• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung Periode 1 januari - 31 Desember 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung Periode 1 januari - 31 Desember 2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG PERIODE 2014

Januar Rizky, 2015. Pembimbing I : July Ivone, dr.,MKK.,MPd.Ked, Pembimbing II : dr. Wenny Waty, M. Pd. Ked

Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Indonesia menempati urutan ke-4 jumlah penderita terbanyak. DM sering disebut sebagai silent killer.

Maksud Penelitian. Untuk mengetahui gambaran penderita DM tipe 2 di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode 2014.

Metode Penelitian. Penelitian analitik menggunakan 502 kasus data rekam medik di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode 2014 dan disusun dalam bentuk tabel. Hasil Penelitian. Usia tersering 51-60 tahun (32,67%). Banyak terjadi pada perempuan (55,38%). Banyak terjadi pada ibu rumah tangga (43,82%). Keluhan utama lemas (18,5%). Ditemukan hipertensi stage 2 berdasarkan JNC VII (32,1%), glukosa sewaktu > 200 mg/dL (38,6%) glukosa puasa > 126 mg/dL (42,6%), glukosa 2 jam post prandial > 180 mg/dL (37,1%), HbA1c > 8% (11,4%). Kolesterol total < 200 mg/dL (20,7%), High-Density Lipoprotein (HDL) < 45 mg/dL (24,3%), Low-Density Lipoprotein (LDL) > 130 mg/dL (12,0%), trigliserida < 150 mg/dL (18,7%). Komplikasi golongan kronis makroangiopati (10,8%). Terapi tunggal biguanid (14,3%), kombinasi sulfonil urea dan biguanid (18,9%).

Simpulan. Gambaran penderita DM tipe 2 di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode 2014 terbanyak terjadi pada usia 51-60 tahun, perempuan, ibu rumah tangga, keluhan utama lemas, mempunyai tekanan darah hipertensi stage 2, glukosa sewaktu > 200 mg/dL, glukosa puasa > 126 mg/dL, glukosa 2 jpp > 180 mg/dL, kolesterol total total < 200 mg/dL, kolesterol HDL < 45 mg/dL, kolesterol LDL > 130mg/dL, kolesterol trigliserida < 150 mg/dL, HbA1c > 8%, komplikasi terbanyak golongan makroangiopati. Golongan penatalaksanaan kasus biguanid terapi tunggal, dan kombinasi sulfonilurea dan biguanid.

(2)

ABSTRACT

DESCRIPTION DIABETES MELLITUS PATIENTS IN SANTO YUSUP HOSPITAL BANDUNG IN PERIOD 2014

Januar Rizky, 2015. Tutor I : July Ivone, dr.,MKK.,MPd.Ked

Tutor II : dr. Wenny Waty, M. Pd. Ked

Background. Diabetes mellitus(DM) is a group of metabolic diseases with characteristic of hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action or both. Indonesia is now ranked fourth of the highest diabetes. DM identified as silent killer.

Aim. To review the description of DM patient in Santo Yusup Hospital Bandung in period 2014.

Method. Descriptive used 502 cases from medical record data In Santo Yusup Hospital Bandung in period 2014 and viewed by table.

Result. Santo Yusup Hospital In period 2014 were record 502 cases of DM. The data showed highest result of following characteristic: age of 51-60 (32,67%). Gender female (55,38%). Housewives (43,82%). main complaint is fatigue (18,5%). Stage II classification according to JNC VII (32,1%), random glucose >200 mg/dL (38,6%) fasting glucose > 126 mg/dL (42,6%), 2 hour post prandial glucose >180 mg/dL (37,1%), HbA1c > 8% (11,4%). Total cholesterol < 200 mg/dL (20,7%), High-Density Lipoprotein (HDL) < 45 mg/dL (24,3%), Low-High-Density Lipoprotein (LDL) > 130 mg/dl (12,0%), trigliserida < 150 mg/dL (18,7%). The highest complication is group of macroangiopaty (10,8%). Single therapy biguanid (14,3%), therapy with combination of sulfonylurea and biguanid (18,9%).

Conclusion. The description of DM patient in Santo Yusup Hospital In period 2014. Showed of following characteristic: age of 51-60. Gender female. Housewives. Main complaint is fatigue. Stage II classification according to JNC VII, random glucose >200, fasting glucose > 126, 2 hour post prandial >180, HbA1c > 8%, Total cholesterol < 200 mg, HDL < 45, LDL >130mg/dl, trigliserida < 150. The highest complication is group of macroangiopaty. Single therapy biguanid, therapy with combination of sulfonylurea and biguanid.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

1.5 Landasan Teori ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Definisi DM Tipe 2 ... 6

(4)

2.3 Epidemiologi DM Tipe 2 ... 8

2.4 Faktor Risiko DM Tipe 2 ... 10

2.5 Patofisiologis DM Tipe 2 ... 12

2.6 Manifestasi Klinik DM Tipe 2 ... 13

2.7 Diagnosis DM Tipe 2 ... 14

2.8 Penatalaksanaan DM Tipe 2... 15

2.9 Komplikasi DM Tipe 2 ... 21

2.10 Pencegahan DM Tipe 2 ... 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Bahan Penelitian... 25

3.2 Lokasi, dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Populasi Sample ... 25

3.4 Kriteria Sample Penelitian ... 25

3.5 Rancangan Penelitian ... 26

3.6 Prosedur Penelitian... 26

3.7 Definisi Operasional... 26

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN ... 30

4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 30

4.2 Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan Usia... 30

4.3 Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

(5)

4.5 Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan Keluhan Utama ... 34

4.6 Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan Tekanan Darah ... 36

4.7 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan Kadar Glukosa Darah ... 38

4.8 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan Kadar Kolesterol ... 41

4.9 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan HbA1c ... 46

4.10 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan Komplikasi... 47

4.11 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan Penatalaksanaan ... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 60

(6)

DAFTAR TABEL

4.1 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Santo Yusup Periode 2014 Berdasarkan Usia ... 30 4.2 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Santo Yusup Bandung Periode 2014 Berdasarkan Jenis

Kelamin ... 32 4.3 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Santo Yusup Bandung Periode 2014 Berdasarkan Pekerjaan ... 33 4.4 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Santo Yusup Bandung Periode 2014 Berdasarkan Keluhan

Utama ... 35 4.5 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Santo Yusup Bandung Periode 2014 Berdasarkan Ada Tekanan

Darah ... 37 4.6 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Santo Yusup Bandung Periode 2014 Berdasarkan Glukosa

(Sewaktu, Puasa, 2jam post prandial) ... 39 4.7 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Santo Yusup Bandung Periode 2014 Berdasarkan Kolesterol

(Total, HDL, LDL, Trigliserida) ... 42 4.8 Gambaran Penderita DMTipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Santo Yusup Bandung Periode 2014 Berdasarkan HbA1c ... 46 4.9 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Santo Yusup Bandung Periode 2014 Berdasarkan Komplikasi... 48 4.10 Gambaran Penderita DM Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Santo Yusup Bandung Periode 2014 Berdasarkan

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Penderita DM Tipe 2 Di Rumah Sakit Santo Yusup

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya menurut American Diabetes Association (ADA, 2010). Sedangkan menurut International Diabetes Federation (IDF) DM merupakan kondisi kronik yang terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi insuin secara normal atau insulin tidak dapat bekerja secara efektif (IDF, 2012).

Umumnya, penderita DM mengetahui dirinya mengidap DM setelah terjadi komplikasi. Padahal sebenarnya komplikasi inilah yang mematikan, bukan DM itu sendiri. DM itu seperti rayap, bekerja diam-diam dalam merusak di dalam tubuh. Oleh karena itu, DM sering disebut “silent killer”. Selain itu DM dikenal juga sebagai “mother of disease”, yang merupakan induk dari penyakit-penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan (Depkes RI, 2008). Sekitar 12-10% penduduk dunia diperkirakan mengidap penyakit ini dan setiap 10 detik orang di dunia meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan (Kurniadi & Nurrahmani, 2014).

(10)

pola pertambahan penduduk, pada tahun 2030, jumlah penduduk usia > 20 tahun sebanyak 194 juta dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%), maka diperkirakan terdapat 12 juta penderita DM di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural. Persentase DM tipe 2 di Indonesia mencapai 85-90% dari total penderita DM (Depkes RI, 2008). Prevalensi penyakit DM di Indonesia sebesar 5,7% yang terdiri atas 1,5% atau sebesar 26% dari total penderita mengetahui bahwa dirinya DM (diagnosed diabetes melitus) dan 4,2% atau sebesar 74% dari total penderita tidak mengetahui bahwa dirinya DM (undiagnosed diabetes melitus), dimana prevalensi DM meningkat pada usia ≥ 35 tahun dan menurun setelah usia > 74 tahun. Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%) (RISKESDAS, 2013).

Mengingat banyaknya angka kejadian yang tinggi, kesadaran masyarakat yang kurang waspada akan penyakit ini dan apabila dibiarkan lebih lanjut dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Berdasarkan hal tersebut di atas, p e n e l i t i merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran penderita kasus penyakit DM tipe 2 di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung mulai pada periode 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2014.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Berapa jumlah kasus penderita DM tipe 2 di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode Januari 2014 – Desember 2014.

2. Bagaimana gambaran penderita DM tipe 2 berdasarkan usia di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode Januari 2014 – Desember 2014. 3. Bagaimana gambaran penderita DM tipe 2 berdasarkan jenis kelamin di

(11)

4. Bagaimana gambaran penderita DM tipe 2 berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode Januari 2014 – Desember 2014.

5. Bagaimana gambaran penderita DM tipe 2 berdasarkan keluhan utama di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode Januari 2014 – Desember 2014.

6. Bagaimana gambaran penderita DM tipe 2 berdasarkan tekanan darah di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode Januari 2014 – Desember 2014. 7. Bagaimana gambaran penderita DM tipe 2 berdasarkan kadar glukosa (glukosa darah sewaktu, glukosa puasa, glukosa darah 2 jam post prandial) di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode Januari 2014 – Desember 2014.

8. Bagaimana gambaran penderita DM tipe 2 berdasarkan kadar kolesterol (kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, trigliserida) di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode Januari 2014 –Desember 2014.

9. Bagaimana gambaran penderita DM tipe 2 berdasarkan HbA1c di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode Januari 2014 – Desember 2014. 10.Bagaimana gambaran penderita DM tipe 2 berdasarkan komplikasi di

Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode Januari 2014 – Desember 2014.

(12)

1.3Tujuan Penelitian.

Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah mengetahui gambaran tipe DM tipe 2 berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, keluhan utama, tekanan darah kadar glukosa (glukosa sewaktu, glukosa darah puasa, glukosa 2 jam post prandial), kadar kolesterol (kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, trigliserida), HbA1c, komplikasi, penatalaksanaan yang di rawat inap di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode Januari 2014 - Desember 2014. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi gambaran bagi masyarakat mengenai penyakit ini termasuk gejala awal, diagnosis dan terapi, sehingga dapat dilakukan penanganan yang lebih dini dan mencegah komplikasi.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Ilmiah (Akademis)

Memberikan informasi mengenai DM tipe 2 agar dapat menambah wawasan dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut baik untuk Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha maupun untuk Rumah Sakit Santo Yusup Bandung.

1.4.2 Manfaat Praktis (Klinis)

Memberikan informasi mengenai gejala-gejala awal DM tipe 2 kepada masyarakat agar dapat digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pencegahan juga penanganan dalam upaya mencegah komplikasi lebih lanjut.

1.5 Landasan Teori

(13)

masih belum menyebabkan DM secara klinis, pada saat tersebut sel beta pankreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi suatu hiper insulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit meningkat. Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pankreas, baru akan terjadi DM secara klinis, yang ditandai dengan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah yang memenuhi kriteria diagnosis DM (Soegondo, 2014).

Konsensus PERKENI 2011 menyebutkan 4 pilar penatalaksanaan DM yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis. PERKENI juga menyebutkan sebagai penatalaksanaan perlu dilakukan beberapa evaluasi medis. Dalam penatalaksanaan medis dilakukan dengan menggunakan obat anti hiperglikemik oral.

(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada penelitian mengenai gambaran penderita DM tipe 2 di Rumah Sakit Santo

Yusup Bandung periode 1 Januari - 31 Desember 2014 didapatkan hasil :

1. Gambaran penderita DM tipe 2 Rumah Sakit Santo Yusup Bandung periode

1 januari 2014 - 31 Desember 2014 ditemukan sebanyak 502 kasus.

2. Gambaran penderita DM tipe 2 paling banyak pada usia 51-60 tahun.

3. Berdasarkan perhitungan jenis kelamin didapatkan bahwa pasien perempuan

lebih banyak daripada pasien laki-laki.

4. Berdasarkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga paling banyak menderita

DM tipe 2.

5. Berdasarkan keluhan utama pasien didapatkan bahwa keluhan utama pasien

dengan gejala DM tipe 2 adalah lemas paling banyak.

6. Berdasarkan tekanan darah didapatkan bahwa pasien kebanyakan menderita

hipertensi stage 2.

7. Berdasarkan pemeriksaan penunjang glukosa sewaktu didapatkan bahwa

pasien paling banyak memiliki kadar glukosa sewaktu > 200 mg/dL yang

dikategorikan DM. Berdasarkan pemeriksaan penunjang kadar glukosa puasa

didapatkan bahwa pasien terbanyak menderita kadar glukosa puasa tertinggi

dengan kadar > 126 mg/dL yang dikategorikan buruk. Berdasarkan

pemeriksaan penunjang glukosa 2 jam post prandial didapatkan bahwa pasien

kebanyakan menderita kadar glukosa 2 jam post prandial > 180 mg/dL yang

dikategorikan buruk.

8. Berdasarkan pemeriksaan penunjang kadar kolesterol total didapatkan bahwa

(15)

bahwa pasien kebanyakan menderita kadar kolesterol HDL < 45 mg/dL

dikategorikan buruk. Berdasarkan pemeriksaan penunjang kadar kolesterol

LDL didapatkan bahwa pasien terbanyak menderita kadar kolesterol LDL >

130mg/dL dikategorikan buruk. Berdasarkan pemeriksaan penunjang kadar

kolesterol trigliserida didapatkan bahwa pasien terbanyak menderita kadar

kolesterol trigliserida < 150 mg/dL dikategorikan baik.

9. Berdasarkan pemeriksaan penunjang HbA1c didapatkan bahwa pasien

terbanyak menderita kadar HbA1c > 8% dkategorikan kendali diabetes buruk.

10.Berdasarkan komplikasi didapatkan bahwa komplikasi terbanyak yaitu pada

golongan kronis makroangiopati tipe serebrovaskuler/stroke.

11.Berdasarkan golongan penatalaksanaan kasus didapatkan bahwa kebanyakan

pasien menggunakan pengobatan dengan terapi golongan biguanid untuk

terapi tunggal dan kombinasi sulfonilurea dan biguanid.

5.2 Saran

- Perlu perbaikan dalam pendataan rekam medik agar lebih sistematik dan lebih memudahkan dalam mencari data.

- Sebaiknya dilakukan pencatatan ulang data rekam medik dengan komputer tidak hanya mengandalkan tulisan, karena masih ada beberapa bagian yang

tidak terbaca.

- Sebaiknya pasien DM tidak hanya melakukan pemeriksaan glukosa saja, tetapi juga diperiksa untuk faktor-faktor resiko lain yang mendukung untuk

diagnosis komplikasinya.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

American Diabetes Association. (n.d.). Standar of Medical Care in Diabetes 2008. (1).

Amir, S. M., Wungouw, h., & Pangemanan, D. (2015, Januari-April). Kadar glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2 di puskesmas Bahu kota Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm), 3(1), 34.

Andi, S., & et all. (2008). Retrieved Agustus 2014, from Perpustakaan.litbang.depkes.go:

http://perpustakaan.litbang.depkes.go.id/otomasi/indekx.php?=show_detail&i d=14113

Association, A. D. (2010). Position Statement: Standard of medical care in Diabetes 2010. Diab care(Supl 1), 33.

Association, A. D. (2015, January). Standard of Medical Care In Diabetes 2015. The

Journal of Clinical And Applied Research And Education, 38(1), s14.

Awad, N., Langi, Y., & Pandelaki, K. (Mei 2011 - Oktober 2011). Gambaran Faktor resiko Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Bagian/Smf FK-Unsrat Rsu Prof.Dr.R.D Kandou Manado.

Badan Informasi Produk Terapetik. (2009, Juli). Diabetes Melitus. Informasi Produk

Terapetik, 19(1), 6.

Bilous, R., & Donelly, R. (2014). Buku Pegangan Diabetes (4th ed.). Jakarta: Bumi Medika.

Boyd, M., & Nihart, M. (1998). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice. Philadelphia: Lippincott.

Brunton, L., Lazo, S., Parker, L., Goodman, & Gilman's. (2007). The

Pharmacological basis of therapeutics (11th ed.). The Mcgraw Hill

(17)

Christoper, G., & Neil, B. (2010). Is postprandial glucose control important in primary setting. Clinical diabetes, 20.

Departement Kesehatan. (2008). Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit

metabolik. Jakarta: Dirjen P2PL.

Drake, R., Vogl, A., & Mitchell, A. W. (2014). Grays dasar - dasar Anatomi. Singapore: Elsevier Inc.

Federation, I. D. (2012). Clinical guidline Task Force. Global Guidline for Type 2

diabetes.

Federation, I. D. (2013). IDF Diabetes ATLAS (6th ed.). Brussels: International Diabetes Federation.

Federation, I. D., & Colagiuri, S. (2012). Global Guidelines for Type 2 Diabetes.

Feliasari, A. (2014). Profil Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Terapi Insulin di Poli Rawat Jalan RSUD Dr. Soedarso Pontianak. hal 8-10.

Feliasari, A. (2014). Profil Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Terapi Insulin di Poli rawat Jalan RSUD Dr.Soedarso Pontianak. 9.

Feliasari, A. (2014). Profil Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Terapi Insulin di Poli rawat Jalan RSUD Dr.Soedarso Pontianak. 8.

Feliasari, A. (2014). Profil Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Terapi Insulin di Poli rawat Jalan RSUD Dr.Soedarso Pontianak. 10.

Fikasari, Y. (2012). Hubungan Antara Gaya Hidup dan Pengetahuan Pasien

Mengenai Diabetes Melitus Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr.Moewardi. 5.

Goldman, L. ,., & Schafer, A. I. (2012). Goldman's Cecil Medicine (Vol. 24). Philadelphia: Elsevier Saunders.

Guyton, A., & Hall, J. (2008). Metabolisme karbohidrat dan pembentukan adenosin triphospat. In Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

(18)

Irawan, D. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia. Analisa data sekunder Riskesdas 2007.

JNC VII. (2003, December). Prevention,Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. The National High Blood Pressure Education Program, 3.

Kekenusa, J. S., Ratag, B. T., & Wuwungan, G. (2012). Analisis Hubungan Antara Umur Dan Riwayat Keluarga Menderita DM Dengan Kejadian Penyakit DM Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Penyakit Dalam BLU Poliklinik RSUP PROF. R.D Kandou Manado. 4.

kesehatan, K. (2010). Petunjuk Teknis Faktor Risiko Diabetes Melitus.

Kurniadi, H., & Nurrahmani, U. (2014). Stop Diabetes Hipertensi Kolesterol Tinggi

Jantung Koroner. Yogyakarta: Istana Media.

Lestari, I. (2010, Oktober). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien program diet di poli penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi 2010. JOM PSIK, 1(2).

Longo, D. L., Kasper, D. L., Jameson, J. L., Fauci, A. S., Hauser, S. L., & Loscalzo, J. M. (2012). Harison's Principles of Internal Medicine (Vol. 18). USA: The McGraw Hill Companies, Inc.

Masharani, U. (2007). In Lange greenspan’s basic and Clinical Endocrinology (8th ed., pp. 18:661-747). USA: McGraw Hill Companies.

Mihardja, L. (2009). Faktor yang Berhubunngan dengan Pengendalian Gula Darah pada penderita diabetes melitus dalam majalah kedokteran Indonesia. Jakarta.

Mutmainah, I. (2013). Hubungan kadar gula darah dengan hipertensi pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum daerah Karanganyar.

PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.

(19)

PERKENI. (2011). Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2 di Indonesia 2011. 6.

PERKENI. (2011). Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus

Tipe2 di Indonesia 2011. Jakarta: PERKENI.

Priantoro, D., & Sulistianingsih, D. P. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Purnamasari, D., Soegondo, S., & Suyono, S. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam (6th ed.). (S. Setiawati, I. Alwi, A. W. Sudoyo, M. S. K, B. Setyohadi,

& A. F. Syam, Eds.) Jakarta: Interna Publishing.

Rakesh, P. M., Sashank, J. R., Padmavathy, S., Menon, Nalini, S., & Shash. (2010). Prevalence and Pattern Of Diabetic Dyslipidemia in Indian Type 2 Diabetic Patients. Diabetes and metabolic syndrome;Clinivcal research and review, 4(1), 10-12.

Ram, M. V., Prajwal, G., & Pramod, R. (2011). Association Between Glycaemic Control And Serum Lipid Profile In Type 2 Diabetic Patien : Glycated Hemoglobin As A Dual Biomarker. Biomedical Research, 22(3).

Reddy, M., V, L., & jayarama, N. (2012, May-june). Prevalence and pattern of dyslipidemia in type 2 diabetes mellitus patients in a rural tertiary care centrecentre, southern India. Global Journal of Medicine, 1(3), 25-27.

RI, D. (2008, November 2009). Tahun 2030 prevalensi diabetes melitus di indonesia

mencapai 21,3 juta orang. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia)

Retrieved januari 9, 2015, from Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html

RI, D. (2013, september 8). Diabetes Melitus Penyebab Kematian No.6 di Dunia : KEMENKES Tawarkan Solusi Cerdik Melalui Posbind - See more at:

http://www.depkes.go.id/article/view/2383/diabetes-melitus-penyebab-kematian-nomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-cerdik-melalui-posbi.

(Departemen Kesehatan RI) Retrieved januari 9, 2015, from Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:

(20)

http://www.depkes.go.id/article/view/2383/diabetes-melitus-penyebab- kematian-nomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-cerdik-melalui-posbindu.html

RI, K. K. (2014, November 14). Situasi dan Analisis Diabetes. InfoDATIN, 6.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. (2013). Pedoman Pewawancara Petugas Pengumpul Data.

S, I. R., Putu, Putra, Y. I., & Made, S. I. (2012). Hubungan Self Care Diabetes Dengan Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Interna Rumah Sakit Umum Daerah Badung.

Saumiandiani, E. (2012). Gambaran Karakterisik Pasien Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 1 Januari 2012 - 31

Desember 2012. 33.

Saumiandiani, E. (2012). Gambaran karakteristik Pasien Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Immanuel Bandung. 32.

Sherwood, L. (2011). Organ endokrin perifer. In Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC.

Soegondo, S. (2004). Diagnosis dan Klasifikasi diabetes Melitus. Jakarta: FKUI.

Soegondo, S. (2014). Farmakoterapi pada penegndalian glikemia diabetes melitus tipe 2. In S. Setiawati, I. Alwi, A. W. Sudoyo, M. S. K, B. Setiyohadi, & A. F. Syam, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (p. 2328). Jakarta: Interna Publishing.

Soewondo, P. (2004). Pemantauan Pengendalian DM. Jakarta: FKUI.

Sowers, K., & Sowers, J. (2001). Diabetes and hypertension. In : Weber M. A. (ed). Pp376.

Sunjaya, I. N. (2009). " Pola Konsumsi Makanan Tradisional Bali Sebagai Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2". Jurnal Skala Husada, 6(1), 75-81.

Suyono, S., Soegondo, S., Soewondo, P., & Subekti, I. (2004). Patofisiologi Diabetes Melitus .Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu,Pusat Diabetes dan

Lipid RSUD Cipto Mangunkusumo. Jakarta: FK UI.

(21)

Taqwin, A. (2007). Gambaran Profil Lipid Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Dirawat di RS Immanuel Bandung Periode Januari - Desember 2005.

Trisnawati, K. T., & Setyorogo, S. (2012). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. 7-9.

Wibowo, D. S., & Paryama, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha Ilmu.

William, D., Carlos, A., Thomas, M., Domenic, R., Nicholas , E., & Peter, R. D. (2009, January 8). Glucose Control And Vascular Complications in Veterans with Type 2 Diabetes. New England Journal Of Medicine (NEJM).

Wulandari, O., & Martini, S. (2013, September). Perbedaan Komplikasi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Menurut Gula Darah Acak. Jurnal Berkala

Referensi

Dokumen terkait

Asosiatif terdiri dari kerjasama ( cooperation ), akomodasi ( accommodation ). Kerjasama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok

1. Sampel penelitian menggunakan Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Rakyat Indonesia Syariah yang merupakan bank dengan jumlah aset terbesar

The writer shows the primary settings found, the correlation between setting and conflict, as well as the clues found from the conflicts experienced Buck which are all used

[r]

Pengisian aki berkapasitas 7Ah menggunakan mode charging lambat 0,1C dapat berlangsung selama 6-7 jam sedangkan charging cepat 0,2 C selesai dalam kurang lebih 4 jam dan

Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan mendapatkan perlakuan yang sama didepan hukum tanpa melihat status sosialnya

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian suplemen multivitamin dengan status gizi balita usia 1-5 tahun di posyandu Pala VII Notoprajan

Jurusan Kedokteran akan menjamin bahwa sumber daya yang diperlukan untuk mendukung proses utama dalam menyediakan jasa layanan pendidikan sumber daya manusia di bidang