i
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING
TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DAN KREATIF MATEMATIS SISWA
Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
MAYA ADHIAWATI
1204654
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat Pernyataan,
Maya Adhiawati
iii
Lembar Pengesahan
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING
TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DAN KREATIF MATEMATIS SISWA
Oleh :
Maya Adhiawati
NIM: 1204654
Disetujui Oleh :
Pembimbing I,
Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D.
Pembimbing II,
Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes.
Mengetahui :
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,
i Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
DAFTAR ISI
C. Pembelajaran Kooperatif Berbasis Mind Mapping ... 18
ii Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
D. Instrumen Penelitian ... 34
E. Prosedur Penelitian ... 45
F. Prosedur Pengolahan Data ... 46
G. Diagram Alur Uji Statistik ... 50
H. Diagram Alur Penelitian ... 51
I. Jadwal Penelitian ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Hasil Penelitian ... 53
1. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ... 53
2. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 56
3. Hasil N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .... 61
4. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 64
5. Hasil N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .. 68
6. Hasil Angket Skala Sikap Siswa ... 71
7. Hasil Observasi ... 76
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79
1. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 79
2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis... 81
3. Sikap Siswa ... 83
C. Keterbatasan Penelitian ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95
iii Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 11
2.1. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 16
3.1. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 35
3.2. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 36
3.3. Interpretasi Validitas Butir Soal ... 37
3.4. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 38
3.5. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 38
3.6. Kriteria Reliabilitas J.P. Guilford ... 39
3.7. Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis ... 39
3.8. Klasifikasi Indeks Kesukaran... 40
3.9. Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 41
3.10. Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 41
3.11. Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda... 42
3.12. Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 42
3.13. Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 43
3.14. Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba Tes Kamampuan Berpikir Kritis Matematis ... 43
3.15. Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ... 44
3.16. Kategori Skor Gain Ternormalisasi ... 47
3.17. Jadwal Penelitian ... 52
iv Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ... 57
4.2. Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58
4.3. Hasil Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59
4.4. Hasil Uji Kesamaan Skor Rata-rata Kemampuan Berpikir
Kritis ... 60
4.5. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62
4.6. Hasil Uji Mann-Whitney N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ... 63
4.7. Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 65
4.8. Hasil Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66
4.9. Hasil Uji Kesamaan Skor Rata-rata Pretes Kemampuan
Kreatif ... 68
4.10. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 70
4.11. Hasil Uji Mann-Whitney N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis ... 71
4.12. Hasil Angket Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika .... 72
4.13. Hasil Angket Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Kooperatif
Berbasis Mind Mapping ... 73
4.14. Hasil Angket Sikap Siswa terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ... 75
4.15. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen ... 77
v Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
4.1. Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran ... 86
4.2. Suasana Kelas ketika Mengerjakan Lembar Kerja Siswa ... 86
4.3. Kata Kunci yang Belum Tepat ... 87
4.4. Kata Kunci yang Tepat ... 87
4.5. Siswa Membuat Mind Mapping ... 88
4.6. Kreativitas Siswa dalam Membuat Mind Mapping ... 89
4.7. Mind Mapping yang Tepat ... 90
4.8. Mind Mapping yang Kurang Tepat ... 91
vi Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Hal
3.1. Alur Analisis Data ... 50
3.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 51
4.1. Skor Rata-rata Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif Matematis ... 55
4.2. Skor Rata-rata Hasil Pretes dan Postes ... 57
4.3. Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa. 61
4.4. Skor Rata-rata Hasil Pretes dan Postes ... 64
4.5. Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa ... 69
4.6. Hasil Pengamatan Skor Rata-rata Aktivitas Siswa ... 78
vii Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
A Instrumen Penelitian ... 100
B Ujicoba Instrumen ... 199
C Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 217
D Dokumentasi Penelitian ... 277
viii Maya Adhiawati, 2014
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN
KREATIF MATEMATIS SISWA
Maya Adhiawati
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk menelaah perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Selain itu diungkap pula sikap siswa terhadap pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif
mind mapping. Desain penelitiannya adalah eksperimen kelompok kontrol
pretes-postes dengan populasi seluruh siswa SMPN 5 Cianjur dan sampel siswa kelas VIII yang dipilih 2 kelas secara purposive sampling, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan yang lain sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran langsung. Pengumpulan data hasil penelitian menggunakan instrumen berupa soal-soal tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis yang dianalisis secara kuantitatif. Data hasil angket skala sikap, observasi aktivitas siswa, wawancara dan angket guru dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif mind mapping dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa yang lebih baik dari pembelajaran langsung. Analisis data angket skala sikap siswa, observasi aktivitas siswa dan wawancara memperlihatkan bahwa siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika, baik terhadap pembelajaran matematika, pembelajaran kooperatif mind mapping maupun terhadap soal-soal berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
The Effect of Mind Mapping Cooperative Learning on the Improvement of
Students’ Critical and Creative Mathematical Thinking Skills
Maya Adhiawati
ABSTRACT
Maya Adhiawati, 2014
1
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika memiliki peranan penting dalam pendidikan terutama dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagaimana tertuang dalam Undang Undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 menyatakan
bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi
siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pernyataan ini ditegaskan
Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP), pembelajaran matematika diberikan
pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan agar siswa dapat
menggunakan matematika sebagai cara bernalar (berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, kreatif dan kemampuan bekerjasama). Hal ini mengisyaratkan bahwa
matematika merupakan mata pelajaran wajib yang bertujuan untuk melatih siswa
bernalar terutama dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
kreatifnya.
Matematika merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diarahkan
untuk dapat mendukung tujuan pendidikan nasional. Sebagimana salah satu tujuan
pembelajaran matematika yang tertuang dalam KTSP yaitu dapat
mengem-bangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa yang melibatkan imajinasi,
intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil dan
rasa ingin tahu. Artinya, kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan
kemampuan penting yang harus dikembangkan.
Suryadi (2012) menyatakan bahwa berpikir kritis dan kreatif merupakan
dua kemampuan manusia yang sangat mendasar. Keduanya dapat mendorong
seseorang untuk senantiasa memandang permasalahan yang dihadapi secara kritis
dan mencoba menyelesaikannya secara kreatif, sehingga diperoleh suatu hal baru
yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kritis dan kreatif tidak hanya menjadi bagian dari tujuan
2
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumarmo (2010) mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan
kreatif dalam pembelajaran matematika diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
masa kini dan masa yang akan datang. Untuk kebutuhan masa kini pembelajaran
matematika mengarah pada pemahaman konsep dan idea matematika yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematis dan ilmu pengetahuan
lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan masa yang akan datang mempunyai arti yang
lebih luas yaitu bahwa pembelajaran matematika memberikan kemampuan
bernalar yang logis, sistematik, kritis dan cermat, menumbuhkan rasa percaya diri
dan rasa keindahan terhadap keteraturan sifat matematika, dan mengembangkan
sikap objektif dan terbuka yang diperlukan dalam menghadapi masa depan yang
selalu berubah. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa sangat
dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
terutama dalam permasalahan pembelajaran di sekolah.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan matematis
tingkat tinggi. Berpikir matematis tingkat tinggi dapat dijadikan landasan
pembelajaran berpikir matematika. Henningsen dan Stein (Suryadi, 2012) menyatakan
bahwa kemampuan matematis tingkat tinggi pada hakekatnya merupakan kemampuan
berpikir nonprosedural yang antara lain mencakup hal-hal berikut: kemampuan
mencari dan mengeksplorasi pola untuk memahami stuktur matematis dan hubungan
yang mendasarinya; kemampuan menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara
efektif dan tepat untuk menformulasikan serta menyelesaikan masalah; kemampuan
membuat ide-ide matematis secara ber-makna; kemampuan berpikir dan bernalar
secara fleksibel melalui penyusunan konjektur, generalisasi dan justifikasi; serta
kemampuan menetapkan bahwa suatu hasil pemecahan masalah bersifat masuk
akal atau logis. Jadi kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan
nonprosedural yang bersifat fleksibel dalam menyelesaikan masalah.
Herman (2006) menyatakan bahwa kemampuan matematis tingkat tinggi
adalah kemampuan berpikir nonprosedural yang mencakup kemampuan mencari
dan mengeksplorasi pola untuk memahami struktur matematis, kemampuan
menggunakan fakta untuk menyelesaikan masalah, kemampuan bernalar dan
3
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan justifikasi. Dengan demikian kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan
kemampuan menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara efektif dan tepat untuk
merumuskan dan menyelesaikan masalah.
Sumarmo (2010) menyatakan beberapa indikator kemampuan berpikir
kritis diantaranya adalah mencari pernyataan, pertanyaan dan alasan secara jelas,
memilih informasi secara baik dengan cara memilih sumber yang terpercaya,
memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan; bersikap tegas dengan ide
utama; menjaga keaslian dan mendasar; mencari alternatif dan bersikap, berpikir
terbuka, sistematis, dan teratur; mengambil posisi disertai bukti yang cukup; dan
mencari penjelasan sebanyak mungkin. Selanjutnya Semiawan (2004) mengemukakan
bahwa kreativitas adalah kemampuan menyusun ide baru dan menerapkannya
dalam pemecahan masalah, dan kemampuan mengidentifikasi asosiasi antara dua
ide yang kurang jelas. Jelaslah bahwa dalam kemampuan berpikir kritis dan
kreatif merupakan kemampuan menggunakan informasi atau fakta-fakta secara
efektif dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda atau fleksibel.
Hal ini merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Uraian beberapa pendapat di atas memberikan informasi bahwa indikator
kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis tersirat dalam kemampuan
berpikir matematis tingkat tinggi. Kemampuan-kemampuan ini merupakan kemampuan
yang penting untuk dikembangkan pada siswa, karena dalam menyelesaikan
masalah siswa harus mampu mengeksplorasi masalah dengan beberapa interpretasi,
menangkap masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi dan mengemukakan
pendapatnya sendiri.
Kenyataan sekarang ini kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa belum
tercapai secara optimal. Hidayat (2011) mendeskripsikan hasil penelitiannya di
SMA bahwa kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 56,88% dan kemampuan
berpikir kreatif mencapai 54,68%. Begitu pula dengan Gulo (2009) yang meneliti
siswa SMP dengan hasil penelitiannya bahwa peningkatan kemampuan berpikir
kritis siswa mencapai 37,40% dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif
mencapai 50,20%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan
4
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Herman (2006) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran konvensional
yang tidak memberi kesempatan yang luas bagi berkembangnya kemampuan
siswa dalam pemecahan masalah, penalaran, koneksi dan komunikasi matematis
siswa karena aktivitas siswa tergolong rendah dan siswa lebih berperan sebagai
penerima ilmu yang diberikan langsung oleh guru, akibatnya kemampuan siswa
dalam berpikir matematis tingkat tinggi sangat lemah karena kegiatan mereka
seringkali berkutat pada tataran berpikir tingkat rendah. Turmudi (2009) menyatakan
bahwa selama ini pembelajaran matematika disampaikan kepada siswa secara
informatif, artinya siswa hanya memperoleh informasi dari guru saja, sehingga
derajat melekatnya juga dapat dikatakan rendah. Hal ini menuntut adanya
paradigma baru dalam pembelajaran, pembelajaran harus memberi kesempatan
yang luas kepada siswa untuk mengeksplor dirinya dan siswa berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
Pembelajaran langsung, yang umum dilakukan oleh guru di sekolah belum
dapat secara maksimal mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
siswa. Sari dan Dahlan (2008) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di
sekolah biasanya linear, yang cenderung bertujuan hanya meningkatkan nilai
matematika tanpa memperhatikan mutu dan aspek matematika yang lain yang
saling berkesinambungan.
Salah satu upaya guru untuk memfasilitasi siswa agar kemampuan berpikir
kritis dan kreatifnya berkembang adalah dengan mengembangkan pembelajaran
yang dirancang secara tepat. Zohar, dkk. (Miliyawati, 2012) menyatakan bahwa
kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Sari dan Dahlan (2008) menyatakan bahwa untuk
mengem-bangkan kreativitas, siswa perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara
kreatif. Suryadi (2012) menyatakan bahwa sejumlah hasil penelitian menunjukkan
pendekatan pembelajaran yang memberikan otonomi lebih luas kepada siswa
dalam belajar, diyakini dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat
tinggi. Dengan demikian kemampuan berpikir matematis siswa dapat berkembang
apabila siswa difasilitasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran yang berpusat
5
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran
kooperatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rusman (2010) bahwa dalam
pembelajaran kooperatif, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi
sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan
catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa,
tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide
mereka.
Suprijono (2010) menyatakan bahwa salah satu ciri khusus model
pembelajaran kooperatif adalah interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan
interaksi antar anggota kelompok untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi.
Sejalan dengan Majid (2013) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kegiatan belajar merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Suherman, dkk. (2003) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dalam
matematika dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam
metematika. Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap
kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika. Dengan
demikian, dalam pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan interaksi antar
anggota kelompok sehingga terwujud kerjasama dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang diberikan.
Ada beberapa tipe dalam model pembelajaran kooperatif diantaranya:
STAD, TGT, CIRC, Mind Mapping, Jigsaw dan lain-lain. Mind mapping merupakan
teknik pemetaan pikiran, yang dapat dijadikan salah satu metode pembelajaran
kooperatif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta
atau peta konsep yang akan disampaikan. Mind mapping diharapkan memunculkan
kreativitas siswa terutama dalam menuangkan konsep-konsep yang telah
6
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan permasalahan dan fakta di atas, penulis meneliti kaitan
pembelajaran kooperatif mind mapping dengan peningkatan kemampuan matematis
berpikir kritis dan kreatif siswa sekolah menengah pertama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi
pembelajaran kooperatif mind mapping lebih baik daripada siswa yang diberi
pembelajaran langsung?
2. Apakah peningkatan kemampuan kreatif matematis siswa yang diberi
pembelajaran kooperatif mind mapping lebih baik daripada siswa yang diberi
pembelajaran langsung?
3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif mind mapping?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengkaji peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa
yang mendapat pembelajaran kooperatif mind mapping dengan siswa yang
mendapat pembelajaran langsung.
2. Mengkaji peningkatan kemampuan kreatif matematis antara siswa yang
mendapat pembelajaran kooperatif mind mapping dengan siswa yang mendapat
pembelajaran langsung.
7
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh bermanfaat bagi pengembangan keilmuan, diantaranya:
1. Bagi guru: pembelajaran kooperatif mind mapping dapat menjadi model
pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.
2. Bagi siswa: pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif matematis.
3. Bagi peneliti: dapat menjadi sarana pembelajaran dan pengembangan diri.
4. Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan acuan/ referensi bagi penelitian yang
relevan.
E. Struktur Organisasi Tesis
Adapun struktur organisasi pada tesis ini adalah sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan, yang terdiri atas: Latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi tesis; Bab II
Kajian pustaka teori terdiri atas yang mendukung, penelitian yang terdahulu dan
hipotesis penelitian; Bab III Metode penelitian, yang terdiri atas: lokasi dan subjek
populasi/sampel penelitian, desain, metode, definisi operasional, instrumen, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan prosedur pengolahan data;
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri atas: pengolahan atau
analisis data dan pembahasan atau analisis temuan dan Bab V yang terdiri dari
32
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Desain dan Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, karena subjeknya
tidak dikelompokan secara acak ke dalam kelompok-kelompok baru. Pengelompokan
baru tidak memungkinkan, sehingga peneliti menerima keadaan subjek seadanya.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol
pretes-postes. Terdapat 2 kelompok yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Kelompok pertama sebagai kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran
kooperatif mind mapping dan kelompok yang kedua sebagai kelas kontrol yang
mendapat pembelajaran langsung.
Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelompok diberi pretes untuk
mengetahui kemampuan berpikir kritis dan kreatif awal, dan setelah perlakuan
diberikan postes yang ekuivalen dengan pretes. Dengan demikian desain penelitiannya
adalah sebagai berikut:
O X O
O O
Keterangan:
O : Tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
X : Perlakuan dengan pembelajaran kooperatif mind mapping.
B. Populasi dan Sampel
Populasi terbatas penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMP
Negeri di Kabupaten Cianjur. Populasi terjangkau adalah siswa SMPN 5 Cianjur,
sedangkan yang menjadi sampelnya dipilih 2 kelas secara purposive karena
peneliti tidak mengelompokkan subjek secara acak tetapi menerima keadaan
subjek apa adanya. Subjek dalam penelitian ini di kelas VIII di SMPN 5 Cianjur,
33
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alasan pemilihan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Siswa kelas VIII diperkirakan telah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
dan dapat mengikuti proses pembelajaran yang diberikan.
2. Siswa kelas VIII sudah mendapat materi prasyarat yang cukup sesuai dengan
yang dikehendaki dalam penelitian ini.
C. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan persepsi tentang istilah yang digunakan
peneliti memberikan beberapa definisi operasional sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kritis metematis dalam penelitian ini adalah kemampuan
memberikan penjelasan sederhana, kemampuan membangun keterampilan
dasar dan membuat kesimpulan, dengan indikator sebagai berikut:
a. Kemampuan memberikan penjelasan sederhana (Elementary Clarification)
yaitu kemampuan memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen dan
menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan.
b. Kemampuan membangun keterampilan dasar (Basic Support) yaitu
kemampuan mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.
c. Kemampuan membuat kesimpulan (Inference) yaitu kemampuan melakukan
dan mempertimbangkan nilai keputusan.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan
berpikir yang bersifat divergen, yang dapat menyelesaikan masalah dari
berbagai sudut pandang sehingga solusi yang diberikan cenderung fleksibel,
yang meliputi kriteria sebagai berikut:
a. Kelancaran (fluency) mempunyai banyak gagasan dalam menyelesaikan
masalah matematika.
b. Keluwesan (flexibility) yaitu mempunyai gagasan yang beragam.
c. Keaslian (originality) mempunyai gagasan baru untuk memecahkan
34
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Elaborasi (elaboration) yaitu mampu mengembangkan gagasan untuk
memecahkan masalah matematika secara rinci.
3. Model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini adalah pembelajaran
diawali oleh tugas-tugas matematika yang diselesaikan secara kooperatif,
mendiskusikan kata-kata kunci, menyamakan persepsi kata kunci, dan
menyusun ringkasan catatan berupa mind mapping.
4. Pembelajaran langsung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran yang berpusat pada guru, yang mempunyai 5 langkah dalam
pelaksanaannya, yaitu menyiapkan siswa menerima pelajaran, demonstrasi,
pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut (mandiri).
D. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini,
maka dibuatlah seperangkat instrumen berupa: (1) Perangkat Pembelajaran;
(2) Instrumen Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis;
(3) Seperangkat soal skala sikap terhadap pembelajaran.
1. Perangkat Pembelajaran
Perangkat Pembelajaran yang mendukung penelitian ini terdiri dari:
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa. Silabus
dikembangkan berdasarkan Standar Isi dengan cara menganalisis Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, RPP dirancang berdasarkan silabus, Lembar
Kerja Siswa mengacu pada RPP dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif
mind mapping.
2. Instrumen Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis
Instrumen tes yang digunakan ada 2 macam yaitu tes kemampuan berpikir
kritis dan tes kemampuan berpikir kreatif. Penyusunan tes, diawali dengan
35
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan penyusunan soal beserta kunci jawabannya dan pedoman penskoran dalam
penilaian kemampuan matematis siswa. Seperangkat tes kemampuan berpikir
kritis dan kreatif disusun sendiri oleh penulis dan dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing.
Tes dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, yang pertama untuk
mengetahui kemampuan awal siswa,sebelum mendapat perlakuan diberikan pretes
dan yang kedua untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapat perlakuan
diberikan postes. Tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada penelitian ini
berupa pretes dan postes dalam bentuk uraian yang diberikan kepada siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan terhadap soal uraian bertujuan mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan meliputi kemampuan
memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen dan menjawab pertanyaan yang
membutuhkan penjelasan serta mengukur kemampuan berpikir kreatif yang
meliputi kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality) dan
keterperincian (elaboration) respon siswa dalam menggunakan konsep-konsep
matematika. Materi yang diteskan meliputi pokok bahasan relasi dan fungsi.
Rubrik penskoran untuk soal-soal berpikir kritis dalam penelitian ini
diadaptasi dari Ansari (Nurhayati, 2013). Pedoman penskoran dirancang seperti
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Skor
0 Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban.
36
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor tetapi alasan kurang lengkap.
Rubrik penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif di adaptasi dari Hidayat
(2011), yang dirancang seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2.
Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Skor Kelancaran 0 Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban.
37
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor Kelancaran
dengan benar. dengan benar.
4
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen diuji coba terlebih dahulu,
yang dilaksanakan di SMPN 4 Cianjur, pada tanggal 24 Oktober 2013 pukul 07.15 – 08.35 WIB yang selanjutnya hasil dianalisis dan dikonsultasikan dengan pembimbing.
Hasil uji coba dianalisis terkait dengan validitas butir soal, reliabilitas tes,
tingkat kesukaran dan daya pembeda.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
keshahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (2011) sebuah tes dikatakan
valid, apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.
Adapun langkah-langkahnya untuk mengukur validitas adalah sebagai
berikut:
a. Menghitung nilai korelasi dengan rumus:
38
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan menetapkan taraf signifikansi 0,05, apabila � maka
maka soal tersebut valid. Perhitungan koefisien korelasi menggunakan
program Anates Versi 4 dan Microsoft Excel 2007 yang penafsirannya
menggunakan pedoman dari Arikunto (2010) yang interpretasi validitasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.3. sebagai berikut
Tabel 3.3
Interpretasi Validitas Butir Soal
Nilai 11 Interpretasi
0,00 < 0,20 Sangat rendah
0,20 < 0,40 Rendah
0,40 < 0,70 Cukup
0,70 < 0,90 Tinggi
0,90 1,00 Sangat tinggi
Sumber: Arikunto (2010)
Data yang diperoleh dari hasil uji coba dihitung validitasnya, perhitungan
validitas ada pada lampiran B.2. halaman 202, didapat hasil perhitungan berikut ini.
Tabel 3.4.
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas
Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
No
soal � �� ��
Intrepretasi
Koefisien Korelasi Signifikansi Validitas
1 0,874 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid
2 0,729 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid
3 0,906 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid
Hasil perhitungan koefisien korelasi dan signifikansi serta validitas soal
kemampuan berpikir kritis matematis pada Tabel 3.4. menunjukkan bahwa seluruh
butir soal memiliki korelasi yang tinggi dengan sangat signifikansi merupakan
soal yang valid, sehingga memiliki keabsahan yang baik.
Tabel 3.5.
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas
Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
39
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
soal Koefisien Korelasi
1 0,861 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid
2 0,805 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid
3 0,829 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid
4 0,719 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid
Hasil perhitungan koefisien korelasi dan signifikansi serta validitas soal
kemampuan berpikir kreatif matematis pada Tabel 3.5. menunjukkan bahwa
seluruh butir soal memiliki korelasi yang tinggi dengan sangat signifikans
merupakan soal yang valid, sehingga memiliki keabsahan yang baik.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau
ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Reliabilitas suatu tes
dinyatakan dengan koefisien korelasi. Jawaban soal dikorelasikan dengan jawaban
pada soal-soal sisanya, sehingga penyelenggaraan tesnya hanya satu kali
(Ruseffendi, 2010).
Untuk mengukur reliabilitas soal yang jawabannya bervariasi pada jawaban
soal uraian, maka menggunakan rumus Alpha- Cronbach:
11 = −
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolak
ukur yang ditetapkan J.P. Guilford (Suherman, 2003) berikut ini.
Tabel 3.6.
Kriteria Reliabilitas J.P. Guilford
40
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11 < 0,20 Sangat rendah
0,20 11 < 0,40 Rendah
0,40 11 < 0,70 Sedang
0,70 11 < 0,90 Tinggi
0,90 11 1,00 Sangat tinggi
Hasil perhitungan reliabilitas tes untuk kemampuan berpikir kritis dan
kreatif matematis secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran B.3. halaman 206
yang kesimpulannya berikut ini .
Tabel 3.7.
Relibabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis
No Kemampuan ��� Interpretasi
1 Berpikir Kritis 0,67 Sedang
2 Berpikir Kreatif 0,88 Tinggi
Hasil perhitungan reliabilitas pada Tabel 3.7. menunjukkan bahwa soal tes
kemampuan berpikir kritis matematis tergolong pada kategori sedang, sedangkan
pada soal kemampuan berpikir kreatif matematis tergolong pada kategori tinggi.
Dengan demikian seluruh soal merupakan soal yang reliabel.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk mengklasifikasikan setiap item
instrumen tes kedalam tiga kelompok tingkat kesukaran untuk mengetahui apakah
sebuah instrumen tergolong mudah, sedang atau sukar.
Tingkat kesukaran tes dihitung dengan rumus:
= � Keterangan :
TK : Tingkat Kesukaran
41
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SMI : Skor Maksimum Ideal
Ketentuan tingkat kesukaran pada penelitian ini berpedoman pada yang
dikemukakan Suherman (2003).
Tabel 3.8.
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Tingkat Kesukaran Klasifikasi Soal
0,00 < 0,30 Sukar
0,30 < 0,70 Sedang
0,71 1,00 Mudah
Dari hasil perhitungan, diperoleh tingkat kesukaran untuk setiap butir soal
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B.4. halaman 210 yang ksimpulannya
berikut ini.
Tabel 3.9.
Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
No Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi
1 0,635 Sedang
2 0,302 Sukar
3 0,552 Sedang
Tingkat kesukaran berdasarkan Tabel 3.9. hasil uji coba tes kemampuan
berpikir kritis matematis menunjukkan bahwa dua butir soal yang berada pada
klasifikasi sedang dan satu soal pada klasifikasi sukar, sehingga butir soal pada
kemampuan berpikir kreatif matematis memiliki tingkat kesukaran yang baik.
Tabel 3.10.
42
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi
4 0,490 Sedang
5 0,521 Sedang
6 0,260 Sukar
7 0,438 Sedang
Tingkat kesukaran berdasarkan Tabel 3.10. hasil uji coba tes kemampuan
berpikir kreatif matematis menunjukkan bahwa tiga butir soal yang berada pada
klasifikasi sedang dan satu soal pada klasifikasi sukar, sehingga butir soal pada
kemampuan berpikir kreatif matematis memiliki tingkat kesukaran yang baik.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu
membedakan siswa yang sudah menguasai materi dengan siswa yang belum/
kurang menguasai materi berdasarkan kriteria tertentu.
Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus:
��
=
−Keterangan:
DP : daya pembeda
: jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
: jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
: jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang dipilih
Untuk data dalam jumlah yang banyak (kelas besar) dengan n > 30, maka
sebanyak 27% siswa yang memperoleh skor tertinggi dikategorikan kedalam
kelompok atas (higher group) dan sebanyak 27% siswa yang memperoleh skor
terendah dikategorikan kelompok bawah (lower group). Data yang diambil dalam
uji coba sebanyak 45 siswa, sehingga diperoleh data untuk kelompok atas dan
43
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Interpretasi perhitungan daya pembeda dengan klasifikasi yang dikemukakan
oleh Suherman (2003).
Tabel 3.11.
Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
Besarnya DP Interpretasi
�� 0,00 Sangat Jelek
0,00 <�� 0,20 Jelek
0,20 <�� 0,40 Cukup
0,40 <�� 0,70 Baik
0,70 <�� 1,00 Sangat Baik
Hasil perhitungan daya pembeda untuk kemampuan berpikir kritis dan
kreatif terdapat dalam lampiran B.4. halaman 210 yang kesimpulannya berikut ini.
Tabel 3.12.
Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
No Soal Daya Pembeda Interpretasi
1 0,604 Baik
2 0,521 Baik
3 0,771 Sangat Baik
Daya pembeda berdasarkan Tabel 3.12. hasil uji coba tes kemampuan
berpikir kritis matematis menunjukkan bahwa dua buah soal memiliki interpretasi
Baik dan satu soal memiliki interpretasi sangat baik. Secara keseluruhan butir soal
tersebut sudah dapat membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi
dan siswa yang memiliki kemampuan rendah.
Tabel 3.13.
Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
No Soal Daya Pembeda Interpretasi
4 0,854 Sangat Baik
5 0,458 Baik
44
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 0,417 Baik
Daya pembeda berdasarkan Tabel 3.13. hasil uji coba tes kemampuan
berpikir kreatif matematis menunjukkan bahwa dua buah soal memiliki interpretasi
baik dan satu soal memiliki interpretasi sangat baik. Secara keseluruhan butir soal
tersebut sudah bisa membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah.
Secara lebih jelas gambaran keseluruhan hasil analisis data uji coba tes
kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa dapat terlihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3.14
Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba
Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
No
Soal Validitas Reliabilitas
Daya
Baik Sedang Terpakai
2 Valid Baik Sukar Terpakai
3 Valid Sangat Baik Sedang Terpakai
Berdasarkan Tabel 3.14. menunjukkan bahwa untuk setiap butir soal
kemampuan berpikir kritis matematis sudah memenuhi persyaratan tes instrumen
penelitian, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis matematis.
Tabel 3.15
Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba
Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
No
Soal Validitas Reliabilitas
Daya Pembeda
Tingkat
Kesukaran Keterangan
4 Valid
Reliabel Sangat Baik Sedang Terpakai
45
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 Valid Baik Sukar Terpakai
7 Valid Baik Sedang Terpakai
Tabel 3.15. menunjukkan bahwa untuk setiap butir soal kemampuan berpikir
kreatif matematis sudah memenuhi persyaratan tes instrumen penelitian. Dengan
demikian semua soal dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VIII SMP.
3. Instrumen Skala Sikap
Instrumen skala sikap berisi pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk
mengetahui sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang diberikan. Instrumen
disusun dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk dilakukan validasi baik
konstruk maupun isinya. Validitas konstruk maupun validitas isi ini bertujuan
untuk memeriksa ketepatan setiap butir tes baik isi maupun bahasa yang digunakan.
Angket skala sikap yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert. Setiap pernyataan dilengkapi dengan 5 pilihan jawaban yaitu sangat setuju
(SS), setuju (S), ragu-ragu (RR) tidak Setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
4. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas
siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi ini terdiri dari item-item yang
memuat aktivitas siswa yang diharapkan munculnya sikap positif siswa terhadap
pembelajaran. Aktivitas siswa yang diamati berkaitan dengan perhatian siswa
selama pembelajaran, mengemukakan pendapatnya, menemukan kata kunci, dan
membuat ringkasan catatan yang lebih praktis melalui kreatifitas siswa
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian mengenai kegiatan pembelajaran kooperatif mind
mapping untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
siswa ini dirancang dengan langkah–langkah sebagai berikut:
46
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Melakukan studi kepustakaan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir
kritis matematis, kemampuan berpikir kreatif matematis, pembelajaran
kooperatif mind mapping, pembelajaran langsung.
2) Seminar proposal pada tanggal 09 September 2013.
3) Menyusun instrumen penelitian berupa silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, LKS, kisi- kisi dan butir soal, serta skala sikap yang akan
digunakan dalam penelitian.
4) Mengurus surat izin penelitian dari Direktur Sekolah Pascasarjana UPI
Bandung.
5) Melakukan uji coba instrumen di SMP Negeri 4 Cianjur pada tanggal 24
Oktober 2013, yang selanjutnya dianalisis dan hasilnya dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing.
6) Menentukan subjek penelitian yang terdiri dari: kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dengan menentukan salah satu sekolah di kabupaten
Cianjur.
7) Melakukan penelitian di SMP Negeri 5 Cianjur dari tanggal 01- 23
November 2013.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Diberikan pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan maksud
untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi pembelajaran.
2) Setelah pemberian pretes dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran di
mana kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kooperatif mind
mapping sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran langsung. Di SMP
Negeri 5 Cianjur untuk mata pelajaran matematika alokasi waktunya 4
47
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Pelaksanaan pembelajaran dimulai tgl 01 November 2013 sampai 23
November 2013. Jadwal pelajaran untuk kelas eksperimen maupun kelas
kontrol pada hari Jum’at dan Sabtu dengan alokasi waktu masing-masing
2 jam pelajaran yang berdurasi 40 menit.
4) Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan
oleh peneliti sendiri. Kedua kelas eksperimen dan kontrol diberi Lembar
Kerja Siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran.
5) Pemberian materi pembelajaran di kedua kelas dilaksanakan sebanyak 5
pertemuan dan diakhiri dengan pemberian postes. Pada kelas eksperimen,
setelah postes diberi pengisian pernyataan skala sikap untuk mengetahui
sikap siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
F. Prosedur Pengolahan Data
Dari data yang diperoleh dalam penelitian, data dikelompokkan dengan
rincian sebagai berikut:
1. Data nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdiri dari nilai pretes dan
postes uji kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.
2. Data skala sikap yang menggambarkan sikap siswa terhadap pembelajaran
matematika kooperatif mind mapping pada kelas eksperimen.
Untuk keperluan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
program Software SPSS Versi 20 dam Microsoft Office Excel 2007.
Analisis data hasil tes kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif
matematis siswa dilakukan secara kuantitatif. Uji statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan data penelitian yang diperoleh dari hasil pretes dan postes
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui descriptive statistics pada
48
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menguji normalitas data pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
yang didasarkan pada hipotesis:
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data berdistribusi tidak normal
Kriteria pengujian menggunakan uji tes Shaphiro-Wilk, jika P value (sig) �
maka H0 diterima dan jika P value (sig) < � maka H0 ditolak, dengan taraf
signifikan α = 0,05.
3. Menguji homogenitas varians untuk melihat homogenitas atau kesamaan
beberapa bagian sampel, yaitu seragam tidaknya varians sampel-sampel yang
diambil dari populasi yang sama. Berdasarkan pada hipotesis berikut:
H0 : �2� = �2
H1 : �2� ≠ �2
Keterangan:
�2
� = Varians kelompok eksperimen �2 = Varians kelompok kontrol
H0 : varians siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping
sama siswa yang memperoleh pembelajaran langsung.
H1 : varians siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping
tidak sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung.
Kriteria pengujian dengan menggunakan uji tes Levene, jika jika P-value
(sig) maka H0 diterima dan jika P-value (sig) < α maka H0 ditolak, dengan
taraf signifikan α = 0,05.
4. Menguji kesamaan dua rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Rumusan hipotesisnya adalah:
H0 : �� = �
H1 : �� ≠ �
Keterangan:
49
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Apabila sebaran data normal dan homogen, uji signifikansi dengan statistik
uji-t. Bila sebaran data normal dan tidak homogen, uji signifikansi dengan
statistik uji-t’. Apabila data berdistribusi tidak normal, maka pengujiannya
menggunakan uji non parametrik untuk dua sampel yang saling bebas
pengganti uji-t yaitu uji Mann-Whitney.
5. Untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif
siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan
rumus skor gain ternormalisasi (indeks gain) yaitu membandingkan skor pretes
dengan skor postes. Rumus yang digunakan adalah:
�= − �
− �
Keterangan:
� = Skor pretes
= Skor postes
= Skor maksimum ideal
Setelah dihitung skor gain ternormalisasi kemudian dilakukan penafsiran
dengan menggunakan kategori yang dikemukakan Hake (Nurhayati, 2012)
sebagai berikut:
Tabel 3.16.
Kategori Skor Gain Ternormalisasi
Skor Gain Ternormalisasi Kategori
g 0,70 Tinggi
0,30 g < 0,70 Sedang
g < 0,30 Rendah
Untuk mengetahui benar tidaknya kemampuan berpikir kritis dan
berpikir kreatif kelompok eksperimen lebih menyebar dibanding kelompok
kontrol perlu diuji secara statistik. Pengujian sama atau tidaknya dua nilai
rata-rata gain ternormalisasi dilakukan dengan uji-t dengan syarat datanya
50
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji normalitas data skor pretes kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
berpikir kreatif siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan uji
normalitas data gain ternormalisasi menggunakan rumus hipotesis:
H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
Uji homogenitas antara dua varians pada skor pretes kelompok eksperimen
��2 dan kelompok kontrol �2 , dan pada skor gain kelompok eksperimen ��2 dan kelompok kontrol �2 dilakukan uji F dengan rumus hipotesis: H0 : ��2 = �2
H1 : ��2 ≠ �2
Uji kesamaan rerata dengan uji-t pada skor pretes antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol untuk menguji rumusan hipotesis:
H0 : �� = �
H1 : �� ≠�
sedangkan untuk skor N-Gain menggunakan hipotesis:
H0 : �� = �
H1 : �� > �
6. Untuk mengetahui kualitas sikap siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan model kooperatif mind mapping, serta berpikir kritis dan kreatif
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pemberian skor butir
skala sikap dengan berpedoman kepada model Likert, mencari skor netral
butir skala sikap, membandingkan skor sikap siswa untuk setiap item, untuk
melihat kecenderungan sikap siswa. Sikap siswa dikatakan positif jika skor
51
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Diagram Alur Uji Statistik
Uji Mann Whitney Uji Normalitas
Kesimpulan Uji Parametrik
(Uji t)
Uji Parametrik
(Uji t’)
Normal Pretes, Postes dan
Gain
Uji Homogenitas
Homogen
Tidak
Ya
52
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diagram 3.1. Alur Analisis Data
H. Diagram Alur Penelitian
Studi Pendahuluan: Identifikasi Masalah,
Rumusan Masalah
Pengembangan Instrumen, Validasi
dan Uji coba
Pemilihan Populasi dan Sampel
Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Mind
Mapping
Pretes
Postes
Analisis Data
Kesimpulan dan Rekomendasi
53
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diagram 3.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
I. Jadwal Penelitian
Tabel 3.17.
Jadwal Penelitian
No Waktu Penelitian Kegiatan
1 Juli – Agustus 2013 Tahap penyusunan proposal penelitian
2 Agustus – Oktober 2013 Revisi Proposal dan Pembuatan Instrumen Penelitian
3 Oktober – November 2013 Uji coba Instrumen dan Penelitian
54
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
94
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan keseluruhan tahap penelitian yang telah dilakukan, diperoleh
beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pengaruh pembelajaran kooperatif
mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
matematis siswa sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran kooperatif mind mapping (berada pada kategori sedang mendekati
tinggi) lebih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung (berada pada kategori sedang
mendekati rendah).
2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran kooperatif mind mapping (berada pada kategori sedang) lebih
baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran langsung (berada pada kategori sedang mendekati
rendah).
3. Siswa memiliki sikap positif terhadap pembelajaran kooperatif mind mapping.
Seluruh siswa merasa bahwa membuat ringkasan catatan dengan menggunakan
mind mapping mempermudah mereka dalam mengingat rumus-rumus matematika.
B. SARAN
Berdasarkan analisis data, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian
ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi para guru matematika, pembelajaran kooperatif mind mapping hendaknya
dipilih sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis.
2. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pembelajaran kooperatif mind
mapping hendaknya menumbuhkan sikap positif siswa, agar siswa tidak
95
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
mapping siswa dapat mengembangkan kreativitasnya secara maksimal dan
siswa dapat memanfaatkan waktu secara lebih efisien, sehingga pembelajaran
akan lebih efektif.
3. Bagi guru yang akan mengimplementasikan mind mapping hendaknya siswa
diberi pelatihan terlebih dahulu dalam membuat mind mapping, agar siswa
tidak mengalami kesulitan dalam menentukan kata-kata kunci sebagai
pendukung pembuatan mind mapping.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan pembelajaran kooperatif mind mapping
dapat diteliti pada kemampuan matematis yang lainnya dan pada jenjang
96
Maya Adhiawati, 2014
Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2011). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara.
Aqib, Z. (2013). Model-Model dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung: Yrama Widya.
Buzan, T. (2006) Mind Mapp untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Dahlan, J. A. (2011). Analisis Kurikulum Matematika Edisi 1. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
Gulo, S. F. E. (2009). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa
SMP dalam Matematika melalui Pendekatan Advokasi. Tesis UPI Bandung:
Tidak diterbitkan.
Herman, T. (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Disertasi SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hidayat, W. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematik Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write
(TTW). Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Kuswana, S.W. (2011) Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosda-karya.
Kosasih, U dan Mulyana, T. (2013). Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan
komunikasi matematis siswa SMP melalui pembelajaran dengan
pendekatan Open Ended. Assosiasi Pendidik Matematika Indonesia
FPMIPA UPI Bandung: Jurnal Pendidikan Matematika Sigma Didaktika,
Volume 1, Nomor 2, Januari 2013 Hal 126 -133.
Mahmuddin. (2009). Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran (Mind Mapping).
[online].Tersedia:http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembel