• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA GIANT SUN CITY SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA GIANT SUN CITY SIDOARJO."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN PADA

GIANT SUN CITY SIDOARJ O

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh:

Fadhli Syafrianda 0812015016 / FE /EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

GIANT SUN CITY SIDOARJ O

Disusun Oleh :

FADHLI SYAFRIANDA 0812015016/FE/EM

Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal : 31 Oktober 2013

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dr. Muhaadjir Anwar, MM Dr. Muhaadjir Anwar, MM

Dra. Ec. Nuruni Ika KW, MM Sekretaris

Dr s. Ec. Pandji Sugiono, MM Anggota

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN

PELANGGAN PADA GIANT SUN CITY SIDOARJ O” dapat diselesaikan

dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat

penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Progdi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

sekaligus Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dan

dorongan kepada peneliti dalam menyelesaika skripsi ini.

4. Kedua Orangtuaku (Muchlis, SH dan Sri Pujiati, SH), kedua adik saya Wahyu

(4)

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis.

6. Untuk kekasih saya yang tak kenal lelah membangkitkan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini. Makasih buat motivasinya dan doa-doanya.

7. Teman saya Hendri Yosiana yang tak kenal lelah membantu skripsi saya.

Terima kasih banyak motivasinya dan ide-idenya untuk menyelesaikan skripsi

ini dari awal hingga akhir.

Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih

jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Oktober 2013

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 12

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Pengertian Pemasaran ... 14

2.2.2 Perilaku Pelanggan ... 15

2.2.2.1 Pengertian Perilaku Pelanggan ... 15

2.2.2.2 Faktor yang mempengaruhi prilaku pelanggan ... 15

2.3 Kualitas Layanan ... 24

2.4 Kepuasan Pelanggan ... 30

2.5 Hubungan antara Kualitas Layanan dengan Kepuasan Pelanggan ... 31

2.6 Kerangka Konseptual ... 33

2.7 Hipotesis... 35

(6)

3.3 Prosedur Pengumpulan data ... 38

3.3.1. Jenis data ... 38

3.3.2. Sumber Data ... 39

3.3.3. Metode Pengumpulan Data ... 39

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 39

3.4.1 Teknik Analisis ... ... 39

3.4.2. Model Struktural atau Inner Model ... 41

3.4.3. Model Pengukuran ... 42

3.4.4. Analisis Validitas dan Reliabilitas ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 45

4.1.1.1 Profile Perusahaan ... 45

4.1.1.2 Identitas Perusahaan ... 46

4.2 Analisis Karakteristik Responden ... 46

4.2.1 Deskripsi Variabel ... 48

4.2.1.1 Deskripsi Variabel Kualitas Layanan ... 48

4.2.1.1.1 Tangibles (berwujud) ... 48

4.2.1.1.2 Reability (keterandalan) ... 49

4.2.1.1.3 Respinsiveness (daya tanggap) .... 50

4.2.1.1.4 Assurance (jaminan) ... 51

4.2.1.1.5 Empaty (empati) ... 52

4.2.1.2 Deskripsi Variabel Kepuasan Pelanggan .... 53

4.3 Analisis Data ... 54

4.3.1 Evaluasi Outlier ... 54

(7)

4.3.2.1 Pengujin Model Pengukuran

(Outter Model) ... 56 4.3.2.2 Analisi Model PLS ... 60

4.3.2.3 Evaluasi Pengujin Strukturan Model

(Inner Model) ... 60 4.3.2.4 Inner Model (Pengujian Model Struktural) . 62 4.4 Pembahasan ... 63

4.4.1 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan

Pelanggan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Tahun 2010 – Maret 2012 berdasarkan jenis kelamin ... 5

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 46

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Keperluan ... 47

Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Tangibles (berwujud) ... ... 48

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Reability (keterandalan) ... ... 49

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Respinsiveness (daya tanggap) ... 50

Tabel 4.7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Assurance (jaminan) ... 51

Tabel 4.8 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Empaty (empaty) ... 52

Tabel 4.9 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Pelanggan ... 53

Tabel 4.10 Outlier Data ... 54

Tabel 4.11 Outer Loading ... 56

Tabel 4.12 Average Variance Extract (AVE) ... 58

Tabel 4.13 Realibilitas Data ... 59

Tabel 4.14 R-Square ... 61

Tabel 4.15 Outter Weights ... 61

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Data jumlah pengunjung Giant Sun City Sidoarjo

April 2011 – Maret 2012 ... 4

Gambat 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan .... 17

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 34

Gambar 3.1 Model Pengukuran Penelitian ... 42

Gambar 3.2 Model Kerangka Penelitian ... 56

(10)

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

Lampiran 4 : Hasil Intepretasi Hasil PLS – Second Order

(11)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP

menyebabkan banyak timbul para pebisnis ritel dalam berbagai bidang. Giant Sun City Sidoarjo merupakan salah satu swalayan yang berada di Kab Sidoarjo, dimana disekitar lokasi supermarket tersebut terdapat tingkat persaingan bisnis ritel yang tinggi. Tingginya tingkat persaingan tersebut menyebabkan Giant Sun City Sidoarjo selalu berusaha untuk mengerti dan memahami kebutuhan maupun keinginan pelanggan. Namun berdasarkan data yang diperoleh peneliti, terdapat penurunan jumlah pengunjung yang datang ke Giant Sun City Sidoarjo sejak April 2011 – Maret 2012 yaitu pada triwulan Juli hingga September 2011 jumlah pengunjung Giant Sun City Sidoarjo sebanyak 47.250 orang, sedangkan pada triwulan Oktober hingga Desember 2011 hanya mencapai 41.340 orang, dan data terakhir triwulan Januari hingga Maret 2012 menunjukan penurunan jumlah pengunjung hingga mencapai 34.670 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan pelanggan berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo mengalami penurunan. Kualitas pelayanan akan menjadi dasar bagi kepuasan seorang pelanggan (customer satisfaction). Customer satisfaction merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dikelola dengan baik karena akan berpengaruh terhadap perilaku pelanggan baik itu untuk jangka pendek ataupun jangka panjang Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan pada Giant Sun City Sidoarjo.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 109 responden dengan menggunakan teknik

Purposive sampling. Teknik analisis yang dipergunakan adalah Partial Least Square [PLS] untuk mengetahui kausalitas antar variabel yang dianalisis.

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diperoleh kesimpulan bahwa

faktor Kualitas Layanan berpengaruh positif terhadap faktor Kepuasan Pelanggan dapat diterima atau signifikan (positif). Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori hampir sepenuhnya didukung oleh fakta.

(12)

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha dewasa ini terjadi sangat cepat dan pesat, baik

dalam bidang teknologi dan informasi maupun dalam bidang usaha lainnya.

Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, lingkungan semakian dinamis ditandai

dengan perubahan-perubahan dalam dunia bisnis yang sangat cepat dan tingkat

persaingan yang semakin ketat, serta semakin beragamnya informasi yang

didapatkan pelanggan tentang berbagai produk yang dipasarkan produsen melalui

berbagai media.

Persaingan di dalam dunia usaha dewasa ini dirasa semakin kompetitif dan

semakin bertambah kompleks. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat ini

peranan pemasaran dirasa sangat penting bagi suatu perusahaan, hal ini untuk

mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengancam aktifitas

perusahaan di masa yang akan datang.

Modernisasi telah mempengaruhi gaya hidup anggota masyarakat dan akan

berpengaruh pula pada pola hidup pelanggan dalam berbelanja. Perubahan

pandangan, pengetahuan, sikap dan tingkah laku pada diri mereka akan

berpengaruh besar pada masa depan dan corak kehidupan di masa yang akan

datang. Saat ini pelanggan cukup kritis dalam menilai suatu produk, mereka tidak

lagi asal membeli barang tetapi lebih memperhatikan pada kepuasan dan manfaat

(13)

2

Sejalan dengan perkembangan jaman, pelanggan mulai mengenal toko-toko

yang lebih memperhatikan kebutuhan yang selama ini belum terlihat, yaitu

kondisi yang lebih baik dalam berbelanja seperti kebersihan, tata ruang, pelayanan

karyawan, display produk serta kelengkapan barang. Pelanggan berharap bahwa

tempat-tempat berbelanja dapat memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. Di

samping itu juga dapat membuatnya lebih efektif dan efisien baik dalam hal

waktu, biaya, kemudahan mendapatkan barang dan lain sebagainya.

Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh investor untuk mendirikan suatu

supermarket atau pasar swalayan. Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama

banyak bermunculan pasar swalayan di Indonesia, khususnya Surabaya yang

menyediakan berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Semakin banyaknya

supermarket yang tumbuh dan berkembang di Surabaya, maka akan terjadi

kompetisi atau persaingan di dalam usahanya untuk mendapatkan pelanggan

antara yang satu dengan yang lainnya. Mereka akan selalu memberikan segala

kelebihan dan kemudahan dalam berbelanja serta berusaha untuk memenuhi

segala kebutuhan dan keinginan pelanggan agar mau menjadi pelanggannya.

Pasar swalayan (supermarket) menurut Richard R. Still, (dalam Chotimah,

2005: 3) adalah suatu unit perdagangan eceran besar yang pada umumnya menjual

produk-produk makanan dan barang kering atas daya tarik margin yang rendah,

perputaran yang tinggi, keanekaragaman dan himpunan yang luas, serta

penekanan berat pada daya tarik barang dagangan. Sedangkan menurut Triyono

(2006 : 97) Supermarket merupakan lokasi jual beli (tempat belanja) para

(14)

Disebabkan karena adanya kebutuhan meningkat seiring permintaan yang

beragam, baik mengenai kenyamanan, kelengkapan barang dan harga yang

bersaing, maupun kemudahan lain, toko atau gerai ini berkembang menjadi

sebuah toko yang lebih modern yang dinamakan Supermarket yang merupakan

bagian dari bisnis ritel.

Bisnis Ritel dapat terus tumbuh sebagai akibat dari perkembangan berbagai

bidang. Menurut Ma’ruf (2006 ; 7), bisnis Ritel adalah kegiatan usaha menjual

barang dan jasa kepada perorangan untuk keperluan sendiri, keluarga, atau rumah

tangga. Bisnis ritel yang tumbuh secara nasional tidak saja menguntungkan peritel

besar atau produsen barang ritel melainkan juga para peritel kecil yang melayani

masyarakat setempat. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis ritel

adalah perkembangan demografi. Jumlah penduduk yang bertambah

menyebabkan semua jumlah barang dan jasa meningkat. Komposisi penduduk

menurut usia berubah, misalnya karena harapan hidup yang meningkat. Kemudian

faktor ekonomi secara umum, dan sektor-sektor ekonomi secara khusus

mampunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan bisnis ritel. Di bidang lain

kemajuan teknologi dan globalisasi juga merupakan faktor utama terciptanya

permintaan atau meningkatnya permintaan barang dan jasa ritel.

Peritel sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk kepada pelanggan

harus dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan dalam

pembelian, mengetahui persepsi pelanggan dalam menilai sesuatu yang

berpengaruh dalam pembelian, dengan demikian pemasar dapat merancang

(15)

4

7.6% 12.5% 26.6%

(2006 : 113), bahwa bauran pemasaran (marketing mix) di dalam perkembangan

ritel saat ini, terdiri dari lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, pelayanan,

dan periklanan/promosi. Dalam hal ini timbul pebisnis ritel dengan persaingan

yang ketat dalam merebut para pelanggan.

Tingginya tingkat persaingan bisnis ritel saat ini di Kab Sidoarjo,

menyebabkan banyak timbul para pebisnis ritel dalam berbagai bidang. Giant Sun

City Sidoarjo merupakan salah satu swalayan yang berada di Kab Sidoarjo,

dimana disekitar lokasi supermarket tersebut terdapat tingkat persaingan bisnis

ritel yang tinggi. Tingginya tingkat persaingan tersebut menyebabkan Giant Sun

City Sidoarjo selalu berusaha untuk mengerti dan memahami kebutuhan maupun

keinginan pelanggan. Namun berdasarkan data yang diperoleh peneliti, terdapat

penurunan jumlah pengunjung yang datang ke Giant Sun City Sidoarjo sejak

April 2011 – Maret 2012, data jumlah pengunjung Giant Sun City Sidoarjo dapat

dilihat pada Grafik berikut :

Grafik 1.1 Data jumlah pengunjung yang berbelanja di Giant Sun City Sidoar jo

April 2011 – Maret 2012

(16)

Data diatas menunjukan bahwa pada triwulan Juli hingga September 2011

jumlah pengunjung Giant Sun City Sidoarjo sebanyak 47.250 orang, sedangkan

pada triwulan Oktober hingga Desember 2011 hanya mencapai 41.340 orang, dan

data terakhir triwulan Januari hingga Maret 2012 menunjukan penurunan jumlah

pengunjung hingga mencapai 34.670 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa

kepuasan pelanggan berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo mengalami penurunan.

Indikasi lain yang menunjukan bahwa kepuasan pelanggan berbelanja di Giant

Sun City Sidoarjo sedang mengalami penurunan dapat dilihat dari banyaknya

jumlah keluhan pelanggan, data mengenai jumlah keluhan pelanggan dapat dilihat

pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Data jumlah keluhan pelanggan Giant Sun City Sidoarjo Tahun 2010 – Maret 2012 berdasar kan jenis keluhan.

(or ang)

Tahun Keluhan Mengenai Jumlah

Pelayanan Produk Harga Lokasi Citra

Apr-Jun’11 104 97 89 47 32 370

Jul-Sep’11 143 84 121 24 14 386

Okt-Des’11 187 79 113 34 15 428

Jan-Mar’12 263 71 93 21 37 485

Sumber : Giant Sun City Sidoarjo, 2012

Tabel 1.1 menunjukan bahwa jumlah keluhan pelanggan terhadap Giant Sun

City Sidoarjo pada bulan Juli-September mengalami peningkatan dibandingkan

dengan bulan April-Juni , yaitu sebesar 370 keluhan (orang) di bulan April-Juni

meningkat menjadi 386 keluhan (orang) pada bulan Juli-September. Khusus

keluhan dalam hal pelayanan, pada bulan Oktober-Desember 2011 sebanyak 428

(17)

6

keluhan (orang). Keluhan-keluhan di bidang pelayanan tersebut berdasarkan hasil

wawancara penulis diantaranya disebabkan:

1. Kurangnya petugas, sehingga pada saat pelanggan membutuhkan informasi

harus mencari petugas terlebih dahulu.

2. Kasir yang tersedia kurang mencukupi, sehingga pelanggan harus antre pada

saat membayar.

Data tersebut menunjukkan adanya indikasi bahwa pelanggan mengalami

kejenuhan dan tingkat kepuasan berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo rendah.

Oleh karena itu secara garis besar ada dua masalah pokok yang menjadi fokus

dalam penelitian ini yaitu : Terjadinya penurunan jumlah pengunjung Giant Sun

City Sidoarjo selama empat triwulan terakhir (grafik 1.1), dan adanya peningkatan

jumlah keluhan pelanggan (tabel 1.1). Dua permasalahan tersebut merupakan poin

krusial dalam menjaga kesinambungan perusahaan, kesalahan dalam mengelola

keluhan, maka bukan tidak mungkin Giant Sun City Sidoarjo akan ditinggalkan

oleh para pelanggannya. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk memberikan

pelayanan yang prima dan berkualitas. Standar kualitas pelayanan harus

diterapkan agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu perusahaan

juga dituntut memuaskan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang sesuai

serta bernilai tambah bagi pelanggan.

Kualitas pelayanan akan menjadi dasar bagi kepuasan seorang pelanggan

(customer satisfaction). Customer satisfaction merupakan hal yang sangat penting

untuk diperhatikan dan dikelola dengan baik karena akan berpengaruh terhadap

(18)

Menurut Parasuraman dkk dalam Tasunar (2006) kualitas pelayanan adalah

sebagai suatu konsep yang secara tepat mewakili inti dari kinerja suatu pelayanan,

yaitu perbandingan terhadap excellence ( keterandalan ) dan sales ecounter yang

dilakukan oleh pelanggan. Sedangkan Bitner dkk (dalam Thio 2001), menyatakan

bahwa kualitas pelayanan merupakan keseluruhan kesan pelanggan terhadap

inferioritas atau superioritas organisasi beserta jasa yang ditawarkan.

Dalam membangun kepuasan pelanggan, maka suatu perusahaan harus

mampu menciptakan customer delivered value untuk pelanggannya. Customer

delivered value adalah selisih dari total customer value dan total customer cost

( Kotler, 2000 ). Total customer value adalah serangkaian nilai yang memberikan

benefit yang diharapkan pelanggan dari produk atau jasa yang diperoleh. Total

customer cost adalah biaya yang dikeluarkan agar dapat menikmati produk atau

jasa tertentu yang berupa biaya moneter , biaya waktu, biaya fisik, dan biaya

pikiran.

Menurut Walter (1994:537), kualitas layanan sebagai berikut: “service are

identifiable, itangible activities that are the main object of a transaction designed

to provide whatsatisfaction to customer”. Layanan adalah aktivitas-aktivitas tidak

berwujud yang merupakan objek utama dari transaksi yang dirancang untuk

memberikan kepuasaan bagi pelanggan. Layanan merupakan karakteristik yang

berbeda dengan produk, sebab suatu barang dihasilkan melalui suatu proses

produksi sedangkan layanan dihasilkan dari pemberian sarana dan prasarana yang

(19)

8

karenanya layangan setiap badan usaha harus memberikan layanan yang terbaik

bagi para pelanggannya.

Kotler menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan

dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan

pelanggan sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi terhadap pengalaman

konsumsi suatu produk atau jasa. (Tjiptono,1997). Sedangkan menurut Millier

(dalam James H Drew,1991) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah suatu

fungsi ketidaksesuaian yang dirasakan karena adanya selisih antara harapan dan

kinerja aktual. Pendapat senada dikemukakan juga oleh Oliver (dalam J Joseph

Cronin, Jr & Steven a Taylor, 1994) bahwa kepuasan pelanggan terbentuk oleh

penilaian pelanggan dengan membandingkan kinerja produk dengan harapan.

Panjahitan, (2007:57) menemukan bahwa variabel-variabel kualitas

pelayanan, yakni tangible (bukti fisik), reliability (keandalan), responsiveness

(daya tanggap), assurance (jaminan), dan empathy (empati) berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan layanan restoran. Empathy merupakan variabel

bebas yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan restoran, sedangkan

yang terendah adalah responsiveness. Temuan penelitian ini menginspirasi studi

ini sebab Giant Sun City Sidoarjo sebagai objek studi ini adalah juga perusahaan

jasa yang tentunya juga mengandalkan kualitas pelayanan.

Wahyudin (2004) menemukan bahwa variabel bebas tangible (bukti fisik),

reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan

(20)

Matahari Departement Store Di Solo Grand Mall dimana empati merupakan variabel bebas yang berpengaruh paling dominan dibandingkan variabel bebas lainnya.

Penelitian Rosinta (2010) menemukan bahwa kualitas layanan

mempunyai pengaruh positif secara langsung terhadap variabel kepuasan

pelanggan sebesar 0,729 dengan nilai p-value 0,00. Kualitas layanan mempunyai

pengaruh secara langsung terhadap loyalitas sebesar 0,004 dengan nilai p-value

0,971; pengaruh tidak langsung sebesar 0,667; dan pengaruh total sebesar 0,654,

secara langsung terhadap variabel loyalitas sebesar 0,910 dengan nilai p-value

0,00. Dengan demikian kelima dimensi pembentuk kualitas layanan terbukti

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas layanan. Dimensi terkuat

dalam menjelaskan kualitas layanan berturut-turut adalah reliability,

responsiveness, assurance, empathy, dan tangibility. Selain itu, hasil penelitian

menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara variabel kualitas

layanan KFC terhadap kepuasan pelanggan pada mahasiswa FISIP UI. Hal ini

terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebesar 72,9% variabel

kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel kualitas layanan, sedangkan

sisanya sebesar 27,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variable kualitas

layanan.

Penelitian Rajawali dkk (2009) menemukan bahwa variabel kualitas

pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan Carrefour Medan.

Sumbangan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 56,4%.

Penelitian Windarti (2012) menemukan bahwa korelasi atau hubungan

(21)

10

merupakan variabel independen dengan kepuasan nasabah yang merupakan

variabel dependen adalah kuat dan berpengaruh secara bersama-sama

(simultan) terhadap kepuasan nasabah. Dimensi tangible dan reliability

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan nasabah pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk KCU Palembang. Dimensi responsiveness, assurance

dan empaty tidak signifikan terhadap kepuasan nasabah PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk KCU Palembang. Pengaruh dimensi reliability yang

paling dominan dibandingkan dengan dimensi tangible, responsiveness,

assurance dan empaty. Pengaruh dimensi reliability terhadap tingkat kepuasan

nasabah menunjukkan bahwa nasabah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

KCU Palembang memberikan perhatian yang lebih besar terhadap dimensi

reliability dalam mengekpresikan kepuasannya.

Uraian di atas menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan terbukti

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, baik dalam konteks

pelanggan rumah makan, perbankan, maupun super makert. Oleh karena itu

berdasarkan latar belakang masalah dan beberapa uraian masalah, maka peneliti

mengambil judul penelitian “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan

Pelanggan pada Giant Sun City Sidoar jo”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor Kualitas

Layanan berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan dalam berbelanja di

(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Untuk menganalisis pengaruh faktor Kualitas Layanan terhadap

Kepuasan Pelanggan dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian dapat bermanfaat baik secara praktis maupun secara teoritik.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

informasi, serta bahan pertimbangan untuk evaluasi dalam menentukan strategi

bisnis yang tepat dan efektif di masa yang akan datang bagi pengelola Giant Sun

City Sidoarjo. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain

yang tertarik meneliti masalah yang relatif sama dengan penelitian ini. Bagi

penulis, penelitian ini menambah pengetahuan dan pengalaman baru di bidang

penelitian perilaku konsumen, khususnya untuk pasar swalayan.

Secara teoritik penelitian ini dapat untuk membuktikan hubungan

konseptual antara variabel kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan, dengan

demikian penelitian ini bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, khususnya

(23)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1Hasil Penelitian Ter dahulu

1. Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah

dilakukan oleh Arlina Nurbaity Lubis dan Martin, (2009) dengan judul

penelitian ” Pengaruh Harga (Price) dan Kualitas Layanan (Service Quality)

terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSU Deli Medan”. Rumusan

masalah yang diajukan adalah apakah ada pengaruh harga dan kualitas

pelayanan terhadap kepuasan pasien di RSU Deli Medan. Berdasarkan hasil

penelitian dapat dibuktikan bahwa variabel harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Bahkan berdasarkan penelitian ini, variabel harga lebih dominan dibanding variabel kualitas pelayanan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga dan kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Harga yang ditawarkan oleh RSU Deli dinilai sangat baik oleh pasien. Walaupun harga semakin meningkat tiap tahunnya namun pasien merasa puas terhadap harga yang ditawarkan oleh pihak RSU Deli Medan misalnya harga kamar, harga obat-obatan, honordokter, dan harga jasa kesehatan lainnya.

2. Penelitian Multifiah (2004) mengenai analisis variabel-variabel bauaran

pemasaran yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam pembeliana susu

bubuk formula regular untuk bayi di Kotamadya Probolinggo, dengan variabel

produk, harga, distribusi dan promosi terhadap kepuasan pelanggan dalam

pembelian susu bubuk formula regular. Jumlah sampel sebanyak 80

(24)

sampling dengan menggunakan teknik analisis regeresi berganda. Hasil

penelitian menunjukan bahwa variabel produk (X1), harga (X2), Distribusi

(X3), Promosi (X4) secara simultan berpengarauh terhadap kepuasan

pelanggan dengan R2 = 0,757. Variabel produk (X1), harga (X2), Distribusi

(X3), Promosi (X4) secara paratial berpengaruh positif terhadap kepuasan

pelanggan. Variabel harga (X2) dan Produk (X1) merupakan faktor dominan

yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Kesamaan penelitian ini dengan

penelitian Multifiah tersebut terletak pada variabel produk dan harga sebagai

variabel bebas dan kepuasan pelanggan sebagai variabel tergantung.

3. Widya Budi Darmayana (2005) telah melakukan penelitian tentang analisis

faktor bauran pemasaran yang mempengaruhi kepuasan pelanggan pembeli

rumah type menengah keatas di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman

Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor bauran

pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi dan bukti fisik

secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan type menengah

keatas dengan (R=0,658). Variabel harga dan produk merupakan variabel

yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan dengan r2

masing-masing 0,1578 dan 0,1789. Kesamaan dengan penelitian ini terletak

pada variabel produk dan harga sebagai variabel bebas dan kepuasan

pelanggan.

4. Rico Farisa Adityatama (2005) telah melakukan penelitian tentang analisis

variabel-variabel marketing mix yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

(25)

14

sampel 100 responden dengan teknik pengambilan sampel secara aksidental.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produk, harga, distribusi dan

promosi secara smultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan

dengan koefisien determinasi R2 = 0,140. Faktor harga dan promosi

merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan.

5. Penelitian Syahnan Rajawali dkk (2009) menemukan bahwa variabel kualitas

pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan Carrefour Medan.

Sumbangan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 56,4%.

2.2Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial

yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan (1983 : 5) pemasaran

adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada

maupun pembeli potensial.

Menurut Pride dan Ferrel (1995 : 4) pemasaran adalah proses perencanaan

dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi

gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi

(26)

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran

merupakan seluruh kegiatan usaha yang dibuat untuk merencanakan, menentukan

harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa dalam menciptakan

hubungan pertukaran yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan

pelanggan.

2.2.2 Perilaku Pelanggan

2.2.2.1 Pengertian Perilaku Pelanggan

Terdapat beberapa definisi untuk memberikan penjelasan mengenai

perilaku pelanggan. Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menyatakan bahwa

perilaku pelanggan adalah tindakan individu yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Loudon dan Bitta (1993) Menyatakan bahwa perilaku pelanggan meliputi

proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu secara secara fisik pada saat

mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa.

Dari pendapat tersebut diperoleh dua hal penting yaitu:

a. Sebagai proses pengambilan keputusan

b. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang

dan jasa.

Perilaku pelanggan disebutkan sebagai interaksi yang dinamis antara

kesadaran atau pengertian, perilaku dan peristiwa lingkungan dimana manusia

melakukan aspek dengan mana pertukaran tentang kehidupan mereka. Dari

(27)

16

1. Perilaku pelanggan bersifat dinamis.

2. Perilaku pelanggan melibatkan interaksi antara perasaan dan kesadaran

perilaku serta peristiwa lingkungan

3. Perilaku melibatkan pertukaran

Definisi perilaku pelanggan yang dikemukakan Swastha dan Handoko

(1987: 9) adalah kegiatan – kegiatan individu secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses

pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan

tersebut. Dari definisi tersebut terdapat dua elemen terpenting yaitu ;

a. Proses pengambilan keputusan

b. Kegiatan fisik.

Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan

menggunakan barang atau jasa ekonomi dari beberapa pengertian perilaku

pelanggan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku pelanggan

merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau

organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk

mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa yang dapat dipengaruhi oleh

lingkungannya. Dengan demikian kegiatan pembelian hanyalah merupakan salah

satu tahap dari proses untuk mendapatkan barang dan jasa. Bagi pemasar

memahami proses pembelian sangat penting. Karena proses tersebut merupakan

sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada tindakan manusia untuk membeli

(28)

2.2.2.2 Faktor Yang Mempengar uhi Perilaku Pelanggan

Faktor yang mempengaruhi pelanggan anatara lain adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh lingkungan

2. Perbedaan dan pengaruh individu

3. Proses psikologis (Engel,J.F,Blackwell,R.D,Miniard,P.W, 1994)

Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi

dan melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan

keinginan dan harapan pelanggannya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga

perusahaan harus mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk

mempengaruhi pelanggan agar mau mengambil keputusan untuk melakukan

pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan.

Menurut Amstrong dan Kotler (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku pelanggan meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Rangkaian dan

unsur masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi pelanggan

(29)

18

1. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting

dalam perilaku pembelian .

a. Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku

dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Anak-anak yang

dibesarkan di amerika serikat mendapatkan nilai-nilai berikut: prestasi dan

keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan

materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan

berjiwa muda.

b. Sub-Budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang

memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi

anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama,

kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk

segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam

pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi

(30)

dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta

mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang pelanggan dipengaruhi oleh

faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau

perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap

seseoarang dinamakan kelompokkeanggotaan.

Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti

keluarga, teman, tetangga,dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan

seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang yang menjadi

kelompok anggota sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional,

dan asosiasi perdagangan, yang cendrung lebih formal dan membutuhkan

interaksi yang tidak rutin.

Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurang

oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan seseorang pada perilaku

dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga memepengarui perilaku dan

konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan

untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengarui pilihan

(31)

20

Orang juga dipengarui oleh kelompok diluar kelompok mereka. Kelompok

yang ingin dimasuki seseorang dinamakan kelompok aprirasional.

Kelompok dissosiat if adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak

oleh seseorang.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian pelanggan yang paling penting

dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas.

Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling

berpengaruh .Kita dapat membedakan antar dua keluarga dalam kehidupan

pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung

seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama,

politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika

pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya,

pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di

negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang

sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh

yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah

keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya

keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok

dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan

(32)

menghasilakan status. Orang-orang memilih produk yang dapat

mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Pemasar

menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik

tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,

gaya hidup, serta kepribadian dan konsep didik pembeli.

a. Usia Dan Tahap siklus Hidup

Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.

Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya,banyak

ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta

diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot,

pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Beberapa karya

terbaru telah mengidentifakasikan tahap siklus hidup psikologis. Orang

dewasa mengalami perjalanan dan perubahan situasi hidup bercerai,

menduda/menjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap perilaku

konsumsi.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk

sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang

dapat di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva

(33)

22

meminjam, dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecendrungan

penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator

ekonomi menandakan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah

untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menempatkan

kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan

nilai ke pelanggan sasaran.

c. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang

sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.Gaya hidup adalah pola

hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan

opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang

berinteraksi dengan lingkunganya.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang

mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah

karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang

menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkunganya.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama

(34)

a. Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa

kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan

biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat

Psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti

kebutuhan dan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.

Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai

tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup

mendorong seseorang untuk bertindak.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertidak. Bagaimana seseorang

yang termotivasi bertindak akan dipengarui oleh perspsinya terhadap

situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang

individu memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan

informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada

rangsangan yang behubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan

individu yang bersangkutan.

c. Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.

Keduanya kemudian mempengarui perilaku pembelian mereka. Keyakinan

mungkin berdasarkan pengetahuan. Pendapat, atau kepercayaan.Yang

(35)

24

keyakinan yang mudah dilihat tentang merek atau produk berdasarkan

negara mereka.

Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecendrungan tindakan

yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari

seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.Jadi sebuah perusahaan

sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada

berusaha untuk mengubah sikap orang. Tentu saja terdapat beberapa

pengecuailian dimana biaya besar untuk mengubah sikap orang-orang

akan memberikan hasil.

2.3 Kualitas Layanan

Perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima dan

berkualitas. Standar kualitas pelayanan harus diterapkan agar dapat mencapai

tujuan yang diharapkan. Selain itu perusahaan juga dituntut untuk

membahagiakan tidak hanya memuaskan pelanggan dengan memberikan

pelayanan yang sesuai serta bernilai tambah bagi pelanggan. Kualitas jasa

merupakan senjata ampuh dalam keunggulan bersaing suatu perusahaan, terutama

perusahaan ritel-ritel dan swalayan.

Kualitas pelayanan akan menjadi dasar bagi kepuasan seorang pelanggan

(customer satisfaction). Customer satisfaction merupakan hal yang sangat penting

untuk diperhatikan dan dikelola dengan baik karena akan berpengaruh terhadap

perilaku pelanggan baik itu untuk jangka pendek ataupun jangka panjang.

Menurut Parasuraman dkk dalam Nanang Tasunar (2006) kualitas pelayanan

(36)

pelayanan, yaitu perbandingan terhadap excellence (keterandalan) dan sales

ecounter yang dilakukan oleh pelanggan. Sedangkan Bitner dkk dalam Sienny

Thio 2001, menyatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan keseluruhan kesan

pelanggan terhadap inferioritas atau superioritas organisasi beserta jasa yang

ditawarkan.

Kualitas jasa mengacu pada penilaian – penilaian customer tentang inti

pelayanan, yaitu si pemberi pelayanan itu sendiri atau keseluruhan organisasi

pelayanan. Sebagaian besar masyarakat sekarang ini mulai menampakkan

tuntutan terhadap adanya pelayanan prima, mereka bukan lagi sekedar

membutuhkan produk yang bermutu akan tetapi mereka lebih senang menikmati

kenyamanan pelayanan (Roesanto, 2000 dalam Nanang Tasunar, 2006 ).

Dalam membangun kepuasan pelanggan , maka suatu perusahaan harus

mampu menciptakan customer delivered value untuk pelanggannya. Customer

delivered value adalah selisih dari total customer value dan total customer cost (

Kotler, 2000 ). Yang dimaksud dengan total customer value adalah serangkaian

nilai yang memberikan benefit yang diharapkan pelanggan dari produk atau jasa

yang diperoleh. Total customer cost adalah biaya yang dikeluarkan agar dapat

menikmati produk atau jasa tertentu yang berupa biaya moneter, biaya waktu,

biaya fisik, dan biaya pikiran.

Kualitas pelayanan menjadi sangat penting seiring dengan tingkat

persaingan yang semakin ketat. Hal ini disebabkan karena tuntutan perkembangan

kualitas sudah semakin pesatnya sebagai akibat dari meningkatnya persaingan

(37)

26

yang berkualitas dan memuaskan pelanggan perlu dilakukan secara terus menerus

walaupun pengaduan untuk komplain tamu sangat relatif rendah. Namun dapat

ditunjukan bahwa pelanggan yang mengadu akan menjalin hubungan bisnis

kembali dengan perusahaan jika diberikan jalan penyelesaian yang baik.

Pelayanan merupakan kunci sukses oleh karena itu kualitas jasa harus menjadi

fokus utama perhatian bagi manajemen dalam menjalankan usahanya.

Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu pelayanan

yang diharapkan dan pelayanan yang dirasakan (Parasuraman, dkk dalam

Yasintha Soelasih 2003). Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai

dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan

memuaskan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada

persepsi pelanggan atau pelanggan ( Kotler, 2000 ). Citra kualitas yang baik tidak

berdasarkan persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan

merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu pelayanan.

Menurut Zeithamal, Berry, Parasuraman ( Farida Jasfar 2002 ) kualitas

yang dirasakan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan terhadap keseluruhan

keunggulan produk, sedangkan kualitas pelayanan yang dirasakan merupakan

pertimbangan global yang berhubungan dengan superioritas pelayanan. Kualitas

pelayanan digambarkan sebagai suatupernyataan tentang sikap, hubungan yang

dihasilkan dari perbandingan antara ekspektasi dengan kinerja.

Kualitas layanan diartikan sebagai derajat mutu dari layanan yang

dihasilkan perusahaan, dimana kualitas layanan dikembangkan secara internal,

(38)

Kualitas layanan dibentuk oleh tiga indikator , yaitu

1) Kecepatan dan keakuratan kinerja layanan.

2) Kecepatan dan keakuratan dalam merespon dan menyelesaikan komplain dari

pelanggan

3) Serta citra / reputasi kualitas layanan.

Kualitas dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat membuat pelanggan

bahagia, mempunyai kecocokan dalam pemakaian, sesuai dengan tuntutan dan

keinginan, terdapat unsur perbaikan yang berkelanjutan, dan tidak terjadi

kerusakan atau adanya cacat (Tjiptono 1997). Banyak pengertian jasa yang

dikemukakan para ahli, salah satunya menurut Stanton, etzel dan walter

(1994:537) sebagai berikut: “service are identifiable, itangible activities that are

the main object of a transaction designed to provide what satisfaction to

customer”. Layanan adalah aktivitas-aktivitas tidak berwujud yang merupakan

objek utama dari transaksi yang dirancang untuk memberikan kepuasaan bagi

pelanggan. Oleh karenanya layangan setiap badan usaha harus memberikan

layanan yg terbaik bagi para pelanggannya.

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang

membicarakan masalah kualitas, misalnya kualitas sebagaian produk buatan luar

negeri yang cenderung lebih baik daripada produk dalam negeri. Kualitas

merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pihak pelanggan untuk berbagai

jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Oleh karena itu kualitas

merupakan suatu alat bagi pemasar untuk menempatkan posisi produknya di pasar

(39)

28

Menurut Assauri, (1998) dalam Lianto, (2007:8) kualitas adalah

faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang yang menyebabkan barang tersebut

sesuai dengan tujuan untuk apa barang itu dimaksudkan.

Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara

universal, dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam

elemen-elemen sebagai berikut:

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap

merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa

datang).

Dengan berdasar pada elemen-elemen tersebut, maka Goetsch dan Davis,

(1994) dalam Siti Chotimah, (2005:31) membuat definisi mengenai kualitas yang

lebih luas cakupannya. Definisi dari pengertian kualitas tersebut adalah ”Kualitas

merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Layanan merupakan karakteristik yg berbeda dengan produk, sebab suatu

barang dihasilkan melalui suatu proses produksi sedangkan layanan dihasilkan

dari pemberiansarana dan prasarana yg ditunjukkan dengan penyampaian

ketrampilan tertentu dari pemberi layanan. Ada 4 karakteristik utama yg dimiliki

(40)

1. Intangibility

Intanginility artinya bahwa sifat jasa tidak berwujud yaitu jasa yang tidak

dapat diliat, dicecap, dirasakan, didengar/dicium sebelum dibeli.

2. Inseparability

Inseparabilityartinya bahwa jasa disini umumnya dijual terlebih dahulu

baru kemudian dproduksi dan dikonsumsi bersama-sama, contoh: kursus

mobil, yg membutuhkan kehadiran murid.

3. Variablility

Variablilityartinya jasa bersifat sangat variable karena mempunyai bentuk

variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan

dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada 3 faktor yg menyebabkan variabilitas

kualitas jasa, yaitu:

a. Kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa.

b. Moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan.

c. Beban kerja perusahaan.

4. Perishability

Perishability artinya jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan

tidak dapat disimpan, yg berarti apabila jasa tidak dapat digunakan maka

jasa tersebut akan hilang begitu saja.

Dimensi kualitas layanan menurut Kotler (2009:56) yaitu:

1. Keterandalan, yakni ada kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan

(41)

30

2. Daya tanggap tinggi, yakni kesediaan membantu pelanggan dan memberikan

jasa dengan cepat.

3. Ada jaminan pengetahuan, kesopanan karyawan, dan kemampuan

menyampaikan pesan dengan penuh percaya diri serta meyakinkan.

4. Empati adalah kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus

kepada masing-masing pelanggan.

5. Benda berwujud adalah penampilan fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan

komunikasi.

Kelima indikator tersebut dijadikan dasar dalam pengembangan instrumen

kualitas pelayanan dalam penelitian ini.

2.4 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan termasuk sebagai variabel respon, Ia sangat

bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus. Dalam penelitian ini

variabel respon berupa kepuasan pelanggan Giant Sun City Sidoarjo (Y) sebagai

rangkaian kegiatan keputusan pelanggan dalam melakukan pembelian berbagai

produk yang dipasarkannya. Dalam proses keputusan tersebut pembeli melakukan

penilaian tarhadap barang, dan terjadinya proses perubahan sikap terhadap suatu

barang/produk tersebut. Variabel respon ini bermuara dalam diri individu sebagai

reaksi atas stimuli yang bersumber dari semua keadaan di luar individu.

Sebagai bentuk perilaku pasca pembelian pelanggan, maka kepuasan

pelanggan perlu dipahami atau dikaji lebih lanjut. Kepuasan pelanggan menurut

Kottler (1997) dalam Dinasari (2003) adalah perasaan senang atau kecewa

(42)

sesuatu produk dan harapannya. Yazid (1999) dalam Dinasari (2003) menjelaskan

bahwa kepuasan pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan unjuk kerja

yang diterimanya. Apabila harapan tinggi sementara unjuk kerjanya biasa saja,

maka kepuasan tidak akan tercapai dan kemungkinan pelanggan akan kecewa.

Sebaliknya, apabila unjuk kerja melebihi harapan, maka kepuasan pelanggan akan

meningkat. Pelanggan yang puas cenderung loyal terhadap produsen. Tjiptono

(1999) mengartikan loyalitas sebagai pembelian ulang suatu merek secara

konsisten oleh pelanggan, sedang Asker (1997) mengartikan loyalitas sebagai

suatu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merk.

Dalam penelitian ini kepuasan pelanggan akan dilihat dari kesesuaian

harapan pelanggan dengan kualitas produk yang dibelinya, keinginan pelanggan

untuk membeli ulang produk Giant, dan keinginan mengajak orang lain membeli

tersebut.

2.5 Hubungan antar a Kualitas Layanan dengan Kepuasan Pelanggan

Kualitas pelayanan adalah keseluruhan karakteristik dari suatu produk atau

jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Menurut

Bloemer dkk., (dalam Yasintha Soelasih, 2003), kepuasan pelanggan akan

dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa. Kepuasan

akan timbul setelah seseorang merasakan kualitas jasa yang diberikan oleh

penyedia jasa tersebut.

Kualitas pelayanan diproksi oleh indikator kecepatan layanan, keakuratan,

empaty, jaminan, dan perlengkapan peralatan. Kecepatan pelayanan jelas dapat

(43)

32

akurat justru kurang disenangi pelanggan, terutama bagian Kasir, potensial

merugikan pelanggan. Keakuratan sangat dibutuhkan bagi staf Kasir dalam

menghitung jumlah uang yang harus dibayarkan setiap pelanggan. Semakin

akurat, pelanggan semakin senang atau puas.

Empati merupakan perasaan kepedulian staf pelayan terhadap kebutuhan

pelanggan. Pelayan yang memiliki rasa empati yang tinggi, tidak perlu menunggu

pelanggan sampai bertanya, tetapi sudah tahu jika pelanggan perlu bertanya

dilihat dari perilaku kebingungan pelanggan dalam menemukan dan atau memilih

barang. Respon staf pelayan yang seperti itu akan memuaskan pelanggan.

Sebaliknya, jika staf pelayan kurang memiliki rasa empati, ketika menjawab

pertanyaan pelanggan, respon mereka kurang menyenangkan, bisa saja cuek,

menjawab “maaf, saya lagi sibuk”, atau “tanya ke petugas lain saja Bu/Pak”.

Respon seperti itu jelas dapat menjengkelkan pelanggan, menyebabkan

ketidakpuasan pelanggan karena pelayanan tidak sesuai harapan.

Jaminan merupakan salah satu faktor yang turut berkontribusi pada

kepuasan pelanggan. Seperti di Carrefour misalnya, jika ditemukan harga produk

yang lebih mahal dibandingkan dengan di pasar swalayan lain untuk produk yang

sama, maka pihak manajemen akan mengannti 10 kali lipat. Garansi atau jaminan

seperti itu jika betul-betul dilaksanakan manakala ada complain dari pelanggan

jelas akan dapat memuaskan pelanggan. Demikian halnya bentuk-bentuk jaminan

lainnya, seperti barang rusak atau kedaluwarsa akan diganti sekian kali lipat.

Perlengkapan peralatan juga turut berkontribusi terhadap kepuasan

(44)

kemudahan melihat dan atau mengambil barang yang diperdagangkan, semuanya

itu berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.

Atas dasar uraian tersebut, maka kualitas pelayanan akan menjadi ukuran

bagi kepuasan seorang pelanggan (customer satisfaction). Customer satisfaction

merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dikelola dengan baik

karena akan berpengaruh terhadap perilaku pelanggan baik itu untuk jangka

pendek ataupun jangka panjang. Menurut Parasuraman dkk (dalam Nanang

Tasunar, 2006), kualitas pelayanan adalah sebagai suatu konsep yang secara tepat

mewakili inti dari kinerja suatu pelayanan, yaitu perbandingan terhadap

excellence (keterandalan) dan sales ecounter yang dilakukan oleh pelanggan.

Standart kualitas pelayanan harus diterapkan agar dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Selain itu perusahaan juga dituntut untuk membahagiakan tidak hanya

memuaskan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang sesuai serta bernilai

tambah bagi pelanggan. Kualitas jasa merupakan senjata ampuh dalam

keunggulan bersaing suatu perusahaan, terutama perusahaan jasa pelayanan.

Berdasarkan pendapat-pendapat dan uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa semakin baik kualitas layanan semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan,

sebaliknya semakin kurang baik kualitas pelayanan akan semakin menyebabkan

kekurangpuasan pelanggan.

2.6 Kerangka Konseptual

Berdasarkan hubungan konseptual di atas, maka dapat dirumuskan

(45)

34

X2 = Reliability (keterandalan)

X2.1 = Memberikan Pelayanan yang konsisten

X2.2 = Memberikan pelayanan dan informasi secara akurat X2.3 = Memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur pelayanan X3 = Respinsiveness (daya tanggap)

X3.1 = Kesediaan Untuk Membantu Konsumen X3.2 = Menyediakan Pelayanan yang Cepat

X3.3 = kesiapan karyawan dalam membantu pelanggan

X4 = Assurance (Jaminan)

X4. 1 = Jaminan Pelayanan dari para karyawan

X4. 2 = Tanggung jawab dari karyawan dalam memberikan pelayanan X4.3 = Jaminan mutu produk atau barang

(46)

X5 = Empaty (Empati) X5.1 = Pengetahuan karyawan X5.2 = Keramahan

X5.3 = Kemampuan menimbulkan kepercayaan

Y1 = Rasa senang

y2 = Kepuasan terhadap produk/pelayanan

y3 = Kesesuaian dengan harapan

2.7 Hipotesis

Diduga bahwa faktor Kualitas Layanan berpengaruh positif terhadap

(47)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi

pernyataan tentang pengoperasiaan atau pendefinisian konsep

penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran

variabelnya, adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Layanan (X)

Kualitas pelayanan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat

Parasuraman (dalam Farida Jasfar, 2002), yakni kualitas yang

dirasakan pelanggan dan merupakan pertimbangan global yang

berhubungan dengan superioritas pelayanan. Kualitas pelayanan

digambarkan sebagai suatu pernyataan tentang sikap, hubungan yang

dihasilkan dari perbandingan antara ekspektasi dengan kinerja

karyawan Giant Sun City Sidoarjo dalam memenuhi keinginan dan

kebutuhan pelanggan yang melakukan pembelian. Indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel ini menurut Parasuraman, et. al

(1988), adalah:

- Tangibles (berwujud), tampilan fisik seperi peralatan, penampilan karyawan, dan fasilitas gedung.

(48)

- Responsivenes (daya tanggap), kesediaan membantu pelanggan

untuk memberikan layanan dengan segera dan cepat.

- Assurance (jaminan), pengetahuan, keramahan serta kemampuan

karyawan untuk menimbulkan kepercayaan pelanggan terhadap

perusahaan.

- Empaty (empati), perhatian secara individu yang diberikan

kepada penyedia jasa sehingga pelanggan merasa penting,

dihargai dan dimengerti oleh perusahaan.

2. Kepuasan Pelanggan (Y)

Kepuasan pelanggan dalam penelitian ini mengacu pendapat

Kottler (1997) (dalam Dinasari, 2003) yakni perasaan senang atau

kecewa pelanggan Giant Sun City Sidoarjo yang berasal dari

perbandingan antara kesannya terhadap kinerja produk dan pelayanan

dengan harapannya.

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini menurut

Engel, (1995) adalah : a. Rasa senang.

b. Kepuasan terhadap produk/pelayanan.

c. Kesesuaian dengan Harapan

3.1.1. Pengukur an Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian

(49)

37

gunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006 : 86)

Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut :

Sangat setuju : diberi skor 5

Setuju : diberi skor 4

Kurang setuju : diberi skor 3

Tidak setuju : diberi skor 2

Sangat tidak setuju : diberi skor 1

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari katagori

jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban di berikan

skor tertentu. Skor responden di jumlahkan dan jumlah ini merupakan

total skor. Total skor inilah yang di tafsir sebagai posisi responden

dalam skala Likert.

3.2.Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki

ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda

dengan kelompok subyek / obyek yang lain, dan kelompok

tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian

(Sumarsono, 2004: 44). Populasi dalam penelitian ini adalah

pelanggan yang berkunjung dan berbelanja ke Giant Sun City

(50)

b. Sampel

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan

rumus Slovin (Umar, 2004 : 78), yaitu:

n = N

( 1 + Ne)

Dimana : n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Taraf Kesalahan = 5%

Maka jumlah yang diperolah adalah:

n = 150 = 109.09 (1 + (150 (0,05)²)

Pada penelitian ini jumlah sampel di bulatkan menjadi 109 orang.

Penelitian sampel dilakukan melalui Purposive Sampling, yaitu

sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2006 :

78). Kriteria sampel berbelanja minimal sebanyak 2 (dua kali)

dalam satu bulan pada Giant Sun City Sidoarjo dan berumur 17

tahun ke atas.

3.3. Prosedur Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

a. Data Primer

Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner kepada pelanggan.

(51)

39

Adalah data pendukung yang diperoleh dari perusahaan yang

bersangkutan dalam hal ini obyek yang diteliti.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data

yang diambil langsung kepada pelanggan yang berkunjung ke Giant

Sun City Sidoarjo dengan cara menyebarkan kuesioner.

3.3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan

menggunakan beberapa cara berikut:

a. Observasi

Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk

mendapatkan bukti - bukti yang berkaitan dengan obyek

penelitian.

b. Kuisioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan

daftar pertanyaan kepada pelanggan yang berkunjung ke Giant

Sun City Sidoarjo untuk diisi agar memperoleh jawaban langsung

dari pelanggan.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

(52)

pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah model

persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis

komponen atau varian. Menurut Ghozali (2006), PLS

merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan

SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian.

SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji

kausalitas/teori, sedangkan PLS lebih bersifat predictive model.

PLS merupakan metode analisis yang powerfull (Ghozali, 2006),

karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya, data harus

terdistribusi normal, sampel tidak harus besar. Selain dapat

digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan

untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten.

PLS dapat sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan

indikator reflektif dan formatif.

Menurut Ghozali (2006) tujuan PLS adalah membantu

peneliti untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan

variabel laten adalah linear agregat dari indikator-indikatornya.

Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten

didapat berdasarkan bagaimana inner model (model structural yang

menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model

pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan

konstruknya). Hasilnya adalah residual variance dari variabel

Gambar

Grafik 1.1 Data jumlah pengunjung yang berbelanja
Tabel 1.1 menunjukan bahwa jumlah keluhan pelanggan terhadap Giant Sun
Gambar 2.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi pelanggan
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Lupiyoadi (2001:158) kualitas layanan terutama untuk industri jasa sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan, hal ini bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik

kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan Dimensi ini sangat penting karena melibatkan

Salah satu cara untuk dapat memahami kepuasan dari pelanggan adalah dengan cara selalu memperhatikan dan selalu mengevaluasi kualitas layanan yang telah diberikan kepada

Kualitas produk akan sangat menentukan pesat tidaknya suatu perusahaan dengan memiliki kualitas produk yang baik, pelanggan akan tertarik untuk mencoba produk

Salah satu strategi untuk meningkatkan minat pembelian ulang di Giant Sun City Sidoarjo adalah melalui penerapan kualitas layanan dan pemberian kepuasan yang baik kepada

Kepuasan pelangan (customer satisfaction) sangatlah penting bagi industri perhotelan khususnya di industri MICE dengan peranannya sebagai industri jasa. Pelanggan

a) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction). Kepuasan pelanggan merupakan pengukuran gap antara harapan pelanggan dengan kenyataan yang mereka terima atau yang dirasakan. b)

PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR, KEADILAN ORGANISASIONAL, DAN MOTIF EKSTERNAL TERHADAP CUSTOMER CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PELANGGAN GIANT HYPERMARKET. SUN CITY SIDOARJO