TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
PADA PT. AVIA AVIAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Di Kabupaten Sidoarjo – Jawa Timur)
SKRIPSI
Oleh :
DINO WULAN JAYA 0613010216/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN,
MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
PADA PT. AVIA AVIAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Di Kabupaten Sidoarjo – Jawa Timur)
yang diajukan :
DINO WULAN JAYA 0613010216/FE/EA
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs.Ec. Eko Riyadi, MAKs Tanggal : ………. NIP. 030.222.237
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh
Partisipasi Penyusunan Anggaran, Motivasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. AVIA AVIAN.” dapat terselesaikan
dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak. Drs. Ec. Eko Riyadi, MAKs, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan,
dorongan dan saran untuk penulis.
5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
penyusunan skripsi ini.
7. Buat Ibunda dan Ayahanda yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang
tersayang, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang
sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi
dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan
kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah
mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan,
memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada
kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.
Surabaya, Febuari 2011
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 9
2.2.1. Partisipasi Penyusunan Anggaran ... 9
2.2.1.1. Pengertian Anggaran ... 9
2.2.1.2. Fungsi Anggaran ... 10
2.2.1.3. Manfaat Anggaran ... 11
2.2.1.4. Tujuan Anggaran ... 12
2.2.1.5. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 12
2.2.1.6. Persyaratan Penyusunan Anggaran ... 13
2.2.1.7. Anggaran dan Fingsi Manajemen ... 14
2.2.2.2. Bentuk Motivasi ... 16
2.2.2.3. Ciri - Ciri Orang Yang Memiliki Motivasi ... 17
2.2.3.4. Prinsip – Prinsip Motivasi ... 18
2.2.3. Komitmen Organisasi ... 19
2.2.3.1. Pengertian Komitmen Organisasi ... 19
2.2.4. Kinerja Manajerial ... 20
2.2.4.1. Pengertian Kinerja Manajerial ... 20
2.2.4.2. Penilaian Kinerja ... 22
2.2.4.3. Manfaat Penilaian Kinerja ... 22
2.2.5. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial ... 23
2.2.6. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial ... 23
2.2.7. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial ... 24
2.3. Kerangka Pikir ... 25
2.4. Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel ... 26
3.1.1. Definisi Operasional ... 26
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ... 27
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 29
3.2.1. Populasi ... 29
3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 31
3.4. Uji Kualitas Data ... 32
3.4.1. Uji Validitas ... 32
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 32
3.4.3. Uji Normalitas ... 32
3.5. Uji Asumsi Klasik ... 35
3.6. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 34
3.6.1. Teknik Analisis ... 34
3.6.2. Uji Hipotesis ... 35
3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model ... 35
3.6.2.2. Uji Parsial ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 37
4.1.1. Sejarah Berdirinya PT. Avia Avian, Tbk ... 37
4.1.2. Lokasi PT. Avia Avian, Tbk ... 39
4.1.3. Struktur Organisasi PT. Avia Avian, Tbk ... 40
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 45
4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 49
4.3.1. Uji Analisis Data ... 49
4.3.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas ... 49
4.3.1.1.1. Uji Validitas ... 49
4.3.1.1.2. Uji Reliabilitas ... 51
4.3.4. Uji Hipotesis ... 58
4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model ... 58
4.3.4.2. Uji t ... 59
4.4. Pembahasan ... 61
4.4.1. Implikasi ... 61
4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 64
4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat ... 64
4.4.4. Keterbatasan Penelitian ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 66
5.2. Saran ... 66
Halaman
Tabel. 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai
Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1) ... 46
Tabel. 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Motivasi (X2) ... 47
Tabel. 4.3 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Komitmen Organisasi (X3) ... 48
Tabel. 4.4 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Manajerial (Y) ... 49
Tabel. 4.5 Hasil Uji Validitas ... 50
Tabel. 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 51
Tabel. 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 52
Tabel. 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas… ... 54
Tabel. 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 55
Tabel. 4.10 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 56
Tabel. 4.11 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model … ... 58
Tabel. 4.12 Koefisien Determinasi (R Square / R2) … ... 58
Halaman
Gambar. 2.1. Diagram Kerangka Pikir ... 25
PADA PT. AVIA AVIAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Di Kabupaten Sidoarjo – Jawa Timur)
Oleh :
DINO WULAN JAYA
Abstrak
Menghadapi Perkembangan dunia usaha yang pesat saat ini diperlukan berbagai perbaikan kualitas dari dalam perusahaan untuk dapat bersaing secara wajar. Anggaran merupakan salah satu faktor terpenting yang menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan kinerja manajemen. Untuk pencapaian tujuan perusahaan, dibutuhkan figur pemimpin yang dapat mengorganisir sumber daya perusahaan secara optimal, untuk bekerja dengan efektif dan efisien, diperlukan suatu cara agar perusahaan dalam melakukan kegiatannya tidak mengeluarkan sumber daya secara berlebihan yaitu dengan penyusunan anggaran. Selain itu mengendalikan suatu organisasi yang efektif harus dimulai dari memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan serta aspirasi individu yang terlibat dalam organisasi, tanpa adanya hal tersebut, maka akan sulit bagi suatu perusahaan untuk meningkatkan prestasi pada masa yang akan datang. Komitmen organisasi berkaitan dengan keterelibatan, identifikasi serta loyalitas individu pada oraganisasi dan tujuan – tujuannya. Komitmen organisasi yang ada diharapkan dapat meningkatkan kinerja para karyawan karena dengan adanya komitmen organisasi dapat meningkatkan kesadaran karyawan untuk menjalankan kerja dengan sungguh – sungguh. Komitmen organisasi yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi. Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial.
Sampel yang digunakan dalam penelitan ini 35 responden (top manajer,
middle manajer dan low manajer PT. Avia Avian, Tbk), Sedangkan sumber data yang
digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 35 responden tersebut dan kuesioner tersebut terdiri dari 28 pernyataan yang dibagi menjadi 4 bagian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Hipotesis yang menyatakan diduga partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, teruji kebenarannya.
1.1. Latar Belakang
Menghadapi Perkembangan dunia usaha yang pesat saat ini
menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi sehingga dampak
dari semua ini menimbulkan semakin ketatnya kondisi persaingan yang
terjadi antar perusahaan, Maka diperlukan berbagai perbaikan kualitas dari
dalam perusahaan untuk dapat bersaing secara wajar dan sehat dalam rangka
mencapai tujuan masing – masing perusahaan. Sejalan dengan itu, Anggaran
merupakan salah satu faktor terpenting yang menjadi bahan pertimbangan
perusahaan untuk meningkatkan kinerja manajemen. Tujuan perusahaan
dalam suatu perekonomian adalah untuk mencapai laba yang
sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan perusahaan jangka panjang guna
menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Pencapaian tujuan perusahaan
dalam kondisi persaingan ketat, dibutuhkan figur pemimpin yang dapat
mengorganisir sumber daya perusahaan secara optimal, untuk bekerja dengan
efektif dan efisien, diperlukan suatu cara agar perusahaan dalam melakukan
kegiatannya tidak mengeluarkan sumber daya secara berlebihan yaitu dengan
penyusunan anggaran.
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang
Partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran, menolong para
manajer untuk mengidentifikasi tujuan perusahaan dalam memperoleh laba
(Nafarin, 2000). Salah satu fungsi dari partisipasi adalah sebagai sarana
komunikasi antara bawahan dan atasan tidak hanya seputar masalah
anggaran, tetapi juga isu lain yang terkait dengannya. Partisipasi anggaran
memungkinkan bawahan untuk bertukar dan mencari informasi dari atasan
mereka yang tentunya dapat mendukung terciptanya pemahaman yang lebih
mendalam mengenai proses penentuan anggaran dan urusan keorganisasian
lain (Wasisto dan Sholihin, 2004:568). Partisipasi tersebut juga akan
mengurangi alasan yang tidak masuk akal yang mungkin diberikan oleh
manajer bilamana mereka gagal mencapai sasaran dan harus menerima sanksi
yang telah ditetapkan. Beratnya mencapai sasaran yang dibebankan
perusahaan membawa dampak pada sikap manajer berkaitan dengan
pekerjaannya. Misalnya, kejenuhan dan menurunnya semangat kerja.
Mengendalikan suatu organisasi yang efektif harus dimulai dari
memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan serta aspirasi individu yang
terlibat dalam organisasi, tanpa adanya hal tersebut, maka akan sulit bagi
suatu perusahaan untuk meningkatkan prestasi pada masa yang akan datang,
oleh karena itu perusahaan yang bersangkutan perlu menerapkan sistem
akuntansi manajemen sebagai mekanisme untuk memotivasi dan
mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang memaksimalkan
kesejahteraan organisasi dan karyawan.
Teori motivasi merupakan konsep yang bersifat memberikan
arah tindakanya. Motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang, yang
sering dikenal dengan istilah motivasi internal atau motivasi intrinsik, akan
tetapi dapat pula bersumber dari luar diri orang yang bersangkutan yang
dikenal dengan istilah motivasi eksternal atau motivasi ekstrinsik.
Komitmen organisasi berkaitan dengan keterelibatan, identifikasi
serta loyalitas individu pada oraganisasi dan tujuan – tujuannya. Komitmen
organisasi yang ada diharapkan dapat meningkatkan kinerja para karyawan
karena dengan adanya komitmen organisasi dapat meningkatkan kesadaran
karyawan untuk menjalankan kerja dengan sungguh – sungguh. Komitmen
organisasi yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi
dan berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi. Karyawan
yang mempunyai komitmen yang rendah akan menghasilkan prestasi dan
produktifitas yang rendah pula, karena karyawan tidak bisa mencurahkan
seluruh jiwa, perasaan dan waktu mereka untuk kemajuan perusahaan.
Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi
dalam kegiatan manajerial yang meliputi; perencanaan, investigasi,
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi, dan
perwakilan (Mahoney et al dalam Mardiyah dan Listianingsih, 2005).
PT. Avia Avian merupakan perusahaan manufaktur yang berada pada
bidang produksi dan distribusi cat yang mempunyai Visi menjadi pemimpin
pasar di industri cat yang dicintai (semua orang), dengan misi memperkuat
jaringan distribusi untuk meningkatkan nilai kompetitif, meningkatkan
kompetensi dan daya saing. Sejalan dengan itu, Tuntutan perusahaan
kelangsungan operasional perusahaan. Salah satu indikator dari kinerja
manajerial bisa dilihat dari realisasi anggaran perusahaan yang telah
ditentukan pada awal periode dengan hasil yang dicapai selama periode
tersebut. Untuk itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
kinerja manajer suatu perusahaan.
Hal tersebut salah satunya tergambar dari evaluasi hasil penjualan
yang menujukkan kurangnya maksimal dalam pencapaian target penjualan
yang telah ditetapkan. Pada tahun 2007 hasil penjualan yang diterima
penjualan sebesar Rp 1,988 triliun padahal saat itu target yang ditetapkan
sebesar Rp 2,000 triliun berarti pencapaian target penjualan pada saat itu
99,4%. Perusahaan sudah cukup puas dengan hasil tersebut karena
pencapaian target penjualan hampir 100% tercapai. Sehingga perusahaan
meningkatkan target penjualan pada tahun berikutnya. Tetapai pada tahun
2008 hasil penjualan yang diterima perusahaan hanya sebesar Rp 1,484
triliun dengan target penjualan sebesar Rp 3,000 triliun berarti pencapaian
target sebesar 49%. Perusahaan mengalami penurunan secara drastis.
Sehingga perusahaan menurunkan kembali target penjualan dengan harapan
dapat tercapai secara maksimal. Sehingga apa yang direncanakan dapat
tercapai dengan baik. Pada tahun 2009 target penjualan diturunkan menjadi
Rp 2,500 triliun dan hasil penjualan yang diterima perusahaan pada saat itu
sebesar Rp 1,306 triliun, sehingga pencapaian target sebesar 52% meskipun
dari tahun 2008 ke tahun 2009 penerimaan penjualan menurun tetapi
pencapaian target meningkat. Hal tersebut disebabkan perusahaan telah
Menurut Brownell dan Mcinnes (1986) dalam Sumarno (2005:587)
bahwa partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran dapat
meningkatkan kinerja manajerial. Kurang terlibatnya bawahan dalam
penyusunan anggaran sedikit banyak juga dapat mempengaruhi kinerja
manajerial perusahaan,
Selain itu kurangnya motivasi yang diberikan kepada karyawan yang
berprestasi juga akan mempengaruhi kinerja mereka. Teori cognitive
dissonance yang dikemukakan oleh Festinger dalam (Riyadi, 2000) yang
menyatakan bahwa karyawan yang memiliki motivasi lebih baik (tinggi)
akan memperbaiki kesalahan jika kinerja mereka di bawah tingkat
pengharapannya (rendah). Hal ini berarti dengan melalui pemberian motivasi,
maka akan mempengaruhi kinerja para karyawan.
Selain kedua faktor tersebut juga ada faktor lain yang juga dapat
mempengaruhi kinerja manajerial, yaitu komitmen organisasi, dalam hal ini
kurang adanya kesamaan sikap diharapkan antara bawahan dan atas dalam
pencapaian tujuan. Teori keseimbangan yang dikemukan oleh Theodore
Newcomb (dalam Miftah, 2002 : 71) menyatakan bahwa seseorang tertarik
kepada orang lain didasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi suatu
tujuan yang relevan satu sama lain. Fenomena ini menunjukkan bahwa
dengan kurang kesamaan sikap antara bawahan dan atas dalam pencapaian
tujuan.juga dapat mempengaruhi kinerja manajerial perusahaan,
Berdasarkan uraian di atas membangkitkan peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran, Motivasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah apakah
partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja
manajerial.
1.4. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang dikemukakan,
manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu antara lain:
1. Bagi perusahaan
Memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat untuk
mempertimbangkan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Bagi peneliti
Memberikan gambaran secara realitis tentang permasalahan yang
dihadapi oleh perusahaan yang berhubungan dengan faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja manajerial
3. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagian bahan pertimbangan untuk menindak lanjuti penelitian –
penelitian serupa sehingga gambaran suatu perusahaan yang ideal dapat
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait
dengan Kinerja Manajerial, pernah dilakukan oleh
1. Riyadi (2000)
a. Judul :
Motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variabel
moderating dalam hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dan kinerja manajerisl.
b. Permasalahan :
1). Apakah motivasi mempunyai pengaruh terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial ?
2). Apakah pelimpahan wewenang mempengaruhi hubungan antara
partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial ?
c. Kesimpulan :
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
1). Motivasi manajer tidak mempengaruhi hubungan antara
penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
2). Pelimpahan wewenang secara signifikan mempengaruhi
hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja
2. Sumarno (2005)
a. Judul :
“Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
terhadap hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja
Manajerial”
b. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian itu adalah :
1). Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja
manajerial?
2). Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial?
3). Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial?
c. Kesimpulan:
1). Terdapat pengaruh dan hubungan negatif yang kuat antara
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
2). Pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan partisipasi
anggaran dan kinerja manajerial adalah positif dan signifikan.
3). Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
3. Nasi (2002)
a. Judul
“Pengaruh Paetisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial : Peran Kecukupan Anggaran Dan Komitmen
b. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian itu adalah :
1). Apakah kecukupan anggaran dan komitmen organisasi
merupakan intervening dalam hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dan kinerja manajerial?
2). Apakah kecukupan anggaran, komitmen organisasi dan
partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
manajerial?
a. Kesimpulan:
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kecukupan
anggaran dan komitmen organisasi merupakan variabel intervening
dalam hubungannya antara partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial, dan kecukupan anggaran, komitmen
organisasi dan partisipasi anggaran mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap kinerja manajerial.
2.2. Landasan Teori
2.2.1.Partisipasi Penyusunan Anggaran
2.2.1.1.Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan komponen utama dari perencanaan
keuangan dimasa yang akan datang, dan anggaran memuat tujuan serta
tindakan dalam mencapai tujuan untuk jangka waktu yang akan datang.
Menurut Munandar (2001 : 1), anggaran (budget) adalah suatu
rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
Selanjtnya menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 562) Anggaran
adalah pada dasarnya merupakan perencanaan jangka pendek yang berisi
rencana implementasi program yang akan dilaksanakan dalam tahun
anggaran tertentu.
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa anggaran merupakan suatu teknik yang dirancang untuk
mengendalikan biaya yang di dalamnya terdapat perumusan tujuan dan
strategi perusahaan
2.2.1.2.Fungsi Anggaran
Bagi perusahaan anggaran mempunyai fungsi yaitu dalam
manajemen tradisional adalah sebagai alat perencanaan dan sebagai alat
pengendalian. Sedangkan dalam manajemen modern, fungsi anggaran
telah diubah menjadi alat perencanaan dan sebagai alat pemotivasi
personel untuk melakukan improvement terhadap proses. (Mulyadi dan
Setyawan, 2001 : 589)
Menurut Munandar (2001 : 10), Fungsi anggaran yaitu sebagai
berikut :
1. Pedoman Kerja.
Sebagai pedoman kerja dan memberikan target yang harus
dicapai oleh perusahaan di waktu yang akan datang.
2. Alat Pengkoordinasian Kerja.
Sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagian dalam
3. Alat Pengawasan Kerja.
Anggaran juga berfungsi sebagai alat pembanding untuk
menilai atau mengevaluasi kegiatan perusahaan, dengan
membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran dengan apa
yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan.
2.2.1.3.Manfaat Anggaran
Ada tiga manafaat dari penyusunan anggaran bagi perusahaan
(Munandar, 2001:10) yaitu:
1. Sebagai pedoman kerja.
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan
arah serta memberikan target – target yang harus di capai oleh
kegiatan – kegiatan perusahaan di masa yang akan datang
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mengkordinasikan
kerja agar semua bagaian – bagaian yang terdapat di dalam
perusahaan saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik,
untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian
jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
3. Sebagai alat pengawasan kerja.
Anggaran berfungsi sebagai alat perbandingan untuk menilai
(evaluasi) realisasi kegiatan yang nanti. Dengan membandingkan apa
yang tertuang dalam anggaran dan apa yang dicapai oleh realisasi
bekerja. Perbandingan tersebut dapat diketahui sebab – sebab
penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat
pula diketahui kelemahan – kelemahan dan kekuatan – kekuatan yang
dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan yang sangat berguna untuk menyususn rencana –
rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih matang dan akurat.
2.2.1.4.Tujuan Anggaran
Menurut Nafarin (2000 : 12) ada beberapa tujuan disusunnya
anggaran, yaitu antara lain :
1. Digunakannya sebagai landasan yuridis formal dalam memilih
sumber dan penggunaan dana.
2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan
digunakan.
3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis
penggunaan dana sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat
mencapai hasil yang maksimal.
5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan
anggaran akan lebih jelas dan nyata terlihat.
2.2.1.5.Prosedur Penyusunan Anggaran
Pada awalnya yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
perusahaan. akan tetapi tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan
tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain
dalam perusahaan sesuai dengan struktur organisasi dari masing – masing
perusahaan. Akan tetapi secara garis besar tugas ini dapat didelegasikan
kepada bagian administrasi dan panitia anggaran.
Menurut Hansen-Mowen (1999: 365), prosedur penyusunan
Anggaran dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Anggaran Tetap (Static Budget).
Anggaran tetap adalah anggaran yang dibuat berdasarkan
tingkat aktivitas yang sudah ditentukan.
2. Anggaran Fleksibel (Flexible budget).
Anggaran Fleksibel adalah anggaran yang menjadikan
perusahaan memiliki kemampuan untuk menghitung biaya yang
diharapkan selama rentang aktivitas.
2.2.1.6.Persyaratan Penyusunan Anggaran
Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para
pelaksana anggaran (Nafarin, 2000 : 12) dengan mempertimbangkan
hal-hal berikut :
1. Anggaran harus dibuat serealistis dan secermat mungkin sehingga
tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu
rendah tidak meggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang
dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.
2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi
3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga
pelaksana tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi.
4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang
akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang
merugikan dapat segera diantisipasi sejak dini.
2.2.1.7.Anggaran dan Fungsi Manajemen
Secara sederhana, manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan
seni untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pembimbingan, dan pengkoordinasian serta mengadakan pengawasan
terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan (Munandar, 2001 : 12).
2.2.1.8.Partisipasi Penyusunan Anggaran
Partisipasi anggaran memberikan rasa tanggung jawab kepada
para manajer dan mendorong timbulnya kreativitas. Penyusunan anggaran
tersebut dilakukan oleh para manajer sebagai pedoman kerja agar tujuan
perusahaan tercapai. Partisipasi dalam penyusunan anggaran ini sangat
penting mengingat peran anggaran sebagai pengukur kinerja, karena para
manajer bawahan yang menciptakan anggaran, maka besar kemungkinan
tujuan anggaran merupakan tujuan pribadi manajer tersebut, yang
menyebabkan semakin tingginya tingkat keselarasan tujuan (Hansen –
Mowen, 1999 : 373).
Partisipasi manajemen puncak sangat diperlukan pada setiap
menyusun anggaran (Anthony. 1993 : 55), Dengan ikut serta dalam
penyusunan anggaran, para manajer akan lebih memahami
masalah-masalah yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan anggaran.
2.2.2 Motivasi
2.2.2.1 Pengertian Motivasi
Pada dasarnya motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang
atau individu terhadap situasi. Hal ini mengakibatkan seseorang atau
individu tersebut berbeda dalam hal dorongan motivasional dan tingkat
motivasinya.
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 353) :Bahwa motivasi
adalah prakasa dilaksanakannya suatu tindakan secara sadar dan
bertujuan. Dari aspek perilaku, motivasi berkaitan dengan sesuatu yang
mendorong orang untuk berperilaku dengan cara tertentu.
Selanjutnya menurut Stephen P. Robbins (2001:166), motivasi
didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang
tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya
itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa pada dasarnya motivasi merupakan suatu kekuatan yang ada pada
diri seseorang, yang bisa mempengaruhi tingkah lakunya.
Dengan memaksimisasi motivasi personel berarti membangkitkan
dorongan dalam diri setiap personel untuk mengerahkan usahanya dalam
personel memahami sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan
setiap personel melaksanakan internalisasi sasaran perusahaan sebagai
sasaran pribadi mereka, maka kesesuaian sasaran individu personel
dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan akan terjadi. Kesesuaian
antara sasaran individu dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan
inilah yang akan memotivasi personel untuk mencapai sasaran organisasi
(Mulyadi dan Setyawan, 2001 : 354).
Begitu pula, organisasi perlu membangun personel yang produktif
dan berkomitmen untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidup dan
bertumbuh, organisasi perlu memotivasi personelnya untuk meningkatkan
produktivitas dan komitmen mereka (Mulyadi dan Setyawan, 2001 : 358).
2.2.2.2 Bentuk Motivasi
Salah satu problem pokok dalam setiap masyarakat adalah
bagaimana memotivasi orang untuk bekerja. Dalam sebuah masyarakat
modern ini bukan tugas mudah, karena banyak orang yang mendapatkan
sedikit kepuasan pribadi dari pekerjaan mereka. Pada suatu organisasi
orang harus bekerja sama melaksanakan perintah yang mungkin tak
pernah mereka mengerti ataupun setujui, dan mentaati instruksi dari para
senior yang bukan hak mereka untuk memilihnya dan mungkin belum
pernah mereka lihat.
Menurut Supriyono (2000 : 253), motivasi seseorang pada
dasarnya ditentukan oleh tiga kebutuhan, yaitu ;
2. Kebutuhan untuk berkuasa.
3. Kebutuhan untuk berafiliasi.
Atas dasar tersebut maka sebaiknya seorang motivator (pimpinan)
harus bisa mengetahui apakah orang yang dimotivasi (bawahan)
mempunyai karakteristik seperti itu, selain itu manajemen perusahaan
harus menjaga agar kebutuhan karyawan terpenuhi, jika karena
kemampuan perusahaan kebutuhan – kebutuhan tersebut tidak dapat
dipenuhi, maka manajemen harus mencari jalan keluar sehingga tingkah
laku yang disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut tidak
merusak produktivitas perusahaan (Supriyono, 2000 : 245).
2.2.2.3 Ciri - Ciri Orang Yang Memiliki Motivasi
Menurut S.C Munandar, 1999 (dalam Iyana; 2007) orang yang
memiliki motivasi dapat dijabarkan melalui ciri-ciri perilaku yang dapat
diamati sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu
lama, tidak berhenti sebelum selesai)
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)
3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
4. Ingin mendalami bidang pengetahuan yang diberikan
5. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin
6. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
7. Senang dan rajin, penuh semangat
8. Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya
9. Mengejar tujuan jangka panjang (dapat menunda kepuasan kebutuhan
2.2.2.4 Prinsip – Prinsip Motivasi
Prinsip dalam motivasi kerja pegawai digolongkan menjadi 5
golongan partisipasi (Mangkunegara, 2000 : 100) yaitu:
1. Prinsip partisipan
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai memberikan
kesempatan ikut berpatisipasi dalam menetukan tujuan yang akan
dicapai pimpinan.
2. Prinsip komunikasi
Pimpinan mengomunikasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha pencapaian tujuan dengan informasi yang
jelas. Pegawai lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip mengakui andil bawahan
Prinsip mengakui bahwa bawahan atau pegawai andil dalam
usaha pencapaian kerja.
4. Prinsip pendelegasian wewenang
Pimpinana yang memberikan wewenang kepada pegawai
bawahan untuk sewaktu – waktu dapat mengambil keputusan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakannya, akan membuat pegawai
yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan pimpinan.
5. Prinsip memberi perhatian
Pimpinan memberi perhatian terhadap apa yang dilakukan
pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai sesuai dan apa yang
2.2.3 Komitmen Organisasi
2.2.3.1 Pengertian Komitmen Organisasi
Menurut Mathis (2001 : 99), komitmen organisasi adalah tingkat
kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan
mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi tersebut.
Ada tiga jenis utama komitmen organisasi dalam situasi
persaingan, masing – masing dirancang untuk menghasilkan hambatan
yang berlebihan (Porter, 1980 : 89) :
1. Komitmen bahwa perusahaan secara tegas berpegang pada gerakan
yang sedang dilakukan.
2. Komitmen bahwa perusahaan akan membalas dan terus membalas
jika pesaing melakukan hal tertentu.
3. Komitmen bahwa perusahaan tidak akan mengambil suatu tidakan
atau akan membatalkan suatu tindakan
Modal pokok komitmen yang dapat dipercaya (Porter, 1980 : 90)
yaitu :
1. Kekayaan, sumber daya serta mekanisme lain untuk melaksanakan
komitmen dengan segera.
2. Niatan yang jelas untuk melaksanakan komitmen, termasuk
pengalaman masa lalu dalam menepati komitmen – komitmen yang
lalu.
3. Ketidak mampuan untuk menarik diri atau tanggung jawab moral
untuk menarik diri.
4. Kemampuan untuk mendeteksi kesesuaian dengan persyaratan
2.2.4 Kinerja Manajerial
2.2.4.1 Pengertian Kinerja Manajerial
Perusahaan akan dapat mencapai tujuannya, bila perusahaan
tersebut mempunyai tenaga manajemen yang handal dan profesional,
sehingga mampu mengelola perusahaan dengan baik. Salah satu cara
yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi pegawai
adalah dengan menerapkan suatu sistem kinerja.
Menurut Riyadi (2000) kinerja manajerial adalah kinerja manajer
dalam kegiatan – kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan,
investasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf,
negosiasi, perwakilan, dan kinerja secara menyeluruh.
Selanjutnya menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 790)
seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu
menghasilkan suatu kinerja manajerial.
Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa kinerja manajer adalah kemampuan manajer dalam menggunakan
pengetahuan, perilaku dan bakat dalam melaksanakan tugasnya sehingga
tercapai sasaran tugas manajer tersebut.
Kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan
manajer yang meliputi :
1. Perencanaan
Menentukan kebijakan dan tindakan pelaksanaan,
penjadwalan kerja, penganggaran, merencanakan prosedur dan
2. Investigasi
Pengumpulan dan menyampaikan informasi untuk catatan,
laporan dan rekening, serta mengukur hasil dan analisis pekerjaan.
3. Pengkoordinasi
Tukar menukar informasi dengan orang lain dibagian
organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program,
memberitahu bagian lain, hubungan dengan manajer lain.
4. Evaluasi
Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau
dilaporkan penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian
laporan keuangan,pemeriksaan produk.
5. Pengawasan (Supervision)
Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan
anda, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada
bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.
6. Pengaturan Staff (Staffing)
Mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut
mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan,
mempromosikan dan mutasi pegawai.
7. Negosiasi
Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk produk,
menghubungkan pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual,
tawar menawar secara kelompok.
8. Perwakilan (Representatif)
Menghindari temuan dengan perusahaan lain, pertemuan
perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan,
2.2.4.2 Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 353) penilaian kinerja
adalah penentuan seacar periodik efektivitas operasional suatu organisasi,
bagian organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran, standar, dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil
yang diinginkan oleh organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan
manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik,
program, dan anggaran organisasi.
2.2.4.3 Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001:353) penilaian kinerja
dimaanfaatkan oleh organisasi untuk :
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personel secara maksimum.
2. Membantu dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
penghargaan personel, misalnya seperti : promosi, transfer, dan
pemberhentian.
3. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan
personel dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi
program pelatihan personel.
2.2.5 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial
Kesuksesan anggaran hanya dapat dicapai jika semua pelaksana
secara simpatik mau membantu, bekerjasama dan bersungguh – sungguh
dalam melaksanakan anggaran. Dalam hal ini manajer harus di ajak
kerjasama dengan para bawahannya dalam penyusunan anggaran agar
pencapaian tujuan dapat terlaksana tanpa adanya penyelewengan –
penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan. Hasil penelitian ini
didukung penelitian yang dilakukan Riyadi (2000) yang membuktikan
bahwa partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang
signifikan terdapat kinerja manajerial. Selain itu hasil penelitian ini juga
sesuai dengan Teori kelompok yang menyatakan bahwa supaya kelompok
dapat mencapai tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang
positif diantara pemimpin dan pengikut – pengikutnya.(Miftah, 1983 : 37).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran
berpengaruh terhadap kinerja manajerial..
2.2.6 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial perusahaan dapat mencapai kondisi yang
diharapkan apabila setiap pegawainya dalam kondisi fisik dan mental yang
baik, untuk itu perusahaan harus dapat memberikan perhatian terhadap
kondisi setiap pegawai melalui pemberian penghargaan terhadap hasil kerja
yang baik, serta pemberian kesejahteraan kerja dalam bentuk
tanggungjawabnya. Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan
Riyadi (2000) yang membuktikan bahwa motivasi mempunyai pengaruh
yang signifikan terdapat kinerja manajerial, Selain itu hasil penelitian ini
juga sesuai dengan teori cognitive dissonance yang dikemukakan oleh
Festinger dalam (Riyadi, 2000) yang menyatakan bahwa karyawan yang
memiliki motivasi lebih baik (tinggi) akan memperbaiki kesalahan atau
merasa khawatir. Jika kinerja mereka di bawah tingkat pengharapannya
(rendah). Untuk mengurangi kesalahan dan rasa kekhawatiran tersebut,
mereka secara sukarela mencoba memperbaiki kinerja mereka. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial
2.2.7 Pengaruh Komitmen Organisasi Dengan Kinerja Manajerial
Dengan adanya kesamaan sikap diharapkan komitmen terhadap
organisasi akan semakin tinggi karena komitmen organisasi merupakan
suatu keadaan dimana seorang karyawan akan memihak pada suatu
organisasi dan tujuan – tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan
dalam organisasi itu. Adanya kepemilahakan karyawan pada organisasi
yang memperkerjakan berarti ia akan bersikap dan berperilaku sesuai
dengan sistem yang diterapakan oleh organisasi tersebut. Sehingga akan
menguntungkan bagi perkembangan dan kesejahteraan kedua belah pihak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Teori keseimbangan yang dikemukan
oleh Theodore Newcomb (dalam Miftah, 2002 : 71) menyatakan bahwa
seseorang tertarik kepada orang lain didasarkan atas kesamaan sikap
didalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
landasan teori dapat digambarkan diagaram kerangaka pikir. sebagai berikut:
Gambar. 2.1 : Diagram Kerangka Pikir
Variabel bebas (X) Variabel terikat (Y)
Uji Statistik
Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan landasan teori
yang digunakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Diduga partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen
organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, teruji
kebenarannya.” Motivasi
(X2)
Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)
Komitmen organisasi (X3)
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Penelitian ini mengunakan Kinerja manajerial (Y) sebagai variabel
terikat (independent variabel), sedangkan variabel–variabel bebasnya
(dependent variabel) adalah Partisipasi penyusunan anggaran (X1),
Motivasi (X2) dan Komitmen organisasi (X3).
Adapun definisi operasional dari masang – masing variabel tersebut,
yaitu sebagai berikut :
1. Variabel bebas (dependent variabel) (X) a. Partisipasi penyusunan anggaran (X1)
Merupakan keterlibatan manajer didalam menentukan atau
menyusun anggaran yang ada dalam departemen atau bagiannya,
baik secara periodik maupun tahunan
b. Motivasi (X2)
Merupakan derajat sampai dimana seorang individu ingin
dan berusaha untuk melaksanakan tugas atau pekerjaannya dengan
baik untuk mencapai tujuan. Indikator yang digunakan adalah
pemberian bonus berupa insentif, penghargaan dan jenjang karir
c. Komitmen organisasi (X3)
Merupakan suatu dorongan dari dalam individu untuk
berbuat sesuatu agar dapat menujang keberhasilan organisasi
2. Variabel Terikat (independent variabel) (Y) Kinerja Manajerial
Merupakan kinerja manajer dalam kegiatan - kegiatan
manajerial yang meliputi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian,
pengevaluasian, pengawasan, pengaturan staff (staffing), negosiasi dan
perwakilan
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel
Adapun teknik pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Partisipasi penyusunan anggaran (X1)
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan teknik
Semantik Differential, yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti tingkat Partisipasi
penyusunan anggaran adalah rendah, sedangkan nilai 4 yang berarti
tingkat Partisipasi penyusunan anggaran adalah cukup, dan jawaban
dengan nilai 5 sampai 7 berarti tingkat Partisipasi penyusunan anggaran
adalah tinggi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Milani (1975) dalam Riyadi (2000) dengan
menggunakan 6 (enam) item pertanyaan.
2. Motivasi (X2)
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan teknik
Semantik Differential, yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti tingkat motivasi adalah
rendah, sedangkan nilai 4 yang berarti tingkat motivasi adalah cukup,
dan jawaban dengan nilai 5 sampai 7 berarti tingkat motivasi adalah
tinggi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Lawler (1977) dalam Riyadi (2000) dengan
menggunakan 5 (lima) item pertanyaan.
3. Komitmen organisasi (X3)
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan teknik
Semantik Differential, yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti tingkat Komitmen
organisasi adalah rendah, sedangkan nilai 4 yang berarti tingkat
Komitmen organisasi adalah cukup, dan jawaban dengan nilai 5 sampai
7 berarti tingkat Komitmen organisasi adalah tinggi.
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Mowday (1978) dalam Yuwono (1999) dengan
menggunakan 9 (sembilan) item pertanyaan.
4. Kinerja Manajerial (Y)
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan teknik
Semantik Differential, yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti tingkat Kinerja
Manajerial adalah rendah, sedangkan nilai 4 yang berarti tingkat
Kinerja Manajerial adalah cukup, dan jawaban dengan nilai 5 sampai 7
berarti tingkat Kinerja Manajerial adalah tinggi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Riyadi (2000) dengan
menggunakan 8 (delapan) item pertanyaan.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tetentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2006: 90). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
top manajer, middle manajer dan low manajer PT. Avia Avian, Tbk
berjumlah 38 orang
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono, 2006:91). Teknik
pengambilan sampel merupakan bagian dalam melaksanakan suatu
penelitian, Untuk itu teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah probability sampling (penarikan sampel secara acak)
yaitu setiap anggota populasi memiliki peluang yang besarnya sudah
diketahui untuk terpilih sebagai sampel dan peneliti bisa memperkirakan
besarnya kesalahan penarikan sampel. Sedangkan metode yang digunakan
adalah sampel random sampling yaitu setiap populasi mempunyai peluang
yang sama untuk ditarik sebagai sampel (Sumarsono, 2004 : 46).
Untuk mengetahui jumlah responden yang akan dijadikan sampel
digunakan rumus slovin, yaitu sebagai berikut :
n = 2
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sample yang masih dapat ditolelir atau diinginkan
(e = 5%).
Berdasarkan dari perhitungan di atas, maka jumlah anggota sampel
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli pihak pertama (Ikhsan dan Ishak, 2005: 109).
Sumber data primer dalam penelitian ini berasal dari jawaban
Kuesioner yang disebar pada 35 responden (top manajer, middle
manajer dan low manajer PT. Avia Avian, Tbk),
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara. (Ikhsan dan Ishak, 2005
: 109).
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari PT.
Avia Avian, Tbk yaitu mengenai data penjualan dan prospektus atau
sejarah perusahaan
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu dengan memberikan Anket (Kuisioner) kepada responden. Menurut
Nazir (2005 : 246) Anket (Kuisioner) yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Validitas
Menurut Arikunto dalam Riduwan (2004 : 109) menjelaskan bahwa
validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau
kesahihan suatu alat ukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2002 : 135)
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung > rtabel dan nilai r
positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid (Ghozali,
2002 : 135)
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Riduwan (2004 : 128) reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2002 : 132).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha >
0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliabel (Ghozali,
2002 : 133)
3.4.3. Uji Normalitas
Merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari
variabel – variabel yang digunakan dalam model regresi berdistribusi
normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi
Dasar analisis yang digunakan apakah suatu data mengikuti sebaran
normal atau tidak adalah :
1. Bila nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka
distribusi adalah tidak normal.
2. Bila nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka
distribusinya adalah normal. (Sumarsono, 2004 : 40-43).
3.5. Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji regrasi ini
tidak bias (Sesuai dengan tujuan) Untuk mengambil keputusan BLUE, maka
harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh
persamaan tersebut, yaitu (Gujarati, 1999 : 153)
1. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu
cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan cara uji
Durbin-Watson (DW test), dengan ketentuan, yaitu sebagai berikut :
(Santoso, 2001 : 218)
a. Angka D-W di bawah - 2, hal ini berarti bahwa ada Autokolerasi
positif.
b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti bahwa tidak ada
2. Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah
dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi
tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas
Multikolinieritas (Ghozali, 2002 : 57-59)
3. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi
ada atau tidak adanya heteroskedastisitas digunakan uji korelasi rank
spearman
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) >
0,05, maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya atau bebas Heteroskedastisitas (Santoso, 2001 : 161)
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.6.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda
dengan model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
(Anonim, 2009: L-21)
Keterangan :
β0 = Konstanta
X1 = Partisipasi penyusunan anggaran
X2 = Motivasi
X3 = Komitmen organisasi β1…3 = Koefisien regresi
e = Standart Error
3.6.2. Uji Hipotesis
3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model
Uji F ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model
regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh dari partisipasi
penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja
manajerial (Anonim, 2009: L-21)
Hipotesis Statistik
1. Ho : β1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok
guna melihat pengaruh dari partisipasi penyusunan
anggaran, motivasi dan komitmen organisasi terhadap
kinerja manajerial
H1 : β1 ≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna
melihat pengaruh dari partisipasi penyusunan anggaran,
motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja
manajerial
2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05.
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas > 0,05,, maka H0 diterima dan H1 ditolak
yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna
melihat pengaruh dari partisipasi penyusunan anggaran, motivasi
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat
pengaruh dari partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan
komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial
3.6.2.2. Uji Parsial
Uji t ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara
empiris pengaruh dari partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan
komitmen organisasi secara parsial terhadap kinerja manajerial (Anonim,
2009: L-21)
Hipotesis Statistik
1. Ho : β1 = 0, menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari
partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen
organisasi secara parsial terhadap kinerja manajerial
H1 : β1≠ 0, menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari
partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen
organisasi secara parsial terhadap kinerja manajerial
2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05.
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari partisipasi
penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi secara
parsial terhadap kinerja manajerial
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari partisipasi
penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi secara
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Berdirinya PT. Avia Avian, Tbk.
Pada tahun 1962, Bapak Sutikno Tanoko memulai usahanya dengan
membuka toko cat di kota Malang. Dengan semangat juang yang tinggi dan
keinginan untuk maju yang menggebu-gebu di masa yang sulit ini, Bapak
Sutikno Tanoko mulai mencari jalan untuk mengembanglan usahanya.
Ide yang muncul untuk merealisasikan keinginan Bapak Sutikno
Tanoko ini diawali dengan menyelidiki komposisi cat dari para relasi, yang
kemudian dilanjutkan dengan mencampur cat untuk menghasilkan
warna-warna yang lebih bagus.
Setelah beberapa tahun kegiatan pencampuran cat dengan tujuan
untuk menghasilkan warna-warna cat yang bagus ini dilaksanakan, ternyata
membawa hasil yang memuaskan. Kemudian, timbullah ide untuk
mendirikan pabrik cat.
Pabrik cat ini didirikan pada tahun 1974 dan berlokasi di jalan Raya
Surabaya - Sidoarjo KM 19 Desa Wadungasih, Buduran. Pada awal tahun
pendiriannya, perusahaan cat Avia Avian ini mempunyai market share
yang rendah dan produk yang dihasilkan juga berkualitas rendah, sehingga
perusahaan tersebut menduduki peringkat bawah di pasar.
Produk yang dihasilkan pada saat itu hanya empat macam, yaitu:
Avian Sintetis, Meni kayu, Aser Meni, Plamir. Keempat macam produk
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi masih bersifat
tradisional. Yang dimaksudkan di sini adalah:bahan-bahan cat dicampur
dan diaduk dengan menggunakan kayu. Selain itu digunakan tenaga
manusia untuk proses pencampuran dan pengadukan tersebut.
Seiring dengan keadaan ekonomi Indonesia yang semakin membaik,
fasilitas-fasilitas untuk mengadakan komunikasi dan mengembangkan
ketrampilan semakin membaik pula. Dengan adanya fasilitas-fasilitas
tersebut, keadaan perusahaan berkembang dengan pesat. Perjalanan ke luar
negeri mulai sering diadakan sejak tahun 1983. Tujuan dari perjalanan ini
adalah:untuk meninjau dan melihat dari dekat keadaan pabrik-pabrik cat di
luar negeri.terutama di negara-negara maju. Negara-negara yang sering di
kunjungi antara lain: Jepang, Korea, Singapura, Amerika Serikat,
Switzerland.
Dengan melihat keadaan pabrik-pabrik cat yang dikunjungi
tersebut, timbut ide untuk memperbaiki proses produksi dalam perusahaan,.
perbaikan demi perbaikan dilakukan secara bertahap untuk meningkatkan
kualitas produk, efisiensi, dan efektifitas dalam proses produksi. Dan
seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi, peralatan yang digunakan
oleh perusahaan Avia Avian dalam proses produksi semakin maju pula.
Langkah selanjutnya yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas produk, efisiensi dan efektivitas proses produksi
adalah:mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri. Tugas tenaga ahli
tersebut antara lain:
1. Melatih dan meningkatkan ketrampilan tenaga lokal yang dimiliki oleh
2. Memberi informasi tentang penggunaan mesin- mesin import dengan
benar dan tepat,
3. Menilai dan memberi saran kepada pemimpin perusahaan dalam
pengaturan posisi mesin-mesin agar proses produksi dapat dilakukan
dengan efisien dan efektif,
4. Membantu pemimpin perusahaan dalam hat perencanaan perluasan
bangunan.
Untuk menunjang segala aktivitas yang diarahkan pada usaha
meningkatkan proses produksi maupun kualitas produk, Bapak Sutikno
Tanoko membangun dua buah laboratorium. Di laboratorium inilah
diadakan penelitian terhadap produk-produk baru, maupun produk-produk
yang baru selesai diproduksi. Di laboratorium, pada saat ini sudah
dilengkapi dengan mesin yang dapat mempercepat proses penelitian
produk. Dengan di dukung oleh peralatan yang semiotomatis dan prinsip
kerja yang baik, perusahaan semakin berkembang, baik dilihat dari' jumlah
karyawan, jumlah merek produk yang dihasilkan, jumlah volume produk,
jenis produk maupun jumlah volume permintaan.
4.1.2. Lokasi PT. Avia Avian
Pemilihan lokasi ini di dasarkan pada beberapa pertimbangan antara
lain:
1. Perluasan
Di daerah ini tersedia tanah yang masih luas dan harganyapun
tanah yang cukup ruas untuk membangun sebuah pabrik dan untuk
melaksanakan perluasan pabrik di masa yang akan datang. Selain itu
daerah ini merupakan daerah industri.
2. Bahan Baku
Bahan baku dan bahan pembantu perusahaan cat Avia Avian
ini berasal dari: dalam negeri, luar negeri dan ada yang diproduksi
sendiri.
3. Tenaga Kerja
Kebutuhan akan tenaga kerja, terutama kebutuhan untuk buruh
harian dipenuhi dari daerah sekitar lokasi pabrik.
4. Pengangkutan
Dalam hal pengangkutan PT. Avia Avian ini tidak mengalami
kesulitan, karena infra struktur perusahaan sudah baik.
5. Fasilitas-fasilitas lainnya.
Di daerah ini kebutuhan akan tenaga listrik, air dan jaringan
telekomunikasi dapat terpenuhi dengan baik, sehingga proses produksi
dan pemasaran produk dapat dijalankan dengan baik dan lancar.
4.1.3. Struktur Organisasi PT. Avia Avian
Perusahaan Avia Avian ini rnempunyai jabatan yang berjenjang
atau bertingkat. Masing-masing pemegang jabatan mempunyai tugas dan
tanggung jawab terhadap bagiannya. pemegang jabatan pada jenjang yang
lebih rendih mempertanggung jawabkan tugasnya kepada pemegangjabatan
Struktur organisasi PT Avia Avian, Tbk dapat disajikan pada
gambar 4.1. sebagai berikut .
Keterangan Gambar:
1. Presiden Direktur
Tugas dari Presiden Direktur adalah:mengawasi kegiatan yang
dilakukan oleh Direktur pembelian dan produksi dan Direktur
Pemasann, memimpin rapat, selain itu juga mengawasi kegiatan
perusahaan secara menyeluruh. posisi ini diduduki oleh pemilik
perusahaan sendiri.
2. Direktur Pembelian dan Produksi
Jabatan ini dipegang oleh putera dari pemilik perusahaan
sendiri. Tugas dari Direktur Pembelian dan produksi antara lain:
mengawasi kegiatan bagian-bagian yang berada di bawah tanggung
jawabnya, mengambil putusan dan melakukan pembelian bahan baku
yang dibutuhkan dalam proses produksi, menentukan jumlah produk
yang akan diproduksi mempertimbangkan dan memutuskan suatu
penemuan produk baru itu diproduksi atau tidak. Bagian perusahaan
yang berada di bawah tanggung jawab Direktur pembelian dan
produksi adalah: bagian pembelian, bagian produksi, laboratorium,
bagian pelayanan teknik(technical service\.
3. Kepala Bagian Pembelian
Kepala bagian ini bertanggung jawab kepada Direktur
pembelian dan Produksi. Tugas dari kepala bagian ini antara
lain:melanjutkan informasi kebutuhan bahan baku dari Kepala Bagian
produksi kepada Direktur Pembelian dan produksi, membantu mencari
suplier yang mempunyai bahan baku yang dibutuhkan dengan harga
4. Kepala Bagian Produksi
Kepala bagian ini bertugas untuk mengawasi pelaksanaan
proses produksi, melaporkan bahan baku yang dibutuhkan kepada.
Kepala Bagian Pembelian, memenuhi order yang diterima dari Kepala
Bagian Pemasaran, mengatasi masalah yang terjadi dalam proses
produksi.
5. Kepala Bagian Pelayanan Teknik
Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawabnya adalah
melakukan pelayanan purna jual, antara lain menerima keluhan dari
konsumen. mencari sebab timbulnya masalah kerusakan cat; mencari
sebab timbulnya ketidakpuasan konsumen. Selain itu juga bertugas
untuk meningkatkan ketrampilan buruh dalam melakukan proses
produksi dan menggunakan mesin-mesin dengan tepat dan benar.
6. Mandor
Tugasnya antara lain mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh
para buruh secara langsung baik dalam proses produksi, persiapan
bahan baku maupun pengemasan, melakukan pembayaran kepada
buruh harian, membuat laporan kepada Kepala Bagian produksi tentang
proses produksi yang telah dilakukan dan masalah-masalah yang terj
adi pada bagiannya.
7. Kepala Bagian Laboratorium
Kepala Bagian I-aboratorium mempunyai tugas: mencoba
bahan baku yang dibeli ataupun yang diproduksi sebelum digunakan
hasil produksi setiap kali selesai proses produksi untuk mengetahui
kualitas produk yang dihasilkan, menciptakan produk baru dan
mengawasi bawahannya dalam melakukan tugas
8. Direktur Pemasaran
Jabatan ini juga dipegang oleh putera pemilik perusahaan.
Tugas yang dilakukan oleh Direktur pemasaran adalah: mengawasi
kegiatan bagian-bagian perusahaan yang ada di bawah tanggung
jawabnya, meminta pertanggunglawaban atas wewenang yang
diberikan kepada pemimpin bagian-bagian yang berada di bawah
tanggung jawabnya, meninjau agen- agen perusahaan, meninjau calon
agen perusahaan yang di dapatkan oleh bagian pemasaran. Bagian
dalam perusahaan yang berada di bawah pengawasan Direktur
pemasaran adalah: Baeian Pemasaran, Gudang dan Expedisi.
9. Kepala Bagian Pemasaran
Tugas Kepala Bagian Pemasaran antara lain: memberikan order
kerja bagr Kepala Bagian Produksi, menganalisis tingkat penjualan,
mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh supervisor-supervisor yang
ada di bawah pengawasannya, memberi laporan dan meminta
persetujuan dari Direktur Pemasaran tentang pesanan yang diterima
sebelum dilanjutkan ke Bagian produksi.
10. Supervisor Cat Industri
Tugasnya adalah: mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh
salesman yang memasarkan cat industri dan menyampaikan order yang
didapat, kepada Kepala Bagian pemasaran yang berada di atasnya