PENGARUH KEDISIPLINAN SHALAT ORANG TUA TERHADAP
KEBERAGAMAAN ANAK
(Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 03 Kab. Semarang Tahun 2010)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
KIBTIYAH
NIM: 11408157
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
PERSETUJUAN PEMBIMBING
L am p:
-Hal : Pengiriman Naskah Skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan rnangadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : KIBTIYAH
Nim : 114 08 157
Jurusan/progdi: Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA TERHADAP
KEBERAGAMAAN ANAK (STUDI KASUS PADA SISWA
SDN BAWEN 0 3 TAHUN 2010)
Demikian nota pembimbing ini saya sampaikan untuk bisa di gunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wh.
Salatiga, 10 Agustus 2010
Pembimbing
Drs. NASAFI. M.Pdi
KEMENTRIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga Website : www.stainsalatiga.ac.id Email : akademik@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara Kibtiyah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408157 yang berjudul Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap Keberagamaan Anak telah di munaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu,
28 agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Panitia Ujian
Salatiga, 18 Romadlon 1431 28 Agustus 2010
Sekretaris Sidang
D r.; tahmat Hanyadi, M.Pd.
NIP.J9670112 199203 1 005
Nama Kibtiyah
NIM 11408157
Jurusan Tarbiyali
Program Studi: Pendidikan Agama Islam
Judul : Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap
Keberagamaan Anak (Studi Kasus Pada Siswa SDN
Bawen 03 Tahun 2010).
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, Agustus 2010
Pembimbing
/jM A T '
Drs. H. Nasafi, M.Pd.I
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama . Kibtiyah
NIM : 11408157
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini di kutip atau di rujuk berdasarkan
kode etik ilmiah
Bawen, 10 Agustus 2010
Yang menyatakan
Kibtiyah
t >v i i 9- v } * z~ ' ' 0 S * v '* t* t ? ^ c iv
Oj>Si S/j J
lj^= ai\j ~S?s\ ijj_ f’^
Aninya : Karena ini, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. AI-Baqarah: 152)
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda: “Setiap perbuatan
baik yang tidak dimulai dengan memuji Allah, maka tidak sempurnalah perbuatan itu." (HR. Abu Dawud)
PER S EM B A H A N
Skripsi ini saya persembahkan untuk
yang
r
Orang tuaku tercinta,
telah mendidik dan mengasihiku
sejak aku masih kecil,
semoga Allah mengampuni segala
dosa-dosa mereka
Suami dan anak tersayang
Buat mas Ahmadi, terima kasih atas
segala bantuannya.
alam. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
kenikmatan yang tak mungkin bisa di hitung karena begitu banyak jumlahnya.
Semoga Allah selalu menuntun ke jalan yang diridloi oleh-Nya, Amiin
Penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan karena bimbingan dan
bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan ucapan terima
kasih dan rasa syukur yang setinggi-tingginya kepada:
1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag yang telah banyak
memberi motivasi dan dorongan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
2. Ketua Progdi Ekstensi STAIN Salatiga Bapak Drs. Joko Sutopo yang telah
memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
3. Bapak Drs. Nasafi, M.PdI. selaku pembimbing yang telah banyak memberi
bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
4. Kepala SD Negeri Bawen 03 dan segenap guru karyawannya yang telah
membantu penulis sehingga kami bisa mendapat data untuk menyusun skripsi
ini.
5. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah ikut andil
memberikan bantuan dan bimbingan pada penyusunan skripsi ini
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka dengan
balasan yang berlipat ganda. Kritikan masukan dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Bawen, 10 Agustus 2010
Penulis
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN...iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ...vi
KATA PENGANTAR ...vii
ABSTRAK...ix
DAFTAR IS I... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian...4
D. Hipotesis Penelitian ...5
E. Kegunaan Penelitian ... 5
F. Penegasan Istilah ... 5
G. Metode Penelitian...6
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian...6
2. Lokasi dan Waktu Penelitian...7
3. Populasi dan Sampel... 7
4. Metode Pengumpulan D ata... 7
5. Instrumen Penelitian... 8
6. Analisis D ata...8
H. Sistematika Penulisan Laporan... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA... ,...12
A. Pendidikan Agama ... 12
1. Makna dan Fungsi Agama ... 12
2. Tujuan Pengajaran Pendidikan Agama ... 12
3. Pendidikan Agama Bagi A nak... 13
4. Perkembangan Agama pada A nak... 14
5. Media Pengajaran Pendidikan Agama ... 15
B. Ibadah Shalat... 16
1. Pengertian Shalat ... 16
2. Dasar Hukum Shalat... 17
3. Kedudukan Shalat ... 17
4. Fungsi Shalat ... 18
5. Hikmah Shalat... 20
6. Tujuan Mengajarkan Ibadah... 20
7. Disiplin Melaksanakan Shalat... 21
8. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan...22
C. Pengaruh Ibadah Shalat dalam Pembinaan Manusia... 26
BAB III HASIL PENELITIAN... 29
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ... 29
B. Analisa Uji Hipotesa... 39
C. Pembahasan... 43
BAB V PENUTUP... 51
A. Kesimpulan... 51
B. Saran... 52
DAFTAR PUSTAKA... 53
LAMPIRAN - LAMPIRAN... 54
ABSTRAK
Kata Kunci : Kedisiplinan Shalat, Orang Tua, Keberagamaan Anak.
Skripsi dengan judul “ Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap Keberagamaan .Anak (Studi Kasus Pada Siswa SDN Bawen 03 Tahun 2010)” ini rumusan masalah penelitiannya meliputi : (1) Bagaimakah kedisiplinan shalat orang tua?, (2) Bagaimana keberagamaan siswa SDN Bawen 03 ?, dan (3) Adakah pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua dengan keberagaman siswa SDN Bawen 03 ?
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : (1) Kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan ibadah shalat, (2) Kondisi keberagamaan siswa SDN Bawen 03, dan (3) Besarnya pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua dengan keberagaman siswa SDN Bawen 03.
Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 03 Bawen dan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010.
Prosedur analisis data pada penelitian ini meliputi lima langkah, yaitu: (1) mengorganisasi data, (2) menguji hipotesis yang muncul dengan menggunakan analisa statistik uji Product Moment Pearson.
Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan ibadah shalat tegolong baik. Hal ini ditunjukkan oleh prosentase dari hasil angket tersebut yaitu 78,89 %.(2)Tingkat keberagamaan siswa kelas IV SD Bawen 03 khususnya yang berkaitan dengan pemahaman, kemampuan serta kebiasaan dalam menjalankan ibadah shalat secara umum tergolong cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari ke-33 responden (siswa) tersebut prosentase nilai yang termasuk kategori minimal baik sebesar 51,49 yaitu: 39,39% (kategori baik) dan 12,1 % kategori amat baik.(3)Ada pengaruh yang erat antara kedisiplinan orang tua terhadap keberagamaan anak. Mengacu pada nilai r hitung dan nilai r pada tabel, terlihat nilai r hitung (0.729137) lebih besar dari nilai r tabel (0.325), sehingga nilai hitung r terletak di daerah penolakan Ho. Hal ini berarti pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di tolak. Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima.
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian dari STAIN...54
Lampiran 2: Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian... 55
Lampiran 3: Lembar Pedoman Angket...56
Lampiran 4: Lembar Hasil Angket ... 57
Lampiran 5: Tabel Perhitungan Product Moment Pearson... 58
Lampiran 6: Nilai Tes Praktek Sholat ... 59
Lampiran 5: Daftar Riwayat Hidup... 60
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam merupakan agama universal yang mengajarkan kepada umat
manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.
Salah satu di antara ajaran Islam tersebut ialah mewajibkan kepada umatnya untuk
melaksanakan pendidikan (Sudiyono. 2009 : 28).
Menurut Burlian Somad sebagaimana dikutip Sudiyono (2009 : 28),
pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi
makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi
pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah.
Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi orang
yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan
akhlak yang terpuji. Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui
penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut
menentukan pembinaan pribadinya.
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur
pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam
pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama dan
pendidikan agama di sekolah sang dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap
Shalat merupakan salah satu materi pokok dan urgen dalam pendidikan
Islam. Hal ini dikarenakan shalat merupakan ibadah mahdhoh yang paling
diutamakan bahkan dijadikan sebagai tolak ukur dari ibadah-ibadah lainnya
sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:
J la l.j Z ^ ° ^ ^ ° J
l
_fiJl C v- A J j f
Artinya : “Permulaan amalan yang diperiksa dari amalan seorang hamba pada hari kiamat ialah shaiatnya. Diperhatikan benar-benar shalatnya. Dan jika tidak betul urusan shalatnya, rugi dan sia-sialah usahanya. Maka jika betul urusan shalatnya, mendapat kemenanganlah dia..”(H.R.
Thabrani) (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 72).
Shalat menjadi penentu bagi amal-amal yang lain, hal ini tidak lain
berkaitan berkaitan erat dengan kenyatan bahwa melalui shalatlah orang akan
tumbuh menjadi hamba-hamba pencinta Allah, dan kemudian pelaku shalat itu
memanifestasikan cintanya itu bagi makhluk-makhluk Allah yang lain.(Darajat,
1990 :56).
Sebagai realisasinya, ibadah sholat harus dikerjakan dengan benar sesuai
dengan syariat Islam (syarat dan rukunnya) sehingga dapat membentuk insan yang
berdisiplin tinggi dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat.
Mengingat begitu pentingnya shalat harus dikenalkan sejak masih kanak-
kanak, walaupun baru berupa pembiasaan, oleh karena itu penting bagi orang tua
sebagai pembina pribadi yang pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan
3
Orang tua dan guru agama dalam membina dan membimbing anak agar
mampu mengerjakan shalat tidaklah mungkin hanya dengan penjelasan pengertian
saja, tetapi harus diberi latihan dan dibiasakan sesuai dengan perkembangan
jiwanya. Anak cenderung akan meniru apa-apa yang dilihat dalam kesehariannya
karena taraf berpikir anak masih terbatas, maka dalam hal ini kedisiplinan shalat
orang tua amat berpengaruh terhadap keberagaman anak.
Orang tua yang taat pada ajaran agama maka secara otomatis anak akan
dikenalkan pada ajaran agama sejak masih kecil, diajak melaksanakan sholat lima
waktu, diingatkan dan ditegur sehingga setelah besar akan terbiasa.
Berdasarkan perilaku siswa SD Bawen 03 saat berada di sekolah,
kenyataan menunjukkan masih terdapat sejumlah siswa yang belum dapat
melaksanakan sholat fardlu dengan tertib dan disiplin. Indikator ini terlihat pada
saat pembelajaran praktik sholat, masih banyak yang belum bisa melaksanakan
sholat dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan melakukan penelitian
studi kasus dengan judul “Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua terhadap
Keberagamaan Anak”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, rumusan masalah penelitian ini
meliputi tiga hal
utama, yaitu:
1. Bagaimana tingkat kedisiplinan shalat orang tua siswa SDN Bawen 03 ?
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesiinpangsiuran dalam penafsiran yang berhubungan
dengan judul, maka perlu penjelasan sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu.(Dani, 2002 : 395)
2. Disiplin
Disiplin adalah kepatuhan menaati aturan, tata tertib. (Dani, 2002 : 134)
3. Shalat
Shalat dalam pengertian bahasa Arab, ialah “doa memohon kebajikan dan
pujian”. Pengertian shalat secara syar'i, adalah : “Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam
rangka beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan”
(Aly dan Hidayat, 1996 : 37).
4. Orang tua
Orang tua terdiri dari ayah dan ibu. Ayah adalah laki-laki dewasa atau suami
dan ibu yang mempnyai tanggungjawab penuh atas kelangsungan hidup
kelarga. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak atau sebutan
untuk wanita yang sudah bersuami.
Adapun indikator dari variabel kedisiplinan sholat orang tua adalah :
(1) Keajegan sholat lima waktu;
(2) Ketepatan waktu melaksanakan sholat wajib;
(3) Kebiasaan melaksanakan sholat sunah;
(5) Kebiasaan melaksanakan sholat berjamaah.
5. Agama
Agama adalah peraturan (undang-undang) Tuhan yang dikaruniakan pada
manusia (Ahmad, 2008:1).
6. Anak
Anak adalah manusia yang lebih kecil (Dani 2002 : 39). Adapun indikator
keberagamaan siswa adalah :
(1) Kerajinan melaksanakan sholat lima waktu;
(2) Kerajinan sholat berjamaah;
(3) Kerajinan ngaji di TPQ;
(4) Berdo’a sebelum dan sesudah makan;
(5) Mengucapkan salam kepada orang tua.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.
b. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian studi kasus.
Penelitian studi kasus adalah penelitian yang menggali fenomena (kasus)
dari suatu masa tertentu dan aktivitas, serta mengumpulkan detail
informasi dengan menggunakan berbagi prosedur pengumpulan data
selama kasus itu terjadi. (Afifuddin & Saebani, 2009 : 87).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SDN 03 Bawen dan penelitian
dilaksanakan pada bulan Mei 2010.
3. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (1997:57), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan
diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Bawen
03 tahun pelajaran 2009 / 2010 yang beijumlah 48 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah Probality Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 2009:92). Jumlah anggota sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah 33 anak. Hal ini berdasarkan cara
penentuan sampel dengan menggunakan Nomogram Henry King (Sugiyono,
2009:100), yaitu untuk tingkat kepercayaan 95% maka jumlah sampel
dihitung dengan cara : 0.58 x 48 x 1.195 = 33.27, dan dibulatkan menjadi 33.
4. Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode
8
i
digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan
dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia". Metode ini digunakan
untuk memperoleh data berkaitan dengan kediplinan sholat orang tua seita
bimbingan keberagamaan orang tua kepada anaknya.
Sedangkan studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan
informasi melalui pencarian dan bukti-bukti yang bersumber dari non-manusia
(Afifuddin & Saebani, 2009 : 141). Metode ini digunakan untuk memperoleh
data berupa daftar nilai siswa khususnya nilai mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah lembar angket yang
berisi 20 butir soal berkaitan dengan kedisiplinan sholat orang tua. Responden
disediakan 4 pilihan jawaban untuk memberi tanda ceklist pada, yaitu: sangat
sering, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Adapun skor pengukurannya
adalah : sangat sering=4, sering=3, kadang-kadang=2 dan tidak pemah=l.
6. Analisis Data
Prosedur analisis data pada penelitian ini meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Mengorganisasi data, yaitu dengan cara membaca berulang-ulang data
yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan
penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai.
b. Menguji hipotesis yang muncul dengan menggunakan data yang ada,
B. Ibadah Shalat
1. Tujuan Mengajarkan Ibadah
2. Disiplin Melaksanakan Shalat
3. Pengaruh Shalat bagi Pembinaan Manusia
4. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan
BAB III HASIL PENELITIAN, meliputi:
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian
B. Penyajian Data
BAB IV. ANALISIS DATA, meliputi:
A. Analisis Deskriptif
B. Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan
BAB V. PENUTUP, meliputi
A. Kesimpulan
B. Saran.
3. Bagian Akhir Skripsi terdiri d a ri:
B A B U
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama
1. Makna dan Fungsi Agama
Menurut Abdul Qadir Ahmad (2008:10), ada beberapa makna dan
fungsi agama bagi pemeluknya, antara lain:
a. Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku
manusia.
b. Agama membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keihlasan,
kejujuran, keadilan, kasih sayang, cinta mencintai, dan menghidupkan
hati manusia untuk memperhatikan (muraqabah) Allah SWT, baik dalam
keadaan sendirian maupun bersama orang lain.
c. Agama mendorong manusia untuk bekeija, melarang bermalas-malasan
dalam melaksanakan tugas.
d. Agama memberikan nilai-nilai rohani yang merupakan kebutuhan pokok
kehidupan manusia, bahkan kehidupan fitritahnya.
e. Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam
mewujudkan kebahagiaan individu dan menumbuhkan ketenangan hati
pemeluknya.
2. Tujuan Pengajaran Pendidikan Agama
Menurut Abdul Qadir Ahmad (2008:15), tujuan pengajaran pendidikan
a. Membina murid-murid untuk beriman kepada Allah, mencintai, menaati-
Nya dan berkepribadian yang mulia.
b. Memperkenalkan hukum-hukum agama dan cara-cara menunaikan ibadah
serta membiasakan mereka senang melakukan syiar-syiar agma dan
melakukannya.
c. Mengembangkan pengetahuan agama dan memperkenalkan adab sopan
santun Islam.
d. Memantapkan rasa keagamaan, membiasakan diri berpegang pada akhlak
mulia.
e Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri, menguasai emosi,
tahan menderita dan berlaku sabar.
3. Pendidikan Agama Bagi Anak
Perkembangan agama pada masa anak, teijadi melalui pengalaman
hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam lingkungan
masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama, akan semakin
banyak unsur agama maka sikap, tindakan kelakuan dan caranya menghadapi
hidup akan sesuai dengan ajaran agama. (Darajat, 1990 : 55).
Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi
orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang
sehat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui
pendidikan baik yang bersifat formal di sekolah maupun informal di mmah
14
penglihatan, pendengaran, maupun perilaku yang diterimanya akan ikut
menentukan pembinaan pribadinya.
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur
pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke
dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama
dan pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya
terhadap agama dan guru agama khususnya.
Disamping itu banyak pula pengalaman anak yang mempunyai nilai
pendidikan baginya, yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang dilakukan oleh
orang tua terhadap anak, baik melalui latihan-latihan, perbuatan, misalnya
kebiasaan dalam makan, minum, buang air, mandi, tidur dan sebagainya.
Semuanya itupun termasuk pembinaan bagi anak pribadi.
4. Perkembangan Agama pada Anak
Pendidikan tidak langsung yang telah terjadi pada anak sebelum ia
masuk sekolah, tentu saja setiap anak mempunyai pengalamannya
sendiri-sendiri, yang tidak sama dengan pengalaman anak lainnya. Pengalaman yang
dibawa anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya terhadap sekolah dan
guru termasuk guru agama.
Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan
dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa-masa pertumbuhan
yang pertama (masa anak) dari umur 0-12 tahun. Seorang anak yang pada
pengalaman keagamaan, maka ia nanti setelah dewasa akan cenderung
kepada sikap negatif terhadap agama. (Darajat, 1990 : 58).
5. Media Pengajaran Pendidikan agama,
a. Teladan yang baik
Murid-murid memandang guru sebagai teladan utama bagi mereka,
dimana ia bercita-cita agar menjadi foto kopi dari gurunya. Ia akan
mengikuti jejak akhlak, ilmu, kecerdasan, keutamaan dan serta gerak dan
diam gurunya apabila ini yang menjadi perhatian murid-murid terhadap
gurunya maka seharusnya guru menjadi ikutan yang baik bagi anak
didiknya.
Disamping itu guru hendaknya merupakan gambaran hidup yang
memantulkan keutamaan tingkah laku yang sebenamya.teladan yang baik
tersebut dimaksudkan agar murid-murid tidak terjerumus ke dalam situasi
kontradiksi yang berbahaya dan agar mereka tidak ragu-ragu serta
mencampuradukkan antara hakikat yang dipahaminya sehingga mereka
tidak mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar, mana
yang terang dan mana yang gelap.kondisi semacam itu akan menimbulkan
kegoncangan pada akidah mereka dan akan menggoyahkan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip akidah yang mereka yakini dengan iman yang berakar
dalam lubuk hati mereka.
Banyak sifat-sifat ,nilai-nilai dan sikap yang tidak dipelajari oleh
murid-murid kecuali melalui contoh terhadap pendidik yang menjadi
16
b. Metode praktis
Materi pengajaran agama meliputi beberapa cabang. Guru
mengajarkannya harus dengan mempergunakan cara-cara praktis.
Sebagian dari cabang itu adalah ibadah, terutama dalam dua fase yaitu fase
sekolah dasar dan fase sekolah menengah pertama, karena ia berkisar
sekitar wudhu, sholat, tayamum, menyapu bagian atas perban luka dan
lain-lain.
c. Cerita
Cerita tennasuk salah satu media pengajaran yang sukses. Ia
merupakan satu cara pendidikan yang disenangi anak-anak dan orang
dewasa. Murid-murid pada setiap tingkatan umur menyukai cerita-cerita
tertentu dan senang membacanya
B. Ibadah Shalat
1. Pengertian Shalat
Shalat dalam pengertian bahasa Arab, ialah “doa memohon kebajikan
dan pujian” (Aly dan Hidayat, 1996 : 37). Arti ini terdapat pada beberapa
tempat di dalam Al-Qur’an, diantaranya dalam ayat berikut:
aDIj *£
L
iv=> o ! pPengertian shalat secara syar’i, adalah : “Beberapa ucapan dan
beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam
rangka beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan”
(Aly dan Hidayat, 1996 : 37).
2. Dasar Hukum Shalat
Dasar hukum shalat terdapat dalam Al Qur’an, diantaranya sebagai
berikut (Aly dan Hidayat, 1996 : 38):
I i i j j l f j Sji^aJl
Artinya : “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku”’. (QS Al Baqarah :43).
Iv * i 4 * l’ < ~ / , « V -y -'’ V . > ^ . S S . * (.
1 4Ul J O J j ^ . ^ 1 s j b J I > 3 lj
i i ' / f ' *41,
Artinya : “Dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan'’. (Q.S Al Ankabut: 45).
' o c J ' J a Z . g l S o ’3 & J I j p i Artinya : “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.
Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'”. (Q.S Al- Baqarah: 238).
3. Kedudukan Shalat
Shalat adalah salah satu dari rukun islam, rukun yang kedua. Adcan
18
yang pertama dari ibadali-ibadah lainnya. Shalat adalah fardhu ‘ain (kewajiban
perorangan ) atau tiap-tiap orang Islam yang telah baligh (dewasa),baik laki-
laki maupun perempuan.
Tidak ada kewajiban-kewajiban agama yang paling dipentingkan
disebut dalam Al-Qur’an lebih dari pada shalat itu. Al-qur’an telah
menerangkannya dalam berbagai bentuk dan gaya bahasa, kadang-kadang
dengan perintah yang tegas, kadang-kadang pula dengan pernyataan pujian
bagi orang-orang yang melakukannya dan celaan bagi orang yang
meninggalkannya.
Artinya : Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. (QS.29:24).
4. Fungsi Shalat
a. Shalat dapat mencegah dari perbuatan jahat dan munkar
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 24 sebagai berikut:
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 25 sebagai
i*
Artinya : Dan Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia Ini Kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali- kali tak ada bagimu para penolongpun.(QS.29:25).
b. Shalat dapat menghilangkan tabiat keluh kesali dan kikir
Allah SWT berfirman dalam surat Al Ma’arij ayat 19-23 berikut:
j £ \ 1S130 j d j i i z . iS j0 o j ♦ X / • / X / <'/ ^ ^ C / •'z J ^ ^
(Ji' jt-A Oi^I' © J j ((J>)
Artinya:
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, 22. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, 23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,
c. Shalat dapat dijadikan sarana dzikrullah.
Allah SWT berfirman dalam surat Thahaa ayat 12 sebagai berikut:
}
20
Artinya : Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, Maka tanggalkanlah kedua terompahmu; Sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. (QS. Thahaa: 12).
d. Shalat dan sabar dapat menjadi penolong untuk menghasilkan maksud
yang baik.
5. Hikmah Shalat
Diantara hikmah diwajibkannya shalat itu adalah dengan shalat dapat
membersihkan jiwa, menyucikannya, mengkondisikan seorang hamba untuk
munajat kepada Allah ta’ala di dunia dan berdekatan dengan-Nya di akhirat,
serta melarang pelakunya dari mengerjakan perbuatan keji dan kemungkaran.
Shalat lima waktu mampu membawa pelakunya berbuat adil dan mensucikan
pelakunya serta mendekatkan diri pada Allah azza wa jalla.
Allah ta’ala berfirman dalam QS.Al-ankabut ayat 24 :
Artinya : Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.(QS.
29:24)
6. Tujuan Mengajarkan Ibadah
Ibadah adalah segala amal saleh yang dikerjakan manusia, karena
mengharap ridla Allah SWT (Ahmad, 2008:134). Tujuan mengajarkan ibadah
a. supaya siswa mengetahui hukum agama,
b. menguatkan aqidah dalam jiwa,
c. menambah kepatuhan kepada Allah,
d. menumbuhkan rasa sosial,
e. membentuk rasa persamaan, dan
f. memelihara kebersihan dan kesucian badan dan rohani
(Ahmad, 2008:155).
7. Disiplin Melaksanakan Shalat
Shalat merupakan tiang utama agama Islam. Bila orang teguh
menjalankan shalatnya, maka berarti dia menjaga agamanya dengan baik.
Sebaliknya, orang yang mengabaikan shalat, berarti telah menghancurkan
tiang agama. (Thalib, 1998:355).
Karena shalat merupakan tiang utama agama Islam, maka setiap orang
tua muslim tidak boleh menganggap ringan apalagi menyepelekan perintah
agama untuk selalu mengajak anak-anaknya untuk melakukan shalat setiap
hari.
Kewajiban mendidik putra-putrinya melakukan shalat dilakukan sejak
mereka berumur tujuh tahun. Apabila pada umur ini anak belum sempurna
mengucapkan bacaan-bacaan shalat, maka mereka bisa cukup mengikuti
gerakan-gerakan ibu bapaknya saat melakukan shalat. Akan tetapi mereka
tetap didisiplinkan untuk mengerjakan shalat ini. Sebab dengan disiplin ini,
2 2
8. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan
Shalat dilakukan dengan melakukan delapan posisi tubuh yang
berbeda-beda dan membaca beberapa ayat Al-qur’an pada setiap postur.
Postur-postur ini ternyata mempunyai pengaruh kuat terhadap system kerja
syaraf dan organ-organ tubuh manusia.
a. Postur Berdiri Tegak (Niat)
Seluruh badan berdiri tegak menghadap kiblat, kedua tangan lurus
disisi badan dan mata melihat ketempat sujud. Manfaat postur ini adalah
untuk melancarkan peredaran darah. Jika darah lancar maka tubuh kita
akan segar. Pada waktu sikap berdiri tegak ini seluruh syaraf menjadi satu
titik pusat pada otak. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 80).
b. Postur Qiyam, Takbiratul Ihram dan Bersedekap.
Takbiratul ihram adalah mengangkat tangan sejajar pundak atau
telinga. Telapak dan kelima jari menghadap ke kiblat sambil mengucap
Allahu Akbar. Bacaan takbir di baca bersamaan gerakan tangan atau
setelahnya. Bersedekap adalah meletakkan tangan diatas dada. Tangan
kanan kanan di atas pergelangan tangan tangan kiri. Saat bersedekap
membaca doa iftitah, surat al-faiihali, dan surat pendek.
Konsentrasi penuh pada posisi ini menyebabkan relaksasi pada
kaki dan punggung. Menggerakkan perasaan rendah hati, sederhana dan
c. Postur Rukuk
Rukuk adalah membungkukkan badan. Punggung harus lurus
sejajar dengan kepala. Kedua tangan diletakkan pada lutut dengan jari-jari
direnggangkan. Mata melihat ke tempat sujud. Saat rukuk membaca
bacaan rukuk.
Dengan melakukan rukuk, maka tulang belakang akan tetap berada
dalam kondisi yang baik karena persendian diantara badan-badan ruas
tulang belakang tetap tinggal lembut dan lemah lentur serta mencegah
ruas-ruas palsu, misalnya melekatnya tulang kalangkang dan tulang
tungging yang dapat mengakibatkan kesulitan terutama bagi wanita yang
hendak melahirkan anak. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 90).
d. Postur I’tidal
I’tidal adalah berdiri dari rukuk sambil mengangkat tangan. Kedua
tangan diangkat setinggi daun telinga. Saat I’tidal membaca doa I’tidal.
Sewaktu bangkit dari rukuk dan membaca samiAllaahuliman hamidah
maka Allah memberikan cinta dan kasih sayangnya. Allah sangat bangga
karena seruannya dipenuhi sehingga Dia berkenan memberikan
anugerahnya itu dengan menegakkan kita kembali. (Sulaiman Al-Kumayi,
2007 :97).
e. Postur Sujud
Sujud adalah gerakan merunduk sampai kepala menempel di
24
sujud adalah mendahulukan tangan ketempat sujud diatas tujuh anggota
badan, yaitu : dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung
kaki. Dahi dan hidung ditekankan ke tempat sujud. Kedua telapak tangan
diletakkan ditempat sujud sejajar dengan baliu. Kedua suku
direnggangkan, kedua ujung kaki ditegakkan menghadap kiblat saat sujud
membaca bacaan sujud, yang dibaca adalah doa sujud.
Menurut Prof. Dr. HA. Saboe (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :
97), pada saat sujud otot-otot menjadi lebih besar dan kuat terutama otot-
otot dada sebagai otot-otot sela iga dalam atau otot-otot antara iga dalam.
Seewaktu menarik napas tulang dada terangkat ke atas dan maju ke depan
sehingga rongga dada bertambah besar dan paru-paru akan berkembang
dengan baik dan dapat menghisap udara yang bersih kedalamnya sehingga
terhindar dari penyakit TBC.
Sikap sujud juga bennanfaat bagi otak. Posisi sujud menyebabkan
darah yang membawa banyak zat-zat yang sangat dibutuhkan otak relatif
banyak mengalir ke bagian tersebut,
f. Postur Duduk Antara Dua Sujud
Duduk diantara dua sujud adalah kaki kanan ditegakkan, kaki kiri
dujadikan alas duduk. Kedua tangan diletakkan dia atas paha ujung lutut
sambil membaca bacaan duduk di antara dua sujud.
Bagi laki-laki tumit kaki kanan mengerut dan berat kaki serta
bagian tubuh pada tumit tersebut. Posisi ini membantu pengeluaran zat
racun dari liver dan memacu gerak peristaltic pada usus besar.
Bagi perempuan pertahankan kedua kaki di bawah badannya,
telapak kaki menghadap ke atas. Tubuh akan kembali mengalami relaksasi
yang sama, dan postur ini membantu pencernaan dengan menggerakkan isi
perut ke arah bawah. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007:129).
g. Postur Tasyahud
Duduk tasyahud awal ('iftirasyi) adalah seperti duduk diantara dua sujud. Kaki kanan ditegakkan, kaki kiri dibentangkan di lantai sebagai alas
duduk dan telunjuk jari menunjuk ke kiblat.
Duduk iftirasyi dapat menghindarkan atau menyembuhkan suatu penyakit syaraf pangkal paha yang terasa sakit, nyeri, sengal hingga tidak
dapat beijalan (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 130).
Cara duduk tasyahud akhir (tawaruk) kaki kanan ditegakkan, kaki kiri dijelujurkan di bawah kaki kanan dan pantat duduk di lantai. Duduk
tawaruk merupakan penyembuh penyakit tanpa operasi karena duduk tawaruk ini kalau dilihat posisinya yang mengangkat kaki kanan dan
menghadapkan jari-jari kakinya kearah kiblat memijat pusat-pusat daerah
otak, ruas tulang punggung teratas, rongga radang dan dahi, kelenjar
gondok kecil, mata, leher dan amandel, otot-otot bahu, yang terdapat pada
ujung-ujung jari kaki. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :131).
h. Postur Salam
Salam yaitu gerakan menolehkan kepala ke kanan kemudian kekiri
sambil membaca doa salam. Sikap salam sangat bermanfaat bagi
2 6
akan membantu menguatkan otot-otot leher dan kuduk serta dapat
menyembuhkan gangguan pada leher dan kepala antara lain penyakit
kepala kuduk kaku. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 138).
Menurut Adz Dzahabi (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :198) shalat
memiliki empat manfaat yaitu spiritual, psikologis, fisik, dan moral. Shalat
bisa menyembuhkan penyakit jantung, perut dan usus.
Menurut Dr. Edwin Frederik Pourz (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007
: 200), seorang professor dalam bidang penyakit syaraf di Amerika serikat
menyatakan:
Menyembuhkan berbagai penyakit menular dalam tempo yang cepat, sulit dilakukan dalam tempo yang cepat pula. Namun dengan tidak memperdulikan semua kemukjizatan pengobatan yang ada di dunia ini, masih banyak kemukjizatan lain untuk menyembuhkan penyakit pincang, lumpuh, buta. Bahkan ada ribuan kasus yang belum bisa ditangani oleh dokter terkenal atau dokter yang pandai sekalipun, tetapi justru penyembuhannya melalui kemukjizatan shalat.
C. Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua terhadap Keberagamaan Anak
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur
pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam
pribadi anak yang sedang tumbuh itu.
Shalat merupakan salah satu materi pokok dan urgen dalam pendidikan
Islam. Hal ini dikarenakan shalat merupakan ibadah mahdhoh yang paling
Sebagai realisasinya, ibadah sholat harus dikerjakan dengan benar sesuai
dengan syariat Islam (syarat dan rukunnya) sehingga dapat membentuk insan yang
berdisiplin tinggi dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat.
Mengingat begitu pentingnya shalat harus dikenalkan sejak masih kanak-
kanak, walaupun baru berupa pembiasaan, oleh karena itu penting bagi orang tua
sebagai pembina pribadi yang pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan
dan latihan sejak kecil yang sesuai dengan ajaran agama.
Orang tua dan guru agama dalam membina dan membimbing anak agar
mampu mengeijakan shalat tidaklah mungkin hanya dengan penjelasan pengertian
saja, tetapi harus diberi latihan dan dibiasakan sesuai dengan perkembangan
jiwanya. Anak cenderung akan meniru apa-apa yang dilihat dalam kesehariannya
karena taraf berpikir anak masih terbatas, maka dalam hal ini kedisiplinan shalat
orang tua amat berpengaruh terhadap keberagaman anak..
Shalat yang diwajibkan Allah kepada orang beriman lima kali sehari
semalam memiliki beberapa peran (Ahmad, 2008:149), antara lain :
a. berperan untuk menghilangkan rasa gelisah yang menghantui manusia,
b. dapat menabahkan hati dalam menghadapi kesulitan,
c. sabar terhadap sesuatu yang dibenci, dan
d. sanggup mematahkan sifat yang mementingkan diri sendiri yang
28
Orang tua yang taat pada ajaran agama maka secara otomatis akan
mengenalkan anak pada ajaran agama sejak masih kecil, diajak melaksanakan
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian
SDN Bawen 03 terdiri d a ri: 1 (satu) orang Kepala Sekolah, 6 (enam) guru
kelas, 1 (satu) orang guru Bidang Studi Agama Islam, 1 (satu) orang Penjasorkes,
1 (satu) orang guru Bahasa Inggris, 1 (satu) orang guru Seni Tari, dan 1 (satu)
orang guru Seni Lukis.
Jumlah siswa secara keseluruhan pada tahun pelajaran 2009/2010 adalah
204 Siswa, dengan perincian siswa yang beragama Islam sebanyak 193 orang dan
siswa yang beragama Nasrani adalah 11 orang.
Pekeijaan orang tua dari siswa SDN 03 Bawen 03 pada tahun pelajaran
2009/2010 meliputi berbagai macam, antara lain: PNS sebanyak 5 orang, TNI
sebanyak 1 orang, Pegawai Pabrik sebanyak 25 orang, sedangkan yang lainnya
berprofesi sebagai Asongan, Penjual di pasar, Tukang parkir, Pegawai SPBU, dan
lain-lain.
B. Penyajian Data
L Data Hasil Angket
Untuk mendapatkan hasil penelitian tentang kedisiplinan shalat orang tua dari
responden di mmah, penulis memberikan soal angket kepada 33 responden yang
Angket berisi 20 pertanyaan dengan 4 (empat) item pilihan jawaban yaitu :
jawaban a (sangat sering), b (sering), c (kadang-kadang) dan d (tidak pernah).
Kriteria penilaian dari angket dipaparkan pada tabel 1, sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria penilaian angket kedisiplinan shalat orang tua
Kriteria Prosentase skor perolehan
Adapun data hasil angket mengenai kedisiplinan shalat orang tua tercantum
dalam table 2 di bawah ini.
Tabel 2. Data tentang kedisiplinan shalat orang tua (X) Tahun 2010
15 I V / 2 Baik
16 IV /2 Baik
17 I V/ 2 Baik
18 I V/ 2 Baik
19 I V / 2 Cukup
20 I V / 2 Cukup
21 I V/ 2 Cukup
22 I V / 2 Cukup
23 I V / 2 Baik
24 I V / 2 Baik
25 I V / 2 Baik
26 I V / 2 Cukup
27 I V / 2 Baik
28 I V / 2 Baik
29 I V / 2 Baik
30 I V / 2 Baik
31 I V / 2 Cukup
32 I V / 2 Baik
33 IV / Baik
2. Hasil Tes Siswa
Data hasil penelitian yang berikutnya adalah berupa nilai tes
siswa. Nilai Siswa dalam penelitian ini adalah nilai tes praktik dalam
mengerjakan shalat dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama Islam.
(variabel Y). Kriteria penilaian dari hasil tes praktek slialat dipaparkan
pada tabel 3, sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria penilaian dari hasil tes praktek shalat
KRITERIA NILAI PRAKTEK SHALAT
Adapun berkaitan dengan nilai tes praktik siswa dalam mengerjakan
shalat dengan baik dan benar dipaparkan dalam tabel 4 dibawah ini
Tabel 4. Nilai tes praktik siswa dalam mengerjakan shalat (Y)
12 100 AMAT BAIK
13 80 BAIK
14 75 CUKUP
15 85 BAIK
16 90 AMAT BAIK
17 90 AMAT BAIK
18 100 AMAT BAIK
19 70 CUKUP
20 70 CUKUP
21 75 CUKUP
22 70 CUKUP
23 70 CUKUP
24 70 CUKUP
25 85 BAIK
26 60 CUKUP
27 75 CUKUP
28 75 CUKUP
29 85 BAIK
30 70 CUKUP
31 65 CUKUP
32 70 CUKUP
33 75 CUKUP
BAB IV
ANALISIS DATA
Untuk mengetahui ada tidaknya dampak dari kedisiplinan skalat orang tua
dalam menunjang keberagamaan anak, maka penulis mengadakan analisa data.
Dalam hal ini penulis memberikan pembagian dalam tiga tahap :
A. Deskripsi Data
1. Kedisiplinan Orang Tua Mengerjakan Shalat
Data hasil penelitian berkaitan dengan kedisiplinan orang tua dalam
mengerjakan shalat diperoleh berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada 33
orang responden. Angket berisi 20 pertanyaan dengan 4 (empat) item pilihan
jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Nilai masing-masing option :
1) Option sangat sering diberi nilai 4
2) Option sering diberi nilai 3
3) Option kadang-kadang diberi nilai 2
4) Option tidak pernah diberi nilai 1
b. Penilaian prosentase
Prosentase ketercapaian = Skor perolehan x 100 % Skor Maksimal
c. Kriteria Penilaian
Tabel 5. Kriteria penilaian angket kedisiplinan shalat orang tua
Kriteria Prosentase skor perolehan
Sangat baik : 86 % sd 100 %
36
Berdasarkan hasil angket pada tabel.6, dapat dicari distribusi frekuensi
nilai kualitasnya dari masing-masing variabel sebagaimana dipaparkan dalam
tabel 7.
Tabel 7. distribusi frekuensi nilai kualitas hasil angket kedisiplinan
Paparan data pada tabel 7 tersebut, menunjukkan bahwa kualitas
kedisiplinan orang tua termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh
prosentase dari hasil angket tersebut yang menunjukkan 78,89 %.
2. Keberagamaan Anak
Data hasil penelitian yang berikutnya adalah berupa nilai tes siswa.
Nilai Siswa dalam penelitian ini adalah nilai tes praktik dalam mengerjakan shalat
dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama Islam. Nilai tes ini dipakai sebagai
acuan mengenai keberagamaan siswa (variabel Y). Dokumen ini dianalisis
dengan ketentuan kriteria penilaian dipaparkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 8. Kriteria penilaian dari hasil tes praktek shalat
KRITERIA NILAI PRAKTEK SHALAT
Amat Kurang 0-49
Kurang 50-59
Cukup 60-75
Baik 76-89
Amat Baik 90-100
Tabel 9. Nilai tes praktik siswa dalam mengerjakan shalat (Y)
Tahun Pelajaran 2009/2010
No
Responden NILAI KRITERIA
1 85 BAIK
2 85 BAIK
3 80 BAIK
Berdasarkan hasil angket pada tabel.9, dapat dicari distribusi frekuensi
nilai kualitasnya dari masing-masing variabel sebagaimana dipaparkan dalam
tabel 10.
Tabel 10. dapat dicari distribusi frekuensi nilai keberagamaan siswa
No KATEGORI: Frekuensi Prosentase
1 AMAT BAIK 4 12.1
2 BAIK 13 39.39
3 CUKUP 16 48.48
4 KURANG 0
5 AMAT KURANG 0
JUMLAH 33 100
Paparan data pada tabel 10 tersebut, menunjukkan bahwa kualitas
keberagamaan siswa termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh
prosentase dari hasil angket tersebut yang menunjukkan 39,39 %.
B. Analisa Uji Hipotesa
Tahap ini akan dilaksanakan analisa untuk menguji hipotesa menggunakan
analisa uji statistik dengan rumus Product Moment Pearson. Hipotesa statistik dalam penelitian ini adalah:
Ho = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara kedisiplinan shaolat orang tuan
dengan keberagmaan siswa.
H1 = 0 , artinya terdapat hubungan antara kedisiplinan shaolat orang tuan dengan
40
Tahap awal dalam uji hipotesa ini adalah dengan melakukan perhitungan
data variabel X dan variabel Y, sebagaimana terlihat pada tabel 11.
Tabel 11. Perhitungan Variabel X dan Variabel Y
No
10 60 75 3600 5625 4500
11 62 85 3844 7225 5270
12 63 100 3969 10000 6300
13 62 80 3844 6400 4960
14 62 75 3844 5625 4650
15 63 85 3969 7225 5355
16 61 90 3721 8100 5490
17 63 90 3969 8100 5670
18 63 100 3969 10000 6300
19 53 70 2809 4900 3710
20 56 70 3136 4900 3920
21 55 75 3025 5625 4125
22 50 70 2500 4900 3500
23 59 70 3481 4900 4130
25 63 85 3969 7225 5355
26 52 60 2704 3600 3120
27 61 75 3721 5625 4575
28 61 75 3721 5625 4575
29 63 85 3969 7225 5355
30 58 70 3364 4900 4060
31 54 65 2916 4225 3510
32 58 70 3364 4900 4060
33 58 75 3364 5625 4350
Jumlah 1962 2595 117066 206675 155045
Berdasarkan tabel 11 di atas, akan ditentukan nilai koefisien korelasi
antara variabel X dan Variabel Y, yaitu Rxy. Perhitungan nilai Koefisien korelasi
Rxy dengan rumus Product Moment Pearson sebagai berikut:
NExy - (Ex).(EY)
V [NEx2 - (Ex)2] [NEY2-(EY)2]
rxy= Koefisien Korelasi antara variabel x dan y
x = variabel kedisiplinan sholat orang tua
y = variabel keberagamaan siswa
N = jumlah responden
Ex = 1962
EY = 2595
Ex2 = 3364
42
Zxy = 4350
(Zx)2 = 3849444
(ZY)2 =6734025
N Ixy - (Zx).(ZY)
V
[NZx2 - (Zx)2] [NZY2-(ZY)2](33x4350)-(1962) (2595)
V [(33 x 3364) - 3849444] [(33 x 5625) - 6734025]
25095
V 13734 x 86250
25095
V 13734 x 86250
25095
i l 184557500
25095
34417.4
= 0.729137
Hasil perhitungan nilai koefisien korelasi product moment dari variabel X
(kedisiplinan shalat orang tua) dan variabel Y (keberagamaan anak), diperoleh
nilai rxy hitung = 0.729137. Tahap selanjutnya menentukan nilai koefisien korelasi
1. taraf signifikansi 5 % :
r* =0.729137
r tabel 0,05 = 0.325
2. taraf signifikansi 1 % :
rNV =0.729137
r tabel 0,01 =0.418
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa rO (r hitung) lebih besar dari
rt (r tabel), baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 %. Maka diperoleh hasil
yang signifikan. Mengacu pada nilai r hitung dan nilai r pada tabel, terlihat nilai r
hitung lebih besar dari nilai r tabel sehingga nilai hitung r terletak di daerah
penolakan Ho. Hal ini berarti pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat
pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di tolak.
Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat
orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima. Berdasarkan hasil uji terhadap
33 orang responden di SD Negeri Bawen 03, diperoleh keterangan objektif ballwa
terdapat pengaruh yang berarti antara kedisiplinan shalat orang tua terhadap
keberagamaan anak Demikian juga dapat di interpretasikan, bahwa ada pengaruh
positif antara kedisiplinan shalat orang tua dalam menunjang keberagamaan anak.
C. Pembahasan
Pengujian hipotesa berkaitan pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua
44
diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh yang berarti antara kedisiplinan shalat
orang tua terhadap keberagamaan anak. Hal ini berarti pernyataan yang
menyebutkan “tidak terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap
keberagamaan anak” di tolak. Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat
pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima.
Berkaitan dengan kedisiplinan orang tua dalam menjalankan ibadah shalat,
berdasarkan hasil angket tersebut terdapat responden yang menyatakan bahwa
orang tua di rumah tidak disiplin dalam mengerjakan shalat. Indikator ketidak
disiplinan dalam mengerjakan shalat ini antara lain:
1. Sering terlambat dalam mengerjakan shalat. Shalat seringkah dikerjakan tidak
di awal waktu.
2. Shalat dikerjakan secara sendirian, jarang sekali berjamaah.
3. Kadang-kadang tidak melaksanakan shalat
Ada berbagai faktor yang menyebabkan hal demikian terjadi, antara lain :
1. Faktor Kesibukan dalam Bekerja
Sebanyak 33 responden yang diberi angket, terungkap sebagian besar
orang tuanya berstatus sebagai pegawai swasta, antara lain : karyawan pabrik,
penjual sate, penjual asongan, buruh penggergajian kayu, tukang kayu, tukang
ojek, sopir, buruh serabutan dan penjual makanan di pasar. Sebagai orang yang
bekerja secara wiraswasta kadangkala dalam meluangkan waktu istirahat
khususnya untuk mengerjakan shalat tidak selalu sama dalam kesehariannya.
Dengan kata lain, pengambilan waktu istirahat biasanya tidak terprogram
pekerjaan sedang ramai, misalkan sebagai seorang penjual sate, maka cenderung
menunggu waktu yang longgar dalam mengerjakan shalat meskipun tidak jarang
awal waktu datangnya pelaksanaan shalat telah berlalu cukup lama. Walaupun
pada kenyataanya memang tidak semua orang yang bekerja di sektor swasta
seperti demikian, berdasarkan hasil angket dari responden terungkap mayoritas
orang tua mereka dalam hal kedisiplinan dalam mengerjakan shalat termasuk
kategori baik.
2. Faktor Pemahaman dalam Beragama
Faktor pemahaman dalam beragama juga menjadi hal yang penting karena
dengan pemahaman yang baik dan tinggi dalam beragama, akan berpengaruh pada
aktifitas sehari-hari dalam beribadah terutama dalam menjalankan ibadah shalat
fardlu.
Orang tua yang mempunyai tingkat pemahaman agama yang tinggi
tentunya tidak akan merasa berat hati untuk menjalankan ibadah karena
menjalankan ibadah terutama ibadah shalat fardlu pada dasarnya tidak hanya
sebatas menjalankan perintah Allah SWT melainkan menjadi suatu kebutuhan dari
seorang hamba kepada Tuhannya.
Jika kita telusuri menurut ajaran Islam, shalat merupakan suatu amalan
utama dan sangat penting untuk dilaksanakan oleh umatnya. Shalat merupakan
tiangnya agama Islam, kuat dan kokohnya agama Islam tidak dapat lepas dari
kualitas amalan ibadah shalat para pemeluknya. Berdasarkan hal tersebut, menjadi
kewajiban orang nia dalam keluarga Islam untuk dapat melaksanakan ibadah
46
3. Faktor Lingkungan Sosial Masyarakat
Faktor lingkungan sosial masyarakat juga berpengaruh terhadap kebiasaan
individu dalam masyarakat tersebut meskipun tingkat pengaruhnya pada tiap
individu berbeda-beda tergantung sedikit banyak tingkat interaksi dalam
masyarakat. Kondisi masyarakat yang berpola materialistik tentu berbeda dengan
kondisi masyarakat yang berpola sufistik. Masyarakat dengan pola materialistik
cenderung lebih memprioritaskan bagaimana mendapatkan harta atau penghasilan
sebanyak-banyaknya.
Berdasarkan perolehan data dilapangan berupa hasil wawancara,
terungkap bahwa orang tua responden sebagian besar hidup dilingkungan industri
(pabrik) dan lingkungan pasar. Hal ini berpengaruh pada pola pikir dan gaya
hidup mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang cenderung
bergaya materialistik yakni lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan hidup
berupa materi seperti sandang, pangan, dan papan.
Dalam kaitan pembinaan melaksanakan ibadah shalat, nabi Muhammad
SAW sangat menekankan kepada para orang tua untuk mulai mengajari anak
menjalankan ibadah shalat sejak usia 7 tahun. Pada saat anak menginjak usia 10
tahun, bahkan orang tua diperbolehkan memukul anak yang belum mau
melaksanakan shalat fardlu. Pukulan yang di maksud dalam hal ini adalah pukulan
ringan yang tidak mengakibatkan timbulnya rasa sakit karena tujuan dari pukulan
Berdasarkan hal tersebut, orang tua sebenarnya merupakan pemegang
amanah pertama dan utama bagi anak untuk mendidik, mengarahkan dan
membina mereka hingga anak mau dan mampu melaksanakan ibadah terutama
shalat fardlu dengan baik dan benar semata-mata untuk mencari keridloan Allah
SWT.
Pembimbingan dan pembinaan beragama perlu diupayakan semaksimal
mungkin oleh orang tua. Hal ini bisa dengan berbagai cara antara lain dengan
mengikuti kegiatan TPQ. Dalam kegiatan TPQ para santri mendapat berbagai
materi pembelajaran keagaamaan, antara lain : BTA (Baca Tulis Alqur’an),
hafalan doa-doa harian, hafalan surat-surat pendek, hafalan hadits-hadits pendek
pilihan, serta pembelajaran mengenai pasholatan yakni materi yang berkaitan
dengan masalah shalat secara teori maupun praktek mulai dari awal hingga akhir.
Sehingga dengan aktif mengikuti kegiatan TPQ, maka secara bertahap tapi
kontinyu para santri akan bertambah pengetahuan dan kefohaman mengenai ajaran
agama Islam. Hal ini akan bermuara pada meningkatnya kualitas keberagamaan
setiap anak yang mengikuti kegiatan TPQ.
Upaya orang tua dengan memasukkan anak untuk mengikuti kegiatan TPQ
jika dicermati secara mendalam, hal tersebut sebenarnya telah ikut membantu
meringankan tugas orang tua dalam memberikan pendidikan keagamaan kepada
anak. Terlebih untuk para orang tua yang waktunya terkuras habis demi
memenuhi nafkah keluarga, pada dasarnya kegiatan TPQ merupakan tempat yang
48
Hal yang perlu dicermati dan menjadi suatu keprihatinan adalah apabila
pada saat anak berada dirumah hanya menggunakan waktunya untuk bermain dan
menonton TV. Hal ini layak dicermati sebab pada saat ini tayangan dari berbagai
stasiun TV baik milik swasta maupun milik pemerintah, lebih dominan bermuatan
hiburan. Hiburan memang perlu bagi setiap orang teriebih bagi usia anak, akan
tetapi hiburan yang diharapkan adalah hiburan yang mendidik kearah hal-hal yang
positif bukan semata-mata hiburan.
Kenyataan menunjukkan dari berbagai tayangan TV antara tayangan yang
mendidik kearah pembentukan karakter mulia dan berkepribadian unggul di
bandingkan dengan tayangan yang hanya sebatas menghibur, ternyata lebih
banyak tayangan yang bersifat hanya sebatas hiburan. Bahkan yang sangat
disayangkan, banyak tayangan yang belum saatnya dilihat untuk kategori anak-
anak namun telah dengan vulgarnya ditayangkan oleh hampir semua stasiun TV.
Jika orang tua dalam mengawasi dan menjaga anak-anaknya kurang, apalagi tidak
peduli dengan hal ini, maka akan berakibat pada penurunan moral anak dan
termasuk dari akibat ini adalah menurunnya kualitas keberagamaan anak.
Berdasarkan informasi dari responden melalui angket, dapat dinyatakan
bahwa pada saat berada dirumah orang tuanya aktif mengeijakan shalat secara
tepat waktu dan dilaksanakan dengan beijamaah bersama anggota keluarga serta
senantiasa memperhatikan pendidikan agama kepada anak, ternyata juga
mempunyai efek yang positif. Hal ini terlihat pada sikap dan perilaku anak
(responden) tersebut saat berada di sekolah, tidak hanya dari nilai ulangan
sopan, menghormati guru dan teman, suka membantu teman yang mengalami
kesulitan, mudah memaafkan kesalahan teman dan sikap terpuji lainnya.
Sikap-sikap teipuji tersebut sejalan dengan pendapat Abdul Qadir Ahmad
(2008:149), bahwa shalat yang diwajibkan Allah kepada orang beriman lima kali
sehari semalam memiliki beberapa peran antara lain :
a. berperan untuk menghilangkan rasa gelisah yang menghantui manusia,
b. dapat menabahkan hati dalam menghadapi kesulitan,
c. sabar terhadap sesuatu yang dibenci, dan sanggup mematahkan sifat yang
mementingkan diri sendiri yang membekukan rasa sosial yang mulia
Pada sisi yang lain, responden yang menyatakan bahwa orang tuanya
kurang disiplin melaksanakan ibadah shalat dan kurang memperhatikan
pendidikan agama kepada anak pada saat anak berada dirumah, ternyata
responden tersebut dilihat dari hasil belajar PAI terlebih lagi pada nilai tes praktek
shalat belum dapat mencapai nilai yang memuaskan bahkan masih terdapat siswa
yang belum mencapai ketuntasan belajar. Selain itu saat berada di sekolah
memiliki sikap perilaku yang cendenmg kurang terpuji, kurang dapat menghargai
guru dan teman dan sering tidak mengindahkan nasehat guru.
Perilaku ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang erat antara
kedisiplinan orang tua terhadap keberagamaan anak. Orang tua yang
melaksanakan shalat secara disiplin dan senantiasa mengajak anak untuk
melaksanakan shalat secara berjamaah, maka anak tersebut akan terbiasa untuk
melaksanakan ibadah shalat dengan disiplin tanpa merasa di paksa. Hal ini juga
50
orang tua yang melaksanakan shalat secara tidak disiplin dan jarang sekali
mengajak anak untuk melaksanakan shalat secara berjamaah, maka anak tersebut
tidak akan terbiasa untuk melaksanakan ibadah shalat dengan disiplin. Hal ini
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Kedisiplinan
Shalat Orang Tua Terhadap Keberagamaan Anak” adalah” adalah :
1 Tingkat kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan
ibadah shalat tegolong baik. Hal ini dimnjukkan oleh prosentase dari hasil
angket tersebut yaitu 78,89 %.
2 Tingkat keberagamaan siswa kelas IV7 SD Bawen 03 khususnya yang
berkaitan dengan pemahaman, kemampuan serta kebiasaan dalam
menjalankan ibadah shalat secara umum tergolong cukup baik. Hal ini
ditunjukkan dari ke-33 responden (siswa) tersebut prosentase nilai yang
termasuk kategori minimal baik sebesar 51,49 yaitu: 39,39% (kategori
baik) dan 12,1 % kategori amat baik.
3 Ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan orang tua terhadap
keberagamaan anak. Mengacu pada nilai r hitung dan nilai r pada tabel,
terlihat nilai r hitung (0.729137) lebih besar dari nilai r tabel (0.325),
sehingga nilai hitung r terletak di daerah penolakan Ho. Hal ini berarti
pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat pengaruh kedisiplinan shalat
orang tua terhadap keberagamaan anak" di tolak. Sedangkan pernyataan
yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua
terhadap keberagamaan anak” di terima.
52
B. Saran
1. Orang tua perlu meluangkan waktu yang cukup bagi anak untuk
pembinaan keagamaan khususnya pada saat berada dirumah.
2. Guru mata pelajaran, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di sekolah perlu lebih intensif lagi dalam hal membelajari
Penerbit Pustaka Setia.
Ahmad, Abdul Qadir. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
Al Kumayi, Sulaiman. 2007. Shalat Penyembahan dan Penyembuhan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Aly, Abdullah dan Samsul Hidayat. 1996. A l ‘Ubudiyah. Surakarta : Pusat Studi Islam dan Kemuhammadiyahan UMS.
Dani K. 2002. Kamus Lengkap Bahasa. Surabaya : Penerbit Putra Harsa.
Danim, Sudarman. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Penerbit Pustaka Setia.
Daradjat, Zakiah. 1990. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta:Penerbit Bulan Bintang. Marzuld. 1997. Metodologi Riset. Yogyakarta : BPFE UII.
Muhidin, S. A & Maman Abdurrahman. 2009. Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung:Pustaka Setia.
Saerozi, Muhammad. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir.
Salatiga:STAIN.
Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Penerbit Alfabeta. Thalib, Muhammad. 1998. 50 Pedoman Mendidik Anak. Bandung : Penerbit
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SD NEGERI BAWEN 03
Alamat: Bawen - Kab. Semarang
DHARMOTTAMA SATYA PRAJA
SURAT KETERANGAN N om er: 18 / SDNB / VH / 2010
Assalamu’alaikum, Wr, Wb
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SD Negeri Bawen 03 menerangkan dengan
sesungguhnya bahwa:
N a m a : KIBTIYAH
NIM : 11408157
Fakultas Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga
Benar-benar telah mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap Keberagaman Anak (Studi Kasus pada
Siswa SDN Bawen 03 Tahun 2010)” dengan sungguh-sungguh selama mengadakan penelitian.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb
Bawen, 28 Juli 2010
■\ « v --- Nur Khusniah. MM