• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja karyawan."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Kantor Pusat Yayasan Tarakanita, Jakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Monica Prita Prasetyani NIM : 092214046

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(2)

i

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA EFEKTIVITAS

KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Kantor Pusat Yayasan Tarakanita, Jakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Monica Prita Prasetyani NIM : 092214046

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“ TUHAN, tak akan membiarkan umatnya melangkah

sendiri”

Penulis

“ Kehidupan seperti balok kombinasi ; tugasmu

menemukan angka-angka yang tepat, dalam susunan

yang tepat, sehingga kau bisa memperoleh apa pun yang

kauinginkan “

Brian

Tracy

Skripsi ini kupersembahkan

untuk:

Yesus Kristus Sang Juru

Selamat

Papa dan Mama tercinta

Maria Lisa Prasetyani

Gregorius Endras Prasetioaji

Yunike, Defvy, Vida, Benny,

(6)
(7)
(8)

vii KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Persepsi Karyawan pada Efektivitas Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Karyawan Kantor Pusat Yayasan Tarakanita, Jakarta “. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.B.A, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A, selaku dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati. 4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang

yang telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

5. Sr. Elsa Maryudah, selaku kepala Kantor Pusat Yayasan Tarakanita yang telah memberikan saya tempat untuk melakukan penelitian.

6. Sr. Marie Yose, CB,. SH.,MH, selaku kepala biro personalia Kantor Pusat Yayasan Tarakanita Jakarta yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

7. Seluruh karyawan Kantor Pusat Yayasan Tarakanita yang sudah membantu dan membimbing penulis dalam melakukan penelitian.

8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

(9)
(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

(11)

x

1. Kepemimpinan ... 7

2. Keterampilan Kepemimpinan ... 8

3. Teori Kepemimpinan ... 9

4. Efektivitas Kepemimpinan ... 13

5. Kinerja Karyawan ... 16

6. Persepsi ... 18

B. Penelitian Sebelumnya ... 19

C. Kerangka Konseptual ... 20

D. Hipotesis Penelitian... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

C.Waktu dan Lokasi Penelitian... 24

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Polulasi dan Sampel... 30

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 31

G. Sumber Data ... 32

H. Teknik Pengumpulan Data ... 32

I. Teknik Pengujian Instrumen... 33

J. Uji Asumsi Klasik ... 34

K. Teknik Analisis Data ... 35

L. Teknik Pengujian Hipotesis Penelitian ... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 38

A. Sejarah Singkat Kantor Pusat Yayasan Tarakanita ... 38

B. Nilai Inti Yayasan Tarakanita ... 40

C. Visi dan Misi Yayasan Tarakanita ... 41

(12)

xi

E. Struktur Pembina, Pengawas, Pengurus ... 43

F. Fungsi Masing-Masing Divisi ... 44

G. Makna Logo ... 47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskriptif Data ... 49

B. Analisis data ... 52

1. Instrumen Penelitian ... 52

2. Uji Normalitas Data ... 56

3. Uji Regresi Linier Sederhana ... 58

4. UjiT ... 59

C. Pembahasan ... 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

C. Keterbatasan Penelitian ... 65

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Indikator Hubungan Pimpinan dan Bawahan ... 24

III.2 Indikator Struktur Tugas ... 24

III.3 Indikator Kekuatan Pemimpin ... 25

III.4 Indikator Variabel Y ... 26

V.1 Karakteristik Jenis Kelamin ... 48

V.2 Karakteristik Pendidikan Terakhir ... 49

V.3 Karakteristik Lama Bekerja ... 50

V.4 Karakteristik Status Pekerjaan ... 50

V.5 Nilai Variabel ... 51

V.6 Validitas ... 53

V.7 Reabilitas ... 54

V.8 Test Of Normality ... 55

V.9 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 56

V.10 Coefficients ... 57

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuisioner dan Struktur Organisasi ... 69

Lampiran 2 Hasil Penelitian... 74

Lampiran 3 Data Karakteristik Responden ... 79

Lampiran 4 Perhitungan SPSS 16.00 ... 82

Lampiran 5 Regresi Sederhana ... 87

(16)

xv ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Kantor Pusat Yayasan Tarakanita, Jakarta

Monica Prita Prasetyani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

(17)

xvi Abstract

The Effect of Perceived Employee to Leadership Effectivity on the Performance of the Employee

Case Study at Tarakanita Foundation’s Central Office, Jakarta Monica Prita Prasetyani

Sanata Dharma University Yogyakarta

2013

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam kehidupan organisasi yang merupakan posisi kunci. Konsep kepemimpinan selalu kabur atau kembali menjadi tidak jelas karena artinya yang kompleks dan mendua. Dalam hal ini sebagian besar definisi kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau terlihat kesamaannya. Kepemimpinan adalah peran khusus lebih memperhatikan cara menunjuk pemimpin, perilaku khusus dari pemimpin yang ditunjuk itu, dan efek dari perilaku itu terhadap anggota lainnya dalam kelompok atau organisasi (Gary Yulk hal. 4-5 2007). Dalam hal ini seorang pemimpin akan dapat meningkatkan pemahamannya terhadap diri sendiri, mengetahui beberapa kelemahan maupun potensi yang ada dalam dirinya, serta akan dapat meningkatkan pemahamannya terhadap bagaimana seharusnya memperlakukan karyawan dengan baik.

(19)

organisasi pemimpin tersebut berhasil menunaikan tugas pencapaian sasarannya (Gary Yulk, Hal 10, 2007). Efektivitas kepemimpinan merupakan hal yang paling diinginkan oleh semua pihak yang berkepentingan untuk mencapai keberhasilan organisasi, karena kepemimpinan yang efektif tidak hanya menggunakan satu gaya kepemimpinan saja, melainkan mereka harus bisa menyesuaikan gaya kepemimpinan dalam situasi apapun dengan cara melihat keadaan para karyawan dan lingkungan sekitar. Tiga jenis variabel yang relevan untuk memahami efektivitas kepemimpinan adalah : (1) karakteristik pemimpin, (2) karakteristik pengikut, (3) karakteristik situasi. Menurut Fiedler efektifitas kepemimpinan terdapat 3 fator utama yaitu : (1) hubungan antara atasan dan bawahan, (2) struktur tugas, dan (3) kekuatan posisi pemimpin.

(20)

(2) Imbalan internal dan eksternal, (3) Dorongan, (4) persepsi terhadap tugas, (5) Persepsi tentang tingakat imbalan dan kepuasan kerja, (6) Kemampuan kebutuhan dan sifat. Bila seorang pemimpin dapat mengerti apa yang dibutuhkan oleh karyawan, menjalin hubungan yang baik antara pemimpin dengan bawahan dengan baik, memberikan tugas yang sesuai dan menggunakan wewenang dan kekuasaan pada situasi yang tepat, serta mengambil keputusan dengan tepat maka kinerja kerja karyawan dalam organisasi akan menjadi baik dalam pencapaian tujuan bersama.

Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Persepsi Karyawan pada Efektivitas Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Kantor

Pusat Yayasan Tarakanita, Jakarta “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yang akan diteliti, adalah :

Apakah ada pengaruh positif antara persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja karyawan?

C. Pembatasan Masalah

(21)

Efektivitas kepemimpinan meliputi hubungan antara atasan dan bawahan, struktur organisasi, dan kekuatan posisi pemimpin.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif antara persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Organisasi

Dengan adanya penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi Kantor Pusat Yayasan Tarakanita, Jakarta dalam menentukan kebijakan mengenai efektivitas kepemimpinan yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja karyawan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Untuk menjadi bahan referensi perpustakaan Sanata Dharma dan dapat digunakan sebagai bahan pembanding dalam melakukan penelitian.

3. Bagi Penulis

(22)

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang teori-teori yang dipakai untuk mendukung penelitian skripsi ini yang meliputi teori terhadap masalah yang diteliti. Beberapa pokok teori yang dituliskan mengenai kepemimpinan, efektivitas kepemimpinan, kinerja karyawan, dan persepsi.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Bab ini menjelaskan mengenai subjek penelitian, yaitu : sejarah perusahaan, bidang usaha, struktur organisasi, pilar-pilar utama perusahaan.

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

(23)

kuantitatif (data dalam tabel atau grafik) maupun secara kualitatif dan kedua memuat hasil uji statistik.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

(24)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoersive)untuk memotivasi orang-orang melalui komunikasi guna mencapai tujuan tertentu (Gibson).

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan (Stephen P Robbins).

Kepemimpinan adalah perilaku individu yang mengarahkan aktivitas kelompoknya untuk mencapai sasaran bersama (Hemphill & coons, 1957,h.7).

Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi (House et. Al., 1999, h.184). Menurut Stoner kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya (T.Hani Handoko : 1984: 294).

(25)

2. Keterampilan Kepemimpinan

Menurut R.E. Byrd dan Block terdiri dari lima macam keterampilan dalam kepemimpinan, yaitu :

a. Pemberi Kuasa

Pembagian kuasa oleh pemimpin terhadap bawahannya. Sebagai contoh manajer melibatkan bawahannya dalam penetapan tujuan dan pembuatan rencana.

b. Intuisi

Keterlibatan manajer dalam menatap situasi, mengantisipasikan perubahan, pengambilan risiko, dan membangun kejujuran.

c. Pemahaman Diri

Kemampuan untuk mengenali kekuatan-kekuatan/hal-hal positif yang ada pada dirinya dan kemampuan dalam menetapkan upaya mengatasi kelemahan yang ada pada dirinya.

d. Pandangan

Keterlibatan dirinya dalam mengimajinasi kondisi lingkungan yang berbeda-beda, serta dalam mengimajinasikan suatu kondisi untuk memperbaiki lingkungan organisasi.

e. Nilai Keselarasan

(26)

3. Teori Kepemimpinan

a. Teori Sifat

Kepemimpinan menitikberatkan pengidentifikasian ciri-ciri yang efektif. Pendekatan ini diidasarkan pada asumsi bahwa dapat ditemukan sejumlah individu terbatas dari pemimpin yang efektif. Teori sifat juga dapat disebut teori ciri kepemimpinan.

Teori ciri kepemimpinan adalah terori yang mencari ciri kepribadian, sosial fisik/kemampuan, dan intelektual/ intelegensial yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin.

b. Teori Perilaku Personal

Teori perilaku kepemimpinan adalah teori yang mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Dua pendekatan kepemimpinan perilaku personal/pribadi, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Orientasi pada karyawan : pemimpin menekankan hubungan antar pribadi.

Orientasi pada produksi : pemimpin menekankan pada aspek teknis atau tugas dari pekerjaan.

(27)

Struktur : sejauh mana seorang pemimpin berkemungkinan mendefinisikan dan menstruktur peran mereka dan peran bawahan dalam upaya mencapai tujuan.

Pertimbangan : sejauh mana seorang pemimpin memiliki hubungan pekerjaan yang dicirikan saling percaya menghargai gagasan bawahan, dan memperhatikan perasaan mereka.

c. Teori Situasional

Suatu teori kemungkinan yang memuaskan perhatian pada kesiapan para pengikut. Dalam teori ini dikembangkan dimensi tinggi atau rendah menjadi empat prilaku pemimpin yang spesifik yaitu : mengatakan (telling),menjual (selling),berperan serta (participation), dan mendelegasikan (delegation).

d. Teori Kontigensi Fiedler

Teori kontingensi pertama-tama telah dikembangkan oleh fiedler. Menurut teori tersebut kepemimpinan yang berhasil bergantung pada penerapan gaya seorang pemimpin terhadap tuntutan situasi. Dengan demikian, suatu gaya kepemimpinan akan terasa paling efektif kalau gaya tersebut digunakan pada situasi yang tepat.

1) Gaya Kepemimpinan

(28)

hubungan yang mapan dalam suatu pekerjaan. Pemimpin tersebut menekankan pandangan hubungan pemimpin dengan bawahan sebagai “ teman sekerja” (co-worker) serta menekankan pentingnya perasaan positif yang kuat terhadap bawahannya. Menurut gaya ini, pemimpin akan aktif dalam melaksanakan tugas-tugasnya bila mampu menjalin hubungan dengan baik terhadap bawahannya.

Sebaliknya pemimpin yang berorientasi pada tugas memandang bahwa dirinya akan merasa puas bila mampu menyelesaikan tuga-tugas yang ada padanya, tuntutan terhadap bawahannya berupa tugas-tugas yang harus selesai dikerjakan. Pemimpin dengan gaya ini tidak memprioritaskan hubungan yang harmonis terhadap bawahannya, tetapi lebih berorientasi pada pandangan bahwa penyelesaian pelaksanaan tugas menjadi prioritas utama. Pemimpin dengan gaya ini mengabaikan aspek-aspek hubungan antara manusia (human relations) dalam pekerjaannya, dan bahkan tidak menghiraukan perasaan bawahan terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkannya.

(29)

2) Faktor- Faktor Situasional

Fiedler mengidentifikasi faktor-faktor yang ada dalam situasi kerja yang dapat membantu pemimpin dalam menetapkan gaya kepemimpinannya secara efektif. Faktor-faktor tersebut meliputi : a) Hubungan anggota dengan pemimpin (Leader-member

relations)

b) Struktur tugas (Task structur)

c) Kuasa dalam posisinya sebagai pemimpin (Leader position power)

Hubungan anggota dengan pemimpin mengidentifikasi sampai sejauh mana seorang pemimpin dapat diterima atau ditolak oleh anggota dalam kelompok yang dipimpinnya. Kondisi tersebut mempunyai pengaruh yang amat penting bagi efektivitas kepemimpinannya. Pemimpin yang disukai dan keberadaannya dapat diterima oleh kelompok yang dipimpinnya akan mampu menggerakkan bawahannya untuk meningkatkan kinerja. Sebaliknya pemimpin yang kurang disukai dan diterima keberadaannya, kepemimpinannya akan mempunyai efektivitas yang lemah dan kurang mampu merangsang suasana kerja.

(30)

terhadap aktivitas bawahannya dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut.

Kuasa dalam posisi sebagai pemimpin, merupakan tingkatan sampai sejauh mana legitimasi yang dimiliki pemimpin yang berkaitan dengan kedudukannya dalam struktur kekuasaan, maupun sampai sejauh mana wewenang yang ada dalam hal pemberian penghargaan terhadap bawahaannya. Pemimpin yang mempunyai kuasa dalam posisi yang lebih tinggi mempunyai kemampuan memepengaruhi bawahan yang lebih besar dibanding pemimpin yang posisi kuasanya lebih rendah.

4. Efektivitas Kepemimpinan

(31)

Menurut fiedler, mengemukakan tiga kemungkinan faktor-faktor yang menentukan situasional kunci efektivitas kepemimpinan, yaitu :

a. Hubungan pimpinan-bawahan adalah tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan rasa hormat para anggota terhadap pemimpin mereka. Gaya kepemimpinan yang berorientasi hubungan pimpinan-bawahan adalah seorang pemimpin diharapkan harus mampu mempengaruhi dan memotivasi bawahannya sehingga bawahan mampu mengikuti dan melaksanakan apa yang diperintahkan, bukan karena keterpaksaan tetapi dengan penuh kesadaran dan kesungguhan hati untuk mencapai tujuan organisasi secara baik dan membawa kepuasan bagi bawahan.

b. Struktur tugas adalah tingkat sejauh mana penentuan pekerjaan diprosedurkan, yaitu terstruktur atau tidak terstruktur. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau struktur tugas adalah pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan, pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan sesuai dengan keinginnya, serta pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan bawahan.

(32)

pada kekuatan posisi pemimpin adalah pemimpin yang sering menghindari kekuasaan. Bergantung pada kelompok untuk menetapkan tujuan, bisa memotivasi bawahan, bertanggung jawab dalam menghadapi kejadian yang terjadi dalam perusahaan, dan bertanggungjawab pada kelompok untuk menanggulangi masalah yang terjadi.

Kategori Disukai Sedang Tidak Disukai

I II III IV V VI VII VIII

Hubungan Pimpinan dan Bawahan

Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk

Struktur Tugas

Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Posisi

Kekuatan

(33)

Keterangan :

Apabila Hubungan antara pemimpin dengan bawahan, struktur tugas dan posisi kekuatan semua bernilai tinggi, maka efektivitas kepemimpinan pada perusahaan diposisikan sangat menguntungkan.

Sedangkan apabila hubungan antara pemimpin dengan bawahan, struktur tugas bernilai tinggi tetapi posisi kekuatan rendah maka efektivitas kepemimpinan pada perusahaan diposisikan sangat menguntungkan.

Berbeda apabila hubungan antara pemimpin dengan bawahan rendah, sedangkan struktur tugas dan posisi kekuatan rendah maka efektivitas kepemimpinan pada perusahaan diposisikan tidak menguntungkan.

Untuk menilai gaya kepemimpinan fiedler apabila hubungan pemimpin dengan bawahan tinggi, struktur tugas rendah, dan posisi kekuatan tinggi maka pemimpin menggunakan gaya yang berorientasi pada tugas.

Sedangkan apabila pemimpin hubungan dengan bawahan rendah, struktur tugas tinggi, dan posisi kekuatan tinggi maka pemimpin menggunakan gaya yang berorientasi pada hubungan.

5. Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan adalah kemampuan karyawan dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu (Lijan Poltak Sinambela:2011:136).

(34)

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan etika dan moral (Prawirosentono: 1992).

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai, Basri : 2005:14).

Kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan, untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu (Hersey Blanchard : 1993).

Donnely, Gibson, dan Ivancevich (1994) mengemukakan bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh enam faktor, yaitu :

a. Harapan mengenai imbalan b. Dorongan

c. Kemampuan, kebutuhan dan sifat d. Persepsi terhadap tugas

e. Imbalan internal dan eksternal, dan

f. Persepsi tentang tingkat imbalan dan kepuasan kerja

Menurut Mangkuprawira dan Hubier (2007 :153) berbagai faktor yang dapat berpengaruh pada kinerja, antara lain :

(35)

spiritual. Faktor personal meliputi unsur pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu karyawan.

b. Faktor ekstrinsik, yaitu kepemimpinan, sistem, tim, dan situasional, lingkungan kerja fisik dan nonfisik, kompensasi, hukuman.

c. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan semangat, arahan, dan dukungan kerja pada karyawan.

d. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

e. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi

f. Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan lingkungan internal maupun eksternal.

6. Persepsi

(36)

Atau bahkan menurut Peter Drucker, seorang ahli kelas dunia dalam bidang manajemen, menawarkan persepsi subyektifnya mengenai sejumlah persoalan ekonomi. Dimana persepsinya berkenaan dengan realitas dari persoalan tersebut secara unik merupakan miliknya. Dalam hal ini secara umum, orang mempersepsikan stimulus yang memuaskan kebutuhan, emosi, sikap atau konsep diri mereka sendiri (self-concept).

B. Penelitian Sebelumnya

Skripsi : Melania Astri Fajar Kusumawati PENGARUH

KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA

KARYAWAN” Yogyakarta-2009

(37)

positif terhadap motivasi, (2) kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, dan (3) motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

C. Kerangka Konseptual

Untuk memudahkan dalam memahami hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini, maka disusunlah kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar II.2

Kerangka Konseptual

D. Hipotesis Penelitian

Dalam hal ini efektivitas kepemimpinan, persepsi karyawan, akan meningkatkan kinerja karyawan. Apabila hubungan antara pemimpin dengan bawahan menjalin hubungan yang baik dimana bawahan menghargai, menyukai pemimpin, dan bersedia mengikuti arahan yang diberikan oleh pimpinan. Situasi seperti ini akan menguntungkan pemimpin dalam efektivitas kepemimpinannya.

Efektivitas Kepempimpinan (X)

1. Hubungan Pemimpin dengan bawahan 2. Struktur Tugas 3. Kekuasaan Posisi

(38)

Struktur tugas yang tinggi akan memberikan keuntungan tersendiri pada seorang pemimpin untuk ikut berkontribusi secara langsung dengan cara memonitori dan mengarahkan bawahan sehingga bawahan menjadi terpengaruh dan kerja seorang pemimpin pun menjadi semakin efektif. Sedangkan kekuatan pemimpin dapat ditunjukkan oleh seorang pemimpin pada saat memberikan wewenang dan melakukan evaluasi pekerjaan ataupun pada saat menjatuhkan hukuman.

Semakin besar kekuatan pemimpin akan meningkatkan kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab mereka yang diberikan kepada pemimpin hal ini juga merupakan situasi yang semakin efektif bagi pemimpin dalam mengarahkan bawahan.

(39)
(40)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi kasus, yaitu suatu penelitian terhadap objek dan populasinya terbatas sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian hanya terbatas pada objek yang diteliti.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seluruh karyawan yang bekerja di Kantor Pusat Yayasan Tarakanita yang akan memberikan informasi berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada kasus ini, yang menjadi subjek adalah karyawan yang bekerja di Kantor Pusat Yayasan Tarakanita yang bekerja lebih dari 2 tahun.

2. Objek Penelitian

Objek penilitian yaitu data atau informasi yang menjadi perhatian pokok dalam penelitian. Objek penelitian ini adalah :

(41)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada 1 Maret 2013 – 31 Maret 2013

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat Yayasan Tarakanita, Jakarta Jl. Salemba Tengah No. 23 Jakarta 10440

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dijadikan objek penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti dalam penelitian.

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan yang meliputi :

(42)

Tabel III.1

Indikator Hubungan Pemimpin dengan Bawahan

- Pemimpin dan karyawan mempunyai hubungan - Pemimpin mampu menjadi

pendengar yang baik Tercantum pada kuisioner nomor 1 - 5

struktur tugas yaitu tingkat sejauh mana penentuan pekerjaan diprosedurkan, yaitu terstruktur atau tidak terstruktur.

Tabel III.2

dengan jelas, hal-hal yang harus dilakukan oleh karyawan

- Pemimpin selalu bersedia membimbing karyawan dalam menjalankan tugas - Pemimpin mampu

menjelaskan visi dan misi dengan penuh gairah

- Likert

- Likert

- Likert

(43)

Tercantum pada kuisioner nomor 6 - 9

kekuatan pemimpin yaitu pengaruh yang berasal dari posisi struktural formal seseorang dalam organisasi termasuk kekuatan untuk mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, dan memberikan kenaikan gaji.

Tabel III.3

Indikator Kekuatan Pemimpin

- Pemimpin dapat

menggunakan kekuasaan dengan tegas tetapi juga peka

Tercantum pada kuisioner nomor 11 - 13

2. Variabel Dependen (Y)

(44)

Tabel III.4 Indikator Variabel Y

- Saya mengharapkan pendapatan yang sesuai dengan kinerja kerja yang saya berikan

- Saya mendukung ketersediaan informasi yang saya butuhkan dalam pengembangan karir

- Saya senang atas motivasi yang diberikan pemimpin kepada saya - Anda selalu mematuhi peraturan yang

ada

- Pada saat anda mendapat hukuman

(Punishment)anda sadar atas kesalahan yang anda perbuat dan berusaha untuk memperbaikinya - Saya dapat menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan

- Saya senang karena pekerjaan yang diberikan kepada saya sesuai dengan bidang dan kemampuan saya

- Saya setuju atas kesempatan untuk mendapatkan kenaikan golongan kerja saya

- Saya berpartisipasi atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti kursus dan pengembangan karir - Anda selalu percaya dengan

kemampuan dan keahlian yang anda miliki

- Anda dalam melakukan pekerjaan selalu penuh perhatian tanpa

mengeluh, bermalasan, dan putus asa - Anda selalu masuk kantor tepat pada

waktunya

(45)

Pengukuran Variabel

Penulis memperoleh secara langsung data-data yang dibutuhkan berdasarkan pada kuisioner yang diberikan untuk diisi oleh responden yang telah disebarkan dengan menggunakan metode skor. Pemberian metode ini dengan menggunakan sistem skala likert yaitu :

SS (Sangat Setuju) : Skor 5 S (Setuju) : Skor 4 N (Netral) : Skor 3 TS (Tidak Setuju) : Skor 2 STS (Sangat Tidak Setuju) : Skor 1

Untuk mendapatkan skor, dari jawaban responden setiap pertanyaan punya 5 (lima) alternatif jawaban yang berurutan dan yang terbaik hingga yang terburuk. Dengan menggunakan interval kelas yang ditunjukan:

(1) Pertanyaan untuk pengukuran efektivitas kepemimpinan terdiri dari 12 pertanyaan dengan skor 1, 2, 3, 4, 5 antara lain:

SS (Sangat Setuju) : Skor 5 x 12 = 60 S (Setuju) : Skor 4 x 12 = 48 N (Netral) : Skor 3 x 12 = 36 TS (Tidak Setuju) : Skor 2 x 12 = 24 STS (Sangat Tidak Setuju) : Skor 1 x 12 = 12 Skor terendah adalah 12

(46)

Dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk keakuratan informasi maka digunakan rumus struges:

Interval kelas :

= = 16

Dengan interval kelas seperti ini dapat dikelompokkan tingkatan sebagai berikut:

Skor nilai 12 – 28 : kepemimpinan tidak efektif menurut persepsi karyawan

Skor nilai 28,1 – 44,1 : kepemimpinan cukup efektif menurut persepsi karyawan

Skor nilai 44,2 ̶ 60,2 : kepemimpinan efektif menurut persepsi karyawan

(2) Untuk pengukuran kinerja karyawan terdiri dari 13 pertanyaan, dengan skor1, 2, 3, 4, 5 antara lain :

SS (Sangat Setuju) : Skor 5 x 13 = 65 S (Setuju) : Skor 4 x 13 = 52 N (Netral) : Skor 3 x 13 = 39 TS (Tidak Setuju) : Skor 2 x 13 = 26 STS (Sangat Tidak Setuju) : Skor 1 x 13 = 13 Skor terendah adalah 13

(47)

Dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk keakuratan informasi maka digunakan rumus struges:

Interval kelas :

= = 17,3

Dengan demikian skala kinerja karyawan, sebagai berikut : Skor 13 – 30,3 : kinerja karyawan rendah Skor 30,4 – 47,7 : kinerja karyawan sedang Skor 47,8 ̶ 65,1 : kinerja karyawan tinggi

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah semua karyawan Kantor Pusat Yayasan Tarakanita, Jakarta

2. Sampel

Sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Sampel dapat didefinisikan sebagai suatu bagian yang ditarik dari populasi (Istijanto, 2009:113). Karena sampel digunakan untuk mewakili populasi yang diteliti, sampel cenderung digunakan untuk riset yang berusaha menyimpulkan generalisasi dari hasil temuannya. Untuk menentukan jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian digunakan rumus Slovin (Umar, 2004:108) sebagai berikut :

(48)

keterangan : n = ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Nilai kritis

Dalam penelitian ini jumlah populasi responden dengan batas kesalahan yang diinginkan sebesar 5%.

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah :

n = n = 46

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang digunakan sebesar 46 responden.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sanusi, 2011:95). Teknik pengambilan sampel ini tidak semua individu populasi diberi peluang untuk menjadi sampel, hanya karyawan kantor pusat yayasan tarakanita yang bekerja lebih dari 2 tahun.

G. Sumber Data

(49)

Data primer adalah data yang diperoleh dari karyawan Kantor Pusat Yayasan Tarakanita mengenai persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan dan kinerja karyawan.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Kantor Pusat Yayasan Tarakanita mengenai profil kantor sebagai tempat penelitian. Profil ini berisikan sejarah berdirinya atau latar belakang, struktur organisasi, struktur tugas.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Teknik ini merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya.

2. Dokumentasi

(50)

I. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji reabilitas.Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur, sedangkan uji reabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur apakah hasilnya tetap konsisten.

1. Uji Validitas

Validitas dalam penelitian dijelaskan suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Dalam menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran (Umar, 2007:58). Untuk mengukur validitas kuisioner yang dibagikan kepada responden digunakan rumus Product Moment.

Keterangan :

r hitung : koefisien kolerasi Product Moment

n : jumlah responden kaidah pengujian :

(51)

dan t hitung maka dikatakan tidak valid

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukan oleh instrument pengukuran (Umar,2007:57). Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus spearman brown, dengan rumus sebagai berikut:

Dengan keterangan : r11 : koefisien reliabilitas rb : koefisien product moment

J. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang diperlukan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat.

1. Uji Normalitas

(52)

a. Metode grafik

Metode statistik yang handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006:110). Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Metode statistik

Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas dengan menggunakan uji normalitas dari Kolmogrov Smirnov. Metode pengujian normal berdistribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikasi variabel, jika signifikan lebih dari alpha 5%, maka menunjukkan distribusi data normal.

K. Teknik Analisis Data

Regresi Linier Sederhana

(53)

hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut : = a + bX

Keterangan :

= subjek variabel yang terikat (karyawan yang bekerja lebih dari 3 tahun)

X = Variabel bebas (efektivitas kepemimpinan) a = Nilai konstanta Y jika X = 0

b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menentukan nilai peningkatan atau penurunan

untuk mencari nilai b, dengan rumus :

b

=

a

=

regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan masa sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.

L. Teknik Pengujian Hipotesis Penelitian

(54)

Hipotesis : Apakah ada pengaruh positif antara persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak, maka diadakan uji signifikasi dengan uji t, yaitu :

t = keterangan :

r = koefisien kolerasi = koefisien determinasi n = sampel

t = nilai t hitung yang dicari

(55)

38 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

“... Mei 1837, Kongregasi mulai merintis karya pendidikan dalam

bentuk yang masih sangat sederhana, yaitu memberikan pelajaran hasta

karya pada anak-anak miskin”. Menjelang usia 100 tahun Kongregasi CB,

ekspansi karya kerasulan Kongregasi mulai merambah ke wilayah-wilayah

jajahan Belanda, termasuk Indonesia.Karya awal pendidikan mulai dirintis

di Bengkulu. Tanggal 10 Agustus 1929 para Suster CB diundang untuk

mengambil alih HCS yang semula dikelola oleh para Imam SCJ. Ketika

karya SCJ melebar ke Lahat, dibukalah pula sekolah di sana. Sebuah

rumah sewaan di Lematang Boulevard disewa sebagai tempat tinggal para

Suster yang pada bulan Juli 1935 memulai bekerja di sekolah anak-anak

berbangsa Tionghoa, Eropa, dan pribumi. Karya pendidikan di Lahat

kemudian berkembang dengan munculnya gagasan mendirikan sekolah

MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs).Di Yogyakarta, karya layanan

pendidikan dimulai sejak tahun 1935 dengan mengajar di sekolah-sekolah

Katolik (HCSdi Yogyakarta, Volkschool di Gowongan, dan juga Kanisius

di Ganjuran). Setelah kemerdekaan Republik Indonesia atas inspirasi Sr.

Laurentia, CB dan Sr. Catharinia, CB didirikanlah berbagai sekolah di

Yogyakarta. Mengingat semakin kompleksnya pengelolaan

(56)

itu menjadi "supervisor" sekolah-sekolah CB mengadakan pembicaraan

dan mengambil keputusan untuk mendirikan suatu yayasan pendidikan

Pada tanggal 29 April 1952, 4 Suster CB (Sr. Ursulia, Sr. Chatarinia, Sr.

Bernardia, dan Sr. Marie Johanna), 3 Awam (Ny. Hardjasoebrata, Tuan

Marcus Manguntijoso, Tuan E. Soedarmo), dan 1 Pastor (Romo Van

Thiel, SJ), sepakat mendirikan sebuah badan hukum yang bernama

Yayasan Tarakanita. Yayasan Tarakanita sendiri secara resmi didirikan

pada hari Senin, tanggal 7 Juli 1952 yang disahkan oleh Notaris R.M.

Wiranto di Yogyakarta dengan Akte Notaris nomor 3. Pada waktu

didirikan Yayasan Tarakanita berkedudukan di Yogyakarta dengan alamat

Jl. Terban Taman (sekarang: Jl. Cik Di Tiro) nomor 30. Akte tersebut

sudah terdaftar di Pengadilan Negeri Yogyakarta.

Sejak awal didirikan, Yayasan Tarakanita bernaung dalam terang iman

Katolik yang berazaskan Pancasila, turut berpartisipasi/berperan dalam

pembangunan, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran serta

pelayanan sosial lainnya, mendidik dan mencerdaskan serta

mempersiapkan tenaga-tenaga terampil dalam segala bidang yang

kesemuanya itu dijiwai dengan semangat injili. Dalam naungan semangat

Santo Carolus Borromeus dan Bunda Elisabeth Gruyters , Yayasan

menyelenggarakan Sekolah-sekolah Umum maupun Kejuruan sebagai

bentuk keterlibatan nyata turut dalam upaya mencerdaskan generasi muda

bangsa dengan membantu terbentuknya pribadi utuh dan

(57)

Tarakanita yang sekarang bertempat di Jl. Salemba Tengah No. 23 Jakarta

Pusat, mengelola 7 Wilayah: Bengkulu dengan 4 Sekolah (TK, SD, SMP,

SMA Santo Carolus), Lahat dengan 4 Sekolah (TK, SD, SMP, SMA Santo

Yosef), Tangerang dengan 8 Sekolah (TK, SD, SMP, SMA Tarakanita

Gading Serpong dan TK, SD, SMP, SMA Tarakanita Citra Raya), Jakarta

dengan 18 Sekolah (5 TK, 5 SD, 5 SMP, 2 SMA dan 1 SMK), Yogyakarta

dengan 10 Sekolah (TK-SD Tarakanita Bumijo, SD Tarakanita Tritis dan

Ngembesan, SMP Stella Duce I dan II, SMA Stella Duce I, II, dan III),

Jawa Tengah dengan 9 Sekolah (TK, SD, SMP Tarakanita Magelang,

SMP Pendowo Ngablak, SMA Tarakanita dan SMK Pius X Magelang,

TK, SD, SMP Solo Baru), Surabaya dengan 8 Sekolah (TK-SD Kartini,

SD-SLTP Santo Yosef, dan TK, SD, SMP, SMA Carolus).

B. Nilai Inti

1. Iman yang dalam.

2. Cinta kasih tanpa syarat dan berbelarasa kepada mereka yang

miskin, tersisih, berkesesakan hidup, dan menderita.

3. Penghomatan terhadap harkat dan martabat manusia.

4. Ketulusan hati dan kerelaan berkorban dalam melayani sesama.

5. Ketangguhan dan ketegaran dalam menanggapi tantangan zaman.

(58)

C. Visi dan Misi Kantor Pusat Yayasan Tarakanita

Visi :

Yayasan Tarakanita, sebagai Yayasan Pendidikan Katolik yang dijiwai

oleh semangat Tarekat Suster-suster Cinta kasih St. Carolus

Borromeus, bercita-cita menjadi penyelenggara karya pelayanan

pendidikan yang dilandasi semangat cinta kasih dengan menekankan

terbentuknya manusia dengan kepribadian yang utuh: berwatak baik,

beriman, jujur, bersikap adil, cerdas, mandiri, terampil, berbudi-pekerti

luhur, berwawasan kebangsaan dan digerakkan oleh kasih Allah yang

berbelarasa terhadap manusia, terutama mereka yang miskin, tersisih

dan menderita.

Misi :

1. Ambil bagian dalam misi pendidikan Gereja Katolik.

2. Ikut serta menciptakan iklim religius dan suasana kasih yang

membawa manusia pada sikap beriman, berbakti, dan memuliakan

Allah, serta hidupnya digerakkan oleh kasih Allah yang yang

berbelarasa terhadap manusia, terutama kepada mereka yang

miskin, tersisih dan menderita.

3. Melakukan koordinasi dan menciptakan iklim yang kondusif di

sekolah-sekolah yang dikelolanya guna terselenggaranya proses

pembelajaran melalui pengajaran, pelatihan, dan bimbingan

terhadap peserta didik, sedemikian rupa sehingga terbentuk

(59)

4. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah diselenggarakan

pendidikan tentang religiositas dan pendidikan nilai yang

membantu peseeta didik mengembangkan watak yang baik, sikap

jujur, adil dan budi pekerti luhur.

5. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah, keunggulan akademik

sungguh dikejar, dan kualitas pembelajaran serta pelatihan peserta

didik senantiasa ditingkatkan, sehingga peserta didik terbentuk

menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, kreatif dan terampil.

6. Mengupayakan agar sekolah-sekolah ikut menjalankan fungsi

integrasi bangsa dengan ikut memerangi berbagai bentuk

diskriminasi sosial dan menciptakan iklim yang mengembangkan

semangat persaudaraan sejati dalam masyarakat majemuk.

7. Ikut serta mengembangkan penghargaan akan harkat dan martabat

manusia, khususnya kaum perempuan dengan membebaskannya

dari belenggu kebodohan, keterbelakangan dan ketidakadilan.

8. Sesuai dengan arah dasar misi Kongregasi Suster-suter Cinta Kasih

St. Carolus Borromeus, ikut serta dalam perjuangan menegakkan

keadilan, menciptakan perdamaian dunia, dan menjaga keutuhan

ciptaan.

D. Nilai Cc5

1. Compassion: Digerakkan oleh kasih Allah yang berbelarasa

terhadap manusia, terutama mereka yang miskin, tersisih dan

(60)

2. Celebration: Mengandalkan diri sepenuhnya pada

penyelenggaraan Allah, mensyukuri hidup sebagai anugerah, dan

siap sedia dalam pelayanan.

3. Competence: Berkomitmen untuk selalu menghargai dan

memperjuangkan kehidupan dalam terang pembelajaran dan

penguasaan ilmu pengetahuan.

4. Conviction: Berani, tangguh, dan berdaya juang menghadapi

tantangan hidup serta terbuka menanggapi tanda-tanda zaman.

5. Creativity: Memiliki kemampuan untuk menemukan hal-hal baru

dan mengembangkan keinginan untuk terus maju.

6. Community: Rela berbagi hidup dan membangun persaudaraan

sejati

E. Struktur Pembina, Pengawas, dan Pengurus

PEMBINA

Ketua : Sr. Evarista Setyawati, CB

Sekretaris : Sr. Krispiani Sukarwanti, CB

Anggota : Rm. J. Sudarminta, SJ

PENGAWAS

Ketua : Sr. Dwina Arintowati, CB

Anggota : Ibu Maria Anggaraini Setiadi

PENGURUS

(61)

Sekretaris I : Sr. Rosiana Susilo Astuti, CB

Sekretaris II : Sr. Marie Yose Tri Sundari, CB

Bendahara : Drs. FX. M. Taslim

Anggota : Ir. Robby Winardi, MBA

Bp. Hery Bertus Wahyono, SH

Ibu Geraldine Kristina W, M. Psi

PENGURUS HARIAN

Ketua : Sr. Elsa Marjudah, CB

Sekretaris I : Sr. Rosiana Susilo Astuti, CB

Sekretaris II : Sr. Marie Yose Tri Sundari, CB

Bendahara : Drs. FX. M. Taslim

F. Fungsi Masing-Masing Divisi di Yayasan Tarakanita

1. Divisi Pendidikan

Fungsi Pendidikan dibentuk dengan maksud dipenuhinya masalah

yang timbul dari berbagai tantangan bagi Yayasan Tarakanita

dalam menyelenggarakan pendidikan Prasekolah, Sekolah Dasar,

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Atas dan

Sekolah Kejuruan.

Secara khusus maksudnya adalah :

1) Selalu tersedia bagi Pengurus Yayasan gagasan yang

diciptakan untuk secara lumitu/continous meningkatkan

(62)

2) Selalu tersedia bagi Pengurus Yayasan cara dan bahan yang

sudah teruji kadar terapannya (viability), diketahui manfaat

serta pengorbananya dan diperlukan bagi pelaksanaan

peningkatan mutu pendidikan Yayasan Tarakanita

3) Selalu tersedia bagi Pengurus Yayasan cara dan bahan yang

sudah teruji efektivitas dan efisiensinya dan diperlukan bagi

pengukuran dan evaluasi mutu pendidikan Yayasan

Tarakanita

2. Biro Keuangan dan Administrasi

Maksud dibentuknya Biro Keuangan dan Administrasi untuk

membantu Pengurus Yayasan dengan :

1) Tersedianya Laporan Keuangan Yayasan bagi pengurus seturut

Kebijakan Akuntansi Yayasan

2) Bantuan bagi Pengurus dalam mengendalikan proses

penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Tahunan

3) Bantuan bagi Pengurus dalam melaksanakan kebijakan

Pengurus tentang administrasi dana / “treasury” yang meliputi

persediaan dana, penerimaan, pengeluaran dan

penyimpanannya

4) Terlaksananya standard prosedur administrasi keuangan

5) Tersedianya informasi keuangan bagi pengambilan keputusan

(63)

6) Bantuan bagi Pengurus dalam penyimpanan bukti harta

bergerak dan tak bergerak

3. Biro Personalia

Maksud dibentuknya Biro Personalia adalah untuk :

1) Membantu Pengurus Yayasan Tarakanita dengan pemikiran,

gagasan dan rencana bagi pertumbuhan kapasitas yang

bersumber dari para Pelaksanaan Kegiatan, terutama pada Guru

dan Pimpinan Pelaksanaan sehingga sepadan dengan kebutuhan

Yayasan Tarakanita

2) Membantu Pengurus Yayasan Tarakanita dengan pemikirran,

gagasan dan rencana bagi pertumbuhan kualitas yang

bersumber dari para Pelaksanaan Kegiatan terutama para Guru

dan Pimpinan Pelaksanaan sehingga selalu sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan, namun melampaui tingkat

tuntutan masyarakat pendidikan dan tuntutan kompetisi yang

dihadapi Yayasan Tarakanita

3) Terlaksananya kebijakan Pengurus tentang peningkatan kinerja

dari para Pelaksana Kegiatan Yayasan

4) Terlaksananya kebijakan Pengurus tentang pertumbuhan

kapasitas dan kualitas para Pelaksana Kegiatan Yayasan

5) Terlaksananya kebijakan Pengurus tentang imbalan,

penghargaan, kesejahteraan dan sanksi bagi para Pelaksana

(64)

6) Tersedianya laporan bagi Pengurus mengambil keputusan

tentang keadaan dan perkembangan usaha pengembangan

ketenagakerjaan

4. Biro Umum

Maksud dibentuknya Biro Umum adalah :

1) Tersediannya bantuan bagi Pengurus dalam tugasnya

membentuk pandangan, kebijakan, sistem, rencana kerja dalam

masalah keamanan umum, hubungan masyarakat,

penanggulangan bencana, pembelian perlengkapan serta

menambah gedung dan atau mempberharuinya

2) Terlaksananya dengan efektif dan efisien pekerjaan yang

diberikan oleh Pengurus dalam masalah keamanan umum,

hubungan masyarakat, penanggulangan bencana, pembelian

perlengkapan serta mendirikan dan memperbaharui gedung

G. Makna Logo Tarakanita

1. Logo Yayasan Tarakanita berbentuk jantung hati dengan warna

dasar biru Tua dan biru muda. Pada bagian atas terdapat bintang

berwarna kuning dengan berkas sinar memancar.

2. Jantung hati memiliki makna simbolik –religious sebagai semangat

dasar yang berakar dalam tradisi – spiritualitas Tarekat Suster –

Suster Cinta kasih Santo Carolus Borromeus yang digerakkan oleh

(65)

3. Bintang dengan seberkas sinar merupakan symbol semangat kasih

yang menyinari, meresapi dan menuntun seluruh karya pelayanan

pendidikan "Tarakanita" (Bahasa Sansekerta: Bintang Penuntun).

4. Dalam terang iman Kristiani dan Spiritualitas Tarekat CB, bintang

penuntun disebut juga "Bintang Samodra" yang bermakna harapan

dan perjuangan di tengah – tengah gelombang. Sebutan "Bintang

Samodra" ini dikaitkan dengan peranan Bunda Maria yang selalu

membesarkan hati yang putus asa dan kehilangan harapan.

5. Warna dasar biru tua dan biru muda melambangkan sisi

kemanusiaan dan perpaduan generasi tua dan generasi muda.

6. Warna kuning pada bintang melambangkan aspek keilahian:

(66)

49 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Data

1. Karakteristik Responden

Populasi yang diambil untuk diteliti adalah karyawan Kantor Pusat Yayasan Tarakanita Jakarta. Jumlah kuisioner yang dibagikan kepada responden sebanyak 46 responden yang bekerja lebih dari 2 tahun. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner yang diberikan kepada responden digolongkan ke dalam beberapa kelompok yang berdasarkan pada Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Lama Bekerja di Kantor Pusat Yayasan Tarakanita Jakarta, dan Status Pekerjaan.

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel V.1

Karakteristik Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1 Pria 28 60.9%

2 Wanita 18 39.1%

Total 46 100%

(67)

sebanyak 28 Orang dengan jumlah presentase 60.9% dan Karyawan dengan Jenis Kelamin wanita sebanyak 18 orang dengan presentase 39.1%.

b. Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel V.2

Karakteristik Pendidikan Terakhir

No Jenjang Pendidikan Jumlah Presentase

1 SLTP 1 2.2%

2 SMA/SMK 10 21.7%

3 Ahli Madya 7 15.2%

4 Sarjana 24 52.2%

5 Lain-lain 4 8.7%

Total 46 100%

Berdasarkan keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Karyawan yang bekerja di Kantor Pusat Yayasan Tarakanita sebagai berikut :

(68)

c. Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel V.3

Karakteristik Lama Bekerja

No. Lama Bekerja Jumlah Presentase 1 2 Tahun – 5 Tahun 5 10.9% 2 5 Tahun -10 Tahun 15 32.6%

3 >10 Tahun 26 56.5%

Total 46 100%

Berdasarkan keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Jumlah Karyawan yang bekerja selama 2 Tahun – 5 Tahun sebanyak 5 orang (10.9%), karyawan yang bekerja 5 Tahun – 10 Tahun sebanyak 15 orang (32.6%), dan karyawan yang bekerja > 10 tahun sebanyak 26 orang (56.5%).

d. Berdasarkan Status Pekerjaan

Tabel V.4

Karakteristik Status Pekerjaan

No. Status Pekerjaan Jumlah Presentase 1 Pegawai Tetap 42 91.3% 2 Pegawai Tidak Tetap 4 8.7%

Total 46 100%

(69)

e. Hasil Temuan Nilai Variabel

Tabel V.5

Nilai Variabel

No Variabel Rata-Rata Keterangan 1 Persepsi Karyawan pada

Efektivitas Kepemimpinan

4.090 Dikategorikan Efektif

2 Kinerja Karyawan 4.167 Dikategorikan Tinggi

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah dibagikan nilai rata-rata Persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan dikatakan efektif yaitu sebesar 4.090, dan untuk nilai rata-rata kinerja karyawan juga memiliki nilai yang tinggi yaitu sebesar 4.167.

B. Analisis Data

1. Uji Instrumen Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh yang telah diisi oleh responden dan telah dianalisis untuk mengetahui pengaruh positif antara persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pusat Yayasan Tarakanita dengan menggunakan analisis kuantitatif.

(70)

Model analisis Regresi Sederhana untuk mengetahui adanya pengaruh antara efektivitas kepemimpinan (X) terhadap kinerja karyawan (Y).

Uji Validitas dan Uji Reabilitas

Untuk melakukan olah data dari kuisioner, pertama kali menggunakan uji validitas dan uji reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang diteliti bahwa kuisioner yang digunakan telah valid dan reliabel.

a. Uji Validitas

(71)

Tabel V.6

(72)

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang. Instrumen kuisioner yang tidak reliabilitas maka tidak dapat konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya, sebaliknya jika instrumen kuisioner reliabilitas maka hasil konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang banyak digunakan pada penelitian yaitu menggunakan metode Cronbach Alpha dengan taraf signifikan 5%.

Tabel V.7

2. Kinerja Karyawan (Y)

0.896 Reliabel

(73)

bahwa butir-butir pertanyaan kuisioner merupakan pertanyaan yang reliabel.

2. Uji Normalitas Data

Tabel V.8

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig.

Persepsi_Karyawan_Pada_E

fektivitas_Kepemimpinan .108 46 .200 *

Kinerja_Karyawan .066 46 .200*

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas yang banyak digunakan yaitu dengan metode Liliefors dan Kolmogorov-Smirnov Z.

(74)

Gambar V.1

Normalitas data juga dapat dilihat dari sebaran data ( Gambar V.1) yang berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

Tabel V.9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Persepsi_Karyawa

n_Pada_Efektivitas

_Kepemimpinan Kinerja_Karyawan

N 46 46

Normal Parametersa Mean 49.09 54.17

Std. Deviation 7.229 6.594

Most Extreme Differences Absolute .108 .066

Positive .107 .065

Negative -.108 -.066

Kolmogorov-Smirnov Z .735 .445

Asymp. Sig. (2-tailed) .653 .989

(75)

Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0.05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi (Asymp.sig) < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Pada nilai persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan Asymp.sig (2-tailde) sebesar 0.653 dan kinerja karyawan Asymp.sig (2-tailde) sebesar 0.989. karena signifikansi lebih dari 0.05 jadi data keduanya dinyatakan normal.

3. Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana ini digunakan untuk menjawab hipotesis yang dan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel X dan Y. Apakah terdapat pengaruh yang positif persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

Tabel V.10

1 (Constant) 21.021 4.585 4.585 .000

Persepsi_Karyawan_Pada_E

fektivitas_Kepemimpinan .675 .092 .740 7.308 .000

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Persamaan regresi linier sederhana yang didapat adalah :

(76)

Y = 21,021 + 0,675 X

Dimana X adalah efektivitas kepemimpinan dan Y adalah kinerja karyawan.

Nilai konstanta koefisien sebesar 21,021 menyatakan bahwa persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan mempunyai nilai 0 maka tidak efektif dan akan mengurangi kinerja karyawan sebesar 21,021. Tanda koefisien regresi menunjukkan positif jika koefisien regresinya positif dan pengaruh negatif jika koefisiennya negatif. Dari data yang telah diolah diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,675 menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan (variabel x) akan memberikan kenaikan sebesar 0,675. Maka dapat dikatakan bahwa persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja kepemimpinan. Semakin baik efektif kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin Kantor Pusat Yayasan Tarakanita maka akan semakin tinggi kinerja karyawan.

4. Uji T

(77)

kinerja karyawan. Untuk itu dilakukan Uji T untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak.

Masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent memiliki signifikansi sebesar 0.05. langkah-langkah Uji T sebagai berikut:

kriteria penolakan dan penerimaan Ho, jika : jika t hitung ≥ 1,679 maka Ho ditolak jika t hitung < 1,679 maka Ha diterima

t hitung sebesar 7,308 maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Ini berarti persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja karyawan ada pengaruh positif sebesar 7,308 ≥ 1,6766.

C. Pembahasan

(78)

Tabel V.11

Pengukuran Variabel Persepsi Karyawan pada Efektivitas

Kepemimpinan

Variabel Faktor Item Skor

Rata-1. Pemimpin dan karyawan mempunyai kerjasama yang baik

4.39 2. Pemimpin mendapat dukungan penuh

dari karyawan

4.06 3. Pemimpin mampu meningkatkan

kinerja karyawan lebih optimal

4.00

4. Pemimpin memberikan toleransi kepada karyawan

4.21 5. Pemimpin mampu menjadi pendengar

yang baik

7. Pemimpin menentukan dengan jelas, hal-hal yang harus dilakukan oleh karyawan

3.95

8. Pemimpin selalu bersedia membimbing karyawan dalam menjalankan tugas

4.06

9. Pemimpin mampu menjelaskan visi misi dengan penuh gairah

4.19

Posisi pemimpin

10. Pemimpin dapat menggunakan kekuasaannya dengan tegas tetapi juga peka

4.00

11. Pemimpin berani mengambil keputusan dan membuat keputusan dengan berani

3.97

12. Pemimpin dapat menggunakan kekuasaan yang dimiliki dengan tepat

3.89

(79)

4,0 dari kemungkinan nilai terendah 1 hingga nilai tertinggi 5. Hal ini harus diperhatikan oleh pemimpin untuk dapat melakukan hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan agar pemimpin mampu meningkatkan kinerja karyawan lebih optimal.

Faktor struktur tugas terdapat pada item no.7. Pemimpin menentukan dengan jelas hal-hal yang harus dilakukan oleh karyawan, memiliki nilai rata-rata terendah yaitu sebesar 3,95 dari kemungkinan nilai yang diperoleh terendah 1 dan tertinggi 5. Hal ini harus diperhatikan pemimpin untuk dapat menjelaskan kepada karyawan hal-hal yang harus dilakukan agar karyawan lebih mengerti terhadap tugas yang diberikan oleh pemimpin.

Faktor posisi pemimpin dimensi terdapat pada item no.12.Pemimpin dapat menggunakan kekuasaan yang dimilikinya dengan tepat, memiliki rata-rata terendah yaitu sebesar 3,89 dari kemungkinan nilai yang diperoleh terendah 1 dan tertinggi 5. Hal ini harus diperhatikan pemimpin untuk dapat menggunakan posisi yang dimiliki dengan tegas dan tepat.

(80)

kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan itu sendiri dan akan meningkatkan kinerja karyawan.

(81)

64

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian dalam mengambil kesimpulan bahwa persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Kantor Pusat Yayasan Tarakanita,Jakarta yang ditunjukkan dengan t hitung (7.308) ≥ 1.676.

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

(82)

2. Persepsi karyawan pada efektivitas kepemimpinan pada faktor struktur tugas, yang perlu ditingkatkan adalah pemimpin menentukan dengan jelas hal-hal yang harus dilakukan oleh karyawan karena skornya lebih rendah. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa persepsi karyawan pada pertanyaan pemimpin menentukan dengan jelas hal-hal yang harus dilakukan oleh karyawan sebesar 3.95. Pemimpin masih perlu memperbaiki cara penyampaian tugas yang diberikan kepada karyawan dengan jelas caranya pemimpin harus dapat menjelaskan tugas yang diberikan kepada karyawan dengan jelas sampai karyawan paham hal-hal yang mereka kerjakan.

3. Persepsi karyawn pada efektivitas kepemimpinan pada faktor posisi pemimpin, yang perlu ditingkatkan adalah pemimpin dapat menggunakan kekuasaan yang dimiliki dengan tepat karena skornya lebih rendah. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa persepsi karyawan pada pertanyaan pemimpin dapat menggunakan kekuasaan yang dimiliki dengan tepat sebesar 3.89. Caranya pemimpin harus bisa menggunakan kekuasaan yang dimiliki dengan tepat, dan selalu mempertimbangkan pengambilan keputusan dengan baik.

C. KETERBATASAN

(83)

1. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat Yayasan Tarakanita Jakarta, dengan pengambilan sampel bersifat Purposive sehingga masih belum dapat digeneralisasikan untuk memberikan gambaran tentang efektivitas kepemimpinan. Masih perlu ada penelitian lain di berbagai Yayasan lain yang berbeda.

(84)

67

DAFTAR PUSTAKA

Adair, John. 2008. Kepemimpinan dalam Organisasi. Edisi 1. Jakarta : PT. Gramedia

Cooper, Donal R dan Schindler, Pamela S. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT. Media Global Edukasi

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta : UGM

Kuncoro, Mudrajda. 2009. Metodologi Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jogjakarta : Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Kusumawati, Melani Astri Fajar. 2009. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan.Yogyakarta : Skripsi

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Keorganisasian. Edisi 10. Jogjakarta : Andi

Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian SPSS 17. 2010 Yogyakarta : Wahana Komputer dan Andi

Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Edisi 1. Yogyakarta : Gava Media

Robbin & Judge. 2008. Perilaku Keorganisasian. Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat

Sangadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Jogjakarta : Andi

Santoso Slamet. 2009. Statistika Induktif. Edisi 1. Yogyakarta : Arana Media

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

Sinambela, Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai. Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu

Siregar, Syafaruddin. 2004. Statistika Terapan. Edisi 3. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana

Sukandarrumidi. 2002. Metode Penelitian. Yogyakarta : Gajah Mada University

(85)

Suwarto, FX. 2010. Perilaku Keorganisasian. Edisi 6. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. Edisi 2. Jakarta : Gramedia

Usman, Husaini. 2012. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

(86)

69

LAMPIRAN 1

KUISIONER DAN

STRUKTUR

Gambar

Tabel Judul                                                                                                   Halaman
Gambar Judul                                                                                               Halaman
Gambar II.1Temuan Model Fiedler
Gambar II.2Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan ekonomi nasional yang untuk kemajuan Negara Indonesia yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggL Perubahan yang

Penggunaan kategori parameter evaluasi Efektivitas (Popularitas Link dan Peringkat Traffic), Kecepatan (Waktu Loading), Isi Situs Web (Website Content) dan Kesiapan Menuju

Dengan maksud ini dan untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak perlu ditetapkan tarif atas jenis

Strategi yang bisa digunakan adalah strategi peningkatan program pencegahan tindakan melawan hukum melalui Program Keamanan Penerbangan Nasional, mendapatkan sertifikat

Metode ini digunakan untuk mengetahui sebaran atau distribusi masing-masing variabel ataupun dominasi dari masing-masing variabel yang berasal dari hasil dari

Pencahayaan pada bangunan ini akan memanfaatkan pencahayaan alami semaksimal mungkin sebagai salah satu penerapan konsep hemat energi, pada siang hari di upayakan agar cahaya

Terima kasih buat Pak Gat dan Pak Turi selaku pembimbing saya yang telah membimbing saya dalam pemikiran, aplikatif dan perancangan sehingga dapat menyelesaikan

Suatu Pengadilan Tentara dapat mengadili perkara dalam sidang yang terdiri dari Ketua, Jaksa Tentara Agung atau Jaksa Tentara dan Panitera..