• Tidak ada hasil yang ditemukan

D DIMER PADA KEGANASAN HEMATOLOGI DI RSUP SANGLAH ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D DIMER PADA KEGANASAN HEMATOLOGI DI RSUP SANGLAH ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ii

D DIMER PADA KEGANASAN HEMATOLOGI DI RSUP SANGLAH

ABSTRAK

Trombosis adalah komplikasi utama dan penyebab utama kedua kematan terbesar dari pemderita keganasan. Studi epidemiologis menunjukkan trombosis dapat terjadi pada 6 – 8 % pada setiap jenis penderita keganasan. Insiden trombosis pada keganasan hematologi sekitar 18 % hampir setara dengan kejadian trombosis pada tumor solid seperti karsinoma pamkreas, ovarium dan glioblastoma Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar D – Dimer antara penderita keganasan hematologi dengan penderita yang bukan keganasan, baik sebelum kemoterapi dilakukan maupun setelah kemoterapi dilakukan.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong lintang analitik, dengan menilai kadar D-dimer pada pasien keganasan hematologi. Pertimbangan dipilihnya rancangan ini karena variabel tergantung yaitu kadar D – dimer dan jenis pasien sebagai variabel bebas dilakukan pada periode waktu yang sama. Kemudian dianalisis hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Penderita adalah pasien keganasan hematologi di RSUP Sanglah dari periode Mei 2016 – Desember 2016, sampel dipilih dengan konsekutif.

Dari 60 sampel penderita didapatkan rerata umur adalah 45,7 ± 12,3 tahun, dengan umur termuda adalah 21 tahun dan umur sampel tertua adalah 61 tahun. Sampel yang terdiri atas 30 penderita dengan keganasan hematologi dan 30 penderita yang bukan keganasan sebagai kelompok kontrol di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah pada bulan Mei 2016 sampai dengan Desember 2016. Sampel pada penelitian ini terdiri atas 30 laki – laki (50 %) dan 30 perempuan (50 %).. Nilai Median D dimer kelompok penderita keganasan sebesar 1,85 ug/ml dengan interquartile 1,14 lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok bukan keganasan sebesar 0,57 dengan interquartile 0,5 ug/ml. Nilai hasil Uji Mann Whitney pada perbandingan kelompok keganasan hematologi dan bukan keganasan menunjukkan nilai p sebesar < 0.001 (95 % CI) yang berarti tedapat perbedaan yang bermakna diantara kedua kelompok tersebut diatas. Hasil Uji analisis Independen T Test antara kelompok keganasan hematologi yang belum menerima kemoterapi dibandingkan dengan keompok keganasan hematologi yang sudah mendapatkan kemoterapi menunjukkan nilai p = 0,004 (95 % CI), yang berarti terdapat perbedaan bermakna diantara kedua kelompok tersebut di atas. Nilai rerata D dimer pada kelompok keganasan hematologi yang telah mendapatkan kemoterapi menunjukkan sebesar 2,62 ug/ml dengan simpangan baku 1,58 lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok yang belum menerima kemoterapi sebesar 1,21 ug/ml dengan simpangan baku sebesar 0,48

Hasil analisis menunjukkan status hiperkoagubilitas pada keganasan hematologi, dimana penderita keganasan hematologi juga masih memiliki risiko untuk mengalami trombosis. Pencegahan terhadap kejadian trombosis pada keganasan hematologi diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita. Kata kunci d – Dimer, keganasan hematologi, trombosis.

(2)

iii

D DIMER IN HEMATOOGIC MALIGNANSI IN SANGLAH PUBLIC HOSPITAL

ABSTRACT

Thrombosis are the main complication and had been secondary cause of death in malignancy patient. Epidemiological study shows that thrombosis can occure in 6 – 8 % in every type of malignancies. Inciden of thrombosis in hematological malignancies about 18 % almostly similar with solid tumor for example carcinoma pancreas, ovarium and glioblastoma. The purpose of this study is to determine differentiation D dimer level between patient hematologic malignancies and patient without malignancies, and also between before and after receiving chemotherapy therapy.

This study is observational study with cross sectional design, by determine level of D dimer serum in hematological malignancy patient. Consideration of this design are the level of D Dimer and type of patient are done in the same time. Then the data will be analyzed how about the relation between the variables. The sample were patient hematologic malignancies between May 2016 until Desember 2016, that choosed by consecutive sampling.

Out of 60 sample concluded the mean age was 45,7 ± 12,3 years, with the youngest was 21 year and the oldest was 61 year. The sampel consist of 30 hematologic malignancies patient and 30 patient without malignancy that conducted in may 2016 until Desember 2016. Sample also consist of 30 male patient (50 %) and 30 Female patient (50 %). Median of level D Dimer in hematologic malignancies group are 1,85 ug/ml with interquartile 1,14 higher than patient without malignancy group are 0,57 ug/ml with interquartile 0,5. Mann whitney test showed that p < 0.001 that indicate there were significant differentiation between that’s group. T Test independent Showed that comparation between group patient with hematological malignancies before and after chemotherapy with p = 0,004 that indicated there were significant differentiation between that’s group. Mean of D Dimer level between group that after receive chemotherapy were 2,62 ug/ml with standar deviation 1,58 higher than goup before chemotherapy were 1,21 ug/ml with standar deviation 0,48.

Analizys showed that there were Hypercoagubility status in hematology malignanciy, where this patient also have risk of thrombosis event. Prevention of thrombosis are suggested in hematological malignancy to increasing the quality oh their live.

(3)

iii DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ... Lembar Pengesahan... DaftarIsi ... Daftar Singkatan ... Daftar Tabel ... Daftar Gambar... BAB I. PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1.2 Rumusan Masalah ... 1.3 Tujuan Penelitian ... 1.4 Manfaat Penelitian ... BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Hemostasis... 2.2 Koagulasi Darah... 2.2.1.Kerusakan pembuluh darah... 2.2.2.Stagnasi... 2.2.3.Trombosis…….. ………... 2.3 Trombosis pada keganasan ... 2.4 D-dimer sebagai petanda trombosis………...……..………. 2.5 Kemoterapi dan trombosis………..……….…….. 2.6 Kemoterapi dan D-dimer…….………..………

i ii iii v vii vii 1 1 3 3 4 5 5 10 15 20 21 23 26 27 32

(4)

iv

2.7 Penyakit dengan resiko trombosis rendah...

BAB III. KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ……..………...….… …...

3.1 Kerangka Pikir ... 3.1 Kerangka Konsep ... 3.2 Hipotesis Penelitian ...

BAB IV. METODA PENELITIAN ……….…...…....……..………...

4.1 Rancangan Penelitian ………...……….... 4.2 Populasi, Sampel dan Besar Sampel ………...……….…...………... 4.3 Variabel Penelitian ………...…………...………….... 4.4 Definisi Operasional Penelitian ... 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian………...…………...……….……...……….... 4.6 Alur Penelitian ... 4.7 Prosedur penelitian……….……. 4.8 Analisis Data ...

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN………..…….…...…....……..………...

5.1 Hasil ...………...……….... 5.2 Pembahasan ...………...……….…...………...

BAB VI.SIMPULAN DAN SARAN ……….…...…....……..………...

6.1 Simpulan...………...……….... 6.2 Saran...…...……….…...………... DAFTAR RUJUKAN ...

Lampiran 1. Informasi pasien………..………..………

Lampiran 2. Formulir persetujuan tertulis ………..………..

36 50 50 51 52 53 53 54 57 57 60 62 62 63 64 64 69 75 75 75 76 84 86

(5)

v

Lampiran 3. Formulir penelitian………..……..……

Lampiran 4. Prosedur dan metode pemeriksaan D-dimer………....

Lampiran 5. Sampel penelitian………..……..……

Lampiran 6. Hasil analisa statistik...………....

87 88 90 92

(6)

1

B A B I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trombosis adalah komplikasi utama dan penyebab utama kedua kematian terbesar dari penderita keganasan. Studi epidemiologis menunjukkan trombosis dapat terjadi pada 6 – 8 % pada setiap jenis penderita keganasan. Insiden trombosis pada keganasan hematologi sekitar 18 % hampir setara dengan kejadian trombosis pada tumor solid seperti karsinoma pamkreas, ovarium dan glioblastoma (Khorana 2009).

Diantara berbagai jenis keganasan hematologi terdapat risiko terjadinya trombosis sekitar 5 – 12 % pada leukemia akut, 6 – 13 % pada limfoma , dan 7 – 18 % pada multiple myeloma. Dan berbagai faktor risiko yang dapat mempengaruhi adanya kejadian trombosis seperti stadium kanker, prosedur operatif, pemilihan agen kemoterapi, pemasangan kateter vena serta pemberian preparat suportif seperti ertopoietin dapat meningkatkan terjadinya trombosis pada penderita keganasan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadnya trombosis pada malignansi adalah infeksi berat dan serta kondisi imobilisasi (Ku 2009).

Trombosis terkait dengan keganasan merupakan komplikasi yang umum terjadi pada pasien keganasan (Khorana,2007). Resiko terjadinya trombosis dalam studi dinyatakan memiliki perbedaan kuantitas tergantung jenis daripada keganasan terkait (Chew, 2006). VTE masih memiliki hubungan yang kuat dengan keganasan solid, demikian juga pada keganasan hematologi walaupun resiko masih lebih besar pada keganasan solid daripada keganasan hematologi.

(7)

2

Studi lain menunjukkan bahwa insiden trombosis pada pasien keganasan hematologi sebanding dengan kejadian trombosis pada keganasan solid. Studi yang dilakukan Blom et al menunjukkan meningkatnya kejadian trombosis pada kelompok dengan keganasan hemotologi dibandingkan dengan populasi normal. Namun demikian studi ini masih mempergunakan limfoma dan multipel mieloma sebagai subjek penelitian (Blom, 2005).

Walaupun hubungan antara kasus malignansi dengan kejadian trombosis adalah suatu hal yang dikenal dengan luas, namun tidak banyak data yang mendukung mengenai hubungan antara trombosis pada kasus keganasan hematologi, serta pengaruh trombosis terhadap tingkat daya tahan penderita. Sebuah studi menyebutkan terdapatnya kejadian trombosis vena pada pasien leukemia terfokus pada kasus akut limfoblastik leukemia dengan kumulatif insiden bervariasi diantara 2 % dan 10,6 % (De Stefano, 2005; Zegier, 2005). Penelitian lokal pada tahun 2014 menunjukkan dari 69 penderita keganasan yang diteliti tidak terdapat perbedaan yang bermakna berdasarkan jenis kelamin namun terdapat peningkatan yang bermakna rerata kadar D – dimer pada kelompok penderita sebelum kemoterapi dan setelah kemoterapi, namun penelitian ini masih menggunakan semua jenis keganasan baik keganasan solid maupun keganasan hematologi (Wijaya, 2014).

Berbagai biomarker telah dijabarkan oleh banyak studi dimana biomarker tersebut dapat digunakan sebagai penilai prediktif untuk kejadian trombosis . Peningkatan platelet dan leukosit dari baseline prakemoterapi dalam suatu studi dapat bernilai prediktif sebagai penanda terjadinya trombosis. Beberapa komponen pemeriksaan yang terdapat pada penunjang darah lengkap sederhana tersebut diatas dapat dipergunakan dan tersedia luas serta terjangkau untuk pasien – pasien penderita kanker (Khorana, 2008).

(8)

3

Pemeriksaan dimer relatif murah untuk mengetahui adanya trombosis Pemeriksaan D-dimer dapat digunakan untuk evaluasi awal pasien yang diduga mengalami trombosis , karena trombosis tidak dapat dibuat hanya berdasarkan klinis saja (Adam et al., 2009). D-dimer merupakan hasil pemecahan cross-linked fibrin oleh plasmin, cross-linked fibrin terbentuk oleh karena adanya aktivitas koagulasi (Setiabudy, 2009).

Studi terhadap risiko trombosis pada penderita keganasan di Indonesia masih terbatas, terutama studi mengenai bagaimana status koagulasi pada pasien keganasan hematologi pada khususnya. Dimana nantinya dapat dipergunakan sebagai nilai prediktif terhadap kejadian trombosis terhadap pasien dengan keganasan hematologi, maka penelitian ini mencoba membandingkan D-Dimer penderita keganasan hematologi dengan penderita bukan keganasan di RSUP sanglah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah : 1. Apakah kadar D – Dimer pada penderita keganasan hematologi lebih tinggi daripada

penderita yang bukan keganasan ?

2. Apakah kadar D – dimer pada penderita keganasan hematologi dengan kemoterapi lebih tinggi dari pada penderita sebelum dilakukan kemoterapi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar D – Dimer antara penderita keganasan hematologi dengan penderita yang bukan keganasan, baik sebelum kemoterapi dilakukan maupun setelah kemoterapi dilakukan.

(9)

4

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademik

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang hasilnya dapat dipakai sebagai data dasar dan menambah pengetahuan kita tentang D Dimer pada penderita keganasan hematologi sehingga dapat dipertimbangkan penatalaksanaan trombosis pada pasien – pasien keganasan hematologi.

1.4.2 Manfaat klinis praktis

Memberikan masukan bahwa D – dimer dapat dipakai sebagai indikator terjadinya trombosis pada pasien – pasien keganasan hematologi. Sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang tentunya mempengaruhi kualitas dan angka harapan hidup penderita keganasan hematologi.

Referensi

Dokumen terkait

Rasio Ca/P dan hasil karakterisasi menunjukkan yield yang diperoleh adalah Calcium- defficient hydroxyapatite.. Kata kunci: Limbah gipsum, hidroksiapatit, hidrotermal,

Untuk dapat memantau segala resep yang mengalir antara peserta ASKES dengan PT.ASKES melalui apotik yang ada di RSCM, maka diperlukan suatu format dasar database berisikan

Metode yang digunakan dalam pembuatan website ini adalah metode studi pustaka dengan mencari referensi dari buku-buku dan metode studi lapangan dengan mengunjungi dan

Industri tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai produsen barang untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara, berdasarkan perjanjian kerjasama atau KJB dengan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh intensitas pemeriksaan pajak (tax audit),

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pengelolaan keuangan di AUM pengelolaan keuangannya sudah berpedoman pada ART Muhammadiyah sesuai dengan pasal 7 ayat 2

Penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keberadaan petugas di meja triase dengan waktu tanggap untuk kasus IGD Bedah dengan nilai p =

Dalam konteks penelitian yang akan dilakukan, maka pengertian analisis kinerja merupakan proses pengumpulan informasi tentang bagaimana tingkat kemampuan pencapaian