JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN BENGKALIS
BAB VII
–
RENCANA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan
dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan
lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase.
Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu
strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal
perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan
berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program
sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian
dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.
7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang
terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,
utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan
atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan
terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat
pertumbuhan, serta desa tertinggal.
7.1.1. Arah Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional.
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan
kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat,
sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman
kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan
perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan
permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh (butir f).
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah
susun khusus, dan rumah susun negara merupakan
tanggung jawab pemerintah.
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan.
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan
kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan
kumuh.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di
kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
7.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisiting, Permasalahan dan Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan
• Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim.
• Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah
tangga kumuh perkotaan.
• Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden
yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.
• Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi
Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.
• Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
• Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk
perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan
bertambahnya kawasan kumuh.
• Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah
dibangun.
• Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam
pengembangan kawasan permukiman.
• Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan
permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas
sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi
standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
Di samping penjabaran isu strategis nasional, bagian ini juga berisikan
identifikasi isu-isu strategis kabupaten Bengkalis yang perlu diantisipasi dan
mempengaruhi upaya pegembangan permukiman.
Berbagai isu strategis Kabupaten Bengkalis yang berpengaruh terhadap
pengembangan permukiman saat ini adalah:
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bengkalis
2005 – 2025, tertuang dalam isu pembangunan butir (k) adalah
Meningkatkan kualitas perumahan dan lingkungannya, Upaya
penciptaan lingkungan perumahan yang sehat erat kaitannya dengan program
preventif kesehatan masyarakat. Penanganan kebersihan lingkungan adalah
langkah awal yang sangat strategis untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang bersifat preventif. Penanganan lingkungan perumahan yang
limbah domestic yang tertata, serta pengaturan lingkungan lainnya menjadi
program strategis.
2. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)
Kabupaten Bengkalis.
Tabel 5.1
Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bengkalis
No Isu Strategis Keterangan
1 Perumahan yang sehat Penanganan lingkungan perumahan yang sehat yang memiliki drainase yang baik, ketersediaan air bersih, penyaluran limbah domestic yang tertata, serta pengaturan lingkungan lainnya
2 Peningkatan kesiagaan pencegahan bahaya-bahaya di lingkungan perumahan
Melalui program perbaikan perumahan yang terkena bencana perlu dipersiapkan. Sebagai kelengkapan untuk lingkungan perumahan, pengembangan dan pengelolaan areal pemakaman merupakan hal yang tidak bias dipisahkan dan perlu dipersiapkan dan diatur dengan baik.
Sumber: RPJPD Kabupaten Bengkalis, 2015
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian kabupaten
Bengkalis dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu
perlu diketahui peraturan perundangan di Kabupaten Bengkalis (meliputi peraturan
daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya)
yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan
pemanfaatan pembangunan permukiman.
Adapun kondisi eksisitng yang meliputi Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis, data
Kawasan Kumuh, data kondisi RSH, data program pedesaan terkait pengembangan
permukiman di Kabupaten Bengkalis dapat di lihat pada Tabel berikut.
Tabel 5.2
Peraturan Daerah dan Peraturan Lainnya di Kabupaten Bengkalis terkait Pengembangan Permukiman
No
Perbup Kab Bengkalis
Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk
Peraturan No.../Tahun.. Perihal
1 Keputusan Bupati/KepBup
341/KPTS/X/2014 Penetapan lokasi kawasan
permukiman kumuh
Sumber: Kantor Bupati Bengkalis, 2015
Tabel 5.3
Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Bengkalis Tahun 2014
No Lokasi Kawasan Kumuh Luas Kawasan (Ha) Jumlah Penduduk
1 Duri Barat 88,04 15.293
2 Pinggir 27,8 14.768
3 Bengkalis 26,22 28.466
4 Selat Baru 10,18 8.150
5 Sungai Pakning 33,2 5.152
6 Lubuk Muda 30,43 3.710
7 Batu Panjang 52,8 4.633
8 Tanjung Medang 97,9 2.442
Sumber: Dokumen Pemetaan Kawasan Permukiman Kumuh Kab. Bengkalis, 2013
Berdasarkan tabel diatas, jumlah luasan permukiman kumuh di Kabupaten
Bengkalis tertinggi terletak di Kecamatan Tanjung Medang (97,90 Ha), di ikuti
Kecamatan Duri Barat (88,04 Ha), Kecamatan Batu Panjang (52,80 Ha), dan luasan
terendah berada di Kecamatan Selat Baru (10,18 Ha).
Tabel 5.4
Data Kondisi RSH di Kabupaten Bengkalis Tahun 2014
No Lokasi RSH Tahun
Pembangunan Pengelola
Jumlah Penghuni
Kondisi Prasarana
CK Kecamatan Mandau
1 Talang Mandi 2011 Pribadi 24
2 Harapan Baru 2011 Pribadi 30
3 Gajah Sakti 2011 Pribadi 26
4 Batang Serosa 2011 Pribadi 24
5 Balik Alam 2011 Pribadi 32
6 Duri Barat 2011 Pribadi 26
7 Duri Timur 2011 Pribadi 25
8 Babussalam 2011 Pribadi 29
9 Air Jamban 2011 Pribadi 38
10 Sebangar 2011 Pribadi 25
11 Balai Makam 2011 Pribadi 32
12 Petani 2011 Pribadi 32
13 Pematang Pudu 2011 Pribadi 27
14 Bumbung 2011 Pribadi 27
15 Kesumbo Ampai 2011 Pribadi 26
16 Bathin Betuah 2014 Pribadi 7
17 Air Kulim 2014 Pribadi 7
18 Buluh Manis 2014 Pribadi 7
19 Boncah Mahang 2014 Pribadi 7
20 Pematang Obo 2014 Pribadi 7
21 Tambusai Batang Dui 2014 Pribadi 7
No Lokasi RSH Tahun
Pembangunan Pengelola
Jumlah
Kecamatan Bukit Batu
1 Pangkalan Jambi 2011 Pribadi 24
Kecamatan Siak Kecil
No Lokasi RSH Tahun
Pembangunan Pengelola
Jumlah
Kecamatan Rupat Utara
No Lokasi RSH Tahun
Pembangunan Pengelola
Jumlah
Jumlah Total 3000
Tabel 5.5
Data Program Pedesaan di Kabupaten Bengkalis Tahun 2014
No Program Kegiatan Lokasi Volume/
Satuan Status
Kondisi Infra 1 PNPM Mandiri Kel. Air Jamban 1 paket Sudah selesai Masih baik 2 PAMSIMAS Bumbung 1 paket Sudah selesai Masih baik Kasumbo Ampai 1 paket Sudah selesai Masih baik Sebangar 1 paket Sudah selesai Masih baik Petani 1 paket Sudah selesai Masih baik Talang Mandi 1 paket Sudah selesai Masih baik Harapan Baru 1 paket Sudah selesai Masih baik Titian Antui 1 paket Sudah selesai Masih baik Balai Raja 1 paket Sudah selesai Masih baik Muara Basung 1 paket Sudah selesai Masih baik Tanjung Medang 1 paket Sudah selesai Masih baik Kadur 1 paket Sudah selesai Masih baik Makeruh 1 paket Sudah selesai Masih baik Parit Kebumen 1 paket Sudah selesai Masih baik Batu Panjang 1 paket Sudah selesai Masih baik Darul Aman 1 paket Sudah selesai Masih baik Pedekik
(REPLIKASI)
1 paket Sudah selesai Masih baik
Sungai Alam (REPLIKASI)
1 paket Sudah selesai Masih baik
Sebauk (REPLIKASI)
1 paket Sudah selesai Masih baik
Sumber: Dinas Tata Kota, Tata Ruang dan Permukiman Kab. Bengkalis, 2015
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Penjabaran permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang
bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman
di Kabupaten Bengkalis serta merumuskan alternatif pemecahan dan rekomendasi dari
permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang ada di wilayah Kabupaten
Bengkalis.
Identifikasi potensi dan permasalahan kekumuhan kawasan permukiman
perkotaan dilakukan dengan mengkaji criteria-kriteria dalam kawasan permukiman
perkotaan yang dapat menjadi penyebab kekumuhan dengan kondisi eksisting di
lapangan yang diuraikan secara lebih terinci dengan pendekatan deskriptif terhadap
elemen-elemen potensi dan permasalahan yang ada pada masing-masing kriteria.
potensi dan permasalahan kekumuhan kawasan permukiman perkotaan Kabupaten
Tabel 5.6
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Bengkalis
No
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
1 Aspek Teknis
a. Ketersediaan lahan Umumnya lahan di kuasai oleh swasta dan masyarakat Pembebasan lahan utk permukiman
b. Kondisi lahan Sebagian besar merupakan lahan gambut dan tidak cocok untuk konstruksi
Rekayasa konstruksi namun biaya mahal
c. Bahan bangunan Masih terdapat masyarakat yang menggunakan bahan bangunan kayu meskipun sudah langka
Bantuan bahan bangunan oleh pemerintah
d. Fungsi bangunan Fungsi dan kegiatan pada kawasan permukiman perkotaan yang didominansi oleh fungsi hunian yang tergabung dengan tempat bekerja baik dalam kegiatan perdagangan dan jasa maupun industry kecil.
Perumusan kebijakan yang jelas tentang fungsi dan kegiatan permukiman.
e. Kepadatan bangunan Masih terdapat kepadatan bangunan > 0.6 terutama permukiman perkotaan
Alokasi kawasan permukiman ke lokasi baru
2 Aspek Kelembagaan
a. Pemerintah Minimnya koordinasi antar instansi dalam pengembangan permukiman
Pembentukan lembaga independen sebagai jembatan antar instansi
b. Swasta Kurangnya minat swsata dalam investasi infrastruktur. Pemberian intensif atau kemudahan bagi swasta yang mau terlibat.
3 Aspek Pembiayaan
a. Terbatasnya dana daerah Pembiayaan pengembangan permukiman lebih dititik beratkan kepada perumahan tidak layak huni.
Memanfaatkan dana APBN melalui program pengembangan permukiman SPPIP dan RPKPP
b. Kurangnya investasi swasta Umumnya investor lebih menyukai membangun di wilayah yang sudah mapan ekonominya (Kota Duri).
No
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
4 Aspek peran serta masyarakat/Swasta
a. PNPM Mandiri a. Masih banyaknya permukiman tidak layak huni yang belum memperoleh bantuan.
b. Masih banyaknya masyarakat yang belum berminat untuk berpartisipasi.
c. Masih minimnya SDM yang kompetensi dalam hal penanganan permukiman di lingkungan masyarakat.
a. Terbatsnya dana bantuan merangsang pemerintah untuk inovasi program dalam bentuk pelatihan kepada masyarakat mengenai keluarga mandiri
b. Melibatkan masyarakat secara langsung melalui program dana desa.
c. Peningkatan SDM masyarakat lokal yang berprestasi melalui program dana bantuan pendidikan penuh.
d. Sanimas a. Masih adanya jamban terbuka di perkotaan
b. Perlu adanya program pembangunan MCK di tiap desa/kelurahan
c. Pelatihan untuk masyarakat dalam hal operasional dan perawatan.
a. Sosialisasi kesehatan kepada masyarakat b. Pembangunan mandiri dengan masyarakat sebagai tenaga kerja dan pendampingan oleh LSM, lembaga pemerintah.
c. Pendidikan dan peningkatan SDM d. Pamsimas a. Terbatasnya sumber air baku
b. Masih banyaknya masyarakat mengeksplotasi air tanah c. Keterlibatan masyarakat masih terkendala dalam hal
pengetahuan.
a. Pelatihan kpd masyarakat unntuk memanfaatkan sumber air bersih dengan metode saringan lambat dan IPAG. b. Transfer pengetahuan dan teknologi
dengan menghadirkan ahli dari luar dan dalam daerah.
7.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Kebutuhan pengembangan permukiman di Kabupaten Bengkalis di sini
dijabarkan dalam bentuk matriks kebutuhan program pengembangan permukiman
yang ditinjau dari aspek kependudukan, kepadatan penduduk, proyeksi persebaran
penduduk miskin, sampai dengan kebutuhan pengembangan permukiman baru.
Analisis ini direncanakan untuk program kebutuhan pengembangan untuk 5 tahun
kedepan baik di kawasan permukiman perkotaan maupun kawasan permukiman
pedesaan. Analisis kebutuhan pengembangan permukiman dapat di lihat pada Tabel
5.7 dan Tabel 5.8.
Tabel 5.7
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahun
2017 Keterangan
1 Jumlah
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Tabel 5.8
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun
No Uraian Unit Tahun
2020 Keterangan
No Uraian Unit Tahun
2020 Keterangan
5 Kawasan
Sumber: Hasil Analisis, 2015
7.1.4. Usulan Program dan Kegiatan
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara
kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan
kegiatan. Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan
kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota. Sehingga untuk jangka
waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk
menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.
Tabel 5.9
Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman di Kabupaten Bengkalis Tahun 2016
No Program Kegiatan Volume/
Satuan
• Kec. Bengkalis
• Kec. Bukit Batu
Umum 2 PNPM Perkotaan Umum 3 PAMSIMAS • Kec. Mandau
• Kec. Bengkalis
• Kec. Bukit Batu
• Kec. Bengkalis
• Kec. Bukit Batu
Umum
B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk terus
meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari alternatif sumber
pembiayaan dari masyarakat dan swasta (KPS, CSR).
Tabel 5.10
Usulan Pembiayaan Proyek di Kabupaten Bengkalis Tahun 2016
No Program/
kegiatan APBN
APBD Prov
APBD
Kab/Kota Masy Swasta CSR Total
1 P2KP √
2 PNPM Perkotaan
√ √ √
3 PAMSIMAS √ √ √ √ √
4 RSLH √ √
Tabel 5.11
Usulan Pembiayaan Proyek Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bengkalis Tahun 2016-2020
No Out put
Indikator
Rincian Lokasi Vol Satuan
Sumber Dana x Rp. 1.000.000,- Tahun APBN APBD
Kegiatan : pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan pengembangan permukiman 1 Penyusunan NSPK Bidang permukiman
1 a. Pendampingan penyusunan NSPK 1 b. Jumlah NSPK 2 Penyusunan SPPIP
2 a. Pendampingan penyusunan SPPIP 2 b. Jumlah Pendamping
SPPIP 3 Penyusunan RPKPP
3.a Pendampingan penyusunan RPKPP
Bengkalis Mandau, Bukit Batu
1 Lap √
3.b Jumlah pendamping RPKPP
4 Pendampingan penyusunan rencana tindak penanganan kawasan kumuh perkotaan
No Out put
Indikator
Rincian Lokasi Vol Satuan
Sumber Dana x Rp. 1.000.000,- Tahun APBN APBD 5 Pembinaan kelembagaan serta peningkatan
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan permukiman
5.a Penyelenggaraan diseminasi, sosialisasi, diklat dan lokakarya bagi Pemda masyarakat dan swasta
5.b Jumlah diseminasi, sosialisasi, diklat dan lokakarya bagi Pemda masyarakat dan swasta
Seluruh
kecamatan 8 Paket √
Kegiatan: Pengembangan Permukiman Perkotaan 1 Penataan kawasan permukiman kumuh di
perkotaan
1.a Berkurangnya kawasan kumuh perkotaan
1.b Penyediaan infrastruktur
permukiman di kawasan kumuh perkotaan kumuh perkotaan yang ditangani
1.d Pembangunan Rusunawa dan infrastrukturnya
No Out put
Indikator
Rincian Lokasi Vol Satuan
Sumber Dana x Rp. 1.000.000,- Tahun APBN APBD terbangun dan infrastruktur
pendukungnya
- - - -
2 Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman baru
2.a Penyediaan infrastruktur
permukiman di kawasan MBR
Mandau 4 Kaw 6000 2.500 √ √ √
Pinggir 1 Kaw 1.500 500 √ 2.b Jumlah kawasan
perumahan bagi MBR
Mandau , Pinggir
5 Kaw √ √ √
3 Penanganan kawasan permukiman di kawasan rawan bencana
3.a Penyediaan infrastruktur
permukiman bagi kawasan rawan bencana
- - - -
3.b Jumlah kawasan permukiman rawan bencana
- - - -
Kegiatan: Pengembangan Permukiman Pedesaan 1 Pengembangan kawasan potensial di
pedesaan
1.a Penyediaan infrastruktur
permukiman di kawasan agropolitan
Rupat 1 Kaw 2000 1000
√
Bukit Batu 1 Kaw 2000 1000 √ 1.b Pembangunan
infrastruktur pedesaan
Mandau 1 Kaw 2000 1000 √
1.c Pembangunan infrastruktur pedesaan ex transmigrasi
Siak Kecil 1 Kaw 2000 1000 √
No Out put
Indikator
Rincian Lokasi Vol Satuan
Sumber Dana x Rp. 1.000.000,- Tahun APBN APBD
infrastruktur sosial ekonomi wilayah
- - - -
2 Penataan kawasan daerah tertinggal, perbatasan dan pulau kecil terluar
2.a Pembangunan sarana dan prasarana permukiman di desa 2.b Pembangunan sarana
dan prasarana permukiman di kawasan perbatasan dan pulau kecil terluar
7.2. Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
A. Isu Strategis
Isu strategis bidang PBL di lingkup wilayah Kabupaten Bengkalis adalah program
nasional PNPM Mandiri, adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri,
sebagai wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar acuan pelaksanaan
program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya
adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang mengamanatkan terlayaninya
masyarakat dalam pengurusan IMB di Kabupaten Bengkalis dan tersedianya pedoman
Harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN) di Kabupaten Bengkalis.
Dari agenda-agenda tersebut maka isu strategis untuk bidang PBL dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Penataan Lingkungan Permukiman
Pengembangan kegiatan permukiman diarahkan pada lahan-lahan yang terletak
di sebelah utara kawasan perkotaan secara berlapis, dengan pengembangan
jaringan jalan sebagai pemicu pertumbuhan. Kawasan permukiman ini
dikembangkan dengan sistem neighborhood Unit yang dilengkapi dengan sarana
pelayanan umum dan prasarana kotanya. Selain itu pola pengembangan
kegiatan permukiman ini harus saling terintegrasi antara permukiman baru yang
akan dikembangkan dengan permukiman penduduk yang sudah ada, sehingga
tercipta keserasian dan dapat dihindari tumbuhnya kerawanan sosial akibat
adanya kesenjangan.
Pengembangan konsep ruang terbuka hijau di Perkotaan Bengkalis selain berfungsi
sebagai paru-paru kota dan untuk meningkatkan kualitas mutu lingkungan
perkotaan, juga berfungsi sebagai ruang untuk berinteraksi sosial yang
mencerminkan keramahan warga serta bagian ciri/image kekayaan Perkotaan
Bengkalis. Konsep hutan kota dan ruang terbuka hijau terutama yang berada pada
pusat perkotaan secara terpadu dapat berfungsi sebagai bagian kawasan wisata
masyarakat. Hutan kota yang dikembangkan di pusat perkotaan dapat
merefleksikan kekayaan flora kabupaten dengan pemilihan tanaman-tanaman
eksotis asli daerah seperti pohon Dendang, Langsat, Srikaya, Durian, Delima,
Untuk revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan
bangunan bersejarah di Kabupaten Bengkalis terdapat di Kecamatan Bengkalis
yaitu pengembangan kawasan perdagangan lama yang didominasi oleh para
pedagang etnis Cina/Tionghoa. Hal ini ditandai dengan bentuk-bentuk bangunan
yang bernuansa Cina/Tionghoa yang tersebar hampir diseluruh kawasan ini.
Konsep pengembangan kawasan perdagangan lama ini adalah dengan
melakukan revitalisasi, renovasi dan preservasi bangunan-bangunan ruko kuno
yang masih ada dengan mempertahankan nuansa/desain aslinya serta dengan mengembangkan konsep “Pedestrian Mall” di sepanjang Jl. Jendral Sudirman. Kawasan perdagangan lama ini memiliki keterkaitan dengan kawasan “Waterfront City” Kota Bengkalis, selain dikarenakan lokasinya yang saling
berdekatan tetapi juga karena kedua kawasan ini memiliki fungsi-fungsi
bangunan dan fasilitas yang saling mendukung. Beberapa fungsi bangunan dan
fasilitas yang saling berhubungan diantaranya Plaza Mandiri eksisting yang
terletak di titik pertemuan Jl. Yos Sudarso dan Jl. Pelabuhan, taman parkir di barat dan timur kawasan, serta bangunan “nodes kota” sebagai penguat citra. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal yaitu beberapa program kegiatan yang di lakukan oleh Dinas Cipta Karya
melalui peningkatan infrastruktur permukiman, yaitu jalan lingkungan, drainase,
sanitasi, permukiman, air bersih dan RTH dalam rangka pemenuhan standar
pelayanan minimal (SPM) baik di tingkat kawasan perkotaan maupun kawasan
pedesaan.
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Isu strategis mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara
yang tertuang dalam RTBL meliputi:
• Perpetakan bangunan
Sistem perpetakan untuk rumah negara secara keruangan telah mencakup
lahan perumahan, sarana, jalan dan utilitas. Selain itu, mempertimbangkan
klasifikasi tingkatan sosial penghuninya. Ketentuan sistem perpetakan untuk
penggunaan ruang kantor pemerintah adalah sebagai berikut: a) Luas kapling berkisar antara 2.000 − 3.000 m²;
b) Luas perparkiran 20%;
c) Luas areal hijau 20%.
Pemerintahan/perkantoran dan pendidikan; bangunan pemerintahan
ataupun pendidikan sesuai dengan fungsi kegiatannya menuntut adanya
ketenangan lingkungan (bising/kegaduhan). Oleh karena itu, perlu adanya
sempadan bangunan yang relatif lebar (sempadan muka, samping dan
belakang).
Perumahan negara; sebaiknya untuk kawasan perumahan
ditentukan/ditetapkan tentang garis sempadan (muka, samping. dan
belakang). Terlebih lagi untuk sempadan muka harus cukup jauh sebagai
pengamanan dari pengaruh lalu lintas.
• Bentuk dan ketinggian bangunan
Untuk bentuk bangunan gedung negara lebih berpihak kepada arsitektur
kedaerahan (melayu) dan menjadi landmark kawasan.
Sementara itu, dari ketinggian bangunan yang ada, bangunan yang tertinggi
adalah dua lantai, terdapat pada kawasan pusat kota yang berkepadatan
penduduk sedang.
Tabel 5.12
Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten Bengkalis
No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis
1 Penataan lingkungan permukiman Kawasan permukiman ini dikembangkan dengan sistem neighborhood Unit yang dilengkapi dengan sarana pelayanan umum dan prasarana kotanya
2 Penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara
Isu strategis mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara yang tertuang dalam RTBL meliputi:
• Perpetakan bangunan • Sempadan bangunan
• Bentuk dan ketinggian bangunan 3 Pemberdayaan komunitas dalam
penanggulangan kemiskinan
Pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui program pembangunan PNPM mandiri/P2KP Sumber: Dokumen RDTR, RTBL Kab. Bengkalis, 2015
B. Kondisi Eksisiting
Gambaran kondisi eksisting di Kabupaten Bengkalis, yang mencakup kondisi
terkait peraturan daerah (Tabel 5.13), kegiatan penataan lingkungan permukiman
(Tabel 5.14), kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara (Tabel
Tabel 5.13
Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
Perda/PerBup
Amanat Jenis Produk
Pengaturan
Nomor dan
Tahun Tentang
1 Keputusan Bupati 341/2014 Penetapan lokasi kawasan permukiman kumuh perkotaan
Permukiman kembali, legalisasi lahan dan peremajaan/pemugaran bangunan.
2 Perda 4/2007 RPJPD Kab. bengkalis Menciptakan daya saing daerah dengan kekuatan ekonomi rakyat dan sumber daya lokal dan pemerataanpengembangan infrastruktur.
3 Perda 9/2011 RPJMD Kab. Bengkalis Meningkatkan infrastruktur daerah antara lain peningkatan prasarana jalan, jembatan, pelabuhan, energi listrik, pengelolaan sumber daya
air, pengelolaan lingkungan, penataan ruang, dan perumahan. 4 Perda 2/2011 Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan
upaya mewujudkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan oleh daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, perlu segera ditetapkan. Peraturan Daerah ini mengatur berbagai hal yang terkait dengan pengelolaan pajak daerah terutama Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, kewajiban dan hak pihak-pihak yang berkepentingan dalam pemungutan pajak, serta sanksi admininistratif maupun sanksi pidana bagi pihak-pihak yang tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah ini
5 Perda 3/2004 Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan
upaya peningkatan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah khususnya Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dapat dipungut serta dapat dipergunakan dan dimanfaatkan untuk ikut mensukseskan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkalis, dan dengan demikian diharapkan akan dapat meningkatkan Penerimaan Daerah dari sektor Retribusi.
Tabel 5.14
Penataan Lingkungan Permukiman
Kawasan Tradisional/Bersejarah RTH Pemenuhan SPM Penanganan
Kebakaran
Nama Kawasan Dukungan Infra CK
Ada Kec. Bengkalis: tersedia DAMKAR Drainase Batu Ampar 2.830,47 m2
Sampah Andam Dewi 7000 m2
Sumber: Dinas Tata Kota Tata Ruang dan Permukiman, 2014
Tabel 5.15
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
No Kawasan/
Kecamatan
Jumlah Bangunan Negara Berdasarkan Fungsi
Status Kepemilikan
Kondisi
Bangunan Ketersediaan Utilitas Bangunan
1 Bengkalis Fungsi Hunian: unit
Fungsi Keagamaan: 197 unit 71 mesjid, 111 musollah, 5 gereja dan 10 vihara
Seluruh utilitas tersedia
Fungsi Usaha: 18 unit Milik negara 3 KUD, 1 gedung pasar, 5 pasar non permanen dan 9 bank
5 bangunan tdk memiliki utilitas memadai (pasar tidak permanen) Fungsi Sosial Budaya: 100 unit Milik Pemerintah Sebagian besar kondisi baik Utilitas bangunan tersedia Fungsi Khusus: unit
Seluruh bangunan dilengkapi utilitas
No Kawasan/ Kecamatan
Jumlah Bangunan Negara Berdasarkan Fungsi
Status Kepemilikan
Kondisi
Bangunan Ketersediaan Utilitas Bangunan
Fungsi Sosial Budaya: 40 unit Milik pemerintah 29 SD, 7 SMP, 3 SMA, 1 SMK, Utilitas bangunan lengkap Fungsi Khusus: unit
3 Mandau Fungsi Hunian: unit
Fungsi Keagamaan: 514 unit
Milik pemerintah dan swasta
221 mesjid, 201 musollah, 90 gereja dan 2 vihara
Utilitas bangunan lengkap
Fungsi Usaha: 9 unit Milik pemerintah 9 KUD Fungsi Sosial Budaya: 115
unit
Milik pemerintah 83 SD, 16 SMP, 9 SMU, 1 SMK, 1 RS dan 5 puskesmas
Utilitas bangunan lengkap
Fungsi Khusus: unit 4 Pinggir Fungsi Hunian: unit
Fungsi Keagamaan: 346 unit
Milik pemerintah dan swasta
66 mesjid, 187 musollah dan 93 gereja
Fungsi Usaha: 24 unit Milik pemerintah dan swasta
10 pasar, 8 pasar non permanen, 2 KUD dan 4 bank
Fungsi Sosial Budaya: 60 unit Milik pemerintah 38 SD, 14 SMP, 5 SMA, 2 SMK dan 1 puskesmas
Utilitas bangunan tersedia
Fungsi Khusus: unit 5 Bantan Fungsi Hunian: unit
Fungsi Keagamaan: 143 unit
Milik pemerintah dan swasta
65 mesjid, 72 musollah, 1 gereja dan 5 vihara
Utilitas bangunan tersedia
Fungsi Usaha: 7 unit Milik pemerintah dan swasta
1 pasar, 5 pasar non permanen dan 1 KUD
Fungsi Sosial Budaya: 43 unit Milik pemerintah 32 SD, 8 SMP, 2 SMA, 1 puskesmas
Utilitas bangunan tersedia
Fungsi Khusus: unit 6 Siak Kecil Fungsi Hunian: unit
Fungsi Keagamaan: 101 unit
Milik pemerintah dan swasta
Mesjid: 51 Musholla: 47 Wihara : 3
Utilitas bangunan tersedia
Fungsi Usaha: 480 unit Milik pemerintah dan swasta
Koperasi: 17 Hotel : 55
No Kawasan/ Kecamatan
Jumlah Bangunan Negara Berdasarkan Fungsi
Status Kepemilikan
Kondisi
Bangunan Ketersediaan Utilitas Bangunan
Perdagangan: 234 unit Industri: 174
Fungsi Sosial Budaya: 74 unit
Milik pemerintah dan swasta
Tk: 6, SD: 19, SMP: 5, SMA: 2, SMK: 2, madrasah: 3, Ponpes: 1, MDA: 5 dan kesehatan: 11
Utilitas bangunan tersedia
Fungsi Khusus: unit 7 Rupat Fungsi Hunian: unit
Fungsi Keagamaan: 113 unit
Milik pemerintah dan swasta
Mesjid: 47 Musholla: 47 Gereja: 11 Vihara: 8
Utilitas bangunan tersedia
Fungsi Usaha: 886 unit Milik pemerintah dan swasta
Industri: 181 Perdagang: 569
Usaha akomodasi dan Hotel: 117 Koperasi: 19
Utilitas bangunan tersedia
Fungsi Sosial Budaya: 115 unit
Milik pemerintah dan swasta
TK: 14, SD: 33 SMP: 8 SMA: 5 SMK: 1 Madrasah: 9 MDA: 33 Kesehatan: 12
Utilitas bangunan tersedia
C. Permasalahan dan Tantangan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa
permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:
• Penataan lingkungan permukiman
- Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;
- Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL
untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan
infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;
- Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan
ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;
- Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan
permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran
daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.
• Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:
- Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif
dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
- Masih kurangnya perda bangunan gedung di Kabupaten Bengkalis;
- Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan
pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
- Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
- Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan
kurang mendapat perhatian;
- Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
- Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan
keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
- Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan
efisien;
- Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
• Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:
- Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka,
Tabel 5.16
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Aspek PBL Permasalahan yang di hadapi Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
I Kegiatan Penataan lingkungan permukiman
1 Aspek Teknis 1. Masih banyaknya terjadi penggunaan lahan tidak untuk peruntukannya. 2. Kondisi lahan mayoritas berupa lahan
gambut.
3. Kondisi harga bahan bangunan dan upah cenderung tinggi.
4. Masih banyak wilayah yang tidak memiliki PSD yang memadai
1. Ketersediaan lahan utk pengembangan masih tersedia. 2. Di perlukan teknik untuk merekayasa
lahan tanpa menimbulkan dampak lingkungan.
3. Meningkatkan PSD yang memenuhi SPM.
1. Penerapan teknologi dan inovasi 2. Bekerjasama dengan pihak swasta
dalam pembangunan.
3. Bekerjasama dengan universitas untuk penelitian.
2 Aspek Kelembagaan 1. kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait.
2. Perlunya di bentuk kelembagaan di tingkat kawasan/kelurahan/ desa.
1. Penguatan kelembagaan di setiap SKPD yang terkait melalui pelatihan dan bimbingan teknis.
2. Adanya “tumpang tindih” pengerjaan suatu proyek oleh beberapa lembaga, karena masing-masing lembaga sama-sama merasa berhak.
1. Diperlukan adanya koordinasi antar lembaga
2. Setiap lembaga/SKPD harus
memahami “TUPOKSI”, dan uraian beban kerja yang dibuat dan berlaku untuk setiap jabatan.
3 Aspek Pembiayaan 1. Kurang adanya perencanaana nggaran yang optimal untuk pembangunan gedung dan rumah Negara
2. Kurang adanya kerjasama yang harmonis antara pemerintah daerah denganpihak swasta dalam bidang anggaran
1. Sulit mencari alternative pembiayaan dalam membangun gedung atau rumah Negara
2. Kurang adanya “rasa” memiliki dan tanggungjawab terhadap setiap usaha pembiayaan bangunan gedung dan rumah Negara.
No Aspek PBL Permasalahan yang di hadapi Tantangan
1. Program PNPM Perkotaan 2. Program PLP
3. program sanimas 4. Program Pamsimas
1. Kurangnya data dan koordinasi dalam penanganan kemiskinan di perkotaan
2. Masih adanya masyarakat yang menolak program
3. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai fungsi program
1. Pemerintah harus
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk masyarakat
2. Melibatkan masyarakat dalam hal pengumpulan data di lapangan 3. Melibatkan masyarakat dalam hal
merumuskan konsep pembangunan
5 Aspek Lingkungan Permukiman
1. permasalahan jalan 2. permasalahan drainase 3. permasalahan sanitasi 4. permasalahan air bersih
1. Umumnya untuk kondisi jalan saat ini masih baik namun ada kemungkinan kondisi tersebut tidak bertahan lama karena kualitas pembangunan masih di bawah standar
2. Masih banyaknya drainase yang terputus tidak terhubung dengan drainase primer
3. Masih banyak masyarakat yang membangun jamban terbuka (tanpa septiktank)
4. Kualitas air bersih di wilayah bengkalis umumnya buruk, sumber air baku yang berkualitas terbatas.
1. Program evaluasi dan perawatan berkala untuk jalan lingkungan 2. Pembangunan drainase seharusnya
mengacu kepada masterplan drainase
3. Pembangunan MCK berbasis partisipasi masyarakat
4. Peningkatan kualitas air bersih melalui kerjasama antara PDAM dengan lembaga yang kompetensi.
II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1 Aspek Teknis 1. Naskah akademis baru hanya di 3 kota saja, Bengkalis, Duri dan Bukit Batu
2. Masih terkendala dengan produk Tata Ruang
1. Perlu adanya naskah akademis untuk pengembangan kota baru; Rupat dan Rupat Utara
2. Meminimalkan adanya penyalahgunaan lahan.
1. Perlu adanya pembuatan naskah akademis
No Aspek PBL Permasalahan yang di hadapi Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
2 Aspek Kelembagaan 1. kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait.
2. Perlunya di bentuk kelembagaan di tingkat kawasan/kelurahan/desa.
1. Koordinasi kelembagaan di setiap SKPD yang terkait melalui pelatihan dan bimbingan teknis dalam penyelenggaran bangunan gedung dan rumah negara
1. Penguatan kelembagaan di setiap SKPD yang terkait melalui pelatihan dan bimbingan teknis dalam penyelenggaran bangunan gedung dan rumah negara
3 Aspek Pembiayaan 1. belum/masih kurangnya rasa tanggung jawab bersama antar lembaga atau pun antara pemerintah dan masyarakat dlm mengatasi dan menanggulangi masalah kemiskinan
2. perlu mencantumkan dalam APBD dengan persentase tertentu anggaran untuk penaggulangan kemiskinan
1. kurang adanya keperdulian atau partisipasi masyaraka tterhadap masalah kemiskinan
2. kesulitan dalam mencari pembiayaan untuk penanggulangan kemiskinan
1. pemerintah daerah melalui SKPD terkait harus dapat bersinergis dengan masyarakat dalam menanggulangi masalah kemiskinan. 2. Perlu mencantumkan dengan besaran tertentu anggaran pembiayaan dalam APBN
4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta
1. kurangnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan 2. kurangnya pelibatan masyarakat dan
swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
2. meningkatkan pelibatan masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara melalui program
2. peningkatan pelibatan masyarakat dan swasta dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara melalui peningkatan porsi masyarakat
5 Aspek Lingkungan Permukiman
1.aspek daya dukung lingkungan belum menjadi pertimbangan dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
2.batas lingkungan pemukiman belum dijadikan sebagai dasar Penyelenggaraan
1. menjadikan daya dukung lingkungan menjadi pertimbangan dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
2. menjadikan batas lingkungan sebagai kontrol dalam Penyelenggaraan
1. Penetapan daya dukung lingkungan menjadi pertimbangan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
No Aspek PBL Permasalahan yang di hadapi Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
Bangunan Gedung dan Rumah Negara Bangunan Gedung dan Rumah Negara Bangunan Gedung dan Rumah Negara
III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
1 Aspek Teknis 1. minimnya tenaga ahli yang berkualitas di komunitas masyarakat
2. produk perencanaan dan dokumen teknis arahan pada dasarnya banyak yang tidak lengkap
3. pemilihan tenaga pendamping bukan berdasarkan ilmu dan jenjang pendidikan melainkan kekeluargaan dan relasi/kerabat
1. pembagian kelompok kerja berdasarkan tingkat ilmu dan jenjang pendidikan
2. antar kelompok harus saling berkomunikasi dan berbagi data sesuai yang dibutuhkan
3. kerjasama team sangat dibutuhkan dan mengurangi gap antar anggota.
1. Pembentukan panitia yang selektif dalam pemilihan anggota untuk di masukkan ke dalam team kerja. 2. Setiap anggota harus memiliki ilmu
dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan program
2 Aspek Kelembagaan 1. Pembentukan kelembagaan di tingkat masyarakat sulit untuk dikembangkan 2. Birokrasi yang sulit dan bertele-tele
dalam memperoleh dokumen kerja dari kelurahan/kecamatan
3. SDM masyarakat menjadi kendala utama
1. Koordinasi dan diskusi dalam hal pembentukan kelembagaan masyarakat di tingkat RT – RW 2. Perlu pendampingan dari tingkat
pemerintah pusat yang berwewenang penuh dan langsung ke masyarakat 3. Pelatihan dan Bintek sebelum
program di mulai
1. Pembentukan kelembagaan masyarakat harus dirumuskan oleh instansi terkait dan disahkan oleh pemimpin daerah.
2. Pelibatan masyarakat miskin 3. Melibatkan instansi akademis,
praktisi, dan professional.
3 Aspek Pembiayaan 1. Penggunaan anggaran dan alokasi anggaran masih tidak jelas
2. Pengajuan anggaran dan program ke pusat masih belum kredibel.
3. Pemanfaatan anggaran daerah masih belum maksimal
1. Keterbatasan data jumlah penduduk miskin dan masih banyak penduduk miskin yang belum tercatat di pencatatan sipil sehingga sulit untuk menentukan kebutuhan pembiayaannya.
2. Akan terjadinya resuffle bila ketua kelompok masyarakat di ganti
1. Data jumlah penduduk miskin harus jelas, status mereka juga harus jelas, kondisi tempat tinggal harus jelas dan kebutuhan anggaran juga harus jelas.
No Aspek PBL Permasalahan yang di hadapi Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
umumnya anggotanya diganti pula sehingga pengetahuan dan pengalaman menjadi bias.
pendidikan dalam peningkatan ekonomi masyarakat sehingga bisa menjadi masyarakat yang mandiri.
4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta
1.kurangnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan 2.kurangnya pelibatan masyarakat dan
swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
2. meningkatkan pelibatan masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan melalui program
2. peningkatan pelibatan masyarakat dan swasta dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan melalui peningkatan porsi masyarakat
5 Aspek Lingkungan Permukiman
1.aspek daya dukung lingkungan belum menjadi pertimbangan dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
2.batas lingkungan pemukiman belum dijadikan sebagai dasar Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. menjadikan daya dukung lingkungan menjadi pertimbangan dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
2. menjadikan batas lingkungan sebagai kontrol dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. Penetapan daya dukung lingkungan menjadi pertimbangan Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
2. Penetapan batas lingkungan sebagai kontrol dalam Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
• Kapasitas Kelembagaan Daerah:
- Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
- Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan
peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;
- Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan
gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
7.2.2. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh hendaknya
mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen
PU No. 8 Tahun 2010, antara lain:
a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
- Penyusunan RTBL
- Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
- Pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional
dan bersejarah
- pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan
- pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.
b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
- Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi
persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan, keamanan,
kenyamanan dan kemudahan);
- Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah
Negara;
- Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.
c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
Program yang mencakup pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan
kemiskinan adalah PNPM Mandiri, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). P2KP merupakan
program pemerintah yang secara substansi berupaya menanggulangi
kemiskinan melalui pemberdayaaan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal
Tabel 5.17
Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Uraian Satuan
Kebutuhan
Ket Tahun
2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1 RTH kaw 3 2 1 1 - Lokasi Bengkalis, Bantan dan Duri
2 Ruang Terbuka Kaw
3 PSD Unit 1 2 2 1 PSD bahaya kebakaran Bengkalis
4 PS Lingkungan Unit
5 HSBGN Laporan
6 Pelatihan teknis tenaga pendata HSBGN Laporan 7 Lainnya
II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1 Bang fungsi hunian unit 2 2 2 2 1 Kawasan kumuh perkotaan
2 Bang fungsi keagamaan unit
3 Bang fungsi usaha unit
4 Bang fungsi sosial budaya unit
5 Bang fungsi khusus unit
6 Bintek Pemb gedung negara Laporan
III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dan Penanggulangan Kemiskinan
1 P2KP laporan
2 Lainnya
7.2.3. Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah:
a. Fasilitasi RanPerda Bangunan Gedung
b. Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
c. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)
Penyusunan RTBL Kabupaten Bengkalis dengan kriteria kota-kota yang memiliki
potensi sebagai PKW atau PKWp, yang terdiri dari:
- RTBL Kota Bengkalis Kecamatan Bengkalis
- RTBL Kota Sungai Pakning Kecamatan Bukit Batu
- RTBL Kota Duri Kecamatan Mandau
d. Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang Terbuka Hijau (RTH)
dan Permukiman Tradisional/Bersejarah
- Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau
Rencana tindak dan investasi RTH di Kota Bengkalis memiliki berbagai
program. Secara garis besar bentuk program perencanaan ruang terbuka
hijau dan hutan Kota Bengkalis, yang mencakup atas 12 (dua belas)
segmen wilayah kajian perencanaan, yaitu :
1. Segmen Jalan Sudirman
2. Segmen Jalan Hang Tuah
3. Segmen Jalan Ahmad Yani
4. Segmen Jalan Antara
5. Segmen Jalan H.O.S Cokroaminoto-Jalan Gatot Subroto
6. Taman Pantai Andam Dewi
7. Lapangan Tugu
8. Taman Pelabuhan Bandar Sri Laksmana
9. Kantor Bupati Bengkalis
10.Taman Batu Ampar dan GOR Perkasa Alam
11.Lapangan Golf dan Waduk PDAM
12.Hutan Kota Bengkalis
Namun rencana RTH untuk wilayah lainnya masih dalam tahap
e. Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
(RISPK)
f. Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan Permukiman
Tradisional/Ged Bersejarah
g. Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran
h. Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan
7.2.4. Usulan Program dan Kegiatan PBL
Pada bagian ini usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan dan
Tabel 5.18
Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bengkalis
No Out put
Indikator output
Rincian Lokasi Vol Sat
Sumber Dana x Rp. 1000.000,00 Tahun APBN APBD
Kegiatan: Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan Termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara 1 Layanan Perkantoran
Jumlah Bulan Layanan Perkantoran 1 a Penyelenggaraan
Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 2 Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Jumlah NSPK Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
2 a RTBL kawasan strategis pariwisata pelabuhan BSSR
Selat Baru pariwisata Rupat Utara
Kec. Bantan
1 Pkt 500 √
2.d RTBL kawasan strategis ekonomi koridor jalan Hang Tuah Duri
Kec. Mandau
1 Pkt 500 √
3 Pembinaan Pelaksanaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara
Jumlah laporan pembinaan penyelenggaraan bidang penataan bangunan dan lingkungan
3 a Bantek dan pendampingan penyusunan Ranperda BG
Kec. Bengkalis
1 Lap 500 √
3 b Fasilitasi penyusunan RTBL 4 Lap √ 3 c Fasilitasi penyusunan
Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Seluruh Kecamatan
1 Kab 800 √
3 d Fasilitasi penyusunan rencana tindak penataan
Kec. Bangkalis,
No Out put
Indikator output
Rincian Lokasi Vol Sat
Sumber Dana x Rp. 1000.000,00 Tahun APBN APBD
dan revitalisasi kawasan Bukit Batu 3 e Fasilitasi Rencana Tindak
Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH)
3 f Fasilitasi penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional Bersejarah
Kec. Bukit Batu
1 Lap 250 √
3 g Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Seluruh Kecamatan
9 Lap 2000 √
4 Pengawasan Pelaksanaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara
Jumlah Laporan Pengawasan Penyelenggaraan Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
4 a Pemeriksaan keandalan bangunan gedung
Lap
No Out put
Indikator output
Rincian Lokasi Vol Sat
Sumber Dana x Rp. 1000.000,00 Tahun APBN APBD 4.d Pendampingan Dukungan
prasarana dan sarana RTH Kota kawasan lapangan pasir dan pelabuhan BSL
Kota Bengkalis
1 Kaw 100 √
4.f Pendampingan PSD kawasan RTH di Kota Duri
Kec. manau
1 Kaw 100 √
4.g Pendampingan Pemb. Dukungan PSD
Dukungan PSD kawasan bersejarah Datuk Laksamana
Kec. Bukit Batu
1 Kws 1500 500 √
5 Bangunan Gedung dan Fasilitasnya
Pengembangan Bangunan Gedung Negara/Bersejarah
5 a Pengembangan Bangunan Gedung Negara dan Bersejarah
Ged
5.b Pengembangan Sarana dan
Prasarana untuk Aksesibilitas BG
Kota Bengkalis
2 Pkt 300 √
No Out put
Indikator output
Rincian Lokasi Vol Sat
Sumber Dana x Rp. 1000.000,00 Tahun APBN APBD
5.a Pembangunan PSD bahaya kebakaran
Sarana dan prasarana revitalisasi kawasan
5.a Pemb. PSD penataan dan revitalisasi kawasan pelabuhan BSSR Selat Baru
Kec. Bantan
1 Kaw 2000 1000 √
5.b Lanjutan dukungan PSD penataan dan revitalisasi kawasan pelabuhan BSSR Selat Baru
Kec. Bantan
1 Kaw 2000 1000 √
5.c Lanjutan dukungan PSD penataan dan revitalisasi kawasan pelabuhan BSSR Selat Baru
Kec. Bantan
1 Kaw 2000 1000 √
6 Penataan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka Hijau (RTH)
No Out put
Indikator output
Rincian Lokasi Vol Sat
Sumber Dana x Rp. 1000.000,00 Tahun APBN APBD
Prov
APBD Kab
Masy Swas CSR 2016 2017 2018 2019 2020 Murni PHLN
7 Sarana dan Prasarana Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah
7.1 Rencana tindak penataan permukiman tradisional/ bersejarah kws Bukit Batu
Kec. Bukit Batu
1 Paket 500 50
7.2 Pemb. Dukungan PSD tradisional/bersejarah
Kec. Bukit Batu
1 Kws 2000 1000
Kec. Bukit Batu
1 Kws 1,500 500 √
7.3 Dukungan PSD kawasan bersejarah Datuk Laksamana
Kec. Bukit Batu
1 Kws 1500 500 √
8 Keswadayaan dan Pemberdayaan Masyarakat Jumlah Kel/ Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (P2KP/PNPM)
8 a Pendampingan
Pemberdayaan Sosial (P2KP/PNPM)
Kel / Desa
2000 1000 √
TOTAL 39.750 16.550
7.3. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
7.3.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan SPAM
Isu-isu strategis dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya
Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah:
5. Peningkatan Akses Aman Air Minum;
6. Pengembangan Pendanaan;
7. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
8. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan;
9. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum;
10. Rencana Pengamanan Air Minum;
11. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat; dan
12. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan
Penerapan Inovasi Teknologi
Persoalan air bersih di Kabupaten Bengkalis merupakan persoalan lama yang
belum terselesaikan dengan baik, hingga saat ini masyarakat secara umum lebih
mengandalkan air bersih dari tadah hujan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain, sulitnya mendapatkan air baku yang memadai dan pengelolaan sumber air
baku yang ada secara ekonomis.
PDAM Kabupaten Bengkalis secara bertahap telah mengupayakan penyediaan
pelayanan air bersih yang hingga saat ini masih belum direkomendasikan sebagai
sumber air minum. Untuk itu peningkatan ketersediaan air bersih perlu dilaksanakan
program penyediaan dan pengolahan air baku dan program pengembangan kinerja
pengelolaan air minum terutama untuk pulau Bengkalis, Duri, Sungai Pakning dan
Rupat.
Sedangkan isu yang terkait dengan pengembangan SPAM di lingkungan
Kabupaten Bengkalis adalah pengembangan sistem SPAM Regional 3 kota, yang
meliputi Kota Bengkalis, Kota Dumai dan Kota Bagan Siapiapi.
B. Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM
Pembahasan yang perlu diperhatikan terkait dengan Kondisi Eksisting
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di kabupaten Bengkalis secara umum
1. Aspek Teknis
Penyelenggaraan pelayanan air bersih di kota bengkalis dilakukan Oleh
Perusahaan daerah Air Minum Cabang Kota Bengkalis yang merupakan cabang
dari PDAM Kabupaten Bengkalis yang mengelolan Pelayanan air bersih Di
Kabupaten Bengkalis
Pelayanan Air bersih kepada masyarakat diberikan dengan system perpipaan
mengenakan jenis sambungan langsung kerumah-rumah atau bangunan milik
pelanggan yang dilengkapi dengan meter air. Setiap kubikasi pemakain air
berdasrkan pencacatan meter air, akan dikenai biaya pemakain sesuai dengan
tarif yang berlaku. Jenis penyambungan hidran Umum tidak ada di Kota
Bengkalis. Pelanggan di kelompokan berdasarkan fungsi bangunan terutama
untuk tujuan pengenaan system tarif yang diberlakukan. Selain itu
pengelompokan pelanggan biasa juga ditujukan untuk pemberian diameter pipa
sambungan dimana untuk pelanggan yang mengkomsumsi air banyak akan
menggunkan pipa sambungan dengan dimater yang lebih besar. Klasisfikasi
Pelanggan PDAM di Cabang bengkalis Terdiri dari :
a. Pelanggan Non Niaga yaitu pelanggan Rumah tangga
b. Pelanggan Niaga yaitu pelanggan bangunan komersial seperti pertokoan
c. Pelanggan Sosial yaitu pelanggan bangunan social seperti mesjid, sekolah
d. Pelanggan industry yaitu pelanggan yang memaki jumlah air yang besar
seperti hotel, pelabuhan, pabrik dan lain-lain
PDAM Bengkalis saat ini memnafaatkan sumber air baku berupa waduk buatan
yang disebut tasik Wonosari. Tasik ini merupakan satu-satunya sumber air yang
ada di Pulau bengkalis yang dinilai paling layk untuk digunakan sebagai sumber
air baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih seluruh masyarakat kota
bengkalis apalgi dalam mengantisipasi pembangunan kota yang pesat.
Air baku yang diambil dari waduk buatan (disebut tasik Wonosari) yang
dialirkan melalui Pipa transmisi air baku PVC diameter 6 + 700 M ke instalasi
pengolahan Air bersih dengan bantuan Pompa. Kemudian Air baku diolah pada
satu unit IPA 2x 15 1/detik sehingga total kapasitas yang tersedia 30 1/ detik.
Air bersih dari IPA disalurkan ke reservoir untuk kemudian dipompkan ke
daerah pelayanan melalui jaringan pipa distribusi.
Ada dua lokasi pengolahan air bersih yang keduanya berlokasi di desa Wonsari.
2 buah IPA yaitu IPA Beton kapasitas 20 1/detik yang direncanakan untuk
direhabilitasi karena kondisinya sudah rusak.
Lokasi IPA yang baru berjarak 700 M dari Tasik Wonosari. Pada Lokasi ini
terdapat IPA berkapasitas 2 x 15 1/detik yang saat ini diopersikan. IPA ini terbuat
dari Konstruksi beton dan terdiri dari 2 unit koagulasi dalam pipa, unit flokulasi
baffle Channel, unit sedimentasi dengan plate Settler dan Pressure serta unit
pompa dosing kimia. Proses netralisasi dan koagulasi terjadi di IPA sebelum
masuk ke bak Flokuasi dengan cara menyuntikan bahan kimia dengan bantuan
pompa dosing.
Reservoir di lokasi yang baru terdiri dari 2 unit. Masing-masing berkapasitas 400
m3 dan 800 m3. Reservoir yang saat ini diopersikan adalh reservoir 400 m3
dengan konstruksi terbuat dari beton, sebagian badannya berada dibawah tanah
dengan sebagain lagi muncul diatas permukaan tanah. Sedangkan konstruksi
reservoir 800 m3 dibuat dari plat baja yang seluruh badannya diatas tanah.
Distribusi air bersih dilakukan dengan tenaga pompa distribusi berpapasitas
Q=30 1/detik dan H= 90 m sebanyak 2 buah. Jaringan pipa distribusi terdiri dari
pipa distribuis berdiameter 250 mm hingga ke diameter 75 mm.jenis pipa yang
digunakan sebagian beesar pipa PVC, dan ada juga sebagian kecil pipa PE
terutama pipa PE. Jangkau pipa distribusi antara lain sudah meliputi kel bengkalis
Kota, Kel Rimba Sekampung, Kel Damon, Desa Kelapapati, sebagian kecil Desa
Pedekik dan Desa Wonosari radius pelayannya kurang lebih baru 3,5 KM.
Hingga di tahun 2014 jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Bengkalis adalah
sebagai berikut.
Tabel 5.19
Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Bengkalis Tahun 2015
No Uraian Satuan Jumlah
1 Sosial Umum Plg 146
2 Sosial Khusus Plg 94
3 Rumah Tangga 1 (R1) Plg 4.300
4 Rumah Tangga 2 (R2) Plg 6.609
5 Rumah Tangga 3 (R3) Plg 263
6 Niaga 1 (N1) Plg 226
7 Niaga 2 (N2) Plg 1.510
8 Niaga 3 (N3) Plg 11
9 Industri Plg 1
10 Tarif Khusus Plg 4
Total 13.164
2. Aspek Pendanaan
Kegiatan pembangunan Daerah tidak lepas dari peran pemerintah Daerah
Kabupaten dan kota yang telah berhasil memanfaatkan segala sumber daya
yang tersedia di daerahnya masing-masing. Dalam upaya memperbesar peran
dan kemampuan daerah dalam pembangunan, pemerintah kabupaten di tuntut
untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan opersional rumah tangganya.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber penerimaan yang
harus selalau dan terus menerus dipacu pertumbuhannya, tetapi harus tetap
menjaga kepentingan investor. Jumlah dan Kenaikan kontribusi PAD akan
sangat berperan dalam rencana kemandirian pemerintah yang tidak ingin
terlalu tergantung dari APBN. Kemajuan daerah dalam memajukan
perekonomian daerahnya terlihat dari perkembangan APBD yang positif diisi
dari penerimaannya dan peranannya dari tahun ketahun makin meningkat. PAD
hanya merupakan salah satu bagian dari sumber utama keuangan daerah untuk
membiaya kegiatan rutin dan kegiatan pembangunan disamping penerimaan
lainnya berupa hasil pajak/bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan dana
alokasi Khusus (DAK) dan penerimaan lainnya.
Kabupaten Bengkalis juga tidak terlepas dari segala kebijakan yang diambil oleh
pemerintah dalam menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kabupaten
Bengkalis mempunyai potensi yang cukup besar bagi penerimaan pajak, PBB
maupun bagi Pendapatan asli daerah lainnya. Perkembangan kabupaten
Bengkalis yang pesat dengan adanya Otonomi Daerah memberikan peluang
sebagai sumber untuk mendapatkan dana yang diperlukan.
Pembiayaan pengelolaan air minum baik sistem jaringan perpipaan maupun
jaringan bukan perpipaan sampai saat ini masih mengandalkan dana APBD
Kabupaten Bengkalis melalui PDAM sebagai induk pengelolahnya.
Untuk penyediaan air bersih berbasiskan pemberdayaan masyarakat melalui
program PAMSIMAS pembiayaannya 70% dari dana APBN, 10% dana APBD,
kontribusi masyarakat desa berupa modal sebesar 4% dan sisianya 16%
kontribusi masyarakat berupa tenaga dan material.
Sesuai dengan ketentuan dari pelaksanaan program PAMSIMAS, alokasi
penganggaran yang wajib dihibahkan kepada kelompok masyarakat masing-