• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

JANGKA MENENGAH (RPIJM)

BIDANG CIPTA KARYA

KABUPATEN BENGKALIS

(2)

BAB VII

RENCANA PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya

yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan

dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan

lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase.

Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu

strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal

perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan

berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program

sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian

dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang

terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,

utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan

atau perdesaan.

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman

kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan

perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan

kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan

terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat

pertumbuhan, serta desa tertinggal.

7.1.1. Arah Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat

(3)

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional.

Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan

kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat,

sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman

kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan

perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan

permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta

pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan

permukiman kumuh (butir f).

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah

susun khusus, dan rumah susun negara merupakan

tanggung jawab pemerintah.

4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan.

Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan

kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan

kumuh.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di

kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

7.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisiting, Permasalahan dan Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman

Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan

(4)

• Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan

adaptasi terhadap perubahan iklim.

• Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah

tangga kumuh perkotaan.

• Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden

yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.

• Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi

Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

• Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

• Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk

perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan

bertambahnya kawasan kumuh.

• Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah

dibangun.

• Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam

pengembangan kawasan permukiman.

• Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan

permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas

sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi

standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Di samping penjabaran isu strategis nasional, bagian ini juga berisikan

identifikasi isu-isu strategis kabupaten Bengkalis yang perlu diantisipasi dan

mempengaruhi upaya pegembangan permukiman.

Berbagai isu strategis Kabupaten Bengkalis yang berpengaruh terhadap

pengembangan permukiman saat ini adalah:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bengkalis

2005 – 2025, tertuang dalam isu pembangunan butir (k) adalah

Meningkatkan kualitas perumahan dan lingkungannya, Upaya

penciptaan lingkungan perumahan yang sehat erat kaitannya dengan program

preventif kesehatan masyarakat. Penanganan kebersihan lingkungan adalah

langkah awal yang sangat strategis untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat yang bersifat preventif. Penanganan lingkungan perumahan yang

(5)

limbah domestic yang tertata, serta pengaturan lingkungan lainnya menjadi

program strategis.

2. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)

Kabupaten Bengkalis.

Tabel 5.1

Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bengkalis

No Isu Strategis Keterangan

1 Perumahan yang sehat Penanganan lingkungan perumahan yang sehat yang memiliki drainase yang baik, ketersediaan air bersih, penyaluran limbah domestic yang tertata, serta pengaturan lingkungan lainnya

2 Peningkatan kesiagaan pencegahan bahaya-bahaya di lingkungan perumahan

Melalui program perbaikan perumahan yang terkena bencana perlu dipersiapkan. Sebagai kelengkapan untuk lingkungan perumahan, pengembangan dan pengelolaan areal pemakaman merupakan hal yang tidak bias dipisahkan dan perlu dipersiapkan dan diatur dengan baik.

Sumber: RPJPD Kabupaten Bengkalis, 2015

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian kabupaten

Bengkalis dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu

perlu diketahui peraturan perundangan di Kabupaten Bengkalis (meliputi peraturan

daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya)

yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan

pemanfaatan pembangunan permukiman.

Adapun kondisi eksisitng yang meliputi Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis, data

Kawasan Kumuh, data kondisi RSH, data program pedesaan terkait pengembangan

permukiman di Kabupaten Bengkalis dapat di lihat pada Tabel berikut.

Tabel 5.2

Peraturan Daerah dan Peraturan Lainnya di Kabupaten Bengkalis terkait Pengembangan Permukiman

No

Perbup Kab Bengkalis

Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk

Peraturan No.../Tahun.. Perihal

1 Keputusan Bupati/KepBup

341/KPTS/X/2014 Penetapan lokasi kawasan

permukiman kumuh

(6)

Sumber: Kantor Bupati Bengkalis, 2015

Tabel 5.3

Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Bengkalis Tahun 2014

No Lokasi Kawasan Kumuh Luas Kawasan (Ha) Jumlah Penduduk

1 Duri Barat 88,04 15.293

2 Pinggir 27,8 14.768

3 Bengkalis 26,22 28.466

4 Selat Baru 10,18 8.150

5 Sungai Pakning 33,2 5.152

6 Lubuk Muda 30,43 3.710

7 Batu Panjang 52,8 4.633

8 Tanjung Medang 97,9 2.442

Sumber: Dokumen Pemetaan Kawasan Permukiman Kumuh Kab. Bengkalis, 2013

Berdasarkan tabel diatas, jumlah luasan permukiman kumuh di Kabupaten

Bengkalis tertinggi terletak di Kecamatan Tanjung Medang (97,90 Ha), di ikuti

Kecamatan Duri Barat (88,04 Ha), Kecamatan Batu Panjang (52,80 Ha), dan luasan

terendah berada di Kecamatan Selat Baru (10,18 Ha).

Tabel 5.4

Data Kondisi RSH di Kabupaten Bengkalis Tahun 2014

No Lokasi RSH Tahun

Pembangunan Pengelola

Jumlah Penghuni

Kondisi Prasarana

CK Kecamatan Mandau

1 Talang Mandi 2011 Pribadi 24

2 Harapan Baru 2011 Pribadi 30

3 Gajah Sakti 2011 Pribadi 26

4 Batang Serosa 2011 Pribadi 24

5 Balik Alam 2011 Pribadi 32

6 Duri Barat 2011 Pribadi 26

7 Duri Timur 2011 Pribadi 25

8 Babussalam 2011 Pribadi 29

9 Air Jamban 2011 Pribadi 38

10 Sebangar 2011 Pribadi 25

11 Balai Makam 2011 Pribadi 32

12 Petani 2011 Pribadi 32

13 Pematang Pudu 2011 Pribadi 27

14 Bumbung 2011 Pribadi 27

15 Kesumbo Ampai 2011 Pribadi 26

16 Bathin Betuah 2014 Pribadi 7

17 Air Kulim 2014 Pribadi 7

18 Buluh Manis 2014 Pribadi 7

19 Boncah Mahang 2014 Pribadi 7

20 Pematang Obo 2014 Pribadi 7

21 Tambusai Batang Dui 2014 Pribadi 7

(7)

No Lokasi RSH Tahun

Pembangunan Pengelola

Jumlah

Kecamatan Bukit Batu

1 Pangkalan Jambi 2011 Pribadi 24

Kecamatan Siak Kecil

(8)

No Lokasi RSH Tahun

Pembangunan Pengelola

Jumlah

Kecamatan Rupat Utara

(9)

No Lokasi RSH Tahun

Pembangunan Pengelola

Jumlah

Jumlah Total 3000

(10)

Tabel 5.5

Data Program Pedesaan di Kabupaten Bengkalis Tahun 2014

No Program Kegiatan Lokasi Volume/

Satuan Status

Kondisi Infra 1 PNPM Mandiri Kel. Air Jamban 1 paket Sudah selesai Masih baik 2 PAMSIMAS Bumbung 1 paket Sudah selesai Masih baik Kasumbo Ampai 1 paket Sudah selesai Masih baik Sebangar 1 paket Sudah selesai Masih baik Petani 1 paket Sudah selesai Masih baik Talang Mandi 1 paket Sudah selesai Masih baik Harapan Baru 1 paket Sudah selesai Masih baik Titian Antui 1 paket Sudah selesai Masih baik Balai Raja 1 paket Sudah selesai Masih baik Muara Basung 1 paket Sudah selesai Masih baik Tanjung Medang 1 paket Sudah selesai Masih baik Kadur 1 paket Sudah selesai Masih baik Makeruh 1 paket Sudah selesai Masih baik Parit Kebumen 1 paket Sudah selesai Masih baik Batu Panjang 1 paket Sudah selesai Masih baik Darul Aman 1 paket Sudah selesai Masih baik Pedekik

(REPLIKASI)

1 paket Sudah selesai Masih baik

Sungai Alam (REPLIKASI)

1 paket Sudah selesai Masih baik

Sebauk (REPLIKASI)

1 paket Sudah selesai Masih baik

Sumber: Dinas Tata Kota, Tata Ruang dan Permukiman Kab. Bengkalis, 2015

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

Penjabaran permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang

bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan. Tujuannya

adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman

di Kabupaten Bengkalis serta merumuskan alternatif pemecahan dan rekomendasi dari

permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang ada di wilayah Kabupaten

Bengkalis.

Identifikasi potensi dan permasalahan kekumuhan kawasan permukiman

perkotaan dilakukan dengan mengkaji criteria-kriteria dalam kawasan permukiman

perkotaan yang dapat menjadi penyebab kekumuhan dengan kondisi eksisting di

lapangan yang diuraikan secara lebih terinci dengan pendekatan deskriptif terhadap

elemen-elemen potensi dan permasalahan yang ada pada masing-masing kriteria.

(11)

potensi dan permasalahan kekumuhan kawasan permukiman perkotaan Kabupaten

(12)

Tabel 5.6

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Bengkalis

No

Permasalahan Pengembangan

Permukiman

Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

1 Aspek Teknis

a. Ketersediaan lahan Umumnya lahan di kuasai oleh swasta dan masyarakat Pembebasan lahan utk permukiman

b. Kondisi lahan Sebagian besar merupakan lahan gambut dan tidak cocok untuk konstruksi

Rekayasa konstruksi namun biaya mahal

c. Bahan bangunan Masih terdapat masyarakat yang menggunakan bahan bangunan kayu meskipun sudah langka

Bantuan bahan bangunan oleh pemerintah

d. Fungsi bangunan Fungsi dan kegiatan pada kawasan permukiman perkotaan yang didominansi oleh fungsi hunian yang tergabung dengan tempat bekerja baik dalam kegiatan perdagangan dan jasa maupun industry kecil.

Perumusan kebijakan yang jelas tentang fungsi dan kegiatan permukiman.

e. Kepadatan bangunan Masih terdapat kepadatan bangunan > 0.6 terutama permukiman perkotaan

Alokasi kawasan permukiman ke lokasi baru

2 Aspek Kelembagaan

a. Pemerintah Minimnya koordinasi antar instansi dalam pengembangan permukiman

Pembentukan lembaga independen sebagai jembatan antar instansi

b. Swasta Kurangnya minat swsata dalam investasi infrastruktur. Pemberian intensif atau kemudahan bagi swasta yang mau terlibat.

3 Aspek Pembiayaan

a. Terbatasnya dana daerah Pembiayaan pengembangan permukiman lebih dititik beratkan kepada perumahan tidak layak huni.

Memanfaatkan dana APBN melalui program pengembangan permukiman SPPIP dan RPKPP

b. Kurangnya investasi swasta Umumnya investor lebih menyukai membangun di wilayah yang sudah mapan ekonominya (Kota Duri).

(13)

No

Permasalahan Pengembangan

Permukiman

Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

4 Aspek peran serta masyarakat/Swasta

a. PNPM Mandiri a. Masih banyaknya permukiman tidak layak huni yang belum memperoleh bantuan.

b. Masih banyaknya masyarakat yang belum berminat untuk berpartisipasi.

c. Masih minimnya SDM yang kompetensi dalam hal penanganan permukiman di lingkungan masyarakat.

a. Terbatsnya dana bantuan merangsang pemerintah untuk inovasi program dalam bentuk pelatihan kepada masyarakat mengenai keluarga mandiri

b. Melibatkan masyarakat secara langsung melalui program dana desa.

c. Peningkatan SDM masyarakat lokal yang berprestasi melalui program dana bantuan pendidikan penuh.

d. Sanimas a. Masih adanya jamban terbuka di perkotaan

b. Perlu adanya program pembangunan MCK di tiap desa/kelurahan

c. Pelatihan untuk masyarakat dalam hal operasional dan perawatan.

a. Sosialisasi kesehatan kepada masyarakat b. Pembangunan mandiri dengan masyarakat sebagai tenaga kerja dan pendampingan oleh LSM, lembaga pemerintah.

c. Pendidikan dan peningkatan SDM d. Pamsimas a. Terbatasnya sumber air baku

b. Masih banyaknya masyarakat mengeksplotasi air tanah c. Keterlibatan masyarakat masih terkendala dalam hal

pengetahuan.

a. Pelatihan kpd masyarakat unntuk memanfaatkan sumber air bersih dengan metode saringan lambat dan IPAG. b. Transfer pengetahuan dan teknologi

dengan menghadirkan ahli dari luar dan dalam daerah.

(14)

7.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

Kebutuhan pengembangan permukiman di Kabupaten Bengkalis di sini

dijabarkan dalam bentuk matriks kebutuhan program pengembangan permukiman

yang ditinjau dari aspek kependudukan, kepadatan penduduk, proyeksi persebaran

penduduk miskin, sampai dengan kebutuhan pengembangan permukiman baru.

Analisis ini direncanakan untuk program kebutuhan pengembangan untuk 5 tahun

kedepan baik di kawasan permukiman perkotaan maupun kawasan permukiman

pedesaan. Analisis kebutuhan pengembangan permukiman dapat di lihat pada Tabel

5.7 dan Tabel 5.8.

Tabel 5.7

Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahun

2017 Keterangan

1 Jumlah

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Tabel 5.8

Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun

No Uraian Unit Tahun

2020 Keterangan

(15)

No Uraian Unit Tahun

2020 Keterangan

5 Kawasan

Sumber: Hasil Analisis, 2015

7.1.4. Usulan Program dan Kegiatan

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara

kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan

kegiatan. Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan

kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota. Sehingga untuk jangka

waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk

menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.

Tabel 5.9

Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman di Kabupaten Bengkalis Tahun 2016

No Program Kegiatan Volume/

Satuan

• Kec. Bengkalis

• Kec. Bukit Batu

Umum 2 PNPM Perkotaan Umum 3 PAMSIMAS • Kec. Mandau

• Kec. Bengkalis

• Kec. Bukit Batu

• Kec. Bengkalis

• Kec. Bukit Batu

Umum

(16)

B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman

Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk terus

meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari alternatif sumber

pembiayaan dari masyarakat dan swasta (KPS, CSR).

Tabel 5.10

Usulan Pembiayaan Proyek di Kabupaten Bengkalis Tahun 2016

No Program/

kegiatan APBN

APBD Prov

APBD

Kab/Kota Masy Swasta CSR Total

1 P2KP √

2 PNPM Perkotaan

√ √ √

3 PAMSIMAS √ √ √ √ √

4 RSLH √ √

(17)

Tabel 5.11

Usulan Pembiayaan Proyek Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bengkalis Tahun 2016-2020

No Out put

Indikator

Rincian Lokasi Vol Satuan

Sumber Dana x Rp. 1.000.000,- Tahun APBN APBD

Kegiatan : pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan pengembangan permukiman 1 Penyusunan NSPK Bidang permukiman

1 a. Pendampingan penyusunan NSPK 1 b. Jumlah NSPK 2 Penyusunan SPPIP

2 a. Pendampingan penyusunan SPPIP 2 b. Jumlah Pendamping

SPPIP 3 Penyusunan RPKPP

3.a Pendampingan penyusunan RPKPP

Bengkalis Mandau, Bukit Batu

1 Lap √

3.b Jumlah pendamping RPKPP

4 Pendampingan penyusunan rencana tindak penanganan kawasan kumuh perkotaan

(18)

No Out put

Indikator

Rincian Lokasi Vol Satuan

Sumber Dana x Rp. 1.000.000,- Tahun APBN APBD 5 Pembinaan kelembagaan serta peningkatan

peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan permukiman

5.a Penyelenggaraan diseminasi, sosialisasi, diklat dan lokakarya bagi Pemda masyarakat dan swasta

5.b Jumlah diseminasi, sosialisasi, diklat dan lokakarya bagi Pemda masyarakat dan swasta

Seluruh

kecamatan 8 Paket √

Kegiatan: Pengembangan Permukiman Perkotaan 1 Penataan kawasan permukiman kumuh di

perkotaan

1.a Berkurangnya kawasan kumuh perkotaan

1.b Penyediaan infrastruktur

permukiman di kawasan kumuh perkotaan kumuh perkotaan yang ditangani

1.d Pembangunan Rusunawa dan infrastrukturnya

(19)

No Out put

Indikator

Rincian Lokasi Vol Satuan

Sumber Dana x Rp. 1.000.000,- Tahun APBN APBD terbangun dan infrastruktur

pendukungnya

- - - -

2 Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman baru

2.a Penyediaan infrastruktur

permukiman di kawasan MBR

Mandau 4 Kaw 6000 2.500 √ √ √

Pinggir 1 Kaw 1.500 500 √ 2.b Jumlah kawasan

perumahan bagi MBR

Mandau , Pinggir

5 Kaw √ √ √

3 Penanganan kawasan permukiman di kawasan rawan bencana

3.a Penyediaan infrastruktur

permukiman bagi kawasan rawan bencana

- - - -

3.b Jumlah kawasan permukiman rawan bencana

- - - -

Kegiatan: Pengembangan Permukiman Pedesaan 1 Pengembangan kawasan potensial di

pedesaan

1.a Penyediaan infrastruktur

permukiman di kawasan agropolitan

Rupat 1 Kaw 2000 1000

Bukit Batu 1 Kaw 2000 1000 √ 1.b Pembangunan

infrastruktur pedesaan

Mandau 1 Kaw 2000 1000 √

1.c Pembangunan infrastruktur pedesaan ex transmigrasi

Siak Kecil 1 Kaw 2000 1000 √

(20)

No Out put

Indikator

Rincian Lokasi Vol Satuan

Sumber Dana x Rp. 1.000.000,- Tahun APBN APBD

infrastruktur sosial ekonomi wilayah

- - - -

2 Penataan kawasan daerah tertinggal, perbatasan dan pulau kecil terluar

2.a Pembangunan sarana dan prasarana permukiman di desa 2.b Pembangunan sarana

dan prasarana permukiman di kawasan perbatasan dan pulau kecil terluar

(21)

7.2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

A. Isu Strategis

Isu strategis bidang PBL di lingkup wilayah Kabupaten Bengkalis adalah program

nasional PNPM Mandiri, adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri,

sebagai wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar acuan pelaksanaan

program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya

adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang mengamanatkan terlayaninya

masyarakat dalam pengurusan IMB di Kabupaten Bengkalis dan tersedianya pedoman

Harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN) di Kabupaten Bengkalis.

Dari agenda-agenda tersebut maka isu strategis untuk bidang PBL dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Penataan Lingkungan Permukiman

Pengembangan kegiatan permukiman diarahkan pada lahan-lahan yang terletak

di sebelah utara kawasan perkotaan secara berlapis, dengan pengembangan

jaringan jalan sebagai pemicu pertumbuhan. Kawasan permukiman ini

dikembangkan dengan sistem neighborhood Unit yang dilengkapi dengan sarana

pelayanan umum dan prasarana kotanya. Selain itu pola pengembangan

kegiatan permukiman ini harus saling terintegrasi antara permukiman baru yang

akan dikembangkan dengan permukiman penduduk yang sudah ada, sehingga

tercipta keserasian dan dapat dihindari tumbuhnya kerawanan sosial akibat

adanya kesenjangan.

Pengembangan konsep ruang terbuka hijau di Perkotaan Bengkalis selain berfungsi

sebagai paru-paru kota dan untuk meningkatkan kualitas mutu lingkungan

perkotaan, juga berfungsi sebagai ruang untuk berinteraksi sosial yang

mencerminkan keramahan warga serta bagian ciri/image kekayaan Perkotaan

Bengkalis. Konsep hutan kota dan ruang terbuka hijau terutama yang berada pada

pusat perkotaan secara terpadu dapat berfungsi sebagai bagian kawasan wisata

masyarakat. Hutan kota yang dikembangkan di pusat perkotaan dapat

merefleksikan kekayaan flora kabupaten dengan pemilihan tanaman-tanaman

eksotis asli daerah seperti pohon Dendang, Langsat, Srikaya, Durian, Delima,

(22)

Untuk revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan

bangunan bersejarah di Kabupaten Bengkalis terdapat di Kecamatan Bengkalis

yaitu pengembangan kawasan perdagangan lama yang didominasi oleh para

pedagang etnis Cina/Tionghoa. Hal ini ditandai dengan bentuk-bentuk bangunan

yang bernuansa Cina/Tionghoa yang tersebar hampir diseluruh kawasan ini.

Konsep pengembangan kawasan perdagangan lama ini adalah dengan

melakukan revitalisasi, renovasi dan preservasi bangunan-bangunan ruko kuno

yang masih ada dengan mempertahankan nuansa/desain aslinya serta dengan mengembangkan konsep “Pedestrian Mall” di sepanjang Jl. Jendral Sudirman. Kawasan perdagangan lama ini memiliki keterkaitan dengan kawasan “Waterfront City” Kota Bengkalis, selain dikarenakan lokasinya yang saling

berdekatan tetapi juga karena kedua kawasan ini memiliki fungsi-fungsi

bangunan dan fasilitas yang saling mendukung. Beberapa fungsi bangunan dan

fasilitas yang saling berhubungan diantaranya Plaza Mandiri eksisting yang

terletak di titik pertemuan Jl. Yos Sudarso dan Jl. Pelabuhan, taman parkir di barat dan timur kawasan, serta bangunan “nodes kota” sebagai penguat citra. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan

Minimal yaitu beberapa program kegiatan yang di lakukan oleh Dinas Cipta Karya

melalui peningkatan infrastruktur permukiman, yaitu jalan lingkungan, drainase,

sanitasi, permukiman, air bersih dan RTH dalam rangka pemenuhan standar

pelayanan minimal (SPM) baik di tingkat kawasan perkotaan maupun kawasan

pedesaan.

2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Isu strategis mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara

yang tertuang dalam RTBL meliputi:

• Perpetakan bangunan

Sistem perpetakan untuk rumah negara secara keruangan telah mencakup

lahan perumahan, sarana, jalan dan utilitas. Selain itu, mempertimbangkan

klasifikasi tingkatan sosial penghuninya. Ketentuan sistem perpetakan untuk

penggunaan ruang kantor pemerintah adalah sebagai berikut: a) Luas kapling berkisar antara 2.000 − 3.000 m²;

b) Luas perparkiran 20%;

c) Luas areal hijau 20%.

(23)

Pemerintahan/perkantoran dan pendidikan; bangunan pemerintahan

ataupun pendidikan sesuai dengan fungsi kegiatannya menuntut adanya

ketenangan lingkungan (bising/kegaduhan). Oleh karena itu, perlu adanya

sempadan bangunan yang relatif lebar (sempadan muka, samping dan

belakang).

Perumahan negara; sebaiknya untuk kawasan perumahan

ditentukan/ditetapkan tentang garis sempadan (muka, samping. dan

belakang). Terlebih lagi untuk sempadan muka harus cukup jauh sebagai

pengamanan dari pengaruh lalu lintas.

• Bentuk dan ketinggian bangunan

Untuk bentuk bangunan gedung negara lebih berpihak kepada arsitektur

kedaerahan (melayu) dan menjadi landmark kawasan.

Sementara itu, dari ketinggian bangunan yang ada, bangunan yang tertinggi

adalah dua lantai, terdapat pada kawasan pusat kota yang berkepadatan

penduduk sedang.

Tabel 5.12

Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten Bengkalis

No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis

1 Penataan lingkungan permukiman Kawasan permukiman ini dikembangkan dengan sistem neighborhood Unit yang dilengkapi dengan sarana pelayanan umum dan prasarana kotanya

2 Penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara

Isu strategis mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara yang tertuang dalam RTBL meliputi:

• Perpetakan bangunan • Sempadan bangunan

• Bentuk dan ketinggian bangunan 3 Pemberdayaan komunitas dalam

penanggulangan kemiskinan

Pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui program pembangunan PNPM mandiri/P2KP Sumber: Dokumen RDTR, RTBL Kab. Bengkalis, 2015

B. Kondisi Eksisiting

Gambaran kondisi eksisting di Kabupaten Bengkalis, yang mencakup kondisi

terkait peraturan daerah (Tabel 5.13), kegiatan penataan lingkungan permukiman

(Tabel 5.14), kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara (Tabel

(24)

Tabel 5.13

Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

No

Perda/PerBup

Amanat Jenis Produk

Pengaturan

Nomor dan

Tahun Tentang

1 Keputusan Bupati 341/2014 Penetapan lokasi kawasan permukiman kumuh perkotaan

Permukiman kembali, legalisasi lahan dan peremajaan/pemugaran bangunan.

2 Perda 4/2007 RPJPD Kab. bengkalis Menciptakan daya saing daerah dengan kekuatan ekonomi rakyat dan sumber daya lokal dan pemerataanpengembangan infrastruktur.

3 Perda 9/2011 RPJMD Kab. Bengkalis Meningkatkan infrastruktur daerah antara lain peningkatan prasarana jalan, jembatan, pelabuhan, energi listrik, pengelolaan sumber daya

air, pengelolaan lingkungan, penataan ruang, dan perumahan. 4 Perda 2/2011 Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan

upaya mewujudkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan oleh daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, perlu segera ditetapkan. Peraturan Daerah ini mengatur berbagai hal yang terkait dengan pengelolaan pajak daerah terutama Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, kewajiban dan hak pihak-pihak yang berkepentingan dalam pemungutan pajak, serta sanksi admininistratif maupun sanksi pidana bagi pihak-pihak yang tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah ini

5 Perda 3/2004 Retribusi Izin Mendirikan

Bangunan

upaya peningkatan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah khususnya Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dapat dipungut serta dapat dipergunakan dan dimanfaatkan untuk ikut mensukseskan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkalis, dan dengan demikian diharapkan akan dapat meningkatkan Penerimaan Daerah dari sektor Retribusi.

(25)

Tabel 5.14

Penataan Lingkungan Permukiman

Kawasan Tradisional/Bersejarah RTH Pemenuhan SPM Penanganan

Kebakaran

Nama Kawasan Dukungan Infra CK

Ada Kec. Bengkalis: tersedia DAMKAR Drainase Batu Ampar 2.830,47 m2

Sampah Andam Dewi 7000 m2

Sumber: Dinas Tata Kota Tata Ruang dan Permukiman, 2014

Tabel 5.15

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

No Kawasan/

Kecamatan

Jumlah Bangunan Negara Berdasarkan Fungsi

Status Kepemilikan

Kondisi

Bangunan Ketersediaan Utilitas Bangunan

1 Bengkalis Fungsi Hunian: unit

Fungsi Keagamaan: 197 unit 71 mesjid, 111 musollah, 5 gereja dan 10 vihara

Seluruh utilitas tersedia

Fungsi Usaha: 18 unit Milik negara 3 KUD, 1 gedung pasar, 5 pasar non permanen dan 9 bank

5 bangunan tdk memiliki utilitas memadai (pasar tidak permanen) Fungsi Sosial Budaya: 100 unit Milik Pemerintah Sebagian besar kondisi baik Utilitas bangunan tersedia Fungsi Khusus: unit

Seluruh bangunan dilengkapi utilitas

(26)

No Kawasan/ Kecamatan

Jumlah Bangunan Negara Berdasarkan Fungsi

Status Kepemilikan

Kondisi

Bangunan Ketersediaan Utilitas Bangunan

Fungsi Sosial Budaya: 40 unit Milik pemerintah 29 SD, 7 SMP, 3 SMA, 1 SMK, Utilitas bangunan lengkap Fungsi Khusus: unit

3 Mandau Fungsi Hunian: unit

Fungsi Keagamaan: 514 unit

Milik pemerintah dan swasta

221 mesjid, 201 musollah, 90 gereja dan 2 vihara

Utilitas bangunan lengkap

Fungsi Usaha: 9 unit Milik pemerintah 9 KUD Fungsi Sosial Budaya: 115

unit

Milik pemerintah 83 SD, 16 SMP, 9 SMU, 1 SMK, 1 RS dan 5 puskesmas

Utilitas bangunan lengkap

Fungsi Khusus: unit 4 Pinggir Fungsi Hunian: unit

Fungsi Keagamaan: 346 unit

Milik pemerintah dan swasta

66 mesjid, 187 musollah dan 93 gereja

Fungsi Usaha: 24 unit Milik pemerintah dan swasta

10 pasar, 8 pasar non permanen, 2 KUD dan 4 bank

Fungsi Sosial Budaya: 60 unit Milik pemerintah 38 SD, 14 SMP, 5 SMA, 2 SMK dan 1 puskesmas

Utilitas bangunan tersedia

Fungsi Khusus: unit 5 Bantan Fungsi Hunian: unit

Fungsi Keagamaan: 143 unit

Milik pemerintah dan swasta

65 mesjid, 72 musollah, 1 gereja dan 5 vihara

Utilitas bangunan tersedia

Fungsi Usaha: 7 unit Milik pemerintah dan swasta

1 pasar, 5 pasar non permanen dan 1 KUD

Fungsi Sosial Budaya: 43 unit Milik pemerintah 32 SD, 8 SMP, 2 SMA, 1 puskesmas

Utilitas bangunan tersedia

Fungsi Khusus: unit 6 Siak Kecil Fungsi Hunian: unit

Fungsi Keagamaan: 101 unit

Milik pemerintah dan swasta

Mesjid: 51 Musholla: 47 Wihara : 3

Utilitas bangunan tersedia

Fungsi Usaha: 480 unit Milik pemerintah dan swasta

Koperasi: 17 Hotel : 55

(27)

No Kawasan/ Kecamatan

Jumlah Bangunan Negara Berdasarkan Fungsi

Status Kepemilikan

Kondisi

Bangunan Ketersediaan Utilitas Bangunan

Perdagangan: 234 unit Industri: 174

Fungsi Sosial Budaya: 74 unit

Milik pemerintah dan swasta

Tk: 6, SD: 19, SMP: 5, SMA: 2, SMK: 2, madrasah: 3, Ponpes: 1, MDA: 5 dan kesehatan: 11

Utilitas bangunan tersedia

Fungsi Khusus: unit 7 Rupat Fungsi Hunian: unit

Fungsi Keagamaan: 113 unit

Milik pemerintah dan swasta

Mesjid: 47 Musholla: 47 Gereja: 11 Vihara: 8

Utilitas bangunan tersedia

Fungsi Usaha: 886 unit Milik pemerintah dan swasta

Industri: 181 Perdagang: 569

Usaha akomodasi dan Hotel: 117 Koperasi: 19

Utilitas bangunan tersedia

Fungsi Sosial Budaya: 115 unit

Milik pemerintah dan swasta

TK: 14, SD: 33 SMP: 8 SMA: 5 SMK: 1 Madrasah: 9 MDA: 33 Kesehatan: 12

Utilitas bangunan tersedia

(28)

C. Permasalahan dan Tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa

permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:

• Penataan lingkungan permukiman

- Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;

- Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL

untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan

infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

- Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan

ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;

- Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan

permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran

daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

• Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:

- Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif

dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

- Masih kurangnya perda bangunan gedung di Kabupaten Bengkalis;

- Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan

pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan,

kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);

- Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;

- Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan

kurang mendapat perhatian;

- Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta

rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;

- Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan

keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

- Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan

efisien;

- Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

• Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:

- Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka,

(29)

Tabel 5.16

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Aspek PBL Permasalahan yang di hadapi Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

I Kegiatan Penataan lingkungan permukiman

1 Aspek Teknis 1. Masih banyaknya terjadi penggunaan lahan tidak untuk peruntukannya. 2. Kondisi lahan mayoritas berupa lahan

gambut.

3. Kondisi harga bahan bangunan dan upah cenderung tinggi.

4. Masih banyak wilayah yang tidak memiliki PSD yang memadai

1. Ketersediaan lahan utk pengembangan masih tersedia. 2. Di perlukan teknik untuk merekayasa

lahan tanpa menimbulkan dampak lingkungan.

3. Meningkatkan PSD yang memenuhi SPM.

1. Penerapan teknologi dan inovasi 2. Bekerjasama dengan pihak swasta

dalam pembangunan.

3. Bekerjasama dengan universitas untuk penelitian.

2 Aspek Kelembagaan 1. kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait.

2. Perlunya di bentuk kelembagaan di tingkat kawasan/kelurahan/ desa.

1. Penguatan kelembagaan di setiap SKPD yang terkait melalui pelatihan dan bimbingan teknis.

2. Adanya “tumpang tindih” pengerjaan suatu proyek oleh beberapa lembaga, karena masing-masing lembaga sama-sama merasa berhak.

1. Diperlukan adanya koordinasi antar lembaga

2. Setiap lembaga/SKPD harus

memahami “TUPOKSI”, dan uraian beban kerja yang dibuat dan berlaku untuk setiap jabatan.

3 Aspek Pembiayaan 1. Kurang adanya perencanaana nggaran yang optimal untuk pembangunan gedung dan rumah Negara

2. Kurang adanya kerjasama yang harmonis antara pemerintah daerah denganpihak swasta dalam bidang anggaran

1. Sulit mencari alternative pembiayaan dalam membangun gedung atau rumah Negara

2. Kurang adanya “rasa” memiliki dan tanggungjawab terhadap setiap usaha pembiayaan bangunan gedung dan rumah Negara.

(30)

No Aspek PBL Permasalahan yang di hadapi Tantangan

1. Program PNPM Perkotaan 2. Program PLP

3. program sanimas 4. Program Pamsimas

1. Kurangnya data dan koordinasi dalam penanganan kemiskinan di perkotaan

2. Masih adanya masyarakat yang menolak program

3. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai fungsi program

1. Pemerintah harus

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk masyarakat

2. Melibatkan masyarakat dalam hal pengumpulan data di lapangan 3. Melibatkan masyarakat dalam hal

merumuskan konsep pembangunan

5 Aspek Lingkungan Permukiman

1. permasalahan jalan 2. permasalahan drainase 3. permasalahan sanitasi 4. permasalahan air bersih

1. Umumnya untuk kondisi jalan saat ini masih baik namun ada kemungkinan kondisi tersebut tidak bertahan lama karena kualitas pembangunan masih di bawah standar

2. Masih banyaknya drainase yang terputus tidak terhubung dengan drainase primer

3. Masih banyak masyarakat yang membangun jamban terbuka (tanpa septiktank)

4. Kualitas air bersih di wilayah bengkalis umumnya buruk, sumber air baku yang berkualitas terbatas.

1. Program evaluasi dan perawatan berkala untuk jalan lingkungan 2. Pembangunan drainase seharusnya

mengacu kepada masterplan drainase

3. Pembangunan MCK berbasis partisipasi masyarakat

4. Peningkatan kualitas air bersih melalui kerjasama antara PDAM dengan lembaga yang kompetensi.

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1 Aspek Teknis 1. Naskah akademis baru hanya di 3 kota saja, Bengkalis, Duri dan Bukit Batu

2. Masih terkendala dengan produk Tata Ruang

1. Perlu adanya naskah akademis untuk pengembangan kota baru; Rupat dan Rupat Utara

2. Meminimalkan adanya penyalahgunaan lahan.

1. Perlu adanya pembuatan naskah akademis

(31)

No Aspek PBL Permasalahan yang di hadapi Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

2 Aspek Kelembagaan 1. kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait.

2. Perlunya di bentuk kelembagaan di tingkat kawasan/kelurahan/desa.

1. Koordinasi kelembagaan di setiap SKPD yang terkait melalui pelatihan dan bimbingan teknis dalam penyelenggaran bangunan gedung dan rumah negara

1. Penguatan kelembagaan di setiap SKPD yang terkait melalui pelatihan dan bimbingan teknis dalam penyelenggaran bangunan gedung dan rumah negara

3 Aspek Pembiayaan 1. belum/masih kurangnya rasa tanggung jawab bersama antar lembaga atau pun antara pemerintah dan masyarakat dlm mengatasi dan menanggulangi masalah kemiskinan

2. perlu mencantumkan dalam APBD dengan persentase tertentu anggaran untuk penaggulangan kemiskinan

1. kurang adanya keperdulian atau partisipasi masyaraka tterhadap masalah kemiskinan

2. kesulitan dalam mencari pembiayaan untuk penanggulangan kemiskinan

1. pemerintah daerah melalui SKPD terkait harus dapat bersinergis dengan masyarakat dalam menanggulangi masalah kemiskinan. 2. Perlu mencantumkan dengan besaran tertentu anggaran pembiayaan dalam APBN

4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta

1. kurangnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan 2. kurangnya pelibatan masyarakat dan

swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

2. meningkatkan pelibatan masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara melalui program

2. peningkatan pelibatan masyarakat dan swasta dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara melalui peningkatan porsi masyarakat

5 Aspek Lingkungan Permukiman

1.aspek daya dukung lingkungan belum menjadi pertimbangan dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

2.batas lingkungan pemukiman belum dijadikan sebagai dasar Penyelenggaraan

1. menjadikan daya dukung lingkungan menjadi pertimbangan dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

2. menjadikan batas lingkungan sebagai kontrol dalam Penyelenggaraan

1. Penetapan daya dukung lingkungan menjadi pertimbangan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

(32)

No Aspek PBL Permasalahan yang di hadapi Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

Bangunan Gedung dan Rumah Negara Bangunan Gedung dan Rumah Negara Bangunan Gedung dan Rumah Negara

III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

1 Aspek Teknis 1. minimnya tenaga ahli yang berkualitas di komunitas masyarakat

2. produk perencanaan dan dokumen teknis arahan pada dasarnya banyak yang tidak lengkap

3. pemilihan tenaga pendamping bukan berdasarkan ilmu dan jenjang pendidikan melainkan kekeluargaan dan relasi/kerabat

1. pembagian kelompok kerja berdasarkan tingkat ilmu dan jenjang pendidikan

2. antar kelompok harus saling berkomunikasi dan berbagi data sesuai yang dibutuhkan

3. kerjasama team sangat dibutuhkan dan mengurangi gap antar anggota.

1. Pembentukan panitia yang selektif dalam pemilihan anggota untuk di masukkan ke dalam team kerja. 2. Setiap anggota harus memiliki ilmu

dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan program

2 Aspek Kelembagaan 1. Pembentukan kelembagaan di tingkat masyarakat sulit untuk dikembangkan 2. Birokrasi yang sulit dan bertele-tele

dalam memperoleh dokumen kerja dari kelurahan/kecamatan

3. SDM masyarakat menjadi kendala utama

1. Koordinasi dan diskusi dalam hal pembentukan kelembagaan masyarakat di tingkat RT – RW 2. Perlu pendampingan dari tingkat

pemerintah pusat yang berwewenang penuh dan langsung ke masyarakat 3. Pelatihan dan Bintek sebelum

program di mulai

1. Pembentukan kelembagaan masyarakat harus dirumuskan oleh instansi terkait dan disahkan oleh pemimpin daerah.

2. Pelibatan masyarakat miskin 3. Melibatkan instansi akademis,

praktisi, dan professional.

3 Aspek Pembiayaan 1. Penggunaan anggaran dan alokasi anggaran masih tidak jelas

2. Pengajuan anggaran dan program ke pusat masih belum kredibel.

3. Pemanfaatan anggaran daerah masih belum maksimal

1. Keterbatasan data jumlah penduduk miskin dan masih banyak penduduk miskin yang belum tercatat di pencatatan sipil sehingga sulit untuk menentukan kebutuhan pembiayaannya.

2. Akan terjadinya resuffle bila ketua kelompok masyarakat di ganti

1. Data jumlah penduduk miskin harus jelas, status mereka juga harus jelas, kondisi tempat tinggal harus jelas dan kebutuhan anggaran juga harus jelas.

(33)

No Aspek PBL Permasalahan yang di hadapi Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

umumnya anggotanya diganti pula sehingga pengetahuan dan pengalaman menjadi bias.

pendidikan dalam peningkatan ekonomi masyarakat sehingga bisa menjadi masyarakat yang mandiri.

4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta

1.kurangnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan 2.kurangnya pelibatan masyarakat dan

swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

2. meningkatkan pelibatan masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan melalui program

2. peningkatan pelibatan masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan melalui peningkatan porsi masyarakat

5 Aspek Lingkungan Permukiman

1.aspek daya dukung lingkungan belum menjadi pertimbangan dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

2.batas lingkungan pemukiman belum dijadikan sebagai dasar Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. menjadikan daya dukung lingkungan menjadi pertimbangan dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

2. menjadikan batas lingkungan sebagai kontrol dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. Penetapan daya dukung lingkungan menjadi pertimbangan Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

2. Penetapan batas lingkungan sebagai kontrol dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

(34)

• Kapasitas Kelembagaan Daerah:

- Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan

penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;

- Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan

peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

- Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan

gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

7.2.2. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh hendaknya

mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen

PU No. 8 Tahun 2010, antara lain:

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

- Penyusunan RTBL

- Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)

- Pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional

dan bersejarah

- pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan

- pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

- Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi

persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan, keamanan,

kenyamanan dan kemudahan);

- Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah

Negara;

- Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.

c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Program yang mencakup pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan

kemiskinan adalah PNPM Mandiri, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan

P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). P2KP merupakan

program pemerintah yang secara substansi berupaya menanggulangi

kemiskinan melalui pemberdayaaan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal

(35)

Tabel 5.17

Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Uraian Satuan

Kebutuhan

Ket Tahun

2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 RTH kaw 3 2 1 1 - Lokasi Bengkalis, Bantan dan Duri

2 Ruang Terbuka Kaw

3 PSD Unit 1 2 2 1 PSD bahaya kebakaran Bengkalis

4 PS Lingkungan Unit

5 HSBGN Laporan

6 Pelatihan teknis tenaga pendata HSBGN Laporan 7 Lainnya

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1 Bang fungsi hunian unit 2 2 2 2 1 Kawasan kumuh perkotaan

2 Bang fungsi keagamaan unit

3 Bang fungsi usaha unit

4 Bang fungsi sosial budaya unit

5 Bang fungsi khusus unit

6 Bintek Pemb gedung negara Laporan

III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dan Penanggulangan Kemiskinan

1 P2KP laporan

2 Lainnya

(36)

7.2.3. Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah:

a. Fasilitasi RanPerda Bangunan Gedung

b. Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

c. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)

Penyusunan RTBL Kabupaten Bengkalis dengan kriteria kota-kota yang memiliki

potensi sebagai PKW atau PKWp, yang terdiri dari:

- RTBL Kota Bengkalis Kecamatan Bengkalis

- RTBL Kota Sungai Pakning Kecamatan Bukit Batu

- RTBL Kota Duri Kecamatan Mandau

d. Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang Terbuka Hijau (RTH)

dan Permukiman Tradisional/Bersejarah

- Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau

Rencana tindak dan investasi RTH di Kota Bengkalis memiliki berbagai

program. Secara garis besar bentuk program perencanaan ruang terbuka

hijau dan hutan Kota Bengkalis, yang mencakup atas 12 (dua belas)

segmen wilayah kajian perencanaan, yaitu :

1. Segmen Jalan Sudirman

2. Segmen Jalan Hang Tuah

3. Segmen Jalan Ahmad Yani

4. Segmen Jalan Antara

5. Segmen Jalan H.O.S Cokroaminoto-Jalan Gatot Subroto

6. Taman Pantai Andam Dewi

7. Lapangan Tugu

8. Taman Pelabuhan Bandar Sri Laksmana

9. Kantor Bupati Bengkalis

10.Taman Batu Ampar dan GOR Perkasa Alam

11.Lapangan Golf dan Waduk PDAM

12.Hutan Kota Bengkalis

Namun rencana RTH untuk wilayah lainnya masih dalam tahap

(37)

e. Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

(RISPK)

f. Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan Permukiman

Tradisional/Ged Bersejarah

g. Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran

h. Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan

7.2.4. Usulan Program dan Kegiatan PBL

Pada bagian ini usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan dan

(38)

Tabel 5.18

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bengkalis

No Out put

Indikator output

Rincian Lokasi Vol Sat

Sumber Dana x Rp. 1000.000,00 Tahun APBN APBD

Kegiatan: Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan Termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara 1 Layanan Perkantoran

Jumlah Bulan Layanan Perkantoran 1 a Penyelenggaraan

Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 2 Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Jumlah NSPK Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan

2 a RTBL kawasan strategis pariwisata pelabuhan BSSR

Selat Baru pariwisata Rupat Utara

Kec. Bantan

1 Pkt 500 √

2.d RTBL kawasan strategis ekonomi koridor jalan Hang Tuah Duri

Kec. Mandau

1 Pkt 500 √

3 Pembinaan Pelaksanaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara

Jumlah laporan pembinaan penyelenggaraan bidang penataan bangunan dan lingkungan

3 a Bantek dan pendampingan penyusunan Ranperda BG

Kec. Bengkalis

1 Lap 500 √

3 b Fasilitasi penyusunan RTBL 4 Lap √ 3 c Fasilitasi penyusunan

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)

Seluruh Kecamatan

1 Kab 800 √

3 d Fasilitasi penyusunan rencana tindak penataan

Kec. Bangkalis,

(39)

No Out put

Indikator output

Rincian Lokasi Vol Sat

Sumber Dana x Rp. 1000.000,00 Tahun APBN APBD

dan revitalisasi kawasan Bukit Batu 3 e Fasilitasi Rencana Tindak

Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH)

3 f Fasilitasi penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional Bersejarah

Kec. Bukit Batu

1 Lap 250 √

3 g Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Seluruh Kecamatan

9 Lap 2000 √

4 Pengawasan Pelaksanaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara

Jumlah Laporan Pengawasan Penyelenggaraan Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan

4 a Pemeriksaan keandalan bangunan gedung

Lap

(40)

No Out put

Indikator output

Rincian Lokasi Vol Sat

Sumber Dana x Rp. 1000.000,00 Tahun APBN APBD 4.d Pendampingan Dukungan

prasarana dan sarana RTH Kota kawasan lapangan pasir dan pelabuhan BSL

Kota Bengkalis

1 Kaw 100 √

4.f Pendampingan PSD kawasan RTH di Kota Duri

Kec. manau

1 Kaw 100 √

4.g Pendampingan Pemb. Dukungan PSD

Dukungan PSD kawasan bersejarah Datuk Laksamana

Kec. Bukit Batu

1 Kws 1500 500 √

5 Bangunan Gedung dan Fasilitasnya

Pengembangan Bangunan Gedung Negara/Bersejarah

5 a Pengembangan Bangunan Gedung Negara dan Bersejarah

Ged

5.b Pengembangan Sarana dan

Prasarana untuk Aksesibilitas BG

Kota Bengkalis

2 Pkt 300 √

(41)

No Out put

Indikator output

Rincian Lokasi Vol Sat

Sumber Dana x Rp. 1000.000,00 Tahun APBN APBD

5.a Pembangunan PSD bahaya kebakaran

Sarana dan prasarana revitalisasi kawasan

5.a Pemb. PSD penataan dan revitalisasi kawasan pelabuhan BSSR Selat Baru

Kec. Bantan

1 Kaw 2000 1000 √

5.b Lanjutan dukungan PSD penataan dan revitalisasi kawasan pelabuhan BSSR Selat Baru

Kec. Bantan

1 Kaw 2000 1000 √

5.c Lanjutan dukungan PSD penataan dan revitalisasi kawasan pelabuhan BSSR Selat Baru

Kec. Bantan

1 Kaw 2000 1000 √

6 Penataan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka Hijau (RTH)

(42)

No Out put

Indikator output

Rincian Lokasi Vol Sat

Sumber Dana x Rp. 1000.000,00 Tahun APBN APBD

Prov

APBD Kab

Masy Swas CSR 2016 2017 2018 2019 2020 Murni PHLN

7 Sarana dan Prasarana Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah

7.1 Rencana tindak penataan permukiman tradisional/ bersejarah kws Bukit Batu

Kec. Bukit Batu

1 Paket 500 50

7.2 Pemb. Dukungan PSD tradisional/bersejarah

Kec. Bukit Batu

1 Kws 2000 1000

Kec. Bukit Batu

1 Kws 1,500 500 √

7.3 Dukungan PSD kawasan bersejarah Datuk Laksamana

Kec. Bukit Batu

1 Kws 1500 500 √

8 Keswadayaan dan Pemberdayaan Masyarakat Jumlah Kel/ Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (P2KP/PNPM)

8 a Pendampingan

Pemberdayaan Sosial (P2KP/PNPM)

Kel / Desa

2000 1000 √

TOTAL 39.750 16.550

(43)

7.3. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

7.3.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan SPAM

Isu-isu strategis dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya

Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah:

5. Peningkatan Akses Aman Air Minum;

6. Pengembangan Pendanaan;

7. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;

8. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan;

9. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum;

10. Rencana Pengamanan Air Minum;

11. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat; dan

12. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan

Penerapan Inovasi Teknologi

Persoalan air bersih di Kabupaten Bengkalis merupakan persoalan lama yang

belum terselesaikan dengan baik, hingga saat ini masyarakat secara umum lebih

mengandalkan air bersih dari tadah hujan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain, sulitnya mendapatkan air baku yang memadai dan pengelolaan sumber air

baku yang ada secara ekonomis.

PDAM Kabupaten Bengkalis secara bertahap telah mengupayakan penyediaan

pelayanan air bersih yang hingga saat ini masih belum direkomendasikan sebagai

sumber air minum. Untuk itu peningkatan ketersediaan air bersih perlu dilaksanakan

program penyediaan dan pengolahan air baku dan program pengembangan kinerja

pengelolaan air minum terutama untuk pulau Bengkalis, Duri, Sungai Pakning dan

Rupat.

Sedangkan isu yang terkait dengan pengembangan SPAM di lingkungan

Kabupaten Bengkalis adalah pengembangan sistem SPAM Regional 3 kota, yang

meliputi Kota Bengkalis, Kota Dumai dan Kota Bagan Siapiapi.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM

Pembahasan yang perlu diperhatikan terkait dengan Kondisi Eksisting

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di kabupaten Bengkalis secara umum

(44)

1. Aspek Teknis

Penyelenggaraan pelayanan air bersih di kota bengkalis dilakukan Oleh

Perusahaan daerah Air Minum Cabang Kota Bengkalis yang merupakan cabang

dari PDAM Kabupaten Bengkalis yang mengelolan Pelayanan air bersih Di

Kabupaten Bengkalis

Pelayanan Air bersih kepada masyarakat diberikan dengan system perpipaan

mengenakan jenis sambungan langsung kerumah-rumah atau bangunan milik

pelanggan yang dilengkapi dengan meter air. Setiap kubikasi pemakain air

berdasrkan pencacatan meter air, akan dikenai biaya pemakain sesuai dengan

tarif yang berlaku. Jenis penyambungan hidran Umum tidak ada di Kota

Bengkalis. Pelanggan di kelompokan berdasarkan fungsi bangunan terutama

untuk tujuan pengenaan system tarif yang diberlakukan. Selain itu

pengelompokan pelanggan biasa juga ditujukan untuk pemberian diameter pipa

sambungan dimana untuk pelanggan yang mengkomsumsi air banyak akan

menggunkan pipa sambungan dengan dimater yang lebih besar. Klasisfikasi

Pelanggan PDAM di Cabang bengkalis Terdiri dari :

a. Pelanggan Non Niaga yaitu pelanggan Rumah tangga

b. Pelanggan Niaga yaitu pelanggan bangunan komersial seperti pertokoan

c. Pelanggan Sosial yaitu pelanggan bangunan social seperti mesjid, sekolah

d. Pelanggan industry yaitu pelanggan yang memaki jumlah air yang besar

seperti hotel, pelabuhan, pabrik dan lain-lain

PDAM Bengkalis saat ini memnafaatkan sumber air baku berupa waduk buatan

yang disebut tasik Wonosari. Tasik ini merupakan satu-satunya sumber air yang

ada di Pulau bengkalis yang dinilai paling layk untuk digunakan sebagai sumber

air baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih seluruh masyarakat kota

bengkalis apalgi dalam mengantisipasi pembangunan kota yang pesat.

Air baku yang diambil dari waduk buatan (disebut tasik Wonosari) yang

dialirkan melalui Pipa transmisi air baku PVC diameter 6 + 700 M ke instalasi

pengolahan Air bersih dengan bantuan Pompa. Kemudian Air baku diolah pada

satu unit IPA 2x 15 1/detik sehingga total kapasitas yang tersedia 30 1/ detik.

Air bersih dari IPA disalurkan ke reservoir untuk kemudian dipompkan ke

daerah pelayanan melalui jaringan pipa distribusi.

Ada dua lokasi pengolahan air bersih yang keduanya berlokasi di desa Wonsari.

(45)

2 buah IPA yaitu IPA Beton kapasitas 20 1/detik yang direncanakan untuk

direhabilitasi karena kondisinya sudah rusak.

Lokasi IPA yang baru berjarak 700 M dari Tasik Wonosari. Pada Lokasi ini

terdapat IPA berkapasitas 2 x 15 1/detik yang saat ini diopersikan. IPA ini terbuat

dari Konstruksi beton dan terdiri dari 2 unit koagulasi dalam pipa, unit flokulasi

baffle Channel, unit sedimentasi dengan plate Settler dan Pressure serta unit

pompa dosing kimia. Proses netralisasi dan koagulasi terjadi di IPA sebelum

masuk ke bak Flokuasi dengan cara menyuntikan bahan kimia dengan bantuan

pompa dosing.

Reservoir di lokasi yang baru terdiri dari 2 unit. Masing-masing berkapasitas 400

m3 dan 800 m3. Reservoir yang saat ini diopersikan adalh reservoir 400 m3

dengan konstruksi terbuat dari beton, sebagian badannya berada dibawah tanah

dengan sebagain lagi muncul diatas permukaan tanah. Sedangkan konstruksi

reservoir 800 m3 dibuat dari plat baja yang seluruh badannya diatas tanah.

Distribusi air bersih dilakukan dengan tenaga pompa distribusi berpapasitas

Q=30 1/detik dan H= 90 m sebanyak 2 buah. Jaringan pipa distribusi terdiri dari

pipa distribuis berdiameter 250 mm hingga ke diameter 75 mm.jenis pipa yang

digunakan sebagian beesar pipa PVC, dan ada juga sebagian kecil pipa PE

terutama pipa PE. Jangkau pipa distribusi antara lain sudah meliputi kel bengkalis

Kota, Kel Rimba Sekampung, Kel Damon, Desa Kelapapati, sebagian kecil Desa

Pedekik dan Desa Wonosari radius pelayannya kurang lebih baru 3,5 KM.

Hingga di tahun 2014 jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Bengkalis adalah

sebagai berikut.

Tabel 5.19

Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Bengkalis Tahun 2015

No Uraian Satuan Jumlah

1 Sosial Umum Plg 146

2 Sosial Khusus Plg 94

3 Rumah Tangga 1 (R1) Plg 4.300

4 Rumah Tangga 2 (R2) Plg 6.609

5 Rumah Tangga 3 (R3) Plg 263

6 Niaga 1 (N1) Plg 226

7 Niaga 2 (N2) Plg 1.510

8 Niaga 3 (N3) Plg 11

9 Industri Plg 1

10 Tarif Khusus Plg 4

Total 13.164

(46)

2. Aspek Pendanaan

Kegiatan pembangunan Daerah tidak lepas dari peran pemerintah Daerah

Kabupaten dan kota yang telah berhasil memanfaatkan segala sumber daya

yang tersedia di daerahnya masing-masing. Dalam upaya memperbesar peran

dan kemampuan daerah dalam pembangunan, pemerintah kabupaten di tuntut

untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan opersional rumah tangganya.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber penerimaan yang

harus selalau dan terus menerus dipacu pertumbuhannya, tetapi harus tetap

menjaga kepentingan investor. Jumlah dan Kenaikan kontribusi PAD akan

sangat berperan dalam rencana kemandirian pemerintah yang tidak ingin

terlalu tergantung dari APBN. Kemajuan daerah dalam memajukan

perekonomian daerahnya terlihat dari perkembangan APBD yang positif diisi

dari penerimaannya dan peranannya dari tahun ketahun makin meningkat. PAD

hanya merupakan salah satu bagian dari sumber utama keuangan daerah untuk

membiaya kegiatan rutin dan kegiatan pembangunan disamping penerimaan

lainnya berupa hasil pajak/bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan dana

alokasi Khusus (DAK) dan penerimaan lainnya.

Kabupaten Bengkalis juga tidak terlepas dari segala kebijakan yang diambil oleh

pemerintah dalam menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kabupaten

Bengkalis mempunyai potensi yang cukup besar bagi penerimaan pajak, PBB

maupun bagi Pendapatan asli daerah lainnya. Perkembangan kabupaten

Bengkalis yang pesat dengan adanya Otonomi Daerah memberikan peluang

sebagai sumber untuk mendapatkan dana yang diperlukan.

Pembiayaan pengelolaan air minum baik sistem jaringan perpipaan maupun

jaringan bukan perpipaan sampai saat ini masih mengandalkan dana APBD

Kabupaten Bengkalis melalui PDAM sebagai induk pengelolahnya.

Untuk penyediaan air bersih berbasiskan pemberdayaan masyarakat melalui

program PAMSIMAS pembiayaannya 70% dari dana APBN, 10% dana APBD,

kontribusi masyarakat desa berupa modal sebesar 4% dan sisianya 16%

kontribusi masyarakat berupa tenaga dan material.

Sesuai dengan ketentuan dari pelaksanaan program PAMSIMAS, alokasi

penganggaran yang wajib dihibahkan kepada kelompok masyarakat masing-

Gambar

Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.8
Tabel 5.9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Telah diriwayatkan di dalam Ash-Shahihain dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau memberikan wasiat kepada Abu Hurairah dengan tiga perkara, “Shalat dhuha,

Prediksi bahaya kebakaran di Kabupaten Samosir berada pada bulan Maret-Juli dimana nilai curah hujan sangat rendah sehingga nilai KBDI tinggi dengan nilai

Selain itu pemberian masalah diawali dengan masalah yang sederhana untuk siswa kemudian menuju ke masalah yang lebih sulit Pemberian masalah yang tidak tepat

Untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Malang yaitu Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan

Laporan ringkas adalah laporan pendek yang disusun oleh sekolah untuk kepentingan laporan pelaksanaan program dan disampaikan kepada: (1) Direktorat Pembinaan

PENGARUH TOTAL ASSETS TURNOVER (TATO) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2014

Yang dimaksud dengan kontraktor dalam peraturan dan syarat-syarat adalah yang diserahi tugas pelaksanaan pekerjaan, yang disebut sebagai pihak kedua dalam surat

Hasil penelitian menunjukkan indeks kualitas visual dan fungsional pada vertisols (T0), varietas Seashore paspalum yang paling baik terdapat pada P4T0 (Siak)