BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1) Pengertian Belajar
Belajar menjadi kebutuhan yang sangat mendasar oleh peserta didik, dengan belajar peserta didik mendapatkan ilmu baik dari formal maupun informal. Belajar secara formal aspek yang harus dikembangkan ada 3 yaitu aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah Suatu proses usaha yang dlakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hilgard dalam bukunya Andi Prastowo (2013:
43) “Learning is the proses by which an activity originates or changed
through training procedures (weather in the laboratory or in the natural
environment) as distingused from changes by factors not attributable to
training. Belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur
latihan , baik latihan di dalam laboratorium maupun lingkungan alamiah”. Menurut Gagne dalam Sagala (2010: 17) belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari
waktu sebelum dia mengalami situasi itu kewaktu yang setelah ia mengalami situasi tadi.
Menurut Slameto (2003: 27) prinsip-prinsip belajar dibedakan menjadi empat, sebagai berikut:
a. Berdasarkan Prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional;
2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar
1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;
2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
c. Sesuai materi dan bahan yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus mempunyai struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
d. Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;
2. Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
Lebih lanjut menurut Slameto (2003: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan faktor intern dan ekstern,
A Faktor Intern.
Factor intern adalah faktor yang ada didalam diri individu yang sedang belajar,dibedakan menjadi empat antara lain:
1. Faktor Jasmaniah a) faktor kesehatan
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh.Siswa yang memiliki cacat tubuh belajarnya akan terganggu.
2. Faktor Psikologis a) Intelegensi
Menururut, J.P. Chaplin Intelegensi adalah Kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif ,mengetahui konsep,mengetahui konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Minat
Menurut Hilgard dalam buku Slameto (2003: 60) minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
1. Faktor kelelahan
terlihat adanyakebosanan dan kelesuan sehingga minat dan doronganuntukmenghasilkan sesuatu hilang.
B Faktor Ekstern 1. Faktor keluarga
a) Cara Orang Tua Mendidik
Menurut Sutjipto dalam buku Slameto (2003: 61) Keluarga adalahlembaga pendidikan yang pertama dan utama. Sehingga keluarga merupakan faktor pembentuk utama dalam karakter anak.
b) Suasana Rumah.
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian–kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga disaatanak belajar dan berada.
c) Relasi Antar Anggota Keluarga.
Relasi keluarga yang terpenting adalah relasi orang tuadengan anak,begitu pula relasi dengan saudara-saudaranya. 2. Faktor Sekolah
a) Metode Mengajar
mengajar yang tidak menyenangkan mempengaruhi belajar siswa.
b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan pelajaran itu. Jelaskan bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
3. Faktor Masyarakat
a) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat.
Kegiatan siswa dapat menguntungkan dalam masyarakat, namun apabila kegiatannya berlebihan maka akan mengganggu belajar seseorang.
b) Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap siswa begitu pun sebaliknya.
belajar seseorang, karena kondisi lingkungan pendukung yang baik maka akan baik pula proses belajar tersebut.
2) Hasil Belajar
a) Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2008: 22) hasil belajar adalah Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Horword Kingsley (Sudajana 2008: 22) membagi tiga macam hasil belajar yaitu
a) Keterampilan dan kebiasaan.
b) Pengetahuan dan pengertian
c) Sikap dan cita-cita
Menurut Benyamin Bloom (Sudjana 2008: 22) hasil belajar secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni
a) Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinngi.
c) Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorisyakni gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpreative.
Sesuai dengan kurikulum yang berkembang saat ini yaitu kurikulum 2013 bahwa hasil belajar mencakup tiga komponen yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga pendapat pakar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu mencakup tiga ranah afektif, kognitif dan psikomotor.ketiga ranah tersebut sama-sama penting karena dapat menunjang kemampuan siswa dalam beajar dan dapat dilihat hasil belajarnya
.
b) Konsep Penilaian Hasil Belajar Pada Kurikulum 2013
dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.
a. Cakupan Penilaian
Dalam Kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dirumuskan sebagai berikut:
a) KI-1: kompetensi inti sikap spiritual. b) KI-2: kompetensi inti sikap sosial. c) KI-3: kompetensi inti pengetahuan. d) KI-4: kompetensi inti keterampilan.
b. Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI.Jadi,untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai berikut:
1) KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).
2) KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2).
c. Metode dan instrumen penilaian
Berbagai metode dan instrumen baik formal maupun nonformal digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk). Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalambentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikappenilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
lain, guru telah melakukan penilaian informal terhadap performansi peserta didik tersebut. Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan peserta didik.
Menurut ketentuan Kemendikbud diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu penilaian hasil belajar dalam kurikulum 2013 sudah semakin disempurnakan, terdapat empat aspek sikap spiritual, sikap social, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian dalam kurikulum 2013 menggunakan penilaian portofolio yang menilai pada proses pembelajaran, guru melakukan penilaian pada saat pembelajaran sedang berlangsung misalnya siswa memberikan komentar-komentar pada saat pembelajaran berlangsung atau pada saat siswa membuat karya pada saat itu guru melakukan penilaian proses kemudian hasil.
3) Pengertian Pembelajaran Tematik
Menurut Prastowo (2011: 117) pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, Sehingga pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat member pengalaman bermakana pada siswa .
Dari pembahasan diatas pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dipadukan dari beberapa kompetensi dasar per pelajaran sehingga menjadi satu kesatuan yang padu.
4) Pendekatan Saintifik
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam konsep pendekatan saintifik (scientific) terdapat kriteria terbentuknya pendekatan
saintifik (scientific), kriteria yang melatar belakangi pendekatan saintifik
(scientific) adalah
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran,
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Selanjutnya menurut Kemendikbud proses pembelajaran pada pendekatan saintifik menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dapat dilihat melalui skema 2.1 dibawah ini.
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektifmelalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
b) Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
c) Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuanuntukmenjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia
yang memiliki kecakapan danpengetahuan untuk hidup secara layak
(hard skills) dari peserta didik yang meliputiaspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran,yaitumenggunakan
pendekatan ilmiah. Dari penjelasan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan ditarik sebuahkesimpulan bahwa Pendekatanilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaransebagaimana dimaksud
meliputimengamati, menanya, menalar, mencoba,membentuk jejaring
untuk semua matapelajaran.
a) Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dari beragam sumber yang ditentukan guru sampai yang yang ditentukan peserta didik. Dari sumber yang tunggal sampai yang beragam.
d) Mencoba siswa melakukan percobaan setelah mendapatkan berbagai infomasi dalam pembelajaran kemudian siswa melakukan percobaan sendiri dibimbing oleh guru dengan tujuan agar siswa lebih memahami untuk mencapai sesuatu yang lebih baik harus dengan usaha mencoba dan mencoba sampai bisa.
e) Membuat jejaring atau mengkomunikasikan hasil Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Penjelasan yang dikemukakan oleh kemendikbud dapat disimpulkan bahwaPendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang bertujuan agar siswa lebih bisa berfikir untuk memecahkan permasalahan melalui pengamatan,pertanyaan,
percobaan, penalaran, mengkomunikasikan hasil yang sudah
5) Model pembelajaran berbasis masalah
A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Kemendikbud dalam kurikulum 2103 Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah konstektual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Penerapan pembelajaran berbasis masalah,peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah.Sejalan dengan pendapat para ahli. Menurut Made (2011: 91) pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Selanjutnya siswa menyelesaikan masalah tersebut untuk mendapatkan pengalaman baru.
berbasis masalah merupakan pembelajaran yang memberikan suatu permasalahan yang nyata (autentik) yang dialami oleh siswa sehari-hari dan memberikan pembelajaran untuk siswa menyelesaikan masalah dengan penyelidikan serta penemuan tujuannya agar siswa lebih bisa berfikir intensif. Penyelesaian masalah untuk mengetahui fakta, perumusan masalah, dan solusi dari permasalahan yang dihadapi untuk kemudian siswa melalui usaha sendiri menemukan penemuan baru, hal ini berjalan seiring dengan kurikulum dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 yang memberikan suatu permasalahan dalam pembelajaran dengan melalui proses untuk menemukan jawabanya yaitu melalui mengamati. Menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring (mengkomunikasikan hasil).
B. Karakteristik Model pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Rusman (2010:232) karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
2) Permasalahan yang diangjat adalah permasalahan yang ada didunia nyata yang tidak terstruktur
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda. 4) Permasalahan menantang perspektif ganda.
6) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama. 7) Pemanfaatan sumber pengetahuan
8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dalam pengasaan isi untuk mencari solusi dalam sebuah permasalahan.
9) Keterbukaan proses pembelajaran berbasis masalah meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
10)Pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review pengalaman peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Menurut Kemendikbud Pembelajaran berbasis masalah memiliki langkah operasional dalam proses pembelajaran antara lain: 1. Konsep Dasar (BasicConcept)
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau skiil yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan „peta‟ yang akurat tentang arah dan
tujuan pembelajaran.
2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternative pendapat.
3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memeperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan dalam perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu:(1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
didik, (b) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, (c) mengembangkan pengalaman individu dalam kelompok, (d) mengebangkan dan mempresentasikan hasil, serta (e) menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Bebasis Masalah menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Fase-fase Perilaku Guru
Tahap 3 membuat jejaring yang sesuai, melakukan percobaan
C. Sistem Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah.
(attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tenaga semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
b. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan bekerjasama dalam tim dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkuan. Lebih lanjut menurut Kemendikbud Penilaian dengan Pembelajaran Berbasis langsung dilakukan dengan authenticassessment. Penilaian dapat dilakukan dengan portofolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalaisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan berbasis masalah dilakukan dengan cara evaluasi diri (self assesmen) dan peer-assesment.
- Peerassesment merupakan penilaian dimana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
Dari penjelasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat ditarik kesimpulan penilaian dapat diambil dari 3 aspek yaitu pengetahuan, kecakapan, sikap dan penilaian dilakukan authenticassessment dalam bentuk kumpulan hasil kerja siswa dan dibungkus dengan portofolio.Penilaian dalam pendekatan berbasis masalah dilakukan dengan cara evaluasi diri (self assesmen) dan peer-assesment.
6) Alat Peraga
Menurut Usman (2002: 31) alat peraga pengajaran atau teachibf aids atau audiovisual aids (AVA) adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.Kesimpulan dari pendapat diatas adalah alat peraga pada dasarnya digunakan untuk mempermudah guru dalam mengajar dan membantu memperjelas siswa menangkap materi pembelajaran yang dilakukan.
7) Makananku Sehat dan Bergizi
pertumbuhan siswa. Pada tema makananku sehat dan bergizi mencakup beberapa KI dari beberapa mata pelajaran, sehingga tema makananku sehat dan bergizi merupakan tema yang sangat berpengaruh terhadap pola pikir siswa agar lebih tau dan lebih mau untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gizi yang baik untuk masa pertumbuhan. B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian dengan menggunakan pendekatan saintifik dan dipadukan dengan model pembelajaran berbasis masalah masih baru sehingga peneliti hanyadapat mengambil penelitian yang relevan dari penelitian yang berjudul ”PEMBELAJARAN SAINTIFIK
ELEKTRONIKA DASAR BERORIENTASI PEMBELAJARAN
model pembelajaran berbasis masalah dan hasilnya terbukti meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Kerangka Berfikir
Gambar 2.2
Siswa mengalami problematika klasik yang sudah terjadi berulang-ulang yaitu hasil belajar siswa yang rendah, hal tersebut dipengaruhi dari berbagai faktor antara lain pembelajaran yang masih tradisional dan berdampak pada sikap siswa yang acuh terhadap pembelajaran sehingga hasil belajar yang didapat rendah sehingga Kementrian pendidikan dan kebudayaan menurunkan Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Refleksi
Siklus 1
Siklus 2
Guru
menggunakan pendekatan saintifik dan metode PBL
Tindakan
Melalui pendekatan saintifik dan Metode PBL hasil belajar siswa meningkat
Kondisi Akhir
Kondisi Awal Rendahnya Hasil Belajar
Pendekatan Saintifik merupakan Pendekatan yang digagas oleh Kementerian pendidikan dan kebudayaan yang memiliki paket lengkap dan terdapat 5 yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, membuat jejaring, Lima unsur tersebut berjalan beriringan saling membutuhkan satu sama lainnya. Saintifik yang mengedepankan sikap rasional artinya tidak ada hasil yang muncul begitu saja melainkan semua hasil itu harus dilakukan melalui proses yang matang dan nyata yaitu siswa secara menyeluruh melakukan pengamatan, penanyaan, penalaran, percobaan dan mengkomunikasikan atau membuat jejaring. Unsur-unsur tersebut saling bekerja sama dengan Metode berbasis masalah.