• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Gita Rendita BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Gita Rendita BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, tetapi ada beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kehamilan penuh dengan ancaman yang diawali dari hasil bertemunya sperma dan ovum yang tidak menempel dengan sempurna ke rahim, kemungkinan pertumbuhan janin yang terhambat, berbagai penyakit ibu yang mengancam kehamilan, hingga proses kelahiran yang juga mempunyai resiko tersendiri. Salah satu penyakit yang sering mengancam kehamilan adalah hipertensi dalam kehamilan atau preeklamsia (Mayes, 2007).

Preeklampsia adalah hipertensi pada usia kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg yang di

lakukan pengukuran 2 kali selang 4 jam di sertai dengan proteinuria 300 mg protein dalam urin selama 24 jam. Preeklampsia dapat bermula pada masa antenatal, intrapartum, atau postpartum. Preeklampsia dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat (Nuning, 2010). Preeklampsia termasuk dalam triad of mortality atau tiga penyebab kematian ibu hamil, yaitu selain perdarahan dan infeksi (Djamil, 2016).

(2)

memprioritaskan upaya kesehatan maternal yang di lakukan secara sistematik dengan mengurangi resiko kematian, menjamin reproduksi sehat dan meningkatkan kualitas hidup ibu kaum perempuan dengan tolak ukur keberhasilan program di gunakan indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes RI, 2014).

Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian yang terjadi saat hamil, bersalin, atau dalam 42 hari pasca persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadapkehamilan. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor yang meningkatkan angka kematian ibu. WHO memperkirakan Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia lebih dari 585 ribu ibu meningal tiap tahunya, artinya setiap menit ada satu perempuan yang meninggal saat hamil, bersalin maupun 42 hari pasca melahirkan.hal ini menunjukan bahwa kehamilan bukan peristiwa yang tidak hanya terjadi alamiah namun perlu mendapat perhatian khusus dari lingkungan sekitar (Barata, 2008).

(3)

Di Indonesia, preeklampsi dan eklampsi merupakan penyebab kematian ibu yang menduduki peringkat kedua setelah perdarahan. Tahun 2010 – 2013 kejadian preeklamsi mengalami kenaikan dari 21,5% menjadi 27,1%. Ada beberapa penyakit ibu yang dapat meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia, yaitu riwayat hipertensi kronis, preeklampsia, diabetes mellitus, ginjal kronis dan hioperplasentosis (mola hidatidosa, kehamilan multipel, bayi besar) (Kemenkes RI, 2014). Selain itu, ada beberapa faktor yang lain diantaranya: status sosial-ekonomi, riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal, riwayat ANC, dan kecemasan atau anxietas. Ibu hamil yang mengalami kecemasan dan stres dapat mengakibatkan tekanan darahnya naik. Tekanan darah tinggi atau hipertensi pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan memiliki berat lahir rendah, bahkan kematian. Perasaan cemas dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress (Aprilia, 2012).

Menurut penelitian Wiliams (2009), yang menyatakan bahwa Resiko preeklamsia tampaknya terjadi lebih kuat berhubungan dengan mood ibu atau gangguan kecemasan terlebih dahulu didiagnosis selama indeks kehamilan (adjusted RR = 3,64; 95% CI1.13-11.68).

(4)

hubungan dengan pasangan, dan melibatkan ekonomi keluarga status juga. Beberapa bentuk kecemasan selalu hadir saat hamil. Kecemasan muncul dari tidak terpenuhi harapan dan kebutuhan yang didapat berkaitan dengan prestise, status, harga diri, dan pertimbangan diri sendiri mungkin tidak dipenuhi selama kehamilan dan diharapkan menjadi ibu (Clark, dalam Ghoghre, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Umami (2014), menunjukkan ada hubungan antara kecemasan dengan terjadinya Pre eklamsia Di Desa Gondang Beji kabupaten Pasuruan. Cemas selama kehamilan bisa terjadi secara tidak langsung akan menyebabkan peningkatan komplikasi kehamilan. Tingkat tumor necrosis factor- alfa interleukin-6 pro-inflamasi Sitokin lebih tinggi pada wanita yang mengalami kecemasan selama kehamilan. Di samping itu, tingkat pasangan interleukin-10 (IL-10), yang memainkan peran penting dalam normal kehamilan, berkurang pada wanita dengan preeklampsia, tingkat kortikotropin dan peningkatan aktivitas di sistem syaraf simpatik (SNS), yaitu Perubahan yang disebabkan oleh cemas, akan terjadi pada wanita dengan preeklampsia ( Vollebregt KC, 2008 )

(5)

tingkat kesuburan di masa dewasa. Selain menyebabkan preeklamsi, kecemasan selama kehamilan juga dapat menyebabkan masalah emosional, gangguan hiperaktif, desentralisasi dan gangguan pada perkembangan kognitif anak-anak (Tarabulsy, 2014).

Studi pendahuluan dilakukan dengan observasi dan wawancara sederhana yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas 1 Purwanegara pada tanggal 23 Maret 2018. Dari 10 ibu hamil, terdapat 3 ibu hamil yang mengalami preeklamsi ringan, 1 ibu hamil yang mengalami preeklamsi berat, 6 ibu hamil yang tidak mengalami preeklamsi. Sebagian besar ibu hamil merasa khawatir dengan kondisi bayinya serta proses persalinannya apakah akan berjalan lancer atau tidak.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut dan fenomena yang terjadi di lapangan tersebut, maka penulis tertarik mengambil judul :“hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian kehamilan preeklamsia

pada ibu hami trimester 3 di wilayah kerja Puskesmas Purwanegara”

B. Rumusan masalah

(6)

Berdasarkan latar belakang di atas maka menurut penulis “Apakah ada hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian kehamilan preeklamsi pada ibu hamil trimester 3 di wilayah kerja Puskesmas Purwanegara”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian kehamilan preeklamsi pada ibu hamil trimester 3 di wilayah kerja Puskesmas Purwanegara”.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden seperti: umur, usia kehamilan dan paritas.

b. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada ibu hamil yang terkena preeklamsi dan yang tidak terkena preeklamsi.

c. Untuk mengetahui gambaran kejadian kehamilan preeklamsi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Purwanegara

(7)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Untuk mengembangkan ilmu keperawatan maternitas dalam upaya promotif, preventif, dan menambah reverensi penelitian dengan cara mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian kehamilan preeklamsi pada ibu hamil trimester 3 di wilayah kerja Puskesmas Purwanegara.

2. Bagi Puskesmas

Memberikan informasi kepada pihak puskesmas untuk lebih meningkatkan upaya dalam mensosialisasikan pentingnya mengurangi kecemasan dan pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil untuk mecegah komplikasi seperti preeklamsi

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi bagi peneliti lanjutan yang ingin mlakukan penelitian di bidang yang sama di masa mendatang.

4. Bagi Responden

(8)

E. Penelitian Terkait

1. Wiliams (2009), yang meneliti tentang “Risiko Preeklamsia dalam Hubungan dengan Kehamilan Ibu dan gangguan kecemasan yang Didiagnosis Sebelum atau Selama Kehamilan awal”. Penelitian Ini Bersifat studi kohort terhadap 2.601 wanita hamil. Kehamilan pra kehamilan dan kehamilan ibu. Hasil penelitian menunjukan Resiko preeklamsia tampaknya terjadi lebih kuat berhubungan dengan mood ibu atau gangguan kecemasan terlebih dahulu didiagnosis selama indeks kehamilan (adjusted RR = 3,64; 95% CI 1.13-11.68)

Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah sama-sama meneliti tentang kecemasan terhadap kejadian preeklamsia

Perbedaan penelitian ini adalah pada studi penelitian yang digunakan adalah studi kohort, sedangkan penulis menggunakan metode deskripsi korelasi.

(9)

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang hubungan kecemasan dengan kejadian preeklamsi

Perbedaan penelitian ini adalah pada responden yaitu pada ibu hamil dari trimester 1 sampai 3, sedangkan peneliti hanya mengambil responden pada ibu hamil trimester ke 3

3. Kordi (2015), yang meneliti tentang “Kecemasan saat Kehamilan dan Preeklamsia: sebuah study Kontrol Kasus”. Penelitian ini

menggunakan studi kasus-kontrol yang dilakukan pada 150 wanita hamil dengan preeklamsia dan 150 wanita hamil sehat, yang semuanya dirujuk ke kesehatan pusat dan rumah sakit universitas Masyhad pada tahun 2014. Hasil penelitian menunjukan, ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dan preeklampsia dengan nilai (P <0,001)

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang hubungan kecemasan dengan kejadian preeklamsi

Perbedaan penelitian ini adalah pada metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus kontrol dan peneliti menggunakan metode deskripsi korelasi.

4. Rengganis (2010), yang meneliti tentang”Hubungan Antara

(10)

Dr. Moewardi Surakarta. Hasil penelitian dengan 36 sampel ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok ibu hamil dengan preeklamsia sebanyak 18 sampel (50%) dimana 17 sampel (47,2%) mengalami kecemasan sedangkan 1 sampel (2,8%) tidak mengalami kecemasan dan kelompok ibu hamil yang tidak preeklamsia sebanyak 18 sampel (50%) dimana 13 sampel (83,3%) mengalami kecemasan dan 6 sampel 16,7%) tidak mengalami kecemasan.

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang hubungan kecemasan dengan kejadian preeklamsi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK &amp; MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

terlibat melakukan transaksi tidak harus bertemu atau berhadapan secara langsung. Bisa saja para pihak yang telah melakukan transaksi tersebut berada pada tempat atau.

Berisi tentang uraian analisis mengenai proses kerja dari pencarian lintasan terpendek menggunakan algoritma L-Queue dan algoritma Floyd pada graph yang terdiri dari

[r]

Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif diantaranya Teams Games Tournament (TGT) dan Numbered Heads Together (NHT). TGT adalah pembelajaran kooperatif

Penelitian ini diharapkan untuk dapat menambah pengetahuan dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan khususnya mengenai analisis diskriminan model Altman Z-Score

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan