BAB II
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
2.1.1. Agency Theory (Teori Keagenan)
Agency Theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual
antarapihak yang mendelegasikan pengambilan keputusan tertentu
(principal/pemilik/pemegang saham) dengan baik yang menerima pendelegasian tersebut (agen/ direksi/ manajemen) (Alijoyo dan Zaini, 2004;6). Jensen dan Meckling (1976:5) mendefinisan hubungan keagenan
sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (prinsipal/pemilik) melibatkan orang lain (agen) untuk melakukan layanan tertentu demi
kepentingan prinsipal yang melibatkan pendelegasian beberapa kewenangan pengambilan keputusan kepada agen. Kesimpulan teori agensi adalah teori yang mencoba menjabarkan hubungan antara prinsipal dan agen, dimana
terdapat penyerahan otoritas dari pemilik kepada agen untuk menjalankan aktivitas perusahaan.
2.1.2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas itu sendiri terutama mengenai
posisi keuangannya, karena dalam laporan keuangan tersebut berisi berbagai informasi yang berguna bagi pengguna laporan keuangan untuk mengambil suatu keputusan.Laporan keuangan harus memberikan penjelasan yang
mempengaruhi entitas agar tidak menyesatkan penggunanya.Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam yaitu:
1. IAI (2009).
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja suatu keuangan entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. 2. Baridwan (2004:17)
Laporan keuangan merupakan ringkasan proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujun untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan oleh pemilik perusahaan.Laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi
tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Ada empat komponen laporan keuangan menurut Baridwan antara lain: 1. Neraca
Neraca adalah laporan yang memunjukan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukan
dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi didalam perusahaan dan pasiva terdiri dari
disebut hutang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukan
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk satu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh
perusahaan.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal menunjukan sebab-sebab perubahan modal perusahaan. Didalam laporan ini ditunjukan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum didalam
laporan perhitungan laba rugi dan dikurangi dengan dividen yang diumumkan selama peride yang bersangkutan.
4. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan kas pengeluaran kas suatu perusahaan
selama periode tertentu. 3. SAK (2009)
Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan posisi perubahan modal, dan catatan lain serta materi penjelas yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.Kieso dan Weygandt
yang merupakan komponen utama pelaporan keuangandan laporan-laporan tambahan seperti pelaporan-laporan inflasi, diskusi, analisis manajemen
dalam laporan tahunan, dan surat-surat kepada pemegang saham. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan perusahaan terdiri atas laporan yang menunjukan posisi keuangan perusahaan dalam waktu tertentu yang dilaporkan di neraca dan diperhitungkan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Laporan
arus kas didalam neraca menunjukan aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukan hasil operasi perusahaan
selama periode tertentu, sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukan sumber dan pengguna.Tujuan laporan keuangan menurut SAK (2009), adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
a. Aset. b. Laibilitas.
c. Ekuitas.
e. Kontribusi yangdidistribusikan kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik. f. Arus kas.
Tujuan laporan keuangan menurut IAI (2007) adalah menyediakan
informasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.Sedangkan tujuan pelaporan keuangan menurut
Kieso dan Weygandt (2002) adalah untuk memberikan :
1. Informasi yang berguna dalam keputusan investasi dan kredit
2. Informasi yang berguna dalam penilaian prospek arus kas.
3. Informasi mengenai sumberdaya perusahaan, klaim pada
sumberdaya tersebut.
Chariri dan Ghozali (2003;103) menyebutkan pamakaian laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Para pemakai laporan keuangan meliputi: 1. Investor
Investor yang berkepentingan dengan resiko dan hasil dari investasi
yang mereka lakukan. Informasi dibutuhkan untuk menentukan apakah mereka akan membeli, menahanatau menjual investasi tersebut, dan
2. Kreditur
Kreditur akan menggunakan informasi akuntansi untuk membantu
mereka memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
3. Pemasok
Pemasok membutuhkan informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo.
4. Karyawan
Karyawan membutuhkan informasi mengenai stabilitas dan
profitabilitas, perusahaan, kemampuan memberi pensiun, dan kesempatan kerja.
5. Pelanggan
Pelanggan memiliki kepentingandengan informasi terhadap kelangsungan hidup perusahaan terutama bagi mereka yang memiliki
perjanjian jangka panjang dengan perusahaan. 6. Pemerintah
Pemerintah memiliki kepentingan dengan informasi tersebut untuk
mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lain-lain.
7. Masyarakat
Masyarakat memiliki kepentingan dengan informasi tentang kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai laporan
keuangan. IAI (2007) terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan yaitu:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang dapat ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk dapat segera dipahami oleh
pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktifitas dan bisnis akuntansi, serta kemampuan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. 2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
prosespengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, dan membantu mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
3. Keandalan
Informasi harus andal (reliable) agar berkualitas dan bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan(trend) posisi dan kinerja keuangan perusahan. Pengguna harus dapat membandingkan
laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.1.3. Ketepatan Waktu
Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan
keuangan adalah ketepatan waktu. Rentang waktu antara tanggal pelaporan keuangan perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke
publik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan (Wahyu, 2008). Berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan standar akuntansi keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Empat
karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan, untuk mendapatkan informasi yang relevan tersebut. Dari
informasi laporan keuangan terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan waktu. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan aspek tambahan bagi relevansi, jika informasi yang tidak tersedia saat dibutuhkan
a. Chariri dan Ghozali (2003:92) menyebutkan informasi harus tersedia
tepat waktu bagi pengambilan keputusan sebelum mereka kehilangan
atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang diambil. Sehingga informasi dikatakan tidak relevan jika tidak tepat waktu.
b. BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003, yang menyatakan bahwa
perusahaan telah melakukan pencatatan di Bursa Efek Indonesia mempunyai kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala.
Keputusan tersebut ditetapkan tanggal 30 september 2003.
c. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008), menyatakan bahwa
laporan keangan wajib disajiakan secara tahunan berdasarkan tahun takwim, artinya laporan keuangan dilaporkan pada akhir periode akuntansi yaitu tanggal 31 desember.
Penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan
ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut, hal ini sesuai dengan pareturan X.K.2 yang telah diterbitkan BAPEPAM. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan bisa berakibat buruk bagi
perusahaan secara langsung maupun tidak langsung, karena investor akan menanggapi keterlambatan tersebut sebagai sinyal buruk bagi perusahaan.
2.1.4. Leverege
besar suatu perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aktiva perusahaan. Perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi berarti
sangat tergantung pada pinjaman luar untuk membiayai aktivanya. Sedangkan perusahaan yang mempunyaiLeverage rendah lebih banyak
membiayai investasinya dengan modal sendiri. Husnan dan Pudjiastuti (2004;70) menyatakan bahwa leverage diukur menggunakan debt to equity ratio dengan membandingkan total hutang dengan modal sendiri. tingginya
debt to equity ratio mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukan adanya kemungkinan bahwa perusahaan
yang bersangkutan tidak dapat melunasi kewajiban atau hutangnya baik pokok maupun bunganya. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan pada
perusahaan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata masyarakat dan investor. Karena hal ini merupakan
berita buruk bagi investor, dan perusahaan cenderung menunda penyampaian laporan keuangan.
2.1.5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (hanafi dan Halim, 2003). Harahap (2006:304) Rasio profitabilitas (rentabilitas)
sebagainya.Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba, sehingga semakin tinggi
profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Selain sebagai salah satu indikator
keberhasilan perusahaan profitabilitas juga sering digunakan sebagai pengukur kinerja manajemen perusahaan dan efisiensi penggunaan modal kerja. Menurut Hapsari dan Didin,(2010:5) ada 3 rasio profitabilitas
diantaranya:
1. Margin Laba (Profit Margin)
Rasio ini mengatur laba per-rupiah penjualan dan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya dan pengeluaran sehubungan dengan penjualan.
2. Pengembalian Atas Aset (Return On Asset-ROA)
Rasio ini menggambarkan perputaran aset diukur dari volume
penjualan. Semakin tinggi hasil pengembalian (laba) dari penggunaan aset perusahaan semakin efektif perusahaan.
3. Pengembalian Atas Ekuitas (Return On Equity-ROE)
Rasio ini menunjukan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimalkan tingkat hasil pengambilan investasi pemegang
saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan.
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode.
2. Mengetahui perkembangan laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui tingginya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Mengetahui produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman dengan modal sendiri.
Pasca dan Roza (2009) Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi
dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mempunyai berita baik akan cenderung menyampaikan laporan keuangan tepat waktu.
2.1.6. Ukuran Perusahaan
Salah satu atribut yang dapat dihubungkan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat dilihat dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran peusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktivanya, total penjualan,
kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin
perusahaan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Dari berbagai variabel ini maka aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai
market capitalizer dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan
(Sudarmadji dan Sularto,2007).
Ukuran perusahaan dapat menunjukan seberapa besar informasi yang terdapat didalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak menajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal
perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin banyak informasi yang terkandung didalamnya.
Pihak manajemen harus mengolah informasi tersebut dengan baik untuk dilaporkan pada pihak yang berkepentingan. Jika pihak manajemen tidak bersedia mengolah informasi tersebut dengan baik maka laporan keuangan
yang dihasilkan tidak akan bisa mencerminkan keadaan dari kondisi perusahaan.Ukuran perusahaan lebih banyak disorot oleh masyarakat
dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung menjaga image perusahaan dimata masyarakat. Untuk menjaga image tersebut perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dalam
penyampaian laporan keuangn dibandingkan perusahan kecil. Perusahaan besar lebih banyak mempunyai pengetahuan tentang peraturan yang ada,
2.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Variabel Hasil
1. Herlyaminda, Arfan dan Darwanis (2008)
Leverage, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan.
Leverage, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan simultan berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Secara parsial Leverage, Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu.
Likuiditas dan Umur Perusahaan
berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu.
2. Yuwan (2010) Profitabilitas, leverage, dan opini audit Secara parsial Profitabilitas, Leverage berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
3. Kristina (2005) Profitabilitas, Debt to Equity Ratio dan Ukuran Perusahaan. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
4. Toding dan Made (2004)
Profitabilitas, Reputasi Kantor, Leverage, Kepemilikan
Manajerial dan komite Audit Profitabilitas dan Reputasi Kantor berpengaruh signifikan negatif terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Leverage, Kepemilikan
Manajerial dan komite Audit tidak
2.3.Kerangka Pemikiran
Laporan keuangan berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan tersebut guna sebagai bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan
yang diumumkan oleh perusahaan terutama perusahaan yang telah go public merupakan merupakan informasi relevan yang dapat digunakan oleh investor untuk mengambil keputusan secara cepat dan rasional. Baridwan
(2004:4) mengungkapkan bahwa informasi yang ada pada laporan keuangan relevan digunakan untuk mengambil suatu keputusan ekonomi jika laporan
keuangan tersebut dilaporkan tepat waktu dimana informasi harus tersedia untuk pengmbilan keputusan. Oleh karena itu sesuai dengan surat ketua BAPEPAM. Kep-36/PM/2003 ketetapan waktu penyampaian laporan
keuangna tersebut diukur dari hari yang diperlukan untuk menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen ke
BAPEPAM.
2.3.1. Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan
Perusahaan yang mempunyaileverage yang tinggi berarti sangat
tergantung pada pinjaman dari luar untuk membiayai aktivanya. Tingginya resiko leverage mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Resiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa
tidak dapat melunasi kewajiban atau hutangnya baik pokok maupun bunganya. Dengan keadaan yang terjadi, perusahaan akan mendapatkan
berita buruk yang pastinya akan mempengaruhi kondisi perubahan dimata publik. Oleh karena itu, pihak manajemen cenderung menunda
penyampaian laporan keuangan perusahaan.
H1 : Leverage berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.
2.3.2. Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan
perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangan tepat waktu (Hilmi dan Ali, 2008). Manajer perusahaan akan lebih bersedia untuk melaporkan berita baik lebih cepat dari pada
melaporkan berita buruk, karena efek berita tersebut bisa saja berpengaruh pada harga saham dan lainnya (Sukoco,2013). Perusahaan lebih memilih
untuk menunda pengumuman laporan keuangan ke publik jika laporan keuangannya mengindikasikan kerugian. Ketika perusahaan mengumumkan
profitabilitas yang negatif dan mengumumkan laporan keuangannya terlambat maka informasi tersebut tidak relevan lagi untuk pengambilan keputusan.
2.3.3. Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan
Perusahaan besar akan lebih banyak mendapatkan sorotan dari masyarakat jika dibandingkan dengan perusahaan kecil, oleh karena itu
perusahaan besar cenderung menjaga image perusahaan dimata masyarakat. Untuk menjaga image tersebut perusahaan berusaha untuk menyampaikan
laporan keuangannya secara tepat waktu (Respati, 2004). Ukuran perusahaan memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fees), hal ini menyebabkan perusahaan yang memiliki
perusahaan lebih besar cenderung tepat waktu dalam melakukan pelaporan keuangannya (Racmawati, 2008).
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
2.4.Hipotesis Penelitian
Leverage
Profitabilitas
Ukuran Perusahaan
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan
H1
H2
H3
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikembangkan dan digambarkan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : leverage berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.
H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H3 : ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu