• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu ( Erawati, 2011).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2009).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir ( Hidayat, 2012).

b. Teori terjadinya persalinan

Teori terjadinya persalinan, yaitu: penurunan kadar progesteron, teori oxytocin, peregangan otot-otot uterus yang berlebihan ( destended uterus ), pengaruh janin, teori ptostagalndin.

Sebab terjadinya pertus sampai saat ini masih merupakan teori-teori yan\g kompleks, faktor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus mulai (Hidayat, 2012).

(2)

c. Faktor-faktor yang mempenagruhi persalinan adalah :

1) Power (Tenaga yang mendorong anak)

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan: a) His persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks. Terdiri dari his pembukaan, his pengeluaran dan his pelepasan uri.

b) His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap servikis

Tenaga mengejan:

a) Kontraksi otot-otot dinding perut

b) Kepala di dasar panggul merangsang mengejan c) Paling efektif saat kontraksi atau his

2) Passage (Panggul)

a) Bagian-bagian tulang panggul terdiri dari empat buah diantaranya: (1) Dua Os Coxae (a) Os ischium (b) Os pubis (c) Os sacrum (d) Os illium (2) Os Cossygis

Pelvis mayor disebelah atas pelvis minor, superior dari linea terminalis.

b) Bagian-bagian pelvis minor

(3)

Cavum pelvis, dan PBP. 3) Passager ( Janin )

a) Akhir minggu ke-8 janin mulai nampak menyerupai manusia dewasa, menjadi jelas pada akhir minggu ke 12

b) Usia 12 minggu jenis kelamin luarnya sudah dapat dikenali

c) Quickening ( terasa gerakan janin pada ibu hamil ) terjadi pada usia kehamilan 16-20 minggu

d) Denut jantung janin ( djj ) mulai terdengar pada minggu ke 10-18

e) Panjang rata-rata janin cukup bulan 50 cm

f) Berat rata-rata janin laki-laki 3400 gram, perempuan 3150 gram

g) Janin cukup bulan lingkar kepala dan bahu hampir sama

4) Plasenta

Merupakan salah satu faktor dengan memperhitungkan implantasi plasenta pada dinding rahim.

5) Psycologik

Psycologik adalah kondisi psikis klien, tersedianya dorongan positif, persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi adaptasi atau coping (Hidayat, 2012).

(4)

d. Tanda-tanda permulaan persalinan

Persalinan menurut Hidayat (2010) dimulai bila ibu sudah dalam inpartu ( saat uterus berkontraksi menyebabkan perubahan pada serviks membuka dan menipis ), berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain : perasaan distensi berkurang ( lightening ), perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban pecah, bloody show, lonjakan energi, dan gangguan pada saluran cerna. Terdapat empat kala persalinan yaitu:

1) Kala satu persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala satu persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks. Dalam kala I persalinan terdapat dua fase yaitu: a) Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahan yang berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4cm yang pada umumnya fase laten ini berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

b) Fase aktif

Dalam fase aktif ini frekuensi dan lama kontraksi uterus biasanya meningkat (kontrkasi dianggap adekuat bila terjadi

(5)

lebih dari 3 kali dalam 10 menit dan berlangsung selama lebih dari 40 detik, pembukaan serviks dari 4 cm sampai lengkap biasanya dengan kecepatan lebih dari 1 cm per jamnya, dan pada fase ini terjadi penurunan bagian terbawah janin (Kurniawati, 2009).

Kala I disebut juga dengan permulaan persalinan secara klinis (Cuningham, 2002:147), karena:

1) Kontraksi uterus pada persalinan

Dalam kontraksi ini menimbulkan nyeri, kemungkinan terjadinya nyeri itu karena hipoksia miometrium yang berkontraksi seperti yang terjadi pada angina pektoris, penekanan ganglion saraf di serviks dan uterus bagian bawah oleh berkas-berkas otot yang berkontraksi dan saling mengunci, peregangan serviks akibat dilatasi dan peregangan peritoneum yang terdapat diatas fundus.

2) Segmen bawah dan atas uterus

Dengan palpasi abdomen, bahkan sebelum ketuban pecah, kedua segmen kadang dapat dibedakan, segmen atas teraba pada saat berkontraksi, sementara pada segmen bawahlebih lunak teregang, dan lebih pasif.

3) Bentuk uterus berubah selama persalinan

Setiap kontraksi menyebabkan bentuk uterus yang ovoid menjadi memanjang seiring dengan semakin berkurangya garis tengah horizontal. Perubahan bentuk ini menimbulkan efek penting pada proses persalinan yang pertama dapat meningkatkan tekanan sumbu janin. Kedua, dengan memendeknya uterus maka serat-serat

(6)

longitudinal tertarik lebih kencang. Akibatnya, segmen bawah dan serviks menjadi satu-satunya bagian dari serviks yang lentur, dan keduanya tertarik keatas dan mengelilingi kutub bawah janin.

a. Perubahan Fisiologis pada persalinan

1) Perubahan tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata –rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata – rata 5 – 10 mmHg. Diantara kontraksi-kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi apabila terjadi kontraksi.

2) Metabolisme

Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan karena kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh. Kegiatan metabolisme yang meningkatkan tercermin dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi, pernafasan, kardiak ouput dan kehilangan cairan.

3) Suhu badan

Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan suhu tubuh normal sekitar 0,5 -1 derajad celcius.

(7)

4) Denyut jantung

Denyut jantung selama persalinan akan sedikit naik. Hal ini mencerminkan kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama persalinan.

5) Pernafasan

Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibandingkan dengan sebelum persalinan, kenaikan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri dan kekhawatiran.

6) Perubahan renal

Polyuri sering terjadi selama masa persalinan. Kandung kemih harus sering dikontrol ( setiap 2 jam ) agar tidak menghambat penurunan bagian trendah janin .

7) Perubahan Gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat berkurang dan menyebabkan pencernaan hampir berhenti selama persalinan dan menyebabkan konstipasi. 8) Perubahan Hematologis

Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/ 100 ml selama persalinan dan kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah saat persalinan (Hidayat, 2012).

2. Primipara

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menutrut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi tiga yaitu primipara, multipara, dan

(8)

grandemultipara. Primipara, adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali (Manuaba, 2013). Pada ibu primipara akan mengalami kecemasan karena ini merupakan kali pertamanya dia akan menghadapi proses persalinan yang telah diketahui bahwa proses persalinan biasanya di awali dengan rasa sakit yang luar biasa yaitu pada persalinan kala I.

3. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Cemas adalah suatu keadaan perasaan dimana individu merasa lemah sehingga tidak berani untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan yang seharusnya. Seseorang yang cemas akan merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Wiramihardja, 2007).

Kecemasan adalah suasana hati yang ditandai oleh efek negatif dan gejala- gejala ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinana datangnya bahaya atau kemalangan dimasa yang akan datang dengan perasaan khawatir. Kecemasan mungkin melibatkan perasaan, perilaku, dan respon- respon fisiologis (Durand, 2006).

b. Manfaat Kecemasan

Kecemasan juga di butuhkan dalam hidup ini, tanpa ada sedikit kecemasan yang sesuai dengan kenyataan, individu mungkin tidak akan memperhatikan peristiwa-peristiwa akan datang yang sangat penting bagi perlindungan dirinya. Tetapi kecemasan yang tidak wajar (tidak sehat) akan memberatkan individu dan menyebabkan kelumpuhan dalam memberikan

(9)

keputusan dan melakukan tindakan-tindakan (Semiun, 2006 & Durand 2007).

c. Ciri-Ciri Kecemasan

Menurut Nevid (2005), seseorang yang mengalami kecemasan akan menampakkan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Ciri fisik dari kecemasan

Gelisah, gugup, keluar banyak keringat, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas pendek, jantung berdetak kencang, suara yang bergetar, pusing, merasa lemas, tangan yang dingin, sering buang air kecil, terdapat gangguan sakit perut atau mual, muka memerah, leher atau punggung terasa kaku, merasa sensitif atau mudah marah. 2) Ciri behavioral dari kecemasan

Seseorang yang mengalami kecemasan biasanya akan menunjukkan perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, ataupun perilaku terguncang.

3) Ciri kognitif dari kecemasan

Khawatir tentang sesuatu bahkan terhadap hal-hal spele, perasaan terganggu terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, sangat waspada, khawatir akan ditinggal sendiri, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, ketakutan, akan ketidakmampuan menghadapi masalah, berpikir tentang hal-hal yang mengganggu secara berulang-ulang.

(10)

Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Kaplan, Sadock, & Grebb (Fauziah F & Widury J, 2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu.

d. Penyebab Kecemasan

1) Kontribusi biologis

Daerah otak yang paling sering berhubungan dengan 2) Kontribusi psikologis

Sense of control (perasaan mampu mengontrol) sejak dini yang tinggi pada seseorang merupakan faktor psikologis yang sangat rentan mengakibatkan kecemasan (Durand, 2007).

3) Kontribusi sosial

Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menimbulkan stres dapat memicu kerentanan terhadap kecemasan. Misalnya masalah disekolah, tekanan sosial untuk selalu menjadi juara kelas, kematian orang yang dicintai, dan lain sebagainya (Durand, 2007).

e. Tingkatan Kecemasan

Jenis kecemasan menurut HARS: 1) Tidak ada kecemasan

(11)

Pada kecemasan ini ibu terlihat tetap merasa nyaman menjalani perjalanan menjelang persalinannya.

2) Kecemasan ringan

Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar dan ringan lama. Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian seseorang. Karena kecemasan yang wajar terjadi pada individu akibat situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang sama di kemudian hari. Kecemasan ringan yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak segera mengatasi penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan tersebut akan mengendap lama dalam diri individu (Kartono & Kartini, 2006).

3) Kecemasan sedang

Pada level ini seseorang hanya fokus pada urusan yang akan dilakukan dengan segera termasuk mempersempit pandangan perseptual sehingga apa yang dilihat, didengar dan dirasakan menjadi lebih sempit. Pada level ini seseorang akan fokus pada sumber kecemasan yang dihadapi mulai membuat perencanaan tetapi dia masih dapat melakukan hal lain jika menginginkan untuk

(12)

melakukan hal lain tersebut. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis (Kartono, 2006) dalam (Hamranani, 2002).

4) Kecemasan berat

Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar secara mendalam dalam diri seseorang. Apabila seseorang mengalami kecemasan semacam ini maka biasanya ia tidak dapat mengatasinya. Kecemasan ini mempunyai akibat menghambat atau merugikan perkembangan kepribadian seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi dua yaitu kecemasan berat yang sebentar dan lama.

Kecemasan yang berat tetapi munculnya sebentar dapat menimbulkan traumatis pada individu jika menghadapi situasi yang sama dengan situasi penyebabmunculnya kecemasan. Sedangkan kecemasan yang berat tetapi munculnya lama akan merusak kepribadian individu. Hal ini akan berlangsung terus menerus bertahun-tahun dan dapat merusak proses kognisi individu. Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti darah tinggi, tachycardia (percepatan darah), excited (heboh, gempar) (Kartono & Kartini, 2006).

(13)

Pada tingkat kecemasan ini individu merasa tergang, sangat kacau, hilang kontrol, tidak dapat berpikir secara sistematis, dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupuntelah diberikan pengarahan (Stuart, 2007) dalam Anynomous.

f. Dampak Kecemasan

Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan dibandingkan dengan bahaya sesungguhannya, emosi ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit-penyakit fisik (Cutler, 2004).

Semiun (2006) membagi beberapa dampak dari kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain :

1) Simtom suasana hati

Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.

2) Simtom kognitif

Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu

(14)

sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.

3) Simtom motor

Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa.

Menurut Ramaiah (2003) kecemasan biasanya dapat menyebabkan dua akibat, yaitu :

(a) Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau menyesuaikan diri pada situasi. (b) Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan yang mencukupi.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan tersebut ditandai dengan adanya bebeapa gejala yang muncul seperti kegelisahan, ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk berkonsentrasi, dan merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah.

(15)

g. Efek Kecemasan dan Ketakutan pada Persalinan

Saat seseorang merasa takut, tubuh mengalihkan darah dan oksigen dari organ pertahanan nonesensial menuju kelompok otot besar diwilayah kaki dan tangan. Akibatnya, area wajah “ditinggalkan” sehingga ada ungkapan “pucat karena ketakutan”. Dalam situasi yang menakutkan, tubuh mempertimbangkan bahwa uterus dipandang sebgai organ “tidak penting” . Menurut Dr.Dick-Read, uterus pada

wanita yang ketakutan secara kasat mata memang tampak putih. Rasa cemas dan takut menyebabkan rasa nyeri dan membuat kontraksi uterus semakin keras.

Kecemasan dan ketakutan memacu keluarnya adrenalin dan menyebabkan serviks kaku dan membuat proses persalinan lebih lambat .Kecemasan dan ketakutan menyebabkan pernapasan tidak teratur, mengurangi asupan sirkulasi oksigen bagi tubuh dan bagi bayi. Akhirnya jantung memompa lebih cepat sehingga tekanan darah semakin tinggi.

Stres dan rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa nyeri dan sakit. Saat wanita yang ada dalam kondisi inpartu mengalami stres secara otomatis stres tersebut merangsang tubuh untuk mengeluarkan hormon stresor, yaitu hormon katekolamin dan hormon adrenalin. Jika calon ibu tidak dapat menghilangkan rsa takutnya sebelum melahirkan maka hormon katekolamin dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan. Hasilnya, berbagai respin tubuh muncul antara lain dengan “melawan atau menghindar” (fight or flight). Apabila ibu bersalin

(16)

memilih untuk menghadapi rasa takut maka tubuh untuk beberapa saat akan mengalami lonjakan adrenalin dan kortisol, namun setelah ibu bersalin tersebut melakukan relaksasi maka akan kembali dalam posisi normal.

(17)

B. Kerangka Teori

Berdasarkan hasil tinjauan teori dan masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka dikembangkan suatu kerangka teori sebagai berikut:

Ket: : faktor yang diteliti : faktor yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Hidayat, 2012 Ibu primipara inpartu Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan : -power -pessage -pessager -placenta -phsycologic Perubahan fisiologis pada persalinan: -tekanan darah -metabolisme -suhu badan -denyut jantung -renal -gastrointestinal -hematologis Cemas

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori  Sumber : Hidayat, 2012 Ibu primipara inpartu Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan : -power -pessage -pessager -placenta -phsycologic Perubahan fisiologis pada persalinan:  -tekanan darah  -metabolisme -suhu badan -denyut jantung -renal -gastrointestinal -hematologis  Cemas

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan tiga contoh puisi di atas menunjukkan bahwa gaya bahasa perbandingan yang sering digunakan oleh pengarang yakni gaya bahasa simile, personifikasi dan

Perlu dibuat standar prosedur operasional (SPO) kelengkapan pengisian resume medis 24 jam setelah selesai pelayanan, perlu melakukan koordinasi antara bagian keuangan

Secara umum dalam penelitian ini telah ditunjukan mengenai hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel tak bebas dimana variabel tak bebas disini berbentuk proporsi,

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Pada kawasan tersebut terjadi genangan setinggi sekitar 40–60 cm dengan lama genangan 4-8 jam yang diakibatkan air dari saluran

· Lepaskan selalu daya listrik AC dengan mencabut kabel daya dari colokan daya sebelum menginstal atau melepaskan motherboard atau komponen perangkat keras lainnya.. ·

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) pilihan kata yang terdapat dalam kegiatan panjat dinding di

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan karunia, nikmat, dan segala kemudahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh