• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”"

Copied!
240
0
0

Teks penuh

(1)

Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) “Sahabat

PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) pada Konsentrasi Ilmu Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Oleh :

Mutia Anggraini Noviagustin NIM 6662110625

Konsentrasi : Ilmu Hubungan Masyarakat

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Mutia Anggraini Noviagustin

NIM : 6662110625

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 01 November 1993

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, 28 Mei 2015

(3)
(4)
(5)

"Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya;

hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu,

tetapi dibalas dengan buah." (Abu Bakar Sibli)

“Barangsiapa bertakwa pada Allah, maka Allah memberikan jalan

keluar kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak

disangka-sangka.. Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah, maka

Allah jadikan urusannya menjadi mudah.. barangsiapa yang

bertaqwa pada Allah akan dihapuskan dosa2nya dan mendapatkan

pahala yang agung” (QS. Ath-Thalaq: 2, 3, 4)

 

Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibu yang tak pernah

lelah untuk membimbing dan mendoakan anaknya untuk menjadi

seseorang yang sukses dan membanggakan,

(6)

ABSTRAK

Mutia Anggraini Noviagustin. NIM. 6662110625. Skripsi. Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”

Peraturan Menteri Negara BUMN : Per-05/MBU/2007 pasal 1 ayat (6) , mengharuskan perusahaan terutama perusahaan pemerintahan dan Badan Usaha Milik Negara untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Namun di dalam pelaksanaan kegiatan CSR atau biasa disebut Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam BUMN masih banyak hal yang perlu untuk di evaluasi, mengingat masih adanya ketidak sesuaian antara hal-hal yang telah dirancang tahap awal sebagai proses perencanaan, maupun ketika proses pelaksanaan program di lapangan dan juga hasil akhir yang diharapkan. Untuk mengetahui apakah aktifitas PKBL berjalan sesuai perencanaan atau tidak, diperlukan audit komunikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ditinjau dari perencanaan program, pelaksanaan program dan hasil akhir program. Penelitian ini juga bertolak dari model audit komunikasi linking a public relations planning model with an evaluation model yang dikembangkan oleh Jim Prichitt

dan Bill Sherman. Model ini terdiri dari tiga tahapan dalam melaksanakan evaluasi, yang pertama adalah perencanaan yang menghasilkan input, pelaksanaan yang menghasilkan output, dan yang ketiga adalah hasil akhir menghasilkan outcome. Metode penelitian yang digunakan adalah metode evaluatif dengan pendekatan kualitatif, dan teknik penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa audit komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada tahap input konsep kegiatan terencana dengan baik, namun pemahaman pelaksana program belum sejalan dengan data dokumentasi yang sudah direncanakan sebelumnya; dalam tahap output pelaksanaan lancar terlihat dari tujuan program yang tercapai walaupun masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan; dan pada tahap outcome ditemukan bahwa tujuan besar program yang diharapkan tercapai, walaupun masih ada yang belum bisa merasakan manfaat dari program ini.

(7)

ABSTRACT

Mutia Anggraini Noviagustin. NIM. 6662110625. Thesis. Communication Audit Corporate Social Responsibility of PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”

Ministrial Regulation for State-Owned Enterprise : Per-05/MBU/2007 article 1 clause (6) requires companies mainly corporate government and State-Owned Enterprises to implement corporate social responsibility. In fact, the implementation of CSR activity or PKBL in State-Owned Enterprises need to be evaluated. Because, there is miss between preparation, implementation and the impact of the program. The objective of this research was to investigate the implementation CSR of PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”. This research is departed from the lingking a public relations planning model with an evaluation model that is developed by Jim Prichitt and Bill Sherman. It explains that three stage on communication audit, first is planning generate to input, implementation generate to output, and the final results is generate to outcomes. The research method in this research is evaluative method with qualitative approach and this technique used purposive sampling. The technique of collecting data in this research are interview, observation and documentations. Result and conclusion this research about communication audit corporate social responsibility of PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”, on input stage have a good preparations, however there is a misscomunication between practitioner and documentation; output stage, implementation of the program was running good showed by the expectations of this program was reached, however there are some problem be discovered; and the outcome stages the expectations of this program was reached, although there are people who can’t feel the benefits of program.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) “Sahabat PLN Indahnya

Kampungku, Tertibnya Listrikku”. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada sang teladan manusia Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan kepada seluruh umatnya, hingga akhir zaman, amin

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata satu (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Peneliti menyadari bahwasanya Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan skripsi ini sangat diharapkan oleh penulis.

Keberhasilan penyusunan penelitian ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan berupa doa, motivasi, maupun bimbingan. Untuk itu, Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan terhadap penulis, yaitu:

(9)

2. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5. Mia Dwianna, S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing I skripsi yang selalu membantu memberikan arahan serta masukkan untuk menyelesaikan skripsi ini

6. Husnan Nurjuman, S.Ag., M.Si selaku dosen pembimbing II skripsi yang selalu membantu memberikan arahan serta masukkan untuk menyelesaikan skripsi ini

7. Bapak / Ibu Dosen beserta staf Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti mengucapkan terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan selama perkuliahan di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Mochammad Rodjulun Qohar, Purwanto, Yuwanita dan seluruh jajaran pegawai PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang yang telah menuntun dan mengarahkan dalam pengumpulan data penelitian.

(10)

Kecamatan Kramat Jati, peneliti ucapkan terimakasih atas waktunya yang telah memberikan masukan dan bantuannya dalam pengumpulan data di lapangan

10. Kedua orang tua, Bapak Agus Winarno, SE dan Ibu Sri Pratiwi Listyani, SE serta keluarga besar yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang dan motivasi yang begitu berharga untuk penulis, serta bantuan secara moril maupun materil yang tak terhitung.

11. Kedua Adikku, Nadila Septyani Putriagustin dan Raissa Ramadhina Agustin yang telah memberikan dukungan dalam penelitian ini.

12. Putri Febriana, sebagai sahabat yang selalu mengerti dan selalu memberikan dukungan dan motivasi baik kepada penulis

13. Riezky Siam Rachman, Ade Putri Wahyuningsih, Fatimah Azzahra, Okeu Yudi Pratomo, Fairuz Baiquni, K.A Helmy Habibi, Endi Sutrisno, Aditya Suryakusuma sebagai teman yang terus memberikan motivasi dan dukungannya, teman terbaik selama perkuliahan, sukses selalu.

14. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2011, atas segala rasa kebersamaan selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan.

(11)

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga karya kecil ini dapat menjadi langkah yang positif dikemudian hari, dan bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Serang, 28 Mei 2015

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ... ...i

DAFTAR ISI... ... ...i

DAFTAR TABEL.. ... ...i

DAFTAR GAMBAR ... ...i

DAFTAR LAMPIRAN ... ...i

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ... ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... ... 9

1.3 Identifikasi Masalah ... ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... ... 10

1.5 Manfaat Penelitian ... ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... ... 12

(13)

Setiap Organisasi...12

2.2 Perusahaan Persero ... ... 14

2.3 Badan Usaha Milik Negara ... ... 14

2.4 Teori Weick Mengenai Pengorganisasian ... ... 15

2.5 Konsep POAC ... ... 18

2.6 Audit Komunikasi ... ... 22

2.6.1 Pengertian Audit Komunikasi ... ... 22

2.6.2 Tujuan Audit Komunikasi ... ... 24

2.6.3 Prosedur Audit Komunikasi ... ... 25

2.6.4 Lingking a Public Relations Planning With an Evaluation Model ... ... 27

2.7 Perencanaan Program Public Relations ... ... 34

2.8 Corporate Social Responsibility (CSR) ... ... 38

2.8.1 Definisi CSR ... ... 38

2.8.2 Jenis-Jenis CSR ... ... 40

2.9 Kerangka Berpikir ... ... 43

2.10 Penelitian Sebelumnya ... ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... ... 53

3.1 Pendekatan Penelitian ... ... 53

3.2 Paradigma Penelitian ... ... 55

(14)

3.4 Teknik Penelitian ... ... 57

3.4.1 Pengumpulan Data ... ... 57

3.5 Informan Penelitian ... ... 61

3.5.1 Subjek Penelitian ... ... 61

3.5.2 Objek Penelitian ... ... 63

3.5.3 Jenis Data Penelitian ... ... 63

3.6 Teknik Analisis Data ... ... 64

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian ... ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ... 68

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian ... ... 68

4.1.1 Profil PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang ... ... 68

4.1.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang ... ... 70

4.1.1.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang . ... 72

4.1.1.3 Struktur Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang . ... 73

4.1.2 Gambaran Umum Mengenai CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang... 74

(15)

4.1.2.2 Tujuan CSR PT PLN (Persero) Distribusi

Jakarta Raya dan Tangerang ... ... 74

4.1.2.3 Kriteria CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang ... ... 75

4.1.3 Profil Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku" ... ... 75

4.1.3.1 Latar Belakang Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ... ... 75

4.1.3.2 Tujuan Program CSR ”Sahabat PLN PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ... ... 76

4.1.3.3 Rancangan Kegiatan Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ... ... 76

4.1.3.4 Rancangan Biaya Pelaksanaan Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ... ... 77

4.1.3.5 Rancangan Publikasi Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” ... ... 78

4.1.4 Deskripsi Informan Penelitian ... ... 78

4.1.4.1 Informan Kunci (Informan Key) ... ... 78

4.1.4.2 Informan Pendukung ... ... 81

(16)

4.2.1 Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN

Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Input Kegiatan ... ... 84 4.2.1.1 Latar Belakang Program CSR ”Sahabat PLN

Indahnya Kampungku, Tertibnya

Listrikku” ... ... 85 4.2.1.2 Tujuan Program CSR ”Sahabat PLN

Indahnya Kampungku, Tertibnya

Listrikku” ... ... 93 4.2.1.3 Rancangan Kegiatan Program CSR ”Sahabat PLN

Indahnya Kampungku, Tertibnya

Listrikku” ... ... 97 4.2.2 Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN

Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Output Kegiatan ... ... 110 4.2.2.1 Pelaksanaan Program CSR ”Sahabat PLN

Indahnya Kampungku, Tertibnya

Listrikku” ... ... 111 4.2.3 Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN

(17)

4.3.1 Peranan Audit Komunikasi Terhadap CSR dalam Perspektif Teori Weick dalam Pengorganisasian dan

Dalam Konsep POAC ... ... 145

4.3.1.1 Evaluasi Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Input Kegiatan ... ... 145

4.3.1.2 Evaluasi Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Output Kegiatan ... ... 152

4.3.1.3 Evaluasi Ketercapaian Program CSR ”Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada Proses Outcome Kegiatan ... ... 156

4.3.2 Peranan Audit Komunikasi dalam Program CSR BUMN ... ... 158

BAB V PENUTUP ... ... 161

5.1 Kesimpulan ... ... 161

5.2 Saran ... ... 162 DAFTAR PUSTAKA

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Sebelumnya ... ... 50

Tabel 3.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian ... ... 67

Tabel 4.1 Latar Belakang Program CSR Sahabat PLN ... ... 92

Tabel 4.2 Tujuan Program CSR Sahabat PLN ... ... 97

Tabel 4.3 Rancangan Kegiatan Program CSR Sahabat PLN ... ... 108

Tabel 4.4 Pelaksanaan Program CSR Sahabat PLN ... ... 127

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Fungsi Manajemen ... ... 19

Gambar 2.2 Lingking a Public Relations Planning With an Evaluation Model ... ... 28

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ... ... 45

Gambar 4.1 Struktur Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang ... ... 73

Gambar 4.2 Foto Kebun Milik PKK RW 05 ... ... 113

Gambar 4.3 Foto Tim Sedang Melakukan Penilaian ... ... 115

Gambar 4.4 Foto Pemberian Bantuan Oleh Asmen Area Kramat Jati ... ... 116

Gambar 4.5 Foto Saat Diadakan Temu Pelanggan Di Rumah Warga... 118

Gambar 4.6 Foto Bantuan Alat Kebersihan Dari PLN Untuk Warga... 120

Gambar 4.7 Foto Salah Satu Warga Mengajukan Pertanyaan ... ... 122

Gambar 4.8 Foto Penerangan Jalan Umum ... ... 132

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Pernyataan Kesediaan Informan

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Hasil Wawancara

Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 Lembar Sit In Sidang Skripsi

Lampiran 7 Form Penilaian Kampung Binaan Area Kramat Jati

Lampiran 8 Foto-Foto Penelitian

(21)

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Perusahaan atau organisasi terdiri dari beberapa orang yang memiliki kepentingan berbeda ditiap masing-masing orang tersebut. Mereka bekerja sama melakukan kegiatan organisasional untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut seperti kegiatan perencanaan, penetapan tujuan, menyusun dan melaksanakan program organisasional yang semua kegiatan tersebut mereka lakukan dengan cara berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Bahkan lebih dari 70% hari kerja para eksekutif dan staf perusahaan atau organisasi dipergunakan untuk melakukan kegiatan komunikasi. Sehingga komunikasi yang efektif menjadi faktor yang penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi baik organisasi bisnis maupun non bisnis. Bahkan komunikasi organisasi disebut sebagai darah bagi kehidupan organisasi (Goldhaber,1993:5). Sehingga menurut Andre Hardjana, ”penyelenggaraan sistem komunikasi yang efektif merupakan keharusan bagi suatu organisasi”.

(22)

 

Menurut Myron Emmanuel, (1985: 46-47) menyebutkan bahwa audit komunikasi tidak popular untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan audit komunikasi bersifat kompleks, memakan waktu lama dan menuntut keahlian mengkomunikasi. Lagipula, Myron Emmanuel menambahkan bahwa dampak audit komunikasi sangatlah mengerikan bagi semua pihak serta memakan biaya yang sangat banyak. Sehingga tak jarang perusahaan memiliki keseganan untuk melaksanakan audit komunikasi karena belum memahami makna penting dari pengukuran atau audit komunikasi itu sendiri. Sebenarnya, public relations officer

bisa menekan biaya untuk melaksanakan audit komunikasi yang sederhana, bisa menggunakan call center untuk mengetahui feedback mengenai suatu program yang dibuat atau jika memiliki dana yang cukup public relations officer bisa meminta bantuan konsultan humas.

Pengertian audit humas menurut Andre Hardjana dalam bukunya Audit Komunikasi, Audit Humas adalah “alat evaluasi terbaik untuk program jangka panjang, dengan menunjukkan kekuatan atau kelemahan yang ada, audit

komunikasi menyikapi berbagai kebutuhan dan menggaris bawahi validitas untuk

meningkatkan kegiatan.”1

Dikalangan ahli disebutkan bahwa audit kehumasan merupakan pemeriksaan secara menyeluruh mengenai perusahaan tentang system komunikasi keorganisasian dengan tujuan dapat meningkatkan evektivitas komunikasi. Komunikasi efektif sangat menentukan kelangsungan hidup dari kesehatan setiap organisasi. Secara umum, tujuan audit humas adalah untuk mengetahui posisi       

1

(23)

 

humas dalam suatu organisasi secara komprehensif, sehingga dapat di rancang kegiatan-kegiatan humas selanjutnya. Pada dasarnya, kegiatan humas itu membutuhkan dana yang besar maka posisi humas merupakan peranan yang penting serta keberadaannya harus diakui dan jelas, itulah salah satu mengapa audit komunikasi itu perlu dilakukan.

Selain itu, audit komunikasi juga memperbaiki apa yang dilakukan sebelumnya. Dengan kata lain, dengan melakukan audit komunikasi kita bisa mencari tau kesalahan-kesalahan yang terjadi di program atau kegiatan sebelumnya, sehingga di program atau kegiatan selanjutnya kita bisa meminimalisir bahkan menghindari kesalahan yang terjadi di program ssebelumnya. Hasil dari audit komunikasi ini juga bertujuan untuk mendemonstrasikan nilai atau sebagai tolak ukur, yang berarti seorang public relations harus mensosialisasikan program-program sebelumnya yang berhasil, agar kedepannya seorang public relations dalam merencakan dan mengajukan program bisa lebih mudah untuk diterima.

(24)

 

Saat ini, banyak peraturan yang mengharuskan perusahaannya terutama perusahaan pemerintahan dan Badan Usaha Milik Negara untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Salah satunya adalah Peraturan Menteri Negara BUMN : Per-05/MBU/2007 pasal 1 ayat (6) yang menjelaskan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) seperti yang dijelaskan dalam peraturan tersebut bahwa Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan pasal 1 ayat (7) dijelaskan bahwa Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Bina Lingkungan, meliputi: bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan/atau pelatihan; bantuan peningkatan kesehatan; bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum; bantuan sarana ibadah; dan bantuan pelestarian alam 2

Setelah terbit peraturan menteri yang mengatur tentang kewajiban bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sehingga menjadikan banyak perusahaan, khususnya BUMN berlomba-lomba untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) guna untuk mematuhi peraturan pemerintah maupun untuk mendongkrak citra baik di mata masyarakat.       

(25)

 

Seperti yang dilansir oleh bumn.go.id/berita/csr menyebutkan bahwa beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR)3, antara lain PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan pola Program Kemitraan dan Bina Lingkungan telah menyalurkan dana sebesar Rp 1.578 miliar untuk 63 mitra binaan di sector industry, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan bidang jasa di berbagai wilayah di Indonesia. Ada lagi PT Telkom Tbk.yang menyerahkan dana bantuan untuk pembangunan Masjid Quwwatul Islam Yogyakarta yang merupakan Duta Banjar di Jawa (Yogyakarta) sebesar Rp 150 juta. Lalu ada juga PT Pertamina (Persero) yang salah satunya melaksanakan CSR di bidang pendidikan yaitu berupa Pertamina Youth Program yang dilaksanakan pada tahun 2009, program ini merupakan program edukasi dan pengenalan bisnis migas sekaligus motivasi generasi muda untuk meningkatkan awareness yang baik terhadap energy, cinta produk dan asset bangsa serta bisnis akrab lingkungan yang berkelanjutan. BUMN di bidang perlistrikkan yaitu PT PLN (Persero) juga melaksanakan kegiatan CSR dibawah tanggung jawab divisi PKBL. PT PLN (Persero) belum lama ini melaksanakan kegiatan Bank Sampah Anyelir di wilayah Kramat Jati Jakarta Timur dengan turut menyumbang Gerobak Motor untuk mempermudah program Bank Sampah yang dibinanya dibantu dengan PKK Anyelir Kelurahan Batu Ampar Kramat Jati Jakarta Timur.4

      

3 bumn.go.id/berita/csr dilansir pada 26 September 2014 pukul 20.40 WIB

(26)

 

PT PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang ketenagalistrikkan di Indonesia yang dimulai pada akhir abad ke-19 dan diresmikan pada tanggal 27 Oktober 1945. Tugas pokok PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang meliputi distribusi, penjualan tenaga listrik dan pelayanan pelanggan. Operasionalisasi tugas pokok tersebut dikendalikan melalui unsur pelaksanaan yang terdiri dari 35 unit pelayanan yang tersebar di penjuru Jakarta dan Tangerang, didukung oleh 4 unit Pengelolaan Jaringan dan 1 unit pengatur Distribusi

Sebagai BUMN yang memiliki slogan “Listrik Untuk Kehidupan yang lebih Baik” ini, PLN tentu saja juga dituntut untuk memberikan kontribusi yang positif untuk lingkungan sosial di sekitar perusahaannya dengan peduli dengan masyarakat yang ada disekitar perusahaan. Program PKBL yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang diberi nama Sahabat PLN. Hal ini juga sejalan dengan diwajibkannya BUMN untuk melaksanakan PKBL seperti yang dijelaskan oleh Peraturan Menteri Negara BUMN : Per-05/MBU/2007

(27)

 

daerah atau lingkungan yang merupakan lingkungan dengan kasus penunggakan listrik terbanyak atau pencurian listrik terbanyak, dan setelah itu didaftarkan ke Kantor Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang untuk di data. Program ini bertujuan untuk terbentuknya lingkungan yang bersih, indah dan rapi serta untuk mengurangi cantolan liar dengan alasan apapun, mengurangi penunggakan dan mengarahkan dan mempersuasi warga untuk beralih menggunakan listrik pintar, yang juga sejalan dengan nama programnya yaitu “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku”.5

Pada dasarnya, dalam menjalankan kegiatan PKBL perlu peran public relations yang mumpuni untuk bisa merumuskan perencanaan yang baik dengan komunikasi yang efektif agar kedepannya aktifitas CSR ini bukanlah hanya semata untuk mematuhi peraturan pemerintah atau mengikuti tren, tetapi juga harus bermanfaat bagi masyarakat dan tentunya bagi perusahaan itu sendiri, serta kegiatan CSR yang dilakukan pun juga harus sejalan dengan tujuan awal dari program CSR tersebut agar tidak adanya pemborosan dana atau terbuangnya anggaran untuk hal yang seharusnya tidak dilakukan.

(28)

 

komunikasi yang efektif, karena sebagaimana yang ditulis oleh Daniel Katz dan Robert Kahn, (1966:428) bahwa “Komunikasi memang merupakan inti dari sistem sosial atau organisasi itu sendiri.”

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dengan terbitnya Peraturan Menteri Negara BUMN : Per-05/MBU/2007 mengenai kewajiban melaksanakan aktifitas CSR di kalangan BUMN, justru menimbulkan segelintir pertanyaan apakah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dilakukan itu benar-benar efektif atau hanya sekedar ajang untuk mematuhi peraturan pemerintah atau sekedar mengikuti tren yang berkembang di masa ini?

Akan tetapi, bagaimana perusahaan mengetahui apakah komunikasi yang dibangunnya efektif? Apakah kegiatan atau program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan sudah berjalan sesuai target dan tujuan utama? Atau hanya sekedar dijalankan saja untuk menghabiskan anggaran yang sudah terserdia? Oleh karena itu, maka program-program CSR pada sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini penting untuk dievaluasi, agar CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan menjadi benar-benar efektif juga bermanfaat bagi masyarakat dan tentunya perusahaan, sehingga tercapainya hubungan yang baik dengan masyarakat juga good corporate image (citra yang baik) dan tidak perlu adanya dana yang terbuang sia-sia.

(29)

 

pelaksanaan program di lapangan dan juga hasil akhir yang diharapkan. Untuk mengetahui apakah aktifitas PKBL berjalan efektif atau tidak, diperlukan audit komunikasi atau audit kehumasan.

Sejumlah model telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana dan kapan riset serta evaluasi dalam Public Relations atau komunikasi perusahaan dapat diterapkan, salah satunya adalah model linking a public relations planning model with an evaluation model. Dengan dibantu dengan model audit komunikasi yang dirumuskan oleh Jim Prichitt/Bill Sherman ini, peneliti akan mencoba mengevaluasi apakah pelaksanaan program CSR “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang sudah terlaksana dengan efektif sesuai dengan tujuan awal program?

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas maka masalahnya, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

“Bagaimana Hasil Audit Komunikasi Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Sahabat PLN Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku?”

1.3 Identifikasi Masalah

(30)

 

1. Bagaimana ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses input kegiatan?

2. Bagaimana ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses output kegiatan?

3. Bagaimana ketercapaian dari Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses outcome kegiatan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengevaluasi ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses input kegiatan

2. Mengevaluasi ketercapaian Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses output kegiatan

3. Mengevaluasi ketercapaian dari Program CSR “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” pada proses outcome kegiatan

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari diadakannya penelitian ini adalah : 1.5.1 Manfaat Teoritis

(31)

 

2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada mahasiswa program studi humas mengenai metode evaluasi yang digunakan secara professional dan internasional

3. Menambah rekomendasi bagi para akademisi tentang upaya yang dilakukan suatu organisasi/perusahaan dengan tujuan untuk menjalankan tanggung jawab sosial mereka terhadap stakeholdernya, yang juga sekaligus bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri, sesuai dengan tujuan awal perusahaan.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Hasil temuan evaluasi ini bisa menjadi masukan untuk mencapai perbaikan serta peningkatan kualitas Program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang di tahun mendatang

(32)

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Konsep

2.1 Komunikasi Sebagai Penentu Kelangsungan Hidup Setiap Organisasi

Komunikasi yang efektif sangat menentukan kelangsungan hidup dan kesehatan setiap organisasi. Begitulah keyakinan yang berkembang dikalangan eksekutif badan usaha, praktisi, dan akademisi komunikasi sejak sekitar enam dekade yang lalu.

Sebagaimana dalam ilmu sosial lainnya, batasan akan pengertian komunikasi masih belum juga terdapat kesepakatan diantara para sarjana. Bahkan, hampir boleh dikatakan antara sarjana satu dengan sarjana lainnya selalu berbeda dalam mengatakan definisi komunikasi. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan definisi yang menjelaskan mengenai pengertian komunikasi pun, akan tetap pada batasan-batasan yang sama. Sehingga, masih memberikan kemungkinan pada kita untuk bisa menarik kesimpulan atau menarik garis besar dari berbagai definisi.

Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu

communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Sedangkan

(33)

 

pendapat yang dilakukan oleh seorang kepada yang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback) dari orang yang diajak berbicara tersebut. 6

Onong Uchjana Effendy mendefinisikan pengertian komunikasi dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”, yaitu “proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung)

ataupun tidak langsung (melalui media)”.

Menurut Berger dan Chaffe (1938:17) dalam buku Wiryanto

Pengantar Ilmu Komunikasi menerangkan bahwa ilmu komunikasi adalah

“Communication Science seeks to understand the production, processing

anda effect of symbol and signal system by developing testable theories

containing lawful generalization, that explain phenomena associated with

production, processing and effect.” (Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai produksi, pemrosesan dan efek dari symbol serta system signal, dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan dan efeknya).”

Definisi Komunikasi yang dikatakan oleh Carl L. Hovland dalam buku karangan Dedy Mulyana (2005:62) yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, mengatakan bahwa “Komunikasi adalah proses yang

(34)

 

memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).7

Dari definisi-definisi yang dipaparkan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang dimana di dalamnya terdapat seseorang (komunikator) memiliki pesan atau informasi untuk disampaikan, lalu disampaikan kepada orang lain atau yang kita sebut dengan komunikan untuk mengetahui efek dari komunikan tersebut setelah menerima informasi dari komunikator.

2.2 Perusahaan Persero

Definisi dari perusahaan persero adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuuhan masyarakat.8 Jadi, perusahaan selain mencari keuntungan juga harus memenuhi kebutuhan masyarakat sebgai customer perusahaan tersebut.

PT PLN (Persero), termasuk ke dalam perusahaan persero, jadi selain untuk mengerup keuntungan, PT PLN (Persero), juga harus memenuhi kebutuhan masyarakat, dalam bidang pelayanan kelistrikan.

2.3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Menurut keputusan menteri keuangan RI No. 740/KMK 00/1989 yang dimaksud badan usaha milik Negara/BUMN adalah badan usaha yang seluruh       

7 Mulyana, Dedi. 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung PT. Remaja.

Rosdakarya: 62

(35)

 

modalnya dimiliki Negara (Pasal 1 ayat 2a). atau badan usaha yang tidak seluruh sahamnya dimiliki Negara tetapi statusnya disamakan dengan BUMN yaitu (Pasal 1 ayat 2b) :9

1. BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan pemerintah daerah.

2. BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan BUMN lainnya.

3. BUMN yang merupakan badan-badan usaha patungan dengan swasta nasional/asing di mana Negara memiliki saham mayoritas minimal 51%.

2.4 Teori Weick Mengenai Pengorganisasian

Dalam teori ini, mendeskripsikan tentang konsep organisasi, ciri-ciri pengorganisasian, proses pengorganisasian, dan sifat organisasi atau manusia dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan organisasi dengan konsep organisasi,

Weick menyatakan bahwa “kata organisasi adalah kata benda, kata ini juga merupakan suatu mitos. Jika kita mencari organisasi, kita tidak akan menemukannya. Yang akan kita temukan adalah sejumlah peristiwa yang terjalin bersama-sama, yang berlangsung dalam kawasan nyata; urutan-urutan peristiwa tersebut, jalur-jalurnya, dan pengaturan temponya, merupakan bentuk-bentuk yang seringkali kita nyatakan secara tidak tepat bila kita membicarakan organisasi. Proses pengorganisasian menghasilkan apa yang dinamakan

      

(36)

 

organisasi. Penekanannya terletak pada aktivitas dan proses. Apakah suatu organisasi memiliki struktur? Jawabnya ya, organisasi memiliki struktur.10

Ciri Ciri Penting Pengorganisasian, menurut Weick adalah :

1. Weick memandang struktur sebagai aktivitas yang lebih spesifik, sebagai aktifitas komunikasi. Struktur organisasi ditentukan oleh perilaku yang saling bertautan.

2. Perilaku dibedakan dari struktur, Weick menyatakan bahwa struktur ditandai oleh perilaku pengorganisasian. Komunikasi tidak mencerminkan proses-proses penting, karena komunikasi merupakan proses penting karena komunikasi menghasilkan struktur

3. Menurut Weick, sistem bersifat manusiawi oleh karena manusia tidak hanya menjalankan organisasi, manusia merupakan organisasi.

4. Weick tidak memisahkan secara spesifik antara organisasi dan lingkungan. Anggota organisasi tidak hanya beraksi terhadap lingkungan mereka tetapi berkreasi atau menciptakan lingkungan bagi mereka

5. Pengorganisasian membantu mengurangi ketidakpastian.

      

(37)

 

Tahapan dalam pengorganisasian disebutkan Weick menjadi 3 bagian penting:11

1. Tahap pemeranan (enactment),para anggota organisasi menciptakan ulang lingkungan mereka dengan menentukan dan merundingkan sebuah peristiwa.

2. Tahap seleksi, aturan-aturan dan siklus komunikasi digunakan untuk menentukan pengurangan yang sesuai dalam ketidakjelasan. 3. Tahap retensi, memungkinkan organisasi menyimpan informasi

mengenai cara organisasi memberikan respons terhadap suatu situasi.

Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi sebuah masalah pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kebijakan organisasi. Misal, ”haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang telah kami lakukan sebelumnya?”

Organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang sudah tertentu: penentuan; seleksi; penyimpanan; dan pemilihan. Subkelompok individual dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di dalam proses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan. Meskipun segmen-segmen tertentu dari organisasi mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek kata di dalam organisasi terdapat siklus perilaku.       

(38)

 

Siklus perilakuadalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau penyimpanan).

Dari konsep dasar dari teori Weick, dapat peneliti kaitkan dengan penelitian yang peneliti kaji adalah bahwa konsep dasar dari teori ini sejalan dengan tujuan audit komunikasi, yaitu mencari tau dan menghilangkan ketidakjelasan dari informasi awal yang nantinya hasil ini akan menentukan apakah tindakan ini akan kita lakukan kembali atau tidak menggunakannya kembali, dan mekanisme ini dilakukan secara berulang-ulang.

2.5 Konsep POAC

Manajemen diartikan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.12

Perencanaan sendiri merupakan kajian dasar dalam ilmu manajemen. Dalam manajemen dikenal beberapa konsep fungsi, diantaranya konsep POAC, yang

      

(39)

 

artinya Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating

(Pelaksanaan), dan Controlling (Pengendalian).13

Gambar 2.1 Hubungan Fungsi Manajemen

Strategi dalam manajemen POAC bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi tersebut bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada salah satu fungsi akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien.

Adapun tahapan-tahapan yang terdapat dalam strategi manajemen POAC adalah sebagai berikut14 :

Pencapaian Tujuan Perencanaan:

Mengidentifikasi sasaran dan tujuan

Menetapkan premis dan asumsi

Membangun rencana yang spesifik dan detil Pengendalian atau Pengawasan:

Mengukur pencapaian dari tujuan

Mengoreksi penyimpangan dari tujuan

Membuat mekanisme umpan balik Pengorganisasian:

Menetapkan komponen kerja

Mengelompokkan aktivitas kerja yang sejenis

Membuat bagan organisasi

Membuat deskripsi posisi/ jobdesk Pelaksanaan & Pemotivasian

Mengomunikasikan dan menggerakkan anggota ke tujuan

Pelatihan dan penyupervisian

Mengintegrasikan anggota ke organisa Sumber : Liebler dalam Soedarsono, 2009:16

1. Planning

Adalah proses menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa akan datang an penentuan strategi dan taktik       

(40)

 

yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Kegiatan dalam planning antara lain:

a. Menetapkan sasaran

b. Merumuskan strategi untuk mencapai target sasaran c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

d. Menetapkan standar atau indicator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target sasaran

2. Organizing

Adalah proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam oranisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan dalam organizing antara lain :

a. Mengalokasikan sumber daya atau sarana, merumuskan dan menetapkan tugas serta menetapkan prosedur yang diperlukan.

b. Adanya struktur organisasi menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab, sehingga setiap pekerja bergerak dan bertindak sesuai dengan job description dan kewenangannya dan memiliki tanggung jawab dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah dilaksanakan

(41)

 

d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat atau dengan kata lain strategi yang telah ditetapkan harus dilaksanakan oleh pekerja yang dinilai mampu dan layak dan memiliki pengetahuan yang cukup di bidangnya.

3. Actuating

Adalah proses implementasi program agar dapat dijalnkan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam tahap actuating

antara lain :

a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan

b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan dan menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

4. Controlling

Adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun terjadi berbagai perubahan dalam keadaan nyata yang dihadapi. Kegiatan dalam controlling antara lain :

(42)

 

dengan indicator yang telah ditetapkan. Hal ini harus secara rutin dilakukan supaya terlihat pada poin mana target yang telah tercapai dan target yang belum tercapai agar dapat diambil langkah penyelesaian.

b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan. Langkah ini harus selalu dilakukan agar setiap kesalahan yang ada dapat segera diperbaiki

c. Melakukan berbagai alternated solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep POAC untuk menganalisis temuan-temuan di lapangan mengenai program CSR Sahabat PLN “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” pada tahun 2012 bagi pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil akhir dari program apakah dalam pengorganisasiannya sudah sesuai dengan Konsep POAC atau belum.

2.6 Audit Komunikasi

2.6.1 Pengertian Audit Komunikasi

Mengetahui hasil dari kegiatan komunikasi sangatlah penting. Hanya saja, kualitas dan kuantitas, aliran, arah dan pemilihan waktu komunikasi dianggap sebagai asset yang tidak kasat mata, sehingga seringkali menyebabkan nilainya lebih sulit diukur dan dilihat dalam konteks yang lebih luas.

(43)

 

mencakup tentang pandangan publik terhadap PR. Audit PR ini biasa digunakan untuk mendeskripsikan dan mengukur kegiatan PR dan menyediakan pedoman untuk program PR di masa depan.15

Pengertian audit humas menurut Andre Hardjana dalam bukunya

Audit Komunikasi, Audit Humas adalah “alat evaluasi terbaik untuk program jangka panjang, dengan menunjukkan kekuatan atau kelemahan

yang ada, audit komunikasi menyikapi berbagai kebutuhan dan menggaris

bawahi validitas untuk meningkatkan kegiatan.”16

Dalam bukunya, Organizational Communication, Gerald Goldhaber

menjelaskan bahwa audit komunikasi ialah pemeriksaan diagnosis yang dapat memberikan informasi dini untuk mencegah kehancuran kesehatan

organisasi yang lebih besar.17

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa audit komunikasi merupakan analisis menyeluruh mengenai organisasi atau pelaksanaan komunikasi yang sedang dijalani untuk mencari tahu mengenai kefektifitasan suatu pelaksanaan sistem komunikasi, serta untuk mencegah kerusakan yang lebih fatal.

Dalam melakukan evaluasi, peneliti menggunakan audit komunikasi untuk mengetahui sejauh mana kefektivitasan program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Indahnya Kampungku,

      

15 Kriyantono,Rachmat .2012 Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta: Kencana Prenada

Media: 301

(44)

 

Tertibnya Listrikku” apakah berjalan sesuai dengan tujuan awal perencanaan program yang dibuat.

2.6.2 Tujuan Audit Komunikasi

Secara umum tujuan audit komunikasi adalah untuk mengetahui posisi humas dalam suatu organisasi secara komprehensif, sehingga dapat dirancang kegiatan-kegiatan humas selanjutnya. Artinya, posisi humas disuatu perusahaan harus diakui dan harus jelas, karena tugas humas membutuhkan dana yang besar, maka jika humas tidak diakui keberadaannya otomatis kinerja humas akan terhambat.

Tujuan pokok dari audit komunikasi adalah untuk meningkatkan efektifitas system komunikasi organisasi. Delapan tujuan pokok audit komunikasi menurut Andre Hardjana :18

1. Menentukan lokasi di mana kelebihan muatan ataupun kekurangan muatan terjadi berkaitan dengan topik-topik, sumber-sumber, dan saluran-saluran komunikasi tertentu.

2. Menilai kualitas informasi yang dikomunikasikan oleh dan atau kepada sumber-sumber informasi.

3. Mengukur kualitas hubungan-hubungan komunikasi, secara khusus mengukur sejauh mana kepercayaan antar pribadi, dukungan, keramahan, dan kepuasan kerja karyawan secara keseluruhan dilaksanakan.

      

(45)

 

4. Mengenali jaringan-jaringan yang aktif operasionaluntuk desas-desus, pesan-pesan sosial, dan pesan-pesan kedinasan kemudian dibandingkan dengan jaringan komunikasi resmi atau jariingan yang dibentuk sesuai dengan bagan organisasi

5. Mengenali sumber-sumber kemacetan arus informasi dan para penyaring informasi dengan membandingkan peran-peran komunikasi dalam praktek, seperti penyendiri, penghubung, anggota-anggota kelompok dengan peran-peran yang seharusnya sebagaimana diharapkan oleh bagan organisasi dan uraian tugas.

6. Mengenali kategori-kategori dan contoh-contoh tentang pengalaman-pengalaman dan peristiwa-peristiwa komunikasi yang tergolong positif ataupun yang tergolong negative.

7. Menggambarkan pola-pola komunikasi yang terjadi pada tingkat pribadi, kelompol, dan organisasi dalam berkaitannya dengan topik, sumber, saluran, frekuensi, jangka waktu, dan kualitas interaksi.

8. Memberikan rekomendasi-rekomendasi tentang perubahan ataupun perbaikan yan gperlu dilakukan berkaitan dengan sikap, perilaku, praktek-praktek kebiasaan, dan keterampilan yang didasarkan atas hasil analisis audit komunikasi

2.6.3 Prosedur Audit Komunikasi

(46)

 

persyaratan ilmiah dapat dipenuhi. Prosedur atau tahapan yang perlu diuraikan dan dilakukan dalam audit komunikasi.

Berkaitan dengan tahap-tahap penelitian audit komunikasi, Moore (1989) Jones (Pavlik, 1987) membaginya menjadi empat tahap:19

1. Menyelidiki apa yang “kita” pikirkan

       

2. Menyelidiki apa yang “mereka” pikirkan

3. Mengevaluasi perbedaan antara dua sudut pandang

4. Menganjurkan atau merekomendasikan program komunikasi yang komprehensif dengan tujuan untuk mengakhiri kesenjangan tersebut.

Dalam hal ini, yang dimaksud Apa yang kita pikirkan, berkaitan dengan sesuatu yang ideal yang ingin dicapai oleh suatu lembaga, dengan kata lain adalah tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga.

Kedua, menyelidiki apa yang kita pikirkan. Maksudnya “mereka” di sini adalah semua internal public dan external public dari suatu perusahaan atau lembaga yang akan diaudit.

Ketiga, mengevaluasi perbedaan antara dua sudut pandang dimaksudkan untuk melihat keberhasilan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Caranya dengan membandingkan apa yang perusahaan pikirkan dengan apa yang “mereka” pikirkan, kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga dapat dikatakan berhasil.

 

(47)

 

2.6.4 Lingking a Public Relations Planning Model with an Evaluation Model

Sejumlah model telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana dan kapan riset atau evaluasi harus dilakukan dalam suatu program dalam ranah humas yang diterapkan. Salah satu contohnya adalah program CSR.

Terdapat 5 model yang sudah diindentifikasikan dan dievaluasi oleh

UK Academia : Paul Noble dan Tom Watson. Kelima model itu adalah model PII, model makro evaluasi PR atau The Macro Model of PR Evaluation, The PR “Effectiveness Yardstick”, model evaluasi berkesinambungan atau continuing model of evaluation, dan model evaluasi terpadau atau the unified.

Selain kelima model di atas, Jim Pritchitt dan Bill Sherman mencantumkan model riset dalam Gold Paper no 11 dimana digambarkan bahwa proses evaluasi itu menjadi bagian yang sangat menyatu dengan kegiatan atau program yang akan dievaluasi.20

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam melakukan evaluasi pada suatu program public relations tidak dapat dilakukan secara sepotong-sepotong. Evaluasi sudah harus dimulai dari awal program itu dibentuk, yakni ketika manajemen baru mulai menyusun tujuan awal program. Tahap ini disebut sebagai tahap persiapan/preparation/ input.

      

(48)

 

Model Evaluasi Lingking a Public Relations with an Evaluation Modeldel Evaluasi Lingking a Public Relations with an Evaluation Model

The Planning and Production phase

In this phase, objectives can be set for

‐ Quality (is the production release. Brochure, video – a good one?)

‐ Cost )how much will it cost to produce a particular brochure? Is this

reasonable? ‐ Time (frequency of

production) ‐ Establishment of

benchmarks for objective setting

‐ Selection of best medium/activities

‐ Establishment of message content

Input (Preparation)

The Phase where the objectives of program components are met.

These objectives generally relate to

Guantity (number of people in target group affected by communication)

‐ Performance (were the planned activities undertaken in a satisfactory way?) ‐ Number of messages sent

(brochures distributed, releases sent and where published – quality/appropriateness/circula tion

‐ Number of messages received ‐ Number who responded to that

message and how.

Output (Implementation)

The phase wherethe success of the program is assessed against objectives

These objectives are ussualy set in one or more of the following areas which demonstrate the results of implementing the program:

‐ Actions is taken by target groups

‐ Behavioral change is achieved

‐ Opinions and attitudes are changed

‐ Knowledge is acquired and applied

‐ Problems are solved

Outcome (Impact)

PHASE 3 Agreed plan implemented

(49)

 

Model riset ini memiliki empat tahap, fase pertama yaitu menentukkan tujuan dari suatu kegiatan, fase kedua yaitu mulai menentukan target audiens, mulai membuat rangkaian acara, serta mulai membuat perencanaan keuangan. Lalu di fase ketiga adalah pengaplikasian atau mulai melaksanakan program yang telah direncanakan tadi. Dan yang terakhir adalah fase empat yaitu dengan menganalisa hasil yang diperoleh dari implementasi program.

Di dalam fase kedua yaitu mulai menentukan target audiens, mulai membuat rundown acara, serta mulai membuat perencanaan keuangan. Hasil dari perencanaan itu akan menghasilkan suatu bahan yang kita sebut input.

Di fase ketiga, dimana program yang sudah direncanakan sebelumnya sudah mulai dilaksanakan atau diimplementasi. Dimana pada tahap ini kita akan mendapatkan suatu output, atau sesuatu yang nyata misalnya audiens yang hadir.

Dan yang terakhir fase keempat yaitu menganalisa hasil akan menghasilkan apa yang disebut outcome, yaitu suatu perubahan yang terjadi atau suatu feedback seperti perubahan perilaku dari target audiens, atau perubahan pengetahuan.

Dalam mengevaluasi tahap input ini dapat digunakan beberapa tekhnik yaitu :21

      

(50)

 

Analysis of existing data, Benchmark research, Wawancara

kelompoks, Pilot questionnaire, Communication audit, Review of case

studies, Readability test, Expert review, Survey of publics, Network analysis

Selesai mengevaluasi program tahap input, maka masuklah pada tahap pelaksanaan program itu sendiri. Dalam tahap ini proses evaluasi tentu harus dilakukan, yakni mengevaluasi jalannya program itu sendiri, atau biasa disebut dengan tahap evaluasi output. Untuk mengevaluasi tahap output

dapat digunakan beberapa teknik, yaitu :

Statistic on distribution, Media monitoring, Media content analysis,

Audience analysis, Statistical analysis, Response rates, Coding material,

Attitude and image studies, Communication audit, Organizational culture

study, Analysis off complaints

Setelah program selesai dilaksanakan bukan berarti proses evaluasi berhenti di situ, evaluasi tetap dilakukan, bahkan untuk mengetahui hasil yang utama yang ingin dilihat dari sebuah pelaksanaan program komunikasi. Karena sebuah program komunikasi tidak hanya terlihat pada saat selesai program saja, atau biasa disebut cut&go, namun lebih ingin melihat hasil secara berkesinambungan atau continuity sebagai hasil

outcome-nya. Seperti untuk melihat perubahan sikap (behaviour) yang terjadi setelah beberapa waktu mengikuti sebuah program komunikasi.

(51)

 

Wawancara kelompoks, In-depth interviews, Surveys, Pre&post test,

Unobtrusive data collection, Quasi-experimental study, Activity outcome

Pada penelitian ini yaitu audit komunikasi program CSR PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang “Indahnya Kampungku, Tertibnya Listrikku” peneliti menggunakan model audit komunikasi milik

Jim Pritchitt/Bill Sherman Yaitu Lingking Public Relation Planning Model With An Evaluation Model yang melalui empat fase seperti yang disebutkan di atas.

Peneliti menggunakan Linking A Public Relations Planning Model With An Evaluation Model untuk mengevaluasi program “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” karena :

1. Dalam Model Lingking a Public Relations with an Evaluation Model ini, menjelaskan proses evaluasi dari tahap awal sampai akhir serta menjelaskan teknik-teknik apa saja yang bisa digunakan dalam evaluasi baik evaluasi pada tahap input, output, outcome. Sehingga model ini paling sesuai dengan tujuan peneliti.

(52)

 

3. Berdasarkan data-data yang diperoleh peneliti, baik berupa data dokumen maupun wawancara di lapangan, sesuai dengan data-data yang dibutuhkan dengan model evaluasi ini.

Dengan menggunakan model ini maka data akan dikelompokan ke dalam input, output dan outcome :

1. Tahap evaluasi input

Peneliti menganalisis data dokumen baik itu primer maupun sekunder dari data-base perusahaan yang berupa rancangan-rancangan, tujuan, juga latar belakang program sebagai tahap perencanaan program “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku”. Data dokumen ini juga didukung oleh data wawancara mengenai tahap perencanaan dari program “Sahabat PLN Indahnya Kampungku Tertibnya Listrikku” dari pihak perusahaan.

Peneliti menggunakan satu dari sepuluh teknik yang disarankan yaitu teknik analysis of existing data. Teknik ini bertujuan untuk melihat dakta-fakta yang telah diketahui dan benar. Mereview semua materi yang memungkinkan untuk diperiksa fakta-faktanya yang telah diketahui pada program tersebut. Materi yang dievaluasi mencakup :

a. Latar belakang program b. Tujuan program

(53)

 

2. Tahap evaluasi output

Dalam tahap output peneliti mengevaluasi efektifitas semua data-data yang menyangkut pada tahap pelaksanaan program. Yang termasuk tahap pelaksanaan program tersebut dimulai ketika program sudah mulai dipublikasikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada target audience sampai program tersebut dilaksanakan.

Pada tahap ini peneliti menggunakan teknik Audience analysis, attitude and image studies, communication audit dan analysis of

complaints.

Teknik audience analysis memiliki tujuan untuk mengukur efek program terhadap peserta. Teknik attitude and image studies

bertujuan untuk menemukan sikap dari stakeholder, dalam hal ini target audience, terhadap organisasi dan program. Image studies ini untuk melihat citra organisasi dan program di mata target audiens.

Teknik selanjutnya adalah communication audit, tujuannya penliti ingin melihat bagaimana program yang dijalankan dapat disebarluaskan pada target audience.

(54)

 

program. Materi yang dievaluasi mencakup pelaksanaan program di lapangan.

3. Tahap evaluasi outcome

       

Seperti yang dikatakan oleh cutlip dan broom (1994), outcome

adalah dampak yang diharapkan timbul pada target group yang merupakan tujuan utama dari keseluruhan program yang telah dilaksanakan yang mewakili tujuan dari perusahaan. Dampak tersebut berupa perubahan dari sikap dan perilaku target audience ke arah yang seperti diharapkan oleh perusahaan.

Satu-satunya teknik yang digunakan peneliti untuk mengevaluasi outcome ini adalah teknik in-depth interview. Teknik ini juga merupakan salah satu teknik yang disarankan dalam linking a public relations planning with an evaluation model.

2.7 Perencanaan Program Public Relations

Perencanaan program PR melibatkan serangkaian aktivitas, diantaranya menetapkan tujuan yang jernih untuk mencapai tujuan organisasi, menetapkan strategi yang tepat, membuat taktik untuk menjalankan program, dan alat ukur yang bisa melihat secara nyata hasil program.22

 

22 Widjajanto, Kenmada. 2013. Perencanaan Komunikasi Konsep Dan Aplikasi.

(55)

 

Menurut Fraser P. Seitel mengenai Tahapan perencanaan program PR, adalah sebagai berikut :23

a. Mengidentifikasi latar belakang persoalan

Tahap ini disebut sebagai analisis situasi atau analisis latar belakang atau pernyataan persoalan yang terjadi

b. Menyiapkan proposal

Ini adalah tahap dimana para praktisi PR menggambarkan pendekatan yang digunakan untuk memecahkan persoalan, menggarisbawahi panduan tentang “bagaimana menjalankannya” dan bagaimana menggunakan alat PR untuk mencapai tujuan .

Proposal perencanaan kampanye program PR biasanya berisi:

a. Analisis situasional yang mendeskripsikan hal yang terjadi saat ini, termasuk latar belakangnya

b. Cakupan penugasan yang menggambarkan penugasan yang harus dilakukan staf PR untuk mencapai tujuan.

c. Target khalayak, yaitu menggambarkan dan mengidentidikasi target khalayak yang spesifik dan memilahnya secara proposional menjadi kelompok yang mudah dikelola.

d. Metode riset di sini adalah menetapkan pendekatan atau teknik riset apa yang digunakan

e. Pesan kunci di sini maksudnya adalah pesan yang bagaimana yang akan dibuat kepada khalayak sasaran. Apa yang akan dikatakan

(56)

 

dalam pesan tersebut? Perasaan seperti apa yang diharapkan setelah membaca pesan? Dan sikap apa yang diharapkan muncul pada khalayak?

f. Saluran komunikasi, di sini maksudnya adalah memilih saluran komunikasi yang akan digunakan untuk kampanye program PR g. Tim proyek di sini adalah memilih atau menentukan pemain kunci

yang akan berpartisipasi dalam program.

h. Waktu dan biaya, di sini maksudnya adalah menetapkan batas waktu kampanye program disertai dengan pengajuan usulan biaya.

c. Mengaktifkan perencanaan

Ini adalah tahap menghidupkan rencana dengan melakukan serangkaian aktivitas, diantaranya mendetailkan taktik operasionalisasi, perencanaan kampanye program PR, termasuk membuat schedule, menggambarkan kapan rencanan akan dilakukan, pembuatan jobdesc, penugasan dan batas akhir kampanye.

d. Evaluasi kampanye

Dalam proses perencanaan kampanye program PR, evaluasi merupakan tahapan akhir, tetapi bukan yang terakhir. Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah perencanaan berjalan dengan semestinya. Pada tahap ini metode evaluasi harus ditampilkan dalam bentuk data hasil pre-test dan

(57)

 

khalayak, analisis isi media, data hasil survey, laporan penjualan, laporan staf, maupun umpan balik dari pihak lain.

Berikut ini adalah sebuah ilustrasi bagaimana membuat perencanaan program PR dari sebuah perusahaan yang bermaksud meningkatkan penjualan produk di pasar lokal :24

a. Analisis Lingkungan

Perusahaan ingin meningkatkan penjualan produk di pasar lokal. Saat ini produk tersebut berada di posisi ketiga dan sangat dekat dengan produk di posisi kedua, tetapi cukup jauh dibandingkan pemimpin pasar.

b. Menetapkan Tujuan Bisnis

Tujuan perusahaan adalah menciptakan market share untuk produk perusahaan di pasar lokal. Perusahaan berkeinginan melewati produk di posisi kedua, dan mendekati angka penjualan produk nomor satu. c. Menetapkan Tujuan Program PR

Memastikan komitmen perusahaan yang solid terhadap pelanggan lokal; meyakinkan pelanggan yang potensial bahwa perusahaan mempekerjakan staf yang ahli, membuat produk yang berkualitas yang sesuaidengan kebutuhan mereka; dan memastikan posisi perusahaan dalam keadaan siap bersaing dengan dua pesaing lainnya.

(58)

 

d. Menetapkan Strategi PR

a) membuat positioning perusahaan sebagai “ahlinya” di pasaran melalui survey perusahaan dan penelitian terhadap para pelanggan potensial yang memiliki kemampuan memutuskan; b) menyebarkan tulisan atau artikel tentang perusahaan ke berbagai media;dan c) menyelenggarakan rangkaian seminar untuk mendemonstrasikan keunggulan produk perusahaan.

e. Menjalankan Teknik dalam Program PR

a)memilih media lokal yang tepat untuk menampilkan pembicaraan produk; b) menampilkan publikasi di media yang berpengaruh

f. Melakukan Evaluasi

Evaluasi strategi program PR dilakukan untuk melihat apakah program yang dijalankan berhasil atau sebaliknya, dan selanjutnya hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan riset untuk memperbaiki program yang dijalankan.

2.8 Corporate Social Responsibility (CSR) 2.8.1 Definisi CSR

Berdasarkan pada Trinidad dan Tobaco Bureau of Standars (TTBS)

(59)

 

keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara lebih luas (Sankat, Clement K, 2002).25

Menjalin hubungan baik dengan lingkungan sekitar dapat melalui kegiatan pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat merupakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat itu. Masyarakat adalah partisipan sekaligus pemetik manfaat dari pembangunan.26

Menurut Busyra Azheri dalam bukunya yang berjudul Corporate Social Responsibility menjelaskan bahwa CSR adalah sebagai komitmen perusahaan untuk melaksanakan kewajiban yang didasarkan atas keputusan untuk mengambil kebijakan dan tindakan dengan memerhatikan kepentingan para stakeholders dan lingkungan di mana perusahaan melakukan aktivitasnya yang berlandaskan pada ketentuan hokum yang berlaku.27

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli yang menjelaskan mengenai definisi CSR, bahwa peneliti menyimpulkan bahwa CSR merupakan suatu rasa tanggung jawab perusahaan untuk upaya dalam pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat yang tetap berlandaskan pada hukum yang berlaku guna terciptanya kesejahteraan masyarakat.       

25 Budimanta, A., Prasetijo, A. & Rudito, B. 2007, Corporate Social

Responsibility:Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini (Edisi Kedua),ICSD, Jakarta: 72-73

26 Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media:

173

27 Azheri, Busyra. 2011. Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi

(60)

 

2.8.2 Jenis-Jenis CSR

Dalam CSR ada beberapa tipe kegiatan sosial yang dijalankan, Philip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya CSR : Doing The Most Good for Your Company and Your Caused menyatakan ada enam tipe kegiatan sosial yang dapat dilakukan perusahaan dalam menjalankan program CSR,antara lain :28

1. Cause Promotions

g

       

Perusahaan menyediakan dana, sumbangan barang atau donasi serat sumbangan lainnya yang dapat menunjukkan tingkat kepedulian perhatian perusahaan terhadap isu-isu sosial, mendukung pengumpulan dana dan partisipasi atau perekrutan sukarelawan. Perusahaan merencanakan dan mengatur promosinya sendiri.

2. Cause Related Marketin

Perusahaan berkomitmen untuk menyisihkan sebagian dari keuntungan penjualan produk untuk disumbangkan kepada suatu isu sosial . pada umumnya penawaran ini terbatas pada waktu dan produk tertentu saya. Biasanya perusahaan bekerjasama dengan lembaga sosial tertentu, menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan. Lenaikan omzet penjualan bagi si perusahaan dan terkumpulnya dana sosial bagi si lembaga sosial.

  28

(61)

 

3. Corporate Social Marketing

y

g

Perusahaan mendukung kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan masyarakat, keselamatan atau keamanan masyarakat, tentang lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Focus kegiatan ini adalah pada perubahan sikap atau perilaku dari masyarakat. Perusahaan bisa mengadakan kampanye kegiatan ini secara independen. Tapi yang sering terjadi, perusahaan melibatkan mitra dari organisasi public atau organisasi sosial.

4. Corporate Philanthrop

Perusahaan memberikan kontribusi atau sumbangan secara langsung untuk tujuan amal atau suatu isu sosial, biasanya dalam bentuk uang tunai, atau bantuan langsung berupa barang-barang yang diperlukan. Cara ini adalah cara yang paling tradisional dan yang paling sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan selama ini. Seperti yang sudah diseebutkan di awal, perusahaan kini dihadapkan pada tuntunan bagaimana menciptakan strategi dan program yang selain memberikan keuntungan bagi masyarakat juga sekaligus mendorong tercapainya tujuan serta visi misi dari perusahaan.

5. Community Volunteerin

(62)

 

waktu mereka untuk menjadi sukarelawan dalam organisasi sosial. Misalnya karyawan dari perusahaan IT mengajarkan kepada anak-anak seekolah cara mengoperasikan computer. Kegiatan ini bisa diatur oleh perusahaan atau bisa juga karyawan atau sukarelawan memilih sendiri kegiatan sosial apa yang ingin mereka lakukan.

6. Socially Responsible Business Practices

Perusahaan melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat serta melestarikan lingkungan hidup. Kegiatan ini bisa dilakukan perusahaan bekerjasama dengan lembaga atau organisasi sosial yang berkaitan dengan isu sosial tersebut. Misalnya Starbucks bekerjasama dengan lembaga konservasi untuk mendukung para petani supaya meminimalisasi efek negative pada lingkungan mereka. (Kotler. 2004:21-24)

Dari keenam jenis CSR yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa Program CSR yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang berupa Lingkungan Binaan masuk kedalam jenis CSR

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan Fungsi Manajemen
Gambar 2.2.  Jim Prichit/Bill Sherman
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yang artinya bahwa hubungan antara efektivitas program CSR terhadapat citra perusahaan PT PLN (Persero) Area Yogyakarta adalah Kuat atau tinggi dan terdapat hubungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara komunikasi antarpribadi dengan kinerja pada pegawai di PT PLN (Persero) Kantor Distribusi Jakarta

PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi dan petunjuk yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini;... Bapak

PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang selalu berusaha membuat karyawannya memiliki kinerja yang baik dalam melakukan pekerjaannya, itu dapat

Hipotesis dalam penelitian ini terbukti, yaitu ada pengaruh efektivitas program CSR terhadap citra PT PLN (Persero) Area Yogyakarta dan semakin tinggi efektivitas

Di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Pondok Kopi untuk pemindaian surat menggunakan jenis printer scanner dan hanya ada di bagian sekretaris yang letaknya

PLN (Persero), Ketua Pelaksana dan Koordinator CSR Sekolah Gratis SMK Informatika Utama, Kepala Sekolah SMK Informatika Utama, masyarakat penerima manfaat program

Setelah mengetahui secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh para karyawan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, pada Bagian Pengembangan