• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (dalam Muhsetyo,dkk 2009).

Sedangkan tujuan dari proses belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Tujuan dilakukanya pencatat bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”. pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instructions is a set of events that affect learners in such a way that learning is facilitated.

Belajar merupakan proses bagi manusia untuk menguasai berbagai kompetensi, ketrampilan dan sikap. (Udin.S. Winata Putra,dkk 2008 : 2.1 ) 2.1.2. Pengertian Belajar Matematika

Menurut Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya R. Gagne mengemukakan

(2)

bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku, yang pada prinsipnya individu yang belajar memperoleh sesuatu yang baru.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi hasil belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari usaha yang telah dilakukan. Menurut Hamalik hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahantingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopanmenjadi sopan dan sebagainya.

2.1.3. Pemecahan Masalah dalam Matematika

Pemecahan masalah memiliki suatu kepentingan dalam studi matematika. Tujuan utama dari belajar dan mengajar matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan berbagai masalah matematika kompleks yang mendalam. Bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan utama pengajaran matematika dan bahkan sebagai jantungnya matematika.

Tujuan pembelajaran Matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten di Sekolah Dasar

(3)

diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktik kehidupan.

Untuk mengungkapkan studi matematika dengan menekankan pemecahan masalah sedemikian sehingga siswa mempunyai kemampuan :

a. Dapat menggunakan pendekatan masalah dalam matematika untuk menyelidiki dan memahami konten matematis,

b. Dapat memformulasikan masalah dari situasi dalam kehidupan sehari-hari dan situasi matematis,

c. Dapat mengembangkan dan menggunakan strategi untuk menyelesaikan suatu masalah yang beraneka ragam secara luas, d. Dapat menguji dan menginterpretasikan hasil terhadap masalah asli, dan e. Mendapatkan keyakinan dalam menggunakan matematika secara

“bermakna”. 2.1.4. Media

Media adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran matematika (dalam Muhsetyo,dkk,2.3 2009)

Menurut Heinich dalam Udin S.Winataputra (2004 : 5.3 ) kata media berasal dari bahasa Latin “merupakan bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” (Between) yaitu perantara sumber pesan (Source) dengan penerima pesan (receiver). Dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut :

a. Menurut Scharmm dalam Udin.S.Winataputra (2004:5.4) Media adalah tekhnologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

(4)

b. Menurut Briggs dalam Udin S. Winataputra (2004:5.4) media adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide dan sebagainya.

c. Menurut NEA dalam Udin.S.Winataputra (2004:5.4) Media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengan termasuk teknologi perangkat kerasnya.

Kata media merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah tengah, pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan dari pengirim pesan.

Sedangkan dalam kepustakaan asing yang ada sementara para ahli menggunakan istilah Audio Visual Aids (AVA), untuk pengertian yang sama. Banyak pula para ahli menggunakan istilah Teaching Material atau Instruksional Material yang artinya identik dengan pengertian keperagaan yang berasl dari kata “raga” artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamanati melalui panca indera kita.

Dari beberapa pengertian media menurut ahli dapat diambil kesimpulan bahwa Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi, dalam pembelajaran yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses pendidikan.

2.1.5. Hasil Belajar

2.1.5.1 Pengertian Hasil Belajar

Proses belajar mengajar sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen guru atau instruktur, siswa bahan intruksional serta lingkungan belajar saling berinteraksi satu sama lain dalam usaha mencapai tujuan sistem tersebut. Sehingga dapat dikemukakan bahwa pembelajaran juga dapat digambarkan sebagai usaha mencapai tujuan untuk mendorong orang lain dalam belajar.

(5)

Hasil dari proses belajar disebut sebagai hasil belajar yang dapat dilihat dan diukur. Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti satuan program pengajaran pada satu jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat dari hasil belajarnya dalam program tersebut. Membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan ranah psikomotor. Untuk dapat belajar sesuatu diperlukannya kondisi yang mempengaruhi belajar, meliputi kondisi internal yang ada pada diri orang yang belajar. Kondisi internal ini sebagai karakteristik siswa yang merupakan diskripsi umum dari sifat-sifat siswa yang akan menerima pelajaran misalnya, usia, kelas, minat, profesi, kesehatan, motivasi, tingkat prestasi, kemampuan, status social ekonomi, atau kemampuan berbahasa asing.

Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan kepribadian erat hubungannya dengan perubahan tingkah laku yang telah dihasilkan dan ingin mengetahui hasil perolehannya dalam suatu pendidikan dikenal dengan istilah prestasi belajar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Nana Sudjana (1990:22) mengartikan hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Ada tiga hasil belajar yaitu ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita- cita.

Dari beberapa uraian tentang hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya.

(6)

2.1.5.2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan apa yang diharapkan, maka diperlukan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain:

1. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan :

a. Faktor jasmaniah yang terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor psikologis meliputi tujuh faktor yaitu intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan

c. Faktor kelelahan yang terdiri dari kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang sifatnya dari luar diri siswa, yaitu pengalaman- pengalaman, keadaan sekolah, dan lingkungan sekitar. Menurut Slameto (1995:60) Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat.

a. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relsi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat

Masyarakat merupkan faktor yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadan siswa dalam masyarakat. Faktor

(7)

tersebut meliputi kegitan siswa dalam masyarakat, mass medi, teman bergaul, dn bentuk kehidupan msyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Nana Sudjana (1989) dalam:

a. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri indiIVidu itu sendiri, antara lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat, motivasi serta faktor-faktor lainnya.

b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di luar indiIVidu diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu siswa tersebut (minat, motivasi, strategi belajar) dan faktor yang terdapat di luar individu (lingkungan keluarga, kualitas pembelajaran dari sekolah, serta perilaku sosial di masyarakat).

2.1.6 Penerapan Media Manik-manik dalam Pembelajaran

Sempoa atau sipoa atau manik-manik adalah alat kuno untuk berhitung yang dibuat dari rangka kayu dengan sederetan poros berisi manik-manik yang bisa digeser-geserkan. Sempoa digunakan untuk melakukan operasi aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan akar kuadrat. http://id. wikipedia.org/wiki/ Sempoa#Referensi.

Sempoa telah digunakan berabad-abad sebelum dikenalnya sistem bilangan Hindu Arab dan sampai sekarang masih digunakan pedagang di berbagai belahan dunia seperti di Tiongkok.

Pembelajaran yang dapat dilakukan oleh Guru dengan menggunakan media manik-manik pada pelajaran Matematika dalam penelitian ini, dilakukan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

(8)

1. Kegiatan Pra Pembelajaran

a. Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang akan dibahas.

b. Memotivasi siswa dengan cerita pendek yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan.

c. Mengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas yang akan dilakukan.

d. Menjelaskan materi pelajaran.

e. Mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penemuan dalam bentuk lembar tugas.

f. Diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan/pemecahan masalah melalui lembar tugas.

g. Membagikan lembar tugas siswa.

h. Menunjukan dan mengenalkan media manik-manik yang akan digunakan.

i. Menyuruh siswa untuk memperagakan cara menggunakan media manik-manik.

j. Menyuruh siswa menghimpun informasi dari hasil pembelajaran dengan media manik-manik.

k. Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan l. Memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan. m. Menyuruh siswa melaporkan hasil temuannya.

(9)

o. Melakukan evaluasi

p. Melakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa melakukan praktek ulang jika belum menguasai materi dan meminta siswa mengerjakan tugas pengayaan bagi siswa yang telah melakukan penemuan dengan baik. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika pada materi kelipatan suatu bilangan pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Gedangan Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.

2.2. Kerangka Berpikir

Dari penelitian dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :

Gambar Skema kerangka berpikir. Kondisi Awal Belum

menggunakan media

SIKLUS I Kurangnya penguasaan materi kelipatan tanpa menggunakan media dari guru. Tindakan menggunakan media SIKLUS II Pembeajaran dibimbing guru secara klasikal

Kondisi Akhir Setelah menggunakan media

Pembelajaran dengan dibimbing guru dengan menggunakan media manik-manik.

(10)

2.3. Hipotesis Tindakan

Untuk mendapatkan prestasi hasil ulangan yang baik bagi siswa kelas IV, maka guru merumuskan hipotesis tindakan perbaikan pembelajaran. Hipotesis tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut :

“ Dengan penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri 3 Gedangan Tahun Pelajaran 2011/2012.”

Gambar

Gambar Skema kerangka berpikir. Kondisi Awal Belum

Referensi

Dokumen terkait

muncul. Kolom tanggal untuk merekam tanggal pengisian data. Kolom jam akan merekam waktu pengisian data.. Kolom hari akan merekam nama hari pengisian data. Kolom data akan merekam

Storytelling is a useful medium for language learning to enhance students’ language skills especially speaking skill. Storytelling motivates the students to speak actively in a

Turbin Aliran Silang dengan busur sudu 74 o dan jumlah sudu 24 mampu menghasilkan daya sebesar 59,80 watt pada variasi tinggi nosel 9 mm dengan debit 8,2 l/s. Pada penelitian

Gambar 5b dan Gambar 5c terlihat agak datar pada interval frekuensi 10 Hz sampai 1000 Hz, hal ini menunjukan suatu DC konduktivitas yang berarti konduktivitas komposit (AgI) 0,3 (

H02b : µ2bPK = µ2bMA, artinya tidak terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai akun-akun

cenderung menguat pada tahun 2016, sejak tahun akhir tahun 2013 sektor keuangan masih berada dalam trend positif walau sempat mengalami koreksi pada bulan April tahun 2015

an campuran yang dimaksud dalam peraturan ini adalah perkawinan dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan. Seperti seseorang yang tunduk kepada hukum

Bukti di lapangan bahwa mineral zirkon terdapat sebagai mineral primer dalam batuan metamorfik genes, mika sekis atau pada amfibolit, seperti terlihat dari hasil analisis