• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Wonogiri Berdasar Wilayah Administarsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Wonogiri Berdasar Wilayah Administarsi"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-1

2.1 KONDISI UMUM

2.1.1 Profil Geografis

A. Kondisi Geografis

Kabupaten Wonogiri dalam skala wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan

salah satu dari 35 kabupaten dan kota yang mempunyai nilai cukup strategis dan

memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan wilayah di Jawa

Tengah Bagian Selatan pada khususnya dan di wilayah Indonesia pada umumnya.

Kabupaten Wonogiri bersama dengan 6 kabupaten dan kota lain di wilayah

SUBOSUKAWONOSRATEN merupakan wilayah pertumbuhan Jawa Tengah Bagian

Selatan, dengan pusat pertumbuhan ada di Kota Surakarta. Kabupaten Wonogiri,

menjadi salah satu daerah yang masuk sebagai kawasan andalan dan kawasan

strategis dalam dokumen RTRW Provinsi Jawa Tengah

Dari segi geografis, Kabupaten Wonogiri terletak di antara 7o32’ dan 8o15’ Lintang Selatan (LS) dan antara 110o41’ dan 111o18’ Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah kurang lebih 182.236,0236 hektar (atau sekitar 5,59% dari luas wilayah

Propinsi Jawa Tengah). Batas Wilayah Kabupaten Wonogiri, yaitu:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar;

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Ponorogo

(Jawa Timur);

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan Kabupaten

Pacitan (Jawa Timur); dan

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (DIY).

Secara administrasi, Kabupaten Wonogiri terbagi atas 25 Kecamatan dengan

251 Desa dan 43 Kelurahan serta 2.306 Dusun/Lingkungan. Letak kecamatan terjauh

yaitu Kecamatan Paranggupito dari ibukota kabupaten sejauh 68 km, kecamatan

terdekat dengan ibukota kabupaten adalah Kecamatan Selogiri. Kecamatan Puhpelem

yang memiliki luas wilayah 3.162 ha merupakan kecamatan yang tersempit

wilayahnya, sedangkan kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Pracimantoro

dengan luas wilayah 14.214,3 ha. Sementara Kecamatan Karangtengah adalah

(2)

LAPORAN AKHIR

atas permukaan air laut dan yang paling rendah adalah Kecamatan Selogiri yang

berada pada ketinggian 106 m di atas permukaan air laut. Gambaran Peta Wilayah

Wonogiri, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar berikut :

Gambar 4.1

Peta Wilayah Kabupaten Wonogiri Berdasar Wilayah Administarsi

Sumber: RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015

Kecamatan yang paling luas di Kabupaten Wonogiri adalah Kecamatan

Pracimantoro dengan luas wilayah 14.214,3245 Hektar, sedang Kecamatan yang

paling sempit adalah Kecamatan Puhpelem yang memiliki luas wilayah 3.161,5400

Hektar. Gambaran luas Kabupaten Wonogiri berdasar kecamatan, selengkapnya dapat

(3)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-3 TABEL 2.1

LUAS KABUPATEN WONOGIRI DIPERINCI MENURUT KECAMATAN

No Kecamatan Luas (Ha)

1 Pracimantoro 14.214,3245

2 Paranggupito 6.475,4225

3 Giritontro 6.163,2230

4 Giriwoyo 10.060,1306

5 Batuwarno 5.165,0000

6 Karangtengah 8.459,0000

7 Tirtomoyo 9.301,0885

8 Nguntoronadi 8.040,5175

9 Baturetno 8.910,3800

10 Eromoko 12.035,8598

11 Wuryantoro 7.260,7700

12 Manyaran 8.164,4365

13 Selogiri 5.017,9805

14 Wonogiri 8.292,3600

15 Ngadirojo 9.325,5560

16 Sidoharjo 5.719,7045

17 Jatiroto 6.277,3620

18 Kismantoro 6.986,1125

19 Purwantoro 5.952,7837

20 Bulukerto 4.051,8455

21 Puhpelem 3.161,5400

22 Slogohimo 6.414,7955

23 Jatisrono 5.002,7400

24 Jatipurno 5.546,4090

25 Girimarto 6.236,6815

Jumlah 182.236,0236

Sumber : Kabupaten Wonogiri dalam Angka, 2010

B. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan untuk areal persawahan di Kabupaten Wonogiri dengan

sistem irigasi relatif kecil, di mana kecenderungannya digunakan sistem budidaya

pertanian yang tidak banyak membutuhkan air dalam jumlah yang relatif banyak,

seperti: tegalan, sawah tadah hujan, hutan dan permukiman

Berdasarkan Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri tahun 2009, diketahui

bahwa lahan Kabupaten Wonogiri yang mempunyai luas 182.236 Ha, dimanfaatkan

untuk sawah, tegalan, bangunan/pekarangan, hutan negara, hutan rakyat dan lain -

lain.

Meninjau kepada distribusi jenis fungsi tersebut, diketahui bahwa bagian

terbesar lahan dimanfaatkan untuk fungsi sawah (17.52 %), tegalan (36.36 %)

(4)

LAPORAN AKHIR

lain - lain (15.83 %). Sementara itu, jenis fungsi yang menggunakan lahan terkecil

adalah fungsi hutan rakyat.

Penggunaan lahan di Kabupaten Wonogiri berdasar data hingga tahun 2010 adalah sebagai berikut:

a. Hutan

 Hutan lindung : 3.928,40 Ha  Hutan produksi tetap : 11.450,10 Ha  Hutan produksi terbatas : 7.943,10 Ha  Hutan rakyat : 36.293,00 Ha

b. Lahan Sawah

 Sawah irigasi : 23.336 Ha  Sawah tadah hujan : 8.376 Ha  Sawah pasang surut : 856 Ha

c. Lahan Kering

 Tegalan dan perkebunan : 58.236 Ha  Permukiman : 37.306 Ha  Usaha lain : 21.658 Ha  Belum/Tidak diusahakan : 119.338 Ha

Secara rinci, luas penggunaan tanah untuk masing-masing fungsi dapat

ditampilkan pada tabel berikut:

TABEL 2.2

PENGGUNAAN TANAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009

No Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha)

Persentase (%)

1. Sawah 32.925 17,52

2. Tegal 66.264 36,36

3. Bangunan/Pekarangan 24.513 13,45

4. Hutan Negara 17.411 9,55

5. Hutan Rakyat 13.270 7,28

6. Lain-Lain 28.853 15,83

Total 182.236 100

(5)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-5 Jenis penggunaan tanah di seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri, berdasar data

yang ada penggunaan lahan untuk tegalan merupakan jenis penggunaan lahan yang

paling besar. Luas keseluruhan penggunaan lahan tegalan pada tahun 2010 mencapai

luas sebesar 66,264 ha atau sebesar 36,36 % dari seluruh luas kabupaten. Selain

tegalan jenis penggunaan lahan yang dominan berturut-turut adalah : sawah, yaitu

sebesar 32.925 Ha, disusul penggunaan untuk lain - lain sebesar 26.853 Ha serta

bangunan/pekarangan sebesar 24.513 Ha

Namun secara umum, jenis fungsi yang dominan berkembang di Kabupaten

Wonogiri berdasarkan luasan pemanfaatan lahan adalah fungsi tegal/kebun dan

sawah. Penggunaan lahan untuk persawahan kebanyakan dijumpai di dataran banjir,

dataran alluvial serta kaki perbukitan. Sedang penggunaan lahan untuk permukiman

dan tegalan menempati hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri.

Penggunaan lahan tegalan umumnya ditanami dengan jenis tanaman ketela pohon,

jagung, kedelai dan padi gogo.

C. Hidrologi

Hidrologi suatu daerah ditentukan oleh kondisi geologi dan iklim, termasuk

banyaknya curah hujan yang terjadi dalam suatu wilayah. Kondisi hidrologi memiliki

peran penting dalam kaitannya dengan pengembangan suatu wilayah, khususnya

dalam penentuan kebutuhan dan kapasitas air tersedia dalam suatu wilayah.

Sedangkan keadaan Iklim menjadi sangat penting bagi kehidupan baik untuk

pertanian maupun perkebunan, oleh karena itu informasi cuaca mulai dari curah hujan,

suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin sangat diperlukan oleh pengguna lahan

pertanian dalam upaya untuk meningkatkan produksi maupun dalam upaya

mengurangi dampak dari perubahan cuaca. Suhu udara ideal di Kabupaten Wonogiri

untuk saat ini sudah sulit tercapai. Seperti tahun 2010 (Semester I) suhu rata – rata yang tercatat adalah sebesar 29,800 C. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh dampak pemanasan global yang saat ini terjadi. Kelembapan udara yang tercatat sebesar

82,54% dengan kecepatan angin rata – rata 0,72 knot.

Wilayah Kabupaten Wonogiri dilalui oleh Sungai / DAS (Daerah Aliran Sungai)

Bengawan Solo yang merupakan salah satu sungai terbesar di Provinsi Jawa Tengah

dengan anak sungai / Sub DAS Keduang, Wiroko, Solo Hulu, Temon, Kali Lanang, Kali

Wuryantoro, Ngunggahan, Kresek, Oyo dan Walikan. Kesemuanya mengalir ke Waduk

Serbaguna Gajah Mungkur Wonogiri dan merupakan hulu Bengawan Solo.

Wilayah Kabupaten Wonogiri memiliki 2 karakteristik hidrologi, yaitu

(6)

LAPORAN AKHIR

Kabupaten Wonogiri yang memiliki pantai alam bertebing (Sembukan) dan landai

(Pantai Nampu), serta dapat dikembangkan sebagai obyek wisata dan karakteristik

hidrologi air tawar berupa telaga yang terletak di daerah pegunungan kapur yang

airnya dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.

Telaga-telaga tersebut terutama tersebar di beberapa kecamatan yaitu : ► Kecamatan Paranggupito

 Desa Paranggupito : Telaga Tangkil, Pindul, Ngrinjing, Cawilan, Bangkan,

Bangkeras, Jira dan Nglosep

 Desa Gudangharjo : Telaga Jarakan

 Desa Sambiharjo : Telaga Mimbu, Kembang dan Gobyong

 Desa Gendayakan : Telaga Piring, Pakis, Bendungan, Glagahombo, Gunggung

dan Glagah

 Desa Ketos : Telaga Kedukan, Buhkulon dan Mati  Desa Gunturharjo : Tlogo Asin, Guntur dan Ngledok  Desa Ngargoharjo : Telaga Duren dan Selir

 Desa Songbledeg : Telaga Puring, Jurangjero, Ngandong dan Weru

► Kecamatan Pracimantoro

 Desa Gambirmanis : Telaga Jamuran, Dangdang dan Tileng  Desa Petirsari : Telaga Sendang dan Braho

 Desa Sumberagung : Telaga Digal

 Desa Joho : Telaga Jlubang dan Kenanga  Desa Watangrejo : Telaga Rejo

 Desa Gedong : Telaga Kracan, Kramean, Nongko dan Winong  Desa Pracimantoro : Telaga Timbang

 Desa Gebangharjo : Telaga Ngenta dan Jati

► Kecamatan Giritontro

 Desa Tlogosari : Telaga Poro, Bawong dan Boto  Desa Sejati : Mata air Teleng

 Desa Bayemharjo : Telaga Jambu dan Dindul  Desa Giritontro : Telaga Bunyak

(7)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-7 Disamping itu, juga terdapat sarana irigasi/dam yang diantaranya adalah Irigasi

Sumber Kakap di Desa Sejati (Kecamatan Giritontro), Dam Candi Muncar di Desa

Bubakan (Kecamatan Girimarto), Waduk Songputri di Desa Sindukarto (Kecamatan

Eromoko), Waduk Baran di Desa Puloharjo (Kecamatan Eromoko), Waduk Parang

Joho di Desa Eromoko (Kecamatan Eromoko), Waduk Kedunguling di Desa

Ngunggahan (Kecamatan Eromoko), Danau Tandon di Desa Pare (Kecamatan

Selogiri), Waduk Ngancar di Desa Selopuro (Kecamatan Batuwarno), Waduk

Nawangan di Desa Platarejo (Kecamatan Giriwoyo) serta Waduk Gunungsengon di

Desa Giritontro (Kecamatan Giritontro).

Semua ini merupakan potensi sumberdaya air yang berada di pedesaan

maupun di perkotaan. Di wilayah perdesaan potensi sumber daya air ini pada

umumnya dipergunakan untuk irigasi dan keperluan sehari-hari. Sedangkan di

wilayah perkotaan dipergunakan oleh PDAM untuk fasilitas air minum. Disamping iti

di mungkinkan untuk di kembangkan sebagai tempat rekreasi (misalnya, Danau

Tandon).

D. Gambaran Fisiografi Daerah

Topografi Kabupaten Wonogiri sebagian besar tanahnya berupa perbukitan,

dengan + 20% bagian wilayah merupakan perbukitan kapur, terutama yang berada di

wilayah selatan Wonogiri. Sebagian besar topografi tidak rata dengan kemiringan

rata-rata 300, sehingga terdapat perbedaan antara kawasan yang satu dengan kawasan lainnya yang membuat kondisi sumber daya alam saling berbeda. Hanya sebagian

kecil wilayah yang memiliki kesuburan dan potensial untuk pertanian. Secara rinci,

Kabupaten Wonogiri terbagi dalam 4 wilayah topografi, yaitu:

1. Wilayah dengan topografi datar (kemiringan lahan 0 – 2%) memiliki luas wilayah 432 Hektar. Wilayah dengan topografi datar ini umumnya termasuk

dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Bengawan Solo Hulu, DAS

Sungai Keduwang, DAS Sungai Wiroko, DAS Sungai Temon, DAS Sungai

Alang serta DAS Sungai Ngunggahan;

2. Wilayah dengan topografi bergelombang (kemiringan lahan 2 – 15%) memiliki luas wilayah 7.865 Hektar. Wilayah dengan topografi bergelombang

ini menempati hampir semua wilayah Kabupaten Wonogiri;

3. Wilayah dengan topografi curam (kemiringan lahan 15 – 40%) memiliki luas wilayah 237 hektar. Wilayah dengan topografi curam ini menempati wilayah

(8)

LAPORAN AKHIR

Girimarto, Jatipurno, Slogohimo, Bulukerto, Puhpelem, Purwantoro dan

Kismantoro; dan

4. Wilayah dengan topografi sangat curam (kemiringan lahan > 40%) memiliki

luas wilayah 96 hektar. Wilayah dengan topografi sangat curam ini

menempati wilayah Kecamatan Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto,

Jatipurno, Slogohimo, Puhpelem, Purwantoro dan Kismantoro

Sedangkan ketinggian dari permukaan laut di wilayah Kabupaten Wonogiri,

secara umum berkisar antara 100 – 600 m di atas permukaan air laut (dpl) dengan ketinggian rata – rata sekitar 275 m di atas permukaan air laut. Wilayah dengan ketinggian terendah adalah Kecamatan Selogiri sedangkan ketinggian tertinggi adalah

Kecamatan Karangtengah. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

TABEL 2.3

TINGGI KECAMATAN DI KABUPATEN WONOGIRI DARI PERMUKAAN AIR LAUT

No. Tinggi Dari Permukaan Laut Kecamatan

(m)

1 0-100 -

2 101-200 106 Selogiri

141 Wonogiri

146 Nguntoronadi

154 Baturetno

165 Wuryantoro

166 Eromoko

169 Giriwoyo

171 Tirtomoyo

195 Giritontro, Paranggupito

3 201-300 235 Bulukerto

238 Manyaran

243 Ngadirojo

245 Jatipurno

250 Pracimantoro

274 Batuwarno

296 Purwantoro

4 301-400 348 Sidoharjo, Kismantoro

5 401-500 411 Jatisrono

470 Slogohimo

497 Girimarto

6 501-600 535 Jatiroto

7 601-ke atas ±600 Karangtengah

(9)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-9 Sekitar 52 % dari seluruh lahan wilayah Kabupaten Wonogiri memiliki

kemiringan < 15% (relatif datar). Sedangkan wilayah yang agak bergelombang yang

memiliki kemiringan antara 15 – 40% atau mencapai sekitar 26 % dari luas wilayah dan sisanya sekitar 22 % merupakan wilayah dengan kemiringan lahan lebih dari 40 %.

E. Geomorfologi dan Geologi Tanah

Geomorfologi wilayah Kabupaten Wonogiri dapat dikelompokkan menjadi

beberapa satuan bentang alam, yaitu:

1. Satuan pedataran alluvium

Secara umum, satuan ini merupakan dataran rendah yang terbentuk dari susunan

batuan hasil endapan alluvial. Penampangnya memanjang dari utara ke selatan

mulai dari Kecamatan Selogiri sampai dengan Kecamatan Eromoko bagian barat.

Satuan ini memiliki kemiringan lereng antara 0 – 8 % dengan ketinggian medan sekitar 50 – 100 m diatas permukaan laut (dpl).

Satuan pedataran alluvium dicirikan oleh sungai-sungai sejajar dan agak berkelok

hingga berkelok tajam, dengan tebing-tebing sungai tidak terjal hingga dangkal dan

lebar.

2. Satuan morfologi kaki gunung api

Satuan morfologi ini tersebar disebelah timur laut daerah Wonogiri, dan merupakan

daerah lereng Gunung Lawu. Ketinggian medannya berkisar antara 75 – 130 m, dibentuk oleh endapan gunung api.

Ciri dari satuan morfologi ini adalah medan agak miring dengan arah agak

memutar dari arah kemiringan ke barat daya, selatan dan tenggara. Berelief halus,

sungai-sungai paralel bervariasi ke arah subradial dengan tebing-tebing sungai

agak terjal.

3. Satuan perbukitan karst

Satuan perbukitan karst terletak dibagian selatan dan barat daya Kabupaten

Wonogiri, dengan elevasi medan sekitar 45 – 400 m. Morfologi satuan ini dicirikan dengan lembah-lembah dan bukit-bukit agak terjal, sempit, berelief agak kasar

dengan kemiringan lereng umumnya 15 – 30 %. Pola aliran sungai memancar sub radial dan penampang badan sungai berbentuk ”V”.

Istilah karst digunakan untuk menggambarkan kompleks dari wilayah dengan ciri

khas dominan tersusun oleh batuan karbonat (batu gamping), mengandung

perekahan disertai pelarutan secara alami sehingga terbentuk morfologi karst yang

(10)

LAPORAN AKHIR

Di beberapa tempat dibagian selatan Kabupaten Wonogiri, dicirikan oleh

keberadaan gua dan sungai bawa tanah yang potensial untuk dimanfaatkan

sebagai sumber air baku.

4. Satuan perbukitan bergelombang landai

Satuan perbukitan bergelombang landai terdapat di bagian tenggara Kabupaten

Wonogiri, berketinggian sekitar 40 – 100 m. Satuan ini dicirikan oleh bentuk medan miring dan bergelombang landai, berelief sedang hingga halus, kemiringan lereng 5 – 15 % dan pola aliran sungai berbentuk sub dendritik.

5. Satuan perbukitan terjal

Satuan ini tersebar di sebelah barat Kota Wonogiri, membentuk Gunung

Tunggangan (280 m), Gunung Tunggul (315 m), Gunung Gajah Mungkur (400 m),

Gunung Kukusan (275 m) dan Gunung Gube (425 m). Ketinggian satuan ini

berkisar antara 200 – 700 m, dengan kemiringan lereng lebih dari 30 %.

Satuan ini dicirikan oleh perbukitan kasar, terjal, bukit – bukit tajam dan sungai-sungai berpenampang ”V” serta tersusun dari batuan breksi vulkanik, lava andesit dan batu pasir tufaan.

Sementara itu, tanah di Kabupaten Wonogiri terdiri dari 6 (enam) jenis tanah

utama, yaitu mediteran, alluvial, grumosol, latosol, regosol dan andosol. Disamping itu

terdapat pula asosiasi dan kompleks dari keenam jenis tanah utama tersebut, sehingga

didapati 13 jenis tanah.

Jenis tanah di Kabupaten Wonogiri berdasarkan sifat, warna, dan letak

lokasinya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Litosol

Jenis tanah ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri, kecuali

pada wilayah Kecamatan Jatipurno, Girimarto, Bulukerto, Giritontro dan

Pracimantoro.

2. Asosiasi Litosol dan Mediteran coklat

Jenis tanah ini tersebar di Kecamatan Batuwarno, Nguntoronadi,

Baturetno, Selogiri, Wonogiri, Purwantoro dan sebagian Kecamatan

Jatisrono.

3. Kompleks Litosol Mediteran dan Ransina

Jenis tanah ini tersebar sebagian besar di Kecamatan Pracimantoro dan

(11)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-11 4. Asosiasi Mediteran coklat kemerah-merahan

Jenis tanah ini tersebar di wilayah Kecamatan Purwantoro, Bulukerto,

Slogohimo dan Jatisrono.

5. Litosol coklat

Jenis tanh ini hanya terdapat di wilayah Kecamatan Bulukerto.

6. Litosol coklat kemerahan

Jenis tanah ini tersebar di wilayah Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo,

Sidoharjo, Jatiroto, Jatipurno dan Girimarto.

7. Kompleks Litosol coklat kemerahan dan Litosol

Jenis tanah Kompleks Litosol coklat kemerahan dan Litosol terdapat di

wilayah Kecamatan Batuwarno dan Tirtomoyo

8. Grumosol kelabu tua

Jenis tanah Grumosol kelabu tua sebagian besar terdapat di wilayah

Kecamatan Selogiri dan sebagian kecil terdapat di wilayah Kecamatan

Wonogiri.

9. Grumosol hitam asosiasi Grumosol

Jenis tanah tersebar di wilayah Kecamatan Eromoko dan Wuryantoro.

10. Grumosol kelabu tua dan Mediteran

Jenis tanah Grumosol kelabu tua dan Mediteran terdapat di sebagian kecil

wilayah Kecamatan Selogiri.

11. Asosiasi Aluvial kelabu dan coklat kelabu

Jenis tanah Asosiasi Aluvial kelabu dan coklat kelabu terdapat di sebagian

kecil wilayah Kecamatan Wuryantoro.

12. Kompleks Regosol kelabu dan Grumosol kelabu

Jenis tanah ini sebagian besar tersebar di wilayah Kecamatan Manyaran

dan Wuryantoro.

13. Kompleks Andosol coklat dan Grumosol kelabu tua

Jenis tanah Kompleks Andosol coklat dan Grumosol kelabu tua terdapat di

wilayah Kecamatan Slogohimo, Jatipurno dan Girimarto.

F. Kondisi Meteorologi

Wilayah Kabupaten Wonogiri yang terletak di selatan Pulau Jawa merupakan

daerah tropis dengan suhu maksimum 35,60 º C dan suhu rata-rata 24,56 º C,

intensitas curah hujan dipengaruhi oleh musim penghujan dan musim kemarau.

Merunut pada curah hujan selama 5 (lima) tahun terakhir, diketahui bahwa curah hujan

(12)

LAPORAN AKHIR

sebaliknya mengalami waktu curah hujan terendah pada sekitar bulan Juli – September.

Dari pencatatan stasiun penakar hujan yang ada di Kabupaten Wonogiri

selama tahun 2009 dapat diketahui bahwa Kabupaten Wonogiri memiliki curah hujan

46.027 mm/th. Data tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Wonogiri mempunyai

tipe curah hujan yang masuk klasifikasi sedang sehingga cukup bermanfaat bagi

penyediaan air kebutuhan air minum masyarakat maupun kebutuhan pertanian

Kabupaten Wonogiri khususnya wilayah tengah - utara.

(13)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-13 TABEL 2.4

JUMLAH HARI HUJAN DAN CURAH HUJAN

DI KABUPATEN WONOGIRI DIPERINCI PER BULAN TAHUN 2009

Sumber : Diolah dari BPS. 2009 Keterangan:*AlatRusak/TidakTercatat

(14)

LAPORAN AKHIR 2.1.2 Profil Demografi

Penduduk merupakan faktor yang sangat penting dalam sistem perencanaan.

Penduduk sebagai subyek dan obyek dalam menentukan kebutuhan ruang sebagai

wadah bagi aktivitas kegiatan. Penduduk dalam suatu ruang akan sangat berpengaruh

terhadap terbentuknya suatu pola dan fungsi aktivitas tertentu. Kondisi kependudukan

di wilayah Kabupaten Wonogiri meliputi struktur penduduk menurut jenis kelamin,

umur, tingkat pendidikan dan persebaran kepadatan. Adapun karakteristik

kependudukan yang ada di Kabupaten Wonogiri lebih lanjut akan dibahas sebagai

berikut :

A. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mengalami peningkatan, yaitu dari

1.121.454 jiwa menjadi 1.234.880 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk yang

dirinci tiap Kecamatan di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 2.5

JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2005-2009

No. Kecamatan Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1. Pracimantoro 66.791 67.311 73.668 75.165 76.088 2. Paranggupito 21.013 21.089 20.608 21.032 21.339

3. Giritontro 24.782 24.816 24.617 25.872 26.511

4. Giriwoyo 47.138 47.171 49.030 49.805 50.437

5. Batuwarno 21.541 21.797 21.318 21.821 22.048

6. Karangtengah 24.608 24.742 24.423 25.289 25.686

7. Tirtomoyo 56.649 56.860 62.013 63.283 64.083

8. Nguntoronadi 27.959 28.091 28.832 29.049 29.538

9. Baturetno 51.302 51.557 55.680 56.861 57.892

10. Eromoko 49.340 49.521 50.858 51.885 52.596

11. Wuryantoro 31.306 31.342 32.584 33.118 33.486

12. Manyaran 41.647 41.703 42.915 43.730 44.440

13. Selogiri 54.126 54.703 57.558 59.643 61.184

14. Wonogiri 87.190 87.793 89.885 93.511 95.802

15. Ngadirojo 59.497 59.888 64.918 67.539 68.997

16. Sidoharjo 47.480 47.800 49.265 50.380 51.285

17. Jatiroto 43.085 43.530 45.391 46.546 47.192

18. Kismantoro 39.603 39.883 42.842 44.058 44.964 19. Purwantoro 58.936 59.318 60.748 62.683 63.826 20. Bulukerto* 36.070 36.230 37.139 37.816 38.870

21. Puhpelem 21.144 21.260 22.385 23.131 23.549

22. Slogohimo 53.628 53.896 58.288 59.492 60.611

23. Jatisrono 67.511 67.908 70.489 72.842 74.100

(15)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-15

No. Kecamatan Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

25. Girimarto 48.762 49.032 52.177 53.371 54.583

Jumlah 1.121.454 1.127.907 1.181.114 1.212.677 1.234.880

Sumber : Kabupaten Wonogiri dalam angka, 2010.

B. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Menurut Kepala Keluarga Dan Jenis

Kelamin Kabupaten Wonogiri 2009

Jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009 adalah 1.234. 880

jiwa, yang terdiri dari 357.343 jiwa kepala keluarga, 620.385 jiwa laki-laki, 614.495 jiwa

perempuan. Secara lebih jelas mengenai jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri

setiap Kecamatan sebagai berikut :

TABEL 2.6

JUMLAH KEPALA KELUARGA DAN PENDUDUK PER KECAMATAN MENURUT JENIS KELAMIN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009

No. Kecamatan Kepala Penduduk Jumlah

Keluarga Laki-laki Perempuan

1. Pracimantoro 23,137 37,626 38,462 76,088

2. Paranggupito 6,794 10,402 10,937 21,339

3. Giritontro 8,139 12,985 13,526 26,511

4. Giriwoyo 15,206 25,152 25,285 50,437

5. Batuwarno 6,601 10,939 11,109 22,048

6. Karangtengah 7,937 12,881 12,805 25,686

7. Tirtomoyo 18,276 32,547 31,536 64,083

8. Nguntoronadi 9,197 14,979 14,559 29,538

9. Baturetno 16,315 29,04 28,852 57,892

10. Eromoko 15,761 26,183 26,413 52,596

11. Wuryantoro 9,797 16,521 16,965 33,486

12. Manyaran 12,648 21,986 22,454 44,440

13. Selogiri 16,702 30,916 30,268 61,184

14. Wonogiri 26,804 48,130 47,672 95,802

15. Ngadirojo 20,580 34,978 34,019 68,997

16. Sidoharjo 14,390 26,005 25,280 51,285

17. Jatiroto 13,663 23,688 23,504 47,192

18. Kismantoro 12,475 22,701 22,263 44,964

19. Purwantoro 17,804 32,069 31,757 63,826

20. Bulukerto* 11,143 19,540 19,330 38,870

21. Puhpelem 7,039 11,618 11,931 23,549

22. Slogohimo 16,653 30,625 29,986 60,611

23. Jatisrono 21,148 37,702 36,398 74,100

24. Jatipurno 13,133 23,402 22,371 45,773

25. Girimarto 16,001 27,770 26,813 54,583

Jumlah 357,343 620,385 614,495 1234,880

(16)

LAPORAN AKHIR

C. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Persebaran penduduk di Kabupaten Wonogiri yang memiliki 25 kecamatan

sebagian besar berada di Kota Wonogiri yang merupakan pusat kegiatan di Kabupaten

Wonogiri. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan

Karangtengah. Pada tahun 2002 terjadi pemekaran Kecamatan Bulukerto menjadi dua

kecamatan yaitu Kecamatan Bulukerto dan Kecamatan Puhpelem sehingga jumlah

penduduknya pun ikut terbagi menjadi dua.

Jika dilihat berdasarkan luas, tiap-tiap kecamatan memiliki kepadatan yang

berbeda. Kota Jatisrono memiliki kepadatan paling tinggi pada tahun 2007 - 2009 yaitu

423 KK atau 1.481 jiwa per kilometer persegi pada tahun 2009, kepadatan penduduk

diperinci per kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut:

TABEL 2.7

KEPADATAN PENDUDUK DIPERINCI PER KECAMATAN PER KILOMETER KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2007-2009

No Kecamatan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa

1 Pracimantoro 157 518 188 529 163 535

2 Paranggupito 100 318 125 325 105 330

3 Giritontro 122 399 154 420 132 430

4 Giriwoyo 145 487 176 495 151 501

5 Batuwarno 123 413 154 422 128 427

6 Karangtengah 88 289 105 299 94 304

7 Tirtomoyo 187 667 222 680 196 689

8 Nguntoronadi 110 359 131 361 114 367

9 Baturetno 174 625 212 638 183 650

10 Eromoko 126 423 150 431 131 437

11 Wuryantoro 114 399 139 406 135 410

12 Manyaran 166 591 199 602 155 612

13 Selogiri 310 1.147 372 1.189 333 1.219

14 Wonogiri 301 1.084 356 1.128 323 1.155

15 Ngadirojo 206 696 248 724 221 740

16 Sidoharjo 238 861 286 881 252 897

17 Jatiroto 206 723 250 741 218 752

18 Kismantoro 166 613 204 631 179 644

19 Purwantoro 279 1.020 343 1.053 299 1.072

20 Bulukerto 259 917 320 933 275 959

21 Puhpelem 208 708 260 732 223 745

22 Slogohimo 245 909 294 927 260 945

23 Jatisrono 399 1.409 480 1.456 423 1.481

24 Jatipurno 223 784 264 807 237 825

25 Girimarto 246 837 290 856 257 875

Jumlah 4.898 17.196 5.922 17.666 5.187 18.001

(17)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-17 D. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan rata-rata penduduk per tahun di Kabupaten Wonogiri

berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2007 sampai tahun 2009 adalah 3.07

%.Tingkat pertumbuhan penduduk tahun 2009 per Kecamatan tertinggi di Kecamatan

Bulukerto dan terendah di Kecamatan Wuryantoro, serta selengkapnya dapat di lihat

pada tabel berikut :

TABEL 2.8

PERTUMBUHAN PENDUDUK PER KECAMATAN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2007 - 2009

No Kecamatan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Pertumbuhan % Pertumbuhan % Pertumbuhan %

1 Pracimantoro 6.357 9,44 1.497 2,03 923 1,23

2 Paranggupito -481 -2,28 424 2,06 307 1,46

3 Giritontro -199 -0,8 1.255 5,1 639 2,47

4 Giriwoyo 1.859 3,94 775 1,58 632 1,27

5 Batuwarno -479 -2,2 503 2,36 227 1,04

6 Karangtengah -319 -1,29 866 3,55 397 1,57

7 Tirtomoyo 5.153 9,06 1.270 2,05 800 1,26

8 Nguntoronadi 741 2,64 217 0,75 489 1,68

9 Baturetno 4.123 8 1.181 2,12 1.031 1,81

10 Eromoko 1.337 2,7 1.027 2,02 711 1,37

11 Wuryantoro 1.242 3,96 534 1,64 368 1,11

12 Manyaran 1.212 2,91 815 1,9 710 1,62

13 Selogiri 2.855 5,22 2.085 3,62 1.541 2,58

14 Wonogiri 2.092 2,38 3.626 4,03 2.291 2,45

15 Ngadirojo 5.030 8,4 2.621 4,04 1.458 2,16

16 Sidoharjo 1.465 3,06 1.115 2,26 905 1,8

17 Jatiroto 1.861 4,28 1.155 2,54 646 1,39

18 Kismantoro 2.959 7,42 1.216 2,84 906 2,06

19 Purwantoro 1.430 2,41 1.935 3,19 1.143 1,82

20 Bulukerto 909 2,51 677 1,82 1.054 2,79

21 Puhpelem 1.125 5,29 746 3,33 418 1,81

22 Slogohimo 4.392 8,15 1.204 2,07 1.119 1,88

23 Jatisrono 2.581 3,8 2.353 3,34 1.258 1,73

24 Jatipurno 2.817 6,93 1.272 2,93 1.018 2,27

25 Girimarto 3.145 6,41 1.194 2,29 1.212 2,27

Jumlah 53.207 4.72 31.563 2.67 22.203 1.83

(18)

LAPORAN AKHIR

E. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Kelamin dan Umur

Jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009 adalah 1.234.880 jiwa,

yang terdiri dari kelompok umur laki-laki dan perempuan dengan jumlah penduduk

perempuan di usia 60 tahun ke atas lebih banyak.

TABEL 2.9

PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2009

No. Kelompok

Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0-4 31.156 29.235 60.391

2. 5-9 44.839 42.033 86.872

3. 10–14 45.008 42.060 87.068

4. 15–19 45.694 43.152 88.846

5. 20–24 45.957 44.534 90.491

6. 25–29 56.616 53.283 109.899

7. 30–34 53.912 48.433 102.345

8. 35–39 51.567 48.390 99.957

9. 40–44 49.178 49.282 98.460

10. 45–49 42.458 44.576 87.034

11. 50–54 37.138 38.228 75.366

12. 55–59 32.575 30.289 62.864

13. 60–64 22.648 25.481 48.129

14. 65–69 21.848 24.637 46.485

15. 70–74 15.959 19.602 35.561

16. 75+ 23.832 31.280 55.112

Jumlah 620.385 614.495 1.234.880

Sumber : Kab. Wonogiri dalam angka, 2010

F. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Secara umum hal yang masih perlu mendapatkan perhatian khusus adalah

peningkatan persentase penduduk untuk memiliki ijazah pada jenjang pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi. Hal ini dapat juga mengindikasikan bahwa kebutuhan

akan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi masih perlu memperoleh perhatian

(19)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-19 TABEL 2.10

DATA PENDUDUK BERDASARKAN TAMATAN PENDIDIKAN KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009

No Tingkat Pendidikan Jumlah

Penduduk %

1 Tidak/Belum Sekolah 218.674 17,71

2 Tidak Tamat Sekolah Dasar/SD/Sederajat 185.202 15,00

3 Tamat Sekolah Dasar/SD/Sederajat 461.546 37,38

4 Tamat Sekolah Lanjutan Pertama/SLP/Sederajat 187.309 15,17 5 Tamat Sekolah Lanjutan Atas/SLA/Sederajat 150.755 12,21

6 Tamat D1/D2 6.425 0,52

G. Jumlah Penduduk Berdasarkan Ketenagakerjaan

Sektor ketenagakerjaan merupakan satu faktor penting bagi pembangunan

ekonomi daerah yang pada akhirnya dapat mengurangi angka pengangguran,

sehingga berdampak memperkecil tingkat kemiskinan pada masyarakat.

Sampai tahun 2010 (Semester I), jumlah angkatan kerja di Kabupaten Wonogiri

sebanyak 866.531 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 317.021 jiwa (36,58%)

setengah penganggur, sedangkan 30.890 jiwa (3,56%) merupakan penganggur

terbuka. Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 835.641 jiwa.

TABEL 2.11

PENDUDUK ANGKATAN KERJA, YANG BEKERJA DAN PENGANGGUR KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2007 – 2010 (Semester I)

NO. HAL

KETENAGAKERJAAN 2007 2008 2009 2010

(20)

LAPORAN AKHIR

H. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kemiskinan

Tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Wonogiri di kelompokkan dalam

beberapa kelompok yaitu pra sejahtera, sejahtera I, sejahtera II, sejahtera III sejahtera

III+. Dari masing-masing kelompok tersebut, jumlah tingkat kesejahteraan keluarga

terbanyak adalah keluarga sejahtera III yaitu 98.194 pada tahun 2009, sedangkan jumlah tingkat kesejahteraan keluarga terbanyak dan paling sedikit di tiap kecamatan dapat di

(21)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-21 TABEL 2.12

TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA PER KECAMATAN SEKABUPATEN WONOGIRI KEADAAN TAHUN 2009

(22)

LAPORAN AKHIR

I. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Sektor ketenagakerjaan merupakan satu faktor penting bagi pembangunan

ekonomi daerah yang pada akhirnya dapat mengurangi angka pengangguran,

sehingga berdampak memperkecil tingkat kemiskinan pada masyarakat.

Sampai tahun 2010 (Semester I), jumlah angkatan kerja di Kabupaten Wonogiri

sebanyak 866.531 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 317.021 jiwa (36,58%)

setengah penganggur, sedangkan 30.890 jiwa (3,56%) merupakan penganggur

terbuka. Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 835.641 jiwa.

TABEL 2.13

PENDUDUK ANGKATAN KERJA, YANG BEKERJA DAN PENGANGGUR KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2007 – 2010 (Semester I)

NO. HAL

KETENAGAKERJAAN 2007 2008 2009 2010

1

J. Struktur penduduk berdasarkan migrasi

Jumlah penduduk yang datang ke Kabupaten Wonogiri selama tahun 2009

sebanyak 24. 175 jiwa dengan nilai IMR 19,73 sedangkan untuk jumlah penduduk

yang pindah ke wilayah lain di luar Kabupaten Wonogiri sebanyak 6319 jiwa dengan

nilai OMR 5,16. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah

TABEL 2.14

RATA-RATA PENDUDUK DATANG TIAP 1000 PENDUDUK TAHUN 2009

No Kecamatan Penduduk Penduduk IMR

Datang Akhir Juni 2009

(23)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-23

No Kecamatan Penduduk Penduduk IMR

Datang Akhir Juni 2009

11 Wuryantoro 572 33366 17,14

RATA-RATA PENDUDUK PINDAH TIAP 1000 PENDUDUK TAHUN 2009

No Kecamatan Penduduk Penduduk OMR

Pindah Akhir Juni 2009

(24)

LAPORAN AKHIR 2.1.3 Profil Ekonomi

A. Produk Domestik Regional Bruto

Berdasarkan data PDRB Atas dasar harga (Adh) berlaku pada kurun 2 tahun

terakhir dapat dianalisis PDRB per kapita yang merupakan indikasi kasar terhadap

pendapatan per kapita suatu daerah. PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2009

adalah sebesar Rp 5.734.448,11 (juta) sedangkan pada tahun 2010 mungkin menjadi

sebesar Rp 6.444.585,27 (juta). Lebih lengkap perkembangan PDRB atas dasar harga

berlaku dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 2.16

PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU 2000

KABUPATEN WONOGIRITAHUN 2009-2010 Satuan (Jutaan)

No Uraian Tahun

2009 2010

1 Pertanian 2.893.087,60 3.263.454,80

2 Pertambangan dan Penggalian 32.248,34 35.498,28

3 Industri Pengolahan 312.100,07 354.104,68

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 47.428,55 53.907,49

5 Bangunan 189.432,12 224.252,08

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 740.952,01 838.151,01

7 Pengangkutan dan Komunikasi 516.068,57 535.109,25

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 221.106,33 250.369,41

9 Jasa-Jasa 782.024,52 889.728,27

Jumlah 5.734.448,11 6.444.585,27

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kab. Wonogiri 2009-2010

PDRB atas dasar harga konstan tahun 2009 mencapai Rp 2.901.577,44

sedangkan pada tahun 2010 mencapai Rp 2.992.794,29. Lebih lengkap

(25)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-25 TABEL 2.17

PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

KABUPATEN WONOGIRITAHUN 2009 – 2010 Satuan (Jutaan)

No Uraian Tahun

2009 2010

1 Pertanian 1.465.125,08 1.472.208,16

2 Pertambangan dan Penggalian 24.285,17 25.564,63

3 Industri Pengolahan 134.460,84 144.317,28

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 16.641,75 17.730,89

5 Bangunan 123.115,78 133.736,11

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 379.683,03 398.224,51

7 Pengangkutan dan Komunikasi 269.022,31 276.049,78

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 122.612,77 130.960,76

9 Jasa-Jasa 366.630,71 394.002,17

Jumlah 2.901.577,44 2.992.794,29

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kab. Wonogiri 2009-2010

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan PDRB atas dasar harga

konstan dari tahun 2009 ke tahun 2010 menunjukkan hasil yang baik karena berada

pada angka positif.

B. Tingkat Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Laju ekonomi

Indeks Harga Konsumen (IHK) menggambarkan perubahan harga dari berbagai

barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat secara umum. Angka ini digunakan

untuk mengukur perubahan atau perbandingan antar variabel perekonomian. IHK

merupakan indikator ekonomi makro yang cukup populer untuk memberikan gambaran

tentang laju inflasi suatu wilayah/daerah. Perubahan IHK secara langsung akan

berhubungan dengan kemampuan daya beli masyarakat / konsumen, sehingga

naik-turunnya perubahan IHK akan mencerminkan pula naik-naik-turunnya daya beli

masyarakat. Indek Harga Konsumen Kabupaten Wonogiri sampai dengan bulan Juni

tahun 2010 berdasarkan Tahun Dasar 2007 adalah 116,85. Laju Inflasi Kota Wonogiri

sampai dengan bulan Juni 2010 adalah 1,78 % atau relatif rendah. Gambaran

(26)

LAPORAN AKHIR

TABEL 2.18

PERKEMBANGAN IHK DAN INFLASI DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2006-2010

Komponen Inflasi Satuan 2006 2007 2008 2009 2010 (Smt 1)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Indek Harga Konsumen

(ADH Tahun 2007 ) Indeks 94.22 100.00 111.55 114.81 116.85

2. Laju Inflasi % 8.86 6.13 11.54 2.89 1.78

Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun

2010 (Semester I), Diambil seperlunya.

Gambar 2.1

Tren Laju Inflasi di di Kabupaten Wonogiri Tahun 2008 dan Tahun 2009

Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri dan BPS Kab. Wonogiri. (2010). Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Kota Wonogiri Tahun 2009, Diambil seperlunya.

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa, garis biru menggambarkan laju inflasi

tahun 2009 selama 12 (dua belas) bulan, dengan perbandingan kondisi bulan Januari -

Desember 2008 yang di gambarkan dengan garis warna kuning. Dalam grafik terlihat

bahwa Laju inflasi selama tahun 2009 relatif lebih rendah bila dibanding dengan inflasi

tahun 2008. Rata-rata inflasi sebulan sebesar 0,24% dengan deflasi terjadi 2 (dua) kali

yaitu pada awal tahun -0,47% dan di bulan November -0,15%; sedangkan inflasi

tertinggi terjadi pada bulan September karena naiknya harga-harga kebutuhan pokok

(27)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-27 dari pergerakan grafik laju inflasi tahun 2008 bergaris orange yang sangat dinamis

yang puncak inflasinya terjadi di bulan Juni sebesar 2,69%.

C. Pontensi Ekonomi Daerah

Sektor Pertanian

Luas lahan pertanian di wonogiri lebih dari 98.189 Ha, sangat potensial guna

pengembangan investasi baik untuk budidaya tanaman pangan maupun holtikultura.

Sektor pertanian telah didukung sarana irigasi sebanyak 3.970 unit dengan panjang

1.560 km. Produksi padi sawah tahun 2009 mengalami sedikit kenaikan dari 56,09

kw/ha menjadi 59,73 kw/ha dan padi gogo dari 32,89 kw/ha menjadi 9,86 kw/ha.

Sedangkan untuk palwija bervariasi untuk masing-masing komoditi. Beberapa

komoditas pertanian yang potensial untuk dikembangkan antara lain jagung dengan

produksi rata-rata yang mampu mencapai 3.771.109 Kw jagung kering giling. Bahkan

jika dikelola dengan pola intensifikasi tingkat produksinya lebih banyak. Kemudian ada

ubi kayu, kedelai, dan kacang tanah. Ketersediaan pangan untuk padi dan jagung di

Kab. Wonogiri surplus masing - masing sebesar 298.9165 Kw padi dan 3.771.109 Kw

jagung. Dari skoring Ketahanan pangan Kab. Wonogiri masih dalam kategori aman

(hijau) meskipun di 1 kecamatan dalam kategori kuning. Kabupaten Wonogiri juga

memiliki areal lahan kering sekitar 65.381 ha yang potensial untuk pengembangan

tanaman perkebunan. Ditunjang dengan topografi tanahnya yang berada 300 601 dpl.

Komoditas perkebunan yang dapat dikembangkan antara lain mete, cengkeh dan

cincau/janggelan. Sementara untuk tanaman Produksi Pangan dapat dilihat dari tabel

berikut

TABEL 2.19

LUAS PANEN RATA-RATA PRODUKSI

DAN PRODUKSI BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010

(28)

LAPORAN AKHIR

Untuk tanaman holtikultura buah-buahan terjadi kenaikan produksi antara lain

alpokat dan jambu biji dibandingkan tahun 2008, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

TABEL 2.20

JUMLAH TANAMAN YANG PRODUKTIF DAN PRODUKSI BUAH-BUAHAN DI KABUPATEN WONOGIRI

(29)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-29 Sektor Pertambangan

Kabupaten Wonogiri juga memiliki berbagai macam bahan galian. Diantaranya

emas, tembaga, mangan dan galena, serta galian non logam seperti batu gamping,

andesit, pasir kuarsa dan banyak lagi. Mereka Hidup dari Batu. Hidup dari "makan"

batu. Kiranya, idiom ini berlaku bagi sebagian penduduk di Kabupaten Gunung Kidul

(DI Yogyakarta) dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah). Penambangan batu kapur

(karst) sebagai mata pencarian utama terus berlangsung, seiring hasil pertanian yang

tidak memadai. "Ora nambang watu yo ora mangan, lha tani mboten wonten hasile.

(Tidak menambang batu ya tidak makan. Bertani tidak ada hasilnya-Red)," tutur

Martono (60), warga Dusun Nangkasepet, Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong,

Wonogiri. Bentang alam karst yang tandus dan tidak dialiri air menjadikan kekeringan

dan kegagalan panen saat musim kemarau merupakan "musibah" rutin bagi sebagian

warga. Bukan saja sawah tadah hujan milik warga mengalami kekeringan akibat tidak

turunnya hujan, namun juga sungai, telaga, dan sumur warga pun kering kerontang.

Hasil pertanian yang tidak menentu juga menyebabkan warga tidak memiliki kepastian

penghasilan. Terjadilah alih profesi sebagai pekerja jasa. Sekadar contoh, sebagian

besar pengusaha bus antarkota antarprovinsi di Jawa merupakan warga dari Wonogiri.

Uniknya, tidak semua perantau dari Pegunungan Seribu itu mau berlama-lama di

perantauan. Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari penghasilan yang pas-pasan,

biaya hidup yang terlalu tinggi, kehidupan sosial yang tidak nyaman, hingga keinginan

untuk mati di tanah asal. Karena itu, lahan karst-bukan hanya milik warga tetapi juga

milik negara-pada akhirnya tetap dijadikan sandaran penghasilan, baik sebagai mata

pencarian utama, musiman, ataupun alternatif. Penambangan batu kapur rakyat

dilakukan dengan alat-alat yang sederhana. Di antaranya palu, bodem, dan pacul. Tiap

kelompok memiliki lahan sendiri, yang biasanya telah disepakati. Namun, ada pula

penambangan yang dilakukan secara perorangan. Hasil akhir dari penambangan jenis

ini, seperti di jalan Wonogiri-Pracimantoro Kilometer 7, berupa bahan untuk fondasi

(umpak) bangunan. Hal serupa terlihat pula pada penambangan batu kapur di sisi

barat Taman Wisata Air Wajahmungkur yang telah menggerus sisi kanan-kiri

(30)

LAPORAN AKHIR

TABEL 2.21

BANYAKNYA SIPD, LUAS AREAL DAN TENAGA KERJA YANG ADA DI KECAMATAN KAB. WONOGIRI TH 2010

JENIS GALIAN : BATU GAMPING/KAPUR

Kecamatan

JENIS GALIAN : TANAH LIAT

Kecamatan

JENIS GALIAN : BATU KALI/SIRTU

(31)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-31 JENIS GALIAN : ANDESIT

Kecamatan

JENIS GALIAN : BATU SPLIT

Kecamatan

Sumber Data : Wonogiri Dalam Angka 2010

Sektor Industri Pengolahan

Jumlah industri sedang dan besar yang dicatat oleh BPS di Kab. Wonogiri

sebanyak 29 usaha. Yang dimaksud dengan industri sedang adalah industri

pengolahan yang memperkerjakan karyawan 20 -99 orang dan industri besar yang

memperkerjakan 100 orang atau lebih. Industri besar hanya dijumpai di Kecamatan

Wonogiri dan Selogiri.

Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel pertambahan investasi dibawah ini

sebagai berikut :

(32)

LAPORAN AKHIR

TABEL 2.22

JUMLAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN INDUSTRI SEDANG DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010

No Kecamatan Industri Jumlah

Besar Sedang

1 Pracimantoro - 2 2

2 Paranggupito - - -

3 Giritontro - - -

4 Giriwoyo - - -

5 Batuwarno - - -

6 Karangtengah - - -

7 Tirtomoyo 1 1 2

8 Nguntoronadi - - -

9 Baturetno - - -

10 Eromoko - - -

11 Wuryantoro - - -

12 Manyaran - 1 1

13 Selogiri 1 2 2

14 Wonogiri - 4 4

15 Ngadirojo - 1 1

16 Sidoharjo - - -

17 Jatiroto - - -

18 Kismantoro - - -

19 Purwantoro - - -

20 Bulukerto - - -

21 Puhpelem 1 - 1

22 Slogohimo - - -

23 Jatisrono - 2 2

24 Jatipurno - - -

25 Girimarto - - -

Jumlah 3 13 16

(33)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-33 TABEL 2.23

NILAI PENJUALAN BARANG-BARANG EKSPOR NON MIGAS KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010

No. Nama

Perusahaan Komodit Volume

Nilai

Negara Tujuan (000 Rp)

1 PT. Air Mancur Jamu

tradisional 2.567.448 bks 3.265.979.785 Singapura

2 Giri Putra Minyak atsiri 205 kw 389.6 Jerman,

batu obsidian 1.0092 unit 127.576

Jerman, Belgia,

(34)

LAPORAN AKHIR

Sektor Pariwisata

Sekotr pariwisata juga memiliki potensi yang tidak kalah besar, diantaranya

wisata alam Pantai Nampu dan Pantai Sembukan, wisata Karst Gunung Sewu serta

Taman rekreasi Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur. Dari catatan BPS bahwa ada 18

hotel / losmen / penginapan yang beroperasi di Kab. Wonogiri, 1 di antaranya berada

di Kecamatan Baturetno, 2 di Kecamatan Selogiri dan yang lain berada di Kecamatan

Wonogiri.

Potensi obyek wisata menyebar di seluruh Kabupaten Wonogiri mulai dari

obyek wisata rekreasi, 9 pegunungan, 19 Gua, 5 Hutan, 4 Telaga, 5 Fenomena Alam,

24 Peninggalan Sejarah, 6 Agrowisata, 8 Wisata Spiritual, 2 Wisata Pendidikan dan

Spiritual, 2 Wisata Tirta, 2 Sendang sampai dengan 7 pantai. Namun sampai dengan

tahun 2009 hanya 4 obyek wisata yang di kelola untuk menambah pendapatan asli

daerah. Keempat lokasi / obyek wisata tersebut adalah Obyek Wisata Gajahmungkur

(Sendang), Kayangan - Tirtomoyo, Goa Putri Pracimantoro dan Sendang Siwani

Selogiri. Dari obyek wisata Yang sudah di kelola jumlah pengunjung sebanyak 302.376

orang dengan nilai karcis Rp. 472.179.000.

Sektor Angkutan, Informasi dan Komunikasi

Sektor Jasa : Jumlah armada bus AKDP sebanyak 249, AKAP sebanyak 558

bus, angkutan pedesaan sebanyak 607, truk 2 as sebanyak 1.655 truk, truk 3 as

sebanyak 53 truk dan pick up sebanyak 2.400 truk. Dari jumlah bus tersebut paling

banyak di jumpai di Kec. Ngadirojo dan Kec. Wonogiri. Selain bus angkutan

penumpang lain yang ada di Kab. Wonogiri adalah kereta api, dari catatan PT. KAI

yang beroperasi di Kab. Wonogiri tahun 2009 penumpang yang diangkut 21.391

penumpang.

Lalu lintas surat pos tahun 2009 mencapai 179.339 baik di kirim maupun

diterima, sebanyak 88 surat dikirim ke luar negeri. Sementara lalu lintas paket pos

pada tahun yang sama di kirim sebanyak 4.545 buah dan yang dikirim keluar negeri

133 buah, sedangkan yang diterima sejumlah 8.420 paket. Tahun 2009 Kantor Pos

Wonogiri mencatat jumlah wesel yang diterima sebanyak Rp. 41.196.439.679. Nilai

wesel diterima paling tinggi pada bulan Desember sebesar Rp. 4.868.937.600 dan

paling rendah bulan Januari, sedangkan wesel yang dikirim hanya Rp. 5.395.114.106.

Realisdasi kredit dan pelunasan di Perum Pegadaian se Kabupaten Wonogiri tahun

2009 mencapai Kredit (Barang 77.723 dan Uang Rp 79.089.518 000), Pelunasan

(Barang 78.877 dan Uang Rp 74.693.564 000), Lelang (Barang 1.014 dan Uang Rp

(35)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-35 Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank

Jumlah Koperasi Simpan Pinjam Kabupaten Wonogiri tahun 2009 yaitu 7.533

Koperasi. Sedangkan untuk lembaga keuangan bank yaitu BPD salah satu andalan

yang di punyai Pemerintah Kabupaten Wonogiri, disamping ada bank yang lainnya

sperti : BRI, BANK Mandiri, BKK dan BPR, BCA, Danamon, Lippo Bank serta BNI. Dari

catatan Bank Indonesia bahwa jumlah Pada tahun 2009 besarnya jumlah Deposito,

Giro dan tabungan di bank umum dan BPR Kabupaten Wonogiri diperinci per bulan

sebagai berikut :

TABEL 2.24

JUMLAH DEPOSITO, GIRO DAN TABUNGAN DI BANK UMUM DAN BPR KAB. WONOGIRI

DIPERINCI TIAP BULAN TAHUN 2010 (DALAM JUTAAN RUPIAH)

No. Bulan Deposito Giro Tabungan Jumlah

Jumlah 2.663.291 1.275.193 6.746.132 10.683.87

Sumber: Data Wonogiri Dalam Angka Tahun 2010

TABEL 2.25

BESARNYA PINJAMAN YANG DIKELUARKAN DI BANK UMUM DAN BPR KABUPATEN WONOGIRI

DIPERINCI PER BULAN PADA TAHUN 2010 (DALAM JUTAAN RUPIAH)

(36)

LAPORAN AKHIR

LQ=

Si / Ni

S / N

No. Bulan Kredit

Kredit Persentase

UMKM

UMKM Terhadap

Kredit

10 Oktober 1.433.427 345.768 24,12

11 Nopember 1.453.301 360.848 24,83

12 Desember 1.455.913 359.703 24,71

Jumlah 16.346.885 4.739.271 349.38 Sumber: data Wonogiri Dalam Angka Tahun 2010

Sektor Ekonomi Basis

Analisis sektor basis merupakan analisis untuk mengetahui sektor-sektor yang

berpengaruh kuat terhadap perekonomian di wilayah ini. Sektor yang berpengaruh kuat

ini adalah sektor basis (base sector). Dalam penentuan basis ekonomi ini digunakan

Metode Location Quotient (LQ). Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk

mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu.

Adapun dalam perhitungan yang dilakukan, basis ekonomi ini berdasarkan atas

nilai PDRB dengan perhitungan yang menggunakan rumus :

Keterangan :

LQ : Nilai LQ pada tahun tertentu

Si : Besarnya PDRB sektor I ( pendapatan ) daerah analisa

Ni : Jumlah PDRB total didaerah analisa pada tahun tertentu

S : Besarnya PDRB sektor I ( pendapatan ) di skala regional

N : Jumlah PDRB total di skala regional

Nilai dari LQ akan menunjukan kemampuan dari suatu daerah dalam sektor

tertentu, yaitu apabila :

 Nilai LQ < 1, berarti daerah yang bersangkutan mempunyai

kecenderungan untuk impor dari daerah lain karena tidak mampu

memenuhi kebutuhan pada sektor tertentu.

 Nilai LQ = 1, berarti daerah yang bersangkutan mampu mencukupi

(37)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-37  Nilai LQ > 1, berarti daerah yang bersangkutan mampu memenuhi

kebutuhan pada sektor tertentu dan mempunyai kecenderungan ekspor

ke daerah lain.

Perhitungan nilai LQ untuk sektor ekonomi basis berdasarkan pada PDRB atas

dasar harga konstan tahun 2009 dan 2010 di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

TABEL 2.26

NILAI LQ UNTUK EKONOMI BASIS BERDASARKAN NILAI PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009-2010 (Jutaan Rp)

No Uraian Tahun LQ

2009 2010

1 Pertanian 1.465.125,08 1.472.208,16 1,02

2 Pertambangan dan Penggalian 24.285,17 25.564,63 0,97

3 Industri Pengolahan 134.460,84 144.317,28 0,96

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 16.641,75 17.730,89 0,96

5 Bangunan 123.115,78 133.736,11 0,94

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 379.683,03 398.224,51 0,98 7 Pengangkutan dan Komunikasi 269.022,31 276.049,78 1,01 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 122.612,77 130.960,76 0,96

9 Jasa-Jasa 366.630,71 394.002,17 0,95

Jumlah 2.901.577,44 2.992.794,29 1

Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2011

D. Investasi/Penanaman Modal

Investasi pembangunan di Kabupaten Wonogiri berasal dari bantuan/investasi

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Wonogiri sendiri.

Investasi Pemerintah Pusat dan Provinsi masih merupakan bagian investasi yang

terbesar, apabila diperbandingkan dengan investasi dari Pemerintah Kabupaten

Wonogiri sendiri. Indikasi ini terlihat dari kecilnya nilai PAD apabila dibandingkan

dengan belanja rutin dan pembangunan secara keseluruhan. Dengan fenomena ini

berarti bahwa pada era otonomi daerah ini Kabupaten Wonogiri masih sangat

tergantung dari Pemerintahan di atasnya, karena ketidak-mampuannya mendanai

pembangunan secara menyeluruh. Upaya-upaya penggalangan dana telah

dilakukannya, baik melalui kesempatan pertemuan lokakarya, konsultasi regional

maupun dengan strategi menjemput bola melalui pemaparan program-program

strategis prioritas yang dapat dikerjasamakan dengan Pemerintah Pusat, Provinsi

maupun pihak masyarakat/swasta. Strategi yang dibarengi dengan kemampuan

(38)

LAPORAN AKHIR

maupun Provinsi ini, telah berhasil merealisasikan program-program strategis prioritas

di Kabupaten Wonogiri.

Melalui pola-pola penggalangan investasi yang sama, di masa mendatang akan

diupayakan untuk kegiatan-kegiatan strategis yang berdampak langsung baik untuk

pembangunan fisik maupun keterkaitannya dengan multiplier efek ekonomis lainnya

bagi pengembangan kesejahteraan masyarakat. Untuk pola ini dalam jangka

menengah akan diupayakan merealisasikan Program Pengembangan Kawasan

Perbatasan, Pembangunan embung-embung di beberapa Kecamatan, serta

kemungkinan untuk merealisasikan Industri-pengolahan

Pendapatan Daerah Kabupaten Wonogiri terdiri dari Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dan pendapatan yang berasal dari anggaran Pembangunan Pemerintah atau

instansi. Jumlah seluruh pendapatan ini kurang lebih sebesar Rp 854.438.000.000,-

pada tahun 2009. Sebagian besar pendapatan ini berasal dari hasil pajak, retribusi

daerah, bagian laba usaha daerah dan lain- lain.

E. Kondisi Keuangan Daerah

Pendapatan Kabupaten Wonogiri selama tahun 2009 sebesar Rp 854.438 juta

dan belanja sebesar Rp 795.752 juta rupiah. Untuk sumber penerimaan terbesar dari

APBD Kabupaten Wonogiri bersumber dari pendapatan transfer yang mencapai 90,77

%, sedangkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya 6,68 % saja dan sisanya

dari penerimaan lainnya. Dari Dana Perimbangan 84,94 % berasal dari Dana Alokasi

Umum. Sedangkan untuk pinjaman dari daerah bisa dilihat pada tabel 2.27. Untuk

(39)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-39 TABEL 2.27

REALISASI PENDAPATAN APBD KABUPATEN WONOGIRI TAHUN ANGGARAN 2009

URAIAN Jumlah

Juta (Rp)

I PENDAPATAN 854.438

1.1 Pendapatan Asli Daerah 57.093

1.1.1 Pajak Daerah 8.669

1.1.2 Retribusi Daerah 19.704

1.1.3 Bagian Laba Usaha Daerah 4.665

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 24.055

1.2 Pendapatan Transfer 775.648

1.2.1 Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 723.506 1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 38.553

1.2.1.2 Pos Dana Alokasi Umum 614.559

1.2.1.3 Pos Dana Alokasi Khusus 70.354

1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 21.393

1.2.2.1 Dana Otonomi Khusus -

1.2.2.2 Dana Penyesuaian 21.393

1.2.3 Transfer Pemerintah Provinsi 30.749

1.2.3.1 Dana Bagi Hasil Pajak 30.385

1.2.3.2 Dana Bagi Hasil Lainya 364

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 21.697

II PEMBIAYAAN

2.1 Penerimaan Pembiayaan 169.193

2.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) 162.664

2.1.2 Pencairan Dana Cadangan _

2.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan _

2.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah Dari Propinsi _

2.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman dari Propinsi 2.000

2.1.6 Penerimaan Piutang 4.350

JUMLAH PENERIMAAN 2009 1.023.631

JUMLAH PENERIMAAN 2008 1.020.654

JUMLAH PENERIMAAN 2007 818.958

JUMLAH PENERIMAAN 2006 692.229

JUMLAH PENERIMAAN 2005 507.340

(40)

LAPORAN AKHIR

TABEL 2.28

REALISASI BELANJA APBD KABUPATEN WONOGIRI TAHUN ANGGARAN 2009

URAIAN Jumlah

Juta (Rp)

III BELANJA

3.1 Belanja Operasi 795.752

3.1.1 Belanja Pegawai 583.891

3.1.2 Belanja Barang dan Jasa 107.894

3.1.3 Belanja Bunga _

3.1.4 Belanja Subsidi _

3.1.5 Belanja Hibah 55.462

3.1.6 Belanja Bantuan Sosial 4.830

3.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 43.596

3.2 Belanja Modal 84.544

3.2.1 Belanja Tanah 3.234

3.2.2. Belanja Peralatan dan Mesin 14.543

3.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan 18.676

3.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 45.405

3.2.5 Belanja Asset Tetap Lainnya 1.776

3.2.6 Belanja Asset Lainya 909

3.3 Belanja Tidak Terduga 140

3.3.1 Belanja Tidak Terduga 140

3.4 Transfer 23.159

3.4.1 Transfer Bagi Hasil _

3.4.1.1 Bagi Hasil Pajak _

3.4.1.2 Bagi Hasil Retribusi 2.067

3.4.2 Belanja Keuangan Kepada Pemerintah Desa 21.092

IV PEMBIAYAAN

4.1 Pengeluaran Pembiayaan 11.448

4.1.1 Pembentukan Dana Cadangan _

4.1.2 Penyertaan Modal 7.270

4.1.3 Pembayaran Pokok Utang 2.178

4.1.4 Pemberian Pinjaman Daerah 2.000

4.1.5 Pembayaran Pinjaman Kepada Propinsi _

JUMLAH PENGELUARAN 2009 915.402

JUMLAH PENGELUARAN 2008 857.990

JUMLAH PENGELUARAN 2007 649.591

JUMLAH PENGELUARAN 2006 692.229

JUMLAH PENGELUARAN 2005 507.340

(41)

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016 Kabupaten Wonogiri

II

-41 2.1.4 Profil Sosial Budaya

A. Tingkat Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu fokus utama dalam Tujuan

Pembangunan Global atau Millenium Development Goals (MDGs). Di samping

masalah kemiskinan, juga masih banyak penduduk yang rawan sosial, yang

dapat dilihat dari jumlah fakir miskin di Kabupaten Wonogiri. Fakir miskin di

Kabupaten Wonogiri mengalami peningkatan dari sekitar 90.982 KK pada tahun

2006, menjadi sebanyak 92.458 KK pada tahun tahun 2010. Sedang berdasar

pentahapan keluarga sejahtera, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 2.29

JUMLAH PENDUDUK MISKIN DAN TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2006 - 2010

Kemiskinan Satuan 2006 2007 2008 2009 2010*)

Jumlah Penduduk miskin KK 126,290 125,417 100,447 94,044 94,044

1. Perdesaan Org - - - 324,648 324,648

2. Perkotaan Org - - - - -

Tahapan Keluarga Sejahtera

1. Keluarga Pra Sejahtera KK 76,509 74,189 73,307 70,717 70,843

2. Keluarga Sejahtera I KK 64,631 65,296 64,573 65,168 65,458

3. Keluraga Sejahtera II KK 73,921 76,810 80,477 86,955 87,081

4. Keluarga Sejahtera III KK 95,236 96,471 98,837 98,194 98,555

5. Keluarga Sejahtera III+ KK 2,516 3,019 3,196 3,550 3,226

Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010

Sumber : BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya.

Berdasarkan Tahapan Keluarga Sejahtera, Jumlah Keluarga Pra

Sejahtera di Kabupaten Wonogiri dari tahun 2006–2010 mengalami penurunan menjadi 70.843 KK, sedangkan KS I sampai dengan KS III + mengalami

peningkatan. Jumlah masing-masing tahapan Keluarga Sejahtera sampai

dengan tahun 2010 adalah sejumlah 65.458 KK (KS I ); sejumlah 87.081 KK

(KS II ); sejumlah 98.555 KK (KS III); dan sejumlah 3.226 (KS III Plus).

Selengkapnya lihat pada Gambar di atas.

Berdasarkan kriteria kemiskinan yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten

Wonogiri, yakni Keluarga Miskin Sekali yaitu keluarga yang pendapatan

Gambar

Gambar 4.1
TABEL 2.1  LUAS KABUPATEN WONOGIRI DIPERINCI MENURUT KECAMATAN
TABEL 2.2
TABEL 2.3  TINGGI KECAMATAN DI KABUPATEN WONOGIRI DARI  PERMUKAAN AIR LAUT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir nyang bersumber