A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran dan
keuntungan bagi para pemegang sahamnya (Brigham dan Houston, 2001).
Salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan
meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Tujuan lain dari perusahaan yaitu
mendapatkan laba serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu
keputusan penting yang dihadapi oleh manajer (keuangan) dalam kaitannya
dengan kelangsungan hidup perusahaan adalah keputusan pendanaan atau
keputusan struktur modal yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan
dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa yang harus
digunakan oleh perusahaan (Elim dan Yusfarita, 2010).
Perusahaan memerlukan modal dalam pelaksanaan dan pengembangan
usaha. Struktur modal perusahaan adalah proporsi antara penggunaan utang
dan modal sendiri dalam struktur finansial perusahaan. Keputusan pendanaan
secara sederhana dapat diartikan sebagai keputusan manajemen dalam
menentukan sumber-sumber pendanaan (dari modal internal dan modal
eksternal). Sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan diperoleh dari
retained earning dan depresiasi. Sumber dana eksternal dibedakan menjadi
pembelanjaan sendiri (external equity). Modal dari kreditur merupakan utang
bagi perusahaan yang bersangkutan yang sering disebut sebagai modal asing.
Oleh karena itu setiap manajer keuangan perlu menentukan keputusan struktur
modal yaitu berkaitan dengan penetapan apakah kebutuhan dana perusahaan
dipenuhi dengan modal sendiri atau modal asing (Husnan, 1996 dalam
Mutamimah dan Rita, 2009).
Manajer harus mampu menghimpun dana yang bersumber dari dalam
perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan
pendanaan tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu
meminimalisasikan biaya modal yang ditanggung perusahaan. Biaya modal
yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang
secara langsung timbul dari keputusan yang dilakukan manajer. Ketika
manajer menggunakan hutang, jelas biaya modal yang timbul sebesar bunga
yang dibebankan oleh kreditur, sedangkan jika manajer menggunakan dana
internal atau dana sendiri akan timbul opportunity cost dari dana atau modal
sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak
cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi,
yang selanjutnya dapat berakibat pada profitabilitas perusahaan. Hal ini berarti
juga menurunkan kemakmuran dari para pemegang saham (Prabansari dan
Kusuma, 2005).
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan ritel. Menurut Sukirno
(1997) dalam Wijaya dan Hadianto (2008) menyatakan bahwa sektor ritel
masyarakat ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian sebuah negara, dimana
dalam kondisi perekonomian yang tumbuh masyarakat cenderung melakukan
belanja secara lebih aktif dan sebaliknya. Dalam masa inflasi, biasanya
kenaikan harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Hal ini berdampak
kemerosotan pendapatan pada tenaga kerja yang berpendapatan tetap yang
berakibat pada penurunan daya beli masyarakat. Bagi perusahaan, inflasi yang
terjadi menyebabkan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi akan
mendorong perusahaan menaikan harga walaupun mereka harus mengambil
risiko dalam menghadapi pengurangan dalam permintaan barang-barang yang
diproduksinya sehingga perusahaan mengalami penurunan penjualan. Menurut
Hanafi (2004), pada saat penjualan turun, penggunaan utang menjadi risiko
bagi perusahaan karena adanya beban bunga yang secara tetap harus
dibayarkan, untuk bertahan dalam kondisi seperti ini hanya ada dua pilihan
yaitu menggunakan laba ditahan atau menerbitkan saham baru untuk
pengakumulasian dana.
Menurut Brigham dan Houston (2001), banyak faktor yang
mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain risiko bisnis, posisi pajak,
fleksibilitas keuangan dan konservatisme atau agresivitas manajemen.
Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dalam penelitian
ini dibatasi empat faktor antara lain struktur aktiva, ukuran perusahaan,
Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hadianto (2007)
menunjukan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal. Penelitian Hadianto dan Tayana (2010) menunjukan hasil
bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
Hasil berbeda ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Yuhasril
(2006), Tin (2004), Mas’ud (2008), Nanok (2008), Utami (2009), dan Kartika
(2009) yang memberikan hasil bahwa struktur aktiva berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal. Sedangkan Nurrohim (2008), Elim dan Yusfarita
(2010), Wijaya dan Hadianto (2008), Miawan dan Seventi (2008), Seftianne
dan Handayani (2011) juga mengatakan bahwa struktur aktiva tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Harjanti dan Tandelilin (2007),
Prabansari dan Kusuma (2005) menunjukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Penelitian Hadianto
(2007) menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif
signifikan terhadap struktur modal. Hasil berbeda ditemukan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Miawan dan Seventi (2008), Widjaja dan Kesenda
(2008), Mas’ud (2008), Nanok (2008), Seftianne dan Handayani (2011),
Kartika (2009) yang memberikan hasil bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan Wijaya dan
Hadianto (2008), Utami (2009), Setiawan (2006), Suripto (2008) menemukan
bukti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur
Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Hadianto (2008),
Mutamimah dan Rita (2009), Setiawan (2006) menunjukan hasil bahwa
likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan
Seftianne dan Handayani (2011) menemukan bukti bahwa likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Hadianto (2007), Prabansari dan
Kusuma (2005), Hadianto dan Tayana (2010), Wijaya dan Hadianto (2008)
menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal. Penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007), Setiawan (2006)
menunjukan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal. Hasil berbeda ditemukan dalam penelitian yang dilakukan
oleh Nurrohim (2008), Miawan dan Seventi (2008), Widjaja dan Kesenda
(2008), Tin (2004), Mutamimah dan Rita (2009), Mas’ud (2008), Utami
(2009), Kartika (2009) yang memberikan hasil bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan Elim dan
Yusfarita (2010), Kesuma (2009), Suripto (2008), Seftianne dan Handayani
(2011) menemukan bukti bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
Dari beberapa penelitian terdahulu diatas terjadi perbedaan hasil
penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal.
Alasan diadakannya penelitian ini yaitu melanjutkan dari penelitian yang
dilakukan oleh Wijaya dan Hadianto (2008), yaitu tentang pengaruh struktur
modal emiten sektor ritel di BEI: sebuah pengujian hipotesis pecking order.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah periode
penelitian. Periode penelitian ini menggunakan tahun 2006-2010. Sedangkan
penelitian sebelumnya menggunakan data tahun 2000-2005.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa arti pentingnya
struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena
baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap
posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur
modal yang kurang baik dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan
memberikan beban yang berat kepada perusahaan yang bersangkutan,
sehingga akan berpengaruh pada labanya. Struktur modal merupakan cermin
dari kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang
dikeluarkan (Wardani, 2010).
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan
diantaranya adalah:
1. Apakah struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, dan profitabilitas
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal sektor
ritel di BEI?
2. Apakah struktur aktiva secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
3. Apakah ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal sektor ritel di BEI?
4. Apakah likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal sektor ritel di BEI?
5. Apakah profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal sektor ritel di BEI?
C. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dibatasi pada:
1. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor ritel yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan selama 5 tahun
berturut-turut yaitu tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010.
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dalam perumusan
masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
1. Menguji pengaruh signifikan struktur aktiva, ukuran perusahaan,
likuiditas, dan profitabilitas secara simultan terhadap struktur modal
sektor ritel yang terdaftar di BEI.
2. Menguji pengaruh signifikan secara parsial struktur aktiva terhadap
3. Menguji pengaruh signifikan secara parsial ukuran perusahaan terhadap
struktur modal sektor ritel yang terdaftar di BEI.
4. Menguji pengaruh signifikan secara parsial likuiditas terhadap struktur
modal sektor ritel yang terdaftar di BEI.
5. Menguji pengaruh signifikan secara parsial profitabilitas terhadap
struktur modal sektor ritel yang terdaftar di BEI.
E. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
1. Bagi para pemakai laporan keuangan (terutama investor dan kreditor)
dalam rangka menilai kinerja perusahaan yang tercermin dalam struktur
modal, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
dalam penanaman investasi.
2. Bagi pihak manajemen dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan besarnya sumber dana yang diperlukan (baik dari
pinjaman ataupun ekuitas) dalam membiayai aktivitas operasional
perusahaan.
3. Bagi akademisi diharapkan menjadi referensi untuk dilakukannya
penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur