• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. Gambaran Umum Wilayah Penelitian. 4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV. Gambaran Umum Wilayah Penelitian. 4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya

Palangka Raya adalah kota yang menjadi Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, Kota Palangka Raya terletak pada : 113°30′ – 114°07′ Bujur Timur dan 1°35' – 2°24′ Lintang Selatan. Wilayah administrasi Kota Palangka Raya terdiri atas 5 (lima) wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit yang terdiri dari 30 Kelurahan . Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dibagi ke dalam 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit dengan luas masing-masing 117,25 Km2, 583,50 Km2, 352,62 Km2, 572 Km2 dan 1.053,14 Km2.

Palangka Raya adalah kota yang masih cukup muda umurnya di bandingkan kota lain yang menjadi ibukota provinsi. Pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, Lembaran Negara Nomor 53 berikut penjelasannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-undang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 (lima) Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1959 Nomor Des. 52/12/2-206, maka ditetapkanlah pemindahan tempat dan kedudukan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah ke Palangka Raya terhitung tanggal 20 Desember 1959. Selanjutnya, Kecamatan Kahayan Tengah yang berkedudukan di Pahandut secara bertahap

(2)

37   

mengalami perubahan dengan mendapat tambahan tugas dan fungsinya, antara lain mempersiapkan Kotapraja Palangka Raya. Kahayan Tengah ini dipimpin oleh Asisten Wedana, yang pada waktu itu dijabat oleh J. M.Nahan

Peningkatan secara bertahap Kecamatan Kahayan Tengah tersebut dalam rangka pembentukan provinsi dan ibukota provinsi, lebih nyata lagi setelah dilantiknya Bapak Tjilik Riwut sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah pada tanggal 23 Desember 1959 oleh Menteri Dalam Negeri, dan Kecamatan Kahayan Tengah di Pahandut dipindahkan ke Bukit Rawi. Pada tanggal 11 Mei 1960, dibentuk pula Kecamtan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka Raya yang dipimpin oleh J.M. Nahan. Selanjutnya sejak tanggal 20 Juni 1962 Kecamatan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka Raya dipimpin oleh W. Coenrad dengan sebutan Kepala Pemerintahan Kotapraja Administratif Palangka Raya.

Dari sisi populasi, jumlah penduduk kota Palangka Raya sendiri tergolong kota yang tidak pada penduduk. Kota yang memiliki luas 276,851 ha ini hanya memiliki populasi sebanyak 224.663 jiwa, yang mana 51,14% laki-laki dan 48,86 % perempuan. Berdasarkan luas wilayah dibanding dengan jumlah penduduk yang ada, kepadatan penduduk Palangka Raya tergolong jarang, dimana ada hanya sekitar 84 orang per km perseginya. Dari keseluruhan penduduk Palangka Raya, 68,73 % berumur 15 tahun ke atas yang merupakan penduduk usia produktif secara ekonomis.

Tabel 1

Data jumlah Penduduk Palangka Raya Agama & Aliran

Kepercayaan Jumlah Penduduk

(3)

Islam 89 557 85 081 174 638 Kristen 36 912 37 056 73 968 Katolik 2 347 2 262 4 609 Hindu 2 023 2 081 4 104 Budha 247 200 447 Konghucu 13 7 20 Aliran Kepercayaan 1 178 1 172 2 350 Total 132 277 127 859 260 136

Sumber : Buku Palangka Raya Dalam Angka 2010

Penduduk di Palangka Raya sendiri terdiri dari berbagai macam etnis, yaitu Suku Dayak sebagai masyarakat lokal, dan berbagai etnis pendatang lain seperti Suku Banjar, Jawa, Batak, Bugis, Ambon, Padang, dan lain-lain

4.2 Dewan Adat Dayak (DAD)

Dewan ada dayak (DAD) adalah organisasi etnis yang ditujukan untuk masyarakat yang bersuku bangsa Dayak. Organisasi ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan-kebudayaan Dayak yang saat ini berhadap dengan tantangan jaman dan era modern. Organisasi ini tidak hanya berupaya mengupayakan keletarian kebudayaan tidak hanya dari bidang kesenian semata, tetapi kebudayaan dayak secara menyeluruh hingga sampai pada kehidupan masyarakat dayak sehari-hari dan hukum adat.

DAD pertama kali bentuk pada bulan Mei 2001, yang diprakarsai oleh beberapa orang tokoh Dayak yang berasal dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, yang berdomisili di Balikpapan. DAD mulai melakukan berbagai kegiatan yang berupaya untuk melestarikan kebudayaan dayak, namun belum hingga menyeluruh Kalimantan. Pengembangan dan perluasan DAD sendiri terus menerus diupayakan hingga ke

(4)

39   

seluruh kalimantan. Akhirnya pada tahun 2004, DAD di sahkan dalam lingkup seluruh Kalimantan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) Dewan Adat Dayak se Kalimantan (DADK), di Pontianak Kalimantan Barat. Disahkan DAD ini ternyata mempercepat meluasnya keberadaan DAD di Seluruh Kalimantan. Dengan segera kemudian berbagai cabang DAD didirikan di berbagai daerah.

Keberadaan DAD di berbagai daerah di Kalimantan membawa berbagai pergerakan dari masyarakat dayak sendiri dalam berbagai bidang, mulai dari pemberdayaan masyarakat, pendidikan, ekonomi, bahkan pemecahan berbagai konflik dan masalah HAM. Tetapi pergerakan DAD di tiap daerah ini belum menuju gerakan bersama yang benar-benar terkoordinir dan mengarah pada gerakan bersama dengan tujuan bersama yang jelas. DAD di tiap daerah masaiah bergerak dengan berbagai permasalahan yang terjadi di daerah masing-masing dan belum punya gerakan bersama, terutama yang terwujud dalam program bersama. Pada tahun 2006 DAD kembali mengadakan Munas, dengan nama Musyawarah II Dewan Adat Dayak se Kalimantan, dengan salah satu keputusan penting untuk membentuk satu organisasi Dayak lainnya yang memiliki cakupan nasional, yaitu Majelis Adat Dayak Nasional (MADN). Organisasi ini bukanlah organisasi yang kemudian benar-benar terlepas dari DAD sebagai pemprakarsanya. MADN berdiri dengan tujuan untuk mengkoordinasikan keberadaan seluruh lembaga adat dan organisasi masyarakat Dayak yang dalam lingkup nasional. Pada kenyataannya lembaga dan organisasi Dayak, tidak hanya terdapat di Kalimantan, tetapi juga di daerah lain seperti di Jakarta, Jawa tengah, Yogyakarta, dan berbagai kota lain. Organisasi Dayak di luar Kalimantan ini adalah organisasi yang didirikan oleh orang-orang dayak yang tinggal dan berdomisili di luar Kalimantan.

MADN yang terbentuk dari Munas II DADK merupakan lembaga tertinggi dari segi hirarkis di semua Lembaga Adat Dayak yang ada di Kalimantan. MADN menjadi wadah bagi hubungan antara semua DAD se Kalimantan dan Lembaga Adat lainnya Di kalimantan Tengah sendiri Lembaga

(5)

Ada Dayak memiliki hirarki, yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No. 16 Tahun 2008, pasal 4. Hirarki tersebut adalah :

1. Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) adalah lembaga adat tingkat nasional yang bertugas sebagai lembaga koordinasi, sinkronisasi, komunikasi, pelayanan, pengkajian, wadah menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan semua tingkat Lembaga Adat Dayak.

2. Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah merupakan Lembaga Adat Dayak tingkat Provinsi, bertugas melaksanakan program kerja dari MADN, menjalankan fungsi koordinasi dan supervisi terhadap seluru Dewan Adat Dayak kabupaten/Kota di wilayah Kalimantan Tengah.

3. Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten/Kota adalah Lembaga Adat Dayak tingkat Kabupaten/Kota, bertugas melaksanakan program kerja dari Dewan Adat Dayak tingkat Provinsi, menjalankan fungsi koordinasi dan supervisi terhadap seluruh Dewan Adat tigkat Kecamatan dan Lembaga Kedemangan di wilayahnya.

4. Dewan Adat Dayak (DAD)Kecamatan adalah Lembaga Adat Dayak di tingkat Kecamatan, bertugas melaksanakan program kerja dari Dewan Adat Dayak kabupaten/Kota, menjalankan fungsi koordinasi dan supervisi terhadap seluru Dewan Adat Dayak tingkat Desa dan Kelurahan; Kedamangan dipimpin oleh seluruh Dewan Adat Dayak tingkat Desa/Kelurahan sebagai Ketua Kerapatan Mantir/Let Perdamaian Adat tingkat Kecamatan.

5. Dewan Adat Dayak (DAD) Desa/Kelurahan adalah Lembaga Adat Dayak tingkat Desa/Kelurahan, bertugas melaksanakan program kerja DAD tingkat Kecamatan; Kerapatan Mantir/Let Perdamaian Adat Desa/Kelurahan.

(6)

Gambar 2

Struktur Lembaga Adat Dayak

41   

       

4.3 Musyawarah Penolakan FPI

Penolakan FPI di Palangka Raya pertama kali berawal bukan pada tataran masyarakat biasa. Penolakan ini berawal dari info tentang akan akan didirikan dan diresmikannya pendirian FPI Cabang Kalimantan Tengah di Palangka Raya pada tanggal 11 Februari 2012. Info ini bersumber dari Komunitas Intelejen Daerah (KOMINDA) cabang Kalimantan Tengah. Info ini kemudian di teruskan ke KESBANGPOLINMAS Kalimantan Tengah1.

Bersama dengan KESBANGPOLIMAS, KOMINDA kemudian mengadakan pertemuan dengan berbagai kelompok masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di kalimantan tengah pada tanggal 9 Februari 2012. Pada

 

1  Hasil dari wawacancara dengan Yansen Binti, Ketua Gerakan Pemuda Dayak Indonesia (GPDI), 

organisasi binaan dari DAD. Penuturan Yansen Binti kemudian Dibenarkan oleh Sabran Achmad, 

Ketua DAD Kalimantan Tengah. 

MAJELIS ADAT DAYAK NASIONAL

DEWAN ADAT DAYAK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DEWAN ADAT DAYAK PROVINSI Kabupaten/Kota

DEWAN ADAT DAYAK PROVINSI Kecamatan

DEWAN ADAT DAYAK PROVINSI Desa/Kelurahan

Kedamangan dan Kerapatan 

Mantir Perdamaian Adat 

Kecamatan  Kerapatan Mantir Perdamaian Adat  Desa/Kelurahan  Garis  hitam           : Hubungan Koordinasi Garis Putus‐putus   : Hubungan Hirarki  

(7)

pertemuan ini tercatat dihadiri seluruh kelompok dan tokoh yang ada di Palangka Raya, dari semua kelompok etnis, agama, dan kelompok masyarakat lainnya. Salah satu organisasi yang diundang dan ikut dalam pertemuan tersebut adalah MADN, yang kemudian di wakili oleh DAD Kalimantan Tengah. Tujuan dari pertemuan ini adalah memberikan info terkait kegiatan peresmian FPI Cabang Palangka Raya dan semua kelompok dimintai pandangannya.

Pada pertemuan tersebut setiap kelompok kemudian menyampaikan pandangannya terkait info yang telah diberikan. Setelah satu persatu pihak yang ikut dalam pertemuan tersebut, kemudian didapatkan kesimpulan bahwa setiap pihak yang hadir belum merasa bahwa FPI berdiri di Kalimantan Tengah, khususnya di Palangka Raya. Pernyataan yang dikeluarkan tersebut di dasari alasan bahwa FPI adalah organisasi yang kerap menggunakan kekerasan di tengah masyarakat. Semua pihak yang hadir dalam pertemuan itu khawatir dengan masuknya FPI di Kalimantan Tengah akan merusak kerukunan masyarakat dan antar umat beragama yang sudah terjalin dengan baik.

Keesokan harinya, DAD Kalimantan Tengah dan MADN mengadakan rapat Pleno yang berlokasi Rumah Betang di Sekretarian MADN/DAD yang kebetulan berada di area komplek kantor Gubernur Kalimantan Tengah. Ada beberapa agenda yang dibicarakan dalam rapat tersebut, salah satunya agenda utama adalah persiapan peresmian organisasi Dayak baru yang bernama Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (BATAMAD). Sementara itu, hasil pertemuan yang diadakan KESBANGPOLINMAS hanyalah info pada akhir rapat dan direncanakan sebagai agenda untuk rapat pleno selanjutnya.

Di saat rapat sedang berlangsung, secara mendadak ada massa yang datang dan berkumpul Betang. Massa yang datang ternyata adalah masyarakat Dayak yang tidak hanya datang dari Palangka Raya, tetapi juga dari daerah-daerah di sekitarnya. Masyarakat tersebut berkumpul di luar rencana dan tanpa undangan. Kebanyakan datang karena mobilisasi dan info melalui sms dan info dari mulut ke mulut. Massa yang berjumlah lebih dari seratus (100) orang ini kemudian

(8)

menanyakan apakah benar pada tanggal 11 akan diadakan pelantikan pengurus dan peresmian FPI Cabang Kalimantan Tengah di Palangka Raya.

Gambar/Foto 3 dan 4

Situasi pada saat massa datang ke kesekretariatan MADN/DAD

43   

Gambar/Foto 4

Sumber : Dayan, 10 februari 2012 Sumber : Dayan, 10 februari 2012

(9)

Pihak MADN/DAD membenarkan info yang massa tanyakan. Jawaban tersebut membuat massa menjadi riuh dan mulai bangkit emosinya. Bahkan massa sempat mengekspresikan emosinya dengan menari-nari dan memainkan alat musik yang memang sengaja di bawa. Melihat keadaan ini maka kemudian rapat pleno dihentikan dan MADN, melalui DAD, mengadakan musyawarah bersama masyarakat yang sudah hadir di rumah betang. Hal ini dilakukan agar dapat menampung pendapat dan aspirasi masyarakat Dayak yang sudah hadir pada saat itu2. DAD langsung membuka rumah Betang dan mempersilahkan massa yang sudah hadir untuk masuk. Seketika saat itu juga ruma betang menjadi penuh dan bahkan ada banyak orang yang tidak bisa masuk ke dalam rumah betang.

Gambar/Foto 5

Kondisi diluar Betang saat musyawarah dimulai

       

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

 

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

(10)

Gambar/Foto 6

Pihak DAD sedang menyampaikan sambutan kepada masyarakat yang hadir dalam msuyawarah

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

Pada pelaksanaan musyawarah mendadak tersebut, DAD memberikan info yang sebenarnya mulai terkait info pelantikan pengurus dan peresmian FPI di Palangka Raya, serta pertemuan yang diselengggarakan oleh KESBANGPOLINMAS. Selesai memberikan info, DAD memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada massa untuk berbicara dan memberikan pendapat dan menyampaikan aspirasinya.

Hasil dari musyawarah mendadak yang diadakan oleh DAD akhirnya tetap sama dengan hasil yang didapat dari pertemuan yang diselengarakan KESBANGPOLINMAS. Masyarakat dayak yang ikut musyawarah di Betang menolak kehadiran FPI di Kalimantan Tengah, khususnya di Palangka Raya. FPI dianggap sebagai organisasi yang menggunakan kekerasan. Kehadiran FPI yang merupakan organisasi yang dekat dengan label kekerasan membuat masyarakat yakin bahwa kehadiran FPI hanya akan merusak kerukunan yang sudah ada.

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

45   

(11)

Masyarakat menolak kehadiran FPI karena mereka merasa kearifan lokal yang ada, yang di kemas dengan semboyan “budaya betang” sudah cukup baik menciptakan kerukunan. Budaya huma betang (rumah panjang) adalah budaya hidup rukun yang diangkat dari budaya dayak. Pada zaman dulu orang dayak tinggal di rumah panjang secara komunal. Meskipun didalamnya terdapat perbedaan secara ekonomi, status sosial, atau bahkan kepercayaan, penghuninya tetap rukun dan hidup dengan solidaritas. Budaya inilah yang kemudian dan dikembangkan di Kalimantan Tengah, termasuk di Palangka Raya. Kerukunan yang di dasarkan pada pemahamn inilah yang dikhawatirkan akan rusak dengan kehadiran FPI.

Masyarakat Dayak yang hadir tidak hanya sampai pada kesepakatan untuk menolak kehadiran FPI. Pada penghujung musyawarah, DAD diminta untuk membuat surat pernyataan sikap dan pers release terkait kesepakatan yang dibuat dalam musyawarah. Surat pernyataan dalam pers release tersebut memuat 16 point yang berisi tentang kronologis pembuatan surat tersebut dan point yang memuat tentang pernyataan Penolakan FPI oleh DAD atas nama masyarakat Dayak di Palangka Raya dan sekitarnya

(12)

Gambar/Foto 7

Pihak DAD Membacakan Surat Pernyataan Hasil Musyawarah

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

Gambar/Foto 8,9 dan 10

47   

(13)

Surat Pernyataan Sikap Menolak Kehadiran FPI di Kalimantan Tengah

Gambar/Foto 9

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

(14)

Gambar/Foto 10

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

 

49   

Referensi

Dokumen terkait

Isolat bakteri yang diperoleh dari kultur dalam media Nutrient agar dan CMC kemudian dilakukan identifikasi secara mikroskopis untuk mengetahui karakter sel

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Istana Maimun layak untuk dikonservasi, untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai Istana Maimun yang

Berdasarkan masalah tersebut diatas dan setelah dianalisa dapat disimpulkan bahwa: Tingkat ekonomi orang tua SDN Bajeman 2 desa Tragah Bangkalan berada pada interprestasi

Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data

Di bottom line, perseroan hanya mengalami kenaikan laba bersih tipis 1,3% mencapai Rp.3,25 triliun dari periode yang sama 2010 sebesar Rp.3,21 triliun.. Pertumbuhan laba yang tipis

Kita muncul dengan oke apa yang bisa diperas dari calon jamaah, dia kan tidak pakai apa-apa selain baju ihramnya dia, dia cuma punya ihram?. Jadi, ihramnya dipelintir

Sehubungan dengan penelitian ini, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika yang menggunakan konsep dasar matematika terhadap

Promosi jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan kerja artinya perubahan nilai Promosi jabatan mempunyai pengaruh searah terhadap perubahan Kepuasan