PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS,
BERPIKIR KREATIF MATEMATIS, DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP
MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
MUHAMAD JUHAERI
NIM. 1204660
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS,
BERPIKIR KREATIF MATEMATIS, DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP
MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING
Oleh Muhamad Juhaeri SPs UPI Bandung, 2012
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
© Muhamad Juhaeri, 2014 Universitas Pendididkan Indonesia
Mei 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS,
BERPIKIR KREATIF MATEMATIS, DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI
METODE RECIPROCAL TEACHING
Muhamad Juhaeri
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk menelaah perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif antara siswa yang memperoleh pembelajaran model reciprocal teaching dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
ekspositori. Selain itu diungkap pula self-concept siswa terhadap pembelajaran matematika
melalui pembelajaran reciprocal teaching. Desain penelitiannya menggunakan kelompok kontrol pretes-postes dengan populasi seluruh siswa SMPN 1 Saketi dan sampel siswa kelas VIIl yang dipilih secara purposive sampling satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas yang lain sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran
reciprocal teaching sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran ekspositori.
Pengumpulan data hasil penelitian menggunakan instrument soal-soal tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis yang dianalisis secara kuantitatif. Data skala sikap, observasi aktivitas siswa, dan angket guru dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode reciprocal teaching dapat meningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa yang lebih baik dari pembelajaran ekspositori. Analisis data angket skala sikap siswa. Observasi aktivitas siswa memperlihatkan bahwa sikap siswa positif terhadap pembelajaran matematika, baik terhadap pembelajaran matematika, pembelajaran reciprocal teaching, maupun terhadap soal-soal berfikir kritis dan kreatif matematis siswa.
Kata Kunci: metode pembelajaran reciprocal teaching, kemampaun berpikir kritis
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
The Improvement of
Students’ Critical
and Creative Mathematical
Thinking Skills, and Self-Concept Through Reciprocal
Teaching Metods
Muhamad Juhaeri
ABSTRACT
This quasi experimental study aims to investigate differences in the improvement of critical and creative mathematical thinking skills, and self-concept among students taught using reciprocal teaching metods compared to those taught expository learning. Additionally, this research also reveals students’ attitudes toward learning mathematics through reciprocal teaching metods. With the entire student population in SMPN 1 Saketi, this study employes pretest-postest control group experimental research design using the sample of eight grade student. Incorporating the purposive sampling techniques, two classes were selected; one as the experimental class and the order as the control class. In this study , the experimental class participated in reciprocal teaching metods ,while the control class were taught using the expository learning. Data were collected using the instruments in the form of the test items for measuring critical and creative mathematical thinking skills, a questionnaire for student’s attitude, obsrvations on student activities a teacher-questinnaire. Quantitative analyses were carried out for the best results and qualitative analyses were applied for the questinnaires, obsevations. The result show that using reciprocal teaching metods can improve students’ ability to think critical and creatively in mathematics better than using expository learning. The analyses the student attitude-scale questionnaire, observation on student activities, teacher-questionnaire, and teacher-iinterview indicate that in general the students reflect positive attitudes toward learning mathematics. In Particular, they showed positive attitudes toward the reciprocal teaching metods as well as towards the mathematical test-items for students’ critical and creative thinking.
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR HAK CIPTA……… ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional ... 7
1. Kemampuan Berpikir Kritis ... 7
2. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 7
3. Self-Concept Siswa ... 8
4. Pembelajaran Reciprocal Teaching ... 8
5. Pembelajaran Ekspositori ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Hakikat Pembelajaran ... 10
B. Berpikir Kritis ... 14
C. Berpikir Kreatif ... 18
D. Self-Concept Siswa Tentang Matematika ... 20
1. Pengertian Self-Concept ... 20
2. Faktor Yang Mempengaruhi Self-Concept Siswa ... 22
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
E. Pembelajaran Reciprocal Teaching ... 24
F. Pembelajaran Ekspositori……… 26
G. Teori Belajar Pendukung………. 27
H. Penelitian Yang Relevan………. 28
I. Kerangka Berpikir ……… 29
J. Hipotesis Penelitian………... … 30
BAB III METOD E PENELITIAN……….... 32
A. Metode dan Desain Penelitian ……….. 32
B. Variabel Penelitian ……… 32
C. Populasi dan Sampel……….…. 33
D. Instrumen Penelitian………. 33
E. Pengembangan Bahan Ajar……… 40
F. Prosedur Penelitian……… 41
G. Pengumpulan dan Analisis Data………...……. 42
1. Pengumpulan Data………... 42
2. Teknik Analisi Data ……… 43
3. Analisis Data Self-Concept Siswa……… 46
4. Analisis Data Hasil Observasi dan Respon Siswa…. .. 46
5. Tahap Pengolahan Data ………... 47
H. Waktu Penelitian……… 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 50
A. Hasil Penelitian……….. 50
1. Analisis Pretes Kemampuan Bepikir Kritis Matematis Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran… 54
2. Tingkat Kemampuan Awal Siswa (TKAS)………. 57
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
4. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran……. ………. 66
5. Hasil Penelitian tentang Self-Concept……….. . 75
B. Pembahasan………...….. ………. 79
1. Kemampuan Berpikir Kritis ……… 79
2. Kemampuan Berpikir Kreatif………. . 81
3. Self-Concept ……… 83
4. Pembelajaran Reciproecal Teaching...……… 83
5. Keterbatasan Penelitian……… 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 86
A.Kesimpulan………. 86
B. Saran……….. 86
DAFTAR PUSTAKA………... 89
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1. Perbedaan Teacher-Centered dan Student
Centered………...……….. 13
2. Tabel 2..2. Indikator Berpikir Kritis………. .. 16
3. Tabel 2.3. Indikator Ketrampilan Berpikir Kreatif………….... 19
4. Tabel 2.4. Perbedaan Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Ekspositori……… 27
5. Tabel 3.1. Klasifikasi Koefisien Validitas………... 34
6. Tabel 3.2. Hasil Validitas Butir Soal……… 35
7. Tabel 3.3. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas……… 36
8. Tabel 3.4. Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda………….. 37
9. Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Daya Pembeda……… 38
10.Tabel 3.6. Klasifikasi Indeks Kesukaran……….. 38
11.Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Indek Kesukaran……… 39
12.Tabel 3.8. Katagori Ungkapan Skala Likert………. 40
13.Tabel 3.9. Kriteria Interpretasi Skor Skala Likert……… 40
14.Tabel 3.10. Teknik Pengumpulan Data……….. 42
15.Tabel 3.11. Pengkatagorian Persetase Gain………... 43
16.Tabel 3.12. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……… 49
17.Tabel 4. 1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis ………. 50
18.Tabel 4. 2 Rekapitulasi Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran………. 55
19. Tabel 4. 3 Uji Normalitas Data Pretes kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kontrol………. 55
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
21. Tabel 4.5 Uji Perbedaan Rata-Rata Data Pretes Kemampuan
Berpikir Kritis……… 57
22.Tabel 4. 6 Uji Normalitas Dis tribusi Data TKAS ……….. 58
23.Tabel 4. 7 Uji Homataogenitas Variansi Data TKAS……….. 58
24.Tabel 4. 8 Hasil Analisis Uji-t Data TKAS……….. 59
25.Tabel 4. 9 Pengelompokan TKAS Eksperimen dan Kontrol… 61
26.Tabel 4. 10 Pengelompokan Siswa Berdasarkan TKAS………... 62
27. Tabel 4. 11 Rekapitulasi Hasil Data N-Gain kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan TKAS Pada Kelas Eksperimen……….. 62
28.Tabel 4. 12 Rekapitulasi Hasil Data N-Gain kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan TKAS Pada Kelas Kontrol………. 62
29.Tabel 4. 13 Uji Normalitas Hasil Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Kritis TKAS Tinggi……... 63
30.Tabel 4. 14 Uji Normalitas Hasil Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Kritis TKAS Sedang……… 63
31.Tabel 4. 15 Uji Normalitas Hasil Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Krits iTKAS Kurang…….. 64
32.Tabel 4.16 Rangkuman Uji Anova Dua Jalur Kemampuan Berpikir Kritis dengan faktor Pembelajaran dan TKAS……… 66
33.Tabel 4. 17 Rekapitulasi Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran……….. 67
34.Tabel 4. 18 Uji Normalitas Data Pretes kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol…………... 67
35.Tabel 4. 19 Uji homogenitas Varians Data Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif………. 68
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
37.Tabel 4. 21 Uji Normalitas Hasil Gain Ternormalisasi
Kemampuan Berpikir Kreatif TKAS Tinggi……... 69 38.Tabel 4. 22 Uji Normalitas Hasil Gain Ternormalisasi
Kemampuan Berpikir Kreatif TKAS Sedang….… 70 39.Tabel 4. 23 Uji Normalitas Hasil Gain Ternormalisasi
Kemampuan Berpikir Kreatif TKAS Kurang…….. 70 40.Tabel 4. 24 Rangkuman Uji Anova Dua Jalur Kemampuan
Berpikir Kreatif dengan faktor Pembelajaran
Dan TKAS ………. 72 41.Tabel 4. 25 Rekapitulasi Hasil Data N-Gain kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Pendekatan
Pembelajaran……… 72 42. Tabel 4. 26 Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol…………. 73 43.Tabel 4. 27 Uji Homogenitas Varians Data Gain Kemampuan
Berpikir Kreatif………. 74 44.Tabel 4. 28 Uji Perbedaan Rata-Rata Gain Kemampuan
Berpikir Kreatif………. 74 45.Tabel 4. 29 Hasil skala Self-Concept Kelas Eksperimen
dan Kontrol……… 72 46.Tabel 4. 30 Uji Normalitas Self-Concept Kelas Eksperimen
dan Kontrol……… …… 73 47.Tabel 4. 31 Uji homogenitas Varians Skor Postes Kemampuan
Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol… 74 48.Tabel 4. 32 Rangkuman Uji Anova Dua Jalur Kemampuan
Berpikir Kreatif dengan faktor Pembelajaran
dan TKAS………. 74 49.Tabel 4. 33 Uji Perbedaan dua Rerata Self-Concept Kelas
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
DAFTAR GAMBAR Hal
1. Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian……….. 48 2. Gambar 4.1. Skor Rata-Rata Hasil Pretes dan Postes
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa…….. ……….. 51 3. Gambar 4.2. Skor Rata-Rata Hasil Pretes dan Postes
Kemampuanan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa………. 52 4. Gambar 4.3. Skor Rata-Rata N-Gain Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siswa………. 53 5. Gambar 4.4. Skor Rata-Rata N-Gain Kemampuan Berpikir
1
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa
pembentukan Pemerintah Negara Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Perwujudan dari amanat itu, yaitu diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang ini
menjadi dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional. Pendidikan
nasional merupakan salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan
sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa, untuk memberdayakan semua
warga negara Indonesia untuk berkembang menjadi manusia yang berkualitas,
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan
salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak
dapat disangkal lagi, bahwa kurikulum yang dikembangkan sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia
berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; (3) warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Kemdikbud, 2013).
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pada salah satu
kompetensi dasarnya, terdapat tujuan pembelajaran matematika yang
menunjukkan sikap logis, kritis, analitis, konsisten dan teliti, bertanggung jawab,
2
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
Pembelajaran matematika memiliki fungsi sebagai sarana untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, logis dan bekerja sama, yang
diperlukan dalam kehidupan masyarakat modern, karena dapat membuat manusia
menjadi lebih fleksibel secara mental, terbuka dan mudah menyesuaikan diri
dengan berbagai situasi dan permasalahan. Dengan demikian, matematika sebagai
bagian dari kurikulum pendidikan dasar, memainkan peranan yang sangat
strategis dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Pembelajaran matematika yang berorientasi pada tujuan tersebut, dalam
pelaksanaannya tidak cukup membekali siswa dengan berbagai pengetahuan
matematika, untuk itu diperlukan adanya upaya nyata yang dilakukan secara
intensif untuk menumbuhkembangkan kemampuan memperoleh pengetahuan
matematika dengan menemukan sendiri maupun secara berkolaborasi serta
kemampuan menerapkannya dalam situasi masyarakat modern.
Sumarmo (2010) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di semua
jenjang pendidikan meliputi:1) belajar memahami; 2) belajar melaksanakan ; 3)
belajar menjadi diri sendiri; 4) belajar hidup dalam kebersamaan yang damai dan
harmonis. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah sebaiknya mampu
mengupayakan agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
siswa itu sendiri, sehingga siswa tersebut mampu mengerjakan dan memahami
matematika dengan benar.
Pada pembelajaran matematika di sekolah, hendaknya siswa dilatih untuk
memiliki ketrampilan berpikir kritis dan kreatif dalam memperoleh, memilih, dan
mengolah informasi supaya dapat bertahan pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti dan kompetitif. Hal ini sejalan dengan pendapat Sumarmo (2010) yang
mengungkapkan bahwa pentingnya keterampilan berpikir kritis dan kreatif
dilatihkan kepada siswa, didukung oleh visi pendidikan matematika yang
memiliki dua arah pengembangan, yaitu memenuhi kebutuhan masa kini dan masa
yang akan datang. Visi pertama untuk kebutuhan masa kini, pembelajaran
matematika mengarah pada konsep-konsep yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya.Visi kedua untuk kebutuhan
3
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
memberikan kemampuan nalar yang logis, sistematis, cermat, berpikir objektif
dan terbuka, yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari serta untuk
menghadapi masa depan yang selalu berubah.
Gulo (2009) berpendapat bahwa pada umumnya pembelajaran matematika
di sekolah masih menggunakan metode ekspositori yang tidak memungkinkan
untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, tapi lebih
banyak menekankan pada hafalan dan mencari jawaban dari soal-soal yang
sifatnya rutin atau prosedural. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini terjadi
adalah kurangnya kesempatan untuk menemukan dan membangun
pengetahuannya sendiri, dan mengakibatkan siswa kurang memiliki kemampuan
nalar yang logis, analitis, kritis, dan kreatif.
Kondisi di lapangan juga tidak seperti yang diharapkan, hasil penelitian
Gulo (2009) menunjukkan hasil pretes kemampuan kritis dan kreatif siswa masih
sangat rendah. Pada tes kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 37,40 % dan
pada tes berpikir kreatif siswa mencapai 50,20 %. Gulo juga berpendapat bahwa
proses-proses berpikir kritis dan kreatif jarang dilatihkan di sekolah. Juga, salah
satu karakteristik matematika yang abstrak mengakibatkan sulit dipahami oleh
siswa. Hal ini yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam
belajar matematika. Untuk itu, perlu dilakukan inovasi-inovasi dalam metode
pembelajaran matematika untuk mencari penyelesaian yang terbaik guna
peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreatif siswa dalam pembelajaran
matematika.
Rahman (2010) menyatakan bahwa keberhasilan seorang siswa mengikuti
pelajaran di sekolah secara umum dapat merupakan ukuran dari berhasil atau
tidaknya seorang siswa mencapai tujuan pembelajarannya. Keberhasilan dan
kegagalan yang dialami oleh siswa dapat dipandang sebagai suatu pengalaman
belajar. Dari pengalaman belajar inilah akan menghasilkan perubahan tingkah
laku, tingkat pengetahuan atau pemahaman terhadap sesuatu ataupun tingkat
ketrampilannya. Pengalaman belajar dari siswa dapat dinilai dari prestasi
belajarnya. Karenanya diperlukan konsep diri (self-concept) yang positif terhadap
4
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
Lebih lanjut Hurlock (Hartono,2009) mengemukakan bahwa self-concept itu
bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari
dan terbentuk melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Oleh
karena pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu
mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Sudah menjadi suatu kondisi
yang alami bahwa setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Dengan self-concept yang positif, diharapkan siswa dapat mencapai kemampuan
berpikir kritis dan kreatif yang maksimal.
Selama ini banyak model pembelajaran yang telah diterapkan di kelas-kelas
pembelajaran dan banyak penelitian yang telah dilakukan dalam upaya perbaikan
pembelajaran di kelas, diantaranya model reciprocal teaching. Palinscar
(Anggraeni, 2012) menyatakan bahwa reciprocal teaching adalah suatu kegiatan
belajar yang meliputi membaca bahan ajar yang telah disusun, kemudian siswa
meringkasnya, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan menyusun prediksi.
Pembelajaran reciprocal teaching dilakukan dengan salah satu anggota kelompok
berperan sebagai ketua kelompok yang bertugas memimpin teman-teman dalam
kelompoknya untuk melaksanakan tahap-tahap reciprocal teaching, dan guru
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing yang melakukan scaffolding.
Pembelajaran melalui reciprocal teaching nantinya diharapkan dapat memicu
keaktifan siswa di dalam kelas yang sasarannya dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, kreatif dan self-concept siswa dalam matematika.
Dengan memperhatikan uraian di atas, diterapkan suatu studi yang berfokus
pada pengembangan metode pembelajaran reciprocal teaching, yang diharapkan
dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan self-concept siswa
dalam matematika. Dalam hubungan ini, penulis mencoba mengadakan penelitian
yang berkaitan dengan metode reciprocal teaching, serta kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan self-concept siswa akan dilaksanakan di SMP, dan diberi judul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, dan
5
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah–masalah penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran model reciprocal teaching dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori ?
2. Apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran model reciprocal teaching dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori ditinjau dari tingkat
kemampuan awal siswa (TKAS) yang tinggi, sedang, dan rendah?
3. Apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran model reciprocal teaching dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori?
4. Apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran reciprocal teaching dengan siswa
yang memperoleh pembelajaran ekspositori ditinjau dari tingkat
kemampuan awal siswa (TKAS) yang tinggi, sedang, dan rendah ?
5. Apakah peningkatan self-concept siswa yang menggunakan pembelajaran
model reciprocal teaching lebih baik dari pada siswa yang menggunakan
pembelajaran ekspositori ?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara umum ingin
mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran reciprocal teaching terhadap kemampuan berpikir
kritis matematis, dan kemampuan berpikir kreatif matematis, serta self-concept
siswa. Namun secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran model reciprocal teaching dengan siswa yang
6
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
2. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran model reciprocal teaching dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran ekspositori ditinjau dari tingkat kemampuan
awal siswa (TKAS) yang tinggi, sedang, dan rendah?
3. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran model reciprocal teaching dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran ekspositori?
4. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran reciprocal teaching dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran ekspositori ditinjau dari tingkat kemampuan
awal siswa (TKAS) yang tinggi, sedang, dan rendah ?
5. Peningkatan self-concept siswa yang menggunakan pembelajaran model
reciprocal teaching lebih baik dari pada siswa yang menggunakan
pembelajaran ekspositori ?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Mengetahui kontribusi penerapan pembelajaran matematika dengan model
reciprocal teaching terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis,
kreatif matematis dan self-concept siswa.
2. Bagi guru
Apabila pembelajaran matematika dengan model reciprocal teaching
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif matematis dan
self-concept siswa, maka strategi pembelajaran model reciprocal teaching
dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika.
3. Bagi siswa
Pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatan kemampuan berpikir
7
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
4. Bagi peneliti lain
Dapat dijadikan sebagai informasi untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang
penerapan pembelajaran matematika dengan model reciprocal teaching di
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
E. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan persepsi tentang istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang digunakan, yaitu:
1. Kemampuan berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk memberikan
penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, mengambil kesimpulan,
membuat klasifikasi lanjut, dan mengatur strategi dan taktik. Lebih jelasnya
sebagai berikut:
a. Memberikan penjelasan sederhana berupa memfokuskan pertanyaan,
menganilisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan yang
membutuhkan penjelasan atau tantangan.
b. Membangun ketrampilan dasar berupa mempertimbangkan kredibilitas
sumber,dan melakukan pertimbangan observasi,
c. Mengambil kesimpulan berupa melakukan dan mempertimbangkan
deduksi, melakukan dan mempertimbangan induksi, serta melakukan dan
mempertimbangkan nilai keputusan.
d. Membuat klasifikasi lanjut berupa mengidentifikasi istilah dan
mempertimbangkan definisi, dan mengidentifikasi asumsi.
e. Strategi dan taktik berupa menentukan suatu tindakan dan berinteraksi
dengan orang lain.
2. Kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan berfikir kreatif adalah kemampuan dalam matematika yang
meliputi empat komponen, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan
elaborasi:
8
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
b. Keluwesan adalah kemampuan menjawab masalah matematika melalui cara
yang tidak baku.
c. Keaslian adalah kemampuan menjawab masalah matematika dengan bahasa,
cara, atau idenya sendiri.
d. Elaborasi adalah kemampuan memperluas jawaban masalah, memunculkan
masalah baru atau gagasan baru.
3. Self-Concept Siswa
Self-Concept atau konsep diri adalah konsep dasar tentang diri sendiri, pikiran
dan opini pribadi, kesadaran tentang apa dan siapa dirinya, dan bagaimana
perbandingan antara dirinya dengan orang lain serta bagaimana idealism yang
telah dikembangkannya. Self-Concept siswa adalah merupakan kesadaran
mengenai persepsi diri tentang usaha, minat, kesukaan, konsep-konsep dalam
mempelajari matematika, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
matematika dan pembelajaran matematika.
4. Pembelajaran Reciprocal Teaching
Reciprocal teaching adalah suatu kegiatan belajar yang meliputi membaca
bahan ajar yang telah disusun kemudian siswa meringkasnya, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi dan menyusun prediksi. Pembelajaran yang dilakukan
secara kooperatif yang salah satu anggota kelompok berperan sebagai ketua
kelompok yang bertugas memimpin teman-teman dalam kelompoknya untuk
melaksanakan tahap-tahap reciprocal teaching, sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing yang melakukan scaffolding.
5. Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan optimal.
9
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
adanya tanya jawab, menyimpulkan dan memberikan soal untuk dikerjakan di
rumah.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berpusat kepada guru. Siswa diharapkan dapat memahami
dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah
diuraikan. Melalui strategi ini, guru menyampaikan materi secara terstruktur
dengan harapan materi yang disampaikan tersebut dapat dikuasai siswa dengan
32
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi
eksperimen dapat diartikan sebagai suatu penelitian yang berusaha untuk
mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Ruseffendi (1998)
mengemukakan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang benar-benar
untuk melihat hubungan sebab akibat.
Metode eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara
memberikan perlakuan terhadap subyek penelitian berupa penggunaan model yang
berbeda. Model reciprocal teaching diberikan kepada kelas eksperimen, sedangkan
pembelajaran ekspositori diberikan kepada kelas kontrol. Penelitian ini tidak
menggunakan kelas secara acak, tetapi menerima keadaan subyek apa adanya,
sehingga penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan desain kelompok
kontrol non-ekuivalen (Ruseffendi, 2005) sebagai berikut :
O X O
_ _ _ _ _ _ _ _ _
O O
Keterangan :
O : Pretes dan Postes terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif
X : Pembelajaran model reciprocal teaching
_ _ _ _ : Subyek tidak dikelompokkan secara acak
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu kondisi yang dimanipulasi, dikendalikan
atau diobservasi oleh peneliti. Penelitian ini mengkaji tentang implementasi
pembelajaran matematika di kelas VIII SMP dengan model pembelajaran reciprocal
teaching untuk melihat pengaruhnya terhadap pengembangan kemampuan berpikir
33
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
perlakuan antara pembelajaran model reciprocal teaching dan pembelajaran
ekspositori.
Penelitian ini mengkaji hubungan variabel-variabel yang terdiri atas dua
bagian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Faktor pembelajaran model
reciprocal teaching sebagai variabel bebas, dan kemampuan berpikir kritis matematis,
berpikir kreatif matematis, dan self-concept siswa sebagai variabel terikat.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Saketi
Kabupaten Pandeglang tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri atas enam kelas dengan
rata-rata kemampuan matematika yang hampir sama di setiap kelas, sedangkan tehnik
pengambilan sampelnya menggunakan cluster sampling. Cluster sampling adalah
pengambilan sampel dengan cara acak (random) yang didasarkan pada kelompok atau
kelas, tidak berdasarkam pada anggota-anggotanya. Penentuan kelas kontrol dan kelas
eksperimen dilakukan dengan cara diundi.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa tes dan non tes. Tes dalam penelitian ini
adalah tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, sedangkan untuk non tes
adalah adalah skala self-concept siswa dan lembar aktivitas siswa dan guru.
1. Tes
Tes adalah suatu cara atau prosedur yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan bidang pendidikan. Tes disusun berdasarkan tahap-tahap sebagai berikut :
pertama pembuatan kisi-kisi soal yang mencakup pokok bahasan, kemampuan yang
diukur (indikator), serta jumlah butir soal. Kemudian dilanjutkan dengan menyususn
soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal.
Sebelum tes itu dijadikan instrumen penelitian, tes tersebut harus diukur
validitas muka terkait dengan kejelasan bahasa dan kejelasan gambar dan validitas isi
terkait dengan materi pokok yang diberikan dan tujuan yang ingin dicapai, serta aspek
34
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
di sekolah tempat penelitian dan rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Matematika UPI.
Selanjutnya soal diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda tiap butir soal yang akan digunakan dalam penelitian
ini. Langkah-langkah dalam menganalisis instrumen ini adalah sebagai berikut:
a. Validitas
Uji validitas yang berkenaan dengan validitas isi dan validitas wajah dilakukan
melalui pertimbangan berbagai pihak yang berkompeten. Perhitungan validitas butir
soal dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson
(Sugiyono, 2013) yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dalam hal ini
variabel X adalah skor tiap item/factor dan Y adalah skor total
∑ X = Jumlah skor per item ∑Y = Jumlah skor total ∑X2
= Jumlah kuadrat skor per item
∑Y2
= Jumlah kuadratkan skor total
n = banyaknya responden
Adapun klasifikasi koefisien validitas butir soal pada penelitian ini adalah
35
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
Setelah dilakukan penghitungan koefisien korelasi untuk setiap butir tes
kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, lalu dilakukan pengujian signifikansi
koefisien korelasi tersebut dengan menggunakan uji t (Sugiyono, 2013) dengan rumus:
t = √
√ Keterangan :
t = daya beda
r = koefisien korelasi
n = banyaknya subyek
Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat
kesalahan 5% dan derajat kebebasan = n-2. Jika thitung ttabel , maka koefisien korelasi
signifikan (valid). Hasil perhitungan validitas untuk kemampuan berpikir kritis dan
kreatif matematis dengan menggunakan program Anates 4.0 dapat dilihat pada tabel
3.2
Tabel 3.2
Hasil Validitas Butir Soal (dengan ttabel = 1,70)
No. Soal Korelasi (rxy)
T Interpretasi Signifikansi Validitas
1 0,946 8,66 Mudah Sangat Signifikan Valid 2 0,755 7,89 Sedang Sangat Signifikan Valid 3 0,943 1,00 Sukar Sangat Signifikan Valid 4 0,880 7,79 Sedang Sangat Signifikan Valid 5 0,862 8,00 Sedang Sangat Signifikan Valid 6 0,741 3,95 Sedang Sangat Signifikan Valid 7 0,661 3,21 Sedang Signifikan Valid 8 0,715 5,34 Sukar Sangat Signifikan Valid Catatan : No.1 – 4 soal berpikir kritis dan No: 5-8 Soal berpikir kreatif
Untuk nilai ttabel pada penelitian ini dengan tingkat kesalahan 5% dan derajat
kebebasan = n-2 atau 32-2 = 30 adalah 1,70, Sehingga ke delapan butir soal Tes
36
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
b. Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan/kekonsistenan instrumen.
Perhitungan reliabilitas instrumen untuk perangkat instrumen ini dihitung dengan
rumus Alpha Cronbach (Sugiyono, 2013) yaitu :
∑
Keterangan :
r11 = koefisien realibilitas tes ∑Si2 = Varians butir ke i St2 = Varians skor total
k = banyaknya butir soal yang yang valid
Tolak ukur untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas tes
menggunakan kriteria menurut Guilford (Suherman, 2003) sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Nilai r11 Interpretasi
0,90 r11 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,70 r11 < 0,90 Reliabilitas tinggi
0,40 r11< 0,70 Reliabilitas sedang
0,20 r11 < 0,40 Reliabilitas kurang
r11 < 0,20 Reliabilitas sangat kurang
Adapun reliabilitas perangkat instrumen pada penelitian ini berdasarkan hasil
perhitungan adalah 0,91 untuk soal berpikir kritis, maka reliabilitasnya sangat tinggi
dan 0,80 untuk soal berpikir kreatif, dan termasuk kategori reliabilitas tinggi.
c. Daya Pembeda
Suherman (2003) mengatakan bahwa pengertian daya pembeda (DP) dari sebuah
butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu
37
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab salah). Untuk
menghitung daya pembeda atau indeks diskriminasi adalah dengan membagi dua
subyek. Menurut Suherman (2003) bahwa pembagiannya yaitu 27% siswa kelompok
atas dan 27% siswa kelompok bawah dan rumus untuk menentukan daya pembeda
adalah:
Dp=
Keterangan:
Dp = Indeks daya pembeda suatu butir soal.
JBA= Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
JBB= Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
JSA atau JSB = Jumlah siswa kelompok atas atau kelompok bawah. Oleh
karena jumlah siswa kelompok atas sama dengan jumlah
siswa kelompok bawah maka diambil salah satu saja.
Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal
digunakan kriteria menurut Suherman (2003) sebagai berikut:
Tabel 3.4.
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
Dp 0,00 Sangat Jelek
0,00 < Dp 0,20 Jelek
0,20 < Dp 0,40 Cukup
0,40 < Dp 0,70 Baik
0,70 < Dp 1,00 Sangat Baik
Adapun hasil perhitungan daya pembeda butir soal pada penelitian ini dengan
38
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Daya Pembeda
Nomor Butir DP Interpretasi
1 0,43 Baik
2 0,33 Cukup
3 0,55 Baik
4 0,40 Baik
5 0,36 Cukup
6 0,24 Cukup
7 0,16 Jelek
8 0,24 Cukup
Catatan : No.1 – 4 soal berpikir kritis dan No: 5-8 Soal berpikir kreatif
d. Indeks Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks
kesukaran.Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal (Arikunto, 2012).
Menurut Suherman (2003) rumus dan klasifikasi untuk menginterpretasikan
indeks kesukaran (IK) yang paling banyak digunakan adalah:
IK=
Tabel 3.6
Klasifikasi Indeks Kesukaran (Suherman, 2003)
Nilai IK Interpretasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < IK 0,30 Soal sukar
0,30 < IK 0,70 Soal sedang
0,70 < IK < 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
Adapun hasil perhitungan mengenai Indeks Kesukaran dalam penelitian ini
39
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
Tabel 3.7.
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran
Nomor Butir IK Interpretasi
1 0,74 Mudah
2 0,59 Sedang
3 0,28 Sukar
4 0,38 Sedang
5 0,58 Sedang
6 0,46 Sedang
7 0,39 Sedang
8 0,17 Sukar
Catatan : No.1 – 4 soal berpikir kritis dan No: 5-8 Soal berpikir kreatif
2. Angket Pendapat Siswa
Angket bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model Reciprocal
Teaching. Angket terdiri dari 31 butir pertanyaan yang di dalamnya dipertanyakan
hal-hal seputar perasaan, tanggapan, pandangan, dan harapan siswa, seperti apakah siswa
menganggap baru, merasa senang, merasa tertarik, termotivasi, merasa memudahkan,
merasa memfasilitasi pemahaman dan kerjasama, menambah keberanian dalam
mengemukakan pendapat dan mengharapkan ingin belajar materi lain dengan model
ini. Skala pengukuran siswa yang digunakan adalah skala Likert. Skala sikap ini
diberikan kepada kelas eksperimen setelah melakukan tes akhir. Angket ini
menggunakan skala Likert, setiap siswa diminta untuk menjawab suatu pertanyaan
dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS). Untuk pertanyaan positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S = 3, TS
= 2, dan STS = 1, dan sebaliknya.
Melalui angket tanggapan siswa, peneliti dapat mengetahui presentase tanggapan
siswa (positif dan negatif) terhadap model Reciprocal Teaching. Sebelum dilakukan
penyebaran angket kepada siswa, agar angket pendapat siswa ini memenuhi prasyarat
yang baik, maka terlebih dahulu meminta dosen pembimbing mengoreksi untuk
40
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
Tabel 3.8.
Katagori ungkapan kata-kata Skala Likert
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju ( SS ) 4 Sangat Setuju ( SS ) 1
Setuju ( S ) 3 Setuju ( S ) 2
Tidak Setuju ( TS ) 2 Tidak Setuju ( TS ) 3
Sangat Tidak ( STS ) 1 Sangat Tidak ( STS ) 4
Setelah diketahui persentase yang diperoleh, maka persentase dapat diartikan
sebagai kriteria interpretasi skor pada tabel 3.9. berikut ( Riduan,2008 ):
Tabel 3.9.
Kriteria Interpretasi Skor Skala Likert
Interval Persentase Interpretasi
0 % - 20 % Sangat Lemah
21 % - 40 % Lemah
41 % - 60 % Cukup
61 % - 80 % Kuat
81 % - 100 % Sangat Kuat
E. Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan pada penelitian ini disusun dalam bentuk bahan
ajar yang memuat materi yang akan dipelajari, lembar kerja siswa, dan latihan soal.
Selain itu pembelajaran dilengkapi dengan buku paket yang disusun oleh Depdinas
dan dari buku yang dkeluarkan oleh penerbit lain. Dengan bahan ajar ini, siswa
berkelompok, berdiskusi, dan saling bekerja sama sesama anggota kelompoknya.
Sebelum bahan ajar ini digunakan pada kelas eksperimen, terlebih dahulu
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing agar bahan ajar benar-benar sesuai dengan
41
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
1.Tahap perencanaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain :
a. Studi pendahuluan berupa studi literatur terhadap jurnal dan laporan penelitian
mengenai model reciprocal teaching , penguasaan konsep, berpikir kritis, dan
berpikir kreatif dan self-concept, menganalisa kurikulum pelajaran matematika
SMP kelas VIII.
b. Perancangan rencana proses pembelajaran dengan model reciprocal teaching
dan pembuatan rancangan penelitian
c. Membuat instrumen penelitian
d. Melakukan validasi seluruh instrumen
e. Merevisi atau memperbaiki instrumen
f. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian
g. Menentukan subyek penelitian
2.Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah:
a. Pelaksanaan tes awal
b. Pelaksanaan pembelajaran, perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen
adalah pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching selama
6 pertemuan .
c. Pelaksanaan observasi terhadap keterlaksanaan model Reciprocal Teaching)
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
d. Pelaksanaan test akhir dan pemberian angket tanggapan siswa
3.Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah:
a. Mengolah hasil data penelitian
b. Menganalisa dan dan membahas hasil temuan penelitian
42
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
3. Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan dua instrumen yaitu
tes dan non tes sebagaimana telah dikemukana sebelumnya. Hasil tes kemampuan
berpikir kritis dan kreatif matematis siswa dilakukan secara kuantitatif. Uji statistik
yang dilakukuan menggunakan program SPSS 16.0 dengan rincian sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber data, jenis
data, teknik pengumpulan data , instrument yang digunakan. Teknik pengumpulan
data secara lengkap disajikan sebagai berikut :
43
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
b. Teknik Analisis Data
1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis
Data kuantitatif dianalisis untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif matematis siswa. Data kuantitatif terbagi dua yaitu data pretes dan
data postes. Data pretes adalah data sebelum dilakukan percobaan atau data sebelum
siswa diberi perlakuan, sedangkan data postes adalah data sesudah percobaan atau
sesudah siswa diberi perlakuaan baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas
kontrol. Kemudian dihitung gain ternormalisasi hasil nilai pretes dan postes tersebut.
Menghitung presentase peningkatan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif
matematis yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan gain
yang dinormalisasi dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
<g> : rata-rata gain yang dinormalisasi
<SPost > : nilai post-test
<SPre> : nilai pre-test
<Smaks> : nilai maksimum ideal
Untuk mengkatagorikan presentase <g> kemampuan berpikir kritis dan berpikir
kreatif yang digunakan pengkatagorian yang dapat dilihat pada tabel :
Tabel 3.11.
Tabel Pengkatagorian Presentase <g>
Presentase Katagori
% <g>> 70,0 Tinggi
30,0 ≤ % <g> ≤ 70,0 Sedang
% <g>< 30,0 Rendah
Sebelum mengetahui uji perbedaan dua rerata N-Gain kedua kelas, data pretes
kedua kelas diuji lebih dahulu perbedaan reratanya, langkah yang mungkin dilaluinya
44
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
a. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau
tidak. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : sebaran data berdistribusi normal
H1 : sebaran data tidak berdistribusi normal
Uji normalitas ini dengan menggunakan SPSS 16 melalui uji
Kolmogorov-Smirnov. Menurut Rusefendi (2010) uji ini dapat digunakan untuk menguji normalitas.
Kriteria pengujian adalah tolak H jika Sig < = 0,05. adalah taraf signifikansi atau
yang menjadi standar dalam dunia pendidikan yaitu 0,05 atau 5%.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini digunakan untuk menguji kesamaan varians dari skor
pretes, postes, dan gain ternormalisasi pada kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas
control). Adapun hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : Varians kelompok eksperimen homogen dengan varians kelompok kontrol.
H1 : Varians kelompok eksperimen tidak homogen dengan varians kelompok control
Uji homogenitas ini dengan menggunakan uji Levene dengan menggunakan
SPSS 16 dengan kriteria pengujian adalah terima H0 apabila sig > = 0,05
c. Uji Perbedaan Rerata
Untuk sebaran data normal dan homogen maka uji perbedaan rata-rata dengan
statistic uji-t yang rumusnya sebagai berikut:
t = ̅̅̅ ̅̅̅
√
(Sugiyono,2013)
Keterangan:
̅ = rata-rata sampel pertama
45
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
= varians sampel pertama
= varians sampel kedua
n1 = banyaknya data pada sampel pertama
n2 = banyaknya data pada sampel kedua
Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika thitung< ttabel untuk taraf signifikansi
= 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2– 2.
Untuk distribusi data normal tetapi tidak homogen, digunakan uji hipotesis
dengan uji t sebagai berikut:
t = ̅ ̅
√
(Sugiyono,2013)
Jika datanya tidak normal maka pengujiannya menggunakan uji non parametrik yaitu
uji Mann-Whitney :
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika zhitung< ztabel untuk taraf signifikansi = 0,05
46
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
4. Analisis Data Skala Self-Concept Siswa
Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang
self-concept siswa. Untuk melihat perbedaan self-self-concept siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol, dilakukan uji statistic, yaitu uji perbedaan rerata. Karena data
self-concept merupakan data ordinal, maka harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam data
interval. Setelah kedua daat menjadi data interval, diuji rerata kedua kelas, dengan
terlebih dahulu menguji normalitas, uji homogenitas, dan kemudian uji-t. Untuk
melihat koefisien korelasi antara kemampuan berpikir kritis, kreatif matematis dan
self-concept siswa, kedua jenis data harus sama, kemudian dilakukan uji korelasi
dengan menggunakan program SPSS 16.0. Normalitas kedua data dari variabel
tersebut sebelumnya diuji terlebih dahulu. Apabila kedua data berdistribusi normal,
maka uji korelasi yang digunakan Pearson Product Moment, sementara untuk data
berdistribusi tidak normal , digunakan uji non-parametrik korelasi Spearman.
4. Analisis Data Hasil Observasi dan Respon Siswa
a. Catatan Observasi
Menganalisa catatan observasi untuk memperoleh deskripsi keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan model reciprocal teaching yang diterapkan. Rancangan
penentuan tema, laporan sementara, laporan akhir, dan presentasi akan
menggambarkan keterlaksanaan dari pembelajaran serta kemampuan berpikir kritis
dan berpikir kreatif siswa dalam kelompoknya. Dari data tersebut akan disimpulkan
pula kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran yang diterapkan.
b. Pengolahan Angket
Dari angket respon siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk memaparkan
hasil respon siswa terhadap penerapan pembelajaran menggunakan model
Reciprocal Teaching. Lembar angket respon siswa disusun berdasarkan kriteria
penilaian skala Likert. Skala sikap ini digunakan setelah dinyatakan valid dan
47
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
5. Tahap Pengolahan Data
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pretes, postes, dan data
kualitatifdari hasil angket self-concept diubah dulu sehingga menjadi data kuantitaif
dianalisis secara statistik, pengolahan data menggunakan bantuan program software
SPSS 16.0. Data kualitatif hasil observasi yang dianalisis adalah aktivitas siswa dan
guru selama proses pembelajaran berlangsung yang dirangkum dalam lembar
observasi, tujuannya adalah untuk membuat refleksi terhadap proses pembelajaran
yang di dalamnya memuat self-concept siswa agar pembelajaran berikutnya dapat
menjadi lebih baik dari pembelajaran sebelumnya dan sesuai dengan skenario yang
48
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Penyusunan Instrumen
Perbaikan Instrumen Uji Coba Instrumen
Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Pembelajaran Ekspositori ( Kelas Kontrol )
Pembelajaran Resiprocal teaching (kelas eksperimen )
Observasi
Angket Self-Concept
Analisis Data Postes
Hasil Penelitian
49
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
G. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus 2013 sampai dengan Maret 2014.
Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.12. berikut :
Tabel 3.12.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar
1 Pembuatan
Proposal
x
2 Seminar Proposal
X
3 Penyusunan
Instrumen
x
4 Implementasi
Penelitian
x
x
5 Penyusunan
Laporan
x
x
6 Penulisan Tesis
x
X
x
7 Sidang Tahap I
x
86
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran model reciprocal teaching dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.
2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran model reciprocal teaching dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori ditinjau dari tingkat
kemampuan awal siswa (TKAS) yang tinggi, sedang, dan rendah.
3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran model reciprocal teaching dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.
4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran reciprocal teaching dengan siswa
yang memperoleh pembelajaran ekspositori ditinjau dari tingkat
kemampuan awal siswa (TKAS) yang tinggi, sedang, dan rendah.
5. Terdapat peningkatan self-concept siswa yang menggunakan pembelajaran
model reciprocal teaching lebih baik dari pada siswa yang menggunakan
pembelajaran ekspositori.
B. Saran
1. Berpikir Kritis
Berdasarkan pada hasil analisis data penelitian, selanjutnya dikemukakan
saran-saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan kooperatif reciprocal teaching hendaknya dijadikan
alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru-guru di
topik-87
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
topik baru yang berkaitan dengan topik-topik sebelumnya yang sudah
dipelajari siswa sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih
bermakna.
2. Pengetahuan awal siswa terhadap materi prasyarat memiliki peran yang
besar terhadap kemampuan siswa dalam menguasai dan mengkomunikasi
konsep yang dipelajarinya, maka sebelum konsep baru disajikan,
hendaknya terlebih dahulu dilakukan penguatan konsep prasyarat siswa
yang dapat membantu siswa memperjelas pemikirannya.
3. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya diteliti penggunaan pendekatan
pembelajaran kooperatf reciprocal teaching yang diaplikasikan dengan
ICT agar lebih menarik perhatian siswa.
2. Berpikir Kreatif
Melihat dan memperhatikan hasil temuan dan kesimpulan penelitian,
tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa pembelajaran reciprocal teaching
memiliki manfaat positif baik bagi guru maupun siswa. Pembelajaran dengan
reciprocal teaching yang berdasar kerangka teoritisnya dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif, berdasarkan penelitian ini dapat memperbaiki
kemampuan kreatif matematik siswa. Pembelajaran reciprocal teaching memakan
waktu yang lebih lama dari pembelajaran ekspositori. Jadi disarankan,
pembelajaran reciprocal teaching diterapkan pada topik-topik matematika yang
esensial, sehingga siswa dapat menerapkan pengetahuan dan prosedur matematis
yang telah mereka pelajari. Melihat hasil tes kemampuan berpikir kreatif, guru
sebaiknya membiasakan siswa dengan soal-soal kemampuan berpikir kreatif dan
soal-soal kemampuan matematis lainnya.
Bagi peneliti berikutnya agar menelaah kelemahan pembelajaran ini dan
juga agar menelaah pembelajaran ini untuk dilihat pengaruhnya pada kemampuan
matematis lainnya seperti kemampuan memecahkan masalah, kemampuan
komunikasi dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan pada salah satu Sekolah
88
Muhamad Juhaeri, 2014
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, Dan Self-Concept Siswa Smp Melalui Metode Reciprocal Teaching
jenjang sekolah lainnya dan dilakukan dengan memperhatikan kategori sekolah
tinggi, sedang, dan rendah.
Berdasarkan hasil penelitian tentang self-concept, self-concept siswa
kelompok eksperimen berada pada kategori sedang dan self-concept siswa
kelompok kontrol berada pada kategori sedang. Kategori self-concept kedua
kelompok siswa tersebut masih belum dapat dikatakan bagus mengingat
self-concept merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk dapat
melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
tertentu dengan berhasil. Sehingga terbuka peluang bagi peneliti selanjutnya untuk
dapat meningkatkan self-concept yang dimiliki seseorang.
Terkait dengan rendahnya self-concept siswa kelompok eksperimen,
peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan sumber-sumber utama self-concept
secara menyeluruh. Self-concept yang ditelaah pada penelitian ini merupakan
self-concept yang terkait dengan kemampuan berpikir kreatif. Peneliti selanjutnya
dapat meneliti self-concept siswa yang terkait dengan kemampuan matematis
lainnya. Peneliti selanjutnya dapat menelaah bagaimana kemampuan matematis