LAPORA
N
PENELITIAN
l/~,
If6 So mPERBANDINGAN
KADAR 17-BIDROKSII{ORTIKOSTEROID
DALAM
URINE ORANG
DALAM
KEADAAN
NORMAL
DAN DALAM
KEllDAAN
STRES
EMOSIONAL
Nomer 10/20
PROYEK PPPT - UGM TAHUN 1984/1985 NO MER 'KONTRAK 02/PLT. IV/TH. 1/UGM/84
TANGGAL 15 MEI 1984
MengetahlJ.i
Ius Farmasi UGM l}JJJi!ftlt'+Pembantu DebA I
'DIAJUKAN
.FAKULTAS FARMASI UGM
KEPADA
LEMBAGA
PENELITIAN
UN
I
VERSITAS GADJAH MA
DA
YOGYAKARTA
1985
"-PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata'ala yang telah melimpahkan kurnia berupa kekuatan dan kejernihan berfikir dalam penyusunan loporan penelitian ini.
Hormon 17-0H kortikosteroid yang terdapat dalam manu-sia maupun hewan ternyata sangnt berpenGaruh dalam proses kehidupan, baik sedara'Isikologis maupun fisiolo~is.
Keber-adaannya daLam aLdr-an darah ternyata mengik'uti.._.·po.ia sirkadtan siklu5 ho rmon (circadian hormonal. cyc.le patte'rr,t) selama 24 jam. Siklus tersebut telah sesuai dengan aktivi-tas biologis hewan maupun manusia sehingga keberadaan har-mon tersebut dapat berubah karena rangsangan tertentu se-perti stres emosional. Padahal pengobatan penggunaan hormon 17-0H kortikosteroid sangat sering misalnya sebagai anti allergi baik secara topical maupun secara sistemik. Kalau pemberian ini tidak tepat saatnya akan dapat mempe-ngaruhi jumlah total hormon tersebut dalam aliran darah p~ da pasien. Maka agar didapat pola pengobatan yang tepat seharusnya diketahui keadaan hormon dari penderita pad a saat-saat keadaan emosional tertentu.
Untuk mengetahui hal itu dapat diteliti kadar hormon dalam urina orang yang dalam keadaan normal dan dalam u-rina orang yang mengalami stres emosional. Dengan menget~ hui perbedaan kandungan hormon seseorang yang mengalami perbedaan fsikologis tersebut maka diharapkan pengobatan menggunakan hormon 17-0H kortikosteroid akan lebih efektif.
Mudah-mudahan saja laporan penelitian ini merupakan salah satu informasi dalam membangun kesejahteraan bangea melalui sarana pengobatan yang efektif.
iii
Selanjutnya peneliti PPPT Tahun
1984/19
8
5
no.20
meng~ capkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :1. Yth. Pjs. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Ma da yang telah mengikut sertakan kami dalam Proyek PPPT Tahun
1984
/
19
8
5.
2. Segenap Staf di lingkungan Lembaga Penelitian Universi -tae Gadjah Mada yang telah member! pelayanan dan kemudah an dal~m penyelesnian ~aratla peneli~iatl
i
n
i.
3.
Yth. Bapak Dekah Fakultas Fa~mae! Universitas Gadjah Ma -da yang telah membantu ~elancaran jalannya penelitian ini.4
.
Yth. Bapak Ketua Jurusan Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, yan~ telah dengan ikhlas mengi-j~
.kan
kami untuk melakukan penelitian di laboratorium Kimia Farmasi.5.
Semua fihak yang telah membantu kami dalam rnenyelesaikanpenelitian dan laporan penelitian in!.
Semoga semua amalan yang tulus ikhlas tersebut mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah Subhanahu Wata'ala.
Akhirnya peneliti mengharapkan agar laporan penelitian ini dapat merupakan salah satu eumber informasi dalam memba hgun Resejahteraan bangea.
Yogyakarta,
28
Februari1
9
8
5
Ketua Sub Proyek PPPT-UGMTh.
19
8
4/19
8
5
No.2
0
DAFTAR ISI PRAkATA DAFTAR ISI INTISARI 1. II. III.
IV.
V.
••••••••••••• 1. ••• 00.0 ••• b.OOobOO ••••••• OOO •••••••• O••• QO PENDAHULUAN •••..•••..••.••••••••••••••• 1. Latar belakan~ ••••••••••••••••••••• 2. Tujuan penelitian •••••••••••••••••••• TINJAUAN PUSTAKJi ••••.••••••••••••••• 1. Uraian kepustakaan •••••••••••••• 2. Hipotesis ••••••••••••••••••••••••••••3.
Pemecahan masalah •••••••••••••••••••• MET 0 DOL 0 G I 1. Bahan 2. Alat-alat3
.
Cara kerja4.
Cara preparasi5
.
Cara analisis 17-0H KS6
.
Analisis data • • 0 •••• 0 .OOO.ClOO.QO ••• 000000 ••• 0000 •• 0100000000 ••• 00000000000000000000 0.0 000000000 • e •••••• •••• 000 ••••• HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil 2. Pembahasan • 0 •••• (I (I00.000000 ••• 0.0 •• • ••••• 0000 •• 0000.0.000. •••• 000000000'.00000· •• 00 •• 0 KESIMPULAN DAN SARt,N 1. Kesimpulan 2. Saran 00 •• 0000. 000000000 ••....
.
...
••• 00.00 ••• 000.0· ••••••••••• 00 •• KEPUSTAKAAN •••••• 000 •••••••••••• 0 0 ••• 00000 ••• Halaman ii iv v 1 13
44
66
B 88
B 9 9 10 11 11 2226
26
26
21
iv
I N TIS A R I
Telah diteliti kandungan hormon 17-0H kortikosteroid dalam urina orang-orang yang dalam keadaan normal dan oran g-orang yang dalam keadaan me~galami stres emosional karena menung~u giliran untuk dieabut giginya dan ujian skripsi.
Umur para ~robandus berkisar antara 20 sampai 25 tahun dan
~emuanya pria.
Urina orang normal diambil pada jam 06.00, jam 09.00 , dan jam 12.00 siang. Sedangkan urina orang-orang yang meng~ lami stres emosional diambil sekitar jam 09.00 pagi. Urina yang telah diambil, diukur pH nya dan kemudian disimpan pa-da suhu _20oC sewaktu-waktu dianalisa.
Cara analisa, setelah volume urina diukur teliti 50,0
ml, dimasukkan dalam labu erlenmeyer kemudian dilakukan hi-drolisa menggunakan HCI pekat 1 ml untuk tiap 10,0 ml urina dan dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit.
Hasil hidrolisa didinginkan, kemudian dilewatkan kolom fl o-resil 100 - 120 Mesh, sepanjang 10 em dengan garis tengah
1.5 em. Warna eoklat ungu akan tertinggal dalam k 0 lorn
yang kemudian dielusi dengan alkohol sampai warna eoklat
tersari sempurna. Hasil penyarian diencerkan sampai tepat
25,0
ml
dengan alkohol 95%.
Kemudian diambil 1,0 ml dita m-bah pereaksi 1,0 ml larutan 10%
tetra metil amonium hidroksida dalam alkohol 95
%
dan 1 ml larutan trifenil tetra zo -lium khlorida 0,5%
dalam alkohol 95%.
Warna merah yang terjadi diperiksa seeara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang488
nm.Hasil menunjukkan bahwa kandungan 17-0H kortikosteroid dalam urina orang normal terbesar pada pagi hari, dan terk~ eil pada siang hari. Sedangkan kandungan 17-0H kortikostero
id dalam urina pasien yang menunggu akan dicabut giginya Ie
bih besar daripada orang normal dan lebih keeil daripada da
vi,
lam urina mahasiswa yang menunggu akan ujian skrip i.
Perbedaan tersebut sangat bermakna yang berarti kabdUngan 17-0H kortikosteroid dalam orang akan dipengaruhi bleh ke-adaah ~tres seseorango
I. PENDAHULUAN
ka-1. Latar belakang
.
Ternyata kehidupan manusia dan binatang ba"k dalam tingkah laku maupun cara berfikir telah diatur secara hormonal, sehingga manusia atau hewan tersebut apat men jalankan tugasnya sesuai dengan kehendaknya. Narun
dang-kadang manusia maupun hewan mendapat ganggfan rangsangan dari sekitarnya. Rangsangan tersebu
atau
a d a
yang mampu mempengaruhi seseorang atau hewan, tetapi ada yang tidak berpengaruh apa-apa terhadapnya. Ra~gSangan yang berpengaruh terhadap pSikologis yang akiba~nya me-nimbulkan stres emosional, ternyata mempengar-uhj kandung-an hormon dalam da rah manusia maupun hewan , Hor on. yang mengatur tingkah laku kehidupan hewan dan manus·a terse-but adalah 17-0H kortikosteroid (17-0HKS), yang
nya dipengaruhi oleh "Adreno Cortico Tropic Hor (ACTH).
Dilaporkan oleh Kreiger (1980) bahwa kadar CTH da-lam darah manusia maupun hewan selalu berubah-ub h sesu-ai dengan pola sirkadian siklus hormon (circndia hormo-nal cycle pattern), selam~ 24 jam. Karena itu ~dar 17-OHKS pun akan berubah-ubah sesuai deng&n kandung n ACTH dalam darah. Kadar kortikosteroid dalam plasma darah tertinggi dicapai pada jam 04.00 pagi sampai jam 08.00 pagi, kemudian menurun secara bertahap sampai ka ar ter-rendah pada kurang lebih jam 24.00.
Padahal kortikosteroid tersebut merupakan u ba-lik terhadap produksi ACTH oleh kelenjar pituita Ke-mudian adanya hormon kortikosteroid dalam plasma darah yang melebihi keadaan normal akan merangsang nHy
mic Corticotropin Releasing Factor" untuk menuru ju!.!!.
lah produksi ACTH. Dengan demikian korteks adr nal akan menurunkan produksi hormon kortikosteroid.
Seperti diketahui bahwa hormon 17-0HKS mempunyai tu-gas yang sangat penting dalam kehidupan manusia maupun h~ wan, dalam mengatur kegiatan fisiologis maupun psikologis. Karena hormon tersebut berfungsi mengatur
1. Adanya kesetimbangan elektrolit dalam darah/iubuh
mi-l • l~ M + d Cl~
sa nya l.on \.~ la an •
2. Adanya kesetimbangan jumlah urea dalam dara •
3.
Kemampuan gerakan otot.4.
Metabolisme karbohidrat.5.
Daya tahan tubuh terhadap penyakit maupun radang. 2.Selain mempunyai fungsi seperti tersebut, hormon kOL tikosteroid digunakan dalam pengobatan untuk me!yembUhkan rhematik implamasi (radang) dan berbagai macam ~ anifesta-si yang disebabkan oleh alergi (Rodig 1970).
de Weid (1980) melaporkan bahwa senyawa kortikosteroid da pat menaikkan kemampuan belajar dan memacu pertumbuhan a-nak. Sebaliknya kelebihan kadar kortikosteroid d a 1 a m plasma darah akan menimbulkan berbagai macam keJainan mi-salnya, Cushing's tliseases (hyper adrenalism), 'Fonn's syndrom" yang ditandai dengan naiknya jumlah urina, pHnya tinggi, hipertensi, yang dibarengi dengan pengeluaran al-dosteron lewat urina. Kelainan yang mungkin timbul ada-lah tidak mampunya korteks adrenal mengadakan hidroksil
a-si pada gugus keton 21 dari kortikosteroid ga te r-jadi penimbunan 17 -Hidroksi progesteron yang kemudian dapat mengalami degradasi menjadi androgen. Hal ini sa-ngat berbahaya bagi wanita karena terjadinya mas ulinis a-si.
Hollister et.al., (1980), mengemukakan suatu postu _ lat bahwa faktor utama yang menyebabkan depresi seseorang
kan sekresi abnormal dari korteks adrenal. Kemu ian hasil
percobaannya dila~orkan bah~a pemberian de~samel~son un-tuk terapi pender1ta depres1 dan hormon la1n daj1 adrenal korteks justru makin memperburuk penderitaan. S jalan de-ngan percobaan Sachar
(1980)
bahwa kera yang dip,acu de-ngan arus 1istrik (mengalami stres fisik),akan rnengalami kenaikan jumlah kortisol dalam plasma darah dan urina~ Demikian pula halnya bila kera tersebut diberingan sinar merah (stres emosional).
Dari uraian tersebut timbullah beberapa ma
wa hermon yang dikeluarkan oleh korteks adrenal dapat me~ penga~uhi keadaan fisiolo[is seseorang, misalny~ kemampu-an belajar, pertumbuhan pada anak-anak, daya taHan, kemam puan daya gerak otot dan daya tahan terhadap fisik maupun emosional. Karena itu perlu diketahui se-berapa jauh timbulnya perbedaan 17-0HKS dalam
normal dan dalam urina orang yang menderita stre emosi o-nal.
Dengan mengetahui kenaikan kandungan 17-0HK , akan diketahui penurunan kadar ACTH dalam darah walau un masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
ACTH yang memacu produksi kortikosteroid akan mergalami penurunan karena orang yang bersangkutan mengalaji stres emosional~ Penurunan A~TH ~iharaPkan dapat dikejbalikan ataupun d1at~r agar mot1vas1 kemampuan belajar din mengi -ngat dapat d1pertahankan atau dinaikkan. Sehingga dengan demikian kemampuan dan prestasi pe nd ud uk Indones -Ia dapat ditingkatkan dengan pemberian kortikosteroid nat ral mau-pun senti tis dengan dOSlS yang tepat.
2. Tujuan Penelitian
--II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Uraian kepustakaen
Kandungan 17-PH
ks
dalam darah seseorang ak n selalu berubah-ubah sesuai dengan pola sikIus sirkadianPola tersebut dapat berubah karena pengaruh stre emosi o-nal maupun fisik seperti dilaporkan oleh Kreiger (1980).
Karena senyawa 17~OH KS dapat mebperlga~tihlprodu ACTH 0 1eh kelenjar pituitari, dan sebaliknya adanya A9TH m empe-ngaruhi produksi 17-0H KS oleh korteks adrenal. Nalau ka-dar ACTH dalam darah menurun depat mengurangi pr duksi kor tisol (17-0H KS), yang mempunyai motivasi memper
mampuan belajar dan daya ingat. Seperti laporan
(1980), bahwa tikus yang mengalami kemunduran be ajar bila diberi deksametnsol'l,maka daya kemampuan belajar dapat pu -
ke-lih kembalL
Disamping itu kortisol mampu mempengaruhi deya tahan, terhadap radangnya, hipertensi artitis, bisul la bung, ar -tero sklerosis dan neurosklerosis dan tikus percobaan
( Selye 1956)0 Kalau ditinjau mekanisma produksi ACTH dan kortisol sebetulnya saling tergantung, sehin ga dapat digambarkan sebagai berikuto
Bila terjadi stimuli yang diterima oleh orga ekstra septif, ataupun senSor interoseptif yang berupa hambatan atau pacuan akan dikirim ke otak sel-sel hipotala ik neuro skretori. Besarnya stimuli tersebut akan menentu an besar kecilnya respon yang akan timbul. Dan ternyata am~ang sel -sel neuroskretori akan naik dengan kenaikan kndar elektro -lit lokal, glukosa dan hormon steroid lokal. Kena"kan ka-dar kortisol akan mempengaruhi pengaturan keluarnjyn "Corti cotropin Relensing Factor" (CRF). Keluarnya CRF a an m ema-cu "Anterion Pituilary" ntau kelenjar pituitnri a terior untuk mengeluarkan ACTH. Kemudian ACTH akan memao korteks
5
.
adrenal untuk mengeluarkan kortisol. Sedangkan kortisol ini diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan sampai
juga ke jaringan otak hipotalamus yang dapat ter~mbat pro-duksi ACTll nya bila kadar kortisol melebihi keadakn normal. Bagaimana mengetahui bahwa kadar kortisol dalam darah mele-menguji bihi keadaan normal, hanya dapat diketahui dengan
secara kuantitatif analisis dari hormon tersebut.
Analisis kandungan harmon dalam darah dapat ~ilakukan
dengan berbagai cara, baik dengan mengambil darah atau se-rum dari proband us ataupun dengan pengambilan urina d a r i probandus. Setelah cuplikan-cuplikan tersebut diproses me-nurut cara kerja yang sudah ada, kemudian dapat diuji seea-ra spektrofotometri, spektroflourometri mapun see ra "com-petitive protein binding" (Breuer et.al, 1976).
Seperti dilaporkan oleh Rodig (1970), bahwa kortisol sebetulnya menf,alami metabolisme menjadi urokortisol dan u-rokortison yang sebagian besar dikeluarkan lewat rina, dan sebagian lagi diubah menjadi kortol dan kortolon yang tidak
dikeluarkan lewat urina.
UROKORTISOL
9
H20R C=
°
t
.
~~
(
:r:~t
H
o
-
C(
J
UROKORTISON Cll20R rI
II ....C - Cll ot
llO~~/J KORTOLONDengan demikian bila hormon tersebut di atas dapa ditetap
-kan kadarnya lewat cuplikan urina, maka akan dida at kore
-lasi yang kuat aritarakadar kortisol dalam ~arah Ian dalam urina seseorang (Noek~Finek and BreUer 1976 ; Voi t 1976). Horman tersebut di atas dalam urina masih dalam b ntuk kon
-jugatnya dengan glukorida urinat, sehingga perlu Iihidr oli-sa lebih dulu sebelum clianalisa. Adapun eara hidtolisa t
e-lah banyak dilakukan oieh para peneliti seperti Vbigt (1976)
menggunakan enzim glukurohidasa, sedangkan NOCk_FflnCk and Breuer (1976) menggunakan larutan peryodat 10
%
,
,ati juga dnpat menggtinakan HCl pekat.Dari beberapa metoda hidrolisa tersebut ternyata nidrolisa
senyawa konjugat hormon kortisol yang paling .edethana pro
-sedurnya adalah menggunakan HCI per.at , Da Lam hidfolisa ini diusahakan tidak terjadi oksidasi dari senyawa kortisol de
-ngan menambah vitamin C sebagai antioksidan bila
r
erlu•Hasil hidrolisa kemudian disari dengan pelarut or~anik
se-perti CHCl2 atau khloroforrn. Karena kortisol hasll penyari an ini masih mampu mereduksi trifenil tetrazolium khlorida
(TPTZ) dalam suasana alkali sehingga terbentuk wa na merah.
Ma ka warna merah ini dapat dLgunakan untuk me ngujI kadar kortisol secara spektrokolo~imetri (Garrat 1975, iguchi and Hansen 1961)0
2. Hipotesis
Diduga dalam urina or&ng yang tidak mampu me stres emosional akan d idapat rtev'; asS l'::cnaikakadn
yang nyata bila dibanding kadar 17-0HKS dalam yang dalam keadaan normal.
orang
3.
Pemecahan masalahHipotesis tersebut dapat di-011ktiknndengan me ganalisa
-7.
mal dan orang yang dalam keadaan menderita stres mosional. Karena banyaknya permasalahan yang dapat m nyebabkan terjadinya stres emosional, maka dalam penelitian ini di ba-tasi hanya dalam dua kasus saja.
Kasus yang pertama adalah para pasien yang menung u giliran
akan di~abut giginya pada Fakultas Kedokteran Gig, UGM, me-reka berumur 20 sampai 25 tahun.
Ka.sus yang kedua ad aLah para mahasiswr umur- 20 sa pai 25 ta
III. MET 0 DOL 0 G I
1. Bahan kimia
- alkohol absolut murni pereaksi (M.P)
- Isoaktan (Merck) M.P.
- Tetra metii amonium hidroksida (Merck) M. 0
- Triphenil Tetrazolium Khlorida (Merck) M. 0
- Floresil 100 - 120 Mesh (Merck)
- Deksametason USPo St. 2. Alat-alat
a. alat-alat gelas
b, Timbangan anali tis Shimo0"t J.i.bror
Kepekaan 0,001 mg kapas~Las 160 g.
co Spektrofotometer, Shimadzu U.V. Double Bea
Speotrophotometer
3.
Cara kerja1. Memberi label urina yane diambil dari orang dal m kea-daan normal umur 20 sampai 25 tahun, laki-laki a d a jam 06.00 ; jam 09.00 dan jam 12.00 (sample untuk 6 jam) dengan label SN1 --- SN7 0
2. Memberi label urina dari orang yang akan gigi-nya umur 20 sampai 25 ~~hU2'dan la~i-laki.
Urina diambil pada aekivar jc:,n 09.00 ketika ka me-nunggu akan dicabut giginya ci.ngan label SG1 -- SG7
3.
Memberi label pada urina dari 0ranc (mahasiswa) umur20 s.d. 25 tahun, ketika IT'engl.ldapiujian skri si pa-do.sekitar jam 09.00 dengan lab~L SU1 --- U7 0
Semua urina yang teLah dLbcrL l"h",'disLrnpan daLam almari
o
es dengan suhu -20 C
4. Cara preparasi
Urina diukur pH nya dan kemudian diukur isin
Diambil 50,0 ml (labu takar) kemudian dipindahkan
labu erlenmeyer 100 ml, ditambah vitamin C 1 cram
pekat 5,0 mI. Dipanaskan dalnm air mendidih sela
nit. Setelnh dingin urina yang berwarna merah vi
lakukan ke dalam kolom dengan garis tengah 1,5 em
isi floresil 100 - 120 Mesh. setinggi 10 em. Di
iran yang bening dan dibuang. Senyawa yang berwa
tinggal dalam kolom, kemudian dialiri dengan alko
lut sampai tetesan alkohol tidak berwarna eoklat.
Cairan yang didapat dieneerkan dengan alkohol ab
sampai 25,0 m I , dalam me -d i-ber -te r-abso -5. Cara nnnlisa 17-0H KS
a. Membuat larutan 10
%
Tetra metil amonium hidro sida (TMAH) dalam alkohol 95%
.
b. Membuat larutan Triphenil Tetrazolium 500 mg da am
100,0 ml alkohol 95
%
.
c. Membuat larutan baku 10,0 mp yang ditimbang tel·ti da
-lam 100,0 ml alkohol 95
%
.
d. Mencari operating time :
Mengambil 3,0 ml larutan
c
masukkan dalam labu takar 25,0 ml ; ditambah pereaksi a dan b masing-mas'ng 1 ml;dikocok-kocok dan.dibiarkan selama 20 manit. mudian
diencerkan dengan alkohol 95
%
jenuh dengan iso ktana(10 ml) dalam 10,0 ml alkohol 95
%
s~wpai t&pa 25~~mlo Kemudian diamati pada panjang gelombang 490 nm Garrat1975). Perubahan absorpsi diamati menggunakan pektro
-fotometer clengan kecepatan kertas rekorder 2,5 m/menit
e. Meneari panjang gelombang maksimum.
Mengambil 3,0 ml, larutan baku dan dikerjakan s perti d
10.
450 nm sampai den~an 550 nm. Dengan ini akan didapat
I
absorbsi yang maksimal pada panjan~ gelombang tertentu.
f. Meneari kurva baku.
Mengambil berba~ai volume larutan baku 2,0 ml . 3,0 ml;
4,0 ml ; 6,0 ml j 7,0 ml ; 9,0 ml dan 12 ml, m sing
masing dikerjakan menurut cara d. Kemudian dijmati re
sapannya pada panjang gelombang m~ksimum (e) an data
dikumpulkan dan dihitung persamaan
y
=
ax + b.garis re resinya
g. Menf,hitung dan mengamati kadar 17-0H KS dalam urina.
Setelah 17-0H KS disari dan diencerkan sampai 25,0 ml
dengan alkohol 95
%.
Dari larutan itu diuji 1,0 ml ditambah pereaksi a dan b, dikerjakan seperti eara d
sampai mendapatkan volume 10,0 mI. Larutan ini diamat
i absobsinya dan dihitung kadarnya berdasar cara pe
r-bandingan.
sing-masing hasil pengamatan dibandingkan dengan
uji t test, untuk menentukan jenis perbedaan nyat
tidak. oara
6.
Analisa data Setelah dikelompokkan hasil analisa 17-0H KS m a-sing kelompok dirata-rata ; dicari penyimpangart b ku ma -atauIV. HASIL DAN PE~1BAHASAN
1. HASIL
a. Pengamatan pH urina baik dari orang yang dalam eadaan stres emosional berkisar antara 5 sampai
6.
b. Volume urinn dari mnsing-masing oranv,yang dalo. keada
an normal untuk setiap wo.ktu tidak sarna besarny •
c. Demikian pula volume urina orang YJng sedang do.am k
e-adaan stres emosional juga tidak selalu sarna.
d. Hasil analisa kuantitatif
1). Operating time dari senyawa kortisol
=
Deks meta -son, sebagai baku pembanding, setelah direa sikandengan pereaksi pada menit ke 21 sampai den an
me-nit ke 35 (Gambar 1 dan Daftar I).
2). Panjang gelombang maksimum didapatkan pada
88
nm(kepustakaan 490 (Garrat 1975) (Gambar 2, Daftar
11).
3). Garis regresi dan kurva baku didapatkan per
y
=
0,0915 x + 0,1011 (Gambar 3 Daftar II4). Basil analisis kandungan 17-0H KS dalam uri a
rang yang dalam keadaan normal pada Do.ftar I
V.
5). Hasil analisis kandungan 17-0H KS dalam
0
-dan
orang
yang dnlam keadnan stres emosional tertera pad a Daftar VI dnn VII.
Daftnr I Stnbilitns wnrna hosil renksi Deksamet son dan Pereaksi ( 17-0H KS ) Menit ke Absorbsi ! Henit ke Absorbsi 21 0.445 28 0.445 22 0.444 29 0.445 23 0.444 30 ! 0.445 24 0.445 31 0.445 25 0.445 32 0.445 26 0.445 33 0.445 27 0.444 34 0.445 35 0.445 36 0.443 12.
----
---
---AB
0.8
0.6
1
3
.
0.4
0.2 2024
32
menit28
Gambar 1. Hubungan absorbsi dan waktu darl
Deksametason ( 17-0H KS )
1
4.
Daftar II. Hubungan ats0~bsi ~An panjang gelom ang
A
=
nm=
nm---
-
---
~~
..~-------_.---
I600
nm0.0
0
1
505
0
.231
590
0
.0
0
5
500
0
.
2
36
580
0
.013
49C:
0.241
5
70
0.025
490
0
.244
560
0
.
12
5
4
88
0
.
248
5
5
0
0
.14
1
48
5
0
.
246
540
0
.1
+
6
148
0
0
.
24
4
530
0.2
02
475
0.
24
0
520
On214
470
0.2
3
5
5
1
0
0
.
22
5
465
0.2
2
0
/
/
0.2j
/
1
/
=
0.8 0.6o ~----
__
~~
__
~4- ~~ ~ ~I~ 400 440 480Gambar 2. Kurva hubungan absorbsi dan panjang gelom ang senyawa baku 17-0H KS 1 ::: 12.1 mg/250 ml 2 ::: 9.68 mg/250 ml 3 ::: 4.84 mg/250 ml 560 520 600 nm
1
6
.
D
aftar
III.
Hubungan
kadar 17-0H KS dan absorbsinya
x =
ka
dar
!y=absorbsi!
xy2.42 m
g
/250!
0.297
0.71879
5.8564
0.0088209
3.63
mg
/250!
0.445
1.61535
13.1769
0.1
r
I
8025
4.
8
4 mg/250!
0.594
2.87496
23.4286
0.3
p
2
8
36
6
.05
mg
/250!
0.
6
30
3.8115
36.6025
O.3
~
69
7
.26 mg
/
2
50!
0.757
5.495
8
2
52.7076
0.5 049
9
.
68 mg
/
250!
0.
9
74
9.42
8
32
93.7024
0
.9
r
8
676
12
.1
mg
/
2
5
0
!
1.21
8
14.737
8
146.41
1
e
48
3524
---
-
-45
.9
8
4.
9
15
!3
8
.
6
8249
!371.88
! 3.9
6
1
8
3
0
9
---
-a
=
n Z. xy -!
.
x
0zy
P
e
rsa
maan
re
g
resi
y=
ax + b2
n~x-=
44.7
8
573
4
8
9.0094
=
b
=
£y
-
a
~xn
40915
-
4.20717
=
=
0.1011
7
=======Seh
in
gga
y
=
0.0
9
15
x +0.
1
011.
0.6
.,
1.20.8 _
•
•
•
o.
4 ~ 0.2-o
•
0.20.4
0.6
0.8
1.0 mg /Gambar
30
Kurva hubungan absorbsi dan kadar 17-0H1.4
mlD
a
ft
a
r IV
.
Pen
g
am
a
tan k
a
nd
n
n
ga
n 17-0
H K
S d
a
l
am
urina or
a
n
g
norm
a
l
da
ri j
am
06.
0
0
pa
g
i
samp
a
i
den
g
a
n j
a
m
12.00
s
i
a
n
g
-
---
-
.~-
---
-
-
~-
---lUR
I
NA
j
a
m
0
6.
0
0
1 U
R
I
N
A j
a
m 09.00
! U
R
I
NA
j
a
m 12.00
1 Jumlah seluruhny
n
S
2
mp
l
e
:
-
-
---
-
---1---1---1---SN1S
N
2S
N
3
S
N
4
S
N
5
S
N
6
S
N
7
I
V
o
l
.
! pH
117-0HKS! Vol!
pH
im
Ill
m
g
1 ml
1
8
5
,
5
1 5,
5
96
,4! 6,0
9
0
,2! 5,
8
9
2,2! 5,0
9
3,01
6
,
0
9
1,41 5,0
8
4,5! 6,0
3,14
4,20
3,55
3,69
3,79
3
,51
3,00
!17-0HKSI Vall
r
m
g
Iml
!pH
117-0HKSI Vol. ml 1 17-0H
K
S
1
mg!
!m
g
76,4! 5,4
!2,47
83,5! 6,2 !
2
,5
9
9
0
,2! 6,0
I2,~0
83,01 5,5
!2
,45
94,51 6,0 ! 3,03
75,2! 5,2 ! 2,27
65,81 6,0 ! 1,
8
2
93,
6
1 5,4 1
2
,
5
7
88
,4! 5,
8
! 2,179
95,3! 6,2
!2
,61
70,2! 5,2 ! 1,71
6
8
,3! 5,
8
!1,63
78 t315,4 ! 1,75
8
2,5! 5,8 ! 1,95
2
55,5
26
8
,3
275,7
245,6
255,8
244,9
232,8
8
,1
8
8,96
8
,
8
6
7,
8
5
8,45
7,53
6,77
-
-
-
-
-
-
-
.
_
-
--
---
-
---
----
-
-....l. CP oDaftar V. Pengamatan kandangan 17-08 KS dalam alino orang normal diambil jam 09.00 Sample ! Urina ! ml
pH
mg mg / ml-
---
-
-
---
-
--SN1 76,4 5,4 2,47 3,232 x 10-2 SN2 83,20 6,2 2,59 3,112 x 10-2 SN3 90,2 6,0 2,70 2,993 x 10-2 SN4 83,0 5,5 2,45 2,952 x 10-2 SN5 94,5 6,0 3,03 3,206 x 10-2 SN6 75,2 5,2 2,27 3,018 x 10-2 SN7 65,8 6,0 1,82 2,766 x 10-2
---
--
--
---~-Purata=
(3.039!
.
0,1839) :x 10-2---
---
-
---19.
T
20
.
mg / ml
Df~R~
V
I
.
Pengamatan kandungan17-
0H K
S
dala urina Pasien yang akan dicabut giginyaSamplG !I• U:::mJ.-.. -ina SG" I
96,4
SG 2 SI so, .+88,
4
pH
mg -23
,9
6
0
x10
-24,06
0
x10
-23,30
0
x10
3,340
x10
-
2
3,2
8
0
x1
0
-
2
-23,320
x10
8
-23
,3 3
x10
5
,
6
3
,8
2
---
--
---
--
--
----
---
---
-
----
-
---5
,2
3
,95
5
·
0
2,99
6,0
2
,8
5
5,5
5,
8
5
,4
2,90
2
,60
2,93
_
_ ~_---,--
.
I
~
[
I
.
21.
Daftar VII. Pengamatan kandungan
1
7-0
H
KS dal murina mahasiswa yang akan ujian s ripsi
! Urine Sample I 1 • m pH mg mg / ml SU
1
620
6
,0
2
,154
3,474
x SU2
5
8
6
,0
2,053
3,540
x SU3
55
5,5
2,
33
3
4,
2
41
SU4
68
5,
8
2
,347
3,451
SU5
54
6,4
1,947
3~605
SU6
70
5~
8
2,893
4,13
3
x SU7
57
6
,0
2
,
2
7
8
3,
9
9
6
---
---
--
---
-
----
---Purata=
(3,777
-
:
-
0
,
33
5)
x10-
2
---
---
-
---
-
---
-
--
---
-\
\
\
22.
2. PBHBAHA,sAN \
Seperti tercantum dalam daftar IV total urina dari orang normal selama 6 jam berkisar antara 230 sampai 270 ml dengan kandungan 17-0H Kortiko Steroid (17-0H KS) an -tara 6 mg sampai 9 mg. Hal ini berarti kandung I total 17-0H Kortikosteroid selama 12 jam dalam urina 0 ang no£
mal antara 12 mg sampai 18 mg. Sedangkan menuru lapor
-an beberapa kepustakaan adaiah 15 mg (Burger 197 Krei
ger 1980).
Dengan demikian kandungan total 17-0H KS da am u
-rina orang normal yang diteliti tidak banyak menyimpang. Dilihat dalam data daftar IV, k2Jldungan 17-0H KS dalam
urina orang normal yang diambil PQda pagi hari menunjuk
-ka~ jumlah terbesar ialah antara 3 sQmpai 4 mg, sedang
pada jam 12 siang ka.ndungan 17-0H 1(S dalam urina mengal~
let penurunan menjadL 1v5 sampai 2,5 mg. Hal terse bu t se SUQi dengan pernyataan dari Kreiger (1980), bahwa kadar 17-·0H KS dalam dar-ah atau dalam urina seseorang akan be.!:. ubah-ubah sesuQi dengan perubahan waktu yaitu menuruti pola sirkadian siklus hormon (Circadian Hormonal Cycle
Pattern atau disingkat "CHCP").
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi kan-dung an 17-0H KS untuk setiap kelompok probandus dan ke-lompok orang ya.ngdalam keadaan normal, mempunyai sim
-pangan baku yang cukup besar. Hal demikian adalah wajar mengingat faktor fisiologis, biologis dan psikologis un-tuk tiap orang tidak dapat dikend~likan dari luar (da f-tar V, VI dan VII).
Selisih hasil rata-rata peng amatan kandungan 17-0H -KS yang diteliti d~ri urina yang dirunbil pada jam 09.00
dan orang normal dan pasien yang nkan dicabut giginya cukup bermakna ( t
=
48,4832) 2,365 table).Demikian pu'La kandungan 17-0H KS dztLam urina pr-ob andu s
2
3
·
yang akan ujian skripsi bila dibandingkan dengan kandung~ an
1
7-
0H
KS dalam urina orang normal, mempunyai perbedaan cukup bermakna karena t terhitung lebih besar daripadat table
(
65,7
97
)
2
,
36
5,
untuk taraf kepercayaan=
0
,
0
5)
.
Bila kandungan
17-0
H
KS dalam urina probandus yangakan dicabut giginya dibandingk~n dengan kandUngln
1
7-
0
H
-KS dalam urina probartdus yang akan menempuh ujia skripsi ternyata Juga mempunyai perbedaan yang bermakn karena harga t terhitung
=
1
3
,
8
60
5
yang harganya lebih besar t daftar.Kejadian terse but dapat disesuaikan bahwa pengelua
r-an
17
-
0
H
KS probandus y~ng akqp menempuh ujian s ipsi j~uh lebih banyak, sehingga kemungkinan mereka lebi banyak
menderita stres.
Dalam penelitian ini telah dibatasi cara pengambilan cuplikan seperti tertera dalam metodologi, bahwa pasien penderita sakit gigi dibatasi umurnya, antara
20
s.d.2
5
tahun, demikian pula para mahasiswa yang akan mevghadapi ujiano Para pro bandus tersebut baru sekali akan ~engala -mi pencabutan gigi,dan ujian skripsi di Fakultas farmasio Namun ternyata mahasiswa yang akan maju ujian skr psi me£ derita stres lebih tinggi dibanding pasien yang a on di
-cabut giginya. Karena mahasiswa tersebut mengalam1 kompli
kasi pemikiran yang lebih ruwet dibanding pasien akit gi
gi. Komplikasi tersebut misalnya : kesiapan dala~ peng
u-asaan materi, berdiri dan presentasi di mUka beberapa do
-sen penguji, atau mungkin mahasiswa sehingga dapat mende
-rita demam panggung. Dengan adanya demam panggung i t u
akan memperkuat stres yang terjadi pada mahasiswa y a n g
bersangkutan. Tetapi bila mahasiswa tersebut suda biasa
menghadapi publik, atau berbicara di muka umum dempm pang
-gung akan dapat diperkecil. Maka data dalam daft r VII,
mendapatkan simpangan baku dan hasil individual y ng sa
2
4
.
Dari hasil pengamatan kandungan 17-0H KS urina orang normal, ternyata dalam urina yang
da pagi hari paling tinggi dibanding kandungan 17-0H KS dalam urina yang diambil pada siang hario Dengan demikian
dar:l dalam
dialbil pa
-diketahui bahwa kadar 17-0H KS dalnlndarah orang normal maupun orang yang sedang sakit, tcrtincgi pada sa t pagi haria Sehinggn dalam pengobatan yanG menggunakan senyawa 17-0H KS harus selalu diperhatikan kapan obat har s dite -lan atau disuntikkD.no
Selanjutnya apabila dijumpai pasien yang sering me -ngalami stres emosional, pasien harus diberitahu agar 0
-bat yang mengandung 17-0H KS jangnn digunakan leb"h dulu sewaktu mengalami emosional. Sebab obat tersebut akan ti dak efektifo Hnl tersebut dapat dimengerti, seba orang
yang sedang emosi nkan mengeluarkan hormon terseb t seca -ra berlebihCJ.n. Dengan pemberian hormon yang sama justru
akan mengganggu keseimbangan keberndaan hormon dalam da -rah, sehinggn timbul kelainan yang tidak diinginkan.
Kelainan terse but misalnya ganggunn ~imbangan elektro· lit dalam tubuh, jumlah urea dalna dnrnh, metabolisma kar -~idrat, k~~~0~~~~ Eerak otot dD.~d~_~.~ahan badah.
Tiga
(
3
)
hal terakhir mungkin tidnk mcnimbulkan ke ugian bagi pasien yang mcnggunakan hormon 17-0H KSo Tet pi duo.(2) hal yang pcrtama akan sangat merugikano
Dari uraian di atas perlu dipcrhatikan bagaimana se-baiknya pemberian 17-0H KS kepada pnsien yang mempunyai berbagai macam pcrilaku psikologis clan fiSiOlOgis.\Karena
ternyata hormon 17-0H KS mempunyai nktivitas yang erat ka itannya dengan pcrubahan fisioloGis dan psikologis
I
sese-:' orang. Selain tersebut pada dosis bcrapa pemberian hor-mon tersebut agar seseorang mempunyni motivasi kemampuan belajar dan de..yo.ingat yang mantap. Hal ini perlu d ite-li ti lebih Innjut, woLaupun "seting point" telah di,temu-2
5.
kan yai tu pc.da pukul 12.00 mulai mcngu.Lami,penur-unan kadar 17-0H KSo Hal ini dapat kita rasQkQll sendiri bahwa pada
jam-jam tersebut kemampuan berfikir kita agak men ~~~.
Namun kalau ada p~cuan kebiasaan akan dapat diperkecil pe£
bedaannya. Tetc..piperlu diingat bahwa kadar kortisol da -lam darah yang melcbihi ke adaan nor-mn'L akan menLmtiu Lkan
berbagai keLn.i.nan seperti tertero.da.Lam tinjauan puetaka, Karena itu untuk mer-ubah kebiasaan dong an memberLlrnn hor
v
0 KESHIPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan
a. Ternynta seseorang Yane tidak dapat mengendalikan e
-mosinya, mengakibatkan kandungan 17~OH KS dalam u
-rina lebih bcsar daripada orane yang dapat mengenda
-likan emosio be Kandungan 17-0H KS dalam urina orang normal berubah dari waktu ke waktu~ sesuai denean pola sirk dian si klus harmon. 2~ Saran a.. Dalam peubcrian harmon baik per oral maupun perpare,£ tral agar dip0rhntikRn waktu dan keadaan pasien, ter utama yanG dalam keadaan stres.
b. Untuk memberikan harmon dalam pcninekatan kern mpuan
belajar d,~ daya ingat masih perlu diteliti kesemp~
naannya o
K E PUS T A K A A N
Beckett and Stenlake, 1975 Practical Pharmace~tical, Part
two~ The athlone Press, 187
Breuer, H Hamel, Do, Kruskemper, H.Lo, (1976) Meth~ds of
Hormon Analysis, John Wiley
&
Sons, New York, 1 4, 189,195,203,211.
de Wied, D., (1980) Hormonal Influence on Motivatio , Lea
r-ning, Memory and Psychosis, in Neuroendocrinology, Ed i-ted by Kreiger, D.T. and Hughes, J.C.! 194 - 204, Si
na-uer Ass. Inco Sunderland Massachusetts.
Higuchi, T and Hanssen, E.B., (1961), Pharmaceutical Analysis,
72 - 74 John Wiley
&
Sons New YorkGarrat D. C., (1975), The Quantitative Analysis of Drugs,
591 - 597, Chapman
&
Hall LTD, TokyoKreiger, D.T., (1980), The Hypothalamus and Neuroendocrino
-logy, in Neoroendocrinology, Ed. By Kreiger, D.T. and •..Hughes! J.C",
3-
12, ?inauer Ass,_h.:;~G'J.nderla~d"M~s-sachusetts.
Nock-Fink, L. and Breuer, H.,.(1976). Det er-mdvtLon 0 Total
17-Hydroxycorticosteroid in Urin by Spectrophoto etry,
in Methods of Hormones Analysis, Ed. by Breuer, Ho et
ale (184 - 188) and 303, John Willey & Sons, Tew York.
Rodig, O.R., (1970), Steroid the Adrenal Cortex Hormones, in Medicinal Chemistry, Ed. by Burger, A., Part II, d.lII,
878 - 896, Wiley
&
Sons Interscience, London.Voigt, K.H., et al., (1976), Radioimmunoassy of Adrenocorti -cotropic Hormon (ACTH) in Plasma, in Methods of Hormones
Analysis, Ed. by Breuer, Ho, et al.~ K.Do, 189 - 194.
John Wiley