• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan - ANALISIS PENGGUNAAN EYD PADA SURAT PRIBADI SISWA KELAS VII SMP N 3 PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2015-2016 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan - ANALISIS PENGGUNAAN EYD PADA SURAT PRIBADI SISWA KELAS VII SMP N 3 PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2015-2016 - repository perpustakaan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Sejenis yang Relevan

Penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian yang

terdahulu.Untuk membedakan penelitian yang berjudul ―Analisis Penggunaan EYD

pada Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP N 3 Purwokerto Tahun Ajaran 2015-2016

dengan penelitian yang sebelumnya, maka peneliti mengadakan peninjauan di

perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Untuk membuktikannya,

peneliti meninjau penelitian mahasiswa yang terdahulu hampir sama dengan

penelitian ini, akan tetapi hanya dijadikan referensi saja. Penelitian yang dimaksud:

1. Penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Penggunaan EYD pada Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP N 02 Karanglewas Tahun Ajaran 2011-2012

Penelitian ini diteliti oleh Sylvania Sukma Firdiyana, NIM 0801040038, tahun

2013. Tujuan penelitian di atas yaitu untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan

EYD pada laporan perjalanan yang ditulis siswa kelas VIII SMP N 02 Karanglewas.

Data penelitian ini berupa laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP N 02

Karanglewas. Data berjumlah 103 data kesalahan dan sumber datanya adalah siswa

SMP N 02 Karanglewas. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik

dokumenter. Tahap analisis data menggunakan teknik Miles dan Hubermen.Ada 3

tahap ,yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) verifikasi data.

Berdasarkan kajian pustaka tersebut, maka penelitian dengan judul ‖Analisis

(2)

8

Ajaran 2015-2016” memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian tersebut di atas. Adapun persamaanya, yaitu teori yang digunakan dalam penelitian ini pada

dasarnya sama-sama tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), hanya saja

menggunakan pendapat para ahli yang berbeda untuk menguatkan teori tersebut.

Perbedaannya terletak pada tujuan penelitian, data,sumber data, dan metodologi

penelitiannya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk

penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada surat pribadi siswa kelas VII

SMP N 3 Purwokerto dan mendeskripsikan persentase perbandingan penggunaan

EYD yang benar dan yang salah pada surat pribadi siswa kelas VII SMP N 3

Purwokerto tahun ajaran 2015-2016. Data pada penelitian ini berupa kalimat-kalimat

yang digunakan siswa saat membuat surat pribadi, sedangkan sumber datanya adalah

siswa kelas VII SMP N 3 Purwokerto. Metode penelitian menggunakan menggunakan

metode agih dilanjutkan dengan teknik ganti, lesap, dan sisip.

2. Penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Diponegoro 8 Rawalo

Penelitian ini diteliti oleh Endah Septiana Kuspitasari, NIM 0801040035,

tahun 2013. Tujuan dari penelitian di atas yaitu untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk

kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan narasi siswa kelas VII SMP

Diponegoro 8 Rawalo. Data penelitian ini berupa kalimat dalam karangan narasi siswa

dan sumber datanya adalah karangan narasi siswa kelas VII A dan VII B SMP

Diponegoro 8 Rawalo. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik

dokumenter. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.

Langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu, 1) klasifikasi data, 2) penyajian data

(3)

9

Berdasarkan tinjauan di atas disimpulkan bahwa penelitian dengan judul

Analisis Penggunaan EYD pada Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP N 3 Purwokerto

Tahun Ajaran 2015-2016” berbeda dengan penelitian yang tersebut di atas. Perbedaannya terletak pada tujuan penelitian, data, sumber data, dan metode

penelitiannya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk

penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada surat pribadi siswa kelas VII

SMP N 3 Purwokerto dan mendeskripsikan persentase perbandingan penggunaan

EYD yang benar dan yang salah pada surat pribadi siswa kelas VII SMP N 3

Purwokerto tahun ajaran 2015-2016. Data pada penelitian ini berupa kalimat-kalimat

yang digunakan siswa saat membuat surat pribadi, sedangkan sumber datanya adalah

siswa kelas VII SMP N 3 Purwokerto. Metode penelitian menggunakan menggunakan

metode agih dilanjutkan dengan teknik ganti,lesap dan sisip. Persamaannya terletak

pada teori yang digunakan yaitu tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), hanya

saja penelitian di atas membahas tentang tanda baca.

B. Ejaan Yang Disempurnakan

Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan

pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan

Presiden No.57, Tahun 1972.Departemen pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan

buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,

sebagai patokan pemakaian ejaan.Penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah

tulis-menulis yang distandarisasikan, yang lazimnya mempunyai 3 aspek yakni aspek

fonologis morfologis, dan sisntaksis. Pada aspek fonologis, bunyi bahasa menyangkut

(4)

10

bunyi bahasa menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis. Pada aspek

sintaksis, bunyi bahasa menyangkut penanda ujaran berupa tanda

baca(Badudu,1991:91).

Pada hakikatnya ejaan itu tidak lain dari konvensi grafis,perjanjian di antara

anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya. Bunyi bahasa

yang seharusnya diucapkan, diganti dengan huruf dan lambang-lambang lainnya.Ejaan

merupakankaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan

keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan

berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi sebuah

kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi.

Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang

tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dan

ejaan (Chaer, 201:36).

Berdasarkan etimologi, kata ejaan berasal dari kata dasar eja.Eja yang berarti melafalkan huruf-huruf satu demi satu.Ejaan adalah kaidah-kaidahcara

menggambarkan bunyi-bunyi, kata dan kalimat dalam bentuk tulisan (huruf-huruf).

Selain itu, juga menggambarkanpenggunaan tanda bacanya.Ejaan juga keseluruhan

peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana

inter-relasi antara lambang-lambang tersebut(pemisahan dan penggabungan)

dalamsuatu bahasa (KBBI, 2007: 285).

Ejaan adalah perlambangan fonem dengan huruf. Huruf-huruf yang digunakan

adalah huruf latin, yakni huruf (alfabet) yang digunakan juga oleh sebagian besar

bangsa di dunia ini untuk menuliskan bahasa mereka. Dalam sistem ejaan suatu

(5)

11

fonem dinamakan huruf. Perlambangan fonem dengan huruf dalam sistem ejaan

termasuk juga (1) ketetapan tentang bagaimana satuan-satuan morfologi seperti kata

dasar, kata ulang, kata majemuk, kata berimbuhan, dan partikel-partikel dituliskan,

dan (2) ketetapan tentang bagaimana menuliskan kalimat dan bagian-bagian kalimat

dengan pemakaian tanda baca seperti titik, koma, titik koma, titik dua, tanda petik,

tanda tanya, dan tanda seru (Badudu,1985 :31).

Jadi, ejaan adalah keseluruhan peraturan yang resmi dan dijadikan pedoman

dalam setiap karangan untuk merujuk kepada bahasa Indonesia yang baik dan

benar.Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana

melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca

dan sebagai hal-hal seperti: bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana

menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan

kata. Pemotongan itu harus berguna terutama saat memisahkan huruf-huruf itu pada

akhir suatu baris jika baris itu tidak memungkinkan penulisan seluruh kata di sana.

Selain itu, penelitian huruf merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam

penelitian ejaan yang tepat. Dengan memahami aturan-aturan EYD siswa dapat

menyusun kalimat bahasa Indonesia dengan baik tanpa menimbulkan kerancuan.

Berikut merupakan aturan atau pedoman umum ejaan yang disempurnakan antara lain:

1. Pemakaian Huruf Kapital

a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal

kalimat.

(6)

12

Dia mengantuk.

Apa maksudnya ?

Kita harus bekerja keras.

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung

Misalnya:

Adik bertanya, ―Kapan kita pulang ?

Bapak menasihatkan, ―Berhati-hatilah, Nak!‖

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan

dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya :

Allah, Yang Maha Pengasih.

Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan

dan keagamaan yang dikuti nama orang.

Misalnya:

Mahaputra Yamin, Sultan Hassanudin, Haji Agus Salim

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturanan dan keagamaan yang tidak dikuti dengan nama orang.

Misalnya:

Dia baru saja diangkat menjadi sultan. Tahun ini ia pergi naik haji.

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat

yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang

tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya :

Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, ProfesorSupomo, Gubernur Irian Jaya.

(7)

13

Misalnya :

Siapakah gubernur yang baru dilantik itu ?

Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya:

Amir Hamzah, Dewi sartika, Wage Rudolf Supratman, Ampere

Huruf kapital tidak pakai sebagai huruf petama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:

Mesin diesel, 5 ampere

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan

bahasa.

Misalnya:

Bangsa Indonesia, suku Sunda,bahasaInggris.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa

yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya:

Mengindonesiakan kata asing Keinggris- inggrisan

h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,hari, hari raya,

dan peristiwa sejarah.

Misalnya:

tahun Hijrah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari

Galungan, hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf petama peristiwa sejarah yang tidak

(8)

14

Misalnya:

Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.

i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:

Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi

Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab,Kali Brantas, Lembah

Baliem, Teluk Bemggala, Terusan Suez dll.

Huruf kapital tidak dpakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.

Misalnya:

berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat, pergi ke arah tenggara.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.

Misalnya:

garaminggris, gula jawa, pisang ambon.

j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga

pemerintahan dan ketatanegaraan,serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti

dan.

Misalnya:

Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden

Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen

resmi.

Misalnya:

(9)

15

k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna

yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta

dokumen resmi.

Misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang- Undang Dasar

Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.

l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur

kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul

karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, yang, dan untuk yang tidak terlrtak pada

posisi awal.

Misalnya :

Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.

Ia menyelesaikan makala “Asas-Asas Hukum Perdata”.

m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,

pangkat, dan sapaan.

Misalnya :

Dr. doktor

M.A. master of arts

S.E. sarjana Ekonomi

S.H. sarjana Hukum

Prof. profesor

Tn. tuan

Ny. nyonya

Sdr. Saudara

n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik dan paman yang dipakai

(10)

16

Misalnya :

―Kapan Bapak berangkat?‖ Tanya Harto. Adik bertanya, ―Itu apa Bu?‖

Besok Paman akan datang.

Mereka pergi ke rumah Pak Camat.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.

Misalnya :

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf petama kata ganti Anda. Misalnya :

Sudahkah Anda tahu ?

Surat Anda telah kami terima.

2. Penulisan Kata

a. Singkatan dan Akronim

1) Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

a) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan , jabatn atau pangkat diikuti dengan

tanda titik.

Misalnya:

A.S Kramawijaya

Muh. Yamin

M.B.A master of business administration M.Sc. master of science

Bpk. Bapak

Sdr. Saudara

b) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau

organisasi, serta nam dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis

(11)

17

Misalnya:

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia

GBHN Garis- Garis Besar Haluan Negara

KTP Kartu Tanda Penduduk

c) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

Misalnya :

2) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,gabungan suku kata,

atau gabunganhuruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.

a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital.

Misalnya:

ABRI angkatan bersenjata Republik Indonesia

LAN Lembaga Administrasi Negara

SIM Surat Izin Mengemudi

b) Akronim nama diri yang yangberupa gabungan suku kata atau gabungan huruf

dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.

Misalnya :

Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(12)

18

c) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun

gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf

kecil.

Misalnya :

pemilu pemilihan umun

radar radio detecting and ranging

rapim rapat pimpinan

rudal peluru kendali

b. Kata Ganti –ku, kau, -mu, -nya

Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

Apa yang kusukai boleh kaubelikan

Pulpenku, pulpenmu dan pulpennya tersimpan di dalam tas.

Kata ganti (-ku, -mu, dan –nya) dirangkaikan dengan tanda hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali dengan huruf kapital.

Misalnya: KTP-mu SIM-nya

c. Kata Depan di, ke ,dan dari

Kata depan di, ke dan dari tidak sama dengan penulisan di, ke dan dari sebagai

awalan. Penulisan di, ke dan dari sebagai awalan. Penulisan di, ke dan dari sebagai

awalan ditulis secara langsung tanpa dipisahkan dengan kata dasarnya. Sedangkan penulisan di, ke dan dari sebagai kata depan dipsah dengan kata yang mengikutinya.

d. Bentuk Ulang

(13)

19

1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,

unsur-unsurnya ditulis terpisah.

Misalnya:

duta besar, kambing hitam, kereta api, meja tulis, orang tua,rumah sakit dll.

2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan

pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di

antara unsur yang bersangkutan.

Misalnya:

Alatpandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin- hitung tangan,

ibu-bapak kami, orang-tua muda.

3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena unsurnya tidak dapat berdiri

sendiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh.

Misalnya:

acapkali, adakalanya, akhirulkalam, Alhamdulillah, astaghfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawan, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa,darmawisata, dukacita, halalbihallal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka,mangkubumi,matahari,olahraga,padahal dll.

f. Partikel

1) Partikel -lah, -kah, dan–tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya :

Bacalah buku itu baik-baik.

(14)

20

3) Partikel –pun. Pada dasarnya, partikel –pun setelah kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dituliskan terpisah karena –pun yang seperti itu merupakan suatu kata utuh yang mempunyai makna penuh.

Misalnya:

a) jangankan dua kali, satu kali pun saya belum pernah member obat intravena. b) Barang yang tidak berharga pun sudah diangkutnya semua dari rumah

kontrakannya.

Ada sejumlah –pun yang harus dituliskan serangkai dengan kata yang mendahuluinya menurut pedoman ejaan karena dianggap padu benar, yaitu-pun yang

terdapat dalam kata penghubung ,yakni (1) adapun, (2) andaipun, (3) bagaimanapun,

(4) biarpun, (5) kalaupun, (6) kendatipun, (7) maupun, (8) meskipun, (9) sungguhpun,

(10) walaupun, (11) sekalipun dan (12) apapun.

4) Partikel per yang berarti ‗mulai‘, ‗demi‘,dan ‗tiap‘ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

Misalnya:

Pegawai negerimendapatkan kenaikan gaji per 1 April. Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.

Harga kain itu Rp 2000,00per helai.

3. Pemakaian Tanda Baca

a. Tanda titik (.)

1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya :

Ayahku tinggal di Solo.

Dia menanyakan siapa yang akan datang. Hari ini tanggal 6 April 1973.

2) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau

daftar.

Misalnya :

(15)

21

A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa B. Direktorat Jenderal Agraria

1. …

(2) 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan 1.2.2 Tabel

Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau

huruf.

3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang

menunjukan waktu.

Misalnya:

Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

4) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukan waktu.

Misalnya:

1.35.20 jam (1 jam,35 menit 20 detik)

5) Tanda titik dipakai diantara nama peneliti, judul tulisan yang tidak berakhir

dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Siregar, Merari, 1920.Azab dan Sengsara.

Weltervreden: Balai Pustaka.

6) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

Misalnya :

Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

Gempa yang terjadi semalem menewaskan 1.321 jiwa.

(16)

22

Misalnya:

Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Lihat halaman 2345 dan seterusnya.

7) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan karangan atau kepala

ilustrasi, tabel,dan sebagainya.

Misalnya:

Acara Kunjungan Adam Malik

Bentuk dan Kedaulatan (BAB I UUD‘45)

8) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau

(2) nama dan alamat penerima surat.

Misalnya:

Yth.Sdr. Moh.Hasan Jalan Arif 43

b. Tanda Koma (,)

1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

pembilangan.

Misalnya:

Saya membeli kertas, pena ,dan tinta.

Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.

2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat

setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.

Misalnya:

Saya ingin datang, tetapi hujan.

Didi bukan anak saya, melainkan anak pak kasim.

3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak

kalimat itu itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:

(17)

23

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya :

Saya tidak akan datang kalau hari hujan. Dia lupa akan janjinya karena sibuk. Dia tahu bahwa soal itu penting.

4) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat

yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi, pula, meskipun begitu, akan tetapi.

Misalnya :

… Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

… jadi, soalnya tidak semudah itu.

5) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan

dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.

Misalnya : O, begitu ?

Wah, bukan main!

Hati-hati ,ya , nanti jatuh.

6) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam

kalimat.

Misalnya :

Kata Ibu,‖ Saya gembira sekali.‖

―Saya gembira sekali,‖ kata Ibu, ―karena kamu lulus.‖

7) Tanda koma dipakai di antara (1) nama dan alamat, (2) bagian–bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis

berurutan.

Misalnya :

Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.

8) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya

(18)

24

Misalnya :

Alisjahbana, sutan Takdir,1949.Tata Bahasa Baru Indonesia, Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Puskata Rakjat

9) Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Misalnya :

W.J.S Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm.4.

10) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya

untuk membedakannya dari singkatan nama diri , keluarga, atau marga.

Misalnya :

12) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak

membatasi.

Misalnya:

Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.

Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.

Semua siswa, baik laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda

koma:

Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panita.

13) Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan

yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya :

(19)

25

Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan:

Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.

Karyadi mengucapkan terimakasih atas bantuan Agus.

14) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya

atau tanda seru.

Misalnya:

―Di mana Saudara tinggal ?‖ tanya Karim. ―Berdiri lurus-lurus!‖perintahnya.

c. Tanda Titik Koma(;)

1) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang

sejenis dan setara.

Misalnya:

Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

2) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk

memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.

Misalnya:

Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan

siaran ―Pilihan Pendengar‖.

d. Tanda Titik Dua (:)

1) Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti

rangkaian atau pemberian.

Misalnya :

(20)

26

Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya :

Kita memerlukan kursi ,meja ,dan lemari.

Fakultas itu mempunyai jurusan ekonomi umum dan jurusan ekonomi perusahaan.

2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapanyang memerluan pemerian.

Misalnya:

(a) Ketua : Ahmad Wijaya

Sekretaris : S. Handayani

Bendara : B. Hartawan

(b) Tempat Sidang : Ruang 104 Pengantar Acara : Bambang S.

Hari : Senin

Waktu : 09.30

3) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan

pelaku dalam percakapan.

Misalnya :

Ibu : (meletakan beberapa kopor) ―Bawa koper ini, Mir!‖ Amir : ―Baik, Bu,‖(mengangkat koper dan masuk)‖

Ibu : ―Jangan lupa.Letakkan baik –baik!‖ (duduk di kursi besar)

4) Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antaran

bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan,

serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

Misalnya :

Tempo, 1 (1971),34: 7 Surah Yasin : 9

Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

e. Tanda Hubung (-)

1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian

(21)

27

Misalnya:

Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau

pangkal baris.

Misalnya:

bukan

2) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau

akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.

Misalnya :

Di samping cara-cara lama itu ada juga ca-

ra yang baru

Beberapa pendapat mengenai masalah itu

telah disampaikan …

Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau

beranjak …

Beberapa pendapat mengenai masalah –masalah i-

tu telah disampaikan …

Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma-

u beranjak…

Kami ada cara yang baru untuk meng-

ukur panas

Senjata ini merupakan alat pertahan-

(22)

28

Akhiran –i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.

3) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya:

anak-anak, berulang-ulang,kemerah-merahan

Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan

tidak dipakai pada teks karangan.

4) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian

tanggal.

Misalnya: p-a-n-i-t-i-a 8-4-1973

5) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian- bagian kata

atau ungkapan , dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.

Misalnya:

Ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20x5000) tanggung jawab dan kesetiakawanan lokal.

Bandingkan dengan :

Ber-evolusi, dua–puluh-lima-ribuan (1x250000) tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial.

6) Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya yang

dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv)

singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan

rangkap.

Misalnya:

(23)

29

7) Tanda hubung dipaki untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur

bahasa asing.

Misalnya:

di-smash, pen- tackle-an

f. Tanda pisah ( -- )

1) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan di

luar bangun kalimat.

Misalnya:

Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai -- diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

2) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang

lainsehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Misalnya :

Rangkaian temuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan otonom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

3) Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‗sampai ke‘

atau ‗sampai dengan‘.

Misalnya : 1910—1945

Tanggal 5—10 April 1970 Jakarta—Bandung

g. Tanda Elipsis ( . . . )

1) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

Misalnya:

Kalau begitu . . . ya , marilah kita bergerak.

2) Tanda ellipsis menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian

(24)

30

Misalnya:

Sebab-sebab kemerosotan . . . akan diteliti lebih lanjut

h. Tanda Tanya (?)

1) Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:

Kapan ia berangkat ?

2) Tanda tanya dipakaidi dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat

yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Misalnya :

Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).

Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

i. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau

perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, ataupun rasa emosi

yang kuat.

Misalnya :

Alangkah seramnya peristiwa itu! Bersihkan kamar itu sekarang juga ! Merdeka!

j. Tanda kurung ((…))

1) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya :

Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isi Kegiatan) kantor itu.

2) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral

pokok pembicaraan.

(25)

31

Sajak Tranggono yang berjudul ―Ubud‖ (nama temapat yang terkenal di Bali)

ditulis pada tahun 1962.

Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukan arus perkembangan baru dalam

pasaran dalam negeri.

3) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat

dihilangkan.

Misalnya :

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a)

Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya

4) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.

Misalnya :

Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

k. Tanda Kurung Siku ([ . . . ])

1) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau

tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu

menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam

naskah asli.

Misalnya :

Sang Sapurba men [d]engar bunyi gemerisik.

2) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah

bertanda kurung.

Misalnya :

Persamaan kedua proses ini ( perbedaanya dibicarakan di dalam Bab II [ lihat halaman 35-38 ] perlu dibentangkan di sini.

l. Tanda Petik (“)

1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah

(26)

32

Misalnya :

―Saya belum siap,‖ kata Mira,‖tunggu sebentar!‖

Pasal 36 UUD 1945, berbunyi, ― Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.‖

2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam

kalimat.

Misalnya:

Bacalah ―Bola Lampu‖ dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. Sajak ―Berdiri Aku‖ terdapat pada halaman 5 buku itu.

3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang

mempunyai arti khusus.

Mislanya :

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara‖ coba dan ralat‖ saja.

Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama ―cutbrai‖.

4) Tanda Petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

Misalnya :

Kata Tono, ―Saya juga minta satu.‖

5) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan dibelakang tanda

petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada

ujung kalimat atau bagian kalimat.

Misalnya :

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan ― Si Hitam‖.

Bang Komar sering disebut ―pahlawan ―, ia sendiri tidak tahu sebabnya.

Catatan :

Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah baris.

m. Tanda Petik Tunggal ( „ )

1) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun didalam petikan lain.

Misalnya :

Tanya Basri, ―Kau dengar bunyi ‗kring-kring‘ tadi?‖

(27)

33

2) Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau

ungkapan asing.

Misalnya:

feed-back „balikan‟

n. Tanda Garis Miring ( / )

1) Tanda garis miring dipaki di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Misalnya: No. 7/PK/1973 Jalan Kramat III/10 Tahun anggran 1985/1986

2) Tanda garis miring dipakain sebagai pengganti kata atau dan tiap . Misalnya :

Dikirimkan lewat darat/ laut artinya dikirimkan lewat darat atau laut. Harganya Rp25,00/lembar artinya harganya Rp25,00 tiap lembar.

o. Tanda Penyingkat atau Apostrof („)

Tanda penyingkat menunjukan penghilangan bagiankata atau bagian angka

tahun.

Misalnya:

Ali ‗kan kusurat. (‗kan= akan) Malam ‗lah tiba.(‗lah= telah)

B. Surat Pribadi 1. Pengertian Surat

Surat adalah salah satu alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu

(28)

34

surat, memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh.

Misalnya untuk kepentingan seperti memberikan kabar, mengundang seseorang

bahkan untuk melamar sebuah pekerjaan.Surat memiliki daya tamping pesan yang

sangat leluasa. Selain itu, surat memiliki daya jangkau yang luas dan tingkat

pembiayaan yang rendah (Mulyati 2015:182).

Berdasarkan isi dan asalnya atau pengirimannya,surat dibedakan menjadi

3yaitu a) surat pribadi atau surat prive, b) surat dinas atau surat resmi dan c) surat niaga. Surat pribadi adalah surat yang berisi keperluan pribadi dan ditujukan kepada

orang lain. Ragam bahasa dalam surat pribadi menggunakan bahasa sehari-hari. Surat

dinas yaitu surat yang dibuat oleh sebuah instansi atau lembaga dengan tujuan untuk

keperluan dinas. Surat niaga adalah surat yang ditulis untuk keperluan bisnis atau

perdagangan.

Surat pribadi adalah surat yang di buat seseorang yang isinya menyangkut

kepentingan pribadi seperti halnya saling mengucapkan salam,mengucapkan terima

kasih, menyatakan duka cita dll. Surat pribadi dibagi menjadi 2 yaitu surat pribadi

yang bersifat perorangan dan surat pribadi yang bersifat resmi.Surat yang bersifat

peorangan adalah surat yang ditulis seseorang kepada sahabat, teman saudara, atau

orang tua. Surat pribadi yang bersifat resmi adalah yang ditulis seseorang yang

ditujukan kepada suatu organisasi atau lembaga tetapi menyangkut kepentingan

pribadi.Perbedaannya terletak pada penggunaan bahasanya (Sintowati Rini,1999:146).

Menurut Bratawidjaya, surat pribadi yaitu surat yang dikirimkan seseorang

kepada orang lain atau suatu organisasi/instasi. Surat pribadi bersifat pribadi dan

menyangkut kepentingan pribadi. Karena bersifat pribadi, surat pribadi biasanya

(29)

35

salah tafsir dan mudah dipahami penerima surat perlu ditata agar efektif dan

memperhatikan kaidah penggunaan ejaan (Mulyati,2015:184).

2. Ciri-ciri Surat Pribadi

a. Tidak menggunakan kop surat

b. Tidak ada nomor surat

c. Salam pembuka dan penutup bervariasi

d. Penggunaan bahasa bebas

e. Format surat bebas

3. Bagian-bagian Surat Pribadi

Adapun bagian-bagian surat pribadi adalah sebagai berikut:

a. Tempat dan tanggal penelitian surat : penulisan tempat dan tangga surat ditulis

pada sebuah awal surat, di bagian atas surat.

b. Alamat pengirim surat: ditulis nama dan alamat orang yang dituju.

c. Kalimat pembuka (kata sapaan dan salam) : huruf pertama pada kata pertama

ditulis menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma.Salam

pembuka selalu ditulis disebelah kiri.

Contoh : a. Dengan hormat,

b. Salam kangen,

d. Isi surat: isi merupakan inti dari surat, hal-halyang akan disamoaikan. Maksud

dari isi diceritakan pada paragraph-paragraf.Paragraf terbagi menjadi paragraf

(30)

36

e. Kalimat penutup: dapat ditulis di sebelah kiri atau sebelah kanan.Seperti salam

pembuka, salam penutup juga ditulis menggunakan huruf kapital pada awal kata

dan diikuti tanda koma.

Contoh : a. Wassalam b. Hormat kami

f. Tanda tangan : terletak sejajar dengan salam penutup

g. Pengirim surat: nama pengiirm terletak sejajar dengan salam penutup.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh keluaran daya maksimum untuk laser CO 2 sealed-off pada arus listrik 10,75 mA dengan jumlah garis radiasi laser yang dihasilkan sebanyak

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas anugerah dan kasih karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “Karakteristik Fisikokimia

Sesuai dengan HKSA pada senyawa benzil akan terjadi penurunan muatan bersih pada atom N1 akan mengakibatkan adanya peningkatkan aktivitas antimalaria, maka senyawa baru

Berdasarkan hasil penelitian analisa pH pada Tabel 9, bahwa perbedaan nilai pH yang dihasilkan pada berbagai konsentrasi karagenan menunjukan perbedaan yang tidak

selama fermentasi menyebabkan mutu biji kakao menjadi rendah karena akan.. mengganggu aktivitas mikroba yang berperan selama fermentasi akibat berebut

Tujuan sekolah Adiwiyata secara umum bertujuan untuk mewujudkan masyarakat sekolah yang peduli dan berbudaya lingkupan dengan menciptakan kondisi yang lebih baik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1). Pengaruh harga produk jasa terhadap sikap konsumen, 2). Pengaruh variasi produk jasa terhadap sikap konsumen, 3). Pengaruh

The SNF are putted on the spent fuel baskeets (canister) consisting the racks.. The decay heat from spent fuel bundles of baskets be transferred to the serial heat