HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ASUHAN KEHAMILAN
DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS
Wilis Dwi Pangesti1
1Dosen Program Studi Kebidanan Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ABSTRACT
Background: Husband's participation in pregnancy care will support a safe pregnancy and childbirth. But in general the husband's involvement in pregnancy care and childbirth is still low. This is influenced by factors of knowledge, attitudes, behaviors, values or culture and others.
Objective: This study aims to determine the relationship level of knowledge about pregnancy care of husband and husband's participation in pregnancy care in the working area of West Purwokerto Primary Health Center.
Method: This study was a correlation study with cross sectional approach. The population in this study were all husbands of pregnant women in the working area of West Purwokerto Primary Health Center, Banyumas in May 2004 with 370 population. In this study the sampling was done by accidental sampling technique with total sample 74 people. Data collection tool was a questionnaire form with a closed statement where the answer has been provided. Data analysis included univariate analysis and to test the hypothesis using correlation analysis Chi-Square (X2).
Results: The study found an association level of knowledge about pregnancy care of husband and husband's participation in pregnancy care in the working area of West Purwokerto Primary Health Center, Banyumas May 2004 (p = 0.001). Conclusion: There was a relationship between level of knowledge about pregnancy care of husband and husband's participation in pregnancy care. Therefore it was recommended to maintain and improve the participation of husband in pregnancy care through health professionals with communication, information and education regarding pregnancy care of husband on an ongoing basis, support the efforts of the making pregnancy safer and to implement evidence based practice in pregnancy care.
Key words: level of knowledge of the husband, husband participation, pregnancy care.
PENDAHULUAN
Kehamilan
merupakan
peristiwa
yang
melibatkan perubahan fisik dan psikis wanita.
Sejalan dengan perubahan ini, wanita hamil
menghadapi
berbagai
risiko
selama
kehamilannya. Risiko paling berat adalah
kematian yang disebabkan oleh perdarahan
(40%), infeksi (30%)dan toksemia (20%).
Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1995 Angka Kematian Ibu (AKI)
adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup, dan
menurun menjadi 334 per 100.000 kelahiran
hidup (SDKI, 1997). Tingginya AKI di Indonesia
menjadikan salah satu prioritas utama dalam
pembangunan jangka panjang kedua bidang
kesehatan.
Hal
ini
untuk
mendukung
peningkatan kualitas sumber daya manusia
sejak dari awal kehidupan (Depkes RI, 1995).
Hasil
Assesment Safe Motherhood
di Indonesia
pada tahun 1990/1991 menyatakan bahwa
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
terjadinya kematian ibu antara lain adalah
asuhan antenatal.
Asuhan antenatal adalah asuhan kehamilan
yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu
dan janin secara berkala, yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan. Asuhan antenatal merupakan upaya
penting untuk menjaga kesehatan ibu pada
masa kehamilan dan merupakan tempat
melakukan penyuluhan gizi serta pemantauan
terhadap kenaikan berat badan ibu hamil.
Berdasarkan program kesehatan ibu dan anak
yang berlaku di Indonesia, ibu hamil mendapat
pemeriksaan berupa pemeriksaan timbang
berat badan, pemeriksaan tekanan darah,
pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemberian
suntikan tetanus toksoid, pemberian tablet
besi, tes terhadap penyakit menular seksual dan
temu
wicara
yang
dalam
penerapan
operasionalnya dikenal dengan standar minimal
“14 T”. Asuhan antenatal hanya dapat diberikan
oleh tenaga profesional. Ditetapkan pula bahwa
frekuensi pelayanan adalah minimal empat kali
selama kehamilan, dengan ketentuan waktu
satu kali kunjungan selama trimester pertama
(sebelum 14 minggu), satu kali kunjungan
selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
dan dua kali kunjungan pada trimester ketiga
(minggu 28-36 dan setelah minggu ke-36).
Dalam rangka program
ante natal care
(ANC) penilaian untuk menentukan prioritas
digunakan empat indikator, yaitu cakupan
kunjungan baru ibu hamil (K1), cakupan
kunjungan ibu hamil yang keempat (K4),
cakupan imunisasi TT2, dan cakupan pemberian
Fe 90 butir pada ibu hamil. Target asuhan
antenatal secara nasional adalah cakupan K1
minimal 95 % dan cakupan K4 minimal 85 %
yang diharapkan dapat mendukung pencapaian
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan minimal 80 %. Untuk mencapai
tujuan dalam asuhan antenatal oleh tenaga
profesional ini tidak lepas dari keberadaan
lingkungan keluarga yaitu suami sebagai pihak
yang paling dekat dengan ibu hamil sekaligus
sebagai
calon
bapak
dari
bayi
yang
dikandungnya, untuk memberi dukungan agar
ibu hamil dapat menjalaninya dengan kondisi
yang optimal (Hamilton, 1995).
Kepedulian
suami
terhadap
asuhan
kehamilan ini sebaiknya bukan hanya sekedar
rasa tanggungjawab, melainkan lebih sebagai
hasil konstruksi sosial dan budaya yang sudah
melembaga berkaitan dengan hubungan yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun,
secara
umum
adalah
karena
kurangnya
pengetahuan suami yang berkaitan dengan
problema kehamilan. Sebagian suami tidak
mengetahui rasa sakit dan gejala lain yang
dialami istrinya selama kehamilan yang harus
mendapat perhatian medis (Choloi
et al.,
1999).
Menurut Notoatodjo (2000), pengetahuan
dapat menjadi stimulus pada seseorang untuk
berperilaku. Hal ini yang menjadi latar belakang
upaya pemerintah dalam merintis Gerakan
Sayang Ibu (GSI) pada tahun 1996 yang
kegiatannya berusaha memotivasi suami agar
merubah sikap mereka dan menjadi “suami
sayang ibu” (Saifudin, 2001).
Sampai saat ini penelitian mengenai
partisipasi suami dalam proses reproduksi
masih sangat sedikit dan pada umumnya
menunjukkan bahwa keterlibatan suami dalam
hal asuhan kehamilan dan kelahiran bayi masih
rendah (Cholil
et al
., 1999). Kesehatan
reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan
urusan perempuan, seperti bila menyebutkan
akseptor KB, abortus, pemeriksaan kehamilan,
kemandulan dan kematian ibu (Depkes dan
Kessos, 2000).
Berdasarkan
hasil
pengamatan
di
Puskesmas
Purwokerto
Barat,
Banyumas,
memiliki populasi ibu hamil sebanyak 370 orang
(Register , 2005). Jumlah kunjungan
Ante Natal
Care
(ANC) yang tercakup pada kunjungan
pertama (K1) sebesar 69,9 % dan cakupan
kunjungan keempat (K4) sebesar 25,59 %. Dari
hasil studi pendahuluan pada ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya, 3 dari 11 ibu
hamil diantar suaminya dan mayoritas dari ibu
hamil
yang
periksa
mengatakan
bahwa
suaminya mau membantu pekerjaan di rumah
ketika hamil tetapi tidak mau mengantar istri
periksa ke puskesmas karena hal itu merupakan
urusan perempuan. Dari fenomena diatas
peneliti
tertarik
untuk
meneliti
tentang
hubungan tingkat pengetahuan suami tentang
asuhan kehamilan dengan partisipasi suami
dalam asuhan kehamilan khususnya di wilayah
kerja Puskesmas Purwokerto Barat Kabupaten
Banyumas.
METODOLOGI
Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif korelasi, yaitu penelitian diarahkan
untuk mendeskripsikan atau menguraikan serta
menelaah hubungan antara dua variabel pada
suatu
situasi
atau
sekelompok
subyek
(Notoatmodjo,
2002).
Penelitian
ini
menggunakan pendekatan
cross sectional
, yaitu
setiap subyek diobservasi hanya satu kali dan
pengukuran masing-masing variabel dilakukan
pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2002).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
suami ibu hamil yang berada di wilayah kerja
puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, bulan
Mei 2004, dimana jumlah ibu hamil di wilayah
Puskesmas Purwokerto Barat pada bulan Mei
2004 sebanyak 370 orang.
Dalam penelitian ini pengambilan sampel
dilakukan dengan tehnik sampling aksidental,
yaitu
tehnik
penentuan
sampel
dengan
berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja dari
suami ibu hamil di wilayah Puskesmas
Purwokerto Barat yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti pada bulan Mei 2004
dapat
digunakan
sebagai
sampel,
bila
dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiono,
2003). Jumlah sampel sebanyak 74 orang yaitu
pihak suami dari ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan
kehamilan
di
Puskesmas
Purwokerto Barat pada bulan Mei 2004.
Penelitian
ini
dilakukan
di
Puskesmas
Purwokerto Barat, Banyumas pada bulan Mei
2004.
Alat pengumpul data adalah kuesioner yang
diberikan kepada responden. Kuesioner yang
diberikan berbentuk pilihan atau pertanyaan
tertutup dimana jawabannya telah disediakan
(
closed endeed
item
atau
stuctured
).
Data diolah dengan program statistik SPSS
11.0 terdiri dari analisa univariat dan analisa
bivariat. Analisa univariat yaitu menganalisis
tiap-tiap variabel penelitian ini yang ada secara
deskriptif untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pengetahuan suami tentang asuhan
kehamilan dan partisipasi suami dalam asuhan
kehamilan yang diketahui oleh responden.
Sedangkan analisa bivariat adalah teknis analisis
yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan analisis korelasi kontingensi
Chi
Square
(
X
2). Menurut Sugiono (2003), bila data
yang diambil dari kedua variabel adalah skala
ordinal atau variabel independen dan variabel
dependen adalah kategorik maka untuk
mencari
hubungan
dengan
membuktikan
hipotesis hubungan 2 variabel tersebut dengan
menggunakan
Chi Square
(
X
2). Signifikasi dapat
diketahui dengan melihat nilai
p
. Bila
p
< 0,05
maka hipotesis diterima dan sebaliknya bila
p
>
0,05 maka hipotesis ditolak (Sugiyono, 2003).
HASIL PENELITIAN
1.
Karakteristik responden
Penelitian ini dilakukan pada para suami
dari ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Purwokerto Barat pada bulan Mei 2004 dengan
jumlah 74 responden. Dari 74 responden dalam
penelitian ini sebagian besar mempunyai
tingkat pendidikan SD (65%), dan sebagian kecil
mempunyai tingkat pendidikan D III/S1 (3%).
Karakteristik responden dapat dilihat secara
lengkap pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, Mei 2004
Tingkat Pendidikan n(%)
SD atau sederajat SMP atau sederajat SMU atau sederajat D III/S1 48 (65) 15 (20) 9 (12) 2 (3) Total 74 (100)
2.
Tingkat
pengetahuan
suami
tentang
asuhan kehamilan
Berdasarkan
30
pertanyaan
tentang
pengetahuan suami dalam asuhan kehamilan
pada responden, responden dengan kategori
tingkat
pengetahuan
baik
menunjukkan
prosentase yang lebih tinggi dibandingkan
dengan responden dengan kategori tingkat
pengetahuan kurang.
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan
tingkat pengetahuan suami tentang asuhan
kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, Mei 2004
Tingkat Pengetahuan n(%) Baik Kurang 41 (55,4) 33 (44,6) Total 74 (100)
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas
(55.4 %) dari responden mempunyai kategori
tingkat pengetahuan yang baik tentang asuhan
kehamilan, kemudian responden yang memiliki
kategori tingkat pengetahuan yang kurang
sebesar 44.6 %.
3.
Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan
Berdasarkan
20
pertanyaan
tentang
partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada
responden, mayoritas responden memiliki
kategori partisipasi yang tinggi, hanya sedikit
dari responden dengan kategori partisipasi
rendah.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan di
Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Barat,
Banyumas, Mei 2004 Partisipasi n(%) Tinggi Rendah 54 (73) 20 (27) Total 74 (100)
Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas
(73%)
responden
mempunyai
kategori
partisipasi yang tinggi dalam asuhan kehamilan,
sedangkan
responden
dengan
kategori
partisipasi
yang
rendah
dalam
asuhan
kehamilan sebanyak 27%.
4.
Hubungan tingkat pengetahuan suami
tentang
asuhan
kehamilan
dengan
partisipasi suami dalam asuhan kehamilan
Hasil penelitian ini menunjukkan para
suami dari ibu hamil yang tergolong memiliki
kategori tingkat pengetahuan baik, sebagian
besar memiliki partisipasi yang tinggi dalam
asuhan
kehamilan.
Sedangkan
responden
dengan kategori tingkat pengetahuan kurang
mempunyai kecenderungan yang hampir sama
untuk berpartisipasi tinggi dan rendah dalam
asuhan kehamilan. Untuk lebih
jelasnya
kecenderungan tingkat pengetahuan suami
tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi
suami dalam asuhan kehamilan dapat dilihat
pada tabel 4.
Tabel 4.Distribusi hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, Mei 2004
Tingkat Pengetahuan Partisipasi Suami Total
p Tinggi Rendah n % n % n % Baik Kurang 37 17 50.0 23.0 4 16 5.4 21.6 41 33 55.4 44.6 0,001 Total 54 73.0 20 27.0 74 100