Persoalan anak-anak Tuhan hari-hari ini adalah sering mengalami perasaan tidak layak di hadapan Tuhan. Dengan kata lain mereka selalu merasa ada sebuah pendakwaan atas apapun yang mereka lakukan.
“Pendakwaan” bukanlah berasal dari Tuhan, pendakwaan berasal dari si jahat yang terus membuat kamu merasa tidak dikasihi oleh Tuhan, ia membuat kamu berpikir bahwa apapun usahamu, kamu akan selalu jatuh-bangun dan tidak pernah bisa layak di hadapan Tuhan. Maka dengan itu, hari ini saya ingin meng-sharingkan sesuatu yang sangat luar biasa, sebuah fakta dari pribadi Tuhan kita Yesus Kristus.
Teman-teman tentu tahu seorang raja di perjanjian lama yang dikenal sejak masa mudanya sebagai orang yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan, si penggembala domba, seorang yang tidak terlalu dianggap oleh ayah dan kakak-kakaknya namun mendapat perkenanan di hadapan Tuhan, dengan tubuh yang tidak begitu besar tetapi dipakai Tuhan untuk menjatuhkan seorang raksasa bangsa filistin, yang kemudian diangkat Tuhan menjadi raja atas Israel, bahkan dijanjikan dari tunas dialah akan lahir seorang Mesias.
Daud namanya. Dan saya yakin tidak ada yang tidak tahu akan kisah Daud dan Batsyeba juga. Dimana Daud telah berdosa mengambil istri orang bahkan mengatur strategi pembunuhan suami dari wanita tersebut. Yup, Daud telah berbuat dosa, bahkan dosa yang sangat besar,
menumpahkan darah orang tidak bersalah demi kepentingan dirinya sendiri.
Akan tetapi satu hal yang kita dapat belajar dari pribadi Daud, di kemudian hari Daud menyesali perbuatannya dan datang mengaku di hapadan Tuhan (baca Mazmur 51:1-19) yang berisi
pengakuan dosa seorang Daud.
“Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!” (Mazmur 51:10-11)
Kemudian mari kita simak bersama perkataan Tuhan dalam 1 Raja-raja 14:8 “Aku telah
mengoyakkan kerajaan dari keluarga Daud dan memberikannya kepadamu, tetapi engkau tidak seperti hamba-Ku Daud yang tetap mentaati segala perintah-Ku dan mengikuti Aku dengan segenap hatinya dan hanya melakukan apa yang benar di mata-Ku.”
Perkataan Tuhan di atas dinyatakan Tuhan secara pribadi saat Daud sudah pernah gagal atau berdosa kepada Tuhan. Sungguh luar biasa bukan? Saat kita mengaku dosa di hadapan Tuhan, Dia Allah yang setia dan adil, Ia mengasihi kita seolah kita tidak pernah bersalah dihadapan-Nya. Dia tidak pernah mengingat lagi dosa pelanggaran kita saat kita memiliki hati seperti hati Daud, datang dengan apa adanya, mengaku di hadapan-Nya dan melanjutkan hidup kita berjalan bersama-Nya.
Hari ini sadarilah apabila kita beroleh keberanian menghadap tahta Allah (mencari wajah-Nya bahkan saat kita telah berbuat salah), bukan karena kita sangat baik dan tidak pernah berbuat salah, tetapi karena Yesus telah mengangkat dosa kita, semua sudah selesai di atas kayu salib. “Mendekatlah kepada Tuhan dan Ia yang akan membimbing hidupmu selangkah demi selangkah pada pengudusan-Nya.”
“Sejauh timur dari barat Engkau membuang dosa ku
Tiada Kau ingat lagi pelanggaranku Jauh ke dalam, tubir laut
Kau melemparkan dosa ku