Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GI (GROUP
INVESTIVIGATION) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Materi Pelaku Ekonomi Dan Perananya Pada Siswa Kelas X-IS SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Pendidikan Ekonomi
oleh
Arum Wulandari
1202209
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
INVESTIVIGATION) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA
FLASH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Materi Pelaku Ekonomi Dan
Peranany PadaSiswa Kelas X IS SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015)
Oleh
Arum Wulandari
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd ) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Sps UPI
Bandung
© Arum Wulandari 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi,
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Disman, M.S. NIP 19590209 198412 1 001
Pembimbing II
Dr. Dadang Dahlan, M.Pd NIP 19571205 198203 1002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
PENGARUH PENERAPANMETODE PEMBELAJARAN GI (GROUP
INVESTIVIGATION) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA
FLASH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Materi Pelaku Ekonomi Dan
Perananya Pada Siswa Kelas X IS SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015)
disetujui dan disahkan pembimbing :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Disman, M.S. NIP 19590209 198412 1 001
Pembimbing II
Dr. Dadang Dahlan, M.Pd NIP 19571205 198203 1002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Arum Wulandari. 2015. “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi, Materi Pelaku Ekonomi Dan Peranannya Pada Siswa Kelas X IS SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015)”. Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. H. Disman, M.S. Dosen Pembimbing II : Dr. Dadang Dahlan, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan metode GI (Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash terhadap kelas yang mendapatkan perlakuan media pembelajaran macromedia flash dengan media ceramah serta pada kelas yang hanya mendapatkan perlakuan metode GI (Group Investivigation) pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan alasan ingin mengetahui apakah perlakuan yang diterapkan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mampu secara efektif meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan subjek penelitian terdiri dari tiga kelas yaitu kelas X_IS 3 (Kelas Eksperimen), X_IS1 (Kelas Kontrol) yang menerapkan perlakuan media pembelajaran macromedia flash dengan media ceramah serta kelas XIS_2 (Kelas Kontrol) yang menerapkan metode GI (Group Investivigation). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan tes tertulis yang diberikan oleh guru kepada siswa. Pengolahan data dilakukan menggunakan uji non parametric dengan teknik uji Wilcoxon Matched Pairs dan uji Kruskal WallisTest menggunakan aplikasi SPSS versi 20. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa metode GI (Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa artinya semakin tinggi tingkat penggunaan metode GI (Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash, maka akan semakin efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran ekonomi.
Arum Wulandari. 2015. "The Effect of GI (Group Investigation) Techniques Cooperative Learning Method using Macromedia Flash learning media toward Students’Creative Thinking Ability (Quasi-Experimental Study in the Economics Subjects about Economic Actors and Role in the Tenth Grade Social Class Students of SMAN 2 Sukoharjo in Academic Year 2014/2015)". Supervisor I: Prof. Dr. H. Disman, M.S. Supervisor II: Dr. Dadang Dahlan, M.Pd.
This study aims at determiningthe differences of students’ creative thinking ability in the experimental class getting treatment of GI (Group Investigation) method using macromedia flash learning media and the class getting treatment of macromedia flash learning media in the classroom lectures and the class that just getting treatment of GI (Group Investigation) method on economic subjects. This research was conducted because the researcher want to know whether the treatment applied to the experimental class or control class is effectivelyable to improve students' ability to think creatively on economic subjects. The research method used is the method of quasi-experimental study with subjects of the research consisted of three classes, namely X IS 3class (experimental class), X IS1 class (control class), that implemented instructional media treatment macromedia flash media X IS 2 lectures and classes (control class) which applied the treatment of GI (Group Investigation) method. Data collected by observation and written test given by the teacher to the students. Analysis of data usedin this research was non-parametric test with Wilcoxon Matched Pairs technique and Kruskal WallisTest using SPSS version 20. Based on the results of the research, it is showed that that Group Investigation Method using macromedia flash can increase students’ creative thinking ability which means that the higher the use of GI Method using macromedia flash, the more effective students’ creative thinking ability to increase in Economic learning
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Memasuki Abad pengetahuan yaitu Abad 21, Sumber Daya Manusia
dituntut memiliki beberapa kemampuan. Menurut Trilling dan Hood (1999)
bahwa kemampuan yang semestinya dimiliki oleh SDM di Abad pengetahuan
ini adalah kemampuan bekerja sama, kemampuan berpikir tingkat tinggi,
kreatif, terampil, mampu memahami berbagai budaya dan mempunyai
kemampuan berkomunikasi serta mampu belajar sepanjang hayat (life long
learning). Dari beberapa tuntutan di atas, berpikir tingkat tinggi merupakan
salah satu kemampuan yang semestinya dikuasai oleh Sumber Daya Manusia.
Dimana dalam proses pembentukan kemampuan berpikir tingkat tinggi ini
dibutuhkan adanya pendidikan.
Pendidikan didefinisikan menurut John Dewey (dalam Mulyadi, 2010.
Hlm. 1) “sebagai sebuah proses pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual maupun daya
emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan
sesamanya”. Melihat peran penting pendidikan dalam membentuk kemampuan
dasar seperti daya berpikir dan daya intelektual, maka seyogyanya, pendidikan
khususnya ditingkat sekolah diarahkan agar mampu mengoptimalkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diajarkan guru kepada siswa di
sekolah memiliki peranan penting terutama dalam membantu siswa untuk
memecahkan berbagai permasalahan. Apabila kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa terbiasa dimunculkan dan dilatih, maka serumit apapun
permasalahan yang diberikan akan dengan mudah dipecahkan. Salah satu cara
memunculkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa adalah dengan
menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Dengan pembelajaran yang
berkualitas siswa akan terarahkan secara mandiri dan aktif dalam membangun
pengetahuannya. Hal inilah yang memantik munculnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa. Sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan Sagala
pembelajaran tersebut mampu menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik yang ditandai dengan berpikir kritis, logis, objektif dan
sistematis.”
Menurut Asham Conway (dalam Kuswana, 2011, hlm. 24)
mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir melibatkan enam jenis berpikir
dimana salah satunya adalah berpikir kreatif. Sementara itu, menurut Costa
(1985) disebutkan bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan bagian dari
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang secara spesifik difokuskan dalam
pencarian banyak ide, pemunculan berbagai kemampuan terhadap suatu
permasalahan dengan berbagai jawaban yang benar. Dengan demikian,
kemampuan berpikir kreatif merupakan aktifitas berpikir yang semestinya
dimilki siswa sehingga mampu memunculkan banyak ide menarik serta
menghasilkan banyak solusi terhadap setiap permasalahan yang diberikan.
Oleh karena itu, apabila pembelajaran di tingkat sekolah telah mengarahkan
siswa-siswinya untuk berpikir tingkat tinggi terutama berpikir kreatif, maka
dalam waktu mendatang SDM (Sumber Daya Manusia) diprediksikan mampu
memiliki kualitas yang handal sehingga bisa bersaing di era global.
Sayangnya berdasarkan kenyataan, belum banyak pembelajaran ditingkat
sekolah yang telah mengarahkan kemampuan berpikir tingkat tinggi khususnya
berpikir kreatif pada siswanya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Munandar (dalam Ardiyani, 2011, hlm. 11) bahwa pengembangan
pembelajaran di sekolah pada umumya masih terbatas pada penalaran verbal
dan pemikiran logis serta tugas-tugas yang diberikan kepada siswanya yang
menuntut pemikiran konvergen yaitu pemikiran menuju satu jawaban tunggal.
Hal ini menandakan bahwa pada kenyataannya pembelajaran di sekolah, baru
mengopimalkan kemampuan kognitif siswa tingkat rendah. Sehingga
kemampuan siswa, baru pada tahap mengenali fakta namun belum mampu
mengaplikasikan konsep komplek ataupun abstrak. Hal inilah yang menandai
rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa di Indonesia.
Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia menurut
Oktaviana (2014, Hlm. 32) menunjukkan bahwa berdasarkan laporan Bank
3
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Achievement) di Asia Timur, kemampuan membaca siswa kelas IV SD berada
pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca siswa Indonesia sebesar
51,7. Hal ini artinya bahwa siswa Indonesia hanya mampu menguasai 30% dari
materi bacaan yang mereka baca, selain itu siswa indonesia juga masih
kesulitan dalam menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan
penalaran.
Fakta di atas menandakan peserta didik di Indonesia masih memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang rendah. Rendahnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa juga didukung oleh penemuan Rofi’udin (2000)
yang menyebutkan bahwa terjadi keluhan tentang rendahnya kemampuan
berpikir kritis-kreatif yang dimiliki oleh lulusan dasar sampai perguruan tinggi,
karena pendidikan berpikir belum ditangani dengan baik. Oleh karena itu,
penanganan kecakapan berpikir kritis-kreatif sangat penting diintegrasikan
dalam setiap mata pelajaran. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa juga dapat diamati dari hasil TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Studies) 2011 yang menyebutkan bahwa rata-rata
skor peserta didik Indonesia sebesar 406 dengan memperoleh peringkat 40 dari
42 negara. Ini berarti indonesia termasuk kategori Low International
Benchmark atau di bawah skor rata-rata internasional sebesar 500. Selanjutnya,
Menurut Muchlis (2013) dalam www.bincangedukasi.com memberikan
tambahan data dengan menyebutkan bahwa persentase TIMSS 2011 mengenai
pencapain hasil dalam bidang sains dimulai dari kategori tingkat rendah,
sedang, tinggi dan lanjut berturut-turut adalah sebesar 54%, 19%, 3% dan 0%.
Data di atas diperkuat kembali dengan hasil PISA, seperti yang
dikemukakan menurut Erlina Driana (2012) bahwa hasil-hasil TIMSS
konsisten dengan hasil PISA (Programme for International Student
Assessment). Survei terakhir, PISA tahun 2000 mengelompokkan peserta mulai
dari tingkat 1 yang terendah sampai tingkat 6 yang tertinggi. Tingkat 2
dipandang sebagai tingkat terendah dengan potensi kemampuan yang memadai
untuk hidup layak di Abad ke-21. Gambaran hasil untuk peserta Indonesia pada
PISA 2009 ini menyebutkan sekitar 65% peserta Indonesia tidak mencapai
Dengan capaian yang dilansir dari TIMSS dan PISA di atas, dapat
disimpulkan bahwa hanya terdapat 3% peserta didik Indonesia yang memiliki
kecakapan berpikir tingkat tinggi dalam bidang Sains, sisanya sebesar 54%
kecakapan berpikir tingkat tinggi peserta didik dikategorikan rendah, bahkan
menurut hasil PISA ditambahkan bahwa sebanyak 65% peserta didik Indonesia
tidak mampu mencapai tingkat minimum untuk layak hidup di Abad 21.
Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa juga terlihat dari
hasil penelitian awal yang dilakukan peneliti dalam mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa terutama kemampuan berpikir kreatif siswa pada
kelas X di SMAN 2 Sukoharjo. Berdasarkan hasil penelitian awal yang
dilakukan di SMAN 2 Sukoharjo dapat diamati dari Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
Pencapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X SMAN 2 Sukoharjo Pelajaran 2013-2014
Kelas Jumlah Siswa
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif (%)
Berpikir Luwes /Flexible
Berpikir Lancar (Fluency)
Berpikir Orisinal
BerpikirTerperinci (Elaborasi)
X1S2 30 31.67 28.33 33.33 43.33
Sumber: Lampiran 1, hlm.128-129
Pengolahan data pada Tabel 1.1 menunjukkan rata-rata kemampuan siswa
pada setiap aspek berpikir kreatif tercapai kurang dari 50%. Hal ini
menandakan bahwa kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas X di SMAN
2 Sukoharjo dapat disimpulkan masih sangat rendah.
Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dikarenakan oleh
beberapa hal. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal yang dilakukan
peneliti kepada guru maupun siswa, menunjukkan gambaran bahwa
pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa di dalam kelas kurang mampu
melibatkan peran aktif siswa secara optimal. Selain itu, Guru juga menuturkan
bahwa pembelajaran yang diberikan sebagian besar masih menerapkan metode
ceramah, walaupun beberapa kali pernah dicobakan metode diskusi.
Selanjutnya, guru juga menuturkan bahwa dalam setiap kali pembelajaran
5
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, selain dituntut
mampu menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Guru juga dituntut serba
tahu dan kreatif dalam menggunakan model serta sumber belajar. Sumber
belajar yang digunakan bukan lagi sekedar buku melainkan guru semestinya
mampu memilih medium yang paling sesuai dengan kebutuhan siswanya.
Dengan kemajuan teknologi yang sedang berkembang saat ini guru diharuskan
mampu memanfaatkan media pembelajaran yang berbasis IT. Salah satu
pembelajaran yang berbasis IT adalah pembelajaran berbasis komputer.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kartini (2004) disebutkan bahwa
belajar dengan memanfaatkan komputer mampu digunakan untuk
mengaplikasikan berbagai tujuan belajar dan mampu membantu
mengembangkan berpikir tingkat tinggi khususnya kemampuan berpikir kreatif
siswa.
Pembelajaran yang berbasis komputer contohnya adalah pembelajaran
berupa multimedia presentasi. Dimana salah satu jenis multimedia presentasi
ini diantaranya adalah macromedia flash. Oleh karena itu, diharapkan dengan
penerapan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran macromedia
flashmampu mengoptimalkan kecakapan berpikir kreatif siswa-siswi di
sekolah.
Selain guru dituntut mampu memilih media pembelajaran dalam rangka
menunjang terbentuknya kecakapan berpikir kreatif siswa, guru juga dituntut
mampu memilih model pembelajaran yang sesuai Arnyana (2006)
menyimpulkan bahwa beberapa metode yang mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa salah satunya adalah metode GI (Group
Investivigation). Metode ini memiliki tingkat keberhasilan sebesar 73,57%
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investivigation) merupakan
strategi yang memiliki dasar filosofi konstruktivisme karena siswa membangun
pengetahuannya dan guru berperan sebagai fasilitator. Sama halnya yang
disebutkan menurut Soejadi (dalam Rusman, dkk, 2011) mengatakan bahwa
pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu
mentransformasikan informasi yang konfleks, memeriksa informasi dengan
aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Tahapan-tahapan metode ini
diawali dengan siswa menyeleksi topik, Implementasi, Analisis dan Sintesis,
penyajian hasi akhir, evaluasi. Dengan metode GI (Group Investivigation) ini
diharapkan mampu menciptakan pembelajaran menyenangkan sehingga peserta
didik memiliki kemandirian dan kecakapan berpikir kreatif.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis ingin melihat dan meneliti
lebih jauh melalui penelitian eksperimen dengan penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investivigation) dengan media
pembelajaran macromedia flash di SMAN 2 Sukoharjo kabupaten Sukoharjo
yang akan dituangkan dalam tesis berjudul:“PENGARUH PENERAPAN
METODE PEMBELAJARAN GI (GROUP INVESTIVIGATION) DENGAN
MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA. (Studi Kuasi Eksperimen
Mata Pelajaran Ekonomi Materi Pelaku Ekonomi Dan Perananya Pada Siswa
Kelas X IS SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015)
B.Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group
Investigation) dan media pembelajaran macromedia flash pada pengukuran
awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest)?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas
kontrol yang menggunakan media pembelajaran macromedia flash dengan
metode ceramah pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir
(posttest)?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas
kontrol yang menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group
Investigation) pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir
7
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran teknik GI
(Group Investigation) dengan media macromedia flash, terhadap kelas
kontrol yang menggunakan media pembelajaran macromedia flash dengan
metode ceramah serta kelas kontrol yang menggunakan metode
pembelajaran teknik GI (Group Investigation) pada pengukuran akhir
(posttest)?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan sebagai
berikut:
1. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang
menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group Investigation) dengan
media pembelajaran macromedia flash pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest).
2. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang
menggunakan media pembelajaran macromedia flash dengan metode
ceramah pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest).
3. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang
menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group Investigation) pada
pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest).
4. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group
Investigation) dengan media macromedia flash, terhadap kelas kontrol yang
menggunakan media pembelajaran macromedia flash dengan metode
ceramah serta kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran teknik
GI (Group Investigation)flash pada pengukuran akhir (posttest).
D.Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah:
a. Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia
pendidikan dalam pengajaran mata pelajaran ekonomi, utamanya sebagai
upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
b. Secara khusus penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pijakan, bagi para
peneliti-peneliti sejenis, sehingga mampu memberikan sumbangan
terhadap perkembangan pembelajaran ekonomi.
2. Secara Praktis
a. Manfaat akademik, diharapkan penelitian ini dapat menambah dan
mengembangkan disiplin ilmu dan dapat dijadikan literature bagi yang
berminat.
b. Manfaat untuk sekolah dan lembaga pendidikan, diharapkan hasil
penelitian dapat dijadikan bahan masukan untuk dikaji lebih lanjut.
c. Manfaat untuk guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai acuan dalam pelaksanaan proses belajar bagi guru, khususnya
guru mata pelajaran ekonomi sebagai masukan untuk mempersiapkan
program perbaikan ketrampilan kegiatan belajar mengajar dalam
meningkatkan hasil belajar melalui peningkatan kemampuan ketrampilan
mengajar.
d. Untuk peneliti yang lainnya, penelitian ini menjadi kajian lebih lanjut
bagaimana menemukan metode dan media pembelajaran yang tepat
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA N 2 Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah melakukan
studi pendahuluan dan telah mendapat persetujuan dari pihak-pihak SMA N 2
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.
Subjek penelitian yang diambil terdiri dari tiga kelas yaitu kelas X-IS1, X-IS2
dan X-IS3. Ketiga kelas tersebut kemudian ditentukan sebagai kelas eksperimen
dan kelas kontrol yang secara rinci pembagiannya adalah sebagai berikut : kelas
X-IS1 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 32 orang siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan menerapkan media berupa macromedia flash dengan metode
ceramah, dan kelas X-IS 2 ditentukan sebagai kelas kontrol kedua yang terdiri dari
33 orang siswa dengan menerapkan metode pembelajaran teknik GI (Group
Investivigation), serta kelas X-IS3 ditentukan sebagai kelas esperimen terdiri dari
33 orang siswa yang mendapat pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif teknik GI (Group Investivigation) dengan media berupa
macromedia flash.
Tabel 3.1
Deskripsi Subjek Penelitian
Kelas Jumlah
Siswa
Laki-laki Perempuan
Esperimen 33 11 22
Control (macromedia flash dan metode ceramah)
33 12 21
Control (metode Group Investivigation)
32 12 20
Sumber: hasil pengolahan lampiran 14-15, hlm. 230-235
B.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Menurut
dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya.
Pengelompokan subjek pada penelitian ini berdasarkan pertimbangan guru mata
pelajaran dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum.
C.Desain Penelitian
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
noneequivalent (pre test and post test) control group design. Menurut Creswell
(1994, hlm. 132) bahwa noneequivalent (pretest and posttest)control group design
merupakan pendekatan yang paling populer dalam quasi ekperimen, kelompok
ekperimen dan kelompok kontrol dipilih bukan dengan random. Menurut
Setyosari (2012, hlm. 180) bahwa perlakuan yang diberikan pada desain
eksperimen ini pada awalnya keduanya diberi pretest. Bedanya kelompok pertama
diberi perlakuan (x), sedangkan kelompok yang lainnya tidak dikenai perlakuan
melainkan dijadikan kelas kontrol. Sebenarnya, kedua kelompok tersebut
sama-sama mendapatkan perlakuan, tetapi keduanya mendapatkan perlakuan yang
berbeda.
Rancangan eksperimen pada penelitian ini ditunjukan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2
Desain Quasi Eksperimen
Kelompok
Pretest Treatment Posttest
Eksperimen 01 X1 04
Kontrol 1 02 - 05
Kontrol 2 03 - 06
Keterangan :
01: Pretest kelompok eksperimen.
02: Pretest kelompok kontrol.
03: Posttest kelompok eksperimen.
57
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X1 : Pembelajaran dengan metode GI (Group Investivigation) dan media
pembelajaran macromedia flash.
D.Variabel Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik GI
(Group Investivigation) dengan macromedia flash dibandingkan dengan
pembelajaran yang menerapkan media pembelajaran macromedia flash dengan
metode ceramah serta pembelajaran yang hanya menerapkan model pembelajaran
kooperatif teknik GI (Group Investivigation). Untuk memperjelas variable dalam
penelitian ini, maka akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif
Menurut Munandar (1992) bahwa ciri-ciri berpikir kreatif berdasarkan aptitute
(bakat) dan non aptitute sebagai berikut: 1) Ketrampilan berpikir lancar (fluency), 2)
Ketrampilan berpikir luwes (flexibility), 3) Ketrampilan berpikir original
(originality), 4) Keterampilan memperinci (elaboration) dan ketrampilan menilai
(evaluation). Indikator kemampuan berpikir kreatif diperinci dalam tabel 3.3 seperti
berikut :
Tabel 3.3
Indikator kemampuan berpikir kreatif
No Aspek Kemampuan berpikir kreatif
Indikatornya
1. Ketrampilan berpikir lancar (fluency)
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal,Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban
2. Ketrampilan berpikir luwes (fleksibility)
Menghasilakan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi,Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda,Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran
3. Kemampuan berpikir original (originality)
membuat kombinasi–kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. 4 Ketrampilan memperinci
(elaboration)
mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,menambah atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
E.Alat Tes Penelitian
Penelitian ini akan mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan
metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group Investivigation) dan media
pembelajaran macromedia flash. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan alat
tes bentuk soal uraian untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Alat tes
dalam bentuk soal uraian ini terdiri dari lima butir soal. Pemberian tes dilakukan
melalui pretest dan posttest. Sedangkan untuk mengetahui kualitas peningkatannya
dilihat melalui gain ternormalisasi.
1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Tes digunakan untuk mengukur variable terikat berupa kemampuan berpikir
kreatif siswa dengan menggunakan The Torrance Test of Creative Thingking
(TTCC). Pada penelitian ini, tes dilakukan hanya dua kali yaitu pretes dan posttest.
Kisi- kisi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini :
Tabel 3.4
Instrumen kemampuan Berpikir Kreatif Soal Uraian
Standar Kompetensi
Aspek berpikir Kreatif Indikator No. Soal 3.1Menganalisis
peran pelaku kegiatan ekonomi
Berpikir lancar (fluency) : Mencetuskan banyak
gagasan, jawaban,
penyelesaian masalah atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai
hal.Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban
59
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berpikir Luwes :
Menghasilakan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran Siswa mampu membuat solusi atas permasalahan ekonomi yang terjadi 2 Siswa mampu membuat kombinasi pilihan berdasarkan Hukum Gosen I
4c
3.2 Menyajikan peran pelaku kegiatan ekonomi
Berpikir Original : Mampu melahirkan upaya yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
Siswa mampu membuat grafik TU dan MU
4b Siswa mampu menggambarkan garis Anggaran dan Titik kepuasan 5b Berpikir Elaborasi: Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk
menambah atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
Siswa mampu membuat Kurva Kepuasan sama 5a Siswa mampu membuat diagram interaksi antar pelaku ekonomi 3
F.Proses Pengembangan Alat Tes Penelitian
Setelah alat tes penelitian selesai disusun,perlu dilakukan uji coba alat tes
untuk melihat kualitas soal yang meliputi validitas, reliabilitas, dan daya pembeda
serta tingkat kesukaran soal. Pada bahasan ini akan dipaparkan analisis hasil uji
coba soal uraian sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (dalam Riduwan, 2004, hlm. 97) bahwa “Validitas adalah
ukur”. Suatu instrument yang valid dan sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid memiliki validitas yang rendah.
Dalam uji validitas ini digunakan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Menghitung korelasi setiap butir soal dengan menggunakan rumus Product
Moment. Noor (2011, hlm. 169) bahwa rumus Product Moment yang
dikemukakan oleh Pearson dengan rumus adalah sebagai berikut:
Keterangan:
X : Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y : Skor total yang diperoleh dari seluruh item.
: Jumlah Skor dalam distribusi X
: Jumlah skor dalam distribusi Y
: Hasil kuadrat dalam skor distribusi X
: Hasil kuadrat dalam skor distribusi Y N : Banyaknya Responden
b. Melakukan penghitungan uji t, menurut Riduwan (2004, hlm. 100) bahwa
penghitungan uji t menggunakan rumus sebagai berikut:
c. Mencari ttabel dengan ttabel = tα (dk= n-2)
d. Membuat kesimpulan dengan kaidah keputusan sebagai berikut:
Jika > , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah valid.
Jika < , maka alat ukur atau instrumen penelitian ulang digunakan adalah tidak valid.
Secara rinci, rekapitulasi uji validitas kemampuan berpikir kreatif
61
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif
Sumber: lampiran 16, hlm. 239
Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa hasil uji validitas untuk soal
kemampuan berpikir kreatif dengan 5 butir terdapat satu tidak valid yaitu soal
nomer 4c. Sehingga soal No.4c tidak dapat digunakan sebagai soal pretest dan
posttest dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas Soal
Menurut Singaribun & Effendi (1987, hlm.122-123) bahwa“Reliabilitas
menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran relative konsisten apabila
pengukuran diulangi dua kali atau lebih”. Menurut Ruseffendi (1998) dinyatakan bahwa realibilitas tes kemampuan ditentukan melalui perhitungan koefisien
korelasi dengan menggunakan Cronbach-Alpha. Rumus ini digunakan mengingat
jawaban siswa bervariasi dan bukan hanya benar atau salah. Adapun menurut Noor
(2010, hlm. 165) bahwa rumus Cronbach-Alpha adalah sebagai berikut:
Keterangan :
=Reliabilitas Instrumen = Banyaknya Butir Pertanyaan
= Jumlah Butir Pertanyaan = Varians Total
No. Soal
R Keterangan
1 0,722 Sangat Valid
2 0,667 Valid
3 0,688 Valid
4a 0.679 Valid
4b 0.603 Valid
4c 0,287 Tidak Valid
5a 0,624 Valid
Tabel 3.6
Klarifikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya r Tingkat reliabilitas 0,90 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 < r ≤0,90 Tinggi 0,40 < r ≤ 0,70 Sedang 0,20 < r ≤ 0,40 Rendah
r ≤ 0,20 Sangat rendah
Perhitungan uji reliabilitas soal kemampuan berpikir kreatif ini menggunakan
Software ANATES V.4. Adapun rekapitulasi hasil perhitungannya dapat dilihat
pada tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Kemampuan thitung Derajat
Relliabilitas
Kriteria
Kemampuan
Berpikir Kreatif 0.82 Tinggi Reliable Sumber: lampiran 13, hlm. 236
Hasil Analisis menunjukkan bahwa soal kemampuan berpikir kreatif
memenuhi kreteria untuk digunakan dalam penelitian yaitu reliable dengan
kategori tinggi.
3. Uji Daya Pembeda Soal
Menurut Muslich (2011, hlm.93) bahwa daya beda sebuah instrument adalah
kemampuan instrument membedakan antara peserta didik yang berkemampuan
tinggi dan sebaliknya. Perhitungan daya pembeda setiap butir soal tes hasil belajar
siswa diawali dengan pengurutan skor total seluruh soal dari yang terbesar ke yang
terkecil seperti pada perhitungan tingkat kesukaran soal. Kemudian dilanjutkan
dengan menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Perhitungan daya beda
63
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dihitung menurut Arikunto (2009, hlm. 177) disebutkan bahwa rumus uji daya
pembeda soal adalah sebagai berikut :
Keterangan :
DP : daya pembeda butir
BA : banyaknya kelompok atas yang menjawab betul
: banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul
: banyak Subjek kelompok atas
JB : jumlah subjek kelompok bawah
Penentuan jawaban benar dan salah dari soal kemampuan berpikir kreatif yang
berbentuk uraian ini sama seperti pada perhitungan tingkat kesukaran butir soal
tes. Jumlah jawaban benar untuk masing-masing kelompok selanjutnya digunakan
untuk menghitung harga DP dengan rumus di atas. Untuk mengklasifikasikan daya
pembeda soal, digunakan interprestasi daya pembeda yang dikemukakan menurut
Suherman dkk (2003) bahwa interprestasi daya pembeda dari tes yang dilakukan
itu disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.8 Daya Pembeda
Nilai DP Klasifikasi
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Interprestasi daya jelek
0,20 DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 <DP ≤ 1,00 Sangat baik
Hasil rekapitulasi daya pembeda soal kemampuan berpikir kreatif
Tabel 3.9
Hasil Uji Daya Pembeda Soal Kemampuan berpikir Kretif
Kemampuan Nomor
Soal
Koefisien Daya Pembeda
Interpretasi
Berpikir Kreatif 1 5,20 Baik
2 4,44 Baik
3 4,42 Baik
4a 4,50 Baik
4b 4,81 Baik
4c 1,74 Jelek
5a 4,12 Baik
5b 3,13 Cukup
Sumber: lampiran 13, hlm. 238
Berdasarkan table di atas, daya pembeda soal kemampuan berpikir kreatif
memiliki interprestasi baik dan cukup, artinya soal-soal tersebut bisa digunakan
untuk membedakan tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok atas dan
kelompok bawah.
4. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Arikunto (2002, hlm. 128) bahwa“tingkat kesukaran butir soal (item)
merupakan rasio antar penjawab item dengan benar dan banyaknya penjawaab
item”. Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk mengklarifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan interprestasi
65
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikemukkan menurut Suherman,dkk (2003, hlm. 170) yang menyatakan bahwa
kreteria kesukaran butir soal yang tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 3.10
„Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Interpretasi
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 0, 30 Sukar
0, 30 0, 70 Sedang
0, 70 1, 00 Mudah
IK = 1, 00 Terlalu mudah
Hasil rekapitulasi tingkat kesukaran soal kemampuan berpikir kreatif
menggunakan Software ANATES V.4 dapat dilihat pada table 3.11 berikut ini:
Tabel 3.11
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Kemampuan Nomor
Soal
Koefisien Tingkat Kesukaran
Interpretasi
Kemampuan Berpikir
Kreatif
1 0,44 Sedang
2 0,53 Sedang
3 0,47 Sedang
4a 0,45 Sedang
4b 0,53 Sedang
4c 0,49 Sedang
5a 0,47 Sedang
5b 0,41 Sedang
Sumber: lampiran 13, hlm. 238
Data pada table 3.11 menunjukkan bahwa tingkat kesukaran soal tergolong
sedang sehingga soal ini mampu digunakan dalam penelitian.
G.Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest dianalisis secara
statistik. Data yang akan dianalisis adalah data kuantitatif berupa nilai hasil
kemmapuan berpikir kreatif siswa. Untuk pengolahan data penulis menggunakan
Analisis data yang di uji secara statistik dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menskor tiap lembar tes siswa sesuai dengan kunci jawaban. Pemberian skor
terhadap nilai siswa menggunakan system bobot. Menurut Sudjana (2011,
hlm. 42) bahwa system pembobotan nilai menggunakan skala 1-10.
2. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretest dan posttest
3. Mengubah nilai ke dalam bentuk persentase dengan cara:
Nilai siswa (%) = x 100%
4. Membuat tabel skor pretest, posttest dan gain ternormalisasi siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
5. Menghitung nilai rata-rata keseluruhan dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa
untuk masing-masing kelompok, yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah.
Nilai rata-rata = x 100 %
6. Menghitung deviasi standar untuk mengetahui penyebaran kelompok dan
menunjukkan tingkat variansi kelompok data.
7. Menghitung normalitas gain, nilai rata-rata pretes dan nilai rata-rata posttest
secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus :
Dengan menggunakan kreteria indek gain menurut Hake (dalam Susanto, 2012,
hlm. 75) disebutkan bahwa kreteria indek gain adalah ditunjukkan pada Tabel
3.12 sebagai berikut:
Tabel 3.12
Kriteria Peningkatan Gain Gain
ternormalisasi (g)
Kriteria peningkatan
g > 0,7 Peningkatan Rendah
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Peningkatan sedang
67
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8. Menentukan pencapaian kemampuan berpikir kreatif dengan membandingkan
rata-rata skor posttest dan simpangan baku antara kelompok eksperimen dan
kelompok pada kelas kontrol.
9. Menetapkan tingkat kesalahan sebesar 5% (α = 0.05) dan melakukan
pengujian hipotesis.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, sebelumnya dilakukan uji asumsi yang
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dimana tujuan melakukan uji
normalitas adalah untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal
atau tidak. Selanjutnya tujuan melakukan uji homogenitas varian kelas eksperimen
dan kelas kontrol adalah untuk mengetahui apakah varian antar kelas tersebut
berbeda atau tidak.
Uji Normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-smirnov dengan rumusan
Asumsi sebagai berikut:
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (p-value > α)
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(p-value < α)
Menurut Susetyo (2010, hlm. 160) bahwa uji homogenitas varian menurut
menggunakan teknik Levene Test dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
= Varian Besar
= Varian Kecil
Pengujian homogenitas varian menggunakan SPSS for windows versi 20,
dengan rumusan asumsi sebagai berikut:
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (p-value > α)
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(p-value < α)
Setelah dilakukan uji asumsi terhadap normalitas dan homogenitas data. Maka
perbedaan rerata peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Apabila didapati
sebaran data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji statistic
parametric dengan menggunakan Paired Sample t Test dan Independent Sample t
Test, namun apabila sebaran data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji
statistic non parametric dengan teknik Wilcoxon’s Matched Pairs Test dan Kruskal
69
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10.Prosedur Penelitian
Alur dalam penelitian dapat diamati dari bagan dibawah ini:
Gambar 3.1 Alur penelitian penerapan metode pembelajaran teknik GI (Group Investivigation) dan macromedia flash
Masalah
Studi Literatur : Model Pembelajaran kooperatif teknik Group Investivigation (GI) dan Macromedia Flash
Penyusunan perangkat pembelajaran
1. RPP
2. Media pembelajaran macromedia flash 3. Lembar Tugas Siswa Penyusunan Alat Tes
1. Soal Uraian
Uji Coba dan Validitas Alat Tes
Kelas Eksperimen
Media Pembelajaran macromedia flash
dan Metode Ceramah Kelas Kontrol Studi Pendahuluan
Metode Pembelajaran Kooperatif teknik GI
Pretest
Posttest
Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik
GI dan Media Pembelajaran Macromedia Flash
Analisis
Langkah-langkah yang tergambar dalam alur penelitian yang digunakan
peneliti dalam melaksanakan eksperimen dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Peneliti melakukan identifikasi masalah yang ada di lapangan, kemudian
peneliti membuat rancangan penelitian berupa proposal penelitian. Proposal
penelitian ini kemudian diseminarkan dengan tujuan memdapatkan kritikan dan
saran, perbaikan serta memperoleh informasi apakah rancangan tersebut layak
untuk dilaksanakan.
Langkah selanjutnya, dalam tahap pertama ini peneliti menyusun desain
pembelajaran metode kooperatif teknik GI dan penerapan media pembelajaran
berupa macromedia flash yang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Selanjutnya disusun media pembelajaran berupa macromedia flash serta alat tes
penelitian yang berupa soal berbentuk uraian guna mengukur kemampuan berpikir
kreatif siswa. Penyusunan media pembelajaran macromedia flash dan alat tes ini
berdasarkan bimbingan dosen.
Media pembelajaran macromedia flash dan alat tes disetujui oleh dosen
pembimbing, selanjutnya peneliti kemudian melakukan tes awal kepada siswa
kelas XI pada sekolah yang sama dengan catatan siswa yang menjadi subjek
pengujian alat tes telah menerima materi yang akan diujikan. Tes awal ini
bertujuan untuk mengetahui validitas, realibilitas, daya beda dan tingkat kesukaran
soal.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah Pra-penelitian terlaksana, maka peneliti kemudian melakukan
penelitian dengan memberikan soal pretes pada ketiga kelas dalam waktu yang
berbeda. Hal ini dikarenakan jam pelajaran ekonomi setiap kelas berbeda hari.
Pretes diberikan selama 3 kali pertemuan berdasarkn tujuan pembelajaran yang
71
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap berikutnya adalah tahap penelitian. Dalam penelitian ini digunakan
tiga kelas, satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen yang menerapkan
metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group Investivigation) dengan media
pembelajaran macromedia flash. Sedangkan dua kelas control: satu kelas
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran macromedia
flash dengan metode ceramah serta kelas kontrol lainnya menerapkan metode
pembelajaran kooperatif teknik GI(Group Investivigation). Penelitian ini
kesemuanya dilakukan selama 3 x 45 menit.
Kegiatan terakhir penelitian, peneliti memberikan posttest kapada semua
kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Posttes menggunakan alat tes
berupa soal uraian yang berjumlah 5 soal, yang konten materinya mengenai pelaku
ekonomi, peran pelaku ekonomi dan diagram interaksi antar pelaku ekonomi serta
perilaku konsumen.
3. Tahap Penyusunan Laporan (Kesimpulan)
Kegiatan pertama dalam tahap penyusuanan laporan ini adalah dengan
melakukan pengolahan data hasil pretes dan posttest dari kelas eksperimen dan
kontrol mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa. Selanjutnya melakukan
analisis data pretes dan posttes menggunakan gain score (perbedaan) mengenai
kemampuan berpikir kreatif siswa baik di kelas esperimen maupun kelas kontrol.
Setelah menganalisis gain score dari masing-masing kelas, peneliti
melakukan perbandingan antara gain score kelas esperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa
pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group
Investivigation) dengan macromedia flash terhadap kelas yang menerapkan media
pembelajaran macromedia flash dengan metode ceramah serta kelas kontrol yang
hanya menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group
IInvestivigation).
Proses akhir dalam tahap penyusunan laporan ini adalah menyusun
pembahasan dan kesimpulan akhir dari proses penelitian yang sudah dilaksanakan
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan struktur hubungan metode GI (Group
Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash terhadap
kemampuan berpikir kreatif peserta didik di SMAN 2 Sukoharjo. Sehingga
diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa penggunaan metode GI (Group Investivigation) dengan
media pembelajaran macromedia flash berpengaruh terhadap pembelajaran
ekonomi di kelas X SMAN 2 Sukoharjo. Hal tersebut mengindikasi bahwa
semakin tinggi tingkat penggunaan metode GI (Group Investivigation) dengan
media pembelajaran macromedia flash, maka akan semakin efektif untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran ekonomi.
Secara khusus, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMAN 2 Sukoharjo pada kelas
eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik GI (Group Investivigation) dengan media
pembelajaran macromedia flash pada pengukuran awal (pretest) dan
pengukuran akhir (posttest) mengalami peningkatan dengan kategori sedang.
Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan maka diperoleh nilai rata-rata
gain yang ternormalisasi dari skor pretest-posttest kemampuan berpikir
kreatif kelas eksperimen. Artinya metode pembelajaran kooperatif teknik GI
(Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik secara signifikan.
2. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMAN 2 Sukoharjo pada kelas
kontrol yang yang mendapatkan pembelajaran menggunakan media
pembelajaran macromedia flash dengan metode ceramah pada pengukuran
awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) mengalami peningkatan
118
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperoleh nilai rata-rata gain yang ternormalisasi dari skor pretest-posttest
kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol yang menerapkan media
pembelajaran macromedia flash dengan metode ceramah. Artinya media
pembelajaran macromedia flash dengan metode ceramah dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik secara signifikan.
3. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMAN 2 Sukoharjo pada kelas
eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran kooperatif teknik GI (Group Investivigation) pada pengukuran
awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) mengalami peningkatan
dengan kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan maka
diperoleh nilai rata-rata gain yang ternormalisasi dari skor pretest-posttest
kemampuan berpikir kreatif kontrol yang menerapkan metode GI (Group
Investivigation). Artinya metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group
Investivigation) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta
didik secara signifikan.
4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada
kelas eksperimen yang menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik
GI (Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash
terhadap kelas kontrol pertama yang menerapkan media pembelajaran
macromedia flash dengan metode ceramah serta kelas kontrol kedua yang
menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik GI (Group
Investivigation). Berdasarkan skor posttest, walaupun diketahui pada kelas
eksperimen peningkatanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan kedua
kelas kontrol, namun kategori peningkatan baik dari kelas eksperimen
maupun kelas kontrol menunjukkan peningkatan dengan kategori sedang.
Selanjutnya berdasarkan hasil peningkatan perindikator dari kemampuan
berpikir kreatif siswa serta perolehan hasil nilai siswa diketahui bahwa pada
kelas eksperimen menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kedua kelas kontrol. Artinya, metode pembelajaran
macromedia flash lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa di SMAN 2 Sukoharjo dibandingkan dengan penerapan media
pembelajaran macromedia flash dengan metode ceramah atau penerapan
metode (Group investivigation) saja.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. Maka dapat
diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa capaian peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa ditinjau dari perindikator kemampuan
berpikir kreatif menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang sangat
rendah pada indicator berpikir fleksibility. Oleh karena itu, diperlukan
upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada tiap
indicator kemampuan berpikir kreatif terutama pada indicator berpikir
flexsibility.
2. Kemampuan berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan dengan
kategori sedang baik pada kelas yang menerapkan metode pembelajaran
GI (Group Investivigation) dengan media pembelajaran macromedia flash,
ataupun pada kelas yang menerapkan media pembelajaran macromedia
flash dengan metode ceramah, serta yang hanya menerapkan metode GI
(Group Investivigation) saja. Hal ini menandakan bahwa kemampuan
berpikir kreatif siswa kurang tergali secara optimal baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Oleh karena itu, pada penelitian
selanjutnya bisa dipilih metode atau media lain yang lebih sesuai dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa secara optimal.
3. Keefektifan kemampuan berpikir kreatif siswa akan tercapai melalui
implementasi metode pembelajaran GI (Group Investivigation) dengan
media pembelajaran macromedia flash apabila pelaksanaan dalam
pembelajaran tetap memperhatikan langkah-langkah metode GI (group
120
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memasukkan konten-konten real disesuaikan dengan materi yang
dipelajari.
4. Kemampuan berpikir kreatif siswa akan teroptimalkan apabila dalam
pembelajaran mampu menghadirkan seluruh unsur dalam standar proses
pelaksanaan pembelajaran yaitu PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan).
5. Kemampuan berpikir kreatif dapat terbentuk melalui proses yang panjang.
Oleh karena itu dibutuhkan waktu yang panjang dalam meneliti serta
mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga hasilnya akurat.
6. Penelitian ini mempunyai beberapa kelemahan. Diantaranya penelitian ini
hanya mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa belum menggali
variable-variabel lain yang mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif
siswa. Keterbatasan dalam penelitian ini memberikan peluang kepada
peneliti lanjutan untuk meneliti mengenai variable-variabel lain yang
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yusuf. (2009). Guru dan pembelajaran bermutu. Bandung: Rizqi Press.
Ali, Muhammad, dkk. (2004). Psikologi Remaja, Perkembangan peserta didik, Jakarta: Bumi Aksara.
Andriyani, Ana (2014). Pengembangan model simulasi social dalam pelajaran PPKN untuk meningkatkan sikap demokratis peserta didik. (Disertasi). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.
Ardiyani, Yusi. (2011). Penggunaan lks (lembar kerja siswa) terbuka untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, keterampilam proses sains (ksp) dan berpikir kreatif siswa sma pada konsep pencemaran lingkungan. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta: PT Bumi.
_________________. (2009). Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineke Cipta.
Armina, Dian Era. (2010). Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investivigasi kelompok terhadap kemampuan berpikir kreatif. Dalam J.PIPS: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 34 (18) Edisi Januari-Juni 2010. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Arnyana, Ida bagus Putu. (2006). Pengaruh penerapan strategi pembelajaraan inovatif pada pelajaran biologi terhadap kemampuan berpikir kreatif sma. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 3 (39). hlm. 496-515.
Arsyad, Azhar. (2011). Media pembelajaran (Cetakan ke-15). Jakarta: Rajawali Press.
Asyhar, Rayanda. (2011). Kreatif mengembangkan media pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Barkley, Elizabert. E.,dkk (2012).Collaborative learning techniques. Bandung: Nusa Media Corporation.
Costa, A. L. (1985). Development minds a resource book for teaching thingking. alexandera: Association for supervision and curriculum Developmen (ASC).
Creswell, IW. (1994). Research design qualitative and quantitative approaches.
122
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Darmawan, Deni. (2012). Inovasi pendidikan pendekatan praktik teknologi multimedia dan pembelajaran online. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Deplitbang MADCOMS. (2004). Seri aplikasi macromedia flash MX 2004: membuat animasi movie klip dengan actions script. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Efa Rosfita. (2013). Penerapan strategi think pair share untuk menumbuhkan kemampuan berkomunikasi peserta didik sekolah dasar. (Tesis). Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Endah, Kristien. (2011). Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII Smpn 2 Pare melalui pembelajaran berbantuan macromedia flash 8. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Negeri Malang, Malang.
Fitriana, Ika Sari. (2010). Penggunaan multimedia interaktif (mmi) dalam proses pembelajaran materi teori kinetic gas untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.
Hana, Muhammad (2005). Alternatif pengajaran system periodik unsur menggunakan media computer untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.
Hergenhahn, Br, & Matthew H.Olson. (2009). Theories of learning (teori belajar).
Jakarta: Prenada Media Group.
Hidayat, Moh. Taufik. (2014). Pengembangan kemampuan menulis berbasis pengalaman historis siswa melalui metode investivigasi kelompok. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hidayatullah, Priyanto, dkk. (2008). Making educational animation using flash. Bandung: Informatika.
Huda, Mifthahul. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogykarta: Pustaka Pelajar.
Ibrahim, Syaodih. (2013). Perencanaan pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Indarti, Meylisa. (2013). Pengaruh penerapan model pembelajaran group investivigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X. SMA Negeri 1 Tugu Kabupaten Trenggalek. 2 (2). Hlm. 1-13.
Isjoni. (2010). Cooperative learning. Bandung : Alfabeta.
Kartini. (2004). Pengembangan model pembelajaran interaktif berbasis komputer untuk bahan kajian partikel-partikel materi sebagai wahana pendidikan siswa Sltp. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.
Khoiri, Wafiq. (2014). Implementasi model problem based learning berbantuan multimedia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas vii smp negeri 4 kudus pada materi segitiga.(Skripsi).Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Krathwohl, David R. & Anderson, Lorin W (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan aesmen (Revisi Taksonomi Bloom).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kustandi, Cecep, & Sutjipto. Bambang. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi berpikir. Bandung: Rosdakarya.
Lefrancois, Guy R. (2014). Theories of human learning what the professor said. The university of Alberta: wadsworth cengage learning.
Lie, A. (2002). Cooperative learning: mempraktekkan cooperative learning di ruang-ruang kelas. Jakarta : Grasindo.
Madcoms.(2007). Mahir dalam 7 hari macromedia flash profesional 8. Yogyakarta: Andi Offset.
Muijs, Daniel & Reynolds, David. (2008). Effective teaching (teori dan aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyadi, Ading. (2010). Model pembelajaran multimedia interaktif perkembangan teori atom untuk meningkatkan keterampilan generic sains dan berpikir kritis guru fisika. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.
Munadi, Yudhi. (2008). Media pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Munandar. S. C. U. (1992). Mengembangkan bakat dan kreatifitas anak sekolah. Jakarta: Gramedia.
124
Arum Wulandari, 2015
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran GI (Group Investivigation) Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muslich, Mansur. (2011). Authentic assessment: penilaian berbasis kelas dan kompetensi. Bandung: Refika Aditama.
Mustofa, Arif dan Thobroni, Muhammad. (2011). Belajar dan pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media .
Noor, Juliansyah.(2010). Metodologi penelitian (skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah).Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nurhalim, M. (2008). Penerapan pembelajaran berbasis computer (computer basic instruction) model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Madarasah Aliyah Negeri Se-Kota Bandung. (Tesis). Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan. Bandung.
Oktaviana. (2014, 24 Desember 2014). Penyebab Rendahnya Pendidikan di Indonesia. Sketsa. Hlm 31-32.
Perkins, D.N. (1988). What creative thinking. Alexandera: Association for Supervision and Curriculum Developmen (ASC).
Piaw, C. Y. (2004). Creative and critical thinking style. Serdang: University Putra Malaysa Press.
Presseisen, B. Z. (1988). Thinking skills: meaning and model. Alexandera :
Association for supervision and curriculum Developmen (ASC).
Pribadi, Benny A. (2009). Model desain sistem pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Riduwan.(2004). Belajar mudah penelitian untuk guru karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta.
Rofi’uddin, A. (2000). Model pendidikan berpikir kritis-kreatif untuk siswa sekola