• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GASTRITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GASTRITIS"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GASTRITIS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB Dosen Pembimbing :

Cahyo Pramono,S.,Kep.,Ns

Disusun Oleh :

1. Ninandita Khanza (1602027) 2. Nita Isnandari (1602028) 3. Oky Putri Lestari (1602029) 4. Reni Ariyati (1602030)

D3 KEPERAWATAN II A

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN AJARAN 2017/2018

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan medical bedah di Stikes Muhammadiyah Klaten. Disusunnya makalah ini tidak lepas dari peran dan bantuan beberapa pihak dan sumber. Karena itu, pemakalah mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini.

Kiranya amal baik serta budi luhur secara ikhlas yang telah diberikan kepada kami dari beliau di atas yang dapat maupun belum dapat kami sebutkan, mendapatkan imbalan yang semestinya dari Allah SWT.

Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Pemakalah berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pemakalah khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009).

Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksiHelicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau

(4)

lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups)

Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ? 2. Bagaimana penyebab dari gastritis ?

3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?

4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ? 5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?

6. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis

2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis) 3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis

4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik

5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita gastritis

(5)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

B. ANATOMI FISIOLOGIS Gaster atau lambung

Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran makanan yang paling dapat mengembang lebih besar terutama pada epigastrium

Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :

 Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung

 Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah kiri osteum kardiak biasanya terisi gas

 Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.

 Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak sampai pilorus

 Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus inferior

 Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus

Fungsi gaster antara lain :

 Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung

 Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.

 Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin

(6)

C. Definis gastritis

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749) Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).

Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu: 1. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.

(7)

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut

1. Gastritis Akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:

Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.

Minuman beralkohol

Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci Infeksi virus oleh sitomegalovirus

Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.

Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.

2. Gastritis Kronik

Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).

Gastritis infeksi

Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.

a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007).

b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006) c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008).

d) Infeksi virus (Wehbi, 2008). Gastritis non-infeksi

a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).

(8)

b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).

C. Patofisiologi

1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi : a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung

akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung . Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

D. Manifestasi Klinik

1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia

(9)

2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

E. Komplikasi

1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:

 Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.

 Ulkus, jika prosesnya hebat

 Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

(10)
(11)
(12)

H. potwnsial komplikasi

 terjadinya pendarahan  syok

 perforasi

 peradangan selaput perut  kanker lambung

I. Penatalaksanaan

 Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi  Berikan terapi antasida dan antibiotik

 Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil  Berikan analgesik jenis cair topikal

(13)

PENGKAJIAN. Anamnese meliputi : 1. Nama : 2. Usia : 3. Jenis kelamin : 4. Jenis pekerjaan : 5. Alamat : 6. Suku/bangsa : 7. Agama :

8. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.

9. Riwayat sakit dan kesehatan

a) Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.

b) Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

c) Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.

Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)

Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di kwadran epigastrik.

1. B1(breath) : takhipnea

2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.

(14)

3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.

4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.

5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.

6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

3.1.3 Fokus Pengkajian 1. Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)

2. Sirkulasi

Gejala : kelemahan, berkeringat

Tanda : - hipotensi (termasuk postural)

- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia) - nadi perifer lemah

- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)

- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)

- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)

3. Integritas ego

Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak berdaya.

Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.

(15)

4. Eliminasi

Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.

Tanda : - nyeri tekan abdomen, distensi

- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan.

- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).

- haluaran urine : menurun, pekat.

5. Makanan / Cairan

Gejala : - anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).

- masalah menelan : cegukan

- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah

Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).

6. Neurosensi

Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.

Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).

(16)

7. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).

- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).

- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).

- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).

- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.

Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.

8. Keamanan

Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA

Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis / hipertensi portal)

9. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Mustaqin A., Gangguan Gastrointestinal )

(17)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.

2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia 4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik

5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit

Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Intervensi Rasional

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam - Nyeri klien

1. Puasakan pasien di 6jam pertama,

2. Berikan makanan lunak sedikit demi sedikit dan berikan minuman hangat,

3. Atur posisi yang nyaman

bagi klien.

1. Mengurangi inflamasi pada mukosa lambung,

2. Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan setelah puasa terlalu cepat,

(18)

berkurang atau hilang.

- Skala nyeri 0. - Klien dapat relaks. - Keadaan umum klien baik.

4. Ajarkan teknik distraksi dan reklasasi.

5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik.

3. Posisi yang tepat dan dirasa nyaman oleh klien dapat mengurangi resiko klien terhadap nyeri.

4. Dapat membuat klien jadi lebih baik dan melupakan nyeri.

5. Analgetik dapat memblok reseptor nyeri pada susunan saraf pusat.

(19)

2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah) - Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam,masalah kekurangan volume cairan pasien dapat teratasi. Kriteria Hasil : Mempertahankan volume cairan adekuat dengan dibuktikan oleh mukosa bibir lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler berwarna merah muda, input

1. Penuhi kebutuhan individual. Anjurkan klien untuk minum (dewasa : 40-60 cc/kg/jam).

2.Awasi tanda-tanda vital, evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa

3. Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan tegangan pada defekasi

4. Berikan terapi IV line sesuai indikasi

5. Kolaborasi pemberian cimetidine dan ranitidine

1. Intake cairan yang adekuat akan mengurangi resiko dehidrasi pasien

2. menunjukkan status dehidrasi atau kemungkinan peningkatan kebutuhan penggantian cairan. 3. Aktivitas/muntah meningkatkan tekanan intra abdominal dan dapat mencetuskan

perdarahan lanjut.

4.Mengganti

kehilangan cairan yang hilang dan memperbaiki keseimbanngan cairan segera. 5. Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung

(20)

dan output seimbang.

(21)

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi

Kriteria hasil : - Keadaan umum

cukup

-Turgor kulit baik - BB meningkat - Kesulitan

menelan berkurang

1. Anjurkan pasien untuk makan sedikit demisedikit dengan porsi kecil namun sering.

2. Berikan makanan yang lunak dan makanan yang di sukai pasien/di gemari.

3. lakukan oral higyne 2x sehari

4. timbang BB pasien setiap hari dan pantau turgor kulit,mukosa bibir dll

5. Konsultasi dengan tim ahli gizi dalam pemberian menu.

1. Menjaga nutrisi tetap terpenuhi dan mencegah terjadinya mual dan muntah yang berlanjut. 2. Untuk mempermudah pasien dalam mengunyah makanan. 3. kebersihan mulut akan merangsang nafsu makan pasien.

4. Mengetahui status nutrisi pasien. 5. Mempercepat pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan pemberian menu yang tepat sasaran. 4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik Tujuan : Klien dapat beraktivitas. Kriteria hasil : - Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan,

1. Observasi sejauh mana klien dapat melakukan aktivitas.

2. Berikan lingkungan yang tenang.

3. Berikan bantuan dalam aktivitas.

1. Mengetahui aktivitas yang dapat dilakukan klien.

2. Menigkatkan istirahat klien. 3. Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila

(22)

- Skala aktivitas 0-1

4. Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien. 5. Tingkatkan tirah baring atau duduk dan berikan obat sesuai dengan indikasi

klien melakukan sesuatu sendiri. 4. Klien tahu pentingnya

beraktivitas.

5.Tirah baring dapat meningkatkan

stamina tubuh pasien sehinggga pasien dapat beraktivitas kembali. 5. Ansietas b/d perubahan status kesehatan,ancaman kematian dan nyeri.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperwatan 1x24jam pasien Kriteria hasil : -Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka -Melaporkan berkurangnya

1. Awasi respon fisiologi misalnya: takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala, sensasi kesemutan.

2.Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan balik.

3. Berikan informasi yang akurat.

4.Berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat.

5. Dorong orang terdekat untuk tinggal dengan pasien.

6. Tunjukan teknik

1. Dapat menjadi indikator derajat takut yang dialami pasien, tetapi dapat juga berhubungan dengan kondisi fisik atau status syok.

2.Membuat hubungan terapeutik

3.Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan ansietas yang tak perlu tentang ketidaktahuan.

4.Memindahkan pasien dari stresor

(23)

cemas dan takut -Mengungkapkan mengerti tentangpeoses penyakit -Mengemukakan menyadari terhadap apa yang diinginkannya yaitu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya

relaksasi. luar, meningkatkan relaksasi, dapat meningkatkan keterampilan koping. 5.Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri.

6.Belajar cara untuk rileks dapat membantu

menurunkan takutdan ansietas

(24)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.

Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya.

B. KRITIK DAN SARAN

Guna penyempurnaan makalah ini,saya sangat mengharapkan kritik dan serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta :EGC

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen Publising.

Jurnal

Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa nyaman nyeri di RSUD jombang

Hubungan pola makanan dengan timbulnya gastritis pada pasien di universitas muhammadiyah malang center (UMC)

Referensi

Dokumen terkait

Batuk menetap akibat sekresi cairan, mengi, dyspnea, hemoptisis karena erosi kapiler di jalan napas, sputum meningkat dengan bau tak sedap akibat akumulasi sel yang nekrosis di

Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut,biasanya pada mukosa mulut,biasanya  berupa bercak putih kekuningan.Bercak itu dapat berupa bercak tunggal

Menurut Teori dari beberapa pengertian tentang gastritis menurut para ahli, penulis dapat menyimpulkan bahwa gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa

Nyeri b.d Iritasi pada mukosa lambung ditandai dengan  Klien mengatak an nyeri pada abdomen atas (epigastri um)  Klien mengatak an nyeri pada abdomen karena tidak ada

Sekresi lambung terjadi pada tiga fase yang serupa ; (1) fase sefalik yaitu : fase yang dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau, atau rasa makanan yang bekerja pada

ada peradangan atau iritasi pada mukosa lambung Tn.S dalam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria: 1.Skala Nyeri Tn.S berkurang 2.Tn.S tidak merasa nyeri pada epigastrium

Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada

2.4.2.3 Sign atau tanda S Tanda atau gejala yang didapatkan dari hasil pengkajian.Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga dengan artritis goutmenurut SDKI tahun 2020