• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Noni Lestiowati BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Noni Lestiowati BAB II"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Baru-baru ini air alkali yang terionisasi yang dihasilkan oleh

elektrolisis air telah mendapat perhatian yang meningkat karena

manfaatnya dalam pengobatan dan pencegahan penyakit. Efek air alkali

yang menguntungkan dianggap bertanggung jawab terhadap potensi

reduksi oksidasi negatifnya, dan hidrogen terlarut yang melimpah. Peran

utama air alkali tersebut sebagai antioksidan karena kandungan

hidrogennya yang tinggi telah lama terbentuk. Selanjutnya, minum air

hidrogen dan menghirup gas hidrogen menunjukkan perlindungan

terhadap penyakit oksidatif (Ignacio et al., 2012). Telah dilaporkan bahwa pada 45% dari 411 pasien diabetes tipe 2 (usia rata-rata 71,5 tahun) yang

minum 2 liter air alkali perhari, kadar glukosa darah dan HbA1c menurun

secara signifikan setelah minum air tersebut selama 6 hari. Selain itu

kolesterol darah, low density lipoprotein (LDL) dan kadar kreatinin menurun secara seginifikan serta high density lipoprotein (HDL) meningkat secara signifikan (Shirahata et al., 2012). Osada et al. (2010) melakukan tes klinis pada 65 pasien dengan diabetes dan 50 pasien dengan

hiperlipidemia. Pada 89% pasien diabetes yang minum 2 liter air alkali

yang terelekrolisis perhari selama 2 bulan mengalami penurunan kadar

gula darah yang signifikan. Sedangkan pada 92% pasien hiperlipidemia

mengalami penurunan trigliserida darah dan kadar kolesterol total secara

signifikan.

B. Landasan Teori

1. Radikal bebas

Radikal bebas dapat didefinisikan suatu molekul, atom atau

senyawa-senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron yang

tidak berpasangan yang bersifat sangat reaktif dan tidak stabil.

(2)

sangat reaktif terhadap sel-sel tubuh dengan cara mengikat elektron

molekul sel (Pietta, 1999). Reaksi tersebut disebut reaksi oksidasi.

Oksidasi yang berlebihan terhadap asam nukleat, protein, lemak dan

DNA sel dapat menginisiasi terjadinya penyakit degeneratif seperti

jantung koroner, katarak, gangguan kognisi dan kanker (Leong dan

Shui, 2001; Pietta, 1999). Sedangkan menurut Winarsi (2007), radikal

bebas adalah salah satu bentuk senyawa yang reaktif dan secara luas

dikenal dengan senyawa yang mempunyai elektron bebas. Radikal

bebas bisa terbentuk karena dipicu oleh beberapa faktor yang

dihasilkan oleh tubuh dimana komponen makanan diubah menjadi

bentuk energi melalui proses metabolisme. Pada proses metabolisme

sering terjadi kebocoran elektron sehingga mudah terbentuk radikal

bebas seperti anion superoksida, hidroksil dan lain-lain

Sumber radikal bebas dapat berasal dari sisa hasil metabolisme

tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen). Secara endogen,

senyawa radikal dapat timbul melalui beberapa mekanisme seperti

otooksidasi, aktivitas oksidasi, dan sistem transport elektron. Radikal

bebas diproduksi terus menerus di dalam sel pada sistem transport

elektron mitokondria, membran plasma, sitosol, retikulum endoplasma,

dan peroksisom. Sedangkan dari luar tubuh (eksogen) senyawa radikal

berasal dari polutan, makanan atau minuman, radiasi, ozon dan

pestisida (Madhavi et al., 1996). Jumlah radikal bebas yang terus meningkat dalam tubuh dapat mengakibatkan terjadinya stress

oksidatif sel karena terjadi ketidakseimbangan antara jumlah radikal

bebas dengan antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh (Kabel, 2014).

Spesies oksigen reaktif atau Reactive Oxygen Species (ROS) seperti radikal superoksida, radikal hidroksil, hidrogen peroksida, dan

lipid peroksida diperlukan oleh tubuh untuk proses signaling dan

proses fagositosis bakteri. Adanya ROS yang berlebihan dapat memicu

penyebab utama dari proses penuaan dan banyak penyakit seperti

(3)

pencernaan, liver, dan penyakit inflamasi lainnya (Finkel dan

Holbrook, 2000).

Mekanisme perusakan sel oleh radikal bebas antara lain yaitu

teroksidasinya asam lemak tak jenuh pada lapisan lipid membran sel,

reaksi tersebut mengawali terjadinya oksidasi lipid berantai yang

menyebabkan kerusakan pada membrane sel, oksidasi lebih lanjut akan

terjadi pada protein yang berakibat fatal dengan rusaknya DNA (Cook

dan Samman, 1996).

2. Antioksidan

Antioksidan adalah suatu molekul yang mampu memperlambat

atau mencegah oksidasi molekul lain. Reaksi oksidasi dapat

menghasilkan radikal bebas, dimulai dengan reaksi berantai yang

merusak sel. Antioksidan menghentikan reaksi berantai ini dengan

menghapus intermediet radikal dan menghambat reaksi oksidasi

lainnya dengan mengoksidasinya. Meskipun reaksi oksidasi sangat

penting bagi kehidupan, tetapi juga dapat merusak. Oleh sebab itu

tanaman dan hewan mengandung berbagai antioksidan seperti

glutathione, vitamin C, vitamin E, enzim seperti katalase, superoksida

dismutase dan peroksidase. Rendahnya tingkat antioksidan atau

penghambatan enzim antioksidan menyebabkan terjadinya stress

oksidatif dan dapat merusak atau membunuh sel.

Sistem pertahanan antioksidan berfungsi dengan menghalangi

produksi awal radikal bebas, pemberian oksidan, mengubah oksidan

untuk senyawa kurang beracun, menghalangi produksi sekunder

matabolit beracun atau mediator inflamasi, menghalangi propagasi

rantai oksidan sekunder, memperbaiki cedera molekul yang

disebabkan oleh radikal bebas atau meningkatkan sistem pertahanan

antioksidan endongen dari target. Mekanisme pertahanan ini bertindak

kooperatif untuk melindungi tubuh dari stress oksidatif (Kabel, 2014).

Antioksidan dapat dibedakan menjadi dua yaitu antioksidan primer

(4)

radikal lipid dan mengubahnya menjadi bentuk yang lebih stabil.

Senyawa dapat disebut sebagai antioksidan primer apabila senyawa

tersebut dapat mendonorkan atom hidrogennya dengan cepat ke radikal

lipid dan radikal antioksidan yang dihasilkan lebih stabil dari radikal

lipid atau dapat diubah menjadi produk lain yang lebih stabil (Gordon,

1990). Contoh senyawa antioksidan primer adalah vitamin E (tokoferol), vitamin C (asam askorbat), β-karoten, glutation, dan sistein (Taher, 2003).

Sedangkan antioksidan sekunder digunakan untuk mencegah

terjadinya radikal yang paling berbahaya yaitu radikal hidroksil.

Antioksidan sekunder berfungsi sebagai antioksidan pencegah dengan

cara menurunkan kecepatan inisiasi dengan berbagai mekanisme

seperti melalui pengikatan ion-ion logam, penangkapan oksigen, dan

penguraian hidroperoksida menjadi produk-produk nonradikal

(Gordon, 1990).

3. Kangen Water

Air yang terionisasi bisa disebut sebagai air elektrolisis yang

dihasilkan dari mesin ionisasi Kangen Water dengan menggunakan

elektroda bermuatan positif dan negatif (Laura, 2012). Selama ionisasi,

ion muatan positif akan tertarik ke elektroda negatif sedangkan ion

yang bermuatan negatif akan tertarik ke elektroda positif. Ion dengan

muatan positif seperti kalsium, magnesium, natrium, dan kalium dapat

meningkatkan pH dan menghasilkan air alkali. Ion negatif termasuk

fosfor, klorin, dan sulfur dapat menurunkan pH dan menghasilkan air

asam (Carpenter, 2009).

Ionisasi mengubah air yang dihasilkan dengan cara melewati

pemisahan ion. Ada tiga perubahan utama yang terjadi selama proses

ionisasi yaitu pH, potensial oksidasi/reduksi (ORP), dan struktur

molekul (Ignacio et al., 2012). pH mengacu pada potensi hidrogen yang merupakan ukuran dari konsentrasi ion hidrogen (H+) dan ukuran

(5)

(dengan muatan positif) tertarik dengan muatan negatif pada ion

hidroksil (OH-) dan terkonsentrasi pada satu sisi ruang ionisasi

menghasilkan alkalin water. Air alkali memiliki pH antara 10 dan 1000

kali lebih basa dari air mula-mula, tergantung pada mineral dalam air

asli dan pada pengaturan pH yang dipilih (Carpenter, 2009).

ORP adalah pengukuran kekuatan dari oksidasi atau reduksi pada

larutan. Reaksi oksidasi dan reduksi melibatkan pertukaran elektron.

Selain menjadi ukuran dari aktivitas elektron, ORP adalah ukuran

kapasitas antioksidan dari larutan. Karena nilai ORP negatif

menunjukkan banyaknya elektron yang tersedia, setiap larutan dengan

ORP negatif adalah antioksidan. Larutan dengan ORP sangat negatif

mempunyai antioksidan yang sangat baik (Carpenter, 2009).

Struktur molekul memiliki efek yang kuat pada kemampuan air

untuk menghidrasi sel-sel dan membawa energi melalui tubuh. Air

disebut juga dengan molekul polar yang memiliki bagian yang

bermuatan positif dan muatan negatif karena arah elektron akan

mengatur setiap atom di sekitarnya. Ketika air ditempatkan dalam

medan listrik, molekul harus mengatur sendiri dengan cara yang sangat

spesifik untuk untuk tetap seimbang dalam medan listrik. Molekul air

diasumsikan seperti kristal, geometri heksagonal kristal yang dapat

mengubah sifat air. Struktur kristal meningkatkan kemampuan air

untuk melembabkan sel, untuk transportasi nutrisi, menghilangkan

kotoran, untuk mendukung proses metabolisme dan meningkatkan

komunikasi seluler. Pengisian kristal (hexagonallystructured) air dalam tubuh manusia dapat meningkatkan vitalitas, memperlambat

proses penuaan, dan mencegah suatu penyakit (Carpenter, 2009).

Proses pembuatan Kangen Water adalah dengan mengalirkan air

bahan baku melalui filter untuk menyaring kotoran dan bakteri, lalu

masuk ke dalam ruangan khusus yang disebut electrolysis chamber. Di dalam ruangan tersebut terdapat pelat-pelat yang terbuat dari bahan

titanium yang dilapisi platinum yang fungsinya memecah air bahan

(6)

ion hidroksil (OH-) sehingga bersifat alkali dan mengandung

antioksidan, dan satu pecahan lagi menjadi air asam (acidic water) yang kaya akan ion hidrogen (H+) sehingga bersifat asam dan dapat

mengoksidasi (Satia, 2017).

EOW dihasilkan dengan melewatkan larutan garam encer melalui

sel elektrolitik, dimana anoda dan katoda dipisahkan oleh membran.

Dengan menundukkan elektroda untuk mengarahkan voltase arus, ion

bermuatan negatif seperti klorida dan hidroksida dalam larutan garam

encer bergerak ke anoda untuk melepaskan elektron dan menjadi gas

oksigen, gas klorin, ion hipoklorit, asam hipoklorida dan asam klorida.

Sementara ion bermuatan positif seperti hidrogen dan natrium

berpindah ke katoda untuk mengambil elektron dan menjadi gas

hidrogen dan natrium hidroksida (Hsu, 2005). Dua jenis air diproduksi

secara bersamaan. EOW dengan pH rendah (2,3-2,7), potensial

oksidasi reduksi tinggi (ORP>1000 mV), oksigen terlarut tinggi dan

mengandung klorin bebas (konsentrasi tergantung pada pengaturan

mesin EOW), dihasilkan dari sisi anoda. Namun, ERW dengan pH

tinggi (10-11,5), hidrogen terlarut tinggi, dan ORP rendah (800 sampai

900 mV) dihasilkan dari sisi katoda. Air bersih dengan potensial

reduksi kuat dapat digunakan untuk menghilangkan kotoran dan lemak

(Hsu, 2005). Prinsip produksi elektrolisis air ditunjukkan pada Gambar

2.1 sebagai berikut:

(7)

Prinsip produksi air elektrolisis yang ditunjukkan pada Gambar 2.1

sebagai berikut:

Elektroda positif: 2H2O 4H+ + O2 + 4e-

2NaCl Cl2 + 2e- + 2Na+

Cl2 + H2O HCl + HOCl

Elektroda Negatif: 2H2O + 2e- 2OH- +H2

2NaCl + 2OH- 2NaOH + Cl-

(Huang et at., 2008).

4. Uji aktivitas penangkapan radikal bebas dengan metode DPPH

Metode DPPH merupakan salah satu metode aktivitas antioksidan

yang sering digunakan dan sederhana dengan menggunakan DPPH

sebagai senyawa pendeteksi (Miller et al., 2000). DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga apabila digunakan sebagai

pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas cukup dilarutkan dan

bila disimpan dalam keadaan kering dengan kondisi penyimpanan

yang baik dan stabil selama bertahun-tahun (Marxen et al., 2007). Semakin tinggi kemampuan senyawa antioksidan dalam mengikat

radikal DPPH maka warna yang akan dihasilkan semakin kuning dan

jernih karena ditandai dengan adanya absorbansi yang semakin kecil

dan terukur pada spektrofotometer (Molyneux, 2004).

Reaksi senyawa yang bersifat sebagai antioksidan dengan molekul

DPPH dapat dilihat pada Gambar 2.2.

(8)

Berdasarkan Gambar 2.2 menunjukkan bahwa senyawa yang

bereaksi sebagai penangkap radikal akan menangkap atau mereduksi

radikal DPPH. Sebagai gantinya, molekul DPPH akan mendonorkan

atom hidrogennya sehingga berubah menjadi difenilpikrilhidrazin yang

bersifat non radikal. Sisa molekul DPPH yang masih ada dapat dibaca

serapannya oleh spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm

yang ditandai dengan berkurangnya warna ungu dari radikal DPPH

menjadi warna kuning pucat yaitu warna golongan pikril (Molyneux,

2004).

Aktivitas antioksidan merupakan kemampuan suatu senyawa untuk

menghambat reaksi oksidasi yang dapat dinyatakan dengan persen

penghambatan. Parameter yang digunakan untuk menunjukan aktivitas

antioksidan adalah harga konsentrasi efisien atau Efficient concentration (EC50) atau Inhibition Concentration (IC50) yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat menyebabkan 50% DPPH

kehilangan karakter radikal atau konsentrasi suatu zat antioksidan yang

memberikan % penghambatan 50%. Molyneux (2004) menyatakan

bahwa suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat

apabila nilai IC50 berkisar antara 50-100 ppm, sedang apabila nilai IC50

berkisar antara 100-150 ppm, dan lemah apabila nilai IC50 berkisar

antara 150-210 ppm (Andarwulan et al., 1996).

5. Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometri merupakan suatu metode pengukuran energi

radiasi atom intensitas sinar yang terserap oleh larutan. Sedangkan

spektrum UV-Vis merupakan hasil interaksi antara radikal

elektromagnetik (REM) dengan molekul. Radiasi elektromagnetik

(REM) merupakan bentuk radiasi yang mempunyai sifat gelombang

dan partikel (Sastrohamidjojo, 1985). Daerah serapan sinar ultraviolet

adalah 200-400 nm dan daerah sinar tampak (Visibel) antara 400-800

(9)

Komponen-komponen spektrofotometer UV-Vis meliputi sumber

cahaya, monokromator, kuvet, detektor dan rekorder memegang fungsi

dan peranannya, setiap fungsi dan peranan tiap bagian dituntut

ketelitian dan ketepatan yang optimal. Susunan komponen-komponen

tersebut umumnya seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Susunan komponen spektrofotometer (Sastrohamidjojo, 1985)

Sinar dari sumber cahaya yang sesuai ditransmisikan melalui

monokromator untuk menghasilkan panjang gelombang yang

dikehendaki. Panjang gelombang ini kemudian dicatat oleh detektor

(10)

C. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.4:

Gambar 2.4 Kerangka konsep penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian dari kerangka konseptual, Kangen Water yang

tereduksi secara elektrolisis pada pH basa (8,5; 9,0; dan 9,5) diduga

memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas.

Electrolyzed Reduced Water memiliki aktivitas antioksidan yang dapat membersihkan spesies oksigen reaktif secara intraselular (Shirahata et al.,

2001).

Kangen Water merupakan air yang terionisasi atau air yang mengalami proses elektrolisis dengan menggunakan elektroda bermuatan positif

dan negatif (Carpenter, 2009).

Kangen Water sebagai salah satu produk yang banyak digunakan masyarakat tersedia di pasaran dalam berbagai pH, antara lain yaitu

pH 2,5; 6,0; 7,0; 8,5; 9,0 dan 9,5.

Dilakukan uji aktivitas penangkapan radikal bebas

dengan metode DPPH.

Kangen Water yang tereduksi secara elektrolisis diduga memiliki aktivitas penangkapan

Gambar

Gambar 2.1. Bagan generator elektrolisis air dan senyawa yang dihasilkan
Gambar 2.2. Reaksi peredaman DPPH dengan senyawa antioksidan (Molyneux,
Gambar 2.3. Susunan komponen spektrofotometer (Sastrohamidjojo, 1985)
Gambar 2.4 Kerangka konsep penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Setelah pasien menginputkan gejala yang dikeluhkan atau telah melakukan proses retrieve , kemudian sistem akan melakukan proses tahapan case based reasoning

Sehingga, agar bank Islam dapat sesuai dengan prinsip Syariah, diperlukan suatu regulasi, pengawas syariah, auditor, dan infrastruktur yang mendukung syariah untuk tetap

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Kedudukan Dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Perumusan Isu Strategis Analisis lingkungan internal Analisis lingkungan eksternal Perumusan Tujuan, Sasaran, Strategi,

Data diambil berdasarkan dari hasil percobaan prototype yang bisa dilihat di Tabel 6, serta contoh tampilan HMI untuk 3 kondisi yang berbeda dapat dilihat

(1) Kepala KPP dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan Pengurangan, harus memberi suatu keputusan atas

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA