• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pengembangan Infrastruktur Transportasi Laut untuk Percepatan Ekonomi Pulau Studi Kasus : Pulau Bawean

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Pengembangan Infrastruktur Transportasi Laut untuk Percepatan Ekonomi Pulau Studi Kasus : Pulau Bawean"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

PROGRAM STUDI TRANSPORTASI LAUT DAN LOGISTIK

Model Pengembangan Infrastruktur

Transportasi Laut untuk Percepatan

Ekonomi Pulau

Studi Kasus : Pulau Bawean

Oleh

Adams Nur Oktalinov Fikri

4106 100 043

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2013

(2)
(3)

Latar Belakang

Percepatan ekonomi suatu wilayah dapat dipengaruhi

oleh pertumbuhan PDRB dan tingkat ketersediaan

infrastruktur transportasi

Pengembangan infrastruktur transportasi laut di

wilayah Pulau Bawean belum maksimal.

Sektor utama di Pulau Bawean masih belum tergarap

secara baik.

Penduduk mayoritas mengandalkan pekerjaan

(4)

Perumusan Masalah

Sektor-sektor apa yang dapat dikembangkan di

wilayah Pulau Bawean?

Sejauh mana sektor-sektor tersebut telah

dikembangkan sehingga mendukung percepatan

ekonomi di Pulau Bawean?

Sejauh mana infrastrukur transportasi laut, berperan

dalam percepatan pertumbuhan ekonomi di Pulau

Bawean?

(5)

Maksud dan Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan sektor-sektor yang dapat

dikembangkan di wilayah Pulau Bawean.

Mendeskripsikan sejauh mana sektor-sektor tersebut

telah dikembangkan sehingga mendukung

percepatan ekonomi di Pulau Bawean

Mendeskripsikan sejauh mana infrastrukur

transportasi laut, berperan dalam percepatan

pertumbuhan ekonomi di Pulau Bawean

(6)

Manfaat Penelitian

Mendeskripsikan potensi dan permasalahan

perekonomian Pulau Bawean

Mendeskripsikan pola interaksi Pulau Bawean dengan

mainland-

nya dan wilayah lain

Mendeskripsikan sektor-sektor strategis untuk

(7)

Batasan Masalah

Analisa model pengembangan hanya

mencakup pengembangan transportasi

lautnya.

Variabel PDRB Pulau Bawean (Kecamatan

Sangkapura dan Tambak) dibentuk oleh 3

sektor utama di Pulau Bawean yaitu

(8)
(9)

Landasan Teori

Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah yang digunakan

untuk pengembangan wilayah

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan

pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di

wilayah tersebut (Wijaya, 2006).

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran

masyarakat meningkat (Sukirno, 2002).

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau

perkembangan jika tingkat kegiatan ekonominya meningkat

atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya (Setiono, 2011).

(10)

Ekonomi Kewilayahan

Ada tiga fondasi pokok menurut Hoover &

Giarratani yang melandasi pengetahuan tentang

kewilayahan dan analisis kewilayahan (Setiono,

2011), yakni :

 Immobility of factor production

 Berkaitan dengan keunggulan lokasi dalam hal sumber daya alam  Imperfect divisibility of production factor and goods

 Berkaitan dengan konsentrasi ekonomi secara spasial  Imperfect mobility of goods and services

 Berkaitan dengan biaya pemindahan / pengangkutan dan komunikasi

(11)

Perangkat analisis praktis untuk analisis ekonomi

kewilayahan

Location Quotient

(LQ)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan sektor

ekonomi yang merupakan sektor basis (ekspor) dan yang non

basis. Dan mencari sektor mana yang berpotensi

output

nya

menghasilkan pasar.

Dalam proses perhitungannya analisis LQ digunakan

perbandingan antara kondisi perekonomian suatu wilayah dengan

perekonomian acuan yang melingkupi daerah yang lebih besar.

(12)

LQi = (Eil / El) / (Eia / Ea)

LQ

i

=

Location Quotient

sektor i perekonomian lokal

E

il

= produk ekonomi di sektor i dalam perekonomian lokal

E

l

= produk ekonomi total dalam perekonomian lokal

E

ia

= produk ekonomi di sektor i dalam perekonomian acuan

(13)

Ketentuan yang digunakan dalam

analisis LQ

LQ > 1, sektor tersebut merupakan sektor basis bagi wilayahnya.

Sektor tersebut selain memenuhi permintaan dari wilayah juga

memenuhi permintaan dari luar wilayah (mengekspor).

LQ < 1, sektor tersebut merupakan sektor nonbasis bagi

wilayahnya. Sektor tersebut hanya dapat melayani permintaan

dari dalam wilayah saja, atau bisa juga pada sektor tersebut

perlu adanya impor.

LQ = 1, sektor tersebut sama derajat basisnya baik bagi

ekonomi wilayah maupun ekonomi acuannya.

(14)

Analisis Shift-Share

Analisis ini menggunakan metode dengan menggabungkan dua

hal pokok, yakni unsur spasial dan unsur sektoral yang diterapkan

dalam kerangka dimensi waktu.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui perubahan struktur /

kinerja ekonomi suatu daerah terhadap struktur ekonomi yang

lebih tinggi (kabupaten, kota, provinsi maupun nasional) sebagai

referensi

(15)

Perubahan relatif kinerja pembangunan suatu daerah

terhadap daerah acuan yang lebih tinggi dapat dilihat

dari :

Pertumbuhan ekonomi acuan : mengukur pengaruh

pertumbuhan ekonomi acuan terhadap ekonomi lokal

Pergeseran proporsi : mengukur perubahan relatif

(naik/turun) suatu sektor lokal terhadap sektor yang sama di

tingkat acuan

Pergeseran diferensial : mengetahui seberapa kompetitif

sektor tertentu di wilayah lokal dibanding acuan. Jika nilainya

(+) berarti kompetitif, jika nilainya (-) tidak kompetitif.

(16)

Diagram konsep model perhitungan

Shift-Share

Faktor shift

(kontribusi dari pergeseran ekonomi

sektoral dan lokal) Pertumbuhan ekonomi lokal Faktor share (Kontribusi ekonomi wilayah) Diffferential shift

Pergeseran diferensial sektoral ekonomi lokal / kontribusi faktor internal terhadap ekonomi lokal

Proportional shift

Pergeseran proporsional sektoral ekonomi wilayah / kontribusi faktor

(17)

Model perhitungan

Shift-Share

Pertumbuhan Sektoral Lokal = sektor i

factor share

+ sektor i

proportional shift

+ sektor i

differential shift

factor share = T1/T0 – 1

proportional shift = [(A1i / A0 i) – (T1/T0)]

differential shift = [(L1 i / L0i) – (A1i / A0 i)]

T1 = jumlah total sektor di perekonomian wilayah acuan pada akhir periode T0 = jumlah total sektor di perekonomian wilayah acuan pada awal periode A1i = jumlah sektor i perekonomian wilayah acuan pada akhir periode

A0i = jumlah sektor i perekonomian wilayah acuan pada awal periode L1i = jumlah sektor i perekonomian wilayah lokal pada akhir periode

(18)

Hipotesa Awal

Jika pengembangan infrastruktur laut

dikembangkan secara optimum dan

sektor yang berpotensi maksimum

dapat diketahui, maka akan

berpengaruh terhadap percepatan

pertumbuhan ekonomi.

(19)
(20)
(21)
(22)

ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN

(23)

PDRB Pulau Bawean (Kecamatan Sangkapura dan

Tambak) dan Kabupaten Gresik tahun 2001-2010

Rp20.000,00 Rp40.000,00 Rp60.000,00 Rp80.000,00 Rp100.000,00 Rp120.000,00 Rp140.000,00 Rp160.000,00 Rp180.000,00 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

dalam juta rupiah

Tahun

PDRB Bawean

Total Pertanian Pertambangan Transportasi Rp200.000,00 Rp400.000,00 Rp600.000,00 Rp800.000,00 Rp1.000.000,00 Rp1.200.000,00 Rp1.400.000,00 Rp1.600.000,00

dalam juta rupiah

PDRB Gresik

Total Pertanian Pertambangan Transportasi

(24)

LQ pada perekonomian Bawean sebagai ekonomi lokal dan

perekonomian Gresik sebagai ekonomi acuan

LQ Bawean-Gresik tahun 2001-2010

LQ= (Esl/El) / (Esa/Ea)

= ((PDRB sektor Bawean / PDRB total Bawean) / (PDRB sektor Gresik

/ PDRB total Gresik)

Sektor Ekonomi PDRB BAWEAN (dalam juta rupiah) PDRB GRESIK (dalam juta rupiah) LQ Pulau Bawean dan Kabupaten Gresik Pertanian 66,398.14 556,927.60 1.364076572 Peternakan 79,341.67 200,145.95 4.558175175 Perikanan 9.34 490,600.69 0.000219575 Total Pertanian 145,749.15 1,247,674.24 1.336709217 Pertambangan 1,622.24 196,863.33 0.095667340

Penerapan perhitungan LQ Pulau Bawean dan Kabupaten Gresik tahun 2001-2010

(25)

0,000000000 0,200000000 0,400000000 0,600000000 0,800000000 1,000000000 1,200000000 1,400000000 1,600000000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai LQ

LQ antara Bawean dan Gresik

Total Pertanian Pertambangan Transportasi Menjadi Sektor Basis karena LQ>1 Grafik perkembangan LQ Pulau Bawean dan Kabupaten Gresik tahun 2001-2010

(26)

Penerapan perhitungan

Shift Share

Hasil perhitungan komponen pertumbuhan Analisis Shift-share Pulau Bawean 2001-2010

Sektor Pertumbuhan ekonomi Gresik (Faktor Share) Proportional Shift Differential Shift Pertumbuhan sektoral lokal 1 2 3 4 5 Pertanian -0.240343228 0.446455268 -0.100477426 0.105634613 Pertambangan -0.240343228 0.776343865 -0.170477171 0.365523466 Transportasi -0.240343228 1.068727673 -0.769099761 0.059284684 TOTAL -0.240343228 0.000000000 0.346555932 0.106212704

(27)

Dari analisis

Shift-Share

didapatkan

pertumbuhan ekonomi sektoral lokal

Pulau Bawean:

Total pertanian 10,56%

Pertambangan 36,55%

Transportasi 5,92%

(28)

Analisis pertumbuhan sektoral secara

grafis

MIXED WINNERS LOSSERS WINNERS MIXED LOSSERS -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 differential shift proportional shift Pertanian Pertambangan Transportasi

(29)

Posisi sektor ekonomi Pulau Bawean

2001-2010 berada pada kuadran

mixed

lossers

Sektor dalam kuadran ini, memiliki tingkat pertumbuhan positif pada

tingkat wilayah acuan, namun tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah

lokal cenderung menurun.

Differental shift

negatif dan

proportional

shift

positif.

Artinya di tingkat perekonomian acuan (Kabupaten Gresik) sektor

ekonomi yang berada pada kaudran ini cenderung semakin meningkat

namun menurun ditingkat lokal (Pulau Bawean), sektor yang ada pada

kuadran ini yakni Pertanian, Pertambangan, dan Transportasi pada

tingkat lokal tidak kompetitif.

(30)

Perhitungan kapasitas angkut

kapal

Kapasitas angkut kapal :

Q = n x RTPa x payload x LF

n

= jumlah kapal yang beroperasi

RTPa

= frekuensi trip kapal pertahun (trip)

Payload

= kapasitas muatan yang dapat diangkut

oleh kapal (ton)

LF

= Load Factor

, muatan maksimum yang

(31)

NAMA KAPAL n RTPa payload (ton)

Load

Factor Q (ton/kapal/tahun)

Purnama Indah (Makmur Tanto expres) 1 24 150 80% 2880

Fadel indah (PT Usaha Jaya Bersama) 1 24 150 80% 2880

Barokah Jaya (Makmur Tanto Ekspres) 1 24 120 80% 2304

Berkat utama (PT Usaha Jaya Bersama) 1 24 120 80% 2304

Q total

(32)

Perhitungan kuantitas yang bisa

diekspor

Kebutuhan konsumsi orang dewasa :

gr/hari/orang ton/tahun/orang

Kebutuhan beras 400 0.146

Kebutuhan Lauk Pauk 0

1. Ikan 90 0.03285

2. Ayam, Daging 20 0.0073

3. Lainnya 10 0.00365

kebutuhan total lauk pauk 120 0.0438

kebutuhan sayur mayur 60 0.0219

kebutuhan minyak goreng 0.5 0.0001825

TOTAL KEBUTUHAN TOTAL

(gr/hari/orang) (ton/tahun/orang)

1. Kebutuhan Beras 18,211,200.00 6,647.088

2. Kebutuhan Lauk Pauk :

a. Ikan 4,097,520.00 4.098

b. Ayam, daging 910,560.00 0.911

c. Lainnya 455,280.00 0.455

TOTAL KEBUTUHAN 23,674,560.00 6,652.55

Asumsi kebutuhan konsumsi

(33)

5.000,000 10.000,000 15.000,000 20.000,000 25.000,000 30.000,000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 ton tahun

Kuantitas ekspor/impor

produksi padi (ton) konsumsi beras (ton) kuantitas impor/ekspor (ton)

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Produksi padi (ton)

28,231.000 28,310.200 28,511.600 28,453.800 28,498.900 18,250.000 20,515.700 25,174.806 23,876.000 21,696.600 Konsumsi beras (ton)

9,901.282 9,940.556 10,298.986 10,368.920 10,419.874 10,378.118 12,362.550 12,241.224 11,933.164 12,462.998 (ekspor/impor) EKSPOR EKSPOR EKSPOR EKSPOR EKSPOR EKSPOR EKSPOR EKSPOR EKSPOR EKSPOR Kuantitas impor/ekspor

(34)

Infrastruktur Transportasi Laut

Bawean

Purnama Indah (Makmur Tanto expres)

GRT 27 GT

payload 150 ton/trip Frekwensi berlayar 2 kali/bulan

Barokah Jaya (Makmur Tanto Ekspres)

GRT 30 GT

payload 120 Ton/trip frekwensi berlayar 2 kali/bulan

Fadel indah (PT Usaha Jaya Bersama)

GRT 66 GT

payload 150 ton/trip frekwensi berlayar 2 kali/bulan

Barokah Jaya (Makmur Tanto Ekspres)

GRT 30 GT Kapal Pelabuhan SIZE PELABUHAN Lapangan Penumpukan 1 Luas : 638 m² Kapasitas : 700 ton Lapangan Penumpukan 2 Luas : 1.150 m² Kapasitas : 1.200 ton Lapangan Penumpukan 3 Luas : 1.150 m²

(35)

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Kapasitas angkut kapal

(ton/4kapal/tahun) 10.368 10.368 10.368 10.368 10.368 10.368 10.368 10.368 10.368 10.368 kuantitas ekspor (ton) 18.330 18.370 18.213 18.085 18.079 7.872 8.153 2.934 11.943 9.234 Sisa yang tidak terangkut 7.962 8.002 7.845 7.717 7.711 (2.496) (2.215) 2.566 1.575 (1.134)

Prosentase yang tidak

terangkut 43% 44% 43% 43% 43% -32% -27% 20% 13% -12% 5.000 10.000 15.000 20.000

ton

Kuantitas angkutan Bawean

Kuantitas kapal (ton/4kapal/tahun) Kuantitas produksi (ton)

sisa tidak terangkut (ton)

(36)

Proyeksi kemampuan infrastruktur

transportasi laut terhadap pertumbuhan

produksi

Laju pertumbuhan penduduk Pulau

Bawean

Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 rata-rata laju pertumbuhan penduduk 2011 2012 2013 2014 2015 Populasi total 67817 68086 70541 71020 71369 71083 84675 83844 81734 85363 87569 89833 92154 94536 96980 laju pertumbuhan penduduk 0.2% 1.8% 0.3% 0.2% -0.2% 8.7% -0.5% -1.3% 2.2% 1.3% 1.3% 1.3% 1.3% 1.3% 1.3% 40000 60000 80000 100000 120000 orang

(37)

Laju pertumbuhan produksi beras Pulau

Bawean

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

rata-rata produksi beras per tahun

2011 2012 2013 2014 2015 PADI 28,231 28,310 28,512 28,454 28,499 18,250 20,516 25,175 23,876 21,697 21,086 20,493 19,917 19,356 18,812 0.14% 0.35% -0.10% 0.08% -21.92% 5.84% 10.20% -2.65% -4.78% -1.43% -1.43% -1.43% -1.43% -1.43% -1.43% 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 ton PADI

(38)

Proyeksi kuantitas angkutan Pulau

Bawean tahun 2001-2015

(5.000) 5.000 10.000 15.000 20.000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 ton tahun Kapasitas angkut kapal(ton/4kapal/tahun) Kuantitas produksi sisa konsumsi regional (ton) sisa tidak terangkut (ton)

(39)

Perhitungan keterkaitan antara

jumlah populasi dan hasil produksi

Korelasi menggunakan skala logaritma (

Logarithm

Scale

)

1 10 100 1000 10000 1 10 100 1000 10000 100000 logaritma produksi logaritma populasi

Skala Logaritma Antara Populasi (orang) dengan Produksi (ton) populasi produksi

(40)

Korelasi menggunakan skala normalisasi (

Normalized

Scale

)

-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 normalisasi produksi normalisasi populasi

Skala Normalisasi Antara Populasi (orang) dengan Produksi (ton)

(41)
(42)

Kesimpulan

Sektor-sektor apa yang dapat dikembangkan di wilayah Pulau Bawean?

Ada 3 sektor ekonomi utama

pembentuk PDRB Pulau Bawean, yakni Sektor Pertanian, sektor pertambangan, dan sektor transportasi.

Dengan menggunakan analisis LQ, didapatkan rata-rata LQ dari tahun 2001-2010, sektor total pertanian 1,3; sektor pertambangan 0,095; sektor transportasi 0,22.

Diantara ke tiga sektor, sektor total pertanian berpotensi maksimum untuk dikembangkan, karena sektor ini

mempunyai nilai LQ>1. Dan sangat berpotensi untuk di ekspor ke wilayah PERMASALAHAN JAWABAN KESIMPULAN DARI ANALISA

(43)

Sejauh mana sektor-sektor tersebut telah dikembangkan sehingga mendukung percepatan ekonomi di Pulau Bawean?

Sektor pertanian mengalamai pertumbuhan yang statis dan

cenderung tidak berkembang secara baik. Hal ini terbukti dari perhitungan menggunakan analisis shift-share ,

sektor yang ada masih kalah bersaing dengan sektor ekonomi wilayah acuan, yakni Kabupaten Gresik, dengan

prosentase pertumbuhan 10,56% untuk sektor total pertanian, 36,52% sektor pertambangan, 5,92% sektor transportasi.

Dan dari grafis, ketiga sektor tersebut menempati posisi kuadran mixed

(44)

Sejauh mana infrastrukur

transportasi laut, berperan dalam percepatan pertumbuhan ekonomi di Pulau Bawean?

Ekspor hasil pertanian rata-rata 14.121 ton/tahun

Kapasitas angkut armada kapal yang ada 10.368 ton/4kapal/tahun.

Ada 3.753 ton yang tidak terangkut, sehingga perlu penambahan armada kapal.

Namun ketika diproyeksikan untuk 5 tahun kedepan sampai tahun 2015,

didapatkan bahwa kapasitas angkut yang ada sudah cukup untuk melayani proses transportasi yang ada.

(45)

Nilai uji korelasi antara jumlah populasi dengan hasil produksi

pertanian Pulau Bawean tahun 2001-2015 adalah -0,77.

Antara populasi dan produksi ada hubungannya yang erat dan

saling mempengaruhi, namun yang menjadi perhatian adalah

nilai korelasi yang negatif, hal ini disebabkan produksi yang

semakin menurun dan populasi yang semakin meningkat.

Menunjukkan bahwa populasi yang semakin meningkat tersebut

tidak bekerja sebagai petani, artinya PDRB Pulau Bawean

kedepannya dapat meningkat maupun menurun namun bukan

dari sektor ekonomi pertanian.

(46)

Saran

Dimungkinkan ada analisis lain yang bisa menunjukkan

bagaimana Pulau Bawean dapat berkembang ekonominya, tidak

melalui infrastruktur transportasi lautnya.

Perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk pertumbuhan ekonomi

Pulau Bawean melalui pendekatan analisis yang lebih kompleks

dengan menyertakan beberapa skenario

Pemerintah daerah Kabupaten Gresik bisa memberikan subsidi

untuk pertanian ataupun bentuk bantuan lain yang bisa

meyakinkan penduduk setempat untuk tidak mencari pekerjaan

di luar Pulau Bawean.

(47)

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian kali ini, dapat dilihat bahwa, sikap seorang user dalam menggunakan suatu aplikasi pada pekerjaannya hanya dipengaruhi oleh dari manfaat aplikasi (PU) tersebut

Meski begitu beliau mencantumkan pendapat Ibnu Arabi dalam kitab Syarah At-Tirmidzi yang membantah siapapun yang berusaha untuk mendefinisikan ilmu dan berkata, ”Ilmu

Masyarakat Besemah menerapkan tiga sistem perkawinan yaitu: (1) sistem perkawinan kule berete merupakan sistem perkawinan yang menarik garis keturunan dari bapak

Jika sumber daya ikan pelagis kecil dikelola secara optimal maka produksi harus mengikuti trajektori optimal dengan input le vel yang sesuai dengan perhitungan

Hasil penelitian Miftahorrachman dan Iqbal (2009) didapat bahwa benih pinang ( Areca catechu L.) yang matang pada umur 12 bulan memiliki kecepatan berkecambah dan daya kecambah

1) Menanamkan pola pemikiran bahwa dengan kreatifitas dan menerapkan prinsip desain, limbah atau barang bekas yang tidak berguna akan jadi berguna. 2) Menanamkan pikiran positif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam 30 x 22 cm dan dosis pupuk majemuk 600 kg ha-1 adalah yang terbaik yang dapat meningkatkan pertumbuhan anatara lain jumlah anakan,

Kebijakan sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa (mencakup mutu prestasi dan reputasi akademik serta bakat pada jenjang pendidikan sebelumnya, equitas wilayah,