• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh permodalan, tingkat pendidikan dan penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha : survei pada counter HP di Kecamatan Depok survei pada usaha counter HP di lingk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh permodalan, tingkat pendidikan dan penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha : survei pada counter HP di Kecamatan Depok survei pada usaha counter HP di lingk"

Copied!
216
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENERAPAN

BUSINESS ENTITY TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

Survei pada usaha counter HP di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta dan

Universitas Gadjah Mada CICILIA IKA PUSPITASARI

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha; 2) Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha; 3) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha; 4) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha; 5) Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha; 6) Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta khususnya di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Gadjah Mada pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2006. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi dengan memasukkan variabel dummy sebagai variabel moderator.

(2)

vii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BUSINESS CAPI TAL, EDUCATIONAL LEVEL, AND THE BUSINESS ENTITY APPLICATION TOWARD THE RELATIONSHIP

BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT, THE EMOTIONAL INTELLIGENCE AND THE BUSINESS MANAGEMENT EFFECTIVENESS A Survey on the Business of Mobile Phone Outlets surrounding Sanata Dharma

University, Atmajaya University, Yogyakarta State University and Gadjah Mada University

CICILIA IKA PUSPITASARI Sanata Dharma University

Yogyakarta2007

This study was aimed to reveal: 1) the influence of business capital toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 2) the influence of business capital toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness; 3) the influence of educational level toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 4) the influence of educational level toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness; 5) the influence of business entity application toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 6) the influence of business entity application toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness.

This study was conducted in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta that took place in the surroundings of Sanata Dharma University, Atmajaya University, Yogyakarta State University and Gadjah Mada University from November to December 2006. The samples were taken by using the ‘purposive sampling’ technique and the data was gathered by the mean of questionnaires. The gathered data was then analyzed by the use of the technique of ‘regression analysis’ by putting the ‘dummy’ variable as the moderate variable.

(3)

i

PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN

PENERAPAN

BUSINESS ENTITY

TERHADAP HUBUNGAN

ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN

EMOSIONAL DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA:

SURVEI PADA

COUNTER HP

DI KECAMATAN DEPOK

Survei pada usaha counter HP di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta dan

Universitas Gadjah Mada

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Cicilia Ika Puspitasari NIM: 021334030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Segala Sesuatu Indah Pada Waktunya Apa yang kita tenun hari ini akan kita pakai di kemudian hari

Kuper sembahkan unt uk:

(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

(8)

vi

ABSTRAK

PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENERAPAN

BUSINESS ENTITY TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

Survei pada usaha counter HP di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta dan

Universitas Gadjah Mada CICILIA IKA PUSPITASARI

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha; 2) Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha; 3) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha; 4) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha; 5) Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha; 6) Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta khususnya di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Gadjah Mada pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2006. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi dengan memasukkan variabel dummy sebagai variabel moderator.

(9)

vii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BUSINESS CAPI TAL, EDUCATIONAL LEVEL, AND THE BUSINESS ENTITY APPLICATION TOWARD THE RELATIONSHIP

BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT, THE EMOTIONAL INTELLIGENCE AND THE BUSINESS MANAGEMENT EFFECTIVENESS A Survey on the Business of Mobile Phone Outlets surrounding Sanata Dharma

University, Atmajaya University, Yogyakarta State University and Gadjah Mada University

CICILIA IKA PUSPITASARI Sanata Dharma University

Yogyakarta2007

This study was aimed to reveal: 1) the influence of business capital toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 2) the influence of business capital toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness; 3) the influence of educational level toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 4) the influence of educational level toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness; 5) the influence of business entity application toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 6) the influence of business entity application toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness.

This study was conducted in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta that took place in the surroundings of Sanata Dharma University, Atmajaya University, Yogyakarta State University and Gadjah Mada University from November to December 2006. The samples were taken by using the ‘purposive sampling’ technique and the data was gathered by the mean of questionnaires. The gathered data was then analyzed by the use of the technique of ‘regression analysis’ by putting the ‘dummy’ variable as the moderate variable.

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Permodalan, Tingkat Pendidikan, dan Penerapan Business Entity terhadap hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dan Kecerdasan Emosional dengan Efektivitas Mengelola Usaha, Survei pada usaha counter Hp di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir dalam mencapai Gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(11)

ix

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Ig. Bondan Suratno., S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

6. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si., selaku Dosen Tamu yang telah membantu dan memberi masukan kepada penulis untuk penyelesaian skripsi.

7. Segenap Dosen dan Karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi yang sangat membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Wirausaha counter Hp di lingkungan sekitar kampus USD, Atmajaya, UNY dan UGM yang telah bersedia menjadi responden dalam pelelitian dan penyusunan skripsi ini.

9. Orangtuaku (Bpk. S. Suharyanta dan Ibu Ig. Suwarsi) yang telah mendidik dan membesarkan aku dengan doa dan kasih sayangnya sehingga aku mampu menyelesaikan tugas belajar di USD ini. Matur nuwun pak, buk…sakmenika ika sampun lulus.

10. Adik-adikku ( Anggri dan Dina). Makasih ya atas dukungannya, sekarang mbak da lulus, kalian belajar yang rajin…okey girls!

(12)

x

12. Teman-teman seperjuanganku (Nanik, Ana, Rita, Hanik)….akire kita lulus bareng, good luck friend!, Lia Sukabumi…makasih atas bantuannya, Santi, Wulan…makasih ya dah mau nemenin.

13. Pakde Romo Yusuf Suharyoso, SJ., makasih pakde da selalu ngoyak-oyak kula kapan luluse?…ika sekarang da lulus!

14. Temen-temen Mudika St.Anna dan Mudika Melikan, makasih atas kebersamaannya…mbak Pipit, mas Ivan..aku nyusul kalian.

15. Teman-teman PAK USD angkatan 2002, khususnya PAK A…terimakasih atas kerjasamanya selama kuliah. Ayo semangat!!

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah banyak memberikan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam penulisan ini. Saran dan kritik membangun dari pembaca sangat diharapkan penulis demi perbaikan di kemudian hari. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat nerguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 4 Juni 2007

(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR GAMBAR ...xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORETIK ... 8

A. Tinjauan Teoretik ... 8

(14)

xii

2. Jiwa Kewirausahaan... 13

3. Kecerdasan Emosional... 16

4. Permodalan... 22

5. Tingkat Pendidikan ... 23

6. Penerapan Business Entity... 26

7. Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan denga n efektivitas mengelola usaha ... 27

8. Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional denga n efektivitas mengelola usaha ... 28

9. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha ... 29

10. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional denga n efektivitas mengelola usaha ... 30

11. Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara Jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha ... 31

12. Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara Kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha ... 32

B. Rasionalitas Penelitian ... 33

C. Paradigma Penelitian... 37

(15)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 38

C. Populasi dan Sampel ... 38

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 40

1. Variabel Efektivitas Mengelola Usaha ... 40

2. Variabel Jiwa Kewirausahaan... 41

3. Variabel Kecerdasan Emosional ... 43

4. Variabel Permodalan... 45

5. Variabel Tingkat Pendidikan... 46

6. Variabel Penerapan Business Entity... 47

E. Teknik Pengumpulan Data... 48

1. Observasi... 48

2. Kuesioner ... 48

a. Pengujian Validitas ... 49

b. Pengujian Reliabilitas... 53

F. Teknik Analisis Data ... 54

1. Deskripsi Data... 54

2. Uji Persyaratan Analisis ... 54

3. Uji Hipotesis... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Deskripsi Data... 59

(16)

xiv

C. Pengujian Hipotesis... 82

D. Pembahasan... 89

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 100

A. Kesimpulan... 100

B. Keterbatasan... 102

C. Saran... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 105

Surat Ijin Penelitian... 107

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Operasionalisasi Variabel Efektivitas Mengelola Usaha ... 40

Tabel III. 2 Kisi-kisi Kuesioner... 40

Tabel III. 3 Operasionalisasi Variabel Jiwa Kewirausahaan... 41

Tabel III. 4 Kisi-kisi Kuesioner... 41

Tabel III. 5 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional... 44

Tabel III. 6 Kisi-kisi Kuesioner... 44

Tabel III. 7 Operasionalisasi Variabel Permodalan... 46

Tabel III. 8 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan... 46

Tabel III. 9 Operasionalisasi Variabel Penerapan Business Entity ...47

Tabel III. 10 Kisi-kisi Kuesioner... 47

Tabel III. 11 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner untuk Variabel Efektivitas Mengelola Usaha ... 49

Tabel III. 12 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner untuk Variabel Jiwa Kewirausahaan... 50

Tabel III. 13 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner untuk Variabel Kecerdasan Emosional ... 52

Tabel III. 14 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner untuk Variabel Penerapan Business Entity...52

Tabel III. 15 Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner... 54

(18)

xvi

Tabel IV. 2 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas

Mengelola Usaha Wirausaha yang Bermodal Kecil ... 61 Tabel IV. 3 Katego risasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas

Mengelola Usaha Wirausaha yang Berpendidikan Tinggi... 62 Tabel IV. 4 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas

Mengelola Usaha Wirausaha yang Berpendidikan Rendah... 63 Tabel IV. 5 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas

Mengelola Usaha Wirausaha yang Menerapkan

Business Entity Tinggi ... 64 Tabel IV. 6 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas

Mengelola Usaha Wirausaha yang Menerapkan

Business Entity Rendah... 65 Tabel IV. 7 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Jiwa Kewirausahaan Wirausaha yang Bermodal Besar ... 67 Tabel IV. 8 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Jiwa Kewirausahaan Wirausaha yang Bermodal Kecil... 68 Tabel IV. 9 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Jiwa Kewirausahaan Wirausaha yang Berpendidikan

Tinggi ... 69 Tabel IV. 10 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Jiwa Kewirausahaan Wirausaha yang Berpendidikan

(19)

xvii

Tabel IV. 11 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Jiwa Kewirausahaan Wirausaha yang Menerapkan

Business Entity Tinggi ... 71 Tabel IV. 12 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Jiwa Kewirausahaan Wirausaha yang Menerapkan

Business Entity Rendah... 73 Tabel IV. 13 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Kecerdasan emosional Wirausaha yang Bermodal Besar... 75 Tabel IV. 14 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Kecerdasan emosional Wirausaha yang Bermodal Kecil ... 75 Tabel IV. 15 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Kecerdasan emosional Wirausaha yang Berpendidikan

Tinggi ... 76 Tabel IV. 16 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Kecerdasan emosional Wirausaha yang Berpendidikan

Rendah... 77 Tabel IV. 17 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Kecerdasan emosional Wirausaha yang Menerapkan

Business Entity Tinggi ... 79 Tabel IV. 18 Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian

Kecerdasan emosional Wirausaha yang Menerapkan

(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Data Penelitian... 117

Lampiran 2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 139

Lampiran 3. Pengujian Deskripsi Data... 160

Lampiran 4. Perhitungan PAP tipe II... 179

Lampiran 5. Pengujian Normalitas ... 187

Lampiran 6. Pengujian Analisis Regresi dengan memasukkan Variabel Dummy sebagai Variabel Moderator ... 189

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia termasuk lima negara terbesar di dunia, dalam jumlah penduduk. Aset ini dapat dijadikan sebagai salah satu kekuatan bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan global, jika dikembangkan secara efektif.

Pengembangan sumber daya manusia Indonesia untuk menjadi pegawai atau karyawan tampaknya menghadapi keterbatasan kesempatan, walau bagi yang ahli atau terampil, tetap masih terbuka lebar. Wirausaha Indonesia bahkan diharapkan mampu memperluas kesempatan berkarya bagi orang lain, yaitu dengan membuka lapangan usaha sendiri.

(23)

mengenyam pendidikan setingkat S1 tetapi mempunyai kemampuan berwirausaha untuk dapat sukses dalam usahanya. Usaha yang didirikan adalah usaha kecil. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak dua ratus juta atau penjualan tahuna n di bawah satu milyar. Bentuk usaha kecil adalah perusahaan perseorangan, dimana seorang pengusaha berperan sebagai pemilik sekaligus juga sebagai pengelola. Tingkat keberhasilan pengelolaan usaha dapat diukur dari tingkat efisiensi dan efektivitas suatu usaha. Keefektifan mengelola usaha tergantung pada ketekunan, kegigihan, keuletan dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak. Faktor- faktor yang mungkin mempengaruhi keefektifan pengusaha dalam mengelola usaha antara lain: permodalan, tingkat pendidikan, penerapan business entity, jiwa kewirausahaan, dan kecerdasan emosional.

(24)

sehingga dapat dipelajari, dilatih, dan dikembangkan. Keberhasilan usaha memang sangat terkait langsung dengan kecerdasan emosi. Semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang diduga kemampuan mengelola usaha semakin efektif.

Derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional dengan efektifitas mengelola usaha diduga kuat dipengaruhi oleh permodalan, tingkat pendidikan, dan penerapan business entity. Modal merupakan urat nadi bagi setiap jenis usaha yang diperlukan untuk memulai usaha. Dalam hal ini modal dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan, yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk memulai usaha dan mendapatkan hasilnya. Seorang wirausaha ya ng kreatif, inovatif, percaya diri dan berorientasi ke depan akan mampu menggunakan modal yang dimilikinya dengan baik sehingga dapat mengelola usahanya dengan efektif. Selain itu, seorang wirausaha yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi akan mampu mengelola modal yang dimilikinya dengan baik. Diduga semakin tinggi jumlah modal yang digunakan semakin tinggi pula derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

(25)

dan masyarakat), pendidikan formal (sekolah) maupun melalui lembaga nonformal (lembaga pengembangan ketrampilan). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin ia dapat mengelola emosinya dengan baik dan semakin mampu pula ia mengembangkan jiwa kewirausahaan pada dirinya yang akhirnya berpengaruh pada kemampuan mengelola usaha. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

Business entity mengandung makna bahwa ada pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik dengan perusahaan, karenanya transaksi yang terjadi yang dicatat dan dipertanggungjawabkan adalah transaksi milik perusahaan. Suatu usaha dianggap atas nama kepentingan sendiri (perusahaan) dan terpisah dari pemilik. Seorang wirausaha yang kreatif, inovatif, percaya diri dan berorientasi ke depan akan mampu memisahkan antara kekayaan pribadi dan perusahaan dengan baik, sehingga dapat mengelola usahanya dengan efektif. Selain itu, seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu memisahkan kekayaan pribadi dan perusahaan dengan baik. Diduga semakin tinggi penerapan business entity semakin tinggi pula derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

(26)

kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, dengan judul

”Pengaruh Permodalan, Tingkat Pendidikan dan Penerapan Business Entity terhadap hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dan Kecerdasan

Emosional dengan Efektivitas Mengelola Usaha : Survei pada Counter HP di Kecamatan Depok”.

B. Batasan Masalah

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas mengelola usaha diantaranya permodalan, pendidikan, kultur keluarga, etnis, penerapan bussines entity, jiwa kewirausahaan dan kecerdasan emosional. Karena keterbatasan penulis maka penelitian ini memfokuskan pada hubungan jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha ditinjau dari permodalan, tingkat pendidikan, dan penerapan business entity.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?

2. Apakah ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha?

(27)

4. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha?

5. Apakah ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?

6. Apakah ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa

kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

2. Untuk mengetahui pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

5. Untuk mengetahui pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

(28)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, antara lain : 1. Bagi Wirausaha

Sebagai bahan pertimbangan bagi wirausaha dalam mengelola usahanya secara efektif.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bacaan dan referensi di Perpustakaan.

3. Bagi Penulis

(29)

8

BAB II

LANDASAN TEORETIK

A. Tinjauan Teoretik

1. Efektivitas Mengelola Usaha

a. Pengertian Efektivitas

(30)

b. Usaha

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:997) usaha berarti kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud. Menurut Saparudin dan Iskandar (2004:1) usaha adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok untuk mendapat penghasilan dengan tujuan memperoleh keuntungan.

c. Pengelolaan Usaha

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:411) pengelolaan berasal dari kata kelola yang artinya mengusahakan, sedangkan pengelolaan sendiri artinya merupakan proses, cara dan perbuatan mengelola, dapat pula berarti proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain. Pengelolaan usaha terdiri dari dua aspek yaitu perencanaan usaha dan pengelolaan keuangan.

1). Perencanaan Usaha

(31)

a). ringkasan pelaksanaan; b). profil usaha;

c). strategi usaha; d). produk dan jasa; e). strategi pemasaran; f). analisis pesaing;

g). ringkasan karyawan dan pemilik; h). rencana operasional;

i). data finansial;

j). proposal/usulan pinjaman; k). jadwal operasional.

2). Pengelolaan Keuangan

Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan, yaitu:

a). aspek sumber dana;

b). aspek rencana dan penggunaan dana; c). aspek pengawasan atau pengendalian usaha.

(32)

seorang pengusaha harus memliki beberapa dasar yang kuat agar bisa menghadapi tantangan bisnisnya. Dasar-dasar tersebut antara lain: a). Semangat kerja. Mencintai apa yang dikerjakan sehingga

membuatnya terus berkarya menghasilkan prestasi-prestasi baru tiada henti. Ketika menghadapi halangan atau kegagalan, tidak putus asa dan justru belajar dari kegagalan.

b). Seorang pengusaha harus memiliki impian. Impian merupakan wujud dari visi dan misi seseorang dalam berkarya. Dengan mimpi, pikiran akan terfokus dan memudahkan mencapai apa yang diinginkan.

c). Tegas dalam mengambil keputusan. Menunda pekerjaan merupakan kerugian bagi pengusaha. Kecepatan dalam mengambil keputusan yang tepat merupakan kunci keberhasilan dan keputusan harus diterapkan secara konsisten agar hasil yang diharapkan bisa terwujud.

d). Dedikasikan seluruh tenaga, waktu, dan pikiran untuk pekerjaan. Kadangkala seseorang harus bekerja sedikitnya 13 jam sehari dan tujuh hari seminggu agar impiannya terwujud.

(33)

f). Tidak menggantungkan hidup pada nasib. Hidup anda tidak ditentukan oleh atasan melainkan oleh diri sendiri.

g). Dana. Menjadi kaya bukan tujuan utama seorang wirausahawan. Uang hanya ukuran keberhasilan. Bila sukses, uang akan datang dengan sendirinya.

h). Bagi-bagi. Kepemilikan usaha dibagikan kepada karyawan karena tanpa mereka bisnis tidak akan berjalan. Karena itu, karyawan harus diperhatikan agar ada rasa memiliki terhadap perusahaan. i). Memiliki etika moral. Pengusaha sukses selalu memiliki moralitas

yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Moralitas ini menjadi penting karena berfungsi sebagai kendali diri agar tidak tejebak pada praktik bisnis yang menghalalkan segala cara.

j). Mampu belajar dan mendengarkan. Pengusaha harus terus belajar dan mendengarkan masukan dari orang lain, tidak bergantung pada bakat alam. Berbagai ajang diskusi seminar, sekolah, konferensi menjadi tepat baginya untuk terus mengasah pengetahuan di bidangnya.

(34)

l). Hasil terbaik. Pengusaha sukses selalu ingin mencapai prestasi terbaiknya. Prestasi itu akan menjadi kepuasan tersendiri yang sulit diganti apapun.

Jadi efektivitas mengelola usaha dikatakan baik jika suatu usaha berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan memperoleh apa yang dicita-citakan.

2. Jiwa Kewirausahaan

Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda), dan berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan) (Suryana, 2003:2). Menurutnya, ciri-ciri dan watak kewirausahaan, sebagai berikut:

a. Percaya diri (self-confidence).

(35)

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan

b. Berinisiatif.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, inisiatif berarti usaha (tindakan) yang mula- mula, prakarsa. Jadi sifat berinisiatif ini harus selalu dimiliki oleh seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan. c. Memiliki motif berprestasi.

Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya;

2) selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan;

3) memiliki tanggung jawab personal yang tinggi; 4) berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan;

5) menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. d. Memiliki jiwa kepemimpinan.

(36)

dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada di pasar.

e. Berani mengambil resiko.

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro dalam Suryana (2003:21) “seorang wirausaha yang berani menanggung resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik.

Kemampuan mengambil resiko ditentukan oleh: 1) keyakinan pada diri sendiri;

2) kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan; 3) kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realitas.

Menurut Dusselman dalam Suryana (2003:16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:

a. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru.

(37)

c. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi- fungsi manajemen, meliputi:

1) usaha perencanaan;

2) usaha untuk mengkoordinir;

3) usaha untuk menjaga kelancaran usaha;

4) usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha.

d. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha.

Berdasarkan uraian di atas, pengertian jiwa kewirausahaan adalah pola tingkah laku yang dimiliki seseorang yang mempunyai naluri dalam berwirausaha, yang meliputi rasa percaya diri, inovatif, kreatif, mempunyai keinginan untuk berprestasi, memiliki sifat kepemimpinan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan.

3. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian

(38)

untuk bertindak. Menurut Harmoko (http://www.binuscareer.com/), bentuk emosi yang muncul kerap dirasakan atas sikap yang ditampilkan atas dasar suasana perasaan saat itu. Beberapa contoh emosi yang sering kita rasakan menurut Daniel Goleman dalam Harmoko (http://www.binuscareer.com/), emosi terbagi menjadi: amarah, seperti mengamuk, bengis, benci, jengkel, kesal hati. Kesedihan, seperti: pedih, sedih, asa, depresi berat. Rasa takut, seperti: cemas, takut, gugup, khawatir, waspada, tidak senang, tidak tenang, fobia, panik. Kenikmatan, seperti: bahagia, gembira, riang, puas, terhibur, bangga, takjub. Cinta, seperti: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasih. Benci, seperti: tidak suka, malu, rasa salah, aib.

(39)

Emotional intelligence atau kecerdasan emosional, lebih dikenal dengan istilah EQ (Emotional Quotent). Beberapa definisi tentang kecerdasan emosi adalah sebagai berikut: (Harmoko, http://www.binuscareer.com/)

1) Cooper dan Sawaf

Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi,dan pengaruh yang manusiawi. 2) Goleman

Emotional Intelligence atau kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih- lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa.

3). John Mayer

Psikolog dari University of New Hampshire mendefinisikan kecerdasan emosi yaitu kemampuan untuk memahami emosi orang lain dan cara mengendalikan emosi diri sendiri,

b. Mengembangkan Kecerdasan Emosional

(40)

emosional di tempat kerja, namun ia memperluas kemampuan kecerdasan emosional, yaitu:

1) Mengenali emosi diri

Mengenali perasaan diri sewaktu perasaan yang dirasakan terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional, kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi pemahaman diri.

2) Mengelola emosi

Reaksi emosional yang tepat terbangun dari kasadaran diri atau dari mengenali emosi diri sendiri. Kemampuan meredam perasaan-perasaan negatif seperti cemas, marah, sedih; penting bagi seseorang, sehingga bisa menerima hal- hal yang tidak sesuai dengan keinginannya dengan hati yang lapang serta tidak merasa tertekan sehingga akan diperoleh kedamaian di dalam hatinya, keluarga dan lingkungan sekitar.

3) Memotivasi diri sendiri

(41)

4) Memahami emosi orang lain

Kemampuan yang bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan keterampilan berinteraksi dengan orang lain. Empati adalah hal yang penting bagi efektivitas interpersonal (kecakapan sosial), ini menyangkut kemampuan memahami orang lain, mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.

5) Membina hubungan

Setelah melakukan identifikasi dan mampu mengenal orang lain, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional yaitu dengan memelihara hubungan tersebut dengan membina hubungan. Keterampilan membina hubungan merupakan bagian dari keterampilan sosial, hal ini dapat menunjang kita dalam mengembangkan pergaulan.

6) Berkomunikasi ‘dengan jiwa’

(42)

yang orang lain inginkan, sehingga kita mampu memposisikan diri

kita pada situasi dan kondisi yang tepat. Kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual merupakan dua

hal yang berbeda, yakni bahwa kecerdasan intelektual pembawaan sejak lahir, diturunkan dari orang tua. Sedangkan kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang bukanlah takdir. Kecerdasan emosional bisa dipelajari dan dikembangkan sepanjang hayat asal kita mau melakukannya. Pembelajaran emosional dimulai sejak awal kehidupan dan berlanjut selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Seperti uraian di atas, kecerdasan emosional seseorang mempengaruhi keberhasilannya, oleh karena itu perlu dikembangkan dengan baik dan ditingkatkan semaksimal mungkin.

(43)

4. Permodalan

Faktor produksi modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi, karena modal merupakan urat nadi bagi setiap jenis usaha. Pengertian modal secara klasik adalah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:588) modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan; barang yang dipergunakan sebagai dasar atau bekal untuk bekerja.

Modal merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan perdagangan. Modal digunakan sebagai sarana untuk memperoleh barang dagangan dan membayar biaya-biaya yang diperlukan dalam kegiatan usaha. Menurut Saparudin dan Iskandar (2003:56), modal berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, sebagai berikut:

a. Modal investasi

Adalah biaya untuk pembelian barang yang bersifat investasi. Ada barang-barang yang berharga tinggi dan berdaya tahan lama. Beberapa usaha dapat dimulai dengan biaya investasi rendah sedangkan yang lain memerlukan biaya investasi yang tinggi.

b. Modal kerja

(44)

Modal bagi seorang wirausaha sangat penting keberadaannya, besar kecilnya modal mempengaruhi berkembangnya usaha yang dijalankan. Jumlah modal yang besar memungkinkan seorang pengusaha untuk melakukan kegiatan usahanya dan kegiatan la innya secara bersamaan, sehingga ia lebih cepat mengembangkan usahanya dibandingkan dengan pengusaha yang hanya memiliki modal dalam jumlah yang kecil.

5. Tingkat Pendidikan

(45)

manusia muda. Manusia dewasa susila inilah yang merupakan tujuan umum yang ingin dicapai dalam pendidikan.

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan jaman. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lebih lanjut berkaitan dengan pendidikan ini, ada satu hal penting yang perlu juga menjadi perhatian bagi kita, yakni mengenai lingkungan pendidikan. Dalam hal ini, penggolongan lingkungan pendidikan yang dimaksud didasarkan pada pola pengelolaannya.

(46)

sembilan tahun seharusnya dapat diberikan secara gratis, karena dalam pendidikan dasar itulah kebutuhan dasar akan ilmu pengetahuan bagi warga Negara mulai diberikan diantaranya membaca, menulis, berhitung serta dasar berbagai pengetahuan lain. Menurut Depdiknas (2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional, secara umum jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas:

a. Pendidikan dasar, merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

(47)

6. Penerapan Business Entity

Business entity atau kesatuan usaha tidak dapat dipisahkan dari konsep modal. Business entity dalam hal ini lebih dikenal dengan teori entitas (Chariri dan Ghozali, 2003) mengandung makna bahwa ada pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik dengan perusahaan, karenanya transaksi yang terjadi dicatat dan dipertanggungjawabkan adalah transaksi milik perusahaan. Suatu usaha dianggap atas nama kepentingan sendiri dan terpisah dari pemilik. Konsep kesatuan usaha memiliki dua versi pandangan, yaitu:

a. Versi Tradisional

Perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas (pemegang saham) yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan, dengan demikian perusahaan harus melaporkan status pendanaan dan perolehan investasi yang dilakukan pemilik.

b. Versi Baru

Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan berkepentingan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri.

(48)

perusahaan suatu usaha tidak sama dengan kekayaan pribadi. Pemisahan kekayaan juga bermanfaat untuk memudahkan pemilik usaha mengontrol atau melihat sampai dimana perkembangan usaha secara finansial.

7. Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa

kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

Modal merupakan unsur yang penting dalam suatu usaha. Sekecil apapun wujud dan jumlahnya, modal tetap diperlukan. Terutama untuk kelangsungan usaha dan pencapaian hasil. Modal merupakan urat nadi bagi setiap jenis usaha, yang diperlukan untuk memulai usaha. Dalam hal ini modal dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan, yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk memulai usaha dan mendapatkan hasilnya, yang mana dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003). Sampai saat ini, modal merupakan hal penting yang dibutuhkan para pengusaha untuk memulai usahanya dan kemudian mengembangkan usahanya dengan baik.

(49)

sehingga dapat mengelola usahanya dengan efektif dan tujuan yang hendak dicapai oleh wirausaha dapat terwujud dengan baik.

8. Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

(50)

secara bersama-sama. Sehingga dapat dikatakan bahwa modal merupakan unsur yang penting dalam setiap jenis usaha.

9. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

(51)

10. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan

emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

(52)

Kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya dengan baik dan kemudian menggunakan emosinya tersebut untuk menjalankan usahanya dan mencapai keberhasilan, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin cerdas dan berkembang emosinya. Hal ini berpengaruh terhadap derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

11. Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

Business entity mengandung makna bahwa ada pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik dengan perusahaan, karenanya transaksi yang terjadi dicatat dan dipertanggungjawabkan adalah transaksi milik perusahaan. (Chariri dan Ghozali, 2003). Keuangan suatu perusahaan dianggap sebagai kekuatan ekonomi yang terpisah dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber usaha sehingga menjadikan kejelasan bagi para pengusaha untuk melihat kondisi usahanya. Prinsip di atas menunjukkan bahwa dalam suatu usaha, pemisahan kekayaan penting dilakukan karena kekayaan perusahaan suatu usaha tidak sama dengan kekayaan pribadi.

(53)

serta berani mengambil resiko akan berhasil dalam menjalankan usahanya sesuai dengan apa yang menjadi tujuan didirikannya unit usaha tersebut.

12. Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

(54)

B. Rasionalitas Penelitian

1. Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha

Jiwa kewirausahaan merupakan suatu sikap seorang wirausaha yang meliputi kreatif, inovatif dan suka tantangan. Efektivitas mengelola usaha mengacu pada keberhasilan suatu unit usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan memperoleh apa yang dicita-citakan. Jiwa kewirausahaan diperlukan untuk menjalankan usaha secara efektif sehingga dapat berhasil sesuai dengan tujuan. Modal sebagai unsur penting dalam suatu usaha, diduga kuat mempengaruhi hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Semakin tinggi jumlah modal yang digunakan semakin tinggi pula derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Sebaliknya semakin rendah modal yang digunakan semakin rendah pula derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

2. Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha

(55)

kegiatan usaha, diduga kuat mempengaruhi hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektifitas mengelola usaha. Semakin besar modal yang digunakan semakin besar pula derajat hubunga n kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, sebaliknya semakin kecil modal yang digunakan semakin kecil derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

3. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha

(56)

4. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan dalam mengelola emosi secara efektif dan selanjutnya menggunakan emosinya tersebut untuk meraih keberhasilan. Efektivitas mengelola usaha adalah derajat keberhasilan usaha, seberapa jauh suatu usaha dapat dinyatakan berhasil dalam mencapai apa yang menjadi tujannya. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menembangkan kepribadian dan kemampuan dalam dan di luar sekolah berlangsung seumur hidup. Pendidikan diduga kuat mempengaruhi hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seseorang semakin rendah derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

5. Pengaruh pene rapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha

(57)

Sedangkan business entity yang mengandung makna bahwa dalam suatu usaha, pemisahan kekayaan penting dilakukan karena kekayaan perusahaan tidak sama dengan kekayaan pribadi, diduga kuat mempengaruhi hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha. Semakin tinggi penerapan business entity, semakin tinggi pula derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha, semakin rendah penerapan business entity, semakin rendah pula derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha.

6. Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha

(58)

Permodalan

Efektivitas Mengelola

Usaha business entity, semakin rendah pula derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektifitas mengelola usaha.

C. Paradigma Penelitian

Gambar II.1 Paradigma Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

2. Ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

3. Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

4. Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

5. Ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

6. Ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.

Tingkat Pendididkan

Penerapan Business Entity Jiwa

Kewirausahaan

(59)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dilihat dari metodenya, jenis penelitian ini merupakan penelitian survei. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat:

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta khususnya di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada.

2. Waktu:

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November - Desember 2006

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(60)

Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian usaha counter HP yang terdapat di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta khususnya di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Gadjah Mada. Jumlah sampel yang diambil 100 unit usaha dengan pertimbangan sudah cukup untuk mewakili populasi.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999:78). Berdasarkan penelitian tentang efektivitas mengelola usaha, survei pada counter Hp maka sampelnya adalah wirausaha counter Hp.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Efektivitas Mengelola Usaha

(61)

dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam skala sikap. Kuesioner diambil dari penelitian Muhadi, dan Saptono (belum diterbitkan). Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel efektivitas mengelola usaha.

Tabel III. 1 Operasionalisasi Variabel Efektivitas Mengelola Usaha Skor Pertanyaan No. Keterangan

Positif Negatif

1 Sangat setuju 4 1

2 Setuju 3 2

3 Tidak Setuju 2 3

4 Sangat tidak setuju 1 4

Tabel III. 2 Kisi-kisi Kuesioner

Pertanyaan

Dimensi Indikator

Positif Negatif Kreativitas - Rencana bisnis 1,2,3

Manajerial - Impian hidup 4,5,6 Interpersonal - Hasil terbaik

- Pengendalian dana/modal

- Pembagian tanggung jawab

- Totalitas

- Kepercayaan diri - Etika Moral

7,8 9 10,11,12,13

14 15,16 17,18 Kepemimpinan - Pengambilan

keputusan

(62)

2. Variabel Jiwa Kewirausahaan

Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yakni orang yang percaya diri, berinisiatif, memiliki motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan, dan berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan). Dengan jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh wirausaha akan menunjang keberhasilan usaha yang dijalankan.

Pengukuran variabel jiwa kewirausahaan didasarkan pada indikator- indikator yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam skala sikap. Kuesioner diambil dari penelitian Muhadi, dan Saptono (belum diterbitkan).

Tabel III. 3 Operasionalisasi Variabel Jiwa Kewirausahaan. Skor Pertanyaan No. Keterangan

Positif Negatif

1 Sangat setuju 4 1

2 Setuju 3 2

3 Tidak Setuju 2 3

4 Sangat tidak setuju 1 4

Tabel III. 4 Kisi-kisi Kuesioner

Pertanyaan

Dimensi Indikator

Positif Negatif Kreativitas - memanfaatkan pendapat

orang lain

- mengembangkan ide - selalu memiliki ide baru - berinisiatif

(63)

Resiko - tidak suka kegagalan - menyukai kegiatan yang

menantang

- siap menanggung resiko - bisa memecahkan Inovasi - terbuka terhadap

masukan

- terbuka atas berbagai informasi

- mudah bekerjasama dengan kelompok - percaya pada diri sendiri

dan orang lain dalam menyelesaikan tugas - dapat menciptakan

suasana kerjasama yang nyaman - yakin akan kemampuan

sendiri

- dapat memotivasi diri sendiri

17 18 19 Peraturan - senang menerima

bantuan orang lain - menaati peraturan yang

dibuat

- dapat menyesuaikan diri dengan orang lain

20 21,23

22 Penyesuaian

diri

- cepat mensikapi kondisi tertentu

24 Ilmu

pengetahuan

- pengetahuan dan wawasan yang dimiliki

25,26 Cekatan - mengelola waktu dengan

baik

27 Orientasi

pekerjaan

- pandangan hidup masa depan

- puas dengan keadaan ekonomi saat ini

28 29 Kemampuan

manajerial

- mengambil keputusan yang terbaik

(64)

Bentuk kepribadian

- positive thinking - rendah hati dan

- mementingkan hasil pekerjaan

34 Pencapaian

pertumbuhan usaha

- menyukai berbagai kegiatan

- mampu mengendalikan emosi

- mempu mengendalikan aktivitas yang dijalani

39 40

3. Variabel Kecerdasan Emosional

Orang yang berhasil dalam usahanya adalah orang yang memiliki dan mengembangkan kecerdasan emosional dalam dirinya. Kecerdasan emosional mencakup kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih- lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.

(65)

operasionalisasi variabel jiwa kewirausahaan. Kuesioner disadur dari penelitian Muhadi, dan Saptono (belum diterbitkan).

Tabel III. 5 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional. Skor Pertanyaan No. Keterangan

Positif Negatif

1 Sangat setuju 4 1

2 Setuju 3 2

3 Tidak Setuju 2 3

4 Sangat tidak setuju 1 4

Tabel III. 6 Kisi-kisi Kuesioner

Pertanyaan

Dimensi Indikator

Positif Negatif Self Awarness - Mengetahui kekuatan

- Keyakinan akan Self Regulation - Menahan emosi dan

dorongan negatif - Menjaga norma

kejujuran dan integritas

- Bertanggung jawab atas kinerja pribadi - Luwes terhadap

perubahan - Terbuka terhadap

(66)

Motivation - Dorongan untuk menjadi lebih baik - Menyesuaikan

sasaran

kelompok/organisasi - Memanfaatkan

kesempatan - Mengembangkan - Pelayanan - Menciptakan

kesempatan dalam pergaulan

- Membaca hubungan antara keadaan emosi dan kekuatan

Social skill - Kemampuan persuasi - Mendengar dengan

terbuka dan memberi pesan yang jelas - Kemampuan

menyelesaikan pendapat

- Semangat leadership - Kolaborasi dan

4. Variabel Permodalan

(67)

tujuan yang diharapkan.. Data variabel ini diungkap berdasarkan pendapat responden dan dapat diukur berdasarkan indikator- indikator variabel. Pengukuran modal ditentukan sesuai besar-kecil jumlah modal yang digunakan dan dilakukan dengan pertanyaan terbuka.

Tabel III. 7 Operasionalisasi Variabel Permodalan.

Jumlah Modal Kategori Simbol

= 50.000.000 Besar 1

< 50.000.000 Kecil 0

5. Variabel Tingkat Pendidikan

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dalam dan di luar sekolah berlangsung seumur hidup. Dalam pendidikan tersebut terdapat proses pendewasaan diri yang akan membawa dampak pada kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pendidikan (proses mendidik dan dididik) merupakan perbuatan fundamental manusia, yang mengubah, menentukan dan membangun hidup manusia. Dalam penelitian ini, yang dipakai adalah pendidikan formal terakhir dari responden. Data variabel ini diungkap berdasarkan pendapat responden dan diukur berdasarkan indikator-indikator variabel dengan pertanyaan terbuka.

Tabel III. 8 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan. Tingkat Pendidikan Kategori Simbol Perguruan Tinggi (D1,D2,D3,S1,S2) Tinggi 1

(68)

6. Variabel Penerapan Business Entity

Business entity mengandung makna bahwa ada pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik dengan perusahaan, karenanya transaksi yang terjadi dicatat dan dipertanggungjawabkan adalah transaksi milik perusahaan. Data variabel ini diungkap berdasarkan pendapat responden. Pengukuran variabel penerapan business entity didasarkan pada indikator-indikator yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang dinyatakan dalam skala sikap.

Tabel. III. 9 Operasionalisasi Variabel Penerapan Business Entity Skor Pertanyaan No. Keterangan

Positif Negatif

1 Sangat setuju 4 1

2 Setuju 3 2

3 Tidak Setuju 2 3

4 Sangat tidak setuju 1 4

Tabel III. 10 Kisi-kisi Kuesioner

Pertanyaan Dimensi Indikator

(69)

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data ya ng diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk melakukan pendataan karakteristik responden, seperti nama, dan alamat tempat usaha, yaitu dengan pengamatan secara langsung kepada responden yang diteliti. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, digunakan format atau blanko sebagai instrumen..

2. Kuesioner

(70)

yang memadai. Untuk menguji validitas dan reliabilitas dari kuesioner maka akan dilakukan pengujian kuesioner, yang meliputi:

a. Pengujian Validitas

Suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya (Sugiono; 1994:122). Rumus yang digunakan:

( )( )

x : nilai tiap-tiap item variabel y : nilai total variabel

N : jumlah responden

Dengan taraf signifikansi (α)= 5%. Jika r hitung suatu sistem > r tabel maka kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid. Berikut ini disajikan hasil pengujian validitas kuesioner untuk variabel efektivitas mengelola usaha, jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional, dan penerapan business entity.

Tabel III. 11 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Efektivitas Mengelola Usaha

No Butir Soal Koefisien Validitas

Nilai r tabel Keterangan

(71)

7. Butir 7 0.523 0.361 Valid

Hasil pengujian kuesioner menunjukkan bahwa dari 21 butir soal untuk variabel efektivitas mengelola usaha yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 17 butir soal yang valid karena koefisien validitas > rtabel , sedangkan 4 butir soal dinyatakan tidak valid karena koefisien validitas < rtabel. (Lampiran 2 halaman 144)

(72)

11. Butir 11 0.435 0.361 Valid

12. Butir 12 0.537 0.361 Valid

13. Butir 13 0.541 0.361 Valid

14. Butir 14 0.847 0.361 Valid

15. Butir 15 0.625 0.361 Valid

16. Butir 16 0.426 0.361 Valid

17. Butir 17 0.516 0.361 Valid

18. Butir 18 0.558 0.361 Valid

19. Butir 19 0.366 0.361 Valid

20. Butir 20 0.580 0.361 Valid

21. Butir 21 0.517 0.361 Valid

22. Butir 22 0.573 0.361 Valid

23. Butir 23 0.560 0.361 Valid

24. Butir 24 0.552 0.361 Valid

25. Butir 25 0.499 0.361 Valid

26. Butir 26 0.439 0.361 Valid

27. Butir 27 0.613 0.361 Valid

28. Butir 28 0.511 0.361 Valid

29. Butir 29 0.439 0.361 Valid

30. Butir 30 0.451 0.361 Valid

31. Butir 31 0.584 0.361 Valid

32. Butir 32 0.409 0.361 Valid

33. Butir 33 0.492 0.361 Valid

34. Butir 34 0.571 0.361 Valid

35. Butir 35 0.483 0.361 Valid

36. Butir 36 0.609 0.361 Valid

37. Butir 37 0.444 0.361 Valid

38. Butir 38 0.411 0.361 Valid

39. Butir 39 0.511 0.361 Valid

40. Butir 40 0.690 0.361 Valid

(73)

Tabel III. 13 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel

Hasil pengujian kuesioner menunjukkan bahwa semua butir soal untuk variabel kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini valid karena koefisien validitas > rtabel . (Lampiran 2 halaman 157)

Tabel III. 14 Hasil Pengujian Kuesioner Untuk Variabel Penerapan Business Entity

No Butir Soal Koefisien Validitas

Nilai r Tabel Keterangan

1. Butir 1 0.470 0.361 Valid

(74)

3. Butir 3 0.482 0.361 Valid

Hasil pengujian kuesioner menunjukkan bahwa semua butir soal untuk variabel penerapan business entity yang digunakan dalam penelitian ini valid karena koefisien validitas > rtabel . (Lampiran 2 halaman 159) b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan. Untuk memperoleh koefisien reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5%. (Arikunto, 2005: 180)

Rumus yang digunakan adalah

(75)

hasil pengujian reliabilitas untuk variabel efektivitas mengelola usaha, jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional, dan penerapan business entity.

Tabel III. 15 Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner

No Variabel Koefisien

Reliabilitas

Keterangan 1. Efektivitas

Mengelola Usaha 0.854 Reliabel

2. Jiwa

Kewirausahaan

0.936 Reliabel

3. Kecerdasan

Emosional 0.928 Reliabel

4. Penerapan

Business Entity 0.858 Reliabel

F. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Deskripsi ini digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan karakteristik yang ada meliputi modal, tingkat pendidikan, business entity, jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional, efektivitas mengelola usaha. Pendeskripsian data dalam bentuk nilai- nilai statistik.

2. Uji Persyaratan Analisis Uji Normalitas

(76)

menggunakan rumus tes satu sampel dari Kolmogorov Smirnov (Sugiyono, 1999:255).

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

( )

( )

[

F x S x

]

Maksimum

D= 0n

Keterangan:

D = deviasi atau penyimpangan

F0 = distribusi frekuensi kumulatif teoritis

Sn = distribusi frekuensi yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal pada taraf signifikansi 5%. Begitu pula sebaliknya.

3. Uji Hipotesis

1). Untuk menguji hipotesis I sampai VI, menggunakan analisis regresi dengan variabel dummy (Gujarati, 1978:274)

a). Untuk menguji Hipotesis I yang menyatakan ada pengaruh modal terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha, digunakan rumus sebagai berikut:

1

Y = Efektivitas mengelola usaha 1

X = Jiwa kewirausahaan β

α, = Konstanta atau parameter

D = Variabel dummy Permodalan (sebagai variabel moderator) : 1 jika modal besar

(77)

b). Untuk menguji Hipotesis II yang menyatakan ada pengaruh modal terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, digunakan rumus sebagai berikut:

1

Y = Efektivitas mengelola usaha 2

X = Kecerdasan emosional β

α, = Konstanta atau parameter

D = Variabel dummy Permodalan (sebagai variabel moderator) : 1 jika modal besar

0 jika modal kecil η = Gangguan stokastik

c). Untuk menguji Hipotesis III yang menyatakan ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha, digunakan rumus sebagai berikut:

Y = Efektivitas mengelola usaha 1

X = Jiwa kewirausahaan β

α, = Konstanta atau parameter

D = Variabel dummy Tingkat Pendidikan (sebagai variabel moderator) :

(78)

d). Untuk menguji hipotesis IV yang menyatakan ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, digunakan rumus sebagai berikut:

D = Variabel dummy Tingkat Pendidikan (sebagai variabel moderator) :

1 jika tingkat pendidikan tinggi 0 jika tingkat pendidikan rendah η = Gangguan stokastik

e). Untuk menguji Hipotesis V yang menyatakan ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha, digunakan rumus sebagai berikut:

η

Y = Efektivitas mengelola usaha 1

X = Jiwa kewirausahaan β

α, = Konstanta atau parameter

D = Variabel dummy Penerapan Business Entity (sebagai variabel moderator) :

(79)

f). Untuk menguji Hipotesis VI yang menyatakan ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektifitas mengelola usaha, digunakan rumus sebagai berikut:

η β

β α

α + + + +

= D X ( )

Y 0 1 1 1 2 2 D1X2 Keterangan:

Y = Efektivitas mengelola usaha 2

X = Kecerdasan emosional β

α, = Konstanta atau parameter

D = Variabel dummy Penerapan Business Entity (sebagai variabel moderator) :

1 jika penerapan business entity tinggi 0 jika penerapan business entity rendah η = Gangguan stokastik

Penarikan kesimpulan:

(80)

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bagian ini, data yang telah diperoleh melalui penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel kategorisasi dan interpretasi untuk masing-masing variabel efektivitas mengelola usaha, jiwa kewirausahaan, dan kecerdasan emosional.

1. Efektivitas Mengelola Usaha a. Wirausaha yang bermodal besar

Berdasarkan hasil analisis data efektivitas mengelola usaha wirausaha yang bermodal besar diperoleh skor data tertinggi sebesar 68, skor data terendah sebesar 41, nilai mean sebesar 54,11 median sebesar 54, dan standar deviasi sebesar 5.039. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 12. (Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3, halaman 161).

Gambar

Gambar II.1 Paradigma Penelitian
Tabel III. 1 Operasionalisasi Variabel Efektivitas Mengelola Usaha
Tabel III. 3 Operasionalisasi Variabel Jiwa Kewirausahaan.
Tabel III. 5 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional.
+7

Referensi

Dokumen terkait

di berbagai lembaga yang ada sebelum UU No. 10/2004 diundangkan dan dikenal dengan keputusan yang bersifat tidak mengatur. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan

[r]

First, relating to first research question about sources and learning aids, the teacher used several sources of instructional materials including (1) published

2. Setelah itu akan tampil kotak dialog Print. Anda dapat memilih jenis pinter yang akan digunakan serta jumlah dan halaman yang akan di print pada select

Manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya, dari zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan

(1) Jadwal Retensi Arsip Substantif dan Fasilitatif Non Keuangan dan Non Kepegawaian merupakan daftar yang berisi jenis arsip kegiatan pokok dan kegiatan pendukung Non Keuangan

(2) Kodiklatad dipimpin oleh Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat disingkat Dankodiklatad yang berkedudukan di bawah dan bertanggung

kurs rupiah.. Variabel dependen yang digunakan adalah Net Asset Value reksadana syariah. Apakah Inflasi Berpengaruh Terhadap Net Asset Value Reksadana Syariah