MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
---
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008
PERIHAL
PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG
PEMBENTUKAN KABUPATEN TANAH BUMBU DAN
KABUPATEN BALANGAN DI PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN
TERHADAP
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
ACARA
PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II)
J A K A R T A
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
--- RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008 PERIHAL
Pengujian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan terhadap Undang-Undang Dasar 1945
PEMOHON
- H.G. Khairul Saleh (Kepala Daerah Kabupaten Banjar)
ACARA
Pemeriksaan Perbaikan Permohonan (II)
Selasa, 28 Oktober 2008, Pukul 10.30 – 11.23 WIB Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat
SUSUNAN PERSIDANGAN
1) H.M. Akil Mochtar, S.H., M.H. (Ketua) 2) Prof. Dr. Achmad Sodiki, S.H. (Anggota) 3) Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H. (Anggota)
Pihak yang Hadir:
Kuasa Hukum Pemohon :
- Safrin Noor, S.H.
- Drs. M. Taufik Achadiyat (Pendamping)
1. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Baik, perkara dalam permohonan Nomor 26/PUU-VI/2008 saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.
Saudara Pemohon, sebagaimana kita agendakan pada beberapa hari yang lalu bahwa Perkara Nomor 26/PUU-VI/2008 pengujian undang-undang ini kita lanjutkan pada hari ini. Untuk itu, sebagaimana tata tertib sidang di Mahkamah Konstitusi, pada pagi hari ini saya persilakan kepada Saudara untuk memperkenalkan siapa-siapa yang hadir dalam persidangan pada pagi hari ini, saya persilakan.
2. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Terima kasih Yang Mulia,
Seperti sidang panel minggu lalu, pada hari ini izinkanlah kami juga menghadirkan yang pertama saya sendiri sebagai kuasa hukum, Safrin Noor, kemudian di sebelah kanan saya Prof. Dr. Hadin Muhjat, S.H., kemudian di sebelah kiri saya Drs. M. Taufik Achdiyat, demikian Majelis.
3. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Baik, pada pagi hari ini kita akan memperhatikan hal-hal yang sudah Saudara perbaiki dalam permohonan yang lalu. Kemudian kita nanti akan melakukan pengesahan terhadap bukti-bukti yang Saudara ajukan dan sebelumnya tentu saya persilakan kepada Saudara untuk kembali menyampaikan pokok-pokok perbaikan yang telah Saudara lakukan terhadap permohonan yang lalu dan di dalam persidangan yang lalu telah kita berikan berbagai saran yang berkenaan dengan hal-hal yang harus Saudara perbaiki. Untuk itu saya persilakan, hal-hal apa saja yang telah diperbaiki atau ada hal-hal lain yang mungkin berkenaan dengan permohonan yang Saudara ajukan ini.
Saya persilakan.
4. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Baik, Yang Mulia.
Sebagaimana nasihat dari Majelis, kami mencoba memperbaiki permohonan kami. Namun sebelum menyampaikan beberapa hal. Yang
SIDANG DIBUKA PUKUL 10.30 WIB
pertama izinkanlah dalam perbaikan yang kedua ini kami mau menyampaikan terlebih dahulu bahwa dalam pokok-pokok pengujian pada poin 3.4. Kemarin ketika kami kirimkan ekspedisi dan sudah diterima oleh Panitera, tertinggal. Bahwa ada satu lembar di bawah poin yang kami sebutkan tadi Yang Mulia.
5. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Nomor berapa?
6. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
3.4 Yang Mulia. Pada kesempatan ini kami sudah menyiapkannya. Kalau diizinkan akan kami sampaikan kepada Yang Mulia.
7. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Disampaikan langsung di depan saja.
8. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Baik Yang Mulia, kami boleh lanjutkan?
Sesuai nasihat Majelis, yang pertama hormat Pemohon, kami sudah masukkan adalah Bupati Banjar berdasarkan Pasal 25 huruf f Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa Kepala Daerah dapat mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan selanjutnya disebut sebagai Pemohon, itu sudah kami cantumkan pada halaman pertama.
Kemudian nasihat dari Ketua Majelis sendiri bahwa di dalam lampiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 itu tidak terdapat wilayah Kabupaten Banjar, yaitu Kecamatan Sungai Pinang di dalam lampiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tersebut. Ini sudah kami penuhi yaitu yang tadi saya sebutkan setelah poin 3.4., di sana kami bacakan memang di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tidak tercantum wilayah Kecamatan Sungai Pinang dan Kecamatan Paramasan Kabupaten Banjar masuk ke dalam wilayah administratif Pemerintahan Kabupaten Tanah Bumbu. Namun klaim Pemerintah Tanah Bumbu menyatakan wilayahnya meliputi sebagian Kecamatan Sungai Pinang dan Kecamatan Paramasan Kabupaten Banjar.
Hal ini mereka dalilkan berdasarkan peta rupa bumi Indonesia atau RBI edisi pertama tahun 1991 yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survey Tanah Nasional atau Bakorsurtanal. Dalam peta RBI tersebut batas wilayah administratif setiap kabupaten/kota di Indonesia digambarkan secara imajiner atau batas maya. Selanjutnya pada bagian bawah peta RBI tersebut ada tulisan keterangan, batas wilayah
administratif yang ada di dalam peta ini adalah batas sementara dan tidak dapat dipergunakan sebagai referensi resmi batas wilayah administratif.
Jika kita kaitkan dengan Pasal 6 ayat (1) huruf i mengenai batas wilayah Kabupaten Tanah Bumbu sebelah baratnya berbatasan dengan Kecamatan Aranio dan Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar. Sehingga klaim wilayah Tanah Bumbu meliputi sebagian wilayah administratif Kecamatan Sungai Pinang dan Kecamatan Paramasan Kabupaten Banjar. Kecamatan Paramasan merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Sungai Pinang. Sebagaimana diketahui bahwa penentuan batas wilayah administratif setiap kabupaten kota sebelumnya mengacu kepada surat edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 126/2742/SJ tanggal 27 November 2002 perihal Penetapan dan Penegasan Batas Daerah. Kemudian Menteri Dalam Negeri menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang perihal yang sama.
Kemudian dalam perbaikan permohonan kami yang kedua ini, Yang Mulia kami tidak memenuhi nasihat Majelis yang meminta juga dilampirkan sebagai alat bukti berita acara-berita acara kesepakatan dari kedua kabupaten yang bersengketa. Mengapa demikian? Karena atas dasar tidak ada berita acara kesepakatan itulah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengambil kebijakan dengan memanggil secara langsung yang dipimpin oleh gubernur ketika itu, bersama-sama kedua daerah karena tidak tercapai kesepakatan yang mestinya harus dituangkan dalam sebuah berita acara. Atas dasar itulah karena dipimpin langsung oleh gubernur mereka terjadi kesepakatan ketika itu dituangkanlah ke dalam sebuah Keputusan Gubernur Nomor 3 Tahun 2006. Namun kemudian ternyata pihak Kabupaten Tanah Bumbu merasa tidak puas sampailah gugatan uji materil lagi ke Mahkamah Agung. Berkaitan, dengan nasihat dari Ibu agar dalil-dalil itu termasuk dasar hukum dan alat-alat bukti dimuat secara kronologis, itu Yang Mulia sudah kami penuhi.
Demikian dulu Yang Mulia.
9. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Sudah selesai perbaikannya? Sudah? Mungkin Pak Hakim, Pak Sodiki saya persilakan.
10. HAKIM KONSTITUSI : Prof. Dr. ACHMAD SODIKI, S.H.
Saudara Pemohon, saya ingin mengklarifikasi sebetulnya yang Saudara permasalahkan itu apakah kewenangan gubernur atas dasar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 itu untuk menyelesaikan sengketa menurut Saudara dan kewenangan Menteri Dalam Negeri untuk menentukan batas wilayah? Saya melihatnya dari situ. Nah, ini perlu saya
minta klarifikasi dulu karena uraian Saudara kelihatannya ke sana.
Yang kedua, Saudara pada halaman terakhir halaman 9 dari permohonan Saudara yang ditandatangani Saudara Safri Noor dan Hanafi, Saudara menyebut bertentangan dengan pasal, Undang-Undang 2 Tahun 2003 yang diberikan kewenangan kepada Menteri Dalam Negeri bertentangan dengan Pasal 18 karena Pasal 18 itu bukan hanya satu ayat, banyak itu.
Tapi selanjutnya Saudara mengatakan karena sebagaimana rumusan Pasal 18 ayat (5). Di dalam permohonan putusannya Saudara ini menyatakan Pasal 6 ayat (4) Undang-Undang Nomor 22 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945, pasalnya itukan banyak, ini Saudara harus tegaskan ini yang bertentangan dengan pasal berapa, ayat berapa? Ini sekali lagi saya minta klarifikasi ya!
Yang kedua, di dalam uraian yang lalu Saudara mengatakan bahwa Desa Paramasan itu digabung dengan Baringin, sekarang keterangannya menjadi kecamatan ini yang benar yang mana? Karena itu tadinya termasuk Kecamatan Sungai Pinang, sekarang jadi kecamatan tersendiri begitu?
Saya kira itu yang saya bisa sampaikan, silakan barangkali bisa dijawab.
11. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Saudara Pemohon nanti sekaligus ya! Nanti akan bisa diklarifikasi kembali, sebelumnya Ibu Prof. Maria, silakan.
12. HAKIM KONSTITUSI : Prof. Dr. MARIA FARIDA INDRATI, S.H., M.H.
Ya, terima kasih.
Yang pertama memang pengajuan pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 itu ayat mana yang diujikan undang-undang ini terhadap Pasal 18 dan ayatnya harus jelas. Kemudian ini mungkin ada satu kesalahan ya, halaman 4 yang perbaikan itu angka tiga titik dua di sini disebutkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 adalah perintah Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Ayat (2) “daerah dapat dimekarkan menjadi lebih dari satu daerah. Ayat (4) penghapusan, penggabungan, dan pemekaran dan seterusnya. Ini ayatnya yang keliru tulis atau memang karena ini Anda menyebut ayat (2) dan ayat (3) tapi di bawah ini ayat (2) dan ayat (4), ini coba dicek kembali supaya nanti jelas dalam sidang selanjutnya.
Saya rasa itu saja.
13. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Pemohon tidak lupa, saya persilakan untuk diklarifikasi kembali dua pertanyaan dari Pak Prof. Sodiki dan Ibu Maria.
Saya persilakan.
14. KUASA PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Terima kasih, Yang Mulia
Yang pertama klarifikasi apakah kewenangan gubernur atas dasar Undang-Undang Nomor 32 ataukah karena kewenangan Menteri Dalam Negeri? Dalam pengujian ini dalil kami adalah karena kewenangan Menteri Dalam Negeri sebagaimana amanat Pasal 6 ayat (4) tersebut yang mengakibatkan dalil Pemohon mengajukan pengujian ini. Jadi sekali lagi karena kewenangan Menteri Dalam Negeri yang menyebabkan terjadinya kerugian hak Konstitusional dari Bupati Banjar.
15. HAKIM KONSTITUSI : Prof. Dr. ACHMAD SODIKI, S.H.
Bukan karena Menteri Dalam Negeri di dalam menjalankan kewenangan itu merugikan Anda? Karena kekurang hati-hatiannya? Bukan karena itu ya?
16. KUASA PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Bukan karena itu. Intinya Yang Mulia karena adanya perintah Pasal 6 ayat (4) Undang-Undang Pembentukan Tanah Bumbu tersebut yang memberikan kewenangan kepada Menteri Dalam Negeri sehingga kewenangan Gubernur dalam hal ini yang menetapkan kemarin batas daerah kedua kabupaten tersebut menjadi dibatalkan oleh Mahkamah Agung.
17. HAKIM KONSTITUSI : Prof. Dr. ACHMAD SODIKI, S.H.
Seandainya Menteri Dalam Negeri di dalam memberi keputusan sesuai maksud Anda, Saudara masih menyatakan bahwa kewenangan menteri itu tidak tepat juga?
18. KUASA PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Ya, tidak tepat. Mengapa demikian? Karena di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri sendiri Majelis, yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 di sana sudah mengakui bahwa apabila terjadi perselisihan atau persengketaan fungsi pemerintahan umum di kabupaten/kota di seluruh Indonesia maka yang akan menentukannya adalah gubernur masing-masing. Kemudian lagi dikuatkan dengan terbitnya peraturan pemerintah yang baru Nomor 38 Tahun 2007 tentang bagian urusan pemerintahan pusat, provinsi, kabupaten/kota ini lagi
dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Kemudian (...)
19. HAKIM KONSTITUSI : Prof. Dr. ACHMAD SODIKI, S.H.
Saya tanya, seandainya itu tepat lalu dimana kerugian Anda?
20. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Kerugian Bupati Banjar sebagai Pemohon (...)
21. HAKIM KONSTITUSI : Prof. Dr. ACHMAD SODIKI, S.H.
Andaikata itu masuk ke daerah Banjar ya, andaikata daerah Paramasan yang digabung dengan Beringin itu Menteri Dalam Negeri tepat di dalam menentukan wilayah itu tetap saja Saudara mengatakan itu tidak tepat, dimana ketidaktepatan itu?
22. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Yang Mulia, tetap juga karena kita, pemikiran kami, analisis kami sejauh fakta-fakta di lapangan saya pikir tidak hanya di kabupaten wilayah Banjar saja Majelis. Saat ini, ada mungkin sampai ratusan persoalan-persoalan persengketaan batas kabupaten kota yang menjadi tunggakan masih belum bisa diselesaikan Menteri Dalam Negeri. Kami beberapa kali Pak bahwa persoalan ini sudah sampai ke Menteri Dalam Negeri paling sedikit tiga kali dipimpin oleh Direktur Jenderal Pemerintahan Umum, namun sampai hari ini persoalan kami belum selesai. Ternyata salah satu direktur yang memfasilitasi masalah sengketa wilayah menyatakan bukan hanya wilayah Kabupaten Banjar dengan Kabupaten Tanah Bumbu, katanya berpuluh-puluh sampai sekarang. Di dalam sidang ini nanti juga kalau sudah masuk ke dalam materi nanti kami akan menyampaikan bahwa dalam hierarki pemerintahan, ini kami menilai, menganalisis dan secara logika hukum terjadi lompatan jenjang penanganan salah satu urusan karena persoalannya ini melompat satu tingkat. Semestinya urusan-urusan seperti kabupaten/kota itu cukup diselesaikan oleh gubernur dalam hal ini, demikian.
23. HAKIM KONSTITUSI : Prof. Dr. ACHMAD SODIKI, S.H.
Ya, cukup. Terima kasih.
24. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Ada beberapa hal tadi dari Ibu Maria, kemudian yang kedua dari Pak Sodiki tadi soal pasal mana di dalam Undang-Undang Dasar yang dianggap oleh Pemohon bertentangan dengan Pasal 6 ayat (4) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 itu?
25. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Baik, Yang Mulia.
Pasal yang kami maksudkan bahwa Pasal 6 ayat (4) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 bertentangan dengan Undang-Undang-Undang-Undang Dasar 1945 adalah Pasal 18 ayat (5).
26. HAKIM KONSTITUSI : Prof. Dr. ACHMAD SODIKI, S.H.
Dalam permohonan putusan nanti ini diperbaiki ya!
27. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Baik, Yang Mulia.
28. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Yang dari Ibu Maria?
29. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Baik, pernyataan Ibu bahwa pasal dan ayat masih ada kurang jelas. Jadi nanti akan kami perbaiki juga ini permohonan ini pokok-pokok pengujian sebagaimana nasihat dari Ibu untuk poin 3.2 yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 adalah tentang Pasal 6 ayat (2) dan (4) yang ini tercantum ayat (3), demikian Majelis.
30. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Baik, Saudara sudah menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan permohonan perbaikan Saudara yang juga tadi sudah diajukan beberapa pertanyaan oleh anggota Majelis atau Majelis Panel yang menangani perkara ini. Tapi masih juga yang kami lihat beberapa hal yang belum jelas secara spesifik.
Contoh saja tadi Undang-Undang Dasar 1945 itu pasal berapa? Tentu ini harus disebutkan secara tegas dan jelas di dalam permohonan, sebab kalau tidak jelas hasilnya bisa tidak jelas juga, begitu. Kedua yang berkenaan dengan kerugian konstitusionalnya, ini masih hubungannya kok kayaknya antara ketentuan Pasal 6 ayat (4) dengan kerugian konstitusional Bupati Banjar itu kurang nyambung. Kalau dilihat dari penjelasan yang Saudara sampaikan tadi justru yang mengalami
kerugian konstitusional itu gubernur, kalau berkaitan dengan penentuan batas yang diakibatkan kewenangan gubernur menjadi hilang karena adanya Pasal 6 ayat (4) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 itu, bukan kewenangan bupati, dalil Saudara juga menyatakan begitu, kewenangan gubernur bukan? Tapi baiklah nanti Majelis akan menentukan sikap.
Yang kedua jangan salah Majelis atau Mahkamah Konstitusi tidak menangani sengketa antar batas wilayah atau daerah, tapi kita menangani perkara pengujian undang-undang yang kerugian konstitusionalnya dirasakan oleh Pemohon dan itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Jadi masalahnya bisa berbagai macam. Memang sebagaimana diketahui bersama karena terjadinya pemekaran kemudian terjadinya kembali penataan ruang batas wilayah dan segala macam itu menimbulkan batas-batas wilayah yang bergeser kemana-mana, jangankan pemekaran yang sudah lama pun juga kadang tidak jelas batas wilayahnya. Apalagi di Kalimanatan tentu yang pada umumnya kita masih membutuhkan tanda-tanda alam, sungai, gunung, zaman nenek moyang kita dulu begitu. Tapi sekarang zamannya sudah maju, eksploitasi, eksplorasi sumber daya alam sedemikian rupa mulai muncul sengketa, itu biasanya begitu.
Oleh karena itu, sekali lagi supaya sambil berjalan ya, tapi saya nyatakan sekali lagi bahwa penyebutan Saudara tadi Pasal 18 ayat (5) itu merupakan resmi sebagai perbaikan dalam permohonan ini karena kita tidak akan memberikan kesempatan lagi untuk melakukan perbaikan. Kemudian sambil berjalan kalau saudara mau memasukkan juga hal-hal yang tadi disebutkan oleh Prof. Maria juga nanti disampaikan di panitera karena ini memang kami juga tidak bisa begitu lama memberikan kesempatan paling satu minggu atau dua minggu sudah cukup kalau di-record kemarin nasihat yang disampaikan oleh Majelis cukup lengkap sebenarnya, tinggal Saudara menuangkan di dalam bentuk tulisan. Hal yang paling penting adalah dimana letak kerugian konstitusional Bupati Banjar akibat Pasal 6 ayat (4) di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003, itu yang harus dibuktikan. Akibat kerugian itu juga bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, kalau Saudara mendalilkan kewenangan, contoh di sini ya ini saya ingatkan. Pada sidang yang lalu Saudara menyatakan bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota. Di sana pada intinya juga diakui adanya pengakuan dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Dalam Negeri RI bahwa kewenangan untuk menetapkan suatu batas daerah dari hasil pemekaran setiap kabupaten/kota itu merupakan kewenangan provinsi masing-masing sebagimana dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, demikian Yang Mulia, ini kata-kata Saudara ya? Kewenangan-keweanngannya ya gubernur, saya sudah melihat PP-nya ini berikut lampirannya kalau saya melihat itu tidak ada kewenangan di sana, di sub lampirannya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PP Nomor 38 Angka 2 Penataan Daerah dan Otonomi Khusus (OTSUS)
a. kebijakan
b. pembentukan daerah
Kewenangan pemerintah itu adalah penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kreteria pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah.
Kewenangan provinsi adalah pengusulan, pembentukan penghapusan dan penggabungan daerah. Evaluasi terhadap rancangan peraturan daerah tentang pembentukan kecamatan, pengusulan perubahan batas provinsi nama dan pemindahan ibukota daerah, pengusulan Pak ya? Pelaksanaan pengusulan batas nama dan pemindahan ibukota provinsi demikian juga kabupaten. Nah ini saya tidak melihat hal itu dalam PP Nomor 38 sebagaimana yang Saudara sebutkan. Tapi pada sidang yang lalu juga bahwa Desa Pramasan Bawah, Pramasanlah di dalam permohonan Saudara masih disebut desa itu, di dalam perbaikan ini sudah disebut kecamatan ya, pemekaran surat keputusan bupatinya tentang pemekaran atau itu ada?
31. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Keputusan gubernur itu, Majelis.
Pada poin 3.3. sudah kami cantumkan dasar hukumnya pemekaran tersebut dituangkan dalam keputusan gubernur.
32. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Poin 3?.
33. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Point 3.3 izinkan saya bisa bacakan Majelis.
34. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Pada kabupaten Banjar itu? perbatasan Kabupaten Baru di wilayah perbatasan wilayah Desa Pramasan Sungaim Pinang Kabupaten Banjar, pada tahun 1992 berdasarkan SK Gubernur Nomor 0543 Tahun 1991 Desa Pramasan digabung dengan Desa Paringin menjadi Desa Pramasan bawah, selama kurang lebih 40 tahun pelayanan dan penyelenggaran pemerintahan dilakukan Kabupaten Banjar, tidak ada disebutkan bahwa desa itu menjadi kecamatan tapi okelah itu persoalan pemerintah daerah itu ya? Kita hanya melihat ini undang-undang apakah bertentanagn dengan UUD atau meruguikan hak konstitusional Saudara, atau tidak. Kemudian dari permohonan tadi ini ada perbedaan-perbedaan ini apakah ini salah ketik atau disengaja disalahkan atau penyamaran, tolong Ibu Prof. Maria Farida ditanyakan.
35. HAKIM KONSTITUSI : Prof. Dr. MARIA FARIDA INDRATI, S.H., M.H.
Ya dari poin pertama, di sini ditulis Hajah (Hj) Siti Mahmudah, S.H., M. H. Tapi di halaman terakhir itu Hajah ST, disingkat. Sitinya di singkat di sana. Kemudian yang kedua nama nomor halaman 2, RR. Dian Parwitasar mungkin ini kurang i ya? Karena di belakang Dian Parwitasari ini tidak cocok dengan Pemohon dan tanda tangan di belakangnya.
36. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Begini Saudara Pemohon, yang perlu diperbaiki yang pertama adalah HJ. Siti Mahmudah, S.H., M.H. Di belakang tertulis Hajah ST Mahmudah, S.H., M. H, apakah betul ini?. Yang dimaksud ST itu Siti begitu?
37. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul Majelis.
38. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Yang tanda tangan juga apa iya yang punya nama tanda tangan sampai dia tidak lihat-lihat itu. Kemudian yang berikutnya R.R. Dian Parwatisari, di depannya tertulis Dian Parwatisar, S.H. Coba di depan halaman 2, nomor 4 Kuasa Pemohon Kepala Sub Bagian Pemerintahan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan RR. Dian Parwatisar atau RR. Dian Parwatisari yang benar? Yang mana yang benar?
39. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H..
Yang benar pada halaman 9, RR Dian parwatisari, S.H.
40. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Sarjana Hukum tidak korek ini, namanya pakai bubur merah putih lagi ini dirubah-rubah jadi Parwatisari, dengan demikian sudah dibetulkan ya?, kesalahannya.
Baik selanjutnya kita akan mengesahkan dulu kalau memang hal-hal tadi yang Saudara sebutkan misalnya bahwa Desa Pramasan itu sudah menjadi kecamatan keputusan bupatinya setahu saya pemekaran kecataman itu keputusan bupati?
41. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Yang Mulia, pemekarann sebuah kecamatan itu dasar hukumnya ditaungkan peraturan daerah karena itu komitmen (...)
42. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Ya peraturan daerah/kabupaten kan ada prosedurnya.
43. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Ada yang Mulia, Perperdanya peraturan daerah
44. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Itu nanti disertakanlah.
45. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Baik yang Mulia,
46. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Disertakan ke Panitera nanti karena di sini masih ditulis desa begitu lho, terus setelah ini selesai sengketanya besok muncul lagi sengketa tapi kecamatan namanya sama kan menjadi problem, baik berikutnya kita akan mengesahkan alat bukti yang diajukan oleh Pemohon saya bacakan di sini.
P.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4265 apakah betul?
47. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul yang Mulia.
48. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Saya baca dulu satu, satu nanti ngetuknya sekali saja biar disahkan jangan banyak banyak negtuknya.
P.2 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1995 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukkan daerah tingkat II di Kalimantan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 182o apakah betul?
49. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul Yang Mulia,
50. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Ini se-Kalimantan ya? Zaman dulu se-Kalimantan termasuk di kabupaten saya juga.
P.3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 apakah betul?
51. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul Yang Mulia.
52. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
P.4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437 apakah betul?
53. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul yang mulia,
54. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
P.5 Surat Edaran Menteri Dalam negeri Nomor 126 2742/SJ Tanggal 27 November 2002 perihal Penetapan dan Penegaasan Batas Daerah, ini surat edaran ya? Apakah ini betul?.
55. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul Yang Mulia.
56. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Maksudnya nomor dan tanggalnya jangan, salah.
P.6 Keputusan Gubernur Nomor 03 Tahun 2006 tentang Penetapan Batas Daerah antara Kabupaten Banjar dan Tanah Bumbu di Provinsi Kalimantan Selatan tanggal 6 Januari 2006, apakah betul?
57. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul yang Mulia.
58. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
P.7 Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Reg. Nomor 26 P/Hum/2006 Perkara hak uji materil antara Bupati Tanah Bumbu. melawan Gubernur Kalimantan Selatan, tanggal 30 Mei 1997, betul?
59. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul Yang Mulia.
60. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
P-8 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.43-556 Tahun 2005 tentang Pemberhentian Pejabat Bupati dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Banjar Provinsi Kalimantan Selatan tanggal 21 Juli 2005, betul?
61. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul Yang Mulia.
62. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Hanya ini saja?
63. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Mohon izin, kami mau menambahkan alat bukti yang pertama, Peraturan Daerah tentang Pembentukan Kecamatan Paramasan.
64. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Ada berapa alat buktinya?
65. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Ada dua, kemudian yang kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penegasan Batas Daerah Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia.
66. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Coba diserahkan. Sudah dinat-segel?
67. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Mohon izin Yang Mulia, untuk alat bukti yang kedua ini kami belum siap. Dan dalam waktu segera, besok sudah kami sampaikan ke Panitera Yang Mulia.
68. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Ya, tapi pengesahan alat bukti itu harus dalam persidangan, tapi nantilah kalau ini memang di pleno pengesahannya di pleno tetapi Saudara sampaikan saja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan alat bukti yang dipergunakan sudah harus dikenakan biaya materai dan segala macam itu supaya diikuti saja.
Tapi yang tadi Saudara sampaikan belum dilampirkan di sini ya? Nah, P-1. sampai P-8 karena sudah kita nyatakan sesuai dengan Saudara maka alat bukti ini kita nyatakan sah
Ini surat kuasa ya? Surat kuasanya ini mesti kita cek juga yang benar. Ini surat kuasa khusus tertanggal 5 Agustus 2008, betul ya?
69. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul Yang Mulia.
70. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Yang bertanda tangan di bawah ini berdasarkan Pasal 25 huruf f Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, nama, Haji Gusti ini?
71. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Betul Yang Mulia.
72. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Kalau surat kuasa jangan disingkat namanya. Haji Gusti Chaerul Shaleh dan seterusnya dalam hal ini memberikan kuasa kepada Safrin Noor, Hanafi, S.H., HJ. Siti Mahmudah, ini sesuai dengan surat kuasa, RR. Dian Parwatisari, dan seterusnya. Sama-sama bertandatangan memberi kuasa untuk mengurus dan menyelesaikan perkara permohonan.
Baik, sebelum sidang ini saya nyatakan ditutup mungkin ada hal-hal yang akan disampaikan oleh Pemohon, saya persilakan.
73. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
Terima kasih Yang Mulia,
Sesuai dengan keinginan Majelis yang intinya pemeriksaan pendahuluan ini cukup, sampai di sini kami sangat sependapat,Yang Mulia, dan memohon kepada Majelis untuk sidang berikutnya sudah masuk pada tahapan sidang pleno. Kemudian izinkanlah kami dalam sesegera mungkin, kalau mungkin pada sidang pleno yang pertama itu dapat menghadirkan yang pertama saksi fakta, mantan Camat di Paramasan. Kemudian yang kedua saksi ahli, Majelis.
Demikian.
74. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Baik, anggota masih ada yang ingin disampaikan? Cukup ya? Pada prinsipnya berperkara di Mahkamah Konstitusi ini harus kita selesaikan dengan cepat dan tepat waktu tanpa mengabaikan prinsip-prinsip keadilan yang menjadi pegangan kita bersama. Bahwa nanti persidangan ini akan diplenokan atau bagaimana keputusan berikutnya, akan kami tentukan kemudian. Tapi Majelis Panel ini beranggapan bahwa sidang pendahuluan ini kami anggap cukup. Selanjutnya nanti akan kami panggil kembali kalau misalnya di dalam keputusan ini nanti, karena kami harus melaporkan di pleno, hasil persidangan panel ini. Tentu kalau di dalam sidang pleno, tentu kita akan segera mendengar pihak-pihak bukan hanya Pemohon tetapi Pemerintah, juga DPR, juga Pihak Terkait harus kita undang dan diperlakukan secara wajar dan adil. Tentu juga Pemohon juga harus menghadirkan saksi dan pihak-pihak atau ahli yang dianggap berkepentingan untuk membuktikan dalil-dalil yang Saudara ajukan di dalam permohonan ini. Dan itu sudah menjadi satu standar saya kira beracara di Mahkamah Konstitusi ini.
Saya kira itu yang dapat kami sampaikan, masih ada hal lain lagi? Cukup ya? Atau ada hal yang mau disampaikan, saya persilakan.
75. KUASA HUKUM PEMOHON : SAFRI NOOR, S.H.
76. KETUA : H.M. AKIL MOCHTAR, S.H., M.H.
Baik, dengan demikian perkara Pengujian Undang-Undang Nomor Perkara 26/PUU-VI/2008 saya nyatakan ditutup.
SIDANG DITUTUP PUKUL 11.23 WIB KETUK PALU 1X