• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak : Put.37984/PP/M.II/16/2012. Jenis Pajak : PPN. Masa/Tahun Pajak : 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak : Put.37984/PP/M.II/16/2012. Jenis Pajak : PPN. Masa/Tahun Pajak : 2008"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor

: Put.37984/PP/M.II/16/2012

Jenis Pajak : PPN

Masa/Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi atas Pajak Masukan sebesar Rp250.000.000,00, yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

Menurut Terbanding : bahwa kontribusi yang diberikan oleh PT. Pura Golden Lion kepada Pemohon Banding masih perlu dipertanyakan karena berdasarkan agreement PT. Pura Golden Lion bertugas mencari pelanggan bagi Pemohon Banding, namun kenyataannya pelanggan Pemohon Banding sebagian besar masih pelanggan yang sama (pelanggan lama) dan tidak ada penambahan pelanggan baru yang berarti;

Menurut Pemohon Banding

: bahwa Faktur Pajak Masukan dari PT. Pura Golden Lion sebesar Rp250.000.000,00 yang menjadi sengketa merupakan Faktur Pajak Masukan yang diterbitkan pada Masa Pajak Oktober 2008 tetapi baru dikreditkan oleh Pemohon Banding pada Masa Pajak November 2008 karena Pemohon Banding terlambat menerima Faktur Pajak dari pelanggan;

Menurut Majelis : bahwa Pemeriksa melakukan koreksi atas Pajak Masukan atas imbalan jasa yang diberikan oleh Pemohon Banding kepada PT Pura Golden Lion yang dapat diperhitungkan sebesar Rp 250.000.000,00 atas kewajiban Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP untuk Masa Pajak Januari s.d Desember 2007 ;

bahwa atas imbalan jasa yang diberikan oleh Pemohon Banding kepada PT Pura Golden Lion tersebut tidak dapat diyakini apakah komisi penjualan tersebut benar-benar merupakan pengeluaran yang langsung berhubungan dengan dengan kegiatan usaha yaitu untuk kegiatan-kegiatan produksi, distribusi, pemasaran dan manajemen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 42 Tahun 2009;

bahwa di samping itu diketahui bahwa Pajak Masukan dari PT Pura Golden Lion Nomor seri Faktur Pajak 01.000-08.00000012 tanggal 31 Oktober 2008 dengan PPN sebesar Rp 250.000.000,00 tidak terdapat dalam data portal DJP aplikasi PKPM. Hal ini dapat dikatakan bahwa Pajak Masukan tersebut tidak diakui sebagai Pajak Keluaran dalam SPT Lawan transaksi. Dengan demikian Pajak Masukan tersebut tidak dapat diyakini untuk dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan bagi Pemohon Banding;

bahwa dengan demikian Pajak Masukan berupa Komisi Penjualan sebesar Rp 250.000.000,00 tersebut tidak dapat dikreditkan sesuai dengan Pasal 9 ayat (8) huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir

(2)

dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 beserta Penjelasannya;

bahwa menurut Terbanding, Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan dari PT Pura Golden Lion sebesar Rp250.000.000,00 dengan alasan Pajak Masukan tersebut tidak berhubungan dengan kegiatan usaha dengan pemikiran bahwa komisi penjualan tersebut menurut Terbanding tidak diperlukan dengan alasan:

1. Untuk Penjualan Ekspor, Pemohon Banding telah menggunakan perusahaan induk untuk mencari pelanggan, sementara untuk Penjualan Lokal, customer Pemohon Banding sebagian besar masih sama atau tidak ada penambahan customer baru, sehingga Terbanding tidak melihat adanya kontribusi dari Komisi Penjualan tersebut,

2. Jumlah Komisi Penjualan yang diberikan tidak berdasarkan volume penjualan, 3. Komisi Penjualan diberikan pada saat kegiatan penagihan, dimana menurut

Terbanding kegiatan penagihan tersebut dapat dilakukan sendiri oleh Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding sebesar Rp250.000.000,00 atas imbalan jasa kepada PT Pura Golden Lion dengan alasan sebagai berikut :

bahwa berdasarkan Pasal 9 ayat (8) huruf b Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dinyatakan sebagai berikut :

Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan menurut cara sebagaimana diatur dalam ayat (2) bagi pengeluaran perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha;

bahwa kemudian dalam penjelasan Pasal 9 ayat (8) huruf b UU PPN tersebut dijelaskan bahwa :

Yang dimaksud dengan pengeluaran yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha adalah pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan produksi, distribusi, pemasaran, dan manajemen. Ketentuan ini berlaku untuk semua bidang usaha;

bahwa menurut Pemohon Banding, koreksi Pajak Masukan sebesar Rp250.000.000,00 merupakan koreksi Pajak Masukan atas pembayaran Komisi Penjualan Staple Fibre dan Sodium Sulphate kepada PT. Pura Golden Lion, yang menurut Pemohon Banding masih berhubungan langsung dengan kegiatan usaha Pemohon Banding;

bahwa menurut Terbanding, terkait dengan pernyataan Pemohon Banding bahwa kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pura Golden Lion merupakan kegiatan pemasaran, Terbanding menyatakan belum melihat adanya kontribusi pemasaran yang diberikan oleh PT. Pura Golden Lion kepada Pemohon Banding sehingga PT. Pura Golden Lion layak mendapatkan imbalan sebesar Rp250.000.000,00;

(3)

bahwa menurut Pemohon Banding, sebenarnya tidak ada larangan dari sisi juridis fiskal yang melarang bahwa apabila suatu perusahaan menyerahkan kepada pihak ketiga kegiatan-kegiatan sebagai berikut: mencari pelanggan baru, memberikan saran batas kredit kepada pelanggan, mengurus pembukuan, membuat kontrak penjualan, mengatur/menangani transaksi penjualan sehari-hari, mengatur rencana produksi dan rencana pengiriman barang, serta membantu menagih piutang kepada pelanggan. Bahwa kemudian pilihan untuk melakukan suatu kegiatan bisnis dengan menggunakan agen penjualan pada hakikatnya merupakan pilihan bisnis yang didasarkan atas pertimbangan kelaziman praktek bisnis pada umumnya dan seharusnya Pihak Terbanding tidak dapat mengatur apakah Pemohon Banding boleh atau tidak menggunakaan agen penjualan, sepanjang kewajiban perpajakan atas transaksi tersebut telah dijalankan sesuai ketentuan yang berlaku;

bahwa penunjukan PT Pura Golden Lion sebagai agen penjualan Pemohon Banding berdasarkan atas perjanjian Commission Agent Agreement tanggal 24 Agustus 1990 yang kemudian diubah pada tanggal 26 Agustus 1999;

bahwa menurut Terbanding, berdasarkan agreement antara Pemohon Banding dengan PT. Pura Golden Lion disebutkan bahwa PT. Pura Golden Lion berpengalaman dan profesional yang tugasnya termasuk:

- Mencari pelanggan baru baik dalam maupun luar negeri,

- Memperluas, menjaga pelanggan yang sudah ada dan nilai penjualannya, - Memberi saran untuk pemberian batas kredit pembelian kepada pelanggan,

- Mengurus pembukuan serta membuat kontrak penjualan, pengiriman barang (delivery order) dari PT. XXX kepada pelanggan,

- Mengatur/menangani transaksi penjualan sehari-hari,

- Mengatur rencana produksi dan rencana pengiriman dengan PT. XXX untuk penjualan domestik dan ekspor,

- Membantu menagih piutang ke pihak pelanggan;

bahwa keputusan penggunaan agen penjualan pada dasarnya memberikan manfaat bagi Pemohon Banding dimana Pemohon Banding dapat memanfaatkan jaringan pemasaran, pengalaman dan hubungan baik yang dimiliki oleh agen penjualan dengan pelanggan pelanggan dari Pemohon Banding dengan tujuan untuk mempertahankan dan memperluas pasar bagi Pemohon Banding, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.

bahwa di dalam surat bandingnya, Pemohon Banding telah menyampaikan penunjukkan PGL sebagai agen penjualan didasarkan atas perjanjian Commission Agent Agreement yang sah yang telah dibuat pada tanggal 24 Agustus 1990 yang kemudian diubah lagi pada tanggal 26 Agustus 1999. Dalam perjanjian tersebut disebutkan lingkup kerja yang dilakukan agen penjualan (PGL) yaitu berkaitan dengan fungsi sebagai agen penjualan dan pemasaran;

bahwa menurut Pemohon Banding keberhasilan Pemohon Banding dalam bisnis serat viscose dapat dilihat dari tingginya volume penjualan Pemohon Banding di Tahun 2008 yaitu sebesar 227 kilo ton atau senilai USD 342 juta ditambah dengan penjualan di pasar ekspor, hal tersebut menunjukkan keberhasilan bisnis model yang diadopsi

(4)

oleh Pemohon Banding di mana hanya menggunakan tim kecil marketing (terdiri dari Direktur Penjualan dan 2 orang sales administrator) serta didukung oleh Regional Sales Office Lenzing di Hongkong, India, Austria dan USA. Namun demikian hal tersebut masih membutuhkan dukungan dalam operasional sehari-hari dalam rangka memenuhi permintaan konsumen Pemohon Banding, di mana fungsi tersebut dijalankan oleh agen penjualan;

bahwa Indonesia sebagai salah satu pasar penting bagi Pemohon Banding, di mana untuk dapat melayani pasar dan konsumen di Indonesia tidak hanya dibutuhkan produk serat viscose yang berkualitas namun juga membutuhkan dukungan dari para ahli (expertise) di bidang tersebut, karena itulah Pemohon Banding telah menjalin kerja sama dengan PT Pura Golden Lion sejak awal Tahun 1990 dengan menunjuk PT Pura Golden Lion sebagai agen tunggal di Indonesia untuk semua produk-produk Pemohon Banding;

bahwa sebagai hasil dari kerja sama tersebut adalah Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu pasar terbesar serat viscose di dunia yang kemudian mendukung pertumbuhan serta memperkuat sektor industri tekstil di Indonesia sebagai salah satu produsen tekstil utama di dunia;

bahwa sebagai gambaran dari tugas-tugas PT. Pura Golden Lion sebagai agen penjualan adalah sebagai berikut :

- Melakukan evaluasi atas permintaan dan supply rayon staple fibre dan harga, - Melakukan riset dan analisa atas pelanggan dan calon pelanggan (latar belakang

pelanggan, mesin-mesin pemintalan pelanggan, kualitas hasil produksi pelanggan, pembeli produk-produk pelanggan),

- Mencari dan mendapatkan pelanggan-pelanggan baru termasuk seleksi calon pelanggan, membuat penawaran rayon fibre via telepon, fax, atau email, menerima dan memfollow up permintaan dari konsumen via telepon, fax atau email,

- Bersama-sama dengan PT XXX menetapkan berapa besar quantity yang akan dialokasikan di pasaran lokal maupun ekspor,

- Menjaga dan melayani pelanggan termasuk membuat penawaran rayon fibre via telepon, fax, email, kunjungan ke pelanggan, membuat kontrak penjualan rayon fibre, melakukan koordinasi dengan PT XXX atas rencana produksi rayon fibre setiap bulan, mengatur pengiriman rayon fibre kepada pelanggan, mengatur pengiriman faktur pajak, packing list & surat jalan, memonitor dan menagih pembayaran, menanggapi klaim & retur barang,

- Melakukan kunjungan ke pelanggan secara rutin,

- Bersama-sama melakukan implementasi dalam membangun suatu sistem data base dan jaringan telpon terpadu,

- Melakukan rapat kerja dengan PT XXX secara berkala untuk memberikan informasi, saran maupun untuk mendiskusikan serta mencarikan jalan keluarnya dari suatu masalah yang dihadapi;

bahwa berdasarkan perjanjian tersebut dapat dibuktikan bahwa jasa yang diberikan PT Pura Golden Lion adalah berkaitan dengan aspek pemasaran atas produk-produk yang dihasilkan oleh Pemohon Banding, sehingga dengan demikian jasa yang diberikan oleh PT Pura Golden Lion sesuai dengan penjelasan atas Pasal 9 ayat (8) huruf b UU

(5)

PPN, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jasa tersebut berkaitan langsung dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh Pemohon Banding;

bahwa Perjanjian Kerjasama yang telah dibuat antara Pemohon Banding dengan PGL tentang komisi agen (Commission Agent Agreement) yang masih berlaku hingga saat ini adalah sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, yang dikenal dengan prinsip hukum yakni "Pacta Sunt Servada" yang artinya bahwa "Semua Perjanjian yang dibuat oleh para pihak secara sah harus ditaati dan berlaku sebagai Undang Undang";

bahwa mengingat faktanya bahwa pembayaran komisi kepada PGL sebagai imbalan atas balas jasa yang selama ini PGL berikan, telah membantu Pemohon Banding dalam mencari dan membentuk jaringan pemasaran untuk produk produknya khususnya di pasaran domestik (Indonesia), sehingga pembayaran komisi tersebut merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan Pemohon Banding, sehingga sebaliknya bukan merupakan biaya/pengeluaran yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha sebagaimana telah disalahdalilkan oleh Terbanding, sehingga alasan koreksi Terbanding sangat tidak beralasan, tidak seharusnya dikoreksi dan tidak selayaknya dipertimbangkan aqou dalam permohonan banding Pemohon Banding.

bahwa transaksi biaya komisi penjualan ke PGL ini diketahui sudah dicatat sebagai pendapatan usaha bagi PGL dalam pembukuannya tiap tahun, dan atas pendapatan usaha yang diperoleh PGL sudah dilaporkan dan telah memenuhi kewajiban perpajakannya. Dalam hal ini bahwa transaksi biaya komisi atau pendapatan komisi bagi Pemohon Banding dan/atau PGL telah dilaksanakan dengan wajar dan dengan itikad yang baik. Dan transaksi ini telah memenuhi prinsip yang berlaku secara universal, yakni biaya yang dapat dikurangkan bagi satu pihak, maka akan menjadi pendapatan usaha bagi pihak lainnya, ini yang lebih dikenal dengan prinsip "deductibility, taxability";

bahwa transaksi pembayaran komisi kepada PGL, yang sudah timbul sejak dahulu hingga sekarang (sudah berlangsung hampir 27 tahun lamanya), bahwa atas pembayaran komisi oleh Pemohon Banding tersebut dimana pada saat pemeriksaan pajak tahun tahun sebelumnya serta bulan bulan sebelumnya tidak pernah dilakukan koreksi Pajak Masukan-nya oleh pemeriksa pajak. Menurut Pemohon Banding, pendapat pemeriksa pajak Pemohon Banding sebelumnya sudah benar dan sesuai dengan ketentuan perpajakan dan fakta fakta yang ada sebagaimana telah Pemohon Banding uraikan dan jelaskan dalam paragraf diatas;

bahwa menurut Pemohon Banding, besarnya komisi yang dibayarkan kepada PT. Pura Golden Lion dihitung berdasarkan volume penjualan;

bahwa menurut Terbanding, di dalam agreement Pemohon Banding memang disebutkan bahwa jumlah yang dibayarkan kepada PT. Pura Golden Lion adalah 1,5% dari penjualan, namun jika persentase tersebut tidak matching dengan data penjualan yang diberikan oleh Pemohon Banding;

(6)

bahwa menurut Pemohon Banding, di dalam agreement telah disebutkan bahwa besarnya komisi yang dibayarkan adalah 1,5%;

bahwa menurut Pemohon Banding, di dalam kerangka transaksi tersebut biasanya dilakukan estimasi untuk setiap bulan dan pada akhir tahun baru disesuaikan untuk mengetahui jumlah penjualan yang sebenarnya;

bahwa menurut Pemohon Banding, pemasaran tidak harus ditunjukkan dengan penambahan pembeli tapi juga bisa dilihat dari volume yang dibeli oleh pelanggan yang dimaksud;

bahwa menurut Pemohon Banding, jumlah komisi yang dibayarkan setiap bulannya nilainya bisa bulat atau tidak karena nilai tersebut hanyalah estimasi yang nantinya akan disesuaikan pada akhir tahun;

bahwa menurut Pemohon Banding, jumlah sebesar Rp250.000.000,00 merupakan 1,5% dari estimasi penjualan yang akan disesuaikan pada akhir tahun;

bahwa menurut Pemohon Banding, PT. Pura Golden Lion melakukan penagihan kepada Pemohon Banding melalui invoice setiap bulan dan setiap tiga bulan dilakukan rekonsiliasi;

bahwa atas pertanyaan Majelis, apakah besarnya persentase pembayaran setiap bulan selalu sama, Pemohon Banding menyatakan persentase pembayaran setiap bulan tidak selalu sama, dimana di dalam agreement disebutkan untuk menutup pengeluaran PT. Pura Golden Lion maka pembayaran Ad hoc akan diberikan setiap bulan;

bahwa menurut Pemohon Banding, Faktur Pajak Masukan dari PT. Pura Golden Lion sebesar Rp250.000.000,00 yang menjadi sengketa merupakan Faktur Pajak Masukan yang diterbitkan pada Masa Pajak Oktober 2008 tetapi baru dikreditkan oleh Pemohon Banding pada Masa Pajak November 2008 karena Pemohon Banding terlambat menerima Faktur Pajak dari pelanggan;

bahwa menurut Pemohon Banding, untuk Faktur Pajak Masukan dari PT. Pura Golden Lion untuk Masa Pajak September 2008 dan dikreditkan pada Masa Pajak Oktober 2008 tidak dikoreksi oleh Terbanding;

bahwa menurut Pemohon Banding, di dalam agreement disebutkan dasar pemberian komisi tidak termasuk jika ada pelanggan yang tidak membayar, sehingga pemberian komisi memang berdasarkan aktual pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan; bahwa menurut Pemohon Banding, PT. Pura Golden Lion melakukan beberapa kegiatan bagi Pemohon Banding termasuk mencari pelanggan untuk Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan Pasal 9 ayat (8) huruf (b) UU PPN disebutkan:

"Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan menurut cara sebagaimana diatur dalam ayat (2) bagi pengeluaran untuk: (b) perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha";

(7)

bahwa kemudian dalam penjelasan atas Pasal tersebut dijelaskan:

“Yang dimaksud dengan pengeluaran yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha adalah pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan produksi, distribusi, pemasaran, dan manajemen. Ketentuan ini berlaku untuk semua bidang usaha”;

bahwa menurut Pemohon Banding, kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pura Golden Lion merupakan kegiatan pemasaran sehingga masuk dalam kategori pengeluaran yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha;

bahwa atas pertanyaan Majelis, apa wujud nyata dari kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pura Golden Lion yang dinikmati oleh Pemohon Banding, Pemohon Banding menyatakan kontribusi yang diberikan oleh PT. Pura Golden Lion dapat dilihat dari fluktuasi penjualan terhadap klien-klien yang berasal dari hasil pemasaran yang dilakukan oleh PT. Pura Golden Lion;

bahwa menurut Pemohon Banding, kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pura Golden Lion sebagai agen penjualan adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Melakukan evaluasi atas permintaan dan Supply Rayon Staple Fible dan harga, 2. Melakukan riset dan analisa atas pelanggan dan calon pelanggan (latar belakang

pelanggan, mesin-mesin pemintalan pelanggan, kualitas hasil produksi pelanggan, pembeli produk-produk pelanggan),

3. Mencari dan mendapatkan pelanggan-pelanggan baru termasuk seleksi calon pelanggan, membuat penawaran Rayon Fibre via Telepon, fax, atau email, menerima & mem-followup permintaan dari konsumen via telepon, fax, atau email,

4. Bersama-sama dengan Pemohon Banding menetapkan berapa besar quantity yang akan di alokasikan di pasaran lokal maupun ekspor,

5. Menjaga dan melayani pelanggan termasuk membuat penawaran Rayon Fibre via telepon, fax, email, kunjungan ke pelanggan, membuat kontrak Penjualan Rayon Fibre, melakukan koordinasi dengan Pemohon Banding atas rencana produksi

Rayon Fibre setiap bulan, mengatur pengiriman Rayon Fibre kepada pelanggan, mengatur pengiriman faktur pajak, Packing List & surat jalan, memonitor dan menagih pembayaran, menanggani klaim & retur barang,

6. Melakukan kunjungan ke pelanggan secara rutin,

7. Bersama-sama melakukan implementasi dalam membangun suatu sistem database & jaringan telpon terpadu,

8. Melakukan Rapat Kerja dengan Pemohon Banding secara berkala untuk memberikan informasi, saran maupun untuk mendiskusikan serta mencarikan jalan keluarnya dari suatu masalah yang dihadapi;

bahwa berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan agen penjualan (PGL) adalah berhubungan langsung dengan kegiatan usaha Pemohon Banding;

bahwa Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PT. Pura Golden Lion atas jasanya kepada Pemohon Banding telah memenuhi syarat formal sesuai dengan Pasal 13 ayat (5) UU PPN;

(8)

bahwa kewajiban-kewajiban perpajakan atas Faktur Pajak tersebut telah pula dilaksanakan yang dapat dibuktikan dengan telah dilaporkannya Faktur Pajak tersebut oleh PT Pura Golden Lion di dalam SPT Masa PPN-nya dan telah pula dilakukan pembayaran;

bahwa Pemohon Banding melampirkan SPT PPN Masa PT PGL masa pajak Oktober 2008 serta bukti penerimaan dari Kantor Pajak, sebagai bukti bahwa atas faktur pajak tersebut telah dibayarkan dan dilaporkan oleh pihak lawan transaksi;

bahwa berdasarkan alasan-alasan yang Pemohon Banding sampaikan tersebut Majelis berpendapat bahwa imbalan jasa yang diberikan oleh Pemohon Banding kepada PT Pura Golden Lion berupa komisi penjualan merupakan merupakan pengeluaran untuk kegiatan pemasaran sehingga masuk dalam kategori pengeluaran yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha sesuai dengan Pasal 9 ayat (8) huruf (b) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPn/BM dan Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PT Pura Golden Lon telah memenuhi syarat formal dan material penerbitan Faktur Pajak sehingga Faktur Pajak tersebut dapat dikreditkan;

bahwa oleh karena itu berdasarkan hasil pemeriksaan dan pembuktian tersebut, Majelis berpendapat bahwa terdapat bukti yang mendukung alasan Pemohon Banding atas sengketa Koreksi atas Pajak Masukan sebesar Rp250.000.000,00, dan sesuai dengan dengan Pasal 9 ayat (8) huruf (b) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPn/BM, demikian Majelis berkesimpulan bahwa atas Koreksi atas Pajak Masukan sebesar Rp250.000.000,00, tidak dapat dipertahankan.

Menimbang : - bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak - bahwa dalam perkara banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi

Administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya

- bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan Majelis berkesimpulan terdapat cukup bukti untuk mengabulkan permohonan banding Pemohon Banding sehingga Pajak Masukan Masa Pajak November 2008 yang dapat Diperhitungkan atas nama Pemohon Banding dihitung kembali sebagai berikut :

Pajak Masukan menurut Keputusan Terbanding Rp18.067.514.837,00

Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp 250.000.000,00

Pajak Masukan menurut Majelis Rp18.317.514.837,00

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini

(9)

Memutuskan : Mengabulkan seluruh permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-452/WPJ.07/2010 tanggal 30 April 2010, mengenai keberatan atas Surat Ketetapan Pajak SKPLB) PPN Masa Pajak November 2008 Nomor: 00218/407/08/052/09 tanggal 15 Desember 2009 atas nama: PT. XXX, sehingga penghitungan pajak menjadi sebagai berikut :

PPN yang harus dipungut/dibayar sendiri Rp 8.225.824.633,00

Pajak Masukan yang dapat Diperhitungkan Rp18.317.514.837,00

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan, karena Putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu Koreksi Pajak Masukan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Juli 2012

bahwa melihat bukti-bukti, dokumen, dan fakta-fakta hukum dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa banding Pemohon Banding atas koreksi Terbanding berupa Pajak Masukan

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu koreksi Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp619.239.996.597,00, yang tidak disetujui oleh Pemohon

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan uji bukti yang telah dilakukan, terhadap dokumen yang diberikan Pemohon Banding untuk Koreksi Faktur Pajak Masukan Masa Pajak Februari 2012

bahwa terkait alasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa kaolin tidak termasuk barang yang atas penyerahannya terutang Pajak Pertambahan Nilai, Majelis berpendapat bahwa sengketa

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding mengajukan banding atas koreksi Pajak Masukan sebesar Rp.24.896.961,00 dengan alasan Pajak Masukan yang telah Pemohon Banding

Bahwa alasan-alasan peninjauan kembali tersebut tidak dapat dibenarkan, karena pertimbangan hukum dan Putusan Pengadilan Pajak yang menolak Permohonan Banding Pemohon Banding