• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - AJI DWI PRATIKNO BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - AJI DWI PRATIKNO BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sepak bola merupakan salah satu jenis olahraga yang akrab dengan masyarakat, mulai dari masyarakat golongan bawah, masyarakat golongan menengah, hingga masyarakat golongan atas. Akibatnya, muncul

kelompok-kelompok masyarakat yang mengatasnamakan suporter sepak bola. Indonesia sendiri hampir setiap kabupaten atau kota mempunyai persatuan sepak bola masing-masing yang diikuti munculnya kelompok suporter untuk mendukung klub kesayangannya.

Berkaitan dengan itu, Purbalingga memiliki klub sepak bola Persibangga. Persibangga merupakan singkatan dari (Persatuan Sepak bola Indonesia Purbalingga) dan Suporter fanatiknya bernama Braling Mania.

Pada tanggal 17 Januari 2015 saat peneliti menonton pertandingan sepakbola antara Persibangga melawan PSCS (Persatuan Sepak bola Cilacap dan Sekitarnya), peneliti mendengar suporter Braling Mania menyanyikan lirik lagu:

Walau panas terik matahari. “Ora urus!!!” Walau hujan deras turun lagi. Ora urus !! (A1.6)

Frasa ora urus!!! ketika berada di dalam stadion memiliki pengertian (sense) mendukung. Frasa ora urus!!! mengandung nilai rasa (feeling) tentang semangat. Selain memiliki pengertian (sense) dan nilai rasa (feeling), frasa ora urus!!! juga

mengandung aspek-aspek makna maksud (intension) deklaratif. Frasa ora urus!!! pada Lirik lagu di atas meberikan asumsi bagi peneliti, bahwa suporter sepakbola (Braling Mania) tidak mempedulikan kondisi alam, baik matahari sedang terik

(2)

maupun saat hujan turun deras, mereka tetap mendukung setiap pertandingan yang dilakukan Persibangga dengan semangat.

Pada kesempatan yang sama, peneliti juga mendengarkan lirik lagu dari

suporter Braling Mania sebagai berikut:

Piye.. piye..”piye kabare ?”, piye kabare Lanus Mania?(C1.1)

(Piye Kabare)

Frasa piye kabare? memiliki aspek makna pengertian (sense) persahabatan dan mengandung aspek makna nilai rasa (feeling) gembira. Selain memiliki pengertian (sense) dan nilai rasa (feeling), frasa piye kabare? juga mengandung aspek makna intension deklaratif. Peneliti berpendapat, frasa piye kabare? merupakan lirik lagu yang mempererat hubungan antar kedua suporter sepak bola antara Braling Mania dan Lanus Mania (Laskar Nusakambangan) suporter PSCS Cilacap. Pasalnya, setelah frasa piye kabare? yang dilantunkan Braling Mania, dibalas oleh kelompok suporter Lanus Mania dengan frasa apik kabare. Perhatikan kutipan lirik lagu dengan frasa apik kabare di bawah berikut:

Apik.. apik.. apik kabare (C1.2)

Apik kabare Braling Mania .Piye.. piye..piye kabare?, pie kabare Braling Mania? (C1.3).

(Piye Kabare)

Frasa apik kabare? merupakan jawaban dari lirik lagu piye kabare?. Frasa apik kabare mempunyai nilai rasa (feeling) gembira. Sesuai dengan data di atas nilai rasa

(feeling) yang dibangun oleh kedua suporter adalah gembira. Keadaan gembira yang tersebut dalam lagu yang di bawakan oleh Braling Mania dan Lanus Mania ditandai dengan dinyanyikan berulang-ulang di dalam stadion dengan nada (tone) sedang oleh kedua suporter sepak bola tersebut.

(3)

Berdasarkan fenomena di atas, menunjukkan komunikasi antar kedua suporter dengan bahasa. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa yang terdapat pada lirik lagu yang dinyanyikan bersama-sama dengan kondisi dan keadaan yang

sama untuk berinteraksi. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Moeliono, 2008:116).

Pada tanggal 24 Januari 2015 peneliti menonton pertandingan antara Persibangga vs Persibas atau yang dikenal oleh masyarakat adalah derby ngapak. Pada pertandingan derby kali ini peneliti memperhatikan kedua suporter memberikan

dukungan terhadap tim berupa lirik lagu. Lirik lagu tersebut adalah sebagai berikut: Trimbil asu. Trimbil asu. Trimbil kaya asu. (A1.11)

(Braling Mania)

Kata asu merupakan nama hewan yang didefinisikan dalam agama tertentu, masuk

dalam daftar hewan yang tidak dimuliakan. Pada kesempatan kali ini peneliti

berangggapan bahwa kata asu yang ditujukan kepada salah satu pemain lawan

memiliki pengertian (sense) melemahkan tim lawan. Kata asu dalam lirik lagu

suporter di atas memiliki maksud (intension) politis kepada pendengar agar

tersinggung dan merasa dihina. Rasa tersinggung dan dihina tersebutlah permainan

lawan tidak akan berkembang, sehingga memudahkan tim yang didukung Braling

Mania dapat memenangkan pertandingan.

Setelah mendengar kata asu nampaknya suporter lawan (Bombastis) tidak

terima. Kemudian, mereka membalas dengan lirik lagu berikut:

Braling Mania gembel-gembel Purbalingga.

(4)

Bagi peneliti kata gembel-gembel mengandung aspek makna maksud (intension) deklaratif. Bombastis secara langsung memberikan informasi kepada pendengar secara jelas dan ringkas atas jawaban dari kata-kata asu dengan kata gembel-gembel. Kata gembel-gembel dengan nada (tone) tinggi akan membentuk aspek makna pengertian (sense) melemahkan tim lawan.

Braling Mania nampaknya tidak terima dengan kata gembel-gembel yang dinyanyikan oleh Bombastis. Kemudian mereka membalas lagi dengan lirik lagu berikut:

Bombastis asu. Gembel-gembel Purwokerto (B1.3) (Braling Mania 2)

Merujuk pada data di atas, kata asu bukan lagi ditujukan kepada pemain, melainkan kepada suporter Bombastis. Pada dunia sepakbola, suporter merupakan salah satu komponen yang penting dalam sebuah klub, bahkan kelompok suporter sering dianggap pemain ke 12. Hal tersebut berlaku untuk Bombastis, sebagai suporter Persibas, mereka dianggap salah satu anggota tim. Berkaitan dengan itu, Braling Mania merasa perlu juga melemahkan mental Bombastis. Berkaitan dengan hal tersebut kata asu dan gembel-gembel memiliki aspek makna sense melemahkan tim lawan, nilai rasa (feeling) gembira, memiliki nada (tone) tinggi, keras dan satu mora, dan maksud (intension) persuasif.

Pada kesempatan lain, saat Persibangga melakukan tandang ke stadion Satria (kandang Persibas). Seperti pada pertandingan sebelumnya, kedua suporter selalu menyanyikan lagu dengan penuh semangat untuk mendukung tim kesayangannya masing-masing. Namun, setelah pertandingan selesai terjadi kericuhan. Kericuhan terjadi ketika Braling Mania menyanyikan lirik lagu sebagai berikut :

(5)

Malu-malu dong, malu-malu dong kamu kalah 2-0. (A1.24)

Frasa Malu-malu dong dengan nada (tone) sedang, memiliki aspek makna nilai rasa (feeling) gembira dan maksud (intension) naratif. Bagi Braling Mania frasa malu-malu dong adalah ungkapan kegembiraan suatu rangkaian peristiwa kemenangan.

Bagi lawan ketika mendengar frasa malu-malu dong menimbulkan kemarahan karena Braling Mania menyampaikan ide pesan kepada lawan tentang peristiwa kekalahan yang dialaminya. Tampaknya, telah muncul kecenderungan suporter untuk menggunakan lirik lagu suporter sebagai bahasa komunikasi untuk memberikan informasi kepada masyarakat.

Sumarsono (2007:13) mengemukakan masyarakat itu terdiri dari individu-individu, secara keseluruhan individu saling mempengaruhi dan saling bergantung, maka bahasa yang sebagai milik masyarakat juga tersimpan dalam diri masing-masing individu. Setiap individu dapat bertingkah laku dalam wujud bahasa, dan tingkah laku bahasa individual dapat berpengaruh luas pada anggota masyarakat bahasa lain. Oleh karena itu, individu tetap terikat pada aturan permainan yang berlaku bagi semua anggota masyarakat.

Bahasa Suporter berupaya menjelaskan kemampuan manusia menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi. Artinya seorang pemakai bahasa (suporter, penonton, pemain, dan elemen pertandingan) selalu mengerti bagaimana menggunakan bahasa yang baik, benar dan harus melihat dalam situasi apa dia berbicara, kapan dia berbicara, dimana dia berbicara, dengan siapa dia berbicara dan untuk tujuan apa dia berbicara.

Berdasarkan paparan beberapa fenomena dan penjelasan di atas, peneliti berasumsi bahwa lirik-lirik lagu suporter Persibangga merupakan gejala sosial masyarakat yang berwujud bahasa dan mengandung banyak aspek semantik.

(6)

aspek makna semantik tersebut antara lain: pengertian (sense), nilai rasa (feeling), nada (tone) dan maksud (intension). Oleh karena itu, dalam rangka membuktikan asumsi peneliti dan memperkaya khasanah ilmiah perkembangan ragam bahasa di Indonesia, peneliti menyusun penelitian ini dengan judul “Aspek-Aspek Makna dalam Lirik Lagu Suporter Persibangga Tahun 2015”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah aspek pengertian (sense) yang terdapat pada lirik lagu suporter Persibangga tahun 2015?.

2. Bagaimanakah aspek nilai rasa (feeling) yang terdapat pada lirik lagu suporter Persibangga tahun 2015?.

3. Bagaimanakah aspek nada (tone) Yang terdapat pada lirik lagu suporter Persibangga 2015?.

4. Bagaimanakah aspek maksud (intension) yang terdapat pada lirik lagu suporter Persibangga 2015?.

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. mendeskripsikan aspek pengertian (sense) yang terdapat pada lirik lagu suporter Persibangga tahun 2015.

2. mendeskripsikan aspek nilai rasa (feeling) yang terdapat pada lirik lagu suporter Persibangga tahun 2015.

(7)

3. mendeskripsikan aspek nada (tone) yang terdapat pada lirik lagu suporter Persibangga tahun 2015.

4. mendeskripsikan aspek maksud (intension) yang terdapat pada lirik lagu suporter Persibangga tahun 2015.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini bertujuan untuk memberi kontribusi bagi bidang linguistik dalam penemuan ranah makna dalam kata.

b. Memberikan referensi tentang perihal aspek-aspek makna.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kalangan akademis, penelitian dapat menjadi referensi dan acuan untuk menganalisis suatu bahasa dari segi semantik.

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi media untuk meningkatkan kemampuan menganalisis masalah atau fenomena sosial dalam bidang kebahasaan dengan kajian semantik.

c. Bagi suporter, penonton, dan masyarakat, penelitian ini dapat menjadi acuan untuk persahabatan antar klub melalui makna dalam lirik lagu.

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat

Untuk mengevaluasi kinerja suatu simpang bersinyal dapat dilakukan dengan memperhitungkan kapasitas (C) pada tiap pendekatan dengan seperti persamaan 1, arus

FAKTJ'-TAS PtrTERNAI'{N UNIVERSITAS