Kementerian Perdagangan terus menunjukkan
komitmennya mewujudkan Program 5.000 Pasar sesuai janji Nawacita. Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong menegaskan, Â target revitalisasi pasar rakyat tahun 2015
berhasil dicapai yakni
sebanyak 1.002 pasar atau sebesar 98,52%.
Â
"Tahun lalu, kita targetkan
merevitalisasi 1.017 pasar rakyat. Janji Nawacita telah kami tunaikan dengan
baik," tegas Mendag, Thomas Lembong, saat memberikan sambutan di hadapan Presiden Joko Widodo dalam Peresmian Pasar Manis Purwokerto, Banyumas, Rabu (4/5).
Â
Minggu-minggu ini, Mendag roadshow mendampingi Presiden Joko
Widodo meresmikan pasar-pasar rakyat atau meletakkan batu pertama memulai pembangunan pasar rakyat yang baru. Setelah kawasan timur Indonesia beberapa waktu lalu, hari ini, Mendag mendampingi Presiden Jokowi meresmikan
sejumlah pasar di Jawa Tengah yaitu Pasar Manis di Purwokerto; Pasar
Giwangretno di Kebumen; serta Pasar Krendetan di Purworejo. Di Jawa Tengah, dana revitalisasi pasar rakyat tahun 2015 berasal dari dana Tugas Pembantuan (TP) sebesar Rp109,8 miliar untuk 7 pasar rakyat.Â
Â
Thomas Lembong mengungkapkan, peresmian Pasar Manis di Kota Purwokerto ini juga cukup istimewa karena setahun silam Program Pembangunan/Revitalisasi 5.000 Pasar dalam lima tahun diluncurkan di tempat yang sama.
Â
“Peresmian Pasar Manis ini istimewa. Bapak Presiden setahun lalu pada 30 Juni 2015, meletakkan batu pertama pembangunan pasar ini. Saat itu jugalah Bapak
Presiden mencanangkan dimulainya Program Pembangunan 5.000 Pasar dalam lima tahun sesuai Nawacita,― ungkap Mendag.
Â
Target Tercapai
Â
Pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Kementerian Perdagangan tahun 2015, Thomas Lembong mengungkapkan target pembangunan pasar sebanyak 1.017 unit, terdiri dari
182 pasar dibangun melalui dana TP dan 770 pasar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM juga ditargetkan untuk
membangun sebanyak 65 Pasar. Target ini terealisasi sebanyak 1.002 pasar, 175Â unit dibangun melalui Dana TP
Kemendag, 762 unit melalui DAK, dan sebanyak 65 unit dari Kementerian Koperasi dan UKM.
Â
Sementara itu di 2016, Kemendag
menargetkan pembangunan pasar sebanyak 1.000 unit terdiri atas 220 pasar melalui dana TP dan 695 pasar melalui DAK. Kementerian Koperasi dan UKM juga menargetkan membangun sebanyak 85 pasar.
Â
Pada pelaksanaannya, pembangunan
pasar melalui dana TP telah terlaksana sebanyak 168 pasar, dan dari DAK
sebanyak 695 pasar di kabupaten/kota. Dengan demikian, dari total rencana 1.000 unit pasar, baru dapat dialokasikan pembangunan 863 unit pasar. Sedangkan untuk memenuhi
kekurangannya, akan diusulkan ke Menteri Keuangan.
Â
“Dari 168 pasar penerima dana TP
tersebut, sebanyak 70 unit telah melaksanakan proses lelang sehingga proses pembangunan dapat segera dilakukan mengingat DIPA Pembangunan Pasar telah diterbitkan,― tegas Mendag.
Â
Pemanfaatan Pasar
Â
Pada peresmian Pasar Manis tersebut, Mendag Thomas
menyampaikan pentingnya pemanfaatan pasar bagi pedagang
dan masyarakat. "Bagi pedagang, bila pasarnya menjadi bersih dan modern, maka akan banyak konsumen yang datang. Dengan begitu maka transaksi akan meningkat, omzet pedagang akan bertambah, dan pendapatan meningkat, sehingga ekonomi daerah ikut tergerak seiring produksi yang meningkat," jelas
Mendag.
Â
Pasar, jelas Tom, bukan hanya
sebagai tempat belanja, tetapi juga merupakan tempat bertemu dan beraktivitas sosial. "Dengan pasar yang bersih, masyarakat akan dapat memanfaatkan pasar secara maksimal," imbuhnya.
Selain itu, Thomas yakin pasar dapat difungsikan secara optimal jika dana yang dialokasikan kepada Pemerintah Daerah untuk membangun pasar digunakan sesuai peruntukannya
sehingga memberikan manfaat bagi para pedagang. Thomas juga mengimbau Pemerintah Daerah dan pengelola pasar dapat memberikan
pembinaan terhadap pedagang.
Â
potensi perdagangan besar.
Â
Melalui Permendag No.
61/M-DAG/PER/8/2015 tentang Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan, pemerintah telah menentukan pedoman revitalisasi pasar tradisional yang
memegang empat prinsip.
Â
Prinsip pertama yaitu revitalisasi
fisik, yaitu upaya perbaikan dan peningkatan fisik pasar rakyat yang berpedoman pada standar fisik dan desain prototype.
Â
Kedua, revitalisasi manajemen, yaitu
upaya menciptakan pengelola pasar rakyat yang profesional, modern, dan transparan.
Â
Ketiga, revitalisasi sosial budaya,
yaitu upaya mewujudkan lingkungan pasar rakyat yang kondusif dan nyaman. Terakhir, revitalisasi ekonomi, yaitu upaya meningkatkan daya saing dan
omzet, serta menjaga stok guna menjaga kestabilan harga barang kebutuhan pokok yang dapat memberikan efek ganda di sektor produksi.
Â
Keempat, pendekatan revitalisasi tersebut telah secara detail dituangkan dalam persyaratan SNI Pasar Rakyat melalui Permendag No. 61/M-DAG/PER/8/2015 dimaksud. Walaupun SNI ini belum diwajibkan, sebagian besar pasar yang dibangun atau direvitalisasi telah berpedoman kepada ketentuan ini.
Â
Pada kesempatan tersebut, Mendag Tom
juga menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada kepada para Kepala Daerah (Kab./Kota) yang telah bekerja sama dengan baik sehingga target
pembangunan/revitalisasi pasar tahun 2015 telah tercapai.
Â
Sejumlah pasar yang baru saja
diresmikan Presiden Joko Widodo pada pekan lalu yaitu Pasar Raya Amahami di Bima, Nusa Tenggara Barat dan Pasar Doyo Baru di Sentani, Papua. Pada pekan lalu juga dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan Pasar Budaya Mama-Mama dan Youtefa di
Profil Pasar
Pasar Manis berlokasi di Jl. Jend. Gatot Subroto, Purwokerto,
Banyumas. Pasar ini memiliki luas bangunan 2.568 m² di atas lahan
seluas 5.925 m². Dengan telah selesainya revitalisasi tahap 1 ini, Pasar Manis dapat menampung 600 pedagang. Sedangkan 306 pedagang lainnya yang saat ini masih berada di bedeng sementara akan difasilitasi pada revitalisasi tahap 2.
Â
Biaya yang dikeluarkan untuk
revitalisasi Pasar Manis sebesar Rp10 miliar. Pasar Manis diperkirakan beromzet Rp1,8 miliar/bulan atau Rp320.000 per pedagang/hari. Pasar yang beroperasi secara harian ini
memliki 7 kios dan 306 los.
Â
Ketujuh kios tersebut rencananya
dimanfaatkan menjadi 1 kios untuk poliklinik, 1 kios untuk ruang Sekretariat Paguyuban dan delivery order
Paguyuban Pedagang, 1 buah cold storage,
1 buah gudang yang dikelola paguyuban pedagang, 2 buah untuk perbankan, serta 1 buah untuk UMKM. Dengan diketuai Samingun, Paguyuban Pedagang Pasar Manis
berencana membentuk koperasi usaha simpan pinjam, serta usaha delivery order dan pengelolaan cold storage.
Â
Pasar selanjutnya yaitu Pasar
Giwangretno yang berlokasi di Jl. Raya Kebumen, Gombong. Pasar yang dibangun dengan anggaran Rp 10 miliar ini memiliki luas bangunan 3.411 m² di lahan seluas 4.013 m². Dengan jumlah 463 pedagang, pasar ini memiliki 35 unit los dan 73 unit kios. Adapun fasilitas lainnya yang dimiliki pasar harian beromzet Rp3 miliar/bulan ini ialah 1 unit Mushola, 4 WC, dan 1 unit TPS.
Â
Sedangkan pasar terakhir yang
diremikan yaitu Pasar Krendetan yang berlokasi di Jl. Yogya KM 13, Purworejo. Anggaran biaya pembangunan pasar ini sebesar Rp 6 miliar. Pasar yang menampung 285 pedagang ini berdiri di lahan seluas 2.680 m² dengan luas bangunan 5.019
m². Sedangkan, omzet Pasar Krendetan ini ditaksir Rp 1 miliar/bulan. (Biro Humas Kemendag dan Tim PKP Kemkominfo-Humas
Kemensetneg)
Â
Informasi
lebih lanjut hubungi:
Kepala Biro Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: pusathumas@kemendag.go.id  Robert James Bintaryo Plt.
Direktur Logistik dan Sarana Distribusi
Ditjen
Perdagangan Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3858210/021-3858214 Email: robert.james@kemendag.go.id Â