• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa : studi kuasi eksperimen mata pelajaran ekonomi, materi pelaku ekonomi dan peranannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa : studi kuasi eksperimen mata pelajaran ekonomi, materi pelaku ekonomi dan peranannya "

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GI (GROUP

INVESTIVIGATION) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Materi Pelaku Ekonomi Dan Perananya Pada Siswa Kelas X-IS SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Pendidikan Ekonomi

oleh

Arum Wulandari

1202209

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

INVESTIVIGATION) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA

FLASH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Materi Pelaku Ekonomi Dan

Peranany PadaSiswa Kelas X IS SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Arum Wulandari

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd ) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Sps UPI

Bandung

© Arum Wulandari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi,

(3)

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Disman, M.S. NIP 19590209 198412 1 001

Pembimbing II

Dr. Dadang Dahlan, M.Pd NIP 19571205 198203 1002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

PENGARUH PENERAPANMETODE PEMBELAJARAN GI (GROUP

INVESTIVIGATION) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA

FLASH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Materi Pelaku Ekonomi Dan

Perananya Pada Siswa Kelas X IS SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015)

disetujui dan disahkan pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Disman, M.S. NIP 19590209 198412 1 001

Pembimbing II

Dr. Dadang Dahlan, M.Pd NIP 19571205 198203 1002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Arum Wulandari. 2015. “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi, Materi Pelaku Ekonomi Dan Peranannya Pada Siswa Kelas X IS SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015)”. Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. H. Disman, M.S. Dosen Pembimbing II : Dr. Dadang Dahlan, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan metode GI (Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash terhadap kelas yang mendapatkan perlakuan media pembelajaran macromedia flash dengan media ceramah serta pada kelas yang hanya mendapatkan perlakuan metode GI (Group Investivigation) pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan alasan ingin mengetahui apakah perlakuan yang diterapkan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mampu secara efektif meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan subjek penelitian terdiri dari tiga kelas yaitu kelas X_IS 3 (Kelas Eksperimen), X_IS1 (Kelas Kontrol) yang menerapkan perlakuan media pembelajaran macromedia flash dengan media ceramah serta kelas XIS_2 (Kelas Kontrol) yang menerapkan metode GI (Group Investivigation). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan tes tertulis yang diberikan oleh guru kepada siswa. Pengolahan data dilakukan menggunakan uji non parametric dengan teknik uji Wilcoxon Matched Pairs dan uji Kruskal WallisTest menggunakan aplikasi SPSS versi 20. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa metode GI (Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa artinya semakin tinggi tingkat penggunaan metode GI (Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash, maka akan semakin efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran ekonomi.

(6)

Arum Wulandari. 2015. "The Effect of GI (Group Investigation) Techniques Cooperative Learning Method using Macromedia Flash learning media toward Students’Creative Thinking Ability (Quasi-Experimental Study in the Economics Subjects about Economic Actors and Role in the Tenth Grade Social Class Students of SMAN 2 Sukoharjo in Academic Year 2014/2015)". Supervisor I: Prof. Dr. H. Disman, M.S. Supervisor II: Dr. Dadang Dahlan, M.Pd.

This study aims at determiningthe differences of students’ creative thinking ability in the experimental class getting treatment of GI (Group Investigation) method using macromedia flash learning media and the class getting treatment of macromedia flash learning media in the classroom lectures and the class that just getting treatment of GI (Group Investigation) method on economic subjects. This research was conducted because the researcher want to know whether the treatment applied to the experimental class or control class is effectivelyable to improve students' ability to think creatively on economic subjects. The research method used is the method of quasi-experimental study with subjects of the research consisted of three classes, namely X IS 3class (experimental class), X IS1 class (control class), that implemented instructional media treatment macromedia flash media X IS 2 lectures and classes (control class) which applied the treatment of GI (Group Investigation) method. Data collected by observation and written test given by the teacher to the students. Analysis of data usedin this research was non-parametric test with Wilcoxon Matched Pairs technique and Kruskal WallisTest using SPSS version 20. Based on the results of the research, it is showed that that Group Investigation Method using macromedia flash can increase students’ creative thinking ability which means that the higher the use of GI Method using macromedia flash, the more effective students’ creative thinking ability to increase in Economic learning

(7)

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Memasuki Abad pengetahuan yaitu Abad 21, Sumber Daya Manusia

dituntut memiliki beberapa kemampuan. Menurut Trilling dan Hood (1999)

bahwa kemampuan yang semestinya dimiliki oleh SDM di Abad pengetahuan

ini adalah kemampuan bekerja sama, kemampuan berpikir tingkat tinggi,

kreatif, terampil, mampu memahami berbagai budaya dan mempunyai

kemampuan berkomunikasi serta mampu belajar sepanjang hayat (life long

learning). Dari beberapa tuntutan di atas, berpikir tingkat tinggi merupakan

salah satu kemampuan yang semestinya dikuasai oleh Sumber Daya Manusia.

Dimana dalam proses pembentukan kemampuan berpikir tingkat tinggi ini

dibutuhkan adanya pendidikan.

Pendidikan didefinisikan menurut John Dewey (dalam Mulyadi, 2010.

Hlm. 1) “sebagai sebuah proses pembentukan kemampuan dasar yang

fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual maupun daya

emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan

sesamanya”. Melihat peran penting pendidikan dalam membentuk kemampuan

dasar seperti daya berpikir dan daya intelektual, maka seyogyanya, pendidikan

khususnya ditingkat sekolah diarahkan agar mampu mengoptimalkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diajarkan guru kepada siswa di

sekolah memiliki peranan penting terutama dalam membantu siswa untuk

memecahkan berbagai permasalahan. Apabila kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa terbiasa dimunculkan dan dilatih, maka serumit apapun

permasalahan yang diberikan akan dengan mudah dipecahkan. Salah satu cara

memunculkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa adalah dengan

menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Dengan pembelajaran yang

berkualitas siswa akan terarahkan secara mandiri dan aktif dalam membangun

pengetahuannya. Hal inilah yang memantik munculnya kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa. Sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan Sagala

(8)

pembelajaran tersebut mampu menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat

tinggi peserta didik yang ditandai dengan berpikir kritis, logis, objektif dan

sistematis.”

Menurut Asham Conway (dalam Kuswana, 2011, hlm. 24)

mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir melibatkan enam jenis berpikir

dimana salah satunya adalah berpikir kreatif. Sementara itu, menurut Costa

(1985) disebutkan bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan bagian dari

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang secara spesifik difokuskan dalam

pencarian banyak ide, pemunculan berbagai kemampuan terhadap suatu

permasalahan dengan berbagai jawaban yang benar. Dengan demikian,

kemampuan berpikir kreatif merupakan aktifitas berpikir yang semestinya

dimilki siswa sehingga mampu memunculkan banyak ide menarik serta

menghasilkan banyak solusi terhadap setiap permasalahan yang diberikan.

Oleh karena itu, apabila pembelajaran di tingkat sekolah telah mengarahkan

siswa-siswinya untuk berpikir tingkat tinggi terutama berpikir kreatif, maka

dalam waktu mendatang SDM (Sumber Daya Manusia) diprediksikan mampu

memiliki kualitas yang handal sehingga bisa bersaing di era global.

Sayangnya berdasarkan kenyataan, belum banyak pembelajaran ditingkat

sekolah yang telah mengarahkan kemampuan berpikir tingkat tinggi khususnya

berpikir kreatif pada siswanya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Munandar (dalam Ardiyani, 2011, hlm. 11) bahwa pengembangan

pembelajaran di sekolah pada umumya masih terbatas pada penalaran verbal

dan pemikiran logis serta tugas-tugas yang diberikan kepada siswanya yang

menuntut pemikiran konvergen yaitu pemikiran menuju satu jawaban tunggal.

Hal ini menandakan bahwa pada kenyataannya pembelajaran di sekolah, baru

mengopimalkan kemampuan kognitif siswa tingkat rendah. Sehingga

kemampuan siswa, baru pada tahap mengenali fakta namun belum mampu

mengaplikasikan konsep komplek ataupun abstrak. Hal inilah yang menandai

rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa di Indonesia.

Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia menurut

Oktaviana (2014, Hlm. 32) menunjukkan bahwa berdasarkan laporan Bank

(9)

3

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Achievement) di Asia Timur, kemampuan membaca siswa kelas IV SD berada

pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca siswa Indonesia sebesar

51,7. Hal ini artinya bahwa siswa Indonesia hanya mampu menguasai 30% dari

materi bacaan yang mereka baca, selain itu siswa indonesia juga masih

kesulitan dalam menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan

penalaran.

Fakta di atas menandakan peserta didik di Indonesia masih memiliki

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang rendah. Rendahnya kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa juga didukung oleh penemuan Rofi’udin (2000)

yang menyebutkan bahwa terjadi keluhan tentang rendahnya kemampuan

berpikir kritis-kreatif yang dimiliki oleh lulusan dasar sampai perguruan tinggi,

karena pendidikan berpikir belum ditangani dengan baik. Oleh karena itu,

penanganan kecakapan berpikir kritis-kreatif sangat penting diintegrasikan

dalam setiap mata pelajaran. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa juga dapat diamati dari hasil TIMSS (Trends in International

Mathematics and Science Studies) 2011 yang menyebutkan bahwa rata-rata

skor peserta didik Indonesia sebesar 406 dengan memperoleh peringkat 40 dari

42 negara. Ini berarti indonesia termasuk kategori Low International

Benchmark atau di bawah skor rata-rata internasional sebesar 500. Selanjutnya,

Menurut Muchlis (2013) dalam www.bincangedukasi.com memberikan

tambahan data dengan menyebutkan bahwa persentase TIMSS 2011 mengenai

pencapain hasil dalam bidang sains dimulai dari kategori tingkat rendah,

sedang, tinggi dan lanjut berturut-turut adalah sebesar 54%, 19%, 3% dan 0%.

Data di atas diperkuat kembali dengan hasil PISA, seperti yang

dikemukakan menurut Erlina Driana (2012) bahwa hasil-hasil TIMSS

konsisten dengan hasil PISA (Programme for International Student

Assessment). Survei terakhir, PISA tahun 2000 mengelompokkan peserta mulai

dari tingkat 1 yang terendah sampai tingkat 6 yang tertinggi. Tingkat 2

dipandang sebagai tingkat terendah dengan potensi kemampuan yang memadai

untuk hidup layak di Abad ke-21. Gambaran hasil untuk peserta Indonesia pada

PISA 2009 ini menyebutkan sekitar 65% peserta Indonesia tidak mencapai

(10)

Dengan capaian yang dilansir dari TIMSS dan PISA di atas, dapat

disimpulkan bahwa hanya terdapat 3% peserta didik Indonesia yang memiliki

kecakapan berpikir tingkat tinggi dalam bidang Sains, sisanya sebesar 54%

kecakapan berpikir tingkat tinggi peserta didik dikategorikan rendah, bahkan

menurut hasil PISA ditambahkan bahwa sebanyak 65% peserta didik Indonesia

tidak mampu mencapai tingkat minimum untuk layak hidup di Abad 21.

Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa juga terlihat dari

hasil penelitian awal yang dilakukan peneliti dalam mengukur kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa terutama kemampuan berpikir kreatif siswa pada

kelas X di SMAN 2 Sukoharjo. Berdasarkan hasil penelitian awal yang

dilakukan di SMAN 2 Sukoharjo dapat diamati dari Tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1.1

Pencapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X SMAN 2 Sukoharjo Pelajaran 2013-2014

Kelas Jumlah Siswa

Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif (%)

Berpikir Luwes /Flexible

Berpikir Lancar (Fluency)

Berpikir Orisinal

BerpikirTerperinci (Elaborasi)

X1S2 30 31.67 28.33 33.33 43.33

Sumber: Lampiran 1, hlm.128-129

Pengolahan data pada Tabel 1.1 menunjukkan rata-rata kemampuan siswa

pada setiap aspek berpikir kreatif tercapai kurang dari 50%. Hal ini

menandakan bahwa kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas X di SMAN

2 Sukoharjo dapat disimpulkan masih sangat rendah.

Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dikarenakan oleh

beberapa hal. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal yang dilakukan

peneliti kepada guru maupun siswa, menunjukkan gambaran bahwa

pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa di dalam kelas kurang mampu

melibatkan peran aktif siswa secara optimal. Selain itu, Guru juga menuturkan

bahwa pembelajaran yang diberikan sebagian besar masih menerapkan metode

ceramah, walaupun beberapa kali pernah dicobakan metode diskusi.

Selanjutnya, guru juga menuturkan bahwa dalam setiap kali pembelajaran

(11)

5

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, selain dituntut

mampu menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Guru juga dituntut serba

tahu dan kreatif dalam menggunakan model serta sumber belajar. Sumber

belajar yang digunakan bukan lagi sekedar buku melainkan guru semestinya

mampu memilih medium yang paling sesuai dengan kebutuhan siswanya.

Dengan kemajuan teknologi yang sedang berkembang saat ini guru diharuskan

mampu memanfaatkan media pembelajaran yang berbasis IT. Salah satu

pembelajaran yang berbasis IT adalah pembelajaran berbasis komputer.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kartini (2004) disebutkan bahwa

belajar dengan memanfaatkan komputer mampu digunakan untuk

mengaplikasikan berbagai tujuan belajar dan mampu membantu

mengembangkan berpikir tingkat tinggi khususnya kemampuan berpikir kreatif

siswa.

Pembelajaran yang berbasis komputer contohnya adalah pembelajaran

berupa multimedia presentasi. Dimana salah satu jenis multimedia presentasi

ini diantaranya adalah macromedia flash. Oleh karena itu, diharapkan dengan

penerapan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran macromedia

flashmampu mengoptimalkan kecakapan berpikir kreatif siswa-siswi di

sekolah.

Selain guru dituntut mampu memilih media pembelajaran dalam rangka

menunjang terbentuknya kecakapan berpikir kreatif siswa, guru juga dituntut

mampu memilih model pembelajaran yang sesuai Arnyana (2006)

menyimpulkan bahwa beberapa metode yang mampu meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa salah satunya adalah metode GI (Group

Investivigation). Metode ini memiliki tingkat keberhasilan sebesar 73,57%

dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investivigation) merupakan

strategi yang memiliki dasar filosofi konstruktivisme karena siswa membangun

pengetahuannya dan guru berperan sebagai fasilitator. Sama halnya yang

disebutkan menurut Soejadi (dalam Rusman, dkk, 2011) mengatakan bahwa

pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu

(12)

mentransformasikan informasi yang konfleks, memeriksa informasi dengan

aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Tahapan-tahapan metode ini

diawali dengan siswa menyeleksi topik, Implementasi, Analisis dan Sintesis,

penyajian hasi akhir, evaluasi. Dengan metode GI (Group Investivigation) ini

diharapkan mampu menciptakan pembelajaran menyenangkan sehingga peserta

didik memiliki kemandirian dan kecakapan berpikir kreatif.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis ingin melihat dan meneliti

lebih jauh melalui penelitian eksperimen dengan penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investivigation) dengan media

pembelajaran macromedia flash di SMAN 2 Sukoharjo kabupaten Sukoharjo

yang akan dituangkan dalam tesis berjudul:“PENGARUH PENERAPAN

METODE PEMBELAJARAN GI (GROUP INVESTIVIGATION) DENGAN

MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA. (Studi Kuasi Eksperimen

Mata Pelajaran Ekonomi Materi Pelaku Ekonomi Dan Perananya Pada Siswa

Kelas X IS SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015)

B.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas

eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group

Investigation) dan media pembelajaran macromedia flash pada pengukuran

awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest)?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas

kontrol yang menggunakan media pembelajaran macromedia flash dengan

metode ceramah pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir

(posttest)?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas

kontrol yang menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group

Investigation) pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir

(13)

7

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran teknik GI

(Group Investigation) dengan media macromedia flash, terhadap kelas

kontrol yang menggunakan media pembelajaran macromedia flash dengan

metode ceramah serta kelas kontrol yang menggunakan metode

pembelajaran teknik GI (Group Investigation) pada pengukuran akhir

(posttest)?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan sebagai

berikut:

1. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang

menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group Investigation) dengan

media pembelajaran macromedia flash pada pengukuran awal (pretest) dan

pengukuran akhir (posttest).

2. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang

menggunakan media pembelajaran macromedia flash dengan metode

ceramah pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest).

3. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang

menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group Investigation) pada

pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest).

4. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas

eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group

Investigation) dengan media macromedia flash, terhadap kelas kontrol yang

menggunakan media pembelajaran macromedia flash dengan metode

ceramah serta kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran teknik

GI (Group Investigation)flash pada pengukuran akhir (posttest).

D.Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah:

(14)

a. Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia

pendidikan dalam pengajaran mata pelajaran ekonomi, utamanya sebagai

upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

b. Secara khusus penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pijakan, bagi para

peneliti-peneliti sejenis, sehingga mampu memberikan sumbangan

terhadap perkembangan pembelajaran ekonomi.

2. Secara Praktis

a. Manfaat akademik, diharapkan penelitian ini dapat menambah dan

mengembangkan disiplin ilmu dan dapat dijadikan literature bagi yang

berminat.

b. Manfaat untuk sekolah dan lembaga pendidikan, diharapkan hasil

penelitian dapat dijadikan bahan masukan untuk dikaji lebih lanjut.

c. Manfaat untuk guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai acuan dalam pelaksanaan proses belajar bagi guru, khususnya

guru mata pelajaran ekonomi sebagai masukan untuk mempersiapkan

program perbaikan ketrampilan kegiatan belajar mengajar dalam

meningkatkan hasil belajar melalui peningkatan kemampuan ketrampilan

mengajar.

d. Untuk peneliti yang lainnya, penelitian ini menjadi kajian lebih lanjut

bagaimana menemukan metode dan media pembelajaran yang tepat

(15)

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA N 2 Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah melakukan

studi pendahuluan dan telah mendapat persetujuan dari pihak-pihak SMA N 2

Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

Subjek penelitian yang diambil terdiri dari tiga kelas yaitu kelas X-IS1, X-IS2

dan X-IS3. Ketiga kelas tersebut kemudian ditentukan sebagai kelas eksperimen

dan kelas kontrol yang secara rinci pembagiannya adalah sebagai berikut : kelas

X-IS1 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 32 orang siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan menerapkan media berupa macromedia flash dengan metode

ceramah, dan kelas X-IS 2 ditentukan sebagai kelas kontrol kedua yang terdiri dari

33 orang siswa dengan menerapkan metode pembelajaran teknik GI (Group

Investivigation), serta kelas X-IS3 ditentukan sebagai kelas esperimen terdiri dari

33 orang siswa yang mendapat pembelajaran dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif teknik GI (Group Investivigation) dengan media berupa

macromedia flash.

Tabel 3.1

Deskripsi Subjek Penelitian

Kelas Jumlah

Siswa

Laki-laki Perempuan

Esperimen 33 11 22

Control (macromedia flash dan metode ceramah)

33 12 21

Control (metode Group Investivigation)

32 12 20

Sumber: hasil pengolahan lampiran 14-15, hlm. 230-235

B.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Menurut

(16)

dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya.

Pengelompokan subjek pada penelitian ini berdasarkan pertimbangan guru mata

pelajaran dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum.

C.Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

noneequivalent (pre test and post test) control group design. Menurut Creswell

(1994, hlm. 132) bahwa noneequivalent (pretest and posttest)control group design

merupakan pendekatan yang paling populer dalam quasi ekperimen, kelompok

ekperimen dan kelompok kontrol dipilih bukan dengan random. Menurut

Setyosari (2012, hlm. 180) bahwa perlakuan yang diberikan pada desain

eksperimen ini pada awalnya keduanya diberi pretest. Bedanya kelompok pertama

diberi perlakuan (x), sedangkan kelompok yang lainnya tidak dikenai perlakuan

melainkan dijadikan kelas kontrol. Sebenarnya, kedua kelompok tersebut

sama-sama mendapatkan perlakuan, tetapi keduanya mendapatkan perlakuan yang

berbeda.

Rancangan eksperimen pada penelitian ini ditunjukan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2

Desain Quasi Eksperimen

Kelompok

Pretest Treatment Posttest

Eksperimen 01 X1 04

Kontrol 1 02 - 05

Kontrol 2 03 - 06

Keterangan :

01: Pretest kelompok eksperimen.

02: Pretest kelompok kontrol.

03: Posttest kelompok eksperimen.

(17)

57

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X1 : Pembelajaran dengan metode GI (Group Investivigation) dan media

pembelajaran macromedia flash.

D.Variabel Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik GI

(Group Investivigation) dengan macromedia flash dibandingkan dengan

pembelajaran yang menerapkan media pembelajaran macromedia flash dengan

metode ceramah serta pembelajaran yang hanya menerapkan model pembelajaran

kooperatif teknik GI (Group Investivigation). Untuk memperjelas variable dalam

penelitian ini, maka akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kreatif

Menurut Munandar (1992) bahwa ciri-ciri berpikir kreatif berdasarkan aptitute

(bakat) dan non aptitute sebagai berikut: 1) Ketrampilan berpikir lancar (fluency), 2)

Ketrampilan berpikir luwes (flexibility), 3) Ketrampilan berpikir original

(originality), 4) Keterampilan memperinci (elaboration) dan ketrampilan menilai

(evaluation). Indikator kemampuan berpikir kreatif diperinci dalam tabel 3.3 seperti

berikut :

Tabel 3.3

Indikator kemampuan berpikir kreatif

No Aspek Kemampuan berpikir kreatif

Indikatornya

1. Ketrampilan berpikir lancar (fluency)

Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal,Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban

2. Ketrampilan berpikir luwes (fleksibility)

Menghasilakan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi,Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda,Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran

3. Kemampuan berpikir original (originality)

(18)

membuat kombinasi–kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. 4 Ketrampilan memperinci

(elaboration)

mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,menambah atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik

E.Alat Tes Penelitian

Penelitian ini akan mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan

metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group Investivigation) dan media

pembelajaran macromedia flash. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan alat

tes bentuk soal uraian untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Alat tes

dalam bentuk soal uraian ini terdiri dari lima butir soal. Pemberian tes dilakukan

melalui pretest dan posttest. Sedangkan untuk mengetahui kualitas peningkatannya

dilihat melalui gain ternormalisasi.

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes digunakan untuk mengukur variable terikat berupa kemampuan berpikir

kreatif siswa dengan menggunakan The Torrance Test of Creative Thingking

(TTCC). Pada penelitian ini, tes dilakukan hanya dua kali yaitu pretes dan posttest.

Kisi- kisi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini :

Tabel 3.4

Instrumen kemampuan Berpikir Kreatif Soal Uraian

Standar Kompetensi

Aspek berpikir Kreatif Indikator No. Soal 3.1Menganalisis

peran pelaku kegiatan ekonomi

Berpikir lancar (fluency) : Mencetuskan banyak

gagasan, jawaban,

penyelesaian masalah atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai

hal.Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban

(19)

59

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berpikir Luwes :

Menghasilakan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran Siswa mampu membuat solusi atas permasalahan ekonomi yang terjadi 2 Siswa mampu membuat kombinasi pilihan berdasarkan Hukum Gosen I

4c

3.2 Menyajikan peran pelaku kegiatan ekonomi

Berpikir Original : Mampu melahirkan upaya yang baru dan unik,

memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

Siswa mampu membuat grafik TU dan MU

4b Siswa mampu menggambarkan garis Anggaran dan Titik kepuasan 5b Berpikir Elaborasi: Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk

menambah atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik

Siswa mampu membuat Kurva Kepuasan sama 5a Siswa mampu membuat diagram interaksi antar pelaku ekonomi 3

F.Proses Pengembangan Alat Tes Penelitian

Setelah alat tes penelitian selesai disusun,perlu dilakukan uji coba alat tes

untuk melihat kualitas soal yang meliputi validitas, reliabilitas, dan daya pembeda

serta tingkat kesukaran soal. Pada bahasan ini akan dipaparkan analisis hasil uji

coba soal uraian sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (dalam Riduwan, 2004, hlm. 97) bahwa “Validitas adalah

(20)

ukur”. Suatu instrument yang valid dan sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid memiliki validitas yang rendah.

Dalam uji validitas ini digunakan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Menghitung korelasi setiap butir soal dengan menggunakan rumus Product

Moment. Noor (2011, hlm. 169) bahwa rumus Product Moment yang

dikemukakan oleh Pearson dengan rumus adalah sebagai berikut:

Keterangan:

X : Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y : Skor total yang diperoleh dari seluruh item.

: Jumlah Skor dalam distribusi X

: Jumlah skor dalam distribusi Y

: Hasil kuadrat dalam skor distribusi X

: Hasil kuadrat dalam skor distribusi Y N : Banyaknya Responden

b. Melakukan penghitungan uji t, menurut Riduwan (2004, hlm. 100) bahwa

penghitungan uji t menggunakan rumus sebagai berikut:

c. Mencari ttabel dengan ttabel = (dk= n-2)

d. Membuat kesimpulan dengan kaidah keputusan sebagai berikut:

 Jika > , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah valid.

 Jika < , maka alat ukur atau instrumen penelitian ulang digunakan adalah tidak valid.

Secara rinci, rekapitulasi uji validitas kemampuan berpikir kreatif

(21)

61

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif

Sumber: lampiran 16, hlm. 239

Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa hasil uji validitas untuk soal

kemampuan berpikir kreatif dengan 5 butir terdapat satu tidak valid yaitu soal

nomer 4c. Sehingga soal No.4c tidak dapat digunakan sebagai soal pretest dan

posttest dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas Soal

Menurut Singaribun & Effendi (1987, hlm.122-123) bahwa“Reliabilitas

menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran relative konsisten apabila

pengukuran diulangi dua kali atau lebih”. Menurut Ruseffendi (1998) dinyatakan bahwa realibilitas tes kemampuan ditentukan melalui perhitungan koefisien

korelasi dengan menggunakan Cronbach-Alpha. Rumus ini digunakan mengingat

jawaban siswa bervariasi dan bukan hanya benar atau salah. Adapun menurut Noor

(2010, hlm. 165) bahwa rumus Cronbach-Alpha adalah sebagai berikut:

Keterangan :

=Reliabilitas Instrumen = Banyaknya Butir Pertanyaan

= Jumlah Butir Pertanyaan = Varians Total

No. Soal

R Keterangan

1 0,722 Sangat Valid

2 0,667 Valid

3 0,688 Valid

4a 0.679 Valid

4b 0.603 Valid

4c 0,287 Tidak Valid

5a 0,624 Valid

(22)

Tabel 3.6

Klarifikasi Tingkat Reliabilitas

Besarnya r Tingkat reliabilitas 0,90 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 < r ≤0,90 Tinggi 0,40 < r ≤ 0,70 Sedang 0,20 < r ≤ 0,40 Rendah

r ≤ 0,20 Sangat rendah

Perhitungan uji reliabilitas soal kemampuan berpikir kreatif ini menggunakan

Software ANATES V.4. Adapun rekapitulasi hasil perhitungannya dapat dilihat

pada tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Kemampuan thitung Derajat

Relliabilitas

Kriteria

Kemampuan

Berpikir Kreatif 0.82 Tinggi Reliable Sumber: lampiran 13, hlm. 236

Hasil Analisis menunjukkan bahwa soal kemampuan berpikir kreatif

memenuhi kreteria untuk digunakan dalam penelitian yaitu reliable dengan

kategori tinggi.

3. Uji Daya Pembeda Soal

Menurut Muslich (2011, hlm.93) bahwa daya beda sebuah instrument adalah

kemampuan instrument membedakan antara peserta didik yang berkemampuan

tinggi dan sebaliknya. Perhitungan daya pembeda setiap butir soal tes hasil belajar

siswa diawali dengan pengurutan skor total seluruh soal dari yang terbesar ke yang

terkecil seperti pada perhitungan tingkat kesukaran soal. Kemudian dilanjutkan

dengan menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Perhitungan daya beda

(23)

63

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dihitung menurut Arikunto (2009, hlm. 177) disebutkan bahwa rumus uji daya

pembeda soal adalah sebagai berikut :

Keterangan :

DP : daya pembeda butir

BA : banyaknya kelompok atas yang menjawab betul

: banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul

: banyak Subjek kelompok atas

JB : jumlah subjek kelompok bawah

Penentuan jawaban benar dan salah dari soal kemampuan berpikir kreatif yang

berbentuk uraian ini sama seperti pada perhitungan tingkat kesukaran butir soal

tes. Jumlah jawaban benar untuk masing-masing kelompok selanjutnya digunakan

untuk menghitung harga DP dengan rumus di atas. Untuk mengklasifikasikan daya

pembeda soal, digunakan interprestasi daya pembeda yang dikemukakan menurut

Suherman dkk (2003) bahwa interprestasi daya pembeda dari tes yang dilakukan

itu disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.8 Daya Pembeda

Nilai DP Klasifikasi

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Interprestasi daya jelek

0,20 DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 <DP ≤ 1,00 Sangat baik

Hasil rekapitulasi daya pembeda soal kemampuan berpikir kreatif

(24)

Tabel 3.9

Hasil Uji Daya Pembeda Soal Kemampuan berpikir Kretif

Kemampuan Nomor

Soal

Koefisien Daya Pembeda

Interpretasi

Berpikir Kreatif 1 5,20 Baik

2 4,44 Baik

3 4,42 Baik

4a 4,50 Baik

4b 4,81 Baik

4c 1,74 Jelek

5a 4,12 Baik

5b 3,13 Cukup

Sumber: lampiran 13, hlm. 238

Berdasarkan table di atas, daya pembeda soal kemampuan berpikir kreatif

memiliki interprestasi baik dan cukup, artinya soal-soal tersebut bisa digunakan

untuk membedakan tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok atas dan

kelompok bawah.

4. Uji Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Arikunto (2002, hlm. 128) bahwa“tingkat kesukaran butir soal (item)

merupakan rasio antar penjawab item dengan benar dan banyaknya penjawaab

item”. Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mengklarifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan interprestasi

(25)

65

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikemukkan menurut Suherman,dkk (2003, hlm. 170) yang menyatakan bahwa

kreteria kesukaran butir soal yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 3.10

„Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Interpretasi

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 0, 30 Sukar

0, 30 0, 70 Sedang

0, 70 1, 00 Mudah

IK = 1, 00 Terlalu mudah

Hasil rekapitulasi tingkat kesukaran soal kemampuan berpikir kreatif

menggunakan Software ANATES V.4 dapat dilihat pada table 3.11 berikut ini:

Tabel 3.11

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Kemampuan Nomor

Soal

Koefisien Tingkat Kesukaran

Interpretasi

Kemampuan Berpikir

Kreatif

1 0,44 Sedang

2 0,53 Sedang

3 0,47 Sedang

4a 0,45 Sedang

4b 0,53 Sedang

4c 0,49 Sedang

5a 0,47 Sedang

5b 0,41 Sedang

Sumber: lampiran 13, hlm. 238

Data pada table 3.11 menunjukkan bahwa tingkat kesukaran soal tergolong

sedang sehingga soal ini mampu digunakan dalam penelitian.

G.Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest dianalisis secara

statistik. Data yang akan dianalisis adalah data kuantitatif berupa nilai hasil

kemmapuan berpikir kreatif siswa. Untuk pengolahan data penulis menggunakan

(26)

Analisis data yang di uji secara statistik dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menskor tiap lembar tes siswa sesuai dengan kunci jawaban. Pemberian skor

terhadap nilai siswa menggunakan system bobot. Menurut Sudjana (2011,

hlm. 42) bahwa system pembobotan nilai menggunakan skala 1-10.

2. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretest dan posttest

3. Mengubah nilai ke dalam bentuk persentase dengan cara:

Nilai siswa (%) = x 100%

4. Membuat tabel skor pretest, posttest dan gain ternormalisasi siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

5. Menghitung nilai rata-rata keseluruhan dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa

untuk masing-masing kelompok, yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

Nilai rata-rata = x 100 %

6. Menghitung deviasi standar untuk mengetahui penyebaran kelompok dan

menunjukkan tingkat variansi kelompok data.

7. Menghitung normalitas gain, nilai rata-rata pretes dan nilai rata-rata posttest

secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus :

Dengan menggunakan kreteria indek gain menurut Hake (dalam Susanto, 2012,

hlm. 75) disebutkan bahwa kreteria indek gain adalah ditunjukkan pada Tabel

3.12 sebagai berikut:

Tabel 3.12

Kriteria Peningkatan Gain Gain

ternormalisasi (g)

Kriteria peningkatan

g > 0,7 Peningkatan Rendah

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Peningkatan sedang

(27)

67

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Menentukan pencapaian kemampuan berpikir kreatif dengan membandingkan

rata-rata skor posttest dan simpangan baku antara kelompok eksperimen dan

kelompok pada kelas kontrol.

9. Menetapkan tingkat kesalahan sebesar 5% (α = 0.05) dan melakukan

pengujian hipotesis.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, sebelumnya dilakukan uji asumsi yang

meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dimana tujuan melakukan uji

normalitas adalah untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal

atau tidak. Selanjutnya tujuan melakukan uji homogenitas varian kelas eksperimen

dan kelas kontrol adalah untuk mengetahui apakah varian antar kelas tersebut

berbeda atau tidak.

Uji Normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-smirnov dengan rumusan

Asumsi sebagai berikut:

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (p-value > α)

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(p-value < α)

Menurut Susetyo (2010, hlm. 160) bahwa uji homogenitas varian menurut

menggunakan teknik Levene Test dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

= Varian Besar

= Varian Kecil

Pengujian homogenitas varian menggunakan SPSS for windows versi 20,

dengan rumusan asumsi sebagai berikut:

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (p-value > α)

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(p-value < α)

Setelah dilakukan uji asumsi terhadap normalitas dan homogenitas data. Maka

(28)

perbedaan rerata peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Apabila didapati

sebaran data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji statistic

parametric dengan menggunakan Paired Sample t Test dan Independent Sample t

Test, namun apabila sebaran data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji

statistic non parametric dengan teknik Wilcoxon’s Matched Pairs Test dan Kruskal

(29)

69

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10.Prosedur Penelitian

Alur dalam penelitian dapat diamati dari bagan dibawah ini:

Gambar 3.1 Alur penelitian penerapan metode pembelajaran teknik GI (Group Investivigation) dan macromedia flash

Masalah

Studi Literatur : Model Pembelajaran kooperatif teknik Group Investivigation (GI) dan Macromedia Flash

Penyusunan perangkat pembelajaran

1. RPP

2. Media pembelajaran macromedia flash 3. Lembar Tugas Siswa Penyusunan Alat Tes

1. Soal Uraian

Uji Coba dan Validitas Alat Tes

Kelas Eksperimen

Media Pembelajaran macromedia flash

dan Metode Ceramah Kelas Kontrol Studi Pendahuluan

Metode Pembelajaran Kooperatif teknik GI

Pretest

Posttest

Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik

GI dan Media Pembelajaran Macromedia Flash

Analisis

(30)

Langkah-langkah yang tergambar dalam alur penelitian yang digunakan

peneliti dalam melaksanakan eksperimen dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Peneliti melakukan identifikasi masalah yang ada di lapangan, kemudian

peneliti membuat rancangan penelitian berupa proposal penelitian. Proposal

penelitian ini kemudian diseminarkan dengan tujuan memdapatkan kritikan dan

saran, perbaikan serta memperoleh informasi apakah rancangan tersebut layak

untuk dilaksanakan.

Langkah selanjutnya, dalam tahap pertama ini peneliti menyusun desain

pembelajaran metode kooperatif teknik GI dan penerapan media pembelajaran

berupa macromedia flash yang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Selanjutnya disusun media pembelajaran berupa macromedia flash serta alat tes

penelitian yang berupa soal berbentuk uraian guna mengukur kemampuan berpikir

kreatif siswa. Penyusunan media pembelajaran macromedia flash dan alat tes ini

berdasarkan bimbingan dosen.

Media pembelajaran macromedia flash dan alat tes disetujui oleh dosen

pembimbing, selanjutnya peneliti kemudian melakukan tes awal kepada siswa

kelas XI pada sekolah yang sama dengan catatan siswa yang menjadi subjek

pengujian alat tes telah menerima materi yang akan diujikan. Tes awal ini

bertujuan untuk mengetahui validitas, realibilitas, daya beda dan tingkat kesukaran

soal.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah Pra-penelitian terlaksana, maka peneliti kemudian melakukan

penelitian dengan memberikan soal pretes pada ketiga kelas dalam waktu yang

berbeda. Hal ini dikarenakan jam pelajaran ekonomi setiap kelas berbeda hari.

Pretes diberikan selama 3 kali pertemuan berdasarkn tujuan pembelajaran yang

(31)

71

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap berikutnya adalah tahap penelitian. Dalam penelitian ini digunakan

tiga kelas, satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen yang menerapkan

metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group Investivigation) dengan media

pembelajaran macromedia flash. Sedangkan dua kelas control: satu kelas

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran macromedia

flash dengan metode ceramah serta kelas kontrol lainnya menerapkan metode

pembelajaran kooperatif teknik GI(Group Investivigation). Penelitian ini

kesemuanya dilakukan selama 3 x 45 menit.

Kegiatan terakhir penelitian, peneliti memberikan posttest kapada semua

kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Posttes menggunakan alat tes

berupa soal uraian yang berjumlah 5 soal, yang konten materinya mengenai pelaku

ekonomi, peran pelaku ekonomi dan diagram interaksi antar pelaku ekonomi serta

perilaku konsumen.

3. Tahap Penyusunan Laporan (Kesimpulan)

Kegiatan pertama dalam tahap penyusuanan laporan ini adalah dengan

melakukan pengolahan data hasil pretes dan posttest dari kelas eksperimen dan

kontrol mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa. Selanjutnya melakukan

analisis data pretes dan posttes menggunakan gain score (perbedaan) mengenai

kemampuan berpikir kreatif siswa baik di kelas esperimen maupun kelas kontrol.

Setelah menganalisis gain score dari masing-masing kelas, peneliti

melakukan perbandingan antara gain score kelas esperimen dan kelas kontrol

untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa

pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group

Investivigation) dengan macromedia flash terhadap kelas yang menerapkan media

pembelajaran macromedia flash dengan metode ceramah serta kelas kontrol yang

hanya menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group

IInvestivigation).

Proses akhir dalam tahap penyusunan laporan ini adalah menyusun

pembahasan dan kesimpulan akhir dari proses penelitian yang sudah dilaksanakan

(32)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan struktur hubungan metode GI (Group

Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash terhadap

kemampuan berpikir kreatif peserta didik di SMAN 2 Sukoharjo. Sehingga

diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Secara umum dapat

disimpulkan bahwa penggunaan metode GI (Group Investivigation) dengan

media pembelajaran macromedia flash berpengaruh terhadap pembelajaran

ekonomi di kelas X SMAN 2 Sukoharjo. Hal tersebut mengindikasi bahwa

semakin tinggi tingkat penggunaan metode GI (Group Investivigation) dengan

media pembelajaran macromedia flash, maka akan semakin efektif untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran ekonomi.

Secara khusus, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMAN 2 Sukoharjo pada kelas

eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran kooperatif teknik GI (Group Investivigation) dengan media

pembelajaran macromedia flash pada pengukuran awal (pretest) dan

pengukuran akhir (posttest) mengalami peningkatan dengan kategori sedang.

Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan maka diperoleh nilai rata-rata

gain yang ternormalisasi dari skor pretest-posttest kemampuan berpikir

kreatif kelas eksperimen. Artinya metode pembelajaran kooperatif teknik GI

(Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik secara signifikan.

2. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMAN 2 Sukoharjo pada kelas

kontrol yang yang mendapatkan pembelajaran menggunakan media

pembelajaran macromedia flash dengan metode ceramah pada pengukuran

awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) mengalami peningkatan

(33)

118

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh nilai rata-rata gain yang ternormalisasi dari skor pretest-posttest

kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol yang menerapkan media

pembelajaran macromedia flash dengan metode ceramah. Artinya media

pembelajaran macromedia flash dengan metode ceramah dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik secara signifikan.

3. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMAN 2 Sukoharjo pada kelas

eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran kooperatif teknik GI (Group Investivigation) pada pengukuran

awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) mengalami peningkatan

dengan kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan maka

diperoleh nilai rata-rata gain yang ternormalisasi dari skor pretest-posttest

kemampuan berpikir kreatif kontrol yang menerapkan metode GI (Group

Investivigation). Artinya metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group

Investivigation) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta

didik secara signifikan.

4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada

kelas eksperimen yang menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik

GI (Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash

terhadap kelas kontrol pertama yang menerapkan media pembelajaran

macromedia flash dengan metode ceramah serta kelas kontrol kedua yang

menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group

Investivigation). Berdasarkan skor posttest, walaupun diketahui pada kelas

eksperimen peningkatanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan kedua

kelas kontrol, namun kategori peningkatan baik dari kelas eksperimen

maupun kelas kontrol menunjukkan peningkatan dengan kategori sedang.

Selanjutnya berdasarkan hasil peningkatan perindikator dari kemampuan

berpikir kreatif siswa serta perolehan hasil nilai siswa diketahui bahwa pada

kelas eksperimen menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan kedua kelas kontrol. Artinya, metode pembelajaran

(34)

macromedia flash lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa di SMAN 2 Sukoharjo dibandingkan dengan penerapan media

pembelajaran macromedia flash dengan metode ceramah atau penerapan

metode (Group investivigation) saja.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. Maka dapat

diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa capaian peningkatan

kemampuan berpikir kreatif siswa ditinjau dari perindikator kemampuan

berpikir kreatif menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang sangat

rendah pada indicator berpikir fleksibility. Oleh karena itu, diperlukan

upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada tiap

indicator kemampuan berpikir kreatif terutama pada indicator berpikir

flexsibility.

2. Kemampuan berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan dengan

kategori sedang baik pada kelas yang menerapkan metode pembelajaran

GI (Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash,

ataupun pada kelas yang menerapkan media pembelajaran macromedia

flash dengan metode ceramah, serta yang hanya menerapkan metode GI

(Group Investivigation) saja. Hal ini menandakan bahwa kemampuan

berpikir kreatif siswa kurang tergali secara optimal baik pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol. Oleh karena itu, pada penelitian

selanjutnya bisa dipilih metode atau media lain yang lebih sesuai dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa secara optimal.

3. Keefektifan kemampuan berpikir kreatif siswa akan tercapai melalui

implementasi metode pembelajaran GI (Group Investivigation) dengan

media pembelajaran macromedia flash apabila pelaksanaan dalam

pembelajaran tetap memperhatikan langkah-langkah metode GI (group

(35)

120

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memasukkan konten-konten real disesuaikan dengan materi yang

dipelajari.

4. Kemampuan berpikir kreatif siswa akan teroptimalkan apabila dalam

pembelajaran mampu menghadirkan seluruh unsur dalam standar proses

pelaksanaan pembelajaran yaitu PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif,

kreatif, efektif dan menyenangkan).

5. Kemampuan berpikir kreatif dapat terbentuk melalui proses yang panjang.

Oleh karena itu dibutuhkan waktu yang panjang dalam meneliti serta

mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga hasilnya akurat.

6. Penelitian ini mempunyai beberapa kelemahan. Diantaranya penelitian ini

hanya mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa belum menggali

variable-variabel lain yang mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif

siswa. Keterbatasan dalam penelitian ini memberikan peluang kepada

peneliti lanjutan untuk meneliti mengenai variable-variabel lain yang

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yusuf. (2009). Guru dan pembelajaran bermutu. Bandung: Rizqi Press.

Ali, Muhammad, dkk. (2004). Psikologi Remaja, Perkembangan peserta didik, Jakarta: Bumi Aksara.

Andriyani, Ana (2014). Pengembangan model simulasi social dalam pelajaran PPKN untuk meningkatkan sikap demokratis peserta didik. (Disertasi). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.

Ardiyani, Yusi. (2011). Penggunaan lks (lembar kerja siswa) terbuka untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, keterampilam proses sains (ksp) dan berpikir kreatif siswa sma pada konsep pencemaran lingkungan. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta: PT Bumi.

_________________. (2009). Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineke Cipta.

Armina, Dian Era. (2010). Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investivigasi kelompok terhadap kemampuan berpikir kreatif. Dalam J.PIPS: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 34 (18) Edisi Januari-Juni 2010. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arnyana, Ida bagus Putu. (2006). Pengaruh penerapan strategi pembelajaraan inovatif pada pelajaran biologi terhadap kemampuan berpikir kreatif sma. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 3 (39). hlm. 496-515.

Arsyad, Azhar. (2011). Media pembelajaran (Cetakan ke-15). Jakarta: Rajawali Press.

Asyhar, Rayanda. (2011). Kreatif mengembangkan media pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Barkley, Elizabert. E.,dkk (2012).Collaborative learning techniques. Bandung: Nusa Media Corporation.

Costa, A. L. (1985). Development minds a resource book for teaching thingking. alexandera: Association for supervision and curriculum Developmen (ASC).

Creswell, IW. (1994). Research design qualitative and quantitative approaches.

(37)

122

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Darmawan, Deni. (2012). Inovasi pendidikan pendekatan praktik teknologi multimedia dan pembelajaran online. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Deplitbang MADCOMS. (2004). Seri aplikasi macromedia flash MX 2004: membuat animasi movie klip dengan actions script. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Efa Rosfita. (2013). Penerapan strategi think pair share untuk menumbuhkan kemampuan berkomunikasi peserta didik sekolah dasar. (Tesis). Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Endah, Kristien. (2011). Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII Smpn 2 Pare melalui pembelajaran berbantuan macromedia flash 8. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Negeri Malang, Malang.

Fitriana, Ika Sari. (2010). Penggunaan multimedia interaktif (mmi) dalam proses pembelajaran materi teori kinetic gas untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.

Hana, Muhammad (2005). Alternatif pengajaran system periodik unsur menggunakan media computer untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.

Hergenhahn, Br, & Matthew H.Olson. (2009). Theories of learning (teori belajar).

Jakarta: Prenada Media Group.

Hidayat, Moh. Taufik. (2014). Pengembangan kemampuan menulis berbasis pengalaman historis siswa melalui metode investivigasi kelompok. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hidayatullah, Priyanto, dkk. (2008). Making educational animation using flash. Bandung: Informatika.

Huda, Mifthahul. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogykarta: Pustaka Pelajar.

Ibrahim, Syaodih. (2013). Perencanaan pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Indarti, Meylisa. (2013). Pengaruh penerapan model pembelajaran group investivigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X. SMA Negeri 1 Tugu Kabupaten Trenggalek. 2 (2). Hlm. 1-13.

(38)

Isjoni. (2010). Cooperative learning. Bandung : Alfabeta.

Kartini. (2004). Pengembangan model pembelajaran interaktif berbasis komputer untuk bahan kajian partikel-partikel materi sebagai wahana pendidikan siswa Sltp. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.

Khoiri, Wafiq. (2014). Implementasi model problem based learning berbantuan multimedia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas vii smp negeri 4 kudus pada materi segitiga.(Skripsi).Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Krathwohl, David R. & Anderson, Lorin W (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan aesmen (Revisi Taksonomi Bloom).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kustandi, Cecep, & Sutjipto. Bambang. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi berpikir. Bandung: Rosdakarya.

Lefrancois, Guy R. (2014). Theories of human learning what the professor said. The university of Alberta: wadsworth cengage learning.

Lie, A. (2002). Cooperative learning: mempraktekkan cooperative learning di ruang-ruang kelas. Jakarta : Grasindo.

Madcoms.(2007). Mahir dalam 7 hari macromedia flash profesional 8. Yogyakarta: Andi Offset.

Muijs, Daniel & Reynolds, David. (2008). Effective teaching (teori dan aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyadi, Ading. (2010). Model pembelajaran multimedia interaktif perkembangan teori atom untuk meningkatkan keterampilan generic sains dan berpikir kritis guru fisika. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.

Munadi, Yudhi. (2008). Media pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Munandar. S. C. U. (1992). Mengembangkan bakat dan kreatifitas anak sekolah. Jakarta: Gramedia.

(39)

124

Arum Wulandari, 2015

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muslich, Mansur. (2011). Authentic assessment: penilaian berbasis kelas dan kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Mustofa, Arif dan Thobroni, Muhammad. (2011). Belajar dan pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media .

Noor, Juliansyah.(2010). Metodologi penelitian (skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah).Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nurhalim, M. (2008). Penerapan pembelajaran berbasis computer (computer basic instruction) model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Madarasah Aliyah Negeri Se-Kota Bandung. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.

Oktaviana. (2014, 24 Desember 2014). Penyebab Rendahnya Pendidikan di Indonesia. Sketsa. Hlm 31-32.

Perkins, D.N. (1988). What creative thinking. Alexandera: Association for Supervision and Curriculum Developmen (ASC).

Piaw, C. Y. (2004). Creative and critical thinking style. Serdang: University Putra Malaysa Press.

Presseisen, B. Z. (1988). Thinking skills: meaning and model. Alexandera :

Association for supervision and curriculum Developmen (ASC).

Pribadi, Benny A. (2009). Model desain sistem pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Riduwan.(2004). Belajar mudah penelitian untuk guru karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta.

Rofi’uddin, A. (2000). Model pendidikan berpikir kritis-kreatif untuk siswa sekola

Gambar

Tabel 3.2 Desain Quasi Eksperimen
Tabel 3.4           Instrumen kemampuan Berpikir Kreatif Soal Uraian
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Butir Soal
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal
+6

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode sinektik juga masuk dalam kategori rendah, tapi jika dilihat dari angkat N-Gain

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan mengetahui pengaruh PBL berbantuan Pohon Matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan analisis di kelas eksperimen yang menggunakan metode group investigation (GI) pada saat sebelum

Selanjutnya setelah diberikan perlakuan nilai yang diperoleh kedua kelas mengalami peningkatan, namun terdapat perbedaan antara kemampuan berpikir kreatif peserta

Perbedaan nilai rerata hasil belajar peserta didik pada kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dari model pembelajaran yang digunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan Model Group Investigation (GI) dalam pembelajaran menulis paragraf Argumentasi (Eksperimen Kuasi terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Berbasis

Hasil penghitungan uji beda rata-rata N-Gain kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol dan kelas eksperimen menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif