• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN EX-POST FACTO 2.1 PENGERTIAN PENELITIAN EX-POST FACTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN EX-POST FACTO 2.1 PENGERTIAN PENELITIAN EX-POST FACTO"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

METODE PENELITIAN EX-POST FACTO 2.1 PENGERTIAN PENELITIAN EX-POST FACTO

Penelitian Ex-post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antarvariabel bebas sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi factor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika X, maka Y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel bebas (independent).

Penelitian ex-post facto dapat dikatakan demikian karena sesuai dengan arti ex-post facto, yaitu “dari apa yang dikerjakan setelah kenyataan”, maka penelitian ini disebut sebagai sesudah kejadian. Penelitian ini juga sering dikatakan “after the fact” atau sesudah fakta dan ada pula yang mengatakan sebagai “retrospective study” atau studi penelusuran kembali. Kerlinger (1986) memberikan definisi penelitian secara lebih formal.

Ex-post facto research more formaly as that in which the independent variable have already occurred in which the researcher starts with the observation of independent variable.

Metode ex-post facto dapat dilakukan apabila peneliti telah yakin bahwa perlakuan variabel bebas telah terjadi sebelumnya. Metode ini banyak dilakukan dalam bidang pendidikan, sebab tidak semua masalah pendidikan dapat diteliti dengan metode eksperimen.Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitaian penelitian ex post facto adalah metode penelitian yang mencari hubungan antara suatu akibat sebagai variabel terikat dengan variabel bebas dimana variabel bebasnya tidak dapat dimanipulasi karena telah terjadi atau karena tidak mungkin di manipulasi melalui penelusuran kembali.

Dasar penelitian ex-post facto adalah:

 Menilai dengan subjek yang berbeda pada variabel bebas dan mencoba untuk menentukan konsekuensi yang berbeda. Contoh:

(2)

2

pengaruh orang tua tunggal dan orang tua lengkap(variabel terikat) terhadap pembolosan(variabel bebas).

 Dimulai dari subjek yang berbeda sebagai variabel terikat dan berusaha menentukan penyebabnya dari perbedaan itu. Contoh: perbandingan siswa yang latarnya dari sekolah tinggi dengan orang-orang yang drop out(variabel terikat) pada variabel bebas seperti motivasi atau kedisiplinan.

2.2 JENIS-JENIS PENELITIAN EX-POST FACTO

Penelitian ex-post facto dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

correlational study dan criterion group study. Jenis pertama, correlational

study juga popular disebut causal research dan yang kedua disebut causal

comparative research yaitu penelitian yang berusaha mencari informasi

tentang mengapa terjadi hubungan sebab akibat.

2.2.1 PENELITIAN KORELASI

Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan, social, maupun ekonomi banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian ini dilakukan, ketika mereka ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan anjuran (Gay, 1982) yang menyatakan bahwa :

“Correlational research is a research study that involves collecting data in order to determine wheter and to what degree a relationship exist between two or more quantifiable variables”

Penelitian korelasi adalah suatu penelitan yang melibatkan tindakan pengumpula data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi, seperti yang dikatakan Gay, merupakan salah satu bagian penelitian ex-post facto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan

(3)

3

tingkat hubungan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.

Walaupun demikian, ada peneliti lain seperti diantaranya Nazir yang mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi. Pada sisi lain, menurut Nazir (1999), sering diperlakukan sebagai penelitian deskriptif, karena pada penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi yang sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel. Perbedaan pandangan tentang posisi penelitian korelasi, tidak perlu diperdebatkan karena keduanya berpijak pada dari sisi yang sedikit berbeda. Yang penting dalam hal ini adalah pilih metode ini secara tepat agar dapat memecahkan permasalahan penelitian.

Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, diantaranya adalah :

1) Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.

2) Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.

3) Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan adakah variabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian untuk diteliti. Jika ada beberapa derajat hubungan antara dua variabel atau lebih, derajat hubungan biasanya diekspresikan sebagai koefisien korelasi yang diberi symbol matematika (r). Hubungan variabel tersebut biasanya dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negatif atau (-) menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukkan arah perubahan dua variabel pada arah yang sama.

(4)

4

Jika ada hubungan antara dua variabel, berarti skor dalam dua variabel mempunyai asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur. Harga r=-1 atau +1 menunjukkan asosiasi sempurna diantara dua variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa dua variabel dapat berubah dengan tidak memiliki konsistensi antara variabel satu dengan yang lainnya.

Dalam diagram Venn, asosiasi antara dua variabel tersebut dapat ditunjukkan seperti berikut

Gambar 1. Derajat Asosiasi Dua Variabel

Penelitian korelasi dilakukan oleh para peneliti pada umumnya mempunyai beberapa tujuan, di antaranya seperti yang disebutkan oleh Gay.

Correlational research is to investigate the extent to which variation in one factor corresponde with variations in one or more other factors based on correlation coefficients.

Disamping itu, penelitian korelasi juga dilakukan, untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu:

1) Adakah hubungan antara dua variabel? 2) Bagaimanakah arah hubungan tersebut?

3) Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan?

Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu,

V1 V2

(5)

5

peneliti hendaknya mempunyai cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.

Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian peneliti memfokuskan usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui hubungan antarvariabel. Sehingga, peneliti juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, dimana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agara dpat dilihat hubungan dua variabel yang dianggap penting.

Dibidang pendidikan, studi kasus korelasi biasanya digunakan untuk melakukan penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan signifikan dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran. Sebagai contoh, tentang pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar strategi, identitas kehadiran mengikuti kuliah, dan sebagainya.

Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak memberikan rekomendasi untuk dilanjutkan, tetapi untuk variabel yang kuat misalnya r > 0,80, peneliti dianjurkan untuk melakukan analisis prediksi hubungan sebab-akibat (causal comparative study) atau bahkan ke studi eksperimen untuk mendapatkan kepastian apakah hubungan terebut memiliki sifat sebab-akibat.

A. Beberapa Kemungkinan Harga r

Dalam penelitian pendidikan, seorang peneliti sering menyelidiki beberapa variabel yang saling terkait. Dengan teknik statistic yang ada, mereka dapat menganalisis hubungan tersebut dengan menggunakan korelasi ganda atau korelasi sebagian (partial correlation).

Korelasi ganda menunjukkan asosiasi antara tiga variabel atau lebih yang bekerja bersama-sama secara simultan. Misalnya, peneliti ingin mengetahui derajat asosiasi fenomena social antara kenakalan remaja, status social, dan fasilitas rekreasi.

(6)

6

Bidang pendidikan, IPK akademik, intelegensi dan ketegangan pada anak didik, ketika mereka menghadapi ujian.

Gambar 2. Korelasi Ganda B. Derajat Asosiasi Korelasi Ganda

Seringkali ditemui bahwa peneliti juga tertarik guna mencari derajat asosiasi antara dua variabel setelah variabel lainnya dikontrol atau di eleminasi pengaruhnya. Model korelasi untuk mendapatkan derajat asosiasi variabel diatas disebut korelasi terpisah atau partial correlation.

Yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam mengetahui asosiasi dua variabel atau lebih adalah bahwa seorang peneliti tidak perlu menunjukkan hubungan sebab-akibat antara dua variabel (Cohen dan Manion, 1984).

C. Menginterpretasi Koefisien Korelasi

Setelah koefisien korelasi dihitung, tiga pertanyaan korelasi yang muncul seperti disebutkan di atas dapat di lakukan. Dengan pengamatan numeric, seorang peneliti akan dapat melakukan interpretasi terhadap nilai koefisien. Pada studi hubungan eksploratori interpretasi menekan signifikansi statistic, sedangkan studi prediksi pada umumnya tergantung pada keterangan peneliti pada kuat/lemahnya koefisien korelasi. Keterangan predikan secra

(7)

7

teoritis dikatakan lebih tinggi, bila dibandingkan dengan eksploratori, dan kurang memperhatikan konsep signifikansi.

Pada butir ketiga, interpretasi memperhatikan nilai kuadrat koefisien korelasi. Ini menunjukan proporsi varian dalam satu variabel yang dapat diatributkan secara linier pada variabel lainnya. Dengan kata lain, nilai tersebut menunjukan jumlah atau determinan dua variabel mempunyai kesamaan. Sebagai contoh, jika nilai r = 0,5 maka jika di gambarkan dalam diagram Venn, = 0,25. Ini berarti faktor determinan variabel A dan B adalah 25%, sedangkan sisanya 75% ditentukan variabel lain yang mungkin kurang diperhitungkan.

Ada tiga butir penting bagi seorang peneliti dalam menginterpretasikan koefisien korelasi yaitu sebagai berikut.

1. Koefisien merupakan angka simple dan tidak perlu diinterpretasi dari harga koefisien = +1, 0, -1.

2. Korelasi tidak perlu diartikan menunjukan hubungan sebab akibat antara dua faktor, seperti yang telah diterangkan di atas.

3. Koefisien korelasi tidak perlu diinterpretasikan secara absolute.

Gambar 3.r2 = 0,25

(Cohen dan Manion, 1981:128) menunjukan harga r (hubungan ) seperti berikut. 25 % 75 % 75 %

(8)

8

- Nilai r = 0,20-0,35 menunjukan hubungan dua variabel lemah walaupun segnifikan.

- Nilai r = 0,35-0,65 menunjukan hubungan sedang, umumnya signifikan pada lebih dari 1%, hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi.

- Nilai r = 0,65-0,85 menunjukan hubungan cukup tinggi yang memungkinkan peneliti melakukan prediksi dengan tepat. - Nilai r = >-0,85 menunjukan hubungan antarvariabel tinggi

dan peneliti dianjurkan melekukan prediksi grup secara tepat. Disamping itu, prediksi individual juga dapat dilakukan dengan cermat.

Penelitian korelasi dapat diaplikasikan jika peneliti dalam keadaan :

1. Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antarvariabel dimana koefisien korelasi dapat mencapainya. 2. Penelitian korelasi perlu diperhitungkan kegunaannya

apabila variabel yang muncul itu kompleks dan penelitian tidak mungkin dapat melakukan control dan memanipulasi variabel-variabel tersebut.

3. Dalam penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Alasan penting lain adalah bahwa penelitian korelasi tepat dilakukan, jika salah satu tujuan penelitian adalah mencapai formula prediksi, yaitu keadaan yang menunjukan adanya asumsi hubungan antarvariabel.

D. Kelebihan Dan Kelemahan Penelitian Korelasi

Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan seperti berikut.

1. Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan,ekonomi, dan sosial, karena dengan

(9)

9

penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan hubungannya secara silmutan. 2. Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa

variabel yang mempunyai kontribusi pada suatu veriabel tertentu dapat diselidiki secara intensif.

3. Penelitian korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan setting yang realistis.

4. Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.

Sedangkan kelemahan penelitian korelasi yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa dengan penelitian korelasi, peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variabel. Di samping itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak dapat membangun hubungan sebab akibat.

2.2.2. PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF

Metode penelitian yang erat dengan penelitian korelasi adalah penelitian causal comparative atau hubungan sebab akibat. Di dalam mengelompokkan jenis penelitian ini, ada para ahli yang memasukkan penelitian kausal komparatif sebagai penelitian deskriptif. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa penelitian tersebut berusaha menggambarkan keadaan yang telah terjadi. Sementara itu, ada pula peneliti yang memasukkan penelitian kausal komparatif sebagai penelitian ex-postfacto (Ary dkk., 1985), dengan alasan bahwa dalam penelitian itu, variabel juga telah terjadi dan peneliti tidak berusaha memanipulasi atau mengontrolnya. Pada penelitian kausal komparatif, variabel penyebab dan variabel yang dipengaruhi telah terjadi dan diselidiki lagi dengan cara mengurut kembali.

(10)

10

Sebenarnya dalam penelitian kausal komparatif, peneliti dapat juga berusaha menentukan alasan atau penyebab status objek yang di teliti. Hal demikian seperti dinyatakan (Gay, 1982: 197) yang mengatakan,

Causal comparative is that research in which the research attempts to determine the cause or reason for existing differences in the behavior or status or groups of individuals. Pendekatan dasar kausal komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang di awali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, kemudian dia berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya. Atau dengan kata lain dalam penelitian kausal komparatif peneliti mencermati pertanyaan peneliti what is effect of X? Sebagai contoh, apa pengaruh yang terjadi, jika seorang anak tanpa mengikuti sekolah taman kanak-kanak, kemudian langsung masuk kelas satu sekolah dasar? Dalam kasus pendidikan apa yang terjadi bila mahasiswa baru yang berasal dari SMU, tanpa melalui kuliah matrikulasi langsung mengambil mata kuliah teknik, sebagai halnya mahasiswa dari SMK?

Penelitian korelasi dengan penelitian kausal komparatif kadang-kadang membingungkan bagi sebagian peneliti muda. Karena dalam beberapa hal penelitian korelasi dan penelitian kausal komparatif sama-sama memeiliki kesama-samaan, seperti di antaranya termasuk:

a. Mereka tidak memanipulasi variabel, karena variabel telah terjadi;

b. Mereka juga tidak melakukan control;

c. Bila peneliti menggunakan paket program statistic dalam computer, penelitian regresi otomatis juga menganalisis hasil korelasi.

Walaupun demikian, penelitian korelasi dan penelitian kausal komparatif mempunyai perbedaan ringan, seperti berikut.

a. Dalam penelitian korelasi, peneliti tidak mengidentifikasi atau membedakan antara veriabel bebas dan variabel terikat.

(11)

11

b. Dalam penelitian kausal komparatif, peneliti berusaha mengidentifikasi hubungan sebab akibat, dan dalam hubungan vaariabel yang kompleks mereka membedakan antar variabel bebas dan variabel terikat.

Pada kondisi tertentu, penelitian kausal komparatif juga sering dibandingkan dengan penelitian eksperimen. Antara penelitian kausal komparatif dan penelitian eksperimen, memiliki perbedaan dan kesamaan.

Persamaan itu di antaranya adalah bahwa penelitian eksperimen dan penelitian kausal komparatif juga berusaha membangun hubungan hubungan sebab akibat. Di saamping itu, mereka juga melibatkan kegiatan perbandingan. Pada penelitian eksperimen, para peneliti lebih dahulu memfokuskan kepada variabel penyebab, dan kemudian mengobservasi pengaruh atau akibatnya terhadap satu atau beberapa variabel terikat. Pada penelitian eksperimen, variabel penyebab adalah merupakan variabel yang dimanipulasi, sedangakan pada penelitian kausal komparatif, variabel penyebab tidak dimanipulasi, karena mereka telah terjadi dengan sendirinya. Contoh variabel bebas yang sering muncul dalam penelitian pendidikan misalnya status keluarga, sosial ekonomi, suku, dan sebagainya.Bila digambarkan maka penelitian kausal komparatif dapat dilihat seperti berikut.

Gambar 4. Penelitian Kausal Komparatif

Variabel penyebab tidak dimanipulasi, karena telah terjadi

VARIABEL BEBAS VARIABEL

(12)

12

Gambar 5. Penelitian Eksperimen

Pada penelitian kausal komparatif, pertama kali peneliti melihat pengaruh pada suatu variabel atau variabel terikat, baru kemudian melihat variabel penyebab, sedangkan pada penelitian eksperimen, peneliti secara random membuat dua grup, yaitu grup netral dan grup eksperimen yang akan memperoleh perlakuan dengan cara memanipulasi variabel bebas.

Dengan penelitian kausal komparatif, dimungkinkan peneliti melakukan studi karena apabila digunakan penelitian eksperimen mungkin tidak dapat dilakukan karena beberapa alasan, misalnya tidak etis, menyalahi aturan sekolah, dan sebagainya.Di samping kelebihan seperti yang disebutkan di atas, penelitian kausal komparatif juga memiliki kelemahan penting, yaitu :

a. Karena variabel bebas telah terjadi, maka control variabel tidak dapat dilakukan;

b. Oleh karena tidak ada manipulasi dan control, maka interpretasi hasil penelitian pada umumnya hanya menekan pada hubungan dan prediksi variabel dengan tidak terlalu berorientasi pada hubungan sebab akibat.

Penelitian kausal komparatif juga diawali dari adanya permasalahan penelitian, dilanjukan dengan menentukan tujuan dan manfaat

VARIABEL BEBAS VARIABEL BEBAS

VARIABEL BEBAS

Variabel penyebab dimanipulasi, proses diobservasi dan dikontrol.

(13)

13

penelitian, melakukan kajian pustaka, mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat, dan menentukan metode penelitian dengan teknik statistic yang relevan.

Sub desain penelitianex-post facto ada dua yaitu : a. Studi Lapangan

Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan antara pencarian literature (literature study), survei berdasarkan pengalaman atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasivariabel-variabel penting dan hubungan antar variabel tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam.

b. Survei

Desain Survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin sampenya besar, survei semakin meberikan hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengungkapkan masalahyang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan. Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka ragam. Metode survei sangat populer karena banyak digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudahmelaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat.

Dalam kaitannnya dengan desain penelitian, peneliti dapat memilih dua variasi desain yang dapat dilihat dari uraian dibawah ini.

Tabel 1. Desain Penelitian Kausal Komparatif

Kasus Grup Variabel Bebas Variabel Terikat

A (Eks) (X) O

(control) - O

B (Eks) O

(14)

14 Keterangan:

(Eks) = grup eksperimen (X) = variabel bebas O = variabel terikat

Pada kasus A, grup eksperimen menerima perlakuan, sedangkan grup control tidak. Pada akhir penelitian, kedua grup variabel terikat di ukur. Dan kemudian peneliti menguji apakah ada perbedaan atau ada hubungan yang signifikan pada kedua grup tersebut.

Pada kasus B, kedua grup telah dibedakan sejak awal, misalnya anak cerdas dan anak lambat, semuanya diberikan perlakuan. Dan pada akhir penelitian kedua grup di ukur untuk mendapatkan hasil akhir yang kemudian akan di uji beda atau dihubungkan apakah ada perbedaan signifikan.

2.3 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN EX-POST FACTO

Penelitian dengan metode Ex-post facto mempunyai langkah penting seperti berikut.

1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode ex-post facto.

2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. 3) Menentukaan tujuan dan manfaat penelitian.

4) Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

5) Menentukan kerangka berfikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.

6) Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrument pengumpulan data, dan menganalisis data. 7) Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan

menggunakan teknik statistika yang relevan. 8) Membuat laporan penelitian.

(15)

15

2.4 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN EX-POST FACTO

A. Kelebihan Metode Ex Post Facto  Metode ini baik untuk berbagai keadaan

 Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex-post facto lebih bertahan.

 Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna menegenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yanng bagaimana dan sejenis dengan itu.

 Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal komparatif itu lebih dapat dipertanggung-jawabkan Kurnia (2009).

B. Kekurangan Metode Ex Post Facto

Pendekatan ex-post facto memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sebagai berikut:

 Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.

 Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.

 Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebab-sebabkan oleh sesuatu sebab-sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.  Apabila saling hubungan antar variabel telah ditemukan,

mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.

(16)

16

 Kenyataan bahwa dua atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat.

 Menggolong-golongkan subjek kedalam kategori dikotomi, “misalnya golongan pandai dan golongan bodoh” untuk tujuan perbandingan.

 Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel bebas adalah sangat sukar.

2.5 PERBANDINGAN PENELITIAN EX-POST FACTO DENGAN EKSPERIMEN

Dalam beberapa hal, penelitian ex-post facto dapat dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Studi

ex-post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian

menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex-post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang sebagai akibat yang terjadi sebelumny, kemudian mencoba menyelidiki kebelakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya. Sama halnya dengan penelitian korelasional, penelitian ini sama-sama berusaha menemukan dan mengungkapkan atau menentukan hubungan antar variabel-variabel dalam data hasil penelitian. Oleh sebab itu ada persamaan logika dasar dari kedua penelitian tersebut terutama dalam menetapkan masalah dan variabel serta kaitan antara variabel satu dengan variabel lainnya seperti variabel bebas dengan variabel terikat. Logika lain adalah kesamaan dalam pendekatan penelitian, yakni membandingkan dua kelompok yang serupa dalam semua karakteristik kecuali satu, agar dapat mengukur efek dan karakteristik tersebut. Dengan demikian banyak informasi yang ditemukan dalam eksperimen terdapat atau juga dalam ex-post facto.

(17)

17

Penelitian ex-post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen, logika dasar pendekatan dalam ex-post facto sama dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada diantara variabel-variabel dalam data penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis ex-post facto. Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan dengan kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab dimanipulasi secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan fungsional diantara variabel yang jauh lebih meyakinkan dari pada yang dapat diperoleh menggunakan studi ex-post facto. Peneliti dalam penelitian ex-post facto tidak dapat melakukan manipulasi atau pengacakan terhadap variabel bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel-variabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati tersebut.

Beberapa perbadaan dari kedua penelitian tersebut nampak dalam hal teknik perolehan data atau informasi dan kesahihan temuan penelitiaan. Dengan eksperimen, peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih meyakinkan dan akurat untuk hubungan kausal atau fungsional antara variabel-variabel dari pada penelitiann ex-post facto.pengaruh variabel ekstra dalam eksperimen dikontrol oleh kondisi eksperimen dan variabel bebas dimanipulasi oleh peneliti secara langsung untuk meyakinkan atau menentukan pengaruhnya pada variabel terikat. Jika variabel terikat y bervariasi bersama dengan variasi dalam variabel bebas x dalam situasi yang terkontrol, maka peneliti memperoleh data mengenai kesahihan hubungan antara sebab akibat yang diduga/hipotesis-kan antara variabel bebas x dengan variabel terikat y.

Gambar

Gambar 1. Derajat Asosiasi Dua Variabel
Gambar 2. Korelasi Ganda
Gambar 4. Penelitian Kausal Komparatif
Gambar 5. Penelitian Eksperimen
+2

Referensi

Dokumen terkait

keutamaan atau keistimewaan dilakukan pada hari tersebut.Mereka beralasan dengan hadits palsu, “Barangsiapa yang memakai celak pada hari ‘Asyura, maka ia tidak akan mengalami sakit

Meskipun unit usaha jasa service komputer telah didirikan, tetapi dengan mempertimbangkan karakteristik para santri, motivasi dan kemampuan mereka, maka unit usaha

Dari hasil penelitian di atas dapat disarankan bahwa tindakan konservasi ekosistem perlu dilakukan agar habitat dapat menghadirkan karakteristik ekosistem yang

Dengan beralih fungsinya lahan pertanian/ tanah sawah menjadi tanah kering mengakibatkan nilai tanah berubah, di mana Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) akan naik, sehingga secara

Penelitian ini bertujuan untuk merancang aplikasi Augmented Reality sebagai alat peraga, dalam menjelaskan spesifikasi dan fitur unggulan smartphone yang dipromosikan

Kemudian Dokumen Asli dan Rekaman dimasukkan kedalam sampul Tertutup dan diberi tanda ” DOKUMEN PENAWARAN ”, nama paket pekerjaan, nama dan alamat Peserta, serta ditujukan

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, puji syukur yang teramat dalam saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas percikan

Laporan dan evaluasi program dimaksudkan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Instalasi Farmasi dalam tahun 2013 yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan