• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampanye Rangkaian Tradisi Imlek untuk Generasi Muda di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kampanye Rangkaian Tradisi Imlek untuk Generasi Muda di Bandung."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KAMPANYE RANGKAIAN TRADISI IMLEK UNTUK

GENERASI MUDA DI BANDUNG

Oleh

Yusuf Hermawan

NRP 1064019

Kebudayaan Tionghoa kini sudah mulai dilirik dan diakui di Indonesia salah satunya adalah ditetapkan Hari Raya Imlek sebagai hari raya nasional. Namun disayangkan generasi muda Indonesia saat ini khususnya yang masih merayakan Imlek, tidak semuanya mengerti bahwa dalam tradisi Imlek terdapat nilai-nilai luhur yang diyakini berguna bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai tersebut patut untuk diturunkan dan dilanjutkan secara turun temurun.

Konsep dalam perancangan kampanye ini adalah dengan menggunakan teknik fotografi konseptual dengan gaya yang modern. Tidak hanya itu saja, agar lebih terkesan santai dan lucu, maka diselipkan beberapa elemen humoris dalam kampanye tersebut. Dalam perancangan menggunakan media yang dekat dengan anak muda yaitu website interaktif yang didalamnya terdapat informasi mengenai rangkaian tradisi Imlek. Selain itu terdapat media tambahan seperti komik dan kalender pribadi yang ada di dalam website tersebut. Sebagai media pendukung untuk mempromosikan website tersebut digunakan beberapa media seperti poster, web banner, billboard, iklan You Tube, jejaring sosial (Facebook,

Twitter, Intragram, dan You Tube), dan Gimmick.

Diharapkan dengan kampanye ini, generasi muda baik yang masih keturunan Tionghoa asli atau yang sudah campuran peranakan dapat meneruskan seluruh tradisi Imlek ini dengan baik dan tanpa paksaan. Dengan begitu tradisi yang sudah diturunkan dari nenek moyang akan dapat terus ada dan berkembang menjadi sebuah tradisi yang lebih menyenangkan untuk dilaksanakan.

Tujuan dari kampanye ini adalah sebagai referensi yang memberikan informasi lengkap kepada generasi muda tentang tradisi Imlek agar generasi muda tertarik untuk mencoba dan mau melakukan tradisi tersebut namun disesuaikan dengan kehidupan saat ini, sehingga tradisi itu tidak terlupakan.

(2)

ABSTRACT

THE CHINESE NEW YEAR TRADITION CAMPAIGN FOR THE YOUNG GENERATION OF BANDUNG

Submitted by: Yusuf Hermawan

NRP 1064019

The Chinese culture has been acknowledged and recognised in Indonesia. One of the manifestations is when the Chinese New Year was pronounced one of the Indonesian nation holidays. However, many of the Indonesian young generation, especially those who celebrate Chinese New Year, are not aware of the high values in the Chinese New Year

traditions. These values, which are believed to be useful in man’s life, must be passed on

from one generation to the next.

The concept of the campaign design uses photographic conceptual techniques with modern style. In addition, in order to create relaxed and funny atmosphere, homorous elemts are inserted. An interactive website which is familiar to most young generation is used. It contains information about the Chinese New Year tradition. Comics and personal calendars in the website are also used as additional media. Supporting media such as posters, web banners, billboards, youtube advertisements, social networking (facebook, twitter, instagram, and youtube) and gimmick are also used.

It is expected that this campaign will encourage the young generation, be it pure Chinese descendants or peranakan, to continue this tradition willingly. As a result, the tradition which has been passed on from our ancestors will continue and develop into tradition which is more pleasant to do.

This campaign serves as a reference which give the young generation complete information about the Chinese New Year tradition, so that the young generation are interested in tyring and practising the tradition, adapting them with the current situation, in order than the tradition is not forgotten.

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... V PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup... 2

1.2.1 Identifikasi Masalah ... ... 2

1.2.2 Ruang Lingkup ... ... 2

1.3 Tujuan Perancangan... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 3

1.4.1 Sumber Data ... ... 3

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... ... 3

1.5 Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN TEORI... 5

2.1 Kampanye ... .. 5

2.2 Web Design ... .. 6

2.3 Advertising ... .. 9

2.3.1 Jenis-jenis Media Periklanan ... .. 9

2.4 SWOT ... .. 10

(4)

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH... 13

3.1 Data dan Fakta... 13

3.1.1 Perusahaan / Lembaga Terkait ... .. 13

3.1.2 Mandatori Pendukung ... .. 15

3.1.3 Hasil Observasi Kebudayaan Tionghoa di Indonesia ... .. 16

3.1.3 Hasil Wawancara... ... .. 26

3.1.4 Hasil Kuisioner... ... .. 28

3.1.5 Tinjauan Terhadap Proyek / Persoalan Sejenis ... .. 34

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... .. 35

3.2.1 Target Audience ... .. 36

3.2.2 SWOT ... .. 37

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... .. 39

4.1 Konsep Komunikasi... 39

4.2 Konsep Kreatif ... ... 39

4.2.1 Konsep Verbal ... .. 39

4.2.2 Konsep Visual ... .. 40

4.3 Konsep Media ... .. 41

4.4 Hasil Karya ... .. 45

4.4.1 Logo Situs ... .. 45

4.4.2 Website ... .. 47

4.4.3 Poster ... .. 52

4.4.4 Web Banner ... .. 56

4.4.5 Billboard ... .. 58

4.4.6 Iklan versi You Tube ... .. 59

4.4.7 Media Jejaring Sosial ... .. 59

4.4.8 Gimmick ... .. 60

(5)

BAB V PENUTUP ... .. 65

4.1 Simpulan ... .. 65

4.2 Saran... .. 65

DAFTAR PUSTAKA ... .. 66

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan... .. 4

Gambar 3.1 Logo INTI ... .. 13

Gambar 3.2 Logo Smartfren ... .. 15

Gambar 3.3 Diagram Jenis Kelamin ... .. 28

Gambar 3.4 Diagram jumlah responden yang merayakan Imlek ... .. 29

Gambar 3.5 Diagram responden yang mengetahui 12 macam makanan khas Imlek ... .. 29

Gambar 3.6 Diagram jumlah responden yang masih menyajikan makanan khas Imlek ... .. 30

Gambar 3.7 Diagram jumlah responden yang masih melakukan mitos dan pantangan ... .. 30

Gambar 3.8 Diagram jumlah responden yang paham makna Imlek dan Cap Go Meh ... .. 31

Gambar 3.9 Diagram jumlah responden mengenai perlunya pelestarian Tradisi Imlek dan Cap Go Meh ... .. 31

Gambar 3.10 Diagram jumlah responden akan minat pada budaya Tionghoa.. 32

Gambar 3.11 Diagram jumlah sumber respon den mengenai budaya dan Tradisi Imlek ... .. 32

Gambar 3.12 Diagram jumlah responden akan minat pada pembuatan Website rangkaian tradisi Imlek ... .. 33

Gambar 3.13 Diagram jumlah sumber responden akan minat pada gaya gambar ... .. 33

Gambar 3.14 Website Aspertina ... .. 34

Gambar 3.15 Perdaban Tionghoa Selayang Pandang ... .. 35

Gambar 4.1 Mapping Website “Setengah Sipit” ... .. 43

Gambar 4.2 Timeline Media “Setengah Sipit” ... .. 45

Gambar 4.3 Logo “Setengah Sipit” ... .. 45

Gambar 4.4 Logo Grid ... .. 46

(7)

Gambar 4.6 Fitur Home... .. 48

Gambar 4.7 Fitur Slide Scrolling ... .. 48

Gambar 4.8 Fitur History ... .. 49

Gambar 4.9 Fitur Things To Do ... .. 49

Gambar 4.10 Fitur tampilan tradisi Imlek ... .. 50

Gambar 4.11 Komik komedi “Setengah Sipit” ... .. 50

Gambar 4.12 Fitur Forum ... .. 51

Gambar 4.13 Fitur About Us ... .. 51

Gambar 4.14 Fitur Kalender ... .. 52

Gambar 4.15 Poster Awareness “Amoy Bo Shan” ... .. 53

Gambar 4.16 Poster Awareness “Amoy Ho Re Am” ... .. 53

Gambar 4.17 Poster Awareness “Akew Pu Shing” ... .. 55

Gambar 4.18 Poster Awareness “Akew Bu Ru Wan” ... .. 56

Gambar 4.19 Iklan Facebook ... .. 57

Gambar 4.20 Iklan Yahoo ... .. 57

Gambar 4.21 Iklan You Tube... .. 58

Gambar 4.22 Layout Billboard ... .. 58

Gambar 4.23 Layout Facebook ... .. 59

Gambar 4.24 Layout Twitter ... .. 59

Gambar 4.25 Layout Instagram... .. 60

Gambar 4.26 T-Shirt “Setengah Sipit”... .. 61

Gambar 4.27 Pin “Setengah Sipit” ... .. 61

Gambar 4.28 Tote Bag “Setengah Sipit” ... .. 62

Gambar 4.29 Gantungan Ponsel “Setengah Sipit” ... .. 62

(8)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia sudah sepantasnya berbangga hati karena memiliki

keanekaragaman kebudayaan dan adat istiadat yang memperkaya bangsa ini.

Di negara kepulauan seperti Indonesia ini telah melahirkan berbagai macam

suku bangsa yang pada nantinya akan melahirkan sebuah kebudayaan yang

berbeda-beda seperti tarian, makanan khas, bahasa, pakaian tradisional,

upacara adat, dan sebagainya.

Kebudayaan Tionghoa yang pada awalnya tidak mendapat perhatian, kini

sudah mulai dilirik dan diakui di Indonesia. Salah satu contohnya adalah

diakuinya Hari Raya Imlek sebagai hari raya nasional di Indonesia. Dahulu

masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia tidak boleh merayakan Tahun

Baru Imlek di depan umum. Hal ini terjadi pada era pemerintahan Orde Baru,

yaitu dari tahun 1968 hingga 1999. Lalu pada tahun 1967, Presiden Soeharto

mengeluarkan Instruksi Presiden no 14/1967 yang melarang semua aktivitas

yang berbau Tionghoa, termasuk perayaan Tahun Baru Imlek.

Namun akhirnya Tahun Baru Imlek boleh dirayakan secara bebas oleh

keturunan Tionghoa. Mereka boleh merayakan kembali Tahun Baru Imlek di

tempat umum. Sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden no 6/2000 pada era

Presiden Abdurrahman Wahid. Lalu tahun 2003 pada era kepemimpinan

Presiden Megawati, Tahun Baru Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Bagi masyarakat Tionghoa hari Imlek merupakan hari raya yang

ditunggu-tunggu. Mereka menyambut perayaan ini dengan suka cita dan penuh dengan

makanan yang manis dan nikmat dengan harapan agar di tahun tersebut

mereka mendapatkan berkah yang berlimpah serta sebagai wujud syukur

(9)

Universitas Kristen Maranatha 2 Perayaan tahun baru Imlek atau “Sintjia” dimulai di hari pertama bulan

pertama (pinyin: zhēng yuè) di penanggalan kalender Tionghoa dan berakhir

pada perayaan Cap Go Meh di tanggal kelima belas (bulan purnama). Imlek

juga dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun". Saat

tahun baru Imlek, warna merah menjadi warna utama yang mendominasi

semua ornamen dalam tahun baru ini seperti lampion, kembang api, barongsai,

angpau, naga, hingga kuliner khas Imlek pun berwarna merah walaupun tidak

semuanya. Perayaan Imlek juga terdapat pula mitos-mitos dan pantangan

yang harus dilakukan selama Imlek berlangsung.

Walaupun sudah diakui dan sudah terbebas dari Orde Baru, generasi muda

Indonesia sudah tidak mengenal lagi arti dari tradisi Tionghoa yang

sebenarnya. Generasi muda sekarang tidak mengetahui bahwa tradisi

Tionghoa sebenarnya mempunyai nilai-nilai luhur dan arti tersendiri

didalamnya yang berguna bagi kehidupan manusia. Maka dari itu budaya dan

tradisi Tionghoa perlu dilestarikan dan diperkenalkan kembali dengan

penyesuaian di kehidupan saat ini melalui sebuah kampanye rangkaian tradisi

Imlek yang akan dibuat.

1.2 Permasalah dan Ruang Lingkup

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul

dapat diidentifikasi yaitu:

Bagaimana memberikan informasi yang efektif dan menarik tentang

rangkaian tradisi Imlek kepada masyarakat generasi muda?

1.2.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup perancangan yang akan dipilih adalah generasi muda dengan

batasan umur sekitar 20-30 tahun. Untuk proyek percontohan dimulai dari

Kota Bandung. Sasaran yang dituju baik yang sudah mengetahui akan tradisi

ini dan mau melakukan ataupun tidak, juga yang tidak mengetahui sama

(10)

Universitas Kristen Maranatha 3 1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan ini adalah sebagai referensi yang

memberikan informasi lengkap kepada generasi muda tentang tradisi Imlek

agar generasi muda tertarik untuk mencoba dan mau melakukan tradisi

tersebut namun disesuaikan dengan kehidupan saat ini, sehingga tradisi itu

tidak terlupakan.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Sumber Data

Sumber data budaya dan tradisi khas Imlek berasal dari buku, internet, karya

tulis, foto, dan instansi yang terkait. Dalam hal ini, instansi yang terkait

adalah Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), orang-orang keturunan

Tionghoa, ataupun badan budaya Tionghoa lainnya.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi dilakukan di Wihara Dewi ataupun tempat yang memiliki

kebudayaan Tionghoa lainnya. Selain itu website Perhipunan Indonesia

Tionghoa (INTI), dan situs tradisi Tionghoa lainnya untuk mengetahui

berbagai macam tentang budaya dan tradisi Imlek yang lebih dalam.

2. Wawancara

Narasumber yang dipakai adalah budayawan Tionghoa, orang yang sudah

lama berkecimpung dalam budaya Tionghoa, dan orang keturunan

Tionghoa (baik totok maupun peranakan) untuk menambah validitas data.

3. Studi Pustaka

Dilakukan melalui buku, internet, karya tulis, serta seminar mengenai

kebudayaan Tionghoa, tradisi Imlek, ragam hias Tionghoa, desain gaya

Tionghoa, dan seputar desain kamunikasi visual.

4. Kuisioner

Diberikan kepada pihak yang sesuai dengan target yang dituju terutama

yang berdarah Tionghoa untuk mengetahui apakah masyarakat Tionghoa

(11)

Universitas Kristen Maranatha 4

Generasi muda yang sudah mulai meninggalkan budaya dan tradisi Tionghoa salah satu contohnya adalah tradisi Imlek. Ini dikarenakan adanya modernisasi dan budaya luar yang masuk. LATAR BELAKANG MASALAH

a. Tradisi imlek yang sudah sudah mulai luntur karena pengaruh budaya luar b. Generasi muda Indonesia yang sudah tidak tertarik dan mengenal lagi arti dari

tradisi Tionghoa yang sebenarnya

PERMASALAHAN

Bagaimana memberikan informasi yang efektif dan menarik tentang serangkaian tradisi Imlek kepada masyarakat generasi muda?

TEORI Tionghoa, INTI, dan situs desain.

Wawancara :

Ketua pengurus Vihara Dewi, budayawan Tionghoa, serta masyarakat keturunan Tionghoa (baik yang masih totok maupun peranakan)

Sebagai referensi bagi generasi muda yang memberikan informasi lengkap mengenai tradisi Imlek yang dapat diterapkan langsung dengan kehidupan saat ini, sehingga mereka semakin mengenal dan tidak melupakan budaya Tionghoa.

Konsep Kreatif

(12)

Universitas Kristen Maranatha 65

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tradisi Tionghoa khususnya pada Imlek memiliki banyak tata cara dalam

penyambutan untuk memperingati hari raya tersebut. Padahal jika kita ketahui

lebih dalam lagi, budaya dan tradisi tersebut sangat berguna dan memiliki

nilai-nilai luhur yang dapat kita gunakan untuk kehidupan sehari-hari. Namun

tradisi Imlek lambat laun mulai hilang ditelan oleh jaman yang modern dan

banyaknya pengaruh budaya dari luar yang ikut masuk ke Indonesia. Hal ini

terjadi pada masyarakat Tionghoa Indonesia sekarang khususnya di kalangan

generasi muda sekarang, yang mengakibatkan eksistensi budaya dan tradisi

Imlek Tionghoa semakin ditinggal.

Maka dari itu dibuatlah sebuah kampanye dengan media utama website dan

didukung oleh media promosi lainnya. Kampanye ini menggunakan

pendekatan anak muda dengan teknik fotografi konseptual dicampur dengan

unsur humoris didalamnya, agar masyarakat Tionghoa dapat lebih memahami

budaya Tionghoa yang sebenarnya dengan mudah kapanpun dan dimanapun.

Jadi, tidak hanya sebagai pelestarian budaya Tionghoa di Indonesia, namun

juga meningkatkan tingkat eksistensi etnis Tionghoa di Indonesia sebagai

budaya yang patut dihargai dan dikembangkan.

5.2 Saran

Untuk pengembangan kampanye ini selanjutnya, sebaiknya pemasangan

billboard lebih dipertimbangkan lagi apakah perlu atau tidak karena

memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu perlu adanya video teaser

yang lebih menarik perhatian masyarakat, tidak hanya sekedar testimonial

(13)

Universitas Kristen Maranatha | 66

DAFTAR PUSTAKA

Pustaka Buku

Bromokusumo, Aji. (2013). Peranakan Tionghoa dalan Kuliner Nusantara, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Chunjiang, Fu. (2012). Origins if Chinese Auspicious Symbols, Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Dea,Collier, Irene (2011) . Mitodologi Cina, Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Gondomono. (2013).Manusia dan Kebudayaan Han, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Joe, Lan, Nio (2013). Peradaban Tionghoa Selayang Pandang, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Kotler, P., & Armstrong, G. (2005). Principles of Marketing. Prentice Hall.

Lamb, C., Hair, J., & Carl, M. (2008). Essentials of Marketing. Cengage Learning.

Pei Ki, Goh( 1997). Origins of Chinese Festival, Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Tang, R. F. (2004). New Book Design. Collins Design.

Tschichold, J. (1997). The Form of the Book. German: Hartley & Marks.

Pustaka Internet

Amalia, Syifa (2010) Definisi Budaya.

(http://syifaamalia22.wordpress.com/2012/04/15/definisi-budaya/,diakses pada

tanggal 23 feb 2014)

Anduarifiat (2013). Perencaan Kampanye Komunikasi.

(14)

Universitas Kristen Maranatha | 67

CS, Adam (2011) Definisi Kebudayaan menurut Para Ahli.

(http://mediabacaan.blogspot.com/2011/03/definisi-kebudayaan-menurut-para-ahli.html , diakses pada tanggal 23 feb 2014)

Dhanito, Ve.(2010).Fotografi Konseptual: Meyampaikan Pesan Lewat Foto. (http://www.vedhanito.com/en/blogdetail.php?id=17, diakses pada 10 Juni 2014)

Han, Can, Wie. (2011). Tradisi Menjelang Tahun Baru Cina Imlek. (http://canwiehan.blogspot.com/2011/01/tradisi-menjelang-tahun-baru-cinaimlek.html, diakses pada tanggal 24 feb 2014)

Hifadh. (2011) Promotion,

(http://hifadhtasikmalaya.blogspot.com/2010/10/promosi-promotion.html, diakses pada tanggal 15 feb 2014)

Jakarta, Koran (2014) . Imlek Tradisi Tionghoa yang Sarat makna. (http://koran-jakarta.com/?4438-imlek-tradisi-tionghoa-yang-sarat-makna, diakses pada tanggal 24 feb 2014)

Konfusiani. (2014). Rangkaian Ritual Tahun Baru Imlek.

(http://konfusiani.blogspot.com/2014/01/rangkaian-ritual-tahun-baru-imlek.html ,diakses pada tanggal 24 feb 2014)

Konfusiani. (2014) Makna Pernak Pernik Tahun Baru

Imlek.(http://konfusiani.blogspot.com/2014/01/makna-pernak-pernik-tahun-baru-imlek.html, diakses pada tanggal 24 feb 2014)

Lestari, Ayu. (2012). Tradisi Imlek Masyarakat Cina.

(http://ayumaksu.blogspot.com/2012/03/tradisi-imlek-masyarakt-cina.html, diakses

pada tanggal 24 feb 2014)

Mike. (2013). Makna dan Sejarah Tahun Baru Imlek.

(http://mikeportal.blogspot.com/2013/02/makna-dan-sejarah-tahun-baru-imlek.html,

diakses pada tanggal 23 Feb 2014)

Riefgi, Muhammad, (2012) Perbedaan Tradisi dan Budaya.

(15)

Universitas Kristen Maranatha | 68

Sinai, Arthur, (2010). Fotografi Konseptual.

(http://helliumworks.blogspot.com/2010/12/fotografi-konseptual.html, diakses pada tanggal 10 Juni 2014)

Sitepu, Bintang (2010), Buku dan Perkembangannya.

(http://bintangsitepu.wordpress.com/2010/10/12/penyusunan-buku-pelajaran/, diakses pada tanggal 15 feb 2014)

Uthie. (2010). Teori Iklan. (http://uthie-aja.blogspot.com/2010/11/teori-iklan.html ,diakses pada tanggal 2 April 2014)

Yuan, Qu .(2000). Tradisi Tahun Baru Imlek. (http://www.tionghoa.com/tradisi-tahun-baru-imlek/, diakses pada tanggal 24 feb 2014)

Web Design Surabaya.(2014).Teori Web

Gambar

Gambar 1.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan mutu sirup pala yang dijual oleh DP Segar Sari dengan cara memperpanjang umur simpan sirup pala dan menurunkan

Jika responden memiliki skor mentah yang jauh lebih tinggi dan lebih ren- dah pada tipe yang diukur, maka subjek akan masuk dalam golongan tidak teridentifikasi.. Pengalaman

Harga dan Spesifikasi Handphone Samsung

Selanjutnya kegiatan eksperimen dilakukan sebagai berikut: (a) melaksanakan pretes untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman dan penalaran matematis sebelum diberikan

Tabel 1 menunjukan bahwa pada kondisi lindung (alami) merupakan habitat yang baik bagi pertumbuhan vegetasi, dimana area lindung disusun oleh lebih banyak

Samarinda, 17 Januari 2005 GUBHWUR KALIMANTAN TIMUR,.. BAGAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS AKADEMI MARITIM KALIMANTAN PADA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI KALIMANTAN

Gambar 5.2 Estimasi perhitungan payback periode investasi converter kit Menurut Hollin dan Windh (1984), apabila nelayan menginvestasikan uangnya untuk suatu teknologi,

Interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk organik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan bobot jagung pipil per plot, tetapi tidak nyata