• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kedisiplinan siswa smp dalam mengikuti kegiatan akademik dan implikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tingkat kedisiplinan siswa smp dalam mengikuti kegiatan akademik dan implikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP DALAM

MENGIKUTI KEGIATAN AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Oky Widyastuti

NIM: 081114037

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP DALAM

MENGIKUTI KEGIATAN AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Oky Widyastuti

NIM: 081114037

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO:

hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup ditepi

jalan, dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan

buah.

*Abu bakar sibil*

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Φ

Orang tuaku tercinta bapak Suharno dan ibu Wagiyah

Φ

kakakku Ety Fitri Purwaningsih, Priyo Agung Setiawan,

dan Arif Wibowo,

Φ

Suamiku Ardian Septiantono

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya mengatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 November 2013

Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Oky Widyastuti

Nomor Mahasiswa : 081114037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP DALAM MENGIKUTI KEGIATAN AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 29 November 2013

Yang menyatakan,

(8)

vii

ABSTRAK

TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP DALAM

MENGIKUTI KEGIATAN AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013)

Oky Widyastuti Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten yang berjumlah 183 siswa (94 siswa putra dan 89 siswa putri).

Masalah penelitian ini adalah (1) seberapa tinggi tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah? (2) usulan topik-topik bimbingan apa yang relevan dengan kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik berdasarkan identifikasi item-item yang rendah?

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner Tingkat Kedisiplinan Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik dengan jumlah pernyataan sebanyak 66 item. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritis dan semua unsur kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 126 orang (68,8%) siswa sangat tinggi dalam kedisiplinan akademik, 46 orang (25,2%) siswa yang tinggi dalam kedisiplinan akademik, 9 orang (5%) siswa sedang dalam kedisiplinan akademik, 1 orang (0,5%) siswa rendah dalam kedisiplinan akademik, dan 1 orang (0,5%) siswa sangat rendah dalam kedisiplinan akademik. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki kedisiplinan akademik yang sangat tinggi. Topik bimbingan yang diusulkan adalah menggunakan waktu dengan baik.

(9)

viii

ABSTRACT

THE LEVEL OF DISCIPLINE OF JUNIOR HIGH SCHOOL

STUDENTS IN PARTICIPATING THE ACADEMIC

ACTIVITIES AND ITS IMPLICATIONS IN DESIGNING THE

GUIDANCE TOPICS

(A Descriptive Study of the Eighth Grade Students at SMP N 2 Gantiwarno Klaten in 2012/2013 Academic Year) participating the academic activities in 2012/2013 academic year? (2) What topics are relevant with discipline in participating academic activities based on low items?

The instrument in this research is a questionnaire of the discipline level of the students in participating the academic activities which consists of 66 items. The instrument in this research is based on the problems of research, the variable of research, theoretical review, and all about elements of discipline in participating the academic activities.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan

penyertaanNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat

untuk melengkapi salah syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang

Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan

memberikan ijin melakukan penelitian.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing yang tulus

memberikan penjelasan, bimbingan dan perhatiannya hingga skripsi ini

selesai.

3. Segenap dosen program studi bimbingan dan konseling universitas sanata

dharma Yogyakarta yang telah mendidik penulis selama kuliah serta ilmu

yang telah diberikan kepada penulis, yaitu A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi.,

MA , Dr. MM Sri Hastuti, M.Si , Drs. RH. DJ Sinurat, M.A , Dra. M.J Retno

Priyani, M.Si , Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., MA

4. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan penulis untuk

belajar

5. SMP N 2 GANTIWARNO Klaten yang penuh dengan keterbukaan menerima

(11)

x

6. Orangtuaku tercinta bapak Suharno dan ibu Wagiyah S.Pd serta kakak saya

Ety Fitri Purwaningsih S.Pd, Priyo Agung Setiawan, Arif Wibowo atas setiap

doa yang terucap dan dukungan dan biaya yang diberikan kepada penulis.

7. Suamiku Ardian Septiantono atas dukungannya serta senyumannya selama

ini.

8. Catur Nur Wijayanti dan Yunitasari atas kecerian, kebersamaan, serta

perjuangan yang kita raih bersama-sama selama ini, serta Candra Wahyu

Kristanto yang mau mengajari dengan sabar pembuatan skripsi ini.

9. Teman-teman BK angkatan 2008 atas kebersamaan selama ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kalian semua telah

banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat

digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

Yogyakarta, 29 November 2013

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii

(13)

xii

B. Bimbingan ... 17

1. Pengertian Bimbingan ... 17

2. Tujuan Bimbingan ... 18

3. Ragam Bimbingan ... 20

C. Bimbingan Akademik ... 21

D. Layanan Bimbingan Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Subjek Penelitian ... 30

C. Instrumen Penelitian... 31

D. Validitas dan Reliabilitas ... 34

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan... 47

C. Usulan Topik Bimbingan ... 51

D. Keterbatasan Peneliti ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 56

B. Saran ... 57

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1: Jumlah Subjek Penelitian ... 31

Tabel 2: Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Akademik Para Siswa dalam

Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah

(Sebelum Uji Coba) ... 33

Tabel 3: Jumlah Item-item yang valid dan tidak valid ... 36

Tabel 4: Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Akademik Para Siswa dalam

Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah

(Setelah Uji Coba) ... 37

Tabel 5: Kriteria Guilford ... 38

Tabel 6: Kategori Tingkat Kedisiplinan siswa Kelas VIII

SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 dalam

Mengikuti Kegiatan Akademik ... 41

Tabel 7: Tingkat Kedisiplinan Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno

Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengikuti Kegiatan

Akademik.. ... 43

Tabel 8: Distribusi Skor Butir Tingkat Kedisiplinan siswa

dalam Mengikuti Kegiatan Akademik ... 45

Tabel 9: Butir Instrumen yang masuk Kategori Rendah ... 45

Tabel 10: Perbedaan Tingkat Kedisiplinan Siswa Putra dan Putri Kelas VIII

SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 ... 46

Tabel 11: Usulan Topik Bimbingan untuk Mengembangkan Kedisiplinan

Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1: Kuesioner Tingkat Kedisiplinan Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik

Lampiran 2 : Tabel Skor Hasil Uji Coba Penelitian

Lampiran 3 : Data Hasil Uji Coba Penelitian SMP N 2 Gantiwarno

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dari beberapa istilah

yang digunakan dalam penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Kedisiplinan sering kali dikaitkan dengan ketertiban. Kedisiplinan

adalah segala sesuatu yang ditanamkan dan dilakukan oleh orang tua para

siswa untuk membentuk perilaku anak-anak mereka melalui berbagai cara

seperti memberi peringatan dan aturan, pengajaran dan perencanaan.

Misalnya, seorang anak yang belajar pukul 19.00-21.00 WIB sesuai

dengan peraturan yang telah disepakati di rumah.

Kedisiplinan adalah salah satu kunci dari sebuah kesuksesan,

karena dengan kedisiplinan seseorang dapat menjalani kegiatannya

sehari-hari dengan baik. Namun demikian, menjadi seorang yang disiplin itu

tidak mudah. Orang cenderung untuk memotong-motong waktunya sendiri

ketika melakukan kegiatan, misalnya datang tidak tepat waktu ketika

berada di lingkugan sekolah.

Perlu disadari bahwa sekolah memiliki peran yang besar untuk

mendidik siswa-siswinya agar memiliki jiwa kedisiplinan di dalam

dirinya. Masih banyak ditemukan sekolah-sekolah yang belum berada

(17)

menunda-nunda untuk masuk kelas ketika jam pelajaran dimulai sehingga hal

tersebut akan mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa yangkurang

baik.

Kedisiplinan menjadi sarana pendidikan, karena dalam mendidik

kedisiplinan berperan mempengaruhi, mendorong, mengendalikan,

mengubah, membina, dan membentuk perilaku-perilaku tertentu sesuai

dengan nilai-nilai yang ditanamkan, diajarkan, dan diteladani. Oleh karena

itu sekolah perlu menempatkan kedisiplinan ke dalam prioritas program

pendidikan. Sekolah merupakan sebuah lingkungan tempat siswa dapat

mengikuti serangkaian kegiatan yang bersifat mendidik. Winkel (2007:28)

mengatakan bahwa:

Sekolah merupakan pendidikan formal. Dikatakan

“formal” karena di sekolah terlaksana serangkaian

kegiatan terencana, terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan itu bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan positif di dalam diri anakyang sedang menuju ke kedewasaan, sejauh berbagai perubahan itu dapat diusahakan melalui usaha belajar.

Sekolah memiliki berbagai cara untuk dapat meningkatkan mutu

atau kualitas pendidikan yang baik di sekolahnya. Salah satu cara yang

dilakukan sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan

cara menegakkan kedisiplinan.

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai

(18)

disiplin. Keadaan tersebut dimaksudkan agar siswa dapat mengikuti

kegiatan akademik dengan baik. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat

ditentukan oleh proses pelaksanaan kegiatan pembelajarannya, baik di

sekolah ataupun di luar sekolah. Jika dalam berjalannya waktu siswa tidak

bersungguh-sungguh atau kurang disiplin, maka hasil belajarnya pun bisa

tidak akan maksimal.

Siswa cenderung melakukan tindakan yang tidak disiplin di

sekolah. Siswa sering melakukan aktifitas yang mengganggu kegiatan

akademiknya seperti keluar pada saat jam pelajaran sekolah berlangsung

atau saat pergantian jam pelajaran. Ada beberapa siswa yang terlambat

masuk kelas saat jam pelajaran, mengerjakan tugas lain saat jam pelajaran,

bahkan mencontek saat ujian berlangsung.

Ada beberapa siswa yang terlambat masuk sekolah kemudian

dihukum dengan cara membersihkan lingkungan sekolah sehingga anak

tidak mengikuti pelajaran pada jam pertama. Hal tersebut dapat merugikan

siswa karena tertinggal satu jam pelajaran dan dianggap sebagai

penghambat untuk melaksanakan kedisiplinan akademik di sekolah.

Siswa yang melanggar kedisiplinan belajar dapat kita temukan di

sekolah mana saja, termasuk di sekolah SMP N 2 Gantiwarno Klaten.

Beberapa siswa melanggar kedisiplinan akademik, misalnya datang

kesekolah tidak tepat waktu. Hal tersebut dilakukan tidak hanya siswa

putra saja yang melanggar kedisiplinan melainkan siswa putri juga terlihat

(19)

melihat gambaran tingkat kedisiplinan siswa putra dan putri kelas VIII

SMP N 2 Gantiwarno Klaten dalam mengikuti kegiatan akademik.

B. Perumusan Masalah

1.Seberapa tinggi tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP N

2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mengikuti

kegiatan akademik di sekolah?

2.Topik-topik bimbingan apa yang relevan dengan kedisiplinan

dalam mengikuti kegiatan akademik berdasarkan identifikasi

item-item yang rendah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Memperoleh gambaran tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII

SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 dalam

mengikuti kegiatan akademik di sekolah.

2. Menyusun topik-topik bimbingan tentang kedisiplinan dalam

mengikuti kegiatan akademik siswa kelas VIII SMP N 2

Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 berdasarkan

(20)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Memberikan gambaran mengenai tingkat kedisiplinan siswa

kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2113

dalam mengikuti kegiatan akademik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru Bimbingan dan Konseling di SMP

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan informasi yang berguna bagi bidang Bimbingan

dan Konseling di sekolah demi peningkatan kedisiplinan para

siswa dalam mengikuti kegiatan akademiknya di sekolah.

b. Bagi Orang Tua

Dengan adanya penelitian ini orang tua dapat

memperoleh informasi untuk dapat membimbing dan

mengawasi kedisiplinan para siswa di rumah.

c. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman dan gambaran tentang tingkat

kedisiplinan para siswa dalam mengikuti kegiatan akademik di

sekolah.

d. Bagi Peneliti lain

Peneliti ini diharapkan dapat menambah wawasan

(21)

akademiknya dan dapat memberikan inspirasi dalam

melakukan penelitian berikutnya.

E. Definisi Operasional

1. Kedisiplinan mengikuti kegiatan akademik di sekolah adalah

kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan, norma yang

telah disepakati oleh siswa-siswi kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno

Klaten dan dilakukan dengan sadar atas keputusannya sendiri.

Sikap tersebut terlihat selama mengikuti pelajaran, menempuh

ujian, dan mengelola waktu belajar.

2. Kegiatan akademik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan di

dalam lingkungan sekolah yang berkaitan dengan proses belajar

mengajar. Kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekolah meliputi

(1) mengikuti pelajaran, (2) menempuh ujian, (3) mengelola waktu

(22)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

Bab ini memuat tinjauan pustaka mengenai permasalahan yang diteliti,

yaitu pengertian kedisiplinan, bimbingan akademik, dan tujuan kedisiplinan.

A. Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal

dari Bahasa Latin “ discipline” yang berarti : 1) tertib, taat atau

mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2) latihan membentuk,

meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan

mental atau karakter moral; 3) hukuman yang diberikan untuk melatih

atau memperbaiki; kumpulan atau system-sistem peraturan bagi

tingkah laku (Mac Millan dalam Tu”u, 2004:20).

Menurut Sutari (1982:22), kedisiplinan adalah tindakan yang

mengandung arti ketaatan pada peraturan, keputusan yang telah

ditentukan bersama atau sendiri yang bertujuan untuk mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi pada diri sendiri, dalam keluarga,

sekolah, atau masyarakat. Kedisiplinan menurut Hodges (Helmi,

1996) adalah sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk

mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Manullang (1981)

(23)

sudah disetujui, baik persetujuan tertulis, lisan maupun berupa

peraturan-peraturan atau kebiasaan.

Kenny (1991) berpendapat bahwa kedisiplinan adalah segala

sesuatu yang dilakukan oleh orang tua atau guru untuk membentuk

perilaku anak, semua peringatan dan aturan, pengajaran dan

perencanaan. Soedjono (1983) mengungkapkan bahwa dalam

pembicaraan sehari-hari disiplin biasanya dikaitkan dengan keadaan

tertib. Artinya sesuatu keadaan dimana perilaku seseorang mengikuti

pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa kedisiplinan adalah suatu keadaan dimana perilaku seseorang

mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan atau disetujui

terlebih dahulu sesuai dengan kesepakantan yang telah dibuat secara

bersama-sama baik itu di rumah atau di sekolah. Perilaku tersebut

apabila dilakukan secara konsisten maka akan manimbulkan kebiasaan

yang positif bagi anak itu sendiri.

Seseorang yang memiliki kedisiplinan diri adalah mereka yang

mampu mengarahkan tingkah lakunya sendiri sesuai dengan

kebutuhannya dan sesuai dengan patokan-patokan tingkah laku yang

diterima, melalui pendidikan individu belajar mengatur perbuatannya

(24)

2. Fungsi Kedisiplinan di Sekolah

Kedisiplinan sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa.

Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata

tertib kehidupan berdisiplin yang akan mengantar seseorang sukses

dalam belajar.

Kedisiplinan di sekolah memiliki fungsi tertentu. Menurut

Meichati (1979:7), kedisiplinan di sekolah berfungsi sebagai alat

pendidikan dan alat menyesuaikan dalam membentuk sikap dan

tingkah laku yang baik, yang nantinya akan digunakan juga dalam

lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

Fungsi pertama adalah kedisiplinan sebagai alat pendidikan

yang dimaksud adalah suatu tindakan, perbuatan yang dengan sengaja

diterapkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah. Tindakan atau

perbuatan tersebut dapat berupa perintah, nasihat, larangan, harapan,

dan hukuman atau sanksi. Kedisiplinan sebagai alat pendidikan

diterapkan dalam rangka proses pembentukan, pembinaan dan

pengembangan sikap dan tingkah laku yang baik. Sikap dan tingkah

laku yang baik tersebut dapat berupa rajin, berbudi pekerti, patuh,

hormat, tenggang rasa, dan berdisiplin.

Fungsi yang kedua adalah sebagai alat menyesuaikan diri

dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini kedisiplinan dapat

mengarah seseorang untuk menyesuaikan diri terutama dalam mentaati

(25)

konteks tersebut kedisiplinan sebagai alat menyesuaikan diri di sekolah

berarti kedisiplinan dapat mengarahkan siswa untuk dapat

menyesuaikan diri dengan cara mentaati tata tertib di sekolah.

Dengan berjalannya kedua fungsi kedisiplinan tersebut

diharapkan dapat mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Sekolah yang memiliki kedisiplinan baik, maka

kegiatan belajar mengajar akan berlangsung dengan tertib, teratur, dan

terarah. Sebaliknya jika kedisiplinannya rendah maka kegiatan belajar

mengajarnya juga akan berlangsung dengan tidak tertib, akibatnya

kualitas pendidikan sekolah ikut rendah.

Tu’u (2004:38) fungsi kedisiplinan di sekolah adalah sebagai

berikut:

a. Menata kehidupan bersama

Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat,

kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda.

Sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan

orang lain.Dalam hubungan tersebut diperlukan norma, nilai

peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatannya dapat

berjalan lancar dan baik. Jadi fungsi disiplin adalah mengatur tata

kehidupan manusia,dalam kelompok tertentu atau dalam

(26)

b. Membangun kepribadian

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi

oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan

masyarakat dan lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan pada

masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi

pertumbuhan kepribadian yang baik. Jadi lingkungan yang

berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian

seseorang.

c. Melatih kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan

berdisiplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat.

Namun, terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu

panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut

dilakukan melalui latihan.

d. Pemaksaan

Kedisiplinan dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri.

Kedisiplinan dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat.

Kedisiplinan dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan

tekanan dari luar. Dikatakan terpaksa karena melakukannya bukan

berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan

ancaman sanksi kedisiplinan. Jadi kedisiplinan dapat juga

berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti

(27)

e. Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang

harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi/hukuman

bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman

sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi

siswa untuk mentaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman

hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat

diperlemah.

f. Menciptakan lingkungan kondusif

Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin

terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik

bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tenang, tertib, teratur,

saling menghargai, dan hubungan pergaulan yang baik. Hal itu

dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi

guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang

dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan

konsekuen. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi

lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan

3. Perlunya Kedisiplinan

Kedisiplinan perlu untuk perkembangan anak, karena ia

memenuhi beberapa kebutuhan tertentu. Semua anak membutuhkan

disiplin, kebutuhan mereka bervariasi. Beberapa kondisi yang dapat

(28)

a. Setiap anak menjalankan perkembangan yang bervariasi antara satu

anak dengan anak yang lainnya. Tidak semua anak dengan usia

yang sama dapat diharapkan mempunyai kebutuhan akan

kedisiplinan yang sama, ataupun jenis kedisiplinan yang sama.

Kedisiplinan yang cocok untuk anak yang satu belum tentu cocok

untuk anak yang satunya meskipun dengan usia yang sama.

b. Kebutuhan akan kedisiplinan bervariasi menurut waktu dalam

keseharian anak.

c. Kegiatan yang dilakukan anak mempengaruhi kebutuhan akan

disiplin. Kedisiplinan paling besar kemungkinannya dibutuhkan

untuk kegiatan sehari-hari yang dilakukan secara rutin.

d. Kebutuhan akan kedisiplinan bervariasi dengan hari dalam

seminggu. Hari Senin dan akhir Minggu merupakan saat

kedisiplinan paling dibutuhkan.

e. Kedisiplinan lebih sering dibutuhkan dalam keluarga besar dari

pada keluarga kecil. Semakin banyak anak dalam sebuah keluarga,

semakin kurang perhatian dan pengawasan yang didapat orang tua

dan semakin besar kemungkinan ada kecemburuan antar saudara

dan rasa permusuhan yang diikuti pertengkaran dan berbagai

bentuk perilaku yang mengganggu lainnya.

f. Kebutuhan akan kedisiplinan bervariasi dengan usia.

(29)

sehingga mengerti apa yang diharapkan dari mereka melalui

kediplinan tersebut.

4. Tujuan Kedisiplinan di Sekolah

Berkenaan dengan tujuan kedisiplinan sekolah, Rachman

(1999) mengemukakan bahwa tujuan kedisiplinan di sekolah adalah :

(1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak

menyimpang, (2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,

(3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan

tuntutan lingkungannya dan menjauhkan siswa melakukan hal-hal

yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan

kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta

lingkungannya.

Kedisiplinan yang sudah ditanamkan di dalam keluarga akan

terasa lebih maksimal hasilnya bila dapat didukung juga ketika berada

di dalam lingkungan sekolah. Tujuan mendisiplinkan anak di dalam

lingkugan keluarga dan di lingkungan sekolah itu tidak jauh berbeda.

Keduanya sama-sama memiliki tujuan agar anak dapat memahami dan

menyadari bahwa perilaku yang ingin dicapai adalah menimbulkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik bagi diri sendiri dan lingkungan

sekitarnya termasuk di dalam lingkungan sekolah.

Tujuan kedisiplinan di sekolah adalah untuk menciptakan

keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama ketika berada

(30)

suasana yang kondusif dan nyaman untuk pelaksanaan belajar, agar

siswa mudah untuk menangkap apa yang di sampaikan oleh guru.

Sekolah sebagai tempat di mana anak bisa belajar, untuk itu perlu

adanya kerjasama antara pihak-pihak sekolah dengan para siswa guna

menciptakan suasana nyaman dan kondusif. Salah satu sarana untuk

mengendalikan tingkah laku tersebut adalah dengan upaya

pendisiplinan melalui peraturan sekolah yang telah dibuat.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan tingkah laku manusia yang kompleks,

karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosialnya.

Ditinjau dari sudut psikologi, bahwa manusia memiliki dua

kecenderungan, yaitu bersikap baik dan bersikap buruk, patuh dan

tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang. Kecenderungan

tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana

pengoptimalannya.

Ada dua faktor penyebab timbul suatu tingkah laku

kedisiplinan yaitu kebijaksanaan aturan itu sendiri dan pandangan

seseorang terhadap nilai itu sendiri (Subari, 1991:166). Sikap disiplin

atau kedisiplinan antara siswa satu dengan siswa yang lainnya itu

berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi,

sebaliknya ada siswa yang mempunyai kedisiplinan rendah. Tinggi

rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor,

(31)

Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut,

yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) ligkungan, dan (4)

tujuan (Haditono 1984:36). Faktor pertama adalah anak itu sendiri,

artinya hanya anak itu sendiri yang dapat mempengaruhi kedisiplinan

anak yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan

kedisiplinan faktor anak harus diperhatikan, mengingat anak memiliki

potensi dan kepribadian yang berbeda antara yang satu dan yang lain.

Pemahaman terhadap individu anak secara cermat dan tepat akan

berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan.

Faktor kedua adalah sikap pendidik yang juga dapat

mempengaruhi kedisiplinan anak. Sikap pendidik yang bersikap baik,

penuh kasih sayang memungkinkan keberhasilan penanaman

kedisplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan karena pada hakikatnya

anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik.

Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli, dan kurang

wibawa akan berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan

di sekolah.

Faktor ketiga adalah lingkungan yang juga dapat

mempengaruhi kedisiplinan seseorang. Dalam hal ini, Tim MKDK

IKIP Semarang (1989:70) menjelaskan bahwa situasi lingkungan akan

mempengaruhi proses dan hasil pendidikan, situasi lingkungan ini

meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis, dan lingkungan

(32)

dan masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana

prasarana yang bersifat kebendaan; dan lingkungan sosiokultural

berupa lingkungan antar individu yang mengacu kepada budaya sosial

masyarakat tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga mempengaruhi

kedisiplinan seseorang, khususnya siswa.

Selain ketiga faktor di atas, faktor tujuan juga berpengaruh

terhadap kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud di sini adalah

tujuan yang berkaitan dengan penanaman kedisiplinan. Agar

penanaman kedisiplinan kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan

tersebut harus ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan kriteria

pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di sekolah.

B. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Winkel (2007), menyatakan bahwa bimbingan adalah

pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang

dalam membantu pilihan-pilihan secara bijaksanan dan dalam

mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup.

Menurut Prayitno & Amti (1999:99) bimbingan adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada

seseorang atau beberapa individu, agar orang yang dibimbing dapat

(33)

Menurut Crow & Crow (Prayitno & Amti, 1999: 183),

bimbingan menyediakan unsur-unsur di luar individu yang dapat

dipergunakannya untuk memperkembangkan diri. Melalui bimbingan

individu dibantu agar memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih

dengan baik untuk mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat

keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Dari uraian di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu

proses membantu individu yang bermasalah maupun yang tidak

bermasalah agar dapat menemukan dan mengembangkan

kemampuannya seoptimal mungkin sehingga dpat menyesuaikan diri

dengan keadaan sekitar.

2. Tujuan Bimbingan

Winkel (2007:31) menyebutkan bahwa tujuan pelayanan

bimbingan yaitu supaya sesama manusia mengatur kehidupannya

sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin,

memilkul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri,

menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan

berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik

padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam

(34)

Winkel (2007:67) menjelaskan bahwa ada beberapa fungsi-fungsi

pokok dari pelayanan bimbingan di sekolah yaitu:

a. Fungsi Penyaluran

Fungsi bimbingan dalam membantu siswa mendapatkan

program studi yang sesuai dengan potensi peserta didik; memilih

ekstrakurikuler yang cocok bagi peserta didik; menentukan

program study lanjutan yang sesuai bagi peserta didik setelah tamat

sekolah dan merencanakan bidang pekerjaan yang cocok di masa

depan.

b. Fungsi Penyesuaian

Fungsi bimbingan dalam membantu siswa menemukan cara

menmpatkn diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi

yang dihadapi. Misal siswa harus dibantu untuk bergaul secara baik

dengan menentukan sikap di lingkungan sekolah yang baru.

c. Fungsi Pengadaptasian

Fungsi bimbingan sebagai nara sumber bagi tenaga-tenaga

pendidik yang lain di sekolah, khususnya pimpinan sekolah dan

staf pengajar, dalam hal mengarahkan rangkaian kegiatan

pendidikan dan pengajaran supaya sesuai dengan kebutuhan para

siswa. Misal guru pembimbing memberikan saran kepada guru

mata pelajaran matematika, untuk memberikan jam pelajaran

tambahan bagi siswa yang memiliki kesulitan dalam mempelajari

(35)

3. Ragam Bimbingan

Winkel (2007:113) menyebutkan jenis-jenis bimbingan dengan

menggunakan istilah ragam bimbingan, yang menunjuk pada bidang

kehidupan tertentu dan aspek perkembangan tertentu yang menjadi

fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan. Winkel menyebut tiga

macam bimbingan yaitu:

a. Bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri

menhadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan

atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap

memangku jabatan dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai

tuntutan dari lapngan pekerjaan yang dimasuki.

b. Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menentukan

cara belajar yang tepat, dalam memilih program bidang studi yang

sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan

dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.

c. Bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi

keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan

dalam batinnya sendiri, serta bimbingan dalam membina hubungan

kemandirian dengan sesame diberbagai lingkungan (pergaulan

(36)

C. Bimbingan Akademik

Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan

cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi sesuai, dan dalam

mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan

belajar di suatu institusi pendidikan.

Keberhasilan seseorang dalam mencapai prestasi akademiknya

tidak terlepas dari bagaimana siswa memiliki keterampilan-keterampilan

dalam menunjang kegiatan akademiknya. The Liang Gie (1995)

berpendapat ada beberapa keterampilan yang dapat menunjang

keberhasilan di dalam akademiknya diantaranya adalah : 1) keterampilan

mengikuti pelajaran, 2) keterampilan mencatat bacaan, 3) keterampilan

menggunakan perpustakaan, 4) keterampilan menempuh ujian, 5)

keterampilan melakukan konsentrasi, 6) keterampilan menghafal

pelajaran, 7) keterampilan mengelola waktu.

Dari ketujuh keterampilan akademik pada mahasiswa yang

diutarakan oleh The Liang Gie (1995), maka peneliti hanya memilih

beberapa keterampilan saja yang dirasa cocok dalam tugas perkembangan

siswa SMP bukan pada kalangan mahasiswa.

Keterampilan-keterampilan akademik menurut The Liang Gie

(1995) antara lain adalah:

a. Keterampilan Mengikuti Pelajaran

Kewajiban yang pertama seorang siswa adalah masuk sekolah

(37)

secara tertib ketika mendapat penjelasan dari guru dengan baik maka

informasi yang disampaikan oleh guru dapat diserap juga dengan

baik.

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika mengikuti

pelajaran di dalam kelas. Diantaranya fisik, emosi, dan intelektual.

Artinya siswa yang secara sadar mempersiapkan jasmaninya agar

segar bugar sehingga dapat mengikuti pelajaran dengan baik di

sekolah. Pertama, mempersiapkan jasmani agar tetap segar dan bugar

adalah mengatur jam tidur yang cukup, sehingga keesokan harinya

penuh semangat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna

menjaga jasmani agar tetap segar seperti tidur malam tidak lebih dari

jam 21.00 kemudian bangun pukul 05.00 pagi dan jangan lupa

sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.

Kedua, persiapan emosional. Artinya yang dilakukan

berwujud suatu hasrat yang sungguh-sungguh dari dalam diri untuk

mengikuti pelajaran di dalam kelas dengan baik. Sebelum berangkat

ke sekolah siswa perlu bersikap positif terhadap penjelasan yang akan

diterimanya di sekolah. Menyakini bahwa gurunya mengajar dengan

metode yang menyenangkan dan tidak membosankan, ruang kelasnya

menyejukkan. Oleh sebab itu setiap siswa perlu membina suatu

keterkaitan emosional yang positif terhadap semua pelajaran dan

(38)

Ketiga, persiapan intelektual. Persiapan emosional dapat

diperkuat dengan persiapan intelektual. Artinya, persiapan ini berupa

usaha untuk membaca buku pelajaran wajib atau yang buku-buku

yang relevan sebelum mengikuti pelajaran di kelas.

b. Keterampilan Mencatat

Seorang siswa yang cerdas memiliki cara sendiri dalam

mencatat. Menurut The Liang Gie (1995:8) mencatat adalah suatu

seni, karena di sini ia harus menggabungkan kecakapan

mendengarkan suatu uraian secara cermat, menangkap uraian itu

dengan baik, mengolahnya dalam pikiran, dan mengeluarkan kembali

secara ringkas di atas kertas.

Teknik membuat catatan yang baik ialah menuliskan kalimat

topik yang utuh dengan tulisan tangan yang sejelas mungkin.

Memetakan pikiran (maind map) juga bisa direkomendasikan untuk

para siswa sebagai salah satu metode untuk membuat catatan dengan

baik.

c. Keterampilan Menempuh Ujian

Ujian merupakan suatu persyaratan yang harus ditempuh oleh

setiap siswa untuk dapat meninggalkan kelas atau menuju jenjang

pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan dari ujian dan penilaian antara

lain: pertama, mendorong agar siswa melakukan secara teratur,

mengulangi bahan-bahan pelajarannya, dan menanamkan dalam

(39)

mengukur dan menilai pengetahuan dan kemajuan study siswa untuk

menentukan apakah ia dapat melanjutkan studinya dalam jenjang

yang lebih tinggi. Ketiga, sebagai bahan evaluasi oleh guru dari hasil

ujian siswanya pokok bahasan mana yang memerlukan perbaikan

dalam pengajaran berikutnya.

d. Keterampilan Mengelola Waktu Belajar

Harry Shaw (The Liang Gie:1995) menegaskan bahwa

“Learning to use time is a valuable acquired skill, one that will pay dividends not only in studying but all through life. In fact, the ability to use time efficiently may well be one of

the most significant achivements of your enteri life”

(Belajar menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan perolehan yang berharga, keterampilan yang memberikan keuntungan-keuntungan tidak hanya dalam studi, melainkan sepanjang hidup. Sesungguhnya, kemampuan menggunakan waktu secara efisien dapat merupakan salah satu prestasi yang terpenting dari seluruh hidup anda)

Secara sederhana dapatlah dirumuskan pengertin waktu

sebagai kesempatan langgeng yang tersedia dalam alam semesta

untuk manusia yang berprestasi. Alam semesta menyediakan waktu

secara terus-menerus secara abadi untuk manusia melakukan apa

saja dan mencapai sesuatu prestasi selama hayatnya. Waktu

bukanlah semacam barang konsumsi yang akan habis kalau

dipergunakan terus.

Salah satu kelemahan sebagian besar siswa adalah

kesukaran dalam mengatur waktu untuk studi. Mereka sering

(40)

mereka kurang memiliki keteraturan dan kedisiplinan untuk

mempergunakan waktunya secara efisien. Mereka lebih cenderung

membuang atau mengulur-ulur waktu untuk membicarakan sesuatu

hal yang kurang penting dalam studinya.

Dari beberapa keterampilan yang sudah dipaparkan di atas,

disimpulkan bahwa untuk dapat memperoleh kesuksesan di dalam

bidang akademik diperlukan sebuah keterampilan. Keterampilan

tersebut tidak dapat dipilih mana yang paling penting, karena

semuanya keterampilan tersebut saling mendukung satu dengan

yang lainnya. Apabila keterampilan tersebut dilaksanakan secara

teratur dan disiplin maka hasilnya akan lebih maksimal

D. Layanan Bimbingan untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dalam

Mengikuti Kegiatan Akademik

Menurut Ahmadi (1991:103) masalah belajar merupakan inti dari

kegiatan sekolah, sebab semua kegiatan di sekolah diperuntukkan bagi

berhasilnya proses belajar bagi setiap siswa yang sedang studi di sekolah

tersebut. Oleh karena itu program yang diberikan oleh bimbingan dan

konseling di sekolah untuk membantu siswa dalam menghadapi dan

menjalani proses belajar adalah layanan bimbingan belajar.

1. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan

cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai

(41)

tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan (Winkel,

2006:115)

Menurut Sukardi (2004:4) bimbingan belajar adalah

bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dalam

memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi

kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar

disuatu institusi pendidikan.

Menurut Prayitno dan Amti (1994:279) bimbingan belajar

adalah salah satu bentuk bimbingan yang diselenggarakan di

sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan

yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh

kebodohan atau rendahnya intelegensi, seringkali kegagalan itu

terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang

mamadai.

Melalui bimbingan belajar terutama bagi siswa yang

mengalami kesulitan belajar dapat segera dibantu mengatasi

kesulitan belajarnya, yaitu dengan diberikan latihan, kebiasaan

belajar yang efektif, mengerjakan tugas-tugas, juga menumbuhkan

disiplin belajar.

Salah satu upaya yang diberikan oleh guru pembimbing

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa agar hasil yang dicapai

secara optimal yaitu dengan memberikan layanan pembelajaran

(42)

prinsip-prinsip belajar yang dilakukan secara kontinyu dan intensif,

sehingga dapat membantu siswa belajar lebih efektif dan efisien.

2. Tujuan Bimbingan Belajar

Menurut Ahmadi (1991:105) tujuan dari bimbingan belajar adalah :

a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi

seorang anak atau kelompok anak.

b. Menunjukan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan

buku pelajaran.

c. Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang

memanfaatkan perpustakaan.

d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan

dan ujian.

e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat,

kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatan.

f. Menunjukan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi

tertentu.

g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal

belajarnya.

Adapun tujuan bimbingan menurut Sudrajat (2008) adalah

membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya

(43)

Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek

akademik (belajar) adalah:

a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan

memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses

belajar yang dialaminya.

b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan

membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap

semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang

diprogramkan

c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti

keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat

pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.

e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan

pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,

memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan

berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka

mengembangkan wawasan yang lebih luas.

f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mengemban tugas yang

cukup berat diantaranya sebagai fasilitator bagi siswa untuk mengembangkan

potensi yang dimilikinya secara optimal. Indikator keberhasilan sekolah dalam

(44)

dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik (Nurwati,

2004). Keberhasilan dari sebuah proses belajar di sekolah diukur dengan prestasi

akademik yang dicapai siswa. Bagi siswa sendiri masalah-masalah belajar yang

mungkin timbul adalah pengaturan waktu belajar, kedisiplinan dalam belajar,

memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, mempersiapkan ujian

dan sebagainya.

Setiap siswa memiliki harapan akan kehidupannya yang akan datang. Para

siswa tersebut menginginkan kesuksesan di masa yang akan datang. Harapan ini

yang bisa dijadikan kunci untuk membangkitkan motivasi belajar seorang siswa.

Guru BK yang menjadi salah satu pendamping siswa dalam belajar dapat

mengadakan bimbingan belajar dengan tujuan untuk menyadarkan para siswa

bahwa kesuksesan dapat diraih dengan belajar yang tekun dan disiplin. Selain itu

bimbingan belajar yang diberikan oleh guru BK bisa berisi tentang cara belajar

yang efektif, menentukan prioritas, cara menggunakan waktu luang dan

sebagainya. Munculnya kesadaran siswa mengenai harapan yang ingin dicapai

diharapkan mampu membuat para siswa memiliki kesadaran diri untuk lebih

disiplin dalam mengikuti kegiatan akademik dan hal ini akan berpengaruh dengan

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat tentang metodologi penelitian, meliputi jenis penelitian,

subjek penelitian, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.

Furchan (2005: 415-418) mengatakan penelitian deskriptif dengan metode

survei dirancang untuk memperoleh informasi dengan mengumpulkan data

yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya.

Penelitian deskriptif dengan metode survei dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang deskripsi siswa kelas VIII

SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 tentang kedisiplinan

dalam mengikuti kegiatan akademik.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno

Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Jumlah seluruh siswa kelas VIII adalah 260

siswa, terbagi dalam 7 kelas yaitu kelas VIII A sampai dengan kelas VIII G.

Pembagian kelas VIII terdapat dalam Tabel 1. Penelitian ini melibatkan

seluruh populasi sebagai subyek penelitian. Penelitian yang melibatkan

seluruh populasinya sebagai subyek disebut penelitian populasi. Penelitian

(46)

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2010:117).

Tabel 1.

Jumlah Siswa Kelas VIII

SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Jumlah

VIII B 38

VIII C 36

VIII D 36

VIII E 35

VIII G 40

Total Siswa 183

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuisioner yang mengungkapkan

kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademik. Bentuk kuisioner

yang digunakan adalah tertutup. Ada empat alternatif jawaban yang

disediakan yaitu “Sangat Sering”, “Sering”, “Jarang”, dan “Tidak Pernah”.

Alternatif jawaban hanya dibuat empat dengan maksud untuk menghilangkan

kecenderungan responden untuk memilih alternatif yang di tengah. Kalau ada

lima alternatif jawaban, pemilihan alternatif yang di tengah masih

menunjukkan bahwa responden masih ragu-ragu atau belum dapat

menentukan pilihan jawaban yang sesuai dengan pengalamannya. Jika

kebanyakan responden memilih alternatif yang di tengah, maka peneliti tidak

(47)

Instrumen mengacu pada Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi. Dengan Skala Likert, maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi aspek dan indicator variable. Kemudian

indicator akan dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

berupa pernyataan.

Pernyataan-pernyataan dalam skala ini berupa pernyataan favorable

dan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan positif yang

menunjukkan adanya kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik

dengan baik. Pernyataan unfavorable adalah pernyataan negatif yang

menunjukkan kurang adanya kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik

dengan baik. Adapun kisi-kisi instrument penelitian sebelum melakukan uji

(48)

Tabel 2.

Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Para Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah

(Sebelum Uji Coba)

Item Jumlah

Aspek Indikator Favorebel Unfavorebel

1. Kedisiplinan

Pernyataan-pernyataan instrumen berisi kedisiplinan dalam kegiatan

akademik dengan empat alternatif pilihan jawaban. Pilihan jawaban item

favourable dikenakan norma skoring sebagai berikut: sangat sering = 4, sering

= 3, jarang = 2, dan tidak pernah = 1. Sedangkan pilihan jawaban item

unfavourable yaitusangat sering = 1, sering = 2, jarang = 3, dan tidak pernah

(49)

D. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Instrumen

Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2008:5).

Validitas menunjuk kepada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur (Furchan, 2007:293). Secara singkat menurut

Nurgiyantoro (2009:338) dapat dikatakan bahwa validitas alat penelitian

mempersoalkan apakah alat itu dapat mengukur apa yang akan diukur.

Kualitas instrumen penelitian ini diperiksa dengan validitas isi

(content validity), dikarenakan penyusunan instrumen didasarkan pada

kisi-kisi yang sesuai dengan aspek tujuan, bahan/deskripsi bahan, indikator

dan jumlah pertanyaan per indikator. Pemeriksaan keterpenuhan validitas

isi didasarkan pada pertimbangan yang dilakukan secara terpisah oleh

seorang ahli (expert judgment). Konsultasi dengan ahli bertujuan untuk

mengetahui apakah masing-masing item pernyataan yang dibuat tepat

dengan aspek tujuan, bahan/deskripsi bahan, indikator dan jumlah

pertanyaan per indikator, sehingga dapat dinyatakan baik. Ahli yang

dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing dosen pembimbing yaitu

Rm Pankras Olak, SS.CC. S.Ag.,M.A., dosen Program Studi Bimbingan

dan Konseling yaitu Juster Donal Sinaga, M.Pd. dan guru SMK Negeri 4

(50)

Skala kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademik

kemudian diujicobakan pada sebagian siswa kelas VIII SMP N 2

Gantiwarno Klaten. Uji coba dilakukan pada kelas VIII A dan VIII F yang

berjumlah 76 siswa. Setelah di uji cobakan, validitas isi instrumen

dianalisa dengan menggunakan teknik statistik yaitu dengan menggunakan

korelasi Product Moment dari Pearson, dengan rumus sebagai berikut:

Formula; rXY =

 

r = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir

N = jumlah subyek

X = skor sub total kuesioner

Y = skor total butir-butir kuesioner

XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y

Penentuan validitas dilakukan dengan memberikan skor pada

setiap item dan mentabulasikan data uji coba untuk melihat koefisien

korelasi validitas item. Agar perhitungan lebih mudah dan cepat maka

peneliti menggunakan SPSS (Statistic Programme for Sosial Science)

versi 17,0. Perhitungan dengan menggunakan SPSS menggunakan patokan

0,30. Jika koefisien korelasinya 0,30 maka item yang bersangkutan

dinyatakan valid. Jika koefisien korelasinya 0,30 maka item yang

(51)

66 item valid dan 18 item yang tidak valid. Jumlah item yang valid dan

tidak valid terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Jumlah Item-Item yang Valid dan yang Tidak Valid

Item

Aspek Indikator Valid Tidak Valid

Adapun kisi-kisi instrument penelitian setelah melakukan uji coba

(52)

Tabel 4.

Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Para Siswa

dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah (Setelah Uji Coba)

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen

dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu

(Nugiyantoro, 2009:341). Menurut Masidjo (1995: 209) reliabilitas suatu Item Jumlah

Aspek Indikator Favoreble Unfavoreble

1. Kedisiplinan

43,44,46,47,49 42,45,48,50 9

(53)

alat ukur adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan

konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan

dan ketelitian hasil. Pendekatan yang digunakan untuk memeriksa

reliabilitas kuisioner pada penelitian ini adalah teknik Alpha Cronbach

melalui program SPSS (Statistical Package for Social Science).

Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford (Guilford,

dalam Masidjo, 2006:72) sebagai berikut:

Tabel 5. Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1. 0,91 - 1,00 Sangat Tinggi 2. 0,71 – 0,90 Tinggi 3. 0.41 – 0,70 Cukup 4. 0,21 – 0.40 Rendah 5. Negatif – 0,20 Rendah Sekali

Berdasarkan perhitungan koefisien reliabilitas dengan teknik Alpha

Cronbach melalui SPSS koefisien reliabilitas instrumen 0,736. Nilai

koefisien reliabilitas ini termasuk dalam koefisien reliabilitas tinggi.

Angka tersebut menunjukkan bahwa skala kedisiplinan siswa dalam

mengikuti kegiatan akademik dapat digunakan untuk data penelitian.

Setelah kuisioner ini diuji coba dan dilihat validitas dan reliabilitasnya

maka kuisioner ini dapat digunakan sebagai alat yang siap dipakai untuk

(54)

E. Prosedur Pengumpulan Data dan Teknis Analisis Data

1. Tahap Persiapan dan pelaksanaan

a. Mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan kedisiplinan

dalam mengikuti kegiatan akademik

b. Menyusun kuesioner / skala tentang kedisiplinan dalam

mengikuti kegiatan akademik

c. Menjabarkan variabel penelitian yaitu hal-hal yang

menyangkut kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan

akademik dalam aspek-aspek dan indikator-indikatornya.

d. Menyusun butir-butir pernyataan yang sesuai dengan indikator.

e. Mengkonsultasikan alat yang dibuat dengan dosen pembimbing

dan dosen lain.

f. Menentukan responden, yaitu para siswa kelas VIII SMP N 2

Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

g. Menghubungi pihak SMP N 2 Gantiwarno Klaten Yogyakarta

untuk melakukan uji coba dan penelitian.

h. Melakukan uji coba alat di SMP N 2 Gantiwarno Klaten pada

tanggal 2 Februari 2013 responden 76 siswa.

i. Penelitian dilakukan pada tanggal 12, 13 dan 16 Februari 2013

di SMP N 2 Gantiwarno Klaten responden berjumlah 184

(55)

2. Teknik Analisis Data

a. Memeriksa keabsahan administratif setiap lembar jawaban

responden untuk diolah lebih lanjut.

b. Memberi skor setiap alternatif jawaban yang dipilih oleh setiap

responden. Norma skoring adalah: sangat sering = 4, sering =

3; jarang = 2; dan tidak pernah = 1 untuk pernyataan positif dan

sebaliknya untuk pernyataan negatif.

c. Membuat tabulasi data.

d. Memeriksa validitas dan reliabilitas kuisioner dengan cara

Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item

genap dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment

dari Pearson dengan menggunakan program komputer SPSS.

e. Mengkategorisasikan skor-skor subjek menurut kriteria Azwar

(2009 : 107-109) dengan berdasarkan pada skor teoretisnya

yang terdistribusi menurut model normal, yang terbagi atas

enam bagian atau enam satuan deviasi standar yaitu, tiga

bagian berada di sebalah kiri mean (bertanda negatif) dan tiga

bagian berada di sebelah kanan mean (bertanda positif). Pada

penelitian ini skala terdiri dari 84 item yang setiap itemnya

diberi skor sangat setuju = 4, setuju = 3; kurang setuju = 2; dan

tidak setuju = 1 untuk pernyataan positif dan kebalikannya

untuk pernyataan negatif. Skor minimum teoritisnya adalah 66

(56)

teoritisnya adalah 264 dengan mean skala = 264/66 = 4,

sehingga luas jarak sebenarnya adalah 264-66 = 198. Dengan

demikian, standar devisiasinya adalah (skor maksimal teoritis –

skor minimal teoritis)/6 = (264-66)/6 = 33, dan mean

teoritiknya adalah (skor maksimal+skor minimal)/2 = (264 +

66)/2 = 165. Penggolongan skor, baik skor-skor subjek item

diklasifikasikan ke dalam 5 kategori, kemudian keenam satuan

devisiasi standar itu dibagi kedalam kategori yang disajikan

pada tabel 6.

Tabel 6.

Kategori Tingkat kedisiplinan siwa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten tentang Kedisiplinan dalam Mengikuti

Kegiatan Akademik

No Formula Kriteria Rerata Skor Kategori (kualitatif)

1. [x+1,5(sd)] X 214 Sangat Tinggi

2. [x+0,5(sd)] ) X[x+1,5(sd)] 182-214 Tinggi

3. [x-0,5(sd)] X [x+0,5(sd)] 149-181 Sedang

4. [x-1,5(sd)] X [x-0,5(sd)] 116-148 Rendah

(57)

Keterangan :

X : Rata-rata skor Subjek

x : Minimum Teoretik = 1 x 66 = 66

x : Maximum Teoritik = 4 x 66 = 264

Luas Jarak = 264 – 66 = 198

x : Mean Teoritis = (264+66) : 2 = 165

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil dari penelitian dan pembahasan dengan

mengikuti sistematika rumusan masalah pada Bab I.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menggambarkan tingkat kedisiplinan siswa

kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012-2013 dalam

mengikuti kegiatan akademik. Adapun tingkat kedisiplinan siswa kelas

VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012-2013 dalam

mengikuti kegiatan akademik tampak pada Tabel 6. Dalam penelitian ini

ada lima kategori kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademik

berdasarkan nilai rata-rata skor total, yaitu kategori Sangat Tinggi,

kategori Tinggi, kategori Sedang, kategori Rendah, dan kategori Sangat

Rendah.

Tabel 7.

Tingkat Kedisiplinan Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik

Rentang Skor Frekuensi Presentase Kategori

> 214 126 68,8 % Sangat Tinggi

182 – 214 46 25,2 % Tinggi 149 – 181 9 5 % Sedang 116 – 148 1 0,5 % Rendah

(59)

Berikut ini disajikan grafik agar memperoleh gambaran lebih lengkap

tentang komposisi capaian skor Tingkat Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti

Kegiatan Akademik.

Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa sebagian besar (68,8%)

siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten memiliki tingkat kedisiplinan

akademik Sangat Tinggi, (25,2%) siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno

Klaten memiliki tingkat kedisiplinan akademik Tinggi, (5%) siswa kelas

VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten memiliki tingkat kedisiplinan akademik

Sedang, (0,5%) siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten memiliki

tingkat kedisiplinan akademik dengan Rendah, dan (0,5%) siswa kelas VIII

SMP N 2 Gantiwarno Klaten memiliki tingkat kedisiplinan akademik

(60)

Tabel 8.

Distribusi Skor Butir Kuesioner Tingkat Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Akademik

Berdasarkan perhitungan skor tiap butir pada kuisioner diperoleh data 2

item (3%) masuk kategori sedang, 21 item (32%) kategori tinggi, 43

(65%) kategori sangat tinggi. Melihat hasil perhitungan tersebut dapat

diketahui bahwa ada 2 butir tingkat kedisiplinan siswa dalam mengikuti

kegiatan akademik yang belum tercapai, seperti tampak pada Tabel 9.

Tabel 9.

Butir Instrumen yang Masuk Kategori Rendah

Hasil penelitian ini juga menunjukkan perbedaan deskripsi tingkat

kedisiplinan siswa putra dan putri kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten

Tahun Ajaran 2012-2013 dalam mengikuti kegiatan akademik. Perbedaan

tersebut nampak pada Tabel 10 berikut ini:

No Rentang Skor Frekuensi Presentase Kategori

1. ≤115 0 0 % Sangat Rendah

Rumusan Skor Peringkat Aspek

1. 58 Saya menghabiskan waktu luang saya untuk bermain bersama dengan teman-teman

493 1 3

2. 56 Saya mengalokasikan waktu yang cukup untuk belajar

(61)

Tabel 10.

Perbedaan Tingkat kedisiplinan siswa putra dan putri kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012-2013

Kategori Putra Putri

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 52 53,3% 74 82%

Tinggi 32 34% 14 15,7%

Sedang 8 8% 1 1,1%

Rendah 1 1,1% 0 0%

Sangat Rendah 1 1.1% 0 0%

Jumlah 94 100% 89 100%

Berikut ini disajikan grafik Tingkat Kedisiplinan Antara Siswa

Putra dan Putri kelas VIII Tahun Ajaran 2012-2013 agar memperoleh

gambaran lebih jelas dalam mengikuti kegiatan akademik.

Grafik 2

Tingkat Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Akademik antara Siswa Putra dan Putri.

Berdasarkan dari perhitungan skor pada tabel tersebut jumlah siswa

Gambar

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas VIII
Tabel 2.  Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Para Siswa
Tabel 3. Jumlah Item-Item yang Valid dan yang Tidak Valid
Tabel 4.  Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Para Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian kandungan klorofil dan karotenoid ekstrak kasar sayuran hijau tokal dilakukan dengan menggunakan metode Lichtenthaler (1987), sedangkan potensinya sebagai

Sehubungan dengan telah dilakukan Evaluasi Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas yang saudara tujukan kepada Kelompok Kerja (POKJA)

Dari sesi efisiensi, menurut konsep Devas BAZ Sunbar sudah bempemsi s*ara efisien. Nmun, jika dihubunelan d€ngan konsep syari'ar hlan, BAZ Sumbar bercpercsi tidak

Berdasarkan hal di atas, telah dilakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Jaringan yang Digunakan sebagai Bahan Setek terhadap Pertumbuhan Beberapa Tipe Tanaman Gambir.”

Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Pengendalian Kemiringan Sudut Blade Pada Prototype Turbin Angin Berbasis Logika Fuzzy..

Menimbang, bahwa selanjutnya setelah memperhatikan dengan seksama Memori banding selebihnya yang diajukan oleh pihak Tergugat/Pembanding dan surat Kontra memori

Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruh terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber

The 2020 Cambridge IGCSE Information and Communication Technology (0417) syllabus and specimen assessment materials are being updated.. These materials will be