• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PROGRAM IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PROGRAM IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PROGRAM

IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

PEMBERDAYAAN PETANI

MELALUI PENINGKATAN PEMAHAMAN BUDIDAYA PADI ORGANIK

UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

Oleh :

H. D.Yadi Heryadi, Ir.,M.Sc (0426046301)

Hj. Betty Rofatin, Ir.,MP ( 0420016001)

UNIVERSITAS SILIWANGI

2017

(2)
(3)
(4)

DAFTAR ISI Judul Hal HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... ii RINGKASAN... iii BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi... 01 1.2 Permasalahan Mitra ... 02

BAB 2 TARGET DAN LUARAN 05 BAB 3 METODE PELAKSANAAN 05 3.1 Permasalahan Mitra dan Solusi Yang Ditawarkan... 05

3.2 Metode Inventarisasi dan Penentuan Permasalahan Prioritas... 06

3.3 Metode dan Solusi Yang Ditawarkan... 06

3.4 Rencana dan Tahap Kegiatan... 07

BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1 Kinerja LPPM dalam PPM... 09

4.2 Kepakaran Pengusul... 09

BAB 5 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 5.1 Anggaran Biaya... 10

5.2 Jadwal Kegiatan... 10

DAFTAR PUSTAKA... 11

LAMPIRAN... Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian... 12

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota pengusul... 14

Lampiran 3. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada Mitra... 20

Lampiran 4. Peta Lokasi Wilayah Kedua Mitra... 21 Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari kedua

Mitra...

22 Lampiran 6.PPM Unit Kerja dan Dosen dengan Sumber Dana Internal 24 Lampiran 7.PPM Unit Kerja dan Dosen dengan Sumber Dana Eksernal 26

(5)

RINGKASAN

Kabupaten Tasikmalaya merupakan wilayah yang sebagian besar merupakan wilayah agraris yang pembangunannya bertumpu pada sektor pertanian dan merupakan wilayah sentra produksi padi di Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini diharapkan sebagai sentra produksi padi dengan produktivitas dan produksi yang tinggi untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Pengembangan pertanian padi SRI organik adalah salah satu yang dapat dilakukan untuk maksud tersebut. Pertanian padi SRI organik selain dapat meningkatkan produktivitas juga dapat menunjang pembangunan pertanian yang berkelanjutan dengan menjamin kelangsungan produksi, meningkatkan pendapatan petani dan mampu memenuhi aspek kelestarian lingkungan.

Sampai saat ini kinerja pengembangan padi SRI organik di Kabupaten Tasikmalaya masih menghadapi berbagai kendala di semua sub sistem agribisnis nya sehingga kinerja pengembangannya kurang begitu menggembirakan.

Belum berkembangnya pertanian padi organik di wilayah ini salah satu penyebabnya adalah belum difahaminya teknis budidaya padi organik yang benar oleh para petaninya, sehingga setelah panen dan ketika akan menjual padi organiknya ditemui kendala tidak dapat disebut sebagai padi organik karena masih ditemukan residu kimia dalam produk berasnya. Sehingga harapan untuk mendapatkan harga premium yang lebih tinggi dibanding padi konvensional tidak dapat diperoleh. Pada akhirnya petani tidak dapat merasakan manfaat dan nilai tambah dari menanam padi organik.

Demikian juga yang terjadi di calon lokasi PpM UTGbM, saat ini Produk Padi SRI yang dihasilkan belum seluruhnya memenuhi kriteria padi organik dan belum seluruhnya disertifikasi sehingga tidak mengetahui persis apakah produk yang dihasilkannya termasuk padi organik atau belum. Hal ini menyebabkan kendala dalam proses pemasaran khususnya pada nilai produk/harga produk yang serba tidak jelas. Disamping kesulitan untuk memperoleh nilai tambah dari sertifikasi padi organik, pendapatan petani organik pun belum dapat dinikmati dengan optimal dikarenakan masih lemahnya aspek manajerial usaha

Berangkat dari permasalahan-permasalahan diatas dan dalam rangka meningkatkan pendapatan para petani yang mengelola padi organik SRI tersebut, diperlukan pembinaan yang berkelanjutan. Misalnya kesalahan persepsi dan minimnya informasi tentang teknis budidaya padi organik yang benar dapat diatasi melalui peningkatan penyebaran informasi dan penyuluhan yang intensif dan hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang difasilitasi oleh LP2M-PMP Universitas Siliwangi.

Target dan luaran dari kegiatan Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat (ITGbM) ini adalah dokumen model pemberdayaan untuk meningkatkan pemahaman budidaya padi organik guna peningkatan kesejahteran masyarakat khususnya para petani yang menanam padi dengan metode SRI/padi organik di Desa Margahayu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Rincinya

menghasilkan : a. Peningkatan pemahaman petani tentang budidaya pertanian padi SRI organik yang benar dan sesuai dengan kriteria/syarat sertifikasi, 2) model pemberdayaan kelompok tani padi organik dan e) publikasi ilmiah yang diterbitkan pada jurnal internal.

(6)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1Analisis Situasi

Beberapa penggiat dan peduli lingkungan menilai bahwa usahatani modern melalui gerakan Revolusi Hijau telah kehilangan dasar-dasar ekologisnya. Timbulnya kekhawatiran tentang dampak lingkungan, ekonomi dan sosial dari pertanian konvensional yang tergantung bahan kimia telah menyebabkan banyak petani dan konsumen untuk mencari praktik alternatif dan sistem yang akan membuat pertanian lebih berkelanjutan . Maka sehubungan dengan hal ini telah dikembangkan Sistem pertanian alternatif termasuk 'Organik', 'biologis', 'biodinamik', 'ekologi', dan 'input rendah' (Reganold, J.P., R.I. Papandick, and J.F. Parr. 1990).

Demikian pula di Indonesia, sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif dan ketergantungan petani dari penggunaan input anorganik dalam usahataninya khususnya pada komoditi padi, saat ini muncul berbagai format pertanian alternatif salah satunya adalah padi organik dengan metode SRI (System of Rice Intensification).

Desa Margahayu Kec. Manonjaya merupakan salah satu daerah di Kabupaten Tasikmalaya yang menerapkan teknik budidaya padi organik dengan metode SRI. Bahkan Desa Margahayu termasuk salah satu daerah pengembangan padi organik SRI. Hal ini diawali pada musim tanam (MT) 2005/2006 dengan pelaksanaan penanaman SRI seluas lima hektar yang dijadikan sebagai

show window penerapan metode SRI tingkat nasional di bawah bimbingan Direktorat Pengelolaan Lahan Dirjen PLA Departemen Pertanian (Soni Prayatna, 2013). Desa Margahayu berjarak sekitar 23 km dari kota Tasikmalaya. Desa Margahayu memiliki wilayah seluas 2,44 km2 (244 ha) terdiri dari lahan sawah seluas 65,177 ha dan lahan darat seluas 178,823 ha (BPP Manonjaya Kab.Tasikmalaya, 2015).

Tingkat produktivitas padi sawah di Desa Margahayu Kecamatan Manonjaya lebih tinggi dari rata-rata produktivitas tingkat Kecamatan Manonjaya. Pada tahun 2013 rata-rata produktivitas untuk padi SRI di Desa Margahayu adalah sebesar 6,830 ton/hektar GKG dan untuk padi non-SRI sebesar 6,310 ton/hektar GKG. Sedangkan rata-rata produktivitas untuk padi SRI di Kec. Manonjaya adalah sebesar 6,771 ton/hektar GKG dan untuk padi non-SRI sebesar 6,245 ton/hektar GKG (BPP Manonjaya Kab.Tasikmalaya, 2015).

(7)

Namun demikian perkembangan produktivitas ini tidak lantas membuat petani padi organik bersukacita, karena faktanya belum seluruhnya petani yang menanam padi dengan pola SRI organik, produknya dihargai dengan harga premium yang pada akhirnya petani tidak dapat merasakan manfaat dan nilai tambah dari menanam padi organik.

1.2 Permasalahan Mitra

Pencapaian produksi diatas adalah keberhasilan para petani yang tergabung dalam kelompok tani dari sisi budidaya dan peningkatan produktivitas padi khususnya padi organik. Namun peningkatan produktivitas tersebut belum dapat diimbangi dengan peningkatan pendapatan sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan inventarisasi awal yang telah dilakukan, diperoleh permasalahan utama yang masih dihadapi oleh kelompok tani adalah terkait masih rendahnya pemahaman petani tentang bertanam padi SRI organik. Secara umum di berbagai wilayah penanaman padi organik, para petani masih belum mengetahui persis teknis budidaya yang bagaimana yang dapat menghasilkan padi dengan kualitas organik sehingga banyak pemahaman petani yang masih keliru tentang bertanam organik dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap produksi padi dan peningkatan kesejahteraan petaninya. Ada kalanya karena belum difahaminya teknis budidaya padi organik yang benar oleh para petaninya, setelah panen dan ketika akan menjual padi organiknya ditemui kendala tidak dapat disebut sebagai padi organik karena masih ditemukan residu kimia dalam produk berasnya. Sehingga harapan untuk mendapatkan harga premium yang lebih tinggi dibanding padi konvensional tidak dapat diperoleh. Kendala teknis budidaya diantaranya dapat dilihat pada contoh kasus 1 berikut ini.

Selain itu, masalah sertifikasi juga menjadi masalah umum yang dihadapi para petani padi organik dan menjadi kendala pengembangan padi organik di berbagai wilayah pengembangan dengan Sertifikasi Organik. Sertifikasi Organik adalah proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa

02

Kendala Teknis Hambat Pertanian Organik

Kudus, CyberNews. Sistem pengairan dan pemupukan pada bidang pertanian organik sejauh ini masih menjadi masalah klasik petani di Kabupaten Kudus. Sekretaris Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Hadi Sucahyono, Selasa (19/4) mengatakan, padi organik membutuhkan penanganan secara khusus.

Sistem pengairan yang ada, contohnya, harus tidak terkontaminasi air dari sistem pengairan nonorganik,yang kemungkinan tercampur pestisida. Ia mengakui bahwa persyaratan semacam itu masih menjadikan pertanian organik kurang mendapat minat petani lokal. "Jumlah lahan yang ada (juga) masih sangat terbatas," imbuhnya.

(8)

proses produksi organik atau proses pengolahan produk organik dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang ada (BIO-Cert, 2014). Secara umum para petani belum mengetahui kriteria untuk sertifikasi padi organik baik prosedurnya maupun penilaiannya seperti dapat dilihat pada kasus 2 berikut ini.

Kamis, 27 Agustus 2009 | 17:10 WIB Sertifikasi Jadi Kendala Padi Organik

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat, Helmi Anwar mengatakan, pengembangan padi organik terkendala sertifikasi. “Ini masalah trust, dan sistemnya tidak mudah,” katanya di Bandung, Kamis (27/8).

Tidak semua padi dengan penanaman memakai sistem penanaman organik seperti SRI (System of Rice

Intensification) langsung dikelompokkan sebagai padi organik. Sertifikasi di perlukan sebagai penjaminnya. Helmi mengatakan, sertifikasi ini menjadi permasalahan dalam pemasaran padi organik. “Apakah itu organik atau bukan organik ditentukan oleh sertifikasi, akreditasinya,” katanya.

Bagi padi organik sertifikasi tidak gampang. Sertifikasi itu dilakukan mulai dari awal sampai akhir masa tanam. Sertifikasi itu dilakukan tidak sebatas on-farm tapi juga proses penanamannya sehingga biayanya terhitung mahal. Penananam padi organik tidak hanya sebatas pemakaian pupuk saja. Sistem irigasinya pun tidak boleh bergabung dengan irigasi persawahan lain yang masih menggunakan pupuk non-organik serta pestisida.

Di Jawa Barat kendati pengembangan padi organik sudah dimulai sejak 2006 lalu. Kala itu luasan lahan tanam padi organik baru mencapai 900 hektare. Tahun ini tercatat mencapai sembilan ribu hektare. Jumlah itu terhitung kecil dibandingkan luasan tanam padi seluruhnya dalam satu kali musim tanam di Jawa Barat yang mencapai 1,8 juta hektare.

Kendati luasan lahan padi organik terus bertambah setiap tahun, Helmi mengatakan, tidak semuanya mendapatkan sertifikasi. Baru padi organik yang diproduksi di Kabupaten Tasikmalaya yang mendapatkan sertifikasi. Itu pun, biaya serfitifkasinya dimodali perusahaan swasata yang punya kepentingan mengekspor padi tersebut. Dari sana baru satu kontainer, yakni 18 ton beras organik, yang diekspor dengan tujuan Amerika serta Hongkong.

Helmi mengatakan, pemerintah pun masih ragu untuk menggenjot dengan cepat pengembangan padi organik. Selain soal sertifikasinya yang harus dikerjakan setiap kali penanaman, pangsa pasarnya pun masih terhitung terbatas. Kendati dari segi harga, padi organik bisa berkali lipat.

Soal pengembangan padi organik, Gubernur Ahmad Heryawan mengatakan, padi organik menjadi satu-satunya peluang ekspor padi yang ada. “Sekarang yang laku dijual mahal ke luar negeri untuk ekspor adalah beras yang punya keistimewaan organik,” katanya, Rabu (27/8).

Soal sertifikasi ini, dia mengaku tengah menjajaki sejumlah lembaga sertifikasi mempermudah sertifikasi terhadap padi orgnaik. Setelah Tasikmalaya, dia berharap, produksi padi organik di Ciamis, Sukabumi, serta Cianjur beroleh sertifikasi juga.

Heryawan mengatakan, dari segi strukturnya, sawah di daerah selatan Jawa Barat diuntungkan jika hendak mengembangkan padi organik. Dengan sistem sawah yang berundak, minimal pemakaian airnya tidak tercampur dengan padi non-organik. Berbeda dengan sawah di bagian utara yang cenderung berbentuk hamparan sehingga menyulitkan memisahkan pemakaian irigasinya.

(9)

Petani menanam padi dengan pendekatan SRI organik adalah untuk mendapatkan produksi tinggi dan dengan harga produk yang lebih tinggi dibanding dengan harga beras yang non-organik. Namun demikian, mahalnya biaya sertifikasi seringkali menyurutkan minat petani mendapatkan surat pengakuan organik. Selain mahal maka masa berlaku sertifikat tersebut hanya untuk masa tiga tahun (Ahmad Fikri, 2015). Padahal sertifikasi ini adalah jalan untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi. Bahkan ada yang menyebutkan biaya sertifikasi mencapai puluhan juta Rupiah seperti dapat dilihat pada Kasus 3 berikut ini.

Selain beberapa kendala untuk mendapatkan sertifikasi organik, maka sesungguhnya label sertifikasi organik memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah : a) Daya tawar produk padi organik lebih tinggi, b) harga produk padi organik lebih tinggi, c) bisa memasuki pasar modern dengan respons pasar yang baik (Uji Agung Santosa, 2013).

Demikian juga yang terjadi di calon lokasi ITGbM, saat ini Produk Padi SRI Organik yang dihasilkan belum semuanya memenuhi syarat/kriteria organik, sebagian tidak lolos sertifikasi organik, sehingga tidak mengetahui persis apakah produk yang dihasilkannya termasuk padi organik atau belum. Hal ini menyebabkan kendala dalam proses pemasaran khususnya pada nilai produk/harga produk yang serba tidak jelas.

04 Sertifikasi Beras Organik Rp30 Juta, Petani Keberatan

Bisnis.com, JAKARTA – Sertifikasi beras organik yang mencapai Rp25 juta hingga Rp30 juta dinilai sebagian pihak memberatkan petani.

Pernyataan ini disampaikan oleh Bening Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Tengah dalam acara Managing Our NationStrategi dan Rencana Aksi untuk Kemandirian Pangan Indonesia di PPM Manajemen Jakarta, Sabtu (5/10/2013).

“Sertifikasi beras organik adalah penjajahan model baru. Kami dari HKTI menolak menggunakan label organik karena tidak menguntungkan petani sama sekali,” ujar Bening.Menurut Bening, lembaga pemberi sertifikat memang telah banyak misalnya IPB. Tetapi tetap saja, biaya yang dibutuhkan untuk pemberian sertifikasi bahkan bisa menembus angka Rp. 80 juta.

Setelah mendaftarkan sertifikasi beras organik, lembaga pemberi sertifikasi akan mengunjungi lokasi pertanian atau audit dengan melihat sumber daya airnya, budidaya, dan lain sebagainya. Jika lingkup area makin luas, maka harga yang dibayarkan akan semakin membengkak.

(10)

Disamping kesulitan untuk memperoleh nilai tambah dari sertifikasi padi organik, pendapatan petani organik pun belum dapat dinikmati dengan optimal dikarenakan masih lemahnya aspek manajerial usaha. Diantaranya kelemahan dari aspek pemasaran yang belum menerapkan strategi pemasaran yang baik dan memenuhi keinginan kelompok, sehingga jangkauan pemasarannya sangat terbatas.

Berangkat dari permasalahan-permasalahan diatas dan dalam rangka meningkatkan pendapatan para petani yang mengelola padi organik SRI tersebut, diperlukan pembinaan yang berkelanjutan. Misalnya kesalahan persepsi dan minimnya informasi tentang padi organik dapat diatasi melalui peningkatan penyebaran informasi, penyuluhan yang intensif dan hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat melalui program ITGbM Universitas Siliwangi.

BAB 2. TARGET DAN LUARAN

Target dan luaran dari kegiatan Pengabdian pada Masyarakat LP2M-PMP Universitas Siliwangi ini adalah dokumen model pemberdayaan untuk meningkatkan pemahaman budidaya padi organik guna peningkatan kesejahteran masyarakat khususnya para petani yang menanam padi dengan metode SRI/padi organik di Desa Margahayu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Mitra ITGbM ini terdiri dari 2 Kelompok Tani yaitu Poktan Jembar II dan Poktan Jembar Kahuripan. Adapun secara rinci luaran yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a) Menghasilkan peningkatan pemahaman petani : tentang budidaya pertanian padi SRI organik yang benar dan sesuai dengan kriteria/syarat sertifikasi serta meningkatkan pemaham tentang prosedur sertifikasi padi organik

b) Model pemberdayaan kelompok tani padi organik dan c) publikasi ilmiah yang diterbitkan pada jurnal internal.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1Permasalahan Mitra dan Solusi Yang Ditawarkan

Detail permasalahan Mitra dan alternatif solusi yang ditawarkan pada rencana program Pengabdian pada Masyarakat ini dapat dilihat pada Tabel 1.

(11)

Tabel 1. Permasalahan Mitra dan Solusi Yang Ditawarkan pada Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat LP2M-PMP Universitas Siliwangi.

Permasalahan prioritas Akar Masalah Metode dan Solusi Yang

Ditawarkan

Produk Padi yang ditanam petani dengan metode SRI/organik belum seluruhnya bisa “diklaim” padi organik de ngan harga premium

Petani belum seluruhnya

memahami teknik budidaya padi SRI organik yang benar dan memenuhi kriteria sertifikasi sebagai padi organik.

Penyuluhan tentang teknik budidaya padi SRI organik yang benar.

Belum mengetahui dengan jelas prosedur pengurusan sertifikasi

Penyuluhan tentang Prosedur pengurusan Sertifikasi Organik Jangkauan dan aspek

pemasaran produk padi organik yang sangat terbatas

Belum mengetahui dan menguasai strategi pemasaran untuk produk organik

Penyuluhan dan Pelatihan tentang manajemen dan alternatif pemasaran produk organik

3.2 Metode Inventarisasi dan Penentuan Permasalahan Prioritas

Metode inventarisasi permasalahan dilakukan dengan cara wawancara dan diskusi dengan calon Mitra kegiatan ITGbM LP2M-PMP Universitas Siliwangi. Diskusi menggunakan metode FGD (Focus on Group Discussion) terbatas dengan menyertakan pengurus dan anggota calon Mitra, sehingga setiap orang/pihak dapat memberikan masukan dan berpartisipasi aktif dalam diskusi.

Berbagai permasalahan kelompok yang disampaikan peserta dikumpulkan, kemudian dipilah dan ditentukan permasalahan prioritasnya berikut akar masalahnya sehingga diperoleh seperti pada Tabel 1.

3.3 Metode dan Solusi Yang Ditawarkan

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh kelompok tani dalam pengembangan padi SRI/organik (Tabel 1), maka ditawarkan beberapa solusi guna memecahkan permasalahan sebagai berikut :

1. Terkait dengan permasalahan pokok bahwa produk padi yang ditanam petani dengan metode SRI/organik belum seluruhnya bisa “diklaim” sebagai padi organik yang diakibatkan oleh

masih rendahnya pemahaman petani tentang teknik budidaya padi SRI organik yang benar

(12)

Maka ditawarkan solusi untuk mengikuti penyuluhan tentang teknik budidaya padi SRI organik yang benar dan penyuluhan tentang Prosedur pengurusan Sertifikasi Organik.. Partisipasi mitra dalam kegiatan ini adalah sebagai peserta yang juga memberikan masukan untuk persiapan mengajukan sertifikasi organik.

2. Guna memecahkan permasalahan jangkauan dan aspek pemasaran produk padi organik yang masih sangat terbatas, maka ditawarkan solusi dengan metode penyuluhan tentang manajemen dan alternatif pemasaran produk organik. Partisipasi mitra dalam kegiatan ini adalah sebagai peserta yang juga memberikan masukan sebagai bahan penyusunan dokumen model pengembangan.

3.4 Rencana dan Tahapan Kegiatan

Rencana dan tahapan kegiatan guna mendukung realisasi metode dan solusi yang ditawarkan selengkapnya seperti pada bab 5.4 yang terdiri dari tahapan sebagai berikut:

1) Persiapan dan Survey Pendahuluan

Tahapan pertama dari kegiatan ini adalah pekerjaan persiapan dan survey pendahuluan. Pekerjaan persiapan termasuk mempersiapkan aspek administratif dan perijinan. Survey pendahuluan digunakan untuk menginventarisir data-data dan karakteristik dari calon mitra kegiatan ITGbM ini, selain itu juga mengumpulkan data awal dari Dinas/Instansi terkait di wilayah setempat. sekaligus konfirmasi kesediaan pihak Kelompok Tani untuk dijadikan mitra dalam pelaksanaan program.. 2) Rapat Koordinasi 1 Tim Pelaksana PpM

Setelah data awal dikumpulkan, maka dilaksanakan rapat koordinasi diantara tim pelaksana ITGbM termasuk pembagian tugas tim pelaksana, mempersiapkan berbagai hal untuk pelaksanaan

Focus on group discussion (FGD) diantaranya penyampaian undangan kepada stakeholders yang diaundang.

3) Focus on Group Discussion (FGD)

Pelaksanaan FGD dilakukan untuk mengumpulkan berbagai permasalahan yang melingkupi pengembangan padi organik SRI kemudian memilahnya sehingga dapat menentukan permasalahan prioritas dan akar masalah yang ada. FGD dilakukan dengan menyertakan pengurus calon Mitra kegiatan ITGbM, Dinas/Instansi di wilayah terkait dan setiap orang/pihak dapat memberikan masukan dan berpartisipasi aktif dalam diskusi.

(13)

4) Orientasi Lapangan

Orientasi lapangan dilakukan setelah melaksanakan FGD dan menuju ke kelompok Tani sasaran program ITGbM. Di calon lokasi ditanyakan kesiapan, perlengkapan dan segala hal yang akan menunjang terhadap keberhasilan kegiatan PpM yang akan dilaksanakan.

5) Rapat Koordinasi 2 Tim Pelaksana PpM

Kegiatan rapat koordinasi ke 2 yang dilaksanakan Tim ITGbM dilakukan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk pelaksanakan kegiatan sekaligus menyusun jadwal kegiatan dan pembagian tugas diantara tim pelaksana.

6) Pembuatan Materi Penyuluhan/pelatihan

Materi/modul penyuluhan/pelatihan dibuat agar peserta penyuluhan/pelatihan dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dengan tingkat penerimaan materi yang optimal. Banyaknya modul materi pelatihan sebanyak 4 modul yang terdiri dari : 1) Teknik Budidaya Padi Organik 2) Sertifikasi Padi Organik, 3) Manajemen pemasaran.

7) Persiapan alat dan Bahan

Alat dan bahan untuk penyuluhan/pelatihan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya dengan memberikan seminar kit yang memadai dan alat peraga yang layak untuk tercapainya transfer ilmu yang optimal.

8) Penyuluhan/Pelatihan dan Pendampingan

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan metode partisipatif agar semua pihak yang terlibat dalam penyuluhan dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian dan keberhasilannya.. Selain itu juga dilakukan beberapa pelatihan dan pendampingan.

9) Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan LP2M-PMP Universitas Siliwangi. Pada evaluasi tahap akhir akan diketahui berbagai hal terkait keberhasilan trasfer ilmu dan kendala pencapaian keberhasilan untuk perbaikan di masa mendatang. Monitoring dilakukan dengan mencatat semua kegiatan pelaksanaan pada Buku Catatan Harian Kegiatan.

10) Pembuatan laporan

Pembuatan laporan mengikuti format yang sudah ditentukan LP2M-PMP Universitas Siliwangi sebagai lembaga yang memfasilitasi kegiatan ITGbM ini.

(14)

BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1Kinerja LP2M –PMP dalam PPM

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) merupakan unsur pelaksana di lingkungan Universitas Siliwangi yang menyelenggarakan serta melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan tugas utama mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Universitas Siliwangi. Dengan demikian LPPM Unsil merupakan lembaga yang memiliki kegiatan pokok menjalankan dua kegiatan dari tiga kegiatan pokok perguaruan tinggi (tri dharma), yaitu dharma penelitian dan dharma pengabdian kepada masyarakat. Sampai saat ini LPPM Universitas Siliwangi telah terakreditasi Madya.

Secara umum, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan terdiri dari pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Unit kerja/dosen secara mandiri, dibiayai Universitas Siliwangi dan dibiayai oleh pihak luar. Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat Universitas Siliwangi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7.

4.2 Kepakaran Pengusul

Pelaksana kegiatan ITGbM ini secara teknis terdiri dari staf pengajar Fakultas Pertanian dan lainnya. Ketua Tim (H. D.Yadi Heryadi, Ir.,M.Sc) merupakan staf pengajar tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya sejak tahun 1988 dengan jenjang pendidikan S2. Ketua Tim mengajar mata kuliah yang relevan dengan kegiatan PpM ini, selain itu juga pernah melakukan penelitian-penelitian dan kajian tentang padi organik/SRI yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (Biodata Ketua Tim Pengusul).

Sementara itu Ketua Tim akan dibantu oleh 1 orang anggota (Hj Betty Rofatin, Ir.,MP) yang memiliki relevansi dengan program yang akan dilaksanakan khususnya dalam manajemen usahatani yang diperlukan dalam kegiatan ini dan telah memiliki berbagai pengalaman riset di bidangnya yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 (Biodata Anggota Tim Pengusul).

Untuk kegiatan operasional di lapangan juga dibantu oleh 1 orang mahasiswa tingkat akhir dari Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dan 1 orang tenaga lapangan dari Kontak Tani. Pelibatan mahasiswa tingkat akhir ini dimaksudkan untuk memberi pengalaman lapangan tentang pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.

(15)

Pelaksanaan program PpM ITGbM ini akan diselenggarakan di bawah koordinasi LP2M-PMP Universitas Siliwangi.

BAB 5. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 5.1 Anggaran Biaya

No. Komponen Biaya Yang Diusulkan

(Rp)

1. Honorarium (maks. 30%) 4.875.000.-

2. Bahan Habis pakai dan peralatan 1.625.000.-

3. Perjalanan (termasuk biaya seminar hasil) (maks 15%) 4.500.000.-

4. Lain-lain : publikasi, laporan 4.000.000.-

Jumlah 15.000.000.-

5.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Rencana dan Tahap Kegiatan PpM

No. Uraian Kegiatan Bulan ke

Pebr Mart April Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop

1. Persiapan dan Survey Pendahuluan 2. Rapat koordinasi Tim IbM

3. Focus on Group Discussion

(Dinas/Instansi terkait, Calon Mitra, Pelaksana IbM)

4. Orientasi lapangan ke Kelompok Tani Sasaran Program IbM

5. Rapat koordinasi tim IbM utk mengidentifikasi langkah2 yg perlu

dilakukan sekaligus pembuatan jadwal kegiatan dan pembagian tugas diantara tim IbM

6. Pembuatan materi penyuluhan 7. Persiapan Alat dan Bahan

Penyuluhan/Pelatihan 8. Penyuluhan

9. Monitoring dan Evaluasi hasil penyuluhan dan pelatihan 10. Pendampingan dan konsultasi 11. Pembuatan laporan penyelenggaraan

program PpM dan publikasi

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fikri. 2015. Sertifikasi Jadi Kendala Padi Organik. Tempo.co. Jakarta. BIO-Cert. 2014. Apa Itu Sertifikasi Organik ?. www.biocert. Bogor.

Bisnis.com. 2013. Sertifikasi Beras Organik Rp. 30 Juta, Petani Keberatan. Jakarta.

BPP Manonjaya Kab. Tasikmalaya. Laporan Rata-rata Produktivitas Padi Sawah. Tasikmalaya. Muhammad Ubaydillah. 2008. Analisis Pendapatan dan Margin Pemasaran Padi Ramah Lingkungan

Metode SRI. Kasus Desa Ponggang Kec. Sagalaherang Kab. Subang Jawa Barat. IPB. Bogor. Reganold, J.P., R.I. Papandick, and J.F. Parr. 1990. Sustainable agriculture. Scientific American

262:112-120

Soni Prayatna. 2013. Proses Komunikasi Sekolah Lapang Pembelajaran Ekologi Tanah (SL-PET) Hubungannya dengan Penerapan SRI Organik. Pascasarjana Univ. Siliwangi. Tasikmalaya. Suara Merdeka. 2014. Kendala Teknis Hambat Pertanian Organik. CyberNews.Kudus.

Uji Agung Santosa. 2013. Minat Sertifikasi Organik Minim Karena Mahal. Industri.Kontan.co.id.

(17)

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian 1. Honor Output Kegiatan

Penerima Honor Honor Waktu Minggu Honor (Rp)/

Tahun

Ketua Pelaksana 30.000.-/OJ 70 OJ 40 2.100.000.-

Anggota Pelaksana 22.500.-/OJ 70 OJ 40 1.575.000.-

Petugas Teknis Lapangan/Mahasiswa (2 orang) 20.000.-/OJ 30 OJ x 2 20 1.200.000.- Sub Total 4.875.000.-

2. Bahan Habis Pakai & Peralatan Penunjang

No. Uraian Bahan Justifikasi

penggunaan

Kuantitas Harga Satuan (Rp/unit)

Jumlah (Rp/tahun) 1. Kertas HVS 80 gram merk

SIDU Alat tulis/pembuatan makalah dan pelaporan 5 rim 54.000.- 270.000.-

2. Cartridge printer Mencetak 1 buah 350.000.- 350.000.-

3. Ballpoint Alat tulis 1 pak 25.000.- 25.000.-

4. Flash disk Penyimpan data 2 unit 150.000.- 300.000.-

5. Tinta printer Mencetak 1 set 80.000.- 80.000.-

6. Perlengkapan penyuluhan Alat tulis untuk peserta

30 set 20.000.- 600.000.-

Sub total 1.625.000.-

3. Biaya Perjalanan

Kota Asal/Tempat tujuan Justifikasi Perjalanan

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Biaya (Rp/tahun)

Tasikmalaya- Manonjaya Survei dan Observasi 5 kali x 2 org 150.000.- 1.500.000.- Tasikmalaya-Manonjaya Panitia Pelatihan 5 kali x 4org 150.000.- 3.000.000.- Sub Total 4.500.000.- 12

(18)

4. Lain-lain

Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Biaya (Rp/tahun)

Penyuluhan Transport peserta 30 50.000.- 1.500.000.-

Penyusunan laporan ( 3 kali) Menyusun pelaporan 40%, 70% dan 100 % 2 orang x 3 kali 250.000.- 1.500.000.- Publikasi 1 paket 1.000.000.- 1.000.000.- 4.000.000.- 13

(19)

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Pengusul 1. KETUA PELAKSANA

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama lengkap (dengan gelar) : H. D.Yadi Heryadi, Ir.,M.Sc

2. Jenis kelamain : Laki-laki

3. Jabatan Fungsional : Pembina Tk I/IV.b

4. NIK : 411288099

5. NIDN : 0126046304

6. Tempat dan tanggal lahir : Tasikmalaya, 26 April 1963

7. Email : [email protected]

8. Nomor Tilp dan HP : (0265) 312581/08122131428 9. Alamat Kantor : Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 10. Nomor tilp Kantor : (0265) 323531

11. Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 60 orang, S2 = 26 orang 12. Mata Kuliah yang diampu 1.Pembangunan Pertanian

2.Pemasaran Pertanian Madya 3.Kewirausahaan I dan II

4.Perencanaan Wilayah Pertanian 5.Dasar Manajemen

6.Perkreditan dan Lembaga Keuangan Agribisnis

II.RIWAYAT PENDIDIKAN

Program S1 S2

Nama PT Universitas Siliwangi University of Ghent

Bidang Ilmu Agronomi Agricultural

Development/Agribisnis

Tahun Masuk-Lulus 1982-1987 1995-1997

Judul Skripsi/Tesis Pengaruh Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao Jenis UAH

Marketing Efficiency of Salak Fruit in Manonjaya Tasikmalaya Nama Pembimbing Prof.Dr.H. Syamsudin

Djakamihardja, Ir.,M.Sc

Prof. Jacques Viaenne

III.PENGALAMAN PENELITIAN

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp) 1. 2008 Hubungan antara Pembinaan dengan Pemahaman

Anggota Kelompok Tani dalam Kegiatan terasering (Suatu Kasus pada Kelompok Tani Babakan Mukti Desa Mandalahayu Kecamatan Salopa Kab. Tasikmalaya)

Mandiri 35.000.000.-

2. 2009 Kajian Komparatif Usahatani Padi Sawah Pola PTT dan Pola Konvensional (Kasus di Kelompok Tani Remaja Tiga Desa Pasirpanjang Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya)

Mandiri 45.000.000.-

(20)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp) 3. 2010 Kelayakan Usahatani Cabai Merah Pada Musim Hujan

(Kasus pada Kelompok Tani Tunas Jaya di Desa Sukagalih Kec. Sukaratu Kab. Tasikmalaya)

Mandiri 27.500.000.-

2010 Keragaan Usahatani Padi Sawah Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Mandiri 5.000.000.- 2010 Analisis Usahatani Padi Organik (SRI) Mandiri 5.000.000.- 4. 2011 Hubungan antara Program Pemberdayaan dengan

Kemandirian dan Kelembagaan Ekonomi dalam Peningkatan Kesejahteraan Peternak (Studi Kasus di Kelompok Peternak Mitra Kampoeng Ternak Kec. Pangatikan Kab. Garut).

Mandiri 35.000.000.-

5. 2012 Inventarisasi Kendala Pengembangan Padi Organik dengan Pendekatan SRI (System of Rice Intensification)

Mandiri 5.000.000.- 2012 Pemanfaatan ICT (Information and Communications

Technology) dan Pengukuran Tingkat Efektivitas pada Model Pembelajaran Kombinasi (Hybrid) Matakuliah Kewirausahaan

DIKTI 50.000.000.-

6. 2013 Potensi dan Peluang Pengembangan Agroindustri Minuman Lidah Buaya di Kota Tasikmalaya

LPPM 4.500.000.-

7. 2014 SRI Rice Organic Farmer’s Dilemma :

Between Economic Aspects and Sustainable Agriculture

Mandiri 6.250.000.- 8. 2015 Preferensi Petani dalam Pemilihan Sistem Budidaya Padi

Sawah SRI Organik

LPPM 4.250.000.-

9. 2016 Kajian Keberlanjutan Pelaksanaan Pertanian Padi SRI Organik (Kasus Pergeseran Pertanian Konvensional ke Pertanian Organik di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat

LP2MP-PMP

15.500.000.-

10. 2017 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Mengkonversi Padi Konvesional ke Pertanian Organik

LP2MP-PMP

Sedang diusulkan

IV. PENGALAMAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

No. Tahun Judul Pengabdian pada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp) 1. 2008 Memberi ceramah dan penyuluhan PpM dengan

Tema : Pembentukan Desa Binaan di Desa Sinagar dan Desa Sukaratu Kab.Tasikmalaya

FE-UNSIL 35.000.000.-

2. 2009 Memberi penyuluhan dan pelatihan Kewirausahaan dlm Pelatihan Pelestarian Tanaman Aren LP2M UNSIL

LPPM UNSIL 25.000.000.-

2009 Memberi penyuluhan dan pelatihan Pendirian dan Manajemen Koperasi –PPS UNSIL

Pascasarjana UNSIL

37.500.000.-

2009 Memberi penyuluhan kewirausahaan 7.500.000.-

2010 Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Desa Eureunpalay dalam Memenuhi Bahan Bakar Secara Mandiri dan Menekan Penggunaan Kayu Bakar

LPPM UNSIL 50.000.000.-

2011 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Petani Melalui Gerakan Koperasi

Pascasarjana UNSIL

35.000.000.- 2011 Menjawab Tantangan Pengembangan Agro

Entrepreneur Masyarakat dalam Berbagai Sektor Potensi Perekonomian Desa

LPPM UNSIL 25.000.000.-

2012 Peningkatan Kelembagaan Petani Melalui Pelatihan dan Penyuluhan Dinamika Kelompok Tani

Fak.Pertanian UNSIL

25.000.000.-

2012 Industri Pengolahan Lidah Buaya di Desa Binaan Fak.Pertanian UNSIL

(21)

2012 Peningkatan Fungsi Pekarangan Melalui Intensifikasi Budidaya Cabe Rawit Ramah Lingkungan

Fak.Pertanian UNSIL

25.000.000.-

2012 Penyuluhan Budidaya Cabe Rawit di KWT Sabilulungan Desa Binaan

25.000.000.- 2014 Menyehatkan Ekonomi Masyarakat dengan Obat

Kewirausahaan

LPPM 35.000.000.-

2015 Penyuluhan & Pelatihan : Aplikasi Ilmu Kewirausahaan dalam Mendukung Pengentasan Kemiskinan di Jawa Barat

Balai Pengembangan Ikan Gurame dan Nilem (BPBIGN) Prop.Jabar

--

2015 Penyuluhan dan Pelatihan : Membangun Mental Wirausaha

Balai

Pengembangan Budidaya Air Payau dan Laut Wilayah Selatan (BPBAPLWS) Pangandaran

--

2016 Penyuluhan & Pelatihan : Aplikasi Ilmu Kewirausahaan dalam Mendukung Pengentasan emiskinan di Jawa Barat

BPBIGN

Prop.Jabar --

2016 Penyuluhan dan Pelatihan : Membangun Mental Wirausaha

(BPBAPLWS) Pangandaran

--

2016 IbM Petani Kabupaten Tasikmalaya Yang menghadapi Kendala Sertifikasi Padi Organik

SIMLITABMAS DIKTI

41.000.000.-

V.PENGALAMAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL

No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

1. 2008 Hubungan antara Pembinaan dengan Pemahaman Anggota Kelompok Tani dalam Kegiatan terasering (Suatu Kasus pada Kelompok Tani Babakan Mukti Desa Mandalahayu Kecamatan Salopa Kab. Tasikmalaya)

Volume I No.1 Maret 2008. ISSN : 0854-4611

Jurnal Agribisnis

2. 2009 Kajian Komparatif Usahatani Padi Sawah Pola PTT dan Pola Konvensional (Kasus di Kelompok Tani Remaja Tiga Desa Pasirpanjang Kec. Manonjaya Kab. Tasikmalaya)

Volume I No.1 Maret 2009. ISSN : 2085-2800

Jurnal Agribisnis

3. 2010 Kelayakan Usahatani Cabai Merah Pada Musim Hujan (Kasus pada Kelompok Tani Tunas Jaya di Desa Sukagalih Kec. Sukaratu Kab. Tasikmalaya)

Volume 2 No.1 Maret 2010. ISSN : 0854 – 4611

Jurnal Agribisnis

4. 2011 Hubungan antara Program

Pemberdayaan dengan Kemandirian dan Kelembagaan Ekonomi dalam

Peningkatan Kesejahteraan Peternak (Studi Kasus di Kelompok Peternak Mitra Kampoeng Ternak Kec. Pangatikan Kab. Garut).

Volume 3 No.1 Mei 2011. ISSN : 2085-4226 Media Pertanian, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian

5. 2012 Pemanfaatan ICT (Information and Communications Technology) dan Pengukuran Tingkat Efektivitas pada Model Pembelajaran Kombinasi (Hybrid) Matakuliah Kewirausahaan

ISBN : 978-979-756-842-9 Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer Universitas Diponegoro 2012 16

(22)

6. 2012 Tumbuhkan dan Tingkatkan Pamor KUD untuk Kesejahteraan

Vol. 2 No. 36 Januari 2012, ISSN : 2089-0869

Tabloid Nasional INSPIRASI 7. 2016 SRI Rice Organic Farmer’s

Dilemma :

Between Economic Aspects and Sustainable Agriculture

volume 15 /2016. The. Published by Atlantis Press. This is an open access article under the CC BY-NC license ( http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/). Pp 176-180 Advances in Economics, Business and Management Research, 1st Global Conference on Business, Management and Entreupreuneurship (GCBME-16 )

VI. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH No. Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1. International Conference : 1 st Global Conference on Business, Management and

Entreupreuneurship (GCBME-16 )

SRI Rice Organic Farmer’s Dilemma : Between Economic Aspects and

Sustainable Agriculture

UPI Bandung Indonesia, 08 Agustus 2016

(23)
(24)

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Pengusul 2. ANGGOTA PELAKSANA

(25)
(26)

Lampiran 3. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada kedua Mitra MITRA : PETANI PADI ORGANIK SRI Peningkatan Pemahaman ttg budidaya padi organik yg benar dan prosedur sertifikasi padi organik

Peningkatan Pemahaman strategi pemasaran untuk mencari peluang baru

PERMASALAHAN PRIORITAS : 1. Produk Padi yang ditanam petani

dengan metode SRI/organik belum seluruhnya bisa “diklaim” padi

organik de ngan harga premium 2. Jangkauan dan aspek pemasaran

produk padi organik yang sangat terbatas

AKAR MASALAH :

1.Minimnya pengetahuan teknik budidaya padi SRI organik yang benar dan memenuhi kriteria sertifikasi sebagai padi organik dan Belum mengetahui dengan jelas prosedur pengurusansertifikasi 2. Belum mengetahui dan

menguasai strategi pemasaran untuk produk organik

PENINGKATAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN MITRA PETANI PADI ORGANIK SRI

TRANSFER IPTEKS VIA PpM:

1. Penyuluhan teknik budidaya

padi organik yang benar dan Prosedur sertifikasi organik

2. Penyuluhan tentang

Manajemen Pemasaran Produk

(27)

Lampiran 4. Peta Lokasi Wilayah Kedua Mitra

21

(28)

Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama

(29)
(30)
(31)

Lampiran 7. PPM Dosen dengan Sumber Dana Eksternal No Tim PPM Judul PPM Sumber Dana Tahun Lokasi PPM 1 Prof. Dr. H. Rudi Priyadi, Ir., MS. (Ketua Tim)

IbM (Ipteks bagi Masyarakat) DIKTI 2010/2011

Sukaregang Kabupaten Garut 2 Budi Rahmat, Ir., MS. (Ketua Tim)

IbM (Ipteks bagi Masyarakat) DIKTI 2010/2011

Desa Eureunpalay Kec. Cibalong Kab.Tasikm alaya 3 H. Syaefuddin, Drs., M.Si. (Ketua Tim) Pendampingan PKBM (LPPM-DIRJEN PAUD) DIRJEN PAUD 2010/2011 PKBM Di Kota Tasikmalaya 4 Suyudi, MP

IbM untuk Pengrajin Mendong di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya IbM DIKTI (pendanaan 2014) 2013/2014 Pengrajin Mendong Kec. Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya 5 Dr. Ida Hodiyah, MP

Ib-IKK Agribisnis Tanaman Hias IbIKK DIKTI (Pendanaan 2014) 2013/2014 Inkubator Bisnis Fakultas Pertanian UNsil 25

Gambar

Tabel  1.  Permasalahan  Mitra  dan  Solusi  Yang  Ditawarkan  pada  Kegiatan  Pengabdian  pada  Masyarakat LP2M-PMP Universitas Siliwangi
Tabel 2. Rencana dan Tahap Kegiatan PpM

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian pertama dan penelitian ini terdapat pada sekolah yang mana dari hasil penelitian oleh Salamah menempatkan lokasi pada sekolah inklusi sementara

Top notes: jeruk keprok, kumquat, pink pepper Heart notes: ketumbar, freesia, kapulaga Base notes: aroma kulit, pohon Jacaranda Wewangian dikategori yang

Pencapaian status identitas achievement pada anggota Dit Sabhara Polda Jateng akan menjadikan anggota berusaha melaksanakan pekerjaan dengan kesungguhan sehingga

Golongan etnik berhubungan dengan gaya hidup dan kebiasaan dalam masyarakat, yang dapat mengakibatkan perbedaan di dalam angka kesakitan (Notoatmodjo, 2011). Terdapat pola

Tujuan dilaksanakannya program pengabdian pada masyarakat Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat (ITGbM) “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan Pengayaan

Tujuan dari diadakannya ITGbM Pelatihan Penulisan Karya Tulis bagi Guru Sekolah Dasar di Kelompok Kerja Guru (KKG) se Kota Tasikmalaya adalah untuk melatihkan teknik

Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah terdapat 457 SMP di Kota Tasikmalaya yang beberapa diantaranya terletak di daerah agak terpencil yang

diungkapkan oleh Natalliasari (2015) yang telah melakukan penelitian terhadap peserta didik kelas VIII di salah satu SMP yang berada di Kota Tasikmalaya bahwa siswa