dan efesien (Sunardi & Suprianto, 2015).
Penelitian sebelumnya Haryono (2017) menggunakan metode p-chart untuk melihat hasil produksi air minum dalam kemasan pada PT. Asera Tirta Posidonia dalam batas kontrol atau tidak. Dalam penelitiannya yang dilakukan Haryono dengan metode p-chart menunjukkan bahwa kualitas produksi air minum berada diluar batas kendali yang dapat dilihat masih adanya titik-titik yang berada di luar batas kendali dan dimana titik-titik tersebut berfluktuasi dan tidak beraturan. Hal ini menunjukkan indikasi dimana proses berada dalam keadaan yang tidak terkendali atau masih ada yang mengalami penyimpangan. Berdasarkan analisis diagram fishbone chart dapat dilihat bahwa penyebab produksi masih diluar batas kendali dikarenakan faktor mesin, karyawan atau pekerja, lingkungan kerja dan metode kerja. Khikmawati et al (2019) menggunakan metode p-chart untuk melihat kualitas kemasan glukosa. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan bahwa proses produksi masih berada diluar batas kendali, yang menunjukkan masih adanya penyimpangan. Dari hasil digaram Pareto dapat diketahui bahwa dalam melakukan produksi terdapat 2 kerusakan yang dominan terjadi yaitu kerusakan pada kemasan tutup dan kerusakan volume. Sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk kemasan glukosa.
Pada penelitian ini, penulis melakukan analisis pengenendalian kualitas statistik dengan menggunakan metode p-chart. Pengendalian kualitas statistik ini diharapkan dapat menyediakan informasi yang bermanfaat dalam menentukan dan mengambil keputusan dalam melakukan pengendalian kualitas produk yang cacat oleh perusahan.
2. PENGENDALIAN KUALITAS DAN ALAT PENGENDALIAN KUALITAS a. Pengendalian Kualitas
Kualitas dapat diartikan secara berbeda-beda yang dikarenakan oleh pengertian dari kualitas itu yang dapat diterapkan dalam berbagai dimensi kehidupan yang menyebabkan perbedaan pandangan atau presepsi serta juga menimbulkan pengertian kualitas yang bervariasi. Kualitas adalah hal yang diputuskan oleh pelanggan atau konsumen, bukan oleh insinyur, dan bahkan bukan pula oleh pemasaran ataupun manajemen umum. Kualitas didasarkan oleh pengalaman konsumen yang menggunakan produk atau jasa tersebut (Bakhtiar et al, 2013).
Pengendalian kualitas merupakan sebuah proses yang digunakan untuk menjamin tingkat kualitas dalam sebuah produk atau jasa. Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, dengan aktivitas tersebut dapat kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi ataupun persyaratan dan mengambil tindakan yang sesuai apabila terdapat adanya perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar (Ratnadi & Suprianto, 2016).
b. Tujuan Pengendalian Kualitas
Menurut Wirawati (2019) mengatakan bahwa tujuan dari pengendalian kualitas adalah : 1. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi kecil mungkin.
2. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan kualitas produk tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
3. Menyatakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah diterapkan.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
c. Faktor Pengendalian Kualitas
Menurut Darsono (2013) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi proses
Batas yang dicapai harus menyesuaikan dengan kemampuan yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan proses dalam batas-batas ini melampaui kemampuan atau kemungkinan proses yang ada.
2. Spesifikasi yang berlaku
Spesifikasi hasil dari produksi yang dicapai harus dapat diterapkan selama peninjauan dalam hal ini kemampuan proses dan kebutuhan konsumen dari hasil produksi. Pada kasus ini, pertama, periksa apakah spesifikasi berlaku dari kedua sisi sebelum melakukan pengendalian kualitas.
3. Tingkat ketidak sesuaian yang dapat diterima
Tujuan dari pengendalian kualitas adalah mengurangi jumlah produk yang berada dibawah standart minimum. Pengendalian kualitas tergantung pada jumlah produk yang berada dibawah standart.
4. Biaya kualitas
Biaya kualitas memiliki dampak yang signifikan pada tingkat pengendalian kualiatas menghasilkan produk dengan hubungan biaya kualitas yang kuat secara aktif menciptakan produk berkualitas tinggi. Biaya kualitas itu sendiri terdiri dari :
a. Biaya pencegahan (Prevention Cost) b. Biaya deteksi (Detection/Appraisal cost)
c. Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost) d. Biaya kegagalan eksternal (Eksternal Failure Cost) d. Alat pengendalian kualitas
Alat pengendalian kualitas statistik yang dapat digunakan untuk membantu pengendalian kualitas (Heizer & Render, 2015) antara lain yaitu:
1. Check Sheet
Check sheet adalah sebuah alat pengumpulan data yang disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari data jumlah barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian dari produksi berserta dengan jumlah hasil produksi. Check sheet digunakan untuk memudahkan proses pengumpulan data dan analisis.
2. Histogram
Histogram adalah sebuah tampilan berbentuk grafik yang menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa banyak sering munculnya suatu nilai yang berbeda terjadi dalam suatu kumpulan data.
3. Diagram pareto
Diagram pareto adalah diagram batang yang mengambarkan suatu masalah menurut tingkat kepetingannya (dalam persen) jumlah total masalah adalah 100% dan menurut tingkat prioritasnya, grafik diagram pareto diurutkan dari presentase masalah yang paling besar (sebelah kiri) sampai presentase terkecil (sebelah kanan).
Untuk mengetahui presentase kerusakan produk digunakan rumus : 𝑃 = 𝑛𝑝
𝑝 𝑥 100%. (1)
Ket :
𝑃 : presentase cacat.
𝑛𝑝 : jumlah gagal dalam sub grup.
𝑛 : jumlah yang diperiksa dalam sub grup.
4. Peta kendali p
Peta kendali atau control chart adalah salah satu alat Quality Control 7 (7 alat kendali mutu) dalam bentuk grafik yang digunakan untuk memonitor atau memantau stabilitas proses dan menyelidiki perubahan proses dari waktu ke waktu (Oktaviani, 2019).
Menurut Shewhart Wa dalam Ieren et al (2020) mengatakan bahwa ada tiga jenis dari garis horizontal pararel yang terdapat dalam peta kendali yaitu garis tengah, batas kendali atas di atasnya, dan batas kendali bawah di bawahnya.
Menurut Sulastri dalam Alfie Oktavia (2021) langkah-langkah dalam membuat peta kendali adalah sebagai berikut :
a. Menghitung proporsi kecacatan 𝑝̂ = 𝑛𝑝
𝑝 (2)
Ket :
𝑝̂ : proporsi kecacatan 𝑛𝑝 : jumlah cacat subgrup
𝑝 : jumlah yang diinpeksi dalam subgroup
b. Menghitung Center line (CL) 𝐶𝐿 = ∑ 𝑛𝑝
∑ 𝑛 (3)
Ket :
∑ 𝑛𝑝 : total cacat produk
∑ 𝑛 : total yang diperiksa
c. Menghitung batas kontrol atas (UCL)
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝̂ + 3√𝑝̂(1 − 𝑝̂)
𝑛 (4)
Ket :
𝑝̂ : rata-rata cacat produk n : jumlah produksi
d. Menghitung batas kontrol bawah (LCL)
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝̂ − 3√𝑝̂(1 − 𝑝̂)
𝑛 (5)
Ket :
𝑝̂ : rata-rata cacat produk n : jumlah produksi 5. Fishbone
Menurut Besterfield dalam Eviyanti (2021), diagram sebab akibat atau diagram tulang ikan adalah kombinasi dari garis dan simbol yang menunjukkan hubungan sebab akibat. Sisi kanan diagram ini menunjukkan efek atau masalah yang dihadapi, sedangkan garis atau cabang tulang ikan mewakili penyebab, dikategorikan ke dalam kelompok seperti faktor manusia, material, mesin, metode dan lingkungan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penulisan ini merupakan data yang diperoleh dari PT.
Agrimitra Utama Persada Pekanbaru. Usaha AMDK PT Agrimitra Utama Persada merupakan Sebuah perusahaan swasta dengan modal perorangan yang didirikan oleh Bp. Soehinto Sadikin sejak bulan Januari 2003 dengan pusatnya berada di Padang dan salah satu cabang nya berada di Pekanbaru. Data yang diperoleh untuk penelitian ini berupa data hasil produksi dan produk cacat dari PT Agrimitra Utama Persada Pekanbaru. Data tersebut merupakan data selama Januari-Desember 2021. Adapun langkah-langkah analisis yang akan dilakukan pada penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data jumlah produksi dan produk cacat menggunakan check sheet.
2. Membuat histogram.
3. Mengindentifikasi jenis kecacatan yang terjadi pada proses produksi dan mencari solusinya.
4. Mencari tahu faktor penyebab sering terjadinya kerusakan pada proses produksi dengan fishbone chart.
5. Membuat peta kendali (p-chart) untuk menggukur proporsi kerusakan produk yang sedang dikontrol.
6. Memberikan usulan perbaikan untuk pihak PT. Agrimitra Utama Persada.
4. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK KEMASAN AIR MINUM DENGAN P-CHART DI PT. AGRIMITRA UTAMA PERSADA
RIAU 1. Check sheet
Check sheet berguna untuk memudahkan dalam proses pengumpulan data serta dalam melakukan analisis data. Berikut hasil produksi PT. Agrimitra Utama Persada Pekanbaru tahun 2020.
Tabel 1. Hasil produksi AMDK Produksi
minggu ke-
Jumlah produksi (pcs)
lid bocor
cup pecah
lid tidak lengket
1 5980 40 25 58
2 6100 10 22 58
3 9000 60 25 90
4 6260 0 21 75
5 7000 10 34 93
6 6645 19 1 40
. . . . .
. . . . .
. . . . .
37 4986 15 90 5
38 9971 2 76 0
39 4500 10 46 73
40 6100 11 103 27
41 6871 47 65 3
42 11120 0 127 83
43 12000 39 51 121
44 11100 65 0 109
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa kerusakan yang sering terjadi ketika melakukan proses produksi yaitu lid yang tidak lengket, lid yang bocor, dan cup yang pecah.
2. Histogram
Gambar 1. Histogram
Berdasarkan gambar 1 diatas dapat diketahui bahwa kerusakan yang terjadi ketika melekukan produksi pada cup 220 ml sebanyak 2696 pcs lid yang tidak lengket, sebanyak 2064 pcs cup yang tidak lengket, dan sebanyak 1375 lid yang mengalami kebocoran.
3. Diagram Pareto
Diagram Pareto digunakan untuk mengurutkan jenis produk cacat yang terjadi diurutkan berdasarkan presentase jumlah produk cacat yang terjadi, kemudian presentase kumulatifnya, sehingga didapatkan jenis cacat atau kerusakan yang paling banyak terjadi. Hasil perhitungan masing-masing jenis cacat dibuat kedalam ringkasan tabel yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Presentase cacat Jenis cacat Jumlah produk
cacat (pcs)
Presentase produk cacat (%)
Akumulasi kecacatan (%)
Lid tidak legket 2696 43.94 43.94
Cup pecah 2064 33.64 77.59
Lid bocor 1375 22.41 100
Kemudian presentase berdasarkan tabel 2 diatas digambarkan kedalam diagram pareto yang dapat dilihat pada gambar dibawah.
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Lid bocor Cup pecah Lid tidak lengket
Gambar 2. Diagram Pareto
Berdasarkan gambar 4.2 dan tabel 4.1 presentase kecacatan produk yang paling banyak atau dominan adalah lid yang tidak lengket sebesar 43.94%, kemudian untuk cup yang pecah sebesar 33.64%, dan untuk kecacatan dengan presentase paling rendah yaitu lid yang bocor sebesar 22.41%.
4. Fishbone
Fishbone digunakan untuk menggambarkan faktor-faktor penyebab kerusakan yang terjadi. Fishbone untuk lid tipis, cup bocor, dan lid tidak lengket dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 3. Fishbone cup yang pecah.
Berdasarkan gambar 3 diatas dapat diketahui bahwa faktor-faktor diatas menjadi penyebab kuat dari cup yang mengalami pecah.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Lid tidak lengket Cup pecah lid bocor
Gambar 4. Fishbone lid bocor dan tidak lengket.
Berdasarkan gambar 4 diatas diketahui bahwa 4 faktor yang menjadi penyebab dari terjadinya lid yang bocor dan lid yang tidak lengket.
5. Peta kendali p
Peta kendali p digunakan untuk melihat apakah kecacatan yang terjadi masih dalam batas wajar atau sebaliknya yaitu berada diluar batas wajar. Peta kendali p dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 5. Peta Kendali p
Berdasarkan gambar 5 diatas diketahui bahwa cacat produksi masih berada diluar batas kontrol atau dengan kata lain masih berada dalam kondisi out of control, sehingga cacat produksi yang terjadi perlu dilakukan perbaikan oleh pihak perusahaan.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan tentang pengendalian kualitas statistik kemasan air minum pada PT. Agrimitra Utama Persada Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan yang telah dilkukan dengan metode p-chart dengan diketahui bahwa batas kontrol atas sebesar 0.02404 dan batas kontrol bawah sebesar
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030 0.035 0.040
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 2931 33 35 37 39 41 43
CACAT UCL CL LCL
0,01436, berdasarkan analisis menggunakan p-chart menunjukkan bahwa masih terjadi kerusakan yang berada dikondisi out of control (diluar batas kendali), dengan menggunakan diagram Pareto dapat diketahui bahwa tingkat kerusakan yang paling besar adalah lid yang tidak lengket sebesar 2696 atau 43.94%. Berdasarkan analisis dengan menggunakan fishbone dapat diketahui faktor-faktor penyebab kerusakan pada kemasan air minum yaitu : karyawan atau pekerja, bahan baku, dan mesin.
DAFTAR PUSTAKA
Alfie Oktavia. (2021). Analisis pengendalian kualitas produk menggunakan pendekatan Statistical Quality Control (SQC) di PT. Samcon. Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri, 11(2), 106–113.
Bakhtiar, S., Tahir, S., & Hasni, R. A. (2013). Analisa pengendalian kualitas dengan menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC). Malikussaleh Industrial Engineering Journal, 2(1), 29–36.
Darsono. (2013). Jurnal Ekonomi – Manajemen – Akuntansi, 35, 1–17.
Eviyanti, N. (2021). Analisis fishbone diagram untuk mengevaluasi pembuatan peralatan aluminium studi kasus pada Sp Aluminium Yogyakarta. JAAKFE UNTAN (Jurnal Audit Dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura), 10(1), 10-18.
Haryono, D. (2017). Pengendalian kualitas produksi dengan model grafik kontrol p pada PT. Asera Tirta Posidonia. Jurnal Varian, 1(1), 27-34.
Heizer, J., & Render, B. (2015). Manajemen operasi : Manajemen keberlangsungan dan rantai pasokan (terjemahan).
Ieren, T. G., Kuje, S., Asongo, A. I., & Eraikhuemen, I. B. (2020). Application of Statistical Quality Control in monitoring the production, packaging and marketing process of sachet water. Journal of Scientific Research and Reports, 26(9), 32–45.
Khikmawati, E., Wibowo, H., & Irwansyah, I. (2019). Analisis pengendalian kualitas kemasan glukosa dengan peta kendali p di PT. Budi Starch & Sweetener Tbk.Lampung Tengah. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 7(1), 27–33.
Kusuma, R. W., & Suwitho. (2015). Pengaruh kualitas produk, harga, fasilitas dan emosional terhadap kepuasan pelanggan. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 4(12), 1–17.
Mukhtar, S., & Nurif, M. (2015). Peranan packaging dalam meningkatkan hasil produksi terhadap konsumen. Jurnal Sosial Humaniora, 8(2), 181-191.
Oktaviani, A. (2019). Pengendalian kualitas pada home industry mobil mainan truck tangki di PT. Selamat Sentosa. Jurnal Logistik Indonesia, 2(2), 29–36.
Ratnadi, R., & Suprianto, E. (2016). Pengendalian kualitas produksi menggunakan alat bantu statistik (seven tools) dalam upaya menekan tingkat kerusakan produk.
Jurnal Indept, 6(2), 10-18.
Sunardi, A. T. P., & Suprianto, E. (2015). Pengendalian kualitas produk pada proses produksi rib a320 di sheet metal forming shop. Indept, 5(2), 6–15.
Wirawati, S. M. (2019). Analisis pengendalian kualitas kemasan botol plastik dengan metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Sinar Sosro KPB Pandeglang.
Jurnal Intent, 2(1), 94–102.