• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pra Proposal 3

N/A
N/A
Syahrul Ramadhan Adi Prakoso

Academic year: 2023

Membagikan "Pra Proposal 3"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEKERASAN TERHADAP HEAT INPUT PADA DISSIMILAR STAINLESS STEEL 304 DAN BAJA KARBON RENDAH

ASTM A36 DENGAN PROSES TUNGSTEN INERT GAS (TIG)

PRA-PROPOSAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

Oleh :

SYAHRUL RAMADHAN ADI PRAKOSO NIM. 19503244019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2023

(2)

PERMASALAHAN

o Permasalahan utama dan data/fakta pendukung

Seiring kemajuan suatu teknologi, berbagai macam metode teknik pengelasan semakin banyak digunakan secara luas dalam proses penyambungan logam.

Proses pengelasan berdasarkan jenis material dikelompokkan menjadi dua yaitu, pengelasan Similar dan Dissimilar Metal Welding (DMW). Pengelasan Similar merupakan penyambungan logam sejenis. Pengelasan Dissimilar Metal Welding merupakan metode penyambungan logam yang tidak sejenis, contohnya adalah pengelasan baja karbon rendah dengan baja tahan karat dengan menggunakan las Tungsten Inert Gas (TIG). Pengelasan logam dua jenis berbeda banyak diaplikasikan di dunia industri manufaktur, konstruksi, dan transportasi.

Dalam proses penyambungan logam, las TIG menggunakan busur dengan pelindung gas mulia (gas argon) (Felani, et al., 2017). Las TIG lebih efektif dalam mencairkan logam dengan panas tinggi yang didapatkan dari arus listrik karena adanya gas pelindung, sehingga proses pengelasan tidak teroksidasi dan baik digunakan untuk pengelasan jenis material plat tipis seperti baja tahan karat dan baja karbon rendah. Baja tahan karat atau yang lebih sering disebut stainless steel termasuk dalam baja paduan yang memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi dengan kandungan chromium setidaknya 10,5% sehingga dapat melindungi proses oksidasi penyebab karat terhadap baja.

Dua hal yang harus diperhatikan dalam pengelasan baja tahan karat adalah memberikan kondisi bebas retak pada lasan dan menjaga lasan dan daerah terpengaruh panas (heat-affected zone) atau HAZ memiliki sifat ketahanan korosi sama dengan logam dasar. Pengontrolan logam pengisi (filler), masukan panas, permukaan lasan dan menjaga prosentase delta-ferit di mikrostruktur lasan dapat meningkatkan ketahanan korosi (Ahluwalia,2003). Dalam pengelasan baja tahan karat dapat terbentuk tegangan sisa dan distrosi akibat angka pemuaian yang lebih besar dari pada baja karbon rendah.

Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan kualitas hasil las Dissimilar Metal Welding dengan cara mengontrol heat input, memberikan perlakuan panas, memperkecil tegangan sisa, dan memperhatikan kandungan material pada logam

(3)

yang dilas untuk memastikan kualitas sambungan las yang diinginkan dengan memilih filler yang tepat.

o Alasan pemilihan masalah

Beberapa faktor alasan memilih masalah tersebut antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh heat input terhadap kekerasan sambungan las Stainless Steel 304 dan Baja Karbon Rendah ASTM A36

2. Untuk mengetahui pengaruh heat input terhadap struktur mikro pada pengelasan Stainless Steel 304 dan Baja Karbon Rendah ASTM A36

(4)

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian : Tugas Akhr Skripsi (TAS) Kategori : Kuantitatif

Populasi : Semua hasil pengelasan material Stainless Steel 304 dan Baja Karbon Rendah ASTM A36 dengan las TIG Sampel : Spesimen dengan dibuat tiga spesimen dikalikan

jumlah variabel

Variabel Tetap : Plat Stainless Steel 304 dan Baja Karbon Rendah ASTM A36

Variabel Bebas : Variasi arus las yang bervariasi

Variabel Terikat : Pengujian kekerasan, tarik, beban, impak, dan struktur mikro pada hasil pengelasan plat Stainless Steel 304 dan Baja Karbon Rendah ASTM A36

Variabel Kontrol : Operator/Welder

Lokasi Penelitian : 1. Bengkel Fabrikasi Departemen Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta

2. Laboratorium Bahan Departemen Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Dalam las listrik, panas yang akan digunakan untuk mencairkan logam diperoleh dari busur listrik yang timbul antara benda kerja yang dilas dan kawat logam yang

TIG ( Tungsten Innert Gas ) adalah suatu proses pengelasan busur listrik elektroda tidak terumpan, dengan menggunakan gas mulia sebagai pelindung terhadap pengaruh udara luar,

Dalam las listrik, panas yang akan digunakan untuk mencairkan logam diperoleh dari busur listrik yang timbul antara benda kerja yang dilas dan kawat logam yang

Pengelasan dilakukan pada arus masuk (I) 30A, 40A, dan 50A dengan las GTAW ( Gas Tungsten Arc Welding ), untuk membuktikan berapa besarnya arus listrik masuk (I) yang efektif

Menurut Harsono (2000), las SMAW atau yang sering dikenal dengan sebutan las busur nyala listrik merupakan suatu proses pengelasan dengan menggunakan panas untuk

Pengelasan dilakukan pada arus masuk (I) 30A, 40A, dan 50A dengan las GTAW ( Gas Tungsten Arc Welding ), untuk membuktikan berapa besarnya arus listrik masuk (I) yang efektif

Dalam las listrik panas yang akan digunakan untuk mencairkan logam diperoleh dari busur listrik yang timbul antara benda kerja yang dilas dan kawat logam

Las SMAW (sheilded metal arc welding) las busur listrik nyala terlindung adalah pengelasan dengan menggunakan busur nyala listrik sebagai sumer panas pencair