• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN KREATIF MATEMATIS SISWA

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

MAYA ADHIAWATI

1204654

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping terhadap Peningkatan Kemampuan

Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014

Yang membuat Pernyataan,

Maya Adhiawati

(3)

iii

Lembar Pengesahan

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN KREATIF MATEMATIS SISWA

Oleh :

Maya Adhiawati

NIM: 1204654

Disetujui Oleh :

Pembimbing I,

Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D.

Pembimbing II,

Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes.

Mengetahui :

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,

(4)

i Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

DAFTAR ISI

C. Pembelajaran Kooperatif Berbasis Mind Mapping ... 18

(5)

ii Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

D. Instrumen Penelitian ... 34

E. Prosedur Penelitian ... 45

F. Prosedur Pengolahan Data ... 46

G. Diagram Alur Uji Statistik ... 50

H. Diagram Alur Penelitian ... 51

I. Jadwal Penelitian ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ... 53

2. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 56

3. Hasil N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .... 61

4. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 64

5. Hasil N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .. 68

6. Hasil Angket Skala Sikap Siswa ... 71

7. Hasil Observasi ... 76

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

1. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 79

2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis... 81

3. Sikap Siswa ... 83

C. Keterbatasan Penelitian ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(6)

iii Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 11

2.1. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 16

3.1. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 35

3.2. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 36

3.3. Interpretasi Validitas Butir Soal ... 37

3.4. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 38

3.5. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 38

3.6. Kriteria Reliabilitas J.P. Guilford ... 39

3.7. Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis ... 39

3.8. Klasifikasi Indeks Kesukaran... 40

3.9. Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 41

3.10. Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 41

3.11. Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda... 42

3.12. Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 42

3.13. Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 43

3.14. Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba Tes Kamampuan Berpikir Kritis Matematis ... 43

3.15. Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ... 44

3.16. Kategori Skor Gain Ternormalisasi ... 47

3.17. Jadwal Penelitian ... 52

(7)

iv Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ... 57

4.2. Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

4.3. Hasil Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59

4.4. Hasil Uji Kesamaan Skor Rata-rata Kemampuan Berpikir

Kritis ... 60

4.5. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62

4.6. Hasil Uji Mann-Whitney N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis ... 63

4.7. Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 65

4.8. Hasil Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66

4.9. Hasil Uji Kesamaan Skor Rata-rata Pretes Kemampuan

Kreatif ... 68

4.10. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 70

4.11. Hasil Uji Mann-Whitney N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis ... 71

4.12. Hasil Angket Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika .... 72

4.13. Hasil Angket Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Kooperatif

Berbasis Mind Mapping ... 73

4.14. Hasil Angket Sikap Siswa terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ... 75

4.15. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen ... 77

(8)

v Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

4.1. Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran ... 86

4.2. Suasana Kelas ketika Mengerjakan Lembar Kerja Siswa ... 86

4.3. Kata Kunci yang Belum Tepat ... 87

4.4. Kata Kunci yang Tepat ... 87

4.5. Siswa Membuat Mind Mapping ... 88

4.6. Kreativitas Siswa dalam Membuat Mind Mapping ... 89

4.7. Mind Mapping yang Tepat ... 90

4.8. Mind Mapping yang Kurang Tepat ... 91

(9)

vi Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Hal

3.1. Alur Analisis Data ... 50

3.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 51

4.1. Skor Rata-rata Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan

Kreatif Matematis ... 55

4.2. Skor Rata-rata Hasil Pretes dan Postes ... 57

4.3. Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa. 61

4.4. Skor Rata-rata Hasil Pretes dan Postes ... 64

4.5. Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa ... 69

4.6. Hasil Pengamatan Skor Rata-rata Aktivitas Siswa ... 78

(10)

vii Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

A Instrumen Penelitian ... 100

B Ujicoba Instrumen ... 199

C Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 217

D Dokumentasi Penelitian ... 277

(11)

viii Maya Adhiawati, 2014

(12)

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN

KREATIF MATEMATIS SISWA

Maya Adhiawati

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk menelaah perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Selain itu diungkap pula sikap siswa terhadap pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif

mind mapping. Desain penelitiannya adalah eksperimen kelompok kontrol

pretes-postes dengan populasi seluruh siswa SMPN 5 Cianjur dan sampel siswa kelas VIII yang dipilih 2 kelas secara purposive sampling, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan yang lain sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran langsung. Pengumpulan data hasil penelitian menggunakan instrumen berupa soal-soal tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis yang dianalisis secara kuantitatif. Data hasil angket skala sikap, observasi aktivitas siswa, wawancara dan angket guru dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif mind mapping dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa yang lebih baik dari pembelajaran langsung. Analisis data angket skala sikap siswa, observasi aktivitas siswa dan wawancara memperlihatkan bahwa siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika, baik terhadap pembelajaran matematika, pembelajaran kooperatif mind mapping maupun terhadap soal-soal berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.

(13)

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

The Effect of Mind Mapping Cooperative Learning on the Improvement of

Students’ Critical and Creative Mathematical Thinking Skills

Maya Adhiawati

ABSTRACT

(14)

Maya Adhiawati, 2014

(15)

1

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika memiliki peranan penting dalam pendidikan terutama dalam

perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagaimana tertuang dalam Undang Undang

nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 menyatakan

bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi

siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pernyataan ini ditegaskan

Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP), pembelajaran matematika diberikan

pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan agar siswa dapat

menggunakan matematika sebagai cara bernalar (berpikir logis, analitis, sistematis,

kritis, kreatif dan kemampuan bekerjasama). Hal ini mengisyaratkan bahwa

matematika merupakan mata pelajaran wajib yang bertujuan untuk melatih siswa

bernalar terutama dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan

kreatifnya.

Matematika merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diarahkan

untuk dapat mendukung tujuan pendidikan nasional. Sebagimana salah satu tujuan

pembelajaran matematika yang tertuang dalam KTSP yaitu dapat

mengem-bangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa yang melibatkan imajinasi,

intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil dan

rasa ingin tahu. Artinya, kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan

kemampuan penting yang harus dikembangkan.

Suryadi (2012) menyatakan bahwa berpikir kritis dan kreatif merupakan

dua kemampuan manusia yang sangat mendasar. Keduanya dapat mendorong

seseorang untuk senantiasa memandang permasalahan yang dihadapi secara kritis

dan mencoba menyelesaikannya secara kreatif, sehingga diperoleh suatu hal baru

yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir kritis dan kreatif tidak hanya menjadi bagian dari tujuan

(16)

2

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumarmo (2010) mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan

kreatif dalam pembelajaran matematika diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

masa kini dan masa yang akan datang. Untuk kebutuhan masa kini pembelajaran

matematika mengarah pada pemahaman konsep dan idea matematika yang

diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematis dan ilmu pengetahuan

lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan masa yang akan datang mempunyai arti yang

lebih luas yaitu bahwa pembelajaran matematika memberikan kemampuan

bernalar yang logis, sistematik, kritis dan cermat, menumbuhkan rasa percaya diri

dan rasa keindahan terhadap keteraturan sifat matematika, dan mengembangkan

sikap objektif dan terbuka yang diperlukan dalam menghadapi masa depan yang

selalu berubah. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa sangat

dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

terutama dalam permasalahan pembelajaran di sekolah.

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan matematis

tingkat tinggi. Berpikir matematis tingkat tinggi dapat dijadikan landasan

pembelajaran berpikir matematika. Henningsen dan Stein (Suryadi, 2012) menyatakan

bahwa kemampuan matematis tingkat tinggi pada hakekatnya merupakan kemampuan

berpikir nonprosedural yang antara lain mencakup hal-hal berikut: kemampuan

mencari dan mengeksplorasi pola untuk memahami stuktur matematis dan hubungan

yang mendasarinya; kemampuan menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara

efektif dan tepat untuk menformulasikan serta menyelesaikan masalah; kemampuan

membuat ide-ide matematis secara ber-makna; kemampuan berpikir dan bernalar

secara fleksibel melalui penyusunan konjektur, generalisasi dan justifikasi; serta

kemampuan menetapkan bahwa suatu hasil pemecahan masalah bersifat masuk

akal atau logis. Jadi kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan

nonprosedural yang bersifat fleksibel dalam menyelesaikan masalah.

Herman (2006) menyatakan bahwa kemampuan matematis tingkat tinggi

adalah kemampuan berpikir nonprosedural yang mencakup kemampuan mencari

dan mengeksplorasi pola untuk memahami struktur matematis, kemampuan

menggunakan fakta untuk menyelesaikan masalah, kemampuan bernalar dan

(17)

3

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan justifikasi. Dengan demikian kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan

kemampuan menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara efektif dan tepat untuk

merumuskan dan menyelesaikan masalah.

Sumarmo (2010) menyatakan beberapa indikator kemampuan berpikir

kritis diantaranya adalah mencari pernyataan, pertanyaan dan alasan secara jelas,

memilih informasi secara baik dengan cara memilih sumber yang terpercaya,

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan; bersikap tegas dengan ide

utama; menjaga keaslian dan mendasar; mencari alternatif dan bersikap, berpikir

terbuka, sistematis, dan teratur; mengambil posisi disertai bukti yang cukup; dan

mencari penjelasan sebanyak mungkin. Selanjutnya Semiawan (2004) mengemukakan

bahwa kreativitas adalah kemampuan menyusun ide baru dan menerapkannya

dalam pemecahan masalah, dan kemampuan mengidentifikasi asosiasi antara dua

ide yang kurang jelas. Jelaslah bahwa dalam kemampuan berpikir kritis dan

kreatif merupakan kemampuan menggunakan informasi atau fakta-fakta secara

efektif dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda atau fleksibel.

Hal ini merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Uraian beberapa pendapat di atas memberikan informasi bahwa indikator

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis tersirat dalam kemampuan

berpikir matematis tingkat tinggi. Kemampuan-kemampuan ini merupakan kemampuan

yang penting untuk dikembangkan pada siswa, karena dalam menyelesaikan

masalah siswa harus mampu mengeksplorasi masalah dengan beberapa interpretasi,

menangkap masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi dan mengemukakan

pendapatnya sendiri.

Kenyataan sekarang ini kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa belum

tercapai secara optimal. Hidayat (2011) mendeskripsikan hasil penelitiannya di

SMA bahwa kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 56,88% dan kemampuan

berpikir kreatif mencapai 54,68%. Begitu pula dengan Gulo (2009) yang meneliti

siswa SMP dengan hasil penelitiannya bahwa peningkatan kemampuan berpikir

kritis siswa mencapai 37,40% dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif

mencapai 50,20%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan

(18)

4

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Herman (2006) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran konvensional

yang tidak memberi kesempatan yang luas bagi berkembangnya kemampuan

siswa dalam pemecahan masalah, penalaran, koneksi dan komunikasi matematis

siswa karena aktivitas siswa tergolong rendah dan siswa lebih berperan sebagai

penerima ilmu yang diberikan langsung oleh guru, akibatnya kemampuan siswa

dalam berpikir matematis tingkat tinggi sangat lemah karena kegiatan mereka

seringkali berkutat pada tataran berpikir tingkat rendah. Turmudi (2009) menyatakan

bahwa selama ini pembelajaran matematika disampaikan kepada siswa secara

informatif, artinya siswa hanya memperoleh informasi dari guru saja, sehingga

derajat melekatnya juga dapat dikatakan rendah. Hal ini menuntut adanya

paradigma baru dalam pembelajaran, pembelajaran harus memberi kesempatan

yang luas kepada siswa untuk mengeksplor dirinya dan siswa berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran.

Pembelajaran langsung, yang umum dilakukan oleh guru di sekolah belum

dapat secara maksimal mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

siswa. Sari dan Dahlan (2008) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di

sekolah biasanya linear, yang cenderung bertujuan hanya meningkatkan nilai

matematika tanpa memperhatikan mutu dan aspek matematika yang lain yang

saling berkesinambungan.

Salah satu upaya guru untuk memfasilitasi siswa agar kemampuan berpikir

kritis dan kreatifnya berkembang adalah dengan mengembangkan pembelajaran

yang dirancang secara tepat. Zohar, dkk. (Miliyawati, 2012) menyatakan bahwa

kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran yang

berpusat pada siswa. Sari dan Dahlan (2008) menyatakan bahwa untuk

mengem-bangkan kreativitas, siswa perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara

kreatif. Suryadi (2012) menyatakan bahwa sejumlah hasil penelitian menunjukkan

pendekatan pembelajaran yang memberikan otonomi lebih luas kepada siswa

dalam belajar, diyakini dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat

tinggi. Dengan demikian kemampuan berpikir matematis siswa dapat berkembang

apabila siswa difasilitasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran yang berpusat

(19)

5

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran

kooperatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rusman (2010) bahwa dalam

pembelajaran kooperatif, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi

sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan

catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa,

tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai

kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide

mereka.

Suprijono (2010) menyatakan bahwa salah satu ciri khusus model

pembelajaran kooperatif adalah interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan

interaksi antar anggota kelompok untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi.

Sejalan dengan Majid (2013) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Kegiatan belajar merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Suherman, dkk. (2003) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dalam

matematika dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam

metematika. Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap

kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika. Dengan

demikian, dalam pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan interaksi antar

anggota kelompok sehingga terwujud kerjasama dalam menyelesaikan

masalah-masalah yang diberikan.

Ada beberapa tipe dalam model pembelajaran kooperatif diantaranya:

STAD, TGT, CIRC, Mind Mapping, Jigsaw dan lain-lain. Mind mapping merupakan

teknik pemetaan pikiran, yang dapat dijadikan salah satu metode pembelajaran

kooperatif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta

atau peta konsep yang akan disampaikan. Mind mapping diharapkan memunculkan

kreativitas siswa terutama dalam menuangkan konsep-konsep yang telah

(20)

6

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan permasalahan dan fakta di atas, penulis meneliti kaitan

pembelajaran kooperatif mind mapping dengan peningkatan kemampuan matematis

berpikir kritis dan kreatif siswa sekolah menengah pertama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi

pembelajaran kooperatif mind mapping lebih baik daripada siswa yang diberi

pembelajaran langsung?

2. Apakah peningkatan kemampuan kreatif matematis siswa yang diberi

pembelajaran kooperatif mind mapping lebih baik daripada siswa yang diberi

pembelajaran langsung?

3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif mind mapping?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengkaji peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa

yang mendapat pembelajaran kooperatif mind mapping dengan siswa yang

mendapat pembelajaran langsung.

2. Mengkaji peningkatan kemampuan kreatif matematis antara siswa yang

mendapat pembelajaran kooperatif mind mapping dengan siswa yang mendapat

pembelajaran langsung.

(21)

7

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh bermanfaat bagi pengembangan keilmuan, diantaranya:

1. Bagi guru: pembelajaran kooperatif mind mapping dapat menjadi model

pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.

2. Bagi siswa: pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif matematis.

3. Bagi peneliti: dapat menjadi sarana pembelajaran dan pengembangan diri.

4. Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan acuan/ referensi bagi penelitian yang

relevan.

E. Struktur Organisasi Tesis

Adapun struktur organisasi pada tesis ini adalah sebagai berikut: Bab I

Pendahuluan, yang terdiri atas: Latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi tesis; Bab II

Kajian pustaka teori terdiri atas yang mendukung, penelitian yang terdahulu dan

hipotesis penelitian; Bab III Metode penelitian, yang terdiri atas: lokasi dan subjek

populasi/sampel penelitian, desain, metode, definisi operasional, instrumen, proses

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan prosedur pengolahan data;

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri atas: pengolahan atau

analisis data dan pembahasan atau analisis temuan dan Bab V yang terdiri dari

(22)

32

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Desain dan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, karena subjeknya

tidak dikelompokan secara acak ke dalam kelompok-kelompok baru. Pengelompokan

baru tidak memungkinkan, sehingga peneliti menerima keadaan subjek seadanya.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol

pretes-postes. Terdapat 2 kelompok yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Kelompok pertama sebagai kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran

kooperatif mind mapping dan kelompok yang kedua sebagai kelas kontrol yang

mendapat pembelajaran langsung.

Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelompok diberi pretes untuk

mengetahui kemampuan berpikir kritis dan kreatif awal, dan setelah perlakuan

diberikan postes yang ekuivalen dengan pretes. Dengan demikian desain penelitiannya

adalah sebagai berikut:

O X O

O O

Keterangan:

O : Tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

X : Perlakuan dengan pembelajaran kooperatif mind mapping.

B. Populasi dan Sampel

Populasi terbatas penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMP

Negeri di Kabupaten Cianjur. Populasi terjangkau adalah siswa SMPN 5 Cianjur,

sedangkan yang menjadi sampelnya dipilih 2 kelas secara purposive karena

peneliti tidak mengelompokkan subjek secara acak tetapi menerima keadaan

subjek apa adanya. Subjek dalam penelitian ini di kelas VIII di SMPN 5 Cianjur,

(23)

33

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan pemilihan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Siswa kelas VIII diperkirakan telah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya

dan dapat mengikuti proses pembelajaran yang diberikan.

2. Siswa kelas VIII sudah mendapat materi prasyarat yang cukup sesuai dengan

yang dikehendaki dalam penelitian ini.

C. Definisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan persepsi tentang istilah yang digunakan

peneliti memberikan beberapa definisi operasional sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis metematis dalam penelitian ini adalah kemampuan

memberikan penjelasan sederhana, kemampuan membangun keterampilan

dasar dan membuat kesimpulan, dengan indikator sebagai berikut:

a. Kemampuan memberikan penjelasan sederhana (Elementary Clarification)

yaitu kemampuan memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen dan

menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan.

b. Kemampuan membangun keterampilan dasar (Basic Support) yaitu

kemampuan mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.

c. Kemampuan membuat kesimpulan (Inference) yaitu kemampuan melakukan

dan mempertimbangkan nilai keputusan.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan

berpikir yang bersifat divergen, yang dapat menyelesaikan masalah dari

berbagai sudut pandang sehingga solusi yang diberikan cenderung fleksibel,

yang meliputi kriteria sebagai berikut:

a. Kelancaran (fluency) mempunyai banyak gagasan dalam menyelesaikan

masalah matematika.

b. Keluwesan (flexibility) yaitu mempunyai gagasan yang beragam.

c. Keaslian (originality) mempunyai gagasan baru untuk memecahkan

(24)

34

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Elaborasi (elaboration) yaitu mampu mengembangkan gagasan untuk

memecahkan masalah matematika secara rinci.

3. Model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini adalah pembelajaran

diawali oleh tugas-tugas matematika yang diselesaikan secara kooperatif,

mendiskusikan kata-kata kunci, menyamakan persepsi kata kunci, dan

menyusun ringkasan catatan berupa mind mapping.

4. Pembelajaran langsung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran yang berpusat pada guru, yang mempunyai 5 langkah dalam

pelaksanaannya, yaitu menyiapkan siswa menerima pelajaran, demonstrasi,

pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut (mandiri).

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini,

maka dibuatlah seperangkat instrumen berupa: (1) Perangkat Pembelajaran;

(2) Instrumen Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis;

(3) Seperangkat soal skala sikap terhadap pembelajaran.

1. Perangkat Pembelajaran

Perangkat Pembelajaran yang mendukung penelitian ini terdiri dari:

Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa. Silabus

dikembangkan berdasarkan Standar Isi dengan cara menganalisis Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar, RPP dirancang berdasarkan silabus, Lembar

Kerja Siswa mengacu pada RPP dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif

mind mapping.

2. Instrumen Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis

Instrumen tes yang digunakan ada 2 macam yaitu tes kemampuan berpikir

kritis dan tes kemampuan berpikir kreatif. Penyusunan tes, diawali dengan

(25)

35

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan penyusunan soal beserta kunci jawabannya dan pedoman penskoran dalam

penilaian kemampuan matematis siswa. Seperangkat tes kemampuan berpikir

kritis dan kreatif disusun sendiri oleh penulis dan dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing.

Tes dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, yang pertama untuk

mengetahui kemampuan awal siswa,sebelum mendapat perlakuan diberikan pretes

dan yang kedua untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapat perlakuan

diberikan postes. Tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada penelitian ini

berupa pretes dan postes dalam bentuk uraian yang diberikan kepada siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan terhadap soal uraian bertujuan mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan meliputi kemampuan

memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen dan menjawab pertanyaan yang

membutuhkan penjelasan serta mengukur kemampuan berpikir kreatif yang

meliputi kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality) dan

keterperincian (elaboration) respon siswa dalam menggunakan konsep-konsep

matematika. Materi yang diteskan meliputi pokok bahasan relasi dan fungsi.

Rubrik penskoran untuk soal-soal berpikir kritis dalam penelitian ini

diadaptasi dari Ansari (Nurhayati, 2013). Pedoman penskoran dirancang seperti

pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Skor

0 Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban.

(26)

36

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor tetapi alasan kurang lengkap.

Rubrik penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif di adaptasi dari Hidayat

(2011), yang dirancang seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2.

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Skor Kelancaran 0 Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban.

(27)

37

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor Kelancaran

dengan benar. dengan benar.

4

Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen diuji coba terlebih dahulu,

yang dilaksanakan di SMPN 4 Cianjur, pada tanggal 24 Oktober 2013 pukul 07.15 – 08.35 WIB yang selanjutnya hasil dianalisis dan dikonsultasikan dengan pembimbing.

Hasil uji coba dianalisis terkait dengan validitas butir soal, reliabilitas tes,

tingkat kesukaran dan daya pembeda.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

keshahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (2011) sebuah tes dikatakan

valid, apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Adapun langkah-langkahnya untuk mengukur validitas adalah sebagai

berikut:

a. Menghitung nilai korelasi dengan rumus:

(28)

38

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menetapkan taraf signifikansi 0,05, apabila maka

maka soal tersebut valid. Perhitungan koefisien korelasi menggunakan

program Anates Versi 4 dan Microsoft Excel 2007 yang penafsirannya

menggunakan pedoman dari Arikunto (2010) yang interpretasi validitasnya

dapat dilihat pada Tabel 3.3. sebagai berikut

Tabel 3.3

Interpretasi Validitas Butir Soal

Nilai 11 Interpretasi

0,00 < 0,20 Sangat rendah

0,20 < 0,40 Rendah

0,40 < 0,70 Cukup

0,70 < 0,90 Tinggi

0,90 1,00 Sangat tinggi

Sumber: Arikunto (2010)

Data yang diperoleh dari hasil uji coba dihitung validitasnya, perhitungan

validitas ada pada lampiran B.2. halaman 202, didapat hasil perhitungan berikut ini.

Tabel 3.4.

Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas

Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No

soal � �� ��

Intrepretasi

Koefisien Korelasi Signifikansi Validitas

1 0,874 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

2 0,729 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

3 0,906 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

Hasil perhitungan koefisien korelasi dan signifikansi serta validitas soal

kemampuan berpikir kritis matematis pada Tabel 3.4. menunjukkan bahwa seluruh

butir soal memiliki korelasi yang tinggi dengan sangat signifikansi merupakan

soal yang valid, sehingga memiliki keabsahan yang baik.

Tabel 3.5.

Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas

Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

(29)

39

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal Koefisien Korelasi

1 0,861 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

2 0,805 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

3 0,829 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

4 0,719 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

Hasil perhitungan koefisien korelasi dan signifikansi serta validitas soal

kemampuan berpikir kreatif matematis pada Tabel 3.5. menunjukkan bahwa

seluruh butir soal memiliki korelasi yang tinggi dengan sangat signifikans

merupakan soal yang valid, sehingga memiliki keabsahan yang baik.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau

ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Reliabilitas suatu tes

dinyatakan dengan koefisien korelasi. Jawaban soal dikorelasikan dengan jawaban

pada soal-soal sisanya, sehingga penyelenggaraan tesnya hanya satu kali

(Ruseffendi, 2010).

Untuk mengukur reliabilitas soal yang jawabannya bervariasi pada jawaban

soal uraian, maka menggunakan rumus Alpha- Cronbach:

11 = −

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolak

ukur yang ditetapkan J.P. Guilford (Suherman, 2003) berikut ini.

Tabel 3.6.

Kriteria Reliabilitas J.P. Guilford

(30)

40

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11 < 0,20 Sangat rendah

0,20 11 < 0,40 Rendah

0,40 11 < 0,70 Sedang

0,70 11 < 0,90 Tinggi

0,90 11 1,00 Sangat tinggi

Hasil perhitungan reliabilitas tes untuk kemampuan berpikir kritis dan

kreatif matematis secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran B.3. halaman 206

yang kesimpulannya berikut ini .

Tabel 3.7.

Relibabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis

No Kemampuan �� Interpretasi

1 Berpikir Kritis 0,67 Sedang

2 Berpikir Kreatif 0,88 Tinggi

Hasil perhitungan reliabilitas pada Tabel 3.7. menunjukkan bahwa soal tes

kemampuan berpikir kritis matematis tergolong pada kategori sedang, sedangkan

pada soal kemampuan berpikir kreatif matematis tergolong pada kategori tinggi.

Dengan demikian seluruh soal merupakan soal yang reliabel.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk mengklasifikasikan setiap item

instrumen tes kedalam tiga kelompok tingkat kesukaran untuk mengetahui apakah

sebuah instrumen tergolong mudah, sedang atau sukar.

Tingkat kesukaran tes dihitung dengan rumus:

= � Keterangan :

TK : Tingkat Kesukaran

(31)

41

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SMI : Skor Maksimum Ideal

Ketentuan tingkat kesukaran pada penelitian ini berpedoman pada yang

dikemukakan Suherman (2003).

Tabel 3.8.

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Tingkat Kesukaran Klasifikasi Soal

0,00 < 0,30 Sukar

0,30 < 0,70 Sedang

0,71 1,00 Mudah

Dari hasil perhitungan, diperoleh tingkat kesukaran untuk setiap butir soal

secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B.4. halaman 210 yang ksimpulannya

berikut ini.

Tabel 3.9.

Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1 0,635 Sedang

2 0,302 Sukar

3 0,552 Sedang

Tingkat kesukaran berdasarkan Tabel 3.9. hasil uji coba tes kemampuan

berpikir kritis matematis menunjukkan bahwa dua butir soal yang berada pada

klasifikasi sedang dan satu soal pada klasifikasi sukar, sehingga butir soal pada

kemampuan berpikir kreatif matematis memiliki tingkat kesukaran yang baik.

Tabel 3.10.

(32)

42

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi

4 0,490 Sedang

5 0,521 Sedang

6 0,260 Sukar

7 0,438 Sedang

Tingkat kesukaran berdasarkan Tabel 3.10. hasil uji coba tes kemampuan

berpikir kreatif matematis menunjukkan bahwa tiga butir soal yang berada pada

klasifikasi sedang dan satu soal pada klasifikasi sukar, sehingga butir soal pada

kemampuan berpikir kreatif matematis memiliki tingkat kesukaran yang baik.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu

membedakan siswa yang sudah menguasai materi dengan siswa yang belum/

kurang menguasai materi berdasarkan kriteria tertentu.

Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus:

��

=

Keterangan:

DP : daya pembeda

: jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

: jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

: jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang dipilih

Untuk data dalam jumlah yang banyak (kelas besar) dengan n > 30, maka

sebanyak 27% siswa yang memperoleh skor tertinggi dikategorikan kedalam

kelompok atas (higher group) dan sebanyak 27% siswa yang memperoleh skor

terendah dikategorikan kelompok bawah (lower group). Data yang diambil dalam

uji coba sebanyak 45 siswa, sehingga diperoleh data untuk kelompok atas dan

(33)

43

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi perhitungan daya pembeda dengan klasifikasi yang dikemukakan

oleh Suherman (2003).

Tabel 3.11.

Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

Besarnya DP Interpretasi

�� 0,00 Sangat Jelek

0,00 <�� 0,20 Jelek

0,20 <�� 0,40 Cukup

0,40 <�� 0,70 Baik

0,70 <�� 1,00 Sangat Baik

Hasil perhitungan daya pembeda untuk kemampuan berpikir kritis dan

kreatif terdapat dalam lampiran B.4. halaman 210 yang kesimpulannya berikut ini.

Tabel 3.12.

Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,604 Baik

2 0,521 Baik

3 0,771 Sangat Baik

Daya pembeda berdasarkan Tabel 3.12. hasil uji coba tes kemampuan

berpikir kritis matematis menunjukkan bahwa dua buah soal memiliki interpretasi

Baik dan satu soal memiliki interpretasi sangat baik. Secara keseluruhan butir soal

tersebut sudah dapat membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi

dan siswa yang memiliki kemampuan rendah.

Tabel 3.13.

Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No Soal Daya Pembeda Interpretasi

4 0,854 Sangat Baik

5 0,458 Baik

(34)

44

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 0,417 Baik

Daya pembeda berdasarkan Tabel 3.13. hasil uji coba tes kemampuan

berpikir kreatif matematis menunjukkan bahwa dua buah soal memiliki interpretasi

baik dan satu soal memiliki interpretasi sangat baik. Secara keseluruhan butir soal

tersebut sudah bisa membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan

siswa yang berkemampuan rendah.

Secara lebih jelas gambaran keseluruhan hasil analisis data uji coba tes

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa dapat terlihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 3.14

Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba

Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

No

Soal Validitas Reliabilitas

Daya

Baik Sedang Terpakai

2 Valid Baik Sukar Terpakai

3 Valid Sangat Baik Sedang Terpakai

Berdasarkan Tabel 3.14. menunjukkan bahwa untuk setiap butir soal

kemampuan berpikir kritis matematis sudah memenuhi persyaratan tes instrumen

penelitian, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis matematis.

Tabel 3.15

Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba

Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

No

Soal Validitas Reliabilitas

Daya Pembeda

Tingkat

Kesukaran Keterangan

4 Valid

Reliabel Sangat Baik Sedang Terpakai

(35)

45

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Valid Baik Sukar Terpakai

7 Valid Baik Sedang Terpakai

Tabel 3.15. menunjukkan bahwa untuk setiap butir soal kemampuan berpikir

kreatif matematis sudah memenuhi persyaratan tes instrumen penelitian. Dengan

demikian semua soal dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VIII SMP.

3. Instrumen Skala Sikap

Instrumen skala sikap berisi pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk

mengetahui sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang diberikan. Instrumen

disusun dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk dilakukan validasi baik

konstruk maupun isinya. Validitas konstruk maupun validitas isi ini bertujuan

untuk memeriksa ketepatan setiap butir tes baik isi maupun bahasa yang digunakan.

Angket skala sikap yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah skala

Likert. Setiap pernyataan dilengkapi dengan 5 pilihan jawaban yaitu sangat setuju

(SS), setuju (S), ragu-ragu (RR) tidak Setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

4. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas

siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi ini terdiri dari item-item yang

memuat aktivitas siswa yang diharapkan munculnya sikap positif siswa terhadap

pembelajaran. Aktivitas siswa yang diamati berkaitan dengan perhatian siswa

selama pembelajaran, mengemukakan pendapatnya, menemukan kata kunci, dan

membuat ringkasan catatan yang lebih praktis melalui kreatifitas siswa

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian mengenai kegiatan pembelajaran kooperatif mind

mapping untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis

siswa ini dirancang dengan langkah–langkah sebagai berikut:

(36)

46

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Melakukan studi kepustakaan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir

kritis matematis, kemampuan berpikir kreatif matematis, pembelajaran

kooperatif mind mapping, pembelajaran langsung.

2) Seminar proposal pada tanggal 09 September 2013.

3) Menyusun instrumen penelitian berupa silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran, LKS, kisi- kisi dan butir soal, serta skala sikap yang akan

digunakan dalam penelitian.

4) Mengurus surat izin penelitian dari Direktur Sekolah Pascasarjana UPI

Bandung.

5) Melakukan uji coba instrumen di SMP Negeri 4 Cianjur pada tanggal 24

Oktober 2013, yang selanjutnya dianalisis dan hasilnya dikonsultasikan

dengan dosen pembimbing.

6) Menentukan subjek penelitian yang terdiri dari: kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dengan menentukan salah satu sekolah di kabupaten

Cianjur.

7) Melakukan penelitian di SMP Negeri 5 Cianjur dari tanggal 01- 23

November 2013.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Diberikan pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan maksud

untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi pembelajaran.

2) Setelah pemberian pretes dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran di

mana kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kooperatif mind

mapping sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran langsung. Di SMP

Negeri 5 Cianjur untuk mata pelajaran matematika alokasi waktunya 4

(37)

47

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Pelaksanaan pembelajaran dimulai tgl 01 November 2013 sampai 23

November 2013. Jadwal pelajaran untuk kelas eksperimen maupun kelas

kontrol pada hari Jum’at dan Sabtu dengan alokasi waktu masing-masing

2 jam pelajaran yang berdurasi 40 menit.

4) Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan

oleh peneliti sendiri. Kedua kelas eksperimen dan kontrol diberi Lembar

Kerja Siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran.

5) Pemberian materi pembelajaran di kedua kelas dilaksanakan sebanyak 5

pertemuan dan diakhiri dengan pemberian postes. Pada kelas eksperimen,

setelah postes diberi pengisian pernyataan skala sikap untuk mengetahui

sikap siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

F. Prosedur Pengolahan Data

Dari data yang diperoleh dalam penelitian, data dikelompokkan dengan

rincian sebagai berikut:

1. Data nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdiri dari nilai pretes dan

postes uji kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.

2. Data skala sikap yang menggambarkan sikap siswa terhadap pembelajaran

matematika kooperatif mind mapping pada kelas eksperimen.

Untuk keperluan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan

program Software SPSS Versi 20 dam Microsoft Office Excel 2007.

Analisis data hasil tes kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif

matematis siswa dilakukan secara kuantitatif. Uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan data penelitian yang diperoleh dari hasil pretes dan postes

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui descriptive statistics pada

(38)

48

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menguji normalitas data pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

yang didasarkan pada hipotesis:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data berdistribusi tidak normal

Kriteria pengujian menggunakan uji tes Shaphiro-Wilk, jika P value (sig)

maka H0 diterima dan jika P value (sig) < maka H0 ditolak, dengan taraf

signifikan α = 0,05.

3. Menguji homogenitas varians untuk melihat homogenitas atau kesamaan

beberapa bagian sampel, yaitu seragam tidaknya varians sampel-sampel yang

diambil dari populasi yang sama. Berdasarkan pada hipotesis berikut:

H0 : �2� = �2

H1 : �2� ≠ �2

Keterangan:

�2

� = Varians kelompok eksperimen �2 = Varians kelompok kontrol

H0 : varians siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping

sama siswa yang memperoleh pembelajaran langsung.

H1 : varians siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping

tidak sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung.

Kriteria pengujian dengan menggunakan uji tes Levene, jika jika P-value

(sig) maka H0 diterima dan jika P-value (sig) < α maka H0 ditolak, dengan

taraf signifikan α = 0,05.

4. Menguji kesamaan dua rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Rumusan hipotesisnya adalah:

H0 : � = �

H1 : �� ≠ �

Keterangan:

(39)

49

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila sebaran data normal dan homogen, uji signifikansi dengan statistik

uji-t. Bila sebaran data normal dan tidak homogen, uji signifikansi dengan

statistik uji-t. Apabila data berdistribusi tidak normal, maka pengujiannya

menggunakan uji non parametrik untuk dua sampel yang saling bebas

pengganti uji-t yaitu uji Mann-Whitney.

5. Untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif

siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan

rumus skor gain ternormalisasi (indeks gain) yaitu membandingkan skor pretes

dengan skor postes. Rumus yang digunakan adalah:

�= − �

− �

Keterangan:

� = Skor pretes

= Skor postes

= Skor maksimum ideal

Setelah dihitung skor gain ternormalisasi kemudian dilakukan penafsiran

dengan menggunakan kategori yang dikemukakan Hake (Nurhayati, 2012)

sebagai berikut:

Tabel 3.16.

Kategori Skor Gain Ternormalisasi

Skor Gain Ternormalisasi Kategori

g 0,70 Tinggi

0,30 g < 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

Untuk mengetahui benar tidaknya kemampuan berpikir kritis dan

berpikir kreatif kelompok eksperimen lebih menyebar dibanding kelompok

kontrol perlu diuji secara statistik. Pengujian sama atau tidaknya dua nilai

rata-rata gain ternormalisasi dilakukan dengan uji-t dengan syarat datanya

(40)

50

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji normalitas data skor pretes kemampuan berpikir kritis dan kemampuan

berpikir kreatif siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan uji

normalitas data gain ternormalisasi menggunakan rumus hipotesis:

H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Uji homogenitas antara dua varians pada skor pretes kelompok eksperimen

��2 dan kelompok kontrol �2 , dan pada skor gain kelompok eksperimen ��2 dan kelompok kontrol �2 dilakukan uji F dengan rumus hipotesis: H0 : �2 = �2

H1 : ��2 ≠ �2

Uji kesamaan rerata dengan uji-t pada skor pretes antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol untuk menguji rumusan hipotesis:

H0 : � = �

H1 : �� ≠�

sedangkan untuk skor N-Gain menggunakan hipotesis:

H0 : �� = �

H1 : � > �

6. Untuk mengetahui kualitas sikap siswa terhadap pembelajaran matematika

dengan model kooperatif mind mapping, serta berpikir kritis dan kreatif

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pemberian skor butir

skala sikap dengan berpedoman kepada model Likert, mencari skor netral

butir skala sikap, membandingkan skor sikap siswa untuk setiap item, untuk

melihat kecenderungan sikap siswa. Sikap siswa dikatakan positif jika skor

(41)

51

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Diagram Alur Uji Statistik

Uji Mann Whitney Uji Normalitas

Kesimpulan Uji Parametrik

(Uji t)

Uji Parametrik

(Uji t’)

Normal Pretes, Postes dan

Gain

Uji Homogenitas

Homogen

Tidak

Ya

(42)

52

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.1. Alur Analisis Data

H. Diagram Alur Penelitian

Studi Pendahuluan: Identifikasi Masalah,

Rumusan Masalah

Pengembangan Instrumen, Validasi

dan Uji coba

Pemilihan Populasi dan Sampel

Pembelajaran Langsung

Pembelajaran Mind

Mapping

Pretes

Postes

Analisis Data

Kesimpulan dan Rekomendasi

(43)

53

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

I. Jadwal Penelitian

Tabel 3.17.

Jadwal Penelitian

No Waktu Penelitian Kegiatan

1 Juli – Agustus 2013 Tahap penyusunan proposal penelitian

2 Agustus – Oktober 2013 Revisi Proposal dan Pembuatan Instrumen Penelitian

3 Oktober – November 2013 Uji coba Instrumen dan Penelitian

(44)

54

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

(45)

94

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan tahap penelitian yang telah dilakukan, diperoleh

beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pengaruh pembelajaran kooperatif

mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

matematis siswa sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran kooperatif mind mapping (berada pada kategori sedang mendekati

tinggi) lebih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa yang memperoleh pembelajaran langsung (berada pada kategori sedang

mendekati rendah).

2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran kooperatif mind mapping (berada pada kategori sedang) lebih

baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran langsung (berada pada kategori sedang mendekati

rendah).

3. Siswa memiliki sikap positif terhadap pembelajaran kooperatif mind mapping.

Seluruh siswa merasa bahwa membuat ringkasan catatan dengan menggunakan

mind mapping mempermudah mereka dalam mengingat rumus-rumus matematika.

B. SARAN

Berdasarkan analisis data, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian

ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru matematika, pembelajaran kooperatif mind mapping hendaknya

dipilih sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis.

2. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pembelajaran kooperatif mind

mapping hendaknya menumbuhkan sikap positif siswa, agar siswa tidak

(46)

95

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

mapping siswa dapat mengembangkan kreativitasnya secara maksimal dan

siswa dapat memanfaatkan waktu secara lebih efisien, sehingga pembelajaran

akan lebih efektif.

3. Bagi guru yang akan mengimplementasikan mind mapping hendaknya siswa

diberi pelatihan terlebih dahulu dalam membuat mind mapping, agar siswa

tidak mengalami kesulitan dalam menentukan kata-kata kunci sebagai

pendukung pembuatan mind mapping.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan pembelajaran kooperatif mind mapping

dapat diteliti pada kemampuan matematis yang lainnya dan pada jenjang

(47)

96

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2011). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi

Aksara.

Aqib, Z. (2013). Model-Model dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).

Bandung: Yrama Widya.

Buzan, T. (2006) Mind Mapp untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Dahlan, J. A. (2011). Analisis Kurikulum Matematika Edisi 1. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Gulo, S. F. E. (2009). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa

SMP dalam Matematika melalui Pendekatan Advokasi. Tesis UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Herman, T. (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Disertasi SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hidayat, W. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif

Matematik Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write

(TTW). Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kuswana, S.W. (2011) Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosda-karya.

Kosasih, U dan Mulyana, T. (2013). Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan

komunikasi matematis siswa SMP melalui pembelajaran dengan

pendekatan Open Ended. Assosiasi Pendidik Matematika Indonesia

FPMIPA UPI Bandung: Jurnal Pendidikan Matematika Sigma Didaktika,

Volume 1, Nomor 2, Januari 2013 Hal 126 -133.

Mahmuddin. (2009). Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran (Mind Mapping).

[online].Tersedia:http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembel

Gambar

Tabel
Tabel 3.1. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Tabel 3.2.
Tabel  3.6.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas CPS lebih tinggi daripada kelas PK; (2) peningkatan kemampuan berpikir kritis

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pendekatan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis,

Dra. Encum Sumiaty, M.Si. Nar Herrhyanto, M.Pd.. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Metode Inkuiri. Penelitian ini dilatarbelakangi

Dasar pertimbangan dalam memilih desain ini adalah karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa

Hasil uji korelasi antara kecemasan matematis dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa digunakan untuk menelaah hubungan antara kecemasan matematis

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe co- op co-op terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan penalaran

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara

Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelompok eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Knisley dan siswa kelompok