• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEDISIPLINAN SHALAT ORANG TUA TERHADAP KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 03 Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEDISIPLINAN SHALAT ORANG TUA TERHADAP KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 03 Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEDISIPLINAN SHALAT ORANG TUA TERHADAP

KEBERAGAMAAN ANAK

(Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 03 Kab. Semarang Tahun 2010)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

KIBTIYAH

NIM: 11408157

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

L am p:

-Hal : Pengiriman Naskah Skripsi

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan rnangadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini,

kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : KIBTIYAH

Nim : 114 08 157

Jurusan/progdi: Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA TERHADAP

KEBERAGAMAAN ANAK (STUDI KASUS PADA SISWA

SDN BAWEN 0 3 TAHUN 2010)

Demikian nota pembimbing ini saya sampaikan untuk bisa di gunakan

sebagaimana mestinya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wh.

Salatiga, 10 Agustus 2010

Pembimbing

Drs. NASAFI. M.Pdi

(3)

KEMENTRIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga Website : www.stainsalatiga.ac.id Email : akademik@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara Kibtiyah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408157 yang berjudul Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap Keberagamaan Anak telah di munaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu,

28 agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

Panitia Ujian

Salatiga, 18 Romadlon 1431 28 Agustus 2010

Sekretaris Sidang

D r.; tahmat Hanyadi, M.Pd.

NIP.J9670112 199203 1 005

(4)

Nama Kibtiyah

NIM 11408157

Jurusan Tarbiyali

Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Judul : Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap

Keberagamaan Anak (Studi Kasus Pada Siswa SDN

Bawen 03 Tahun 2010).

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, Agustus 2010

Pembimbing

/jM A T '

Drs. H. Nasafi, M.Pd.I

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama . Kibtiyah

NIM : 11408157

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini di kutip atau di rujuk berdasarkan

kode etik ilmiah

Bawen, 10 Agustus 2010

Yang menyatakan

Kibtiyah

(6)

t >v i i 9- v } * z~ ' ' 0 S * v '* t* t ? ^ c iv

Oj>Si S/j J

lj^= ai\j ~S?s\ ijj_ f’^

Aninya : Karena ini, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. AI-Baqarah: 152)

Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda: “Setiap perbuatan

baik yang tidak dimulai dengan memuji Allah, maka tidak sempurnalah perbuatan itu." (HR. Abu Dawud)

(7)

PER S EM B A H A N

Skripsi ini saya persembahkan untuk

yang

r

Orang tuaku tercinta,

telah mendidik dan mengasihiku

sejak aku masih kecil,

semoga Allah mengampuni segala

dosa-dosa mereka

Suami dan anak tersayang

Buat mas Ahmadi, terima kasih atas

segala bantuannya.

(8)

alam. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

kenikmatan yang tak mungkin bisa di hitung karena begitu banyak jumlahnya.

Semoga Allah selalu menuntun ke jalan yang diridloi oleh-Nya, Amiin

Penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan karena bimbingan dan

bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan ucapan terima

kasih dan rasa syukur yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag yang telah banyak

memberi motivasi dan dorongan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

2. Ketua Progdi Ekstensi STAIN Salatiga Bapak Drs. Joko Sutopo yang telah

memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

3. Bapak Drs. Nasafi, M.PdI. selaku pembimbing yang telah banyak memberi

bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

4. Kepala SD Negeri Bawen 03 dan segenap guru karyawannya yang telah

membantu penulis sehingga kami bisa mendapat data untuk menyusun skripsi

ini.

5. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah ikut andil

memberikan bantuan dan bimbingan pada penyusunan skripsi ini

(9)

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka dengan

balasan yang berlipat ganda. Kritikan masukan dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Bawen, 10 Agustus 2010

Penulis

(10)

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN...iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

ABSTRAK...ix

DAFTAR IS I... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian...4

D. Hipotesis Penelitian ...5

E. Kegunaan Penelitian ... 5

F. Penegasan Istilah ... 5

G. Metode Penelitian...6

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian...6

2. Lokasi dan Waktu Penelitian...7

3. Populasi dan Sampel... 7

(11)

4. Metode Pengumpulan D ata... 7

5. Instrumen Penelitian... 8

6. Analisis D ata...8

H. Sistematika Penulisan Laporan... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA... ,...12

A. Pendidikan Agama ... 12

1. Makna dan Fungsi Agama ... 12

2. Tujuan Pengajaran Pendidikan Agama ... 12

3. Pendidikan Agama Bagi A nak... 13

4. Perkembangan Agama pada A nak... 14

5. Media Pengajaran Pendidikan Agama ... 15

B. Ibadah Shalat... 16

1. Pengertian Shalat ... 16

2. Dasar Hukum Shalat... 17

3. Kedudukan Shalat ... 17

4. Fungsi Shalat ... 18

5. Hikmah Shalat... 20

6. Tujuan Mengajarkan Ibadah... 20

7. Disiplin Melaksanakan Shalat... 21

8. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan...22

C. Pengaruh Ibadah Shalat dalam Pembinaan Manusia... 26

BAB III HASIL PENELITIAN... 29

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ... 29

(12)

B. Analisa Uji Hipotesa... 39

C. Pembahasan... 43

BAB V PENUTUP... 51

A. Kesimpulan... 51

B. Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA... 53

LAMPIRAN - LAMPIRAN... 54

(13)

ABSTRAK

Kata Kunci : Kedisiplinan Shalat, Orang Tua, Keberagamaan Anak.

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap Keberagamaan .Anak (Studi Kasus Pada Siswa SDN Bawen 03 Tahun 2010)” ini rumusan masalah penelitiannya meliputi : (1) Bagaimakah kedisiplinan shalat orang tua?, (2) Bagaimana keberagamaan siswa SDN Bawen 03 ?, dan (3) Adakah pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua dengan keberagaman siswa SDN Bawen 03 ?

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : (1) Kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan ibadah shalat, (2) Kondisi keberagamaan siswa SDN Bawen 03, dan (3) Besarnya pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua dengan keberagaman siswa SDN Bawen 03.

Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 03 Bawen dan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010.

Prosedur analisis data pada penelitian ini meliputi lima langkah, yaitu: (1) mengorganisasi data, (2) menguji hipotesis yang muncul dengan menggunakan analisa statistik uji Product Moment Pearson.

Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan ibadah shalat tegolong baik. Hal ini ditunjukkan oleh prosentase dari hasil angket tersebut yaitu 78,89 %.(2)Tingkat keberagamaan siswa kelas IV SD Bawen 03 khususnya yang berkaitan dengan pemahaman, kemampuan serta kebiasaan dalam menjalankan ibadah shalat secara umum tergolong cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari ke-33 responden (siswa) tersebut prosentase nilai yang termasuk kategori minimal baik sebesar 51,49 yaitu: 39,39% (kategori baik) dan 12,1 % kategori amat baik.(3)Ada pengaruh yang erat antara kedisiplinan orang tua terhadap keberagamaan anak. Mengacu pada nilai r hitung dan nilai r pada tabel, terlihat nilai r hitung (0.729137) lebih besar dari nilai r tabel (0.325), sehingga nilai hitung r terletak di daerah penolakan Ho. Hal ini berarti pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di tolak. Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima.

(14)

Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian dari STAIN...54

Lampiran 2: Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian... 55

Lampiran 3: Lembar Pedoman Angket...56

Lampiran 4: Lembar Hasil Angket ... 57

Lampiran 5: Tabel Perhitungan Product Moment Pearson... 58

Lampiran 6: Nilai Tes Praktek Sholat ... 59

Lampiran 5: Daftar Riwayat Hidup... 60

(15)

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam merupakan agama universal yang mengajarkan kepada umat

manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.

Salah satu di antara ajaran Islam tersebut ialah mewajibkan kepada umatnya untuk

melaksanakan pendidikan (Sudiyono. 2009 : 28).

Menurut Burlian Somad sebagaimana dikutip Sudiyono (2009 : 28),

pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi

makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi

pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah.

Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi orang

yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan

akhlak yang terpuji. Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui

penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut

menentukan pembinaan pribadinya.

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur

pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam

pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama dan

pendidikan agama di sekolah sang dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap

(16)

Shalat merupakan salah satu materi pokok dan urgen dalam pendidikan

Islam. Hal ini dikarenakan shalat merupakan ibadah mahdhoh yang paling

diutamakan bahkan dijadikan sebagai tolak ukur dari ibadah-ibadah lainnya

sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:

J la l.j Z ^ ° ^ ^ ° J

l

_fiJl C v- A J j f

Artinya : “Permulaan amalan yang diperiksa dari amalan seorang hamba pada hari kiamat ialah shaiatnya. Diperhatikan benar-benar shalatnya. Dan jika tidak betul urusan shalatnya, rugi dan sia-sialah usahanya. Maka jika betul urusan shalatnya, mendapat kemenanganlah dia..”(H.R.

Thabrani) (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 72).

Shalat menjadi penentu bagi amal-amal yang lain, hal ini tidak lain

berkaitan berkaitan erat dengan kenyatan bahwa melalui shalatlah orang akan

tumbuh menjadi hamba-hamba pencinta Allah, dan kemudian pelaku shalat itu

memanifestasikan cintanya itu bagi makhluk-makhluk Allah yang lain.(Darajat,

1990 :56).

Sebagai realisasinya, ibadah sholat harus dikerjakan dengan benar sesuai

dengan syariat Islam (syarat dan rukunnya) sehingga dapat membentuk insan yang

berdisiplin tinggi dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan

masyarakat.

Mengingat begitu pentingnya shalat harus dikenalkan sejak masih kanak-

kanak, walaupun baru berupa pembiasaan, oleh karena itu penting bagi orang tua

sebagai pembina pribadi yang pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan

(17)

3

Orang tua dan guru agama dalam membina dan membimbing anak agar

mampu mengerjakan shalat tidaklah mungkin hanya dengan penjelasan pengertian

saja, tetapi harus diberi latihan dan dibiasakan sesuai dengan perkembangan

jiwanya. Anak cenderung akan meniru apa-apa yang dilihat dalam kesehariannya

karena taraf berpikir anak masih terbatas, maka dalam hal ini kedisiplinan shalat

orang tua amat berpengaruh terhadap keberagaman anak.

Orang tua yang taat pada ajaran agama maka secara otomatis anak akan

dikenalkan pada ajaran agama sejak masih kecil, diajak melaksanakan sholat lima

waktu, diingatkan dan ditegur sehingga setelah besar akan terbiasa.

Berdasarkan perilaku siswa SD Bawen 03 saat berada di sekolah,

kenyataan menunjukkan masih terdapat sejumlah siswa yang belum dapat

melaksanakan sholat fardlu dengan tertib dan disiplin. Indikator ini terlihat pada

saat pembelajaran praktik sholat, masih banyak yang belum bisa melaksanakan

sholat dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan melakukan penelitian

studi kasus dengan judul “Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua terhadap

Keberagamaan Anak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang, rumusan masalah penelitian ini

meliputi tiga hal

utama, yaitu:

1. Bagaimana tingkat kedisiplinan shalat orang tua siswa SDN Bawen 03 ?

(18)

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesiinpangsiuran dalam penafsiran yang berhubungan

dengan judul, maka perlu penjelasan sebagai berikut :

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu.(Dani, 2002 : 395)

2. Disiplin

Disiplin adalah kepatuhan menaati aturan, tata tertib. (Dani, 2002 : 134)

3. Shalat

Shalat dalam pengertian bahasa Arab, ialah “doa memohon kebajikan dan

pujian”. Pengertian shalat secara syar'i, adalah : “Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam

rangka beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan”

(Aly dan Hidayat, 1996 : 37).

4. Orang tua

Orang tua terdiri dari ayah dan ibu. Ayah adalah laki-laki dewasa atau suami

dan ibu yang mempnyai tanggungjawab penuh atas kelangsungan hidup

kelarga. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak atau sebutan

untuk wanita yang sudah bersuami.

Adapun indikator dari variabel kedisiplinan sholat orang tua adalah :

(1) Keajegan sholat lima waktu;

(2) Ketepatan waktu melaksanakan sholat wajib;

(3) Kebiasaan melaksanakan sholat sunah;

(19)

(5) Kebiasaan melaksanakan sholat berjamaah.

5. Agama

Agama adalah peraturan (undang-undang) Tuhan yang dikaruniakan pada

manusia (Ahmad, 2008:1).

6. Anak

Anak adalah manusia yang lebih kecil (Dani 2002 : 39). Adapun indikator

keberagamaan siswa adalah :

(1) Kerajinan melaksanakan sholat lima waktu;

(2) Kerajinan sholat berjamaah;

(3) Kerajinan ngaji di TPQ;

(4) Berdo’a sebelum dan sesudah makan;

(5) Mengucapkan salam kepada orang tua.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.

b. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan penelitian studi kasus.

Penelitian studi kasus adalah penelitian yang menggali fenomena (kasus)

dari suatu masa tertentu dan aktivitas, serta mengumpulkan detail

informasi dengan menggunakan berbagi prosedur pengumpulan data

selama kasus itu terjadi. (Afifuddin & Saebani, 2009 : 87).

(20)

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SDN 03 Bawen dan penelitian

dilaksanakan pada bulan Mei 2010.

3. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (1997:57), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan

diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Bawen

03 tahun pelajaran 2009 / 2010 yang beijumlah 48 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah Probality Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 2009:92). Jumlah anggota sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah 33 anak. Hal ini berdasarkan cara

penentuan sampel dengan menggunakan Nomogram Henry King (Sugiyono,

2009:100), yaitu untuk tingkat kepercayaan 95% maka jumlah sampel

dihitung dengan cara : 0.58 x 48 x 1.195 = 33.27, dan dibulatkan menjadi 33.

4. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode

(21)

8

i

digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan

dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia". Metode ini digunakan

untuk memperoleh data berkaitan dengan kediplinan sholat orang tua seita

bimbingan keberagamaan orang tua kepada anaknya.

Sedangkan studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan

informasi melalui pencarian dan bukti-bukti yang bersumber dari non-manusia

(Afifuddin & Saebani, 2009 : 141). Metode ini digunakan untuk memperoleh

data berupa daftar nilai siswa khususnya nilai mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah lembar angket yang

berisi 20 butir soal berkaitan dengan kedisiplinan sholat orang tua. Responden

disediakan 4 pilihan jawaban untuk memberi tanda ceklist pada, yaitu: sangat

sering, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Adapun skor pengukurannya

adalah : sangat sering=4, sering=3, kadang-kadang=2 dan tidak pemah=l.

6. Analisis Data

Prosedur analisis data pada penelitian ini meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a. Mengorganisasi data, yaitu dengan cara membaca berulang-ulang data

yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan

penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai.

b. Menguji hipotesis yang muncul dengan menggunakan data yang ada,

(22)

B. Ibadah Shalat

1. Tujuan Mengajarkan Ibadah

2. Disiplin Melaksanakan Shalat

3. Pengaruh Shalat bagi Pembinaan Manusia

4. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan

BAB III HASIL PENELITIAN, meliputi:

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian

B. Penyajian Data

BAB IV. ANALISIS DATA, meliputi:

A. Analisis Deskriptif

B. Pengujian Hipotesis

C. Pembahasan

BAB V. PENUTUP, meliputi

A. Kesimpulan

B. Saran.

3. Bagian Akhir Skripsi terdiri d a ri:

(23)

B A B U

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama

1. Makna dan Fungsi Agama

Menurut Abdul Qadir Ahmad (2008:10), ada beberapa makna dan

fungsi agama bagi pemeluknya, antara lain:

a. Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku

manusia.

b. Agama membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keihlasan,

kejujuran, keadilan, kasih sayang, cinta mencintai, dan menghidupkan

hati manusia untuk memperhatikan (muraqabah) Allah SWT, baik dalam

keadaan sendirian maupun bersama orang lain.

c. Agama mendorong manusia untuk bekeija, melarang bermalas-malasan

dalam melaksanakan tugas.

d. Agama memberikan nilai-nilai rohani yang merupakan kebutuhan pokok

kehidupan manusia, bahkan kehidupan fitritahnya.

e. Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam

mewujudkan kebahagiaan individu dan menumbuhkan ketenangan hati

pemeluknya.

2. Tujuan Pengajaran Pendidikan Agama

Menurut Abdul Qadir Ahmad (2008:15), tujuan pengajaran pendidikan

(24)

a. Membina murid-murid untuk beriman kepada Allah, mencintai, menaati-

Nya dan berkepribadian yang mulia.

b. Memperkenalkan hukum-hukum agama dan cara-cara menunaikan ibadah

serta membiasakan mereka senang melakukan syiar-syiar agma dan

melakukannya.

c. Mengembangkan pengetahuan agama dan memperkenalkan adab sopan

santun Islam.

d. Memantapkan rasa keagamaan, membiasakan diri berpegang pada akhlak

mulia.

e Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri, menguasai emosi,

tahan menderita dan berlaku sabar.

3. Pendidikan Agama Bagi Anak

Perkembangan agama pada masa anak, teijadi melalui pengalaman

hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam lingkungan

masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama, akan semakin

banyak unsur agama maka sikap, tindakan kelakuan dan caranya menghadapi

hidup akan sesuai dengan ajaran agama. (Darajat, 1990 : 55).

Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi

orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang

sehat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui

pendidikan baik yang bersifat formal di sekolah maupun informal di mmah

(25)

14

penglihatan, pendengaran, maupun perilaku yang diterimanya akan ikut

menentukan pembinaan pribadinya.

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur

pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke

dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama

dan pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya

terhadap agama dan guru agama khususnya.

Disamping itu banyak pula pengalaman anak yang mempunyai nilai

pendidikan baginya, yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang dilakukan oleh

orang tua terhadap anak, baik melalui latihan-latihan, perbuatan, misalnya

kebiasaan dalam makan, minum, buang air, mandi, tidur dan sebagainya.

Semuanya itupun termasuk pembinaan bagi anak pribadi.

4. Perkembangan Agama pada Anak

Pendidikan tidak langsung yang telah terjadi pada anak sebelum ia

masuk sekolah, tentu saja setiap anak mempunyai pengalamannya

sendiri-sendiri, yang tidak sama dengan pengalaman anak lainnya. Pengalaman yang

dibawa anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya terhadap sekolah dan

guru termasuk guru agama.

Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan

dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa-masa pertumbuhan

yang pertama (masa anak) dari umur 0-12 tahun. Seorang anak yang pada

(26)

pengalaman keagamaan, maka ia nanti setelah dewasa akan cenderung

kepada sikap negatif terhadap agama. (Darajat, 1990 : 58).

5. Media Pengajaran Pendidikan agama,

a. Teladan yang baik

Murid-murid memandang guru sebagai teladan utama bagi mereka,

dimana ia bercita-cita agar menjadi foto kopi dari gurunya. Ia akan

mengikuti jejak akhlak, ilmu, kecerdasan, keutamaan dan serta gerak dan

diam gurunya apabila ini yang menjadi perhatian murid-murid terhadap

gurunya maka seharusnya guru menjadi ikutan yang baik bagi anak

didiknya.

Disamping itu guru hendaknya merupakan gambaran hidup yang

memantulkan keutamaan tingkah laku yang sebenamya.teladan yang baik

tersebut dimaksudkan agar murid-murid tidak terjerumus ke dalam situasi

kontradiksi yang berbahaya dan agar mereka tidak ragu-ragu serta

mencampuradukkan antara hakikat yang dipahaminya sehingga mereka

tidak mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar, mana

yang terang dan mana yang gelap.kondisi semacam itu akan menimbulkan

kegoncangan pada akidah mereka dan akan menggoyahkan nilai-nilai dan

prinsip-prinsip akidah yang mereka yakini dengan iman yang berakar

dalam lubuk hati mereka.

Banyak sifat-sifat ,nilai-nilai dan sikap yang tidak dipelajari oleh

murid-murid kecuali melalui contoh terhadap pendidik yang menjadi

(27)

16

b. Metode praktis

Materi pengajaran agama meliputi beberapa cabang. Guru

mengajarkannya harus dengan mempergunakan cara-cara praktis.

Sebagian dari cabang itu adalah ibadah, terutama dalam dua fase yaitu fase

sekolah dasar dan fase sekolah menengah pertama, karena ia berkisar

sekitar wudhu, sholat, tayamum, menyapu bagian atas perban luka dan

lain-lain.

c. Cerita

Cerita tennasuk salah satu media pengajaran yang sukses. Ia

merupakan satu cara pendidikan yang disenangi anak-anak dan orang

dewasa. Murid-murid pada setiap tingkatan umur menyukai cerita-cerita

tertentu dan senang membacanya

B. Ibadah Shalat

1. Pengertian Shalat

Shalat dalam pengertian bahasa Arab, ialah “doa memohon kebajikan

dan pujian” (Aly dan Hidayat, 1996 : 37). Arti ini terdapat pada beberapa

tempat di dalam Al-Qur’an, diantaranya dalam ayat berikut:

aDIj *£

L

iv=> o ! p

(28)

Pengertian shalat secara syar’i, adalah : “Beberapa ucapan dan

beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam

rangka beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan”

(Aly dan Hidayat, 1996 : 37).

2. Dasar Hukum Shalat

Dasar hukum shalat terdapat dalam Al Qur’an, diantaranya sebagai

berikut (Aly dan Hidayat, 1996 : 38):

I i i j j l f j Sji^aJl

Artinya : “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku”’. (QS Al Baqarah :43).

Iv * i 4 * l’ < ~ / , « V -y -'’ V . > ^ . S S . * (.

1 4Ul J O J j ^ . ^ 1 s j b J I > 3 lj

i i ' / f ' *41,

Artinya : “Dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan'’. (Q.S Al Ankabut: 45).

' o c J ' J a Z . g l S o ’3 & J I j p i Artinya : “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.

Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'”. (Q.S Al- Baqarah: 238).

3. Kedudukan Shalat

Shalat adalah salah satu dari rukun islam, rukun yang kedua. Adcan

(29)

18

yang pertama dari ibadali-ibadah lainnya. Shalat adalah fardhu ‘ain (kewajiban

perorangan ) atau tiap-tiap orang Islam yang telah baligh (dewasa),baik laki-

laki maupun perempuan.

Tidak ada kewajiban-kewajiban agama yang paling dipentingkan

disebut dalam Al-Qur’an lebih dari pada shalat itu. Al-qur’an telah

menerangkannya dalam berbagai bentuk dan gaya bahasa, kadang-kadang

dengan perintah yang tegas, kadang-kadang pula dengan pernyataan pujian

bagi orang-orang yang melakukannya dan celaan bagi orang yang

meninggalkannya.

Artinya : Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. (QS.29:24).

4. Fungsi Shalat

a. Shalat dapat mencegah dari perbuatan jahat dan munkar

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 24 sebagai berikut:

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 25 sebagai

(30)

i*

Artinya : Dan Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia Ini Kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali- kali tak ada bagimu para penolongpun.(QS.29:25).

b. Shalat dapat menghilangkan tabiat keluh kesali dan kikir

Allah SWT berfirman dalam surat Al Ma’arij ayat 19-23 berikut:

j £ \ 1S130 j d j i i z . iS j0 o j ♦ X / • / X / <'/ ^ ^ C / •'z J ^ ^

(Ji' jt-A Oi^I' © J j ((J>)

Artinya:

19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, 22. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, 23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,

c. Shalat dapat dijadikan sarana dzikrullah.

Allah SWT berfirman dalam surat Thahaa ayat 12 sebagai berikut:

(31)

}

20

Artinya : Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, Maka tanggalkanlah kedua terompahmu; Sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. (QS. Thahaa: 12).

d. Shalat dan sabar dapat menjadi penolong untuk menghasilkan maksud

yang baik.

5. Hikmah Shalat

Diantara hikmah diwajibkannya shalat itu adalah dengan shalat dapat

membersihkan jiwa, menyucikannya, mengkondisikan seorang hamba untuk

munajat kepada Allah ta’ala di dunia dan berdekatan dengan-Nya di akhirat,

serta melarang pelakunya dari mengerjakan perbuatan keji dan kemungkaran.

Shalat lima waktu mampu membawa pelakunya berbuat adil dan mensucikan

pelakunya serta mendekatkan diri pada Allah azza wa jalla.

Allah ta’ala berfirman dalam QS.Al-ankabut ayat 24 :

Artinya : Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.(QS.

29:24)

6. Tujuan Mengajarkan Ibadah

Ibadah adalah segala amal saleh yang dikerjakan manusia, karena

mengharap ridla Allah SWT (Ahmad, 2008:134). Tujuan mengajarkan ibadah

(32)

a. supaya siswa mengetahui hukum agama,

b. menguatkan aqidah dalam jiwa,

c. menambah kepatuhan kepada Allah,

d. menumbuhkan rasa sosial,

e. membentuk rasa persamaan, dan

f. memelihara kebersihan dan kesucian badan dan rohani

(Ahmad, 2008:155).

7. Disiplin Melaksanakan Shalat

Shalat merupakan tiang utama agama Islam. Bila orang teguh

menjalankan shalatnya, maka berarti dia menjaga agamanya dengan baik.

Sebaliknya, orang yang mengabaikan shalat, berarti telah menghancurkan

tiang agama. (Thalib, 1998:355).

Karena shalat merupakan tiang utama agama Islam, maka setiap orang

tua muslim tidak boleh menganggap ringan apalagi menyepelekan perintah

agama untuk selalu mengajak anak-anaknya untuk melakukan shalat setiap

hari.

Kewajiban mendidik putra-putrinya melakukan shalat dilakukan sejak

mereka berumur tujuh tahun. Apabila pada umur ini anak belum sempurna

mengucapkan bacaan-bacaan shalat, maka mereka bisa cukup mengikuti

gerakan-gerakan ibu bapaknya saat melakukan shalat. Akan tetapi mereka

tetap didisiplinkan untuk mengerjakan shalat ini. Sebab dengan disiplin ini,

(33)

2 2

8. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan

Shalat dilakukan dengan melakukan delapan posisi tubuh yang

berbeda-beda dan membaca beberapa ayat Al-qur’an pada setiap postur.

Postur-postur ini ternyata mempunyai pengaruh kuat terhadap system kerja

syaraf dan organ-organ tubuh manusia.

a. Postur Berdiri Tegak (Niat)

Seluruh badan berdiri tegak menghadap kiblat, kedua tangan lurus

disisi badan dan mata melihat ketempat sujud. Manfaat postur ini adalah

untuk melancarkan peredaran darah. Jika darah lancar maka tubuh kita

akan segar. Pada waktu sikap berdiri tegak ini seluruh syaraf menjadi satu

titik pusat pada otak. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 80).

b. Postur Qiyam, Takbiratul Ihram dan Bersedekap.

Takbiratul ihram adalah mengangkat tangan sejajar pundak atau

telinga. Telapak dan kelima jari menghadap ke kiblat sambil mengucap

Allahu Akbar. Bacaan takbir di baca bersamaan gerakan tangan atau

setelahnya. Bersedekap adalah meletakkan tangan diatas dada. Tangan

kanan kanan di atas pergelangan tangan tangan kiri. Saat bersedekap

membaca doa iftitah, surat al-faiihali, dan surat pendek.

Konsentrasi penuh pada posisi ini menyebabkan relaksasi pada

kaki dan punggung. Menggerakkan perasaan rendah hati, sederhana dan

(34)

c. Postur Rukuk

Rukuk adalah membungkukkan badan. Punggung harus lurus

sejajar dengan kepala. Kedua tangan diletakkan pada lutut dengan jari-jari

direnggangkan. Mata melihat ke tempat sujud. Saat rukuk membaca

bacaan rukuk.

Dengan melakukan rukuk, maka tulang belakang akan tetap berada

dalam kondisi yang baik karena persendian diantara badan-badan ruas

tulang belakang tetap tinggal lembut dan lemah lentur serta mencegah

ruas-ruas palsu, misalnya melekatnya tulang kalangkang dan tulang

tungging yang dapat mengakibatkan kesulitan terutama bagi wanita yang

hendak melahirkan anak. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 90).

d. Postur I’tidal

I’tidal adalah berdiri dari rukuk sambil mengangkat tangan. Kedua

tangan diangkat setinggi daun telinga. Saat I’tidal membaca doa I’tidal.

Sewaktu bangkit dari rukuk dan membaca samiAllaahuliman hamidah

maka Allah memberikan cinta dan kasih sayangnya. Allah sangat bangga

karena seruannya dipenuhi sehingga Dia berkenan memberikan

anugerahnya itu dengan menegakkan kita kembali. (Sulaiman Al-Kumayi,

2007 :97).

e. Postur Sujud

Sujud adalah gerakan merunduk sampai kepala menempel di

(35)

24

sujud adalah mendahulukan tangan ketempat sujud diatas tujuh anggota

badan, yaitu : dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung

kaki. Dahi dan hidung ditekankan ke tempat sujud. Kedua telapak tangan

diletakkan ditempat sujud sejajar dengan baliu. Kedua suku

direnggangkan, kedua ujung kaki ditegakkan menghadap kiblat saat sujud

membaca bacaan sujud, yang dibaca adalah doa sujud.

Menurut Prof. Dr. HA. Saboe (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :

97), pada saat sujud otot-otot menjadi lebih besar dan kuat terutama otot-

otot dada sebagai otot-otot sela iga dalam atau otot-otot antara iga dalam.

Seewaktu menarik napas tulang dada terangkat ke atas dan maju ke depan

sehingga rongga dada bertambah besar dan paru-paru akan berkembang

dengan baik dan dapat menghisap udara yang bersih kedalamnya sehingga

terhindar dari penyakit TBC.

Sikap sujud juga bennanfaat bagi otak. Posisi sujud menyebabkan

darah yang membawa banyak zat-zat yang sangat dibutuhkan otak relatif

banyak mengalir ke bagian tersebut,

f. Postur Duduk Antara Dua Sujud

Duduk diantara dua sujud adalah kaki kanan ditegakkan, kaki kiri

dujadikan alas duduk. Kedua tangan diletakkan dia atas paha ujung lutut

sambil membaca bacaan duduk di antara dua sujud.

Bagi laki-laki tumit kaki kanan mengerut dan berat kaki serta

bagian tubuh pada tumit tersebut. Posisi ini membantu pengeluaran zat

racun dari liver dan memacu gerak peristaltic pada usus besar.

(36)

Bagi perempuan pertahankan kedua kaki di bawah badannya,

telapak kaki menghadap ke atas. Tubuh akan kembali mengalami relaksasi

yang sama, dan postur ini membantu pencernaan dengan menggerakkan isi

perut ke arah bawah. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007:129).

g. Postur Tasyahud

Duduk tasyahud awal ('iftirasyi) adalah seperti duduk diantara dua sujud. Kaki kanan ditegakkan, kaki kiri dibentangkan di lantai sebagai alas

duduk dan telunjuk jari menunjuk ke kiblat.

Duduk iftirasyi dapat menghindarkan atau menyembuhkan suatu penyakit syaraf pangkal paha yang terasa sakit, nyeri, sengal hingga tidak

dapat beijalan (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 130).

Cara duduk tasyahud akhir (tawaruk) kaki kanan ditegakkan, kaki kiri dijelujurkan di bawah kaki kanan dan pantat duduk di lantai. Duduk

tawaruk merupakan penyembuh penyakit tanpa operasi karena duduk tawaruk ini kalau dilihat posisinya yang mengangkat kaki kanan dan

menghadapkan jari-jari kakinya kearah kiblat memijat pusat-pusat daerah

otak, ruas tulang punggung teratas, rongga radang dan dahi, kelenjar

gondok kecil, mata, leher dan amandel, otot-otot bahu, yang terdapat pada

ujung-ujung jari kaki. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :131).

h. Postur Salam

Salam yaitu gerakan menolehkan kepala ke kanan kemudian kekiri

sambil membaca doa salam. Sikap salam sangat bermanfaat bagi

(37)

2 6

akan membantu menguatkan otot-otot leher dan kuduk serta dapat

menyembuhkan gangguan pada leher dan kepala antara lain penyakit

kepala kuduk kaku. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 138).

Menurut Adz Dzahabi (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :198) shalat

memiliki empat manfaat yaitu spiritual, psikologis, fisik, dan moral. Shalat

bisa menyembuhkan penyakit jantung, perut dan usus.

Menurut Dr. Edwin Frederik Pourz (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007

: 200), seorang professor dalam bidang penyakit syaraf di Amerika serikat

menyatakan:

Menyembuhkan berbagai penyakit menular dalam tempo yang cepat, sulit dilakukan dalam tempo yang cepat pula. Namun dengan tidak memperdulikan semua kemukjizatan pengobatan yang ada di dunia ini, masih banyak kemukjizatan lain untuk menyembuhkan penyakit pincang, lumpuh, buta. Bahkan ada ribuan kasus yang belum bisa ditangani oleh dokter terkenal atau dokter yang pandai sekalipun, tetapi justru penyembuhannya melalui kemukjizatan shalat.

C. Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua terhadap Keberagamaan Anak

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur

pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam

pribadi anak yang sedang tumbuh itu.

Shalat merupakan salah satu materi pokok dan urgen dalam pendidikan

Islam. Hal ini dikarenakan shalat merupakan ibadah mahdhoh yang paling

(38)

Sebagai realisasinya, ibadah sholat harus dikerjakan dengan benar sesuai

dengan syariat Islam (syarat dan rukunnya) sehingga dapat membentuk insan yang

berdisiplin tinggi dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan

masyarakat.

Mengingat begitu pentingnya shalat harus dikenalkan sejak masih kanak-

kanak, walaupun baru berupa pembiasaan, oleh karena itu penting bagi orang tua

sebagai pembina pribadi yang pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan

dan latihan sejak kecil yang sesuai dengan ajaran agama.

Orang tua dan guru agama dalam membina dan membimbing anak agar

mampu mengeijakan shalat tidaklah mungkin hanya dengan penjelasan pengertian

saja, tetapi harus diberi latihan dan dibiasakan sesuai dengan perkembangan

jiwanya. Anak cenderung akan meniru apa-apa yang dilihat dalam kesehariannya

karena taraf berpikir anak masih terbatas, maka dalam hal ini kedisiplinan shalat

orang tua amat berpengaruh terhadap keberagaman anak..

Shalat yang diwajibkan Allah kepada orang beriman lima kali sehari

semalam memiliki beberapa peran (Ahmad, 2008:149), antara lain :

a. berperan untuk menghilangkan rasa gelisah yang menghantui manusia,

b. dapat menabahkan hati dalam menghadapi kesulitan,

c. sabar terhadap sesuatu yang dibenci, dan

d. sanggup mematahkan sifat yang mementingkan diri sendiri yang

(39)

28

Orang tua yang taat pada ajaran agama maka secara otomatis akan

mengenalkan anak pada ajaran agama sejak masih kecil, diajak melaksanakan

(40)

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian

SDN Bawen 03 terdiri d a ri: 1 (satu) orang Kepala Sekolah, 6 (enam) guru

kelas, 1 (satu) orang guru Bidang Studi Agama Islam, 1 (satu) orang Penjasorkes,

1 (satu) orang guru Bahasa Inggris, 1 (satu) orang guru Seni Tari, dan 1 (satu)

orang guru Seni Lukis.

Jumlah siswa secara keseluruhan pada tahun pelajaran 2009/2010 adalah

204 Siswa, dengan perincian siswa yang beragama Islam sebanyak 193 orang dan

siswa yang beragama Nasrani adalah 11 orang.

Pekeijaan orang tua dari siswa SDN 03 Bawen 03 pada tahun pelajaran

2009/2010 meliputi berbagai macam, antara lain: PNS sebanyak 5 orang, TNI

sebanyak 1 orang, Pegawai Pabrik sebanyak 25 orang, sedangkan yang lainnya

berprofesi sebagai Asongan, Penjual di pasar, Tukang parkir, Pegawai SPBU, dan

lain-lain.

B. Penyajian Data

L Data Hasil Angket

Untuk mendapatkan hasil penelitian tentang kedisiplinan shalat orang tua dari

responden di mmah, penulis memberikan soal angket kepada 33 responden yang

(41)

Angket berisi 20 pertanyaan dengan 4 (empat) item pilihan jawaban yaitu :

jawaban a (sangat sering), b (sering), c (kadang-kadang) dan d (tidak pernah).

Kriteria penilaian dari angket dipaparkan pada tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria penilaian angket kedisiplinan shalat orang tua

Kriteria Prosentase skor perolehan

Adapun data hasil angket mengenai kedisiplinan shalat orang tua tercantum

dalam table 2 di bawah ini.

Tabel 2. Data tentang kedisiplinan shalat orang tua (X) Tahun 2010

(42)

15 I V / 2 Baik

16 IV /2 Baik

17 I V/ 2 Baik

18 I V/ 2 Baik

19 I V / 2 Cukup

20 I V / 2 Cukup

21 I V/ 2 Cukup

22 I V / 2 Cukup

23 I V / 2 Baik

24 I V / 2 Baik

25 I V / 2 Baik

26 I V / 2 Cukup

27 I V / 2 Baik

28 I V / 2 Baik

29 I V / 2 Baik

30 I V / 2 Baik

31 I V / 2 Cukup

32 I V / 2 Baik

33 IV / Baik

2. Hasil Tes Siswa

Data hasil penelitian yang berikutnya adalah berupa nilai tes

siswa. Nilai Siswa dalam penelitian ini adalah nilai tes praktik dalam

mengerjakan shalat dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama Islam.

(43)

(variabel Y). Kriteria penilaian dari hasil tes praktek slialat dipaparkan

pada tabel 3, sebagai berikut:

Tabel 3. Kriteria penilaian dari hasil tes praktek shalat

KRITERIA NILAI PRAKTEK SHALAT

Adapun berkaitan dengan nilai tes praktik siswa dalam mengerjakan

shalat dengan baik dan benar dipaparkan dalam tabel 4 dibawah ini

Tabel 4. Nilai tes praktik siswa dalam mengerjakan shalat (Y)

(44)

12 100 AMAT BAIK

13 80 BAIK

14 75 CUKUP

15 85 BAIK

16 90 AMAT BAIK

17 90 AMAT BAIK

18 100 AMAT BAIK

19 70 CUKUP

20 70 CUKUP

21 75 CUKUP

22 70 CUKUP

23 70 CUKUP

24 70 CUKUP

25 85 BAIK

26 60 CUKUP

27 75 CUKUP

28 75 CUKUP

29 85 BAIK

30 70 CUKUP

31 65 CUKUP

32 70 CUKUP

33 75 CUKUP

(45)

BAB IV

ANALISIS DATA

Untuk mengetahui ada tidaknya dampak dari kedisiplinan skalat orang tua

dalam menunjang keberagamaan anak, maka penulis mengadakan analisa data.

Dalam hal ini penulis memberikan pembagian dalam tiga tahap :

A. Deskripsi Data

1. Kedisiplinan Orang Tua Mengerjakan Shalat

Data hasil penelitian berkaitan dengan kedisiplinan orang tua dalam

mengerjakan shalat diperoleh berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada 33

orang responden. Angket berisi 20 pertanyaan dengan 4 (empat) item pilihan

jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Nilai masing-masing option :

1) Option sangat sering diberi nilai 4

2) Option sering diberi nilai 3

3) Option kadang-kadang diberi nilai 2

4) Option tidak pernah diberi nilai 1

b. Penilaian prosentase

Prosentase ketercapaian = Skor perolehan x 100 % Skor Maksimal

c. Kriteria Penilaian

Tabel 5. Kriteria penilaian angket kedisiplinan shalat orang tua

Kriteria Prosentase skor perolehan

Sangat baik : 86 % sd 100 %

(46)
(47)

36

Berdasarkan hasil angket pada tabel.6, dapat dicari distribusi frekuensi

nilai kualitasnya dari masing-masing variabel sebagaimana dipaparkan dalam

tabel 7.

Tabel 7. distribusi frekuensi nilai kualitas hasil angket kedisiplinan

(48)

Paparan data pada tabel 7 tersebut, menunjukkan bahwa kualitas

kedisiplinan orang tua termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh

prosentase dari hasil angket tersebut yang menunjukkan 78,89 %.

2. Keberagamaan Anak

Data hasil penelitian yang berikutnya adalah berupa nilai tes siswa.

Nilai Siswa dalam penelitian ini adalah nilai tes praktik dalam mengerjakan shalat

dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama Islam. Nilai tes ini dipakai sebagai

acuan mengenai keberagamaan siswa (variabel Y). Dokumen ini dianalisis

dengan ketentuan kriteria penilaian dipaparkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 8. Kriteria penilaian dari hasil tes praktek shalat

KRITERIA NILAI PRAKTEK SHALAT

Amat Kurang 0-49

Kurang 50-59

Cukup 60-75

Baik 76-89

Amat Baik 90-100

Tabel 9. Nilai tes praktik siswa dalam mengerjakan shalat (Y)

Tahun Pelajaran 2009/2010

No

Responden NILAI KRITERIA

1 85 BAIK

2 85 BAIK

3 80 BAIK

(49)
(50)

Berdasarkan hasil angket pada tabel.9, dapat dicari distribusi frekuensi

nilai kualitasnya dari masing-masing variabel sebagaimana dipaparkan dalam

tabel 10.

Tabel 10. dapat dicari distribusi frekuensi nilai keberagamaan siswa

No KATEGORI: Frekuensi Prosentase

1 AMAT BAIK 4 12.1

2 BAIK 13 39.39

3 CUKUP 16 48.48

4 KURANG 0

5 AMAT KURANG 0

JUMLAH 33 100

Paparan data pada tabel 10 tersebut, menunjukkan bahwa kualitas

keberagamaan siswa termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh

prosentase dari hasil angket tersebut yang menunjukkan 39,39 %.

B. Analisa Uji Hipotesa

Tahap ini akan dilaksanakan analisa untuk menguji hipotesa menggunakan

analisa uji statistik dengan rumus Product Moment Pearson. Hipotesa statistik dalam penelitian ini adalah:

Ho = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara kedisiplinan shaolat orang tuan

dengan keberagmaan siswa.

H1 = 0 , artinya terdapat hubungan antara kedisiplinan shaolat orang tuan dengan

(51)

40

Tahap awal dalam uji hipotesa ini adalah dengan melakukan perhitungan

data variabel X dan variabel Y, sebagaimana terlihat pada tabel 11.

Tabel 11. Perhitungan Variabel X dan Variabel Y

No

10 60 75 3600 5625 4500

11 62 85 3844 7225 5270

12 63 100 3969 10000 6300

13 62 80 3844 6400 4960

14 62 75 3844 5625 4650

15 63 85 3969 7225 5355

16 61 90 3721 8100 5490

17 63 90 3969 8100 5670

18 63 100 3969 10000 6300

19 53 70 2809 4900 3710

20 56 70 3136 4900 3920

21 55 75 3025 5625 4125

22 50 70 2500 4900 3500

23 59 70 3481 4900 4130

(52)

25 63 85 3969 7225 5355

26 52 60 2704 3600 3120

27 61 75 3721 5625 4575

28 61 75 3721 5625 4575

29 63 85 3969 7225 5355

30 58 70 3364 4900 4060

31 54 65 2916 4225 3510

32 58 70 3364 4900 4060

33 58 75 3364 5625 4350

Jumlah 1962 2595 117066 206675 155045

Berdasarkan tabel 11 di atas, akan ditentukan nilai koefisien korelasi

antara variabel X dan Variabel Y, yaitu Rxy. Perhitungan nilai Koefisien korelasi

Rxy dengan rumus Product Moment Pearson sebagai berikut:

NExy - (Ex).(EY)

V [NEx2 - (Ex)2] [NEY2-(EY)2]

rxy= Koefisien Korelasi antara variabel x dan y

x = variabel kedisiplinan sholat orang tua

y = variabel keberagamaan siswa

N = jumlah responden

Ex = 1962

EY = 2595

Ex2 = 3364

(53)

42

Zxy = 4350

(Zx)2 = 3849444

(ZY)2 =6734025

N Ixy - (Zx).(ZY)

V

[NZx2 - (Zx)2] [NZY2-(ZY)2]

(33x4350)-(1962) (2595)

V [(33 x 3364) - 3849444] [(33 x 5625) - 6734025]

25095

V 13734 x 86250

25095

V 13734 x 86250

25095

i l 184557500

25095

34417.4

= 0.729137

Hasil perhitungan nilai koefisien korelasi product moment dari variabel X

(kedisiplinan shalat orang tua) dan variabel Y (keberagamaan anak), diperoleh

nilai rxy hitung = 0.729137. Tahap selanjutnya menentukan nilai koefisien korelasi

(54)

1. taraf signifikansi 5 % :

r* =0.729137

r tabel 0,05 = 0.325

2. taraf signifikansi 1 % :

rNV =0.729137

r tabel 0,01 =0.418

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa rO (r hitung) lebih besar dari

rt (r tabel), baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 %. Maka diperoleh hasil

yang signifikan. Mengacu pada nilai r hitung dan nilai r pada tabel, terlihat nilai r

hitung lebih besar dari nilai r tabel sehingga nilai hitung r terletak di daerah

penolakan Ho. Hal ini berarti pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat

pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di tolak.

Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat

orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima. Berdasarkan hasil uji terhadap

33 orang responden di SD Negeri Bawen 03, diperoleh keterangan objektif ballwa

terdapat pengaruh yang berarti antara kedisiplinan shalat orang tua terhadap

keberagamaan anak Demikian juga dapat di interpretasikan, bahwa ada pengaruh

positif antara kedisiplinan shalat orang tua dalam menunjang keberagamaan anak.

C. Pembahasan

Pengujian hipotesa berkaitan pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua

(55)

44

diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh yang berarti antara kedisiplinan shalat

orang tua terhadap keberagamaan anak. Hal ini berarti pernyataan yang

menyebutkan “tidak terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap

keberagamaan anak” di tolak. Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat

pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima.

Berkaitan dengan kedisiplinan orang tua dalam menjalankan ibadah shalat,

berdasarkan hasil angket tersebut terdapat responden yang menyatakan bahwa

orang tua di rumah tidak disiplin dalam mengerjakan shalat. Indikator ketidak

disiplinan dalam mengerjakan shalat ini antara lain:

1. Sering terlambat dalam mengerjakan shalat. Shalat seringkah dikerjakan tidak

di awal waktu.

2. Shalat dikerjakan secara sendirian, jarang sekali berjamaah.

3. Kadang-kadang tidak melaksanakan shalat

Ada berbagai faktor yang menyebabkan hal demikian terjadi, antara lain :

1. Faktor Kesibukan dalam Bekerja

Sebanyak 33 responden yang diberi angket, terungkap sebagian besar

orang tuanya berstatus sebagai pegawai swasta, antara lain : karyawan pabrik,

penjual sate, penjual asongan, buruh penggergajian kayu, tukang kayu, tukang

ojek, sopir, buruh serabutan dan penjual makanan di pasar. Sebagai orang yang

bekerja secara wiraswasta kadangkala dalam meluangkan waktu istirahat

khususnya untuk mengerjakan shalat tidak selalu sama dalam kesehariannya.

Dengan kata lain, pengambilan waktu istirahat biasanya tidak terprogram

(56)

pekerjaan sedang ramai, misalkan sebagai seorang penjual sate, maka cenderung

menunggu waktu yang longgar dalam mengerjakan shalat meskipun tidak jarang

awal waktu datangnya pelaksanaan shalat telah berlalu cukup lama. Walaupun

pada kenyataanya memang tidak semua orang yang bekerja di sektor swasta

seperti demikian, berdasarkan hasil angket dari responden terungkap mayoritas

orang tua mereka dalam hal kedisiplinan dalam mengerjakan shalat termasuk

kategori baik.

2. Faktor Pemahaman dalam Beragama

Faktor pemahaman dalam beragama juga menjadi hal yang penting karena

dengan pemahaman yang baik dan tinggi dalam beragama, akan berpengaruh pada

aktifitas sehari-hari dalam beribadah terutama dalam menjalankan ibadah shalat

fardlu.

Orang tua yang mempunyai tingkat pemahaman agama yang tinggi

tentunya tidak akan merasa berat hati untuk menjalankan ibadah karena

menjalankan ibadah terutama ibadah shalat fardlu pada dasarnya tidak hanya

sebatas menjalankan perintah Allah SWT melainkan menjadi suatu kebutuhan dari

seorang hamba kepada Tuhannya.

Jika kita telusuri menurut ajaran Islam, shalat merupakan suatu amalan

utama dan sangat penting untuk dilaksanakan oleh umatnya. Shalat merupakan

tiangnya agama Islam, kuat dan kokohnya agama Islam tidak dapat lepas dari

kualitas amalan ibadah shalat para pemeluknya. Berdasarkan hal tersebut, menjadi

kewajiban orang nia dalam keluarga Islam untuk dapat melaksanakan ibadah

(57)

46

3. Faktor Lingkungan Sosial Masyarakat

Faktor lingkungan sosial masyarakat juga berpengaruh terhadap kebiasaan

individu dalam masyarakat tersebut meskipun tingkat pengaruhnya pada tiap

individu berbeda-beda tergantung sedikit banyak tingkat interaksi dalam

masyarakat. Kondisi masyarakat yang berpola materialistik tentu berbeda dengan

kondisi masyarakat yang berpola sufistik. Masyarakat dengan pola materialistik

cenderung lebih memprioritaskan bagaimana mendapatkan harta atau penghasilan

sebanyak-banyaknya.

Berdasarkan perolehan data dilapangan berupa hasil wawancara,

terungkap bahwa orang tua responden sebagian besar hidup dilingkungan industri

(pabrik) dan lingkungan pasar. Hal ini berpengaruh pada pola pikir dan gaya

hidup mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang cenderung

bergaya materialistik yakni lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan hidup

berupa materi seperti sandang, pangan, dan papan.

Dalam kaitan pembinaan melaksanakan ibadah shalat, nabi Muhammad

SAW sangat menekankan kepada para orang tua untuk mulai mengajari anak

menjalankan ibadah shalat sejak usia 7 tahun. Pada saat anak menginjak usia 10

tahun, bahkan orang tua diperbolehkan memukul anak yang belum mau

melaksanakan shalat fardlu. Pukulan yang di maksud dalam hal ini adalah pukulan

ringan yang tidak mengakibatkan timbulnya rasa sakit karena tujuan dari pukulan

(58)

Berdasarkan hal tersebut, orang tua sebenarnya merupakan pemegang

amanah pertama dan utama bagi anak untuk mendidik, mengarahkan dan

membina mereka hingga anak mau dan mampu melaksanakan ibadah terutama

shalat fardlu dengan baik dan benar semata-mata untuk mencari keridloan Allah

SWT.

Pembimbingan dan pembinaan beragama perlu diupayakan semaksimal

mungkin oleh orang tua. Hal ini bisa dengan berbagai cara antara lain dengan

mengikuti kegiatan TPQ. Dalam kegiatan TPQ para santri mendapat berbagai

materi pembelajaran keagaamaan, antara lain : BTA (Baca Tulis Alqur’an),

hafalan doa-doa harian, hafalan surat-surat pendek, hafalan hadits-hadits pendek

pilihan, serta pembelajaran mengenai pasholatan yakni materi yang berkaitan

dengan masalah shalat secara teori maupun praktek mulai dari awal hingga akhir.

Sehingga dengan aktif mengikuti kegiatan TPQ, maka secara bertahap tapi

kontinyu para santri akan bertambah pengetahuan dan kefohaman mengenai ajaran

agama Islam. Hal ini akan bermuara pada meningkatnya kualitas keberagamaan

setiap anak yang mengikuti kegiatan TPQ.

Upaya orang tua dengan memasukkan anak untuk mengikuti kegiatan TPQ

jika dicermati secara mendalam, hal tersebut sebenarnya telah ikut membantu

meringankan tugas orang tua dalam memberikan pendidikan keagamaan kepada

anak. Terlebih untuk para orang tua yang waktunya terkuras habis demi

memenuhi nafkah keluarga, pada dasarnya kegiatan TPQ merupakan tempat yang

(59)

48

Hal yang perlu dicermati dan menjadi suatu keprihatinan adalah apabila

pada saat anak berada dirumah hanya menggunakan waktunya untuk bermain dan

menonton TV. Hal ini layak dicermati sebab pada saat ini tayangan dari berbagai

stasiun TV baik milik swasta maupun milik pemerintah, lebih dominan bermuatan

hiburan. Hiburan memang perlu bagi setiap orang teriebih bagi usia anak, akan

tetapi hiburan yang diharapkan adalah hiburan yang mendidik kearah hal-hal yang

positif bukan semata-mata hiburan.

Kenyataan menunjukkan dari berbagai tayangan TV antara tayangan yang

mendidik kearah pembentukan karakter mulia dan berkepribadian unggul di

bandingkan dengan tayangan yang hanya sebatas menghibur, ternyata lebih

banyak tayangan yang bersifat hanya sebatas hiburan. Bahkan yang sangat

disayangkan, banyak tayangan yang belum saatnya dilihat untuk kategori anak-

anak namun telah dengan vulgarnya ditayangkan oleh hampir semua stasiun TV.

Jika orang tua dalam mengawasi dan menjaga anak-anaknya kurang, apalagi tidak

peduli dengan hal ini, maka akan berakibat pada penurunan moral anak dan

termasuk dari akibat ini adalah menurunnya kualitas keberagamaan anak.

Berdasarkan informasi dari responden melalui angket, dapat dinyatakan

bahwa pada saat berada dirumah orang tuanya aktif mengeijakan shalat secara

tepat waktu dan dilaksanakan dengan beijamaah bersama anggota keluarga serta

senantiasa memperhatikan pendidikan agama kepada anak, ternyata juga

mempunyai efek yang positif. Hal ini terlihat pada sikap dan perilaku anak

(responden) tersebut saat berada di sekolah, tidak hanya dari nilai ulangan

(60)

sopan, menghormati guru dan teman, suka membantu teman yang mengalami

kesulitan, mudah memaafkan kesalahan teman dan sikap terpuji lainnya.

Sikap-sikap teipuji tersebut sejalan dengan pendapat Abdul Qadir Ahmad

(2008:149), bahwa shalat yang diwajibkan Allah kepada orang beriman lima kali

sehari semalam memiliki beberapa peran antara lain :

a. berperan untuk menghilangkan rasa gelisah yang menghantui manusia,

b. dapat menabahkan hati dalam menghadapi kesulitan,

c. sabar terhadap sesuatu yang dibenci, dan sanggup mematahkan sifat yang

mementingkan diri sendiri yang membekukan rasa sosial yang mulia

Pada sisi yang lain, responden yang menyatakan bahwa orang tuanya

kurang disiplin melaksanakan ibadah shalat dan kurang memperhatikan

pendidikan agama kepada anak pada saat anak berada dirumah, ternyata

responden tersebut dilihat dari hasil belajar PAI terlebih lagi pada nilai tes praktek

shalat belum dapat mencapai nilai yang memuaskan bahkan masih terdapat siswa

yang belum mencapai ketuntasan belajar. Selain itu saat berada di sekolah

memiliki sikap perilaku yang cendenmg kurang terpuji, kurang dapat menghargai

guru dan teman dan sering tidak mengindahkan nasehat guru.

Perilaku ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang erat antara

kedisiplinan orang tua terhadap keberagamaan anak. Orang tua yang

melaksanakan shalat secara disiplin dan senantiasa mengajak anak untuk

melaksanakan shalat secara berjamaah, maka anak tersebut akan terbiasa untuk

melaksanakan ibadah shalat dengan disiplin tanpa merasa di paksa. Hal ini juga

(61)

50

orang tua yang melaksanakan shalat secara tidak disiplin dan jarang sekali

mengajak anak untuk melaksanakan shalat secara berjamaah, maka anak tersebut

tidak akan terbiasa untuk melaksanakan ibadah shalat dengan disiplin. Hal ini

(62)

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Kedisiplinan

Shalat Orang Tua Terhadap Keberagamaan Anak” adalah” adalah :

1 Tingkat kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan

ibadah shalat tegolong baik. Hal ini dimnjukkan oleh prosentase dari hasil

angket tersebut yaitu 78,89 %.

2 Tingkat keberagamaan siswa kelas IV7 SD Bawen 03 khususnya yang

berkaitan dengan pemahaman, kemampuan serta kebiasaan dalam

menjalankan ibadah shalat secara umum tergolong cukup baik. Hal ini

ditunjukkan dari ke-33 responden (siswa) tersebut prosentase nilai yang

termasuk kategori minimal baik sebesar 51,49 yaitu: 39,39% (kategori

baik) dan 12,1 % kategori amat baik.

3 Ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan orang tua terhadap

keberagamaan anak. Mengacu pada nilai r hitung dan nilai r pada tabel,

terlihat nilai r hitung (0.729137) lebih besar dari nilai r tabel (0.325),

sehingga nilai hitung r terletak di daerah penolakan Ho. Hal ini berarti

pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat pengaruh kedisiplinan shalat

orang tua terhadap keberagamaan anak" di tolak. Sedangkan pernyataan

yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua

terhadap keberagamaan anak” di terima.

(63)

52

B. Saran

1. Orang tua perlu meluangkan waktu yang cukup bagi anak untuk

pembinaan keagamaan khususnya pada saat berada dirumah.

2. Guru mata pelajaran, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di sekolah perlu lebih intensif lagi dalam hal membelajari

(64)

Penerbit Pustaka Setia.

Ahmad, Abdul Qadir. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Al Kumayi, Sulaiman. 2007. Shalat Penyembahan dan Penyembuhan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Aly, Abdullah dan Samsul Hidayat. 1996. A l ‘Ubudiyah. Surakarta : Pusat Studi Islam dan Kemuhammadiyahan UMS.

Dani K. 2002. Kamus Lengkap Bahasa. Surabaya : Penerbit Putra Harsa.

Danim, Sudarman. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Penerbit Pustaka Setia.

Daradjat, Zakiah. 1990. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta:Penerbit Bulan Bintang. Marzuld. 1997. Metodologi Riset. Yogyakarta : BPFE UII.

Muhidin, S. A & Maman Abdurrahman. 2009. Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung:Pustaka Setia.

Saerozi, Muhammad. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir.

Salatiga:STAIN.

Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Penerbit Alfabeta. Thalib, Muhammad. 1998. 50 Pedoman Mendidik Anak. Bandung : Penerbit

(65)

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

SD NEGERI BAWEN 03

Alamat: Bawen - Kab. Semarang

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA

SURAT KETERANGAN N om er: 18 / SDNB / VH / 2010

Assalamu’alaikum, Wr, Wb

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SD Negeri Bawen 03 menerangkan dengan

sesungguhnya bahwa:

N a m a : KIBTIYAH

NIM : 11408157

Fakultas Tarbiyah

Jurusan : Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga

Benar-benar telah mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi dengan judul

“Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap Keberagaman Anak (Studi Kasus pada

Siswa SDN Bawen 03 Tahun 2010)” dengan sungguh-sungguh selama mengadakan penelitian.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb

Bawen, 28 Juli 2010

■\ « v --- Nur Khusniah. MM

Gambar

Tabel 1. Kriteria penilaian angket kedisiplinan shalat orang tua
Tabel 3. Kriteria penilaian dari hasil tes praktek shalat
Tabel 5. Kriteria penilaian angket kedisiplinan shalat orang tua
Tabel 6. Nilai hasil angket tentang kedisiplinan shalat orang tua
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil studi waktu (time motion study) dari setiap varian produk yang dibuat oleh bagian produksi menggunakan waktu proses yang berbeda - beda dapat disimpulkan bahwa

Berdasarkan wawancara prapenelitian terhadap pegawai di RSUP Moh Hoesin Palembang, telah ditemukan kurang lengkapnya hasil rekam medik pasien yang seharusnya dilakukan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Faktor lain yang mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah penanganan.

employed the survey method to investigate the language learning strategy. use of university students at the University of Puerto Rico at

5 Penebel Beras Merah. Beras Ketan Hitam. Telur Ayam Ras 6 Pupuan Gula Aren.. pertanian di wilayah sekitarnya. Melihat uraian sebelumnya dari potensi masing-masing

Di dalam ayat ini mempunyai lafaz نئمطيل līyathuma‟inna tidak menggunakan lafaz sakīnah yang mempunyai kebersamaan makna hal ini karena penggunaan bagi

penanggulangan bencana, kelompok gerakan sosial tanggap bencana membangun sistem kekerabatan antar anggota maupun antar kelompok untuk suatu penanganan yang terfokus,